Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS
IV MI MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Chika Okta Jayanti
NIM 23040150142
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA
KELAS IV MI MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Chika Okta Jayanti
NIM 23040150142
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Semua impian kita bisa terwujud jika kita memiliki keberanian untuk
mengejarnya.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orangtua yang sangat saya cintai Bapak Sucipto dan Ibu Sri Haryanti
yang memberikan semangat dan doa yang luar biasa.
2. Saudara kandungku Anis Junita Timur, Beny Dwi Atmoko dan Deva Febri
Antika yang saya sayangi.
3. Sahabatku THE GONS (Luluk, Mamat, Nur, Puput, Septi, Silmi dan Irul) yang
selalu memberikan semangat serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Calon imamku yang masih menjadi rahasiaNya.
5. Teman-teman PGMI angkatan 2015 IAIN Salatiga.
6. Bapak Budiyono Saputro yang membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Pembaca yang budiman.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohhmanirrohim
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyususnan skripsi ini. Sholawat dan salam
senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat- sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa
mengikutinya.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di IAIN Salatiga. Judul
yang penulis ajukan adalah PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GAYA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini dengan senang hati menyampaikan terimakasih
dan penghargaan setinggi- tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Peni Susapti, M. Si. selaku Ketua Jurusan pendidikan Guru
ix
Madrasah Ibtidaiyah
4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M. Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang
telah rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh
kebijaksanaan dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-
dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini
6. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan
bimbingan selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini
7. Kepala sekolah MI Ma’arif Tingkir Lor beserta guru dan karyawan,
yang berkenan memberikan ijin pada penulis untuk melakukan
penelitian di MI Ma’arif a Tingkir Lor
8. Wali kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Ibu Rohmawati, S. Pd. I yang
berkenan meluangkan waktu untuk membantu jalannya penelitian di
MI Ma’arif Tingkir Lor
9. Siswa siswi kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor yang sudah berkenan
menjadi subyek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan
sungguh- sungguh
10. Keluarga besar bapak Sucipto yang begitu saya sayangi, yang telah
memberikan semanagat serta doa yang luar biasa
11. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
x
khususnya, serta pembaca pada umumnya.
Salatiga, 22 Maret 2019
xi
ABSTRAK
Jayanti, Chika Okta. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya
Melalui Model Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas IV
MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Madarasah Ibtidaiyah dan
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, S. Pd., M. Pd.
Kata kunci: hasil belajar, IPA, Problem Based Learning (PBL)
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI Ma’arif Tingkir
Lor Kota Salatiga masih rendah terbukti dengan hasil belajar siswa yang
belum mencapai KKM 60. Hal ini dikarenakan siswa kurang fokus dalam
memperhatikan penjelasan dari guru, banyak siswa yang sibuk sendiri
ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu pada saat proses pembelajaran
siswa kurang berperan aktif dan dominan guru yang berperan aktif.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah model Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada
siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019?
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. PTK
ini dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 4
Februari 2019 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2019.
Penelitian dilaksanakan pada kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota
Salatiga dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 16 laki- laki dan 6
perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada
siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019. Peningkatan hasil belajar IPA materi gaya diketahui dengan
hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai
rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Rata- rata nilai siswa
materi gaya pada kondisi awal (pra-siklus) 48,18 dengan ketuntasan
klasikal sebesar 36% (8 siswa) dari 22 siswa yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai
KKM). Siklus I sebesar 68,13 dengan ketuntasan klasikal sebesar 73% (14
siswa) yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Siklus II sebesar 81,81
dengan ketuntasan klasikal 91% (20 siswa) yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai
KKM).
xii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
ABSTRAK ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .............................. 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
F. Definisi Operasional ............................................................................. 8
1. Hasil Belajar................................................................................... 8
2. IPA .................................................................................................. 9
3. Gaya .............................................................................................. 10
4. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ............. 11
G. Metodologi Penelitian ......................................................................... 13
I. Sistematika Penulisan ........................................................................ 19
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 21
xiii
A. Hasil Belajar ........................................................................................ 21
1. Konsep Belajar ............................................................................... 21
2. Konsep Hasil Belajar ..................................................................... 27
B. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam ...................................................... 35
1. Definisi IPA .................................................................................... 35
2. Hakikat IPA......................................................................................36
3. Karakteristik Pembelajaran IPA ................................................. 37
4. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ......................... 37
5. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ........... 38
C. Materi Gaya ........................................................................................ 39
1. Pengertian Gaya ............................................................................. 39
2. Sifat- sifat Gaya .............................................................................. 40
3. Jenis- jenis Gaya ............................................................................ 41
D. Model Problem Based Learning (PBL).............................................. 44
1. Definisi Problem Based Learning (PBL)....................................... 44
2. Karakteristik model Problem Based Learning (PBL) ................. 45
3. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .. 47
4. Langkah- langkah Problem Based Learning (PBL) .................... 48
5. Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning (PBL) ..... 49
E. Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya...50
F. Kajian Pustaka.....................................................................................51
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................ 56
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Tingkir Lor .................................... 56
1. Identitas Sekolah ............................................................................ 56
2. Visi dan Misi MI Ma’arif Tingkir Lor ......................................... 56
3. Karakteristik Guru dan Karyawan MI Ma’arif Tigkir Lor ..... 57
4. Subjek Penelitian ........................................................................... 58
5. Kolaborator Penelitian .................................................................. 59
6. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 59
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 ......................................................... 60
xiv
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................................ 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 80
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 80
1. Deskripsi Penelitian Pra Siklus .................................................... 80
2. Diskripsi Data Siklus I ................................................................... 82
3. Diskripsi Data Siklus II ................................................................. 89
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 96
BAB V PENUTUP ................................................................................. 101
A. Kesimpulan ....................................................................................... 101
B. Saran .................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 104
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah- Langkah model PBL .......................................................... 48
Tabel 3.1 Guru dan Karyawan MI Ma’arif Tingkir Lor ................................. 57
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor ................... 58
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pra- Siklus ................................................ 81
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ...................................................... 83
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I .................................................. 84
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I .................................................. 88
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ..................................................... 90
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ................................................. 91
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ................................................ 94
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per Siklus ..................................... 96
Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar ............................................. 97
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 13
Gambar 2.1 Contoh Gaya Otot ........................................................................... 41
Gambar 2.2 Contoh Gaya Gesek ........................................................................ 41
Gambar 2.3 Contoh Gaya Magnet ..................................................................... 42
Gambar 2.4 Contoh Gaya Gravitasi .................................................................. 42
Gambar 2.5 Contoh Gaya Listrik ....................................................................... 43
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus- Siklus II ............................................................................................. 98
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................ 108
Lampiran 2 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ............................................ 120
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ........................................... 123
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus I ....................................................... 125
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I ................................................................... 128
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................... 130
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II .......................................... 142
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ......................................... 145
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus II ..................................................... 147
Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus II ................................................................ 151
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 153
Lampiran 12 Surat Tugas Pembimbing ........................................................... 159
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Skripsi ........................................................ 160
Lampiran 14 Surat Izin Penelitian .................................................................. 163
Lampiran 15 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ............................... 164
Lampiran 16 Satuan Kredit Kegiatan Mahasiswa ......................................... 165
Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia sebagai sarana untuk
pengembangan diri, karena pendidikan merupakan salah satu fondasi yang
menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Jalur pendidikan dapat
diperoleh melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non
formal. Sekolah sebagai pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan
proses pembelajaran yang baik dan seoptimal mungkin. Sebagaimana tertuang
dalam Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spirutual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara”.
Miarso dalam Rusmono (2012: 6) mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain
belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.
Didalam proses pembelajaran terdapat peran siswa sebagai subyek belajar.
Aktifitas belajar siswa tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini siswa harus diberikan
2
peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa
bertindak sebagai peserta didik yang aktif. Suasana dan kondisi belajar yang
menyenangkan, dimana tercipta interaksi yang baik antara guru dan siswa
maupun siswa dengan siswa akan sangat membantu dan mendukung siswa
dalam mendapatkan pengalaman belajar. Siswa akan lebih mudah dalam
menguasai materi yang dipelajari dan pembelajaran akan lebih bermakna
bagi siswa. Dalam hal ini guru mempunyai tugas untuk memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan jenis materi yang akan disampaikan demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistiyowati (2017: 23) IPA berarti
ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian yang ada
di alam ini. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu
yang didalamnya mengkaji berbagai kajian ilmu alam diantaranya fisika, kimia
dan biologi. Mata pelajaran IPA ini sangat penting kedudukannya dalam
masyarakat karena IPA membahas mengenai makhluk hidup, proses
kehidupan, alam serta peristiwa alam yang erat kaitannya dengan kehidupan
sehari- hari. Tidak memungkiri jika mata pelajaran IPA menjadi mata pelajaran
wajib mulai dari sekolah tingkat dasar (SD/ MI) hingga sekolah menengah atas
(SMA/ MA). Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami dan mengikuti pelajaran ini. Tidak sedikit dari mereka
beranggapan bahwa mata pelajaran IPA itu membosankan dikarenakan terlalu
banyak cakupan materi yang harus mereka pelajari.
3
Keberhasilan pembelajaran IPA dapat dilihat dari kreativitas guru
menggunakan model pembelajaran yang diterapkan dalam mengajar mata
pelajaran IPA yang tepat dan menarik. Suasana belajar yang kondusif terjadi
interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa,
sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Menurut Sutirman (2013: 22) model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Model pembelajaran merupakan alternatif yang digunakan oleh guru
untuk mensiasati dalam kegiatan menstranfer ilmu pengetahuan agar mudah
diterima oleh siswa, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Model
pembelajaran dapat dipilih oleh guru dengan memperhatikan kareakteristik
materi pembelajaran serta kondisi siswa. Salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA adalah model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di MI Ma’arif Tingkir Lor
Kota Salatiga ditemukan permasalaha bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA masih rendah. Hal ini terbukti melalui wawancara yang
dilakukan dengan guru kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga yaitu
Ibu Rohmawati, S. Pd. I. Diperoleh hasil wawancara yang menunjukkan bahwa
masih banyak siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian pelajaran IPA
materi pokok gaya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan
nilai standar KKM tuntas belajar 36% (8 siswa) tuntas belajar, sedangkan
sebanyak 64% (14 siswa) belum tuntas belajar.
4
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengamati bahwa
rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA dikarenakan siswa kurang fokus
dalam memperhatikan penjelasan dari guru, banyak siswa yang sibuk sendiri
ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu pada saat proses pembelajaran
siswa kurang berperan aktif dan dominan guru yang berperan aktif dikelas
(teacher center), sehingga kegiatan mereka hanya mendengarkan materi yang
di sampaikan oleh guru yang akhirnya menimbulkan kejenuhan. Adapun
metode yang digunakan guru ketika di dalam pembelajaran cukup bervariasi,
guru sudah menerapkan pembelajaran secara diskusi atau pembelajaran
berbasis kelompok, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan
anggota 3-4 siswa yang heterogen, namun dalam penerapan model
pembelajaran belum maksimal dan belum sesuai dengan sintaknya sehingga
siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran. Beberapa faktor inilah yang
menyebabkan siswa kurang menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru,
sehingga hasil belajar siswa rendah.
Untuk menyikapi permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan
pembelajaran yang bermakna dan mengajak siswa berperan aktif pada saat
proses pembelajaran peneliti berinisiatif dengan mencoba menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Menurut Sani (2015: 127)
Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang
penyampainnya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengujikan pertanyaan- pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan
membuka dialog. Dengan menggunakan model pembelajaran ini sangat
5
bermanfaat karena dengan pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat
membuat siswa belajar melalui penyelasaian masalah dunia nyata (real word
problem) secara terstruktur untuk membangun pengetahuan siswa. Dan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dirasa tepat
untuk diterpakan dalam mengajarkan mata pelajaran IPA materi gaya.
Sehingga dalam proses belajar mengajar siswa dituntut untuk berperan aktif
melakukan penyelidikan dan menyelesaikan permasalahan sedangkan guru
bertugas sebagai fasilitator atau pembimbing.
Berdasarkan urian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GAYA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah apakah model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasakan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui model Problem
6
Based Learning (PBL) pada siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti mengambil
hipotesis bahwa “Model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/20219”.
2. Indikator Keberhasilan
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
dikatakan efektif jika hasil belajar yang diharapkan bisa tercapai. Adapun
indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Ketuntasan Individu
Siswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu ≥ 60 pada mata pelajaran IPA materi gaya.
b. Ketuntasan Klasikal
Siswa mencapi nilai melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 60 pada mata
pelajaran IPA materi gaya dengan persentase ≥ 85% dari jumlah siswa
total dalam satu kelas (Trianto, 2009: 241).
7
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan ini dapat memberikan manfaat
kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas
IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga melalui model Problem Based
Learning (PBL).
b. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru MI Ma’arif Tingkir Lor
Kota Salatiga sebagai alternatif model pembelajaran dalam
mengembangkan pembelajaran formal. Dengan model pembelajaran
yang tepat dan dapat memotivasi siswa sehingga diperoleh hasil yang
optimal.
2) Guru mendapat pengalaman secara langsung untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan profesi guru.
b. Bagi Siswa
1) Mendorong siswa untuk lebih memahami pentingnya belajar IPA.
2) Mempermudah siswa untuk menyerap materi yang diberikan.
8
3) Sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dapat
memberi masukan atau sumbangan ide kepada sekolah untuk proses
perbaikan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan
mutu pendidikan meningkat.
d. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran
IPA sekaligus model pembalajaran yang dapat dilaksanakan dan
dikembangkan kelak. Selain itu, sebagai calon guru agar nantinya lebih
siap dan matang dalam melaksanakan tugas sesuai perkembangan jaman.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman antara yang dimaksud peneliti
dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan
definisi operasional sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Brahim dalam Susanto (2013: 4) menyatakan hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
9
Snelbeker dalam Rusmono (2012: 8) menyatakan bahwa perubahan
atau kemampuan baru yang diperoleh oleh siswa setelah melakukan
perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar pada
dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari
penglaman.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan kemampuan atau keberhasilan yang
diperoleh oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengenai materi
pelajaran disekolah yang pada umumnya hasil belajar dinyatakan dengan
skor dari hasil tes.
2. IPA
Menurut Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistiyowati (2017: 23)
IPA berarti ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-
kejadian yang ada di alam ini.
Menurut Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada
sasaran, serta menggunakan prosedur , dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari
tentang alam semesta baik akibat serta kejadian- kejadian yang ada di alam.
10
3. Gaya
Dalam kehidupan sehari- hari tanpa kita sadari telah melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Pada saat kita membuka dan
menutup pintu kita telah melakukan gaya yang berupa dorongan dan tarikan.
Dengan kata lain gaya adalah suatu kekuatan yang mengakibatkan benda
yang dikenainya dapat mengalami perubahan kedudukan atau perubahan
bentuk (Azmiyawati, dkk, 2009: 104). Gaya dapat berupa tarikan maupun
dorongan. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi
benda tersebut. Ada beberapa macam gaya yaitu gaya gravitasi, gaya
magnet, gaya otot, gaya gesek dan gaya listrik.
Pernahkah kita menyadari segala aktivitas yang kita lakukan sehari-
hari tidak pernah terlepas dari pengaruh gaya. Sedemikian rupa Allah telah
mengatur segala yang di ciptakan termasuk langit, bumi dan seisinya. Jauh
sebelum para tokoh ilmuan menemukan teori tentang gaya gravitasi, Allah
sudah terlebih dahulu menjelaskannya dalam surah Al- Hajj ayat 65:
ه ر م أ ر ب ح ب ي في ال ر ج ك ت ل ف ال ض و ر ا في ال م م ك ر ل خ س ن الل ر أ م ت ل أ
وف ء ر اس ل الن ب ن الل ه إ ن ذ إ ل ب ض إ ر لى ال ع ع ق ن ت اء أ م ك الس س م ي و
يم ح ر
Artinya : “ Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan
bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan
perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda- benda) langit jatuh ke bumi,
melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar- benar Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia”. (QS. Al- Hajj: 65)
Dalam ayat di atas menerangkan bahwa semua yang ada di atas kita
dimulai dari atmosfer, ruang angkasa dan benda- benda langit yang bersinar
11
sendiri seperti bintang, bulan dan galaksi, lalu benda langit yang tidak
bercahaya seperti satelit, planet, komet, meteor, molekul dan atom,
semuanya bisa tetap eksis dan berada pada posisinya disebabkan oleh
adanya beberapa kekuatan, terutama gaya gravitasi dan kekuatan yang
ditimbulkan oleh gerak. Dengan adanya gaya gravitasi benda- benda langit
seperti bulan akan tetap berada dalam orbitnya. Seperti kita ketahui dari
Hukum Newton I, benda diam atau bergerak lurus beraturan (GLB) akan
tetap diam bila tidak ada gaya yang bekerja kepadanya. Jadi sebetulnya
bulan ingin pergi meninggalkan bumi, tetapi dengan adanya gravitasi bulan
justru bergerak mengitari bumi. Selain itu, diantara perwujudan kasih
sayang-Nya adalah bahwa jatuhnya meteor yang dapat menghancurkan
bumi sangat jarang terjadi. Bahkan, kalaupun terjadi, meteor itu akan jatuh
dibagian bumi yang terpencil dan tidak berpenduduk. Tafsir (M. Quraish
Shihab)
4. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Sani (2015: 127) Problem Based Learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan dengan cara
menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan,
memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Dalam penerapan model
pembelajaran ini, permasalahan yang dikaji hendaknya merupakan
permasalahan kontekstual yang ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-
hari. PBL ini menyajikan pembahasan permasalahan sebelum mempelajari
konsep yang dibutuhkan untuk penyelesaiannya, sehingga permasalahan
12
menjadi basis dalam belajar. Dalam Pembelajaran berbasis masalah (PBL)
juga telah dikembangkan sebagai model pembelajaran dengan sintaks
belajar sebagai berikut.
Fase 1 : Memberikan orientasi permaslahan kepada peserta didik.
Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk penyelidikan.
Fase 3 : Pelaksanaan investigasi.
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelidikan.
(Sani, 2013: 157)
Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi yang menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) adalah kegiatan kolaboratif yang dilakukan
oleh peneliti dan guru guna memperbaiki proses pembelajaran didalam
kelas. Melalui model Problem Based Learning (PBL) siswa dapat berperan
aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran
bukan sekedar transfer pengetahuan, tetapi siswa mengalami dan
mongkonstruksikan sendiri pengetahuan melalui masalah yang dihadapi.
Melalui Problem Based Learning (PBL), siswa diberikan suatu
permasalahan yang berhubungan dengan materi gaya. Permasalahan
disajikan dalam konteks sederhana yang kemudian secara kelompok siswa
mencari pemecahan masalah dan melakukan praktik. Hal ini menjadikan
siswa belajar lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis
dan memecahkan masalah yang dihadapi.
13
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu
penelitian yang didasarkan pada siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor
Kota Salatiga. Menurut Arikunto (2006: 3) penelitian tindakan kelas adalah
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Prosedur dan langkah- langakah penelitian mengikuti prinsip- prinsip dasar
yang berlaku dalam penelitian tindakan.
Secara terperinci tahapan- tahapan dalam rancangan penelitian
tindakan diawali dengan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan
(action), observasi (observation), dan melakukan refleksi pada setiap siklus
(reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan yang diharapkan tercapai.
2. Lokasi dan Subyek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Ma’arif Tingkir Lor yang
terletak di jalan Kyai Zumri No. 11 Tingkir Lor, Kota Salatiga.
b. Subyek Penelitian
Subyek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas IV MI
Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga. Dengan jumlah siswa yaitu 22, laki-
laki berjumlah 16 siswa, perempuan berjumlah 6 siswa. Dasar
pertimbangan pilihan subyek adalah perlunya tindakan penelitian
terhadap pembelajaran IPA dengan pokok bahasan Gaya.
14
3. Prosedur Penelitian
Arikunto, dkk (2006: 16) mengemukakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini terdiri dari empat tahapan, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
Berikut skema dari proposal penelitian :
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk, 2006: 16)
Rancangan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan setiap
siklusnya terdiri dari :
a. Perancanaan (planning)
Adapun rencana yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk
mengajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) pada siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga. Pada
tahap ini penyusun rencana yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap
siklus dan dikonsultasikan dengan kolaborator.
Perencanan
SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
?
15
2) Menetapkan materi yang akan diajarkan.
3) Menyusun alat evaluasi kepada siswa yang akan memperoleh
tindakan, berupa:
a) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
b) Mempersiapkan alat- alat untuk penyelidikan
c) Membuat soal tes
4) Membuat instrumen pengamatan aktivitas guru dan siswa.
5) Menentukan siklus yang akan dilakukan yaitu dua siklus.
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah pelaksanaan RPP,
dalam penyampaian materi guru menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
c. Observasi (observation)
Peneliti mengamati aktivitas guru dan tingkah laku siswa ketika
proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi (reflecting)
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan untuk
dilakukan analisis dan membuat penafsiran. Dari hasil penafsiran data
peneliti membuat kesimpulan kegiatan penelitian. Analisis data yang
dilakukan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk perencaan
siklus selanjutnya.
16
4. Pengumpulan Data
a. Tes
Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Soal pilihan
ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau
paling tepat (Sudjana, 2014: 48). Tes pilihan ganda ini digunakan untuk
mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa.
b. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian
dimana penenliti atau pengamat melihat situasi penelitian secara
langsung. Teknik ini digunakan oleh penenliti untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada saat pembelajaran IPA dengan diterapkannya model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari kegiatan
penelitian berupa foto maupun video hasil kegiatan pembelajaran. Data
yang diperoleh peneliti dari dokumentasi ini dapat melengkapi bahkan
memperkuat data dari hasil observasi dan tes yang dilakukan.
5. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam
kegiatan penelitian. Bentuk instrument yang digunakan untuk mendapatkan
data adalah sebagai berikut :
a. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi gaya
17
melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
1) Lembar observasi guru
Dalam lembar observasi guru berisi tentang instrument
pengamatan yang mencakup beberapa aspek yang ditujukan kepada
guru mengenai kemampuannya dalam proses belajar mengajar
seperti kemampuan guru membuka pelajaran, sikap guru dalam
proses pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, penerapan
model pembelajaran, penggunaan media/ sumber pembelajaran,
evalusai pembelajaran, kemampuan menutup pelajaran serta tindak
lanjut pembelajaran.
2) Lembar observasi siswa
Lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati
secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran IPA
melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
b. Soal digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA terkait materi gaya.
Jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah
diadakan tindakan siklus I, siklus II.
c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk medapatkan gambaran kegiatan
dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Dokumentasi juga digunakan sebagai
bukti hasil penelitian yang berupa gambar foto kegiatan penelitian.
18
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah
terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan penelitian
untuk perbaikan belajar siswa. Data yang diperoleh dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), secara umum dianalisis melalui diskriptif kualitatif.
Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data
kuantitatif maupun data kualitatif.
a. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara
diskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Di dalam
penelitian ini nilai yang dihitung yaitu:
1) Ketuntasan klasikal
Persentase ketuntasana klasikal merupakan apabila hasil belajar
siswa ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas mendapatkan
nilai ≥ 60. Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal
adalah sebagai berikut:
P = 𝐹
𝑁 x 100%
Keterangan :
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi siswa tuntas KKM
N = Jumlah keseluruhan siswa (Djamarah, 2005: 264)
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi
yang memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran.
19
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi maupun uraian
penyajian dan penelitian ini, maka penulis memaparkan sistematika penulisan
sebagai berikut:
1. Bagian awal skripsi meliputi halaman judul, halaman pengesahan, halaman
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar,
daftar lampiran dan abstrak.
2. Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab yaitu:
Bab I :Menguraikan tentang pendahuluan yang berisi latar belakang
masalah, rumusuan penelitian, hipotesis tindakan, definisi
operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Pada
metodologi penilitan terdiri dari rancangan penelitian, subyek
penelitian, prosedur penelitian, pengumpulan data, analisis data,
dan sistematika penulisan
Bab II :Landasan teori, kajian teori dan kajian pustaka
Bab III :Pelaksanaan Penelitian, dalam bab ini berisi tentang gambaran
umum MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga dan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan
Bab IV :Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi hasil
penelitian meliputi diskripsi tiap- tiap siklus dan pembahasan.
Bab V :Kesimpulan dan Penutup, dalam bab ini terdiri dari kesimpulan
dan saran.
20
3. Bagian akhir skirpsi teridiri dari daftar pustaka, lampiran- lampiran, surat ijin,
daftar riwayat hidup dan dokumentasi.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Konsep Belajar
a. Definisi Belajar
Menurut Slameto (1995: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut W.S. Winkel (2002) dalam Susanto (2013: 4), belajar
adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif
antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap
yang bersifat relatif konstan dan berbekas.
Menurut Moh. Surya (1997) dalam Uno dan Nurdin (2012: 139),
belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Dari pengertian dan pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh perubahan tingkah laku melalui pengalaman individu dalam
22
berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
b. Ciri- Ciri Belajar
Adapun ciri-ciri belajar yang dikutip dari Baharuddin dan
Wahyuni (2008: 15), yaitu:
1) Belajar di tandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.
2) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan
tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial.
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalama.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu
yang memperkua itu akan memberikan semangat atau dorongan
untuk mengubah tingkah laku.
c. Tujuan Belajar
Dalam Sardirman (1994: 28-30) jika ditinjau secara umum, maka
tujuan belajar itu ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
23
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan
pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai hal yang tidak dapat
dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan
berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan
memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan
lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar.
2) Penanaman Konsep dan Ketrampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan
suatu ketrampilan baik yang bersifat jasmani maupun rohani.
Ketrampilan jasmaniah adalah keterampilan yang dapat dilihat,
diamati, sehingga akan menitik beratkan pada ketrampilan gerak
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan ketrampilan
rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan ketrampilan
yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak,
menyangkut persoalan penghayatan dan ketrampilan berfikir serta
kreatifitas menyelesaikan dan merumuskan masalah.
3) Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan
terlepas dari soal penanaman niali- nilai, transfer of values. Oleh karena
itu guru tidak sekedar “ pengajar”, tetapi betul- betul sebagai pendidik
yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didik/siswa akan
24
tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala
sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Jadi pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan
pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai.
Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar yang
baik.
d. Tipe Gaya Belajar
Berkenaan dengan interest siswa dalam kegiatan belajar menurut
Rusman (2016: 42-43) ada beberapa tipe gaya belajar yang harus
dicermati guru, meliputi:
1) Tipe Belajar Visual (Visual Learner)
Visual Learner adalah gaya belajar dimana gagasan, konsep,
data dan informasi lainnya dikemas dalam bentuk gambar dan teknik.
Siswa yang memiliki tipe belajar visual memiliki interest yang tinggi
ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafik organisatoris, seperti jaring,
peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi visual lainnya. Beberapa
teknik yang digunakan dalam belajar visual untuk meningkatkan
ketrampilan berpikir dan belajar, lebih mengedepankan peran penting
mata sebagai penglihatan (visual). Di dalam kelas, anak visual lebih
suka mencatat sampai sedetail- detailnya untuk mendapatkan
informasi.
2) Tipe Belajar Auditif (Auditory Learner)
Auditory Learner adalah suatu gaya belajar di mana siswa
25
belajar melalui mendengarkan. Siswa yang memiliki gaya belajar
auditori akan mengandalkan kesuksesan belajar melalui telinga (alat
pendengarannya), oleh karena itu guru sebaiknya memerhatikan
siswanya hingga ke alat pendengaraannya. Anak yang mempunyai
gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan
diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan apa yang dikatakan guru.
3) Tipe Belajar Kinestik (Tactual Learner)
Tactual Learner siswa belajar dengan cara melakukan,
menyentuh, merasa, bergerak dan mengalami. Anak yang mempunyai
gaya belajar kinestik mengandalkan belajar melalui bergerak,
menyentuh dan melakukan tindakan. Anak seperti ini sulit untuk dudu
diam berjam- jam karena keinginan mereka beraktivitas dan eksplorasi
sangatlah kuat. Siswa dengan gaya belajar seperti ini belajarnya
melalui gerak dan sentuhan. Oleh karena itu, pembelajaran yang
dibutuhkan adalah pembelajaran yang lebih bersifat kontekstual dan
praktik.
Berdasarkan uraian diatas bahwa dalam pembelajaran perlu
suatu proses yang melibatkan potensi siswa secara keseluruhan yaitu
potensi pendengaran, penglihatan dan gerak motorik. Dari kolaborasi
ketiga potensi tersebut siswa lebih mampu menguasai suatu kecakapan
tertentu, karena ketiga potensi tersebut terlibat aktif secara fisik
maupun psikologis. Oleh karena itu seorang guru harus bisa memenuhi
kebutuhan siswa dalam belajar.
26
e. Prinsip- prinsip Belajar
Menurut Slameto (1995: 27) di dalam tugas melaksanakan proses
belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip
belajar sebagai berikut:
1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional;
b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;
c) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif;
d) Belajar perlu interaksi siswa dengan lingkungannya.
2) Sesuai hakikat belajar
a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya;
b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan
pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan
response yang diharapkan;
27
3) Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari
a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki stuktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya;
b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
4) Syarat keberhasilan belajar
a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang;
b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali- kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
2. Konsep Hasil Belajar
a. Hasil Belajar
Brahim dalam Susanto (2013: 4) menyatakan hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Snelbeker dalam
Rusmono (2012: 8) menyatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru
yang diperoleh oleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah
merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana
perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari penglaman. Suprijono
(2011: 7) menyatakan hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusian saja.
28
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak
yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksioal
(Susanto, 2013: 5).
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi,
sebagaimana dikemukakan oleh Sunal dalam Susanto (2013: 5), bahwa
evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat
pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan
siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat
dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur
tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja
diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan
keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup
segala hal yang dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diberikan kepada siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami
29
proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang diraih siswa dan
merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar.
Adapun hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Dalam hal ini yang dimaksud hasil belajar IPA materi gaya
adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai
pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai dengan
adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan baik pada
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, serta tercapainya Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai KKM yaitu 60.
b. Macam – Macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana dijelaskan di atas meliputi pemahaman
konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan
sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang
30
dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung ia lakukan
(Susanto, 2013: 6).
Menurut Dorothy J. Skeel dalam Susanto (2013: 8) konsep
merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu
pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi konsep ini merupakan
sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam
pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman
konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. W.S Winkel dalam
Susanto (2013: 8) menyatakan bahwa melalui produk dapat
diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional
telah tercapai; semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang
seharusnya diperoleh siswa. Berdasakan pandangan Winkel, dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan
instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum
melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat
dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara
lisan maupun tertulis.
2) Ketrampilan Proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri
individu siswa. Keterampian berarti kemampuan menggunakan pikiran,
31
nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu
hasil tertentu termasuk kreativitasnya.
Dalam melatih keterampilan proses secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas,
kerjasama, bertanggungjawab, dan berdisiplin sesuai dengan
penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Menurut Indrawati dalam Susanto (2013: 9), keterampilan
proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik
kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan
suatu konsep yang telah ada, atau untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan.
Keterampilan proses dibagi menjadi enam aspek: observasi,
klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan
atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan
eksperimen.
3) Sikap
Menurut Sudirman dalam Susanto (2013: 11) sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola,
dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-
individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,
perilaku, atau tindakan seseorang.
32
Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih
di arahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam pemahaman
konsep, maka domain yang sangat berperan adalah domain kognitif.
c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara garis besar
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi:
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan
yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal- hal tersebut dapat
mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran (Rusman,
2016: 67).
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis (rohani) siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:
(1) Intelegensi dan Bakat
Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya
tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung
baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung
mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga
prestasi belajarnya pun rendah. Bakat, juga besar pengaruhnya
dalam menentuka keberhasilan belajar. Misalnya belajar main
33
piano, apabila dia memiliki bakat musik, akan lebih mudah dan
cepat pandai dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki
bakat itu (Dalyon,1997: 56).
(2) Minat dan Motivasi
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan
menghasilkan prestasi yang rendah. Sedangkan motivasi
berbeda dengan minat. Ia adalah penggerak/ pendorong untuk
melakukan sesuatu pekerjaan. Yang biasa berasal dari dalam diri
dan juga dari luar. Motivasi yang datang dari dalam diri yaitu
dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena
kesadaran akan pentingnya sesuatu. Sedangkan motivasi yang
berasal dari luar yaitu dorongan dari orang tua, guru, teman, dan
anggota masyarakat. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang
turut mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi
belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri
sesorang (Dalyono, 1997: 56-57).
2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa menurut Dalyon (1997: 59-60),
meliputi:
a) Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak- anak serta famili yang
menjadi penghuni rumah.faktor orang tua sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya
34
pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau
kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun tidaknya kedua
orang tua, akrab tidaknya hubungan orang tua dengan anak-
anaknya, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar
anak.
b) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya,
kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan
fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid
per kelas, pelaksanaan tata tertib di sekolah dan sebagainya, semua
ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Bila suatu
sekolah kurang memperhatikan tata tertib (disiplin), maka murid-
muridnya kurang mematuhi perintah gurunya dan akibatnya mereka
tidak mau belajar sungguh- sungguh di sekolah maupun dirumah.
c) Masyarakat
Keadan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila
disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri dari orang- orang
yang berpendidikan, terutama anak- anaknya rata- rata bersekolah
tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak untuk lebih
giat belajar.
35
d) Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting
dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan,
bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan
sebagainya. misal bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan
mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara
hiruk-pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara iklim terlalu
panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegiatan belajar.
Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim sejuk, ini akan
menunjang proses belajar.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Kedua faktor
tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
B. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam
1. Definisi IPA
Menurut Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistiyowati (2017:
23) IPA berarti ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat
kejadian- kejadian yang ada di alam ini.
36
Menurut Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang
tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur , dan dijelaskan dengan
penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam
semesta baik akibat serta kejadian- kejadian yang ada di alam .
2. Hakikat IPA
Dalam bukunya Ahmad Susanto (2013: 168) menjelaskan
hakikat IPA adalah sebagai berikut:
a. IPA sebagai produk
IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang
telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah
dikaji sebgai kegiatan empiris dan kegiatan analitis.
b. IPA sebagai proses
IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami
pengetahuan tentang alam.
c. IPA sebagai sikap
IPA sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus dikembangkan
dalam pembelajarn sains, hal ini sesuai dengan sikap yang harus
dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukan penelitian dan
mengomunikasikan penelitian.
37
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dibagi menjadi tiga yaitu IPA sebagai
produk, IPA sebagai proses dan juga IPA sebagai sikap.
3. Karakteristik Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik sebagai
dasar untuk memahaminya. Jacobson & Bergman dalam Susanto
(2013: 170) berpendapat bahwa karakteristik pembelajaran IPA
meliputi:
a. IPA merupakan kumpulan konsep- konsep, prinsip- prinsip,
hukum dan teori;
b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental serta mencerminkan
fenomena alam, termasuk juga penerapnnya;
c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam; dan
d. IPA tidak dapat membuktikan semua, akan tetapi hanya sebagian
atau beberapa saja.
Dari uraian karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik sebagai dasar untuk
memahaminya serta pembeda dari mata pelajaran yang lain.
4. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD)/ Madarasah
Ibtidaiyah (MI) dalam Badan Nasional Standar Pendidikan dalam
Susanto (2013: 171-172) yaitu:
38
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
5. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar (SD)/
Madarasah Ibtidaiyah (MI) meliputi aspek- aspek berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
b. Benda/ materi, sifat- sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,
dan gas.
39
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda- benda langit lainnya (Peraturan Menteri Pendidikan No. 22
Tahun 2006: 485).
C. Materi Gaya
1. Pengertian Gaya
Setiap hari kita melakukan atau melihat orang lain melakukan
bermacam-macam kegiatan, misalnya mendorong mobil mogok,
menarik gerobak pasir, menendang bola, tarik tambang. Kegiatan-
kegiatan tersebut yaitu mendorong dan menarik merupakan cara
bekerjanya gaya terhadap benda. Saat orang mendorong mobil mogok
atau menendang bola, berarti orang tersebut sedang memberikan gaya
dorong pada mobil atau bola. Saat kita menarik gerobak pasir atau
melakukan permainan tarik tambang, berarti kita sedang memberikan
gaya tarik pada gerobak pasir dan tali tambang.
Suatu tarikan atau dorongan yang menyebabkan benda bergerak
disebut gaya. Tarikan dan dorongan selain dapat dilakukan manusia,
juga dapat dikeluarkan oleh hewan maupun benda-benda, misalnya
kerbau menarik pedati, magnet menarik benda-benda yang terbuat dari
besi dan baja, pesawat dapat tinggal landas karena gaya dorong yang
dihasilkan mesin, batu terlontar dari katapel karena dorongan karet
40
katapel yang terenggang. Besar kecilnya gaya dapat diukur oleh sebuah
alat, yaitu dinamometer. Satuan gaya adalah Newton (Sulistiyanto dan
Wiyono, 2008: 81-82).
2. Sifat- sifat Gaya
Adapun sifat- sifat gaya sebagai berikut:
a) Gaya dapat memengaruhi gerak benda
Di antara kamu tentu ada yang pernah bermain bola. Bola
tersebut akan bergerak jika dilempar atau ditendang. Akan tetapi,
bola dapat berhenti bergerak jika bola yang dilemparkan seorang
pemain ditangkap oleh pemain lain. Peristiwa tersebut menunjukkan
bola dapat bergerak atau berhenti jika diberi gaya.
Gaya juga dapat memengaruhi arah gerak benda. Gaya ini
sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sepeda
dapat bergerak karena dikayuh. Perahu layar memanfaatkan gaya
dorong angin agar perahu bergerak. Pergerakan suatu benda
tergantung pada besar kecilnya gaya yang dikenakan pada benda.
Semakin besar gaya yang mengenai benda, semakin cepat benda
tersebut bergerak. Akibatnya, benda berpindah semakin jauh.
Sebaliknya, semakin kecil gaya yang mengenai benda, semakin
lambat gerakannya. Jarak perpindahan benda akibat gaya tersebut
juga semakin pendek. Bahkan, gaya yang terlalu kecil tidak dapat
menggerakkan benda.
41
b) Gaya dapat mengubah bentuk benda
Pernahkah kamu membantu ibu membuat roti? Bentuk roti
bermacam- macam tergantung cara membentuknya. Adonan
tersebut dapat kita bentuk bulat. Apabila kita tekan, adonan
berbentuk bulat tersebut menjadi pipih. Apabila kita menginginkan
bentuk roti yang memanjang, kita dapat menarik adonan roti itu.
Banyak kegiatan sehari-hari yang menunjukkan pengaruh
gaya pada bentuk benda. Misalnya saat membuat batu bata dan
genting. Kedua macam benda tersebut terbuat dari tanah liat. Pada
awalnya tanah liat dicampur air agar lunak. Tanah liat itu kemudian
dimasukkan dalam cetakan batu bata atau genting. Hal ini berarti
tanah liat diberi gaya agar bentuknya berubah menjadi batu bata atau
genting (Azmiyawati, dkk, 2009: 105-107).
3. Jenis- jenis Gaya
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan gaya
dengan jenis yang berbeda satu dan yang lainnya. Gaya tarik, gaya
dorong, dan gaya gesek merupakan beberapa gaya yang dapat kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setiap gaya yang dilakukan
memerlukan tenaga. Berdasarkan sumber tenaga yang diperlukan, gaya
dibedakan menjadi beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Gaya Otot
Gaya otot merupakan gaya yang dihasilkan oleh tenaga otot.
Contoh gaya otot adalah pada saat kita menarik atau mendorong meja,
42
membawa belanjaan ibu, dan menendang bola. Karena terjadi sentuhan
maka gaya ini termasuk gaya sentuh.
Gambar 2.1 Contoh Gaya Otot
(Sumber: Sulistiyanto dan Wiyono, 2008: 101)
b) Gaya Gesek antara Dua Benda
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi karena bersentuhannya
dua permukaan benda. Contoh gaya gesek adalah gaya yang bekerja
pada rem sepeda. Pada saat akan berhenti, karet rem pada sepeda akan
bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga terjadi gesekan yang
menyebabkan sepeda dapat berhenti ketika dilakukan pengereman.
Gambar 2.2 Contoh Gaya Gesek
(Sumber: Sulistiyanto dan Wiyono, 2008: 10)
43
c) Gaya Magnet
Gaya magnet merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan
atau dorongan dari magnet. Contoh gaya magnet adalah, tertariknya
paku ketika didekatkan dengan magnet. Benda-benda dapat tertarik
oleh magnet jika masih berada salam medan magnet.
Gambar 2.3 Contoh Gaya Magnet
(Sumber: Sulistiyanto dan Wiyono, 2008: 102)
d) Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan
bumi. Contoh gaya gravitasi adalah jatuhnya buah dari atas pohon
dengan sendirinya. Semua benda yang dilempar ke atas akan tetap
kembali ke bawah karena pengaruh gravitasi bumi.
Gambar 2.4 Contoh Gaya Gravitasi
(Sumber: Sulistiyanto dan Wiyono, 2008: 102)
44
e) Gaya Listrik
Gaya listrik merupakan gaya yang terjadi karena aliran muatan
listrik. Aliran muatan listrik ini ditimbulkan oleh sumber energi listrik.
Contoh gaya listrik adalah bergeraknya kipas angin karena
dihubungkan dengan sumber energi listrik. Muatan listrik dari sumber
energi listrik mengalir ke kipas angin. Sehingga, kipas angin dapat
bergerak.
Gambar 2.5 Contoh Gaya Listrik
(Sumber: Sulistiyanto dan Wiyono, 2008: 102)
D. Model Problem Based Learning (PBL)
1. Definisi Problem Based Learning (PBL)
Menurut Ridwan (2015 : 127) Problem Based Learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan dengan cara
menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan,
memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog.
Menurut Duch dalam Aris Shoimin (2014: 130) menyatakan
bahwa Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) adalah model pengajaran yang bercirikan
45
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta
memperoleh pengetahuan.
Menurut Finkle dan Top dalam Aris Shoimin (2014: 130)
menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan
sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimultan strategi
pemecahan masalah dan dasar- dasar pengetahuan dan ketrampilan
dengan menempatkan peserta didik dalam peran aktif sebagai
pemecahan masalah sehari- hari yang terstruktur dengan baik.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem
Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang bercirikan
suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-
hari sebagai konteks siswa dalam berpikir kritis dalam memecahkan
suatu masalah serta memperoleh pengetahuan. Permasalahan dalam
model pembelajaran ini dapat diajukan dari guru kepada siswa, dari
siswa kepada guru atau dari siswa itu sendiri, yang kemudian dijadikan
pembahasan dan dicari pemecahannya sebagai kegiatan- kegiatan
belajar siswa.
2. Karakteristik model Problem Based Learning (PBL)
Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Barrow, Min Liu
dalam Aris (2014: 130) menjelaskan karakteristik dari Problem Based
Learning (PBL), yaitu:
46
a. Learning is student- centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan
kepada sisswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung
juga oleh teori kontruktivisme dimana siswa di dorong untuk dapat
mengembangakan pengeahuannya sendiri.
b. Authentic problems form the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang
otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah
tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan
profesionalnya nanti.
c. New information is acquaired through self- directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum
mengetahui dan memahami pengetahuan prasyaratnya sehingga
siswa berusaha untuk mencarai sendiri melalui sumbernya, baik dari
buku atau informasi lainnya.
d. Learning accurs small grups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar menukar pemikiran
dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaboratif, PBM
dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat
menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang
jelas.
47
e. Teachers act as fasiltator
Pada pelaksanaan PBM guru hanya berperan sebagai
fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu memantau
perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereka agar
mencapai target yang hendak dicapai.
3. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Penggunaan model ini memiliki tujuan agar siswa dapat
memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan
kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan. Serta siswa
didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
Dengan demikian, dengan model ini diharapkan siswa dapat:
a. Menyelesaikan masalah dengan seluruh pengetahuan dan
ketrampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat diperoleh.
b. Memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan
kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan.
Sedangkan Ibrahim dan Nur (dalam Rusman) mengemukakan tujuan
model Problem Based Learning (PBL) secara lebih rinci yaitu:
a. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan
mencerna masalah.
b. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka
dalam pengalaman nyata.
c. Menjadi para siswa yang otonom atau mandiri.
48
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan model
Problem Based Learning (PBL) adalah mengasah kemampuan berfikir
siswa dalam memecahkan masalah. Hal ini agar siswa membuktikan
sendiri materi yang sedang dipelajarinya sesuai atau tidak dengan teori
yang ada dan terlatihnya siswa dalam berfikir ilmiah (Najma, 2017: 29-
30).
4. Langkah- langkah Problem Based Learning (PBL)
Sintaks atau langkah- langkah pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dalam Sani (2012: 157) yaitu pada tabel 2.1 sebagai
berikut:
Tabel 2. 1 Langkah- langkah model PBL
No Fase Kegiatan Guru
1. Memberikan orientasi
permasalahan kepada peserta
didik
Menyajikan permasalahan,
membahas tujuan
pembelajaran, memaparkan
kebutuhan logistik untuk
pembelajaran, memotivasi
peserta didik untuk terlibat
aktif
2. Mengorganisasikan peserta
didik untuk penyelidikan
Membantu peserta didik dalam
mendefinisikan dan
menorganisasikan tugas
belajar/ penyelidikan untuk
menyelesaikan permasalahan
3. Pelaksanaan investigasi Mendorong peserta didik untuk
memperoleh informasi yang
tepat, melaksanakan
49
penyelididkan, dan mencari
penjelasan solusi
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil
Membantu peserta didik
merencanakan produk yang
tepat dan relevan, seperti
laporan, rekaman vidio, dan
sebagainya untuk keperluan
penyampaian hasil
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
penyelidikan
Membantu peserta didik
melakukan refleksi terhadap
penyelidikan dan proses yang
mereka lakukan
5. Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning (PBL)
Menurut Aris Shoimin (2014: 132) ada 8 kelebihan model
pembelajaran PBL yaitu sebagai berikut:
1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah
dalam situasi nyata.
2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar.
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi
beban siswa dengan mengahafal atau menyimpan informasi.
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
5) Siswa terbiasa menggunakan sumber- sumber pengetahuan baik dari
perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.
50
6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah
dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
8) Kesulitan belajar siswa secara individu dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
Menurut Aris Shoimin (2014: 132) ada 2 kekurangan model
pembelajaran PBL yaitu sebagai berikut:
1) PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran ada bagian
guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok
untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang
kaitannya dengan pemecahan masalah.
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang
tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
E. Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya
Pembelajaran IPA tidak dapat hanya dipelajari melalui teori saja
melainkan harus diimbangi dengan suatu percobaan dan praktek-praktek
yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses dan pengetahuan
siswa. Tetapi masih sering terjadi dalam pembelajaran guru hanya
memberikan penjelasan yang ada pada buku saja tanpa meberikan praktek-
praktek ataupun keterampilan proses siswa dalam memecahkan suatu
permasalahan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa.
51
Dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai hasil yang
maksimal diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat agar mata
pelajaran IPA terutama pada materi gaya dapat mencapai hasil yang
maksimal. Dari model-model pembelajaran yang ada, model problem based
learninglah yang paling tepat karena model problem based learning dapat
meningkatkan kreativitas dan memancing pengetahuan siswa untuk
memecahkan permasalah dengan melalui suatu keterampilan proses.
Dengan model problem based learning, guru dapat mendesain pembelajaran
IPA materi gaya sesuai dengan sintak PBL.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
problem based learninng dalam kegiatan pembelajaran bukan merupakan
transfer pengetahuan, tetapi siswa mengalami dan mongkonstruksikan
sendiri pengetahuan melalui masalah yang dihadapi. Hal ini menjadikan
siswa belajar lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis
dan memecahkan masalah yang dihadapi.
F. Kajian Pustaka
Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sastriani, 2017 dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas V SDN Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang Tahun
2017, menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem
52
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA, dibandingkan
dengan penggunaan model pembelajaran sebelumnya yaitu model
konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil belajar siswa pada
Siklus I dengan rata-rata nilai 65,95 dan persentase ketuntasan 66,67%.
Siklus II dengan rata-rata 72,73 dan persentase ketuntasan 78,57%. Siklus
III dengan nilai rata-rata 75,35 dan persentase ketuntasan 88,09%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Puji Hardono, Siti Istiyati, Idam Ragil
Widianto Admojo, 2016 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
IPA pada Siswa Sekolah Dasar”, menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dilakukakan sebanyak tiga siklus pada pembelajaran IPA
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan ketrampilan proses IPA pada siswa kelas IV SD Negeri
Karanganyar Tahun Ajaran 2016/ 2017. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai ketrampilan proses IPA, pada ketrampilan mengamati
dari 33 siswa sudah mencapai indikator kinerja penelitian cukup terampil
(75-84) sejumlah 32 siswa atau 99,96% dan pada keterampilan
mengomunikasikan juga mencapai 96,96% atau 32 siswa dari 33 siswa
sudah cukup terampil (75-84).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Maaruf Fauzan, Abdul Gani, & Muhammad
Syukri, 2017 dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning
pada Pembelajaran Materi Sistem Tata Surya untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa”, menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif,
53
sikap sosial serta ketrampilan peserta didik dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih baik daripada
pembelajaran secara konvensional khususnya pada materi sistem tata surya.
Analisis data menunjukkan bahwa terjadi kenaikan komponen- komponen
yang dinilai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rata- rata nilai
ketrampilan kelas kontrol sebesar 68, sedangkan pada kelas eksperimen
yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti Gita Prastantya, 2015 dengan
judul “Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media
Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Kelas IV
SDN Tambakaji 05 Kota Semarang”, menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian terbukti kebenarannya, yaitu penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning dengan media audiovisual, maka keterampilan
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pembelajaran IPA kelas IV SDN
Tambakaji 05 Kota Semarang meningkat. Adapun ketrampilan siswa pada
siklus I siswa mendapat skor 19 dengan kriterian cukup, siklus II diperoleh
skor 25 dengan kriteria baik, dan pada siklus III diperoleh skor 29 dengan
kriteria sangat baik. Untuk aktivitas siswa diperoleh hasil pada siklus I siswa
mendapat skor 17,28 dengan kriteria cukup, siklus II diperoleh skor 21,5
engan kriteria baik, dan pada siklus III diperoleh skor 27,06 dengan kriteria
sangat baik. Sedangkan untuk hasil belajar siswa diperoleh hasil pada siklus
I memperoleh nilai rata- rata 65,95 (66,67%), siklus II memperoleh nilai
54
rata- rata 72,73 (78,57%), dan pada siklus III memperoleh rata- rata nilai
75,35 (80,09%).
5. Penelitian yang dilakukan oleh Riana Rahmasari, 2016 dengan judul “
Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Nglempong Sleman
Yogyakarta”, menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada kondisi awal prasiklus, perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri Nglempong Ngaglik Sleman dalam mata pelajaran IPA, sebanyak 14
siswa atau 58,33% telah memenuhi KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu 65. Sedangkan sebanyak 10morang atau 41,67% belum
memenuhi KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skal prasiklus
hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nglempong Ngaglik Sleman
tergolong rendah. Setelah diberikan tindakan dengan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA, terdapat
peningkatan nilai rata- rata 78,58. Sebanyak 23 siswa atau 95,83%
memenuhi KKM dan hanya 1 siswa atau 4,17% yang tidak memenuhi
KKM.
Relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama- sama
bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dikelas. Selain itu
penelitian yang dilakukan sama- sama berfokus pada pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar (SD)/ Madarasah Ibtidaiyah (MI) melalui model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Dari ke lima penelitan diatas 4 diantaranya
55
fokus pada peningkatan hasil belajar. Sedangkan ada 1 penelitian yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Fajar Puji Hardono, Siti Istiyati, Idam Ragil
Widianto Admojo, 2016 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses IPA
pada Siswa Sekolah Dasar”, berfokus pada peningkatan ketrampilan proses
IPA. Penelitian yang peneliti lakukan jelas berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Penelitian ini hendak mengkaji penerapan model Problem Based
Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa
kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga. Dalam penelitian ini, hasil
belajar siswa ditinjau berdasarkan nilai hasil test yang akan dilakukan dalam
penelitian ini.
56
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Tingkir Lor
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga
b. Alamat / Kelurahan : Jl. Kyai Zumri No. 11 Tingkir Lor
c. Status Sekolah : Swasta
d. NPSN : 60713839
e. NSM : 111233730010
f. Akreditas Madrasah : B
g. Tahun didirikan : 1 Januari 1963
h. Status Tanah : Wakaf
i. Luas Tanah : 900 M2
j. Nama Kepala Madrasah : Ahmad Munir, S. Pd. I
2. Visi dan Misi MI Ma’arif Tingkir Lor
a. Visi
MI Ma’arif Tingkir Lor sebagai lembaga pendidikan dasar
berciri khas islami perlu mempertimbangakan harapan siswa, orangtua
siswa, lembaga pengguna lulusan madarasah, dan masyarakat dalam
merumuskan visinya. Adapun visi MI Ma’arif Tingkir Lor adalah “
Unggul dalam prestasi, santun dalam budi dan berakhlaqul karimah”.
57
b. Misi
MI Ma’arif Tingkir Lor juga mempunyai misi dalam
penyelenggaraan pendidikan, adapun misinya adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan IPTEK
2) Meningkatkan prestasi disemua bidang kegiatan siswa
3) Memperkuat keimanan dan ketaqwaaan terhadap Allah SWT
4) Meningkatankan akhlaqul karimah peserta didik
5) Meningkatakan kemampuan guru menuju profesionalisme
6) Melaksanakan manajemen secara menyeluruh dan serasi
3. Karakteristik Guru dan Karyawan MI Ma’arif Tigkir Lor
Tenaga pendidik dan karyawan di MI Ma’arif Tingkir Lor teridiri
dari 9 guru pengajar dan 1 penjaga sekolah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Guru dan Karyawan MI Ma’arif Tingkir Lor
No. Nama/NIP Mengajar
Kelas
Status Keterangan
1 Ahmad Muniri, S. Pd. I
NIP.198011082007011015
III, IV PNS Kepala
Madrasah
2 Shabirah, S.Pd.I
NIP. 19671028200701002
I PNS Guru Kelas
3 Rohmawati, S.Pd.I
NIP.
198012102007102003
III ,IV, V PNS Guru Kelas
4 Umi Ma’rifah Hidayati,
A.Ma
III, IV,
V, VI
GTY Guru Kelas
5 Rahma Linajati, S.Pd.I II GTY Guru Kelas
6 Syafiq Ahmad, S.Pd.I IV, VI GTY Guru Kelas
58
7 Drs. Sumyani III, V, IV GTY Guru Kelas
8 Istiqomah, S.Pd. I I s/d VI GTT Guru
Bidang
Studi
10 Fredy Penjaga
Sekolah
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
4. Subjek Penelitian
Siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor yang berjumlah 22 siswa,
terdiri dari 16 laki- laki dan 6 perempuan yang pada tahun 2018 tercatat
sebagai siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga. Adapun
nama- nama siswa yang menjadi subjek penelitian adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Ma’arif Tingkir
Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. RM Laki- laki
2. IRA Laki- laki
3. LHS Perempuan
4. AM Laki- laki
5. PAP Laki- laki
6. MZS Laki- laki
7. MAKS Perempuan
8. THK Laki- laki
9. Z Laki- laki
10. MFR Laki- laki
11. CSA Perempuan
59
12. F Laki- laki
13. MAM Laki- laki
14. MAGPI Laki- laki
15. AF Laki- laki
16. MF Laki- laki
17. ASH Laki- laki
18. HNA Perempuan
19. MWAW Laki- laki
20. AAJ Perempuan
21. MS Perempuan
22. RA Laki- laki
(Sumber: Dokumen Sekolah)
5. Kolaborator Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Ibu Rohmawati S. Pd. I sebagai kolaborator yang melakukan
kegitan proses pembelajaran bersama siswa. Peneliti membantu guru
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan
media pembelajaran yang dibutuhkan selama proses belajar mengajar.
Pengamat yaitu Ibu Rahma Linajati, S. Pd. I bertugas melakukan
pengamatan terhadap guru dan siswa berkaitan dengan langkah- langkah
proses pembelajaran dan pelaksanaan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
6. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada mata pelajaran IPA semeseter
II Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
60
siklus. Penelitian menggunakan jam pelajaran sesuai dengan jadwal
pelajaran kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor.
Waktu pelaksanaan sebagai berikut:
a. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 4 Februari 2019
b. Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Februari 2019
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam empat tahap
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). Empat tahapan tersebut dapat
didiskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan perencanaan yang akan
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
kemudian dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran IPA kelas IV
MI Ma’arif Tingkir Lor. Kemudian RPP tersebut digunakan oleh guru
sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas
tersebut. Adapun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator
yang dicantumkan dalam siklus ini adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti
a) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
61
b) Menunjukkan peilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangganya.
c) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
d) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
2) Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya
listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3) Indikator
a) Menjelaskan pengertian gaya.
b) Melakukan percobaan yang berhubungan dengan gaya dalam
aktivitas sehari- hari.
c) Menyebutkan macam- macam gaya.
b. Peneliti menyiapkan materi dan menyusun Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang akan digunakan siswa saat proses pembelajaran.
c. Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan.
62
d. Peneliti menyiapkan soal tes evalusi.
e. Peneliti menyusun dan menyiapkan lembar observasi ketrampilan
guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
f. Peneliti menyiapkan lembar observasi ketraipilan siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
1) Kegiatan guru
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam.
b) Guru mengajak siswa berdoa bersama.
c) Guru memerikasa kehadiran siswa dengan melakukan absensi.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini.
e) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa “
Tahukah kamu alat transportasi tradisional bendi?Apa yang
terjadi saat kuda menarik bendi?”
f) Guru memberikan motivasi siswa untuk belajar.
2) Kegiatan siswa
a) Siswa menjawab salam dari guru.
b) Siswa membaca doa bersama- sama.
c) Siswa menjawab absen.
63
d) Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan dipelajari pada hari ini.
e) Siswa memperhatikan apersepsi dari guru dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan pengetahuannya.
f) Siswa menjawab menurut pengetahuannya.
b. Kegiatan Inti
1) Orientasi terhadap masalah
a) Kegiatan guru
(1) Guru meminta siswa untuk membaca ilustrasi tentang gaya
melalui teks bacaan yang telah disediakan agar siswa
memperoleh gambaran konkret mengenai gaya.
(2) Guru mengajak siswa melakukan percobaan dengan alat
peraga yang telah disediakan.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa diberi kesempatan untuk membaca ilustrasi tentang
gaya agar memperoleh gambaran konkret mengenai gaya.
(Mengamati)
(2) Siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah
disediakan.
2) Mengorganisasi siswa untuk penyelidikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan tugas
belajar/ penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan.
64
(2) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok.
(3) Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing-
masing kelompok.
(4) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
secara berkelompok sesuai dengan permasalahan yang ada
dalam LKS siswa.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa memperhatiakan penjelasan dari guru agar dapat
melakukan penyelidikan untuk menyelasikan permaslaahan.
(2) Siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing- masing.
(3) Siswa menerima LKS.
(4) Siswa berkelompok menyelesaikan tugas di LKS.
3) Pelaksanaan penyelidikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru membimbing pengamatan yang dilakukan siswa
dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah.
(2) Siswa diarahkan untuk membaca buku paket tematik untuk
mencari informasi terkait permasalahan/ penjelasan solusi.
b) Kegiatan siswa
(1) Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan
terhadap permasalahan yang ada di dalam LKS.
65
(2) Secara berkelompok, siswa mencari informasi dengan
membaca buku paket tematik dan LKS . (Mengumpulkan
informasi)
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengarahkan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang terdapat dalam LKS. “Setelah kalian
memahami permasalahan yang ada, maka diskusikanlah
pemecahan terhadap masalah tersebut.”
(2) Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi setiap
kelompok.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah dan
berdiskusikan membahas permasalahan-permasalahan yang
terdapat dalam LKS. (Menalar/ mengolah informasi)
(2) Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
(Mengomunikasikan)
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a) Kegiatan guru
(1) Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi/evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka lalui. “Apakah hal yang kalian diskusikan hari ini
pernah kalian lihat dan alami dalam keseharian kalian?
66
Setelah memcahkan masalah, dapatkah kalian menjelaskan
pengertian gaya dan macam- macam gaya?”
(2) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal- hal yang kurang dimengerti mengenai
penyeledikan yang telah dilakukan.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa melakukan refleksi/ evaluasi terhadap proses yang
telah dikerjakan bersama teman kelompoknya.
(2) Siswa menanyakan mengenai hal- hal yang kurang
dimengerti terkait penyelidikan yang dilakukan. (Menanya)
c. Kegiatan Penutup
1) Kegiatan guru
a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
pada hari ini.
b) Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa.
c) Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah
berlangsung.
d) Guru menginformasikan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
e) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi.
f) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan membaca doa
penutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan salam.
67
2) Kegiatan siswa
a) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
b) Siswa mendengarkan penguatan yang guru sampaikan.
c) Siswa mendengarkan refleksi yang guru sampaikan.
d) Siswa menerima Informasi.
e) Siswa mengerjakan soal evaluasi
f) Siswa membaca doa penutup majelis dan menjawab salam.
3. Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar
pengamatan terdiri dari dua aspek yaitu lembar pengamatan untuk guru
dan lembar pengamatan untuk siswa. Lembar pengamatan guru
digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Sedangkan lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil pengamatan akan
dituliskan dalam lembar catatan lapangan.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan
pembelajaran pada penelitian Siklus I untuk mengetahui kelemahan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan siswa sehingga dapat
digunakan sebagai acuan melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya
68
untuk mencapai indikator keberhasilan belajar. Kelemahan- kelemahan
yang dihadapi pada pelaksanaan Siklus I dapat dijelaskan di bawah ini:
a. Aktivitas guru
1) Guru kurang menjelaskan tujuan dan materi yang akan dipelajari.
2) Guru kurang mengondisikan siswa saat pembagian LKS.
3) Guru kurang mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
secara berkelompok.
4) Guru kurang membimbing pengamatan yang dilakukan siswa
dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah.
5) Guru kurang membimbing siswa untuk menyimpulkan butir-
butir penting pembelajaran hari ini.
6) Guru kurang memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa.
7) Guru kurang melakukan refleksi dari pembelajaran yang telah
berlangsung
b. Aktivitas siswa
1) Ada sebagaian siswa yang belum mampu menjawab menurut
pengetahuannya.
2) Ada sebagian siswa yang kurang aktif selama kegiatan
pembelajaran serta diskusi kelompok berlangsung.
3) Ada sebagian siswa yang kerjasama terhadap kelompoknya
belum maksimal.
69
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi
kelemahan- kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model Problem Based Learnig (PBL) pada Siklus I. Hal
ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan agar siklus berikutnya tidak
terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana perbaikan tersebut yaitu:
a. Aktivitas guru
1) Pertemuan selanjutnya, guru dapat menjelaskan tujuan dan materi
yang akan dipelajari.
2) Pertemuan selanjutnya, guru dapat menarik perhatian siswa
dengan memberi arahan terlebih dahulu.
3) Pertemuan selanjutnya, guru dapat mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara berkelompok dengan tegas.
4) Pertemuan selanjutnya, guru harus lebih mapan dalam
membimbing pengamatan yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok untuk menemukan pemecahan masalah.
5) Pertemuan selanjutnya, guru harus membimbing siswa untuk
menyimpulkan butir- butir penting pembelajaran .
6) Pertemuan selanjutnya, guru harus lebih mapan dalam
memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan
siswa.
7) Pertemuan selanjutnya, guru harus melakukan refleksi dari
pembelajaran yang telah berlangsung.
70
b. Aktivitas siswa
1) Pertemuan selanjutnya, guru dapat memberikan pertanyaan
secara berulang- ulang atau mendekati sebagain siswa tersebut.
2) Pertemuan selanjutnya, guru akan menarik perhatian siswa
dengan menampilkan ilustrasi yang lebih menarik agar siswa
tertarik sehingga menjadi aktif.
3) Pertemuan selanjutnya, guru lebih mempertegas penugasan yang
diselesaikan secara kelompok agar terjalin kerjasama yang baik
antar siswa.
Kelemahan- kelemahan yang telah peneliti paparkan merupakan
salah satu komponen yang menyebabkan indikator keberhasilan belum
tercapai, pada Siklus II diharapkan melalui model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPA materi gaya, hasil belajar
siswa dapat meningkat.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan dalam empat tahap
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). Empat tahapan tersebut dapat
didiskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan perencanaan yang akan
dilaksanakan sebagai berikut:
71
a. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
kemudian dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran IPA kelas IV
MI Ma’arif Tingkir Lor. Kemudian RPP tersebut digunakan oleh guru
sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas
tersebut. Adapun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator
yang dicantumkan dalam siklus ini adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti
a) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
b) Menunjukkan peilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangganya.
c) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
d) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
72
2) Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya
listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3) Indikator
a) Mengidentifikasi manfaat gaya magnet dalam kehidupan sehari-
hari.
b) Mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan
nonmagnetis.
c) Mendiskripsikan cara membuat magnet.
b. Peneliti menyusun materi dan lembar Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang akan digunakan siswa saat proses pembelajaran.
c. Peneliti merencanakan pembagian kelompok agar merata.
d. Peneliti menyiapkan media pembelajaran.
e. Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi.
f. Peneliti melakukan konfirmasi terhadap kolabolator mengenai
rencana pembelajaran dengan model model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) yang telah disusun, agar pembelajaran berjalan
sesuai rencana.
1. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
1) Kegiatan guru
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam.
b) Guru mengajak siswa berdoa bersama.
73
c) Guru memerikasa kehadiran siswa dengan melakukan
absensi.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang
akan dipelajari pada hari ini.
e) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada
siswa “Pernahkah kamu mengamati pintu kulkas? Mengapa
kulkas dapat tertutup dengan rapat meskipun tanpa
dikunci?.”
f) Guru memberikan motivasi kepada siswa
2) Kegiatan siswa
a) Siswa menjawab salam dari guru.
b) Siswa membaca doa bersama- sama.
c) Siswa menjawab absen.
d) Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan dipelajari pada hari ini.
e) Siswa memperhatikan apersepsi dari guru dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan pengetahuannya.
f) Siswa menjawab sesuai dengan pengetahuannya.
b. Kegiatan Inti
1) Orientasi terhadap masalah
a) Kegiatan guru
(1) Guru meminta siswa untuk membaca ilustrasi tentang
pemanfatan gaya magnet melalui teks bacaan yang telah
74
disediakan agar siswa memperoleh gambaran konkret
mengenai gaya magnet.
(2) Guru mengajak siswa melakukan percobaan dengan alat
peraga yang telah disediakan.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa diberi kesempatan untuk membaca ilustrasi tentang
gaya agar memperoleh gambaran konkret mengenai gaya
(Mengamati).
(2) Siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah
disediakan.
2) Mengorganisasi siswa untuk penyelidikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan tugas
belajar/ penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan.
(2) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
(3) Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing-
masing kelompok.
(4) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
secara berkelompok sesuai dengan permasalahan yang ada
dalam LKS siswa.
75
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa memperhatiakan penjelasan dari guru agar dapat
melakukan penyelidikan untuk menyelasikan
permaslaahan.
(2) Siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing- masing.
(3) Siswa menerima LKS.
(4) Siswa berkelompok menyelesaikan tugas di LKS.
3) Pelaksanaan penyelidikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru membimbing pengamatan yang dilakukan siswa
dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah
pada percobaan 1 dan 2.
(2) Siswa diarahkan untuk membaca buku paket tematik untuk
mencari informasi terkait permasalahan/ penjelasan solusi.
b) Kegiatan siswa
(1) Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan
terhadap permasalahan yang ada di dalam LKS.
(2) Secara berkelompok, siswa mencari informasi dengan
membaca buku paket tematik dan LKS (Mengumpulkan
informasi).
76
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengarahkan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang terdapat dalam LKS. “Setelah kalian
memahami permasalahan yang ada, maka diskusikanlah
pemecahan terhadap masalah tersebut.”
(2) Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi setiap
kelompok.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah dan
berdiskusikan membahas permasalahan-permasalahan yang
terdapat dalam LKS (Menalar/ mengolah informasi).
(2) Siswa mempresentasikan hasil diskusi
(Mengomunikasikan).
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a) Kegiatan guru
(1) Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi/evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka lalui. “Apakah hal yang kalian diskusikan hari ini
pernah kalian lihat dan alami dalam keseharian kalian?
Setelah memcahkan masalah, dapatkah kalian menjelaskan
mengenai pemanfatan gaya magnet dalam kehidupan
77
sehari- hari, mengelompokkan benda magnetis dan
nonmagnetis, serta praktik membuat magnet?”
(2) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal- hal yang kurang dimengerti mengenai
penyeledikan yang telah dilakukan.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa melakukan refleksi/ evaluasi terhadap proses yang
telah dikerjakan bersama teman kelompoknya.
(2) Siswa menanyakan mengenai hal- hal yang kurang
dimengerti terkait penyelidikan yang dilakukan
(Menanya).
c. Kegiatan Penutup
1) Kegiatan guru
a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
pada hari ini.
b) Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa.
c) Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah
berlangsung.
d) Guru menginformasikan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
e) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi.
78
f) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan membaca doa
penutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan salam.
2) Kegiatan siswa
a) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
b) Siswa mendengarkan penguatan yang guru sampaikan.
c) Siswa mendengarkan refleksi yang guru sampaikan.
d) Siswa menerima Informasi.
e) Siswa membaca doa penutup majelis dan menjawab salam.
2. Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun.
Lembar pengamatan terdiri dari dua aspek yaitu lembar pengamatan
untuk guru dan lembar pengamatan untuk siswa. Lembar pengamatan
guru digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Sedangkan lembar pengamatan siswa digunakan
untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Hasil pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan lapangan.
3. Refleksi
Refleksi yang dilakukan pada hasil pelaksanaan Siklus II
menunjukkan bahwa pada Siklus II sudah tidak ditemukan kelemahan-
kelemahan dalam proses pembelajaran seperti pada Siklus I. Guru
79
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik bahkan hal ini
berdampak dengan keaktifan siswa selama proses pembelajaran,
sehingga hasil belajar siswa ikut meningkat. Kelemahan- kelemahan
pada Siklus I sudah diperbaiki pada Siklus II. Penelitian dihentikan
sampai siklus II karena hasil belajar siswa sudah menunjukkan
indikator ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85% siswa tuntas
belajar. Siswa yang tidak tuntas belajar diberikan tindakan mandiri
berupa latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga
diharapkan semua siswa tuntas belajar.
80
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Penelitian Pra Siklus
Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti
melakukan kegiatan pra- siklus. Tahap pra siklus ini dapat memberikan
acuan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Tahap pra siklus dilakukan
peneliti secara langsung dengan melakukan observasi pada proses kegiatan
pembelajaran oleh guru kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga.
Dari hasil observasi tersebut, diperoleh bahwa belum adanya model
pembelajaran baru yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
sehingga proses belajar mengajar dikelas terkesan monoton. Hal tersebut
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, karena pembelajaran
dikelas cenderung guru yang berperan aktif sedangkan siswa cenderung
pasif.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa
siswa yang belum paham mengenai materi gaya. Padahal materi gaya
sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menduga rendahnya
hasil belajar siswa materi gaya disebabkan oleh kurang tepatnya model
pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru yang mengakibatkan siswa
kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada
hasil belajar siswa (nilai ulangan harian siswa). Berikut ini adalah data pra-
81
siklus dari hasil ulangan harian siswa materi gaya pada kelas IV MI Ma’arif
Tingkir Lor kota Salatiga.
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. RM 60 50 Tidak Tuntas
2. IRA 60 40 Tidak Tuntas
3. LHS 60 60 Tuntas
4. AM 60 20 Tidak Tuntas
5. PAP 60 70 Tuntas
6. MZS 60 80 Tuntas
7. MAKS 60 70 Tuntas
8. THK 60 40 Tidak Tuntas
9. Z 60 70 Tuntas
10. MFR 60 30 Tidak Tuntas
11. CSA 60 60 Tuntas
12. F 60 30 Tidak Tuntas
13. MAM 60 60 Tuntas
14. MAGPI 60 50 Tidak Tuntas
15. AF 60 30 Tidak Tuntas
16. MH 60 50 Tidak Tuntas
17. ASH 60 30 Tidak Tuntas
18. HNA 60 70 Tuntas
19. MWAW 60 50 Tidak Tuntas
20. AAJ 60 30 Tidak Tuntas
21. MS 60 30 Tidak Tuntas
22. RA 60 40 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 20
Rata- rata 48,18
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 8 siswa
Tidak Tuntas = 14 siswa
82
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹
𝑁 X 100%
= 8
22 X 100%
= 36,3%
=36% (Pembulatan)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata- rata ulangan harian yang
dicapai siswa pada tahap pra siklus mencapai 48,18. Siswa yang tuntas
belajar (mencapai KKM) terdapat 8 siswa (36%), sedangkan siswa yang
tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 14 siswa (64%). Hasil belajar pada
tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 60 (nilai KKM) hanya mencapai 36% dari jumlah
siswa secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus
dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang
telah ditentukan.
2. Diskripsi Data Siklus I
Penelitian Siklus I dilakukan pada 4 Februari 2019. Pembelajaran
berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok yang diajarkan
pada Siklus I adalah gaya dan macam-macamnya. Hasil pengamatan yang
peneliti lakukan pada Siklus I menunjukkan bahwa siswa sangat
bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), meskipun belum semua
siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
83
a. Hasil Belajar Siswa
Nilai hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. R 60 53 Tidak Tuntas
2. IRA 60 53 Tidak Tuntas
3. LHS 60 60 Tuntas
4. AM 60 47 Tidak Tuntas
5. PAP 60 80 Tuntas
6. MZS 60 93 Tuntas
7. MAKS 60 93 Tuntas
8. THK 60 67 Tuntas
9. Z 60 87 Tuntas
10. MFR 60 73 Tuntas
11. CSA 60 80 Tuntas
12. F 60 47 Tidak Tuntas
13. MAM 60 80 Tuntas
14. MAGPI 60 67 Tuntas
15. AF 60 53 Tidak Tuntas
16. MF 60 73 Tuntas
17. ASH 60 60 Tuntas
18. HNA 60 80 Tuntas
19. MWAW 60 60 Tuntas
20. AAJ 60 73 Tuntas
21. MS 60 47 Tidak Tuntas
22. RA 60 73 Tuntas
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 47
Rata- rata 68,13
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 16 siswa
Tidak Tuntas = 6 siswa
84
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹
𝑁 X 100%
= 16
22 X 100%
= 72,72%
=73% (Pembulatan)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai tes evalusi pada Siklus I
mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai
rata- rata siswa pada Siklus I mencapai 68,13. Siswa yang sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 16 siswa
(73%). Sedangkan siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) sebanayak 6 siswa (27%). Hasil belajar siswa pada
Siklus I secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh
nilai ≥ 60 (nilai KKM) hanya mencapai 73% dari jumlah siswa secara
klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan
perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang telah
ditentukan.
b. Hasil Observasi Guru dan Siswa
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam
√
2. Guru mengajak siswa berdoa
bersama
√
3. Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi
√
85
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
√
5. Guru melakukan apersepsi √
6. Guru memotivasi siswa untuk
belajar
√
7. Tahap 1: Orientasi terhadap
masalah
Guru meminta siswa untuk
membaca ilustrasi tentang gaya
melalui teks bacaan yang telah
disediakan agar siswa memperoleh
gambaran konkret mengenai gaya
√
8. Guru mengajak siswa melakukan
percobaan dengan alat peraga yang
telah disediakan.
√
9. Tahap 2: Mengorganisasikan
siswa untuk penyelidikan
Guru membantu siswa dalam
mengorganisasikan tugas belajar/
penyelidikan untuk menyelesaikan
permasalahan.
√
10. Guru membagi siswa menjadi 4
kelompok
√
11. Guru mebagikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) pada masing- masing
kelompok
√
12. Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara
berkelompok sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam LKS
siswa.
√
13. Tahap 3: Pelaksanaan
penyelidikan
Guru membimbing pengamatan
yang dilakukan siswa dalam
kelompok untuk menemukan
pemecahan masalah
√
86
14. Siswa diarahkan untuk membaca
buku paket tematik untuk mencari
informasi terkait permasalahan/
penjelasan solusi.
√
15. Tahap 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru mengarahkan siswa berdiskusi
untuk menyelesaikan permasalahan
yang terdapat dalam LKS
√
16. Guru meminta siswa
mempresentasikan hasil diskusi
setiap kelompok
√
17. Guru memberikan reward kepada
siswa yang berani
mempresentasikan hasil diskusi
kelompokya
√
18. Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Guru meminta siswa untuk
melakukan refleksi/evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka lalui
√
19. Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan hal- hal
yang kurang dimengerti mengenai
penyeledikan yang telah dilakukan.
√
20. Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada
hari ini
√
21. Guru memberikan penguatan
terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa
√
22. Guru melakukan refleksi pada
pembelajaran yang telah
berlangsung
√
23. Guru menginformasikan
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
√
87
24. Guru memberikan soal evalusi pada
siswa
√
25. Guru menutup pembelajaran hari
ini dengan membaca doa penutup
majelis dan diakhiri dengan
mengucap kan salam
√
Jumlah 8 48 14 0
Total 70
Kategori Baik
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-2 (Muakhidah, 2018: 137)
Berdasrkan hasil pengamatan pada tabel 4.3 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus I
mendapatkan total skor 70 dengan kategori baik. Ada beberapa aspek
yang harus ditingkatkan lagi yaitu: (1) Guru kurang menjelaskan tujuan
dan materi yang akan dipelajari (2) Guru kurang mengondisikan siswa
saat pembagian LKS. (3) Guru kurang mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara berkelompok (4) Guru kurang
membimbing pengamatan yang dilakukan siswa dalam kelompok untuk
menemukan pemecahan masalah (5) Guru kurang membimbing siswa
untuk menyimpulkan butir- butir penting pembelajaran hari ini (6) Guru
kurang memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan
88
oleh siswa (7) Guru kurang melakukan refleksi dari pembelajaran yang
telah berlangsung.
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
No. Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Pengetahuan Keaktifan Kerjasama
B C K B C K B C K
1. RM √ √ √
2. IRA √ √ √
3. LHS √ √ √
4. AM √ √ √
5. PAP √ √ √
6. MZS √ √ √
7. MAKS √ √ √
8. THK √ √ √
9. Z √ √ √
10. MFR √ √ √
11. CSA √ √ √
12. F √ √ √
13. MAM √ √ √
14. MAGPI √ √ √
15. AF √ √ √
16. MH √ √ √
17. ASH √ √ √
18. HNA √ √ √
19. MWAW √ √ √
20. AAJ √ √ √
21. MS √ √ √
22. RA √ √ √
Jumlah 3
13
6
2
12
8
3
15
4
89
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.4 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada Siklus I cukup baik. Siswa
mampu mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan yang
mereka miliki, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum
menjawab sesuai pengetahuan. Dari aspek keaktifan dalam Siklus I ini
masih kurang di bandindingkan dengan kedua aspek lainnya. Masih
banyak siswa yang belum bekerja secara aktif dalam diskusi kelompok,
hanya beberapa siswa yang terlihat menonjol. Dari aspek kerjasama
dalam Siklus I ini, para siswa terlihat dapat bekerjasama dengan
kelompokknya dengan baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang
kurang bekerjasama dengan kelompok.
3. Diskripsi Data Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Rabu, 13 Februari 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus II adalah gaya magnet. Kelemahan-
kelemahan yang terjadi pada Siklus I berhasil diperbaiki pada Siklus II.
90
a. Hasil Belajar Siswa
Nilai hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. RM 60 80 Tuntas
2. IRA 60 87 Tuntas
3. LHS 60 87 Tuntas
4. AM 60 53 Tidak Tuntas
5. PAP 60 100 Tuntas
6. MZS 60 100 Tuntas
7. MAKS 60 93 Tuntas
8. THK 60 87 Tuntas
9. Z 60 100 Tuntas
10. MFR 60 80 Tuntas
11. CSA 60 80 Tuntas
12. F 60 53 Tidak Tuntas
13. MAM 60 87 Tuntas
14. MAGPI 60 73 Tuntas
15. AF 60 73 Tuntas
16. MF 60 80 Tuntas
17. ASH 60 80 Tuntas
18. HNA 60 87 Tuntas
19. MWAW 60 80 Tuntas
20. AAJ 60 87 Tuntas
21. MS 60 73 Tuntas
22. RA 60 80 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 53
Rata- rata 81,81
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 20 siswa
Tidak Tuntas = 2 siswa
91
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹
𝑁 X 100%
= 20
22 X 100%
= 90,90%
= 91% (Pembulatan)
Tabel 4.5 menunjukkan nilai rata- rata yang dicapai siswa pada
Siklus II mencapai 81,81. Siklus II siswa yang tuntas belajar terdapat 20
siswa (91%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar terdapat 2 siswa
(9%). Siklus II menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah mencapai
indikator ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah
siswa memperoleh nilai ≥ 60 (nilai KKM). Pembelajaran pada Siklus II
dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai Siklus II.
b. Hasil Pengamatan Guru dan Siswa
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam
√
2. Guru mengajak siswa berdoa bersama √
3. Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi
√
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
√
5. Guru melakukan apersepsi √
6. Guru memotivasi siswa untuk belaja
√
92
7. Tahap 1: Orientasi terhadap masalah
Guru meminta siswa untuk membaca
ilustrasi tentang gaya magnet melalui
teks bacaan yang telah disediakan agar
siswa memperoleh gambaran konkret
mengenai gaya magnet
√
8. Guru mengajak siswa melakukan
percobaan dengan alat peraga yang
telah disediakan.
√
9. Tahap 2: Mengorganisasikan siswa
untuk penyelidikan
Guru membantu siswa dalam
mengorganisasikan tugas belajar/
penyelidikan untuk menyelesaikan
permasalahan.
√
10. Guru membagi siswa menjadi 4
kelompok
√
11. Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS) pada masing- masing kelompok
√
12. Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara
berkelompok sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam LKS
siswa.
√
13. Tahap 3: Pelaksanaan penyelidikan
Guru membimbing pengamatan yang
dilakukan siswa dalam kelompok untuk
menemukan pemecahan masalah
√
14. Siswa diarahkan untuk membaca buku
paket tematik untuk mencari informasi
terkait permasalahan/ penjelasan solusi.
√
15. Tahap 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru mengarahkan siswa berdiskusi
untuk menyelesaikan permasalahan
yang terdapat dalam LKS
√
16. Guru meminta siswa mempresentasikan
hasil diskusi setiap kelompok
√
93
17. Guru memberikan reward kepada siswa
yang berani mempresentasikan hasil
diskusi kelompokya
√
18. Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Guru meminta siswa untuk melakukan
refleksi/evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka
lalui
√
19. Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan hal- hal yang
kurang dimengerti mengenai
penyeledikan yang telah dilakukan.
√
20. Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada hari
ini
√
21. Guru memberikan penguatan terhadap
kesimpulan yang disampaikan oleh
siswa
√
22. Guru melakukan refleksi pada
pembelajaran yang telah berlangsung
√
23. Guru menginformasikan pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya
√
24. Guru memberikan soal evalusi pada
siswa
√
25. Guru menutup pembelajaran hari ini
dengan membaca doa penutup majelis
dan diakhiri dengan mengucap kan
salam
√
Jumlah 76 18 0 0
Total 94
Kategori Sangat Baik
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
94
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25 ( Muakhidah, 2018: 137)
Berdasrkan hasil pengamatan pada tabel 4.6 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus II
mendapatkan total skor 94 dengan kategori sangat baik. Hal ini terlihat
jelas dari tabel hasil pengolahan data aktivitas guru dalam mengelola
kelas sudah baik sekali. Ini disebabkan guru telah memperbaiki atau
meningkatkan aspek- aspek yang terdapat pada proses pembelajaran
Siklus I, terutama ketika memberi penguatan pada akhir pembelajaran
ketika siswa menjawab pertanyaan dari guru sehingga proses
pembelajaran di Siklus II telah tercapai.
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No. Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Pengetahuan Keaktifan Kerjasama
B C K B C K B C K
1. RM √ √ √
2. IRA √ √ √
3. LHS √ √ √
4. AM √ √ √
5. PAP √ √ √
6. MZS √ √ √
7. MAKS √ √ √
8. THK √ √ √
9. Z √ √ √
10. MFR √ √ √
11. CSA √ √ √
12. F √ √ √
13. MAM √ √ √
14. MAGPI √ √ √
95
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Berdasrkan hasil pengamatan pada tabel 4.7 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus II
mengalami peningkatan dari aspek pengetahuan, keaktifan dan
kerjasama siswa dibandingkan dengan Siklus II. Siswa sudah mulai
menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuan. Mereka juga turut
aktif dalam pembelajaran dikelas. Yang semula masih terlihat acuh,
pada Siklus II ini sudah terlihat mulai memperhatikan serta aktif
menjawab maupun bertanya. Kerjasama kelompok berjalan dengan
baik, para siswa saling melengkapi kekurangan yang ada dikelompok
masing-masing. Sehingga dalam Siklus II ini pembelajaran dapat
berjalan dengan baik dan sesuai harapan.
15. AF √ √ √
16. MH √ √ √
17. ASH √ √ √
18. HNA √ √ √
19. MWAW √ √ √
20. AAJ √ √ √
21. MS √ √ √
22. RA √ √ √
Jumlah
7
13
2
4
18
0
36
14
0
96
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka diperoleh
kesimpulan data hasil belajar. Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus
melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dilihat
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per Siklus
No. Nama Siswa Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1. RM 50 53 80
2. IRA 40 53 87
3. LHS 60 60 87
4. AM 20 47 53
5. PAP 70 80 100
6. MZS 80 93 100
7. MAKS 70 93 93
8. THK 40 67 87
9. Z 70 87 100
10. MFR 30 73 80
11. CSA 60 80 80
12. F 30 47 53
13. MAM 60 80 87
14. MAGPI 50 67 73
15. AF 30 53 73
16. MF 50 73 80
17. ASH 30 60 80
18. HNA 70 80 87
19. MMWAW 50 60 80
20. AAJ 30 73 87
21. MS 30 47 73
22. RA 40 73 80
Jumlah 1060 1499 1800
Rata- rata 48,18 68,13 81,81
(Sumber: Data Primer)
97
Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Siklus Rata-
rata
Kategori Jumlah
siswa
Presentase
Pra
Siklus
48,18 Tuntas 8 36%
Tidak Tuntas 14 64%
Siklus I 68,13 Tuntas 16 73%
Tidak Tuntas 6 27%
Siklus II 81,81 Tuntas 20 91%
Tidak Tuntas 2 9%
(Sumber: Data Primer)
Tabel 4.9 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
sebelum dan setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil
belajar siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklus merupakan
bukti keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada proses pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan
tindakan yaitu pada tahap Pra Siklus terdapat 8 siswa (36%) yang tuntas
belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 14 siswa
(64%) dengan nilai rata-rata 48,18. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal maka
penelitian dilanjutkan pada Siklus I dengan materi dan waktu yang berbeda.
Data hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat terdapat 16 siswa
(73%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
(dibawah KKM) 6 siswa (27%) dengan nilai rata-rata 68,13. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan dari tahap Pra Siklus
meskipun masih belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal,
98
maka penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang
berbeda.
Hasil belajar siswa pada Siklus II terdapat terdapat 20 siswa (91%)
yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah
KKM) 2 siswa (9%) dengan nilai rata-rata 81,81. Berdasarkan hasil tersebut
dapat dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal
yaitu siswa mencapai nilai melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 60 pada
mata pelajaran IPA materi gaya dengan persentase ≥ 85% dari jumlah siswa
total dalam satu kelas sebanyak 20 siswa (91%). Maka dari itu penelitian
dihentikan siswa yang belum tuntas pada Siklus II akan diberikan tindakan
mandiri berupa latihan- latihan atau remidi yang dipantau oleh guru
sehingga seluruh siswa diharapkan dapat tuntas belajar.
Pembahasan ketuntansan hasil belajar siswa Pra Siklus-Siklus II
dapat dicermati pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus-
Siklus II
(Sumber: Data Primer)
0102030405060708090
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 8 16 20
Tidak Tuntas 14 6 2
Nilai rata-rata 48,18 68,13 81,81
Axi
s Ti
tle
99
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar
siswa dari siklus ke siklus. Dari data nilai ulangan harian siswa diperoleh
nilai rata- rata 48,18 dengan jumlah siswa 8 siswa (36%) tuntas belajar,
pada Siklus I diperoleh nilai rata- rata 68,13 dengan jumlah siswa 16 siswa
(73%) tuntas belajar, dan pada Siklus II diperoleh nilai rata- rata 81,81
dengan jumlah 20 siswa (91%) tuntas belajar. Berdasarkan ketetapan
indikator keberhasilan, yaitu persentase ketuntasan belajar siswa telah
mencapai ≥ 85% maka pembelajaran IPA materi gaya dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL),
dikatakan telah berhasil. Sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dihentikan pada Siklus II.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Riana Rahmasari (2016), dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada kondisi awal prasiklus, perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri Nglempong Ngaglik Sleman dalam mata pelajaran IPA, sebanyak
14 siswa atau 58,33% telah memenuhi KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu 65. Sedangkan sebanyak 10 orang atau 41,67% belum
memenuhi KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
IPA siswa kelas IV SD Negeri Nglempong Ngaglik Sleman tergolong
rendah. Setelah diberikan tindakan dengan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA, terdapat peningkatan nilai
100
rata- rata 78,58. Sebanyak 23 siswa atau 95,83% memenuhi KKM dan
hanya 1 siswa atau 4,17% yang tidak memenuhi KKM.
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan sebanyak dua siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) pada materi gaya, dapat disimpulkan bahwa model Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya
pada siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor kota Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019. Peningkatan hasil belajar IPA diketahui dengan hasil tes pada
Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata- rata dan
persentase ketuntasan secara klasikal. Rata- rata nilai siswa materi gaya
pada kondisi awal (pra-siklus) 48,18 dengan ketuntasan klasikal sebesar
36% (8 siswa) dari 22 siswa yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Siklus
I sebesar 68,13 dengan ketuntasan klasikal sebesar 73% (14 siswa) yang
mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Siklus II sebesar 81,81 dengan ketuntasan
klasikal 91% (20 siswa) yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Dengan
demikian, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui model Problem Based
Learning (PBL) materi gaya pada siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor
kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 dinyatakan berhasil.
102
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan
siswa, guru, dan sekolah dalam pembelajaran agar minat, aktivitas dan
penguasaan materi pelajaran meningkat adalah:
1. Bagi Siswa
a. Siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai ketuntasan dan aktif
dalam pembelajaran untuk dapat mempertahankan atau
meningkatkan hasil belajarnya.
b. Bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan dan masih pasif dalam
pembelajaran diharapkan giat untuk belajar dan lebih aktif lagi
dikelas.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada pembelajaran IPA materi yang lain yang
sekiranya tepat, karena hasil penelitian pada materi gaya dengan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Guru hendaknya memberikan motivasi terhadap siswa dalam
pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) agar
siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model tersebut.
103
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai sehingga dapat mewujudkan hasil belajar yang
maksimal.
b. Sekolah dapat menggunakan media atau fasilitas dari
lingkungan sekitar, sehingga siswa dapat mengenal lingkungan
secara baik.
c. Memberikan dorongan kepada para guru agar dapat menggunakan
model pembelajaran yang bervariasi pada kegiatan pembelajaran
agar dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
104
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Azmiyati, Choiril, dkk. 2009. IPA 4 Salingtemas untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta:
Pusat Perbukuan
Bahrudin dan Wahyuni, Nur Esa. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Dalyon, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 2003. Bandung: Citra Umbara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Banjarmasin: PT Rineka Cipta.
Fauzan, Maaruf, Abdul Gani, & Muhammad Syukri. 2017. Penerapan Model
Problem Based Learning pada Pembelejaran Materi Sistem Tata Surya
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia, 05(01): 27-35.
Hardono, Fajar Puji,dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses IPA Pada Siswa
Sekolah Dasar. Didaktika Dwija Indria. ISSN 2337-8786.
Muakhidah, Inta Nur. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya
Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Dan Alat
Peraga Pada Siswa Kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajor Kab.
Magelang Tahun 2017/2018. Skripsi. FTIK IAIN Salatiga.
Najma, Siti. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Tema Selalu Berhemat
Energi Kelas IV MIN 3 Banda Aceh. Skripsi. FTIK UIN AR-RANIRY.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB.
Prastantya, Febriyanti Gita. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dengan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran IPA Kelas IV SDN Tambakji 05 Kota Semarang. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang:
Semarang.
105
Rahmasari, Riana. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Nglempong Sleman Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Rusman. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian.
Jakarta: Rajawali Pers.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardirman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Sastriani. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Gugus Wijaya Kusuma
Ngaliyan Semarang. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sulistiyanto, Heri & Wiyono, Edy. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI
Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : PT
Kharisma Putra Utama.
Sutirman. 2013. Media & Model- model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta : Media Group.
106
Uno, Hamzah B.,dkk. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Wisudawati, Widi dan Sulistiyowati, Eka. 2017. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta : Bumi Aksara.
107
LAMPIRAN- LAMPIRAN
108
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Tingkir Lor
Kelas / Semester : IV /2
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Sub Tema : 1. Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 :Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 :Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
IPA
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik,
gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan
Indikator :
3.3.1 Menjelaskan pengertian gaya.
3.3.2 Melakukan percobaan yang berhubungan dengan gaya dalam
aktivitas sehari- hari.
3.3.3 Menyebutkan macam- macam gaya.
C. TUJUAN
1. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model PBL siswa
dapat menjelaskan pengertian gaya dengan tepat.
109
2. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model PBL siswa
dapat melakukan percobaan yang berhubungan dengan gaya dalam aktivitas
sehari- hari.
3. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model PBL siswa
dapat menyebutkan macam- macam gaya.
D. MATERI PEMBALAJARAN
1. Pengertian Gaya
Setiap hari kita melakukan atau melihat orang lain melakukan
bermacam-macam kegiatan, misalnya mendorong mobil mogok, menarik
gerobak pasir, menendang bola, tarik tambang. Kegiatan-kegiatan tersebut
yaitu mendorong dan menarik merupakan cara bekerjanya gaya terhadap
benda. Saat orang mendorong mobil mogok atau menendang bola, berarti
orang tersebut sedang memberikan gaya dorong pada mobil atau bola. Saat
kita menarik gerobak pasir atau melakukan permainan tarik tambang, berarti
kita sedang memberikan gaya tarik pada gerobak pasir dan tali tambang.
Suatu tarikan atau dorongan yang menyebabkan benda bergerak
disebut gaya. Tarikan dan dorongan selain dapat dilakukan manusia, juga
dapat dikeluarkan oleh hewan maupun benda-benda, misalnya kerbau
menarik pedati, magnet menarik benda-benda yang terbuat dari besi dan
baja, pesawat dapat tinggal landas karena gaya dorong yang dihasilkan
mesin, batu terlontar dari katapel karena dorongan karet katapel yang
terenggang. Besar kecilnya gaya dapat diukur oleh sebuah alat, yaitu
dinamometer. Satuan gaya adalah Newton (Sulistiyanto dan Wiyono, 2008:
81-82).
2. Sifat- sifat Gaya
Adapun sifat- sifat gaya sebagai berikut:
a) Gaya Dapat Memengaruhi Gerak Benda
Di antara kamu tentu ada yang pernah bermain bola. Bola tersebut
akan bergerak jika dilempar atau ditendang. Akan tetapi, bola dapat
berhenti bergerak jika bola yang dilemparkan seorang pemain ditangkap
oleh pemain lain. Peristiwa tersebut menunjukkan bola dapat bergerak
atau berhenti jika diberi gaya.
Gaya juga dapat memengaruhi arah gerak benda. Gaya ini sering
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sepeda dapat
bergerak karena dikayuh. Perahu layar memanfaatkan gaya dorong angin
agar perahu bergerak. Pergerakan suatu benda tergantung pada besar
kecilnya gaya yang dikenakan pada benda. Semakin besar gaya yang
mengenai benda, semakin cepat benda tersebut bergerak. Akibatnya,
benda berpindah semakin jauh. Sebaliknya, semakin kecil gaya yang
110
mengenai benda, semakin lambat gerakannya. Jarak perpindahan benda
akibat gaya tersebut juga semakin pendek. Bahkan, gaya yang terlalu
kecil tidak dapat menggerakkan benda.
b) Gaya Dapat Mengubah Bentuk Benda
Pernahkah kamu membantu ibu membuat roti? Bentuk roti
bermacam- macam tergantung cara membentuknya. Adonan tersebut
dapat kita bentuk bulat. Apabila kita tekan, adonan berbentuk bulat
tersebut menjadi pipih. Apabila kita menginginkan bentuk roti yang
memanjang, kita dapat menarik adonan roti itu.
Banyak kegiatan sehari-hari yang menunjukkan pengaruh gaya
pada bentuk benda. Misalnya saat membuat batu bata dan genting. Kedua
macam benda tersebut terbuat dari tanah liat. Pada awalnya tanah liat
dicampur air agar lunak. Tanah liat itu kemudian dimasukkan dalam
cetakan batu bata atau genting. Hal ini berarti tanah liat diberi gaya agar
bentuknya berubah menjadi batu bata atau genting (Azmiyawati, dkk,
2009: 105-107).
3. Jenis- jenis Gaya
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan gaya dengan
jenis yang berbeda satu dan yang lainnya. Gaya tarik, gaya dorong, dan gaya
gesek merupakan beberapa gaya yang dapat kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap gaya yang dilakukan memerlukan tenaga. Berdasarkan
sumber tenaga yang diperlukan, gaya dibedakan menjadi beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut.
a) Gaya Otot
Gaya otot merupakan gaya yang dihasilkan oleh tenaga otot.
Contoh gaya otot adalah pada saat kita menarik atau mendorong meja,
membawa belanjaan ibu, dan menendang bola. Karena terjadi sentuhan
maka gaya ini termasuk gaya sentuh.
Gambar 2.1 Contoh Gaya Otot
b) Gaya Gesek antara Dua Benda
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi karena bersentuhannya
dua permukaan benda. Contoh gaya gesek adalah gaya yang bekerja pada
rem sepeda. Pada saat akan berhenti, karet rem pada sepeda akan
111
bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga terjadi gesekan yang
menyebabkan sepeda dapat berhenti ketika dilakukan pengereman.
Gambar 2.2 Contoh Gaya Gesek
c) Gaya Magnet
Gaya magnet merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau
dorongan dari magnet. Contoh gaya magnet adalah, tertariknya paku
ketika didekatkan dengan magnet. Benda-benda dapat tertarik oleh
magnet jika masih berada salam medan magnet.
Gambar 2.3 Contoh Gaya Magnet
d) Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan
bumi. Contoh gaya gravitasi adalah jatuhnya buah dari atas pohon
dengan sendirinya. Semua benda yang dilempar ke atas akan tetap
kembali ke bawah karena pengaruh gravitasi bumi.
Gambar 2.4 Contoh Gaya Gravitasi
e) Gaya Listrik
Gaya listrik merupakan gaya yang terjadi karena aliran muatan
listrik. Aliran muatan listrik ini ditimbulkan oleh sumber energi listrik.
Contoh gaya listrik adalah bergeraknya kipas angin karena
dihubungkan dengan sumber energi listrik. Muatan listrik dari sumber
energi listrik mengalir ke kipas angin. Sehingga, kipas angin dapat
bergerak.
112
Gambar 2.5 Contoh Gaya Listrik
E. PENDEKATAN & MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode pembelajaran : Demonstrasi, diskusi kelompok, penugasan
F. LANGKAH- LANGKAH PEMBELAJARAN
Sintaks Model
Pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Kegiatan Awal 1. Guru membuka
pelajaran dengan
mengucap salam.
2. Guru mengajak
siswa berdoa
bersama.
3. Guru memerikasa
kehadiran siswa
dengan melakukan
absensi.
4. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan
materi yang akan
dipelajari pada hari
ini.
5. Guru melakukan
apersepsi dengan
menanyakan
kepada siswa “
Tahukah kamu alat
transportasi
1. Siswa menjawab salam
dari guru.
2. Siswa membaca doa
bersama- sama.
3. Siswa menjawab
absen.
4. Siswa memperhatikan
guru ketika
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan
materi yang akan
dipelajari pada hari ini.
5. Siswa memperhatikan
apersepsi dari guru dan
menjawab pertanyaan
sesuai dengan
pengetahuannya.
10
menit
113
tradisional
bendi?Apa yang
terjadi saat kuda
menarik bendi?”
6. Guru memotivasi
siswa untuk
belajar.
6. Siswa menjawab
sesuai dengan
kemampuannya.
Kegiatan Inti
a. Orientasi
terhadap
masalah
1. Guru meminta
siswa untuk
membaca ilustrasi
tentang gaya
melalui teks bacaan
yang telah
disediakan agar
siswa memperoleh
gambaran konkret
mengenai gaya.
2. Guru mengajak
siswa melakukan
percobaan dengan
alat peraga yang
telah disediakan.
1. Siswa diberi
kesempatan untuk
membaca ilustrasi
tentang gaya agar
memperoleh gambaran
konkret mengenai gaya
(Mengamati).
2. Siswa melakukan
percobaan dengan alat
peraga yang telah
disediakan.
50
menit
b. Mengorgansasi
siswa untuk
penyelidikan
1. Guru membantu
siswa dalam
mengorganisasikan
tugas belajar/
penyelidikan untuk
menyelesaikan
permasalahan.
2. Guru membagi
siswa menjadi 4
kelompok.
3. Guru mebagikan
Lembar Kerja
Siswa (LKS) pada
masing- masing
kelompok.
4. Guru mendorong
siswa untuk
mengumpulkan
informasi secara
berkelompok
1. Siswa
memperhatiakan
penjelasan dari guru
agar dapat melakukan
penyelidikan untuk
menyelasikan
permaslaahan.
2. Siswa duduk
berdasarkan
kelompoknya masing-
masing.
3. Siswa menerima LKS.
4. Siswa berkelompok
menyelesaikan tugas
di LKS.
114
sesuai dengan
permasalahan yang
ada dalam LKS
siswa.
c. Pelaksanaan
penyelidikan
1. Guru membimbing
pengamatan yang
dilakukan siswa
dalam kelompok
untuk menemukan
pemecahan
masalah.
2. Siswa diarahkan
untuk membaca
buku paket tematik
untuk mencari
informasi terkait
permasalahan/
penjelasan solusi.
1. Secara berkelompok
siswa melakukan
penyelidikan terhadap
permasalahan yang ada
di dalam LKS.
2. Secara berkelompok,
siswa mencari
informasi dengan
membaca buku paket
tematik dan LKS
(Mengumpulkan
informasi).
d. Mengembang
kan dan
menyajikan
hasil karya
1. Guru mengarahkan
siswa berdiskusi
untuk
menyelesaikan
permasalahan yang
terdapat dalam
LKS. “Setelah
kalian memahami
permasalahan
yang ada, maka
diskusikanlah
pemecahan
terhadap masalah
tersebut.”
2. Guru meminta
siswa
mempresentasikan
hasil diskusi setiap
kelompok.
1. Siswa melakukan
perencanaan
pemecahan masalah
dan berdiskusikan
membahas
permasalahan-
permasalahan yang
terdapat dalam LKS
(Menalar/ mengolah
informasi).
2. Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi
(Mengomunikasikan).
e. Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
1. Guru meminta
siswa untuk
melakukan
refleksi/evaluasi
terhadap
penyelidikan
mereka dan proses-
proses yang
mereka lalui.
1. Siswa melakukan
refleksi/ evaluasi
terhadap proses yang
telah dikerjakan
bersama teman
kelompoknya.
115
“Apakah hal yang
kalian diskusikan
hari ini pernah
kalian lihat dan
alami dalam
keseharian kalian?
Setelah
memcahkan
masalah, dapatkah
kalian menjelaskan
pengertian gaya
dan macam-
macam gaya?”
2. Guru memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
menanyakan hal-
hal yang kurang
dimengerti
mengenai
penyeledikan yang
telah dilakukan.
2. Siswa menanyakan
mengenai hal- hal yang
kurang dimengerti
terkait penyelidikan
yang dilakukan
(Menanya).
Kegiatan Penutup 1. Guru membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
pembelajaran pada
hari ini.
2. Guru memberikan
penguatan
terhadap
kesimpulan yang
disampaikan oleh
siswa.
3. Guru melakukan
refleksi pada
pembelajaran yang
telah berlangsung.
4. Guru
menginformasikan
pembelajaran pada
pertemuan
selanjutnya.
5. Guru meminta
siswa mengerjakan
soal evaluasi
1. Siswa menyimpulkan
materi pembelajaran.
2. Siswa
mendengarkan
penguatan yang
guru sampaikan.
3. Siswa mendengarkan
refleksi yang guru
sampaikan.
4. Siswa menerima
Informasi.
5. Siswa mengerjakan
soal evaluasi
6. Siswa membaca
10
menit
116
6. Guru menutup
pembelajaran hari
ini dengan
membaca doa
penutup majelis
dan diakhiri
dengan mengucap
kan salam.
doa penutup
majelis dan menjawab
salam.
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku Pedoman Guru Tema 7 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 7 Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017).
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Benda disekitar kelas meja, kursi, kertas dll.
H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Penilaian kognitif
Berilah tanda silang (x) pada huru a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!
1. Semua bentuk tarikan dan dorongan disebut. . .
a. Daya
b. Gaya
c. Energi
d. Kekuatan
2. Gaya dapat mengubah arah gerak benda terjadi pada peristiwa. . . .
a. Bola yang bergerak lalu ditahan
b. Memukul bola kasti dari pelambung
c. Kelereng yang bergerak lalu berhenti
d. Segumpal tanah liat dijadikan boneka
3. Perhatikan gambar di bawah ini !
Peristiwa yang terjadi pada gambar di atas adalah. . .
a. Bola dapat mengubah arah
117
b. Bola bergerak lalu berhenti
c. Bola dapat bergerak
d. Bola bergerak lalu ditahan
4. Bus mogok akan bergerak ketika didorong. Dalam hal ini gaya
mempengaruhi. . .
a. Benda diam menjadi bergerak
b. Bentuk benda
c. Benda bergerak menjadi semakin cepat
d. Benda bergerak menjadi semakin lambat
(1) (2) (3) (4)
5. Dari gambar diatas yang termasuk alat transportasi dengan cara ditarik
adalah. . .
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (1) dan (4)
d. (2) dan (4)
6. Gaya yang ditimbulkan oleh gaya tarik magnet bumi adalah. . .
a. Gaya magnet
b. Gaya gesek
c. Gaya gerak
d. Gaya gravitasi
7. Contoh gaya gesek adalah. . .
a. Ban mobil dan jalan raya
b. Kipas angin dan tembok
c. Buah kelapa jatuh dari pohonnya
d. Dua magnet yang berdekatan
8. Gaya gesek dapat menimbulkan. . .
a. Panas
b. Rasa
c. Tarikan
d. Dorongan
9. Alat untuk mengukur besar kecinya gaya adalah. . .
a. Speedometer
b. Dinamometer
c. Meteran
d. Penggaris
118
10. Dua kutub magnet yang sama jika didekatkan akan. . .
a. Saling menolak
b. Saling mendekat
c. Saling terkait
d. Saling menempel
11. Piring yang dilempar jatuh kemudian pecah, hal itu membuktikan bahwa. .
a. Gaya dapat mengubah bentuk benda
b. Gaya dapat membuat benda diam menjadi bergerak
c. Gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam
d. Gaya dapat mengubah arah benda
12. Contoh gaya dapat mengubah arah benda adalah. . .
a. Melempar buah
b. Menyetir mobil
c. Membuat kue
d. Menanak nasi
13. Menutup pintu dari dalam ruang membutuhkan gaya yang berupa. . .
a. Dorongan
b. Tarikan
c. Tolakan
d. Lemparan
14. Contoh gaya yang berupa tarikan adalah. . .
a. Mendorong gerobak
b. Melempar batu
c. Membuka pintu
d. Memecah gelas
15. Benda yang mudah berubah bentuk ketika diberikan gaya adalah. . .
a. Batu
b. Kayu
c. Kaca
d. Bata
Kunci Jawaban
1. B
2. B
3. B
4. A
5. C
6. D
7. A
119
8. A
9. B
10. A
11. A
12. B
13. A
14. C
15. C
Teknik penskoran
Jika benar = skor 1
Jika salah = skor 0
Nilai = Jumlah skor x 100
Skor maksimal
Tingkir Lor, 4 Februari 2019
120
Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM MENGELOLA
PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor
Kelas/ Semester : IV/2
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Gaya dan macam-macamnya
Nama Guru : Rohmawati, S.Pd. I
No Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap
salam
√
2. Guru mengajak siswa berdoa bersama √
3. Guru memerikasa kehadiran siswa dengan
melakukan absensi
√
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
materi yang akan dipelajari pada hari ini
√
5. Guru melakukan apersepsi √
6. Guru memotivasi siswa untuk belajar √
7. Tahap 1: Orientasi terhadap masalah
Guru meminta siswa untuk membaca ilustrasi
tentang gaya melalui teks bacaan yang telah
disediakan agar siswa memperoleh gambaran
konkret mengenai gaya
√
8. Guru mengajak siswa melakukan percobaan
dengan alat peraga yang telah disediakan.
√
9. Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk
penyelidikan
Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan
tugas belajar/ penyelidikan untuk menyelesaikan
permasalahan.
√
10. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok √
11. Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
pada masing- masing kelompok
√
12. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi secara berkelompok sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam LKS siswa.
√
121
13. Tahap 3: Pelaksanaan penyelidikan
Guru membimbing pengamatan yang dilakukan
siswa dalam kelompok untuk menemukan
pemecahan masalah
√
14. Siswa diarahkan untuk membaca buku paket
tematik untuk mencari informasi terkait
permasalahan/ penjelasan solusi.
√
15. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Guru mengarahkan siswa berdiskusi untuk
menyelesaikan permasalahan yang terdapat
dalam LKS
√
16. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil
diskusi setiap kelompok
√
17. Guru memberikan reward kepada siswa yang
berani mempresentasikan hasil diskusi
kelompokya
√
18. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Guru meminta siswa untuk melakukan
refleksi/evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka lalui
√
19. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal- hal yang kurang dimengerti
mengenai penyeledikan yang telah dilakukan.
√
20. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada hari ini
√
21. Guru memberikan penguatan terhadap
kesimpulan yang disampaikan oleh siswa
√
22. Guru melakukan refleksi pada pembelajaran
yang telah berlangsung
√
23. Guru menginformasikan pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya
√
24. Guru memberikan soal evalusi pada siswa √
25. Guru menutup pembelajaran hari ini dengan
membaca doa penutup majelis dan diakhiri
dengan mengucap kan salam
√
Jumlah 8 48 14 0
Total 70
Kategori Baik
122
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
Tingkir Lor, 4 Februari 2019
123
Lampiran 3
LEMBAR PENGAMATAN AKTIFITAS SISWA DALAM
MENGIKUTI PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor
Kelas/ Semester : IV/2
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Gaya dan macam-macamnya
No. Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Pengetahuan Keaktifan Kerjasama
B C K B C K B C K
1. RM √ √ √
2. IRA √ √ √
3. LHS √ √ √
4. AM √ √ √
5. PAP √ √ √
6. MZS √ √ √
7. MAKS √ √ √
8. THK √ √ √
9. Z √ √ √
10. MFR √ √ √
11. CSA √ √ √
12. F √ √ √
13. MAM √ √ √
14. MAGPI √ √ √
15. AF √ √ √
16. MH √ √ √
17. ASH √ √ √
18. HNA √ √ √
19. MWAW √ √ √
20. AAJ √ √ √
21. MS √ √ √
22. RA √ √ √
Jumlah 3
13
6
2
12
8
3
15
4
124
Keterangan:
C = Cukup
B = Baik
SB = Sangat Baik
Tingkir Lor, 4 Februari 2019
125
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa Siklus I
126
127
128
Lampiran 5
Soal Evaluasi Siklus I
129
130
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Tingkir Lor
Kelas / Semester : IV /2
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Sub Tema : 1. Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 :Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 :Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
IPA
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik,
gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
131
Indikator
3.3.4 Mengidentifikasi manfaat gaya magnet dalam kehidupan sehari- hari.
3.3.5 Mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan nonmagnetis.
3.3.6 Mendiskripsikan cara membuat magnet.
C. TUJUAN
1. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model PBL siswa
dapat mengidentifikasi manfaat gaya magnet dalam kehidupan sehari- hari.
2. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model PBL siswa
dapat mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan nonmagnetis.
3. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model PBL siswa
dapat mendiskripsikancara membuat magnet.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Gaya Magnet
Magnet merupakan benda yang dapat menarik benda- benda
tertentu. Magnet disebut juga dengan nama besi sembrani. Kekuatan magnet
menarik benda- benda tertentu disebut gaya magnet.
2. Pemanfaatan Gaya Magnet dalam Kehidupan sehari- hari
Nama Alat Tujuan Penggunaan
Lemari Es Agar pintu tertutup lebih rapat
Tempat Pensil Agar penutup tidak mudah terbuka
Bel Listrik Untuk menggerakkan pemukul lonceng
Ujung gunting Untuk memudahkan mengambil jarum jahit
Papan catur Agar buah catur tidak mudah terguling
Kompas Penunjuk arah utara selatan
3. Benda Magnetis dan Nonmagnetis
a. Benda magnetis adalah benda- benda yang dapat ditarik oleh magnet.
Benda- benda ini terbuat dari besi dan baja. Contoh : Paku, penjepit
kertas, peniti, silet dll.
132
b. Benda nonmagnetis adalah benda- benda yang tidak dapat ditarik
magnet. Benda- benda ini terbuat dari kayu, karet, plastik dll.
4. Cara Membuat Magnet
a. Cara induksi : Dengan cara menempelkan benda- benda yang terbuat dari
logam (besi atau baja) dengan magnet. Benda tersebut akan bersifat
magnet, namun hanya sementara karena sifat kemagnetan akan hilang
jika magnet dilepas.
b. Cara menggosok : Batang besi digosok- gosokkan pada magnet akan
menyebabkan batang besi atau baja mempunyai sifat kemagnetan. Sifat
kemagnetan pada batang besi atau baja dapat berkurang jika diguncang
kuat, dijatuhkan dan dipukul.
c. Cara dialiri arus listrik : Magnet dibuat dengan cara elektromagnetik
hanya bersifat sementara. Sifaat magnet akan hilang jika arus listrik
diputus.
E. PENDEKATAN & MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran : Demonstrasi, diskusi kelompok, penugasan
F. LANGKAH- LANGKAH PEMBELAJARAN
Sintaks Model
Pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Kegiatan Awal 1. Guru membuka
pelajaran dengan
mengucap salam.
2. Guru mengajak
siswa berdoa
bersama.
3. Guru memerikasa
kehadiran siswa
dengan melakukan
absensi.
1. Siswa menjawab
salam dari guru.
2. Siswa membaca doa
bersama- sama.
3. Siswa menjawab
absen.
10 menit
133
4. Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
dan materi yang
akan dipelajari pada
hari ini.
5. Guru melakukan
apersepsi dengan
menanyakan kepada
siswa “ Pernahkah
kamu mengamati
pintu kulkas?
Mengapa pintu
kulkas dapat
tertutup dengan
rapat meskipun
tanpa dikunci ?”
6. Guru memotivasi
siswa untuk belajar.
4. Siswa memperhatikan
guru ketika
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan
materi yang akan
dipelajari pada hari
ini.
5. Siswa memperhatikan
apersepsi dari guru
dan menjawab
pertanyaan sesuai
dengan
pengetahuannya.
6. Siswa menjawab
sesuai dengan
pengetahuannya.
Kegiatan Inti
a. Orientasi
terhadap
masalah
1. Guru meminta
siswa untuk
membaca ilustrasi
tentang
pemanfaatan gaya
magnet melalui
teks bacaan yang
telah disediakan
agar siswa
memperoleh
gambaran konkret
mengenai gaya
magnet.
2. Guru mengajak
siswa melakukan
percobaan dengan
alat peraga yang
telah disediakan.
1. Siswa diberi
kesempatan untuk
membaca ilustrasi
tentang pemanfaatan
gaya magnet agar
memperoleh
gambaran konkret
mengenai gaya.
(Mengamati)
2. Siswa melakukan
percobaan dengan alat
peraga yang telah
disediakan.
50 menit
b. Mengorgansa
si siswa
untuk
penyelidikan
1. Guru membantu
siswa dalam
mengorganisasikan
tugas belajar/
penyelidikan untuk
1. Siswa
memperhatiakan
penjelasan dari guru
agar dapat melakukan
penyelidikan untuk
134
menyelesaikan
permasalahan.
2. Guru membagi
siswa menjadi 3
kelompok.
3. Guru mebagikan
Lembar Kerja
Siswa (LKS) pada
masing- masing
kelompok.
4. Guru mendorong
siswa untuk
mengumpulkan
informasi secara
berkelompok
sesuai dengan
permasalahan yang
ada dalam LKS
siswa.
menyelasikan
permaslaahan.
2. Siswa duduk
berdasarkan
kelompoknya masing-
masing.
3. Siswa menerima
LKS.
4. Siswa berkelompok
menyelesaikan tugas
di LKS.
c. Pelaksanaan
penyelidikan
1. Guru membimbing
pengamatan yang
dilakukan siswa
dalam kelompok
untuk menemukan
pemecahan
masalah pada
percobaan 1 dan 2.
2. Siswa diarahkan
untuk membaca
buku yang telah
disediakan untuk
mencari informasi
terkait
permasalahan/
penjelasan solusi.
1. Secara berkelompok
siswa melakukan
penyelidikan terhadap
permasalahan yang
ada di dalam LKS.
2. Secara berkelompok,
siswa mencari
informasi dengan
membaca buku dan
LKS .
(Mengumpulkan
informasi)
d. Mengembang
kan dan
menyajikan
hasil karya
1. Guru mengarahkan
siswa berdiskusi
untuk
menyelesaikan
permasalahan yang
terdapat dalam
LKS. “Setelah
kalian memahami
permasalahan yang
1. Siswa melakukan
perencanaan
pemecahan masalah
dan berdiskusikan
membahas
permasalahan-
permasalahan yang
terdapat dalam LKS.
135
ada, maka
diskusikanlah
pemecahan
terhadap masalah
tersebut.”
2. Guru meminta
siswa
mempresentasikan
hasil diskusi setiap
kelompok.
(Menalar/ mengolah
informasi)
2. Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi.
(Mengomunikasika)
e. Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
1. Guru meminta
siswa untuk
melakukan
refleksi/evaluasi
terhadap
penyelidikan
mereka dan proses-
proses yang mereka
lalui. “Apakah hal
yang kalian
diskusikan hari ini
pernah kalian lihat
dan alami dalam
keseharian kalian?
Setelah memcahkan
masalah, dapatkah
kalian menjelaskan
mengenai
pemanfaatan gaya
magnet dalam
kehidupan sehari-
hari,
mengelompokkan
benda magnetis
dan nonmagnetis,
serta praktik
membuat magnet?
2. Guru memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
menanyakan hal-
hal yang kurang
dimengerti
mengenai
penyeledikan yang
telah dilakukan.
1. Siswa melakukan
refleksi/ evaluasi
terhadap proses yang
telah dikerjakan
bersama teman
kelompoknya.
2. Siswa menanyakan
mengenai hal- hal
yang kurang
dimengerti terkait
penyelidikan yang
dilakukan.
(Menanya)
136
Kegiatan
Penutup
1. Guru membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
pembelajaran pada
hari ini.
2. Guru memberikan
penguatan terhadap
kesimpulan yang
disampaikan oleh
siswa.
3. Guru melakukan
refleksi pada
pembelajaran yang
telah berlangsung.
4. Guru
menginformasikan
pembelajaran pada
pertemuan
selanjutnya.
5. Guru meminta
siswa mengerjakan
soal evaluasi.
6. Guru menutup
pembelajaran hari
ini dengan
membaca doa
penutup majelis
dan diakhiri dengan
mengucap kan
salam.
1. Siswa menyimpulkan
materi pembelajaran.
2. Siswa
mendengarkan
penguatan yang
guru sampaikan.
3. Siswa mendengarkan
refleksi yang guru
sampaikan.
4. Siswa menerima
Informasi.
5. Siswa mengerjakan
soal evaluasi.
6. Siswa membaca
doa penutup
majelis dan menjawab
salam.
10 menit
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku Pedoman Guru Tema 7 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 7 Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017).
2. Buku materi
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
137
4. Magnet, paku, pulpen, penghapus, peniti/ jarum, dan penjepit kertas/ klip
H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Penilaian Kognitif
Berilah tanda silang (x) pada huru a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Contoh alat yang menggunakan elektromagnet adalah. . .
a. Bel listrik dan lemari es
b. Kipas listrik dan strika listrik
c. Lampu listrik dan kabel listrik
d. Kompor listrik dan kabel listrik
2. Alat yang bekerja berdasarkan elektromagnet, kecuali . . .
a. Relai
b. Bel listrik
c. Solder
d. Telepon
3. Gaya yang bekerja pada pintu kulkas adalah. . .
a. Gaya gesek
b. Gaya listrik
c. Gaya magnet
d. Gaya pegas
4. Bagian magnet yang memiliki kekuatan magnet paling besar adalah. . .
a. Kutub magnet
b. Tengah magnet
c. kutub
d. Di dalam magnet
5. Berikut ini hal yang dapat mengurangi atau menghilangkan sifat gaya tarik
magnet, kecuali. . .
a. Sering dipakai
b. Sering jatuh
c. Dibakar sampai panas
138
d. Dipukul dengan benda keras
6. Magnet tetap biasanya terbuat dari. . .
a. Nikel
b. Baja
c. Besi
d. Tembaga
7. Apabila dua kutub magnet yang sama saling didekatkan akan. . .
a. Tolak menolak
b. Tarik menarik
c. Diam
d. menempel
8. Benda magnetis adalah benda yang jika ditarik magnet akan. . .
a. Diam
b. Menghindar
c. Mendekat
d. Menjauh
9. Benda nonmagnetis adalah benda yang jika ditarik magnet akan. . .
a. Diam
b. Menghindar
c. Mendekat
d. Menjauh
10. Berikut ini bahan- bahan yang bisa ditarik oleh magnet yaitu. . .
a. Intan, kayu, emas
b. Kuningan, plastik, perak
c. Nikel, baja, besi
d. Kertas, emas, kayu
11. Perhatikan benda- benda dibawah ini.
A. Paku
B. Pensil
C. Penggaris plastik
D. Karet penghapus
139
E. Pemes
Pasangan benda yang dapat ditarik oleh magnet ditunjukkan oleh pasangan
huruf. . .
a. A dan B
b. A dan C
c. A dan D
d. A dan E
12. Penghapus pensil merupakan salah satu benda yang termasuk kedalam jenis. .
a. Feromagnetik
b. Diamagnetik
c. Nonmagnetik
d. Magnetik
13. Magnet tidak dapat dibuat dengan cara. . .
a. Menginduksi
b. Memanaskan
c. Menggosok
d. Menjauh
14. Berikut ini cara membuat magnet, kecuali. . .
a. Baja digosok dengan magnet ke segala arah
b. Besi digosok dengan magnet ke satu arah
c. Paku dililit kawat berisolasi dan dialiri listrik
d. Besi diletakkan disekitar magnet
15.
Pembuatan magnet seperti gambar diatas dilakukan dengan cara. . .
a. Induksi
140
b. Menggosokkan
c. Dialiri arus listrik
d. Konduksi
Kunci Jawaban
1. A
2. C
3. C
4. A
5. A
6. B
7. A
8. C
9. A
10. C
11. D
12. C
13. D
14. A
15. B
Teknik penskoran
Jika benar = skor 1
Jika salah = skor 0
Nilai = Jumlah skor x 100
Skor maksimal
141
142
Lampiran 7
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM MENGELOLA
PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor
Kelas/ Semester : IV/2
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Gaya Magnet
Nama Guru : Rohmawati, S.Pd. I
No Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap
salam
√
2. Guru mengajak siswa berdoa bersama √
3. Guru memerikasa kehadiran siswa dengan
melakukan absensi
√
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan materi yang akan dipelajari pada hari ini
√
5. Guru melakukan apersepsi √
6. Guru memotivasi siswa untuk belajar √
7. Tahap 1: Orientasi terhadap masalah
Guru meminta siswa untuk membaca ilustrasi
tentang gaya magnet melalui teks bacaan
yang telah disediakan agar siswa memperoleh
gambaran konkret mengenai gaya magnet
√
8. Guru mengajak siswa melakukan percobaan
dengan alat peraga yang telah disediakan.
√
9. Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk
penyelidikan
Guru membantu siswa dalam
mengorganisasikan tugas belajar/
penyelidikan untuk menyelesaikan
permasalahan.
√
10. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok √
11. Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
pada masing- masing kelompok
√
12. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi secara berkelompok sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam LKS siswa.
√
143
13. Tahap 3: Pelaksanaan penyelidikan
Guru membimbing pengamatan yang
dilakukan siswa dalam kelompok untuk
menemukan pemecahan masalah
√
14. Siswa diarahkan untuk membaca buku paket
tematik untuk mencari informasi terkait
permasalahan/ penjelasan solusi.
√
15. Tahap 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru mengarahkan siswa berdiskusi untuk
menyelesaikan permasalahan yang terdapat
dalam LKS
√
16. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil
diskusi setiap kelompok
√
17. Guru memberikan reward kepada siswa yang
berani mempresentasikan hasil diskusi
kelompokya
√
18. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Guru meminta siswa untuk melakukan
refleksi/evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka lalui
√
19. Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk menanyakan hal- hal yang kurang
dimengerti mengenai penyeledikan yang telah
dilakukan.
√
20. Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada hari ini
√
21. Guru memberikan penguatan terhadap
kesimpulan yang disampaikan oleh siswa
√
22. Guru melakukan refleksi pada pembelajaran
yang telah berlangsung
√
23. Guru menginformasikan pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya
√
24. Guru memberikan soal evalusi pada siswa √
25. Guru menutup pembelajaran hari ini dengan
membaca doa penutup majelis dan diakhiri
dengan mengucap kan salam
√
Jumlah 76 18 0 0
Total 94
Kategori Sangat Baik
144
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
Tingkir Lor, 13 Februari 2019
145
Lampiran 8
LEMBAR PENGAMATAN AKTIFITAS SISWA DALAM
MENGIKUTI PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Ma’arif Tingkir Lor
Kelas/ Semester : IV/2
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Gaya Magnet
No. Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Pengetahuan Keaktifan Kerjasama
B C K B C K B C K
1. RM √ √ √
2. IRA √ √ √
3. LHS √ √ √
4. AM √ √ √
5. PAP √ √ √
6. MZS √ √ √
7. MAKS √ √ √
8. THK √ √ √
9. Z √ √ √
10. MFR √ √ √
11. CSA √ √ √
12. F √ √ √
13. MAM √ √ √
14. MAGPI √ √ √
15. AF √ √ √
16. MH √ √ √
17. ASH √ √ √
18. HNA √ √ √
19. MWAW √ √ √
20. AAJ √ √ √
21. MS √ √ √
22. RA √ √ √
Jumlah
7
13
2
4
18
0
36
14
0
146
Keterangan:
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Tingkir Lor, 13 Februari 2019
147
Lampiran 9
Lembar Kerja Siswa Siklus II
148
149
150
Lampiran 10
Soal Evaluasi Siklus II
151
152
Lampiran 11
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambar 1. Berdoa bersama sebelum
pembelajaran Siklus I
Gambar 2. Pembagian kelompok siswa Siklus I
Gambar 3. Guru menjelaskan langkah- langkah
pembelajaran PBL Siklus I
153
Gambar 4. Siswa membaca materi Siklus I
Gambar 5. Guru membantu siswa dalam penyelidikan untuk
memecahkan masalah pada Siklus I
Gambar 6. Guru membimbing pengamatan
siswa pada Siklus I
154
Gambar 7. Siswa mendiskusikan permasalahan pada Siklus I
Gambar 8. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
Siklus I
Gambar 9. Siswa mengerjakan soal evaluasi Siklus I
155
Gambar 10. Guru mengarahkan siswa duduk sesuai kelompok
Siklus II
Gambar 11. Siswa membaca materi pada Siklus II
Gambar 12. Guru membantu mengorganisasikan penyelidikan
untuk memecahkan masalah pada Siklus II
156
Gambar 13. Siswa melakukan perocobaan gaya magnet
pada Siklus II
Gambar 14. Siswa melakukan pengamatan pada benda magnetis
dan nonmagnetis pada Siklus II
Gambar 15. Perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil diskusi pada Siklus II
157
Gambar 16. Siswa mengerjakkan soal evaluasi Siklus II
158
Lampiran 12
Surat Tugas Pembimbing
159
Lampiran 13
Lembar Konsultasi Skripsi
160
161
162
Lampiran 14
Surat Permohonan Izin Penelitian
163
Lampiran 15
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
164
Lampiran 16
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Chika Okta Jayanti Jurusan : PGMI
NIM : 23040-15-0142 Dosen PA : Drs. Abdul Syukur, M. Si.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1.
Sertifikat Seminar
Nasional KSEI “Peran
Sistem Ekonomi islam
dalam Meningkatkan
Stabilitas Ekonomi Global
dengan Mensinergikan
Sektor Riil dan Sektor
Keuangan”
13 Oktober
2015
Peserta 8
2.
Sertifikat Seminar
Nasional HMJ PGMI
“Pendidikan Berkarakter
Untuk Melahirakan
pemimpin Masa Depan”
17 November
2015
Peserta 8
3.
Sertifikat Seminar
Nasional “Indonesia
Budayaku Indonesia
Warisanku (Salatiga Kota
Pusaka)”
2 Juni 2016 Peserta 8
4.
Sertifikat Seminar
Nasional Problematika
Hakim dan Peradilan
“Rekontruksi Ideal Sistem
Peradilan di Indonesia”
22 September
2016
Peserta 8
5.
Sertifikat Seminar
Nasional Edupreneurship
“Strategi Marketing Kunci
Sukses 8 Wirausaha”
13 November
2016
Peserta 8
6.
Sertifikat Seminar
Nasional
“Kontekstualisasi Peran
HMI: Peneguh Kembali
Ikhtiar Perjuangan HMI
29 Agustus
2017
Peserta 8
165
dalam Rangka Mengawal
Kemaslahatan Umat dan
Bangsa”
7.
Seminar Nasional
“Ketrampilan Komunikasi
Bagi Calon Guru”
9 April 2018 Peserta 8
8. Seminar Nasional “Nilai-
nilai Kebudayaan dalam
Pendidikan Islam
Indonesia”
5 Mei 2018 Peserta 8
9. Sertifikat Seminar
Nasional “Wonderful
Ramadhan” Dan
Launching Komunitas
Muslim Cendikia
(KOMIKA)
16 Mei 2018
Peserta 8
10. Seminar Nasional
“Membangun Jiwa
Pendidik yang
Berenterpreneurship”
19 Oktober
2018
Peserta 8
11. Seminar Nasional
“Tantangan Literasi
Media Di Era Digital
(Santri Melawan Hoax
dan Tolak Politisasi
SARA Demi Tegaknya
Pancasila dan NKRI)”
29 November
2019
Peserta 8
12. Sertifukat UPTPB
“Certificate of
Completion” Intensive
language Program
22 Februari –
10 Juni 2016
Peserta 6
13. Sertifikat UPTPB
Pembelajaran Bahasa
Arab 1 dan 2
22 Februarii-10
Juni 2016
Peserta 6
14. Sertifikat Pendidikan dan
Latihan Calon Pramuka
Pandega (PLCPP) XXVI
30 Sepetember
– 2 Oktober
2016
Peserta 4
15. Sertifikat OPAK IAIN
Salatiga 2015
14 Agustus
2015
Peserta 3
166
16. Sertifikat OPAK Fakultas
Tarbiyah IAIN Salatiga
2015
13 Agustus
2015
Peserta 3
17. Sertifikat Praktikum Mata
Kuliah Kewirausahaan
“Mahasiswa Jurusan PAI,
PGMI, dan PGRA) “Keren
Itu Mahasiswa Kreatif,
Inovatif, Mandiri, dan
Berani Berwirausaha
14 Desember
2016
Peserta 2
18. (library User Education)
Pendidikan Pemustaka
21 Agustus
2015
Peserta 2
19. Pengakraban mahasiswa
baru PGMI IAIN Salatiga
5 September
2015
Peserta 2
20. Sertifikat Kegiatan Jalan
Sehat festifal hari Jadi
PGMI ke 10 “Bersama
Kita Bisa”
15 November
2017
Peserta 2
21. Sertifikat Kegiatan Malam
Keakraban PGMI
“Wahana Raketing
Memitra”
16-17
September
2017
Peserta 2
Jumlah Point 120
167
Lampiran 17