Upload
arifnugrohos
View
544
Download
31
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pengorganisasian dan perencanaan Audit Internal
Citation preview
Pengorganisasian dan Perencanaan Audit Internal
Pemahaman secara umum terhadap standard audit yang ditetapkan oleh Institute of
Internal Auditors’ (IIA’s) atau International Standards for the Professional Practice of
Internal Auditing, penting dalam menyusun atau mengorganisir serta merencanakan
suatu audit intern. Internal audit juga merupakan proses yang membutuhkan
pengorganisasian dan menajemen dari fungsi internal audit, dimana diperlukan
keterlibatan yang cukup dari berbagai disiplin ilmu dan keahlian yang saling
melengkapi. Sebelum melaksanakan suatu audit internal, diperlukan adanya
kelengkapan yang diperlukan, antara lain:
Suatu rencana organisasi yang efektif dan suatu internal audit charter dalam
melaksanakan audit internal
Rencana audit jangka panjang dan tahunan . Setiap audit intern yang dilakukan
harus berdasarkan rencana audit jangka panjang
Standar dan pendekatan-pendekatan audit yang efektif dalam melaksanakan
suatu audit internal.
Tentu saja diperlukan unsur-unsur lainnya dalam membuat internal audit yang efektif.
Internal auditor perlu juga menetapkan pendekatan terbaik dalam mengevaluasi bukti
audit, bagaimana pelaporan yang efektif atas hasil audit, harus memahami secara baik
tentang kerangka pengendalian intern sebagaimana yang telah dibuat oleh The
Committee of Sponsoring Organizations’ (COSO) sebagai best practice, dan adanya
pengevaluasian secara terusmenerus atas pengendalian yang diciptakan. Internal audit
akan menjadi lebih efektif apabila seluruh anggotanya mengikuti secara konsisten,
prosedur-prosedur professional dalam melaksanakan review. Bahkan akan menjadikan
Internal Audit – Pelaksanaan Internal Audit Individu Page 1 sumber daya yang potensial
dalam pandangan manajemen, sebagaimana diharapan bahwa auditor internal harus
dapat tetap konsisten dan mempunyai kualitas.
Kegiatan Persiapan Audit Internal
Sebelum pelaksanaan suatu audit internal maka perlu dilakukan persiapan secara
matang. Audit harus dilaksanakan sesuai rencana audit tahunan yang sudah
ditetapkan, namun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan audit
terhadap hal-hal yang sangat urgen diluar rencana audit tahunan yang sudah
ditetapkan seperti audit atas ditemukannya suatu fraud atau kecurangan, adanya aturan
baru, atau adanya kondisi perekonomian yang jauh dari kondisi normal. Walaupun audit
seperti ini tidak direncanakan, tetapi internal audit harus membuat perencanaan untuk
audit seperti ini. Dalam praktek audit internal biasa dikenal adanya high-level “memo to
files”, merupakan dokumen untuk dilaksanakannya audit mendesak yang harus
disiapkan oleh manajer audit intern. Biasanya dokumen seperti ini tidak disampaikan
kepada auditee. Dengan adanya penugasan khusus seperti tersebut diatas sebenarnya
menjadi tantangan kepada para pelaksana internal audit. Walaupun sering ada tekanan
untuk memulai suatu audit khusus ini, perencanaan audit yang tepat selalu akan
memperoleh hasil audit yang maksimal. Auditor intern dapat menghemat waktu dan
tenaga yang cukup signifikan apabila dapat membuat perencanaan audit yang baik.
Menjalankan Audit Internal
Langkah pertama dalam memulai audit internal yang sebenarnya adalah untuk
menginformasikan kelompok atau organisasi yang akan diaudit. Meskipun audit internal
akan menyiapkan memo perencanaan sebagai dokumentasi untuk file audit internal itu
sendiri, fungsi yang akan diaudit harus mendapat informasi dari audit internal.
Pemberitahuan dari audit internal disebut surat penunjukan (engagement letter). Ini
adalah dokumen perencanaan internal yang menginformasikan auditee ketika audit
internal akan melakukan review.
Surat penunjukan tersebut harus memuat:
Komunikasi harus ditujukan kepada manajer yang langsung bertanggung jawab
untuk unit yang diaudit.
· Tujuan dan ruang lingkup audit
Auditee disarankan harus menjelaskan tentang tujuan dari audit internal yang
telah direncanakan.
· Tanggal dimulai dan jangka waktu yang direncanakan
Sebisa mungkin, surat keterlibatan harus memberikan auditee beberapa
pemahaman mengenai kapan dimulainya dan berakhirnya proses audit.
· Bertanggung jawab untuk melakukan peninjauan (Review)
Auditor yang bertugas harus membantu manajemen untuk mengidentifikasi akan
adanya suatu permasalahan.
· Persiapan Kebutuhan Lanjutan
Setiap persyaratan yang dibutuhkan sebelum turun ke lapangan harus dijelaskan
terlebih dahulu.
· Salinan Surat Keterlibatan
Meskipun istilah tembusan atau CC sudah usang hari ini, salinan surat perikatan
harus diarahkan kepada orang-orang yang tepat dalam perusahaan yang
membutuhkan untuk mengetahuinya.
· Laporan Operasi lainnya
Berdasarkan tujuan audit secara keseluruhan, keuangan, laporan statistik, dan
lain yang berkaitan dengan entitas yang diaudit juga harus diminta sebagai
bagian awal dari memo.
Survei Lapangan Audit Internal
Sebuah survei awal seringkali sangat penting dalam menentukan arah, ruang lingkup,
dan sejauh mana upaya audit; itu adalah langkah pertama yang diambil di lokasi audit.
Auditor internal tidak bias begitu saja terburu-buru tanpa tujuan yang jelas atau tujuan
dan mulai memeriksa dokumen dan mengamati operasi. Sebuah survey lapangan
memungkinkan auditor untuk membiasakan diri dengan proses lokal besar di tempat
dan mengevaluasi struktur kontrol dan tingkat risiko kontrol dalam berbagai proses dan
sistem termasuk dalam audit. Unsur-unsur informasi yang harus disusun oleh auditor in-
charge dan anggota tim lainnya selama survey lapangan :
- Organisasi
Selama survei lapangan, auditor harus memastikan struktur organisasi yang
termasuk nama-nama personil kunci, sudah benar. Auditor harus menjadi akrab
dengan tanggung jawab fungsional dan orang-orang kunci dan terlibat dalam
operasi.
- Pedoman dan arahan
Salinan kebijakan yang berlaku dan manual prosedur harus dimilik auditor.
- Laporan
Laporan manajemen yang meliputi audit seperti penganggaran, operasi, biaya
studi wilayah, dan personil harus juga dimiliki oleh auditor.
- Observasi Pribadi
Auditor internal melakukan pendekatan terhadap lingkungan sekitarnya yang
akan diaudit.
- Diskusi dengan personil kunci
Berdiskusi dengan orang yang memiliki andil dalam Perusahaan membantu
untuk menentukan area masalah apapun yang diketahui.
Mendokumentasikan Survei Lapangan Audit Internal
Biasanya, survei lapangan akan menempati hari pertama atau kedua di situs audit.
Untuk review besar, survei dapat dilakukan saat berkunjung terpisah sebelum auditor
melakukan pengujian dan analisis kerja. Dalam kedua kasus, pekerjaan yang dilakukan
dan ringkasan dari data yang dikumpulkan melalui survei lapangan harus
didokumentasikan di workpapers audit.
Kesimpulan Survei Lapangan Auditor
Tujuan dari survei lapangan audit internal adalah untuk mengkonfirmasi asumsi yang
diperoleh dari perencanaan audit awal, dalam rangka mengembangkan pemahaman
tentang sistem dan proses kunci. Karena informasi yang mendukung audit awal
perencanaan sering tidak sempurna, ini merupakan titik penting dimana tim audit yang
ditugaskan dapat membuat penyesuaian terhadap lingkup audit yang direncanakan dan
objektif.
Developing and Preparing Audit Programs
Internal audit harus dilaksanakan dan diorganisasikan dengan baik dengan
tujuan untuk meminimalisir kesalahan atau melaksanakan audit prosedur. Untuk
mencapai tujuan internal auditor untuk meminimalisir penyalahgunaan prosedur, maka
diperlukan audit program sebagai panduan untuk melaksanakan prosedur audit. Pola
program auditnya sama seperti sejalan dengan pengaplikasian operasi sehari-hari.
Sebagai contoh, computer program digunakan untuk perhitungan gaji dengan
menggunakan time card dengan menjumlahkan banyaknya waktu bekerja lalu dikalikan
dengan tariff yang sudah disepakati oleh perusahaan. Audit Program adalah sebagai
alat untuk perencanaan, panduan, dan kontorl dari proses audit yang dilakukan.
Audit Program dapat digunakan untuk melihat keefektifan dari suatu internal
audit, apakah langkah-langkah dalam audit program tersebut sudah dilaksanakan
seluruhnya atau lebih dari sebagian yang telah dilakukan. Contoh seperti perhitungan
fisik Persediaan secara berkala merupakan salah satu cara audit program untuk
persediaan. Contoh tersebut adalah audit program yang sudah standart dilakukan.
Dalam satu situasi ada kalanya audit program sudah tidak sesuai dengan standart yang
sudah berlaku umum, hal ini dikarenakan sifat dari bisnis perusahaan berbeda-beda.
Hal ini membuat In-charge auditor harus memodifikasi audit prosedurnya, kalau bisa di
rubah tanpa terlampau jauh dari standart yang berlaku umum. Incharge auditor juga
harus memikirkan resiko – resiko dari setiap kegiatan operasional perusahaan dan
memikirkan bagaimana cara pencegahan atau meminimalisir kesempatan
penyalahgunaan. Hal tersebut yang membuat auditor, Wajib mempunyai pengetahuan
lebih tentang kegiatan bisnis dan sifat dari industry perusahaan.
(a) Audit Program.
Audit program adalah prosedur yang menggambarkan langkah-langkah audit
yang dilakukan oleh internal auditor dalam proses kerja dilapangan. Audit program
biasanya dibuat sebelum melakukan fieldwork audit, jadi perlu di finalisasi tentang
bagaimana dan apa sajakah object yang akan di periksa oleh internal audit. Kegunaan
audit program yang kedua adalah dengan sebagai panduan atau pengingat bagi
internal audit yang baru, atau penanda apa sajakah yang belum dilakukan bagi internal
audit yang sudah berpengalaman.
Untuk beberapa divisi internal audit mengembangkan sendiri audit programnya,
dan belum tentu berguna bagi banyak area. Hal ini dikarenakan cangkupan audit yang
begitu luas, maka internal audit dapat dilakukan secara periodic atau berkala, setiap 3
bulan atau 6 bulan sekali melakukan pengecekan.
Contoh Audit Program untuk Inventory atau persediaan adalah sebagai berikut :
(b) Type of audit evidence.
Internal Auditor harus mengevaluasi segala informasi yang ada, informasi inilah
yang dianggap sebagai audit evidence yang membuktikan segala kegiatan audit, baik
itu temuan audit, pencapaian tujuan audit, dan lain sebagai nya. Syarat bukti audit ada
4 yaitu harus “Cukup” untuk mendukung segala kegiatan audit yang dilakukan,
“Compentent” dapat diandalkan dan dipertanggung jawabkan sebagai hasil kerja
auditor, “Relevant” bukti yang diambil harus sesuai dengan masalah yang sedang
dihadapi perusahaan saat ini dan untuk masa depan perusahaan, dan yang terakhir
harus “Usefull” bukti audit harus berguna untuk kepentingan audit, untuk apa seluruh
bukti diambil tetapi tidak dapat dipakai sebagai bukti yang kuat dan berguna bagi
kemajuan perusahaan.
Cara mendapatkan bukti audit dengan cara observasi/ confirmasi, pengecekan
fisik, dokumentasi, prosedur analitis, perhitungan kembali, reperformance, dan inquiry
atau Tanya jawab. Dari seluruh cara untuk mendapatkan bukti audit, bukti yang paling
kuat adalah Observasi / confirmasi karena mendapatkan dengan cara mengambil dari
pihak ketiga yang independen atau melihat secara fisik atau actual yang ada
dilapangan. Bukti Audit yang paling lemah adalah Prosedur Analitis, karena
menggunakan asumsi-asumsi saat melakukannya, hal ini dikarenakan untuk
mengidentifikasi sifat dari suatu kegiatan bisnis yang begitu banyak.
Langkah – langkah audit program yang dilakukan atau dijalankan oleh setiap divisi
internal audit berbeda-beda, karena sifat dari masing-masing entitas pun berbeda pula
dengan resiko yang bervariasi.
Pelaksanaan Audit internal
Surat penugasaan menguraikan pengaturan untuk rencana audit internal. Audit tanpa
pemberitahuan dapat dibenarkan dalam kasus-kasus di mana ada kecurigaan penipuan
atau ketika unit sangat kecil, dengan catatan yang dapat dengan mudah diubah. Dalam
kebanyakan kasus, manajemen audit harus mulai mereview dengan Surat penugasan
resmi yang memberitahu manajemen lokal dan lini manajemen untuk rencana review,
memungkinkan mereka untuk menyesuaikan jadwal mereka. Dalam beberapa kasus,
manajemen audit dapat meminta penundaan karena sejumlah alasan. pengecualian
pada situasi penipuan yang potensial, manajemen audit internal harus selalu mencoba
untuk menjadi fleksibel di sini.
Para auditor internal yang ditugaskan juga memiliki beberapa pekerjaan terlebih dahulu
sebelum kerja lapangan yang sebenarnya. Jika ada survei lapangan terpisah, hasil
tersebut harus ditinjau ulang, sebagaimana seharusnya setiap audit yang terdahulu
disimpan dalam file kertas kerja permanen. Untuk audit yang lebih besar dengan
beberapa auditor ditugaskan, tanggung jawab area penugasan audit harus dilakukan di
awal. Perjalanan dan pengaturan penginapan harus dibuat sesuai dengan kebijakan
organisasi. Biaya perjalanan dapat menjadi beban besar untuk sebuah departemen
audit internal, terutama jika dalam jumlah yang banyak, lokasi audit yang tersebar, baik
domestik maupun di seluruh dunia. penghematan perjalanan yang signifikan dapat
direalisasikan dengan mengambil keuntungan dari diskon tiket pesawat dan membuat
pengaturan perjalanan yang lebih efektif. Manajemen audit internal harus mengetahui
bagaimana, perjalanan selalu akan menjadi beban anggaran besar dan seharusnya
tidak menghilangkan perjalanan ke lokasi audit hanya karena biaya perjalanan. Audit
internal memiliki tanggung jawab kepada komite audit dan manajemen senior untuk
melaporkan status struktur control internal organisasi. Kunjungan lapangan seharusnya
tidak ditunda atau dihilangkan hanya karena biaya perjalanan ke lokasi terpencil.
(A) Internal Audit Fieldwork Initial Procedures
Audit internal dapat menyebabkan gangguan dan masalah dalam operasi sehari-hari
dari organisasi audit. Auditor dan anggota tim audit harus memulai dengan bertemu
dengan anggota dari manajemen audit untuk menjelaskan rencana awal untuk audit,
termasuk daerah-daerah yang akan diuji, laporan khusus atau dokumentasi yang
diperlukan, dan personil untuk diwawancarai. Ini juga merupakan waktu yang tepat
untuk tim audit internal untuk berwisata dan bertemu unit personil lain untuk mereview.
Para auditor harus meminta semua kontak manajemen yang berhubungan dengan
anggota dari organisasi audit untuk memberikan pada manajemen audit jadwal
pekerjaan audit untuk disesuaikan dengan rencana kerja audit. Hal ini akan
menghilangkan potensi masalah dalam mengamankan kerjasama personil audit.
Meskipun sudah direncanakan dengan baik, masalah masih dapat terjadi saat
melakukan audit. Sebagai contoh, supervisor departemen utama dapat beralasan sibuk
untuk dapat berbicara dengan audit internal dan tidak akan memberikan informasi yang
diperlukan. Demikian pula, sebuah siklus dari file sistem komputer utama yang telah
disimpan untuk tes audit mungkin saja dihapus. Jenis masalah dapat memperlambat
kemajuan atau memerlukan revisi pengujian dan analisis strategi. Setiap masalah harus
dideteksi secara dini didalam penugasan dan diselesaikan sesegera mungkin. Kesulitan
dalam memperoleh kerjasama dengan satu personel departemen, misalnya, dapat
memperlambat pekerjaan di daerah itu dan menunda penyelesaian audit keseluruhan.
Auditor yang ditugaskan harus bertemu dengan manajemen audit untuk mendiskusikan
masalah dan mencari solusi. Jika manajemen setempat tampaknya tidak kooperatif,
auditor yang bertugas mungkin harus menghubungi manajemen audit internal untuk
menyelesaikan masalah pada tingkat yang berbeda. Jika komponen kunci dari audit
yang direncanakan hilang, manajemen audit harus mengembangkan strategi yang
direvisi untuk penyelesaian masalah. Ini mungkin termasuk:
Merevisi prosedur audit untuk melakukan tes tambahan di area lain.
Perubahan tipe, harus dilakukan dengan hati-hati. Jika ada alasan yang
kuat untuk memilih –file yang hilang sekarang -seperti kebutuhan untuk
mengikat ke beberapa data lain-itu mungkin diperlukan untuk
merekonstruksi saldo yang hilang.
Melengkapi audit tanpa file data yang hilang. Kertas kerja dan Laporan
akhir akan menunjukkan ketidak mampuan audit internal untuk melakukan
tes yang direncanakan. Auditor yang bertugas harus selalu mendapatkan
persetujuan dari manajemen audit internal untuk pendekatan ini.
Melengkapi bagian lain dari audit dan menjadwal ulang kemudian
kunjungannya untuk melakukan tes. Ini hanya pilihan jika file data yang
hilang tidak dapat direkonstruksi atau jika siklus yang berbeda dari data
tidak akan cukup. Penelitian lapangan audit yang sebenarnya harus
mengikuti program audit yang ditetapkan. Karena setiap langkah selesai,
auditor harus bertanggung jawab dari awal dan tanggal program audit.
Dokumentasi dikumpulkan dari setiap langkah audit, serta setiap analisis
audit, harus diatur dan diteruskan kepada auditor untuk melakukan review
awal dari pekerjaan audit. Auditor memonitor kinerja pekerjaan audit
dalam progres dan review kertas kerja yang sudah selesai untuk setiap
langkah. Exhibit 7,9 menunjukkan review kertas kerja audit lapangan
lembar point di mana auditor yang bertugas telah ditandatangani sesuai
dengan langkah-langkah program audit dan wilayah yang disarankan
untuk pekerjaan tambahan. Komentar dari lembar ini kembali ke exhibit
7,6 Program audit untuk mereview kas kecil. Kita menggunakan kas kecil
sebagai contoh meskipun biasanya relatif kecil, area berisiko rendah, jenis
lembar dokumen ini adalah contoh yang berguna untuk semua audit yang
lebih besar.
(B) Audit Fieldwork technical Assistance
Survei lapangan atau proses program pengembangan audit harus diidentifikasi sesuai
kebutuhan untuk bantuan teknis khusus dalam melakukan audit, namun, kompleks
masalah lainnya yang membutuhkan dukungan teknis mungkin timbul dalam perjalanan
dari audit lapangan. Sebagai contoh, auditor yang ditunjuk dapat mempertanyakan
perlakuan akuntansi dari transaksi tertentu dan ingin mendapatkan informasi yang lebih
baik mengenai praktek yang normal. Demikian pula, auditor internal dapat menemukan
aplikasi TI khusus,dengan pertimbangan kontrol yang unik, yang tidak cukup
dijelaskan dalam survei.
Jika masalah teknis tidak familiar dengan tim audit, tanggungjawab auditor harus
mencari bantuan sesegera mungkin. supervisor audit internal atau spesialis mungkin
harus meneliti audit atau masalah teknis dalam rangka memberikan jawabannya. Di lain
contoh, mungkin perlu untuk membawa seorang ahli audit internal ke daerah yang
bersangkutan untuk menyelesaikan masalah. Namun, Departemen Audit internal tidak
memiliki ahli kependudukan yang siap untuk bepergian keluar dari area untuk
menyelesaikan masalah, dan masalah biasanya dapat diselesaikan melalui panggilan
telepon atau e-mail.
(C) Audit Management Fieldwork Monitoring
Jika audit internal meliputi jangka waktu yang luas atau tingkat sumber daya yang
dibutuhkan, manajemen audit internal harus meninjau kemajuan audit dengan sering
dan memberikan arahan teknis melalui kunjungan dan komunikasi. Ini review tambahan
untuk pekerjaan yang sedang berlangsung dari auditor yang bertugas, yang merupakan
bagian dari staf lapangan. Frekuensi dan tingkat kunjungan ini akan tergantung pada
kekritisan mereview, pengalaman staf yang ditugaskan, dan ukuran review. Tujuan
mereview skala menengah yang dipimpin oleh seorang auditor berpengalaman dan
meliputi area yang sudah dikenalnya mungkin tidak memerlukan review manajemen jika
jalur komunikasi yang baik. Namun, jika Audit mencakup daerah kritis, jika program
baru atau teknik baru yang digunakan, atau jika tugas yang menjadi tanggungjawab
auditor yang memiliki pengalaman terbatas di area untuk mereview, anggota
berpengalaman pada manajemen audit harus mengunjungi proyek lapangan secara
berkala.
Tujuan dari kunjungan ini harus untuk meninjau pekerjaan yang sedang berlangsung
dan untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Sedangkan manajemen
audit kadang-kadang mungkin merasa bahwa ini juga merupakan waktu yang tepat
untuk mengambil staf lapangan yang ditugaskan keluar untuk makan siang atau makan
malam untuk berterima kasih kepada mereka atas upaya mereka, setiap orang harus
menyadari hal ini bukanlah tujuan kunjungan audit lapangan. Audit manajemen harus
mengambil kesempatan ini untuk memahami masalah yang berkembang di dalam audit
dan menyarankan perubahan yang sesuai. Ini juga waktu yang baik bagi manajemen
untuk memulai mereview kertas kerja audit yang telah diselesaikan.
Kertas kerja audit internal mendokumentasikan pekerjaan yang dilakukan dan
memberikan link antara dokumen prosedur dalam program audit dan hasil tes audit.
Karena mereka akan menjadikan dasar bagi temuan dan menjadi rekomendasi dalam
laporan audit akhir, kertas kerja harus mendokumentasikan semua pekerjaan audit.
Sementara itu auditor yang bertugas harus telah meninjau dan memberi komentar pada
kertas kerja untuk audit yang lebih luas melalui lembar point audit, review yang lebih
kecil dengan staf audit yang terbatas tidak akan selalu memiliki jenis umpan balik. Point
sheet adalah mengukur kualitas assurance audit internal dan harus digunakan oleh Tim
audit sebagai ukuran untuk membawa masalah untuk menjadi perhatian baik bagi audit
internal dan audit manajemen di awal dalam mereview. Mereka juga berfungsi sebagai
kontrol untuk memastikan bahwa semua arahan di ikuti.
(D) Potential Audit Findings
Setiap kali auditor internal menemukan kekurangan audit yang potensial, rangkuman
singkat dari kondisi yang ditemukan dan temuan yang potensial dan rekomendasi harus
disiapkan. Ringkasan ini kadang-kadang disebut lembar temuan audit awal. Temuan
awal menggambarkan kekurangan atau peluang untuk perbaikan yang diidentifikasi
selama audit. Temuan awal mungkin telah dikembangkan melalui lembaran point
auditor atau melalui temuan dokument Audit internal dan pengamatan lainnya. Item ini
memulai proses awal penulisan Laporan audit dan membantu untuk memastikan bahwa
fakta-fakta penting untuk mengembangkan temuan laporan audit telah diperoleh.
Meskipun isi temuan audit pendahuluan dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan
khususnya audit internal, temuan audit pendahuluan biasanya memiliki unsur-unsur:
Identifikasi dari temuan. ini hanya sebuah nomor identifikasi untuk audit
dan deskripsi temuan potensial.
Kondisi. Uraian di sini harus singkat tapi cukup untukmemberikan
manajemen lokal pemahaman tentang kondisi yang ditemukan.
Referensi untuk pekerjaan audit didokumentasikan. Lembar point audit
harus mengandung referensi untuk langkah dalam program audit yang
dimulai dari komentar, serta di mana itu didokumentasikan dalam kertas
kerja audit.
Rekomendasi Auditor awal. Bagian Audit Laporan harus digunakanuntuk
mendokumentasikan temuan audit potensial, dan apa yang salah. Ini
mungkin menjadi dasar untuk laporan audit menemukan potensi masa
depan. Beberapa catatan auditor direkomendasikan untuk tindakan
korektif dapat dimasukkan di sini.
Hasil yang ditemukan dibahas dengan manajemen. Auditor yang bertugas
harus membahas semua temuan potensial secara informal dengan
manajer langsung bertanggung jawab atas masalah ini. Hasil
pembicaraan ini harus didokumentasikan di sini.
Rekomendasikan disposisi dari masalah ini. Atas dasar percakapan
dengan manajemen, auditor yang bertugas harus memberikan komentar
untuk merekomendasikan disposisi dari temuan. Ini mungkin
direkomendasikan untuk dimasukkan dalam laporan audit, atau
ditangguhkan sampai Informasi lebih lanjut dapat dikumpulkan.
(E) Audit Program and Schedule Modifications
Program audit adalah panduan keseluruhan untuk melakukan audit internal.
Dikembangkan dari survei data awal dan dari setiap audit internal masa lalu pada file,
mereka mungkin subjek penyesuaian selama review. Auditor harus tanggap terhadap
bukti baru, perubahan dalam sistem pendukung, dan perubahan dalam kondisi lain.
Pada tahap awal audit, mungkin perlu untuk mengarahkan beberapa rencana tugas
Staf serta untuk memodifikasi beberapa langkah-langkah program audit. Tentu saja,
auditor yang bertugas di lapangan harus selalu memperoleh persetujuan dari
manajemen audit sebelum melakukan perubahan tersebut. Kebutuhan untuk modifikasi
program audit yang paling umum ketika audit internal telah mengembangkan program
audit umum untuk digunakan dalam ulasan serupa tapi unit yang tak sama. Sebagai
contoh, program audit mungkin telah dikembangkan untuk menutupi internal kontrol
atas fungsi pembelian untuk sebuah organisasi dengan independen beberapa unit
manufaktur, masing-masing dengan fungsi pembelian terpisah. Fungsi program audit
Pembelian harus mencerminkan baik kebijakan organisasi dan prinsip kontrol internal
secara umum. Perubahan sering diperlukan dalam jadwal audit sebagai progress kerja,
dan fleksibilitas harus menjadi faktor dalam rencana untuk memenuhi kebutuhan tak
terduga. Selama penugasan audit lapangan, situasi yang mungkin dihadapi
mempengaruhi kemajuan audit, seperti masalah tak terduga atau peristiwa, kebutuhan
untuk memodifikasi, penemuan daerah baru untuk ditinjau, atau perubahan dalam audit
personel. Dalam kasus lain, mungkin ada slip dalam rencana karena tambahan
persyaratan waktu untuk menyelesaikan langkah program audit. Dalam keadaan ini,
revisi anggaran seringkali diperlukan. Persetujuan yang tepat untuk perubahan ini harus
selalu diperoleh dari manajemen audit internal.
(f) Reporting Preliminary Audit Findings to Manajemen
Area utama yang ditekankan dalam audit internal adalah mengidentifikasi daerah
dimana unit mereview tidak sesuai dengan prosedur control internal yang baik dan di
mana perbaikan yang diperlukan. Daerah-daerah tersebut akan didokumentasikan
selama audit melalui penggunaan point atau lembar temuan dan jenis temuan awal
pada dokumen. Meskipun item audit yang potensial harus telah didiskusikan dengan
supervisor unit yang bertanggung jawab langsung, tim audit juga harus meninjau
mereka dengan manajemen unit sebelum meninggalkan tugas audit lapangan. Temuan
audit potensial harus ditinjau kembali dengan unit pengelolaan selama mengaudit untuk
menentukan apakah mereka faktual dan tampak signifikan. Tergantung pada ruang
lingkup dan ukuran audit, temuan potensial harus ditinjau beberapa poin selama review.
Jika audit dijadwalkan selama beberapa minggu, auditor yang bertugas mungkin
menjadwalkan pertemuan dengan manajemen Unit setidaknya pada akhir setiap
minggu untuk membahas semua temuan yang dikembangkan selama minggu itu. Jika
temuan ini sifatnya, prosedural kecil, manajemen dapat mengambil tindakan korektif
yang diperlukan sekaligus. Mereka kemudian dapat Internal Audit menghapus laporan
audit akhir. Untuk temuan lain, auditor yang bertugas harus meninjau temuan yang
diusulkan untuk memastikan bahwa penghematan biaya yang ditunjukkan dan
dilaporkan dengan benar bahwa temuan yang terkait dengan operasional yang efektif.
Meskipun durasi audit mungkin terlalu singkat untuk melakukan pertemuan mingguan,
tim audit lapangan harus meninjau semua temuan potensial dengan unit manajemen
sebelum meninggalkan lokasi. Hal ini akan memungkinkan audit internal untuk
menyajikan pendahuluan yang ditemukan dan merekomendasikan kepada manajemen
lokal untuk mendapatkan reaksi dan komentar mereka. Hal ini juga memberikan kedua
belah pihak kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam temuan laporan awal
audit sebelum audit internal meninggalkan lokasi.
Penugasan Personel Internal Audit
Hasil akhir dari aktivitas pengauditan internal adalah laporan Departemen Audit Internal
kepada Dewan dan Komite Audit. Laporan ini harus berisi temuan audit selama
dilakukan pekerjaan lapangan dan rekomendasi yang diberikan supaya proses bisnis
organisasi menjadi efektive dan efisien. Untuk memberikan laporan yang valid perlu
dilakukan perencanaan pekerjaan lapangan internal audit. Depatemen IA harus
membuat perhitungan yang cermat agar tujuan dari internal audit dapat tercapai dan
sejalan dengan anggaran yang telah direncanakan. Departemen internal audit harus
memperhitungkan berapa jumlah personel yang dibutuhkan, siapa saja personelnya,
berapa lama waktu yang dibutuhkan, dan berapa biaya yang akan dikeluarkan secara
mendetail. Perencanaan yang telah dibuat sebelumnya harus dibandingkan dengan
anggaran yang disediakan. Hal ini penting dilakukan untuk mengukur kinerja
daripersonel internal audit dan mengetahui varian yang terjadi antara anggaran dan
pelaksanaan dilapangan, untuk itu setiap personel internal auditor harus memiliki
laporan mengenai perkembangan pekerjaan lapangan mereka. Laporan ini berisi
informasi berupa anggaran,estimasi waktu versus waktu sesungguhnya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan, deskripsi perkembangan audit
versus program audit. Personel audit “incharge” harus dapat menjelaskan varian yang
terjadi antara anggaran dan kenyataan.
Laporan varian anggaran dengan kenyataan ini harus tercatat dan didokumentasikan
sebagai bahan pengendalian atas aktivitas pengendalian internal. Pengendalian ini
dilakukan untuk menilai apakah anggaran telah dihitung secara cermat, perencanaan
dilakukan secara memadai dan menilai efektivitas kerja personel internal audit.
Pengendalian ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekurangan personel dalam
penugasan, keterlambatan dalam memberikan rekomendasi, kekurangan supervisi dan
perhatian yang berlebihan terhadap suatu objek audi. Pengendalian ini dilakukan
supaya pelaksanaan audit selanjutnya akan lebih baik, anggaran lebih akurat,
penempatan dan pembagian personel lebih akurat sehingga varian semakin kecil.
Pelaksanaan Internal Audit
Internal auditor membutuhkan sejumlah infrastruktur untuk mendukung pekerjaannya.
Salah satunya adalah sistem kertas kerja atau paket data base yang terintegrasi
dengan sistem organisasi sehingga pekerjaan pembuatan laporan dapat terotomasi dan
mengurangi konsumsi waktu yang dibutuhkan oleh auditor jika proses ini dilakukan
secara manual. Jika sudah terintegrasi dengan system maka auditor yang ditugaskan
kelapangan dapat langsung menginput temuan mereka ke dalam sistem dan dapat
langsung diolah. Selain infrastruktur yang memadai seorang internal auditor harus
memiliki kemampuan memahami dan menilai resiko, merencanakan audit, mengunjungi
site perusahaan, memulai perikatan pekerjaan lapangan, menyiapkan kertas kerja
aktivitas audit, serta membuat kesimpulan dan menyiapkan laporan internal audit.
Laporan internal audit ini akan memuat temuan audit dan rekomendasi yang akan
diberikan kepada manajemen. Berikut beberapa pekerjaan lapangan yang dilakukan
oleh internal auditor:
1. Mengidentifikasi dan menganalisa potensi resiko yang akan terjadi.
2. Merencanakan audit.
3. Menjadwalkan dan mengalokasikan sumber daya yang ada.
4. Mereview laporan audit dan kertas kerja sebelumnya.
5. Mengunjungi site dan melaksanakan survei lapangan.
6. Menyiapkan program audit.
7. Menyiapkan dan memberikan surat perikatan audit untuk melaksanakan audit
internal.
8. Memulai pekerjaan lapangan dan merencanakan internal audit.
9. Mendokumentasikan proses dan melaksanakan prosedur audit.
10. Membuat kertas kerja temuan audit.
11. Menyelesaikan dokumentasi audit dan merangkum temuan audit lain.
12. Menyelesaikan pekerjaan lapangan dan memberikan rekomendasi atas temuan
yang ada kepada pihak yang diaudit.
DAFTAR PUSTAKA
Moeller, Robert R, Brinks, Modern Internal Auditing, 2005, John Wiley & Sons , Inc,
Hoboken, New Jersey.