57
Disampaikan pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Jakarta, 22 Mei 2013 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI Oleh : DR. Dedi Mulyadi, M.Si

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Disampaikan pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian

Jakarta, 22 Mei 2013

DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH

MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI

Oleh : DR. Dedi Mulyadi, M.Si

Page 2: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

OUT LINE

III. PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

II. KONDISI KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA

IV. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

V. PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI

DAERAH (KIID)

VI. STRUKTUR PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TA

2014

I. PENDEKATAN MEMBANGUN DAYA SAING DAERAH

Page 3: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

3

I. PENDEKATAN MEMBANGUN DAYA SAING DAERAH

Page 4: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

4

PENDEKATAN MEMBANGUN DAYA SAING DAERAH

Pendekatan Regional

Membangun Daya Saing

Daerah

Pendekatan Sektoral

Pembangunan Pusat Pertumbuhan

Ekonomi/Industri

Sistem Inovasi Daerah

• Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah

• Saka Sakti

Klaster Industri

Industri Existing

Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Alam

Infrastruktur Kelembagaan

Publik Sumber Daya

Modal Pasar

Page 5: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

5

Industrial Growth Centre

Kompetensi Inti Industri Daerah

Klaster Industri Sektoral

3 PILAR PENGEMBANGAN INDUSTRI

Page 6: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

“Kombinasi 2 (dua) pendekatan yaitu: pendekatan sektoral melalui mengembangkan klaster industri dan pendekatan regional yang berlandaskan pada keunggulan komparatif yang dimiliki oleh daerah.”

6

Pendekatan Sektoral : Pengembangan klaster industri di daerah yang menunjang pengembangan industri yang terintegrasi dari hulu ke hilir

Pendekatan Regional: • Mengembangkan pusat-

pusat pertumbuhan industri.

• Kompetensi Inti Industri Daerah

Pembangunan Industri

PENDEKATAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

Page 7: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Tujuan

Meningkatnya penciptaan nilai tambah dan terwujudnya pembangunan industri di wilayah

TUJUAN

7

Page 8: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Meningkatnya peranan sektor industri manufaktur di daerah

Tumbuh dan berkembangnya sektor industri manufaktur di daerah

Muncul dan berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan industri di daerah

Tersebarnya pembangunan sektor industri manufaktur

SASARAN

8

Page 9: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

• Peningkatan daya saing daerah melalui pengembangan Industri Unggulan Provinsi dan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota;

• Peningkatan kerjasama dan kolaborasi antar wilayah, antara pemerintah dengan dunia usaha dan akademisi;

• Peningkatan fasilitasi infrastruktur industri untuk peningkatan daya tarik investasi.

Strategi Pokok

ARAH DAN KEBIJAKAN

9

Page 10: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

STRATEGI FUNGSIONAL

1. Pengembangan Kompetensi Inti

Industri Kab/Kota

2. Pengembangan Kawasan Industri

3. Pengembangan Infrastruktur

Industri

4. Pengembangan Kerjasama Industri Unggulan Provinsi

(IUP)

STRATEGI FUNGSIONAL

10

Page 11: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

II. KONDISI KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA

Page 12: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Persebaran Kawasan Industri Menurut Wilayah dan Kepemilikan

Persebaran Kawasan Industri

Kepemilikan Kawasan Industri

12

Page 13: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

“...... konsentrasi industri didorong ke luar jawa”

Jawa 77%

Luar Jawa 23%

Penyebaran Industri 2011

Jawa 60%

Luar Jawa 40%

Penyebaran Industri 2025

13

Page 14: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

14

Sumber : Hasil Survey 2013

Persebaran Kawasan Industri Menurut Provinsi

No. Wilayah Jumlah Luas Area

(Ha)

Persentase Luas

(%)

1 DKI Jakarta 3 1,089.60 3.63

2 Banten 16 6,195.30 20.62

3 Jawa Barat 23 11,881.00 39.55

4 Jawa Tengah 6 1,445.00 4.81

5 Jawa Timur 7 2,185.00 7.27

6 Riau dan Kepulauan 11 2,666.40 8.88

7 Sumatera Utara 3 1,326.81 4.42

8 Sumatera Barat 1 200.00 0.67

9 Lampung 1 300.24 1.00

10 Sulawesi Selatan 1 703.00 2.34

11 Sulawesi Tengah 1 1,500.00 4.99

12 Kalimantan Timur 1 546.00 1.82

Total 74 30,038.35 100.00

Page 15: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK) TAHUN 2011

15

Luas Lahan Kawasan Industri di

Beberapa Pulau Besar Indonesia pada Tahun 2013

Sumber : Hasil Survey 2013

No Kawasan Industri Luas Lahan Kawasan

Industri (Ha)

Jumlah Kawasan Industri

Persentase

Luas (%)

1 Jawa 55 22,795.90 75.89

2 Sumatera 16 4,493.45 14.96

3 Sulawesi 2 2,203.00 7.33

4 Kalimantan 1 546.00 1.82

Total 74 30,038.35 100.00

Page 16: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Pada Tahun 2012 Kawasan Industri di Bekasi/Karawang Didominasi oleh Sektor Otomotif

16

Page 17: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Peran Kawasan Industri

Estimasi Nilai Ekspor US$ 52 miliar/tahun (41% dari nilai total ekspor non migas

Tahun 2012)

Estimasi Nilai Investasi Rp 29, 9 Triliun utk PMDN dan US$ 7,06 milliar utk PMA (60%

dari total investasi tahun 2012)

Estimasi Penerimaan Negara US$ 938 juta (PBB, PPN, PPh)

17

Page 18: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

III. PROSPEK INVESTASI KAWASAN INDUSTRI

Page 19: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

19

Prospek Investasi Kawasan Industri

Investasi sektor industri yang cenderung meningkat 3 tahun terakhir ini, sebagian besar masuk ke kawasan industri.

Permintaan terhadap lahan kawasan industri yang semakin meningkat, sementara pasokan cenderung konstan.

Regulasi yang mewajibkan perusahaan industri untuk berlokasi di kawasan industri (PP No. 24/2009 tentang Kawasan Industri).

Page 20: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Catatan : Pada tahun 2012 peningkatan penjualan lahan kawasan industri yang berada di

Luar Pulau Jawa, yaitu di Sumatera mencapai 244 Ha

Penurunan penjualan lahan pada tahun 2012 diakibatkan oleh terbatasnya

pasokan lahan (khususnya di JABOTABEK, Karawang, Serang)

Perkembangan Penjualan Lahan Kawasan Industri

20

Page 21: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Permintaan Lahan yang Cenderung Meningkat, Sementara Pasokan Lahan Cenderung Konstan

21

Page 22: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

22

Kebutuhan Kawasan Industri yang Baru

Total lahan kawasan industri dari anggota HKI yang masih tersisa hingga saat ini adalah 7.911,98 Ha, umumnya berada di luar area JABOTABEK, Serang dan Karawang (HKI, 2012).

Jika tidak ada penambahan kawasan industri baru atau perluasan dari kawasan industri yang sudah ada, maka diperkirakan stok lahan kawasan industri yang ada akan habis seiring dengan meningkatnya investasi yang masuk.

Dampak berikutnya akan mendorong kenaikan harga lahan kawasan industri, sehingga dikhawatirkan semakin mengurangi daya saing kawasan industri di Indonesia.

Page 23: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Harga Jual Lahan Kawasan Industri Cenderung Meningkat

23

Page 24: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Perbandingan Tingkat Daya Saing Tahun 2010 dan 2013

Sumber : JETRO, 2012

24

Jakarta

Kondisi Tahun 2010 Kondisi Tahun 2013

Page 25: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Perbandingan Harga Lahan Kawasan Industri di Beberapa Negara

No. Negara Harga Lahan (US $/m2)

Sewa Lahan (US $/m2/Bulan)

1 Korea Selatan 267 0,19

2 Beijing 71-87 4,75-7,12

3 Shanghai 158 3,56

4 Guangzhou 95 2,37-6,33

5 Hong Kong 299 -

6 Taipei 1.350 1,98

7 Singapura 189,94-651,21 0,96-2,85

8 Bangkok 119 6,95

9 Bekasi/Karawang 191 19,1

10 Manila 52-102 2-6

Sumber : JETRO, 2012

25

Page 26: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

26

Apa yang harus dilakukan ?

Kemenperin terus mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri yang baru.

Kementerian Perindustrian harus melakukan intervensi dengan cara menambah pasokan lahan kawasan industri melalui program fasilitasi pembangunan kawasan industri.

Bentuk intervensi pemerintah dengan cara melakukan pembangunan kawasan industri.

Page 27: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

1. Meningkatkan peranan pemerintah dalam mengembangkan kawasan industri.

2. Membangun kawasan industri yang terintegrasi dengan sektor lain termasuk perumahan & rumah sakit untuk buruh.

3. Membangun kawasan industri yang fokus pada komoditi tertentu.

4. Membangun kemampuan SDM dan Pusat Inovasi.

27

Upaya Peningkatan Daya Saing Kawasan Industri

Page 28: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Negara Pemerintah Swasta

Malaysia, 285 KI 78 % (Pusat dan Lokal) 22 %

Jepang 85 % 15 %

Korea Selatan, 300 KI 70 % (Pusat dan Lokal) 30 %

Taiwan 90 % 10 %

Singapura 85 % 15 %

Thailand, 27 KI 48 % 52 % (kerjasama Pemerintah dan Swasta)

Pilipina, 20 KI 30 % (Pusat dan Lokal) 70 %

Indonesia 6 % 94 %

Sumber : ULI (1975) dan Dirdjojuwono (2004) Catatan : Persentase menyatakan kontribusi dalam bentuk penanaman modal

Peran Pemerintah dan Swasta dalam Pengembangan Kawasan Industri di Beberapa Negara Asia

28

Page 29: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

IV. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

Page 30: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Tantangan Kawasan Industri

Tantangan di Pulau Jawa

Keterbatasan lahan untuk pembangunan dan pengembanganan

Daya dukung yang terbatas (sumber daya air)

Masalah Lingkungan dan Sosial

Tantangan di Luar Pulau Jawa

Kemampuan tenaga kerja dan SDM industrial yang terlatih di daerah kurang baik

Belum semua Kabupaten/Kota telah mempersiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) khususnya kawasan peruntukan industri

Minat swasta untuk membangun kawasan industri masih kurang

Infrastruktur pendukung seperti jalan, rel kereta api, pelabuhan dan sebagainya dirasa kurang memadai

30

Page 31: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Arah Pengembangan Kawasan Industri

Kawasan Industri di Pulau Jawa

Pengembangan kawasan-kawasan industri yang sudah ada, dan mendorong pembangunan kawasan industri yang baru diarahkan pada industri-industri berbasis teknologi tinggi

Kawasan industri yang saat ini menampung perusahaan yang beraneka ragam diarahkan untuk fokus pada pengembangan jenis industri tertentu.

Kawasan industri di Jawa Barat : fokus pada industri permesinan dan teknologi tinggi.

Kawasan industri di Banten : fokus pada industri kimia dan besi baja

Kawasan industri di Jawa timur : fokus pada pengembangan industri petrokimia dan industri penunjang migas.

Kawasan industri di Jawa Tengah : fokus pada pengembangan industri padat karya seperti tekstil dan sepatu.

31

Page 32: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Arah Pengembangan Kawasan Industri

Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa

Pengembangan kawasan-kawasan industri baru yang diarahkan pada industri-industri berbasis sumberdaya alam dan pengolahan mineral serta memanfaatkan lokasi geografi yang strategis

Mensinergikan pengembangan kawasan industri dengan program MP3EI untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

32

Page 33: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

1. Mengarah pada pengembangan kota baru

2. Infrastruktur sudah terintegrasi dengan

sistem logistik

3. Berorientasi pada pelayanan jasa

4. Pendidikan kekhususan industri

5. Didirikan pusat inovasi

6. Memperhatikan lingkungan, dan

7. Didukung oleh sistem logistik yang efisien

dan efektif

Ciri - Ciri Kawasan Industri Generasi Ketiga

33

Page 34: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Karakter Kawasan Industri Modern Generasi III

34

Page 35: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Jabodetabek (termasuk Subang, Karawang, Purwakarta): Industri Permesinan dan Alat Transportasi

Majalengka: Industri Tekstil

Semarang : Industri Tekstil

Kulon Progo: Industri Besi Baja

Gresik: Industri Petrokimia

Lamongan: Industri Perkapalan

Bandung: Industri Telematika Boyolali: Industri Tekstil

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI JAWA

35

Page 36: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Sei Mangkei : Industri Turunan CPO Dumai: Industri Turunan CPO

Bangka: Industri Timah

Cilegon: Industri Besi Baja

Muara Enim: Gasifikasi Batu Bara

Tanggamus: Industri Maritim

36

Bojonegara: Industri Kimia

Kuala Tanjung: Industri Alumina

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI SUMATERA

Page 37: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Maloy: Industri Turunan CPO

Mempawah dan Tayan : Industri Smelter/ Chemical Grade Alumina

Batu Licin: Industri Besi Baja

37

Kariangau: Industri Turunan CPO

Landak: Industri Karet

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN

Page 38: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Gowa: Agroindustri

Palu: Agroindustri

Bitung : Logistik

Soroako: Industri Ferronikel

38

Takalar: Industri Minyak dan Gas

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI

Page 39: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Halmahera Timur (Buli) : Industri Ferronikel

Tangguh: Industri Petrokimia

Halmahera Tengah (Wade Bay) : Industri Ferronikel

Sorong : Industri Petrokimia

39

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI PAPUA DAN KEP. MALUKU

Page 40: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

V. PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH (KIID)

Page 41: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Jenis Fasilitasi Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah oleh

Kementerian Perindustrian

1 Fasilitasi Kajian Pengembangan KIID Kabuputen/Kota

Fasilitasi Penetapan Roadmap Pengembangan KIID

dan IUP melalui Peraturan Menteri Perindustrian

3

Fasilitasi Implementasi Pengembangan KIID dan IUP

berupa pemberian bantuan, mesin/peralatan

pendampingan tenaga ahli dan pelatihan

2

41

222 Kab/Kota

24 Provinsi

41 Kab/Kota

Sampai Thn 2012

Difasilitasi oleh

Ditjen PPI dan

Ditjen Teknis

Terkait

Page 42: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

PULAU FASILTASI KAJIAN

KIID

PENETAPAN ROADMAP KII KAB/KOTA

(PERMENPERIN)

PENETAPAN ROADMAP

IUP(PERMENPERIN)

Sumatera 61 Kab/Kota 1 Kab/Kota 7 Provinsi

Kalimantan 29 Kab/Kota - 2 Provinsi

Jawa dan Bali 52 Kab/Kota 14 Kab/Kota 3 Provinsi

Sulawesi 42 Kab/Kota 16 Kab/Kota 6 Provinsi

Nusa Tenggara 19 Kab/Kota 6 Kab/Kota 2 Provinsi

Maluku 10 Kab/Kota 4 Kab/Kota 2 Provinsi

Papua 9 Kab/Kota - 2 Provinsi

JUMLAH 222 Kab/Kota 41 Kab/Kota 24 Provinsi

Rekapitulasi KIID yang telah Difasilitasi

42

Page 43: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

43

VI. STRUKTUR PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TA 2014

Page 44: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

No. Kegiatan Jumlah

1 Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Industri berupa Kawasan Industri

- Wilayah I (Sumatera dan Kalimantan) 4 KI

- Wilayah II (Jawa dan Bali) 8 KI

- Wilayah III (Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) 8 KI 2 Pengembangan daya saing industri di daerah melalui KIID (Kajian, Penetapan, Implementasi) - Kajian Pengembangan KIID 30 Daerah - Penetapan Roadmap KIID melalui SK Menperin 55 Daerah - Implementasi Roadmap KIID 22 Daerah

3 Peningkatan Infrastruktur, Sarana dan Prasarana Industri di daerah (Pusat Inovasi Sei Mangkei, Palu, Mamuju)

- Pusat Inovasi Sei Mangkei 1 PI

- Pusat Inovasi Rotan Nasional Palu 1 PI

- Pusat Pengembagan Industri Rotan Mamuju 1 PI

4 Koordinasi, Program, Kajian, Pengembangan SDM

- Rapat Koordinasi

- Monitoring dan evaluasi serta updating data pengembangan sektor perwilayahan industri 2 Lap

- Rekomendasi peningkatan iklim usaha dan kerjasama pengembangan perwilayahan industri 7 Rek

- Laporan keuangan dan BMN 5 Lap

-Pengembangan SDM aparatur yang profesional 130 org

Total

Page 45: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

Terima Kasih

45

Page 46: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

LAMPIRAN

46

Page 47: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

47

Peningkatan Investasi PMDN Sektor Industri

dari Tahun 2010-2012

(Nilai Miliar Rp) No. Sektor 2010 2011 2012

1 Industri Makanan / Food Industry 16,405.36 7,940.91 11,166.69 2 Industri Tekstil / Textile Industry 431.71 999.19 4,450.91 3 Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki / Leather Goods & Footwear

Industry 12.52 13.51 76.68

4 Industri Kayu / Wood Industry 451.28 514.91 56.97 5 Ind. Kertas dan Percetakan/Paper and Printing Industry 1,102.77 9,296.32 7,561.04

6 Ind. Kimia dan Farmasi / Chemical and Pharmaceutical Industry 3,266.02 2,711.87 5,069.45

7 Ind. Karet dan Plastik / Rubber and Plastic Industry 522.82 2,295.73 2,855.01

8 Ind. Mineral Non Logam / Non Metallic Mineral Industry 2,264.60 7,440.51 10,730.66

9 Ind. Logam, Mesin & Elektronik / Metal, Machinery & Electronic Industry

789.63 6,786.97 7,225.67

10 Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik & Jam/Medical Preci. & Optical Instru, Watches & Clock Industry

0.00 0.00 0.00

11 Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain/Motor Vehicles & Other Transport Equip. Industry

362.20 529.08 664.42

12 Industri Lainnya / Other Industry 3.70 4.79 31.45 Total 25,612.61 38,533.79 49,888.94

Peningkatan (%) 50.45 29.47

Sumber : BKPM 2012

Page 48: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

48

Peningkatan Investasi PMA Sektor Industri

Dari Tahun 2010-2012

(Nilai Juta US $)

No. Sektor Industri 2010 2011 2012 1 Industri Makanan / Food Industry 1,025.75 1,104.64 1,782.95 2 Industri Tekstil / Textile Industry 154.80 497.26 473.12 3 Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki / Leather Goods & Footwear

Industry 130.38 255.01 158.88

4 Industri Kayu / Wood Industry 43.06 51.14 76.29 5 Ind. Kertas dan Percetakan/Paper and Printing Industry 46.41 257.53 1,306.61 6 Ind. Kimia dan Farmasi / Chemical and Pharmaceutical Industry 793.36 1,467.40 2,769.79

7 Ind. Karet dan Plastik / Rubber and Plastic Industry 104.31 369.96 660.30 8 Ind. Mineral Non Logam / Non Metallic Mineral Industry 28.40 137.15 145.76 9 Ind. Logam, Mesin & Elektronik / Metal, Machinery & Electronic

Industry 589.51 1,772.78 2,452.62

10 Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik & Jam/Medical Preci. & Optical Instru, Watches & Clock Industry

0.00 41.92 3.40

11 Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain/Motor Vehicles & Other Transport Equip. Industry

393.77 770.13 1,840.05

12 Industri Lainnya / Other Industry 27.56 64.74 100.19 Total 3,337.30 6,789.65 11,769.95

Peningkatan 103.45 73.35 Sumber : BKPM 2012

Page 49: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK) TAHUN 2011

49

No Kawasan Industri Industri Champion Kebutuhan Lahan (Ha)

1 Sei Mangkei Kelapa Sawit 2 002

2 Cilamaya, Karawang Otomotif 3100

3 Kendal Tekstil 795.6

4 Gowa Agroindustri (Kakao) 842.1

5 Palu Agroindustri (Rotan) 1500

6 Batu Licin Besi Baja 530

7 Kariangau Minyak dan Gas 1989.5

8 Tanggamus Maritim 2000

9 Kuala Tanjung Alumina 2000

10 Tanjung Buton Operasi Migas 1000

Kebutuhan Lahan Pengembangan Kawasan Industri

Page 50: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK) TAHUN 2012

50

No Kawasan Industri Industri Champion Kebutuhan Lahan (Ha)

11 Bangka Timah 765.4

12 Gresik Petrokimia 4285

13 Lamongan Perkapalan 950

14 Jombang Alas Kaki 812.2

15 Kulonprogo Besi Baja 2 646

16 Majalengka Tekstil 877

17 Boyolali Tekstil 282

18 Halmahera Timur Ferronikel 300

19 Tangguh Minyak dan Gas 2 152

20 Bitung Warehouse 610

Total 22 638.8

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK) TAHUN 2011 Kebutuhan Lahan Pengembangan Kawasan Industri

Page 51: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI YANG SUDAH DITETAPKAN

51

Industri Unggulan Propinsi yang telah Ditetapkan :

No Provinsi Nomor Peraturan Menteri Tanggal Industri Unggulan

1

Daerah Istimewa Yogyakarta

No. 138/M-IND/PER/10/2009

14 Oktober 2009

1. Industri Pengolahan Kulit

2. Industri Pengolahan Kayu

2

Sulawesi Tengah

No. 139/M-IND/PER/10/2009

14 Oktober 2009

1. Industri Pengolahan Kakao

2. Industri Pengolahan Rumput Laut

3. Industri Pengolahan Ikan

3

Papua

No. 140/M-IND/PER/10/2009

14 Oktober 2009

1. Industri Pengolahan Kakao

2. Industri Pengolahan Kopi

3. Industri Pengolahan Ubi Jalar/Batatas

4

Sumatera Barat

No. 93/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Kakao

2. Industri Pengolahan Ikan

3. Industri Makanan Ringan

5

Sumatera Selatan

No. 94/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

Industri Pengolahan Karet

6

Lampung

No. 95/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Ubi Kayu

2. Industri Pengolahan jagung

7

Kalimantan Timur

No. 96/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Kakao

2. Industri Pengolahan Karet

8

Sulawesi Selatan

No. 97/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Kakao

2. Industri Pengolahan Rumput Laut

9

Gorontalo

No. 98/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Jagung

2. Industri Pengolahan Hasil Laut

10

Nusa Tenggara Timur

No. 99/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Jagung

2. Industri Pengolahan Rumput Laut

Page 52: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI YANG SUDAH DITETAPKAN

52

Industri Unggulan Propinsi yang telah Ditetapkan :

No Provinsi Nomor Peraturan Menteri Tanggal Industri Unggulan 11 Nusa Tenggara Barat No. 100/M-IND/PER/8/2010 30 Agustus 2010 1. Industri Makanan: a. Industri Pengolahan Berbasis Sapi b. Industri Pengolahan Berbasis Jagung

c. Industri Pengolahan Berbasis Rumput Laut

d. Industri Pengolahan Berbasis Ikan 2. Industri Kerajinan

12 Aceh No. 130/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Minyak Atsiri 2. Industri Pengolahan Hasil Laut

13 Riau No. 131/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Kelapa Sawit 2. Industri Pengolahan Kelapa

14 Kepulauan Riau No. 132/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010

1. Industri Kapal Rakyat dan Perbaikan Kapal

2. Industri Pengolahan Hasil Laut

15 Kepulauan Bangka Belitung

No. 133/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industi Pengolahan Ikan

2. Industri Pengolahan Berbasis Timah

16 Kalimantan Barat No. 134/M-

IND/PER/12/2010 13 Desember 2010

1. Industri Pengolahan Karet 2. Industri Pengolahan Kelapa Sawit

17 Sulawesi Tenggara No. 135/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Kakao 2. Industri Pengolahan Rumput Laut

Page 53: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI YANG SUDAH DITETAPKAN

53

Industri Unggulan Propinsi yang telah Ditetapkan :

No Provinsi Nomor Peraturan Menteri Tanggal Industri Unggulan 18 Sulawesi Utara No. 136/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Kelapa 2. Industri Pengolahan Ikan

19 Maluku Utara No. 121/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Pengolahan Kelapa 2. Industri Pengolahan Rumput Laut

20 Maluku No. 122/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Pengolahan Hasil Laut 2. Industri Pengolahan Minyak Atsiri

21 Papua Barat No. 123/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Pengolahan Hasil Laut 2. Industri Pengolahan Kayu

22 Sulawesi Barat No. 124/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Kakao 2. Industri Pengolahan Kelapa

23 Jawa Barat No. 139/M-IND/PER/12/2011 30 Desember 2011 1. Industri Telematika 2. Industri Kreatif

24 Jawa Timur No. 140/M-IND/PER/12/2011 30 Desember 2011 1. Industri Perkapalan 2. Industri Alas Kaki

Page 54: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN

54

Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :

No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri

1 Kota Pangkalpinang No. 143/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Perikanan Laut

2 Kabupaten Luwu No. 144/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Rumput Laut Menjadi Agar-agar

3 Kota Palopo No. 145/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Rumput Laut

4 Kabupaten Maluku Tengah

No. 146/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Ikan

5 Kabupaten Maluku Tenggara

No. 147/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Rumput Laut

6 Kabupaten Ende No. 99/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Kakao

7 Kabupaten Enrekang No. 100/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Sutera Alam

8 Kabupaten Kepulauan Selayar

No. 101/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Pengolahan Kelapa

9 Kabupaten Kepulauan Talaud

No. 102/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Pengolahan Ikan

10 Kabupaten Kolaka Utara No. 103/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Kakao

Page 55: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN

55

Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :

No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri

11 Kabupaten Konawe No. 104/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Mebel Rotan

12 Kabupaten Lombok Barat No. 105/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Gerabah

13 Kabupaten Luwu Timur No. 106/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Kakao

14 Kabupaten Maluku Tenggara Barat

No. 107/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Pengolahan Rumput Laut

15 Kabupaten Mamuju No. 108/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Kakao

16 Kabupaten Muna No. 109/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Pengolahan Rumput Laut

17 Kabupaten Parigi Moutong No. 110/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Kakao

18 Kabupaten Polewali Mandar

No. 111/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Kakao

19 Kabupaten Seram Bagian Barat

No. 112/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Pengolahan Rumput Laut

20 Kabupaten Sinjai No. 113/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Pengolahan Ikan

Page 56: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN

56

Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :

No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri

21 Kabupaten Sumba Timur No. 114/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Pengolahan Rumput Laut

22 Kabupaten Sumbawa No. 115/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Pengolahan Rumput Laut

23 Kota Bitung No. 116/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Pengolahan Kelapa

24 Kota Kendari No. 117/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Mebel Rotan

25 Kota Manado No. 118/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Pengolahan Kelapa

26 Kota Mataram No. 119/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri batu mulia dan perhiasan yang meliputi industri perhiasan mutiara

27 Kota Palu No. 120/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Mebel Rotan

28 Kabupaten Bantul No 125/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Kerajinan Kulit

29 Kabupaten Cilacap No 126/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Pengolahan Serat Sabut Kelapa Berkaret (Sebutret)

30 Kabupaten Gianyar No 127/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Kerajinan Perak

Page 57: PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN

57

Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :

No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri 31 Kabupaten Grobogan No 128/M-

IND/PER/12/2011 30 Desember

2011 Industri Makanan dan Minuman berbasis Jagung

32 Kabupaten Gunung Kidul No 129/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Produk Berbasis Batu

33 Kabupaten Magetan No 130/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Alas Kaki dan Barang Kulit

34 Kabupaten Pacitan No 131/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Batu Mulia dan Perhiasan

35 Kabupaten Sukabumi No 132/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Pengolahan Logam

36 Kabupaten Sumedang No 133/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Pengolahan Kayu

37 Kabupaten Tasikmalaya No 134/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Kerajinan Anyaman

38 Kabupaten Tegal No 135/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Komponen Perkapalan

39 Kabupaten Wonosobo No 136/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Pengolahan Kelapa menjadi Santan Kelapa

40 Kota Cimahi No 137/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Kreatif Berbasis Telematika

41 Kabupaten Cirebon No 138/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Meubel dan Kerajinan Rotan