8
1 SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010 Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan PENGUKURAN KINERJA PANITIA PELELANGAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PANITIA PELELANGAN PEMBANGUNAN KAMPUS II ITN MALANG TAHAP I DI DESA TASIKMADU) Breeze Maringka dan Fathony Wijaya [email protected] Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI Berawal dari keinginan mewujudkan suatu kompleks kampus yang terpadu maka lahirlah niat dan tekad bersama antara Yayasan Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (YPUTN) Malang dan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang untuk memulai Proyek Pembangunan kampus II ITN Malang di Desa Tasikmadu. Mengingat jumlah mahasiswa ITN Malang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, maka didirikan Kampus II untuk meningkatkan sarana dan prasarana guna memperlancar proses belajar mengajar demi mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di ITN Malang. Pemilik bangunan sebagai penyelenggara proyek menunjuk pimpinan proyek selanjutnya pimpinan proyek membentuk panitia yang disetujui oleh pemilik untuk menyeleksi para kontraktor dimana tugas panitia tersebut adalah memberikan pengumuman, kualifikasi, undangan, pembelian dokumen lelang, penjelasan pekerjaan (aanwijzing), pemasukan penawaran, pembukaan penawaran, klarifikasi, penetapan urutan calon pemenang, masa sanggah, pengumuman urutan pemenang, sampai dengan penunjukkan pemenang oleh pimpinan proyek. Pada pelaksanaan pelelangan Pembangunan Kampus II ITN Malang Tahap I terdapat metode kerja yang berbeda-beda dari masing-masing peserta pelelangan pembangunan gedung A sampai dengan Gedung D hal ini mempunyai indikasi bahwa, setiap pengalaman pekerjaan yang telah dilakukan merupakan acuan untuk belajar lebih baik lagi menuju sempurna. Panitia pelelangan pelaksana bangunan (kontraktor) sangat selektif dan obyektif didalam memilihnya metode penilaian yang digunakan didalam pelelangan ini, menggunakan sistem metode nilai untuk menentukan calon pemenang. Model analisa yang dipergunakan adalah analisa regresi linear berganda yang terdiri dari 2 (dua) variabel bebas (X) dan satu variabel tergantung (Y). Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara bersama-sama 2 (dua) variabel independen secara signifikan (α = 5 %) berpengaruh terhadap kinerja dari panitia pelelangan (0,90) atau 90 %. Adapun pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung secara parsial sebagai berikut : metode kerja berpengaruh positif sebesar 0,348 sedangkan pengaruh kerjasama peserta dengan panitia sebesar 0,515. Dilihat dari sudut pandang pembentukan panitia pelelangan, metode kerja, dan penilaian secara umum milik swasta dibuat seefisien mungkin bagi panitia pelelangan sehingga panitia itu sendiri merasa nyaman, dalam menentukan calon pemenang secara obyektif dan selektif, dibandingkan dengan sistem pemerintah yang cukup ketat. Kata kunci : Pelelangan, Panitia dan Kinerja.

Pengukuran Kinerja Panitia Pelelangan Proyek Konstruksi (Studi Kasus Panitia Pelelangan Pembangunan Kampus II Itn Malang Tahap i Di Desa Tasikmadu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

disajikan pada : SEMINAR NASIONAL Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan FTSP - ITN MALANG,15 JULI 2010

Citation preview

Page 1: Pengukuran Kinerja Panitia Pelelangan Proyek Konstruksi (Studi Kasus Panitia Pelelangan Pembangunan Kampus II Itn Malang Tahap i Di Desa Tasikmadu

1

SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010 Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan

PENGUKURAN KINERJA PANITIA PELELANGAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PANITIA PELELANGAN PEMBANGUNAN KAMPUS II ITN

MALANG TAHAP I DI DESA TASIKMADU)

Breeze Maringka dan Fathony Wijaya

[email protected] Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Berawal dari keinginan mewujudkan suatu kompleks kampus yang terpadu maka lahirlah niat dan tekad bersama antara Yayasan Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (YPUTN) Malang dan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang untuk memulai Proyek Pembangunan kampus II ITN Malang di Desa Tasikmadu. Mengingat jumlah mahasiswa ITN Malang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, maka didirikan Kampus II untuk meningkatkan sarana dan prasarana guna memperlancar proses belajar mengajar demi mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di ITN Malang.

Pemilik bangunan sebagai penyelenggara proyek menunjuk pimpinan proyek selanjutnya pimpinan proyek membentuk panitia yang disetujui oleh pemilik untuk menyeleksi para kontraktor dimana tugas panitia tersebut adalah memberikan pengumuman, kualifikasi, undangan, pembelian dokumen lelang, penjelasan pekerjaan (aanwijzing), pemasukan penawaran, pembukaan penawaran, klarifikasi, penetapan urutan calon pemenang, masa sanggah, pengumuman urutan pemenang, sampai dengan penunjukkan pemenang oleh pimpinan proyek.

Pada pelaksanaan pelelangan Pembangunan Kampus II ITN Malang Tahap I terdapat metode kerja yang berbeda-beda dari masing-masing peserta pelelangan pembangunan gedung A sampai dengan Gedung D hal ini mempunyai indikasi bahwa, setiap pengalaman pekerjaan yang telah dilakukan merupakan acuan untuk belajar lebih baik lagi menuju sempurna. Panitia pelelangan pelaksana bangunan (kontraktor) sangat selektif dan obyektif didalam memilihnya metode penilaian yang digunakan didalam pelelangan ini, menggunakan sistem metode nilai untuk menentukan calon pemenang.

Model analisa yang dipergunakan adalah analisa regresi linear berganda yang terdiri dari 2 (dua) variabel bebas (X) dan satu variabel tergantung (Y). Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara bersama-sama 2 (dua) variabel independen secara signifikan (α = 5 %) berpengaruh terhadap kinerja dari panitia pelelangan (0,90) atau 90 %. Adapun pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung secara parsial sebagai berikut : metode kerja berpengaruh positif sebesar 0,348 sedangkan pengaruh kerjasama peserta dengan panitia sebesar 0,515.

Dilihat dari sudut pandang pembentukan panitia pelelangan, metode kerja, dan penilaian secara umum milik swasta dibuat seefisien mungkin bagi panitia pelelangan sehingga panitia itu sendiri merasa nyaman, dalam menentukan calon pemenang secara obyektif dan selektif, dibandingkan dengan sistem pemerintah yang cukup ketat.

Kata kunci : Pelelangan, Panitia dan Kinerja.

Page 2: Pengukuran Kinerja Panitia Pelelangan Proyek Konstruksi (Studi Kasus Panitia Pelelangan Pembangunan Kampus II Itn Malang Tahap i Di Desa Tasikmadu

2

SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010 Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Proyek Konstruksi Proyek Konstruksi adalah proses merubah sumber daya dan dana tertentu secara terorganisasi menjadi suatu hasil pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan harapan-harapan awal, dan kesemuanya harus dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Proyek Konstruksi adalah proyek yang berkaitan dengan upaya pembangunan infrastruktur, yang mempunyai rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dengan melibatkan disiplin ilmu yang berkompeten didalam mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Pada saat ini proyek konstruksi hampir telah memasuki bidang seluruh kehidupan diantaranya: a. Konstruksi Pemukiman Meliputi : perumahan, rumah susun dan kondominium. b. Konstruksi Gedung Meliputi : perkantoran, sekolah, universitas, rumah sakit, pusat rekreasi, tempat ibadah dan pergudangan. c. Konstruksi Rekayasa Berat Meliputi : bendungan, irigasi, jalan raya, jembatan, terowongan, jalan kereta api, pelabuhan udara, pelabuhan laut, bangunan lepas pantai, jalur pipa, pengolahan air minum, sistem pembuangan air limbah. d. Konstruksi Industri Meliputi : pengolahan minyak, pabrik peleburan logam, pabrik baja, dan pusat pembangkit tenaga listrik. Dalam implementasinya proses penyelenggaraan konstruksi adalah merubah gambar–gambar perencanaan, baik gambar rekayasa maupun arsitektural berikut ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam persyaratan atau spesifikasi teknis, untuk diwujudkan menjadi bangunan fisik di lapangan dengan memperhatikan pada sasaran pokok proyek yaitu mutu, biaya dan jadwal. Dengan proses pembangunan atau konstruksi seperti itu maka dituntut adanya kerja sama dan sifat profesional yang tangguh dari tim yang berkompeten, sehingga akan mendapatkan hasil proyek yang maksimal. Proses penyelenggaraan konstruksi secara garis besar dan sederhana seperti pada gambar Dari gambar tersebut tampak bahwa saling ketergantungan kegiatan yang merupakan ciri khas proyek konstruksi, tersusun dalam suatu urutan yang pada akhirnya menentukan jangka waktu penyelesaian proyek. Sedangkan urutan proses penyelenggaraan konstruksi bertujuan untuk mendapatkan tujuan fungsional proyek yang merupakan keinginan dari pihak-pihak yang terkait dan khususnya pemilik proyek sendiri.

KebutuhanPemilik

Sketsa Rancangan Persetujuan

PengembanganPerencanaan

DokumenPerencanaanPersetujuan

PemilihanKontraktor

ProsesPelelangan Penentuan

KontraktorKonstruksi

TujuanFungsional

Proyek

Proses Penyelenggaraan Proyek Konstruksi Pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan proyek konstruksi melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara garis besar ada tiga pihak utama yang terlibat dalam proyek konstruksi serta ada tiga tahapan yang harus dilaksanakan oleh pihak tesebut didalam melaksanakan proyek konstruksi adalah : Pemilik Proyek Pemilik proyek dapat berasal dari kalangan swasta ataupun dari kalangan pemerintah. Pemilik sebagai pemrakarsa proyek mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam penyusunan suatu proyek konstruksi, terutama dalam menentukan lokasi, menetapkan desain, menyusun strategi penyelenggaraan serta memonitor kemajuan fisik bangunan. Konsultan

Page 3: Pengukuran Kinerja Panitia Pelelangan Proyek Konstruksi (Studi Kasus Panitia Pelelangan Pembangunan Kampus II Itn Malang Tahap i Di Desa Tasikmadu

3

SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010 Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Konsultan adalah seseorang atau lembaga yang secara profesional memberikan nasehat, pelayanan atau pelatihan, tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang pengetahuan tertentu yang dikuasainya. Konsultan ini merupakan pihak yang dipilih oleh pemilik proyek untuk membantu didalam membuat rencana biaya, mendesain bangunan serta mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Kontraktor Kontraktor dapat berasal dari perseorangan, badan hukum, swasta, maupun pemerintah yang mempunyai tugas mengatur pelaksanaan kegiatan konstruksi yang mengolah sumber daya berupa bahan, peralatan, tenaga kerja, metoda, dan modal, sehingga akan menghasilkan hasil akhir berupa konstruksi. Kontraktor juga harus bertanggung jawab kepada serikat-serikat pekerja, masyarakat luas disekitar proyek, pemerintahan setempat, dan peraturan pemerintah yang terkait dengan dampak lingkungan dan tata cara pelaksanaan proyek konstruksi. Didalam tabel 2.3 diberikan ruang lingkup kerja dari kontraktor. Panitia Pengadaan Barang dan Jasai Panitia pengadaan barang dan jasa dalam hal ini bertugas untuk; a. Menyusun dan menetapkan : - Rencana Kerja dan Syarat (RKS) pengadaan barang dan jasa. - Tata cara penilaian pelelangan. - Syarat peserta pelelangan. - Perkiraan harga yang dikalkulasikan secara keahlian (profesional) Yang disahkan oleh Kepala Kantor/Satuan Kerja, atau Pemimpin Proyek/Bagian Proyek b. Mengadakan pengumuman mengenai pelelangan yang akan dilaksanakan melalui media massa, media cetak, dan pada papan pengumuman resmi untuk penerangan. c. Mengundang peserta yang tidak termasuk dalam Daftar Rekanan Mampu untuk mengikuti prakulifikasi. d. Memberikan penjelasan mengenai dokumen lelang, termasuk RKS dan membuat Berita acara penjelasan. e. Melaksanakan pembukaan dokumen penawaran dan membuat Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran. f. Mengadakan penilaian dan menetapkan calon pemenang serta membuat Berita Acara Hasil Pelelangan. g. Membuat laporan pertanggungjawaban mengenai hasil pelelangan kepada pemberi tugas (Kepala Kantor/Satuan Kerja/Pemimpin Proyek/Bagian Proyek) Metode Penelitian a. Rancangan Penelitian Dapat dikemukakan bahwa penelitian ini termasuk didalam jenis penelitian yang menggunakan survei sebagai metode di dalam pengumpulan datanyaii. Karena itu unit analisa dalam penelitian ini akan mencakup para panitia pelelangan pembangunan Kampus II ITN Malang Tahap I di desa Tasikmadu dan para peserta pelelangan yaitu kontraktor. b. Ruang Lingkup Untuk keperluan penelitian ini ruang lingkup penelitian hanya dibatasi dengan membahas kinerja panitia pelelangan sampai dengan urutan usulan calon pemenang pelelangan kepada Pimpinan Proyek. c. Lokasi Penelitian Dengan mempertimbangkan faktor kemudahan dalam perolehan data lapangan dan kemudahan didalam akses data panitia dan kontraktor, maka lokasi penelitian ini ditentukan di Pembangunan Kampus II ITN Tahap I di desa Tasikmadu Kota Malang. d. Metode Pengumpulan Data

Page 4: Pengukuran Kinerja Panitia Pelelangan Proyek Konstruksi (Studi Kasus Panitia Pelelangan Pembangunan Kampus II Itn Malang Tahap i Di Desa Tasikmadu

4

SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010 Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Dalam penelitian ini digunakan data primer, dimana data diperoleh langsung dari responden (panitia lelang). Data tersebut diperoleh melalui wawancara langsung dan daftar pertanyaan (Quisioner) yang harus diisi oleh responden. Sedangkan data sekunder didapat melalui pustaka yang terkait. g. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi yang diambil yaitu semua panitia lelang. Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasiiii. Sampel yang diambil adalah 100% atau seluruh dari populasi dimana jumlah keseluruhan populasi adalah 8 orang, karena individu dari panitia mempunyai perbedaan karakteristik h. Definisi Operasional Variabel. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Terikat / Dependent variabel (Y) Yaitu, variabel yang tergantung pada variabel lain atau variabel yang dapat dipengaruhi variabel lain, atau keberadaannya dapat dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai variabel terikat adalah kinerja dari panitia pelelangan. 2. Variabel Bebas / Independent variabel (X) Yaitu, variabel yang ada hubungannya dengan variabel lain yang bertindak sebagai penyebab atau mempengaruhi variabel lain, variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari: a. Metode kerja (X1) Metode kerja yang dipakai didalam pelelangan pembangunan Kampus II ITN Malang Tahap I di desa Tasikmadu adalah : • Tata Cara Yang dimaksud adalah cara bagaimana panitia pelelangan menggunakan suatu metode untuk menerima suatu proyek dengan kata lain menguntungkan bagi pemilik proyek maupun kontraktor. Dan bagaimana cara memberitahukan kepada masyarakat umum, khususnya dunia konstruksi disini penulis menggunakan informasi dari panitia ke peserta. • Syarat Setiap pelaksanaan suatu pelelangan pasti menggunakan syarat yang wajib dipenuhi oleh peserta dengan kategori peserta pelelangan adalah kelas A dan pernah berpengalaman mengerjakan gedung pendidikan maupun gedung laboratorium milik pemerintah ataupun milik swasta. • Penilaian Panitia pelelangan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penilaian baik harga maupun kelengkapan administrasi terhadap peserta pelelangan apakah layak atau tidak. Di dalam pelelangan, penilaian mempunyai 3 cara yaitu : Sistem gugur, sistem nilai (merit point system), dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis b. Kerjasama antara panitia dengan peserta (X2) Di dalam penelitian ini penulis melakukan suatu analisis kerjasama para panitia dengan peserta lelang yaitu dengan cara berbagai macam jenis pemasukan penawaran. KINERJA PANITIA PELELANGAN

Pembentukan panitia dan jabatan kepanitiaan untuk pelelangan pembangunan Kampus II ITN Malang Tahap I berdasarkan usulan teknis dari Pimpinan Proyek yang kemudian disetujui oleh pihak pemilik (Yayasan Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional Malang) dan pihak lembaga (Rektor ITN) yang keanggotaannya berjumlah ganjil (sedangkan panitia pelelangan pembangunan Kampus II ITN Malang Tahap I berjumlah 8 orang, serta terdiri dari unsur perencana pekerjaan, penanggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan/pemeliharaan, instansi yang terkait (lembaga dan yayasan). Jenis Pelelangan dan Kriteria Peserta Pelelangan

Page 5: Pengukuran Kinerja Panitia Pelelangan Proyek Konstruksi (Studi Kasus Panitia Pelelangan Pembangunan Kampus II Itn Malang Tahap i Di Desa Tasikmadu

5

SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010 Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Jenis pelelangan yang dipakai pada pembangunan kampus II ITN Malang Tahap I ada beberapa jenis, terdiri dari : jenis pelelangan umum, jenis pelelangan terbatas dan jenis pengadaan langsung. Yang termasuk dalam jenis pelelangan umum dalam pembangunan kampus II ITN Malang Tahap I adalah gedung kuliah Fakultas Teknologi Industri (gedung C1 dan C2), adapun untuk jenis pelelangan terbatas yang digunakan untuk pembangunan gedung laboratorium jurusan teknik mesin (gedung A) dan gedung laboratorium jurusan teknik industri dan teknologi tekstil (gedung B). Dan untuk pembangunan kampus II ITN Malang gedung laboratorium fakultas teknologi industri (gedung D) menggunakan jenis pengadaan langsung. Syarat peserta pelelangan adalah Perusahaan Pelaksana Pembangunan (kontraktor) yang telah lulus prakualifikasi/kualifikasi dari Pemerintah Daerah setempat bidang Perumahan dan Pemukiman (gedung dan pabrik) yang masih berlaku tahun 1999/2000 dengan klasifikasi A dan harus memenuhi syarat sesuai dengan Keppres Nomor 16 Tahun 1994. Pelaksanaan Pelelangan Para peserta pelelangan secara umum terdapat 57 kontraktor (nama peserta yang memasukkan dokumen perkenalan terlampir) yang terdiri dari berbagai macam perusahaan jasa konstruksi yang secara umum dapat dikatakan perusahaan-perusahaan yang bonafite, kemudian mereka memasukkan dokumen perkenalan (company profile) kepada panitia pelelangan. Sebelum para peserta memasukkan dokumen pelelangan diadakan penjelasan pekerjaan (aanwijzing) antara panitia pelelangan dengan peserta. Metode evaluasi penilaian selain menyeleksi dari unsur administrasi dan teknis administrasi, panitia pelelangan juga menetapkan besar penawaran maksimal 10% dibawah Owner`s Estimate dan pada saat pembukaan penawaran disaksikan oleh 2 wakil calon kontraktor serta adanya kesepakatan bahwa bila ada calon kontraktor yang tidak sah dokumen penawarannya, maka tidak akan disebutkan harga penawarannya.

PENGUKURAN KINERJA PANITIA PELELANGAN Didalam penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja panitia lelang yaitu, metode kerja, kerjasama panitia dengan peserta, harga penawaran dan dokumen. Sedangkan parameter yang digunakan adalah Keputusan Preseiden No.16 tahun 1994 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, karena panitia lelang menggunakan acuan Kepres ini dalam pembangunan Gedung Kampus II ITN Malang tahap I. Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka model yang digunakan adalah model analisa regresi linier berganda, dimana bertujuan untuk melihat pengaruh variabel terikat terhadap variabel bebas. Apabila ditulis dalam suatu fungsi dari kinerja panitia pelelangan merupakan suatu fungsi dari metode kerja, dan kerjasama antara panitia dengan peserta. Y= (X1, X2) Untuk mempermudah menghitung dan menganalisa pengukuran kinerja dari panitia pelelangan, maka dalam penelitian ini dikemukakan model analisis sebagai berikut :iv Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana :

Y = Kinerja panitia pelelangan a = Parameter konstanta X1 = Metode kerja X2 = Kerjasama antara panitia dengan peserta b = Koefisien regresi variabel bebas e = Kesalahan penggangu (standart error).

Uji Statistik Uji t (Parsial) Merupakan uji koefisisen regresi satu persatu, jika t hitung > t tabel maka HO ditolak, sebaliknya apabila t hitung < t tabel, maka HO diterima. Maksudnya apabila t hitung > t

Page 6: Pengukuran Kinerja Panitia Pelelangan Proyek Konstruksi (Studi Kasus Panitia Pelelangan Pembangunan Kampus II Itn Malang Tahap i Di Desa Tasikmadu

6

SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010 Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan

tabel, maka secara parsial ada pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat pada tingkat signifikan tertentu dan sebaliknya. Kriteria pengujian : HO ; β = 0, berarti tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. HI ; β ≠ 0, berarti ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji F (serentak) Uji F adalah pengujian secara serentak untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat dalam sebuah analisis regresi. Adapun rumus untuk uji F (F hitung ) adalah sebagai berikut:

F hitung )1(

)1(2

2

RK

KNR

−−−=

Dimana: R2 = Koefisien regresi N = Jumlah sampel K = Jumlah variabel independen Adapun ketentuannya sebagai berikut: ♦ Apabila nilai f hitung > f tabel, maka HO ditolak dan HI diterima berarti ada pengaruh yang signifikan secara serentak variabel bebas terhadap variabel terikat. ♦ Apabila Nilai f hitung < f tabel, maka HO diterima dan HI ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara serentak variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisa Pengukuran Kinerja. Melalui persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan variabel bebas metode kerja dan kerjasama peserta dengan panitia lelang serta variabel terikatnya berupa kinerja panitia pelelangan maka akan diperoleh hasil sebagai berikut : Y = a + b1X1+ b2X2 + e

= 7,33 + 0,34 X1 + 0,51 X2 Sb = 0,05 0,17 T hit = 6,50 2,92 R2 = 0,90

Pengujian terhadap koefisien regresi Uji statistik terhadap data diolah dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : Penentuan nilai kritis, untuk pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dengan tingkat signifikasi (α) = 0,05 dengan sampel (n) = 8, derajat kebebasan (df) = n-k-1 = 5 ; (k = jumlah variabel bebas). Jadi t tabel diperoleh sebesar 2,015.

t hitung untuk b1 = 6,50 t hitung untuk b2 = 2,92

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel. Karena nilai t hitung variabel bebas, b1 = 6,50 dan b2 = 2,92 lebih besar dari t tabel = 2,015 maka keputusan diambil adalah menolak HO dan menerima HI. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Pengujian pengaruh semua variabel bebas. Diperoleh R2 = 0,90 atau 90 % yang menunjukkan adanya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 90 % dimana sisanya sebesar 10 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diuji. Nilai R2 itu menunjukkan adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian variabel secara bersamaan. Dilakukan dengan melihat distribusi f dengan α = 0,05 , df = 5 dan variabel bebas = 2, jadi f tabel sebesar 5,79 dan f hitung = 25,10.

Page 7: Pengukuran Kinerja Panitia Pelelangan Proyek Konstruksi (Studi Kasus Panitia Pelelangan Pembangunan Kampus II Itn Malang Tahap i Di Desa Tasikmadu

7

SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010 Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Dari data yang diperoleh ternyata f hitung lebih besar dari f tabel sehingga keputusan yang diambil adalah menolak HO dan menerima HI, yang artinya semua variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Dari uraian masing-masing variabel bebas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode kerja dan kerjasama peserta dengan panitia pelelangan memiliki hubungan positif terhadap kinerja panitia pelelangan. Kedua variabel independen tersebut dapat dijadikan sebagai faktor utama untuk dapat memprediksikan kualifikasi kinerja panitia pelelangan, meskipun ada faktor dari luar yang mempengaruhinya. Ringkasan Regresi Model Variabel Y

Jenis Variabel Coefisient STD Error T-Stat 2-Tail Sig

Costanta 7,3397879 0,5390881 13,615193 0

Metode kerja 0,3480122 0,0535209 6,5023647 0,0013

Kerjasama peserta dengan panitia

0,5157621 0,1764425 2,9231165 0,0329

R-Squared 0,909449 Mean of dependent Var 9,5375

Adjusted R-squared 0,873228 S.D. of dependent var 0,226385

S.E. of regression 0,080604 Sum of squared resid 0,032485

Log likelihood 10,67413 F-statistic 25,10867

Durbin-Watson stat 2,709804 Prob(F-statistic) 0,002467

Signifikan pada α = 5 %

Berdasarkan hasil pengolahan data maka dapat dijelaskan sebagai berikut : � Angka 7,3397879 merupakan angka rata-rata kinerja panitia pelelangan, jika metode kerja dan kerja sama peserta dengan panitia pelelangan sama dengan 0 (nol). � Angka 0,3480122 merupakan besarnya koefisien regresi antara metode kerja dan kerjasama peserta dengan panitia pelelangan, hal ini menunjukkan metode kerja berpengaruh positif terhadap kinerja panitia pelelangan dengan asumsi variabel independent/variabel bebas lainnya dianggap tetap, hal ini juga mengandung arti bahwa semakin meningkatnya metode kerja sebesar 34,8 %. � Angka 0,5157621 merupakan besarnya koefisien regresi antara kerjasama peserta dengan panitia pelelangan dan kinerja panitia pelelangan, hal ini menunjukkan bahwa kerjasama peserta dengan panitia pelelangan itu berpengaruh positif terhadap kinerja panitia pelelangan dengan asumsi variabel independent/variabel bebas lainnya dianggap tetap, hal ini juga mengandung arti bahwa kerjasama peserta dengan panitia mengalami peningkatan sebesar 51,5 %. � Koefisien determinasi (R-squared) fungsinya untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas secara keseluruhan dapat menjelaskan variasi (perubahan) variabel terikat dengan ketentuan 0 > R2 < 1. � R-squared sebesar 0,909449 atau 90 % yang berarti bahwa variabel bebas seperti metode kerja dan kerjasama peserta dengan panitia pelelangan mampu menjelaskan variasi variabel terikat yaitu, kinerja panitia pelelangan sebesar 90 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. � Durbin-Watson stat digunakan untuk menguji tingkat validitas apakah terjadi autokorelasi, dimana pengujian ini merupakan pendeteksian ada tidaknya hubungan antara observasi (data) yang satu dengan observasi lainnya yang dapat ditunjukkan dengan Durbin-Watson stat (DW-hitung) sebesar 2,70. � Mean of dependent Var merupakan nilai dari rata-rata variabel terikat (kinerja panitia pelelangan) sebesar 9,53

Page 8: Pengukuran Kinerja Panitia Pelelangan Proyek Konstruksi (Studi Kasus Panitia Pelelangan Pembangunan Kampus II Itn Malang Tahap i Di Desa Tasikmadu

8

SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010 Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan

� Mean of dependent Var merupakan standar deviasi dari variabel terikat (kinerja panitia pelelangan) sebesar 0,22 � Sum of squared resid menunjukkan hasil rata-rata dari R-squared sebesar 0,032 � F-statistic sama artinya dengan F-hitung, gunanya untuk membandingkan hasil F-tabel sebesar 25,10 � Prob (F-statistic) adalah tingkat kemungkinan suatu kesalahan dari fungsi F-hitung, yang apabila nilainya semakin mendekati nol maka tingkat kesalahan yang diperoleh akan semakin kecil. Hasil Analisis Hubungan Antara Metode Kerja dan Kerjasama Peserta dengan Panitia Lelang. Dari hasil perhitungan komputer (lampiran), selanjutnya dapat dijelaskan bahwa nilai X1 = 0,34 dan X2 = 0,51 yang ternyata X2 lebih besar dari X1, hal ini memberikan gambaran bahwa kerjasama peserta dengan panitia lelang dipastikan lebih dioptimalkan daripada metode kerja. Kesimpulan 1. Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas yaitu metode kerja dan kerjasama peserta dengan panitia pelelangan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja panitia pelelangan, hal ini dibuktikan dari hasil analisis uji f yang menunjukkan bahwa f hitung lebih besar dari f tabel ( 25,10 > 5,79 ). 2. Apabila dilihat secara individual metode kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja panitia pelelangan, hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut terdapat hubungan yang dapat meningkatkan kinerja panitia itu sendiri. 3. Dilihat dari sudut pandang pembentukan panitia pelelangan, metode kerja, dan penilaian secara umum milik swasta dibuat seefisien mungkin bagi panitia pelelangan sehingga panitia itu sendiri merasa nyaman, dalam menentukan calon pemenang secara obyektif dan selektif, dibandingkan dengan sistem pemerintah yang cukup ketat. 4. Jumlah struktur organisasi pelelangan tidak ditentukan oleh besar atau kecilnya jumlah anggota karena hal itu tidak berpengaruh, sebab panitia pelelangan yang diperlukan hanya berhubungan dengan unsur teknis, keahlian, pengetahuan dan sikap/sopan santun. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Majemen Fasilitas Pengadaan, Bahan Materi Penataran. Pusat Pengembangan Penataran

Guru Teknologi, Malang. Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 1. Jakarta: Kanisius. Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 2. Jakarta: Kanisius. Djumialdji, FX. 1995. Hukum Bangunan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000. Tentang Pengadaan Barang dan Jasa. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994. Tentang Pengadaan Barang dan Jasa. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994. Tentang Prakualifikasi Untuk Calon Rekanan Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek, dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta:Erlangga. Singarimbun, M. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Tim Lab Statistik IESP. Modul Praktikum Ekonometrika. UMM Malang. Umar, Husein. 2000. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia William. 1995. Manajemen Konstruksi Profesional. Jakarta : Majalah Konstruksi.