Upload
aprilisa
View
281
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Ema Aprilisa (120341521865)
Dasar Teori
Beberapa sifat morfologi bakteri sangat penting dalam hubungannya
dengan pertumbuhannya pada makanan dan ketahanannya terhadap pengolahan
makanan. Sifat-sifat tersebut misalnya bentuk dan pengelompokan sel, susunan
dinding sel, pembetukan kapsul dan pembentukan edospora, struktur bakteri
serta sifat-sifat lainnya termasuk pembentukan flagella (Fardiaz,1993).
Pengklasifikasian golongan prokariot tergolong agak rumit, hal ini
disebabkan karena struktur yang menyusunnya sangat kecil dan juga unik.
Karena itu untuk melihat ciri-ciri yang ada perlu mempergunakan alat yang
lebih teliti dan tergolong modern. Selain itu golongan prokariot khususnya
bakteri tersusun atas koloni yang terdiri atas individu-individu. Oleh karena itu
untuk menentukan karakteristik individu dapat dilakukan dengan mengamati
karakteristik koloni. Klasifikasi suatu mikroorganisme sebaiknya mengetahui
terlebih dahulu karakteristik atau ciri mikroorganisme tersebut. Tentu saja yang
diteliti karakteristik itu berasal dari biakan murni (pure culture) yang hanya
mengandung satu macam mikroorganisme (Darkuni, 2001).
Pada dasarnya dikenal tiga bentuk yang berbeda dari bakteri. Berdasarkan
bentuknya bakteri dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:
1. Kokus
Bakteri ini terdapat dalam beberapa pola atau pengelompokan sel yang
berbeda, dan karena pengelompokan sel yang khusus ini mungkin merupakan
siri dari marga tertentu, maka pengetahuan tentang pengelompokan ini akan
membantu dalam mengidentifikasikan organisme yang tak dikenal. Beberapa
kokus secara khas hidup sendiri-sendiri, yang hanya dijumpa dalam pasangan
kubus atau rantai panjang, bergantung caranya membelah diri dan kemudian
melekat satu sama lain setelah pembelahan.
Menurut Fardiaz (1993) bakteri berbentuk bulat (kokus) dapat dibedakan atas
beberapa grup berdasarkan pengelompokan selnya, antara lain:
a. Diplokokus : sel berpasangan (dua sel)
b. Streptokokus : rangkaian sel yang membentuk rantai panjang atau pendek
c. Tefrad : empat sel yang membentuk persegi empat
d. Stapilokokus : kumplan sel yang tidak beraturan (seperti buah anggur)
e. Sarenae : kumpulan sel yang berbentuk kubus yang terdiri dari
delapan sel atau lebih.
2. Basil
Basil merupakan bakteri yang bentuknya meyerupai batang atau silinder.
Basil-basil ini sangat beraneka ragam dalam ukurannya. Beberapa diantaranya
menyerupai rokok sigaret. Bentuk lain (basil yang bebentuk gelondong) dengan
ujung-ujung yang meruncing lebih menyerupai cerutu. Beberapa hasil panjang
dan lebarnya sama dan benutknya lonjong, basil ini sangat menyerupai kokus,
sehingga disebut koo-basil. Tidak seperi kokus basil membelah dalam satu
bidang. Oleh sebab itu, mungkin teramati sebagai sel tunggal, berpasangan
dalam rantai pendek atau panjang yang berbeda dengan kokus, panjang
rantainya bukan merupakan tanda pengenal (Volk & Whesler. 1998).
Sedangkan menurut Fardiaz (1993) bakteri berbentuk batang membentuk rantai
(streptobasil). Pengelompokan ini pada beberapa keadaan bukan merupakan
sifat morfologinya, melainkan dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan maupun
kondisi kultur.
3. Spiral
Menurut Volk dan Whesler (1998) kelompok ini terdiri atas
keanekaragaman tinggi pada bakteri berbentuk silinder yang berbentuk tidak
lurus seperti basil, melainkan melingkar dengan berbagai derajat. Bakteri spiral
dibagi menjadi :
a. Vibrio adalah batang yang melengkung menyerupai koma, kadang-kadang
vibrio tumbuh sebagai benang-benang membelit atau berbentuk huruf S.
b. Spiril (spirilum) adalah spiral atau lilitan yang sebenarnya, seperti kotrek
(pembuka gabus).
c. Spirochaeta yang juga merupakan bakteri berbentuk spiral, tetapi bedanya
dengan spiril dalam hal kemampuannya mlenturkan dan melkuk-lekukkan
tubuhnya sambil bergera. Gerakan ini dimungkinkan dari kontraksi benang
aksial atau flagel, yang membelit sekitar organisme antara membran plasma
dan dinding sel.
Salah satu karakteristik utama bakteri adalah ukuran, bentuk, struktur, dan
penataan selnya. Berbagai ciri ini mencakup morfologi sel. Menurut Pelczar
dan Chan (1986) bahwa ukuran, bentuk serta penataan merupakan ciri
morfologi kasar suatu spesies bakteri dan penampakan bagian-bagian strukturr
sel bakteri yang disebut struktur sel halus dan bukan lagi morfologi kasar.
Ukuran besar bakteria bervariasi, tergantung dari jenis spesiesnya. Bakteri
yang berbentuk spiral diukur menurut panjang dan lebarnya, sedangkan bakteri
yang berbentuk batang dan bulat diukur menurut diameternya. Ukuran
diameter bakteria yang berbentuk kokus berkisar antara 0,2-0,4 µm. Bacillus
memiliki panjang kira-kira 0,5 µm dan diameternya 0,2 µm. Bakteria bentuk
basil yang paling besar jarang melebihi diameter 1 µm dan panjangnya 3 µm.
Rata-rata ukuran diameter dan panjang bakteri patogen yang berbentuk batang
kira-kira 0,5 µm dan 2 µm, sedang bakteri non patogen yang berbentuk batang
dapat mencapai diameter 4 µm dan panjang 20 µm. Bakteria yang berbentuk
spiral, biasanya merupakan jasad yang paling kecil beukuran panjang dari 1-14
µm (Tarigan, 1988). Menurut Campbel (2009), umumnya prokariot merupakan
makhluk hidup uniseluler yang memiliki diameter 0.5–5 µm.
Tabel Data pengukuran sel bakteri
Bakteri Hasil Pengukuran Diameter (Perbesaran 400x)
Rata-rata Pengukuran Diameter(Perbesaran 400x)Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
Koloni 1 2,0 µm 3 µm 1 µm 2 µmKoloni 2 1,25 µm 2,5 µm 3 µm 2,25 µm
Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa bakteri dari
koloni 2 dan koloni 2 berbentuk bulat atau coccus. Hasil pengukuran rata-rata
diameter bakteri pada koloni 1 adalah 2 µm sedangkan hasil pengukuran rata-rata
diameter bakteri pada koloni 2 adalah 2,25 µm. Hasil pengukuran tersebut tidak
sesuai dengan pernyataan Tarigan (1988) yang menyebutkan bahwa ukuran
diameter bakteria yang berbentuk kokus berkisar antara 0,2-0,4 µm namun sesuai
dengan pernyataan Campbel (2009) bahwa umumnya prokariot merupakan
makhluk hidup uniseluler yang memiliki diameter 0.5–5 µm.
Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang
Fardiaz, Srikandi. 1993. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Neil A. Campbell, Jane B. Reece. 2009. Biology 8th Edition. San Francisco:
Pearson Benjamin Cummings.
Pelczar dan Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan KebudayaanVolk, Swisley A & Margareth F Whceler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:
Erlangga.