Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT PADA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINGKAT
MATERIALITAS AUDIT
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi
Oleh:
PUTRI AGUSTINA
NIM : 2017310031
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2021
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : Putri Agustina
Tempat, Tanggal Lahir : Pacitan, 18 Agustus 1998
N.I.M : 2017310031
Program Studi : Akuntansi
Program Pendidikan : Sarjana
Konsentrasi : Audit dan Perpajakan
Judul : Pengujian Model Belief Adjusment Pada Pengambilan
Keputusan Tingkat Materialitas Audit
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing,
Tanggal :
(Dr. Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si., QIA., CPSAK)) NIDN: 0704127401
Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi
Tanggal :
(Dr. Nanang Shonhadji, S.E., Ak., M.Si., CA., CIBA., CMA)
1
EXAMINING BELIEF ADJUSTMENT MODEL ON THE AUDIT
MATERIALITY LEVEL DECISION MAKING
Putri Agustina
1), Luciana Spica Almilia
2)
1 Sarjana Akuntansi, STIE Perbanas Surabaya email: [email protected]
Jl. Dadapan Watukarung Km 5 Pacitan 2 Sarjana Akuntansi, STIE Perbanas Surabaya
email: [email protected]
Jl. Nginden Semolo 34-36, Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine whether or not there is a difference in
the decision making of external auditors in determining the level of audit materiality
between participants who get good news followed by bad news and those who get bad
news information sequences followed by good news with a step-by-step and end-of-
sequence information presentation pattern in long information series and short
information series. The research method used in the research is the mixed design
experiment method. Participants in this study were 600 students of the Bachelor of
Accounting study program at STIE Perbanas Surabaya. The results of this study
indicate that the Step by Step presentation pattern can cause a recency effect when
receiving simple information with a sequence of evidence of good news followed by
bad news and bad news followed by good news both in the series. long and short
information, and the results obtained if the information is presented with an End of
Sequence presentation pattern with simple information and a sequence of evidence of
good news followed by bad news or bad news followed by good news there is no
difference (no order effect) either in the information series (long and short) and there
are differences in the level of audit materiality decision making when presented in a
Step by step and End Of sequence presentation pattern.
Keyword : Belief-Adjustment Model, Step by Step, End of Sequence, Recency Effect,
Audit materiality level decisions, Presentation Patterns, Information Series, Evidence
Sequences, and No Order Effect.
PENDAHULUAN
Auditor dalam mengaudit
laporan keuangan perusahaan memiliki
berbagai pertimbangan untuk membuat
keputusan audit mengenai pendapat
yang akan disajikan dalam sebuah
laporan audit. Pertimbangan yang
dilakukan auditor yaitu terkait
materialitas salah saji dari laporan
2
keuangan perusahaan. Pertimbangan
yang dilakukan auditor yaitu terkait
materialitas salah saji dari laporan
keuangan perusahaan. Menurut
Sukrisno Agoes (2017, p. 120)
mengungkapkan materialitas
merupakan besarnya nilai yang hilang
atau salah saji informasi akuntansi,
dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, yang mungkin dapat
mengakibatkan perubahan terhadap
pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan atas informasi tersebut
karena adanya penghilangan atau salah
saji tersebut.
Pertimbangan materialitas
sangat penting, dikarenakan
berpengaruh terhadap hasil akhir audit
yang akan digunakan oleh pemakai
informasi dari laporan keuangan yaitu
seperti stakeholder yang meliputi
pemegang saham dan pemakai
informasi lainnya. Hal ini menjadi
tuntutan bagi auditor untuk
menjalankan tugasnya dengan cermat,
hati-hati, dan objektif. Auditor dalam
mempertimbangkan informasi temuan
audit yang diperoleh untuk mengambil
keputusan mengenai pendapat apa
yang akan dinyatakan dalam laporan
audit, sehingga penentuan tingkat
materialitas salah saji laporan
keuangan harus ditetapkan dengan
tepat oleh auditor.
Auditor dapat membuat
kelalaian dalam menentukan
penilaian risiko salah saji audit.
Kondisi nyata di lapangan, dimana
auditor memiliki kemungkinan akan
terkena bias informasi ketika
diberikan suatu informasi atau bukti
dokumen temuan audit yang berisi
informasi baik maupun buruk, maka
persepsi selanjutnya yang dibangun
adalah sama seperti pandangan
pertama ketika melihat suatu
informasi atau objek serupa (Ramos
dan Ashby, 2017). Auditor dalam
melakukan prosedur audit juga tidak
akan terhindar dari kelalaian baik
yang tidak disengaja. Kelalaian yang
tidak disengaja bisa menjadi salah
satu penyebab dari keterbatasan
kognitif seorang auditor sebagai
individu. Keterbatasan kognitif
ketika menerima dan mengelola
informasi yang berkaitan dengan
perusahaan yang akan diaudit dan
berdampak pada bias informasi. Bias
auditor tersebut bisa terjadi ketika
auditor memperoleh informasi atas
perusahaan, dengan urutan, penyajian
informasi, dan seri informasi tersebut
beragam. Keberagaman informasi
yang diterima dapat membuat auditor
salah dalam mengambil kesimpulan
dan pada akhirnya berdampak pada
keputusan yang diambil.
Penyesuaian keputusan auditor dalam
pengambilan keputusan tingkat
materialitas audit ini sesuai dengan
teori model belief adjustment.
Teori model belief adjustment
yang dikemukakan oleh Hogarth &
Einhorn (1992) memberikan sebuah
prediksi ketika dua informasi
memiliki isi yang berbeda yakni
informasi bersifat campuran (good
news-bad news) dan pola penyajian
disajikan secara berurutan maka
seseorang cenderung akan melakukan
sebuah revisi mengenai keyakinan
awal yang telah dibuat. Keberagaman
informasi yang disajikan akan
3
menyebabkan efek urutan informasi
ini membuat auditor memiliki
kecenderungan dalam pengambilan
keputusan menentukan tingkat
materialitas salah saji berdasarkan
informasi terkini yang diperoleh.
RERANGKA TEORITIS YANG
DIPAKAI DAN HIPOTESIS
The Belief Adjustment Model
Model penyesuaian diajukan
oleh Hogarth & Einhorn Pada tahun
(1992) dan biasa dikenal dengan
sebutan model belief adjustment.
Model belief adjustment
memperkirakan bahwa cara seseorang
memperbaiki keyakinannya yang
sekarang dipengaruhi oleh informasi
yang diterima secara keseluruhan dan
individu memiliki keterbatasan
mengenai kapasitas memori untuk
menginggat. Sehingga individu
cenderung akan mengubah keyakinan
yang telah dibuat melalui proses
peenyesuaian. Proses penyesuaian ini
terjadi apabila individu memperoleh
bukti baru yang mendukung untuk
merevisi atau mengubah keyakinan
yang telah dibuat diawal.
Pengembangan model belief
adjustment dari Hogarth & Einhorn
(1992) memiliki tiga karakteristik
utama yang digunakan dalam
Bayes’Theorem yaitu (1) arah, (2)
kekuatan dan (3) tipe bukti.
Bayes’Theorom juga memperluas
cakupannya yaitu dengan
menambahkan dua karakteristik
tambahan yang yaitu urutan infromasi
dan model penyajian informasi.
Recency Effect and Primacy Effect
Teori model belief adjustment
milik Hogarth & Einhorn (1992)
menyatakan bahwa dalam
pengambilan keputusan individu
sering menggunakan efek urutan atau
susunan bukti yang disajikan sebagai
bahan pertimbangan. Pengaruh urutan
atau susunan bukti memiliki beberapa
tipe yaitu primacy effect, recency effect
dan no order effect. Tipe primacy
effect akan terjadi jika bukti yang
disajikan diawal lebih digunakan
sebagai bahan pertimbangan
pengambilan keputusan dibandingkan
bukti yang disajikan diakhir. Tipe
recency effect akan terjadi jika bukti
yang disajikan diakhir jauh lebih
digunakan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan
dibandingkan bukti yang disajikan
diawal.
Tabel 2.1
Prediksi Efek Urutan Sederhana Kompleks
End Of
Sequence
Step by
step
End Of
sequence
Step by
step
Susunan Informasi campuran
Pendek Primacy Recency Recency Recency
Panjang Primacy Primacy Primacy Primacy
Sumber: Hogarth & Einhorn (1992)
Tabel 2.1 menunjukkan
seperangkat informasi campuran
(urutan ++-- atau --++) maka untuk
prediksi efek urutan yang akan terjadi
berdasarkan seri informasi dan pola
penyajian. Hal tersebut akan
menentukan efek apa yang akan
4
mempengaruhi auditor dalam
mengambil keputusan tingkat
materialitas audit.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran
mendiskripsikan apabila partisipan
akan menerima informasi yang akan
disajikan dalam pola penyajian Step by
step dan End Of sequence dengan
dengan urutan penyajian goodnews
diikuti dengan badnews dan badnews
diikuti dengan goodnews dalam
pengambilan keputusan tingkat
materialitas audit.
Sumber : 12 Oktober 2020
Gambar 2.1
Kerangka PemikiranTeoritis
Pengembangan Hipotesis
Mochammad dkk. (2019)
bertujuan untuk menguji apakah model
belief adjustment dan framming effect
berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan investasi. menunjukkan
bahwa penelitian ini tidak berhasil
dalam memberikan dukungan terhadap
pola penyajian Sbs menyebabkan efek
kebaruan saat menerima serangkaian
pendek informasi, pola penyajian Eos
akan menyebabkan efek utama saat
menerima serangkaian informasi
pendek, dan penelitian ini tidak
berhasil dalam memberikan dukungan
yang akan mengarah pada pola
presentasi Eos individu terjebak dalam
jebakan framing serta penelitian ini
tidak berhasil dalam menyediakan
dukungan yang menguji pola
presentasi dengan menyediakan
kondisi pembingkaian terbalik akan
menyebabkan perbedaan dalam
keputusan investasi.
Brant et al. (2019) bertujuan
untuk menguji sejauh mana insentif
auditor mempengaruhi penilaian
materialitas yang melekat dalam
pengungkapan salah saji . Hasil
membuktikan bahwa auditor menilai
salah saji secara strategis sebagai lebih
sedikit material (misal salah saji
diungkapkan lebih sedikit dengan
jelas) ketika auditor menghadapi risiko
reputasi yang lebih besar, risiko litigasi
yang lebih besar, atau memiliki yang
lebih besar insentif untuk
menyenangkan klien penting.
Penelitian ini menemukan bahwa efek
insentif nyata hanya ketika materialitas
salah saji kurang pasti tetapi tidak
ketika salah saji tersebut jelas
material. Temuan ini menunjukkan
bahwa risiko litigasi dan kerusakan
reputasi muncul dari pengakuan yang
menonjol atas audit periode
sebelumnya yang gagal, selaraskan
materialitas auditor penilaian dengan
preferensi manajemen untuk
pengungkapan yang kurang menonjol.
Denis et al. (2018) memiliki
tujuan untuk mempelajari masalah
eskalasi komitmen dan pembingkaian
dalam pengaturan budaya baru yang
melibatkan Jerman dan Vietnam. Hasil
penelitian yaitu pembuat keputusan
5
Vietnam lebih cenderung berinvestasi
tambahan sumber daya dalam proyek
yang tidak menguntungkan daripada
pengambilan keputusan, pembuat
keputusan dalam kondisi
pembingkaian negatif lebih cenderung
berinvestasi sumber daya tambahan
dalam proyek yang tidak
menguntungkan daripada yang berada
dalam kondisi pembingkaian positif,
budaya dan framing berinteraksi
sedemikian rupa untuk menghasilkan
yang lebih kuat dalm membingkai efek
pada pembuat keputusan Vietnam
daripada pembuat keputusan Jerman.
Taufan (2018) bertujuan untuk
menguji apakah model belief
adjustment dan framming effect
berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan investasi pada investor non-
profesional. Hasil penelitian
membuktikan ada pengaruh signifikan
dalam pengambilan keputusan dan
terjadi recency effect pada investor
yang menerima kabar baik diikuti oleh
kabar buruk dan mereka yang
menerima kabar buruk diikuti kabar
baik pada pola Sbs dengan kondisi
pembingkaian informasi. Hasil lain
dari penelitian ini juga telah
membuktikan bahwa terjadi primacy
effect antara investor yang menerima
kabar baik diikuti oleh kabar buruk
dan investor yang menerima kabar
buruk diikuti kabar baik dalam pola
Sbs dengan kondisi membingkai
informasi terbalik.
Anita dan Luciana (2017)
memiliki tujuan penelitian untuk
menguji perbedaan pengambilan
keputusan investasi antar partisipan
terhadap penerimaan informasi dengan
adanya perbedaan urutan penyajian,
pola penyajian dan urutan informasi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa
informasi kompleks diterima individu
juga dapat berpengaruh pada
keputusan investasi. Selain itu,
Keterbatasan kognitif dari seorang
individu juga berdampak terhadap
proses pengolahan dari informasi yang
telah atau akan diterima. Kemudian
apabila investor diberikan informasi
yang panjang, maka investor miliki
kelemahan tidak mampu memahami
keseluruhan informasi yang telah
diterima. Tetapi, jika informasi
diberikan ringkas atau pendek maka
investor akan dengan mudah
memahami informasi yang diterima.
Penelitian ini juga telah memberi bukti
bahwa keterbatasan yang dimiliki
individu untuk menerima informasi
non akuntansi yang datanya bersifat
kualitatif karena investor lebih mudah
untuk membandingkan dengan
pengukuran umum dikarenakan
memiliki skala yang sama.
Farita dan Luciana (2017)
bertujuan menguji apakah model teori
belief adjustment dan tingkat
kepercayaan berlebih berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan dari
investasi. Hasil penelitian gagal untuk
membuktikan bahwa pola Sbs dapat
menyebabkan efek utama dalam seri
informasi yang panjang. Selain itu
penelitian ini gagal memberikan
dukungan bahwa pola presentasi Eos
menyebabkan efek keutamaan dalam
seri informasi panjang dan pendek.
6
Aulida (2017) bertujuan untuk
dapat melihat perbedaan penilaian
investor dengan mempertimbangkan
pola penyajian, urutan informasi dan
jenis informasi dengan menggunakan
teori belief adjustment. Hasil
penelitian keseluruhan menunjukkan
itu pola presentasi Sbs dapat mengarah
untuk efek resensi saat menerima
sederhana dan pendek informasi
tentang akuntansi dan non akuntansi
jenis informasi. Penyebab efek
kebaruan adalah informasi yang
disajikan berurutan Sbs memberi lebih
banyak peluang untuk melakukan
penyesuaian.
Catherin (2017) memiliki
tujuan penelitian untuk meningkatkan
kualitas keputusan, dan keberhasilan
proyek dan portofolio, dengan menguji
pengaruh representasi visual yang
berbeda dari data interdependensi
dalam percobaan keputusan yang
disimulasikan. Hasil penelitian semua
kecuali satu dari hipotesis utama
didukung oleh temuan menemukan ada
perbedaan signifikan dan pengecualian
pada hipotesis dua tidak ada perbedaan
signifikan yang ditemukan antara
persepsi kecukupan waktu dan alat
gunakan untuk mendukung hipotesis 2.
Rika (2017) bertujuan untuk
menguji apakah terdapat perbedaan
keputusan investasi yang dibuat oleh
investor non-profesional ketika
informasi yang diberikan disajikan
dalam beberapa cara. adalah ada
perbedaan dalam keputusan investasi
antara peserta yang menerima pesanan
informasi kabar baik diikuti oleh berita
buruk (++ --) dengan peserta yang
menerima informasi kabar buruk
diikuti oleh kabar baik (-- ++) untuk
semua pengalaman saat menerima
informasi dengan pola Eos dan
pembingkaian informasi. Ada
perbedaan antara peserta yang
menerima informasi Sbs dan Eos
untuk semua kondisi eksperimental
berdasarkan pola penyajian kecuali
pada kondisi dengan informasi urutan
berita buruk diikuti oleh kabar baik (--
++) dan membingkai informasi
terbalik. Kemudian ada perbedaan
dalam keputusan investasi antara
peserta yang menerima framing sejalan
dengan informasi dan peserta yang
menerima membingkai informasi
terbalik untuk semua percobaan
ketentuan kecuali untuk urutan
informasi yang baik berita diikuti oleh
berita buruk (++ -) dan pola penyajian
Eos.
Tri dkk. (2015) bertujuan untuk
menguji pengaruh efek resensi yang
terjadi berdasarkan perbedaan urutan
informasi, cara penyajian, dan bentuk
informasi terhadap pengambilan
keputusan audit ketika informasi. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa,
pertama, adanya efek resensi pada
pengambilan keputusan auditor
internal ketika informasi disajikan
dengan pola sekuensial, yaitu dengan
informasi positif negatif (urutan
negatif). Penelitian ini juga
menunjukkan adanya efek resensi
dalam pengambilan keputusan sistem
pengendalian internal ketika informasi
disajikan dalam bentuk non bagan,
pada penyajian sekuensial maupun
simultan. Dimana partisipan
memberikan perhatian pada informasi
7
akhir lebih tinggi daripada informasi
awal. Sehingga riset ini memberi
dukungan model revisi keyakinan oleh
Hogarth & Einhorn (1992) khususnya
dalam konteks Praktik Audit.
Pada dasarnya pengambilan
keputusan audit tingkat materalitas
mempertimbangkan keputusan salah
saji yang harus tepat agar dapat
menghasilkan laporan audit yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya
sehingga berdampak pada ketepatan
stakeholder dan pemakai laporan
keuangan dalam melakukan
pengambilan keputusan. Berdasarkan
latar belakang dan penelitian-
penelitian terdahulu yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis
penelitian ini dapat dirumuskan:
H1 :Terdapat perbedaan pengambilan
keputusan tingkat materialitas
audit antara partisipan yang
menerima informasi good news
diikuti dengan informasi bad news
dibandingkan dengan partisipan
yang menerima informasi bad
news diikuti informasi good news
pada pola penyajian informasi Step
by step dan seri informasi panjang.
H2 :Terdapat perbedaan pengambilan
keputusan tingkat materialitas
audit antara partisipan yang
menerima informasi good news
diikuti dengan informasi bad news
dibandingkan dengan partisipan
yang menerima informasi bad
news diikuti informasi good news
pada pola penyajian informasi Step
by step dan seri informasi pendek.
H3 :Terdapat perbedaan pengambilan
keputusan tingkat materialitas
audit antara partisipan yang
menerima informasi good news
diikuti dengan informasi bad news
dibandingkan dengan partisipan
yang menerima informasi bad
news diikuti informasi good news
pada pola penyajian informasi End
of sequence dan seri informasi
panjang.
H4 :Terdapat perbedaan pengambilan
keputusan tingkat materialitas
audit antara partisipan yang
menerima informasi good news
diikuti dengan informasi bad news
dibandingkan dengan partisipan
yang menerima informasi bad
news diikuti informasi good news
pada pola penyajian informasi End
of sequence dan seri informasi
pendek.
H5 :Terdapat perbedaan pengambilan
keputusan tingkat materialitas
audit antara partisipan yang
menerima informasi good news
diikuti dengan informasi bad news
dibandingkan dengan partisipan
yang menerima informasi bad
news diikuti informasi good news
pada pola penyajian informasi Step
by step dan End of sequence dan
seri informasi panjang.
H6 :Terdapat perbedaan pengambilan
keputusan tingkat materialitas
audit antara partisipan yang
menerima informasi good news
diikuti dengan informasi bad news
dibandingkan dengan partisipan
yang menerima informasi bad
news diikuti informasi good news
pada pola penyajian informasi Step
by step dan End of sequence dan
seri informasi pendek.
8
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini
adalah mahasiswa/i sarjana akuntansi
STIE Perbanas Surabaya yang
memiliki kriteria telah atau sedang
menempuh mata kuliah Praktik Audit.
Treatment pada penelitian ini
berdasarkan dengan :
1. Urutan bukti ++-- dan --++
2. Pola penyajian Step by step dan
End of sequence
3. Seri informasi panjang dan
pendek
Jumlah keseluruhan adalah
sebanyak 150 partisipan dimana setiap
partisipan mengerjakan 4 skenario
sehingga total pengamatan adalah
sebanyak 600 paertisipan. Kemudian
setalah disaring kembali terdapat 140
partisipan yang berhasil lolos dalam
manipulasi cek dan pertanyaan umum
Secara keseluruhan 560 partisipan
dapat dikategorikan sebagai berikut:
140 partisipan menerima informasi
dengan urutan bukti (++-- dan --++)
dengan pola penyajian Sbs dan seri
informasi panjang; 140 partisipan
menerima informasi denga urutan
bukti (++-- dan --++) dengan Sbs dan
seri informasi pendek; 140 partisipan
menerima informasi dengan urutan
bukti (++-- dan --++) dengan pola
penyajian Eos dan seri informasi
panjang; dan 140 partisipan menerima
informasi dengan urutan bukti (++--
dan --++) dengan pola penyajian Eos
dan seri informasi pendek.
Desain Eksperimen
Penelitian ini dapat
dikategorikan kedalam jenis penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen
dapat digunakan untuk menghubungan
sebab akibat dari dua atau lebih
variabel dengan melakukan manipulasi
dan treatment dari peneliti dengan
menggunakan data penelitian empiris
dimana data akan diperoleh dari
observasi atau pengalaman.
Nahartyo (2012) menyatakan
bahwa penelitian eksperimen
merupakan sebuah desain riset untuk
melakukan investigasi pada suatu
fenomena dengan cara melakukan
perekayasaan suatu kondisi melalui
prosedur tertentu yang kemudian
hasilnya dapat diamati dan hasilnya
dapat di interpretasikan. Penelitian
eksperimen ini menggunakan desain
yaitu 2x2x2 mixed design (between
dan within subject) dengan variabel
independen yang dimanipulasi yaitu
urutan bukti (++ -- dan --++) dan seri
informasi (informasi panjang dan
pendek) pada pola penyajian informasi
Sbs dan Eos.
Prosedur dan Penugasan
Penelitian ini menggunakan
desain web based experiment yaitu
eksperimen yang dilakukan
menggunakan media JOTFORM dan
partisipan akan menjawab pertanyaan
yang diberikan secara secara online.
Partisipan di kelompokkan menjadi 2
kelompok dan partisipan diminta untuk
mengisi 4 skenario dari 8 skenario
9
eksperimen yang telah ditentukan
secara random.
Partisipan dalam penelitian ini
adalah berperan sebagai auditor
eksternal yang sedang mengaudit
Laporan keuangan PT XYZ. PT XYZ
adalah perusahaan yang berada pada
bidang elektronik yang sudah
beroperasi sejak tahun 2007.
Selanjutnya, setelah informasi temuan
audit diberikan kepada partisipan
mereka kemudian diminta untuk
memberikan judgement atas penilaian
tingkat materialitas dengan skala 1
sampai dengan 7 dari temuan audit
yang sudah diterima, (1) jika partisipan
menilai informasi atau temuan audit
tersebut SANGAT MATERIAL dan
(7) jika partisipan menilai informasi
atau temuan audit tersebut SANGAT
TIDAK MATERIAL bagi tingkat
kewajaran salah saji laporan keuangan
perusahaan.
Variabel penelitian
Variabel dependen pada
penelitian ini adalah keputusan tingkat
materialitas audit. Variabel independen
pada penelitian ini adalah urutan (good
news diikuti bad news dan bad news
diikuti good news), pola penyajian
Step by step dan End of sequence dan
seri informasi (panjang dan pendek).
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Uji Normalitas. Uji Normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi
normal. Uji normalitas yang digunakan
adalah Kolmogorov Smirnov dimana
hal tersebut dikatakan normal apabila
memiliki signifikansi 𝛼 ≥ 0,05. Ho
diterima jika signifikansi 𝛼 ≥0,05, dan
Ho ditolak jika signifikansi 𝛼< 0,05.
Setelah dilakukan pengujian data
dengan uji normalitas untuk
mengetahui nilai residual berditribusi
normal maka menggunakan uji
ANOVA yang bertujuan untuk
membandingkan rata-rata dua atau
lebih grup yang tidak berhubungan
satu dengan yang lain, apakah kedua
grup tersebut memiliki nilai rata-rata
yang sama ataukah tidak secara
signifikan. Dan jika nilai residual
berdistribusi tidak normal maka
menggunakan Uji Kruskal-Wallis H.
HASIL PENELITIAN
Cek Manipulasi dan Pengujian
Hipotesis
Tabel 4.1
Data Jumlah Partisipan
Berdasarkan Skenario Eksperimen
Skena
rio
Pola
Penyaj
ian
Urut
an
Bukt
i
Seri
Informas
i
Jumla
h
Partisi
pan
Ketera
ngan
I Step
by
step
++-- Panjang
70
Mixed
Desig
n
II --++ 70
III ++-- Pendek
70
IV --++ 70
V End of
sequen
ce
++-- Panjang
70
VI --++ 70
VII ++-- Pendek
70
VII --++ 70
Total Partisipan 560
Sumber:Lampiran 6 dan 8, Diolah 3
Desember 2020
Tabel 4.1 menyajikan
informasi mengenai distribusi subjek
penelitian kedalam delapan skenario,
meliputi: 70 orang berada pada
skenario I; 70orang berada pada
10
skenario II; 70 orang berada pada
skenario III; 70 orang lainnya berada
pada skenario IV; 70 orang lainnya
berada pada skenario V; 70 orang
lainnya berada pada skenario VI; 70
orang lainnya berada pada skenario
VII; dan 70 orang lainnya berada pada
skenario VIII.
Berikut adalah kriteria cek
manipulasi dan pengetahuan umum
audit:
1. Partisipan menjawab minimal 2
soal secara benar dari 3 soal cek
manipulasi, Hal ini untuk
mengetahui partisipan bahwa
partisipan telah memperhatikan
informasi temuan audit tingkat
materialitas yang telah diberikan.
2. Partisipan menjawab minimal 3
soal secara benar dari 5 soal
pertanyaan pengetahuan umum
auditing, Hal ini untuk
mengetahui pengetahuan umum
partisipan mengenai auditing
sehingga partisipan memiliki
kemampuan untuk menjawab
pertanyaan eksperimen mengenai
keputusan tingkat materialitas
audit.
3. Partisipan menyelesaikan semua
penugasan dengan lengkap.
Kriteria tersebut dijadikan oleh
peneliti untuk memeriksa apakah
partisipan dapat dikatakan lolos atau
tidak dalam penelitian ini sehingga
menggunakan kriteria tersebut dari 600
sampel yang lolos adalah sebanyak
560 partisipan. Dari 600 mahasiswa
yang mengisi instrument penelitian, 24
mahasiswa lolos cek manipulasi dan
16 pengetahuan umum audit. Sehingga
data yang bisa digunakan sebanyak
560 data dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Data Jumlah Partisipan Yang
Mengikuti Penelitian Keterangan Jumlah Partisipan
Sarjana Akuntansi
Jumlah Mahasiswa yang
bersedia menjadi partisipan
600
Jumlah partisipan yang tidak mengikuti kegiatan
0
Jumlah partisipan yang mengikuti eksperimen
600
Jumlah mahasiswa yang tidak
Lolos Cek Manipulasi
(24)
Jumlah mahasiswa yang tidak
Lolos Pengetahuan Umum
(16)
Jumlah data yang bisa
Digunakan
560
Sumber: Lampiran 5 & 6
Pengujian Hipotesis
Tabel. 22
11
Ringkasan Hasil Hipotesis Uji Beda
Pembahasan Pengaruh urutan, Pola
penyajian Step by step dan Jenis
Informasi Terhadap Keputusan
tingkat materialitas audit
Tabel 4.3
Rata-Rata Judgement Akhir Pola
Penyajian Sbs Pada Seri Informasi
Panjang Urut
an
Bukt
i
Judgement
ke
-0
ke
-1
ke
-2
ke
-3
ke
-4
ke
-5
ke
-6
ke
-7
ke-
8
ke
-9
Hipotesis Variabel
Dependen
Pola
Penyajian
Urutan
Bukti
Seri
Informasi Mean Sig Efek
Hasil
Pengujian
Panel 1 :Pengujian Urutan Bukti ++-- dibandingkan --++ dengan Pola Penyajian Sbs pada Seri Informasi Panjang
1
Keputusan
tingkat
materialitas
audit
Sbs ++--
--++ Panjang
3,043
5,000 0,000
recency
effect
Terpenuhi,
ada
perbedaam
Penel 2 : Pengujian Urutan Bukti ++-- dibandingkan --++ dengan Pola Penyajian Sbs pada Seri Informasi Pendek
2
Keputusan
tingkat
materialitas
audit
Sbs ++--
--++ Pendek
2,871
5,029 0,000
recency
effect
Terpenuhi,
ada
perbedaam
Penel 3 : Pengujian Urutan Bukti ++-- dibandingkan --++ dengan Pola Penyajian Eos pada Seri Informasi Panjang
3
Keputusan
tingkat
materialitas
audit
Eos ++--
--++ Panjang
3,843
4,071 0,379
No order
effect
Tidak
terpenuhi,
tidak ada
perbedaam
Penel 4 : Pengujian Urutan Bukti ++-- dibandingkan --++ dengan Pola Penyajian Eos pada Seri Informasi Pendek
4
Keputusan
tingkat
materialitas
audit
Eos ++--
--++ Pendek
4,014
4,029 0,835
No order
effect
Tidak
terpenuhi,
tidak ada
perbedaam
Penel 5 : Pengujian Urutan Bukti ++-- dibandingkan --++ dengan Pola Penyajian Sbs dan Eos pada Seri Informasi Panjang
5
Keputusan
tingkat
materialitas
audit
Sbs & Eos
++--
++--
Panjang
3,043
3,843 0,008
recency
effect
Terpenuhi,
ada
perbedaam
--++
--++
5,000
4,071 0,000
recency
effect
Terpenuhi,
ada
perbedaam
Penel 6 : Pengujian Urutan Bukti ++-- dibandingkan --++ dengan Pola Penyajian Sbs dan Eos pada Seri Informasi Pendek
6
Keputusan
tingkat
materialitas
audit
Sbs & Eos
++--
++--
Pendek
2,871
4,014 0,000
recency
effect
Terpenuhi,
ada
perbedaam
--++
--++
5,029
4,029 0,000
recency
effect
Terpenuhi,
ada
perbedaam
12
++-
- 4 5,
1
4,
9
5,
1
5,
1
5,
0
5,
1
5,
0 5,1 5,0
--
++ 4 3,
0
2,
9
3,
0
3,
0
2,
8
2,
9
2,
9 2,8 2,9
Urutan
Bukti Judgement
ke-
10
ke-
11
ke-
12
ke-
13
ke-
14
ke-
15
ke-
16
ke-
17
ke-
18
++-- 3,2 3,5 3,2 3,4 3,1 2,8 2,8 3,5 3,0
--++ 4,4 4,3 4,3 4,4 4,3 4,5 4,6 4,4 5,0
Sumber: Lampiran 8, Diolah 12 Desember
2020
Tabel 4.3 menjelaskan rata-rata
judgement akhir pola penyajian Sbs
mulai dari informasi pertama sampai
dengan ke-18 pada seri informasi
panjang. Rata-rata pada keputusan ke-
18, pada urutan bukti ++-- sebesar 3,0
hal ini dapat menunjukkan bahwa
kecenderungan akan terjadi rencency
effect, dimana para responden
cenderung memberikan penilaian atas
resiko mengikuti informasi terakhir
yang diterimanya. Begitu pula pada
urutan bukti --++ sebesar 5,0 hal ini
dapat menunjukkan bahwa
kecederungan akan terjadi recency
effect, dimana responden cenderung
menilai resiko berdasarkan bukti
terakhir yang di dapatkan.
Berdasarkan hasil uji pengaruh
Kruskal-Wallis H pada Panel 1 pola
penyajian Sbs untuk seri informasi
panjang menunjukkan bahwa nilai Sig.
adalah sebesar 0,000 pada skenario
satu dan skenario dua. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan rata-rata judgement
akhir partisipan yang menerima urutan
good news diikuti bad news
dibandingkan dengan partisipan yang
menerima urutan bad news diikuti
good news. Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa pola penyajian
Sbs pada seri informasi panjang
menimbulkan recency effect pada
informasi sederhana. Recency effect
ditunjukan dengan nilai mean pada
partisipan yang memperoleh urutan
informasi (good news dan diikuti bad
news) sebesar 3,043 lebih rendah dari
partisipan yang memperoleh urutan
informasi (bad news dan diikuti good
news) adalah sebesar 5,000.
Gambar 4.1
Pola Fishtail pada Revisi Keyakinan
yang diambil oleh Auditor Eksternal
Pada Pola Penyajian Step by Step
Gambar 4.1 memperlihatkan
pada pola fishtail dengan sumbu X seri
informasi yang disajikan yaitu ke-1
sampai dengan ke-18. Sumbu Y ialah
besaran keputusan akhir partisipan dari
audit tingkat materialitas. Hasil
penelitian ini memeiliki hasil yang
berbeda dengan teori model Belief
Adjustment Hogart dan Einhorn (1992)
yang memprediksi bahwa primacy
effect akan terjadi pada pola penyajian
Sbs dan informasi yang sederhana.
Primacy effect terjadi ketika bukti
yang diterima diawal lebih
0
1
2
3
4
5
6
Ke
0
Ke
1
Ke
2
Ke
3
Ke
4
Ke
5
Ke
6
Ke
7
Ke
8
Ke
9
Ke
10
Ke
11
Ke
12
Ke
13
Ke
14
Ke
15
ke
16
Ke
17
Ke
18
++--
--++
13
dipertimbangkan dibandingkan dengan
bukti yang diterima diakhir.
Tabel 4.4
Rata-Rata Judgement Akhir Pola
Penyajian Sbs Pada Seri Informasi
Pendek
Urutan
Informas
i
K
e
0
Ke
1
Ke
2
Ke
3
Ke
4
Ke
5
Ke
6
++-- 3
4,3
3
4,2
1
4,1
9
2,9
1
2,9
3
2,8
7
--++ 3
3,0
9
3,2
4
3,1
3
4,6
7
4,9
1
5,0
3
Sumber: Lampiran 8, Diolah 12 Desember
2020
Tabel 4.4 menjelaskan rata-
rata judgement akhir pola penyajian
Sbs mulai dari informasi pertama
sampai dengan ke-6 pada seri
informasi pendek. Rata-rata pada
keputusan ke-6, pada urutan bukti ++--
sebesar 2,87 hal ini dapat
menunjukkan bahwa kecenderungan
akan terjadi rencency effect, dimana
para responden cenderung
memberikan penilaian atas resiko
mengikuti informasi terakhir yang
diterimanya. Begitu pula pada urutan
bukti --++ sebesar 5,03 hal ini dapat
menunjukkan bahwa kecederungan
akan terjadi recency effect, dimana
responden cenderung menilai resiko
berdasarkan bukti terakhir yang di
dapatkan.
Berdasarkan hasil uji pengaruh
Kruskal-Wallis H pada Panel 2 pola
penyajian Sbs untuk seri informasi
panjang menunjukkan bahwa nilai
Sig.adalah sebesar 0,000 dan pada
skenario tiga dan skenario empat. Hal
ini berarti dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata judgement akhir partisipan
yang menerima urutan good news
diikuti bad news dibandingkan dengan
partisipan yang menerima urutan bad
news diikuti good news. Pada
penelitian ini menunjukkan bahwa
pola penyajian Sbs pada seri informasi
pendek menimbulkan recency effect
pada informasi sederhana. Recency
effect ditunjukan dengan nilai mean
pada partisipan yang memperoleh
urutan informasi (good news dan
diikuti bad news) sebesar 2,871 lebih
rendah dari partisipan yang
memperoleh urutan informasi (bad
news dan diikuti good news) sebesar
5,029.
Gambar 4.2
Pola Fishtail pada Revisi Keyakinan
yang diambil oleh Auditor Eksternal
Pada Pola Penyajian Step by Step
Gambar 4.2 memperlihatkan
pada pola fishtail dengan sumbu X seri
informasi yang disajikan yaitu ke-1
sampai dengan ke-6. Sumbu Y ialah
besaran keputusan akhir partisipan dari
audit tingkat materialitas. Hasil
penelitian ini memiliki hasil yang
sama dengan teori model Belief
Adjustment Hogart dan Einhorn (1992)
yang memprediksi bahwa recency
0
1
2
3
4
5
6
Ke 0 Ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4 Ke 5 Ke 6
++--
--++
14
effect akan terjadi pada pola penyajian
Sbs dan informasi yang sederhana.
Recency effect terjadi ketika bukti
yang diterima akhir lebih
dipertimbangkan dibandingkan dengan
bukti yang diterima diawal.
Pembahasan Pengaruh urutan, Pola
penyajian End Of Sequence dan
Jenis Informasi Terhadap
Keputusan tingkat materialitas
audit
Berdasarkan hasil uji pengaruh
Kruskal-Wallis H pada Panel 3 pola
penyajian Eos untuk seri informasi
panjang menunjukkan bahwa nilai Sig.
Adalah sebesar 0,379 dan pada
skenario lima dan skenario enam. Pada
penelitian ini menunjukkan bahwa
pola penyajian Eos pada seri informasi
panjang menimbulkan No order
Effect. No order Effect ditunjukan
dengan nilai mean pada partisipan
yang yang memperoleh urutan
informasi (good news dan diikuti bad
news) sebesar 3,843 lebih rendah dari
partisipan yang memperoleh urutan
informasi (bad news dan diikuti good
news) sebesar 4,071. Selisih antara
kelompok variabel diketahui sebesar
0,228 sehingga hasil rata-rata dua
kelompok menunjukkan perbedaan
yang tidak signifikan rata-rata
judgement akhir partisipan yang
menerima urutan good news diikuti
bad news dibandingkan dengan
partisipan yang menerima urutan bad
news diikuti good news dalam
pengambilan keputusan tingkat
materialitas audit.
Berdasarkan hasil uji pengaruh
Kruskal-Wallis H pada Panel 4 pola
penyajian Eos untuk seri informasi
pendek menunjukkan bahwa nilai Sig.
Adalah sebesar 0,835 dan pada
skenario tujuh dan skenario delapan.
Pada penelitian ini menunjukkan
bahwa pola penyajian Eos pada seri
informasi pendek menimbulkan No
order Effect. No order Effect
ditunjukan dengan nilai mean pada
partisipan yang memperoleh urutan
informasi (good news dan diikuti bad
news) sebesar 4,014 lebih rendah dari
partisipan yang memperoleh urutan
informasi (bad news dan diikuti good
news) sebesar 4,029. Selisih antara
kelompok variabel diketahui sebesar
0,015 sehingga hasil rata-rata dua
kelompok menunjukkan perbedaan
yang tidak signifikan rata-rata
judgement akhir partisipan yang
menerima urutan good news diikuti
bad news dibandingkan dengan
partisipan yang menerima urutan bad
news diikuti good news dalam
pengambilan keputusan tingkat
materialitas audit.
Pembahasan Pengaruh urutan, Pola
penyajian Step by Step dan End Of
Sequence dan Jenis Informasi
Terhadap Keputusan tingkat
materialitas audit
Hasil pengujian skenario I pada
Panel 5 dengan pola penyajian Sbs
++-- dan seri informasi panjang dan
skenario V dengan pola penyajian Eos
++-- dan seri informasi panjang
memperlihatkan Sig sebesar 0,008. Hal
ini berarti terdapat perbedaan dalam
pengambilan keputusan tingkat
materialitas audit.
15
Hasil pengujian skenario II
dengan pola penyajian Sbs --++ dan
seri informasi panjang dan skenario VI
dengan pola penyajian Eos --++ dan
seri informasi panjang memperlihatkan
Sig sebesar 0,000. Hal ini berarti
terdapat perbedaan dalam pengambilan
keputusan tingkat materialitas audit.
Pada penelitian ini menunjukkan
bahwa pola penyajian Sbs dan Eos
dengan seri informasi panjang
menimbulkan recency Effect. Recency
Effect ditunjukan dengan nilai mean
pada informasi terakhir yang diterima
lebih dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan tingkat
materialitas audit.
Hasil pengujian skenario III
pada Panel 6 dengan pola penyajian
Sbs ++-- dan seri informasi pendek
dan skenario VII dengan pola
penyajian Eos ++-- dan seri informasi
pendek memperlihatkan Sig sebesar
0,000. Hal ini berarti terdapat
perbedaan dalam pengambilan
keputusan tingkat materialitas audit.
Hasil pengujian skenario IV
dengan pola penyajian Sbs --++ dan
seri informasi pendek dan skenario
VIII dengan pola penyajian Eos --++
dan seri informasi pendek
memperlihatkan Sig sebesar 0,000. Hal
ini berarti terdapat perbedaan dalam
pengambilan keputusan tingkat
materialitas audit. Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa pola penyajian
Sbs dan Eos dengan seri informasi
panjang menimbulkan recency Effect.
Recency Effect ditunjukan dengan nilai
mean pada informasi terakhir yang
diterima lebih dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan tingkat
materialitas audit.
KESIMPULAN, KETERBATASAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik
dari hasil penelitian ini adalah
pertama, terdapat perbedaan
keputusan tingkat materialitas audit
antara partisipan yang memperoleh
informasi good news diikuti informasi
bad news (++--) dibandingkan
partisipan yang memperoleh informasi
bad news diikuti good news (--++)
pada pola penyajian Sbs dengan seri
informasi panjang dan pendek.
Kedua, tidak terdapat perbedaan
keputusan tingkat materialitas audit
antara partisipan yang memperoleh
informasi good news diikuti informasi
bad news (++--) dibandingkan
partisipan yang memperoleh informasi
bad news diikuti good news (--++)
pada pola penyajian Eos dengan seri
informasi panjang dan pendek. Ketiga,
terdapat perbedaan pengambilan
keputusan tingkat materialitas audit
pada pola penyajian Sbs dan Eos
setelah partisipan menerima informasi
secara Sbs dan kemudian menerima
informasi dengan pola penyajian Eos
dengan seri informasi panjang ataupun
pendek.
Sehingga secara keseluruhan
hasil penelitian ini menunjukkan
bahawa model revisi keyakinan
Hogarth and Einhorn (1992) adalah
partially hold untuk digunakan sebagai
bahan pengambilan keputusan tingkat
materialitas audit oleh auditor
Eksternal. Prediksi model revisi
16
keyakinan Hogarth and Einhorn (1992)
yang tidak terdukung adalah no order
effect hanya akan timbul ketika bukti
bersifat konsisten, namun pada
penelitian ini no order effect dapat
muncul ketika informasi bersifat
campuran. Kemudian untuk
kesimpulan Hipotesis adalah H1, H2,
H5, dan H6 diterima sedangkan H3
dan H4 hipotesis ditolak.
Implikasi
Penelitian ini memberikan
gambaran tentang bagaimana proses
audit eksternal dalam melakukan
pengambilan keputusan tingkat
materialitas audit dari temuan bukti
audit dari salah saji laporan keuangan
mengalami salah saji material atau
sangat tidak material oleh Auditor
Ekternal dapat dipengaruhi oleh urutan
informasi yang didapat selama proses
audit berlangsung, pola penyajian
informasi yang didapat, hingga
panjang ataupun pendeknya seri
informasi yang didapat. Pengambilan
keputusan materialitas auditor sangat
berpengaruh terhadap laporan audit
yang akan diterbitkan oleh auditor
sebagai bahan pengambilan keputusan
bagi pihak stakeholder sehingga
auditor harus dengan cermat, hati-hati,
dan tepat dalam menentukan apakah
temuan audit/ informasi yang diterima
mengalami salah saji yang material
atau tidak.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan penelitian yang
akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Jadwal eksperimen yang
berbenturan dengan jadwal kuliah
membuat beberapa partisipan harus
menyesuaikan jadwal pengerjaan
penugasan.
2. Pada saat kegiatan penelitian
berlangsung terdapat mahasiswa
yang terkendala dengan jaringan
dan perangkat yang ada di tempat
mereka masing – masing.
3. Pada saat hari H, terdapat beberapa
partisipan yang memiliki kendala
sinyal dan koneksi internet yang
berakibat tertutupnya link secara
otomatis sehingga tim eksperimen
memberikan instruksi agar kembali
membuka link dari awal atau
memberikan waktu tambahan
untuk menunggu koneksi internet
stabil terlebih dahulu.
4. Terdapat pastisipan yang tidak
melakukan konfrimasi kepada tim
peneliti bahwa mereka belum
mengerjakan penelitian tersebut.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian,
simpulan, dan keterbatasan dalam
penelitian ini diharapkan untuk peneliti
dimasa yang akan datang untuk:
1. Memperhatikan pemilihan hari
dan waktu pelaksanaan penelitian
agar seluruh partisipan dapat
mengikuti rangkaian sesuai
dengan jadwal yang ditentukan
dan tepat waktu.
2. Melakukan konfirmasi secara
berkala untuk mengingatkan
17
partisipan meneganai waktu
pengisian instrument.
3. Membuat spesifikasi perangkat
dan spesifikasi kondisi jaringan
yang harus disiapkan partisipan
sebelum peleksanaan.
4. Melakukan uji coba pada link
jotform sehingga dapat
mengetahui output yang
dihasilkan apakah sudah tertata
rapi atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Anita,Anggraeni.,&Luciana, Spica
Almilia. 2017. “Model Belief
Adjustment Dalam
Pengambilan Keputusan
Investasi Berdasarkan
Informasi Nonakuntansi.”
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
20(1): 149.
Arens, A.A., Elder, R.J., Beasley,
M.S., 2017. Auditing and
assurance services, Sixteenth
Edition. ed. Pearson, Boston.
Aulida, Kholifatun Nisa. 2017. “Belief
Adjustment Model Test in
Investment Decision Making:
Experimentation of Short
Information Series.” The
Indonesian Accounting Review
7(1): 15.
Baron, R A dan Byrne, D. 2008. Social
Psychology. Boston: Pearson
Education.
Christensen, Brant E., Roy
Schmardebeck, & Timothy A.
Seidel. 2019. “The Effect of
Auditors’ Incentives on the
Assessed Materiality of
Misstatements Identified in
Previously Audited Financial
Statements.” SSRN Electronic
Journal 3432547.2 (1):3-12
CNNIndonesia. 2019. Kronologi
Kisruh Laporan Keuangan
Garuda Indonesia
hhttps://www.cnnindonesia.co
m/ekonomi/20190430174733-
92-390927/kronologi-kisruh-
laporan-keuangan-garuda-
indonesia.diakses12 desember
2020.
Ertambang, Nahartyo. 2012. Desain
Dan Implementasi Riset
Eksperimen. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Farita, Dewi.R., & Luciana, Spica
Almilia. 2019. “The
Examination Belief Adjustment
Model against Overconfidence
Investor Decision Making
Investments.” The Indonesian
Accounting Review 7(2): 177–
90.
Fehrenbacher, Dennis, Peter Gordon
Roetzel, &Burkhard Pedell.
2018. “The Influence of
Culture and Framing on
Investment Decision-Making.”
Cross Cultural & Strategic
Management. Volume 25 (4):
18-26
Herawaty., &Susanto. 2009.
“Pengaruh Profesionalisme,
Pengetahuan Mendeteksi
Kekeliruan, Dan Etika Profesi
Terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas Akuntan
Publik.” Jurnal Akuntansi dan
Keuangan 11(1)-8.
Hogarth, Robin M., & Hillel J.
Einhorn. 1992. “Order Effects
18
in Belief Updating: The Belief-
Adjustment Model.” Cognitive
Psychology 24(1): 1–55.
Krishnamoorthy, G., Theodore J.
Mock dan Mary T.
Washington. 1999.
AComparative Evaluation of
Belief Revision Models in
Auditing. Auditing: A Journal
of Practice and Theory Vol.
18, hal. 143 – 153.
Killen, Catherine P. 2017. “Managing
Portfolio Interdependencies:
The Effects of Visual Data
Representations on Project
Portfolio Decision Making.”
International Journal of
Managing Projects in
Business. 31, 804-816.
Lee, C.,&Welker, Robert B. 2007.
“The Effect of Audit
Inquiries.” Behavioral
Research in Accounting 19:
161–78.
Luciana, Spica Almilia. 2010.
“Pengaruh Order Effect Dan
Pola Pengungkapan Dalam
Pengambilan Keputusan
Investasi.Simposium Nasional
Akuntansi XIII” : 1–21.
Luciana, SpicaAlmilia., &Supriyadi.
2013. “Examining Belief
Adjustment Model on
Investment Decision Making
Luciana.” IJEA.4(2): 169–83.
Medin, Markman, & Ross. 2004.
“Cognivite Psychology.”
(United States of America:
Wiley.).
Mochammad, Zahid .M.H.,
Luciana,Spica Almilia.,
&Riski, Aprilia .N. 2019.
“Information Presentation
Pattern, Information Order and
Framing Effect in Taking
Investment Decisions.” The
Indonesian Journal of
Accounting Research,22(3).
Mulyadi. 2012. Auditing. Jakarta:
Salemba Empat.
Niluh, Narsa Made Dian Novita
Handayani. Bias Pengambilan
Keputusan Auditor: Pengujian
Pengaruh Skop Dan Urutan
Penyajian Informasi. Diss.
Universitas Airlangga, 2020.
Taufan, Hanafi. 2018. “The Testing of
Belief-Adjustment Model and
Framing Effect on Non-
Professional Investor’s
Investment Decision-Making.”
The Indonesian Accounting
Review 7(1): 1-8.
Ramos, & Ashby. 2017. “The Halo
Effect: VIolent Crime and
Foreign Dirct Investment.”
Multinational Business Review
(25(4)): 287–306.
Rika, Nur AftariLatief. 2017. “The
Testing of the Effect of Belief-
Adjustment Model and
Framing Effect on Investment
Decision Making by Using
Long Series Account-Ing
Information.” The Indonesian
Accounting Review
(TIAR), 7(2), 165-176.
Save, M Dagun. 2006. Kamus Besar
Ilmu Pengetahuan. Jakarta: HIPN.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
19
Kualitatif, Kombinasi dan R&D).
PT Alfabet, Bandung.
Tri, IkaAyuananda., &Intiyas Utami.
2015. “Model Revisi Keyakinan
Dan Keputusan Audit.”JAKI.1
2(2): 210–24