16
Penggunaan Media Wayang Kreasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita siswa kelas II PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA Ayu Hidayati PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected] ) Hendratno PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan menulis cerita pada siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan keterampilan menulis cerita menggunakan media wayang kreasi, hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis cerita menggunakan wayang kreasi, serta kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan wayang kreasi. Penelitian ini dirancang dengan desain penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II mencapai 100%. Hasil belajar siswa menunjukkan ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 72,2% dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 97,2%. Kendala yang ditemui pada siklus I yaitu siswa belum maksimal dalam kegiatan menceritakan kembali sesuai teks, guru tidak mengulas kembali karakter wayang di akhir pembelajaran, serta siswa belum maksimal dalam membuat kesimpulan pembelajaran menggunakan bahasa mereka sendiri. Siklus II seluruh kendala yang ditemui pada siklus I dapat diatasi dengan baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa media wayang kreasi dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya. Berdasarkan penelitian, disarankan media wayang kreasi dapat digunakan di keterampilan menulis cerita siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya. Kata Kunci: wayang kreasi, media menulis cerita. Abstract The background of this research was the lack of second grade student’s story writing skills in state elementary school Ketintang 4 Surabaya. The aim of this research are describes the implementation of student’s story writing, the score of student’s story writing, and also the obstacles that were faced during the process story writing by use creations puppets. This research design was classroom action research. The result of this research showed that learning implementation in the first cycle reached 100%. The student’s score showed the learning thoroughness in the first cycle was 72,2% and increased in the second cycle up to 97,2%. The obstacles that were faced in the first cycle in the story telling incording to the text activity are student’s were not maximal, the teacher was not to reviewed the character of the puppets in the last of learning, and the student’s were not maximal in make conclusions of the learning activity. In the second cycle, the whole obstacles that were faced is manage well. Based on those result, it conclude that by use the creations puppets media increased the story writing skills of second grade student’s of state elementary school Ketintang 4 Surabaya. Therefore, it is suggested the 1291

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : AYU HIDAYATI

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

Penggunaan Media Wayang Kreasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita siswa kelas II

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

Ayu Hidayati PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected])

Hendratno PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan menulis cerita pada siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan keterampilan menulis cerita menggunakan media wayang kreasi, hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis cerita menggunakan wayang kreasi, serta kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan wayang kreasi. Penelitian ini dirancang dengan desain penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II mencapai 100%. Hasil belajar siswa menunjukkan ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 72,2% dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 97,2%. Kendala yang ditemui pada siklus I yaitu siswa belum maksimal dalam kegiatan menceritakan kembali sesuai teks, guru tidak mengulas kembali karakter wayang di akhir pembelajaran, serta siswa belum maksimal dalam membuat kesimpulan pembelajaran menggunakan bahasa mereka sendiri. Siklus II seluruh kendala yang ditemui pada siklus I dapat diatasi dengan baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa media wayang kreasi dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya. Berdasarkan penelitian, disarankan media wayang kreasi dapat digunakan di keterampilan menulis cerita siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya.Kata Kunci: wayang kreasi, media menulis cerita.

AbstractThe background of this research was the lack of second grade student’s story writing skills in state elementary school Ketintang 4 Surabaya. The aim of this research are describes the implementation of student’s story writing, the score of student’s story writing, and also the obstacles that were faced during the process story writing by use creations puppets. This research design was classroom action research. The result of this research showed that learning implementation in the first cycle reached 100%. The student’s score showed the learning thoroughness in the first cycle was 72,2% and increased in the second cycle up to 97,2%. The obstacles that were faced in the first cycle in the story telling incording to the text activity are student’s were not maximal, the teacher was not to reviewed the character of the puppets in the last of learning, and the student’s were not maximal in make conclusions of the learning activity. In the second cycle, the whole obstacles that were faced is manage well. Based on those result, it conclude that by use the creations puppets media increased the story writing skills of second grade student’s of state elementary school Ketintang 4 Surabaya. Therefore, it is suggested the creations puppets media should be used in story writing of second grade of state elementary school Ketintang 4 Surabaya.Keywords: the creations puppet, story telling media’s.

1291

Page 2: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

PENDAHULUAN Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 menyatakan bahwa standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global (Depdiknas, 2006: 38). Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Penguasaan bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Penguasaan bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, serta aktif berpartisipasi dalam masyarakat. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, akan menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah meliputi empat keterampilan bahasa yaitu, membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Setiap keterampilan tersebut mempunyai hubungan yang saling berkaitan. Siswa di sekolah dasar harus menguasai empat keterampilan berbahasa tersebut. Salah satunya merupakan keterampilan menulis.Keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang untuk mengutarakan isi pikirannya dalam bentuk tulisan. Hal ini bertujuan agar orang lain memahami apa yang dipikirkan oleh orang tersebut. Menulis cerita narasi sederhana merupakan salah satu materi keterampilan berbicara pada siswa kelas II.

Berdasarkan hasil observasi di kelas II SDN Ketintang IV Surabaya ditemukan hasil belajar siswa dalam menulis yang hasilnya dibawah Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan,yaitu 75. Siswa yang memenuhi standart nilai KKM berjumlah 13 siswa (36%) dari total 36 siswa. Sedangkan siswa yang tidak memenuhi standart nilai KKM berjumlah 23 siswa (64 %) dari jumlah keseluruhan siswa 36. Sebuah proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila ketuntasan belajar klasikal telah mencapai 75 % .

Sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan, proses pembelajaran Bahasa Indonesia didominasi oleh peran guru. Guru masih menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan media yang menatik, serta kurang melibatkan peran serta siswa dalam menyampaikan materi. Hal tersebut menjadikan siswa menjadi pasif dan kurang berani dalam mengemukakan pendapat ataupun dalam bertanya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan media

pembelajaran yang baru dan menarik guna meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi menulis cerita narasi sederhana. Saat ini banyak media pembelajaran yang inovatif dan menarik, salah satunya yaitu media wayang kreasi.

Media wayang kreasi adalah media yang berupa adaptasi dari wayang kulit yang dikreasikan menjadi wayang kertas serta menggunakan tokoh kartun. Wayang kreasi ini terbuat dari kertas poster yang ditopang oleh bambu dan dikaitkan dengan benang wol. Media wayang kreasi ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam materi menulis cerita narasi sederhana.

Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang dipilih untuk penelitian tindakan kelas ini adalah “Penggunaan Media Wayang Kreasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita pada Siswa Kelas II SDN Ketintang IV Surabaya”.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah (a) bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan wayang kreasi akan meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya?, (b) bagaimanakah hasil belajar siswa dalam menulis cerita dengan menggunakan wayang kreasi pada siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya?, serta (c) kendala-kendala apa sajakah yang ditemui selama proses pembelajaran menggunakan wayang kreasi pada siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya dan bagaimana cara mengatasinya?.

Penelitian ini dirancang dengan tujuan (a) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media wayang kreasi pada siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya. (b) mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam menulis cerita menggunakan wayang kreasi pada siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya. (c) mendeskripsikan kendala-kendala yang ditemui selama proses pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media wayang kreasi pada siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya serta cara mengatasi kendala-kendala tersebut.

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut, (a) bagi siswa diharapkan media ini dapat mempermudah siswa untuk menyusun teks narasi sederhana, mempermudah siswa untuk memperagakan cerita teks narasi yang dibuatnya, serta dapat membantu siswa untuk berani tampil bercerita di depan kelas. (b) bagi guru diharapkan penelitian ini dapat menambah media pembelajaran khususnya bahasa Indonesia, sebagai bahan masukan untuk pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia di SD khususnya kelas II. (c) bagi sekolah diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan prestasi 2

Page 3: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

Penggunaan Media Wayang Kreasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita siswa kelas II

sekolah dan mencetak lulusan siswa yang lebih berkualitas, serta (d) bagi peneliti lain penelitian ini dapat dijadikan sumber rujukan atau referensi untuk perbaikan penelitian-penelitian berikutnya.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya tahun ajaran 2014-2015. Penelitian ini dilakukan pada tema 5 “Hidup Bersih dan Sehat” subtema 1“Hidup Bersih dan Sehat di Rumah” pembelajaran 1. Penelitian ini meneliti bahasa Indonesia kelas II dengan Kompetensi Dasar (KD) 4.2. “memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.

KAJIAN PUSTAKAa. Pengertian Menulis

Bahasa Indonesia memiliki 4 keterampilan yang harus dimiliki setiap orang, termasuk siswa sekolah dasar. Keterampilan tersebut yakni keterampilan menulis, keterampilan membaca, keterampilan menyimak serta keterampilan berbicara.

Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya, pesan sabagai isi tulisan, tulisan adalah lambang atau simbol dan penulis sebagai penyampai pesan (Suparno,2012 : 1.3).

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 1994:3).

Menulis adalah suatu proses berpikir dan menuangkan pemikirannya itu dalam bentuk wacana (karangan) (Mulyati,2009:5.3).

Berdasarkan beberapa sumber diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa menulis adalah kegiatan berpikir serta menuangkan pikiran tersebut dalam bentuk tulisan. Menulis adalah penyampaian pesan yang berupa tulisan yang bersifat produktif ekspresif. Produktif dalam melakukan kegiatan menulis serta mengembangkan tulisannya, sedangkan ekspresif adalah penuh dengan bermacam-macam ekspresi yang tertuang di dalam tulisan tersebut.

Penelitian ini meneliti keterampilan menulis dengan inti penelitian keterampilan menulis cerita teks narasi sederhana pada siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya.

b. Tujuan MenulisKegiatan menuangakan pemikiran dalam bentuk

tulisan memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1) Memberitahukan atau mengajar2) Meyakinkan atau mendesak3) Menghibur atau menyenangkan4) Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan

emosi yang berapi-api (Tarigan,1994:24).Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa menulis memiliki empat tujuan, yaitu untuk memberitahukan atau mengajar. Tujuan menulis yang pertama ini menggunakan teks jenis informasi. Tujuan menulis yang kedua untuk meyakinkan atau mendesak, tujuan ini menggunakan teks jenis persuasif. Tujuan menulis yang ketiga adalah untuk menghibur atau menyenangkan, tujuan ini menggunakan teks jenis narasi atau deskripsi. Tujuan yang keempat yaitu untuk mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api, tujuan ini menggunakan teks jenis argumentasi.

c. Manfaat MenulisMenulis memiliki banyak manfaat bagi penulisnya,

yaitu:1) Peningkatan kecerdasan2) Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas3) Penumbuhan keberanian4) Pendorong kemauan dan kemampuan

mengumpulkan informasi (Suparno,2012:1.4).Berdasarkan sumber diatas, menulis memiliki manfaat

yang positif bagi penulisnya. Selain yang diungkapkan Suparno tersebut, menulis juga mampu menghilangkan rasa bosan dan stres seseorang.

d. Hubungan antara Keterampilan Menulis dengan Keterampilan Kebahasaan yang Lain1) Hubungan Menulis dengan Membaca

Menulis dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis. Pesan yang disampaikan penulis dan diterima oleh pembaca dijembatani melalui lambang bahasa yang dituliskan (Suparno, 2012:1.7).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis dalam kegiatan menulisnya, dia membaca kembali tulisannya agar dia mengetahui apakah tulisannya tersebut dapat dimengerti oleh pembaca. Begitu juga sebaliknya, pembaca ketika sedang membaca sebuah tulisan, maka dia memposisikan dirinya sebagai penulis agar dia memahami apa yang dimaksudkan penulis tersebut.2) Hubungan Menulis dengan Menyimak

Penulis melakukan keterampilan menyimak dalam proses tulisannya. Penulis dapat menyimak jurnal,literature, televise, radio, surat kabar, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukannya untuk memperoleh gagasan serta sumber untuk bahan tulisannya. Setelah

1293

Page 4: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

penulis menemukan atau mendapatkan ide, penulis tersebut menuangkannya dalam bentuk tulisan yang kemudian dikembangkannya menjadi sebuah tulisan yang dapat dipahami maksudnya bagi pembaca.3) Hubungan Menulis dengan BerbicaraKeterampilan Menulis dan keterampilan berbicara

merupakan keterampilan bahasa yang bersifat aktif produktif. Aktif dalam hal ini yaitu aktif dalam menyampaikan pesan, Produktif yaitu pesan yang disampaikan. Namun kedua keterampilan ini memiliki perbedaan pula, yaitu menulis penerima pesan tidak hadir langsung (komunikasi satu arah). Sedangkan berbicara, penyampaian pesan dua arah yaitu penyampai pesan dan penerima pesan bertatap muka dalam satu waktu.e. Ragam Tulisan

Ragam tulisan yang kita kenal adalah sebagai berikut:

1) Fiksi, yaitu karangan yang berisikan hasil dari imajinasi penulis. Misalnya; cerpen, novel, komik,dan lain sebagainya (Mulyati,2009:5.28).

2) Non Fiksi, yaitu karangan yang disusun berdasarkan logika serta pengamatan penulisnya. Misalnya; makalah, artikel, laporan pengamatan, dan lain sebagainya (Mulyati,2009:5.28).

3) Deskripsi, yaitu karangan yang mendeskripsikan sesuatu, menjelaskan ciri-ciri suatu obyek.

4) Narasi, yaitu karangan yang menceritakan suatu kejadian tertentu, dapat ditandai dengan alur.

5) Eksposisi, yaitu karangan yang bertujuan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengatahuan dan pandangan pembacanya (Suparno,2012:1.12).

6) Argumentasi, yaitu karangan yang dibuat dengan tujuan untuk meyakinkan pembacanya tentang hal yang disampaikan oleh penulis.

7) Persuasi, yaitu karangan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya (Suparno,2012:1.13).

b. Media Pembelajarana. Pengertian Media pembelajaran

Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channell) untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber kepada penerima pesan. Misalnya seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu

perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).

Media juga dapat diartikan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Media mengacu pada penyampaian informasi dalam intuitif dengan berbagai macam cara rangsangan melalui penyatuan media yang berbeda seperti grafis, kartun, komputer, video gerak dan suara. Artinya bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi dengan berbagai cara. Misalnya dengan penyatuan media-media yang berbeda seperti media grafis, kartun, komputer, video gerak dan suara. Penyatuan media yang berbeda ini supaya mempermudah untuk menyampaikan sebuah pesan.

Berdasarkan pengertian media di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi antara sumber pesan dengan penerima pesan. Di dalam pendidikan, media dapat diartikan sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media dapat berupa koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk. Media juga dapat berupa grafis, kartun, komputer, video gerak dan suara yang dipadukan, serta ada pula media tergolong dalam kategori media tiga dimensi.

Media Pembelajaran adalah segala hal (alat, benda, metode, prosedur) yang difungsikan sebagai perantara penyampaian pesan dalam proses komunikasi pembelajaran. Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Mulai dari yang paling sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat sendiri oleh guru dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang tersedia di lingkungan yang bisa langsung dimanfaatkan, dan ada yang dengan sengaja dirancang.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran bercerita kegiatan adalah media wayang kreasi. Media wayang kreasi termasuk dalam kategori media dua dimensi yang dapat membantu guru dalam penyampaian materi pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2009 : 190) mengatakan bahwa jenis boneka sederhana lainnya yang memiliki kemungkinan berperan secara terbatas adalah wayang.

Wayang terdiri atas suatu bentuk yang dibuat dari potongan kertas karton yang dikaitkan kepada sebuah batang atau tongkat. Gerakannya terbatas dari satu tempat ke tempat yang lain pada satu panggung sambil bercerita.

4

Page 5: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

Penggunaan Media Wayang Kreasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita siswa kelas II

Kesederhanaan dari pembuatan dan permainannya membuat wayang mudah diadaptasikan dalam penggunaannya di tingkat pertama sekolah dasar.

Media ini dipilih sebagai alat dalam menyajikan materi menulis cerita karena bentuknya yang menarik serta tokoh yang digunakan adalah tokoh kartun yang sedang digemari oleh anak dalam kelompok kelas rendah. Sehingga siswa lebih tertarik terhadap materi yang kemudian menjadikan siswa lebih fokus dengan pembelajaran. Selain itu dengan menggunakan media wayang kartun, siswa mendapat gambaran yang jelas mengenai kegiatan yang sedang dilakukan oleh tokoh kartun tersebut.

b. Manfaat Media PembelajaranMedia pembelajaran yang sesuai dengan materi,

kompetensi yang akan dicapai, serta menarik bagi siswa, dapat mengaktifkan proses belajar berpusat pada siswa. Akhirnya, media ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik, dengan demikian manfaat media pembelajaran antara lain:

1) Proses belajar akan menjadi semakin menarik. 2) Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.3) Materi yang akan disampaikan menjadi jelas

dengan penggunaan media yang sesuai.4) Dapat menghindari kesalahan konsep yang

ditanamkan pada pemikiran siswa.5) Metode pengajaran menjadi bervariasi, sehingga

tidak monoton.6) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan karena

sistem pembelajaran berpusat pada siswa.

c. Pemilihan Media PembelajaranBerbagai macam jenis media yang ada untuk

menunjang pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, yaitu:

1) Media dua dimensi atau media grafis yang memiliki ukuran panjang dan lebar, seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun, komik, dan lain – lain.

2) Media tiga dimensi yang berupa model seperti, model padat ( solid model), model penampang, model susun, model kerja, diorama, wayang, dan lain – lain.

3) Media proyeksi yakni media yang diproyeksikan dari proyektor kelayar lebar yang mampu dilihat oleh banyak mata. Misalnya, slide, film strips, film, OHP, dan lain – lain.

4) Lingkungan sekitar yang memenuhi syarat dapat dijadikan sebuah media pembelajaran yang terjangkau namun berkesan dalam pemikiran siswa. Karena dengan memanfaatkan lingkungan

sekitar, berarti memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk melakukan banyak hal demi menambah pengalaman belajar mereka.

Di dalam proses pembelajaran, pemilihan media sangat penting untuk menunjang materi yang akan disampaikan kepada siswa. Media pembelajaran yang dapat dikategorikan menjadi media yang baik adalah bukan dinilai dari harga, kualitas, dan modernnya, namun dilihat dari segi kecocokan dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Penggunaan media yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan, akan membantu siswa untuk memahami materi, sehingga dapat menambah pengetahuan siswa dengan harapan mampu meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

Sebuah media pembelajaran dapat dikatakan sebagi media pembelajaran yang sesuai dengan materi diperlukan karakteristik maupun syarat – syarat tertentu. Karakteristik – karakteristik tersebut diantara lain;

1) Ketepannya dengan tujuan pembelajaran2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran.3) Kemudahan memperoleh media.4) Keterampilan guru dalam menggunakan media.5) Tersedia waktu untuk menggunakannya.6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa.

Berdasarkan uraian diatas, media pembelajaran bukan sebagai administrasi wajib dalam setiap pembelajaran, namun sebagai penunjang, dan pelengkap proses pembejaran.

Penelitian tindakan kelas ini, menggunakan media wayang kreasi yang digunakan untuk menyampaikan materi menulis cerita kegiatan dilingkungan sekitar dengan kompetensi menulis cerita narasi sederhana. Siswa akan dinilai keterampilan menulisnya baik sebelum penggunaan media maupun setelah penggunaan media.

Melalui media wayang kreasi ini penulis mengharapkan siswa mampu menulis cerita dengan ejaan yang tepat serta memiliki daya imajinasi yang tinggi. Sehingga membantu siswa untuk meningkatkan daya berfikirnya agar tidak hanya berkutat dengan pemikiran konkrit, namun juga bisa mengaktifkan cara berfikir abstrak.

c. Wayang Kreasia. Pengertian Wayang Kreasi

Wayang (bahasa Jawa), bervariasi dengan kata bayang, yang berarti bayangan. Seperti halnya kata watu dan batu, yang berarti batu dan kata wuri dan buri, yang berarti belakang. Bunyi b dilambangkan

1295

Page 6: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

dengan huruf b dan w pada kata yang pertama dengan yang kedua tidak mengakibatkan perubahan makna pada kedua kata tersebut.

Wayang menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah boneka tiruan yang dipahat (dari kayu/kulit) untuk dipakai sebagai pertunjukan. Pendapat lain mengatakan bahwa wayang adalah bentuk atau rupa yang terjadi disebabkan oleh barang yang terkena sorot, serta dapat diartikan pula denganperwujudan orang atau barang lainnya yang terbuat dari kulit bausastra jawi dalam (Yasasusastra, 2011:1).

Kreasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah hasil daya khayal yang diwujudkan, hasil daya cipta, hasil ciptaan buah pikiran atau juga dapat diartikan sebagai kecerdasan akal manusia. Sedangkan dalam pengertian luas wayang bisa mengandung makna gambar, boneka tiruan manusia yang terbuat dari kulit, kardus, seng, mungkin kaca-serat (fibre-glass), atau bahan dwimatra lainnya, dan dari kayu pipih maupun bulat corak tiga dimensi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa wayang kreasi adalah hasil daya khayal manusia yang diwujudkan dalam bentuk atau rupa pahatan (dari kayu/kulit) yang terkena sorot untuk dipakai pertunjukan.

Bentuk karya ini diaplikasikan menjadi media pembelajaran dengan penyesuaian lingkungan serta bentuk yang lebih sederhana, modern dan juga menarik bagi siswa kelas rendah. Media ini dipilih dengan tujuan menarik minat siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Media wayang kreasi termasuk media tiga dimensi karena merupakan sebuah bentuk tiruan yang diadaptasikan dari wayang kulit dengan penyerdehanaan bentuk. Untuk memainkan wayang kreasi ini diperlukan suara (suluk) yang disederhanakan menjadi suara dari guru yang bercerita seperti dalang namun tidak dilagukan,dan juga menggunakan bahasa Indonesia serta gambar yang digunakan adalah gambar tiruan berupa wayang yang berbentuk gambar tokoh kartun. Media tersebut digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa dalam menulis cerita narasi sederhana.

Penggunaan media wayang kreasi dalam proses pembelajaran menulis cerita kegiatan di lingkungan sekitar diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran sehingga kompetensi Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian benar-benar dikuasai siswa. Selain itu,

menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna, bervariasi dan menarik, karena dalam proses pembelajaran siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.

b. Kelebihan Wayang KreasiWayang kreasi sebagai suatu alat untuk menunjang

keterampilan menulis cerita dirasa sesuai dengan usia siswa kelas rendah. Karena didalam menulis cerita mereka melihat atau menyimak kegiatan langsung yang dilakukan oleh wayang tersebut. Selain itu kelebihan wayang kreasi ini antara lain,

1) Wayang kreasi ini mampu sebagai alat penunjang materi berbicara.

2) Wayang kreasi ini merupakan suatu kesenian lokal yang dikreasikan sesuai dengan usia pemahaman siswa, yang dikenalkan pada generasi muda.

3) Wayang kreasi ini dapat juga digunakan sebagai hiburan murah bagi siswa sehingga siswa tidak jenuh ketika dalam proses pembelajaran.

c. Kelemahan Wayang KreasiSelain memiliki kelebihan, wayang kreasi ini juga

memiliki kelemahan atau kekurangan. Kelemahan–kelemahan itu diantaranya adalah:

1) Membutuhkan waktu yang lama untuk persiapan penggunaan media ini.

2) Membutuhkan tempat yang memadai untuk memperagakannya.

3) Membutuhkan set tempat yang sesuai dengan jalan cerita.

4) Membutuhkan properti yang lain selain wayang itu sendiri.

Kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh wayang kreasi ini dirasa sesuai untuk digunakan sebagai media atau alat penunjang pemahaman materi menulis cerita narasi sederhana pada siswa kelas rendah. Melalui media pembelajaran ini diharapkan peningkatan hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis dapat terjadi secara signifikan.

METODEPenelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan

rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam Bahsa Inggris PTK diartikan dengan Classroom Action Research disingkat CAR. Menurut Suharsimi (2008:58) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, tiga kata tersebut yakni:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

6

Page 7: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

Penggunaan Media Wayang Kreasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita siswa kelas II

bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa dalam satu waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Penelitian Tindakan Kelas dikemukakan pertama kali oleh Kurt Lewin yang memiliki empat komponen (dalam Somadayo, 2013; 39). Empat komponen tersebut yaitu (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), serta (4) refleksi (reflecting).

Kemudian konsep ini dikembangkan oleh peneliti-peneliti lainnya, misalnya Stephen Kemmis dan Mc Taggrat (dalam Somadayo, 2013; 40) satu siklus yang digagas oleh Kemmis dan MC Taggrat berisikan tiga tahap yakni:

a. Perencanaan (planning)b. Aksi / Tindakan (Action) dan Observasi

(Observing)c. Refleksi (reflecting)Tahap-tahap penelitian ini menggunakan siklus yang

digagas oleh Kemmis dan Taggrat. Yaitu (a)perencanaan yakni berisikan tentang rencana penelitian yang akan dilakukan termasuk penentuan waktu yang digunakan untuk penelitian.(b) tindakan, yakni segala tindakan peneliti yang sudah direncanakan sebelumnya (c) observasi yaitu pengambilan data dan pembahasan serta (d)refleksi berisi tentang evaluasi dari sikluks 1, apabila siklus 1 belum memenuhi hasil yang diinginkan maka dilakukan siklus 2.

Gambar 1. Siklus penelitian menurut Kemmis dan Taggrat.

Siklus 2 juga memiliki tahapan yang sama dengan siklus 1. (a)perencanaan, merencanakan penelitian ulang. (b)tindakan, melakukan tindakan penelitian sesuai dengan rencana penelitian siklus 2. (c)observasi, pengambilan data serta pembahsan data yang diambil dari siklus 2. (d) refleksi, pembahasan hasil dari siklus 2 sekaligus penentuan apakah siklus ini ditambah atau dirasa sudah cukup.

Subyek penelitian tindakan kelas ini yaitu kelas II. Kelas II dipilih karena kelas II merupakan kelas rendah yang masih berada dalam tahap praoperasi, dengan karakteristik masih menggunakan simbol/bahasa, tanda, dan konsep intuitif, serta memahami objek melalui gambar dan visualisasi verbal. Selain itu, subyek dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas II. Hal ini dikarenakan siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya dalam materi menulis cerita kegiatan di lingkungan sekitar tergolong rendah.

Lokasi penelitian ini bertempat di SDN Ketintang 4 Surabaya. Lokasi ini dipilih karena ada tiga alas an, yaitu: (a)permasalahan ini muncul di SDN Ketintang 4 Surabaya. (b)guru kelas II beserta seluruh staf SDN Ketintang 4 Surabaya bersedia menjadi mitra dalam penelitian. Serta (c)kepala sekolah SDN Ketintang 4 Surabaya member izin untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas guna memperbaiki kualitas pembelajaran di SDN Ketintang 4 Surabaya.

Prosedur penelitian ini melalui 4 tahap dalam setiap siklus. Tahap pertama berupa perencanaan tindakan. Perencanaan tindakan ini meliputi , menganalisis kurikulum untuk menentukan standart kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Dilanjutkan dengan menyusun alat pembelajaran yang berupa RPP,LKS, serta instrument penilaian. Dilanjutkan dengan membuat alat peraga yang sesuai, dalam hal ini wayang kreasi. Serta yang terakhir menentukan jadwal tindakan yang akan dilaksanakan.

Tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Tahap ini dibagi dua yang dilakukan sekaligus dalam satu waktu. Yaitu pelaksanaan tindakan yaitu melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Selain itu juga dilakukan pengamatan/observasi yang dilakukan oleh observer terhadap seluruh kegiatan belajar mengajar. Hal ini terkait dengan proses pembelajaran, hasil belajar dan juga kendala-kendala yang muncul. Observer ini terdiri dari guru kelas II serta teman sejawat yang telah ditentukan sebelumnya.

Tahap berikutnya yaitu refleksi. Tahap ini seluruh kegiatan dievaluasi untuk menghasilkan keputusan apakah siklus ini dilanjutkan atau berhenti cukup dengan satu siklus saja. Hal yang menjadi indikator dalam evaluasi ini

1297

Siklus I

Siklus II

Page 8: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

adalah proses pembelajaran, hasil belajar siswa serta kendala-kendala yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Ketiga indikator ini kemudian dicarikan solusi bersama untuk dilanjutkan menuju siklus II. Penyusunan siklus II juga melalui tahapan yang sama dengan tahapan pada siklus I. Sehingga akan dapat terlihat hasilnya pada tahap refleksi. Hasil perbandingan siklus I dan II.

Penelitian tindakan kelas ini juga membutuhkan pengumpulan data, sehingga dibutuhkan teknik pengumpulan data serta data itu sendiri. Data ini akan diolah dan menjadi alat ukur keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini.data yang dibutuhkan yakni data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran. Data kedua yang dibutuhkan yakni data hasil belajar siswa dalam menulis cerita teks narasi sederhana menggunakan wayang kreasi. Serta data kendala-kendala yang terjadi di lapangan selama proses pembelajaran berlangsung.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengamatan /observasi. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran berlangsung (tindakan). Teknik pengumpulan data yang kedua yaitu, tes. Teknik ini dibutuhkan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam menulis cerita teks narasi sederhana menggunakan wayang kreasi. Teknik yang teakhir yaitu catatan lapangan. Teknik ini berfungsi untu mengumpulkan data kendala-kendala yang muncul selama proses tindakan / pembelajaran berlangsung.

Instrument penelitian yang digunakan berjumlah tiga, yaitu yang pertama adalah lembar pengamatan. Lembar pengamatan ini digunakan untuk menilai selama proses pembelajaran berlangsung. Instrument penelitian yang kedua yaitu lembar tes. Lembar tes ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, dengan kata lain lembar ini digunakan untuk menilai hasil belajar siswa. Instrument yang terakhir adalah lembar catatan lapangan. Lembar penilaian ini digunakan untuk mengetahui kendala-kendala apasajakah yang muncul selama prses pembelajaran berlangsung.

Data yang telah terkumpul selanjutnya akan diproses dengan cara dianalisis. Analisis data menggunakan rumus yang berbeda-beda. Pengamatan proses pembelajaran memilih dua rumus, yaitu rumus mencari presentase keterlaksanaan pembelajaran serta skor hasil ketercapaian pelaksanaan pembelajaran.

Keterangan : P : Presentase ƒ : Banyaknya aktivitas yang terlaksanaN : Jumlah keseluruhan aktivitas yang dinilaiKriteria penilaian sebagai berikut:♦ 85 % - 100 % : Sangat Baik♦ 70 % - 84 % : Baik♦ 55 % - 69 % : Cukup♦ 40 % - 54 % : Kurang♦ < 40 % : Sangat Kurang

(Somadayo, 2013:167)

Tes evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan rumus hasil belajar siswa secara individual.

Serta rumus hasil belajar siswa secara klasikal.

Kendala-kendala yang muncul tidak perlu dianalisis menggunakan rumus, namun dengan cara peneliti bersama observer mencatat kendala – kendala yang dialami dalam catatan lapangan, kemudian peneliti mencari solusi terbaik bersama guru kelas II serta teman sejawat yang menjadi observer.

Penelitian ini memiliki tiga indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas, diantaranya adalah, (a) Pelaksanaan pembelajaran mencapai 85≥% dengan nilai ketercapaian minimal ≥80. (b) Ketuntasan belajar secara individu mendapai KKM yang telah ditentukan yaitu ≥75, sedangkan ketuntasan belajar siswa klasikal mencapai ≥75 % (Nurgiyantoro, 2010:30) (c) Kendala-kendala yang muncul selama proses tindakan dapat diatasi dengan baik.

HASIL DAN PEMBAHASANHASIL

ƒP = X 100 %

N

Jumlah skor yang diperolehNilai Akhir = X 100

Skor Maksimal

Jml Siswa TuntasKttsn Belajar Klasikal = X 100%

Jml Siswa Keseluruhan

8

Page 9: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

Penggunaan Media Wayang Kreasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita siswa kelas II

Hasil penelitian tindakan kelas ini diambil melalui data yang telah dianalisis sebelumnya. Hasil penelitian siklus 1 menunjukkan ketercapaian penelitian mencapai 100% dengan ditandai seluruh aspek sudah dilakukan walaupun dengan skor yang belum maksimal. Sedangkan siklus II keterlaksanaan pembelajaran mencapai 100% . Hal ini dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Diagram 1 presentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II.

Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Siklus I dengan presentase 72,2% sehingga 26 siswa mencapai nilai KKM sedangkan 10 lainnya belum mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu 75 dari total keseluruhan 36 siswa. Siklus II mengalami peningkatan yaitu dengan presentase 97,2% yakni 35 siswa dari 36 siswa yang telah mencapai nilai KKM sedangkan 1 siswa tidak mencapai KKM. Penjabaran ini dapat dilihat juga melalui diagram presentase hasil belajar kedua siklus di bawah ini.

Diagram 2 Presentase hasil belajar siswa pada siklus I dan II.

Kendala-kendala yang ditemui dari siklus I yaitu, siswa belum maksimal untuk menceritakan kembali sesuai teks, guru tidak mengulas kembali karakter wayang pada akhir pembelajaran, serta siswa belum maksimal dalam membuat kesimpulan dengan pembelajaran dengan kalimat mereka sendiri. Pada siklus II kendala- kendala yang ditemui pada siklus I dapat diatasi dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka penelitian ini dinyatakan cukup sampai pada siklus II dan penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil. Penggunaan media wayang kreasi dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian maka, disarankan media wayang kreasi digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya.

PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat

dijelaskan bahwa hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran menggunakan media wayang kreasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya meningkat dari siklus I menuju ke siklus II.

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan hasil dari siklus I yang masih banyak siswa belum tuntas. Meningkat pada siklus II hamper seluruh siswa sudah tuntas belajar.

Kendala-kendala yang muncul selama proses pembelajaran siklus I dapat dicarikan solusi serta dapat diatasi pada siklus II. Sehingga siklus penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup pada siklus II, sehingga tidak dilanjutkan untuk siklus berikutnya.

PENUTUP

1299

Page 10: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

SimpulanBerdasarkan analisis pembahasan dari penelitian ini,

dapat ditarik kesimpulan bahwa:Penggunaan media wayang kreasi untuk

meningkatkan keterampilan menulis cerita pada siswa kelas II SDN Ketintang 4 Surabaya mengalami peningkatan. Hasil pengamatan pada siklus I menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran memperoleh presentase sebanyak 100% dengan skor 97,1. Siklus II menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran memperoleh presentase sebanyak 100 % dengan skor ketercapaian 98,7. Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa keterlaksanaan pembelajaran meningkat dari siklus I ke siklus II.

Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari pengamatan siklus I hingga siklus II. Siklus I hasil belajar siswa memperoleh presentase sebanyak 72,2 % dengan rincian 26 siswa yang tuntas sedangkan sisanya 10 siswa tidak tuntas atau mendapatkan nilai ≤ 75 memperoleh presentase sebesar 27,7 %. Siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 25 %. Yaitu dengan total 35 siswa atau 97,2 % siswa tuntas atau mendapat nilai ≥ 75, sedangkan sisanya 1 siswa atau 2,7 % siswa tidak tuntas atau mendapatkan nilai ≤ 75. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media wayang kreasi sangat efektif dan menyenangkan apabila digunakan untuk pelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis cerita.

Kendala-kendala yang ditemui pada saat pembelajaran berlangsung selama siklus I, dapat diatasi dengan baik. Beberapa kendala pada saat siklus I berlangsung dapat diperbaiki pada siklus II, sehingga pada saat siklus II dilaksanakan proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik dengan hasil belajar

SaranPenelitian ini digunakan sebagai alternatif dalam

pemebelajaran menulis cerita narasi sederhana. Setelah penelitian ini dilaksanakan, peneliti memberi saran sebagai berikut:a. Bagi Guru

1) Menggunakan media wayang kreasi agar dapat membantu siswa dalam memahami materi menulis cerita narasi sederhana.

2) Pemanfaatan media wayang kreasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis cerita narasi sederhana.

b. Bagi SekolahMembuka kesempatan seluas-luasnya bagi guru

untuk mengembangkan media inovatif agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, serta mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini masih harus dikembangkan sehingga kemudian hari pembelajaran lebih bermakna dan sempurna.

d. Bagi Instansi TerkaitHendaknya selalu membuka kesempatan bagi

seluruh guru dalam upaya pengembangan dalam menuju penciptaan generasi penerus yang cerdas dan sesuai dengan tujuan pendidikan yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). 2005. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka

Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. 2014. Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas II Tema Aku dan Sekolahku. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. 2014. Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas II Tema Aku dan Sekolahku. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulyati, Yeti, dkk. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:Universitas Terbuka.

Muslich, Masnur. 2011. Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Yogyakarta : BPFE.

Sudarminto,puguh.wordpress.com. 2012. Bab iii Metodologi Penelitian. diunduh 26 Oktober 2014.

Sudarsono.wordpress.com. 2000. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. Diunduh 12 oktober 2014.

Sudjana, Nana. Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Suparno, Mohamad Yunus. 2012. Keterampilan Menulis. Tanggerang:Universitas Terbuka.

Somadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.

Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi Program Sarjana Strata Satu (S-1). 2014. “Pedoman

Page 11: PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KREASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA SISWA KELAS II SDN KETINTANG 4 SURABAYA

Penggunaan Media Wayang Kreasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita siswa kelas II

Penulisan skripsi” (on line) dalam ejournal.unesa.ac.id. Diunduh 30 september 2014.

Yasasusastra, J. Syahban. 2011. Mengenal Tokoh Pewayangan. Yogyakarta: Pustaka Mahardika.

1301