Upload
ngoxuyen
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 1 ENDANG REJO
(Skripsi)
Oleh
DEBIE AYU PRIMASARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 1 ENDANG REJO
Oleh
DEBIE AYU PRIMASARI
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas IV. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Prosedur penelitian berbentuk siklus yang tediri dari empat tahap meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan
dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi dan tes. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
metode problem solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari persentase klasikal aktivitas belajar siswa pada siklus I
memperoleh kategori aktif, kemudian meningkat pada siklus II menjadi kategori
sangat aktif. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif siswa siklus I
memperoleh kategori sedang menjadi kategori tinggi pada siklus II. Persentase
ketuntasan klasikal hasil belajar afektif siswa siklus I memperoleh kategori mulai
berkembang dan pada siklus II kategori sudah membudaya. Sedangkan persentase
ketuntasan klasikal hasil belajar psikomotor siswa siklus I memperoleh kategori
terampil dan pada siklus II kategori sangat terampil.
Kata kunci: metode problem solving, aktivitas, hasil belajar.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 1 ENDANG REJO
Oleh
DEBIE AYU PRIMASARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
yang diselesaikan pada tahun 2006. Peneliti melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 1 Seputih Agung yang diselesaikan pada tahun 2009. Kemudian peneliti
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang diselesaikan
pada tahun 2012. Pada tahun 2012, peneliti diterima sebagai mahasiswa pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Fakultas Pendidikan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.
Peneliti di lahirkan di Endang Rejo, pada
tanggal 19 Desember 1995, sebagai anak ketiga dari
empat bersaudara dari pasangan Bapak Sudarto dan
Ibu Sri Nurhayati, S.Pd. Pendidikan peneliti dimulai
dari SD Negeri 1 Endang Rejo, Lampung Tengah
yang
MOTO
“Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya, dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami,
dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya”
(Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)
“Jika kamu membiarkan rasa takutmu tumbuh lebih besar dari imanmu, maka kamu menghalangi impianmu
menjadi kenyataan”
(Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf)
PERSEMBAHAN
Bismillahhirrohmanirrohim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat ridho dan
rahmat serta nikmat-Nya sehingga dapat kupersembahkan karya
ini sebagai rasa syukur dan tanda baktiku kepada:
Orang tuaku tercinta (Sudarto dan Sri Nurhayati, S.Pd)
Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang tanpa balas, serta
motivasi yang diberikan dan untaian do’a untuk keberhasilanku
Kedua kakakku (Eka Nurwisma Juliantoto dan Angga Dwi
Saputra) dan adikku (Rifky Faturrohman Ananda)
Yang senantiasa memberi dukungan do’a dan semangat serta
berbagi keceriaan selama ini.
Teman-temanku seperjuangan angkatan 2012 yang telah
memberikan senyuman, kebahagiaan dan dorongan semangat dari
awal perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini, terimakasih
temanku.
Almamater tercinta Universitas Lampung
ii
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode
Problem Solving pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 1
Endang Rejo”, sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dorongan, petunjuk,
serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S., selaku Rektor Universitas
Lampung yang banyak berjasa dalam kemajuan Universitas Lampung dan
membawa nama Universitas Lampung terus menjadi yang terbaik di lingkup
nasional kelak.
2. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung yang memberikan pengesahan terhadap skripsi ini dan memberikan
semangat kemajuan serta dorongan untuk memajukan program studi PGSD.
3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung yang menyetujui skripsi ini dan memberikan
sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD.
iii
4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD
Universitas Lampung yang memberikan banyak ilmu kepada penulis dan ide-
ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD.
5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., selaku Koordinator Kampus B FKIP Universitas
Lampung yang memberikan banyak ilmu kepada penulis selama masa kuliah
dan memberikan bantuan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku Dosen Penguji/Pembahas dan sebagai
Pembimbing Akademik yang memberikan banyak masukan dan saran-saran
yang membangun kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Bapak Dr. Suwarjo, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingannya,
baik tenaga dan pikiran, masukan, saran, nasehat, dan bantuan serta motivasi
yang diberikan disela kesibukannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
8. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingannya, baik tenaga dan pikiran,
masukan, saran, nasehat, dan bantuan serta motivasi sampai penyusunan
skripsi ini terselesaikan dengan baik.
9. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan PGSD Kampus Metro, yang memberi
ilmu pengetahuan kepada penulis selama kuliah.
10. Bapak Bambang Supriyadi, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 1 Endang Rejo,
Kec. Seputih Agung Kab. Lampung Tengah yang memberikan kesempatan
peneliti untuk melaksanakan penelitian.
iv
11. Ibu Sri Nurhayati, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri 1 Endang Rejo,
Kec. Seputih Agung Kab. Lampung Tengah yang bersedia bekerjasama dan
membantu dalam pelaksanaan penelitian.
12. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 1 Endang Rejo yang berpartisipasi aktif
sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
13. Sahabat-sahabatku tercinta Adinda, Apriyani, Dhyna, Uut, Erna, Mawarti,
Dwi, Novita, dan Aisy yang memotivasi dan menemani perjuangan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
14. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2012 yang selalu menghadirkan semangat
dan kebersamaan yang tak terlupakan.
15. Kelompok KKN-KT Universitas Lampung tahun 2015 Pekon Pampangan,
Roikhan, Yeni, Ayu, Yeti, Dewi, Septi, Ester, Isti, dan Cecep yang
menghadirkan semangat dan kebersamaan yang tak terlupakan.
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi calon guru khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya.
Metro, Mei 2016
Peneliti,
Debie Ayu Primasari
NPM 1213053027
v
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................... 9
1. Metode Pembelajaran ................................................................ 9
Pengertian metode pembelajaran .............................................. 9
2. Metode Problem Solving ........................................................... 10
2.1 Pengertian metode problem solving .................................... 10
2.2 Langkah-langkah metode problem solving ........................ 12
2.3 Kelebihan dan kekurangan metode problem solving ......... 13
3. Kinerja Guru .............................................................................. 15
4. Belajar ........................................................................................ 16
4.1 Pengertian belajar ............................................................... 16
4.2 Pengertian pembelajaran .................................................... 17
4.3 Aktivitas belajar ................................................................. 18
4.4 Hasil belajar ....................................................................... 19
5. Matematika ............................................................................... 20
5.1 Pengertian matematika ....................................................... 20
5.2 Pembelajaran matematika di SD ........................................ 21
B. Penelitian yang relevan .................................................................. 23
C. Kerangka Pikir ............................................................................... 24
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 26
vi
Halaman
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 27
B. Setting Penelitian ........................................................................... 28
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 29
D. Alat Pengumpulan Data ................................................................. 29
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 38
1. Data Kualitatif ............................................................................ 38
2. Data Kuantitatif .......................................................................... 42
F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 43
G. Indikator Keberhasilan ................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 51
1. Profil SD Negeri 1 Endang Rejo .............................................. 51
2. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penelitian .............................. 53
3. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian siklus I ................ 54
4. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Siklus II .............. 70
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 85
1. Kinerja Guru ............................................................................ 85
2. Aktivitas Belajar Siswa ............................................................ 87
3. Afektif (Sikap) Belajar Siswa .................................................. 90
4. Psikomotor (keterampilan) Belajar Siswa ............................... 92
5. Hasil Belajar (Kognitif) ........................................................... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 97
B. Saran .............................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. 1 Persentase hasil ketuntasan siswa kelas IV SD Negeri 1 Endang Rejo ... 4
3. 1 Instrumen penilaian kinerja guru ............................................................. 30
3. 2 Rubrik penilaian kinerja guru................................................................... 32
3. 3 Lembar observasi aktivitas siswa ............................................................. 33
3. 4 Kisi-kisi penilaian aktivitas siswa ........................................................... 33
3. 5 Rubrik penilaian aktivitas siswa ............................................................ 34
3. 6 Lembar observasi hasil belajar afektif ..................................................... 34
3. 7 Rubrik penilaian hasil belajar afektif siswa ............................................ 35
3. 8 Lembar observasi hasil belajar psikomotor ............................................ 36
3. 9 Rubrik penilaian hasil belajar psikomotor siswa ..................................... 37
3.10 Lembar penilaian hasil (kognitif) ............................................................ 37
3.11 Pedoman ketuntasan hasil belajar siswa .................................................. 38
3.12 Kategori kinerja guru .............................................................................. 38
3.13 Kategori aktivitas siswa ........................................................................... 39
3.14 Kategori aktivitas siswa secara klasikal .................................................. 39
3.15 Kategori afektif siswa ............................................................................. 40
3.16 Kategori persentase hasil belajar afektif secara klasikal ......................... 40
3.17 Kategori psikomotor siswa ....................................................................... 41
3.18 Kategori persentase hasil belajar psikomotor secara klasikal ................. 42
3.19 Kategori tingkat ketuntasan siswa ............................................................ 43
4. 1 Data personalia SD Negeri 1 Endang Rejo ............................................. 52
4. 2 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas .......................... 53
4. 3 Rekapitulasi hasil observasi kinerja guru siklus I ................................... 59
4. 4 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus I ............................... 62
4. 5 Persentase klasikal hasil observasi aktivitas siswa siklus I ..................... 63
4. 6 Rekapitulasi hasil observasi afektif siswa siklus I .................................. 63
4. 7 Persentase klasikal hasil observasi afektif siswa siklus .......................... 64
4. 8 Rekapitulasi hasil observasi psikomotor siswa siklus I .......................... 65
4. 9 Persentase klasikal hasil observasi psikomotor siswa siklus I ................ 65
4.10 Hasil belajar kognitif siswa siklus I ........................................................ 66
4.11 Rekapitulasi hasil observasi kinerja guru siklus II .................................. 76
4.12 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus II .............................. 78
4.13 Persentase klasikal hasil observasi aktivitas siswa siklus II ................... 79
4.14 Rekapitulasi hasil observasi afektif siswa siklus II ................................. 80
4.15 Persentase klasikal hasil observasi afektif siswa siklus II ...................... 80
viii
Halaman
4.16 Rekapitulasi hasil observasi psikomotor siswa siklus II ......................... 81
4.17 Persentase klasikal hasil observasi psikomotor siswa siklus II ............... 82
4.18 Hasil belajar kognitif siswa siklus II ....................................................... 82
4.19 Rekapitulasi nilai kinerja guru siklus I dan II ........................................ 86
4.20 Rekapitulasi hasil belajar aktivitas siswa siklus I dan II ......................... 88
4.21 Rekapitulasi hasil belajar afektif siswa siklus I dan II ............................ 90
4.22 Rekapitulasi hasil belajar psikomotor siklus I dan II .............................. 92
4.23 Rekapitulasi nilai hasil belajar kognitif siklus I dan II ........................... 94
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka pikir penelitian......................................................................... 25
3.1 Alur siklus penelitian tindakan kelas ...................................................... 28
4.1 Diagram rekapitulasi hasil kinerja guru siklus I dan II .......................... 86
4.2 Diagram rekapitulasi hasil belajar aktivitas siswa siklus I dan II .......... 89
4.3 Diagram rekapitulasi hasil belajar afektif siswa siklus I dan II ............. 91
4.4 Diagram rekapitulasi hasil belajar psikomotor siswa siklus I dan II ..... 93
4.5 Diagram rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa siklus I dan II............ 95
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat izin penelitian pendahuluan ................................................................ 103
2. Surat izin penelitian .................................................................................... 104
3. Surat keterangan ........................................................................................... 105
4. Surat izin penelitian ..................................................................................... 106
5. Surat balasan izin penelitian ........................................................................ 107
6. Surat pernyataan teman sejawat .................................................................. 108
7. Surat pernyataan teman sejawat .................................................................. 109
8. Pemetaan SK dan KD siklus I ...................................................................... 110
9. Pemetaan SK dan KD siklus II ................................................................... 112
10. Silabus pembelajaran siklus I ....................................................................... 115
11. Silabus pembelajaran siklus II .................................................................... 118
12. RPP siklus I .................................................................................................. 121
13. RPP siklus II ............................................................................................... 129
14. Instrumen penilaian kinerja guru siklus I .................................................... 136
15. Instrumen penilaian kinerja guru siklus II .................................................. 142
16. Rekapitulasi hasil observasi kinerja guru siklus I ....................................... 150
17. Rekapitulasi hasil observasi kinerja guru siklus II ...................................... 152
18. Lembar observasi aktivitas siswa siklus I ................................................... 154
19. Lembar observasi aktivitas siswa siklus II .................................................. 158
20. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I ........................................................ 165
21. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II ...................................................... 169
22. Lembar observasi sikap (Afektif) siswa siklus I ......................................... 171
23. Lembar observasi sikap (Afektif) siswa siklus II ........................................ 175
24. Hasil observasi Afektif siswa siklus I ......................................................... 182
25. Hasil observasi Afektif siswa siklus II ........................................................ 185
26. Lembar observasi keterampilan (psikomotor) siswa siklus I ....................... 188
27. Lembar observasi keterampilan (psikomotor) siswa siklus II .................... 192
28. Hasil observasi psikomotor siswa siklus I ................................................... 199
29. Hasil observasi psikomotor siswa siklus II .................................................. 202
30. Instrumen tes siklus I ................................................................................... 205
31. Instrumen tes siklus II ................................................................................. 213
32. Nilai tes hasil belajar siswa siklus I ............................................................ 223
33. Nilai tes hasil belajar siswa siklus II ........................................................... 224
34. Dokumentasi siklus I ................................................................................... 225
35. Dokumentasi siklus II ................................................................................. 228
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk membantu
manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi
segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka tanpa harus
kehilangan identitas dirinya. Pendidikan merupakan usaha untuk
menciptakan generasi yang berkualitas dan memiliki daya saing. Upaya
untuk menciptakan generasi yang berkualitas maka harus dapat
meningkatkan mutu pendidikan diantaranya dengan memperbaiki mutu
pembelajaran yang tidak hanya penyampaian materi saja, tetapi juga
harus mentransfer nilai-nilai moral yang baik untuk peserta didik. Hal ini
sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar atau terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara ( UU. No 20 Tahun 2003: 1)
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan salah satu
langkah yang dilakukan untuk membentuk bangsa yang cerdas dan
berkualitas. Sejalan dengan visi pendidikan nasional bahwa dalam era
2
globalisasi dimana manusia dituntut untuk dapat mengikuti
perkembangan zaman yang semakin maju, setiap warga negara
diharapkan mampu menjadi manusia yang cerdas dan berkualitas.
Untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas tentunya
harus diimbangi dengan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan harus
selalu diperbaiki serta dikembangkan sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan tuntutan zaman. Pendidikan yang baik tidak hanya menekankan
pada aspek pengetahuan saja, namun harus bersifat holistik atau
menyeluruh dan mampu menanamkan nilai-nilai, sikap, dan keterampilan
pada diri peserta didik.
Pendidikan dasar memiliki peranan penting dalam usaha
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang.
Salah satu komponen pendidikan dasar adalah bidang-bidang pengajaran
diantaranya matematika. Matematika merupakan mata pelajaran pokok
yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar dan sebaiknya diajarkan
sejak dini. Prihandoko (2006: 1) menyatakan bahwa matematika
merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-
ilmu yang lain. Sedangkan menurut pendapat Susanto (2013: 185)
matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam
penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta
memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Materi pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap
yaitu mulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep konsep
3
yang lebih sulit. Selain itu pembelajaran matematika dimulai dari yang
konkret dan pada akhirnya yang abstrak. Hal ini sesuai dengan tahap
perkembangan siswa yang masih berfikir konkret, sehingga sangat
diharapkan dalam pembelajaran matematika yang bersifat abstrak
menggunakan metode problem solving dapat memperjelas materi yang
disampaikan oleh guru.
Menurut Nasution (2008: 170) memecahkan masalah atau problem
solving dapat dipandang sebagai proses pelajar menemukan kombinasi
aturan-aturan yang telah dipelajarinya lebih dahulu yang digunakannya
untuk memecahkan masalah yang baru. Metode problem solving
merupakan kegiatan yang dimana siswa diminta untuk mencari masalah
dalam proses belajar lalu menemukan solusi atau pemecahan
masalahnya.
Aktivitas belajar merupakan salah satu faktor penunjang
keberhasilan dalam proses pembelajaran matematika. Aktivitas akan
terjadi apabila minat pada siswa itu ada. Minat yang timbul dari
kebutuhan siswa merupakan faktor penting bagi siswa dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Minat belajar siswa juga harus
diperhatikan agar aktivitas siswa dapat terwujud. Adanya minat belajar
pada siswa dapat memudahkan membimbing dan mengarahkan siswa
untuk belajar Matematika.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV
SD Negeri 1 Endang Rejo pada pada tanggal 8 Desember 2014, peneliti
menemukan masalah bahwa dalam pembelajaran masih terpusat pada
4
guru. Guru kurang menerapkan metode pembelajaran yang menarik
minat dan perhatian siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini mengakibatkan aktivitas siswa menjadi rendah dan
pasif, karena kebanyakan siswa menjadi pendengar materi saja. Siswa
juga nampak takut menjawab pertanyaan dari guru dan mengemukakan
pendapat. Kegiatan pembelajaran kurang maksimal jika hanya berpusat
pada guru, sehingga pembelajaran menjadi membosankan bagi siswa
dalam setiap pertemuannya. Guru juga kurang membebaskan siswa untuk
belajar memecahkan masalah bersama teman.
Penelusuran lebih lanjut, melalui dokumentasi nilai mid semester
matematika siswa yang telah dicapai masih rendah.
Tabel 1.1 Persentase hasil ketuntasan siswa kelas IV SD Negeri 1
Endang Rejo.
Kelas Jumlah
siswa
Siswa
tuntas
Presentase siswa
tuntas
Siswa belum
tuntas
Presentase siswa
belum tuntas
IV 32 12 37,5 % 20 62,5 %
Berdasarkan tabel 1.1, diketahui bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan yaitu 65. Kelas IV SD Negeri 1 Endang
Rejo yang berjumlah 32 siswa, hanya 12 siswa yang tuntas dengan
persentase ketuntasan 37,5% dan 20 siswa yang belum tuntas dengan
persentase 62,5%. Berdasarkan data tersebut, penelitian siswa kelas IV
SD Negeri 1 Endang Rejo yang memiliki persentase ketuntasan pada
mata pelajaran matematika yang masih rendah.
5
Untuk mengatasi beberapa permasalahan yang telah dijelaskan di
atas, diperlukan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih
aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan guna meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Salah satunya dengan menerapkan metode
problem solving secara benar melalui langkah-langkah pembelajaran
yang telah ditetapkan, karena metode problem solving akan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, telah dilaksanakan perbaikan
pembelajaran dengan judul: ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Penerapan Metode Problem
Solving Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Endang Rejo Tahun Pelajaran
2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan
bahwa identifikasi masalah dalam peneletian ini adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran masih berpusat pada guru.
2. Guru kurang dapat menerapkan metode yang menarik.
3. Aktivitas siswa rendah dan pasif.
4. Hasil belajar siswa rendah.
5. Siswa nampak takut menjawab pertanyaan dari guru dan
mengemukakan pendapat.
6. Kegiatan pembelajaran kurang maksimal.
7. Guru kurang membebaskan siswa untuk belajar memecahkan masalah.
6
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV melalui
penerapan metode problem solving pada mata pelajaran matematika di
SD Negeri 1 Endang Rejo tahun pelajaran 2015/2016?
2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV melalui
penerapan metode problem solving pada mata pelajaran matematika di
SD Negeri 1 Endang Rejo tahun pelajaran 2015/2016 ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV melalui penerapan
metode problem solving pada mata pelajaran matematika di SD
Negeri 1 Endang Rejo tahun pelajaran 2015/2016.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV melalui penerapan
metode problem solving pada mata pelajaran matematika di SD
Negeri 1 Endang Rejo tahun pelajaran 2015/2016.
7
E. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
di kelas IV SD Negeri 1 Endang Rejo sebagai berikut.
1. Siswa
Metode problem solving diharapkan dapat memberikan
kontribusi untuk meningkatkan aktivitas dan minat agar mampu
dalam memecahkan masalah secara mandiri pada mata pelajaran
matematika sehingga hasil belajarnya juga dapat meningkat.
2. Guru
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan
guru tentang penerapan metode problem solving dalam pembelajaran
matematika serta dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh
guru sehingga dapat meningkatkan kualitas profesional guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas siswa
dan guru dalam proses pembelajaran dan menghasilkan lulusan yang
mampu bersaing untuk melanjutkan kejenjang sekolah berikutnya.
4. Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman saat peneliti
melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode problem solving. Selain itu, dapat
8
memperbaiki dan menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga
kelak dapat menjadi guru yang professional.
5. Penelitian lanjutan
Memberikan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang
ingin meneliti lebih mendalam mengenai metode problem solving.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam
melaksanakan proses belajar. Pembelajaran sebaiknya dilaksanakan
dengan cara menarik yang mampu membangkitkan minat siswa untuk
melaksanakan pembelajaran.
Yamin (dalam Suprihatiningrum, 2013: 281) menyatakan bahwa
metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan materi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Suprihatiningrum (2013: 281) yang
menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang berisi
prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya
kegiatan penyampaian materi kepada siswa dan juga berperan sebagai
alat untuk menciptakan proses pembelajaran antara siswa dengan guru
dalam proses pembelajaran.
Menurut Hamzah dan Nurdin (2011: 7), mendefinisikan metode
pembelajaran sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan
fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
10
Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan akan
dapat menentukan keberhasilan dalam menyampaikan pembelajaran.
Prastowo (2013: 69) mengemukakan bahwa metode
pembelajaran adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan pembelajaran, sehingga kompetensi dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Lebih lanjut Suyono dan Hariyanto (2013:
19) mengemukakan metode pembelajaran dapat dianggap sebagai
sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang
teratur untuk melakukan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mempermudah proses
belajar sehingga kompetensi atau tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Metode Problem Solving
2.1 Pengetian Metode Problem Solving
Metode problem solving merupakan sebuah cara berpikir
secara ilmiah untuk menemukan pemecahan dari suatu masalah.
Metode ini menjadikan siswa berpikir lebih aktif dan terampil
memecahkan masalah.
Menurut Nasution (2008: 170) memecahkan masalah dapat
dipandang sebagai proses pelajar menemukan kombinasi aturan-
aturan yang telah dipelajarinya lebih dahulu yang digunakannya
untuk memecahkan masalah yang baru. Lebih lanjut Nasution
11
(2008: 170) menyatakan bahwa memecahkan masalah tidak
sekedar menerapkan aturan-aturan yang diketahui, akan tetapi juga
menghasilkan pelajaran baru. Dalam memecahkan masalah pelajar
harus berpikir, mencobakan hipotesis dan bila memecahkan
masalah itu ia dapat mempelajari sesuatu yang baru.
Penyelesaian masalah adalah proses pemikiran dan mencari
jalan keluar dari masalah tersebut. Menurut Gulo (dalam
Muhammad dan Arif, 2008: 113-114), penyelesaian masalah dapat
dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
1. Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa lalu
Biasanya, cara ini digunakan pada masalah yang muncul
secara berkala yang hanya berbeda dalam bentuk
peneampilannya. Apabila cara-cara ini dilakukan
melembaga, cara penyelesaian masalah ini disebut cara
tradisional. Penyelesaian masalah menjadi irasional.
2. Penyelesaian masalah berdasarkan intuitif
Ketika menyelesaikan masalah, tidak berdasarkan akal,
tetapi berdasarkan intuisi atau firasat.
3. Penyelesaian masalah berdasarkan trial and error
Penyelesaian masalah dilakukan dengan coba-coba
sehingga akhirnya ditemukan penyelesaian yang
tepat.Percobaan yang dilakukan tidak berdasarkan
hipotesis, tetapi secara acak.
4. Penyelesaian masalah secara otoritas
Penyelesaian masalah berdasarkan kewenangan
seseorang.
5. Penyelesaian masalah secara metafisika
Masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia empirik
diselesaikan dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip
yang bersumber dalam dunia supranatural atau dunia
mistik.
6. Penyelesaian masalah secara ilmiah
7. Penyelesaian masalah secara rasional melalui proses
dedukasi dan induksi.
Sutikno (2014: 101) mengemukakan bahwa pemecahan
masalah dapat diartikan sebagai suatu proses mental dan intelektual
12
dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya
berdasarkan data dan informasi yang akurat sehingga dapat diambil
simpulan yang tepat dan cermat. Hal senada juga diungkapkan oleh
Mursitho (2011: 28) metode pemecahan masalah (problem solving)
adalah metode mengajar yang mana siswa diberi soal-soal lalu
diminta pemecahannya.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa metode problem solving adalah siswa
diminta untuk mencari masalah dalam proses belajar lalu
menemukan solusi atau pemecahan masalahnya.
2.2 Langkah-Langkah Metode Problem Solving
Langkah-langkah metode pembelajaran apabila dilaksanakan
dengan tepat sangat menentukan keberhasilan metode pembelajaran
tersebut. Langkah-langkah metode Problem Solving menurut
Djamarah dan Zain (2006: 92) adalah sebagai berikut.
1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Siswa
akan dihadapkan dengan sebuah masalah. Masalah ini
muncul dari siswa disesuaikan dengan taraf
kemampuannya.
2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah misalnya dengan membaca
buku, meneliti berdiskusi, dll.
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
Dugaan jawaban ini didasarkan kepada data yang telah
diperoleh pada tahap pengumpulan dan pencarian data.
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam
langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah
sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut
betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban
sementara atau tidak.
13
5. Menarik kesimpulan. Dalam tahap ini siswa harus
sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari
masalah tadi.
Pendapat selaras dikemukakan oleh J. Dewey (dalam
Sanjaya, 2010: 217) ada enam tahap metode problem solving, yaitu.
1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan
masalah yang akan dipecahkan.
2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau
masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan
berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya.
4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan
menggambarkan informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah.
5. Pengujuian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil
atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan
dan penolakan hipotesis yang diajukan.
6. Merumuskan pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan
sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan
kesimpulan.
Dari beberapa langkah di atas, maka penelitian ini
dilaksanakan menggunakan langkah-langkah metode problem
solving menurut pendapat Djamarah dan Zain (2006: 92), sebab
pada langkah-langkah tersebut dijelaskan secara lebih jelas,
singkat, dan sistematis.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving
Metode problem solving mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan sehingga perlu adanya pemahaman dalam melaksanakan
metode tersebut. Djamarah dan Zain (2006: 92) memaparkan
14
beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode problem solving
antara lain:
a. Kelebihan metode problem solving, antara lain:
1) Metode ini dapat membuat pembelajaran disekolah
menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khusunya
dengan dunia kerja.
2) Dapat membiasakan para siswa mengahadapi dan
memecahkan masalah secara terampil.
3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan
berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh.
b. Kekurangan metode problem solving, antara lain:
1) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya
sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sekolah dan kelas
serta pengetahuan dan pengalaman siswa memerlukan
kemampuan dan keterampilan guru.
2) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan
sering terpaksa mengambil pembelajaran lain.
3) Mengubah kebiasaan siswa dari belajar dengan
mendengarkan menjadi belajar dengan banyak berfikir
memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok
merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
Kesimpulan yang dapat peneliti ambil dari beberapa pendapat
di atas adalah kelebihan dari metode problem solving yaitu dapat
membantu siswa memecahkan masalah secara terampil dan juga
dapat membuat siswa mampu berfikir secara kritis atau menyeluruh.
Kekurangan metode problem solving yaitu sulitnya mengubah
kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir
memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok yang memerlukan
berbagai sumber belajar serta metode ini memerlukan waktu ang
cukup lama.
15
3. Kinerja Guru
Guru merupakan suatu profesi yang professional, mereka dituntut
untuk menjalankan profesinya. Untuk itu guru harus memperbaiki
kinerjanya sebagai seorang pendidik. Kinerja merupakan hasil yang
diinginkan atau prestasi yang diperlihatkan dari suatu tindakan atau
perilaku, dalam hal ini adalah kinerja guru. Menurut Sianipar (dalam
Susanto, 2013: 28) kinerja guru merupakan hasil dari suatu kegiatan
tertentu selama satu periode waktu tertentu atau perwujudan dari hasil
perpaduan sinergis dan akan terlihat dari produktivitas guru dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaannya serta tidak hanya mencakup aspek
proses dan hasil saja tetapi juga dari waktu. Sedangkan menurut Rusman
(2012: 50) kinerja guru merupakan wujud perilaku guru dalam proses
pembelajaran, yang dimulai dari merencanakan pembelajaran,
melaksankan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa
kinerja guru adalah hasil dari suatu kegiatan yang akan terlihat dari
produktivitas guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya yang
dimulai dari merencanakan pemebelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
16
4. Belajar
4.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari belum dewasa menjadi dewasa.
Belajar adalah kegiatan tidak terbatas yang dapat dilakukan sepanjang
hayat, kapan saja, dan di mana saja. Menurut Sumantri (2015: 2)
belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif permanen dan
dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang
bertujuan atau direncanakan.
Morgan (dalam Dalyono, 2005: 213) mengemukakan bahwa
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Sedangkan Gagne (dalam Dalyono, 2005: 213) menyatakan bahwa
belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi
ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
(performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu
ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
Menurut Gagne (dalam Susanto, 2013: 12) belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Hamalik (2013: 37) yang menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Lebih lanjut menurut
Rusman (2012: 7) belajar merupakan salah satu faktor yang
17
mempengaruhi serta berperan penting dalam pembentukan pribadi dan
perilaku individu.
Berdasarkan paparan para ahli tersebut, dapat peneliti simpulkan
bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dari
yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan terjadinya perubahan dalam
pengetahuan baru sehingga memungkinkan perilaku seseorang
bertindak lebih baik untuk selanjutnya .
4.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang disengaja dan
bertujuan agar siswa belajar. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi
interaksi antara siswa dengan pendidik. Menurut Nasution (dalam
Amri, 2013: 28) menyatakan bahwa pembelajaran sebagai suatu
aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses
belajar. Lingkungan yang dimaksud adalah ruang belajar, guru, alat
peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan
dengan kegiatan belajar siswa.
Suprihatiningrum (2013: 75) mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi
dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan
siswa dalam belajar. Sedangkan menurut Hamalik (2013: 57)
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
18
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Komalasari (2013: 3) pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik atau
pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara afektif dan efisien.
Berdasarkan kajian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
4.3 Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan suatu kegiatan yang selalu dilakukan oleh
setiap makhluk hidup. Salah satu kegiatan yang dilakukan manusia
yang memerlukan aktivitas adalah belajar. Menurut Rahman (2006:34)
aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan belajar siswa baik jasmani
maupun rohani yang mendukung keberhasilan belajar.
Kunandar (2010: 277) berpendapat tentang aktivitas siswa
sebagai keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perbuatan dan
aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan
tersebut. Lebih lanjut Hamalik (2008: 197) menjelaskan bahwa
19
aktivitas belajar sebagai aktivitas yang diberikan kepada siswa dalam
proses pembelajaran.
Kesimpulan yang di dapat dari para ahli di atas adalah kegiatan
yang selalu melibatkan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perbuatan
dan aktivitas yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran.
Aspek yang akan diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa
dalam kelompok, partisipasi siswa, motivasi dan semangat, interaksi
antar sesama siswa, dan interaksi siswa dengan guru.
4.4 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir pada kegiatan
pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan suatu pembelajaran.
Pembelajaran yang baik akan mendapatkan hasil belajar yang baik
pula. Dalam pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2011: 5), hasil belajar
berupa .
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik isan maupun tertulis.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempretasikan
konsep dan lambing. Keterampilan intelektual merupakan
kemampuan melakuakan aktivitas kognitif bersifat khas.
3. Strategi kognitif yaitu kemampuan menylurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan niali-nilai sebagai
standar perilaku.
20
Menurut Sudjana (2012: 3) hasil belajar pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku dalam pengertian yang luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar menurut pendapat
Kunandar (2010: 277) adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data
kualitatif maupun kuantitatif.
Dengan demikian, dapat peneliti simpulkan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti materi sehingga
terjadi perubahan tingkah laku yang mencangkup bidang kognitif,
efektif, dan psikomotor.
5. Matematika
5.1 Pengertian Matematika
Matematika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Matematika dipelajari mulai dari proses menemukan dan membangun
konsep melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa
memperoleh pengetahuan tentang bahan matematika yang dipelajari.
Prihandoko (2006: 1) menyatakan bahwa matematika merupakan ilmu
dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain.
Senada dengan Aisyah dkk. (2007: 1-4) menyatakan bahwa tujuan
matematika khusus sekolah dasar adalah agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut.
Menurut Johnson & Rissing (dalam Suwangsih, 2006: 4)
matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan,
pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas
21
dan akurat representasinya dengan simbol dan padat,lebih
berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi,
sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan
kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori
yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang
keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni,
keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
Menurut Susanto (2013: 185) matematika merupakan salah satu
disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan
berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah
sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan menurut
Freudental(Susanto, 2013: 189) matematika merupakan aktivitas
insani (human activity) dan harus dikaitkan dengan realitas.
Berdasarkan paparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk
mempelajari ilmuyang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan
berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah
sehari-hari.
5.2 Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika merupakan upaya untuk
memfasilitasi, mendorong, dan mendukung siswa untuk belajar
matematika. Pembelajaran matematika adalah proses pemberian
pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan
yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang
bahan matematika yang dipelajari (Muhsetyo, 2008: 126).
22
Prihandoko (2006: 1) menyatakan bahwa seorang guru dalam
memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar matematika
seringkali harus membuat analogi pada kehidupan sehari-hari. Menurut
Suwangsih & Tiurlina (2006: 25-26) ciri-ciri pembelajaran matematika
SD yaitu.
a. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral.
Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika
merupakan pendekatan di mana pembelajaran konsep atau
suatu topik matematika selalu mengaitkan atau
menghubungkan dengan topik sebelumnya.
b. Pembelajaran matematika bertahap. Materi pelajaran
matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari
konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih
sulit.
c. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif.
d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.
Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang
konsisten artinya pertentangan antara kebenaran yang satu
dengan kebenaran yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap
benar jika didasarkan kepada pernyataan-pernyataan
sebelumnya yang telah diterima kebenarannya.
e. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna. Dalam
belajar bermakna aturan-aturan, dalil-dalil tidak diberikan
dalam bentuk jadi, tetapi sebaliknya aturan-aturan, dalil-
dalil ditemukan oleh siswa melalui contoh-contoh secara
induktif di SD, kemudian dibuktikan secara deduktif pada
jenjang selanjutnya.
Berdasarkan kajian teori di atas dapat peneliti simpulkan bahwa
pembelajaran matematika di SD adalah proses pemberian pengalaman
belajar kepada peserta didik tentang materi pelajaran matematika
diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari konsep-konsep yang
sederhana, menuju konsep yang lebih sulit.
23
B. Penelitian Yang Relevan
1. Hasil Penelitian Ririn Puji Astuti
Berdasarkan Hasil Penelitian Ririn Puji Astuti yang berjudul
“Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran
Creative Problem Solving Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Jontro Jawa
Tengah Tahun 2013/2014” menyatakan bahwa hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa. Dilihat dari
indikator aktivitas belajar siswa. Dilihat dari perhatian siswa terhadap
penjelasan guru pada siklus I 40% dan siklus II 83%, kerjasama dalam
kelompok pada siklus I 40 % dan siklus II 71%, memberi kesempatan
berpendapat kepada teman dalam kelompok pada siklus I 50 % dan siklus
II 79%, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat pada siklus
I 40 % dan siklus II 70%, memberi gagasan yang cemerlang pada siklus I
33% dan siklus II 72%. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan
model pembelajaran creative problem solving mampu meningkatkan
aktivitas belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Jontro.
Penelitian yang saya lakukan memiliki kesamaan dengan penelitian Ririn
Puji Astuti yaitu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Namun terdapat
perbedaan pada persentase setiap indikator aktivitas belajar siswa.
2. Hasil Penelitian Devi Ratnasari
Penelitian dari Fitriana dengan judul “ Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Siswa kelas XI Melalui
Metode Problem Solving pada Mata Pelajaran Matematika di SMA N 2
Boyolali Jawa Tengah Tahun 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan
24
bahwa dengan langkah-langkah pemecahan masalah, memudahkan siswa
dalam memahami masalah dan mencari penyelesaiannya. Kemampuan
pemecahan masalah siswa setelah menggunakan metode problem solving
meningkat dari pertemuan ke pertemuan selanjutnya, hal itu dapat dilihat
dari skor perolehan siswa dari LKS yang diberikan. Hasil belajar siswa
setelah menerapkan metode problem solving dapat dijabarkan sebagai
berikut : a) Ranah kognitif, peningkatan hasil belajar dari sebelum
tindakan yaitu 15,38%, meningkat pada siklus I 84,62%, dan meningkat
pada siklus II yaitu 100% tuntas. b) Ranah afektif, penerapan metode
problem solving pembelajaran matematika menjadi lebih aktif dan
memberikan motivasi kepada siswa untuk terus berlatih. c) Ranah
psikomotor, setelah menggunakan metode problem solving, siswa
semakin terampil dalam menggambar grafik Sistem Persamaan Linier.
Penelitian yang saya lakukan memiliki kesamaan dengan penelitian Devi
Ratnasari yaitu penerapan metode Problem Solving mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Namun terdapat perbedaan pada
subyek penelitian yaitu pada penelitian tersebut mengambil sampel siswa
SMA kelas XI, sedangkan peneliti mengambil sampel siswa sekolah
dasar kelas IV.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan kesimpulan untuk mengetahui adanya
hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Sugiyono
(2014: 388) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model
25
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kerangka
pikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel dari berbagai
teori. Melalui penerapan metode pembelajaran Problem Solving untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka siswa dapat belajar
matematika yang sesuai dengan kehidupan nyata sehari-hari sehingga
pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna. Kerangka pikir dapat
dilihat berdasarkan bagan dibawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
PROSES
OUTPUT
Penerapan metode problem solving :
1. Adanya masalah
2. Mencari data
3. Menetapkan jawaban
4. Menguji kebenaran jawaban
5. Menarik kesimpulan
Aktivitas meningkat dan hasil belajar
memenuhi indikator
INPUT 1. Redahnya aktivitas belajar siswa.
2. Rendahnya hasil belajar siswa. 3. Pembelajaran yang dilaksanakan
kurang komunikatif.
4. Guru kurang membebaskan siswa
untuk belajar memecahkan masalah
bersama teman. 5. Pembelajaran masih berpusat pada
guru.
26
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian
(Juliansyah, 2014: 79). Sedangkan menurut Arikunto (2013: 110) hipotesis
dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan
sementara yang bersifat sementara yang mungkin benar dan mungkin salah.
Berdasarkan kajian teori di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan kelas ini yaitu “Jika dalam pembelajaran matematika menggunakan
metode pembelajaran Problem Solving dengan langkah-langkah yang tepat,
maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Endang Rejo akan
meningkat Tahun Pelajaran 2015/2016”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom
Action Research. Dalam penelitian ini bukan hanya memecahkan masalah di
kelasnya saja, tetapi juga berupaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa, serta berupaya meningkatkan profesionalisme guru melalui refleksi,
colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto dkk., (2011: 3) PTK adalah
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa.
Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, siklus ini tidak
hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali sehingga tujuan
pembelajaran di kelas tercapai. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan
pokok yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Wardhani, 2007: 2.4).
Berikut ini merupakan gambar alur siklus penelitian tindakan kelas yang
diadaptasi dari Wardhani (2007: 2.4):
28
(Sumber: Wardhani, 2007; 2,4)
Gambar 3.2 Alur siklus penelitian tindakan kelas
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SD Negeri 1 Endang Rejo.
Terletak di Desa Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten
Lampung Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2015/2016, dari bulan Januari sampai dengan Maret 2016.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1
Endang Rejo dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang, terdiri dari 21
orang laki-laki dan 11 orang perempuan.
Perencanaan I
SIKLUS I
Pengamatan I
Perencanaan II
SIKLUS II
Pengamatan II
Refleksi I Pelaksanaan I
Refleksi II Pelaksanaan II
29
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan seluruh data adalah teknik non tes dan tes.
1. Teknik Non Tes
Variabel yang diukur dengan teknik non tes adalah kinerja guru,
hasil belajar afektif dan psikomotor dalam proses pembelajaran untuk
mengetahui sejauh mana tingkat ketercapain pembelajaran dengan
menggunakan metode problem solving. Teknik non tes dilakukan oleh
peneliti dan teman sejawat yang bertindak sebagai observer
menggunakan lembar observasi dengan cara memberikan ceklist pada
setiap indikator.
2. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat
kuantitatif melalui tes tertulis. Tes dilaksanakan setiap akhir pertemuan
pada masing-masing siklus. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil
yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan dalam proses
pembelajaran.
D. Alat Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2007: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan
data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah oleh peneliti.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:
30
a) Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas IV SD Negeri 1 Endang Rejo. Lembar
observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru,
aktivitas serta hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotor dalam
proses pembelajaran dengan menerapkan metode problem solving.
1. Instrumen Penilaian Kinerja Guru
Instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data mengenai
kinerja guru adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1. Instrumen Penilaian Kinerja Guru
Petunjuk.
Lingkari angka yang sesuai dengan hasil pengamatan pada saat
pelaksanan pembelajaran.
Aspek yang Diamati Skor
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi 1. Mengaitkan meteri pembelajaran sekarang
dengan pengalaman siswa atau pembelajaran
sebelumnya.
1 2 3 4 5
2. Mengajukan pertanyaan menantang. 1 2 3 4 5
3. Menyampaikan manfaat meteri pembelajaran. 1 2 3 4 5
4. Mendemonstarasikan sesuatu yang terkait dengan
tema.
1 2 3 4 5
Menyampaian Kompetensi dan Rancangan
Kegiatan
1. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
peserta didik.
1 2 3 4 5
2. Menyampaikan rancana kegiatan misalnya,
individual, kerja kelompok, dan melakukan
observasi.
1 2 3 4 5
Kegiatan Inti
Penguasaan Meteri Pelajaran 1. Kenampuan menyesuaikan meteri dengan tujuan
pembelajaran.
1 2 3 4 5
2. Kemampuan mengaitkan meteri dengan
pengetahuan lain yang relevan, perkembangan
lptek, dan kehidupan nyata.
1 2 3 4 5
3. Menyajikan pembahasan meteri pembelajaran
dengan tepat.
1 2 3 4 5
4. Menyajikan meteri secara sistematis (mudah ke 1 2 3 4 5
31
Aspek yang Diamati Skor
sulit, dari konkrit ke abstrak).
Penerapan Metode Problem Solving
1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
Siswa akan dihadapkan dengan sebuah masalah.
Masalah ini muncul dari siswa disesuaikan
dengan taraf kemampuannya.
1 2 3 4 5
2. Mencari data atau keterangan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah misalnya
dengan membaca buku, meneliti berdiskusi, dll.
1 2 3 4 5
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah
tersebut. Dugaan jawaban ini didasarkan kepada
data yang telah diperoleh pada tahap
pengumpulan dan pencarian data.
1 2 3 4 5
4
5
Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
Dalam langkah ini siswa harus berusaha
memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin
bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok.
Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau
tidak.
Menarik kesimpulan. Dalam tahap ini siswa
harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang
jawaban dari masalah tadi.
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media dalam Pembelajaran
1. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan
sumber belajar pembelajaran
1 2 3 4 5
2. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media pembelajaran
1 2 3 4 5
3. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber
belajar pembelajaran
1 2 3 4 5
5. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
pembelajaran
1 2 3 4 5
Pelibatan Siswa dalam Pembelajaran
1. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
melalui interaksi guru, siswa, sumber belajar.
1 2 3 4 5
2. Merespon positif partisipasi peserta didik. 1 2 3 4 5
3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
peserta didik.
1 2 3 4 5
4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif.
1 2 3 4 5
5. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta
didik dalam belajar.
1 2 3 4 5
Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar.
1 2 3 4 5
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 1 2 3 4 5
32
Aspek yang Diamati Skor
Penutup Pembelajaran
1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa.
1 2 3 4 5
2. Memberikan tes lisan atau tulisan. 1 2 3 4 5
3. Melaksanakan tidak lanjut dengan memberikan
arahan kegiatan berikutnya dan tugas di rumah.
1 2 3 4 5
4. Memberikan pesan moral dan motivasi kepada
siswa
1 2 3 4 5
Jumlah Skor IPKG
Skor Maksimal
Nilai Kinerja Guru
Kategori Kinerja Guru
(Sumber: adaptasi dari Poerwanti, 2008: 78)
Tabel 3.2 Rubrik penilaian kinerja guru
Nilai
angka
Nilai
mutu Indikator
5 Sangat
baik
Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan
sangat baik, guru melakukannya dengan sempurna,
dan guru terlihat professional
4 Baik Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan
baik, guru melakukannya tanpa kesalahan, dan guru
tampak menguasai
3 Cukup
baik
Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan
cukup baik, guru melakukannya dengan sedikit
kesalahan, dan guru tampak cukup menguasai
2 Kurang Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru, guru
melakukannya dengan banyak kesalahan, dan guru
tampak kurang menguasai
1 Sangat
kurang
Aspek yang diamati: tidak dilaksanakan oleh guru
Nilai Kinerja guru diperoleh dengan rumus.
Ng =
x 100
Keterangan:
Ng = nilai kinerja guru yang dicari
R = skor mentah yang diperoleh
SM = skor maksimum yang ditentukan
100 = bilangan tetap
(Sumber: adaptasi dari Purwanto, 2008:102)
33
2. Lembar observasi aktivitas siswa
Instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data aktivitas
belajar siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3. Lembar observasi aktivitas siswa.
No Nama
Siswa
Aspek Penilaian
Σ S
ko
r
Ra
ta-r
ata
Ka
teg
ori
Aktivitas
siswa dalam
kelompok
Partisipasi
siswa
Motivasi dan
semangat
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dst
Jumlah
Jumlah siswa aktif
Persentase siswa aktif
Kategori
Tabel 3.4. Kisi-kisi penilaian aktivitas siswa.
No Aspek yang diamati Indikator
1 Aktivitas siswa dalam
kelompok
1. Berdiskusi memecahkan masalah dalam kelompok
2. Bekerja sama dalam mengerjakan lembar kerja
kelompok
3. Saling mendukung teman dalam satu kelompok
4. Berinteraksi dengan teman satu kelompok secara
baik
2 Partisipasi siswa
1. Mengajukan pertanyaan
2. Mengemukakan pendapat atau menjawab
pertanyaan
3. Mengikuti semua tahapan-tahapan pembelajaran
4. Menyimpulkan pembelajaran
3 Motivasi dan semangat
1. Antusias/semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran
2. Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam
belajar
3. Memberikan respon yang baik dalam pembelajaran
4. Menyelesaikan tugas yang diberikan dengan
semangat
(Sumber: Poerwanti, 2008: 5.27)
34
Tabel 3.5. Rubrik penilaian aspek aktivitas siswa
Kriteria Penilaian Skor Kategori
Jika semua indikator dalam aspek yang
diamati muncul selama pengamatan 4 Sangat baik
Jika hanya tiga indikator dalam aspek
yang diamati muncul selama pengamatan 3 Baik
Jika hanya dua indikator dalam aspek
yang diamati muncul selama pengamatan 2 Cukup baik
Jika hanya satu indikator dalam aspek
yang diamati muncul selama pengamatan 1 Kurang
(Sumber: Poerwanti, 2008: 5.27)
3. Lembar observasi hasil belajar siswa afektif
Adapun kriteria yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar
afektif siswa meliputi: (1) Disiplin dan (2) Percaya Diri.
Tabel 3.6. Lembar observasi hasil belajar afektif
No Nama
Siswa
Perilaku yang diamati
Σ
sko
r
Ra
ta-r
ata
Kategori Disiplin Percaya Diri
1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
dst.
Jumlah
Jumlah indikator yang diperoleh
Rata-rata perolehan indicator
Kategori
Keterangan:
1. Berilah tanda ceklist (√) bila siswa melaksanakan yang berarti “Ya” dan
tanda (−) yang berarti “Tidak” bila siswa tidak melaksanakan, pada
kolom perilaku yang diamati (1-4)!
2. Kisi-kisi penilaian hasil belajar afektif
35
Aspek yang
diamati Indikator perilaku
Disiplin
1. Membawa buku teks mata pelajaran dan alat
tulis
2. Melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk guru
3. Mengumpulkan tugas tepat waktu
4. Tertib dalam mengikuti pembelajaran, tidak
ribut/melakukan aktivitas lain didalam kelas
Percaya diri
1. Berani bertanya
2. Berani menjawab pertanyaan
3. Berani presentasi di depan kelas
4. Mengerjakan tugas tanpa mencontek
(Sumber: Kemendikbud, 2013: 69-71)
Tabel 3.7. Rubrik penilaian hasil belajar afektif siswa
Kriteria Penilaian Skor Kategori
Jika semua indikator dalam aspek yang
diamati muncul selama pengamatan 4 Sangat baik
Jika hanya tiga indikator dalam aspek
yang diamati muncul selama pengamatan 3 Baik
Jika hanya dua indikator dalam aspek
yang diamati muncul selama pengamatan 2 Cukup baik
Jika hanya satu indikator dalam aspek
yang diamati muncul selama pengamatan 1 Kurang
(Sumber: Kemendikbud, 2013: 134)
4. Lembar observasi hasil belajar psikomotor
Alat pengumpul data psikomotor dalam penelitian ini
menggunakan lembar observasi. Adapun keterampilan yang digunakan
untuk memperoleh data hasil belajar psikomotor meliputi keterampilan
pengamatan dan mengkomunikasikan.
36
Tabel 3.8. Lembar observasi hasil belajar psikomotor
No Nama Siswa
Keterampilan
Σ S
ko
r
Ra
ta-r
ata
Kategori Pengamatan Mengkomunikasikan
1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
dst.
Jumlah
Jumlah indikator yang diperoleh
Nilai rata-rata perolehan indikatr
Kategori
Keterangan:
1. Berilah tanda ceklist (√) bila siswa melaksanakan yang berarti “Ya” dan
tanda (−) yang berarti “Tidak” bila siswa tidak melaksanakan, pada
kolom perilaku yang diamati (1-4)!
2. Aspek yang diamati:
Aspek yang diamati Indikator Perilaku
Pengamatan
1. Menggunakan indera/alat bantu indera
2. Fokus pada objek yang diamati
3. Cermat dalam melakukan pengamatan
4. Mencatat perolehan data
Mengkomunikasikan
1. Menyampaikan hasil diskusi dengan
kalimat yang singkat
2. Menyampaikan hasil diskusi dengan
kalimat yang jelas
3. Menyampaikan hasil diskusi dengan bahasa
yang runtut
4. Menyampaikan hasil diskusi dengan sikap
terbuka
37
Tabel 3.9. Rubrik penilaian hasil belajar psikomotor siswa
Kriteria Penilaian Skor Kategori
Jika semua indikator dalam aspek yang diamati
muncul selama pengamatan 4 Sangat baik
Jika hanya tiga indikator dalam aspek yang
diamati muncul selama pengamatan 3 Baik
Jika hanya dua indikator dalam aspek yang
diamati muncul selama pengamatan 2 Cukup baik
Jika hanya satu terdapat indikator dalam aspek
yang diamati muncul selama pengamatan 1 Kurang
(Sumber: Kemendikbud, 2013: 134)
b) Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data-data
hasil belajar siswa pada ranah kognitif mengenai pemahaman atau
penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari
dengan menggunakan metode problem solving. Instrumen ini berbentuk
tes tertulis berupa tes formatif yang dikerjakan secara individu.
Tabel 3.10. Lembar penilaian kognitif
No Nama Siswa
Nilai Pengetahuan
Siklus I Siklus II
Nilai Ket. Nilai Ket.
1
2
3
4
5
Dst
Jumlah nilai
Nilai rata-rata
Jumlah siswa tuntas
Jumlah siswa belum
tuntas
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Persentase ketuntasan
belajar klasikal
Kategori Ketuntasan
klasikal
38
Tabel 3.11. Pedoman ketuntasan hasil belajar siswa
No Nilai Keterangan
1 ≥65 Tuntas
2 <65 Belum Tuntas
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan
kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data kinerja guru,
aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa yang menunjukkan
dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara nyata dan
mendalam.
a. Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus:
N =
x 100
Keterangan:
N = nilai yang dicari atau diharapkan
R = skor yang diperoleh guru
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap
(Sumber: Purwanto, 2009: 102)
Tabel 3.12.Kategori kinerja guru
No Rentang Nilai Kategori
1. 81 – 100 SangatBaik (A)
2. 66 – 80 Baik (B)
3. 51 – 65 Cukup Baik (C)
4. ≤ 50 Kurang Baik (K)
Sumber: Modifikasi (Kemendikbud, 2013: 315)
39
b. Nilai aktivitas belajar siswa individual diperoleh dengan rumus:
Keterangan:
NA = nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan
Js = jumlah skor yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap
(Sumber: Aqib, dkk., 2009 :41)
Tabel 3.13. Kategori aktivitas siswa
No Rentang Nilai Kategori
1. 81 – 100 SA (Sangat Aktif)
2. 61 – 80 A (Aktif)
3. 41 – 60 CA (Cukup Aktif)
4. 21 – 40 KA (Kurang Aktif)
5. 01 – 20 P (Pasif)
Sumber: (Purwanto, 2008: 7.8)
Nilai aktivitas siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus:
P ꞊
Keterangan:
P = nilai aktivitas siswa secara klasikal
Σ = jumlah
100% = bilangan tetap
(Sumber: adaptasi Aqib,dkk., 2009: 41)
Tabel 3.14. Kategori aktivitas siswa secara klasikal
No Rentang Nilai (%) Kategori
1 ≥ 80 Sangat Aktif
2 60 – 79 Aktif
3 40 – 59 Cukup Aktif
4 20 – 39 Kurang Aktif
5 <20 Pasif
(Sumber: Arikunto, 2007: 17)
40
c. Nilai afektif siswa diperoleh dengan rumus:
N =
x 100
Keterangan:
N = nilai yang dicari
R = jumlah skor perolehan
SM = skor maksimum ideal
100 = bilangan tetap
(Sumber: Purwanto, 2009: 102)
Tabel 3.15. Kategori afektif siswa
Nilai Kategori
Skala 0-100
90-100 Sudah Membudaya
80-84
75-79
Mulai Berkembang 70-74
65-69
60-64
Mulai Terlihat 55-59
50-54
45-49 Tidak Terlihat
0-44
(Sumber: Kemendikbud, 2013: 131)
Nilai afektif siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus:
A =
x 100%
Keterangan:
A = persentase ketuntasan afektif klasikal
Σx = jumlah siswa yang memiliki nilai afektif ≥65
N = jumlah siswa
100% = bilangan tetap
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
Tabel 3.16. Kategori persentase hasil belajar afektif secara klasikal
No Rentang Nilai Sikap (%) Kategori
1 80 – 100 Sudah Membudaya
2 65 – 79 Mulai Berkembang
3 50 – 64 Mulai Terlihat
4 0 –49 Tidak Terlihat
(Sumber: Aqib, 2009: 41)
41
d. Nilai psikomotor siswa diperoleh dengan rumus:
N=
x 100
Keterangan:
N = nilai yang dicari
R = skor yang diperoleh
SM = skor maksimum ideal
100 = bilangan tetap
(Sumber: Poerwanti, 2008: 7.8)
Tabel 3.17. Kategori psikomotor siswa
Nilai Kategori
Skala 0-100
85-100 Sangat Terampil
80-84
75-79
Terampil 70-74
65-69
60-64
Cukup Terampil 55-59
50-54
45-49 Kurang Terampil
0-44
(Sumber: Kemendikbud, 2013: 131)
Persentase ketuntasan nilai psikomotor siswa secara klasikal diperoleh
dengan rumus:
P=
x 100%
Keterangan:
P = persentase ketuntasan psikomotor klasikal
Σx = jumlah siswa yang memiliki nilai psikomotor ≥65
N = jumlah siswa
100% = bilangan tetap
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
42
Tabel 3.18. Kategori persentase hasil belajar psikomotor secara
klasikal
No Rentang nilai Kategori
1 80 – 100 Sangat terampil
2 65 – 79 Terampil
3 50 – 64 Cukup terampil
4 0 – 49 Kurang terampil
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif akan digunakan untuk mengetahui kemajuan hasil
belajar siswa terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari. Nilai tes
hasil belajar siswa diperoleh dari tes pada setiap siklus.
a. Nilai individual ini diperoleh menggunakan rumus:
N=
x 100
Keterangan:
N = nilai yang dicari atau diharapkan
R = skor yang diperoleh
SM = skor maksimum dari tes
100 = bilangan tetap
(Sumber: Purwanto, 2009: 112)
b. Nilai rata-rata kelas
Untuk menghitung nilai rata-rata hasil belajar diperoleh dengan rumus:
= ∑
Keterangan:
= nilai rata-rata yang dicari
∑ = jumlah nilai siswa
= banyaknya siswa
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 40)
c. Persentase Ketuntasan Klasikal
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
43
Tabel 3.19. Kategori tingkat ketuntasan siswa
No Rentang ketuntasan
(%) Kategori
1. ≥85 Sangat Tinggi
2. 65 – 84 Tinggi
3. 45 – 64 Sedang
4. 25 – 44 Rendah
5. <25 Sangat Rendah
F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur penilaian yang ditempuh adalah pengkajian berdaur siklus
yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran matematika
menggunakan metode problem solving direncanakan terdiri dari 2 siklus, yaitu
siklus I dan siklus II.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahapan perencanaan yang dilakukan adalah:
1) Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk
menentukan materi dengan berpedoman pada permendiknas
nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui
penerapan metode problem solving .
3) Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui
penerapan problem solving.
4) Pembuatan perangkat pembelajaran yang diperlukan (pemetaan,
silabus, RPP, dan instrumen tes) yang berpedoman pada
44
permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses.
5) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan
dalam pembelajaran.
6) Menyusun dan menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
7) Menyiapkan instrumen penilaian
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari
perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
a) Pengondisian kelas (berdoa, mengecek kehadiran siswa, dan
menata tempat duduk untuk menertibkan siswa)
b) Guru menyampaikan apersepsi “Ibu memiliki satu buah roti
tawar dan diberikan kepada Andi. Ibu menyuruh Andi
membagi roti tawar kepada adik dengan bagian yang sama.
Apa yang Andi lakukan?”.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Guru memberikan motivasi agar siswa memperhatikan
pelajaran dan dapat berpartisipasi dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari sesuai dengan materi pembelajaran.
b) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok heterogen
yang terdiri dari 5-6 siswa.
45
c) Guru membagikan LKS yang berisi masalah kepada
masing-masing kelompok.
d) Masing-masing kelompok diminta untuk mencari
pemecahan masalah yang telah diberikan.
e) Setelah selesai, setiap kelompok diminta untuk
menampilkan pemecahan masalah yang mereka lakukan.
f) Guru bersama-sama dengan siswa melakukan pengecekan
terhadap hasil kerja mereka dan memeriksa hasil pemecahan
masalah.
g) Setelah melakukan pengecekan terhadap jawaban masing-
masing kelompok, selanjutnya kelompok diminta untuk
mengumpulkan LKS.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru dan siswa membuat penegasan atau kesimpulan dari
materi yang baru dibahas.
b) Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada
siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang
belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama
mengikuti pembelajaran.
c) Guru memberikan tes formatif.
d) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan
pekerjaan rumah dan menyampaikan rencana kegiatan pada
pembelajaran barikutnya.
46
c. Pengamatan
Pada tahap ini, observer mengobservasi kegiatan pembelajaran
yang berlangsung yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Observer mengamati aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, dan kinerja guru selama proses pembelajaran
berlangsung mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi selanjutnya
dilakukan analisis sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi sebagai
berikut.
1) Penelitian menganalisis hasil pengamatan terhadap aktivitas dan
hasil belajar siswa. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui
peningkatan aktivitas siswa dalam rangkaian pembelajaran dan
keberhasilan siswa dalam menyerap materi yang telah diajarkan
melalui penerapan metode problem solving .
2) Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran
berlangsung. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil
yang didapat dengan indikator keberhasilan.
3) Hasil analisis digunakan sebagai bahan kajian untuk merencanakan
siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
1. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk
menentukan materi dengan berpedoman pada permendiknas
47
nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi.
2. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui
penerapan metode problem solving.
3. Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui
penerapa metode problem solving.
4. Pembuatan perangkat pembelajaran yang diperlukan (pemetaan,
silabus, RPP, dan instrumen tes) yang berpedoman pada
permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses.
5. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan
dalam pembelajaran.
6. Menyusun dan menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
7. Menyiapkan instrumen penilaian.
b. Pelaksanaan
Pada siklus II, tahapan atau langkah-langkah pelaksanaan yang
dilakukan sama seperti yang dilakukan siklus I berdasarkan dengan
hasil refleksi siklus I.
1) Kegiatan Awal
a) Pengondisian kelas (berdoa, mengecek kehadiran siswa, dan
menata tempat duduk untuk menertibkan siswa)
b) Guru menyampaikan apersepsi “Ibu memiliki satu buah roti
tawar dan diberikan kepada Andi. Ibu menyuruh Andi membagi
roti tawar kepada adik dengan bagian yang sama. Apa yang Andi
lakukan?”
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
48
d) Guru memberikan motivasi agar siswa memperhatikan pelajaran
dan dapat berpartisipasi dengan baik dalam kegiatan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari sesuai dengan materi pembelajaran.
b) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok heterogen
yang terdiri dari 5-6 siswa.
c) Guru membagikan LKS yang berisi masalah kepada masing-
masing kelompok.
d) Masing-masing kelompok diminta untuk mencari pemecahan
masalah yang telah diberikan.
e) Setelah selesai, setiap kelompok diminta untuk menampilkan
pemecahan masalah yang mereka lakukan.
f) Guru bersama-sama dengan siswa melakukan pengecekan
terhadap hasil kerja mereka dan memeriksa hasil pemecahan
masalah.
g) Setelah melakukan pengecekan terhadap jawaban masing-
masing kelompok, selanjutnya kelompok diminta untuk
mengumpulkan LKS.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru dan siswa membuat penegasan atau kesimpulan dari
materi yang baru dibahas.
b) Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa
tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum
49
dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti
pembelajaran.
c) Guru memberikan tes formatif.
d) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan
rumah dan menyampaikan rencana kegiatan pada pembelajaran
barikutnya.
c. Pengamatan
Pada tahap ini, observer mengobservasi kegiatan pembelajaran
yang berlangsung yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Observer mengamati aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, dan kinerja guru selama proses pembelajaran
berlangsung mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
d. Refleksi
Bedasarkan data yang didapat dari hasil pengamatan selanjutnya
dilakukan analisis sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi sebagai
berikut.
1) Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap aktivitas dan
hasil belajar siswa. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui
peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan keberhasilan
siswa dalam menyerap materi yang telah diajarkan melalui
penerapan metode problem solving.
2) Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran
berlangsung. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan
hasil yang didapat dengan indicator keberhasilan.
50
G. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode problem solving dalam pembelajaran matematika
dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan aktivitas belajar dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Endang Rejo pada setiap siklusnya, dan
pada akhir penelitian terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa yaitu
≥75% dari jumlah siswa 32 orang siswa yang mencapai KKM 65.
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data penelitian tindakan kelas di kelas IV SD
Negeri 1 Endang Rejo melalui penerapan metode problem solving pada mata
pelajaraan matematika, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan motode problem solving dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Sesuai dengan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas belajar
siswa yang telah dilakukan mulai dari siklus I dan siklus II, terjadi
peningkatan di setiap siklusnya. Persentase klasikal aktivitas belajar siswa
siklus I mencapai 71,88% pada siklus II menjadi 84,,38%, terjadi
peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II sebesar 12,50%.
2. Penerapan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Sesuai dengan persentase klasikal hasil belajar afektif siklus I
68,75% dan siklus II 87,50% terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II
sebesar 18,76%. Persentase klasikal hasil belajar psikomotor siklus I
75,00% dan siklus II 84,38% terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II
sebesar 9,38%. Hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa pada siklus I
nilai rata-ratanya sebesar 67,18 , kemudian siklus II nilai rata-rata
meningkat menjadi 73,12 , dengan demikian terjadi peningkatan dari
98
siklus I ke siklus II sebesar 5,94. Bila dilihat dari persentase ketuntasan
hasil belajar siswa, dari 32 orang siswa pada siklus I persentase ketuntasan
belajar siswa sebanyak 20 orang siswa (62,50%), pada siklus II meningkat
menjadi 26 orang siswa (81,25%), dengan demikian terjadi peningkatan
dari siklus I ke siklus II sebesar 18,75%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
memberikan saran dalam penerapan metode problem solving pada
pembelajaran Matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Endang Rejo antara
lain.
1. Siswa
Diharapkan bagi siswa untuk selalu aktif dalam pembelajaran
khususnya dalam bertanya jika siswa belum mengerti materi yang
dijelaskan guru. Selalu berusaha mengerjakan tugas individu dengan
mandiri atau melakukan kerjasama yang baik saat diberikan LKS
kelompok. Banyak mengerjakan latihan soal saat dirumah, agar
pengetahuan lebih meningkat.
2. Guru
Peneliti berharap agar guru dapat menciptakan suasana keakraban
dengan siswa akan membuat mereka berani untuk mengungkapkan apa
yang mereka rasakan ketika tidak memahami apa yang dijelaskan oleh
guru. Peneliti juga berharap guru dapat menerapkan metode problem
99
solving ataupun metode pembelajaran lainnya dalam peroses pembelajaran
sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan kinerjanya.
3. Sekolah
Peneliti berharap kepada sekolah agar melakukan inovasi
pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran yang bervariasi
dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga dapat meningkatkan
kreativitas dan kualitas dalam pembelajaran.
4. Peneliti Berikutnya
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, peneliti menyarankan
kepada peneliti berikutnya dapat mengembangkan dan melaksanakan
perbaikan pembelajaran dengan menerapakan metode problem solving
pada jenjang kelas lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD
(Bahaan Ajar Cetak). Depdiknas. Jakarta.
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. PT Prestasi Pustakarya. Jakarta.
Aqib,Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK.
Yrama Widiya. Bandung.
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian. Renika Cipta. Jakarta.
.2011. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.
. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksa. Jakarta.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka
Cipta. Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.
. 2013. Proses Belajar Mengajar . PT.Bumi Aksara. Jakarta.
Juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian. Prenadamedia. Jakarta.
Kemendikbud. 2013. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. Jakarta.
. 2014. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. Jakarta.
Komalasari. 2013. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama. Bandung.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sbagai
Pengembangan Profesi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
101
Muhsetyo, Gatot dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Universitas Terbuka.
Jakarta.
Mursitho, Joko. 2011. Mengajar dengan Sukses. Pustaka Tunasmedia. Medan
Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar.
Bumi Aksara. Jakarta.
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. DIVA Press.
Yogyakarta.
Prihandoko, Antonius Cahya. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep
Matematika Secara Benar dan Menarik. Depdiknas. Jakarta.
Purwanto, Ngalim. 2008. Evaluasi Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar. Surakarta.
Rahman, Arief. 2006. Strategi Pembelajaran. PT Balai Pustaka. Jakarta.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran; Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Prenada Media. Jakarta.
Sudjana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar. Sinar Baru. Bandung.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Sumantri. 2015. Strategi Pembelajaran : Teori dan Praktik. Rajawali Press.
Jakarta.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran, Teori & Aplikasi. Ar-Ruzz
Media. Yogyakarta.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM).
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
102
Sutikno, Sobry. 2014. Metode & Model-model Pembelajaran. Holistica. Lombok.
Suwangsih, Erna & Tiurlina. 2006. Model Pembelajarn Matematika. Upi Press.
Bandung.
Suyono, Haryanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Rosda. Surabaya.
Thobroni, Mustofa. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta.
Tim Penyusun. 2010. UURI No 20 Th 2003 Tentang Sisdiknas PPRI Th 2010
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Citra Umbara. Bandung.
Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan
PAIKEM. Bumi Aksara. Jakarta.
Wardhani, IGAK, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.
Jakarta.
W. Gulo. 2008. Strategi Belajar dan Pembelajaran. PT. Grasindo. Jakarta.