Upload
doancong
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGUKURAN KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI
MENGGUNAKAN METODE MEDICATION POSSESSION RATIO DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN TEKANAN DARAH
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RS PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Anastasia Satya Ari Nantyastuti
NIM : 148114173
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGUKURAN KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI
MENGGUNAKAN METODE MEDICATION POSSESSION RATIO DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN TEKANAN DARAH
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RS PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Anastasia Satya Ari Nantyastuti
NIM : 148114173
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
PENGUKURAN KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI
MENGGUNAKAN METODE MEDICATION POSSESSION RATIO DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN TEKANAN DARAH
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RS PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
Skripsi yang diajukan oleh:
Anastasia Satya Ari Nantyastuti
NIM : 148114173
telah disetujui oleh:
Pembimbing utama
Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. tanggal 25 September 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 25 September 2017
Penulis
Anastasia Satya Ari Nantyastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Anastasia Satya Ari Nantyastuti
Nomor Mahasiswa : 148114173
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “PENGUKURAN
KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI MENGGUNAKAN METODE
MEDICATION POSSESSION RATIO DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PENGENDALIAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE 2 DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA” beserta
perangkat yang diperlukan.
Saya mengizinkan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, dan memublikasikannya di internet
untuk kepentingan akademis.
Demikian pernyataan saya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 12 Desember 2017
Yang menyatakan
(Anastasia Satya Ari Nantyastuti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan, karena atas bimbingan,
rahmat, dan cinta kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGUKURAN KETAATAN TERAPI ANTIHIPERTENSI
MENGGUNAKAN METODE MEDICATION POSSESSION RATIO DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN TEKANAN DARAH
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RS PANTI RAPIH
YOGYAKARTA” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keberhasilan penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Pembimbing utama dan satu-satunya Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt,
terima kasih saya ucapkan yang sebesar-besarnya karena telah
memperkenankan saya menjadi anak bimbingan Ibu Dita. Terima kasih pula
karena Ibu Dita telah memberikan motivasi, semangat, dukungan dan
perhatian dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si.,Apt dan Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku dosen
penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan arahan dalam penyelesaian
penelitian ini.
4. Kopertis V atas Hibah Penelitian Dosen Muda tahun anggaran 2017 Nomor
Surat 082.Penel./LPPM USD/VI/2017 dengan judul penelitian “Pengaruh
Komorbiditas terhadap Ketaatan Terapi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
II”.
5. Orang tua terkasih, Papa Petrus Paimin dan Mama Veronica Hartinah, serta
adikku Paulina Ari Widyastuti yang telah setia mendukung, mendoakan dan
mendampingi serta memberikan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
6. Teman-teman seperjuangan di poliklinik yaitu Fransiska Indri Sagala, Ni Luh
Putu Meilina Ulandari, Mercy Tiara Kezia Zebua, Erica Kusuma Rahayu
Sudarsono, dan Kalvin Halimawan Susanto yang setia bekerjasama, berbagi
suka duka, mendukung satu sama lain, serta saling membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Sahabat penulis yaitu Agatha Pramudya Larasati yang setia mendampingi
selama ini dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-temanku Gloria, Kakak Nita, Melvy, Delphin, Sara, Kiki, Kevin, Oppa
Danny, Leona, Efra, dan teman-teman FSMD 2014 yang telah memberikan
semangat dan suka duka di Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
terbuka terhadap kritik dan saran untuk membangun agar hasil karya yang lebih
baik dan bermafaat bagi khalayak yang membutuhkan, terutama dalam bidang
kefarmasian. Terimakasih.
Yogyakarta, 25 September 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Persetujuan Pembimbing ......................................................................................... ii
Pengesahan Skripsi ................................................................................................ iii
Pernyataan Keaslian Karya .................................................................................... iv
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi .............................................................. v
Prakata .................................................................................................................... vi
Daftar Isi............................................................................................................... viii
Daftar Gambar ........................................................................................................ ix
Daftar Tabel ............................................................................................................ x
Daftar Lampiran ..................................................................................................... xi
Abstrak .................................................................................................................. xii
Abstract ................................................................................................................ xiii
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
Metode Penelitian.................................................................................................... 2
Rancangan dan Subjek Penelitian ....................................................................... 2
Analisis Data ....................................................................................................... 4
Hasil dan Pembahasan............................................................................................. 5
Kesimpulan dan Saran........................................................................................... 15
Kesimpulan ........................................................................................................ 15
Saran .................................................................................................................. 15
Daftar pustaka ....................................................................................................... 15
Lampiran ............................................................................................................... 19
Biografi Penulis ..................................................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan subjek penelitian bulan Mei-Juli 2017 di RS Panti Rapih….3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Profil pasien DM disertai hipertensi di RS Panti Rapih bulan
Mei-Juli 2017……………………………………………………. 5
Tabel II. Rerata Karakteristik Usia, Durasi DM, Nilai MPR, dan Tekanan
Darah…………………………………………………………….. 6
Tabel III. Profil Obat Antihipertensi pada Pasien DM Tipe 2 Disertai
Hipertensi………………………………………………………... 8
Tabel IV. Pengaruh Faktor-Faktor terhadap Ketaatan Pasien…………….... 9
Tabel V. Pengaruh Faktor-Faktor terhadap Terkontrolnya Tekanan Darah 11
Tabel VI. Rerata Tekanan Darah Subjek Kelompok Taat dan Tidak Taat…. 12
Tabel VII. Pengaruh Ketaatan Terapi terhadap Terkontrolnya Tekanan
Darah…………………………………………………………….. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian…………………………………………. 19
Lampiran 2. Ethical Clearance…………………………………………… 20
Lampiran 3. Surat Keterangan Verifikasi Data CE&BU…………………. 21
Lampiran 4. Definisi Operasional………………………………………… 22
Lampiran 5. Perhitungan Sampel Penelitian……………………………… 26
Lampiran 6. Form Data Penelitian………………………………………... 27
Lampiran 7. Uji normalitas tekanan darah pasien………………………… 30
Lampiran 8. Uji rerata tekanan darah subjek kelompok taat dan tidak taat 32
Lampiran 9. Uji statistik faktor ketaatan terapi terhadap terkontrolnya
tekanan darah………………………………………………... 33
Lampiran 10. Uji statistik faktor jenis kelamin terhadap terkontrolnya
tekanan darah………………………………………………... 34
Lampiran 11. Uji statistik faktor usia terhadap terkontrolnya tekanan darah 35
Lampiran 12. Uji statistik faktor durasi DM terhadap terkontrolnya
tekanan darah………………………………………………... 36
Lampiran 13. Uji statistik faktor pendidikan terhadap terkontrolnya
tekanan darah………………………………………………... 37
Lampiran 14. Uji statistik faktor peresepan polifarmasi terhadap
terkontrolnya tekanan darah………………………………… 38
Lampiran 15. Uji statistik faktor usia terhadap ketaatan pasien…………… 39
Lampiran 16. Uji statistik faktor durasi DM terhadap ketaatan pasien…….. 40
Lampiran 17. Uji statistik faktor jenis kelamin terhadap ketaatan pasien…. 41
Lampiran 18. Uji statistik faktor peresepan polifarmasi terhadap ketaatan
pasien………………………………………………………... 42
Lampiran 19. Uji statistik faktor pendidikan terhadap ketaatan pasien……. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRAK
Ketaatan dalam terapi merupakan cara untuk mengurangi jumlah
mortalitas yang terjadi akibat tidak tercapainya tujuan terapi. Sebesar 50-80%
penderita DM tipe 2 menderita hipertensi. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi karakteristik pasien, menganalisis pengaruh faktor-faktor (usia,
pendidikan, durasi DM, jenis kelamin, peresepan polifarmasi) terhadap tingkat
ketaatan pasien, serta mengobservasi pengaruh ketaatan terapi antihipertensi dan
faktor lain yang disebutkan sebelumnya terhadap terkontrolnya tekanan darah
pasien DM tipe 2 yang berobat di klinik penyakit dalam RS Panti Rapih
Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
rancangan cohort retrospective. Subjek dipilih menggunakan teknik purposive
sampling. Data didapat melalui pengumpulan data rekam medis berupa profil
obat yang diresepkan. Nilai ketaatan diukur dengan metode Medication
Possession Ratio (MPR). Sebanyak 92 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi diikutsertakan dalam penelitian ini. Data dianalisis menggunakan uji T
tidak berpasangan dan uji Chi square. Uji Fisher digunakan apabila syarat uji Chi
square tidak terpenuhi. Sebanyak 56,52 % subjek memiliki tingkat ketaatan
tinggi. Hasil penelitian ini mengungkapkan ketaatan terapi antihipertensi tidak
berpengaruh secara statistic terhadap terkontrolnya tekanan darah pasien DM tipe
2 disertai hipertensi (p>0,05). Analisis data hubungan faktor risiko lain terhadap
terkontrolnya tekanan darah dan tingkat ketaatan subjek juga memiliki hasil yang
serupa dan menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna.
Kata Kunci : Ketaatan, antihipertensi, diabetes mellitus, Medication
Possession Ratio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
Therapy adherence is a way to reduce the number of mortality that occurs if goal
therapy can not be achieve. Hypertension is occurs in approximately 50% to 80%
of patients with type 2 diabetes (T2D). This study aims to identify the
characteristics of T2D patients with hypertension, analyzing the relationship of
other risk factor (age, education, duration of T2D, sex, polypharmacy) to patient
adherence level, and observe the relationship between antihypertensive therapy
adherence and other risk factorsmentioned before to blood pressure controlled of
patient that treated at endocrine clinic Panti Rapih Hospital Yogyakarta. The
study is observational analytic research with retrospective cohort design. In total
of 92 subjects who met the inclusion and exclusion criteria were picked by
purposive sampling. Prescribed drug profile was collected from medical record
and the level of adherence was measured by Medication Possession Ratio (MPR)
method. Data were analyzed using independent T-test and Chi square. Fisher test
is used when Chi square requirements aren’t fulfilled. From all subjects, 56,52%
had high adherence. The results of this study revealed antihypertensive therapy
adherence no statistically related (p>0,05) to blood pressure controlled in T2D
with hypertension patient. Data analysis of other risk factors also had similar
results and showed there’s no significant impact to blood pressure controlled and
level of adherence.
Key words: Adherence, antihypertensive, T2D, Medication Possession Ratio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan global.
Data menunjukkan lebih dari 9,5% populasi dunia menderita DM, dan 90%
diantaranya menderita DM tipe 2. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013
menunjukkan proporsi penduduk ≥15 tahun dengan DM meningkat menjadi 6,9%
dari sebelumnya 5,7% pada tahun 2007. Prevalensi DM tahun 2013 diperkirakan
sebesar 12.191.564 kasus dengan provinsi DI Yogyakarta di urutan pertama
dengan angka kejadian 2,6% (IDF, 2012; Riskesdas, 2013).
Sebesar 50-80% penderita DM juga mengalami hipertensi. Hipertensi dan
DM tipe 2 terhubung melalui beberapa faktor risiko. Resistensi insulin merupakan
penyebab utama timbulnya hipertensi yang terjadi pada pasien DM tipe 2 dan
mengarahkan kondisi pasien pada artherogenesis dan peningkatan aktivitas sistem
RAA. Kedua hal ini akan berkontribusi dalam peningkatan tekanan darah (Cheung
and Li, 2012; Dikalov and Nazarewicz, 2013; Saseen and Maclaughlin, 2011).
Orang dewasa penderita DM disertai hipertensi berisiko mengalami
peningkatan laju mortalitas dan morbiditas dibandingkan dengan bukan penderita
(Bharati et al., 2015). Seorang penderita DM disertai hipertensi memiliki risiko
8,5 kali lebih besar mengalami penyakit kardiovaskular (Ledur et al., 2013).
Hipertensi pada penderita DM juga berisiko meningkatkan progresivitas penyakit
lain yang mungkin timbul, terutama penurunan fungsi organ renal. Parameter
penting yang harus dipantau (monitoring) pada pasien DM disertai hipertensi
adalah fungsi ginjal. Tujuan utamanya adalah mengambil langkah untuk
mencegah nefropati yang ditandai dengan terjadinya mikroalbuminuria atau
perubahan mikroalbuminuria menjadi makroalbuminuria. Nefropati merupakan
penyebab utama gagal ginjal (Suhadi, Donatus, dan Sidarto, 2004).
ADA menyarankan penggunaan rutin beberapa golongan obat
antihipertensi untuk mengendalikan tekanan darah penderita DM. Terapi
pengobatan yang diterima pasien DM tipe 2 dengan hipertensi sangat kompleks.
Chen, Levin and Gartner (2010) menyatakan bahwa hanya 10-50% pasien
hipertensi yang dapat mengontrol penyakitnya. Ketidaktaatan dalam menjalani
terapi merupakan salah satu penyebab utama tidak terkendalinya tekanan darah
pasien. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ketaatan terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mampu mengendalikan tekanan darah pasien DM sehingga angka mortalitas dapat
turun hingga 60%. Melalui penelitian-penelitian tersebut, terdapat faktor-faktor
lain yang diketahui dapat mempengaruhi terkontrolnya tekanan darah dan tingkat
ketaatan pasien, diantaranya peningkatan usia, kebiasaan merokok, lamanya
durasi penyakit, obesitas, dan tingkat pendidikan pasien (Oteh et al., 2011; Ledur
et al., 2013; Rahman, Williams, and Al-Mamun, 2017).
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi seberapa besar
tingkat ketaatan pasien dalam mengkonsumsi obat yang diukur menggunakan
metode MPR (Medication Possesion Ratio). MPR merupakan metode yang valid
dan sering digunakan dalam pengukuran ketaatan pasien karena sifatnya yang
reliabel. Nilai MPR dihitung dengan membandingkan jumlah hari pasien
mendapatkan obat dengan jumlah hari sejak peresapan awal sampai peresepan
akhir (Kozma et al., 2013; Wu, et al., 2016).
Subjek penelitian yang diikutsertakan merupakan pasien rawat jalan klinik
penyakit dalam RS Panti Rapih yang sebelumnya sudah didiagnosa DM tipe 2
disertai hipertensi. Observasi awal menunjukkan sebagian besar pasien memiliki
frekuensi kunjungan yang cukup tinggi dalam menjalani kontrol rutin dengan
dokter spesialis penyakit dalam.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik pasien DM tipe 2
disertai hipertensi, menganalisis pengaruh faktor-faktor (usia, pendidikan, durasi
DM, jenis kelamin, peresepan polifarmasi) terhadap tingkat ketaatan pasien, serta
mengobservasi pengaruh ketaatan terapi antihipertensi dan faktor lain (usia,
pendidikan, durasi DM, jenis kelamin, peresepan polifarmasi) terhadap
terkontrolnya tekanan darah pasien DM tipe 2 yang berobat di klinik penyakit
dalam RS Panti Rapih Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Rancangan dan Subjek Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian analitik
observasional dengan rancangan cohort retrospective. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Teknik ini
dilakukan dengan mengambil sampel secara sengaja sesuai dengan kriteria sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang diperlukan. Subjek yang diambil datanya sudah dipastikan memenuhi
kriteria inklusi dan tidak masuk dalam kriteria eksklusi.
Nilai ketaatan meminum obat antihipertensi dalam minimal 3 kali
peresepan dihitung dengan metode MPR. Penelitian ini memanfaatkan data rekam
medis pasien klinik penyakit dalam periode Mei-Juli 2017 sebagai bahan
penelitian. Kriteria inklusi bagi responden penelitian ini adalah pasien berusia 40-
74 tahun yang telah didiagnosa menderita diabetes mellitus tipe 2 dengan penyakit
penyerta hipertensi dan menerima pengobatan antihipertensi. Subjek yang
diikutsertakan dalam penelitian ini adalah pasien yang bersedia menjadi subjek
penelitian (ditandai dengan penandatanganan inform consent) dan melakukan
pemeriksaan rutin minimal 3 kali kunjungan berturut-turut. Pasien yang
terdiagnosa gangguan ginjal kronis dan/atau diabetes gestasional tidak
diikutsetakan dalam penelitian.
Gambar 1. Bagan subjek penelitian bulan Mei-Juli 2017 di RS Panti Rapih
Jumlah sampel minimum dalam penelitian ini sebanyak 76 sampel. Angka
tersebut didapat melalui perhitungan untuk penelitian cohort (Lampiran 5)
dengan Zα sebesar 1,96 untuk taraf kepercayaan sebesar 95%, Zβ sebesar 0,84
dengan power sebesar 80%, serta perbandingan antara kelompok taat dan tidak
taat (M) adalah 1:1 (Charan and Biswas, 2013). Proporsi kejadian pengendalian
tekanan darah pada 2 kelompok subjek mengacu pada penelitian oleh Perez et al.
(2013) dengan judul Adherence to Therapies in Patients with Type 2 Diabetes.
Total sampel pada penelitian ini sebanyak 92 rekam medis. Pengambilan data
dilakukan sampai return rate pasien sudah mencapai titik jenuh yang ditandai
dengan adanya subjek yang sudah kontrol kembali setelah melakukan kontrol satu
737 rekam medis pasien poliklinik
penyakit dalam bulan Mei-Juli 2017
terdiagnosa DM tipe 2
39 subjek tereksklusi
37 subjek terdiagnosa CKD
2 subjek terdiagnosa DM gestasional
Kriteria inklusi sebanyak 131 subjek
Total sampel = 92 subjek
Kriteria inklusi
Terdiagnosa DM tipe 2+ hipertensi
Menerima resep antihipertensi
Berusia 40-74 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bulan sebelumnya. Saat return rate pasien sudah mencapai titik jenuh, jumlah
sampel tidak bertambah lagi, sehingga pengambilan data sudah dapat dihentikan.
Analisis Data
Data yang diperoleh berupa nilai tekanan darah pasien yang diukur pada
saat pengambilan data rekam medis dan profil obat yang diterima pasien minimal
3 kunjungan terakhir. Tekanan darah subjek dikategorikan terkontrol apabila
memiliki nilai <140/90 mmHg, dan sebaliknya tekanan darah pasien DM tipe 2
dikatakan tidak terkontrol bila bernilai ≥140/90 mmHg. Hal ini mengacu pada
JNC VIII (Salvo and White, 2014). Nilai ketaatan meminum obat antihipertensi
dalam minimal 3 kali peresepan dihitung dengan metode MPR. Subjek
dikategorikan sebagai pasien taat apabila nilai MPR ≥0,8 (Kozma et al., 2013).
( )
Analisis data statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22. Data
karakteristik pasien dihitung jumlah dan persentasenya, serta dihitung rata-rata
(mean) dan standar deviasi (SD). Hasil pengolahan data karakteristik disajikan
dalam bentuk tabel. Jumlah subjek yang diikutsertakan sebesar >50 orang,
sehingga uji normalitas yang digunakan sebagai parameter analisis adalah
Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis uji normalitas berupa nilai p>0,05
menunjukan data terdistribusi normal.
Perbedaan rerata tekanan darah pasien kelompok taat dan tidak taat
diperoleh dari uji T tidak berpasangan (data terdistribusi normal). Jika p>0,05
maka rerata data kedua kelompok tidak ada perbedaan, sedangkan jika p<0,05
maka rerata data kedua kelompok berbeda. Analisis data dilanjutkan dengan uji
Chi-square untuk melihat pengaruh faktor-faktor (jenis kelamin, usia, durasi DM,
pendidikan, dan peresepan polifarmasi) terhadap tingkat ketaatan subjek, serta
melihat pengaruh ketaatan terapi antihipertensi dan faktor-faktor yang telah
disebutkan sebelumnya terhadap terkontrolnya tekanan darah pasien. Interpretasi
hasil analisis dilihat dari nilai RR (Relative Risk) dan nilai p (p-value) yang
diperoleh dari uji Chi-square. Uji Fisher dilakukan apabila data tidak memenuhi
syarat untuk diolah menggunakan uji Chi-square. Nilai p <0,05 menunjukkan
adanya pengaruh ketaatan terapi antihipertensi dan faktor-faktor tersebut terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
terkontrolnya tekanan darah, serta adanya pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap tingkat ketaatan pasien. Nilai RR (Risk Ratio) dan nilai p (p-value)
selanjutnya akan digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik pasien DM tipe 2 yang juga menderita hipertensi di Rumah
Sakit Panti Rapih tersaji pada Tabel I. Data tersebut merupakan data 92 orang
pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Tabel I. Profil Pasien DM Disertai Hipertensi di RS Panti Rapih
bulan Mei-Juli 2017
Karakteristik
Keseluruhan Taat Tidak Taat p-
value n
(=92)
%
(=100)
n
(=52)
%
(=100)
n
(=40)
%
(=100)
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
35
57
38,04
61,96
22
30
42,3
57,7
13
27
32,5
67,5
0,13
0,69
Usia
< 60 tahun
≥ 60 tahun
44
48
47,83
52,17
22
30
42,3
57,7
22
18
55,0
45,0
1,00
0,08
Pendidikan
≤ SMP
> SMP
21
71
22,83
77,17
10
42
19,2
80,2
11
29
27,5
72,5
0,83
0,12
Tekanan Darah
Terkontrol
Tidak Terkontrol
29
63
31,5
68,5
19
33
36,5
63,5
10
30
25,0
75,0
0,09
0,70
Durasi DM
< 10 tahun
≥ 10 tahun
46
46
50
50
25
27
48,1
51,9
21
19
52,5
47,5
0,55
0,24
Merokok
Ya
Tidak
24
78
26,10
73,90
15
37
28,8
71,2
9
31
22,5
77,5
0,22
0,47
Aktivitas fisik
Rutin
Tidak rutin
45
47
48,91
51,09
28
24
53,8
46,2
17
23
42,5
57,5
0,10
0,88
Riwayat Keluarga DM
Ada
Tidak ada
60
32
65,22
34,78
32
20
61,5
38,5
28
12
70,0
30,0
0,61
0,16
Konsumsi obat tradisional
Ya
Tidak
22
70
23,91
76,09
16
36
30,8
69,2
6
34
15,0
85,0
0,03
0,81
Polifarmasi
Ya
Tidak
7
85
7,61
92,39
3
49
5,8
94,2
4
36
10,0
90,0
0,70
0,16
Kebiasaan merokok dilakukan 23,91% subjek. Kebiasaan merokok pasien
hipertensi tidak memengaruhi ketaatan dalam menebus ulang resep (prescription
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
refill) secara signifikan, tetapi memiliki pengaruh yang besar terhadap sulitnya
mengendalikan tekanan darah pasien. Kebiasaan merokok dikategorikan sebagai
dangerous habit yang saat ini sering dikaitkan dengan ketidaktaatan pengobatan.
Pasien merokok telah melanggar kesepakatan dengan tenaga medis yang biasanya
dilakukan pada tahap awal pengobatan. Hal ini termasuk dalam ketidaktaatan
pengobatan (Chidozie et al., 2014; Gosmanova and Kovesdy, 2015).
Sebagian dari seluruh jumlah subjek (n=45) sudah melakukan aktivitas
fisik yang rutin dilakukan sebanyak 4-5x per minggu. ADA (2017) mengatakan
bahwa aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh berintensitas sedang yang
memerlukan energi dan dirancang secara terstruktur untuk meningkatakan
kebugaran fisik seseorang. Aktivitas fisik berupa berjalan, berlari, bersepeda, atau
berenang mampu membantu pasien mengontrol gula darah dan HbA1c,
menurunkan berat badan dan indeks massa tubuh, serta menurunkan faktor risiko
penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi (Qiu et al., 2014).
Hasil perhitungan nilai MPR yang didapatkan melalui penelusuran rekam
medis menunjukkan jumlah pasien taat (n=52) lebih besar dari pasien tidak taat
(n=40). Rentang nilai MPR yang didapatkan adalah 0,22–1,13 dengan rata-rata
sebesar 0,83 ± 0,23, artinya sebagian besar pasien DM disertai hipertensi di RS
Panti Rapih taat dalam menjalani terapi antihipertensi. Nilai MPR diizinkan untuk
melebihi nilai 1. Rentang yang diizinkan yaitu dibawah 1,2. Keadaaan ini sering
disebut dengan “over adherence” dimana pasien akan mendapatkan resep sebelum
waktu peresepan selanjutnya sebanyak lebih dari 1 kali (Raebel et al., 2013).
Tabel II. Rerata Karakteristik Usia, Durasi DM, Nilai MPR, dan Tekanan Darah
Karakteristik Rerata ± SD
Keseluruhan Taat Tidak Taat
Usia (tahun) 60 + 8 61,1 ± 7,9 58,6 ± 7,9
Durasi DM (tahun) 10,3 ± 7,7 10,4 ± 7,3 10,2 ± 8,3
Nilai MPR 0,83 + 0,23 1,0 ± 0,1 0,6 ± 0,2
Tekanan darah (mmHg) 147,6 ± 20,4 /
76,8 ± 11,0
144,7 ± 18,6 /
75,1 ± 10,4
151,4 ± 22,1 /
79,0 ± 11,6
Tabel II menunjukkan rata-rata nilai MPR pasien tidak taat adalah 0,61 ±
0,16. Ketaatan yang rendah dalam pengobatan antihipertensi pada pasien DM
dapat terjadi akibat beberapa faktor yaitu faktor sosioekonomi (status ekonomi
rendah, tidak bekerja, mahalnya harga obat), lemahnya sistem pelayanan
kesehatan (kurangnya pengetahuan mengenai penyakit dan pengobatan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tenaga medis, serta waktu konsultasi yang kurang), faktor medikasi (rejimen
terapi terlalu rumit, durasi pengobatan lama, terjadinya efek samping obat yang
tidak dapat dihindari) (Kozma et al., 2013; Hameed, Dasgupta, and Gill, 2016).
Rata-rata nilai MPR pasien taat sebesar 1,0 ± 0,1 yang menunjukkan bahwa
jumlah hari pasien mendapatkan obat sama dengan jumlah hari peresepan obat.
Dengan kata lain, pasien mendapatkan obat antihipertensi setiap hari, sesuai
dengan yang diresepkan dokter.
Rata-rata tekanan darah seluruh subjek penelitian sebesar 147,6 ± 20,4 /
76,8 ± 11,0 mmHg. Menurut JNC VIII (2014), pasien DM tipe 2 dikatakan tidak
memiliki tekanan darah terkontrol apabila memiliki tekanan darah ≥140/90 mmHg
(Salvo and White, 2014). Subjek yang memiliki tekanan darah sesuai dengan
target pengobatan sebanyak 35,87%. Hal ini serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wang et al. (2013). Hasil dari penelitian tersebut mengatakan
bahwa sekitar 35% dari pasien yang menerima terapi antihipertensi yang mampu
mencapai tekanan darah <140/90 mmHg. Penyebab utamanya adalah
ketidakpedulian pasien (self unawareness) terhadap penyakit yang dialaminya.
Tabel III menampilkan proporsi obat antihipertensi yang diresepkan
kepada pasien baik dari kelompok taat maupun tidak taat. Obat golongan
angiotensin receptor blocker (ARB) dan calcium channel blocker (CCB) tunggal
memiliki jumlah peresepan terbanyak. Obat golongan ARB yang paling sering
diresepkan adalan valsartan, sedangkan amlodipin dan diltiazem mewakili
golongan CCB dengan peresepan terbanyak selanjutnya. Obat antihipertensi yang
diresepkan hampir semuanya memiliki dosis tunggal satu kali sehari. Hal ini
mendukung peningkatan ketaatan pasien karena menjadi lebih praktis dan mudah
diingat apabila digabungkan dengan rejimen pengobatan antidiabetika dengan
frekuensi minum obat yang lebih sering (Teshome et al., 2017).
Obat antihipertensi yang diresepkan secara umum sudah sesuai dengan
anjuran ADA (2017) kecuali β-blocker, diuretik loop, dan aldosteron antagonis.
Golongan ACEI dan ARB merupakan lini pertama untuk mengendalikan tekanan
darah sekaligus mencegah peningkatan risiko albuminuria pada pasien DM (Buren
and Toto, 2011). Dokter juga meresepkan kombinasi golongan ARB dan CCB
dengan jumlah peresepan yang cukup banyak (n=13). Kombinasi golongan ARB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dan CCB memiliki kemampuan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik
yang lebih baik dibandingkan CCB tunggal dosis tinggi. Selain itu, kombinasi
kedua obat ini secara signifikan mampu mengurangi efek samping obat yang
terjadi, terutama edema perifer (He et al., 2017).
Tabel III. Profil Obat Antihipertensi pada Pasien DM disertai Hipertensi Golongan Obat Jumlah (n=92)
ACEI 12
ACEI + CCB 4
ACEI + diuretik loop 1
ACEI + β-blocker 3
ACEI + ARB + CCB 2
ACEI + ARB 1
ARB 17
ARB + diuretik loop 5
ARB + CCB 13
ARB + β-blocker 2
ARB + diuretik loop + aldosteron antagonis 1
ARB + β-blocker + CCB 1
ARB + CCB + diuretik loop 2
β-blocker 3
β-blocker + CCB 2
β-blocker + diuretik loop 1
β-blocker + aldosteron antagonis 1
CCB 18
CCB + diuretik loop 1
Diuretik loop 2
Pasien diabetes mellitus membutuhkan obat antidiabetika dan
antihipertensi yang tepat untuk mencegah memburuknya vitalitas renal. Kondisi
yang paling ditakutkan adalah terjadinya mikroalbuminuria yang berkembang
menjadi makroalbuminuria dan mengarah pada diabetik nefropati. Studi
sebelumnya memprediksi diabetik nefropati dapat berkembang secara cepat
menjadi gagal ginjal dalam waktu kurang dari 10 tahun (Buren and Toto, 2011;
Roshan and Staton, 2013).
Ketaatan terapi dapat mempengaruhi keberhasilan terapi pasien. Ketaatan
terapi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan hasil yang tersaji pada
Tabel IV, seluruh variabel tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap
ketaatan pengobatan pasien. Pasien dengan usia ≥60 tahun lebih taat dalam
menjalani terapi daripada pasien dengan usia yang lebih muda. Penurunan
kemampuan kognitif dan fungsional yang biasanya terjadi pada pasien lansia tidak
memberi pengaruh besar terhadap ketaatan pasien. Biasanya pasien lansia
memiliki pendamping pengobatan yaitu keluarga yang akan mendukung dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
membantu kesuksesan terapi. Namun, studi lain juga mengatakan bahwa setelah
berusia 64 tahun ke atas, pasien akan cenderung tidak taat dalam pengobatan. Hal
ini terkait dengan lemahnya kemampuan ekonomi yang berimbas pada
keterlambatan penebusan resep (Teshome et al., 2017; Joho, 2012).
Tabel IV. Pengaruh Faktor-Faktor terhadap Ketaatan Pasien
Variabel Taat Tidak Taat p-value OR (95% CI)
Usia
< 60 tahun 22 22 0,23 0,60 (0,26 – 1,37)
≥ 60 tahun 30 18
Durasi DM
<10 tahun 25 21 0,67 0,84 (0,37 – 1,91)
≥10 tahun 27 19
Jenis Kelamin
Pria 22 13 0,34 1,52 (0,66 – 3,60)
Wanita 30 27
Polifarmasi
Ya 3 4 0,46* 0,55 (0,12 – 2,62)
Tidak 49 36
Pendidikan
≤ SMP 10 11 0,35 0,63 (0,24 – 1,67)
> SMP 42 29
*Nilai p= uji fisher
Pasien yang sudah menderita diabetes lebih dari 10 tahun akan cenderung
lebih taat terhadap pengobatan yang dijalaninya, termasuk didalamnya terapi
hipertensi. Hasil penelitian serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mekonnen et al. (2017). Penelitian tersebut menyatakan bahwa pasien yang sudah
minimal 3 tahun menjalani suatu pengobatan akan 2 kali (OR=1,89, 95% CI
=1,10-3,35) lebih taat terhadap pengobatan dibanding pasien dengan durasi
penyakit yang belum lama. Pasien yang sudah lama menjalani terapi memiliki
frekuensi kontak yang lebih tinggi dengan profesi kesehatan dibandingkan pasien
dengan durasi terapi yang lebih singkat. Pasien lebih sering menerima instruksi
yang sifatnya repetitif sehingga akan meningkatkan ketaatan (Tiv et al., 2012).
Subjek wanita (n=30) yang rutin melakukan penebusan resep lebih tinggi
jumlahnya dibandingkan subjek pria (n=22). Namun, perbedaan jenis kelamin ini
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketaatan pasien (p=0,34). Pasien
wanita biasanya memiliki ketaatan yang tinggi dalam mengonsumsi obat
dibandingkan pasien pria, terutama obat antihipertensi. Hal ini dikarenakan
beberapa jenis obat antihipertensi yang dikonsumsi jangka panjang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menimbulkan efek samping berupa impotensi, yang menjadi kemungkinan alasan
utama pasien pria memiliki ketaatan yang rendah (Joho, 2012).
Sebanyak 7,61% subjek mengalami polifarmasi. Polifarmasi ini tidak
berpengaruh (p=0,46) terhadap ketaatan pasien dalam meminum obat. Namun,
semakin sedikit jumlah obat yang harus dikonsumsi pasien per hari akan
meningkatkan ketaatan pasien. Pasien yang menerima banyak jenis obat akan
mengalami kebingungan dalam mengonsumsi obat yang tepat pada waktu yang
tepat. Penggunaan obat yang ditunda akan menyebabkan sisa obat semakin
banyak. Hal ini akan berpengaruh pada waktu penebusan kembali obat
menyebabkan menurunnya nilai MPR (Teshome et al., 2017; Jimmy and Jose,
2011).
Pengaruh pendidikan terhadap ketaatan pada penelitian ini tidak memiliki
makna yang signifikan. Namun, pasien dengan tingkat pendidikan lebih tinggi
dari jenjang SMP jumlahnya lebih besar pada kelompok taat (n=42). Pasien
dengan pendidikan formal yang lebih tinggi akan lebih taat dibandingkan dengan
pasien dengan tingkat pendidikan di bawahnya. Pasien lebih mampu memahami
tujuan dari pengendalian tekanan darah, konsekuensi tidak taat dalam terapi, dan
potensi efek samping yang mungkin timbul akibat mengonsumsi antihipertensi.
Informasi mengenai hipertensi dan pengobatannya dapat memicu pasien untuk
menurunkan tingkat ketaatannya karena pasien semakin mengerti efek samping
dari obat yang dikonsumsinya. Perlu waktu bagi tenaga kesehatan untuk memberi
pengertian dan mengubah kebiasaan pasien agar tetap taat mengonsumsi obat
(Karaeren et al., 2009; Alsolami, Velez, and Hou 2015).
Terdapat beberapa faktor yang kemungkinan berhubungan dengan
terkontrolnya tekanan darah adalah jenis kelamin, durasi DM, usia, riwayat
pendidikan, dan ada tidaknya polifarmasi. Penelitian yang dilakukan oleh
Rahman, Williams, and Al-Mamun (2017) mengatakan bahwa tidak hubungan
antara jenis kelamin seseorang dengan terkontrolnya tekanan darah. Hasil
penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Wanita
berusia 40-70 tahun akan mengalami peningkatan aktivitas sistem RAA (renin–
angiotensin–aldosteron) setelah mengalami menopause. Hal ini terjadi akibat
adanya penurunan jumlah estradiol. Estradiol berkontribusi dalam menekan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
aktivitas reseptor AT1 dan angiotensin-converting enzyme, sehingga apabila
jumlahnya berkurang maka sistem RAA akan teraktivasi menyebabkan
vasokonstriksi (Yanes and Reckelhoff, 2011; Lima, Wofford, and Reckelhoff,
2012).
Tabel V. Pengaruh Faktor-Faktor terhadap Terkontrolnya Tekanan Darah
Variabel
Tekanan Darah
p-value OR (95% CI) Terkontrol
Tidak
Terkontrol
Jenis kelamin
Pria 12 23 0,65 1,23 (0,49-3,02)
Wanita 17 40
Durasi DM
<10 tahun 16 30 0,50 1,35 (0,56-3,27)
≥10 tahun 13 33
Usia
< 60 tahun 15 29 0,61 1,26 (0,52-3,03)
≥ 60 tahun 14 34
Pendidikan
≤ SMP 6 15 0,74 0,83 (0,29-2,43)
> SMP 23 48
Polifarmasi
Ya 3 4 0,20* 3,20 (0,67-15,35)
Tidak 26 59
*Nilai p= uji fisher
Pasien dengan durasi menderita DM ≥10 tahun dan usia ≥60 tahun
memiliki risiko peningkatan tekanan darah lebih besar dibanding pasien dengan
durasi dan usia di bawahnya. Kedua faktor ini saling berkaitan dengan kondisi
fisiologis pasien. Pasien lansia akan mengalami degradasi organ, terutama renal.
Renal memegang peranan penting dalam sistem pengaturan tekanan darah melalui
sistem renin-angiotensin. Kondisi patologis pasien DM lalu diikuti dengan
hipertensi atau sebaliknya akan memicu peningkatan tekanan darah. Adanya
glukosa dalam darah akan mempercepat degradasi sel nefron. Penyebab utama
lainnya adalah kekakuan dinding pembuluh darah arteri (arterial stiffness) yang
terjadi seiring bertambahnya umur seseorang. Kekakuan arteri ini terjadi akibat
disfungsi endothelial (Hae-Young and Byung-Hee, 2010; Lionakis et al., 2012).
Subjek yang mengalami polifarmasi sebanyak 7 orang. Pasien dikatakan
mengalami polifarmasi apabila dalam satu hari mendapatkan obat sebanyak lima
atau lebih (Bushardt et al., 2008). Subjek mendapatkan sedikitnya 2 kombinasi
obat antihipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh Tashko and Gabbay (2010)
menyatakan bahwa pasien DM memerlukan kombinasi antihipertensi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menemukan terapi lini kedua bagi pasien yang sulit mengontrol tekanan darah.
Pasien DM dengan tekanan darah jauh melebihi target atau pasien dengan
penyakit kardiovaskular akan lebih banyak mendapatkan rejimen obat yang telah
disesuaikan dengan penyakit yang diderita. Kejadian ini kurang tepat apabila
dikatakan sebagai polifarmasi, sehingga perlu ditinjau ulang dan disesuaikan
dengan diagnosa dokter terkait penyakit penyerta lain.
Tabel VI. Rerata Tekanan Darah Subjek Kelompok Taat dan Tidak Taat
Kriteria Nilai TDS (Mean±SD) mmHg Nilai TDD (Mean±SD)
mmHg
Taat (n=52) 144,67 ± 18,59 75,13 ± 10,36
Tidak taat (n=40) 151,38 ± 22,14 78,95 ± 11,55
p-value 0,118 0,099
Nilai p = Uji T tidak berpasangan, TDS=Tekanan darah sistolik; TDD=tekanan darah
diastolik
Pada penelitian ini ditemukan bahwa nilai TDS kedua kelompok nilainya
lebih dari target pengobatan (>140 mmHg), sedangkan nilai TDD mencapai target
pengobatan (<90mmHg). Hasil pada Tabel VI menunjukkan nilai tekanan darah
pasien pada kelompok tidak taat lebih tinggi dari kelompok taat secara praktis.
Walaupun rerata tekanan darah kedua kelompok tidak berbeda signifikan secara
statistik, namun secara klinis perbedaan ini sangat bermakna untuk menentukan
rejimen obat antihipertensi yang akan diberikan pada pasien.
Hasil penelitian sesuai dengan penelitian lain yang menyebutkan bahwa
ketaatan pengobatan yang dilakukan pasien akan meningkatkan kemungkinan
terkontrolnya tekanan darah. Kelompok pasien taat ditandai dengan kebiasaan
minum obat secara rutin serta perubahan gaya hidup termasuk didalamnya
olahraga dan pengaturan makan. Pasien taat cenderung mampu mengontrol
tekanan darah, walapun target tekanan darah tidak mampu dicapai oleh semua
subjek kelompok taat (Gosmanova and Kovesdy, 2015).
Tabel VII menunjukkan bahwa secara praktis pasien tidak taat memiliki
risiko tidak mampu mencapai target tekanan darah yang dianjurkan dibanding
pasien taat. Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara faktor ketaatan dengan terkontrolnya tekanan darah pasien
(p=0,238). Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Ledur
et al (2013). Penelitian tersebut mengatakan bahwa ketaatan memiliki hubungan
yang bermakna dengan terkontrolnya tekanan darah pasien DM disertai hipertensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(p<0,001). Ketaatan yang rendah menjadi salah satu penyebab utama tidak
terkontrolnya tekanan darah pasien DM tipe 2. Pasien yang memiliki tekanan
darah terkontrol cenderung akan mengurangi konsumsi obat yang diresepkan
tanpa izin dokter. Tindakan pasien dalam mengurangi dosis obatnya sendiri
dikategorikan tidak taat. Hal ini secara langsung akan berakibat pada sulitnya
mengendalikan tekanan darah pasien (Wang et al., 2013; Hameed, Dasgupta, and
Gill, 2016).
Tabel VII. Pengaruh Ketaatan Terapi terhadap Terkontrolnya Tekanan Darah
Variabel Tekanan Darah
p-value OR (95% CI) Terkontrol Tidak Terkontrol
Ketaatan
Taat 19 33 0,24 1,73 (0,69-4,30)
Tidak taat 10 30
Gosmanova and Kovesdy (2015) mengatakan bahwa nilai tekanan darah
yang hanya diukur satu waktu bukanlah parameter adekuat untuk dihubungkan
dengan ketaatan. Perlu adanya metode tambahan untuk memastikan hubungannya,
misalkan dengan metode kuesioner, perhitungan jumlah pil, atau pemberian
pertanyaan sederhana terkait ketaatan minum obat yang rutin ditanyakan setiap
pemeriksaan. Tambahan metode ini akan membantu menutupi kelemahan metode
MPR yang hanya menilai ketaatan dari prescription-refill tanpa mengetahui
apakah obat yang diresepkan oleh dokter benar-benar dikonsumsi oleh pasien
(Krousel et al., 2009).
Terdapat beberapa hal yang kemungkinan menyebabkan data menjadi bias,
salah satunya adalah efek “white coat”. White coat effect merupakan suatu
kejadian dimana tekanan darah pasien yang diukur oleh tenaga kesehatan
(office/clinic blood pressure) nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
tekanan darah sehari-hari. Peningkatan TDS bisa mencapai 5 mmHg dan TDD
sebesar 3 mmHg. Pada pasien berusia 65 tahun atau lebih peningkatan tekanan
darah klinis bisa mencapai 10-14%. Keadaan ini membuat seolah-olah tekanan
darah pasien tidak terkendali. Tekanan darah klinik nilainya akan turun beberapa
jam setelah pasien meninggalkan tempat pemeriksaan. Hal ini terjadi akibat
gangguan emosional pasien yang mengalami tekanan ketika akan bertemu dengan
seseorang dalam setting klinis (Saseen and Maclaughlin, 2011; Sewell et al.,
2016; Esposti et al., 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Adanya faktor pengacau (confounding factors) juga dapat memengaruhi
hasil tekanan darah yang diperoleh dalam penelitian ini. Faktor yang dapat
menjadi risiko peningkatan tekanan darah diantaranya insomnia (OR=1,21,
95%CI=1,05-1,40) dan gangguan status mental (OR=2,61, 95% CI=2,09-2,88).
Kedua faktor ini akan meningkatkan aktivitas simpatik yang mengarah pada
peningkatan tekanan darah (Meng, Zheng, and Hui, 2013).
Adanya stimulasi emosional juga akan memengaruhi tekanan darah pasien.
Rasa kecemasan, kelelahan, ketakutan, dan faktor depresi secara signifikan
(p = 0,045) membuat tekanan darah pasien menjadi tidak terkontrol. Contoh nyata
penyebab hal ini adalah pasien terlalu lama menunggu antrian kontrol ditambah
rasa cemas dan takut berhadapan dengan tenaga kesehatan di rumah sakit.
Penelitian oleh Kretchy et al (2014) mengatakan bahwa faktor stres dan
kecemasan hampir 2,5 kali (OR = 2.42, 95% CI= 1.06 – 5.5, p = 0.035) berisiko
menurunkan ketaatan pasien dalam menjalani terapi. Hal ini terkait dengan adanya
sinyal emosi negatif yang mengakibatkan pasien putus asa dalam pengobatan.
Ketaatan dan faktor-faktor lain yang ditetapkan dalam penelitian ini
diketahui tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik (p>0,05)
dengan terkontrolnya tekanan darah. Hasil yang serupa juga diperoleh untuk
analisis hubungan faktor usia, pendidikan, durasi DM, jenis kelamin, dan kejadian
polifarmasi terhadap tingkat ketaatan pasien. Oleh karena itu, perlu
dipertimbangkan analisis faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap
terkontrolnya tekanan darah dan tingkat ketaatan pasien, seperti status ekonomi,
nutrisi (diperoleh dari nilai Body Mass Index), pekerjaan, status mental (adanya
depresi atau kecemasan), dan ada tidaknya penyakit penyerta lain (Gudina,
Michael, and Assegid, 2013; Mekonnen et al., 2017).
Keterbatasan penelitian ini yaitu mengambil data tekanan darah melalui
rekam medis. Pengukuran tekanan darah yang dilakukan oleh perawat
kemungkinan akan menyebabkan peningkatan tekanan darah pasien. Tekanan
darah yang terukur akan menjadi bias karena lebih tinggi dari yang seharusnya.
Selain itu, metode MPR membatasi peneliti untuk mengukur ketaatan hanya dari
rekam medis. Kesempatan melakukan wawancara dengan subjek untuk menggali
informasi dari hasil yang diperoleh sangat kecil. Peneliti perlu memastikan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang ditebus benar-benar diminum oleh pasien. Peneliti juga perlu menanyakan
tempat pembelian obat. Apabila pasien membeli obat di apotek lain tanpa resep
dokter atau mendapatkan resep dari dokter lain, maka data peresepan tidak ada
dalam rekam medis. Hal ini akan mempengaruhi hasil perhitungan nilai MPR.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Karakteristik pasien DM disertai hipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta dengan hasil persentase paling tinggi berdasarkan kajian, jenis
kelamin wanita sebesar 61,96%, usia ≥60 tahun sebesar 52,17%, jenjang
pendidikan formal lebih dari SMP sebesar 77,17%, tidak merokok sebesar
73,90%, rutin melakukan aktivitas fisik sebesar 51,09%, peresepan
polifarmasi sebesar 92,39%, kelompok taat sebesar 56,52%, dan tekanan darah
tidak terkontrol sebesar 64,13%.
2. Faktor-faktor (jenis kelamin, usia, pendidikan, durasi DM, dan peresepan
polifarmasi) tidak berpengaruh secara statistik terhadap terkontrolnya tekanan
darah dan tingkat ketaatan pasien DM tipe 2 disertai hipertensi.
3. Ketaatan terapi antihipertensi tidak berpengaruh secara statistik terhadap
terkontrolnya tekanan darah pasien DM tipe 2.
Saran
Pada penelitian selanjutnya lebih baik menggunakan kombinasi metode
pengukuran ketaatan atau setidaknya melakukan wawancara singkat dengan
subjek untuk mengetahui alasan ketidaktaatan pasien. Selain itu, perlu
dipertimbangkan analisis faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah dan
tingkat ketaatan pasien, seperti status ekonomi, nutrisi (diperoleh dari nilai Body
Mass Index), pekerjaan, status mental (adanya depresi atau kecemasan), dan ada
tidaknya penyakit penyerta lain.
DAFTAR PUSTAKA
ADA, 2017, Diabetes Care: Standards of Medical Care in Diabetes, American
Diabetes Association, Inc., USA.
Alsolami, F., Velez, I., and Hou, X., 2015, Factors Affecting Antihypertensive
Medications Adherence among Hypertensive Patients in Saudi Arabia, Am J
Med Sci, 5(4): 181-189.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Bharati, D., Tauro, S., Rawat, S., Sharma, P., and Shrivastav, B., 2015, Diabetes
and Hypertension : Etiology, Pathogenesis and Management, Int J of
InfoSciTech (IJIIT), 4(4): 7-14.
Buren, P.N., and Toto, R., Hypertension in Diabetic Nephropathy: Epidemiology,
Mechanisms, and Management, Adv Chronic Kidney Dis., 18(1): 28–41.
Bushardt, R., Massey, E.B., Simpson, T.W., Ariail. J.C., and Simpson, K.N.,
2008, Polypharmacy: Misleading, but Manageable, Clin Interv Aging, 3(2):
383-389.
Charan, J., and Biswas, T., 2013, How to Calculate Sample Size for Different
Study Designs in Medical Research?, Indian J Psychol Med., 35(2): 121–126.
Chen, S., Levin, R.A., and Gartner, J.A., 2010, Medication Adherence and
Enrollment in a Consumer-Driven Health Plan, Am J Manag Care, 16(2):
e43-e50.
Cheung, B.M.Y., and Li, C., 2012, Diabetes and Hypertension: Is There a
Common Metabolic Pathway?, Curr Atheroscler Rep, 14: 160–166.
Chidozie, N.J., Okorie, E.A., Chima, O.E., Sally, I., Amadi, Dozie, I.N.S., et al.,
2014, Study on The Effect of Smoking on Type 2 Diabetic Patients in Federal
Medical Center Owerri, Southeastern Nigeria, AJMS, 5(3):63-71.
Dikalov, S.I., and Nazarewicz, R.R., 2013, Angiotensin II-Induced Production of
Mitochondrial Reactive Oxygen Species: Relevance for Cardiovascular
Disease, Antioxid Redox Signal, 19(10): 1085-1094.
Esposti, E.D., Martino, M., Sturani, A., Russo, P., Dradi, C., Falcinelli, S., and
Buda, S., 2004, Risk Factors for Uncontrolled Hypertension in Italy, J Hum
Hypertens, 18: 207–213.
Gosmanova, E.O., and Kovesdy, C.P., Adherence to Antihypertensive
Medications: Is Prescribing The Right Pill Enough?, Nephrol Dial
Transplant, 30: 1649–1656.
Gudina, E.K., Michael, Y., Assegid, S., 2013, Prevalence of Hypertension and Its
Risk Factors in Southwest Ethiopia: A Hospital-Based Cross-Sectional
Survey, Integr Blood Press Control, 6: 111–117.
Hae-Young, L., and Byung-Hee, O., 2010, Aging and Arterial Stiffness, Circ J,
74:2257-2262.
Hameed, M.A., Dasgupta, I., and Gill, P., 2016, Poor Adherence to
Antihypertensive Drugs, BMJ, 30: 83-89.
He, T., Liu, X., Li, Y., Liu, X.Y., Wu, Q.Y., et al., 2017, High-Dose Calcium
Channel Blocker (CCB) Monotherapy vs Combination Therapy of Standard-
Dose CCBs and Angiotensin Receptor Blockers for Hypertension: A Meta-
Analysis, J Hum Hypertens, 31(2):79-88.
IDF, 2012, Global Guideline for Type 2 Diabetes, International Diabetes
Federation, Belgium, pp. 3-5.
Jimmy, B., and Jose, J., 2011, Patient Medication Adherence: Measures in Daily
Practice, Oman Med J, 26(3): 155-159.
Joho, A.A., 2012, Factors Affecting Treatment Compliance Among Hypertension
Patients in Three District Hospitals - Dar Es Salaam, Dissertation from
Muhimbili University of Health and Allied Sciences Muhimbili, pp. 32-35.
Karaeren, H., Yokusoglu, M., Uzun, S., Baysan, O., Koz, C., Kara, B., and Uzun,
M., 2009, The Effect of The Content of The Knowledge on Adherence to
Medication in Hypertensive Patients, Anatol J Cardiol, 9(3): 183-188.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Kemenkes RI, 2014, Situasi dan Analisis Diabetes, Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, hal. 4.
Kozma, C.M., Dickson, M., Phillips, A.L., and Meletiche, D.M., 2013,
Medication Possession Ratio: Implications of Using Fixed and Variable
Observation Periods in Assessing Adherence with Disease-Modifying Drugs
in Patients with Multiple Sclerosis, Patient Pref Adherence, 7: 509–516.
Kretchy, I.A., Owusu-Daaku, F.T., and Danquah, S.A., 2014, Mental Health in
Hypertension: Assessing Symptoms of Anxiety, Depression and Stress on
Anti-Hypertensive Medication Adherence, Int J Ment Health Syst, 8(1): 251-
256.
Krousel, W.M.A., Muntner, P., Islam, T., Morisky, D.E., and Webber, L.S., 2009,
Barriers to and Determinants of Medication Adherence in Hypertension
Management: Persperctive of the Cohort Study of Medication Adherence
among Older Adults (CoSMO), Med Clin North Am, 93(3) : 4.
Ledur, P.S., Leiria, L.F., Severo, M.D., Silveira, D.T., Massierer, D., et al., 2013,
Perception of Uncontrolled Blood Pressure and Non-Adherence to Anti-
Hypertensive Agents in Diabetic Hypertensive Patients, J Am Soc Hypertens,
7(6):477-483.
Lima, R., Wofford, M., and Reckelhoff, J.F., 2012, Hypertension in
Postmenopausal Women, Curr Hypertens Rep, 14(3): 254–260.
Lionakis, N., Mendrinos, D., Sanidas, E., Favatas, G., and Georgopoulou, M.,
2012, Hypertension in The Elderly, World J Cardiol, 4(5): 135-147.
Mancia, G., Fagard, R., Narkiewicz, K., Redón, J., Zanchetti, A., Bohm, M., et al.,
2013, 2013 ESH/ESC Guidelines for the Management of Arterial
Hypertension, Eur Heart J., 34(28):2159-2219.
Mekonnen, H.S., Gebrie, M.H., Eyasu, K.H., and Gelagay, A.A., 2017, Drug
Adherence for Antihypertensive Medications and Its Determinants among
Adult Hypertensive Patients Attending in Chronic Clinics of Referral
Hospitals in Northwest Ethiopia, BMC Pharmacol Toxicol, 18:27-37.
Meng, L., Zheng, Y., and Hui, R., 2013, The Relationship of Sleep Duration and
Insomnia to Risk of Hypertension Incidence, Hypertens Research, 36: 985–
995.
Oteh, M., Azarisman, S., Azreen, S.A., Jamaluddin, J., and Aszrin, A.,
Institutional Hypertension Control in Malaysia: A Multicenter Study
Focusing on Gender and Cardiovascular Risk Factor Profile Difference,
Hypert Res, 34: 319–324.
Perez, L.G., lvarez, M.A., Dilla, T., Guillen, V., and Beltran, D.O., 2013,
Adherence to Therapies in Patients with Type 2 Diabetes, Diabetes Ther,
4:175–194.
Qiu, S., Cai, X., Schumann, U., Velders, M., Sun, Z., and Steinacker, J.M., 2014,
Impact of Walking on Glycemic Control and Other Cardiovascular Risk
Factors in Type 2 Diabetes: A Meta-Analysis, PLoS ONE, 9(10): e109767.
Raebel, M.A., Julie, S., Karter, A.J., Konieczny, J.L., and Steiner, J.F., 2013,
Standardizing Terminology and Definitions of Medication Adherence and
Persistence in Research employing Electronic Databases, Med Care,
51(83):S11-S21.
Rahman, M., Williams, G., and Al-Mamun, A., 2017, Gender Differences in
Hypertension Awareness, Antihypertensive Use and Blood Pressure Control
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
in Bangladeshi Adults: Findings from A National Cross-Sectional Survey, J
Health Popul Nutr, 36:23-36.
Riset Kesehatan Dasar, 2013, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta, hal. 87-91.
Roshan, B., and Stanton, R.C., A Story of Microalbuminuria and Diabetic
Nephropathy, J Nephropathology, 2(4): 234-240.
Salvo, M., and White, C.M., 2014, Reconciling Multiple Hypertension Guidelines
to Promote Effective Clinical Practice, Ann Pharmacother, 48(9) : 1242–
1248.
Saseen, J.J., and Maclaughlin, E.J., 2011, Hypertension, in DiPiro, J.T., Talbert,
R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., Pharmacotherapy :
A Pathophysiology Approach, 8th ed., McGraw-Hill Company, Inc., pp. 139-
168.
Sewell, K., Halanych, J.H., Russell, L.B., Andreae, S.J., Cherrington, A.L.,
Martin, M.Y., Pisu, M., and Safford, M.M., 2016, Blood Pressure
Measurement Biases in Clinical Settings, Prev Chronic Dis, 13:E01.
Shah, R.S., and Cole, J.W., 2010, Smoking and Stroke: The More You Smoke
The More You Stroke, Expert Rev Cardiovasc Ther, 8(7): 917–932.
Suhadi, R., Donatus, I.A., dan Sidarto, B., 2004, Evaluasi Penggunaan
Antihipertensi Sistem Angiotensin Renin untuk Melindungi Ginjal pada
Pasien Diabetes di Rumah Sakit X Yogyakarta, Majalah Farmasi Indonesia,
15(4):177 – 184.
Tashko, G., Gabbay, R.A., 2010, Evidence-Based Approach for Managing
Hypertension in Type 2 Diabetes, Integr Blood Press Control, 3: 31–43.
Teshome, D.F., Bekele, K.B., Habitu, Y.A., and Gelagay, A.A., 2017, Medication
Adherence and Its Associated Factors Among Hypertensive Patients
Attending The Debre Tabor General Hospital, Northwest Ethiopia, Integr
Blood Press Control, 10: 1–7.
Tiv, M., Viel1, J., Mauny, F., Eschwege, E., Weill, A., Fournier, C., Campagna,
A., and Penfornis, A., 2012, Medication Adherence in Type 2 Diabetes: The
Entred Study 2007, a French Population-Based Study, PLoS ONE, 7(3):
e32412.
Wang, Y., Kong, D., Ma, L., and Wang, L., 2013, Patient Related Factor for
Optimal Blood Pressure Control in Patients with Hypertension, Afr Health
Sci, 13(3): 579 – 583.
WHO, 2003, Adherence To Long Term Therapies : Evidence for Action,
http://www.who.int/chp/knowledge/publications/adherence_full_report.pdf,
diakses tanggal 3 September 2017.
Wu, J., Ajami, M.L.D., Noxon, V., and Lu, Z.K., 2016., Venue of Receiving
Diabetes Self-Management Education and Training and Its Impact on Oral
Diabetic Medication Adherence, Prim Care Diab., 9:1-8.
Yanes, L.L., and Reckelhoff, J.F., 2010, Postmenopausal Hypertension, AJH,
24(7): 740-749.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 2. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 3. Surat Keterangan Verifikasi Data CE&BU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 4. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Jenis Variabel
Skala Pengukuran
Ketaatan terapi Tindakan seseorang secara sukarela
mengikuti rekomendasi dari tenaga
kesehatan yang meliputi minum obat
(WHO, 2003). Ketaatan diukur
menggunakan metode Medication
Possession Ratio (MPR) dengan cara
membandingkan antara jumlah hari
pasien menerima obat dengan jumlah hari
antara tanggal peresepan pertama dengan
tanggal peresepan terakhir ditambah
dengan jumlah hari peresepan terakhir.
Nilai MPR dihitung untuk setiap obat
antihipertensi yang dikonsumsi pasien.
Kategorikal 1. Nilai MPR ≥0,8
(Pasien taat)
2. Nilai MPR <0,8
(Pasien tidak taat)
Tekanan darah
terkontrol
Pada populasi dengan diabetes, terkontrol
apabila target tekanan darah sistolik
<140 mmHg dan tekanan darah diastolik
<90 mmHg telah tercapai (JNC VIII,
2014). Tekanan darah diperoleh melalui
pengukuran oleh perawat saat pasien
menerima peresepan terakhir.
Kategorikal 1. <140/90 mmHg
(tekanan darah
terkontrol)
2. ≥140/90 mmHg
(tekanan darah
tidak terkontrol)
Antihipertensi Kelas obat yang diresepkan dengan
tujuan menurunkan dan mengendalikan
tekanan darah seseorang, sehingga angka
mortalitas dan morbiditas dapat
diturunkan. Antihipertensi dibagi menjadi
beberapa golongan yaitu diuretik thiazid,
calcium channel blocker (CCB),
Kategorikal 1. ACEI
2. ACEI + CCB
3. ACEI + diuretik
loop
4. ACEI + β-
blocker
5. ACEI + ARB +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACEI), angiotensin II inhibitor (ARB),
antagonis aldosteron, dan β-blocker. Satu
golongan antihipertensi dapat
dikombinasi dengan golongan
antihipertensi yang lain apabila nilai
tekanan darah pasien jauh melebihi
target, terjadi komplikasi kardiovaskular,
penurunan fungsi renal, atau penyakit
yang lain.
CCB
6. ACEI + ARB
7. ARB
8. ARB + diuretik
loop
9. ARB + CCB
10. ARB + β-blocker
11. ARB + diuretik
loop + aldosteron
antagonis
12. ARB + β-blocker
+ CCB
13. ARB + CCB +
diuretik loop
14. β-blocker
15. β-blocker + CCB
16. β-blocker +
diuretik loop
17. β-blocker +
aldosteron
antagonis
18. CCB
19. CCB + diuretik
loop
20. Diuretik loop
Usia Lama hidup subjek yang dihitung sejak
lahir sampai dengan tanggal saat
pengambilan data dilakukan. Data
dimasukkan dalam bentuk jumlah tahun.
Usia dikelompokkan menjadi 2 yaitu usia
40-59 tahun dan 60-74 tahun.
Kategorikal 1. <60 tahun
2. ≥60 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pendidikan Jenjang pendidikan formal terakhir yang
dijalani oleh subjek berdasarkan ijazah
terakhir yang diperoleh.
Kategorikal 1. ≤SMP
2. >SMP
Durasi DM Lama waktu yang dilalui subjek sejak
dokter mendiagnosa diabetes mellitus
sampai hari pengambilan data.
Kategorikal 1. <10 tahun
2. ≥10 tahun
Merokok Kegiatan menghisap asap tembakau yang
dibakar. Merokok dikategorikan sebagai
merokok (setiap hari merokok, sesekali
merokok, pernah merokok hingga 5 tahun
lalu) dan tidak merokok. Perokok pasif
(subjek tidak merokok namun menghirup
asap rokok yang dari perokok aktif) juga
termasuk dalam kategori merokok
(Chidoziel et al, 2014; Shah and Cole,
2010).
Kategorikal 1. Merokok
2. Tidak merokok
Aktivitas fisik Gerakan tubuh berintensitas sedang yang
memerlukan energi dan dirancang scara
terstruktur untuk meningkatakan
kebugaran fisik seseorang (ADA, 2017).
Aktivitas fisik dikategorikan menjadi
rutin (jogging, jalan kaki, berlari atau
bersepeda 4-5 kali/minggu) dan tidak
rutin (jika <4 kali/minggu atau tidak
melakukan sama sekali) (Mancia et al.,
2013).
Kategorikal 1. Rutin
2. Tidak rutin
Riwayat
keluarga DM
Kejadian diabetes mellitus tipe 2 yang
sebelumnya terjadi pada keluarga.
Keluarga yang dimaksud adalah kakek,
nenek, ibu, ayah, kakak, dan/atau adik
kandung.
Kategorikal 1. Ada
2. Tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Konsumsi obat
tradisional
Kegiatan meminum, memakan,
menghirup, atau mengoles obat hasil
racikan bahan alam.
Kategorikal 1. Konsumsi
2. Tidak konsumsi
Polifarmasi Kondisi pasien yang mendapatkan lebih
dari 5 jenis obat per hari yang diberikan
dengan/tanpa indikasi yang sama
(Bushardt et al., 2008).
Kategorikal 1. Polifarmasi
2. Tidak polifarmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 5. Perhitungan Sampel Penelitian
Rumus perhitungan sampel penelitian Cohort :
[ α√( )
( ) β√ ( )
( )]
( )
[ √( )
( ) √ ( )
( )]
( )
n = 37,1802 ≈ 38 orang
Keterangan:
n : jumlah subjek penelitian yang diperlukan
Zα : nilai distribusi normal baku pada taraf kepercayaan tertentu. Pada penelitian ini taraf
kepercayaan sebesar 95%, jadi nilai Z sebesar 1,96.
Zβ : nilai dostribusi normal standar kuasa (power). Pada penelitian ini power sebesar 80%,
jadi nilai Z sebesar 0,84.
M : jumlah subjek kelompok taat dibandingkan kelompok tidak taat
P1 : probabilitas kejadian pada kelompok tidak taat
P2 : probabilitas kejadian pada kelompok taat
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 6. Form Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 7. Uji normalitas tekanan darah pasien
Tekanan darah sistolik
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Taat 40 76.9% 12 23.1% 52 100.0%
TdkTaat 40 76.9% 12 23.1% 52 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Taat
Mean 145.1000 2.70583
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 139.6269
Upper Bound 150.5731
5% Trimmed Mean 144.8889
Median 144.0000
Variance 292.862
Std. Deviation 17.11320
Minimum 110.00
Maximum 190.00
Range 80.00
Interquartile Range 23.25
Skewness .301 .374
Kurtosis .129 .733
TdkTaat
Mean 151.3750 3.50013
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 144.2953
Upper Bound 158.4547
5% Trimmed Mean 150.5833
Median 149.5000
Variance 490.035
Std. Deviation 22.13674
Minimum 111.00
Maximum 208.00
Range 97.00
Interquartile Range 32.75
Skewness .678 .374
Kurtosis .125 .733
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Taat .077 40 .200* .984 40 .834
TdkTaat .132 40 .078 .956 40 .125
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tekanan darah diastolik
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Taat 40 76.9% 12 23.1% 52 100.0%
TdkTaat 40 76.9% 12 23.1% 52 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Taat
Mean 74.8750 1.53305
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 71.7741
Upper Bound 77.9759
5% Trimmed Mean 75.1111
Median 74.0000
Variance 94.010
Std. Deviation 9.69586
Minimum 50.00
Maximum 95.00
Range 45.00
Interquartile Range 10.00
Skewness -.191 .374
Kurtosis .485 .733
TdkTaat
Mean 78.9500 1.82643
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 75.2557
Upper Bound 82.6443
5% Trimmed Mean 79.5833
Median 79.5000
Variance 133.433
Std. Deviation 11.55133
Minimum 47.00
Maximum 100.00
Range 53.00
Interquartile Range 16.75
Skewness -.723 .374
Kurtosis .521 .733
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Taat .108 40 .200* .968 40 .318
TdkTaat .103 40 .200* .951 40 .084
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 8. Uji rerata tekanan darah subjek kelompok taat dan tidak taat
Group Statistics
taat MMAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
T.Sistolik taat 52 144.67 18.590 2.578
Tidak 40 151.38 22.137 3.500
T.Diastolik taat 52 75.13 10.360 1.437
Tidak 40 78.95 11.551 1.826
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
T.Sistolik Equal variances assumed 1.105 .296 -1.577 90
Equal variances not assumed -1.542 75.746
T.Diastolik Equal variances assumed .544 .463 -1.666 90
Equal variances not assumed -1.642 79.051
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference
T.Sistolik Equal variances assumed .118 -6.702 4.249
Equal variances not assumed .127 -6.702 4.347
T.Diastolik Equal variances assumed .099 -3.815 2.291
Equal variances not assumed .105 -3.815 2.324
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
T.Sistolik Equal variances assumed -15.143 1.740
Equal variances not assumed -15.360 1.956
T.Diastolik Equal variances assumed -8.366 .736
Equal variances not assumed -8.441 .810
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 9. Uji statistik faktor ketaatan terapi terhadap terkontrolnya tekanan darah
Crosstab
Lab Tek. Darah
Total terkontrol tidak terkontrol
taat MMAS taat Count 19 33 52
% within taat MMAS 36.5% 63.5% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 65.5% 52.4% 56.5%
% of Total 20.7% 35.9% 56.5%
Tidak Count 10 30 40
% within taat MMAS 25.0% 75.0% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 34.5% 47.6% 43.5%
% of Total 10.9% 32.6% 43.5%
Total Count 29 63 92
% within taat MMAS 31.5% 68.5% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 31.5% 68.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.394a 1 .238
Continuity Correctionb .911 1 .340
Likelihood Ratio 1.413 1 .235
Fisher's Exact Test .266 .170
Linear-by-Linear Association 1.379 1 .240
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.61.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for taat MMAS (taat / Tidak) 1.727 .694 4.297
For cohort Lab Tek. Darah = terkontrol 1.462 .767 2.787
For cohort Lab Tek. Darah = tidak terkontrol .846 .644 1.112
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 10. Uji statistik faktor jenis kelamin terhadap terkontrolnya tekanan darah
Crosstab
Lab Tek. Darah
Total terkontrol tidak terkontrol
Lab.jenis kelamin Laki-laki Count 12 23 35
% within Lab.jenis kelamin 34.3% 65.7% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 41.4% 36.5% 38.0%
% of Total 13.0% 25.0% 38.0%
Perempuan Count 17 40 57
% within Lab.jenis kelamin 29.8% 70.2% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 58.6% 63.5% 62.0%
% of Total 18.5% 43.5% 62.0%
Total Count 29 63 92
% within Lab.jenis kelamin 31.5% 68.5% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 31.5% 68.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .200a 1 .655
Continuity Correctionb .047 1 .829
Likelihood Ratio .199 1 .656
Fisher's Exact Test .653 .412
Linear-by-Linear Association .198 1 .657
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.03.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Lab.jenis kelamin (Laki-laki /
Perempuan) 1.228 .499 3.018
For cohort Lab Tek. Darah = terkontrol 1.150 .626 2.110
For cohort Lab Tek. Darah = tidak terkontrol .936 .699 1.255
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 11. Uji statistik faktor usia terhadap terkontrolnya tekanan darah
Crosstab
Lab Tek. Darah
Total terkontrol tidak terkontrol
Lab.usia <60tahun Count 15 29 44
% within Lab.usia 34.1% 65.9% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 51.7% 46.0% 47.8%
% of Total 16.3% 31.5% 47.8%
>=60tahun Count 14 34 48
% within Lab.usia 29.2% 70.8% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 48.3% 54.0% 52.2%
% of Total 15.2% 37.0% 52.2%
Total Count 29 63 92
% within Lab.usia 31.5% 68.5% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 31.5% 68.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .258a 1 .612
Continuity Correctionb .080 1 .777
Likelihood Ratio .258 1 .612
Fisher's Exact Test .658 .388
Linear-by-Linear Association .255 1 .614
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.87.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Lab.usia (<60tahun / >=60tahun) 1.256 .521 3.031
For cohort Lab Tek. Darah = terkontrol 1.169 .640 2.135
For cohort Lab Tek. Darah = tidak terkontrol .930 .704 1.231
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 12. Uji statistik faktor durasi DM terhadap terkontrolnya tekanan darah
Crosstab
Lab Tek. Darah
Total terkontrol tidak terkontrol
Ket Lama DM <10 tahun Count 16 30 46
% within Ket Lama DM 34.8% 65.2% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 55.2% 47.6% 50.0%
% of Total 17.4% 32.6% 50.0%
>=10 tahun Count 13 33 46
% within Ket Lama DM 28.3% 71.7% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 44.8% 52.4% 50.0%
% of Total 14.1% 35.9% 50.0%
Total Count 29 63 92
% within Ket Lama DM 31.5% 68.5% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 31.5% 68.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .453a 1 .501
Continuity Correctionb .201 1 .654
Likelihood Ratio .454 1 .501
Fisher's Exact Test .654 .327
Linear-by-Linear Association .448 1 .503
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Ket Lama DM (<10 tahun / >=10
tahun) 1.354 .560 3.274
For cohort Lab Tek. Darah = terkontrol 1.231 .671 2.259
For cohort Lab Tek. Darah = tidak terkontrol .909 .688 1.201
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 13. Uji statistik faktor pendidikan terhadap terkontrolnya tekanan darah
Crosstab
Lab Tek. Darah
Total terkontrol tidak terkontrol
Lab.Pendidikan <=SMP Count 6 15 21
% within Lab.Pendidikan 28.6% 71.4% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 20.7% 23.8% 22.8%
% of Total 6.5% 16.3% 22.8%
>SMP Count 23 48 71
% within Lab.Pendidikan 32.4% 67.6% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 79.3% 76.2% 77.2%
% of Total 25.0% 52.2% 77.2%
Total Count 29 63 92
% within Lab.Pendidikan 31.5% 68.5% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 31.5% 68.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .110a 1 .740
Continuity Correctionb .004 1 .949
Likelihood Ratio .111 1 .739
Fisher's Exact Test .796 .482
Linear-by-Linear Association .109 1 .742
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.62.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Lab.Pendidikan (<=SMP / >SMP) .835 .287 2.432
For cohort Lab Tek. Darah = terkontrol .882 .414 1.877
For cohort Lab Tek. Darah = tidak terkontrol 1.057 .771 1.447
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 14. Uji statistik faktor peresepan polifarmasi terhadap terkontrolnya tekanan darah
Crosstab
Lab Tek. Darah
Total terkontrol tidak terkontrol
Lab.Polifarmasi ya polifarmasi Count 4 3 7
% within Lab.Polifarmasi 57.1% 42.9% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 13.8% 4.8% 7.6%
% of Total 4.3% 3.3% 7.6%
Tidak polifarmasi Count 25 60 85
% within Lab.Polifarmasi 29.4% 70.6% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 86.2% 95.2% 92.4%
% of Total 27.2% 65.2% 92.4%
Total Count 29 63 92
% within Lab.Polifarmasi 31.5% 68.5% 100.0%
% within Lab Tek. Darah 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 31.5% 68.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.304a 1 .129
Continuity Correctionb 1.198 1 .274
Likelihood Ratio 2.125 1 .145
Fisher's Exact Test .201 .138
Linear-by-Linear Association 2.279 1 .131
N of Valid Cases 92
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.21.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Lab.Polifarmasi (ya polifarmasi /
Tidak polifarmasi) 3.200 .667 15.350
For cohort Lab Tek. Darah = terkontrol 1.943 .945 3.996
For cohort Lab Tek. Darah = tidak terkontrol .607 .255 1.444
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 15. Uji statistik faktor usia terhadap ketaatan pasien
Crosstab
taat MPR
Total taat Tidak
Lab.usia <60tahun Count 22 22 44
% within Lab.usia 50.0% 50.0% 100.0%
% within taat MPR 42.3% 55.0% 47.8%
% of Total 23.9% 23.9% 47.8%
>=60tahun Count 30 18 48
% within Lab.usia 62.5% 37.5% 100.0%
% within taat MPR 57.7% 45.0% 52.2%
% of Total 32.6% 19.6% 52.2%
Total Count 52 40 92
% within Lab.usia 56.5% 43.5% 100.0%
% within taat MPR 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.5% 43.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.460a 1 .227
Continuity Correctionb .995 1 .318
Likelihood Ratio 1.462 1 .227
Fisher's Exact Test .293 .159
Linear-by-Linear Association 1.444 1 .230
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.13.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Lab.usia (<60tahun / >=60tahun) .600 .261 1.377
For cohort taat MPR = taat .800 .554 1.156
For cohort taat MPR = Tidak 1.333 .834 2.133
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Lampiran 16. Uji statistik faktor durasi DM terhadap ketaatan pasien
Crosstab
taat MPR
Total taat Tidak
Ket Lama DM <10 tahun Count 25 21 46
% within Ket Lama DM 54.3% 45.7% 100.0%
% within taat MPR 48.1% 52.5% 50.0%
% of Total 27.2% 22.8% 50.0%
>=10 tahun Count 27 19 46
% within Ket Lama DM 58.7% 41.3% 100.0%
% within taat MPR 51.9% 47.5% 50.0%
% of Total 29.3% 20.7% 50.0%
Total Count 52 40 92
% within Ket Lama DM 56.5% 43.5% 100.0%
% within taat MPR 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.5% 43.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .177a 1 .674
Continuity Correctionb .044 1 .833
Likelihood Ratio .177 1 .674
Fisher's Exact Test .834 .417
Linear-by-Linear Association .175 1 .676
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Ket Lama DM (<10 tahun / >=10
tahun) .838 .367 1.912
For cohort taat MPR = taat .926 .647 1.326
For cohort taat MPR = Tidak 1.105 .693 1.763
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 17. Uji statistik faktor jenis kelamin terhadap ketaatan pasien
Crosstab
taat MPR
Total taat Tidak
Lab.jenis kelamin Laki-laki Count 22 13 35
% within Lab.jenis kelamin 62.9% 37.1% 100.0%
% within taat MPR 42.3% 32.5% 38.0%
% of Total 23.9% 14.1% 38.0%
Perempuan Count 30 27 57
% within Lab.jenis kelamin 52.6% 47.4% 100.0%
% within taat MPR 57.7% 67.5% 62.0%
% of Total 32.6% 29.3% 62.0%
Total Count 52 40 92
% within Lab.jenis kelamin 56.5% 43.5% 100.0%
% within taat MPR 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.5% 43.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .923a 1 .337
Continuity Correctionb .553 1 .457
Likelihood Ratio .929 1 .335
Fisher's Exact Test .390 .229
Linear-by-Linear Association .913 1 .339
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.22.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Lab.jenis kelamin (Laki-laki /
Perempuan) 1.523 .644 3.601
For cohort taat MPR = taat 1.194 .838 1.702
For cohort taat MPR = Tidak .784 .471 1.306
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 18. Uji statistik faktor peresepan polifarmasi terhadap ketaatan pasien
Crosstab
taat MPR
Total taat Tidak
Lab.Polifarmasi ya polifarmasi Count 3 4 7
% within Lab.Polifarmasi 42.9% 57.1% 100.0%
% within taat MPR 5.8% 10.0% 7.6%
% of Total 3.3% 4.3% 7.6%
Tidak polifarmasi Count 49 36 85
% within Lab.Polifarmasi 57.6% 42.4% 100.0%
% within taat MPR 94.2% 90.0% 92.4%
% of Total 53.3% 39.1% 92.4%
Total Count 52 40 92
% within Lab.Polifarmasi 56.5% 43.5% 100.0%
% within taat MPR 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.5% 43.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .576a 1 .448
Continuity Correctionb .131 1 .717
Likelihood Ratio .570 1 .450
Fisher's Exact Test .463 .355
Linear-by-Linear Association .569 1 .450
N of Valid Cases 92
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.04.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Lab.Polifarmasi (ya polifarmasi /
Tidak polifarmasi) .551 .116 2.616
For cohort taat MPR = taat .743 .310 1.783
For cohort taat MPR = Tidak 1.349 .678 2.684
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Lampiran 19. Uji statistik faktor pendidikan terhadap ketaatan pasien
Crosstab
taat MPR
Total taat Tidak
Lab.Pendidikan <=SMP Count 10 11 21
% within Lab.Pendidikan 47.6% 52.4% 100.0%
% within taat MPR 19.2% 27.5% 22.8%
% of Total 10.9% 12.0% 22.8%
>SMP Count 42 29 71
% within Lab.Pendidikan 59.2% 40.8% 100.0%
% within taat MPR 80.8% 72.5% 77.2%
% of Total 45.7% 31.5% 77.2%
Total Count 52 40 92
% within Lab.Pendidikan 56.5% 43.5% 100.0%
% within taat MPR 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.5% 43.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .878a 1 .349
Continuity Correctionb .471 1 .493
Likelihood Ratio .872 1 .350
Fisher's Exact Test .453 .246
Linear-by-Linear Association .868 1 .351
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.13.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Lab.Pendidikan (<=SMP / >SMP) .628 .236 1.670
For cohort taat MPR = taat .805 .494 1.312
For cohort taat MPR = Tidak 1.282 .782 2.103
N of Valid Cases 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Anastasia Satya Ari Nantyastuti, lahir di
Tangerang pada tanggal 26 Agustus 1996. Penulis merupakan anak
pertama dari dua bersaudara dari pasangan Drs. Petrus Paimin dan
Veronica Hartinah, AMK. Pendidikan formal yang telah ditempuh
penulis, yaitu TK Maria Mediatrix (2000-2002), tingkat Sekolah Dasar
Strada Santo Aloysius I (2002-2008), tingkat Sekolah Menengah
Pertama Strada Santa Maria I (2008-2011), dan Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Kota Tangerang (2011-2014). Selanjutnya pada tahun
2014 penulis melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan perguruan
tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh
pendidikan di perguruan tinggi tersebut, penulis aktif di beberapa kegiatan kepanitiaan maupun
pengabdian masyarakat. Penulis aktif dalam kepanitiaan Seminar Nasional JMKI periode tahun
2015 dan 2016 sebagai kordinator divisi publikasi dan dokumentasi, IPSF’s Student Exchange
Programme periode 2016 sebagai anggota divisi publikasi dan dokumentasi, Kampanye
Informasi Obat periode 2015 sebagai anggota divisi publikasi dan dokumentasi, dan Pharmacy
Badminton Tournament periode 2016 sebagai anggota divisi publikasi dan dokumentasi. Selain
aktif dalam kepanitiaan, penulis juga aktif sebagai anggota Tim Media Farmasi BEM Fakultas
Farmasi periode 2014/2015. Selain itu, Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum
Farmakokinetika-Biofarmasetika periode 2016, serta asisten praktikum Botani Farmasi periode
2016 dan 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI