Pengkajian JURNAL

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN Manajemen Pengetahuan dalam Perawatan Kesehatan Definisi Manajemen Pengetahuan (MP) masih terbuka dan adakalanya sangat problematic, bahkan sejumlah penulis memandang bahwa manajemen pengetahuan masih merupakan suatu bidang yang sulit untuk diimplementasikan, yang masih memerlukan eksplorasi dan pengembangan yang signifikan. Konsep Manajemen Pengetahuan berkembang di dunia bisnis, sebagai suatu konsep Manajemen Pengetahuan (MP) diterapkan untuk meningkatkan dan memperbaiki pengoperasian perusahaan dalam rangka meraih keuntungan kompetitif dan meningkatkan laba. Manajemen pengetahuan digunakan untuk memperbaiki komunikasi diantara manajemen puncak dan diantara para pekerja untuk memperbaiki proses kerja, menanam budaya dengan berbagi pengetahuan dan untuk mempromosikan dan mengimplementasikan system penghargaan berbasis kinerja (Teng dan Hawamdeh, 2002). Manajemen Pengetahuan sekarang lebih dikembangkan dengan

perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi khususnya internet yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, membuat perilaku masyarakat pencari informasi mengalami banyak perubahan dan penyesuaian (Leng, 2004). Sumberdaya elektronik yang tersedia melalui internet menjadi sasaran pertama bagi para pencari informasi, dihadapkan pada tantangan baru untuk menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu serta berasal dari banyak sumber. Dengan kata lain ditantang untuk menyediakan seluruh spectrum

informasi, tidak hanya terbatas pada pengetahuan eksplisit, sehingga dalam hal ini pengkaji perlu mengeksplorasikan konsep Manajemen Pengetahuan untuk diterapkan dilingkungan kerja, terutama di temapat kerja Rumah sakit dalam pelayanan kesehatan. Dalam Jurnal yang dibuat oleh Janet Guptill ini adalah jurnal tentang Manajemen Pengetahuan dalam Pelayanan Kesehatan yang bertujuan untuk mengubah budaya pelayanan kesehatan menjadi lebih kooperatif, lebih transparan, dan lebih proaktif. Apabila MP diterapkan dengan baik didalam konteks Rumah Sakit maka akan mengubah system pelayanan kesehatan selama beberapa decade mendatang menjadi lebih efektif dari segi biaya, mencegah terjadinya kesalahan, dan sumber daya publik yang dapat terukur. Dan dalam jurnal ini mahasiswa mengkaji fenomena MP yang ada di luar negeri, apa sesungguhnya MP tersebut, bagaimana persepsi pustakawan tentang MP, dan bagaimana kemungkinan konsep MP dalam perawatan kesehatan diimplementasikan di rumah sakit di Indonesia.

BAB 2 DASAR TEORIA. Konsep Pengetahuan

Pengetahuan berasal dari informasi yang relevan yang diserap dan dipadukan dalam pikiran seseorang. Dengan kata lain, pengetahuan berkaitan dengan apa yang diketahui dan dipahami oleh seseorang. Dan pengetahuan merupakan informasi yang diinterpretasikan dan diintergrasikan (Koina, 2004). B. Konsep Manajemen Pengetahuan Definisi Manajemen Pengetahuan dari beberapa ahli antara lain :1.

Harvard College (1999) : Knowledge Management (KM) merupakan suatu proses terformat dan terarah dalam mencerna informasi yang telah dimiliki suatu perusahaan dan mencari apa yang dibutuhkan oleh masing-masing individu didalam perusahaan tersebut untuk kemudian memfasilitasinya agar mudah diakses dan selalau tersedia bilamana dibutuhkan (Sembel & Santoso, 2002 ).

2.

Amrit Tiwana : Knowledge Management (KM) merupakan pengelolaan pengetahuan secara terorganisasi untuk membuat nilai bisnis dan membangkitkan keuntungan yang bersaing(Tiwana, 2000).

3.

Kirk Klassion : Knowledge Management (KM) merupakan kemampuan untuk membuat dan menguasai nilai tinggi dari inti persaingan bisnis (Tiwana, 2000).

4.

Thompson (2003), knowledge management (KM) adalah kegiatan kritikal perusahaan yang memebutuhkan perhatian khusus, keampuan untuk menyebarkan knowledge dan keahlian, dapat meningkatkan efektifitas organisasi.

5.

Laudon dan Laudon (2004), knowledge management (KM) adalah sekumpulan proses yang dikembangkan dalam sebuah organisasi untuk membuat, mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan menyebarkan knowledge.

6.

Boomer (2004) : Knowledge Management (KM) adalah suatu proses merangkul pengetahuan sebagai aset strategis agar dapat terus menerus memacu keuntungan bisnis dan mempertimbangkan pendekatan "sebuah perusahaan" untuk mengidentifikasi, menangkap, mengevaluasi,

meningkatkan dan membagi modal intelektual perusahaan).7.

Siregar (2005) Knowledge Management (KM) adalah suatu disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap

pengidentifikasian, pengelolaan dan pendistribusian semua asset informasi suatu organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa knowledge management adalah suatu proses dalam perusahaan dalam mengumpulkan, menyimpan, dan

mendistribusikan knowledge termasuk menyebarkan keahlian yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas organisasi dalam mencapai sasaran bisnis. Manajemen Pengetahuan merupakan suatu disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap pengidentifikasian, pengelolaan, dan pendistribusian semua asset informasi suatu organisasi. Selanjutnya informasi

yang dimaksudkan meliputi database, dokumen, kebijakan, prosedur dan juga keahlian dan pengalaman yang sebelumnya tidak terartikulasi yang terdapat pada pekerja perorangan. Manajemen pengetahuan ini berkaitan dengan pengetahuan eksplisit, yang dikodifikasikan dalam dokumen dan database, dan pengetahuan Implisit , yang berwujud dalam pendidikan dan ketrampilan kerja. Pengertian manajemen pengetahuan sangat luas, ada juga yang mengatakan bahwa manajemen pengetahuan adalah serangkaian proses yang dikembangkan didalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi. Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam Manajemen Pengetahuan

sebagai pemungkin proses bisnis yang bertujuan untuk menciptakan, menyimpan, memelihara, dan mendiseminasikan pengetahuan. C. Komponen Knowledge Management Menurut Dilip Bhatt (2000) bahwa knowledge management memiliki komponen yang saling terkait satu sama lain, adapun komponennya : 1. People, yang berarti Knowledge berasal dari orang. People untuk membentuk knowledge baru. Tanpa

merupakan bentuk dasar

adaorang tidak akan ada knowledge; 2. Technology,merupakan infrastruktur teknologi yang standar,konsisten, dan dapat diandalkan dalam mendukung alat-alat perusahaan; dan

3.

Processes, yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan, dan menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan menjalankan prosedur dan proses tertentu. Ketiga komponen ini dapat menghasilkan suatu pembelajaran bagi

organisasi.

BAB III GAGASAN PUSTAKAWANA. Gagasan Pustakawan terhadap Manajemen Pengetahuan dalam

Pelayanan Kesehatan Menurut Janet Guptill, Knowledge Management (KM) adalah komitmen jangka panjang yang berkelanjutan untuk mengubah budaya pelayanan kesehatan menjadi lebih kolaboratif, lebih transparan, dan lebih proaktif. KM, jika diterapkan dengan baik, maka akan mengubah sistem pemberian pelayanan kesehatan pada beberapa dekade mendatang menjadi lebih efektif dalam pembiayaan, mencegah terjadinya kesalahan, dan sumber daya publik yang dapat diukur kebutuhannya. manajemen pengetahuan (MP) adalah filsafat bisnis kontemporer yang merupakan pengembangan secara logis dari tiga tren dasar, yaitu:1. Bertambahnya jumlah

teks informasi digital, keberadaan gambar,

audio,video dan Internet di mana-mana membuat informasi ini siap dan tersedia;

2. Globalisasi produk bisnis seperti ini dapat terjadi di mana saja diseluruh

dunia dan dalam hal ini pengetahuan tentang bagaimana membuat produk yang lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat keunggulan kompetitif yang benar dan tepat; 3. Kompleksitas tumbuh modern bisnis yang memerlukan proses bisnis baru dapat untuk memberikan informasi yang benar pada saat yang tepat untuk memastikan akuntabilitas dan mengurangi risiko kesalahan. Dengan kata lain, ada lebih banyak hal diluar sana yang bisa untuk dikelola dan kemampuan kita dalam mengelola jumlah informasi secara efisien merupakan hal yang menentukan keberhasilan; dan dalam mengelola informasi secara tepat syaratnya adalah bahwa konteks harus merupakan sumber

dipertimbangkan sehingga kita dapat membuat penilaian yang sesuai dalam pekerjaan kita. Sejak awal 1990-an, berbagai bisnis telah menerapkan, mengartikan dan mengembangkan KM menjadi disiplin ilmu yang berfokus pada menyatukan orang, proses, dan teknologi secara sistematis sedemikian rupa sehingga pengetahuan yang dibutuhkan organisasi untuk mencapai kesuksesan itu dibuat, ditangkap,dibagikan, dan dijadikan daya ungkit.

Nama-nama perusahaan yang telah menjadi dikenal sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip manajemen pengetahuan yaitu IBM, Hewlett Packard, Texas Instruments,Chevron, Shell, British Petroleum, Pfizer, Buckman Labs, dan Baja Chaparral.B. Gagasan Pustakawan Mengenai Hal Yang Mempangaruhi Pelayanan

Kesehatan

Menurut Janet Guptill, Pelayanan Kesehatan rentan terhadap tekanan dari beberapa hal yang sama, antara lain:1. Lebih banyak terkait dengan hal persaingan Digital Medicine buku

terakhir Goldmith, mengemukakan yang paling menonjol dalam industri pelayanan kesehatan adalah visi masa depan dan opini pemimpin. Dalam proses menangkap, mengelompokkan dan mengambil informasi klinis yang mempengaruhi pengambilan keputusan terkait perawatan pasien adalah hal yang paling penting dalam menghadapi penyedia layanan kesehatan lain saat ini. 2. Globalisasi-Pelayanan kesehatan diberikan dalam lingkup lokal, tetapi standar nasional dari pengobatan berdasarkan bukti mulai muncul, dan penyedia layanan kesehatan semakin diharapkan untuk melaporkan tentang bagaimana mereka melakukan perbandingan dengan standar nasional mengenai kualitas pelayanan terhadap pasien.3. Lebih terkait hal akuntabilitas-Lembaga Pengobatan dipanggil untuk

melakukan reformasi

terhadap sistem pelayanan kesehatan dengan kesalahan medis yang

memfokuskan perhatian terhadap tingkat

mengkhawatirkan di rumah sakit, di mana kesalahan terjadi karena pengolahan kritis pengetahuan yang tidak memadai hal perawatan atau pelayanan kesehatan. Manajemen Pengetahuan dalam pelayanan kesehatan

"Menyelaraskan orang, proses, data dan teknologi untuk mengoptimalkan informasi, kolaborasi, keahlian, dan pengalaman dalam rangka untuk mengarahkan kinerja organisasi dan bertumbuh berdasarkan KM terkini

khususnya dalam subkelompok dari Informasi Kesehatan & Manajemen Sistem Masyarakat (HIMSS). Informasi Kesehatan & Manajemen Sistem Masyarakat sebuah kelompok multidisiplin yang terdiri dari profesional IT dalam pelayanan kesehatan, dokter, manajer, dan konsultan yang bergulat dengan penerapan disiplin manajemen pengetahuan (KM) terhadap industri pelayanan kesehatan.

C. Gagasan Pustakawan Mengenai Kerangka Penerapan Manajemen

Pengetahuan untuk Pelayanan Kesehatan Secara singkat , ruang lingkup artikel meliputi penerapan prinsipprinsip manajemen pengetahuan (MP) dalam konteks rumah sakit, sistem atau asosiasi rumah sakit, atau pengelompokan rumah sakit lainnya berdasarkan minat atau fokus secara umum. Menurut Janet Guptill dalam praktek

konsultasinya, klien sistem rumah sakit sering kali terlalu pasif terhadap management pengetahuan dan mereka lebih suka terminology seperti "transfer pengetahuan untuk perbaikan kinerja untuk menunjukkan bahwa nilai manajemen pengetahuan dalam aplikasi dan kemampuannya untuk mempengaruhi kinerja organisasi dengan cara yang positif. Dalam

pelayanan kesehatan kita memiliki keistimewaan pengalaman industri lain karena dapat

dengan belajar dari prinsip-prinsip

menerapkan

manajemen pengetahuan untuk meningkatkan kinerja klinis dan kinerja operasional di rumah sakit saat ini. Dalam konteks ini, Janet Guptill melihat lima komponen mayor dalam manajemen pengetahuan sebagai

suatu disiplin ilmu diterapkan untuk pelayanan kesehatan, antara lain:

1. Komunitas praktisi atau pelaku

Manajemen Pengetahuan adalah lebih dari sekedar penyimpanan data, dokumen dan informasi lainnya secara terpusat.

Pengetahuan manajemen mencakup konteks sosial dari pengalaman orang lain dan proses pembelajaran dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu penting untuk memasukkan konsep kolaborasi antara individu dengan tujuan yang sama atau kepentingan bersama

ketika membahas bagaimana pengetahuan ini dibagikan, digunakan, dan dikomunikasikan. Etienne Wenger dianggap sebagai praktisi terkemuka di bidang "komunitas praktisi atau pelaku" dan bukunya,

Menumbuhkan Komunitas Praktek, dipandang sebagai otoritas sumber pada konsep masyarakat dan mereka berperan dalam mentransfer

pengetahuan dalam suatu konteks sosial dan bisnis. Dalam pengaturan sistem rumah sakit, masyarakat mungkin terdiri dari individu dengan yang mempunyai peran sama di organisasi, misalnya, direktur farmasi untuk anggota sistem rumah sakit, atau dengan masalah bisnis yang sama, misalkan, manajer pendidikan dan pembelajaran di antara berbagai anggota rumah sakit, ataumungkin telah diciptakan untuk tujuan bisnis tertentu atau isu perawatan klinis dan eksis sebagai kelompok kerja atau tim multidisiplin dari topik yang menarik, misalnya, tata cara pemberian obat anticoagulant pada pasien di rumah sakit. Tujuan dari program manajemen pengetahuan yang berkaitan dengan komunitas praktisi atau pelaku adalah untuk mengkodifikasi proses bagaimana komunitas diaktifkan yaitu dengan bagaimana keanggotaan

ditetapkan, aturan dasar yang harus dipenuhi, cara berkomunikasi yang disukai, dan tujuan kelompok yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Setelah proses mengaktifkan komunitas telah ditetapkan, komunitas dapat lebih dikembangkan peranannya sehingga komunitas bisa lebih aktif dan akhirnya diterapkan dalam berbisnis, isu-isu ditangani dan diselesaikan, dan pengetahuan dapat terus diperoleh dan dibagikan.

2. Konten Manajemen Inti dari strategi manajemen pengetahuan adalah untuk

mengembangkan Perpustakaan pengetahuan terpusat dengan berbagai macam lapisan informasi, seperti kebijakan perusahaan dan prosedur; organisasi sumber daya, seperti direktori, laporan kinerja, atau bentuk dan perangkat sumber daya manusia , dan sumber daya manusia yang spesifik, seperti daftar keanggotaan, template proses kerja, atau alat manajemen proyek. Mengembangkan sebuah penyimpanan konten yang berharga untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan memerlukan rencana berpikir untuk menentukan jenis konten mana yang akan diterbitkan, tingkat keamanan dalam mengakses, format penerbitan, dan proses untuk memastikan bahwa konten yang diterbitkan akurat, up to date, dan konsisten. Langkah ini juga berarti mengembangkan rencana komunikasi untuk memasarkan dasar pengetahuan di seluruh organisasi,

menggunakan kedua strategi Tarik dan doron untuk menyebarkan informasi, dan mengembangkan jadwal untuk penyegaran konten sehingga

bahwa karyawan dan rekan lainnya menemukan alasan untuk terus merujuk perpustakaan pengetahuan sebagai sumber yang terus diperbarui. 3. Transfer Pengetahuan dan Kemampuan Manajemen pengetahuan dapat dibedakan dari manajemen

informasi oleh karena itu hal ini merupakan sesuatu yang harus ditindaklanjuti dan harus menghasilkan perubahan perilaku sebagai hasil dari transfer dan berbagi pengetahuan. Transfer Pengetahuan harus memunculkan inovasi baru, perbaikan proses operasional, dan peningkatan pelayanan kesehatan. Kegiatan transfer pengetahuan dalam cara yang menghasilkan perilaku baru dapat dibandingkan dengan proses difusi inovasi didalam atau antar organisasi. Everett Rogers adalah peneliti terkemuka tentang topik ini dan dalam bukunya, Diffusion of innovasion, ia menjelaskan berbagai tahapan adopsi inovasi serta sebagai faktor

penentu keberhasilan untuk mempercepat tingkat adopsi atau difusi dari ide atau produk yang inovatif. Menurut Janet Guptill, adopsi Inovasi atau penyebaran inovasi secara luas mendapatkan perhatian yang semakin banyak akhir-akhir ini, sebagai contoh dari Institute for Healthcare Improvement (IHI), yang berusaha untuk memulai sebuah kolaborasi rumah sakit baru khususnya pada gagasan penyebaran atau difusi secara efektif dan efisien dari praktik klinis yang baru. Paul Adler di universitas California selatan juga telah melakukan penelitian terhadap karakteristik yang unik tentang bagaimana praktekpraktek klinis yang "menyebar" di dalam atau antar rumah sakit,

memperhitunkan hubungan yang unik antara rumah sakit, dokter, payors, dan konsumen dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian, yang berkaitan dengan transfer pengetahuan adalah Ide untuk keahlian atau kemampuan transfer, dalam hal ini rumah sakit harus memiliki cara untuk mengidentifikasi bagaimana mengajari tenaga kerja baru jika hal ini yang diperlukan untuk mengadopsi perilaku baru, maka sambungan untuk elearning dan pendidikan pemrograman alat, pengembangan kepemimpinan program, dan praktek-praktek SDM lain yang mempekerjakan, memotivasi, melatih, dan mengembangkan seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan pengetahuan dikumpulkan melalui suksesmya transfer informasi dari pelaksanaan yang terbaik atau sesuai dengan standar keberhasilan kinerja. 4. Pelacakan Hasil kinerja Agar hasil kegiatan organisasi dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi, harus ada hasil pelacakan kemampuan yang ketat dimasukkan ke program manajemen pengetahuan yang sukses. Secara klasik ada tiga jenis tindakan yang dilacak sebagai hasil pengelolaan dari program manajemen pengetahuan yang sedang berjalan: a. Hasil tindakan yang mencerminkan pencapaian

keuangan, klinis, atau operasional target kinerja;b. Proses

tindakan

yang

melacak

kegiatan

yang

diharapkan akan menghasilkan hasil sesuai target, seperti jumlah peserta dalam komunitas praktisi, kuantitas dan kualitas dalam

kegiatan berbagi pengetahuan, dan kedalaman keterlibatan organisasi dalam proses berbagi pengetahuan, dan c. Kepuasan tindakan yang melacak perbaikan dalam sikap karyawan, keterlibatan dokter, dan kepuasan konsumen dengan proses pelayanan . Hasil pelacakan komponen kinerja harus menggabungkan ukuran yang luas dari instrumen metrik, seperti survei, transaksianalisis data, dan data hasil interpretasi. 5. Dukungan Teknologi dan Infrastruktur Teknologi berbasis web adalah perkembangan manajemen

pengetahuan yang luar biasa, dalam hal ini menyederhanakan proses kolaboratif, membuat pengetahuan tersedia secara global ,dan

menyediakan struktur untuk penerbitan konten dalam bentuk yang dicari untuk menangkap dan menggunakan pengetahuan kembali. Pada bulan Maret 2001, Etienne Wenger menyelesaikan review komprehensif dari perangkat lunak produk yang mendukung komunitas praktisi, mengelompokkan mereka ke dalam beberapa jenis tipe perangkat teknologi: a. Pengetahuan dasar (manajemen konten alat seperti dokumen); b. Akses keahlian (banyak didirikan menjadi perangkat email seperti AskMe);c. Ruang pembelajaran elektronik (mulai dari kolaborasi alat secara

interaktif seperti Blackboard untuk belajar sistem manajemen seperti Health Stream);

d. Sinkronisasi interaksi (Pertemuan Web online seperti WebEx atau

NetMeeting);e. Diskusi kelompok (mulai dari yang sederhana list servs untuk diskusi

asynchronous papan, produk termasuk WebCrossing dan Prospero);f. Komunitas

situs Web (menghubungkan orang orang terhadap

dokumen, alat-alat seperti Communispace atau, sementara tidak disebutkan dalam daftar Wenger, NewSof);g. Ruang Proyek (banyak yangdihubungkan ke email Outlook dan

memasukkan berbagi folder dan manajemen proyek alat-alat), dan h. desktop alat Pengetahuan pekerja (Portal Web disesuaikan seperti Plumtree). D. Implikasi bagi Penyedia Layanan Kesehatan Menurut Janet Guptill, bidang manajemen pengetahuan telah melakukan aplikasi secara luar biasa dan bernilai positif untuk industri kesehatan, terutama untuk rumah sakit dan sistem rumah sakit. Bagi banyak yang telah berinvestasi dalam infrastruktur manajemen pengetahuan, telah menjadi ukuran nilai milik sistem rumah sakit atau keanggotaan organisasi. Berdasarkan pernyataan CEO salah satu sistem rumah sakit telah mengatakan, "transfer pengetahuan telah menjadi strategis yang harus dilakukan maka tidak ada hal yang lebih baik lagi untuk dilakukan dan harus dimiliki. Seperti CEO lain mengatakan MP memungkinkan kita untuk memberikan kebijaksanaan dari sistem secara keseluruhan untuk setiap keputusan terhadap individu di rumah sakit.

BAB IV PEMBAHASAN A. Kesesuaian Teori Dengan Gagasan Pustakawan Definisi Manajemen Pengetahuan yang disampaikan oleh Janet Guptill pada dasarnya sama dengan definisi yang diutarakan oleh beberapa ahli. Pada intinya manajemen pengetahuan adalah suatu disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap pengidentifikasian, pengelolaan, dan pendistribusian semua asset informasi suatu organisasi. Suatu organisasi yang menerapkan manajemen pengetahuan dalam upaya peningkatan kinerja dalam suatu organisasi, pasti melalui proses pengelolaan informasi yang berkesinambungan dan terus diupayakan untuk mengalami kemajuan. Komponen penting dalam manajemen pengetahuan menurut Seperti halnya gagasan yang disampaikan oleh Janet Guptill dan menurut Dilip Bhatt

(2000) bahwa knowledge management memiliki komponen yang saling terkait satu sama lain, adapun komponennya adalah orang, teknologi dan proses. Dalam proses terdapat kegiatan menangkap, menyaring,

mengesyahkan, mentransformasikan, dan menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan menjalankan prosedur dan proses tertentu. Sama halnya seperti yang diutarakan Janet Guptill, bahwa dalam proses pengelolaan informasi dalam kaitannya untuk menghadapi persaingan dan pengembangan kinerja organisasi terdapat proses menangkap,

mengelompokkan dan mengambil informasi yang

dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan dalam menentukan strategi yang tepat untuk berkembang dan menghadapi persaingan. Manajemen pengetahuan terdiri dari bermacam-macam definisi, menurut Mc. Manus dan Loughride, Manajemen Pengetahuan adalah terminology yang digunakan secara longgar sehingga kita harus mendefinisikannya untuk apa yang kita inginkan. Manajemen pengetahuan adalah suatu proses peradaban organisasional yang berkaitan dengan pengetahuan yang selama ini tidak tercakup didalam organisasi termasuk transformasi dan

pendistribusiannya, dan manajemen pengetahuan perlu dihubungkan dengan informasi, dimana manajemen pengetahuan mencangkup pengetahuan yang tacit tidak dapat di kelola tanpa informasi. Selanjutnya manajemen pengetahuan dalam kesehatan sebagai suatu isu yang kompleks dan sulit, karena MP berkaitan dengan perjalanan suatu rumah sakit dan pengetahuan tentang pelanggan (pasien), lingkungannya , proses, dan koordinasinya. MP ini berbasis pada manusia dan hubungannya pada pertukaran pemahaman

antara dokter dengan pasien (pelanggan) dan suatu budaya berbagi pengetahuan bagi pasien dan rumah sakit itu sendiri. Manajemen pengetahuan pemrosesan informasi yang lebih canggih dan dalam MP teknologi merupakan peranan yang penting pula.B. Impelementasi Gagasan Baru dari Pustakawan mengenai Manajemen

Pengetahuan dalam Pelayanan Kesehatan di Indonesia Sesuai dengan gagasan baru dari Janet Guptill yaitu melihat lima komponen mayor dalam manajemen pengetahuan sebagai suatu disiplin ilmu diterapkan untuk pelayanan kesehatan, berdasarkan hal tersebut dilakukan pembahasan untuk setiap item dan penerapannya di Indonesia. Komponen yang dikemukakan oleh Janet Guptill mengenai komponen Mayor Manajemen Pengetahuan antara lain:1. Komunitas praktisi atau pelaku

2. Konten Manajemen 3. Transfer Pengetahuan dan Kemampuan 4. Pelacakan Hasil kinerja 5. Dukungan Teknologi dan Infrastruktur Pembahasan untuk setiap item dan penerapannya di Indonesia adalah sebagai berikut:1. Komunitas praktisi atau pelaku

Menurut

Janet

Guptill,

dalam

komunitas

praktisi

memasukkan konsep kolaborasi antara individu dengan tujuan yang sama atau kepentingan bersama ketika membahas bagaimana pengetahuan ini dibagikan, digunakan, dan dikomunikasikan. Pada konsep komunitas,

mereka berperan dalam mentransfer pengetahuan dalam suatu konteks sosial dan bisnis. Oleh karena itu dalam pengaturan sistem rumah sakit, masyarakat mungkin terdiri dari individu dengan yang mempunyai peran sama di organisasi, misalnya, direktur farmasi untuk anggota sistem rumah sakit, atau dengan masalah bisnis yang sama, misalkan, manajer pendidikan dan pembelajaran di antara berbagai anggota rumah sakit, atau sebagai kelompok kerja atau tim multidisiplin dari topik yang menarik, misalnya, tata cara penangan pasien dengan tindakan kemoterapi, dan lainlain. Tujuan dari program manajemen pengetahuan yang berkaitan dengan komunitas praktisi atau pelaku adalah untuk mengkodifikasi proses bagaimana komunitas diaktifkan yaitu dengan bagaimana keanggotaan ditetapkan, aturan dasar yang harus dipenuhi, cara berkomunikasi yang disukai, dan tujuan kelompok yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Penerapan konsep ini di Indonesia sangat mungkin dilakukan yaitu dengan mengadakan pembentukan komunitas praktisi antar tenaga kerja yang ada di organisasi rumah sakit dengan latar belakang disiplin iilmu yang sama. Tujuan dari adanya pembentukan komunitas praktisi ini sesuai dengan tujuan yang disampaikan Janet Guptill, adalah untuk memfasilitasi kegiatan sharing pengetahuan dengan cara yang komuniatif dan disepakati oleh anggota komunitas. Misalkan dalam suatu rumah sakit dibentuk komunitas Perawat, komunitas Bidan dan komunitas dokter. Di Indonesia yang bisa dimasukkan dalam komunitas praktisi adalah pembentukan komite medis di rumah sakit. Peranan Tim Medis atau Komite Medis merupakan komunitas praktisi yang didalamnya terdapat proses sharing

pengetahuan antar anggota seputar bidang kedokteran yang selaras dengan tujuan organisasi yaitu dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Dengan analisa menurut Janet Guptill tentang beberapa disiplin yang diterapkan dalam pelayanan kesehatan ada beberapa yang dapat diterapkan di Indonesia dan ada pula yang sudah dilakukan oleh tenaga kesehatan di Indonesia, yaitu dalam hal komunitas praktisi dan pelaku. Yang sudah ada di Indonesia adalah komunitas praktisi berdasarkan organisasi profesi, jadi setiap orang sesuai dengan profesinya dapat saling membagikan pengetahuan dalam rangka peningkatan kompetensinya sehingga dapat menunjang proses peningkatan kualitas di dalam organisasinya. Untuk tenaga kesehatan di Indonesia sudah banyak dokterdokter yang sudah mengikuti kegiatan seminar di luar negeri maupun di dalam negeri. Hal ini dapat menambah pengetahuan dari dokter tersebut, apalagi dengan adanya komunitas dokter yang disebut dengan Ikatan Dokter Indonesia dimana bila ada salah satu yang mendapatkan pengetahuan baru pastinya dokter-dokter tersebut saling memberikan informasi yang baru tentang masalah kesehatan. Sekarang ada juga komunitas bidan, yaitu Ikatan Bidan Indonesia. Dan dimana setiap bulannya bidan-bidan mengadakan pertemuan, pertemuan itu selalu membahas tentang pengetahun atau informasi baru tentang pelayanan kesehatan. Sehingga komunitas praktisi menurut Janet Guptill dapat diterapkan di Indonesia terutama di perawatan kesehatan. Dan apabila di rumah sakit harus punya komunitas masing-masing profesi supaya dapat

mendapatkan pengetahuan yang up to date yang dapat menjadikan tenaga kesehatan lebih inovatif dan kreatif. 2. Konten Manajemen Inti dari strategi manajemen pengetahuan adalah untuk

mengembangkan Perpustakaan pengetahuan terpusat dengan berbagai macam lapisan informasi, seperti kebijakan perusahaan dan prosedur; organisasi sumber daya, seperti direktori, laporan kinerja, atau bentuk dan perangkat sumber daya manusia , dan sumber daya manusia yang spesifik, seperti daftar keanggotaan, template proses kerja, atau alat manajemen proyek. Mengembangkan sebuah penyimpanan konten yang berharga untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan memerlukan rencana berpikir untuk menentukan jenis konten mana yang akan diterbitkan, tingkat keamanan dalam mengakses, format penerbitan, dan proses untuk memastikan bahwa konten yang diterbitkan akurat, up to date, dan konsisten. Konsep dalam konten manajemen ini adalah mengupayakan agar pengetahuan baru dapat dikumpulkan dan dapat dibagikan secara efektif dalam upaya transfer pengetahuan dengan membentuk adanya

perpustakaan pengetahuan, bisa dalam bentuk elektronik maupun kumpulan pengetahuan dalam bentuk buku dan dokumen yang bisa diakses dengan mudah oleh seluruh anggota organisasi. Dan Perpustakaan pengetahuan ini bisa menjadi acuan tenaga kerja dalam suatu organisasi untuk update informasi sehingga mereka juga bisa saling melakukan transfer pengetahuan. Implementasi di Indonesia bisa dilakukan oleh

Departemen khusus yang menangani manajemen pengetahuan dan bekerja sama dengan Departemen Informasi dan teknologi (IT) untuk membuat dan mengembangkan sistem informasi yang didalamnya terdapat data base informasi dan pengetahuan sebagai sumber yang dijadikan akses utama tenaga kerja dalam melakukan up date pengetahuan. Dari sistem ini bisa dikembangakan lebih luas sehingga terjadi tranfer pengetahuan antar organisasi dengan didukung peranan pemerintah dalam mengembangkan suatu perpustakaan dalam bentuk on line ataupun fisik yang selalu up to date dan bisa diakses semua orang dalam upayan meningkatkan kinerja dan kemampuannya. 3. Transfer Pengetahuan dan Kemampuan Manajemen pengetahuan dapat dibedakan dari manajemen

informasi oleh karena itu hal ini merupakan sesuatu yang harus ditindaklanjuti dan harus menghasilkan perubahan perilaku sebagai hasil dari transfer dan berbagi pengetahuan. Transfer Pengetahuan harus memunculkan inovasi baru, perbaikan proses operasional, dan peningkatan pelayanan kesehatan. Kegiatan transfer pengetahuan dalam cara yang menghasilkan perilaku baru dapat dibandingkan dengan proses difusi inovasi didalam atau antar organisasi. Everett Rogers adalah peneliti terkemuka tentang topik ini dan dalam bukunya, Diffusion of innovasion, ia menjelaskan berbagai tahapan adopsi inovasi serta sebagai faktor

penentu keberhasilan untuk mempercepat tingkat adopsi atau difusi dari ide atau produk yang inovatif.

Dari pokok bahasan mengenai transfer pengetahuan, implementasi di Indonesia yang sudah diterapkan antara lain transfer pengetahuan dari atasan ke bawahan untuk perbaikan kinerja, transfer pengetahuan terhadap karyawan baru dari seniornya sehingga bisa beradaptasi dan mampu melakukan pekerjaannya, memberikan pelatihan kepada tenaga kerja, baik tenaga kerja baru atau tenaga kerja lama untuk meningkatkan kompetensi. Selain itu juga diadakan pelatihan atau training setiap beberapa periode waktu misalkan 6 bulan sekali supaya dengan adanya pelatihan ini tenaga kesehatan mendapatkan ketrampilan yang lebih baik, dan lebih bermotivasi dalam mendapatkan pengetahuan yang baru Dengan adanya transfer pengetahuan diharapkan adanya inovasi baru yang bisa berimbas positif bagi organisasi khususnya rumah sakit. Sebagai contoh tenaga kerja diberikan kesempatan untuk membuat inovasi baru yang meningkatkan income rumah sakit. Untuk memicu adanya inovasi bisa diberikan reward yang setimpal dan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pertemuan imiah untuk mengembangkan keahlian. 4. Pelacakan Hasil kinerja Agar hasil kegiatan organisasi dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi, harus ada hasil pelacakan kemampuan yang ketat yang dimasukkan ke program manajemen pengetahuan yang sukses. Secara

klasik ada tiga jenis tindakan yang dilacak sebagai hasil pengelolaan dari program manajemen pengetahuan yang sedang berjalan:

a. Hasil tindakan yang mencerminkan pencapaian keuangan, klinis, atau

operasional target kinerja;b. Proses

tindakan

yang

melacak

kegiatan

yang

diharapkan akan menghasilkan hasil sesuai target, seperti jumlah peserta dalam komunitas praktisi, kuantitas dan kualitas dalam kegiatan berbagi pengetahuan, dan kedalaman keterlibatan organisasi dalam proses berbagi pengetahuan, dan c. Kepuasan tindakan yang melacak perbaikan dalam sikap karyawan, keterlibatan dokter, dan kepuasan konsumen dengan proses pelayanan . Berdasarkan pernyataan diatas proses transfer pengetahuan juga harus ditindak lanjuti pula dengan adanya pelacakan hasil kinerja, dalam pelacakan hasil kinerja ini perlu ada pengawasan yang ketat dalam pemogramannya karena untuk melihat apakah kira-kira dengan adanya pelatihan tenaga kesehatan sudah memberikan kepuasan bagi konsumen, dan memberikan dampak positif bagi rumah sakit. Pelacakan hasil kinerja disini disama artikan dengan pemantaun hasil kinerja dengan adanya manajemen pengetahuan. Implementasi di Indonesia adalah dengan memantau setiap tenaga kerja setelah mereka tergabung dalam komunitas praktisi dan telah melakukan proses transfer pengetahuan disetiap unit kerja. Pemantauan bisa dilakukan dengan menganalisis laporan kinerja tiap unit kerja dan observasi langsung dilapangan untuk bisa mengetahui tenaga kerja mana yang memang berkompeten dan memberikan kinerja yang baik bagi rumah sakit. Pemantauan juga dilakukan terhadap proses melakukan pekerjaan, melihat

kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan uraian tugas dan Standar Prosedur Operasional (SPO) masing-masing tenaga kerja. Pelacakan hasil kinerja juga dilakukan terhadap keefektifan komunitas praktisi dalam melakukan proses sharing pengetahuan dan melihat dampaknya pada kinerja tenaga kerja yang tergabung didalamnya. Tindak lanjut seperti ini di Indonesia masih belum banyak diterapkan, khususnya pada industri rumah sakit. 5. Dukungan Teknologi dan Infrastruktur Teknologi berbasis web adalah perkembangan manajemen

pengetahuan yang luar biasa, dalam hal ini menyederhanakan proses kolaboratif, membuat pengetahuan tersedia secara global ,dan

menyediakan struktur untuk penerbitan konten dalam bentuk yang dicari untuk menangkap dan menggunakan pengetahuan kembali. Dukungan teknologi dan infrastruktur dalam manajemen

pengetahuan dewasa ini lebih ditekankan pada penggunaan teknologi berbasis web. Di Indonesia sebagian besar rumah sakit sudah memiliki sistem informasi untuk mendukung kelancaran proses pemberian pelayanan kesehatan. Sistem Informasi yang ada bisa dikembangkan untuk menunjang proses dalam manajemen pengetahuan. Dengan adanya sistem informasi di rumah sakit, bisa dibuat suatu forum diskusi antar tenaga kerja seprofesi atau antar profesi yang terkait sehingga bisa terjadi suatu proses transfer pengetahuan dengan memanfaatkan sistem informasi yang ada. Selain itu Unit kerja yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan manajemen pengetahuan juga bisa bekerja sama dengan unit kerja yang

mengelola sistem informasi dalam mengumpulkan pengetahuan baru dan membagikannya pada tenaga kerja di dalam organisasi. Teknologi web sangat berpengaruh dalam manajemen

pengetahuan, karena teknologi yang canggih dapat memudahkan dalam proses memberikan informasi yang baru. Di Indonesia sudah banyak

rumah sakit yang menggunakan teknologi ini. Teknologi ini sangat berpengaruh bagi komunitas praktisi, konten manajemen sampai hasil kinerja itu sendiri. Dengan adanya teknologi ini pengetahuan yang akan didapatkan lebih up to date dan lebih memberikan inovasi bagi tenaga kesehatan di Indonesia.

BAB V KESIMPULAN Manajemen pengetahuan menyajikan suatu perubahan yang berfokus pada pengembangan dan penggunaan pengetahuan dan informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi. Manajemen pengetahuan dalam pelayanan kesehatan menawarkan suatu peluang bagi professional informasi dan rumah sakit untuk menjadikan tenaga kesehatan yang relevan terhadap organisasinya. Manajemen pengetahuan dalam pelayanan kesehatan dapat diterapkan dalam upaya peningkatan kinerja tenaga kesehatan dengan adanya komunitas praktisi, transfer pengetahuan (tujuannya untuk perubahan perilaku pada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya) dan dukungan teknologi dan infrastruktur.

Secara substansial informasi dan pengetahuan bagi tenaga kesehatan menurut Jante Guptill (penulis artikel) ada beberapa disiplin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik yaitu : 1. Komunitas praktisi 2. Konten manajemen 3. Transfer pengetahuan dan kemampuan 4. Pelacakan hasil kinerja 5. Dukungan Teknologi dan infranstruktur Kelima disiplin atau komponen manajemen pengetahuan ini dapat diterapkan di Indonesia dan beberapa diantaranya sudah diterapkan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.kmatwork.com/images/Journal_HC_Finance_article_4-05.pdf