Upload
trinhnhan
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI
DAN PERUBAHANNYA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PROYEK PADA SISWA KELAS VI
MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KECAMATAN TINGKIR
KOTA SALATIGA
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Siti Rohmah
NIM: 11514054
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI
DAN PERUBAHANNYA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PROYEK PADA SISWA KELAS VI
MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KECAMATAN TINGKIR
KOTA SALATIGA
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Siti Rohmah
NIM: 115 14 054
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Skripsi Saudara:
Nama : Siti Rohmah
Nim : 115 14 054
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
ENERGI DAN PERUBAHANNYA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PROYEK PADA SISWA
KELAS VI MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN
2018
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 18 April 2018
Pembimbing,
Dr. Hj. Maslikhah, S. Ag, M. Si.
NIP. 19700529 200003 2001
v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jalan Lingkar Salatiga Km 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI DAN
PERUBAHANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROYEK
PADA SISWA KELAS VI MI MA’ARIF TINGKIR LOR KECAMATAN
TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2018
Oleh:
Siti Rohmah
NIM. 115 14 054
telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 9 Juli 2018 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan panitia Penguji:
Ketua Penguji : Mufiq, S. Ag., M. Phil.
Sekretaris Penguji : Dr. Maslikhah, S. Ag., M. Si.
Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd.
Penguji II : Dra. Nur Hasanah, M. Pd.
Salatiga, 9 Juli 2018
Dekan
FTIK IAIN Salatiga,
Suwardi, M. Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN
KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Rohmah
Nim : 115 14 054
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
menyatakan bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di publikasikan oleh Perpustakaan IAIN
Salatiga.
Salatiga, 18 April 2018
Yang menyatakan
Siti Rohmah
NIM. 115 14 054
vii
MOTTO
Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba, karena
didalam mencoba itulah kita menemukan dan membangun kesempatan untuk
berhasil
(Mario Teguh)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Sarmin dan Ibu Sangidah) yang selalu
mendoakan, mendukung, dan memberikan kasih sayang yang tak
terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini, mudah-mudahan
Bapak dan Ibuku senantiasa diberikan nikmat umur panjang, kesehatan,
rezeki yang berkah, dan kelak di tempatkan di Surga-Nya Allah Swt.
2. Adikku (Muhammad Maulana Diqi Saputra) tersayang yang selalu
memberikan semangat, mudah-mudahan adikku senantiasa diberi nikmat
umur panjang, kesehatan, dan kemudahan dalam menuntut ilmu.
3. Kakek dan Nenekku (Kakek Marsan dan Nenek Ngatemah) yang selalu
mendoakan dan mendukung dalam setiap usaha saya, mudah-mudahan
Kakek dan Nenek selalu diberikan nikmat umur panjang, kesehatan, dan
kelak di tempatkan di Surga-Nya Allah Swt.
viii
4. Om dan Bulikku (Sugianto dan Maghfiroh) yang sudah merawat saya juga
selama berada disini, semoga beliau selalu diberi kesehatan dan umur
panjang.
5. Sahabat-sahabatku Bolo Kurowo (Cicik, Guritno, Indri, Puji, Tini) yang
selalu memberi semangat dan motivasi satu sama lain.
6. Teman kosku (Vita) yang selalu memberi simpati, empati, dan selalu
merawat ketika saya lagi sakit.
7. Teman kos (Riska) yang selalu menemani dan menyemangati saat proses
mengerjakan skripsi sampai selesai.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirah Allah Swt, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi dan Perubahannya dengan
Menggunakan Metode Proyek Kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga Tahun 2018 bisa selesai. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad Saw semoga beliau
selalu dirahmati Allah Swt.
Penulisan Skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga Skripsi ini selesai. Penulis sampaikan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, S. Si., M. Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Bapak Dr. Fatchurrohman, S. Ag, M. Pd. selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingannya;
5. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S. Ag., M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan
x
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan
skripsi ini;
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
7. Bapak H. Sadi Sarifudin selaku kepala MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian;
8. Bapak Syafiq Ahmad, S. Pd. I. selaku guru kelas VI MI Ma’arif Tingkir
Lor yang telah berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian
dapat berlangsung; dan
9. Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama.
Penulis hanya dapat memohon do’a atas jasa mereka semoga amal yang
telah diberikan mendapat balasan dari Allah Swt. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Skripsi ini masih jauh dari dari sempurna. Kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan di masa yang
akan datang, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya. Amin.
Salatiga, 18 April 2018
Penulis
Siti Rohmah
NIM. 115 14 054
xi
ABSTRAK
Rohmah, Siti. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi dan
Perubahannya dengan Menggunakan Metode Proyek Pada Siswa
Kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
Tahun 2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Maslikhah, S. Ag, M. Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Metode Proyek.
Pembelajaran IPA di MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga belum menggunakan berbagai metode pembelajaran aktif dan masih
belum tepat, hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya metode
pengajaran terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi energi
dan perubahannya. Hal ini dibuktikan dari rendahnya hasil belajar siswa yang
belum mencapai KKM 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah Metode
Proyek dapat meningkatan hasil belajar IPA materi Energi dan Perubahannya
pada siswa Kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
Tahun 2018?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Metode Proyek dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi Energi dan Perubahannya pada siswa
Kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI
MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang berjumlah 23
siswa meliputi 9 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Instrumen penilaian
meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi guru dan siswa, dan tes
evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi,
dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data secara deskriptif dengan menggunakan
rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran proyek dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi Energi dan Perubahannya pada siswa kelas
VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun 2018.
Peningkatan ketuntasan belajar siklus I terdapat 13 siswa (57%) tuntas belajar
dan 10 siswa (43%) tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 66,52. Siklus II
diperoleh data 16 siswa (70%) tuntas belajar dan 7 siswa (30%) tidak tuntas
xii
belajar dengan nilai rata-rata 68,70. Siklus III terdapat 20 siswa (87%) tuntas
belajar dan 3 siswa (13%) tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 73,91. Hasil
data tersebut dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa dari siklus II ke siklus
III ternyata mengalami peningkatan 17%. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus
III sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85%
dari jumlah seluruh siswa sudah tuntas belajar, karena yang dicapai adalah 87%
sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus III ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
LEMBAR LOGO IAIN ........................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................................... 7
F. Definisi Operasional .................................................................................. 8
G. Metode Penelitian ..................................................................................... 9
H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
xiii
1. Kajian Teori
a. Belajar
1) Hakikat Belajar ....................................................................... 19
2) Ciri-ciri Belajar ....................................................................... 20
3) Prinsip Belajar ........................................................................ 22
b. Hasil Belajar
1) Hakikat Hasil Belajar ............................................................. 25
2) Macam-macam Hasil Belajar ................................................. 26
3) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 28
c. Metode pembelajaran
1) Hakikat Metode pembelajaran ............................................... 28
2) Faktor-faktor dalam Metode pembelajaran ........................... 29
d. Metode proyek
1) Hakikat Metode Proyek ......................................................... 31
2) Tujuan Metode Proyek .......................................................... 33
3) Manfaat Metode Proyek ....................................................... 34
4) Kelebihan dan Kekurangan Metode Proyek .......................... 34
5) Langkah-langkah Metode Proyek ......................................... 35
2. Kajian Materi Penelitian
a. Energi dan Perubahannya (Gaya dan Gerak) ............................... 37
1) Hubungan antara gaya dan gerak .......................................... 38
2) Hubungan gaya dan gerak melalui model ............................. 39
b. Energi Listrik ................................................................................ 42
xiv
1) Gejala dan sumber energi listrik ............................................. 43
2) Perpindahan energi listrik ....................................................... 46
3) Perubahan energi listrik .......................................................... 47
3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
a. Pengertian kriteria ketuntasan minimal (KKM) ............................ 47
b. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) belajar ................................. 48
c. Penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ........................... 49
B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 51
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Tingkir Lor ....................................... 54
B. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 57
1. Deskripsi Siklus I ............................................................................... 57
2. Deskripsi Siklus II .............................................................................. 63
3. Deskripsi Siklus III............................................................................. 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Paparan Siklus
1. Deskripsi Data Siklus I ....................................................................... 75
2. Deskripsi Data Siklus II ..................................................................... 76
3. Deskripsi Data Siklus III .................................................................... 78
B. Pembahasan ........................................................................................... 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 84
xv
B. Saran ...................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru ........................................................................ 14
Tabel 1.2 Lembar Observasi Guru dan Siswa ....................................................... 15
Tabel 3.1 Identitas MI Ma’arif Tingkir Lor .......................................................... 54
Tabel 3.2 Daftar Guru MI Ma’arif Tingkir Lor .................................................... 55
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Ma’arif Tingkir Lor ...................................... 55
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor .................................... 56
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 57
Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I....................................................... 75
Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ..................................................... 77
Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III .................................................... 79
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I- Siklus III ........................... 80
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus dalam PTK .................................................................. 11
Gambar 2.1 Peta Konsep Gaya dan Gerak ............................................................ 38
Gambar 2.2 Model Ketapel ................................................................................... 40
Gambar 2.3 Model Neraca .................................................................................... 41
Gambar 2.4 Peta Konsep Energi Listrik ............................................................... 43
Gambar 2.5 Model Energi Listrik ......................................................................... 44
Gambar 2.6 Skema Penetapan KKM .................................................................... 50
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus I- Siklus III .................................... 82
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus I- Siklus III ................................. 82
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis
Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 3. Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian
Lampiran 6. Identitas Kolaborator
Lampiran 7. Nama dan Inisial Siswa
Lampiran 8. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 11. Lembar Evaluasi Siklus I
Lampiran 12. Laporan Tertulis Siklus I
Lampiran 13. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 16. Lembar Evaluasi Siklus II
Lampiran 17. Laporan Tertulis Siklus II
Lampiran 18. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II
xviii
Lampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 20. Lembar Kerja Siswa Siklus III
Lampiran 21. Lembar Evaluasi Siklus III
Lampiran 22. Laporan Tertulis Siklus III
Lampiran 23. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III
Lampiran 24. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 25. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses untuk menyampaikan materi secara
formal kepada siswa, selain itu dalam pembelajaran guru harus dapat menciptakan
berbagai interaksi dengan siswanya. Pembelajaran dikelas selalu berpusat pada
guru yang menerangkan dan siswa mendengarkan. Suasana tersebut menjadikan
pembelajaran yang tidak konduksif dan tidak efektif sehingga materi yang
tersampaikan tidak dapat diterima dan dipahami siswa secara optimal. Guru perlu
menyadari bahwa pada saat mengajar guru lebih memposisikan dirinya sebagai
fasilitator. Keaktifan siswa dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan
salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Pembelajaran adalah
suatu konsepsi dari dua dimensi kegiatan belajar dan mengajar yang searah, yakni
diarahkan pada pencapaian tujuan (penguasaan sejumlah kompetensi) Supriadie
dan Darmawan (2012: 127). Rusmono (2012: 6) berpendapat bahwa pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses pembelajaran pada siswa. Allah Swt telah menjanjikan akan meninggikan
derajat orang yang memelajari ilmu pengetahuan sebagaimana Firman Allah Swt
dalam Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11, yang berbunyi:
والذين أوتوا العلم درجات واهلل با ت عملون خبي ي رفع اهلل الذين ءامنوا منكم
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Qs. Al-Mujadalah: 11)
2
Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menjelaskan
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara memahami alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya batas penugasan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
tetapi lebih sebagai proses penemuan. Pendidikan/pembelajaran IPA diharapkan
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan
lingkungannya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dengan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA hendaknya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk pengembangan kompetensi
menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah. Model pembelajaran IPA terpadu
memuat beberapa keterpaduan antar Kompetensi Dasar (Depdiknas, 2007).
Djamarah dan Zain (1997 : 3) berpendapat bahwa metode mempunyai andil
yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan
dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevasian penggunaan suatu
metode yang sesuai dengan tujuan. Berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai
dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang
terpatri didalam suatu tujuan. Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan
belajar mengajar bermacam-macam. Metode digunakan tergantung rumusan
tujuan, dalam mengajar jarang ditemukan guru menggunakan satu metode, tetapi
kombinasi dari dua atau beberapa macam metode. Metode gabungan digunakan
untuk meningkatkan keinginan belajar anak didik, dengan keinginannya belajar,
anak didik tidak sukar untuk mencapai tujuan pengajaran, karena bukan guru yang
3
memaksakan anak didik untuk mencapai tujuan tetapi anak didiklah dengan sadar
untuk mencapai tujuan.
Pembelajaran IPA yang terjadi saat ini, khususnya di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, pembelajaran IPA belum terlaksana secara optimal.
Guru cenderung hanya menyampaikan teori-teorinya saja, sedangkan
keterampilan proses dalam pembelajaran IPA kurang diperhatikan. Guru
menyampaikan materi IPA dengan metode ceramah. Guru aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sedangkan siswa hanya pasif duduk di bangku sambil
mendengarkan ceramah guru. Kegiatan pembelajaran yang seperti ini membuat
siswa menjadi bosan. Pembelajaran menjadi kurang bermakna sehingga siswa
tidak dapat memperoleh pengalaman yang berkesan. Hasil wawancara peneliti
dengan Bapak Ahmad Syafiq pada kamis, 21 Desember 2017 dengan guru kelas
VI MI Ma’arif Tingkir Lor, hasil pembelajaran IPA di MI tersebut belum
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Nilai ulangan
harian siswa masih banyak yang dibawah KKM 65, dari 23 siswa yang tuntas
belajar hanya 8 siswa sedangkan 15 siswa nilai masih di bawah KKM, dengan
presentase ketuntasan 34% < 85%. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA kelas VI
adalah 65. Siswa dalam memahami terhadap konsep pembelajaran IPA masih
perlu ditingkatkan lagi. Siswa terkadang hanya mengandalkan hafalan saja.
Keaktifan, motivasi, dan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan yang
dimiliki juga masih perlu ditingkatkan. Metode dan strategi pembelajaran aktif
(active learning) yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep
dalam pembelajaran IPA dan meningkatkan keaktifan serta rasa percaya diri
4
siswa, di antaranya yaitu metode proyek. Metode pembelajaran tersebut masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Siswa lebih memahami dengan apa
yang dipelajari, biasanya siswa langsung mempraktikkan apa yang siswa pelajari,
dan inilah yang disebut dengan metode proyek. Metode proyek sangatlah baik
juga, karena dalam ini siswa tidak hanya mendapat materi-materi saja. Metode
proyek akan selalu mengasah otak anak didik dalam melakukan eksperimen yang
mereka ujikan. Metode ini biasanya digunakan pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan, seperti Biologi, Fisika, Kimia dan lain sebagainya.
Samatowa (dalam Alawiyah dan Sopandi, 2011: 168) menyatakan metode
proyek dapat meningkatkan hasil belajar karena dalam pembelajaran IPA
dipandang dapat mengembangkan sikap ilmiah dan dalam metode ini menganut
pembelajaran ekperimental yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlaku sebagai ilmuan dalam mendesain dan mengkontruksi suatu proyek
penelitian serta lebih memfokuskan siswa untuk mengalami suatu proses
pemecahan masalah dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk
mendiskusikan dan merencanakan pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran proyek penekanannya terletak pada aktivitas siswa untuk
memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis,
membuat, hingga mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata. Selama beraktivitas tersebut siswa secara tidak sadar atau
sadar sikap yang dimilikinya akan mengalami perkembangan dan penerapan.
Moeslichatoen (1999: 137) menyatakan bahwa selain itu metode proyek juga
5
merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan
siswa dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok.
Berdasarkan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi dan Perubahannya
dengan Menggunakan Metode Proyek pada Siswa Kelas VI MI Ma’arif Tingkir
Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apakah Metode Pdapat meningkatan hasil belajar IPA materi Energi dan
Perubahannya pada siswa Kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga Tahun 2018?
2. Apakah penggunaan Metode Proyek dapat mencapai target KKM
individu/kelas ≥ 85% pada pembelajaran IPA materi Energi dan
Perubahannya pada siswa kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga Tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui metode proyek dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi Energi dan Perubahannya pada siswa Kelas VI MI Ma’arif Tingkir
Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui Metode Proyek dapat mencapai target KKM
individu/kelas ≥ 85% pada pembelajaran IPA materi Energi dan
6
Perubahannya pada siswa kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga Tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, baik secara teoretis maupun praksis. Manfaat tersebut
antara lain:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,
pengalaman dan wawasan tentang metode proyek pada mata pelajaran IPA
materi Energi dan Perubahannya untuk meningkatkan hasil belajar pada
siswa kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun 2018.
2. Manfaat Praksis
a. Manfaat bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah prestasi bagi guru
untuk meningkatkan mutu pembelajaran, serta menjadi masukan bagi
pendidik untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Energi
dan Perubahannya pada siswa.
b. Manfaat bagi Sekolah
1) Sekolah dapat meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA; dan
2) Sekolah dapat berkembang karena memiliki pendidik yang kreatif,
inovatif, dan profesional.
7
c. Manfaat bagi Siswa
1) Siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar IPA di MI Ma’arif
Tingkir Lor Salatiga menjadi lebih menyenangkan;
2) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar tentang Energi dan
Perubahannya;
3) Siswa dapat meningkatkan keaktifan dan partisipasi selama
proses pembelajaran; dan
4) Siswa dapat meningkatkatkan keberanian dalam mengungkapkan
pendapat, ide, pertanyaan, dan saran.
d. Manfaat bagi Pendidikan
1) Guru dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam
pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut
dan pada akhirnya pemahaman siswa akan meningkat; dan
2) Guru menjadikan dunia pendidikan akan semakin maju karena
guru semakin profesional dan kreatif dalam meningkatkan hasil
pembelajaran IPA pada umumnya dan materi Energi dan
Perubahannya pada khususnya.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika metode proyek
diterapkan dengan baik pada mata pelajaran IPA materi Energi dan
Perubahannya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa
8
Kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
Tahun 2018.
Jika metode proyek diterapkan dengan baik pada mata pelajaran
IPA materi Energi dan Perubahannya diharapkan dapat mencapai target
KKM individu/kelas ≥ 85% pada pembelajaran IPA materi Energi pada
siswa Kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
Tahun 2018.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penggunaan metode pembelajaran
proyek dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat
tercapai. Trianto (2009: 241) menyatakan bahwa indikator ketuntasan
siswa dapat dilihat secara individual adalah ketika siswa dapat mencapai
nilai ≥ 65 pada pembelajaran IPA materi Energi dan Perubahannya, dan
siklus akan berhenti secara klasikal apabila 85% sebanyak dari total
siswa dalam satu kelas mendapat ≥ 65. Maka penulis berkeinginan untuk
melakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas.
F. Definisi Operasional
1. Metode Proyek
Metode Proyek merupakan metode instruksional yang melibatkan
penggunaan alat dan bahan yang diusahakan oleh siswa secara
perseorangan atau kelompok untuk mencari jawaban suatu masalah
dengan perpaduan teori-teori dan dilaksanakan dalam jangka waktu
9
tertentu, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya ditampilkan atau di
presentasikan (Willis dalam Pujiastuti, dkk: 2013).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Belajar sendiri itu merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap (Abdurrahman, 2003: 37-38).
Susanto, Ahmad (2013: 6) menyatakan bahwa penilaian hasil
belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah, baik
menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Nilai diperoleh
berdasarkan secara langsung ketika setelah selesai mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru dan bukan diambil dari nilai yang tertera pada
raport, agar nilai yang diperoleh itu secara akurat.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dilakukan dengan menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), istilah dalam bahasa inggrisnya adalah classroom
action research yang berarti penelitian dengan tindakan yang dilakukan
dikelas. Aqib, Zainal dkk (2014: 3) mengemukakan bahwa PTK adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi
diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar
siswa meningkat. Sedangkan pendapat lain mengemukakan PTK
10
merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru dikelasnya
sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan
merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan
partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
proses pembelajaran dikelasnya (Kunandar, 2011: 46).
Arikunto, Suharsimi dkk (2014: 3) mengungkapkan PTK
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa Secara garis besarnya
penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang diberikan oleh guru
dan dilakukan oleh siswanya untuk memecahkan suatu masalah serta
meningkatkan hasil belajar siswa dikelas secara bertahap dan
berkelanjutan.
Peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena
melalui penelitian ini seorang peneliti dapat secara langsung dan ikut
berperan langsung dalam proses penelitian. Penelitian dilakukan dengan
cara mengumpulkan data observasi kelas, wawancara dengan guru dan
siswa. Tahap PTK dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:
11
Gambar Skema Siklus Penelitian
(Sumber: Arikunto, 2014: 16).
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dijadikan adalah siswa kelas VI MI Ma’arif
Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang berjumlah 23 siswa
dan berkolaborasi dengan bapak Syafiq Ahmad, S. Pd. I sebagai guru
kelas VI. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penerapan
metode pembelajaran proyek setelah itu dilakukan refleksi.
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto, Suharsimi dkk (2014: 17), mengemukakan bahwa tahap-
tahap dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan empat
tahapan yaitu meliputi: menyusun rencana (planning), pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
?
12
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Lebih
jelasnya sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana (planning)
Penyusunan rencana dalam tahap ini peneliti menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana
tindakan tersebut dilakukan. Peneliti harus melaksanakan kegiatan
sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang
dilakukan antara lain:
1) Guru mempersiapkan bahan untuk penerapan metode proyek;
2) Peneliti mempersiapkan sumber belajar yang relevan;
3) Peneliti menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab;
4) Peneliti menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk
mengetahui kondisi siswa dalam proses pembelajaran;
5) Peneliti menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam
pembelajaran; dan
6) Peneliti menyusun tes formatif untuk siswa.
b. Pelaksanaan (acting)
Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan yaitu menggunakan tindakan di kelas. Pelaksanaan sesuai
dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap
perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu
pendahuluan, inti (elaborasi, eksplorasi, konfirmasi) dan penutup.
c. Pengamatan (observing)
13
Pengaatan yang dilakukan oleh pengamat. Guru pelaksana yang
berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik”
terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika
guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan.
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran;
2) Evaluasi hasil observasi; dan
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I
pada siklus II.
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki
kinerja guru pada tahap siklus II dan seterusnya.
4. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian dalam tindakan ini dilakukan dengan
mengumpulkan data sebagai berikut:
a. Pedoman/Lembar Observasi
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan yang dilakukan siswa dan guru dalam proses
14
pembelajaran perubahan benda melalui metode proyek. Lembar
observasi guru dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru No Aspek yang Diamati Ya Tidak
PENDAHULUAN
1. Guru memberi salam
2. Salah satu siswa memipin do’a sebelum belajar
3. Guru melakukan absen
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
diharapkan
KEGIATAN INTI
EKSPLORASI
5. Guru memahami peta konsep tentang Gaya, Gerak, dan Energi
Listrik
6. Guru memberi penjelasan tentang gerak dan arah benda yang
dipengaruhi oleh Gaya
7. Guru memberi penjelasan tentang pemanfaatan Gaya dalam
berbagai peralatan: Alat panah, ketapel, dan jungkat-jungkit
8. Guru memahami prinsip kerja sumber energi listrik generator
9. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
pembelajaran
10. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, dan lapangan
ELABORASI
11. Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
12. Guru memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa
takut
13. Mengerjakan kegiatan
14. Menyebutkan penggerak pembangkit listrik
15. Guru memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
baik dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok
16. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok
KONFIRMASI
17. Guru mencocokkan hasil dari siswa tentang materi gaya dan gerak
18. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta
didik
19. Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan
PENUTUP
20. Guru melakukan refleksi
15
21. Guru memberikan kesimpulan bahwa gaya dapat mempengaruhi
gerak
22. Memberikan kesimpulan bahwa energi listrik sangat penting bagi
kehidupan
23. Memberikan kesimpulan bahwa sumber energi listrik yang besar
berupa generator
24. Berdo’a sebelum pulang
25. Guru memberi salam
(Sumber: Mulyasa, 2013: 124-125)
Tabel 1.2 Lembar Observasi Guru dan Siswa
dengan Pendekatan Metode Proyek No. Aspek yang dinilai Deskripsi
Guru Siswa
1. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan pengajaran dengan
metode proyek
2. Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan
dalam kegiatan proyek
3. Menetapkan rancangan pengelompokkan anak untuk
melaksanakan kegiatan proyek
4. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai
5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan pengajaran
dengan metode proyek.
6. Guru mengajukan sejumlah problematik. Siswa tidak dapat
diharapkan dengan sendirinya mampu melakukannya,
tanpa insiatif guru
7. Siswa memilih topik masalah yang diinginkan.Usulan
kerja proyek dapat dimulai pada saat guru mengajukan
sejumlah masalah yang dapat dipecahkan siswa melalui
kerja proyek
8. siswa membentuk kelompok kecil dan menentukan
langkah penyelesaian.
9. Siswa menyusun program kerja. Untuk menyusun program
secara reguler, guru perlu terlibat dalam pengaturan waktu,
karena siswa masih terikat dengan jam sekolah.
10. Siswa mencari sumber yang diperlukan. Kelangsungan
suatu proyek memerlukan fasilitas khusus sesuai dengan
masalah yang dipecahkan.
11. Siswa mengadakan penyelidikan. Secara umum untuk
berlangsungnya proyek diperlukan ruangan khusus tempat
siswa bekerja, yang dilengkapi dengan meja yang lebar
dan kursi-kursi.
12. Mengumpulkan data yang dipandang penting. Dalam
penyelidikan di laboratorium tertutup maupun terbuka,
semua kejadian di tulis dan data yang didapat dicatat
dengan baik, kemudian diverifikasi.
13. Menyusun laporan tertulis
(Sumber: Wena dalam Pujiastuti dkk, 2013: 101-102)
16
b. Tes
Tes dilakukan dengan memberikan soal mengenai materi
yang telah disampaikan (lembar soal) untuk mendapatkan
informasi atau data tentang pemahaman siswa terhadap materi
yang telah disampaikan dengan metode proyek.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data digunakan untuk menjawab
masalah-masalah yang telah dirumuskan dan untuk menguji hipotesis,
karena data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian.
Pengumpulan data penelitian ini dikumpulkan dengan cara
menggunakan metode:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan secara langsung
terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya secara
teliti (Latifah, 2016: 11). Guru melakukan 12 pengamatan pada
setiap siklus kepada siswa untuk mengetahui tentang aktivitas dan
prestasi belajar terhadap materi yang diajarkan.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran IPA. Setiap siklus guru memberikan tes
tertulis dalam bentuk uraian untuk mengukur pemahaman siswa
dalam pemahaman terhadap materi perubahan benda.
17
6. Analisis Data
Analisis data dalam rancangan PTK ini menggunakan analisis
deskriptif, deskriptif yang digunakan berupa persentase sebagai
berikut:
P = Jumlah Tuntas Belajar X 100%
Jumlah Siswa
(Sumber: Aqib, 2014: 41)
H. Sistematika Penulisan
Penelitian Tindakan Kelas secara umum dibagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dalam
sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Cakupan bagian awal meliputi: Halaman Sampul; Halaman Judul;
Lembar Berlogo IAIN; Halaman Persetujuan Pembimbing; Halaman
Pernyataan Keaslian Penelitian; Halaman Pengesahan Kelulusan,
Halaman Motto dan Persembahan; Kata Pengantar; Abstrak; Daftar Isi;
Daftar Tabel; Daftar Gambar; dan Daftar Lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN memuat tentang: Latar Belakang; Rumusan
Masalah; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian (Manfaat Teoritis dan
Manfaat Praktis), Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan;
Definisi Operasional; Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Subjek
Penelitian, Langkah-langkah Penelitian, Metode Pengumpulan Data,
18
Instrumen Penilaian, Pengumpulan Data, dan Analisis Data) dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI memuat tentang: Kajian Teori (Kajian
Teori, Kajian Materi Penelitian), dan Kajian Pustaka.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN memuat tentang: Deskripsi
Pelaksanaan Siklus I (Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi); Deskripsi Pelaksanaan Siklus II; dan Deskripsi Pelaksanaan
Siklus III.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN memuat tentang:
Deskripsi per siklus (data hasil penelitian, refleksi), dan Pembahasan.
BAB V PENUTUP memuat tentang: Kesimpulan dan Saran.
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kajian Teori
a. Belajar
1) Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memeroleh suatu
konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang
relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak
(Susanto, 2013: 4). Slameto (1995: 2) berpendapat bahwa belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memeroleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Belajar merupakan aktivitas yang sangat
penting bagi perkembangan individu, belajar akan terjadi setiap
saat pada diri seseorang, dimanapun dan kapanpun proses belajar
dapat terjadi. Belajar tidak hanya terjadi di bangku sekolah, tidak
hanya terjadi ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya
terjadi ketika seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung
(Sriyanti, 2013: 15).
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang
20
ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan
perubahan. Perubahan yang diharapkan bukan perubahan fisik,
tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang
baru. Belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untu memeroleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif, dan
psikomotorik.
2) Ciri-ciri Belajar
Slameto (1995: 3-4) menyatakan bahwa ciri-ciri belajar itu
meliputi perubahan yang terjadi secara sadar; perubahan dalam
belajar bersifat kontinu dan fungsional; perubahan dalam belajar
bersifat positif dan aktif; perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara; perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah; dan
perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
a) Perubahan yang terjadi secara sadar;
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan
telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Individu
mengalaminya secara langsung dan perubahannya secara
berkesinambungan, sesuai dengan tingkat kematangan individu
dalam menyerap pelajaran.
21
b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional;
Individu mengalami perubahan sebagai hasil belajar,
perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus-
menerus. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya. Perubahan ini terjadi secara
berkelanjutan dan tidak terputus.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif;
Individu yang mengalami dalam perbuatan belajar,
perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan bertujuan
untuk memeroleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya,
dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan,
makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu
tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha
individu sendiri. Belajar itu dengan niat yang baik dan
diimbangi melalui usaha untuk memeroleh perubahan yang
baik dari sebelumnya.
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara;
Individu yang mengalami perubahan yang bersifat
sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat
saja, seperti berkeringat, ke luar air mata, bersin, dan
sebagainya, hal ini tidak dapat digolongkan sebagai perubahan
22
dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses
belajar bersifat menetap atau permanen, berarti bahwa tingkah
laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah; dan
Individu yang mengalami perubahan tingkah laku itu
terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar
terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar
disadari. Perubahan belajar ini dilakukan dengan arah pada
tingkah laku secara sadar dan sesuai tujuan yang dicapai.
f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Individu yang mengalami perubahan diperoleh setelah
memalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan
tingkah laku. Seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya akan
mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
3) Prinsip-prinsip Belajar
Sukmadinata (2004: 165-167) menyatakan bahwa prinsip
belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,
dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip belajar diantaranya
belajar merupakan bagian dari perkembangan; belajar berlangsung
seumur hidup; keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor
bawaan; belajar mencakup semua aspek kehidupan; kegiatan
belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu; belajar
23
berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru; belajar yang
direncana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi; perubahan
belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang
sangat kompleks; hambatan-hambatan dalam belajar; dan untuk
kegiatan tertentu diperlukan adanya bantuan atau bimbingan dari
orang lain.
a) Belajar merupakan bagian dari perkembangan
Berkembang dan belajar merupakan dua hal yang
berbeda, tetapi hubungannya erat. Perkembangan dituntut
belajar, dan dengan belajar ini perkembangan individu lebih
pesat.
b) Belajar berlangsung seumur hidup
Kegiatan belajar dilakukan sejak lahir sampai menjelang
kematian, sedikit demi sedikit dan terus-menerus. Perbuatan
belajar dilakukan individu baik secara sadar ataupun tidak,
disengaja ataupun tidak, direncanakan ataupun tidak.
c) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor bawaan,
lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri,
dengan berbekalan potensi yang tinggi, dan dukungan faktor
lingkungan yang menguntungkan, usaha belajar dari individu
yang efisien dilaksanakan pada tahap kematangan yang tepat
akan memberikan hasil hasil belajar yang maksimal, begitu
juga sebaliknya akan memberikan hasil yang minim pula.
24
d) Belajar mencakup semua aspek kehidupan
Belajar bukan hanya berkenan dengan aspek intelektual,
tetapi juga aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, moral,
religi, seni, dan keterampilan.
e) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu
Kegiatan belajar tidak hanya berlangsung di sekolah,
tetapi juga di rumah, di masyarakat, di tempat rekreasi bahkan
dimana saja bisa terjadi perbuatan belajar. Belajar juga terjadi
setiap saat, tidak hanya berlangsung pada jam-jam pelajran
tertentu.
f) Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru
Proses belajar dapat berjalan dengan bimbingan seorang
guru, tetapi juga tetap berjalan meskipun tanpa guru. Belajar
juga berlangsung dalam kondisi formal maupun kondisi non
formal.
g) Belajar yang direncana dan disengaja menuntut motivasi yang
tinggi
Kegiatan belajar diarahkan pada penguasaan, pemecahan
atau pencapaian sesuatu hal yang dinilai tinggi, yang dilakukan
secara sadar dan berencana dan membutuhkan motivasi yang
tinggi.
25
h) Perubahan belajar bervariasi dari yang paling sederhana
sampai dengan yang sangat kompleks
Perbuatan yang sederhana adalah mengenal tanda (signal
learning dari Gagne), mengenal nama, meniru perbuatan dan
lain-lain, sedangkan perbuatan yang kompleks adalah
pemecahan masalah dan pelaksanaan sesuatu rencana.
i) Hambatan-hambatan dalam belajar
Proses kegiatan belajar tidak selalu lancar, adakalanya
terjadi kelambatan atau perhentian. Kelambatan atau
perhentian ini terjadi karena belum adanya penyesuaian
individu dengan tugasnya, adanya hambatan dari lingkungan,
ketidakcocokan potensi yang dimiliki individu, kurangnya
motivasi adanya kelelahan atau kejenuhan belajar.
j) Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau
bimbingan dari orang lain
Tidak semua hal dapat dipelajari sendiri. Hal-hal tertentu
perlu diberikan atau dijelaskan oleh guru, hal-hal lain perlu
petunjuk dari instruktur dan untuk memecahkan masalah
tertentu diperlukan bimbingan dari pembimbing.
b. Hasil Belajar
1) Hakikat Hasil Belajar
Abdurrahman (2003: 37) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
26
belajar. Belajar itu sendiri suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memeroleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Tiga ranah dominan hasil belajar yaitu afektif,
kognitif dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan keluaran
(output) dari suatu sistem pemrosesan (input). Masukan dari sistem
tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan
keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Hasil
belajar dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan meliputi: Pengetahuan
tentang fakta, pengetahuan tentang prosedur, pengetahuan tentang
konsep, dan pengetahuan tentang prinsip. Hosnan (2014: 158)
menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku
baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun
peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah
menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar dari berbagai pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi
pada diri siswa baik peningkatan aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotoriknya sebagai hasil dari kegiatan belajar.
2) Macam-macam Hasil Belajar
Susanto (2013: 6-11) menyatakan bahwa macam-macam
hasil belajar meliputi pemahaman konsep; keterampilan proses; dan
sikap.
27
a) Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari, dalam
artian bahwa sebagian besar siswa mampu menerima, menyerap,
dan memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat,
yang di alami, yang siswa rasakan berupa hasil penelitian atau
observasi langsung yang siswa lakukan.
b) Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan keseluruhan ketermapilan
ilmiah yang terarah baik kognitif maupun psikomotorik yang
dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep yang telah ada
sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan (falsifikasi), dengan kata lain keterampilan digunakan
sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip,
dan teori.
c) Sikap
Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan
sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap
dunia sekitarnya baik secara individu-individu maupun terhadap
objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku,
dan tindakan seseorang.
28
3) Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Susanto (2013: 12-13) Faktor yang memengaruhi belajar dibagi
menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:
a) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal berasal dari luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran
orang tua, perhatiuan orang tua yang kurang terhadap anaknya serta
kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua
dalam kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh besar dalam hasil
belajar peserta didik.
c. Metode Pembelajaran
1) Hakikat Metode Pembelajaran
Sutikno (2014: 33-38) menyatakan bahwa metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang
29
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta
didik dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Moeslichatoen (1999: 7) menyatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode
dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan
ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya
merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.
Boeree, George (2008: 53) menyatakan bahwa tidak ada
sesuatu yang begitu berguna bila dibandingkan dengan teori yang
baik. Esensi metode pembelajaran oleh Boeree yaitu menguji
pengalaman secara seksama, tanpa prasangka teoretis; menemukan
keesensialan dari setiap pengalaman tersebut; dan
mengomunikasikan apa yang telah ditemukan agar bisa dilakukan
verifikasi.
Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau upaya yang
dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar mengajar pada
siswa tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2) Faktor-faktor yang Memengaruhi dalam Metode
Pembelajaran
Sutikno, Sobry (2014: 36-37) memilih dan menggunakan
metode tidak boleh sembarangan, karena pada setiap metode
memiliki kelebihan dan kelemahan dan belum tentu cocok dengan
semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Faktor
30
yang memengaruhi dalam metode pembelajaran meliputi tujuan
yang hendak dicapai; materi pelajaran; peserta didik; situasi;
fasilitas; dan guru.
a) Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan
pembelajaran. Tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus
sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan
pembelajaran. Semakin jelas operasional tujuan yang akan
dicapai, maka semakin mudah menentukan metode
mencapaiannya, dan sebaliknya.
b) Materi pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak
disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan kuasai oleh
peserta didik.
c) Peserta didik
Peserta didik sebagai subyek belajar memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan,
motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga maupun harapan
terhadap masa depannya. Semua perbedaan tersebut akan
berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran.
Perbedaan-perbedaan inilah yang wajib dikelola, diorganisir
guru untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal.
31
d) Situasi
Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan
pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat
situasi. Pada waktu-waktu tertentu guru perlu melakukan
proses pembelajaran diluar kelas atau di alam terbuka.
e) Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode. Ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu
pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya
laboratorium untuk praktik, jelas kurang mendukung
penggunaan metode demonstrasi atau eksperimen.
f) Guru
Setiap guru memiliki kepribadian, (performance style),
kebiasaan dan pengalaman membelajarkan yang berbeda-
beda. Kompetensi membelajarkan biasanya dipengaruhi oleh
latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar belakang
keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode,
namun sering mengalami hambatan dalam penerapannya.
d. Metode Proyek
1) Hakikat Metode Proyek
Moeslichatoen (1999: 137) menyatakan bahwa metode
proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar
dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang
32
harus dipecahkan secara berkelompok, dengan menggunakan
metode proyek, anak memperoleh pengalaman belajar dalam
berbagai pekerjaan dan tanggung jawab utnuk dapat dilaksanakan
secara terpadu dalam rangka mencapai tujuan akhir bersama.
Thomas (dalam Rezeki dkk, 2015: 76) mengatakan
pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
memberikan kesempatan guru untuk mengelola pembelajaran di
kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajaran berbasis
proyek merupakan metode pembelajaran yang dapat membantu
siswa membangun pemikirannya dan keterampilan berkomunikasi.
Willis (dalam Pujiastuti dkk, 2013: 101) menjelaskan bahwa
metode proyek merupakan metode instruksional yang melibatkan
penggunaan alat dan bahan yang diusahakan oleh peserta didik
secara perseorangan atau kelompok untuk mencari jawaban suatu
masalah dengan perpanduan teori-teori dan dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya
ditampilkan atau dipresentasikan.
Metode proyek dalam berbagai pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa metode proyek merupakan strategi pengajaran
yang melibatkan anak dalam belajar memecahkan masalah dengan
melakukan kerjasama dengan anak lain, masing-masing melakukan
bagian pekerjaanya secara individual atau dalam kelompok kecil
untuk mencapai tujuan yang menjadi milik bersama.
33
2) Tujuan Metode Proyek
Moeslichatoen (1999: 144-145) tujuan metode proyek yaitu:
a) Kegiatan yang bersumber dari pengalaman anak sehari-hari
dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun diluar sekolah.
Kegiatan belajar bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun
berada;
b) Kegiatan yang sedemikian kompleks yang menuntut bermacam
penanganan yang tidak mungkin dilakukan anak secara
perseorangan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.
Kegiatan belajar tidak harus dengan guru tetapi juga bisa
dilakukan secara individu;
c) Kegiatan untuk membantu mengembangkan kemampuan
berpikir dan menalar, kemampuan bekerja sama dengan anak
lain dan memperluas wawasan anak. Kegiatan belajar
dilakukan agar siswa dapat melatih dan menambah
kemampuan dalam berfikir;
d) Kegiatan yang cukup menantang bagi anak dalam
pengembangan kesehatan fisik dan kesejahteraan. Kegiatan
dengan metode proyek sebagai tantangan tersendiri dalam
mengembangkan mental serta fisik siswa; dan
e) Kegiatan itu dapat memberikan kepuasan masing-masing anak.
Siswa memiliki kepuasan tersendiri dalam melakukan kegiatan
belajar dengan menggunakan metode proyek.
34
3) Manfaat Metode Proyek
Moeslichatoen (1999: 142-143) manfaat metode proyek
meliputi:
a) Metode proyek melatih siswa untuk menjadi pribadi yang
percaya diri. Siswa dilatih agar selalu percaya diri dalam
melaksanakan kegiatan;
b) Metode proyek memberi pemahaman secara utuh tentang
bagaimana cara memecahkan masalah dengan kelompoknya.
Siswa dapat menemukan solusi tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan; dan
c) Metode proyek memberi kesempatan siswa untuk
mengeksplorasi kemampuan, minat serta kebutuhan siswa.
Siswa dituntut agar mancari dan menggali pengetahuan yang
dimiliki pada diri siswa.
4) Kelebihan dan Kekurangan
Moeslichatoen (1999: 141-142) kelebihan dan kekurangan
dalam metode proyek meliputi:
a) Kelebihan
(1) Metode proyek meningkatkan motivasi belajar siswa
untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai;
35
(2) Metode proyek meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah;
(3) Metode proyek membuat siswa lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks; dan
(4) Metode proyek mendorong kemampuan siswa untuk
mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
b) Kekurangan
(1) Metode proyek memerlukan banyak waktu untuk
menyelesaikan masalah;
(2) Metode proyek membutuhkan biaya yang cukup banyak;
(3) Metode proyek membutuhkan banyaknya peralatan yang
harus disediakan; dan
(4) Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
5) Langkah-langkah Metode Proyek
Moeslichatoen (1999: 146) menyatakan bahwa selain itu guru
juga dapat mempersiapkan rancangan menggunakan metode proyek
yaitu sebagai berikut:
a) Guru menetapkan tujuan dan tema kegiatan pengajaran dengan
metode proyek;
b) Guru menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan
dalam kegiatan proyek;
36
c) Guru menetapkan rancangan pengelompokan anak untuk
melaksanakan kegiatan proyek;
d) Guru menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai; dan
e) Guru menetapkan rancangan penilaian kegiatan pengajaran
dengan metode proyek.
Wena (dalam Pujiastuti dkk, 2013: 101-102) menyatakan
bahwa langkah-langkah metode proyek sebagai berikut:
a) Guru mengajukan sejumlah problematik. Siswa tidak dapat
diharapkan dengan sendirinya mampu melakukannya, tanpa
insiatif guru;
b) Siswa memilih topik masalah yang diinginkan. Usulan kerja
proyek dapat dimulai pada saat guru mengajukan sejumlah
masalah yang dapat dipecahkan siswa melalui kerja proyek;
c) Guru membentuk kelompok kecil dan menentukan langkah
penyelesaian;
d) Guru menyusun program kerja. Untuk menyusun program
secara reguler, guru perlu terlibat dalam pengaturan waktu,
karena siswa masih terikat dengan jam sekolah;
e) Guru mencari sumber yang diperlukan kelangsungan suatu
proyek memerlukan fasilitas khusus sesuai dengan masalah
yang dipecahkan;
37
f) Guru mengadakan penyelidikan Secara umum untuk
berlangsungnya proyek diperlukan ruangan khusus tempat
siswa bekerja, yang dilengkapi dengan meja yang lebar dan
kursi-kursi;
g) Siswa mengumpulkan data yang dipandang penting.
Penyelidikan di laboratorium tertutup maupun terbuka, semua
kejadian di tulis dan data yang didapat dicatat dengan baik,
kemudian diverifikasi; dan
h) Menyusun laporan tertulis.
Penilaian metode proyek diharapkan: siswa dapat
memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan bagian
pekerjaan yang harus diselesaikan masing-masing; siswa
menyelesaikan tanggung jawabnya secara tuntas; siswa dapat
menyelesaikan bagian pekerjaan bersama anak lain; dan siswa
menyelesaikan bagian pekerjaannya secara kreatif.
2. Kajian Materi Penelitian
a. Energi dan Perubahannya (Gaya dan Gerak)
Tim Bina IPA (2008: 88-93) menyatakan bahwa gaya
merupakan tarikan atau dorongan yang mempengaruhi keadaan
suatu benda. Gerak merupakan perpindahan tempat atau kedudukan
suatu benda. Pegas merupakan per atau benda yang memiliki sifat
dapat melenting. Gaya dan gerak dapat dilihat pada Gambar 2.1.
38
Gambar 2.1. Peta Konsep Gaya dan Gerak
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 88)
1) Hubungan antara Gaya dan Gerak
Jungkat-jungkit merupakan pengungkit dengan penumpu
dibagian tengah. Gerak jungkat-jungkit adalah naik-turun di
kedua sisinya. Seorang anak melakukan tolakan terhadap tanah
agar dapat naik. Dorongan menunjukkan terhadap tanah. Anak
yang lain dapat turun karena adanya tarikan. Tarikan itu terjadi
akibat gaya gravitasi terhadap anak itu. Perahu motor menarik
pemain ski air dengan seutas tali. Gaya tarik perahu motor
menyebabkan pemain ski bergerak. Kegiatan ini terjadi
tarikan. Seorang ibu mendorong kereta bayi. Gaya otot tangan
sang ibu bekerja pada kereta bayi. Gaya ini menyebabkan
kereta bergerak dan terjadi dorongan.
Gerak adalah perubahan posisi, benda dikatakan
bergerak bila posisinya berubah dari posisi awal. Penyebab
benda bergerak adalah gaya. Gaya adalah tarikan atau
dorongan yang dapat mempengaruhi keadaan benda. Benda
Gaya dan Gerak
Hubungan antara
Gaya dan Gerak Menyelediki Hubungan
Gaya dan Gerak melalui
Model
Membuat model Ketapel
Membuat Neraca Pegas
39
yang dikenai gaya dapat bergerak dan berhenti bergerak,
berubah bentuk, atau berubah arah geraknya.
2) Hubungan Gaya dan Gerak melalui Model
Model merupakan rancangan atau tiruan suatu benda.
Hubungan gaya dan gerak melalui model ketapel dan model
neraca dapat dijelaskan melalui karekateristik di bawah ini:
a) Gerak sebuah benda dipengaruhi oleh gaya;
b) Gaya yang dikenakan pada sebuah benda diam
menyebabkan benda dapat bergerak;
c) Gaya yang dikenakan pada sebuah benda yang bergerak
menyebabkan benda semakin cepat bergerak, benda
semakin lambat bergerak, benda bergerak dengan arah
yang berubah, dan benda berhenti bergerak.
Hubungan antara gaya dan gerak mari membuat model-
model seperti berikut:
a) Model Ketapel
Model dalam membuat ketapel sangatlah mudah dan
bahan yang digunakan cukup sederhana, ketika kamu
menarik ketapel maka karet ketapel akan elastis, karet
ketapel yang merenggang akan menghasilkan gaya pegas
pada ketapel, ketika karet dan batu yang terdapat pada
ketapel kamu lepaskan maka gaya pegas akan
menyebabkan batu terlempar.
40
Gambar 2.2 Model Ketapel
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 90)
Alat dan bahan untuk membuat model ketepel
berupa: gelang, kalep (bekas sepatu kulit), ranting kayu
berbentuk huruf Y, gunting, dan pisau. Ketapel dapat
dibuat dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut: kupas kulit luar ranting kayu berbentuk Y dengan
menggunakan pisau; bentuklah kalep dari bekas kulit
sepatu dengan menggunakan pisau dan gunting; potong
salah satu karet gelang menjadi empat bagian sama
panjang, dengan menggunakan potongan karet gelang
tersebut, ikat karet gelang lainnya pada kalep; ikatlah
masing-masing ujung karet gelang pada ranting kayu;
cobalah gunakan ketapel buatanmu itu dengan menjepit
sebuah kerikil pada kalep. Pegang erat-erat tangkai ketapel
lalu tariklah kalep kebelakang. Arahkan tangkai ketapel
kearah yang kamu inginkan, selanjutnya lepaskan
pegangan kalepnya sehingga kerikil terlontar ke depan.
41
b) Model Neraca Pegas
Model membuat neraca pegas cukup mudah dan
bahanya juga mudah didapat, dengan memanfaatkan
bahan yang sudah tidak terpakai yang ada dilingkungan
sekitar.
Gambar 2.3 Model Neraca Pegas
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 91)
Alat dan Bahan yang digunakan untuk membuat
neraca berupa: kawat, papan, paku kecil dan sedang, karet
dari sandal jepit, karet gelang, palu, spidol, penggaris, dan
lem. Cara kerja membuat neraca pegas: rancang neraca
pegas secara sederhana dengan mengikuti seperti pada
gambar; dan setelah model neraca pegas selesai dibuat,
gantunglah dua buah benda yang bobotnya berbeda (berat
dan ringan) secara bergantian.
Sapriati, dkk (2008: 844-851) mengemukakan bahwa Gaya
merupakan konsep yang abstrak, karena tidak dapat diamati, dan
kita hanya dapat mengamati akibat yang ditimbulkan oleh gaya.
Contoh dalam kehidupan sehari hari seperti mendorong meja,
menggeser lemari, dan membuka pintu. Gaya juga bisa diartikan
42
sebagai tarikan atau dorongan, dalam pengertian ilmiah gaya
adalah suatu yang dapat menyebabkan suatu benda/yang
dikenainya berubah, seperti halnya:
1) Berubah bentuknya, misalnya plastisin dapat diubah bentuknya
dengan menekan atau menariknya dengan tangan.
2) Berubah kecepatannya, misalnya mobil dari berhenti menjadi
bergerak atau dari bergerak lambat menjadi bergerak cepat,
dari bergerak menjadi berhenti.
3) Berubah arah geraknya, misalnya bola yang menggelinding
dapat ditendang sehingga menuju arah yang diinginkan.
b. Energi Listrik
Energi listrik merupakan salah satu energi yang serba guna.
Banyak peralatan rumah tangga atau mesin-mesin yang
memanfaatkan energi listrik. Energi listrik banyak digunakan karena
mudah diubah menjadi bentuk energi lain.
Isolator merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Konduktor merupakan bahan yang dapat menghantarkan
arus listrik. Listrik merupakan daya atau kekuatan yang ditimbulkan
oleh adanya pergesekan atau melalui proses kimia, dapat digunakan
untuk menghasilkan panas atau cahaya, dan bisa digunakan untuk
menjalankan mesin. Listrik statis merupakan pengaruh yang
ditimbulkan oleh muatan listrik yang lain. Korsleting merupakan
hubungan singkat akibat arus pendek pada listrik, sedangkan sakelar
43
merupakan penghubung dan pemutus aliran listrik (untuk
menghidupkan atau mematikan lampu). Alat ukur tegangan listrik
disebut Voltmeter, alat ukur arus listrik disebut amperemeter, dan
alat ukur hambatan listrik disebut ohmmeter. Energi listrik dapat
dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Peta Konsep Energi Listrik
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 98)
1) Gejala dan Sumber Energi Listrik
Haryanto (2006: 138-140) menyatakan bahwa gejala
listrik sebagai berikut:
a) Gejala-gejala kelistrikan merupakan tanda-tanda adanya
listrik. Tuhan telah menunjukkan adanya gejala listrik di
alam melalui peristiwa kilat dan petir. Orang belum
banyak menyadari kalau kilat dan petir merupakan tanda-
tanda adanya listrik. Kisah ditemukannya adanya gejala
listrik diamati oleh Thales Miletus dari Yunani, sekitar
tahun 585 Sebelum Masehi. Thales menemukan
Gejala dan Sumber
Energi Listrik
Perpindahan
Energi Listrik
Perubahan
Energi Listrik
Gejala Kelistrikan dan
Sumber Energi Listrik
Energi Listrik
44
sepotong ember yang digosok dengan cara tertentu dapat
menarik potongan jerami. Pada tahun 1600, William
Gilbert dari Inggris menemukan bahwa ada banyak
benda yang apabila digosok dengan car tententu
menjadikan benda tersebut bermuatan listrik sehingga
dapat menarik benda lain. Istilah listrik berasal dari
William Gilbert yang kemudian dikenal sebagai Bapak
Listrik. Model gejala kelistrikan melalui sisir
rambut/penggaris yang di gosokkan ke rambut kepala
dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Model Gejala Kelistrikan
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 99)
Alat dan Bahan berupa: sisir palstik atau penggaris dan
potongan kertas kecil. Energi kelistrikan dapat dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut: menggosok-gosokan
sisir palstik/penggaris pada rambutmu, rambut harus kering
dan tidak berminyak; dekatkanlah sisir plastik/penggaris pada
potongan kertas yang kecil; amati apa yang terjadi, kertas akan
45
ditarik oleh sisir plastik/penggaris. Sisir plastik menjadi
bermuatan listrik sehingga dapat menarik potongan kertas
kecil, namun keadaan tersebut hanya sebentar, hal tersebut
dinamakan gejala listrik statis.
b) Sumber Energi Listrik meliputi baterai, aki, dinamo, dan
generator. Baterai sering digunakan sering digunakan untuk
menyalakan lampu senter, radio, arloji, dan kalkulator. Arus
listrik dalam baterai berasal dari bahan kimia didalamnya.
Selama bahan kimia tersebut masih dapat menghasilkan arus
listrik, baterai dapat digunakan. Aki disebut juga akumulator,
didalamnya terdapat lempengan timbal (logam) dan cairan
asam sulfat. Aki yang sudah lemah energi listriknya dapat diisi
kembali (dicas atau disetrum) sehingga aki dapat digunakan
lagi. Aki banyak digunakan dalam sepeda motor dan mobil.
Seperti halnya baterai, aki memperoleh energi listrik dari
energi kimia. Dinamo didalamnya terdapat kumparan kawat
dan magnet. Kepala dinamo ketika berputar, kumparan kawat
ikut berputar sehingga menimbulkan medan magnet. Medan
magnet itulah yang membangkitkan listrik. Dinamo biasanya
terdapat pada sepeda, jika ban sepeda berputar, maka kepala
dinamo akan berputar sehingga menghasilkan energi listrik,
jadi energi listrik diperoleh dari energi gerak.
46
Generator biasa dipakai pada pusat pembangkit listrik.
Cara kerja generator sama dengan dinamo. Generator
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Untuk memutar
generator diperlukan energi sehingga energi listrik dapat
dihasilkan. Energi dapat diperoleh antara lain dengan bantuan
tenaga air, uap, angin, dan batu bara. Pusat pembangkit listrik
diantaranya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik
Tenaga Geotermal (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),
Pembangkit Listrik Tenaga Angin, dan Pembangkit Listrik
Tenaga Batu Bara.
2) Perpindahan Energi Listrik
Energi listrik berasal dari pembangkit energi listrik yang
kemudian dialirkan kerumah melalui kabel. Kabel terdiri atas
serat-serat tembaga yang dibungkus karet atau plastik. Tembaga
merupakan logam yang bersifat menghantarkan listrik, sedangkan
karet dan plastik bukan termasuk logam dan bersifat tidak
menghantarkan listrik. Bahan yang dapat mengahnatarkan listrik
dengan baik disebut konduktor listrik. Bahan yang tidak
menghantarkan listrik disebut isolator listrik.
47
3) Perubahan Energi Listrik
Energi listrik dapat dimanfaatkan atau diubah menjadi
energi lain. Radio dapat berbunyi jika dihubungkan dengan listrik,
jadi radio merupakan salah satu contoh perubahan energi listrik
menjadi energi bunyi. Penggunaan mikser dan setrika, mikser
merupakan merupakan contoh perubahan dari energi listrik
menjadi energi gerak, sedangkan setrika mengubah energi listrik
menjadi energi panas.
3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
a. Pengertian Ketuntasan Minimal
Prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah
menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan siswa. Kriteria paling rendah untuk
menyatakan siswa mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Khaeruddin (2007: 3) menyatakan bahwa Kriteria Ketuntasan
Belajar (KKM) adalah tingkat pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran oleh siswa per mata pelajaran. Acuan
kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat
terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remidial bagi
yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah
melampaui kriteria ketuntasan minimal.
48
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian
kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100
(seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal.
Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75.
Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di
bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
b. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar
Pembelajaran yang berbasis kompetensi menggunakan konsep
belajar tuntas (mastery learning). Konsep pada pembelajaran ini siswa
tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum
mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan Dirjen PAI
(2011: 400). Siswa yang belajar lambat perlu waktu yang lebih lama
untuk materi yang sama, siswa dapat berhasil jika kompetensi awal
mereka terdiagnosis secara benar. Nilai ketuntasan ideal= 100, batas
minimum menurut konsep belajar tuntas siswa harus mencapai skor
75-80%. Setiap mata pelajaran dapat berbeda batas basis minimal
ketuntasannya. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu
kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0%- 100%. Kriteria ideal
untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%, namun sekolah
dapat menetapkann kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah
50%, 60%, atau 70%. Penetapan itu disesuaikan kondisi sekolah,
seperti tingkat kemampuan akademis siswa, kompleksitas indikator,
49
dan daya dukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana Dirjen
PAI (2011: 399).
Hasil penelitian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah
dibandingkan dengan sekolah lain (benchmarking), melalui
pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan
kualitasnya, peningkatan kriteria pencapaian indikator semakin
mendekati 100%, apabila nilai siswa untuk indikator pencapaian sama
atau lebih besar dari kriteria tetuntasan dapat dikatakan bahwa siswa
telah menuntaskan indikator, apabila semua indikator telah tuntas,
dapat dikatakan siswa telah menguasai KD yang bersangkutan. Siswa
dapat diinterprestasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran.
Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas lebih dari
50%, siswa dapat mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti
remidial untuk indikator yang belum tuntas, apabila nilai indikator
dari KD lebih kecil dari kriteria ketuntasan, indikator siswa belum
tuntas. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang belum tuntas
sama atau lebih dari 50%, siswa tidak dapat mempelajari KD
berikutnya Dirjen PAI (2011: 399).
c. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1) Langkah-langkah Penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru
mata pelajaran. Langkah-langkah penetapan KKM sebagai berikut :
50
a) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa dengan Gambar
2.6 Skema Penetapan KKM sebagai berikut:
Gambar 2.6 Skema Penetapan KKM
(Sumber: Penetapan KKM)
Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK, hingga
KKM mata pelajaran;
b) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan
guru dalam melaksanakan penilaian;
c) KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, yaitu siswa, orang tua, dan dinas
pendidikan;
d) KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian
dilaporkan kepada orang tua atau wali siswa.
2) KKM dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Kriteria Ketuntasan Minimal menurut Depdikbud (dalam
Trianto 2012: 241) sebagai berikut :
a) Kriteria Ketuntasan Minimal Individual
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)
jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65 sesuai KKM sekolah.
KKM
Indikator
I
I
KKM
KD
KKM
SK
SK
KKM
MP
51
b) Kriteria Ketuntasan Minimal Klasikal
Kelas tersebut dikatakan tuntas belajarnya jika dari jumlah
siswa dalam satu kelas ≥ 85% mendapat nilai ≥ 65.
c) Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional
Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional sesuai dengan
kurikulum 2013 adalah 75.
B. Kajian Pustaka
Penelitian dilakukan oleh Mudmainah, (2015: 5,6, dan 69) judul penelitian
tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan
Minat Belajar IPA Pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri Bumijo Tahun
2014/2015”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan
metode pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan minat belajar IPA
pada siswa kelas III SD Negeri Bumijo Tahun 2014/2015?, tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan peningkatan minat belajar IPA melalui penerapan
metode pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas III SD Negeri Bumijo
Tahun 2014/2015. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus dengan subjek siswa kelas III yang berjumlah 28
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran
berbasis proyek dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA
kelas III SD Negeri Bumijo Tahun 2014/2015. Hasil skor terbukti bahwa minat
belajar pada pra tindakan skor 0% dikarenakan belum ada tindakan pada siswa,
pada siklus I menjadi 86% meningkat pesat dari pratindakan ke siklus I karena
ada tindakan terhadap siswa tentunya diimbangi dengan bimbingan guru dan pada
52
siklus II menjadi 96%. Siklus II selain ada tindakan terhadap siswa juga bahan
pembuatan produk lebih fleksibel sesuai kemampuan siswa sehingga siswa dapat
membuat produk dengan maksimal, terjadi peningkatan skor pada siklus I dan II
sebesar 10%.
Penelitian yang dilakukan Mudmainah ini memiliki kesamaan yang
dilakukan dengan peneliti yaitu penggunaan Metode Pembelajaran Proyek dan
pada mata pelajaran IPA, sedangkan perbedaanya terdapat pada subjek, tujuan,
materi, tempat, tahun, dan waktu penelitian.
Rezeki, dkk (2014: ) judul “Penerapan Metode Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) disertai dengan Peta Konsep untuk Meningkatkan Prestasi dan
Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Redoks Kelas X-3 SMA Negeri Kebak
kramat Tahun 2013/2014. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana menerapkan metode pembelajaran PjBL disertai dengan peta konsep
untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa pada materi Redoks kelas
X-3 SMA Negeri Kebakkramat Tahun 2013/2014?, sedangkan tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa pada
materi Redoks melalui metode pembelajaran PjBL disertai dengan peta konsep
pada kelas X-3 SMA Negeri Kebakkramat Tahun 2013/2014. Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus
dengan subjek siswa kelas X-3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
metode pembelajaran PjBL dapat meningkatkan meningkatkan prestasi dan
aktivitas belajar siswa pada materi Redoks kelas X-3 SMA Negeri Kebakkramat
Tahun 2013/2014. Hal ini terbukti dari skor pada aspek kognitif ketuntasan siswa
53
dari 41,67% pada siklus I menjadi 77,78% pada siklus II dan aspek afektif 58,33%
pada siklus I menjadi 80,55% pada siklus II sedangkan pada aktivitas belajar
siswa dari 77,78% pada siklus I menjadi 83,33% pada siklus II.
Penelitian yang dilakukan Rezeki ini memiliki kesamaan yang dilakukan
dengan peneliti yaitu penggunaan Metode Pembelajaran Proyek dan pada mata
pelajaran IPA, sedangkan perbedaanya terdapat pada subjek, tujuan, materi,
tempat, tahun, dan waktu penelitian.
Hasil dari dua penelitian tentang penggunaan metode pembelajaran proyek
di atas menunjukkan adanya meningkatan hasil aktivitas belajar siswa/minat
belajar siswa melalui metode pembelajaran proyek. Penelitian yang dilakukan
peneliti berjudul peningkatan hasil belajar IPA materi energi dan perubahannya
dengan metode proyek kela VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga tahun 2018.
54
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Identitas Sekolah MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga
Identitas sekolah MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga meliputi nama
lembaga sekolah, akreditasi, alamat, jalan, dusun/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, dan kode pos.
Tabel 3.1 Identitas Sekolah No. Identitas Keterangan
1. Nama MI Ma’arif Tingkir Lor
2. Akreditasi -
3. Alamat:
Jalan Kyai Zumri No. 11
Dusun/Kelurahan Tingkir Lor
Kecamatan Tingkir
Kabupaten/kota Salatiga
Provinsi Jawa Tengah
Kode pos 50746
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi sekolah
Unggul dalam prestasi, santun dalam budi dan berakhlaqul karimah.
b. Misi sekolah
1) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK);
2) Meningkatkan prestasi di semua bidang kegiatan siswa;
3) Memperkuat keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Swt;
4) Meningkatkan akhlaqul karimah peserta didik;
5) Meningkatkan kemampuan guru menuju profesionalisme; dan
55
6) Melaksanakan manajemen secara menyeluruh dan serasi.
3. Keadaan Guru
Keadaan guru MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga meliputi 3 sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS), 7 Pegawai Tetap (PTT), dan 1 penjaga
sekolah.
Tabel 3.2 Daftar Guru MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga No. Nama /NIP Mengajar
Kelas
Status Jabatan
1. Sadi Sarifudin, S. Ag
NIP.196410131997031001
III, V, PNS Kepala Madrasah
2. Shabirah, S. Pd
NIP, 19671028200701002
I PNS Guru Kelas
3. Rahmawati, S.Pd. I
NIP.198012102007102003
III, IV,VI PNS Guru Kelas
4. Umi Ma’rifah Hidayati, A. Ma
III, IV, V,
VI
PTT Guru Kelas
5. Rahma Linajati, S. Pd. I
II PTT Guru Kelas
6. Syafiq Ahmad, S. Pd. I
V, VI PTT Guru Kelas
7. Drs. Sumyani
III, V, VI PTT Guru Kelas
8. Pungky Sofia, S. Pd III s/d VI PTT Guru Bidang Studi
9. Zair Naila Karimah, S. Pd. I I s/d VI PTT Guru Bidang Studi
10. Istiqomah, S. Pd. I I s/d VI PTT Guru Bidang Studi
11. Khalison Penjaga Sekolah
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
4. Keadaan Siswa
MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga pada
tahun 2018 mempunyai 120 siswa dengan rincian pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Tingkir Lor Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan
I 14 10 24
II 15 5 20
III 9 6 15
IV 9 5 14
V 16 8 24
VI 9 14 23
Jumlah 72 48 120
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
56
5. Karakter Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas VI yang
berjumlah 23 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan. Rincian data kelas VI dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga No Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Lutfiya Ayu Nurohmah P
2. Silma Rosida P
3. Shofiyatur Rohmah P
4. Rizky Maulana Ramadhan L
5. Mohammad Ragil Saputra L
6. Ariana Ramadhani P
7. Syifa Tharisa Putri P
8. Nazla Nurida Ananda S P
9. Annas Jevier Saputra L
10. Keisya Arla Tamasaka P
11. Zainab Yanuar S A P
12. M uhammad Ihya Faisol H L
13. Ernawati P
14. Nur Azizatun N P
15. Muhammad Isa Firdaus L
16. Ahmad Zulfikri L
17. Fitri Puji Astuti P
18. Naila Zeevel Baby Al V P
19. Endra Bagus Ananta L
20. Anisa Maharani P
21. Muhammad Faqih L
22. Zeina Naz Fainun Aufa F P
23. Muhammad Athari R L
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Kolaborator Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan penelitian kolaboratif.
Bapak Syafiq Ahmad, S. Pd. I sebagai guru kelas yang melakukan
kegiatan proses pembelajaran dan peneliti sebagai pengamat. Peneliti
membantu guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan melakukan
pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama
57
proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan metode
pembelejaran berbasis proyek.
7. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 3 (tiga) kali pertemuan (3 siklus) di MI
Ma’arif Tingkir Lor. Waktu pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Pelaksanaan Penelitian Siklus I- Siklus III No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Senin, 8 Januari 2018
2. Siklus II Kamis, 18 Januari 2018
3. Siklus III Kamis, 25 Januari 2018
(Sumber: Data Primer)
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus penelitian. Masing-
masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Uraian dari ketiga siklus tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi energi dan perubahannya (gaya dan gerak)
dengan metode pembelajaran berbasis proyek;
2) Guru menyiapkan soal tes evaluasi;
3) Guru menyiapkan media pembelajaran berupa lembar kerja
siswa, bahan untuk membuat ketapel dan neraca;
58
4) Guru menyiapkan lembar observasi guru; dan
5) Guru menyiapkan lembar observasi siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari senin, 8
Januari 2018 pukul 10.40 sampai 11.50 WIB di ruang kelas VI MI
Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dengan jumlah
siswa sebanyak 23 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian ini
berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang
diajarkan pada tahap ini adalah tentang gaya dan gerak. Langkah-
langkah pelaksanaan siklus I sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (5 menit)
a) Guru memberi salam;
b) Salah satu siswa memimpin do’a sebelum belajar;
c) Guru melakukan absen; dan
d) Guru menyampaikan Tujuan Pembelajarandan kompetensi
yang diharapkan.
2) Kegiatan Inti (60 menit)
a) Eksplorasi
(1) Siswa memahami peta konsep tentang gaya dan gerak
Gaya dan gerak: hubungan antara gaya dan gerak,
menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak melalui
model, dan membuat model ketapel dan neraca pegas.
59
(2) Gerak dan arah benda dipengaruhi oleh gaya
Gerak sebuah benda dipengaruhi oleh gaya menjadi
bergerak dan benda semakin lambat bergerak. Benda
bergerak dengan arah yang berubah gaya yang
dikenakan pada sebuah benda diam menyebabkan
benda dapat bergerak. Gaya yang dikenakan pada
sebuah benda yang bergerak menyebabkan benda
semakin cepat dan Benda berhenti bergerak.
(3) Pemanfaatan gaya dalam berbagai peralatan: alat
panah, ketapel, jungkat-jungkit, dan timbangan
(neraca).
(4) Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
Siswa di tuntut agar selalu aktif agar tidak monoton dan
kalau ditanya guru dapat menjawab dan faham.
(5) Guru memfasilitasi siswa melakukan percobaan di
laboratorium, studio atau lapangan.
Siswa melakukan percobaan dalam pembuatan ketapel
di dalam kelas karena ruangan terbatas. Bahan-bahan
diperoleh dari siswa.
60
b) Elaborasi
(1) Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas,
diskusi untuk meunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
(2) Guru memberi kesempatan untuk berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut;
(3) Guru memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok; dan
(4) Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok.
c) Konfirmasi
(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa;
(2) Guru mencocokkan hasil dari siswa tentang materi gaya
dan gerak; dan
(3) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.
3) Penutup (5 menit)
a) Guru melakukan refleksi;
61
b) Guru memberikan kesimpulan bahwa gaya mempengaruhi
gerak benda sehingga:
(1) Benda diam menjadi bergerak;
(2) Benda bergerak menjadi makin cepat, lambat, berhenti
atau berubah arah;
(3) Semakin jauh karet yang ditarik semakin jauh lemparan
batu;
(4) Gaya dorong pada dari kedua sisi bergantian pada
papan jungkat-jungkit menyebabkan papan tersebut
naik turun; dan
(5) Neraca apabila diberi beban berat maka ukuranya akan
berubah dan bertambah.
c) Berdo’a sebelum pulang; dan
d) Guru memberi salam.
c. Pengamatan
Peneliti selama proses pembelajaran melakukan pengamatan
dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar pengamatan
digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek dan
partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan akan
dituliskan dalam lembar catatan lapangan yang terlampir.
62
d. Refleksi
Hasil pelaksanaan peneliti pada siklus I dapat dilakukan refleksi
untuk mengetahui kelemahan kegiatan yang dilakukan guru dengan
siswa sehingga dapat digunakan untuk perbaikan siklus berikutnya
untuk mencapai indikator keberhasilan belajar.
Kelemahan yang dihadapi yaitu:
1) Guru kurang menginformasikan tujuan pembelajaran;
2) Guru kurang mengkondisikan siswa sehingga masih terdapat 10
siswa yang masih berbicara saat pembelajaran dimulai;
3) Penataan tempat duduk untuk diskusi kurang rapi;
4) Pembelajaran belum dapat menggunakan alokasi waktu secara
tepat; dan
5) Terdapat 12 siswa yang masih pasif saat diskusi kelompok dan
ragu-ragu dalam mempresentasikan hasil diskusi.
Cara mengatasi kendala pada siklus I peneliti bersama guru
melakukan diskusi untuk merencanakan perbaikan pada siklus
berikutnya pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan agar
pada siklus berikutnya tidak terjadi kelemahan yang sama. Rencana
perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran;
2) Guru mengendalikan kelas saat pembelajaran akan dimulai;
63
3) Guru mengubah posisi tempat duduk supaya antar kelompok
satu dengan yang lainnya tidak saling berdekatan dan tidak
mengganggu;
4) Guru membatasi waktu agar semua kegiatan pembelajaran dapat
terlaksana sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan; dan
5) Guru perlu mengawasi secara seksama supaya siswa aktif dan
memberikan penghargaan pada kelompok yang aktif pada siklus
berikutnya.
Kelemahan-kelemahan tersebut merupakan salah satu komponen
yang menyebabkan indikator keberhasilan belum terpenuhi, untuk itu
pada siklus II diharapkan melalui metode pembelajaran berbasis
proyek pada pembelajaran IPA materi energi dan perubahannya hasil
belajar dapat meningkat.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti dan guru pada tahap
perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:
1) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan menyusun
RPP mata pelajaran IPA materi energi listrik dengan metode
pembelajaran proyek;
2) Guru merencanakan pembagian kelompok sesuai dengan tingkat
prestasi siswa agar suasana kelas dapat terkendali;
64
3) Guru mengatur ulang posisi tempat duduk, menyiapkan media
pembelajaran berupa lembar kerja siswa, dan bahan untuk
mempraktikkan adanya enegi listrik;
4) Guru membatasi waktu agar semua kegiatan pembelajaran dapat
terlaksana sesuai waktu yang telah ditetapkan; dan
5) Guru mengawasi secara seksama agar siswa aktif dan
memberikan penghargaan pada kelompok yang aktif pada siklus
berikutnya.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari kamis,
18 Januari 2018 pukul 07.30 sampai 08.40 WIB di ruang kelas VI MI
Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dengan jumlah
siswa sebanyak 23 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian ini
berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang
diajarkan pada tahap ini adalah tentangenergi listrik. Langkah-langkah
pelaksanaan siklus II sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (5 menit)
a) Guru memberi salam;
b) Satu siswa memimpin do’a sebelum belajar;
c) Guru melakukan absen; dan
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi
yang diharapkan.
65
2) Kegiatan Inti (60 menit)
a) Eksplorasi
(1) Siswa memahami peta konsep energi listrik;
Energi listrik: gejala dan sumber energi listrik;
perpindahan energi listrik; dan perubahan energi
listrik. Siswa melakukan percobaan adanya kelistrikan
pada penggaris yang digosok-gosokkan ke rambut
kepala yang menarik potongan kertas kecil.
(2) Siswa memahami prinsip kerja sumber energi listrik
generator;
Generator biasa dipakai pada pusat pembangkit listrik.
Cara kerja generator sama dengan dinamo. Generator
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Untuk
memutar generator diperlukan energi sehingga energi
listrik dapat dihasilkan. Energi dapat diperoleh antara
lain dengan bantuan tenaga air, uap, angin, dan batu
bara.
(3) Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran; dan
Siswa di tuntut agar selalu aktif agar tidak monoton
dan kalau ditanya guru dapat menjawab dan faham.
(4) Guru memfasilitasi siswa melakukan percobaan
dilaboratorium, studio, atau lapangan.
66
Siswa melakukan percobaan dalam pembuatan
ketapel di dalam kelas karena ruangan terbatas.
Bahan-bahan diperoleh dari siswa.
b) Elaborasi
(1) Siswa menyebutkan penggerak pembangkit listrik:
Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal
(PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),
Pembangkit Listrik Tenaga Angin, dan Pembangkit
Listrik Tenaga Batu Bara;
(2) Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas,
diskusi dan lain-lain untuk meunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;
(3) Guru memberi kesempatan untuk berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut;
(4) Guru memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok; dan
(5) Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil
kerja individual maupun kelompok.
67
c) Konfirmasi
(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa;
(2) Guru mencocokkan hasil dari siswa tentang materi
energi listrik; dan
(3) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.
3) Penutup (5 menit)
a) Guru melakukan refleksi;
b) Guru memberikan kesimpulan bahwa energi listrik
merupakan salah satu energi yang serba guna. Banyak
peralatan rumah tangga atau mesin-mesin yang
memanfaatkan energi listrik. Energi listrik banyak
digunakan karena mudah diubah menjadi bentuk energi
lain. Generator biasa dipakai untuk pembangkitan listrik.
Pusat pembangkit listrik di antaranya Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal (PLTG),
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik Tenaga
Angin, dan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara;
c) Berdo’a sebelum pulang; dan
68
d) Guru memberi salam.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun
sebagaimana siklus I. Lembar pengamatan digunakan untuk
mengetahui keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek dan partisipasi
siswa selama proses pembelajaran. Tindakan siklus II ini peneliti
meneliti apakah ada perubahan tingkah laku dan hasil belajar siswa
dari siklus sebelumnya (siklus I). Hasil pengamatan akan dituliskan
dalam lembar catatan lapangan yang terlampir.
d. Refleksi
Pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah cukup baik. Hal ini
terbukti dari hasil belajar siswa yang 70% sudah tuntas belajarnya,
namun demikian hasil belajar belum memenuhi target yang
diharapkan dan pada siklus II ini ternyata masih ada kelemahan-
kelemahan yang ditemukan yaitu:
1) Guru memberikan penjelasan mengenai materi terdapat 7 siswa
yang kurang memerhatikan;
2) Terdapat 6 siswa yang tidak memerhatikan saat kelompok lain
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas; dan
3) Terdapat 4 siswa yang masih bertanya kepada temanya saat
mengerjakan soal.
69
Cara mengatasi kelemahan pada siklus II, peneliti bersama guru
melakukan diskusi untuk merencanakan perbaikan pada siklus
berikutnya pada waktu telah ditentukan. Perbaikan dilakukan supaya
pada siklus berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama.
Rencana perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar memerhatikan dan
mengikuti pembelajaran dengan tenang;
2) Guru meminta 2 siswa dari masing-masing kelompok untuk
menanggapi hasil diskusi yang di presentasikan; dan
3) Guru mengamati setiap siswa saat mengerjakan soal dan memberi
teguran apabila ada yang bertanya kepada temannya.
3. Deskripsi Siklus III
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti dan guru pada tahap
perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar memerhatikan dan
mengikuti pembelajaran dengan tenang, bersikap jujur ketika
menegrjakan soal, dan percaya diri ketika menyampaikan
pendapat;
2) Guru meminta 2 siswa dari masing-masing kelompok untuk
menanggapi hasil diskusi yang di presentasikan; dan
3) Guru mengamati setiap siswa saat mengerjakan soal dan memberi
teguran apabila ada yang bertanya kepada temannya.
70
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada hari
kamis, 25 Januari 2018 pukul 07.30 sampai 08.40 WIB di ruang kelas
VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dengan
jumlah siswa sebanyak 23 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian
ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi
yang diajarkan pada tahap ini adalah tentang gaya, gerak dan energi
listrik. Langkah-langkah pelaksanaan siklus III sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (5 menit)
a) Guru memberi salam;
b) Salah satu siswa memimpin do’a sebelum belajar;
c) Guru melakukan absen; dan
d) Guru menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan kompetensi
yang diharapkan.
2) Kegiatan Inti (60 menit)
a) Ekplorasi
(1) Siswa memahami peta konsep tentang gaya dan gerak
Gaya dan gerak: hubungan antara gaya dan gerak,
menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak melalui
model, dan membuat model ketapel dan neraca pegas.
(2) Gerak dan arah benda dipengaruhi oleh gaya
Gerak sebuah benda dipengaruhi oleh gaya menjadi
bergerak dan benda semakin lambat bergerak. Benda
71
bergerak dengan arah yang berubah gaya yang
dikenakan pada sebuah benda diam menyebabkan
benda dapat bergerak. Gaya yang dikenakan pada
sebuah benda yang bergerak menyebabkan benda
semakin cepat dan Benda berhenti bergerak.
(3) Pemanfaatan gaya dalam berbagai peralatan: alat
panah, ketapel, jungkat-jungkit, dan timbangan
(neraca).
(4) Siswa memahami peta konsep energi listrik
Energi listrik: gejala dan sumber energi listrik,
perpindahan energi listrik, dan perubahan energi listrik.
Siswa melakukan percobaan adanya kelistrikan pada
penggaris yang digosok-gosokkan ke rambut kepala
yang menarik potongan kertas kecil.
(5) Siswa memahami prinsip kerja sumber energi listrik
generator
Generator biasa dipakai pada pusat pembangkit listrik.
Cara kerja generator sama dengan dinamo. Generator
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Untuk
memutar generator diperlukan energi sehingga energi
listrik dapat dihasilkan. Energi dapat diperoleh antara
lain dengan bantuan tenaga air, uap, angin, dan batu
bara.
72
(6) Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
Siswa di tuntut agar selalu aktif agar tidak monoton dan
kalau ditanya guru dapat menjawab dan faham.
(7) Siswa melakukan percobaan dalam pembuatan ketapel,
neraca, dan kelistrikan penggaris yang digosokkan ke
rambut kepala di dalam kelas karena ruangan terbatas,
bahan-bahan diperoleh dari siswa.
(8) Guru memfasilitasi siswa melakukan percobaan di
laboratorium, studio atau lapangan.
b) Elaborasi
(1) Siswa menyebutkan penggerak pembangkit listrik:
tenaga air, diesel, uap, nuklir, panas bumi, matahari,
dan angin;
(2) Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas,
diskusi dan lain-lain untuk meunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;
(3) Guru memberi kesempatan untuk berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut;
(4) Guru memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok; dan
73
(5) Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok.
c) Konfirmasi
(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa;
(2) Guru mencocokkan hasil dari siswa tentang materi
gaya, gerak, dan energi listrik; dan
(3) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.
3) Penutup (5 menit)
a) Guru melakukan refleksi;
b) Guru memberikan kesimpulan bahwa gaya mempengaruhi
gerak benda sehingga:
(1) Benda diam menjadi bergerak;
(2) Benda bergerak menjadi makin cepat, lambat, berhenti,
atau berubah arah;
(3) Semakin jauh karet yang ditarik semakin jauh lemparan
batu; dan
(4) Sumber energi listrik yang besar berupa generator.
c) Berdo’a sebelum pulang; dan
d) Guru memberi salam.
74
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah
disusun sebagaimana pada siklus I dan siklus II. Lembar pengamatan
digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek dan
partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Tindakan pada siklus III
ini, peneliti mengamati apakah ada perubahan tingkah laku dan hasil
belajar siswa dari siklus sebelumnya. Hasil pengamatan dituliskan
dalam lembar catatan lapangan yang terlampir.
d. Refleksi
Pelaksanaan siklus III ini siswa mengikuti pembelajaran dengan
baik. Kelemahan-kelemahan yang terjadi di siklus II juga dapat diatasi
pada siklus III ini. Penelitian dihentikan sampai siklus III karena hasil
belajar siswa sudah menunjukkan indikator ketuntasan klasikal yang
diharapkan yaitu ≥ 85% siswa tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas
pada siklus III akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan
atau remidiasi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua
siswa dapat tuntas belajar.
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Siklus I
Penelitian siklus I dilaksanakan pada Senin, 08 Januari 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada siklus I adalah Gaya dan Gerak. Hasil pengamatan
pada siklus I, peneliti mendapat gambaran bahwa para siswa terlihat
antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran
proyek, tidak semua siswa memperhatikan penjelasan guru dan juga
belum aktif dalam mengikuti diskusi. Proses pelaksanaan pembelajaran
sudah dianggap berjalan cukup baik dan lancar. Nilai hasil belajar siswa
pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. L A N 90 TUNTAS
2. S R 60 TIDAK TUNTAS
3. Sh R 70 TUNTAS
4. R M R 60 TIDAK TUNTAS
5. M R S 70 TUNTAS
6. A R 60 TIDAK TUNTAS
7. S T P 80 TUNTAS
8. N N A S 50 TIDAK TUNTAS
9. A J S 70 TUNTAS
10. K A T 80 TUNTAS
11. Z Y S A 60 TIDAK TUNTAS
12. M I F H 90 TUNTAS
13. E 50 TIDAK TUNTAS
14. N A N 70 TUNTAS
15. M I F 50 TIDAK TUNTAS
16. A Z 60 TIDAK TUNTAS
17. F P A 70 TUNTAS
18. N Z B A V 80 TUNTAS
19. E B A 60 TIDAK TUNTAS
20. A M 70 TUNTAS
21. M F 40 TIDAK TUNTAS
22. Z N F A F 70 TUNTAS
76
23. M A R 70 TUNTAS
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
Rata-rata 66,52
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 13 siswa
Tidak Tuntas = 10 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan = Jumlah Siswa Tuntas x 100%
Jumlah Seluruh Siswa
= 13 x 100%
23
= 57 %
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada siklus I mencapai 66,52 dari jumlah siswa kelas VI. Siswa yang
tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 13 siswa (57%), sedangkan
siswa yang belum tuntas 10 siswa (43%). Siklus I ini secara klasikal
pembelajaran belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai
≥ 65 (nilai KKM) hanya mencapai 57% dari jumlah siswa keseluruhan.
Hasil persentase belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85%
dari jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya, jadi harus dilaksanakan
siklus selanjutnya yaitu siklus II pada waktu yang telah ditentukan.
2. Deskripsi Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada Kamis, 18 Januari 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Meteri pokok
yang diajarkan pada siklus II adalah Energi Listrik. Kelemahan-
77
kelemahan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Hasil
pengamatan pada siklus II, Peneliti mendapat gambaran bahwa masih ada
tujuah siswa yang kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung
dan saat mengerjakan soal evaluasi ada empat siswa yang bertanya
kepada temannya. Pembelajaran pada siklus II masih ditemui kelemahan,
namun secara keseluruhan pembelajaran pada siklus II sudah berjalan
lebih baik daripada siklus I. Nilai hasil belajar siswa pada siklus II dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. L A N 80 TUNTAS
2. S R 40 TIDAK TUNTAS
3. Sh R 50 TIDAK TUNTAS
4. R M R 80 TUNTAS
5. M R S 70 TUNTAS
6. A R 70 TUNTAS
7. S T P 100 TUNTAS
8. N N A S 70 TUNTAS
9. A J S 80 TUNTAS
10. K A T 70 TUNTAS
11. Z Y S A 50 TIDAK TUNTAS
12. M I F H 70 TUNTAS
13. E 70 TUNTAS
14. N A N 70 TUNTAS
15. M I F 40 TIDAK TUNTAS
16. A Z 50 TIDAK TUNTAS
17. F P A 60 TIDAK TUNTAS
18. N Z B A V 100 TUNTAS
19. E B A 70 TUNTAS
20. A M 70 TUNTAS
21. M F 70 TUNTAS
22. Z N F A F 100 TUNTAS
23. M A R 50 TIDAK TUNTAS
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 40
Rata-rata 68,70
(Sumber: Data Primer)
78
Keterangan:
Tuntas = 16 siswa
Tidak Tuntas = 7 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan = Jumlah Siswa Tuntas x 100%
Jumlah Seluruh Siswa
= 16 x 100%
23
= 70 %
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada siklus II 68,70. Siswa yang sudah tuntas belajar 16 siswa (70%),
sedangkan yang belum tuntas belajar 7 siswa (30%). Siklus II ini secara
klasikal siswa belum tuntas belajar karena siswa yang memperoleh nilai
≥ 65 hanya 70%, sedang kriteria ketuntasan klasikal ≥ 85%, jadi peneliti
akan melaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus III.
3. Deskripsi Siklus III
Penelitian siklus III dilaksanakan pada Kamis, 25 Januari 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada siklus III adalah Gaya, Gerak, dan Energi Listrik.
Kelemahan-kelemahan pada siklus II berhasil diperbaiki pada
pembelajaran siklus III. Pembelajaran pada siklus III dapat berlangsung
sesuai yang telah direncanakan. Proses pembelajaran pada siklus III
sudah berjalan dengan baik. Nilai hasil belajar siswa pada siklus III dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
79
Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. L A N 90 TUNTAS
2. S R 70 TUNTAS
3. Sh R 60 TIDAK TUNTAS
4. R M R 80 TUNTAS
5. M R S 70 TUNTAS
6. A R 80 TUNTAS
7. S T P 90 TUNTAS
8. N N A S 70 TUNTAS
9. A J S 80 TUNTAS
10. K A T 70 TUNTAS
11. Z Y S A 70 TUNTAS
12. M I F H 90 TUNTAS
13. E 70 TUNTAS
14. N A N 70 TUNTAS
15. M I F 80 TUNTAS
16. A Z 50 TIDAK TUNTAS
17. F P A 80 TUNTAS
18. N Z B A V 90 TUNTAS
19. E B A 70 TUNTAS
20. A M 70 TUNTAS
21. M F 70 TUNTAS
22. Z N F A F 80 TUNTAS
23. M A R 50 TIDAK TUNTAS
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 50
Rata-rata 73,91
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 20 siswa
Tidak Tuntas = 3 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan = Jumlah Siswa Tuntas x 100%
Jumlah Seluruh Siswa
= 20 x 100%
23
= 87 %
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari jumlah seluruh
siswa kelas VI adalah 73,91. Siswa yang tuntas belajar pada siklus III
80
terdapat 20 siswa (87%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
terdapat 3 siswa (13%). Data tersebut menunjukkan bahwa pada siklus III
pembelajaran sudah dianggap tuntas karena sudah mencapai kriteria
ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan ≥ 85% dari jumlah siswa
memperoleh nilai ≥ 65. Pembelajaran pada siklus III dianggap berhasil
sehingga penelitian dihentikan sampai siklus III.
B. Pembahasan
Analisis pengumpulan data diperoleh kesimpulan tentang data hasil belajar
siswa. Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I- Siklus III Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
I 66,52 Tuntas 13 57%
Tidak Tuntas 10 43%
II 68,70 Tuntas 16 70%
Tidak Tuntas 7 30%
III 73,91 Tuntas 20 87%
Tidak Tuntas 3 13%
(Sumber: Data Primer)
Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan. Peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran proyek adalah sebagai bukti
keberhasilan penggunaan metode pembelejaran ini.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I terdapat 13
siswa (57%) tuntas belajar dan 10 siswa (43%) tidak tuntas belajar dengan nilai
rata-rata 66,52. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah
ditetapkan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan materi dan waktu
yang berbeda.
81
Hasil belajar siklus II diperoleh data 16 siswa (70%) tuntas belajar dan 7
siswa (30%) tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 68,70. Nilai perolehan
tersebut, dapat diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II
juga belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu ≥
85% dari jumlah seluruh siswa tuntas belajar, sehingga penelitian ini dilanjutkan
pada siklus III dengan materi dan waktu yang berbeda.
Hasil belajar siswa pada siklus III terdapat 20 siswa (87%) tuntas belajar
dan 3 siswa (13%) tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 73,91. Hasil data
tersebut dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa dari siklus II ke siklus III
ternyata mengalami peningkatan 17%. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 87% dari
jumlah seluruh siswa sudah tuntas belajar sehingga penelitian tindakan kelas
dihentikan pada siklus III ini. Siswa yang belum tuntas pada siklus III akan
diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang dipantau
oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
Siswa yang tidak tuntas pada siklus III berjumlah 3 siswa karena
kemampuan yang miliki siswa masih rendah dibandingkan dengan siswa yang
lain. Selain itu kondisi pada saat berlangsungnya pembelajaran siswa kurang
memerhatikan dan kurang aktif sehingga pada saat mengerjakan tidak maksimal
Pembahasan tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan Gambar
Grafik 4.1.
82
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I- Siklus III
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah diterapkan
metode pembelajaran proyek terjadi peningkatan dari siklus I 57% siswa tuntas
belajar, siklus II 70% siswa tuntas belajar, dan siklus III 87% siswa tuntas belajar.
Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke siklus II 13% dan siklus II
ke siklus III 17%.
Pembahasan tersebut juga dapat digambarkan dengan menggunakan
Diagram 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa
Siklus I- Siklus III
(Sumber: Data Primer)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Siklus I Siklus II Siklus III
Diagram Ketuntasan Belajar
Siklus I
Siklus II
Siklus III
83
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah diterapkan
metode pembelajaran proyek terjadi peningkatan dari siklus I 57% siswa tuntas
belajar, siklus II 70% siswa tuntas belajar, dan siklus III 87% siswa tuntas belajar.
Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke siklus II 13% dan siklus II
ke siklus III 17%.
Hasil penelitian tentang hasil belajar memiliki keselarasan dengan teori dan
hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan metode proyek dapat meningkatkan
hasil belajar IPA melalui materi energi dan perubahannya dengan menggunakan
metode proyek kelasVI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
tahun 2018.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran proyek dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
Energi dan Perubahannya pada siswa kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga Tahun 2018. Peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I
ke siklus II 13% dan siklus II ke siklus III 17%. Hal ini berdasarkan peningkatan
hasil belajar pada Siklus I 57%; Siklus II 70%; dan Siklus III 87%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran proyek dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi Energi dan Perubahannya pada siswa kelas VI MI Ma’arif
Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun 2018.
Peningkatan ketuntasan belajar dengan KKM 65 siklus I terdapat 13 siswa
(57%) tuntas belajar dan 10 siswa (43%) tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata
66,52. Siklus II diperoleh data 16 siswa (70%) tuntas belajar dan 7 siswa (30%)
tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 68,70. Siklus III terdapat 20 siswa (87%)
tuntas belajar dan 3 siswa (13%) tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 73,91.
Hasil data tersebut dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa dari siklus II ke
siklus III ternyata mengalami peningkatan 17%. Pelaksanaan pembelajaran pada
siklus III sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu
≥ 85% dari jumlah seluruh siswa sudah tuntas belajar, karena yang dicapai adalah
87% sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus III ini.
85
B. Saran
1. Siswa
a. Alangkah baiknya siswa memerhatikan penjelasan guru baik teori
yang diberikan maupun teknik pembelajaran yang dilaksanakan;
b. Alangkah baiknya siswa mengikuti proses pembelajaran secara aktif
dalam diskusi kelompok;
c. Diharapkan siswa percaya diri saat mempresentasikan hasil diskusi
dan saat mengerjakan tugas; dan
d. Sebaiknya orang tua ikutserta dalam memberi motivasi kepada anak
agar lebih giat dalam mengikuti pembelajaran.
2. Guru
a. Guru sebaiknya memberikan remidiasi terhadap siswa yang belum
memenuhi syarat ketuntasan minimal.
b. Guru mengharapkan dengan adanya metode pembelajaran proyek
pada mata pelajaran IPA bisa digunakan untuk materi yang lain; dan
c. Guru memberikan petunjuk teknis tentang langkah-langkah metode
proyek agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran.
3. Sekolah
Sekolah melakukan pembinaan terhadap guru untuk melatih kreativitas
guru dalam meningkatkan metode proyek dengan materi pembelajaran
lain.
86
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Alawiyah, Iis dan Wahyu Sopandi. 2011. Pembelajaran Proyek Untuk
Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa Sekolah Dasar pada Materi Peristiwa
Alam. Bandung.
Aqib, Zainal; Siti Jaiyaroh; Eko Diniati; Khusnul Khotimah. 2014. Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Boeree, George C. 2008. Metode Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media.
Departemen Agama RI. 2002. Al–Quran dan Terjemahnya 30 Juz. Solo: PT
Qomari Prima Publisher.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Model Pembelajaran IPA Terpadu.
Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementrian Agama RI kerja sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo. 2011. Modul Peningkatan Kualitas Guru (PKG). Semarang.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 1997. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Haryanto. 2006. Sains Jilid 6 untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Erlangga.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Khaeruddin, et al. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan
Implementasinya di Madrasah. Jogyakarta: Pilar Media.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru (Edisi Revisi). Jakarta: Gajahrafindo Persada.
87
Lathifah, Bilqis Ummu. 2016. Skripsi tidak dipublikasikan “Peningkatan Hasil
Belajar Siswa tentang Bilangan Loncat melalui Model Pembelajaran Card
Sort pada Siswa Kelas I MI Ma’arif Kutowinangun Canden Kutowinangun
Lor Salatiga Tahun Pelajaran 2016”. Salatiga.
Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Rineka Cipta.
Mulyasa, H.E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Mudmainah, Siti. 2016. Skripsi tidak dipublikasikan “Penerapan Metode
Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Minat Belajar IPA
pada Siswa III Sekolah Dasar Negeri Bumijo Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Yogyakarta: UNY.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22. 2006. Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP). Jakarta:
Permendiknas.
Pujiastuti, Dyah; Endang Sulilowati; Haryono. 2013. Penerapan Metode Proyek
yang dilengkapi dengan Kompendium Al-Qur’an untuk Meningkatkan
Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar pada Materi Ikatan Kimia Siswa
Kelas X-4 di SMA IT Nur Hidayah Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK) Vol 2 No 3. Surakarta: USM.
Rezeki, Rina Dwi; Nanik Nur Hayati; Sri Mulyani. 2015. Penerapan Metode
Pembelajran Project Based Learning (PjBL) disertai dengan Peta Konsep
untuk Meningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi
Redoks Kelas X-3 SMA Negeri kebakkramat Tahun Pelajaran 2013/2014.
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol 4 No 1. Surakarta: USM.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning. Bogor:
Galia Indonesia.
Sapriati, Amalia; Hartinawati; Momon Sulainman. 2008. Pembelajaran IPA Di
SD (edisi 1). Jakarta: Universitas Terbuka.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Edisi Revisi).
Jakarta: Rineka Cipta.
88
Sukarno; N. Kertiasa; Hadiat; D. Padmawinata. 1981. Dasar-dasar Pendidikan
Sains. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembalajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Supriadie, Didi dan Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran (Menjadikan
Proses Pembelajaran lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif dan
Menyenangkan). Lombok: Holistica.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Anggota IKAPI.
Tim Bina IPA. 2008. Ilmu Pengetahuan Aalam (IPA) Kelas 6 Sekolah Dasar.
Bogor: Yudhistira.
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif: konsep
landasan dan implementasinya, pada kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Merdia Grup.
Warso, Agus Wasisto Dwi Doso. 2017. Publikasi Ilmiah Penelitian Tindakan
Kelas. Yogyakarta: Graha Cendekia.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
1. Nama : Siti Rohmah
2. Nim : 115 14 054
3. TTL : Demak, 18 Desember 1996
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat :Ds. Tlogorejo RT/RW 02/09 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak
7. No. Hp : 085713854980/ 085713854982 (WA)
8. Riwayat Pendidikan:
a. SDN Tlogorejo 1 lulus tahun 2008
b. MTs Manbaul Ulum Tlogorejo lulus tahun 2011
c. MA Futuhiyyah 2 Mranggen lulus tahun 2014
Demikian daftar riwayat hidup penulis dibuat sebanar-benarnya.
Salatiga, 18 April 2018
Penulis
Siti Rohmah
NIM. 115 14 054
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Siti Rohmah
NIM : 115-14-054
Fakultas/Jurusan : FTIK/PGMI
Dosen PA : Fatchurrohman, M. Pd.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai
1. Sertifikat OPAK Stain Salatiga 2014,
“Aktualisasi Gerakan Mahasiswa yang
Beretika , Disiplin, dan Berfikir Terbuka”
18-19 Agustus
2014
Peserta 3
2. Sertifikat OPAK Jurusan Tarbiyah
STAIN, Salatiga “Aktualisasi Pendidikan
Karakter Sebagai Pembentuk Generasi
yang Religius, Educative, dan Humanis”
20-21 Agustus
2014
Peserta 3
3. Sertifikat ODK, “Pemahaman Islam
Rahmatan Lil ‘Alamin sebagai Langkah
Awal Mahasiswa Berkarakter”
21 Agustus
2014
Peserta 2
4. Sertifikat kegiatan Achievement
Motivation Training (AMT), “Dengan
AMT Semangat Menyongsong Prestasi”
oleh CEC dan JQH STAIN Salatiga
23 Agustus
2014
Peserta 2
5. Sertifikat HMJ PGMI, “Harmoni
Keluarga PGMI yang Harmonis dan
Berkarakter”
27 Agustus
2014
Peserta 2
6. Sertifikat UPT Perpustakaan STAIN
Salatiga
28 Agustus
2014
Peserta 2
7. Sertifikat LDK Darul Amal, “Training
Pembuatan Makalah”
17 September
2014
Peserta 2
8. Sertifikat talk show Al khidmah kampus,
“Ciptakan Karakter Mahasiswa Religius
dan Berakhlak Mulia”
19 September
2014
Peserta 2
9. Sertifikat Seminar Nasional Bahasa Arab
Ittaqo, “Implementasi Kurikulum 2013
pada Mapel Bahasa Arab Tingkat Dasar,
dan Tingkat Menengah dalam Upaya
Menjawab Tantangan Pengajaran Bahasa
Arab”
4 November
2014
Peserta 8
10. Sertifikat Seminar Nasional HMJ
Tarbiyah, “Perbaikan Mutu Pendidikan
melalui Profesionalitas Pendidikan”
13 November
2014
Peserta 8
11. Sertifikat Seminar Nasional anjangsana
AS, “Mencegah Generasi Pemuda Islam
dari Pengaruh Radikalisme ISIS”
06 Mei 2015 Peserta 8
12. Surat Keterangan (SK) Penyelenggaraan
Kegiatan OPAK IAIN Salatiga 2015
27 Juli 2015 Fasilitat
or
4
13. Sertifikat kegiatan PLCPP XXV, “Racana
sebagai Garda Terdepan Pelaku
Perubahan”
25-27
September
2015
Peserta 3
14. Piagam Penghargaan memperingati HUT
MENWA ke 28 IAIN Salatiga dalam
kegiatan “Lomba Tingkat SMA/MA/SMK
Se-Kota Salatiga dan Kab. Semarang”
24 Oktober
2015
Panitia 3
15. Sertifikat DEMA IAIN Bersholawat dan
Orasi Kebangsaan, “Menyamai Nilai-nilai
Islam Indonesia untuk Memperkokoh
NKRI dalam Mewujudkan Baldatun
Toyyibatun Warobbun Ghofur”
03 November
2015
Peserta 2
16. Sertifikat MENWA Batalyon 953 K,
“Kegiatan Pra Pendidikan Dasar Yudha
XXXIX Selama 3 (Tiga) Hari Di Kodim
0714/Salatiga”
28-30
Desember
2015
Peserta 3
17. Sertifikat Seminar Nasional DEMA,
“Implementasi Nilai-nilai Pancasila
sebagai Benteng dalam Menolak Gerakan
Radikalisme”
10 Februari
2016
Peserta 2
18. Surat Keterangan Pengangkatan
Kepengurusan MENWA Batalyon 953 K
IAIN Salatiga Masa Bakti 2016
14 Maret 2016 4
19. Sertifikat dialog interaktif SEMA FTIK,
“Peran UU Sisdiknas dan Permendikbud
dalam Penerapan Kurikulum 2013”
02 Mei 2016 Peserta 2
20. Sertifikat Seminar Nasional MENWA,
“Nasionalisme sebagai Benteng dalam
menghadapi Proxy War Di Indonesia”
18 Mei 2016 Panitia 8
21. Sertifikat Fakultas Dakwah dengan tema
“Stay Positive”
26 Mei 2016 Peserta 2
22. Sertifikat Seminar Nasional HMJ
PGMI, “Indonesia Budayaku Indonesia
Warisanku (Salatiga Kota Pusaka)”
02 Juni 2016 Peserta 8
23. Sertifikat DEMA FEBI, “Menumbuhkan
Semangat Berbagi dan Kebersamaan
Sesama Muslim di Bulan Ramadhan”
23 Juni 2016 Peserta 2
24. Sertifikat Training Hypnotherapy,
“Selangkah Lebih Baik dengan Hipnosis”
26 November
2016
Peserta 2
25. Piagam Penghargaan KODIM
0714/SALATIGA “Pra Pendidikan
Dasar MENWA Yudha XL”
9-11
Desember
2016
Panitia 3
26. Sertifikat KSEI, “MLM Konvensional
vs MLM Syariah”
16 Oktober
2017
Peserta 2
27. Sertifikat Seminar Nasional HMJ PS,
“Kontribusi Bank Syariah dalam
Pengembangan UMKM Demi
Meningkatkan Perekonomian Bangsa”
23 Oktober
2017
Peserta 8
28. Sertifikat Seminar Nasional DEMA
Syariah, “Peluang Mahasiswa Dalam
Berinvestasi Menuju Kemandirian
Ekonomi”
8 November
2017
Peserta 8
29. Piagam Penghargaan KOMANDAN
KODIM 0714/SALATIGA, “Pra
Pendidikan Dasar Yudha 41”
1-4
Desember
2017
Panitia 3
Jumlah Point 111
Salatiga, 15 Maret 2018
Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama
Achmad Maimun, M. Ag.
NIP. 19700510 199803 1 003
IDENTITAS KOLABORATOR
1. Nama Syafiq Ahmad
2. NIP -
3. TTL Semarang, 12 Oktober 1983
4. Jenis Kelamin Laki-laki
5. Agama Islam
6. Alamat Tingkir Lor RT/RW 03/03 Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga
7. Pekerjaan Guru Tetap
8. Jabatan Wali Kelas VI
DAFTAR NAMA SISWA DAN INISIAL
No. Nama Siswa Inisial
1. Lutfiya Ayu Nurohmah L A N
2. Silma Rosida S R
3. Shofiyatur Rohmah Sh R
4. Rizky Maulana Ramadlan R M R
5. Mohamad Ragil Saputra M R S
6. Ariana Ramadhani A R
7. Syifa Tharisa Putri S T P
8. Nazla Nurida Ananda S N N A S
9. Annas Jevier Saputra A J S
10. Keisya Arla Tamasaka K A T
11. Zainab Yanuar S A Z Y S A
12. Muhammad Ihya Faisol H M I F H
13. Ernawati E
14. Nur Azizatun N N A N
15. Muhammad Isa Firdaus M I F
16. Ahmad Zulfikri A Z
17. Fitri Puji Astuti F P A
18. Naila Zeevel Baby Al V N Z B A V
19. Endra Bagus Ananta E B A
20. Anisa Maharani A M
21. Muhammad Faqih M F
22. Zeina Naz Fainun Aufa F Z N F A F
23. Muhammad Athari R M A R
NILAI ULANGAN HARIAN (PRA SIKLUS)
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. L A N 65 TUNTAS
2. S R 55 TIDAK TUNTAS
3. Sh R 62 TIDAK TUNTAS
4. R M R 70 TUNTAS
5. M R S 70 TUNTAS
6. A R 58 TIDAK TUNTAS
7. S T P 63 TIDAK TUNTAS
8. N N A S 65 TUNTAS
9. A J S 65 TUNTAS
10. K A T 58 TIDAK TUNTAS
11. Z Y S A 70 TUNTAS
12. M I F H 76 TUNTAS
13. E 52 TIDAK TUNTAS
14. N A N 60 TIDAK TUNTAS
15. M I F 56 TIDAK TUNTAS
16. A Z 60 TIDAK TUNTAS
17. F P A 63 TIDAK TUNTAS
18. N Z B A V 67 TUNTAS
19. E B A 48 TIDAK TUNTAS
20. A M 56 TIDAK TUNTAS
21. M F 48 TIDAK TUNTAS
22. Z N F A F 62 TIDAK TUNTAS
23. M A R 45 TIDAK TUNTAS
Nilai Tertinggi 76
Nilai Terendah 45
Rata-rata 60,61
Keterangan:
Tuntas = 8 siswa
Tidak Tuntas = 15 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan = Jumlah Siswa Tuntas x 100%
Jumlah Seluruh Siswa
= 8 x 100%
23
= 34 %
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Madrasah : MI Ma’arif Tingkir Lor
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : VI /2
Materi Pokok : Energi dan Perubahannya
Alokasi Waktu : 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi
7. Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubunganan antara gaya dan
gerak (model jungkat -jungkit, katapel/model traktor sederhana energi
pegas)
C. Indikator
7.1.1 Siswa mengetahui tentang adanya gaya
7.1.2 Siswa mengetahui manfaat dari gaya
7.1.3 Siswa menyebutkan apa saja alat yang berhubungan dengan gaya dan
gerak
7.1.4 Siswa memahami cara kerja dari alat-alat yang berhubungan dengan
gaya dan gerak
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami peta konsep tentang gaya
2. Siswa dapat pemanfaatan gaya dalam berbagai peralatan
3. Siswa dapat menyebutkan alat-alat yang berhubungan dengan gaya dan
gerak
4. Siswa dapat memahami cara kerja dari alat-alat yang berhubungan dengan
gaya dan gerak.
E. Materi Pembelajaran
1. Gaya dan Gerak
Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang mempengaruhi keadaan
suatu benda. Gerak merupakan perpindahan tempat atau kedudukan suatu
benda. Pegas merupakan per atau benda yang memiliki sifat dapat
melenting. Gaya dan gerak dijelaskan melalui:
a. Hubungan antara Gaya dan Gerak
Jungkat-jungkit merupakan pengungkit dengan penumpu dibagian
tengah. Gerak jungkat-jungkit adalah naik-turun di kedua sisinya.
b. Hubungan gaya dan gerak
Gaya dan gerak dapat lihat melalui model ketepel dapat dijelaskan
melalui karekateristik gerak sebuah benda dipengaruhi oleh gaya
dapat bergerak, benda semakin lambat bergerak. Benda bergerak
dengan arah yang berubah, gaya yang dikenakan pada sebuah benda
diam menyebabkan benda dapat bergerak. Gaya yang dikenakan pada
sebuah benda yang bergerak menyebabkan benda semakin cepat dan
benda berhenti bergerak. Model ketapel dan neraca pegas dapat di
lihat seperti dibawah ini:
1) Model Ketapel
Gambar 2.1 Model Ketapel
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 90)
Alat dan bahan untuk membuat model ketepel yaitu gelang, kalep
(bekas sepatu kulit), ranting kayu berbentuk huruf Y, gunting, dan
pisau. Langkah-langkah permbuatan ketapel: a) kupas kulit luar
ranting kayu berbentuk Y dengan menggunakan pisau; b)
bentuklah kalep dari bekas kulit sepatu dengan menggunakan
pisau dan gunting; c) potong salah satu karet gelang menjadi
empat bagian sama panjang, dengan menggunakan potongan karet
gelang tersebut, ikat karet gelang lainnya pada kalep; d) ikatlah
masing-masing ujung karet gelang pada ranting kayu; e) cobalah
gunakan ketapel buatanmu itu dengan menjepit sebuah kerikil
pada kalep. Pegang erat-erat tangkai ketapel lalu tariklah kalep
kebelakang. Arahkan tangkai ketapel kearah yang kamu inginkan,
selanjutnya lepaskan pegangan kalepnya sehingga kerikil terlontar
ke depan.
2) Model Neraca Pegas
Gambar 2.2 Model Neraca Pegas
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 91)
Alat dan Bahan: kawat, papan, paku kecil dan sedang, karet dari
sandal jepit, karet gelang, palu, spidol, penggaris, dan lem.
Langkah-langkah merangkai neraca pegas: a) rancanglah neraca
pegas secara sederhana dengan mengikuti seperti pada gambar;
b) setelah model neraca pegas selesai dibuat, gantunglah dua
buah benda yang bobotnya berbeda (berat dan ringan) secara
bergantian.
F. Metode Pembelajaran
1. Proyek
2. Ceramah
3. Diskusi
G. Media Pembelajaran
1. Buku:
Tim Bina IPA. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) Kelas 6 SD. Bogor:
Yudhistira.
Haryanto. 2006. Sains Jilid 6 untuk SD/MI KelasVI. Jakarta: Erlangga.
Amalia Sapriati, dkk. 2008. Pembelajaran IPA Di SD (edisi 1). Jakarta:
Universitas Terbuka.
2. Alat dan bahan: Bola plastik, ranting pohon berbentuk Y, tali karet, kulit
bekas tas atau sepatu, pisau, batu kecil, papan dan batu bata.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1 Alokasi
waktu
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
a. Guru memberi salam
b. Salah satu siswa memimpin do’a sebelum
belajar
c. Guru melakukan absen
d. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan
kompetensi yang diharapkan
(5 menit)
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Memahami peta konsep tentang gaya
2) Gerak dan arah benda dipengaruhi oleh
gaya
3) Pemanfaatan gaya dalam berbagai
peralatan: Alat panah, katapel, jungkat-
jungkit
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam
setiap kegiatan pembelajaran
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium, studio atau
lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis
2) Memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
3) Memfasilitasi peserta didik membuat
(60 menit)
laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok
4) Memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa
2) Guru mencocokkan hasil dari siswa tentang
materi gaya dan gerak
3) Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Penutup
a. Guru melakukan refleksi
b. Memberikan kesimpulan bahwa gaya
mempengaruhi gerak benda sehingga:
1) Benda diam menjadi bergerak
2) Benda bergerak menjadi makin cepat,
lambat, berhenti atau berubah arah
3) Semakin jauh karet yang ditarik semakin
jauh lemparan batu
4) Neraca apabila diberi beban berat maka
ukurannya akan berubah dan bertambah
c. Berdo’a sebelum pulang
d. Guru memberi salam
(5 menit)
I. Penilaian
Tes Tertulis
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada salah satu jawaban
yang benar!
1. Dorongan atau tarikan yang dapat mempengaruhi keadaan suatu benda
disebut...
a. Gaya
b. Tekanan
c. Energi
d. Kekuatan
2. Alat pengukur gaya seperti terlihat pada gambar disebut...
a. Hidrometer
b. Barometer
c. Dinamometer
d. Termometer
3. Benda yang dikenai gaya dapat berubah arah geraknya, contoh peristiwa
tersebut adalah...
a. Mendorong meja
b. Membanting lilin mainan ke tanah
c. Membuat patung dari lempung
d. Memukul atau menerima bola kasti dari lawan bermain
4. Semakin berat benda, semakin.... gaya yang diperlukan untuk
memeindahkannya.
a. Besar c. Sama
b. Kecil d. Semua benar
5. Dibawah ini yang merupakan usaha untuk memperbesar gaya gesek
adalah...
a. Diberi minyak pelumas
b. Permukaan benda-benda yang bergesekan diperlicin
c. Permukaan benda-benda yang bergesekan diperbesar
d. Diberi bantalan peluru
6. Alat-alat berikut ini yang menggunakan gaya pegas adalah...
a. Jungkat-jungkit
b. Kereta dorong bayi
c. Papan loncat indah
d. Tuas pengungkit
7. Pernyataan yang salah ketika benda diberikan gaya adalah...
a. Gaya dapat menghilangkan benda
b. Gaya dapat mengubah bentuk benda
c. Gaya dapat mengubah posisi benda
d. Gaya dapat mengubah arah gerak benda
8. Salah satu benda dikatakan bergerak jika mengalami perubahan...
a. Bentuk c. Posisi
b. Warna d. Wujud
9. Makin kuat kita menarik karet ketapel, maka... kecuali...
a. Makin kendur tali karet
b. Tarikan karet makin panjang
c. Makin kecil gaya yang diberikan
d. Makin jauh batu kerikil terlontar
10. Pernyataan berikut adalah benar, kecuali...
a. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin cepat gerak yang
ditimbulkan
b. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin lambat gerak yang
ditimbulkan
c. Semakin kecil gaya yang diberikan, semakin jauh benda yang
dilontarkan
d. Semakin kecil gaya yang diberikan, semakin dekat benda yang
dilontarkan
Kunci Jawaban:
1. A
2. C
3. D
4. A
5. B
6. C
7. A
8. C
9. A
10. C
NILAI = Jumlah Benar X 10
=100
FORMAT PENILAIAN REFORMASI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan a. Pengetahuan 4
b. Kadang-kadang pengetahuan 2
c. Tidak pengetahuan 1
2. Praktik a. Aktif praktik 4
b. Kadang-kadang aktif 2
c. Tidak aktif 1
3. Sikap a. Sikap 4
b. Kadang-kadang sikap 2
c. Tidak sikap 1
4. Produk a. Baik 8
b. Cukup 7
c. Tidak baik 6
Nilai = Jumlah Skor x 10
2
LEMBAR PENILAIAN
No NamaSiswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Lutfiya.A. N
Silma Rosida
Shafiyatur.R
Rizki Maulana. R
M. Ragil Saputra
Ariana Ramadhani
Syifa Trisna Putri
Nazla Nurida. A
Anas Jevier Saputra
Keisya Arla. T
Zainab
Muh. Ihya Faisol. H
Ernawati Ningsih
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Nur Azizatun. N
M. Isa Firdaus
Ahmad Zulfikri
Fitri Puji Astuti
Naila Zeevel. B. A
Endra Bagus. A
Anisa Maharani
M. Faqih
Zeina Naz. F. A. F
M. Athari. R
Mengetahui
Kepala Madrasah
H. SADI SARIFUDIN, S. Ag
NIP. 19641013 199703 1 001
Salatiga, 8 Januari 2018
Guru Kelas VI
Syafiq Ahmad, S.Pd. l
Lembar Kerja Siswa
Nama :
No. Absen :
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada salah satu jawaban
yang benar!
1. Dorongan atau tarikan yang dapat mempengaruhi keadaan suatu benda
disebut...
a. Gaya c. Energi
b. Tekanan d. Kekuatan
2. Alat pengukur gaya seperti terlihat pada gambar disebut...
a. Hidrometer
b. Barometer
c. Dinamometer
d. Termometer
3. Benda yang dikenai gaya dapat berubah arah geraknya, contoh peristiwa
tersebut adalah...
a. Mendorong meja
b. Membanting lilin mainan ke tanah
c. Membuat patung dari lempung
d. Memukul atau menerima bola kasti dari lawan bermain
4. Semakin berat benda, semakin.... gaya yang diperlukan untuk
memeindahkannya.
a. Besar c. Sama
b. Kecil d. Semuan benar
5. Dibawah ini yang merupakan usaha untuk memperbesar gaya gesek adalah...
a. Diberi minyak pelumas
b. Permukaan benda-benda yang bergesekan diperlicin
c. Permukaan benda-benda yang bergesekan diperbesar
d. Diberi bantalan peluru
6. Alat-alat berikut ini yang menggunakan gaya pegas adalah...
a. Jungkat-jungkit
b. Kereta dorong bayi
c. Papan loncat indah
d. Tuas pengungkit
7. Pernyataan yang salah ketika benda diberikan gaya adalah...
a. Gaya dapat menghilangkan benda
b. Gaya dapat mengubah bentuk benda
c. Gaya dapat mengubah posisi benda
d. Gaya dapat mengubah arah gerak benda
8. Salah satu benda dikatakan bergerak jika mengalami perubahan...
a. Bentuk c. Posisi
b. Warna d. Wujud
9. Makin kuat kita menarik karet ketapel, maka.... kecuali....
a. Makin kendur tali karet
b. Tarikan karet makin panjang
c. Makin kecil gaya yang diberikan
d. Makin jauh batu kerikil terlontar
10. Pernyataan berikut adalah benar, kecuali...
a. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin cepat gerak yang
ditimbulkan
b. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin lambat gerak yang
ditimbulkan
c. Semakin kecil gaya yang diberikan, semakin jauh benda yang
dilontarkan
d. Semakin kecil gaya yang diberikan, semakin dekat benda yang
dilontarkan
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I
A. Lembar Observasi Guru
Nama Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor
Guru : Syafiq Ahmad, S. Pd. I.
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi Pokok : Energi dan Perubahannya (Gaya dan Gerak)
Kelas/Semester : VI/ II
Waktu Pelaksanaan : Senin, 8 Januari 2018 (pukul 10.40 - 11.50)
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda (v) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
PENDAHULUAN
1. Guru memberi salam
2. Salah satu siswa memipin do’a sebelum belajar
3. Guru melakukan absen
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi
yang diharapkan
KEGIATAN INTI
EKSPLORASI
5. Guru memahami peta konsep tentang Gaya, Gerak, dan
Energi Listrik
6. Guru memberi penjelasan tentang gerak dan arah benda yang
dipengaruhi oleh Gaya
7. Guru memberi penjelasan tentang pemanfaatan Gaya dalam
berbagai peralatan: Alat panah, ketapel, dan jungkat-jungkit
8. Guru memahami prinsip kerja sumber energi listrik generator
9. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
pembelajaran
10. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, dan lapangan
ELABORASI
11. Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis
12. Guru memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa
rasa takut
13. Mengerjakan kegiatan
14. Menyebutkan penggerak pembangkit listrik
15. Guru memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang baik dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok
16. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja individual maupun kelompok
KONFIRMASI
17. Guru mencocokkan hasil dari siswa tentang materi gaya dan
gerak
18. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
peserta didik
19. Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan
penyimpulan
PENUTUP
20. Guru melakukan refleksi
21. Guru memberikan kesimpulan bahwa gaya dapat
mempengaruhi gerak
22. Memberikan kesimpulan bahwa energi listrik sangat penting
bagi kehidupan
23. Memberikan kesimpulan bahwa sumber energi listrik yang
besar berupa generator
24. Berdo’a sebelum pulang
25. Guru memberi salam
B. Lembar Observasi Guru dan Siswa Pendekatan Metode Proyek
No. Aspek yang dinilai Deskripsi
Guru Siswa
1. Menetapkan tujuan dan tema
kegiatan pengajaran dengan metode
proyek
Guru tidak
menjelaskan tujuan
pembelajaran
Siswa kurang
memperhatikan
2. Menetapkan rancangan bahan dan
alat yang diperlukan dalam kegiatan
proyek
Tidak mempersiapkan
alat dan bahan
Kesiapan siswa
masih kurang
3. Menetapkan rancangan
pengelompokkan anak untuk
melaksanakan kegiatan proyek
Kelas dibagi menjadi
dua kelompok
Siswa masih belum
faham
4. Menetapkan rancangan langkah-
langkah kegiatan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai
Masih ada langkah-
langkah yang belum
terlaksana
Masih belum fokus
dan menguasai
langkah tersebut
5. Menetapkan rancangan penilaian
kegiatan pengajaran dengan metode
proyek.
Kurang maksimal Siswa kurang
sungguh-sungguh
dalam mengerjakan
6. Guru mengajukan sejumlah
problematik. Siswa tidak dapat
diharapkan dengan sendirinya
mampu melakukannya, tanpa insiatif
guru
Memberi masalah
kepada siswa
Siswa masih ada
yang tidak aktif
7. Siswa memilih topik masalah yang Pemilihan topik Siswa mulai berfikir
diinginkan.Usulan kerja proyek dapat
dimulai pada saat guru mengajukan
sejumlah masalah yang dapat
dipecahkan siswa melalui kerja
proyek
pembelajaran sudah
sesuai
dalam memecahkan
masalah
8. siswa membentuk kelompok kecil
dan menentukan langkah
penyelesaian.
Tanpa inisiatif guru
siswa berdiskusi
Diskusi dengan
teman
sekelompoknya
9. Siswa menyusun program kerja.
Untuk menyusun program secara
reguler, guru perlu terlibat dalam
pengaturan waktu, karena siswa
masih terikat dengan jam sekolah.
Memerlukan waktu
yang banyak
Siswa tergesa-gesa
kurang teliti dalam
menyusun program
kerja
10. Siswa mencari sumber yang
diperlukan. Kelangsungan suatu
proyek memerlukan fasilitas khusus
sesuai dengan masalah yang
dipecahkan.
Guru memberi
gambaran sedikit
tentang tema
Siswa mencari tahu
sendiri
11. Siswa mengadakan penyelidikan.
Secara umum untuk berlangsungnya
proyek diperlukan ruangan khusus
tempat siswa bekerja, yang
dilengkapi dengan meja yang lebar
dan kursi-kursi.
Guru hanya
memfasilitasi ruangan
kelas
Siswa kurang
nyaman dengan
ruangan
12. Mengumpulkan data yang dipandang
penting. Dalam penyelidikan di
laboratorium tertutup maupun
terbuka, semua kejadian di tulis dan
data yang didapat dicatat dengan
baik, kemudian diverifikasi.
Guru tidak memberi
arahan tentang laporan
Data yang
dikumpulkan masih
kurang lengkap
13. Menyusun laporan tertulis Mengamati siswa
ketika menyusun
laporan
Siswa kurang teliti
dalam menyusun
laporan
LEMBAR PENILAIAN
No NamaSiswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Lutfiya. A. N
Silma Rosida
Shafiyatur. R
Rizki Maulana. R
M. Ragil Saputra
Ariana Ramadhani
Syifa Trisna Putri
Nazla Nurida. A
Anas Jevier Saputra
Keisya Arla. T
Zainab
M. Ihya Faisol. H
Ernawati Ningsih
Nur Azizatun. N
M. Isa Firdaus
Ahmad Zulfikri
Fitri Puji Astuti
Naila Zeevel. B. A
Endra Bagus Ananta
Anisa Maharani
M. Faqih
Zeina Naz. F. A. F
M. Athari. R
4
1
4
1
2
1
4
1
2
4
1
4
1
2
1
1
2
4
1
2
1
2
2
4
2
2
4
4
2
2
2
2
4
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
2
1
2
2
2
1
2
4
2
1
2
2
4
2
2
1
2
2
4
4
4
4
2
4
7
7
8
8
8
7
7
7
8
8
8
8
8
8
8
8
7
8
8
8
8
8
7
16
12
16
15
15
12
17
12
13
18
13
20
13
14
12
13
13
18
15
16
17
16
15
80
60
80
75
75
60
85
60
65
90
65
100
65
70
60
65
65
90
75
80
85
80
75
LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK
Kelompok Kriteria Skor
Kekompakan
(1-5)
Keaktifan
(1-5)
Produk
(1-5)
Kelompok 1 3 3 4 10
Kelompok 2 4 4 5 13
Kriteria Skor
11-15 = Sangat Baik
7-10 = Baik
3-6 = Cukup
Kelompok 1 untuk kriteria kekompakan, keaktifan, dan produk memiliki skor 10
dan masuk ke dalam kriteria baik sedangkan kelompok 2 memiliki skor 13 masuk
ke dalam kriteria sangat baik.
C. Deskripsi Hasil Pengamatan
Kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 8 Januari
2018 dimulai pukul 10.40. Materi yang diberikan pada siklus I adalah tentang
energi dan perubahannya melalui gaya dan gerak.
Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdo’a
bersama. Selesai berdo’a, guru menyapa siswa, melakukan absensi kelas, dan
memberikan apersepsi kepada siswa siapa yang tahu tentang gaya dan gerak.
Siklus I ini guru belum memberikan motivasi dan belum menyampaikan
tujuan pembelajaran secara jelas kepada siswa.
Guru menjelaskan bahwa siswa akan belajar dengan menggunakan
metode pembelajaran proyek. Guru menyampaikan materi tentang energi dan
perubahannya melalui gaya dan gerak dengan menggunakan model ketapel
dan neraca. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh penggunaan
gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberi pertanyaan
kepada siswa belum semua siswa ikut memperhatikan dan merespon, masih
terdapat sepuluh siswa yang kurang memperhatikan.
Setelah selesai menjelaskan materi, guru membagi menjadi dua
kelompok. Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
dengan metode proyek. Siswa melakukan percobaan dan berdiskusi untuk
membuat model ketapel dan neraca yang sudah direncanakan, kemudian
menulis hasil dari percobaan dan masing-masing perwakilan kelompok
mempresentasikan didepan kelas. Diskusi berlangsung terdapat dua belas
siswa belum ikut aktif dalam menyelesaikan pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Posisi tempat duduk yang saling berdekatan antara kelompok satu
dengan kelompok lainnya menyebabkan siswa ada yang berbicara sendiri
dengan anggota kelompok lain. Selesai berdiskusi, siswa diminta
menyampaikan hasil diskusi sesuai dengan langkah pada metode proyek.
Siswa ketika menyampaikan hasil diskusi, terdapat beberapa yang masih
ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan di depan kelas.
Sikap guru selama proses pembelajaran sudah cukup baik. Guru memberikan
soal lembar kerja siswa kepada setiap siswa. Guru membimbing siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru tidak memberi batasan waktu kepada siswa saat melakukan
diskusi, akibatnya yang semula pembelajaran dijadwalkan selesai pada pukul
11.50 menjadi 12.05.
Salatiga, 8 Januari 2018
Pengamat
Siti Rohmah
NIM. 115 14 054
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah/Madrasah : MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : VI / 2
Materi Pokok : Energi dan Perubahannya
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi :
7. Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi
B. Kompetensi Dasar
7.2 Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik
C. Indikator
7.2.1 Siswa memahami tentang energi listrik
7.2.2 Siswa mengerjakan latihan soal
7.2.3 Siswa apa saja alat-alat yang menggunakan listrik
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat Memahami peta konsep tentang energi listrik
2. Siswa dapat Mengerjakan uji kompetensi dan Latihan soal
3. Siswa dapat Menyebutkan alat-alat yang menggunakan energi listrik
E. Materi Pembelajaran
1. Energi Listrik
Energi listrik merupakan salah satu energi yang serba guna.
Banyak peralatan rumah tangga atau mesin-mesin yang memanfaatkan
energi listrik. Energi listrik banyak digunakan karena mudah diubah
menjadi bentuk energi lain.
Isolator merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Konduktor merupakan bahan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Listrik merupakan daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh
adanya pergesekan atau melalui proses kimia, dapat digunakan untuk
menghasilkan panas atau cahaya, dan bisa digunakan untuk menjalankan
mesin. Listrik statis merupakan pengaruh yang ditimbulkan oleh muatan
listrik yang lain. Korsleting merupakan hubungan singkat akibat arus
pendek pada listrik. Sedangkan sakelar merupakan penghubung dan
pemutus aliran listrik (untuk menghidupkan atau mematikan lampu). Alat
ukur tegangan listrik disebut Voltmeter, alat ukur arus listrik disebut
amperemeter, dan alat ukur hambatan listrik disebut ohmmeter.
2. Sumber energi listrik
Sumber energi listrik dijelaskan melalui peta konsep melalui:
a. Gejala dan Sumber Energi Listrik
1) Gejala-gejala kelistrikan merupakan tanda-tanda adanya listrik.
Tuhan telah menunjukkan adanya gejala listrik di alam melalui
peristiwa kilat dan petir. Namun, kebanyakan orang belum
menyadari kalau kilat dan petir merupakan tanda-tanda adanya
listrik. Kisah ditemukannya adanya gejala listrik diamati oleh
Thales Miletus dari Yunani, sekitar tahun 585 Sebelum Masehi.
Thales menemukan sepotong ember yang digosok dengan cara
tertentu dapat menarik potongan jerami. Pada tahun 1600,
William Gilbert dari Inggris menemukan bahwa ada banyak
benda yang apabila digosok dengan car tententu menjadikan
benda tersebut bermuatan listrik sehingga dapat menarik benda
lain. Istilah listrik berasal dari William Gilbert yang kemudian
dikenal sebagai Bapak Listrik. Model gejala kelistrikan melalui
sisir rambut/penggaris yang di gosokkan ke rambut kepala
berikut gambar 2.2.
Gambar 2.2. Model Gejala Kelistrikan
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 99)
Alat dan Bahan: sisir palstik atau penggaris dan potongan
kertas kecil.
Langkah-langkah gejala kelistrikan melalui penggaris: (a)
gosok-gosoklah sisir palstik/penggaris pada rambutmu.
Rambut harus kering dan tidak berminyak; (b) dekatkanlah
sisir plastik/penggaris pada potongan kertas yang kecil; (c)
amati apa yang terjadi, kertas akan ditarik oleh sisir
plastik/penggaris.
Sisir plastik menjadi bermuatan listrik sehingga dapat
menarik potongan kertas kecil. Namun, keadaan tersebut
hanya sebentar. Hal tersebut dinamakan gejala listrik statis.
Sumber Energi Listrik meliputi baterai, aki, dinamo, dan
generator. Baterai sering digunakan sering digunakan untuk
menyalakan lampu senter, radio, arloji, dan kalkulator.
Generator biasa dipakai pada pusat pembangkit listrik. Cara
kerja generator sama dengan dinamo. Generator mengubah
energi gerak menjadi energi listrik. Untuk memutar generator
diperlukan energi sehingga energi listrik dapat dihasilkan.
Energi dapat diperoleh antara lain dengan bantuan tenaga air,
uap, angin, dan batu bara. Pusat pembangkit listrik diantaranya
Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal (PLTG), Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik Tenaga Angin, dan
Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara.
2) Perpindahan Energi Listrik
Energi listrik berasal dari pembangkit energi listrik yang
kemudian dialirkan kerumah melalui kabel. Kabel terdiri atas
serat-serat tembaga yang dibungkus karet atau plastik.
Tembaga merupakan logam yang bersifat menghantarkan
listrik, sedangkan karet dan plastik bukan termasuk logam dan
bersifat tidak menghantarkan listrik. Bahan yang dapat
mengahnatarkan listrik dengan baik disebut konduktor listrik.
Bahan yang tidak menghantarkan listrik disebut isolator listrik.
3) Perubahan Energi Listrik
Energi listrik dapat dimanfaatkan atau diubah menjadi
energi lain. Misalnya nya seperti radio dapat berbunyi jika
dihubungkan dengan listrik. Jadi, radio merupakan salah satu
contoh perubahan energi listrik menjadi energi bunyi. Contoh
lain adalah penggunaan mikser dan setrika. Mikser merupakan
merupakan contoh perubahan dari energi listrik menjadi energi
gerak, sedangkan setrika mengubah energi listrik menjadi
energi panas.
F. Metode Pembelajaran
1. Proyek
2. Ceramah
3. Diskusi
G. Media Belajar
1. Buku:
TIM Bina IPA. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) Kelas 6 SD. Bogor:
Yudhistira.
Haryanto. 2006. Sains Jilid 6 untuk SD/MI KelasVI. Jakarta: Erlangga
Amalia Sapriati, dkk. 2008. Pembelajaran IPA Di SD (edisi 1). Jakarta:
Universitas Terbuka.
2. Alat dan bahan: Penggaris, kertas, buku
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-2 Alokasi
Waktu
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
a. Guru memberi salam
b. Salah satu siswa memimpin do’a sebelum belajar
c. Guru melakukan absen
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi
yang diharapkan
(5 menit)
(5 m
e
n
i
t
)
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Memahami peta konsep energi Listrik
2) Memahami prinsip kerja sumber energi listrik
generator
3) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran; dan
4) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Menyebutkan penggerak pembangkit listrik: tenaga
air, tenaga diesel, tenaga uap, tenaga nuklir, tenaga
panas bumi, tenaga matahari, dan tenaga angin
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa
takut;
4) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok;
5) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja individual maupun kelompok;
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan
(60 menit)
3. Penutup
a. Guru melakukan refleksi
b. Guru memberikan kesimpulan bahwa energi listrik sangat
penting bagi kehidupan
c. Guru memberikan kesimpulan bahwa sumber energi listrik
yang besar berupa generator
d. Berdo’a sebelum pulang
e. Guru memberi salam
(5 menit)
I. Penilaian
Tes Tertulis
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada salah satu jawaban
yang benar!
1. Benda di bawah ini yang dapat menghantarkan listrik adalah...
a. Tali rafia c. Lidi
b. Kertas d. Kawat tembaga
2. Alat pemutus dan penyambung arus listrik dinamakan...
a. Sakelar
b. Sekring
c. Isolator
d. Konduktor
3. Kita sering membaca tulisan “Awas Tegangan Tinggi”. Yang dimaksud
tegangan tinggi adalah...
a. Amperenya besar
b. Dayanya besar
c. Voltnya besar
d. Ohmnya besar
4. Alat listrik yang dapat mengubah bentuk energi listrik menjadi energi
gerak adalah...
a. Mesin cuci
b. Kompor listrik
c. Solder listrik
d. Pesawat televisi
5. Penggaris plastik yang di gosok-gosokkan pada rambut kering bermuatan
listrik...
a. Statis c. Searah
b. Dinamis d. Bolak-balik
6. Benda berikut yang menghasilkan energi listrik dari energi kimia adalah...
a. Generator dan baterai
b. Dinamo dan aki
c. Baterai dan aki
d. Generator dinamo
7. Gejala kelistrikan pertama kali diamati oleh...
a. Thales Miletus
b. Benjamin Franklin
c. William Gilbert
d. Thomas Alva Edison
8. Dorongan listrik yang ditimbulkan oleh sumber listrik disebut...
a. Tegangan c. Daya
b. Arus d. Hambatan
9. Yang bukan merupakan sumber listrik adalah...
a. Aki c. Baterai
b. Sekring d. Dinamo
10. Batu baterai di dalam lampu senter dapat berfungsi jika dipasang secara...
a. Paralel
b. Seri
c. Kombinasi
d. Campuran
Kunci Jawaban:
1. D
2. A
3. C
4. A
5. A
6. C
7. A
8. A
9. B
10. A
NILAI = Jumlah Benar X 10
FORMAT PENILAIAN REFORMASI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
4.
Pengetahuan
Praktik
Sikap
Produk
a. Pengetahuan
b. Kadang-kadang Pengetahuan
c. Tidak Pengetahuan
a. Aktif Praktik
b. Kadang-kadang aktif
c. Tidak aktif
a. Sikap
b. Kadang-kadang Sikap
c. Tidak Sikap
a. Baik
b. Cukup
c. Tidak Baik
4
2
1
4
2
1
4
2
1
8
7
6
Nilai = Jumlah Skor x 10
2
LEMBAR PENILAIAN
No NamaSiswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Lutfiya.A. N
Silma Rosida
Shafiyatur.R
Rizki Maulana. R
M. Ragil Saputra
Ariana Ramadhani
Syifa Trisna Putri
Nazla Nurida. A
Anas Jevier Saputra
Keisya Arla. T
Zainab
Muh. Ihya Faisol. H
Ernawati Ningsih
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Nur Azizatun. N
M. Isa Firdaus
Ahmad Zulfikri
Fitri Puji Astuti
Naila Zeevel. B. A
Endra Bagus Ananta
Anisa Maharani
M. Faqih
Zeina Naz. F. A. F
M. Athari. R
Mengetahui
Kepala Madrasah
H. SADI SARIFUDIN, S. Ag
NIP. 19641013 199703 1 001
Salatiga, 18 Januari 2018
Guru Kelas VI
Syafiq Ahmad, S.Pd. l
Lembar Kerja Siswa
Nama :
No. Absen :
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada salah satu jawaban
yang benar!
1. Benda di bawah ini yang dapat menghantarkan listrik adalah...
a. Tali rafia
b. Kertas
c. Lidi
d. Kawat tembaga
2. Alat pemutus dan penyambung arus listrik dinamakan...
a. Sakelar
b. Sekring
c. Isolator
d. Konduktor
3. Baterai dan akumulator merupakan sumber listrik yang menggunakan
energi...
a. Magnet
b. Nuklir
c. Kimia
d. Matahari
4. Alat listrik yang dapat mengubah bentuk energi listrik menjadi energi gerak
adalah...
a. Mesin cuci
b. Kompor listrik
c. Solder listrik
d. Pesawat televisi
5. Penggaris plastik yang di gosok-gosokkan pada rambut kering bermuatan
listrik...
a. Statis
c. Dinamis
d. Searah
e. Bolak-balik
6. Benda berikut yang menghasilkan energi listrik dari energi kimia adalah...
a. Generator dan baterai
b. Dinamo dan aki
c. Baterai dan aki
d. Generator dinamo
7. Gejala kelistrikan pertama kali diamati oleh...
a. Thales Miletus
b. Benjamin Franklin
c. William Gilbert
d. Thomas Alva Edison
8. Dorongan listrik yang ditimbulkan oleh sumber listrik disebut...
a. Tegangan
b. Arus
c. Daya
d. Hambatan
9. Yang bukan merupakan sumber listrik adalah...
a. Aki
b. Sekring
c. Baterai
d. Dinamo
10. Batu baterai di dalam lampu senter dapat berfungsi jika dipasang secara...
a. Paralel
b. Seri
c. Kombinasi
d. Campuran
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
A. Lembar Observasi Guru
Nama Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor
Guru : Syafiq Ahmad, S. Pd. I.
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi Pokok : Energi dan Perubahannya (Energi Listrik)
Kelas/Semester : VI/ II
Waktu Pelaksanaan : Kamis, 18 Januari 2018 (pukul 07.30 - 08.40)
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda (v) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
PENDAHULUAN
1. Guru memberi salam
2. Salah satu siswa memimpin do’a sebelum belajar
3. Guru mealkukan absen
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi
yang diharapkan
KEGIATAN INTI
EKSPLORASI
5. Guru memahami peta konsep tentang Gaya, Gerak, dan
Energi Listrik
6. Guru memberi penjelasan tentang gerak dan arah benda yang
dipengaruhi oleh Gaya
7. Guru memberi penjelasan tentang pemanfaatan Gaya dalam
berbagai peralatan: Alat panah, ketapel, dan jungkat-jungkit
8. Guru memahami prinsip kerja sumber energi listrik generator
9. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
pembelajaran
10. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, dan lapangan
ELABORASI
11. Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis
12. Guru memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa
rasa takut
13. Mengerjakan kegiatan
14. Menyebutkan penggerak pembangkit listrik
15. Guru memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang baik dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok
16. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja individual maupun kelompok
KONFIRMASI
17. Guru mencocokkan hasil dari siswa tentang materi gaya dan
gerak
18. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
peserta didik
19. Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan
penyimpulan
PENUTUP
20. Guru melakukan refleksi
21. Guru memberikan kesimpulan bahwa gaya dapat
mempengaruhi gerak
22. Memberikan kesimpulan bahwa energi listrik sangat penting
bagi kehidupan
23. Memberikan kesimpulan bahwa sumber energi listrik yang
besar berupa generator
24. Berdo’a sebelum pulang
25. Guru memberi salam
B. Lembar Observasi Guru dan Siswa Pendekatan Metode Proyek
No. Aspek yang dinilai Deskripsi
Guru Siswa
1. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan
pengajaran dengan metode proyek
Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran
Siswa masih ada
yang tidak
memperhatikan
2. Menetapkan rancangan bahan dan alat
yang diperlukan dalam kegiatan proyek
Guru mengecek
kesiapan alat dan
bahan
Siswa siap untuk
mempraktikkan
3. Menetapkan rancangan
pengelompokkan anak untuk
melaksanakan kegiatan proyek
Guru membagi
menjadi dua
kelompok
Siswa mengikuti
arahan dari guru
4. Menetapkan rancangan langkah-langkah
kegiatan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai
Langkah-langkah
pelaksanaan masih
belum urut
Siswa masihada yang
belum faham
5. Menetapkan rancangan penilaian
kegiatan pengajaran dengan metode
proyek.
Sesuai dengan
keaktifan siswa
Siswa sedikit mulai
memperhatikan
6. Guru mengajukan sejumlah
problematik. Siswa tidak dapat
diharapkan dengan sendirinya mampu
melakukannya, tanpa insiatif guru
Guru memberi
pertanyaan-
pertanyaan singkat
Siswa menjawab
dengan
sepengetahuan siswa
7. Siswa memilih topik masalah yang
diinginkan.Usulan kerja proyek dapat
dimulai pada saat guru mengajukan
sejumlah masalah yang dapat
dipecahkan siswa melalui kerja proyek
Guru menyetujui
metode ini
Siswa dituntut untuk
aktif
8. siswa membentuk kelompok kecil dan
menentukan langkah penyelesaian.
Guru memberi
kesempatan siswa
untuk diskusi
Siswa masih ada
yang cerita di luar
tema
9. Siswa menyusun program kerja. Untuk
menyusun program secara reguler, guru
perlu terlibat dalam pengaturan waktu,
karena siswa masih terikat dengan jam
sekolah.
Waktu yang
digunakan
diminimalisir
Siswa dituntut untuk
mandiri dalam
berfikir
10. Siswa mencari sumber yang diperlukan.
Kelangsungan suatu proyek memerlukan
fasilitas khusus sesuai dengan masalah
yang dipecahkan.
Fasilitas hanya bahan
untuk membuat
laporan
Siswa mencari tahu
sendiri
11. Siswa mengadakan penyelidikan. Secara
umum untuk berlangsungnya proyek
diperlukan ruangan khusus tempat siswa
bekerja, yang dilengkapi dengan meja
yang lebar dan kursi-kursi.
Hanya tersedia ruang
kelas
Siswa kurang leluasa
dalam praktik
12. Mengumpulkan data yang dipandang
penting. Dalam penyelidikan di
laboratorium tertutup maupun terbuka,
semua kejadian di tulis dan data yang
didapat dicatat dengan baik, kemudian
diverifikasi.
Memberi gambaran
dalam pembuatan
laporan
Data yang
dikmpulkan masih
kurang lengkap
13. Menyusun laporan tertulis Memeriksa
pembuatan laporan
Siswa menyusun
laporan dengan
kelompoknya
LEMBAR PENILAIAN
No NamaSiswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. 11. 12. 13.
Lutfiya. A. N
Silma Rosida
Shafiyatur. R
Rizki Maulana. R
M. Ragil Saputra
Ariana Ramadhani
Syifa Trisna Putri
Nazla Nurida. A
Anas Jevier Saputra
Keisya Arla. T
Zainab
M. Ihya Faisol. H
Ernawati Ningsih
4
1
1
4
1
2
4
2
4
1
1
2
1
2
2
2
4
2
2
2
2
4
2
2
1
2
4
4
4
2
4
2
4
2
2
4
2
1
2
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
14
15
15
18
15
14
18
14
18
15
13
12
13
70
75
75
90
75
70
90
70
90
75
65
60
65
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Nur Azizatun. N
M. Isa Firdaus
Ahmad Zulfikri
Fitri Puji Astuti
Naila Zeevel. B. A
Endra Bagus. A
Anisa Maharani
M. Faqih
Zeina Naz. F. A. F
M. Athari. R
2
1
1
1
4
1
1
2
4
1
1
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
2
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
15
17
12
15
20
17
17
18
20
15
75
85
60
75
100
85
85
80
100
75
LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK
Kelompok Kriteria Skor
Kekompakan
(1-5)
Keaktifan
(1-5)
Produk
(1-5)
Kelompok 1 3 3 5 11
Kelompok 2 4 5 5 14
Kriteria Skor
11-15 = Sangat Baik
7-10 = Baik
3-6 = Cukup
Kelompok 1 untuk kriteria kekompakan, keaktifan, dan produk memiliki skor 11
dan masuk ke dalam kriteria sangat baik sedangkan kelompok 2 memiliki skor 14
masuk ke dalam kriteria sangat baik.
C. Deskripsi Hasil Pengamatan
Kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada Kamis, 18 Januari
2018 dimulai pukul 07.30. Materi yang diberikan pada siklus I adalah tentang
energi dan perubahannya (energi listrik).
Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdo’a
bersama. Selesai berdo’a, guru menyapa siswa, melakukan absensi kelas, dan
memberikan apersepsi kepada siswa siapa yang tahu tentang energi listrik.
Siklus II ini guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran secara jelas kepada siswa.
Guru menjelaskan bahwa siswa akan belajar dengan menggunakan
metode pembelajaran proyek. Guru menyampaikan materi tentang energi dan
perubahannya melalui energi listrik. Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai contoh penggunaan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memberi pertanyaan kepada siswa belum semua siswa ikut
memerhatikan dan merespon, masih terdapat tujuh siswa yang kurang
memerhatikan.
Setelah selesai menjelaskan materi, guru membagi menjadi dua
kelompok, kali ini dibagi berdasarkan tingkat prestasi siswa. Guru
menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan metode
proyek. Siswa melakukan percobaan dan berdiskusi untuk membuat energi
listrik dengan menggunakan penggaris yang digosokkan ke rambut kepala
yang kering dan sudah direncanakan, kemudian menulis hasil dari percobaan
dan masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan didepan kelas.
Diskusi berlangsung terdapat enam siswa belum ikut aktif dalam
menyelesaikan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Posisi tempat duduk
yang saling berdekatan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya
menyebabkan siswa ada yang berbicara sendiri dengan anggota kelompok
lain. Guru memberikan batasan waktu kepada siswa untuk berdiskusi, siswa
diminta menyampaikan hasil diskusi sesuai dengan langkah pada metode
proyek. Siswa ketika menyampaikan hasil diskusi, terdapat beberapa yang
masih ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan di depan kelas.
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II sudah cukup baik
daripada siklus I. Guru memberikan soal lembar kerja siswa kepada setiap
siswa dan terdapat empat siswa yang masih menanyakan jawaban kepada
temannya saat mengerjalan soal. Pembelajaran berakhir sesuai waktu yang
telah dijadwalkan yaitu 08.40.
Salatiga, 18 Januari 2018
Pengamat
Siti Rohmah
NIM. 115 14 054
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Madrasah : MI Ma’arif Tingkir Lor
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : VI /2
Materi Pokok : Energi dan Perubahannya
Alokasi Waktu : 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi
8. Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi.
B. Kompetensi Dasar
8.1 Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubunganan tara gaya dan gerak
(model jungkat jungkit, katapel/model traktor sederhana energi pegas)
8.2 Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik
C. Indikator
7.1.5 Siswa mengetahui tentang adanya gaya
7.1.6 Siswa mengetahui manfaat dari gaya
7.1.7 Siswa menyebutkan apa saja alat yang berhubungan dengan gaya dan
gerak
7.1.8 Siswa memahami cara kerja dari alat-alat yang berhubungan dengan
gaya dan gerak
7.1.9 Siswa memahami tentang energi listrik
7.1.10 Siswa mengerjakan latihan soal
7.1.11 Siswa apa saja alat-alat yang menggunakan listrik
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami peta konsep tentang gaya
2. Siswa dapat pemanfaatan gaya dalam berbagai peralatan
3. Siswa dapat menyebutkan alat-alat yang berhubungan dengan gaya dan
gerak
4. Siswa dapat memahami cara kerja dari alat-alat yang berhubungan
dengan gaya dan gerak.
5. Siswa dapat Memahami peta konsep tentang energi listrik
6. Siswa dapat Mengerjakan uji kompetensi dan Latihan soal
7. Siswa dapat Menyebutkan alat-alat yang menggunakan energi listrik
E. Materi Pembelajaran
1. Gaya dan gerak
Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang mempengaruhi keadaan
suatu benda. Gerak merupakan perpindahan tempat atau kedudukan suatu
benda. Pegas merupakan per atau benda yang memiliki sifat dapat
melenting. Gaya dan gerak dijelaskan melalui:
a. Hubungan antara Gaya dan Gerak
Jungkat-jungkit merupakan pengungkit dengan penumpu
dibagian tengah. Gerak jungkat-jungkit adalah naik-turun di kedua
sisinya.
b. Hubungan gaya dan gerak
Gaya dan gerak dapat lihat melalui model ketepel dapat
dijelaskan melalui karekateristik gerak sebuah benda dipengaruhi oleh
gaya dapat bergerak, benda semakin lambat bergerak. Benda bergerak
dengan arah yang berubah, gaya yang dikenakan pada sebuah benda
diam menyebabkan benda dapat bergerak. Gaya yang dikenakan pada
sebuah benda yang bergerak menyebabkan benda semakin cepat dan
benda berhenti bergerak. Model ketapel dan neraca pegas dapat di
lihat seperti dibawah ini:
1) Model Ketapel
Gambar 2.2 Model Ketapel
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 90)
Alat dan bahan untuk membuat model ketepel yaitu gelang, kalep
(bekas sepatu kulit), ranting kayu berbentuk huruf Y, gunting, dan
pisau. Langkah-langkah permbuatan ketapel: a) kupas kulit luar
ranting kayu berbentuk Y dengan menggunakan pisau; b)
bentuklah kalep dari bekas kulit sepatu dengan menggunakan
pisau dan gunting; c) potong salah satu karet gelang menjadi
empat bagian sama panjang, dengan menggunakan potongan karet
gelang tersebut, ikat karet gelang lainnya pada kalep; d) ikatlah
masing-masing ujung karet gelang pada ranting kayu; e) cobalah
gunakan ketapel buatanmu itu dengan menjepit sebuah kerikil
pada kalep. Pegang erat-erat tangkai ketapel lalu tariklah kalep
kebelakang. Arahkan tangkai ketapel kearah yang kamu inginkan,
selanjutnya lepaskan pegangan kalepnya sehingga kerikil terlontar
ke depan.
2) Model Neraca Pegas
Gambar 2.3 Model Neraca Pegas
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 91)
Alat dan Bahan: kawat, papan, paku kecil dan sedang, karet dari
sandal jepit, karet gelang, palu, spidol, penggaris, dan lem.
Langkah-langkah merangkai neraca pegas: a) rancanglah neraca
pegas secara sederhana dengan mengikuti seperti pada gambar;
b) setelah model neraca pegas selesai dibuat, gantunglah dua
buah benda yang bobotnya berbeda (berat dan ringan) secara
bergantian.
4. Energi listrik
Energi listrik merupakan salah satu energi yang serba guna.
Banyak peralatan rumah tangga atau mesin-mesin yang memanfaatkan
energi listrik. Energi listrik banyak digunakan karena mudah diubah
menjadi bentuk energi lain.
Isolator merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Konduktor merupakan bahan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Listrik merupakan daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh
adanya pergesekan atau melalui proses kimia, dapat digunakan untuk
menghasilkan panas atau cahaya, dan bisa digunakan untuk menjalankan
mesin. Listrik statis merupakan pengaruh yang ditimbulkan oleh muatan
listrik yang lain. Korsleting merupakan hubungan singkat akibat arus
pendek pada listrik. Sedangkan sakelar merupakan penghubung dan
pemutus aliran listrik (untuk menghidupkan atau mematikan lampu). Alat
ukur tegangan listrik disebut Voltmeter, alat ukur arus listrik disebut
amperemeter, dan alat ukur hambatan listrik disebut ohmmeter.
Sumber energi listrik dijelaskan melalui peta konsep melalui:
a. Gejala dan Sumber Energi Listrik
Gejala-gejala kelistrikan merupakan tanda-tanda adanya
listrik. Tuhan telah menunjukkan adanya gejala listrik di alam
melalui peristiwa kilat dan petir. Namun, kebanyakan orang belum
menyadari kalau kilat dan petir merupakan tanda-tanda adanya
listrik. Kisah ditemukannya adanya gejala listrik diamati oleh
Thales Miletus dari Yunani, sekitar tahun 585 Sebelum Masehi.
Thales menemukan sepotong ember yang digosok dengan cara
tertentu dapat menarik potongan jerami. Pada tahun 1600, William
Gilbert dari Inggris menemukan bahwa ada banyak benda yang
apabila digosok dengan car tententu menjadikan benda tersebut
bermuatan listrik sehingga dapat menarik benda lain. Istilah listrik
berasal dari William Gilbert yang kemudian dikenal sebagai Bapak
Listrik. Model gejala kelistrikan melalui sisir rambut/penggaris
yang di gosokkan ke rambut kepala sebagai berikut:
Gambar 2.5. Model Gejala Kelistrikan
(Sumber: Tim Bina IPA, 2008: 99)
Alat dan Bahan: sisir palstik atau penggaris dan potongan kertas
kecil.
Langkah-langkah gejala kelistrikan melalui penggaris: 1) gosok-
gosoklah sisir palstik/penggaris pada rambutmu. Rambut harus
kering dan tidak berminyak; 2) dekatkanlah sisir plastik/penggaris
pada potongan kertas yang kecil; 3) amati apa yang terjadi, kertas
akan ditarik oleh sisir plastik/penggaris.
Sisir plastik menjadi bermuatan listrik sehingga dapat
menarik potongan kertas kecil. Namun, keadaan tersebut hanya
sebentar. Hal tersebut dinamakan gejala listrik statis. Sumber
Energi Listrik meliputi baterai, aki, dinamo, dan generator. Baterai
sering digunakan sering digunakan untuk menyalakan lampu
senter, radio, arloji, dan kalkulator. Generator biasa dipakai pada
pusat pembangkit listrik. Cara kerja generator sama dengan
dinamo. Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Untuk memutar generator diperlukan energi sehingga energi listrik
dapat dihasilkan. Energi dapat diperoleh antara lain dengan bantuan
tenaga air, uap, angin, dan batu bara. Pusat pembangkit listrik
diantaranya Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal (PLTG),
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik Tenaga Angin, dan
Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara.
a. Perpindahan Energi Listrik
Energi listrik berasal dari pembangkit energi listrik yang
kemudian dialirkan kerumah melalui kabel. Kabel terdiri atas serat-
serat tembaga yang dibungkus karet atau plastik. Tembaga
merupakan logam yang bersifat menghantarkan listrik, sedangkan
karet dan plastik bukan termasuk logam dan bersifat tidak
menghantarkan listrik. Bahan yang dapat mengahnatarkan listrik
dengan baik disebut konduktor listrik. Bahan yang tidak
menghantarkan listrik disebut isolator listrik.
b. Perubahan Energi Listrik
Energi listrik dapat dimanfaatkan atau diubah menjadi energi
lain. Misalnya nya seperti radio dapat berbunyi jika dihubungkan
dengan listrik. Jadi, radio merupakan salah satu contoh perubahan
energi listrik menjadi energi bunyi. Contoh lain adalah penggunaan
mikser dan setrika. Mikser merupakan merupakan contoh
perubahan dari energi listrik menjadi energi gerak, sedangkan
setrika mengubah energi listrik menjadi energi panas.
F. Metode Pembelajaran
1. Proyek
2. Ceramah
3. Diskusi
G. Media Pembelajaran
1. Buku:
Tim Bina IPA. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) Kelas 6 SD. Bogor:
Yudhistira.
Haryanto. 2006. Sains Jilid 6 untuk SD/MI KelasVI. Jakarta: Erlangga.
Amalia Sapriati, dkk. 2008. Pembelajaran IPA Di SD (edisi 1). Jakarta:
Universitas Terbuka.
2. Alat dan bahan: Bola plastik, ranting pohon berbentuk Y, tali karet, kulit
bekas tas atau sepatu, pisau, batu kecil, papan, batubata, penggaris,
kertas, dan buku.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-3 Alokasi
Waktu
1. Pendahuluan
a. Guru memberi salam
b. Salah satu siswa memimpin do’a sebelum belajar
c. Guru melakukan absen
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajarandan kompetensi
yang diharapkan
(5 menit)
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Memahami peta konsep tentang gaya
2) Gerak dan arah benda dipengaruhi oleh gaya
3) Pemanfaatan gaya dalam berbagai peralatan: Alat
panah, katapel, jungkat-jungkit
4) Memahami peta konsep energi listrik
5) Memahami prinsip kerja sumber energi listrik
generator
6) Menjelaskan proses kerja pembangkit listrik
7) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio atau lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Menyebutkan penggerak pembangkit listrik: tenaga
air, tenaga diesel, tenaga uap, tenaga nuklir, tenaga
panas bumi, tenaga matahari, dan tenaga angin
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan
baru baik secara lisan maupun tertulis
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa
takut
4) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok
5) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja individual maupun kelompok
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
(60 menit)
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan
3. Penutup
a. Guru melakukan refleksi
b. Guru memberikan kesimpulan bahwa gaya
mempengaruhi gerak benda sehingga:
1) Benda diam menjadi bergerak
2) Benda bergerak menjadi makin cepat, lambat, berhenti
atau berubah arah
3) Semakin jauh karet yang ditatrik semakin jauh
lemparan batu
4) Sumber energi listrik yang besar berupa generator
c. Berdo’a sebelum pulang
d. Guru memberi salam
(5 menit)
I. Penilaian
Tes Tertulis
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada salah satu jawaban
yang benar!
1. Benda yang dikenai gaya dapat berubah arah geraknya, contoh peristiwa
tersebut adalah...
a. Mendorong meja
b. Membanting lilin mainan ke tanah
c. Membuat patung dari lempung
d. Memukul atau menerima bola kasti dari lawan bermain
2. Semakin berat benda, semakin.... gaya yang diperlukan untuk
memeindahkannya.
a. Besar c. Sama
b. Kecil d. Semua benar
3. Penggaris plastik yang di gosok-gosokkan pada rambut kering bermuatan
listrik...
a. Statis c. Searah
b. Dinamis d. Bolak-balik
4. Benda berikut yang menghasilkan energi listrik dari energi kimia adalah...
a. Generator dan baterai c. Baterai dan aki
b. Dinamo dan aki d. Generator dinamo
5. Gejala kelistrikan pertama kali diamati oleh...
a. Thales Miletus c. William Gilbert
b. Benjamin Franklin d. Thomas Alva Edison
6. Alat-alat berikut ini yang menggunakan gaya pegas adalah...
a. Jungkat-jungkit
b. Kereta dorong bayi
c. Papan loncat indah
d. Tuas pengungkit
7. Pernyataan yang salah ketika benda diberikan gaya adalah...
a. Gaya dapat menghilangkan benda
b. Gaya dapat mengubah bentuk benda
c. Gaya dapat mengubah posisi benda
d. Gaya dapat mengubah arah gerak benda
8. Makin kuat kita menarik karet ketapel, maka... kecuali...
a. Makin kendur tali karet
b. Tarikan karet makin panjang
c. Makin kecil gaya yang diberikan
d. Makin jauh batu kerikil terlontar
9. Kita sering membaca tulisan “Awas Tegangan Tinggi”. Yang dimaksud
tegangan tinggi adalah...
a. Amperenya besar c. Voltnya besar
b. Dayanya besar d. Ohmnya besar
10. Alat listrik yang dapat mengubah bentuk energi listrik menjadi energi
gerak adalah...
a. Mesin cuci c. Solder Listrik
b. Kompor listrik d. Pesawat televisi
Kunci Jawaban:
1. D 6. C
2. A 7. A
3. A 8. A
4. C 9. C
5. A 10. A
NILAI = Jumlah Benar X 10
= 100
FORMAT PENILAIAN REFORMASI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
4.
Pengetahuan
Praktik
Sikap
Produk
a. Pengetahuan
b. Kadang-kadang Pengetahuan
c. Tidak Pengetahuan
a. Aktif Praktik
b. Kadang-kadang aktif
c. Tidak aktif
a. Sikap
b. Kadang-kadang Sikap
c. Tidak Sikap
a. Baik
b. Cukup
c. Tidak Baik
4
2
1
4
2
1
4
2
1
8
7
6
Nilai = Jumlah Skor x 10
2
LEMBAR PENILAIAN
No NamaSiswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1.
2.
3.
4.
Lutfiya.A. N
Silma Rosida
Shafiyatur.R
Rizki Maulana. R
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
M. Ragil Saputra
Ariana Ramadhani
Syifa Trisna Putri
Nazla Nurida. A
Anas Jevier Saputra
Keisya Arla. T
Zainab
Muh. Ihya Faisol. H
Ernawati Ningsih
Nur Azizatun. N
M. Isa Firdaus
Ahmad Zulfikri
Fitri Puji Astuti
Naila Zeevel. B. A
Endra Bagus Ananta
Anisa Maharani
M. Faqih
Zeina Naz. F. A. F
M. Athari. R
Mengetahui
Kepala Madrasah
H. SADI SARIFUDIN, S. Ag
NIP. 19641013 199703 1 001
Salatiga, 25 Januari 2018
Guru Kelas VI
Syafiq Ahmad, S.Pd. l
Lembar Kerja Siswa
Nama :
No. Absen :
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada salah satu jawaban
yang benar!
1. Benda yang dikenai gaya dapat berubah arah geraknya, contoh peristiwa
tersebut adalah...
a. Mendorong meja
b. Membanting lilin mainan ke tanah
c. Membuat patung dari lempung
d. Memukul atau menerima bola kasti dari lawan bermain
2. Semakin berat benda, semakin.... gaya yang diperlukan untuk
memindahkannya.
a. Besar
b. Kecil
c. Sama
d. Semua benar
3. Penggaris plastik yang di gosok-gosokkan pada rambut kering bermuatan
listrik...
a. Statis
b. Dinamis
c. Searah
d. Bolak-balik
4. Benda berikut yang menghasilkan energi listrik dari energi kimia adalah...
a. Generator dan baterai
b. Dinamo dan aki
c. Baterai dan aki
d. Generator dinamo
5. Gejala kelistrikan pertama kali diamati oleh...
a. Thales Miletus
b. Benjamin Franklin
c. William Gilbert
d. Thomas Alva Edison
6. Alat-alat berikut ini yang menggunakan gaya pegas adalah...
a. Jungkat-jungkit
b. Kereta dorong bayi
c. Papan loncat indah
d. Tuas pengungkit
7. Pernyataan yang salah ketika benda diberikan gaya adalah...
a. Gaya dapat menghilangkan benda
b. Gaya dapat mengubah bentuk benda
c. Gaya dapat mengubah posisi benda
d. Gaya dapat mengubah arah gerak benda
8. Makin kuat kita menarik karet ketapel, maka... kecuali...
a. Makin kendur tali karet
b. Tarikan karet makin panjang
c. Makin kecil gaya yang diberikan
d. Makin jauh batu kerikil terlontar
9. Baterai dan akumulator merupakan sumber listrik yang menggunakan
energi...
a. Magnet
b. Nuklir
c. Kimia
d. Matahari
10. Alat listrik yang dapat mengubah bentuk energi listrik menjadi energi gerak
adalah...
a. Mesin cuci
b. Kompor listrik
c. Solder listrik
d. Pesawat televisi
CATATAN LAPANGAN SIKLUS III
A. Lembar Observasi Guru
Nama Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor
Guru : Syafiq Ahmad, S. Pd. I.
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi Pokok : Energi dan Perubahannya (Gaya, Gerak dan Energi
Listrik)
Kelas/Semester : VI/ II
Waktu Pelaksanaan : Kamis, 25 Januari 2018 (pukul 07.30 - 08.40)
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda (v) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
PENDAHULUAN
1. Guru memberi salam
2. Salah satu siswa memipin do’a sebelum belajar
3. Guru melakukan absen
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi
yang diharapkan
KEGIATAN INTI
EKSPLORASI
5. Guru memahami peta konsep tentang Gaya, Gerak, dan
Energi Listrik
6. Guru memberi penjelasan tentang gerak dan arah benda yang
dipengaruhi oleh Gaya
7. Guru memberi penjelasan tentang pemanfaatan Gaya dalam
berbagai peralatan: Alat panah, ketapel, dan jungkat-jungkit
8. Guru memahami prinsip kerja sumber energi listrik generator
9. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
pembelajaran
10. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, dan lapangan
ELABORASI
11. Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis
12. Guru memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa
rasa takut
13. Mengerjakan kegiatan
14. Menyebutkan penggerak pembangkit listrik
15. Guru memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang baik dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok
16. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja individual maupun kelompok
KONFIRMASI
17. Guru mencocokkan hasil dari siswa tentang materi gaya dan
gerak
18. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
peserta didik
19. Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan
penyimpulan
PENUTUP
20. Guru melakukan refleksi
21. Guru memberikan kesimpulan bahwa gaya dapat
mempengaruhi gerak
22. Memberikan kesimpulan bahwa energi listrik sangat penting
bagi kehidupan
23. Memberikan kesimpulan bahwa sumber energi listrik yang
besar berupa generator
24. Berdo’a sebelum pulang
25. Guru memberi salam
B. Lembar Observasi Guru dan Siswa Pendekatan Metode Proyek
No. Aspek yang dinilai Deskripsi
Guru Siswa
1. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan
pengajaran dengan metode proyek
Guru menjelaskan
tujuan
pembelajaran
Siswa
memperhatikan
dengan sungguh-
sungguh
2. Menetapkan rancangan bahan dan alat yang
diperlukan dalam kegiatan proyek
Guru mengecek
kesiapan alat dan
bahan
Siswa siap untuk
mempraktikkan
3. Menetapkan rancangan pengelompokkan
anak untuk melaksanakan kegiatan proyek
Guru membagi
menjadi dua
kelompok
Siswa mengikuti
arahan dari guru
dengan baik
4. Menetapkan rancangan langkah-langkah
kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai
Langkah-langkah
pelaksanaan sudah
urut dan benar
Siswa dapat
memahami
langkah-langkah
kegiatan
5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan
pengajaran dengan metode proyek.
Sesuai dengan
keaktifan siswa
Siswa mulai
memperhatikan
6. Guru mengajukan sejumlah problematik.
Siswa tidak dapat diharapkan dengan
sendirinya mampu melakukannya, tanpa
insiatif guru
Guru memberi
pertanyaan-
pertanyaan singkat
Siswa menjawab
dengan
sepengetahuan
siswa
7. Siswa memilih topik masalah yang Guru menyetujui Siswa dituntut
diinginkan.Usulan kerja proyek dapat dimulai
pada saat guru mengajukan sejumlah masalah
yang dapat dipecahkan siswa melalui kerja
proyek
metode ini untuk aktif
8. siswa membentuk kelompok kecil dan
menentukan langkah penyelesaian.
Guru memberi
kesempatan siswa
untuk diskusi
Siswa diskusi
sesuai dengan
kelompoknya
9. Siswa menyusun program kerja. Untuk
menyusun program secara reguler, guru perlu
terlibat dalam pengaturan waktu, karena
siswa masih terikat dengan jam sekolah.
Waktu yang
digunakan
diminimalisir
Siswa dituntut
untuk mandiri
dalam berfikir
10. Siswa mencari sumber yang diperlukan.
Kelangsungan suatu proyek memerlukan
fasilitas khusus sesuai dengan masalah yang
dipecahkan.
Fasilitas hanya
bahan untuk
membuat laporan
Siswa mencari
tahu sendiri
11. Siswa mengadakan penyelidikan. Secara
umum untuk berlangsungnya proyek
diperlukan ruangan khusus tempat siswa
bekerja, yang dilengkapi dengan meja yang
lebar dan kursi-kursi.
Hanya tersedia
ruang kelas
Siswa kurang
leluasa dalam
praktik dan
prosedur
keselamatan
masih kurang
12. Mengumpulkan data yang dipandang penting.
Dalam penyelidikan di laboratorium tertutup
maupun terbuka, semua kejadian di tulis dan
data yang didapat dicatat dengan baik,
kemudian diverifikasi.
Memberi gambaran
dalam pembuatan
laporan
Data yang
dikmpulkan sudah
lengkap
13. Menyusun laporan tertulis Memeriksa
pembuatan laporan
Siswa menyusun
laporan dengan
baik dan benar
LEMBAR PENILAIAN
No NamaSiswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Lutfiya. A. N
Silma Rosida
Shafiyatur. R
Rizki Maulana. R
M. Ragil Saputra
Ariana Ramadhani
Syifa Trisna Putri
Nazla Nurida. A
Anas Jevier Saputra
Keisya Arla. T
Zainab
M. Ihya Faisol. H
Ernawati Ningsih
Nur Azizatun. N
M. Isa Firdaus
Ahmad Zulfikri
4
2
1
4
2
4
4
2
4
2
2
4
2
2
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
4
1
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
20
18
17
20
18
20
20
18
20
18
18
18
16
18
20
14
100
90
85
100
90
100
100
90
100
90
90
90
80
90
100
70
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Fitri Puji Astuti
Naila Zeevel. B. A
Endra Bagus Ananta
Anisa Maharani
M. Faqih
Zeina Naz. F. A. F
M. Athari. R
1
4
1
2
1
4
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
2
4
4
8
8
8
8
8
8
8
15
20
17
18
15
20
15
75
100
85
90
75
100
75
LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK
Kelompok Kriteria Skor
Kekompakan
(1-5)
Keaktifan
(1-5)
Produk
(1-5)
Kelompok 1 5 4 4 13
Kelompok 2 5 4 5 14
Kriteria Skor
11-15 = Sangat Baik
7-10 = Baik
3-6 = Cukup
Kelompok 1 untuk kriteria kekompakan, keaktifan, dan produk memiliki skor 13
dan masuk ke dalam kriteria sangat baik sedangkan kelompok 2 memiliki skor 14
masuk ke dalam kriteria sangat baik.
C. Deskripsi Hasil Pengamatan
Kegiatan pembelajaran siklus III dilaksanakan pada Kamis, 25 Januari
2018 dimulai pukul 07.30. Materi yang diberikan pada siklus III adalah
tentang energi dan perubahannya (Gaya, Gerak, dan Energi Listrik).
Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdo’a
bersama. Selesai berdo’a, guru menyapa siswa, melakukan absensi kelas, dan
memberikan apersepsi kepada siswa siapa yang tahu tentang energi listrik.
Siklus III ini guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran secara jelas kepada siswa agar supaya tenang dalam mengikuti
pembelajaran.Guru menjelaskan bahwa siswa akan belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran proyek. Guru menyampaikan materi
tentang energi dan perubahannya melalui gaya, gerak, dan energi listrik. Guru
bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh penggunaan gaya, gerak dan
energi listrik dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah selesai menjelaskan materi, guru membagi menjadi dua
kelompok, sesuai dengan tingkat prestasi siswa. Guru menjelaskan langkah-
langkah pelaksanaan pembelajaran dengan metode proyek. Siswa melakukan
percobaan dan berdiskusi untuk membuat model ketapel, neraca, dan energi
listrik menggunakan penggaris yang digosokkan ke rambut kepala yang
kering dan sudah direncanakan, kemudian menulis hasil dari percobaan dan
masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan didepan kelas.
Guru memberikan batasan waktu kepada siswa untuk berdiskusi, siswa
diminta menyampaikan hasil diskusi sesuai dengan langkah pada metode
proyek. Siswa ketika menyampaikan hasil diskusi, terdapat beberapa yang
masih ragu-ragu dalam menanggapi jawaban saat di depan kelas.
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus III sudah baik daripada
siklus II. Guru memberikan soal lembar kerja siswa kepada setiap siswa dan
terdapat tiga siswa yang masih menanyakan jawaban kepada temannya saat
mengerjalan soal. Pembelajaran berakhir sesuai waktu yang telah dijadwalkan
yaitu 08.40.
Salatiga, 25 Januari 2018
Pengamat
Siti Rohmah
NIM. 115 14 054
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambar 1. Wawancara sebelum Tindakan
Gambar 2. Siswa Berdo’a sebelum Mulai Pelajaran pada Siklus I
Gambar 3. Guru Menjelaksan Langkah-langkah Metode Proyek Siklus I
Gambar 4. Siswa Melakukan Praktik dengan Model Ketapel pada Siklus I
Gambar 5. Siswa Melakukan Praktik dengan Model Neraca pada Siklus I
Gambar 6. Siswa Berdiskusi dan Menulis Hasil Laporan pada Siklus I
Gambar 7. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Di Depan Kelas pada
Siklus I
Gambar 8. Siswa Mengerjakan Lembar Kerja Siswa pada Siklus I
Gambar 9. Peneliti Melakukan Wawancara Perbaikan pada Siklus II
Gambar 10. Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Langkah-
langkah Metode Proyek pada Siklus II
Gambar 11. Praktik Energi Kelistrikan dengan Penggaris pada Siklus II
sGambar 12. Siswa Berdiskusi dan Menulis Laporan pada Siklus II
Gambar 13. Siswa Mengerjakan Lembar Kerja pada Siklus II
Gambar 14. Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Memberi
Motivasi pada Siklus III
Gambar 15. Siswa Praktik pada Siklus III
Gambar 16. Siswa Diskusi Kelompok dan Menulis Laporan pada Siklus III
Gambar 17. Siswa Mempresentasikan Hasil Praktik Di Depan Kelas pada
Siklus I
Gambar 18. Siswa Mengerjakan Lembar Kerja Siswa pada Siklus III
Gambar 19. Foto Bersama Siswa Kelas VI