Upload
phungkiet
View
235
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
33
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Data Sekunder
Data sekunder yang diperoleh dari PT Semen Padang Untuk menunjang dan
melengkapi penelitian ini antara lain berupa :
1. Peta topografi skala 1 : 2000 untuk daerah Karang Putih. Peta ini didigitasi
dengan skala 1:2000 dan selanjutnya peta ini akan digunakan sebagai peta
dasar.
2. Peta geologi yang dibuat oleh PT. Gamma Epsilon dan Dinas Pertambangan
Sumatera Barat. Peta-peta geologi ini didigitasi menjadi satu peta dengan skala
1:2.000 selanjutnya peta ini juga digunakan sebagai peta dasar geologi.
3. Penampang-penampang geologi dari laporan PT. Gamma Epsilon tahun 1997.
Posisi singkapan diperoleh dari peta singkapan yang dibuat oleh Dinas
Pertambangan Sumatera Barat, data ini dikompilasikan dengan peta geologi
untuk membantu penarikan batas litologi.
4. Data log bor yang diperoleh dari laporan PT. Gama Epsilon 1997, PT. Harmonia
Penta Estetika Juni 2001, dan PT Multi Panendo tahun 2002. Data-data
pemboran yang digunakan untuk penafsiran meliputi :
a. PT. Gamma Epsilon; BH-01, BH-02, BH-03, BH-04, BH-05, BH-06, BH-07,
BH-08, BH-09, BH-10, BH-11, BH-12, BH-13, BH-14, BH-15, BH-16, BH-17,
GE-03, GE-04, GE-05 dan GE-06.
b. PT. Harmonia Penta Estetika; DH-1, DH-2a, DH-2b, DH-3, DH-4, DH-5,
DH-6, DH7.
c. PT Multi Panendo; MP-1, MP-2, MP-3, MP-4, MP-5, MP-6, MP-7, MP-8, MP-
9, MP-10 dan MP-11.
34
Sistem koordinat yang digunakan adalah sistem koordinat pada Peta
Topografi yang dibuat oleh PT. Semen Padang.
5. Data hasil analisis kualitas batugamping dari laporan PT. Gama Epsilon, Dinas
Pertambangan Sumatera Barat, dan PT Multi Panendo tahun 2002
4.2. Data Primer
Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh intrusi terhadap komposisi kimia dan
tekstur batugamping, maka dipilih 2 metode:
a. Penelitan lapangan meliputi kegiatan pemercontohan batuan pada lokasi-lokasi
yang diperkiraan representatif terhadap pengaruh intrusi pada batugamping,
yaitu pada batugamping yang terpengaruh intrusi, batugamping yang tidak
terpengaruh intrusi basalt, dan ditubuh intrusi (basalt). Pengambilan conto
batuan dilakukan dengan spasi 5 meter untuk analisis kandungan kimia
batuannya dan analisis petrografi. Sebelum dibawa ke laboratorium sampel-
sampel tersebut dideskripsi megaskopis di lapangan dan didokumentasi (foto).
b. Penelitian laboratorium untuk analisis petrografi dilakukan di Laboratorium Fisika
Optik, Puslit Geoteknologi LIPI menggunakan miskroskop polarisasi merk Nikon
Opthipot. Analisis petrografi ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis mineral
penyusun batuan dan kuantitasnya baik itu mineral primer maupun mineral yang
terbentuk akibat ubahan (sekunder), serta untuk mengetahui struktur dan tekstur
masing-masing contoh sehingga akan diketahui sejauh mana pengaruh intrusi
terhadap batugamping. Sedangkan analisis kimia batuan (XRF / X-Ray
Flourescence) dilakukan di Laboratorium PT Semen Padang. Tujuan analisis
kimia batuan ini adalah untuk mengetahui komposisi kimia penyusun
batugamping dan basalt.
35
Lokasi pengambilan conto untuk analisis kimia batuan dilakukan di blok J, dengan
koordinat X : 80.00, Y : -2,305.00, elevasi 410, blok M, dengan koordinat X : -55.00,
Y : -2,650.00, elevasi 440 serta blok M, X : - 90.00, Y : - 2,620.00. Conto batuan
yang diambil sebanyak 21 buah untuk analisis kimia batuan dan 21 buah untuk
analisis petrografi.
Tabel 4.1 Lokasi pengambilan conto untuk analisis petrografi (LP) dan
analisis kimia (KP)
Jarak dari Intrusi Posisi Koordinat No Nama Sampel
( Meter ) X (M) Y (M) Elevasi
1 LP-1, KP-1 5 -55 -2,650 440 2 LP-2, KP-2 10 -55 -2,650 440 3 LP-3, KP-3 15 -55 -2,650 440 4 LP-4, KP-4 20 -55 -2,650 440 5 LP-5, KP-5 25 -55 -2,650 440 6 LP-6, KP-6 30 -55 -2,650 440 7 LP-7, KP-7 5 -90 -2,620 440 8 LP-8, KP-8 10 -90 -2,620 440 9 LP-9, KP-9 15 -90 -2,620 440
10 LP-10, KP-10 20 -90 -2,620 440 11 LP-11, KP-11 25 -90 -2,620 440 12 LP-12, KP-12 30 -90 -2,620 440 13 LP-13, KP-13 5 80 -2,305 410 14 LP-14, KP-14 10 80 -2,305 410 15 LP-15, KP-15 15 80 -2,305 410 16 LP-16, KP-16 20 80 -2,305 410 17 LP-17, KP-17 25 80 -2,305 410 18 LP-18, KP-18 30 80 -2,305 410 19 LP-A, KP-A 0 -55 -2,650 440 20 LP-B, KP-B 0 -90 -2,620 440 21 LP-C, KP-C 0 80 -2,305 410
36
4.3. Hasil Penelitian
4.3.a. Analisis Petrografi
Hasil analisis petrografi dari conto yang dibawa ke laboratorium menunjukkan
bahwa conto yang dianalisis merupakan basalt dan batugamping. Pada basalt
menunjukkan adanya mineral-mineral olivin dan piroksen yang melimpah di batuan
sebagai ciri batuan beku basa. Juga dijumpai kehadiran mineral epidot yang
mencirikan adanya proses intrusi. Terlihat juga mineral sekunder berupa klorit yang
merupakan mineral ubahan dari mineral-mineral mafik. Terlihat tekstur pada batuan
basalt berupa porfiritik, kristal besar tertanam dalam masa dasar kristal kecil.
0 1 mm
Gambar 4.1. Sayatan batuan basalt terdiri dari mineral Klorit (Klt) sebagai mineral
ubahan mineral mafik, Plagioklas (Plg), Gelas (Gls) serta tekstur porfiritik penciri
sebagai intrusi. Lokasi conto LP-A.
Pada analisis petrografi batuan ditemukan juga kenampakan kontak antara basalt
dengan batugamping, sebagian mineral-mineral silikat masuk ke dalam rekahan
atau urat pada batugamping. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas batugamping,
sehingga menyebabkan kandungan SiO2 meningkat (Gambar 4.2). Conto batuan
Klt
Gls
Plg
37
yang banyak mengandung kenaikan unsur-unsur silika ini berada pada daerah yang
dekat dengan tubuh intrusi sampai sejauh 15 m dari tubuh intrusi.
0 1 mm
Gambar 4.2. Kontak Basalt (Bs) dengan batugamping (Gpg), mengakibatkan
mineral Silika (Si) dan Klorit (Kl) masuk ke dalam rekahan batugamping dan
menggantikan sebagian Kalsit (Ca). Lokasi conto di daerah kontak antara basalt
dengan batugamping. (X : -55.00, Y : -2,650.00)
Pada pengamatan mikroskopis batugamping yang tidak terpengaruh adanya intrusi
dicirkan oleh adanya tekstur klastik (primer) dan adanya fosil yang masih utuh. Fosil
kadang-kadang hadir sebagai fragmen dan kalsit sebagai matrik maupun sparit
yang mengikat antar butir. Mineral yang dominan hadir pada batugamping ini
berupa kalsit sehingga bisa digunakan sebagai bahan baku semen.
Bs
Gpg
Si
Ca Kl
38
0 1 mm
Gambar 4.3. Tekstur klastik mineral Kalsit (Ca) dan Fosil (Fs) sebagai fragmen
dan diikat oleh Mikrit (Mk) pada batugamping yang tidak terpengaruh oelh intrusi.
Lokasi conto LP-18 (30 meter dari intrusi basalt)
Semua sampel batugamping yang dianalisis didominasi oleh mineral kalsit yang
berupa fragmen dan masa dasarnya. Ditemukan juga mineral dolomit dengan
jumlah sedikit pada beberapa sampel. Beberapa contoh batugamping yang dekat
dengan tubuh intrusi telah mengalami metamorfose kontak dengan terlihatnya
peningkatan ukuran butir kristal kalsit relatif lebih kasar dibandindkan dengan
batugamping yang jauh dari intrusi, batas kristal semakin jelas dengan bentuk kristal
equidimensional dan kenampakan kembaran polisintetik lamellae semakin jelas.
(Gambar 4.4, 4.5, dan 4.6), Jarak pengaruh intrusi yang menyebabkan terjadinya
metamorfose kontak ini sampai sejauh 25 m dari intrusi basalt.
Ca
Fs
Mk
39
0 1 mm
Gambar 4.4. Ukuran butir kristal mineral Kalsit (Ca) pada batugamping relatif
kasar, batas kristal lebih jelas dan lebik kompak karena pengaruh penambahan
suhu sebagai indikasi telah terjadinya metamorfose kontak. Lokasi conto LP-11 (25
meter dari Intrusi basalt)
0 1 mm
Gambar 4.5. Ukuran butir kristal mineral Kalsit (Ca) dan Dolomit (Mg) pada
batugamping relatif kasar, batas kristal lebih jelas dan lebik kompak karena
pengaruh penambahan suhu sebagai indikasi telah terjadinya metamorfose kontak.
Lokasi conto LP-10 (20 meter dari Intrusi basalt)
Mg
Ca
Ca
40
0 1 mm
Gambar 4.6. Ukuran butir kristal mineral Kalsit (Ca) dan Dolomit (Mg) pada
batugamping relatif kasar karena pengaruh penambahan suhu sebagai indikasi
telah terjadinya metamorfose kontak. Lokasi conto LP-8 (15 meter dari Intrusi
basalt).
0 1 mm
Gambar 4.7. Ukuran kristal mineral Kalsit (Ca) dan Dolomit (Mg) pada
batugamping relatif kasar, batas kristal lebih jelas dan lebik kompak karena
pengaruh penambahan suhu sebagai indikasi telah terjadinya metamorfose kontak.
Lokasi conto LP-2 (10 meter dari Intrusi basalt)
Ca
Mg
Ca
Mg
41
0 1 mm
Gambar 4.8. Ukuran kristal mineral Kalsit (Ca) dan Dolomit (Mg) pada
batugamping relatif kasar, batas kristal lebih jelas dan lebik kompak karena
pengaruh penambahan suhu sebagai indikasi telah terjadinya metamorfose kontak.
Lokasi conto LP-1 (5 meter dari Intrusi basalt)
4.3.b. Analisis Kimia
Untuk mengetahui kandungan kimia batugamping di daerah penelitian dilakukan
analisis XRF (X-Ray Fluorescence) pada 18 conto batuan yang diambil pada lokasi
daerah sekitar intrusi dan 3 conto batuan diambil di tubuh intrusi basalt. Conto
tersebut diambil berdasarkan jarak intrusi terhadap batugamping yang representatif.
Jarak antara conto satu dengan conto yang lainnya berjarak 5 meter dari tubuh
intrusi kearah batugamping. Adapun senyawa yang dianalisis meliputi kandungan
SiO2, Al2O3, Fe2O3, MgO, CaO, H2O. Hasil dari analisis XRF conto batugamping
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2, 4.3, 4.4. dan 4.5.
Mg
Ca
42
Tabel 4.2. Hasil Analisis Kimia Conto Batugamping (PT Semen Padang, 2002)
Lokasi Posisi Koordinat Komposisi Kimia ( % )
No Sampel X (M) Y (M) SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO Mg0 H2O
1 BH-1 130 -2,519 0.43 0.13 0.22 55.03 0.39 0.02
2 BH-2 21 -2,341 0.04 0.03 0.18 55.48 0.39 0.07
3 BH-3 24 -2,079 0.04 0.04 0.3 54.42 0.56 0.52
4 BH-4 192 -2,222 0.00 0.03 0.15 55.18 0.32 1.05
5 BH-5 44 -2,209 0.03 0.02 0.05 55.84 0.48 1.70
6 BH-6 210 -2,381 0.26 0.11 0.09 55.25 0.42 0.64
7 BH-7 -5 -1,536 0.36 0.08 0.21 55.26 0.27 0.58
8 BH-8 298 -2,163 0.27 0.01 0.05 55.27 0.38 0.52
9 BH-9 168 -1,713 0.42 0.01 0.11 54.90 0.42 0.50
10 BH-10 -0.04 -2,153 0.61 0.14 0.16 54.90 0.45 0.35
11 BH-11 216 -2,047 0.24 0.01 0.14 54.41 0.35 0.1
12 BH-12 421 -2,425 0.08 0.06 0.07 54.86 0.40 0.90
13 BH-13 -0.02 -1,978 0.23 0.16 0.18 54.85 0.55 0.85
14 BH-14 342 -2,250 0.83 0.40 0.60 53.94 0.47 0.96
15 BH-16 315 -1,852 0.28 0.08 0.13 55.26 0.35 0.64
16 BH-17 361 -2,613 0.28 0.08 0.13 55.26 0.35 0.64
Tabel 4.3. Hasil Analisis Kimia Conto Basalt dan Batugamping
Lokasi Blok M, X : - 55.00, Y : - 2,650.00
Komposisi Kimia ( % ) Kode
Sampel
Nama
Batuan
Jarak dari
Intrusi (M) SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO Mg0 H2O LOI
KP-A Basalt 0 38.63 11.18 11.45 23.69 11.39 0.15 3.43
KP-I Batugamping 5 8.82 1.97 1.19 46.95 1.43 0.08 38.13
KP-2 Batugamping 10 2.53 0.45 0.29 53.46 1.36 0.07 42.49
KP-3 Batugamping 15 1.13 0.07 0.03 54.68 0.66 0.05 43.41
KP-4 Batugamping 20 1.04 0.05 0.01 54.98 0.44 0.09 43.26
KP-5 Batugamping 25 0.92 0.00 0.01 55.20 0.39 0.07 43.39
KP-6 Batugamping 30 0.83 0,00 0.00 55.32 0.23 0.21 43.47
43
Tabel 4.4. Hasil Analisis Kimia Conto Basalt dan Batugamping
Lokasi Blok M, X : - 90.00, Y : - 2,620.00
Komposisi Kimia ( % ) Kode Sampel
Nama Batuan
Jarak dari Intrusi (M) SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO Mg0 H2O LOI
KP-B Basalt 0 39.01 12.04 12.03 22.38 12.04 0.22 3.26
KP-7 Batugamping 5 9.11 2.06 1.82 45.78 2.05 0.17 38.67
KP-8 Batugamping 10 2.64 0.52 0.43 53.34 1.71 0.11 42.23
KP-9 Batugamping 15 1.32 0.11 0.09 54.50 0.82 0.08 43.37
KP-10 Batugamping 20 1.01 0.08 0.12 54.73 0.51 0.10 42.54
KP-11 Batugamping 25 0.98 0.04 0.07 55.04 0.43 0.12 42.83
KP-12 Batugamping 30 0.79 0.02 0.01 55.22 0.19 0.19 42.52
Tabel 4.5. Hasil Analisis Kimia Conto Basalt dan Batugamping
Lokasi Blok J, X : 80.00, Y : -2,305.00
Komposisi Kimia ( % ) Kode Sampel
Nama Batuan
Jarak dari Intrusi (M) SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO Mg0 H2O LOI
KP-C Basalt 0 35.85 11.73 12.65 24.54 9.00 0.55 4.25
KP-13 Batugamping 5 6.94 1.67 1.18 47.39 1.38 1.13 37.68
KP-14 Batugamping 10 1.73 0.10 0.08 54.09 1.06 0.10 42.29
KP-15 Batugamping 15 1.20 0.02 0.07 55.06 0.36 0.16 42.67
KP-16 Batugamping 20 0.92 0.01 0.03 55.09 0.32 0.12 42.53
KP-17 Batugamping 25 0.85 0.00 0.00 55.14 0.29 0.06 42.75
KP-18 Batugamping 30 0.72 0.00 0.01 55.23 0.39 0.15 43.24