Upload
riadwi
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
1/13
Penilaian maturitas neuromuskular
i. Postur
Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya
tahanan saat otot diregangkan. Ketika pematangan berlangsung berangsur-angsur
janin mengalami peningkatan kaki yang feksi. Lutut mulai feksi bersamaan dengan
pergelangan tangan.
ii. Arm Recoil
Manuer ini ber!okus pada feksor pasi! dari tonus otot biseps dengan mengukur
sudut mundur singkat setelah sendi siku difeksi dan ekstensikan. Arm recoil
dilakukan dengan cara ealuasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi"
feksikan lengan bagian ba#ah sejauh mungkin dalam $ detik" lalu rentangkan
kedua lengan dan lepaskan. Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. %kor & '
tangan tetap terentang(gerakan acak" %kor ) ' feksi parsial )*&-)+&&" %kor , ' feksi
parsial ))& )*&o" %kor ' feksi parsial /& )&&o" dan %kor *' kembali ke feksi
penuh.
iii. %car! %ign
Manuer ini menguji tonus pasi! feksor gelang bahu. 0engan bayi berbaring
telentang" pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan
mendorong tangan bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari
dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku bayi. %iku mungkin perlu
diangkat mele#ati badan" namun kedua bahu harus tetap menempel di permukaan
meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan
dengan angka pada lembar kerja" yakni penuh pada tingkat leher 1-)23 garis aksila
kontralateral 1&23 kontralateral baris puting 1)23 prosesus 4yphoid 1,2" garis puting
ipsilateral 123 dan garis aksila ipsilateral 1*2
i. 5eel to 6ar
Manuer ini menilai tonus pasi! otot feksor pada gelang panggul dengan
memberikan feksi pasi! atau tahanan terhadap otot-otot posterior feksor pinggul.
0engan posisi bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk"
tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa" pertahankan panggul pada
permukaan meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat
ekstensi lutut 1bandingkan dengan angka pada lembar kerja2. 7./
b. Penilaian maturitas 8sik
i. Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan
dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung" yaitu erni4 caseosa.
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
2/13
9leh karena itu kulit menebal" mengering dan menjadi keriput dan ( atau
mengelupas dan dapat timbul ruam selama pematangan janin. :enomena ini bisa
terjadi dengan kecepatan berbeda-beda pada masing-masing janin tergantung pada
kondisi ibu dan lingkungan intrauterine.
%ebelum perkembangan lapisan epidermis dengan stratum corneumnya" kulit agaktransparan dan lengket ke jari pemeriksa. Pada usia perkembangan selanjutnya kulit
menjadi lebih halus" menebal dan menghasilkan pelumas" yaitu erni4" yang
menghilang menjelang akhir kehamilan. Pada keadaan matur dan pos matur" janin
dapat mengeluarkan mekonium dalam cairan ketuban. 5al ini dapat mempercepat
proses pengeringan kulit" menyebabkan mengelupas" pecah-pecah" dehidrasi"
seperti sebuah perkamen.
ii. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh !etus. Pada etreme prematurity
kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi
,*-,$ minggu dan biasanya sangat banyak" terutama di bahu dan punggung atas
ketika memasuki minggu ke ,+.
Lanugo mulai menipis dimulai dari punggung bagian ba#ah. 0aerah yang tidak
ditutupi lanugo meluas sejalan dengan maturitasnya dan biasanya yang paling luas
terdapat di daerah lumbosakral. Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak
ditutupi lanugo. ;ariasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia gestasi
tergantung pada genetik" kebangsaan" keadaan hormonal" metabolik" serta
pengaruh giayi dari ras selain kulitputih mempunyai sedikit garis telapak kaki lebih sedikit saat lahir. 0isisi lain pada
bayi kulit hitam dilaporkan terdapat percepatan maturitas neuromuskular sehingga
timbulnya garis pada telapak kaki tidak mengalami penurunan. ?amun demikian
penilaian dengan menggunakan skor ?e# >allard tidak didasarkan atas ras atau
etnis tertentu.
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
3/13
>ayi ery premature dan etremely immature tidak mempunyai garis pada telapak
kaki. @ntuk membantu menilai maturitas 8sik bayi tersebut berdasarkan permukaan
plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit. @ntuk jarak *&
mm diberikan skor -,. @ntuk jarak *&-$& mm skor -). 5asil pemeriksaan disesuaikan
dengan skor di tabel.
i. Payudara
Aerola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi
esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang eiterima janin.
Pemeriksa menilai ukuran aerola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat
pertubuhan papilla Montgom. Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di
ba#ah aerola dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam
milimeter.
. Mata dan telinga
0aun telinga pada !etus mengalami penambahan kartilago seiring
perkembangannya menuju matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi
ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke arah #ajah
kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga
ketika dilepaskan ke posisi semulanya.
Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika dilepaskan.
Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan perkembangan
palpebra. Pemeriksa berusaha membuka dan memisahkan palpebra superior dan
in!erior dnegan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Pada bayi e4tremely
premature palpebra akan menempel erat satu sama lain. 0engan bertambahnya
maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan #alaupuh hanya satu sisi dan
meninggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya.
5asil pemeriksaan pemeriksa kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel. Perlu
diingat bah#a banyak terdapat bariasi kematangan palpebra pada indiidu dengan
usia gestasi yang sama. 5al ini dikarenakan terdapat !aktor seperti stress
intrauterin dan !aktor humoral yang mempengaruhi perkembangan kematangan
palpebra.
i. =enital pria
Testis pada !etus mulai turun dari caum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih
pada minggu ke & gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada
sekitar minggu ke ,. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis
bagian atas atau ba#ah pada minggu ke hingga ke * kehamilan. >ersamaan
dengan itu" kulit skrotum menjadi lebih tebal dan membentuk rugae.
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
4/13
Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
5/13
Sumber : www.ballardscore.com/Pages/mono_neuro_posture.aspx.
Lubchencko Cure
Kura Lubchenco sampai saat sekarang ini masih digunakan oleh setiap praktisi
dalam mera#at bayi baru lahir. Kura Lubchenco adalah kura pertumbuhan yang
disajikan dalam bentuk tabel. 0e8nisi tentang bayi premature adalah setiap bayi
baru lahir dengan berat lahir ,$&& g. 0e8nisi ini direkomendasikan oleh American
Academy o! Pediatrics dan Dorld 5ealth Assembly. 0okter ahli pediatrics
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
6/13
dihadapkan pada masalah hubungan antara usia kehamilan dan pertumbuhan janin.
0engan Kura Lubchenco diharapkan dapat menunjukkan hubungan pertumbuhan
janin dan usia kehamilan. 0ari kura Lubchenco dimungkinkan de8nisi yang lebih
tepat lahir prematur dan adopsi luas dari istilah kecil untuk usia kehamilan" besar
untuk usia kehamilan" kelambatan pertumbuhan intrauterin dan janin dysmaturity.
5al ini juga membentuk dasar untuk memeriksa bayi dengan berat badan lahir lebihbesar dari nilai persentil lebih /&E atau berat badan lahir kurang dari persentil
)&E" sehingga dapat diprediksi masalah medis yang mungkin terjadi. 7./
Sumber : http://www.breastfeedinginc.ca/content.php?pagename=doc-B--indo
5. Penyebab terjadinya kuning pada bayi baru lahir
Penyebab dari iketrus dan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir yaitu
metabolisme bilirubin bayi baru lahir berada dalam transisi dari stadium janin yang
selama #aktu tersebut plasenta merupakan tempat utama eliminasi bilirubin yang
larut-lemak" ke stadium de#asa" yang selama #aktu tersebut bentuk bilirubin
terkonjugasi yang larut air diekskresikan dari sel hati ke dalam sistem biliaris dan
kemudian ke dalam saluran pencernaan. 5iperbilirubinemia tak terkonjugasi dapatdibebkan atau diperberat oleh setiap !aktor yang 1)2 menambah beban bilirubin
untuk dimetabolisme oleh hati 1anemia hemolitik" #aktu hidup sel darah menjadi
pendek akibat imaturitas atau akibat sel yang ditrans!usikan" penambahan sirkulasi
enterohepatik" in!eksi23 1,2 dapat mencederai atau mengurangi akti8tas en
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
7/13
atau 1*2 menyebabkan tidak adanya atau berkurangnya jumlah enayi dapat menjadi lesu dan na!su makan jelek. Tanda-tanda kenikterusjarang muncul pada hari pertama ikterus.+.)&
Pada umumnya" penelitian untukmenentukan penyebab ikterus harus harus dibuat
jika 1)2 ikterus muncul pada usia ,* jam pertama3 1,2 bilirubin serum naik dengan
kecepatan lebih besar dari $ mg(dl(,* jam3 12 bilirubin serum lebih besar dari ),
mg(dl pada bayi cukup bulan 1terutama bila tidak ada !aktor risiko2 atau )&-)*
mg(dl(,* jam pada bayi preterm3 1*2ikterus menetap sesudah usia , minggu3 atau
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
8/13
1$2 bilirubin yang bereaksi direk lebih besar dari ) mg(dl pada setiap saat. 0i antara
!aktor-!aktor lain yang memberi kesan penyebab ikterus non 8siologis adalah
adanya ri#ayat keluarga yang menderita penyakit hemolitik" pucat" hepatomegali"
slepnomegali" kegagalan !ototerapi untuk menurunkan kadar bilirubin" muntah"
lesu" pemberian makan jelek" kehilangan berat badan berlebihan" apnea"
bradikardia" kelainan tanda-tanda ital termasuk hipotermia. Tinja ber#arna pucat"urin ber#arna gelap positi! untuk bilirubin" dan tanda-tanda kernikterus.+.)&
Bkterus" yang terdiri atas bilirubin indirek atau direk" yand ada pada saat lahir atau
muncul dalam umur ,* jam pertama mungkin karena eritroblastosis !oetalis"
perdarahan yang tersebunyi" sepsis" penyakit inklusi sitomegali" rubela" atau
toksoplasmosis kongenital. Bkterus oada bayyi yang mendapat trans!usi intrauterin
ditandai dengan proporsi bilirubin reaksi direk yang luar biasa tinggi. Bkterus yang
mula-mula muncul pada hari ke-, atau ke- biasanyaG8siologisH tetapi dapat
menggambarkan bentuk yang lebih berat yang disebut hiperbilirubinemia pada bayi
baru lahir. Bkterus nonhemolitik !amilial 1sindrom Crigler-?ajjar2 mulai terlihat pada
hari ke-, atau ke-. Bkterus yang muncul sesudah hari ke- dan dalam minggupertama akan memberi kesan septikemia3 hal ini dapat karena in!eksi lain" terutama
si8lis" toksoplasmosis" dan penyakit inklusi sitomegaloirus. Bkterus sekunder akibat
ekimosis yang luas atau hematoma dapat terjadi selama hari pertama atau di
kemudian hari" terutama pada bayi prematur. Polisitemia dapat menyebabkan
ikterus a#al.+.)&
Bkterus yang mulai terlihat sesudah usia satu minggu memberikan kesan ikterus
karena A%B" septikemia" atresia kongenital" saluran empedu" hepatitis" rubela"
hepatitis herpes" galaktosemia" hipotiroidisme" anemia hemolitik kongenital
1s!erositosis2" atau kemungkinan kega#atan anemia hemolitik lainnya. +.)&
Bkterus persisten selama umur satu bulan memberi kesan apa yang disebut sindrom
empedu mengental 1yang dapat menyertai penyakit hemolitik bayi baru lahir2"
kolestasis terkait hiperalimentasi" hepatitis" penyakit inklusi sitomegali" si8lis"
toksoplasmosis" ikterus nonhemolitik !amilial" atresia kongenital saluran empedu"
atau galaktosemia. Kadang-kadang ikterus 8siologis dapat memanjang selama
beberapa minggu" seperti pada bayi dengan hipotiroidisme atau stenosis pilorus.+.)&
>ayi berisiko-rendah yang ikterus" cukup bulan" serta tidak bergejala dapat
diealuasi dengan pemantauan kadar bilirubin serum total. Tanpa memandang
umur kehamilan" atau #aktu munculnya ikterus" hiperbilirubinemia bermakna dan
semua penderita dengan gejala-gejala atau tanda-tanda memerlukan ealuasi
diagnostik yang lengkap" meliputi penentuan !raksi bilirubin direk dan indirek"
hemoglobin" hitung retikulosit" golongan darah" uji Coombs" dan pemeriksaan
pulasan darah peri!er. >ilirubinemia yang bereaksi indirek" retikulositosis" dan
pulasan memperlihatkan bukti adanya penghancuran sel darah merah yang
memberi kesan hemolisis3 bila tidak ada ketidakcocokan 1inkompatibilitas2 golongan
darah" hemolisis akibat nonimunologis harus dipikirkan. Iika ada hiperbilirubinemia
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
9/13
yang bereaksi direk" hepatitis" kolestasis" kesalahan metabolisme ba#aan" 8brosis
kistik" dan sepsis merupakan kemungkinan diagnosisnya. Iika hitung retikulosit" uji
Coombs" dan bilirubin direk normal" hiperbilirubinemia indirek 8siologis atau
patologis mungkin bisa dijumpai.+
Bkterus 8siologis 1ikterus neonatorum2" pada lingkungan normal" kadar bilirubindalam serum talipusat yang bereaksi-indirek adalah )- mg(dL dan naik dengan
kecepatan kurang dari $ mg(dL(,*jam' dengan demikian" ikterus dapat dilihat pada
hari ke-, sampai ke-" biasanya berpuncak antara hari ke-, dan ke-* dengan kadar
$-J mg(dL dan menurun sampai di ba#ah , mg(dL antara umur hari ke-$ dan ke-7.
Bkterus yang disertai dengan perubahan-perubahan ini disebut G8siologisH dan
diduga akibat kenaikan produksi bilirubin pasca pemecahan sel darah merah janin
yang dikombinasikan dengan keterbatasan sementara konjugasi bilirubin oleh hati.+
%ecara keseluruhan " J-7E bayi cukup bulan mempunyai kadar bilirubin indirek
lebih besar dari ),"/ mg(dL dan kurang dari E mempunyai kadar yang lebih besar
dari )$ mg(dL. :aktor risiko untuk mengalami hiperbilirubinemia indirek meliputi 'diabetes pada ibu" ras 1 Cina" Iepang" Korea dan Amerika asli2"prematuritas" obat-
obatan 1 itamin K" noobiosin2" tempat yang tinggi" polisitemia" jenis kelamin laki-
laki" trisomi-,)" memar kulit" se!alhematom" induksi oksitosin" pemberian A%B"
kehilangan berat badan 1 dehidrasi atau kehabisan kalori 2" pembentukan tinja
lambat" dan ada saudara yang mengalami ikterus 8siologis. >ayi-bayi tanpa
ariabel ini jarang mempunyai kadar bilirubin indirek di atas ), mg(dL" sedangkan
bayi yang banyak mempunyai risiko lebih mungkin mempunyai kadar bilirubin yang
lebih tinggi. Kadar bilirubin indirek pada bayi yang cukup bulan menurun sampai
menjadi kadar orang de#asa 1 ) mg(dL 2 pada umur )&-)* hari. 5iperbilirubinemia
indirek persisten sesudah , minggu memberi kesan hemolisis" di8siensi glukuronil
trans!erase herediter" ikterus A%B" hipotiroidisme" atau obstruksi usus. Bkterus yang
disertai dengan stenosis pilorus mungkin karena kehabisan kalori" de8siensi @0P-
glukuronil tran!erase hati" atau kenaikan sirkulasi bilirubin enterohepatik akibat
ileus.+
Pada bayi prematur kenaikan bilirubin serum cenderung sama atau sedikit lebih
lambat daripada kenaikan bilirubin pada bayi yang cukup bulan tetapi jangka
#aktunya lebih lama" yang biasanya mengakibatkan kadar yang lebih tinggi'
puncaknya dicapai antara hari ke-* dan ke-73 gambarannya bergantung pada #aktu
yang dibutuhkan pada bayi perterm untuk mencapai mekanisme matur dalam
metabolisme dan ekskresi bilirubin. >iasanya kadar puncak +-), mg(dL tidakdicapai sebelum hari ke-$ sampai ke-7" dan ikterus jarang diamati sesudah hari ke-
)&.+
0iagnosis iketrus 8siologis pada bayi cukup bulan atau preterm dapat ditegakkan
hanya dengan mengesampingkan sebab-sebab ikterus yang diketahui berdasarkan
ri#ayat dan tanda-tanda klinis serta laboratorium 1 lihat tabel ++-) 2. Pada
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
10/13
umumnya" penelitian untuk menentukan penyebab ikterus harus dibuat jika 1)2
ikterus muncul pada usia ,* jam pertama .
5iperbilirubinemia patologis" ikterus dan hiperbilirubinemia yang mendasarinya
dianggap patologis bila #aktu permunculannya" lamanya" atau pola kadar bilirubin
serum yang ditentukan secara seri berbeda secara bermakna dari pola ikterus8siologis3 atau jika perjalanaanya sesuai dengan ikterus 8siologis namun ada
alasannya lain mencurigai bah#a bayi mempunyai risiko khusus terhadap
meurotoksisitas dari bilirubin yang tak terkonjugasi. Tidak mungkin untuk
menentukan dengan tepat etiologi kenaikan abnormal bilirubin yang tak
terkonjugasi. >anyak bayi demikian yang mempunyai !aktor risiko terkaiit ras Asia"
prematuritas" minum A%B" atau kehilangan berat badan3 karenanya istilah ikterus
8siologis yang berlebihan dan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir dipergunakan
untuk bayi-bayi yang masalahnya primernya mungkin adalah de8siensi atau
inaktiitas glukoronil trans!erase bukannya beban bilirubin yang berlebihan untuk
diekskresikan.
Risiko hiperbilirubinemia dihubungkan dengan perkembangan kerinikterus
1ense!alopati bilirubin2 pada kadarbilirubin indirek serum yang tinggi. %erum yang
disertai dengan kernikterus sebagian bergabung pada etiologi ikterus. Kernikterus
berkembang pada kadar bilirubin yang lebih rendah pada bayi preterm dan pada
keadaan as8ksia" PB;" hemolisis" atau obat-obatan yang memisahkan bilirubin dari
albumin. Kernikterus tidak bisa terjadi pada penderita ikterus karena A%B.+
Bkterus yang terkait dengan pemberian A%B
%ekitar ) dari ,&& bayi cukup bulan yang menyusu A%B terdapat kenaikan bermkna
dari bilirubin tak terkonjugasi antara umur * dan 7 hari" mencapai kadar maksimal
setinggi )&-& mg(dl selama minggu ke-, sampai ke-. Iika pemberian A%B
dihentikan" kadar bilirubin serum dengan cepat" biasanya mencapai normal dalam
beberapa hari. Penghentian A%B selama )-, hari dan penggantian A%B dengan susu
!ormula mengakibatkan penurunan bilirubin serum yang cepat" sesudahnya
pemberian A%B dapat dimulai seperti sebelumnya. Iika ada indikasi" !ototerapi
mungkin berman!aat. >ayi ini tidak mempunyai tanda-tanda penyakit lain" dan
kernikterus belum pernah dilaporkan. A%B dari beberapa ibu ini mengandung $-
pregnane-" ,&--diol atau asam lemak rantai panjang nonstreri!ikasi" yang
secara kompetiti! menghambat akti8tas konjugasi glukoronil trans!erase. Pada ibulain A%Bnya mengandung glukoronidase yang dapat menyebabkan ikterus.+
%indrom ini harus dibedakan dari hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang menonjol
dan mulainya dini pada umur satu minggu" bila bayi yang minum A%B mempunyai
kadar bilirubin yang lebih tinggi daripada bayi yang minum susu !ormula.
Pengamatan ini mungkin disebabkan kurangnya pemasukan susu disertai dehidrasi
atau kurang pemasukkan kalori. Memberi tambahan air gula pada bayi yang minum
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
11/13
A%B dihubungkan dengan kadar bilirubin yang lebih tinggi" sebagian desebabkan
oleh menurunnya masukan densitas A%B yang tinggi kalori. :rekuensi menyusu yang
sering 1)&(,* jam2" rooming in menyusui pada malam hari" dan menghindari
penambahan dekstrose $ E atau air dapat mengurangi insidens ikterus a#al karena
A%B.+.)&
7. Permasalahan yang terkait dengan berat bayi lahir rendah
). Masalah jangka pendek yang terjadi pada >>LR
A. =angguan Metabolik
). 5ipotermia
,. 5ipoglikemia
. 5iperglikemia
*. Masalah pemberian A%B
>. =angguan Bmunitas
). =angguan imunologik
,. Kejang saat dilahirkan
. Bkterus 1 kadar bilirubin yang tinggi 2
C. =angguan Perna!asan
). %indroma gangguan perna!asan
,. As8ksia
. Apneu Periodik 1 henti napas 2
*. Paru belum berkembang
$. Retrolental :ibroplasia
0. =angguan %istem Peredaran 0arah
). Masalah perdarahan
,. Anemia
. =angguan jantung
*. =angguan pada otak
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
12/13
$. >ayi >>LR dengan ikterus
J. Kejang
7. 5ipoglikemia
6. =angguan CairanN 6lektrolit
). =angguan eliminasi
,. 0istensi abdomen
. =angguan pencernaan
*. =angguan elektrolit
,. Masalah jangka panjang yang terjadi pada >>LR
A. Masalah psikis
). =angguan perkembangan dan pertumbuhan
,. =angguan bicara dan komunikasi
. =angguan neurologi dan kognisi
*. =angguan belajar ( masalah pendidikan
$. =angguan atensi dan hiperakti!
>. Masalah 8sik
). Penyakit paru kronis
,. =angguan penglihatan 1 retinopati 2 dan pendengaran
. Kelainan ba#aan 1 kelainan kongenital 2
*. Cerebral palsy
$. Club!oot
J. 0islokasi panggul ba#aan
7. 5ipotiroidisme kongenital
+. :ibrosis kistik
/. 0e!ek saluran pencernaan
)&. %indroma do#n
7/24/2019 Penilaian maturitas neuromuskular
13/13
)). :eniketonuria
),. %indroma O yang rapuh
). 0istro8 otot
)*. Anemia sel sabit
)$. Penyakit Tay-%achs )