6
PENGUKURAN & KESALAHAN Pengukuran dapat diartikan sebagai tindakan manusia dalam mengamati suatu besaran atau kuantitas/variabel. Pengukuran bertujuan untuk mengetahui nilai yang sebenarnya dari suatu variabel atau kuantitas/besaran. Untuk mengukur dengan baik maka perlu menguasai : - Cara-cara pengukuran yang benar. - Cara-cara penafsiran yang benar terhadap hasil pengukuran. - Pengertian dasar tentang peralatan. Umumnya, di dalam pengukuran dibutuhkan instrument sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau variabel. Untuk menentukan instrument-instrumen ini secara cermat, kita perlu memehami prinsip-prinsip kerjanya dan mampu memperkirakan apakah instrument tersebut sesuai untuk pemakaian yang telah direncanakan. Dalam pengukuran, digunakan sejumlah istilah yang akan didefenisikan sebagai berikut: Instrumen: sebuah alat untuk menentukan nilai suatu kuantitas atau variabel. Ketelitian (accuracy): harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrument mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur. Ketepatan (precision): suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang serupa. Dengan memberikan suatu harga tertentu bagi sebuah variabel, ketepatan (presisi) merupakan suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara berurutan. Sensitivitas (sensitivity): perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan perubahan masukan atau variabel yang diukur. Resolusi (resolution): perubahan terkecil dalam nilai yang diukur kepada mana instrumen akan member respons (tanggapan). Kesalahan (error): penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) sebenarnya.

Pengukuran & kesalahan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pngukuran

Citation preview

PENGUKURAN & KESALAHANPengukuran dapat diartikan sebagai tindakan manusia dalam mengamati suatu besaran atau kuantitas/variabel. Pengukuran bertujuan untuk mengetahui nilai yang sebenarnya dari suatu variabel atau kuantitas/besaran.Untuk mengukur dengan baik maka perlu menguasai :

- Cara-cara pengukuran yang benar.

- Cara-cara penafsiran yang benar terhadap hasil pengukuran.

- Pengertian dasar tentang peralatan.

Umumnya, di dalam pengukuran dibutuhkan instrument sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau variabel. Untuk menentukan instrument-instrumen ini secara cermat, kita perlu memehami prinsip-prinsip kerjanya dan mampu memperkirakan apakah instrument tersebut sesuai untuk pemakaian yang telah direncanakan.Dalam pengukuran, digunakan sejumlah istilah yang akan didefenisikan sebagai berikut:

Instrumen: sebuah alat untuk menentukan nilai suatu kuantitas atau variabel.

Ketelitian (accuracy): harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrument mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur. Ketepatan (precision): suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang serupa. Dengan memberikan suatu harga tertentu bagi sebuah variabel, ketepatan (presisi) merupakan suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara berurutan.

Sensitivitas (sensitivity): perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan perubahan masukan atau variabel yang diukur.

Resolusi (resolution): perubahan terkecil dalam nilai yang diukur kepada mana instrumen akan member respons (tanggapan).

Kesalahan (error): penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) sebenarnya.

JENIS-JENIS KESALAHAN

Langkah pertama yang diperlukan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran adalah mempelajari kesalahan-kesalahan tersebut, di mana dari hal ini juga dapat ditentukan ketelitian hasil akhir.

Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan umumnya dapat dibagi dalam tiga jenis utama, yaitu:

a. Kesalahan-kesalahan umum (gross-errors), kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia, di antaranya adalah kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian instrument yang tidak sesuai, dan keslahan penaksiran.b. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors), biasanya dibagi dalam dua bagian:

Kesalahan-kesalahan instrumental, yakni kekurangan dari instrumen itu sendiri. Kesalahan ini dapat dihindari dengan cara (1) pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu, (2) menggunakan faktor-faktor koreksi setelah mengetahui banyaknya kesalahan instrumental, (3) mengalibrasi instrumen tersebut terhadap sebuah instrumen standar. Kesalahan-kesalahan lingkungan, yakni yang disebabkan oleh keadaan-keadaan luar yang mempengaruhi pengukuran/alat ukur, seperti efek perubahan temperatur, kelembaban, tekanan udara luar, medan magnetik atau medan elektrostatik. Cara-cara yang tepat untuk mengurangi efek-efek ini di antaranya adalah pengkondisian udara, penyegelan komponen-komponen tertentu secara rapat sekali, pemakaian pelindung magnetik, dan lain-lain.

c. Kesalahan-kesalahan acak (random errors), kesalahan-kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui dan terjadi walaupun semua kesalahan sistematis telah diperhitungkan. Keslahan-kesalahan ini biasanya hanya kecil pada percobaan/pengukuran yang telah direncanakan dengan baik, tetapi menjadi penting pada pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi. Cara satu-satunya untuk membetulkan kesalahan ini adalah dengan menambah jumlah pembacaan dan menggunakan cara-cara statistik untuk mendapatkan pendekatan paling baik terhadap harga yang sebenarnya.ANALISIS STATISTIK

Analisis statistik terhadap data pengukuran adalah pekerjaan yang biasa sebab dia memungkinkan penentuan ketidakpastian hasil pengujian akhir secara analitis. Agar cara-cara statistik dan keterangan yang diberikannya (interpretasi) bermanfaat, maka diperlukan sejumlah pengukuran yang banyak. Juga dalam hal ini, kesalahan-kesalahan sistematis harus kecil terhadap kesalahan-kesalahan acak, sebab pengerjaan data secara statistik tidak dapat menghilangkan suatu prasangka tertentu yang selalu terdapat dalam semua pengukuran.

a. Nilai rata-rata (arithmetic mean)Nilai yang paling mungkin dari suatu variabel yang diukur adalah nilai rata-rata dari semua pembacaan yang dilakukan. Nilai rata-rata diberikan oleh persamaan:

di mana: = nilai rata-rata

x1, x2, , xn = pembacaan yang dilakukan

n = jumlah pembacaan/pengukuranb. Penyimpangan terhadap nilai rata-rata

Penyimpangan (deviasi) adalah selisih antara suatu pembacaan terhadap nilai rata-rata dalam sekelompok pembacaan. Penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai rata-rata:

Penyimpangan terhadap nilai rata-rata boleh positif atau negatif dan jumlah aljabar semua penyimpangan tersebut harus nol.

c. Penyimpangan rata-rata (average deviation)

Deviasi rata-rata adalah suatu indikasi ketepatan instrumen-instrumen yang digunakan untuk pengukuran. Instrumen-instrumen yang ketepatannya tinggi akan menghasilkan deviasi rata-rata yang rendah antara pembacaan-pembacaan. Menurut defenisi, deviasi rata-rata adalah penjumlahan nilai-nilai mutlak dari penyimpangan-penyimpangan dibagi dengan jumlah pembacaan.

d. Deviasi standar

Deviasi standar merupakan cara yang sangat ampuh untuk mengalisa kesalahan-kesalahan acak secara statistik. Deviasi standar dari jumlah data terbatas, didefenisikan sebagai akar dari penjumlahan semua penyimpangan (deviasi) setelah dikuadratkan dibagi dengan banyaknya pembacaan. Secara matematis dituliskan:

Tentunya dalam praktik, jumlah pengamatan yang mungkin adalah terbatas. Deviasi standar untu sejumlah data terbatas adalah:

Kebanyakan hasil-hasil ilmiah dinyatakan dalam deviasi standar.Contoh:

Suatu renretan pengukuran arus yang tidak saling bergantungan dilakukan oleh 6 pengamat dan menghasilkan 12,8 mA; 12,2 mA; 12,5 mA; 13,1 mA; 12,9 mA dan 12,4 mA. Tentukan (a) nilai rata-rata, (b) deviasi terhadap nilai rata-rata, (c) deviasi rata-rata, (d) deviasi standar.

Penyelesaian:

a. Nilai rata-rata:

b. Deviasi terhadap nilai rata-rata:

d1 = 12,8 12,65 = 0,15 mA; d2 = 12,2 12,65 = -0,45 mA;d3 = 12,5 12,65 = -0,15 mA;

d4 = 13,1 12,65 = 0,45 mA; d5 = 12,9 12,65 = 0,25 mA;d6 = 12,4 12,65 = -0,25 mA.

Terlihat bahwa jumlah aljabar semua penyimpangan adalah nol.c. Deviasi rata-rata:

d. Deviasi standar:

KESALAHAN BATAS (LIMITING ERRORS)

Dalam kebanyakan instrumen, ketelitian hanya dijamin sampai suatu persentase tertentu dari skala penuh. Komponen-komponen rangkaian (seperti kondensator, tahanan, dan lain-lain) dijamin dalam suatu persentase tertentu dari nilai rencana (rated value). Batas-batas penyimpangan dari nilai yang ditetapkan disebut kesalahan batas (limiting errors) atau kesalahan garansi (guarantee errors). Misalnya jika nilai sebuah tahanan adalah 500 10%, maka pabrik menjamin bahwa nilai tahanan tersebut berada di antara 450 dan 550 . Pabrik tidak menetapkan deviasi standar atau kesalahan yang mungkin, tetapi menjamin bahwa kesalahan tidak akan lebih besar dari batas-batas yang telah ditetapkan. Contoh:

Ketelitian sebuah voltmeter 0 150 V dijamin sampai 1% skala penuh. Tegangan yang diukur oleh voltmeter adalah 83 V. Tentukan limiting error dalam persen.Penyelesaian:

Besar kesalahan batas adalah: 0,01 x 150 V = 1,5 V.

Persen kesalahan pada penunjukan voltmeter sebesar 83 V = (1,5/83) x 100% = 1,81 %

(lebih besar dari persen kesalahan batas pada skala penuh).Bila tegangan yang diukur lebih kecil, persen kesalahan batas akan bertambah. Jika voltmeter membaca 60 V, persen kesalahan batasnya = (1,5/60) x 100% = 2,5 %.

Contoh di atas menunjukkan pentingnya melakukan pengukuran sedekat mungkin ke skala penuh._1347346700.unknown

_1347347556.unknown

_1347350228.unknown

_1347779487.unknown

_1347349032.unknown

_1347347052.unknown

_1347343553.unknown

_1347345305.unknown

_1347343292.unknown