Pengkajian Pre Operasi

Embed Size (px)

Citation preview

  • Pengkajian pre-operasi

  • Tujuan dari pengkajian pre-operasiPengkajian riwayat kesehatan dan fisik untuk menetapkan uji dan konsultasi yang sesuai.Pedoman bagi pasien untuk memilih rencana asuhan keperawatan.Informed consentMendidik pasien tentang anestesia, manajemen nyeri, dan perawatan peri operatif.Menurunkan biaya perawatan pasien.

  • Apa resiko prosedur dan apa keuntungan bagi pasien ?

    Bisakah kita memodifikasi resiko ini sebelum pembedahan ?Pertanyaan

  • Kematian terkait anestesiaDiperkirakan 1:26,000 kegiatan anestesia1/3 dari kejadian dapat dicegahPenyebab yang sering :Ketidak-adekuatan persiapan pasienKetidak-adekuatan manajemen post operasiKesalahan pemilihan teknik anestesi.Ketidak-adekuatan manajemen krisis.

  • Riwayat kesehatan dan fisik merupakan asesor sangat penting dari penyakit dan resiko.

  • Keluhan yang ada sekarangMengapa pasien membutuhkan operasi sekarang?Penyakit akut atau kronis?Gejala yang ada?misalnya anemia, nyeri, kejang, dsbApa konsekuensi patologisnya?Misanya : Massa tiroidStridor lokal, obstruksi vena cava superior.Hipo/hipertiroidisme sistemik.

  • Kondisi yang terkait dengan pengobatanKanker kolon metabolisme hepar dengan abnormal koagulasi, gangguan metabolisme obat-obatan.Penyakit vaskuler perifer penyakit karotis, hipertensi, penyakit renal, dsb.

  • Kondisi pengobatan lainnyaBerbagai masalah yang berdampak terhadap kesakitan dan kematian perioperatif

    Penyakit jantung.Penyakit pernafasan.Artritis.Penyakit endokrin diabetes, obesitas, dsbApa kapasitas fungsional pasien ?

  • Kapasitas fungsional1 METdapatkah memakai pakaian sendiri?

    4 METbisakah anda menaiki tangga?

    10 MET bisakah anda berpartisipasi dalam aktifitas yang berkaitan dengan sternum (berenang, tennis, sepak bola)

  • Pengkajian/riwayat anestesiRiwayat kesehatan keluargaAnestesi sebelumnyaAlergi.Hipertermia yang ekstrim.Kesulitan jalan nafas.Kesulitan akses intravena.

  • Pengkajian jalan nafasTerbaik dilakukan oleh ahli anestesi.Permasalahan yang ada :Mulut kecil.Kondisi gigi yang jelek.Gerakan leher terbatas.Abnormalitas skar/pembedahan/anatomiKegemukan

  • Sistem penilaian gannguan lidah

  • Mengapa jalan nafas laki-laki ini sulit dimanajemen?

  • Riwayat penggunaan obat-obatanPenggunaan terbaik, sering dilupakanPengbatan sekarang. Alergi.Riwayat alkohol dan merokokKetergantungan obat lainnya.

  • semakin banyak uji,makin lebih baik (The more tests, the better)

  • Pengobatan perioperatifBawa semua obat yang dipergunakanAnti hipertensiPenyekat BetaStatin.

    Pikirkan tentang penghentian atau penggantiannyaAspirinAnti koagulanPengobatan diabetes.

  • Contoh kasusAnda adalah perawat kamar bedah ortopediAda panggilan buat anda

    ada fraktur femur di UGD, siap untuk dibawa ke kamar operasi

    Apa yang anda kerjakan?

  • Tahap-tahap di dalam keperawatan perioperatif

    Fase pra operasiFase intra operasi dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah Fase pasca operasi dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau ruang perawatan bedah atau di rumah

  • Beberapa indikasi yang dapat dilakukan pembedahan diantaranya adalah indikasi :

    Diagnostik, misalnya biopsi atau laparotomi eksplorasi.Kuratif, misalnya eksisi tumor atau mengangakat apendiks yang mengalami inflamasi.Reparatif, misalnya memperbaiki luka multipel.Rekonstruktif atau kosmetik, misalnya mammoplasty, atau bedah platik.Paliatif, misalnya menghilangkan nyeri atau memperbaiki masalah, seperti pemasangan selang gastrostomi yang dipasang untuk mengkompensasi terhadap ketidakmampuan menelan makanan.

  • Klasifikasi pembedahan DaruratUrgent Diperlukan Elektif Pilihan

  • Pengosongan lambung dilakukan dengan puasa. mengikuti jadwal :

    UmurSusu/makanan padatAir putih< 6 bulan4 jam2 jam6-36 bulan6 jam3 jam> 36 bulan8 jam3 jam

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko terhadap pembedahan adalah :

    Usia NutrisiPenyakit kronisGangguan neuro endokrinMerokokAlkoholisme

  • Pemeriksaan status fisik pasien sebelum dilakukan pembedahan berdasarkan metode ASA (SK Menkes No. 779/Menkes/SK/VIII/2008), yaitu :

    ASA IASA IIASA IIIASA IVASA V

  • ASA I

    Pasien-pasien yang tidak mempunyai penyakit sistemik atau kelainan yang perlu pembedahannya terlokalisir. Contoh : Seorang laki-laki sehat menjalani herniotomi. Angka kematiannya (mortality) : 0,05%.

  • ASA II

    Pasien-pasien yang menderita penyakit sistemik ringan atau sedang, karean alasan medik atau kelainan yang perlu pembedahan. Contoh : pasien diabetes dengan pengobatan oral, tetapi tidak ada penyulit organ lain.Angka kematiannya (mortality) : 0,4%.

  • ASA III

    Pasien-pasien yang menderita penyakit sistemik yang membatasi aktivitasnya.Contoh : pasien dengan infark jantung, dengan angina pektoris yang harus dikelola dengan perawatan medis. Angka kematiannya (mortality) : 4,5%.

  • ASA IV

    Pasien-pasien dengan penyakit yang mengancam jiwa. Contoh : pasien gagal jantung berat yang hanya dapat berjalan beberapa meter. Angka kematiannya (mortality) : 25%.

  • ASA V

    Pasien-pasien "moribund" yang 50% akan meninggal dalam 24 jam, dengan atau tanpa pembedahan. Contoh : pasien ileus strangulasi dengan anuria, koma, tekanan darah 70/40 mmHg dengan pemberian infus dopamin. Untuk pasien pembedahan darurat ditambahkan kode "D". Angka kematiannya (mortality) : 50%.

  • Jenis-jenis obat-obatan pre-medikasi diantaranya adalah :

    Sedativ : diazepam, midazolam, dehidrobenzperidol, antihistamin, promethazin, dan lain-lain. Karena sedativa menyebabkan penurunan kesadaran, maka resiko depresi napas, depresi sirkulasi dan aspirasi meningkat.Narkotik : pethidin, morfin atau sediaan sintetik yang setara. Obat-obat ini menyebabkan depresi napas, depresi sirkulasi dan meningkatkan tekanan intrakranial. Karena kesadaran juga menurun, resiko aspirasi meningkat.Narkotik diberikan jika pra bedah sudah ada nyeri atau jika akan digunakan obat anestesia yang daya analgesianya lemah.Atropin, digunakan untuk menekan hipersekresi ludah dan kelenjar bronkhus terutama jika akan digunakan obat anestesia di-ethyl-ether atau ketamin. Kerugian Atropia adalah lendir menjadi kental, rasa haus dan pada bayi dapat menyebabkan hipertermia.

  • Penilaian sedasi ( Bion dan Oh, 1997) menganjurkan metode sebagai berikut :

    Tingkat kesadaran atau kedalaman sedasi, dapat menggunakan skala Ramsey.Skala analog linear, ketika direkam oleh pengamat maka skala ini memungkinkan berbagai komponen sedasi untuk dapat di ukur secara terpisah, skala ini bersifat fleksibel dapat dianalisis bersifat grafik ataupun numerik.

  • Skor Respon Ramsey

    Cemas atau gelisah atau keduanya Kooperatif, berorientasi dan tenangMenanggapi perintah Cepat respon terhadap rangsanganLesu respon terhadap rangsangan Tidak ada respon terhadap rangsangan

  • Contoh kasusWanita sunda 49 tahun dengan rencana hemikolektomi. Pada usia 10 tahun memiliki riwayat DM. Dia menggunakan glibeklamid dan metformin

    Apa yang anda kerjakan?

  • Contoh kasusSeorang laki-laki 81 tahun direncanakan TUR elektif. Dia memiliki atrial fibrilasi, riwayat TIA berulang dan mendapatkan Warfarin

    Apa yang anda kerjakan?

  • Ada pertanyaan?

    *********************************************