172
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE MAKE A MATCH DAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI BARAN KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : ZULFA NUGRAHANI NIM 115-14-035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017/2018

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4348/1/SKRIPSI ZULFA PGMI.pdf · SK dan KD Pelajaran IPS ..... 34 3. Metode Make a Match

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

    MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN

    KEMERDEKAAN INDONESIA

    MELALUI METODE MAKE A MATCH DAN MEDIA AUDIO VISUAL

    PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI BARAN

    KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    ZULFA NUGRAHANI

    NIM 115-14-035

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2017/2018

  • ii

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN

    MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

    MELALUI METODE MAKE A MATCH DAN MEDIA AUDIO VISUAL

    PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI BARAN

    KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    ZULFA NUGRAHANI

    NIM 115-14-035

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2017/2018

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto

    إِنَّ َمَع اْلُعْسِر ُيْسًرا

    "Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan." – (QS.94:6)

    Persembahan

    1. Bapakku Subagyo dan Ibuku Sri Subekti yang selalu mencurahkan kasih

    sayang,waktu dan doanya kepada saya selama ini.

    2. Adekku Ilham Adi Kusuma yang saya sayangi.

    3. Keluarga besar Baran dan keluarga besar Klaten yang telah mendoakan

    dan memberi semangat untuk menyelesaikan kuliah.

    4. Dosen pembimbing skripsiku Drs.Abdul Syukur, M.Si yang telah bersedia

    untuk membimbing sampai skripsi saya selesai.

    5. Sahabat-sahabatku tersayang Rif’atul Choiriyah, Nur Amanah, Arina

    Maftuhah, Dwi Puji Lestari, Sandya Dwi, Nezwa Septiana, Sandra Dina,

    Fika Nur fitriani, Devi Putti Suryarani dan Keluarga besar KKN Posko 99

    Kalitlawah.

    6. Teman-teman PGMI angkatan 2014

    7. Kampusku tercinta IAIN Salatiga.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta

    hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    dengan baik. Sholawat serta salam kita tujukan kepada Nabi Agung Muhammad

    SAW yang kita nanti-nantikan syafa‟atnya di akhirat nanti.

    Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPS materi

    perjuangan mempertahankkan kemerdekaan Indonesia melalui metode make a

    match dan media audio visual pada siswa kelas V MI Baran Kecamatan

    Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018” ini, untuk

    memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di

    Institud Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan baik

    tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima

    kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institud Agama Islam

    (IAIN) Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAI N Salatiga.

    3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI.

    4. Bapak Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku pembimbing akademik yang

    telah membimbing saya dari semester awal hingga saat ini, yang telah

    sabar dan meluangkan waktu untuk bimbingan akademik.

  • ix

    5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah

    memberikan arahan dan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi

    6. Bapak Ibu Dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

    ilmunya selama ini

    7. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan moral

    serta material

    8. Bapak Imroni, M.Pd selaku kepala sekolah MI Baran Kecamatan

    Ambarawa Kabupaten Semarang

    9. Bapak Muh Sujud selaku wali kelas V MI Baran Kecamatan Ambarawa

    Kabupaten Semarang

    10. Kepada seluruh siswa kelas V MI Baran yang telah membantu peneliti

    dalam melakukan penelitian

    11. Sahabat dan teman-teman seperjuangan

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum sempurna.

    Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat

    membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga

    skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada

    khususnya.

    Salatiga, 31 Mei 2018

  • x

    ABSTRAK

    Nugrahani, Zulfa.2018.Peningkatan IPS materi perjuangan mempertahankan

    kemerdekaan Indonesia melalui metode make a match dan

    media audio visual pada siswa kelas V semester II MI Baran

    Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran

    2017/2018. Jurusan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institud Agama Islam

    Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M.Si

    Kata Kunci: Hasil belajar, Metode make a match, media audio visual

    Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS

    materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V

    MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang

    akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode

    make a match dan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi

    perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester

    II MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

    2017/2018. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan

    penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus.

    Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I

    dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data meliputi observasi,

    tes dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung

    pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria

    Ketuntasan Klasikal.

    Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil

    belajar siswa untuk mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan

    kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V Semester II MI Baran Kecamatan

    Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Melalui metode

    make a match dan media audio visual ada peningkatan hasil belajar, hal ini dapat

    dilihat kondisi awal yaitu 44,82% siswa yang tuntas belajar, pada siklus I

    meningkat menjadi 68,96% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 89,65%

    siswa yang tuntas. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa

    melalui metode make a match dan media audio visual dapat meningkatkan hasil

    belajar IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada

    siswa kelas V Semester II MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

    Tahun Pelajaran 2017/2018.

  • xi

    DAFTAR ISI

    SAMPUL

    LEMBAR BERLOGO

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... iv

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

    ABSTRAK .......................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

    D. Kegunaan Penelitian................................................................................ 6

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ..................................... 7

    F. Metode Penelitian.................................................................................... 8

    1. Rancangan Penelitian ........................................................................ 9

    2. Subyek Penelitian .............................................................................. 10

  • xii

    3. Langkah-langkah Penelitian .............................................................. 12

    4. Instrumen Penelitian.......................................................................... 14

    5. Pengumpulan Data ............................................................................ 17

    6. Analisis Data ..................................................................................... 18

    G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 19

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar ...................................................................................... 21

    a. Pengertian Hasil Belajar .............................................................. 22

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ..... 24

    2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).......................................................... 30

    a. Pengertian IPS ............................................................................. 30

    b. Fungsi dan Tujuan IPS ................................................................ 30

    c. Ruang Lingkup IPS ..................................................................... 32

    d. Problematika IPS ......................................................................... 33

    e. SK dan KD Pelajaran IPS ........................................................... 34

    3. Metode Make a Match ...................................................................... 34

    a. Pengertian Metode Make a Match .............................................. 34

    b. Langkah-langkah Metode Make a Match ................................... 35

    c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Make a Match .................... 36

    4. Media Audio Visual .......................................................................... 37

    a. Pengertian Media ........................................................................ 37

    b. Tujuan Media Pembelajaran ....................................................... 38

    c. Media Audio Visual untuk Materi Perjuangan

  • xiii

    Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia ................................. 39

    5. Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia ........ 40

    B. Kajian Pustaka ......................................................................................... 48

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................. 54

    1. Perencanaan Tindakan .................................................................... 54

    2. Pelaksanaan Tindakan .................................................................... 55

    3. Pengamatan/Observasi .................................................................... 56

    4. Refleksi ........................................................................................... 60

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................ 61

    1. Perencanaan Tindakan .................................................................... 61

    2. Pelaksanaan Tindakan .................................................................... 62

    3. Pengamatan/Observasi .................................................................... 63

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................................... 67

    1. Deskripsi Penelitian ........................................................................ 67

    2. Deskripsi Data Siklus I ................................................................... 69

    3. Deskripsi Data Siklus II .................................................................. 73

    B. Pembahasan........................................................................................... 78

    1. Siklus I ............................................................................................ 79

    2. Siklus II ........................................................................................... 85

    3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II .............................. 92

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 94

    B. Saran ..................................................................................................... 94

  • xiv

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 96

    LAMPIRAN ..................................................................................................... 98

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Data Siswa Kelas V MI Baran ........................................................... 11

    Tabel 1.2 Lembar Observasi Guru ..................................................................... 15

    Tabel 2. SK dan KD IPS Kelas V ..................................................................... 34

    Tabel 3.1 Data Kepala Sekolah dan Guru MI Baran ......................................... 52

    Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Baran............................................................. 53

    Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V MI Baran ........................................................... 53

    Tabel 3.4 Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................................ 57

    Tabel 3.5 Nilai Evaluasi Siklus I........................................................................ 59

    Tabel 3.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ...................................................... 64

    Tabel 3.7 Nilai Evaluasi Siklus II ...................................................................... 65

    Tabel 4.1 Nilai Ulangan IPS Pra Siklus ............................................................. 67

    Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I........................................................................ 69

    Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................................ 70

    Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ...................................................... 72

    Tabel 4.5 Nilai Evaluasi Siklus II ...................................................................... 74

    Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ...................................................... 75

    Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ..................................................... 77

    Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ................................................... 78

    Tabel 4.9 Lembar Observasi Siswa Siklus I ...................................................... 81

    Tabel 4.10 Lembar Observasi Guru Siklus I ....................................................... 82

    Tabel 4.11 Lembar Observasi Siswa Siklus II .................................................... 87

    Tabel 4.12 Lembar Observasi Guru Siklus II ..................................................... 88

    Tabel 4.13 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ...................................... 92

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 9

    Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I ..................................................................... 77

    Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II ................................................................... 83

    Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ...................................................... 89

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

    Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

    Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

    Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I

    Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II

    Lampiran 6 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I

    Lampiran 7 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II

    Lampiran 8 Nilai Evaluasi Siklus I

    Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus II

    Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I

    Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus II

    Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus I

    Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus II

    Lampiran 14 Lembar Konsultasi

    Lampiran 15 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

    Lampiran 16 Surat Pengantar Lembaga

    Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian

    Lampiran 18 Daftar Nilai SKK

    Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran

    yang diberikan di sekolah dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa,

    fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat

    materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi (Rudy Gunawan,

    2013:51). IPS menjadi sesuatu yang tidak asing bagi setiap orang dan

    berguna dalam kehidupan sehari-hari, karena manusia pada hakekatnya

    sebagai makhluk sosial.

    Bahkan sesungguhnya Islam pun telah mengajarkan masalah

    manusia sebagai makhluk sosial, yang tertera dalam Al-Qur‟an surat Al-

    Hujarat ayat 13:

    ا َخلَْقَناُكْم ِمْن َذَكٍر َوأُْنَثٰى َوَجَعْلَناُكْم ُشُعوًبا َوَقَبائِلَ اُس إِنَّ َها النَّ َيا أَيُّ

    َ َعلِيٌم َخبِيرٌ ِ أَْتَقاُكْم ۚ إِنَّ َّللاَّ لَِتَعاَرفُوا ۚ إِنَّ أَْكَرَمُكْم ِعْنَد َّللاَّ

    Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

    seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

    berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

    Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

    orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

    Mengetahui lagi Maha krMengenal”.

  • 2

    Dengan memahami ayat di atas, Islam telah memberikan anjuran

    untuk mempelajari ilmu tentang manusia sebagai makhluk sosial. Artinya

    bukan hanya berlaku sebagai teori atau pengetahuan semata, akan tetapi

    menjadi permasalahan yang akan dihadapi dalam kehidupan nyata, dan

    manusia dituntut mampu menerapkannya dikehidupan sehari-hari.

    Belajar IPS merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan

    pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena IPS juga di ajarkan pada jenjang

    pendidikan SMP atau SMA, kita akan belajar berbagai aspek kehidupan

    seperti hubungan sosial, ekonomi, sosial, budaya, politik, psikologi,

    sejarah dan geografi dan berbagai aspek lainnya yang berhubungan dengan

    kehidupan manusia dalam masyarakat.Oleh karena itu, IPS sangat penting

    diajarkan pada jenjang pendidikan dasar.

    Di zaman ini kemajuan dan peranan teknologi sudah sedemikian

    menonjol, sehingga penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan, media

    pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan

    kemajuan. Penggunaan alat-alat bantu mengajar, alat-alat bantu peraga

    pendidikan, audio, visual, audio-visual serta perlengkapan sekolah lainnya

    (Hujair, 2013: 2). Penggunaan media audio visual di pelajaran IPS akan

    berpengaruh pada tercapainya tujuan pembelajaran, yang dimaksud media

    audio visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera

    pendengaran dan penglihatan, seperti media film, video dan televisi

    (Sukiman, 2012: 184). Oleh karena itu, sudah selayaknya kalau media

    tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk

  • 3

    mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan ke

    penerima pesan sehingga media dapat mewakili guru menyampaikan

    informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik.

    Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di MI Baran yang

    terletak di desa Baran Jurang Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

    Madrasah tersebut termasuk Madrasah yang banyak diminati oleh

    Masyarakat desa Baran jurang dan sekitarnya karena bermutu baik serta

    selalu berprestasi. Meskipun MI Baran sudah mendapat kepercayaan

    masyarakat setempat, namun dalam proses belajar mengajar guru pada

    pelajaran IPS materi perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

    masih menggunakan metode yang seringkali digunakan yaitu metode

    ceramah dan tanya jawab yang menyebabkan siswa cepat merasa jenuh

    dan mereka menganggap pelajaran IPS sebagai pelajaran yang sulit.

    Terlihat dari nilai ulangan harian siswa kelas V masih ada beberapa yang

    belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh Madrasah yaitu 65.

    Rendahnya nilai siswa pada pelajaran IPS karena mata pelajaran IPS

    dituntut untuk banyak menghafal dan siswa sering merasa bosan sehingga

    mereka menghilangkan rasa bosan tersebut dengan cara asik sendiri

    dengan teman sebangku dan tidak memperhatikan guru saat mengajar.

    Secara klasikal nilai ulangan siswa belum memenuhi KKM, dari 29 siswa

    hanya 11 siswa yang dapat memenuhi KKM atau sebesar 37,93%

    sedangkan sisanya masih berada dibawah KKM.

  • 4

    Selanjutnya, berdasar diskusi dengan guruIPS di MI Baran kelas V,

    diduga faktor yang mempengaruhi siswa mendapatkan nilai dibawah

    standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), antara lain: Siswa kurang

    memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, sibuk bermain sendiri,

    mengobrol dengan teman yang menyebabkan siswa kurang memahami

    materi yang diajarkan, atau terjadi kesalahan kalkulasi dalam jawaban

    siswa sehingga mempengaruhi hasil akhir jawaban.

    Selain faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi siswa

    mendapat nilai dibawah KKM, yakni kurangnya kreatifitas guru dalam

    mengajar menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik minat siswa

    sehingga siswa cenderung pasif dan kurang tertarik dengan materi yang

    diajarkan. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam

    mengajar agar mampu menciptakan proses pembelajaran yang

    menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar

    siswa peneliti memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran

    kooperatif tipe Make a Match dan media audio visual sebagai solusi

    tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPS yang ada di MI

    Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun 2017/2018.

    Penerapan metodeMake a Match dan media audio visual

    diharapkan siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan antusias

    sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan sifat kritis

  • 5

    dan analisis siswa. Materi akan lebih mudah diterima, menyenangkan dan

    hasil belajar siswa menjadi meningkat.

    Untuk menjawab problematika di atas penulis mengangkat judul

    “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Mempertahankan

    Kemerdekaan Indonesia melalui metodeMake A Match dan media audio

    visual pada siswa kelas V Semester II MI Baran Kecamatan Ambarawa

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penggunaan metode Make a

    Match dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    tentang materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada

    Pembelajaran IPS kelas V Semester II MI Baran Tahun Pelajaran

    2017/2018?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode Make a

    Match dan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi

    perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V

    Semester II MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun

    Pelajaran 2017/2018.

  • 6

    D. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis

    maupun praktis yaitu :

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat peserta didik

    lebih senang dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat

    meningkatkan ketuntasan peserta didik serta memberikan informasi

    dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang

    menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPS pada materi

    perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui metode

    Make a Match dan media audio visual terhadap siswa sekolah dasar

    sangat bermanfaat bagi siswa.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa

    1) Siswa memperoleh pelajaran IPS yang lebih menarik,

    menyenangkan dan memungkinkan dirinya untuk memahami

    materi IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

    2) Meningkatkan kerja sama dalam memecahkan masalah.

    3) Meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa dalam

    menerapkan metode Make a Match dan media audio visual

    pada proses pembelajaran.

  • 7

    b. Bagi guru

    1) Guru dapat menganalisa terjadinya permasalahan-permasalahan

    pembelajaran dan mampu mengatasinya.

    2) Menambah wawasan serta ketrampilan pembelajaran yang dapat

    digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

    3) Diperoleh model yang sesuai dengan materi pembelajaran.

    c. Bagi Lembaga Pendidikan

    1) Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

    2) Menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang efektif dan

    menyenangkan.

    d. Bagi Peneliti

    Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun ke

    bidang pendidikan.

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap terhadap

    masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling

    tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui

    PTK (Mulyasa, 2011:63). Secara fungsional hipotesis dalam penelitian itu

    sangat penting. Bila hipotesis dinyatakan dengan tepat dan teliti, jawaban

    sementara dapat dipergunakan sebagai petunjuk analisis. Adapun dalam

    penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil hipotesis tindakan yaitu:

    “ penggunaan metodeMake a Match dan media audio visualdapat

    meningkatkan hasil belajar IPS materi Perjuangan Mempertahankan

  • 8

    Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Baran Kecamatan

    Ambarawa Kabupaten Semarang tahun 2018.”

    Penerapan metodeMake a Matchdan media audio visual ini

    dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun

    indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut:

    a. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama

    dan kedua.

    b. Nilai siswa kelas V memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    sebesar 65 serta tercapainya ketuntasan klasikal yang besarnya 85%

    dalam pembelajaran IPS.

    F. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

    (PTK).Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

    pendidik didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. Tujuannya

    adalah untuk memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik, sehingga hasil

    belajar peserta didik menjadi meningkat dan secara sistem, mutu

    pendidikan pada satuan pendidikan juga meningkat. Pengertian lain

    dari PTK adalah penelitian praktis didalam kelas untuk memperbaiki

    kualitas proses pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan

    menemukan pembelajaran yang inovatif untuk memecahkan masalah

    yang dialami pendidik dan peserta didik. (Tampubulon, 2014: 18)

  • 9

    Mills (2000) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas

    (Classroom action research) adalah penelitian tindakan yang bersifat

    systemic inquiry yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan oleh

    pendidik (guru dan dosen) dan kepala sekolah atau pejabat struktural

    dilingkungan perguruan tinggi, karena kepala sekolah dan pejabat

    struktural mempunyai jabatan fungsional pendidik yaitu wajib

    membelajarkan peserta didik (Tampubulon, 2014: 18).Dari pengertian

    diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan

    kelas adalah sebagai upaya perbaikan suatu praktik pendidikan

    berdasarkan refleksi dari pemberian tindakan pada penelitian ini

    dengan memberikan suatu tindakan pada subjek yang diteliti dengan

    menggunakan metodeMake a Match dan media audio visual.

    Penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan

    MCTaggart yang lebih memfokuskan pada aspek individual dalam

    penelitian tindakan. Model ini dapat dikembangkan menjadi model

    PTK yang menggunakan dua siklus. Alur fikir dan tolak ukur kerja

    yang ditawarkan Kemmis dan MC Taggart ada tiga, yaitu (Ridwan

    Abdullah Sani & Sudiran, 2016: 23-24):

    a. Perencanaan (Planning)

    b. Tindakan (acting) danObservasi (Observation)

    c. Refleksi (Reflecting)

    Arikunto dalam Suyadi (2010: 42) menyatakan terdapat empat

    langkah dalam melakukan PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan,

  • 10

    pengamatan, dan refleksi. Sebagaimana tampak pada Gambar 1.

    berikut.

    Gambar 1. Siklus PTK

    Sumber: Suyadi, (2010: 50)

    2. Subyek Penelitian

    a. Subyek Penelitian

    Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V MI Baran

    Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Siswa kelas V MI

    Baran dipilih menjadi objek penelitian karena dalam pembelajaran

    perlu diperbaharui agar siswa lebih termotivasi dan muncul

    semangat belajar sehingga hasil belajar akan meningkat, sedangkan

    bagi guru akan menambah wawasan tentang model-model

    pembelajaran.Penelitian ini dilakukan di satu kelas yang terdapat

    29 siswa.

    Pelaksanaan Siklus ke-I Refleksi

    Pengamatan

    Perencanaan

    Siklus Ke-II Pelaksanaan Refleksi

    Pengamatan

    ?

  • 11

    Tabel 1.1

    Data Siswa Kelas V MI Baran

    No Nama Jenis kelamin

    1. ARM Laki-laki

    2. FSS Laki-laki

    3. MEM Laki-laki

    4. AM Laki-laki

    5. MTR Laki-laki

    6. ADP Perempuan

    7. AFTA Laki-laki

    8. ARW Perempuan

    9. AF Laki-laki

    10. AFU Perempuan

    11. ABS Laki-laki

    12. CFA Perempuan

    13. EAZ Perempuan

    14. EAD Perempuan

    15. FSP Laki-laki

    16. MSW Perempuan

    17. MNR Laki-laki

    18. MIBS Laki-laki

    19. MA Laki-laki

    20. MDA Laki-laki

    21. MVE Laki-laki

    22. PHR Perempuan

    23. RAKW Laki-laki

    24. SNH Laki-laki

    25. AAP Perempuan

    26. FNH Perempuan

    27. DN Perempuan

    28. DMAF Laki-laki

    29. AFA Laki-laki

    b. Lokasi penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di MI Baran Kecamatan

    Ambarawa Kabupaten Semarang tahun 2018. Madrasah ini dipilih

    menjadi tempat penelitian karena mata pelajaran IPS masih

    dianggap sulit dan membosankan sehingga memerlukan

  • 12

    pengembangan strategi pembelajaran yang akan meningkatkan

    hasil kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran

    dapat tercapai dengan optimal.

    c. Waktu Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan 14 Mei-

    Selesai 2018 di MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten

    Semarang.

    3. Langkah-langkah Penelitian

    a. Perencanaan

    1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan

    metode Make a Match dan media audio visual

    2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan

    saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

    metodeMake a Match dan media audio visual

    3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan

    peserta didik.

    4) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui

    keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan

    menggunakan metode Make a Matchdan media audio visual

    5) Mempersiapkan soal evaluasi untuk peserta didik.

    b. Pelaksanaan

  • 13

    Guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan

    metode Make a Match dan media audio visual. Hal-hal yang perlu

    dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :

    1) Guru memutarkan video tentang materi terkait pada layar

    proyektor

    2) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari

    3) Guru menjelaskan metode Make a Match

    4) Guru memberikan setiap kelompok kartu yang sudah

    bertuliskan soal dan jawaban

    5) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

    cocok dengan kartunya (soal jawaban)

    6) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar

    maka diberi bintang

    7) Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan

    kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang

    memberikan presentasi lalu guru memanggil pasangan

    berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan

    melakukan presentasi.

    c. Observasi dan pengamatan

    Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan

    pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini

    dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran

    dengan menggunakan lembar observasi serta tes evaluasi untuk

  • 14

    menggali data hasil belajar siswa setelah dilakukan proses

    pembelajaran menggunakan metodeMake a Match dan media audio

    visual.

    d. Analisis atau refleksi

    Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan

    eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi

    atas pelaksanaan tindakan. Pada tahap refleksi meliputi: (1)

    mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran, (2)

    evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil pembelajaran.

    4. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

    penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    a. Tes tertulis atau soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

    siswa materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

    Indonesia;dan

    b. Lembar observasi, pada lembar observasi ini yang diamati kinerja

    guru saat proses pembelajaran dengan menggunakanmetode Make

    a Match dan media audio visual.

  • 15

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup

    beberapa aspek yang diamati diantaranya :

    Tabel 1.2

    Lembar Observasi Guru

    No. Aspek yang diamati Skor

    A B C

    I PEMBUKAAN

    1. Memeriksa kesiapan siswa

    2 Melakukan kegiatan apersepsi

    II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

    A. Penguasaan materi

    3. Penguasaan materi pembelajaran

    4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

    relevan

    5. Kejelasan dalam penyampaian materi

    6. Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata

    B. PENDEKATAN/METODE PEMBELAJARAN

    7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

    kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

    8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

    9. Menguasai kelas

    10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat

    konstekstual

    11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

    tumbuhnya kebiasaan positif

    12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

    waktu yang direncanakan

    C. PENDAYAGUNAAN SUMBER

    BELAJAR/MEDIA PEMBELAJARAN

    13. Mendayagunakan sumber belajar/media secara

    efektif dan efisien

    14. Menghasilkan pesan yang menarik

  • 16

    15. Melibatkan siswa dalam pendayagunaan sumber

    belajar/media

    D. PELIBATAN SISWA

    16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

    pembelajaran

    17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

    18. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

    E. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

    19. Memantau kemajuan belajar selama proses

    20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

    kompetensi (tujuan)

    F. PENGGUNAAN BAHASA

    21. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

    baik dan benar

    22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

    III. PENUTUP

    23. Melakukan refleksi/membuat rangkuman

    24. Melakukan tindak lanjut

    Jumlah

    Total

    Kategori

    Keterangan:

    Skor Nilai

    A = 4 (sangat baik)

    B = 3 (baik)

    C = 2 (cukup)

    (Mulyasa, 2013: 225)

    Rentang Kategori :

    Nilai 76 - 100 ( Baik )

    Nilai 51 - 75 ( Sedang )

    Nilai 25 - 50 (kurang )

  • 17

    5. Pengumpulan data

    a. Tes tertulis

    Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan

    peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi Perjuangan

    mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang diajarkan guru.

    Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan materi apabila

    telah mencapai nilai minimal 65 dari target yang ditentukan. Tes ini

    dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan metodeMake

    a Match dan media audio visual berlangsung.

    b. Observasi

    Observasi merupakan tindakan atau suatu proses

    pengambilan informasi, atau data melalui media pengamatan.

    Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru selama

    pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan

    kekurangan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan

    modelMake a Match dan media audio visual .

    c. Dokumentasi

    Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu

    teknik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini

    dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga

    aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran IPS dengan metode

    Make a Match dan media audio visualakan terekam dalam foto.

  • 18

    Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan

    pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut

    merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain.

    6. Analisis Data

    Analisis data adalah analisis yang telah terkumpul guna

    mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian

    untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Setelah semua data

    terkumpul selanjutnya adalah menganalisis data untuk mengetahui

    hasil penelitian. Analisis data dilakukan dengan membandingkan

    antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu

    65 (sesuai KKM yang berlaku di MI Baran Kecamatan Ambarawa

    Kabupaten Semarang). Oleh karena itu, siswa dikatakan tuntas

    belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa > 65.

    Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum

    mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 65. Selanjutnya untuk

    menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak

    ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara

    klasikal mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan.

    Untuk analisis tingkat keberhasilan atau presentase ketuntasan

    belajar setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap

    siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes

    tertulis pada setiap akhir siklus. Penilaian tugas dan tes dapat dihitung

    dengan menggunakan rumus:

  • 19

    x

    Keterangan x : nilai rata-rata

    ∑x : jumlah semua nilai siwa

    ∑N : jumlah siswa

    Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus :

    P =

    X 100%

    (Aqib Zainal, 2014: 40)

    7. Sistematika Penulisan

    Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul

    persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

    tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,

    daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

    Bab I Pendahuluan berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan

    Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan

    dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, Rancangan Penelitian,

    Subyek Penelitian, Langkah-langkahPenelitian, Instrumen Penelitian,

    Pengumpulan Data, Analisis Data dan Sistematika Penulisan

    Bab II Kajian Teori mencangkup : Hakikat Belajar, Hasil Belajar,

    IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

    melalui metodeMake a Match dan Media Audio Visual.

    Bab III pelaksanaan penelitian yang berisi tentang gambaran umum

    MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

  • 20

    Bab IV hasil penelitian dan pembahasan tentang deskripsi per

    siklus yang meliputi data hasil pengamatan (observasi), refleksi

    keberhasilan dan kegagalan.

    Bab V penutup meliputi kesimpulan dan saran.

  • 21

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil belajar

    Menurut Suprijono (2009: 5-6) dalam (Thobroni, 2016: 20)

    hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

    pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Sedangkan

    menurut Bloom (dalam Suprijono, 2016:6), hasil belajar dapat

    mencakup beberapa kemampuan. Kemampuan tersebut meliputi

    kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan

    psikomotorik (Thobroni, 2016: 21). Di bawah ini beberapa domain

    dari ketiga kemampuan tersebut.

    1) Domain Kognitif

    a) Knowledge (Pengetahuan), mencapai kemampuan ingatan

    tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam

    ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,

    pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode;

    b) Comprehension (Pemahaman), kemampuan mencakup

    menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari;

    c) Application (Penerapan), mencakup kemampuan

    menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah

    yang nyata dan baru;

  • 22

    d) Analysis (Menguraikan), mencakup kemampuan merinci

    sesuatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur

    keseluruhan dapat dipahami dengan baik;

    e) Synthesis (Mengorganisasikan), mencakup kemampuan

    membentuk suatu pola baru; dan

    f) Evaluation (Menilai), mencakup kemampuan membentuk

    pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

    2) Domain Afektif

    a) Receiving (Sikap Menerima), yang mencakup kepekaan

    tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal

    tersebut;

    b) Responding (Memberikan Respon), yang mencakup

    kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi

    dalam suatu kegiatan;

    c) Valuing (Nilai), yang menerima suatu nilai, menghargai,

    mengakui dan menentukan sikap;

    d) Organization (Organisasi), yang mencakup kemampuaan

    membentuk suatu system nilai sebagai pedoman dan

    pegangan hidup; dan

    e) Characterization (Karakterisasi), yang mencakup

    kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi

    pola kehidupan pribadi.

    3) Domain Psikomotorik

  • 23

    a) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan

    hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang

    khas tersebut;

    b) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri

    dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau

    rangkaian gerakan;

    c) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan

    gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan;

    d) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan

    gerakan-gerakan tanpa contoh;

    e) Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan

    gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap,

    secara lancar, efisien, dan tepat;

    f) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan

    mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik

    dengan persyaratan khusus yang berlaku; dan

    g) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-

    gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa hasil

    belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh

    siswa setelah melakukan perbuatan belajar, karena belajar pada

    dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai

    akibat dari pengalaman. Perubahan perilaku individu yang meliputi

  • 24

    ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan perilaku tersebut

    diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya

    melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan

    belajar.

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa banyak

    jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu:

    a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau

    kondisi jasmani dan rohani siswa (Slameto, 2010:54-67); dan

    b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan

    di sekitar siswa(Baharuddin, 2015: 32).

    Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan

    dan mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, seorang guru yang

    kompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi

    kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang

    menunjukkkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan

    mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.

    a. Faktor Intern

    1) Faktor Jasmaniah

    a) Faktor kesehatan

    Proses belajar seseorang akan terganggu jika

    kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia akan cepat

    lelah, kurang bersemangat, pusing, ngantuk jika badannya

  • 25

    lemah, kurang darah ataupun ada gangguan darah ataupun

    ada gangguan-gangguan atau kelainan fungsi alat inderanya

    serta tubuhnya.

    Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah

    mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan

    cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang

    bekerja, belajar. Istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi

    dan ibadah.

    b) Cacat tubuh

    Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan

    kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

    Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah

    tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain.

    Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

    Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini

    terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan

    khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari

    atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

    2) Faktor Psikologis

    a) Intelegensi

    Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga

    jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan

    ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

  • 26

    mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak

    secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan

    cepat.Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan

    belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai

    tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada

    yang mempunyai intelegensi rendah.

    b) Perhatian

    Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang

    dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu

    obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat

    menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus

    mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika

    bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka

    timbullah kebosanan sehingga ia tidak lagi suka belajar.

    c) Minat

    Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

    memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

    yang yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus

    yang disertai dengan rasa senang.

    Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila

    bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat

    siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,

    karena tidak ada daya tarik baginya.

  • 27

    d) Bakat

    Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat

    mempengaruhi belajar karena jika bahan pelajaran yang

    dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil

    belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah

    selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.

    e) Motif

    Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang

    akan dicapai.Motif yang kuat sangatlah perlu dalam belajar,

    di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan

    dengan adanya latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan dan

    pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi

    latihan/kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.

    f) Kematangan

    Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam

    pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah

    siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan

    belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-

    menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.

    Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan

    kecakapannya sebelum belajar, belajarnya akan lebih berhasil

    jika anak sudah siap (matang).

  • 28

    g) Kesiapan

    Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response

    atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang

    dan juga berhubungan dengan kematangan, karena

    kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.

    Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena

    jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil

    belajarnya akan lebih baik.

    h) Faktor Kelelahan

    Kelelahan dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan

    jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat

    dengan lemah lunglainya tubuh sedangkan kelelahan rohani

    dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,

    sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu

    hilang. Kelelahan mempengaruhi belajar, agar siswa dapat

    belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai

    terjadi kelelahan dalam belajarnya.

    b. Faktor Ekstern

    Faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi

    proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) dalam

    (Baharuddin, 2015: 32) menjelaskan bahwa faktor-faktor

    eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan

    menjadi dua, yaitu :

  • 29

    1) Lingkungan Sosial

    Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para

    staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat

    mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru

    yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang

    simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan

    rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin

    membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang

    positif bagi kegiatan belajar siswa.

    Selanjutnya, yang termasuk dalam lingkungan sosial

    siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman

    sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.

    Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi

    kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu

    sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,

    ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak

    rumah), semuanya dapat memberikan dampak baik

    maupun buruk pada kegiatan belajar dan hasil yang

    dicapai oleh siswa.

    2) Lingkungan Nonsosial

    Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial

    ialah gudung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal

    keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan

  • 30

    cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-

    faktor ini dipandang turut menentukan tingkat

    keberhasilan belajar siswa.

    2. Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS)

    a. Pengertian IPS

    IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di

    Sekolah Dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,

    dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat materi

    geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi (Rudy Gunawan, 2013:

    51). MelaluiIPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara

    Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia

    yang cinta damai.

    Menurut Soemantri (2001: 79) bahwa IPS merupakan program

    pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu

    sosial dan humanities yang diorganisasikan dan disajikan secara

    ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan (Rasimin, 2012: 38).

    b. Fungsi dan Tujuan IPS

    IPS berfungsi untuk mewariskan nilai moral dalam

    masyarakat agar dapat menjunjung tinggi kemuliaan harkat dan

    derajat manusia. Selain itu, juga memiliki fungsi aplikatif. Fungsi

    yang dimaksud adalah IPS sebagai pendidikan. Fungsi ilmu

    pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal

    pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

  • 31

    Keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang

    berhubungan dengan kepentingan hidup bermasyarakat, seperti

    bekerja sama, gotong royong, tolong menolong sesama umat

    manusia, dan melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan

    dimasyarakat.

    Fungsi IPS sebagai program pendidikan menurut Sumaatmadja

    (2007) dalam (Rasimin, 2012: 40) adalah mengembangkan perhatian

    dan kepedulian siswa terhadap kehidupan di masyarakat dan

    bermasyarakat.Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai

    membentuk warga negara yang baik, juga bertujuan sebagai berikut

    (Rudy Gunawan, 2013: 53) :

    1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna

    dalam kehidupannya kelak di masyarakat;

    2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,

    menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial

    yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat;

    3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi

    dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan

    serta bidang keahlian;

    4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang

    positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup

    yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut; dan

  • 32

    5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan

    pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan

    kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

    c. Ruang Lingkup IPS

    Ruang lingkup IPS adalah berupa kehidupan manusia dalam

    bermasyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat (Sardiyo,

    2008:15). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup

    ilmu pengetahuan sosial adalah manusia dalam konteks sosial.

    Batasan IPS tersebut, diadaptasikan kedalam organisasi profesional

    yang secara khusus membina dan mengembangkan semacam IPS

    pada tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta

    kaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu

    pendidikan.

    Untuk memantapkan ruang lingkup IPS perlu diketahui ciri-

    cirinya. Salah satu ciri utamanya adalah bekerjasamanya antara

    disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial untuk

    mencapai tujuan pendidikan. Kerjasama disiplin ilmu yang dimaksud

    adalah adanya seperangkat kemampuan yang berguna sebagai

    berikut: (1) memilih (menyederhanakan) bahan pendidikan dari

    disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities untuk tujuan pendidikan;

    (2) mengorganisasikan bahan pendidikan secara ilmiah dan

    psikologis untuk tujuan pendidikan; (3) menyajikan (metode)

    pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan;

  • 33

    dan (4) menilai hasil belajar ilmu pengetahuan sosial (Rasimin,

    2012: 38-39).

    d. Problematika Pembelajaran IPS

    Persoalan pembelajaran IPS SD/MI selalu menarik untuk

    dibicarakan mengingat tujuan utama mata pelajaran IPS yaitu untuk

    mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah

    sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif

    terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil

    mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang

    menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

    Proses pendidikan IPS di sekolah dasar, pembelajarannya

    kurang memperhatikan karakteristik anak usia, yakni yang terkait

    dengan perkembangan psikologis siswa. Menurut Piaget (1963)

    dalam Gunawan (2013), anak dalam kelompok usia sekolah dasar (6-

    12 tahun) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual atau

    kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka

    memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh dan menganggap

    tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang

    dipedulikan adalah sekarang (kongkrit), bukan masa depan yang

    belum bisa dipahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh

    dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti

    waktu, perubahan, kesinambungan, arah mata angin, lingkungan,

    ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan

  • 34

    atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program

    studi ilmu pengetahuan sosial harus dibelajarkan kepada siswa

    sekolah dasar. Jika hal ini dibiarkan terus, maka pembelajaran IPS

    dapat menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa, sehingga

    baik secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada

    tujuan pendidikan IPS yang diharapkan. Mengatasi permasalahan

    tersebut diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk

    materi IPS di sekolah dasar dan memperhatikan karakteristik siswa.

    e. SK dan KD Pelajaran IPS Kelas V

    Silabus kelas V IPS SD/MI Departemen Pendidikan Nasional

    terdapat standar kompetesi untuk mata pelajaran IPS. Standar

    kompetensi yaitu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa setelah

    melalui proses pembelajaran(Rasimin, 2012:67). Standar kompetensi

    IPS untuk kelas V SD/MI adalah sebagai berikut:

    Tabel 2. SK dan KD IPS Kelas V

    Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    2 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan

    masyarakat dalam

    mempersiapkan dan

    mempertahankan

    kemerdekaan Indonesia

    1. Mendeskripsikan perjuangan para tokoh

    pejuang pada masa

    penjajahan Belanda

    dan Jepang

    2. Menghargai jasa dan peranan tokoh

    perjuangan dalam

    mempersiapkan

    kemerdekaan

    Indonesia

    3. Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam

    memproklamasikan

    kemerdekaan

  • 35

    4. Menghargai perjuangan para tokoh

    dalam

    mempertahankan

    kemerdekaan

    (Sumber: Rasimin, 2012:67)

    3. Metode Make a Match

    a. Pengertian Metode Make a Match

    Make a Match merupakan salah satu tipe pembelajaran

    koorperatif. Jadi, model Coorperative Learning type Make a Match

    adalah model pembelajaran koorperatif dengan cara mencari pasangan

    soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan pasangannya

    sebelum batas waktu akan mendapat poin (Rusman, 2011: 223).

    Menurut Suprijono (2009: 94), “hal-hal yang perlu dipersiapkan

    dalam model pembelajaran koorperatif teknik Make a Match yaitu

    kartu-kartu”. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi

    pertanyaan dan kartu lainnya yang berisi jawaban dari pertanyaan

    tersebut. Pemasangan kartu-kartu tersebut, dilaksanakan dalam suatu

    permainan. Jadi, model pembelajaran koorperatif teknik Make a

    Matchmerupakan suatu prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan

    mencari dan memasangkan kartu pertanyaan dan jawaban dalam suatu

    permainan.

    b. Langkah-langkah MetodeMake a Match

    Langkah-langkah pembelajaran dengan metode Make a

    Mach cukup mudah, yaitu:

  • 36

    1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep

    atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satu bagian

    kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban

    2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan

    jawaban atau soal dari kartu yang di pegang.

    3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

    cocok dengan kartunya.

    4) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

    waktu diberi poin.

    5) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa

    mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian

    seterusnya (Rusman, 2011: 223).

    c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Make a Match

    1) Kelebihan Make a Match

    Menurut Miftahul (2014: 253-254) dalam bukunya kelebihan

    dan kelemahan metodeMake a Match sebagai berikut:

    a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara

    kognitif maupun fisik;

    b) karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan

    c) meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

    dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

    d) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

    presentasi

  • 37

    e) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk

    belajar.

    2) Kelemahan Make a Match

    a) jika metode ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak

    waktu yang terbuang;

    b) pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan

    malu berpasangan dengan lawan jenisnya;

    c) jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak

    siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi

    pasangan;

    d) guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada

    siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa

    malu; dan

    e) menggunakan metode ini secara terus-menerus akan

    menimbulkan kebosanan.

    4. Media Audio Visual

    a. Pengertian Media

    Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk

    jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti „perantara‟ atau

    „pengantar‟ (Sukiman, 2012: 27). Dalam dunia pendidikan media telah

    menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan serta

    mewujudkan tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga

    seorang guru diharapkan mampu menggunakan media untuk

  • 38

    menciptakan suasana pembelajaran efektif, kreatif dan menyenangkan

    (Rasimin, 2012: 135).

    Menurut Syaifulbahri Djamarah dan Aswan Zain dalam

    (Rasimin, 2012:146), media merupakan wahana penyalur informasi

    belajar atau informasi pesan. Yusuf Hadi Miraso dalam (Hujair AH,

    2013:4) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat

    digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

    kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada

    diri pembelajar. Sementara itu, menurut Anderson, media

    pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya

    hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata

    pelajaran dengan para siswa (Sukiman, 2012:28).

    Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media

    pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

    membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran

    b. Tujuan Media Pembelajaran

    1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas;

    2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran;

    3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan

    belajar;dan

    4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

    (Hujair AH, 2003: 5)

  • 39

    c. Media Audio Visual

    1) Pengertian Media Audio Visual

    Media pembelajaran berbasis audio-visual adalah media ini

    menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu yang

    dapat didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata manusia.

    Penyajian pengajaran secara audio visual bercirikan pemakaian

    perangkat keras selama proses pembelajaran. Contoh dari peralatan

    media audio visual adalah; slide projektor yang dipadukan dengan

    tape recorder, televisi, film strip projektor, video player, DVD

    player, dan komputer (Abdorrakhman Gintings, 2014: 146).

    2) Kelebihan dan Kekurangan media audio visual

    Kelebihan dari media audio visual adalah bahwa dengan

    semakin banyaknya pancaindera yang dilibatkan dalam proses

    komunikasi pembelajaran, maka semakin banyak materi

    pembelajaran yang dapat diserap oleh siswa. Di samping itu, media

    audio visual dapat menyajikan obyek dan peristiwa nyata di kelas

    untuk dijadikan bahan pembahasan atau diskusi yang menarik.

    Kelemahan dari media audio visual yaitu harga peralatan dan

    biaya produksinya mahal, pembuatan perangkat lunaknya juga

    memperlukan keterampilan khusus dan juga memperlukan biaya

    perawatan (Abdorrakhman, 2014: 146).

  • 40

    3) Karakteristik media audio visual

    a) Bersifar Linear;

    b) Menyajikan visual yang dinamis;

    c) Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh

    perancang;

    d) Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak;

    e) Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan

    kognitif;dan

    f) Berorientasi pada guru.

    5. Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

    a. Pertempuran-pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan

    1) Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya

    Pertempuran yang terjadi di Surabaya berawal dari

    pendaratan pasukan sekutu pada tanggal 25 Oktober 1945 yang

    dipimpin oleh Jendral A.W.S Mallaby yang diterima dengan

    tangan terbuka oleh pihak pemerintah dan rakyat Indonesia. Pada

    tanggal 10 November 1945, pihak Indonesia menyerukan

    penolakan ultimatum tersebut melalui siaran radio pemberontak.

    Karena ultimatum ditolak mentah-mentah oleh Indonesia maka

    mereka harus terus melakukan penyerangan, pertempuran

    berlangsung selama 3 minggu dan pertempuran di Surabaya

    merupakan pertempuran terbesar bagi Inggris setelah Perang

    Dunia II. Akhirnya untuk memperingati semangat kepahlawanan

  • 41

    rakyat Surabaya, Pemerintah menetapkan tanggal 10 November

    1945 sebagai Hari Pahlawan dan saat ini kota Surabaya dikenal

    sebagai kota Pahlawan.

    2) Pertempuran Ambarawa

    Pertempuran Ambarawa diawali mendaratnya tentara

    Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jendral Bethel di Semarang.

    Tentara sekutu mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober

    1945. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan

    perang dan tentara Jepang di Jawa Tengah.

    Pasukan sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar

    Ambarawa. Pertempuran tersebut untuk membebaskan kedua

    desa tersebut, Letnan Kolonel Isdiman gugur. Letnan Kolonel

    Isdiman adalah Komandan Resimen Banyumas. Dengan

    gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, Kolonel Sudirman turun

    langsung ke medan pertempuran Ambarawa. Kolonel Sudirman

    adalah Panglima Divisi Banyumas. Pasukan TKR mengadakan

    serangan dengan mengepung pusat kekuatan musuh di Beteng

    Williem di tengah kota Ambarawa lalu pasukan sekutu berhasil

    dipukul mundur dari Ambarawa dan mengundurkan diri ke

    Semarang, lalu untuk memperingati hari bersejarah itu, maka

    setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri atau

    Juang Kartika. Selain itu untuk mengenang pertempuran yang

  • 42

    dahsyat maka di Ambarawa didirikan sebuah monumen yang

    diberi nama Palagan Ambarawa.

    3) Pertempuran Bandung Lautan Api

    Kota Bandung dibumihanguskan oleh pejuang Indonesia

    pada tanggal 23 Maret 1946 setelah pihak Indonesia

    mengeluarkan perintah untuk mengosongkan kota. Pada awalnya

    Sekutu menuntut agar senjata hasil rampasan dari Jepang

    diserahkan kepada sekutu. Pada tanggal 21 November 1945,

    tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar kota

    Bandung bagian utara selambat-lambatnya pada tanggal 29

    November dikosongkan oleh pihak Indonesia. Namun sebelum

    meninggalkan Bandung, pejuang Indonesia melakukan serangan

    serentak ke arah pos-pos sekutu dan membumi hanguskan kota

    Bandung bagian Selatan. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23

    Maret 1946 dan disebut “Bandung Lautan Api”. Pada peristiwa

    tersebut gugur pemuda pemberani bernama Muhammad Toha, ia

    gugur sebagai bunga bangsa.

    4) Pertempuran Medan Area

    Sulitnya komunikasi, transportasi serta sensor yang ketat

    dari pihak jepang, mengakibatkan berita proklamasi kemerdekaan

    Indonesia baru sampe di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945.

    Berita tersebut dibawa oleh Mr.Teuku M.Hasan yang dingkat

    menjadi gubernur di Sumatra. Setelah menerima berita

  • 43

    proklamasi, para pemuda yang dipimpin oleh Achmad Taher

    bekas perwira tentara sukarela (giyugun), membentuk barisan

    pemuda Indonesia pada tanggal 13 September 1945. Pasukan

    sekutu yang diboncengi oleh serdadu Belanda (NICA) dipimpin

    oleh Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan pada tanggal 9

    Oktober 1945, Untuk menghadapi segala kemungkinan, para

    pemuda segera membentuk TKR (Tentara Keamanan Rakyat) di

    Medan.

    5) Pertempuran 5 hari di Semarang

    Pertempuran ini terjadi antara warga semarang melawan

    tentara Jepang yang meletus pada 15 Oktober 1945 dan berakhir

    pada 20 Oktober 1945. Pada tanggal 15 Oktober sekitar pukul

    03.00 WIB Jepang melakukan penyerangan ke pusat kota

    Semarang. Tentara Jepang mengumumkan genjatan senjata pada

    tanggal 17 Oktober 1945, namun diam-diam mereka melakukan

    penyerangan ke berbagai kampung. Pertempuran sengit terus

    terjadi di seluruh penjuru kota Semarang yang memakan korban

    2.000 jiwa warga Semarang dan 850 Tentara Jepang. Untuk

    memperingati Semangat Perjuangan Para Pemuda dan Pejuang

    kota Semarang maka dibangunlah Monumen yang diberi nama

    “Tugu Muda”. Karena lamanya pertempuran selama lima hari

    maka pertempuran ini diberi nama “Pertempuran Lima Hari di

    Semarang”.

  • 44

    b. Usaha perdamaian dan agresi militer Belanda

    Para pemimpin negara menyadari bahwa perang memakan

    banyak korban. Perang juga membuat rakyat menderita. Oleh karena

    itu pemimpin mengusahakan perdamaian dengan jalan perundingan.

    Berikut ini beberapa usaha perundingan yang dilakukan :

    1) Perundingan Linggarjati

    Diadakan pada tanggal 10 November 1946 di Linggarjati,

    Cirebon, Jawa Barat. Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili

    oleh Sutan Syahrir dan Belanda diwakili Prof. Schermerhon. Hasil

    perjanjian ini sebagai berikut.

    a) Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas

    Jawa, Madura dan Sumatra.

    b) Negara Indonesia Serikat terdiri dari Negara Republik

    Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Kalimantan

    c) Negara Indonesia Serikat dan Belanda merupakan satu uni

    dengan nama Uni Indonesia-Belanda yang diketuai Belanda.

    Namun, Belanda mengingkari perjanjian ini dan melancarkan

    Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947.

    2) Agresi militer Belanda I

    Meskipun sudah ada perjanjian linggarjati, Belanda tetap

    berusaha untuk menjajah Indonesia. Pada tanggal 21 Juli 1947,

    Belanda menyerang wilayah Republik Indonesia. Tindakan ini

    melanggar perjanjian linggarjati. Belanda berhasil merebut

  • 45

    sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Akibatnya

    wilayah kekuasaan Republik Indonesia semakin kecil.

    Serangan militer Belanda ini dikenal sebagai Agresi Militer

    Belanda I. Peristiwa tersebut menimbulkan protes dari negara-

    negara tetangga dan dunia internasional. Wakil-wakil dari India

    dan Australia mengusulkan kepada PBB (Perserikatan bangsa-

    bangsa) agar mengadakan sidang untuk membicarakan masalah

    penyerangan Belanda wilayah republik Indonesia.

    3) Perjanjian Renville

    Perjanjian Renville diadakan pada tanggal 17 Januari 1948 di

    atas kapal USS . Pada tanggal 1 Agustus 1947 dewan keamanan

    PBB memerintahkan agar pihak Indonesia dan Belanda

    menghentikan tembak-menembak.Akhirnya pada tanggal 4

    Agustus 1947, Belanda mengumumkan gencatan senjata. Isi

    perjanjian renville sebagai berikut :

    a) Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa

    Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatra;

    b) Semua pasukan RI harus ditarik mundur dari wilayah-wilayah

    yang diduduki Belanda;dan

    c) Belanda tetap berdaulat di seluruh wilayah Indonesia sampai

    diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) yang akan

    segera dibentuk. Namun, Belanda lagi-lagi mengingkari isi

  • 46

    Perjanjian Renville dan melakukan Agresi Militer Belanda II

    pada tanggal 19 Desember 1949.

    4) Agresi Militer Belanda II

    Belanda terus berusaha menguasai kembali Indonesia. Pada

    tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan atas

    wilayah Republik Indonesia. Penyerangan Belanda ini di kenal

    sebagai Agresi Militer Belanda II.

    Ibu kota Republik Indonesia waktu itu Yogyakarta diserang

    Belanda. Perlu diketahui bahwa sejak 4 Januari 1946, ibu kota

    Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Belanda

    mengarahkan angkatan udaranya. Lapangan udara maguwo tidak

    dapat dipertahankan. Akhirnya Yogyakarta direbut oleh Belanda.

    Agresi militer Belanda II menimbulkan reaksi dunia,

    terutama negara-negara di Asia. Negara-negara di Asia seperti

    India, Myanmar, Afganistan, dan lain-lain segera mengadakan

    konferensi New Delhi pada bulan Desember 1949. Mereka

    bersimpati pada perjuangan rakyat Indonesia, dan mendesak agar:

    a) Pemerintah RI segera di kembalikan ke Yogyakarta, dan

    b) Serdadu Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia.

    c. Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan

    Komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI berhasil

    mempertemukan pihak Indonesia dan Belanda dalam meja

    perundingan. Dalam perundingan-perundingan itu, delegasi dari

  • 47

    Indonesia berjuang secara diplomasi supaya kedaulatan Indonesia

    diakui. Perundingan-perundingan itu antara lain perundingan Roem

    Royen dan Konferensi Meja Bundar (KMB).

    1) Perjanjian Roem Royen

    Diadakan pada tanggal 17 April 1949 di Jakarta. Indonesia

    diwakili oleh Moh.Roem dan Belanda diwakili oleh Van Royen.

    Isi perjanjian sebagai berikut :

    a) Pemerintah Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta;

    b) Menghentikan gerakan militer dan mengembalikan tawanan;

    dan

    c) Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia

    2) Konferensi Meja Bundar (KMB)

    Sebagai tindak lanjut perjanjian Roem Royen, pada tanggal

    23 Agustus sampai dengan 2 November 1949 diadakan

    Konferensi Meja Bundar di Den Haag. Delegasi Indonesia

    dipimpin oleh Drs.Moh.Hatta, delegasi BFO atau badan

    musyawarah Negara-negara federal dipimpin oleh Sultan Hamid

    II. Delegasi Belanda di pimpin oleh Mr.Van Maarseven.

    Sedangkan UNCI dipimpin oleh Chirtchley.

    Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB adalah

    sebagai berikut :

  • 48

    a) Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan

    Belanda akan menyerahkan kedaulatan RIS pada akhir

    bulan Desember 1949;

    b) RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia

    Belanda; dan

    c) Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan

    kedaulatan oleh Belanda.

    B. Kajian Pustaka

    Beberapa penelitian yang relevan adalah :

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Zumrotun Khasanah (2015)

    Dengan judul“PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

    PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL

    PEMBELAJARAN KOORPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA

    SISWA KELAS V SEMESTER II MIN SALATIGA TAHUN

    PELAJARAN 2015/2016”. Dengan rumusan masalah “Apakah

    penerapan model pembelajaran koorperatif tipe make a match dapat

    meningkatkan hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan

    Indonesia pada siswa kelas V semester II MIN Salatiga tahun pelajaran

    2015/2016?” Penerapan model Make a Match dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan

    kelas yang dilakukan pada siklus I, II, dengan hasil nilai rata-rata

    mengalami peningkatan. Pada Pra siklus sebesar 66,89 menjadi 74,89

    pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 83,61. Jadi dari

  • 49

    pra siklus ke siklus I ke siklus II nilai rata-rata hasil belajar naik sebesar

    16,72. Untuk angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I

    naik menjadi 11 anak atau sebesar 61,11% dan menjadi 17 anak pada

    siklus II atau sebesar 94,44%. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra

    siklus sampai siklus II meningkat sebesar 60,74% atau sebanyak 11

    anak. Peningkatan nilai rata-rata menunjukkan model pembelajaran

    koorperatif tipe make a matchdapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Penelitian yang dilakukan oleh Zumrotun (2015) memiliki

    kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Yaitu

    penggunaan metode Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar,

    sedangkan perbedaannya terdapat pada subyek, materi pelajaran,

    tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Isnadziya (2016)

    Dengan judul“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI

    KLASIFIKASI HEWAN SESUAI JENIS MAKANAN MELALUI

    MODEL MAKE A MATCHPADA SISWA KELAS IV MI

    DARUSSALAM SUMOWONO SEMARANG TAHUN PELAJARAN

    2016/2017”. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini

    adalah apakah penerapan model make a match dapat meningkatkan

    hasil belajar IPA materi klasifikasi hewan sesuai jenis makanan pada

    siswa kelas IV MI Darussalam Sumowono? Untuk menjawab

    pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian ini

    menggunakan penelitian tindakan kelas dengan melalui dua siklus.

  • 50

    Penerapan model make a match dapat meningkatkan hasil belajar

    siswa.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan kelas

    yang dilakukan pada siklus I, II, dengan hasil nilai rata-rata mengalami

    peningkatan. Pada Pra siklus sebesar 41% menjadi 71% pada siklus I

    dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 88%. Jadi berdasarkan hasil

    tes formatif pada nilai ketuntasan menunjukkan bahwa penggunaan

    model Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Penelitian yang dilakukan oleh Isnadziya (2016)memiliki

    kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Yaitu

    penggunaan metode Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar,

    sedangkan perbedaannya terdapat pada subyek, materi pelajaran,

    tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.

  • 51

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum MI Baran

    1. Lokasi Penelitian

    Tempat Penelitian : MI Baran

    Alamat Lengkap : jl.Mlilir km 02, Baran jurang Kecamatan

    Ambarawa Kabupaten Semarang

    Mata Pelajaran : IPS

    Materi pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

    Indonesia

    Kelas/Semester : V/II

    2. Visi dan Misi Madrasah

    a. Visi Madrasah

    Menjadikan anak bangsa yang cerdas berbakat dan berakhlaq karimah

    yang berpedoman pada imtaq dan iptek yang seimbang

    b. Misi Madrasah

    1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran islam yang sesuai Al-

    Qur‟an dan Hadist

    2. Menggali, mengembangkan potensi siswa untuk mengetahui

    kemampuan anak

    3. Menjadikan generasi muda berprestasi berkepribadian luhur

    dengan pemahaman keilmuan, keterampilan serta keislaman yang

    mantap melalui pendidikan dan latihan.

  • 52

    3. Tujuan Madrasah

    Menciptakan generasi muslim Indonesia dengan meletakkan dasar

    kecerdasan, pengetahuan, kepribadian dan akhlaq mulia serta keterampilan

    untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

    4. Keadaan Guru dan Siswa MI Baran

    a. Keadaan Guru MI Baran

    Jumlah guru atau staf pengajar pada MI Baran kecamatan Ambarawa

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 13 orang.

    Berikut adalah data Guru :

    Tabel 3.1

    Data Kepala sekolah dan Guru MI Baran

    No. Nama L/P Ijazah Jabatan

    1. Imroni, M.Pd L S2 Kepala

    Madrasah

    2. Ruliyah, S.Pd.I P S1 Guru

    3. Indah Susilowati, S.Pd.Sd P S1 Guru

    4. YuniPasiamina, S.Pd.Sd P S1 Guru

    5. Krismawati, S.Pd.I P S1 Guru

    6. Muh Sujud, S.Pd.I L S1 Guru

    7. Zaenudin Nurhuda, S.Pd L S1 Guru

    8. Kaifiyatul Hikmah S.Pd.I P S1 Guru

    9. Heni Isnawati, S.Pd.I P S1 Guru

    10. Fitri Nur Dilla P SMA Guru

    11. Eko Haryanto, S.Pd.I L S1 Guru

    12. Bettry Meilindra P SMA Guru

    13. Dian Nusa, S.Pd.Sd P S1 Guru

  • 53

    Rata-rata guru yang mengajar di MI Baran sudah memenuhi

    persyaratan sebagai seorang guru yaitu sudah memiliki ijazah minimal

    S1, walaupun masih ada dua guru yang masih lulusan SMA. Guru-guru

    yang mengajar di MI Baran Berdomisili tidak jauh dari Madrasah,

    sehingga memudahkan siswa maupun wali murid untuk berkomunikasi

    langsung dengan guru-guru tersebut.

    b. Keadaan Siswa MI Baran

    Secara keseluruhan jumlah siswa MI Baran kecamatan Ambarawa

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 184

    siswa. Dibawah ini adalah data siswa MI Baran Kecamatan Ambarawa

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 :

    Tabel 3.2

    Data Jumlah Siswa MI Baran

    No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

    1. I 15 19 34

    2. II 17 15 32

    3. III 13 18 31

    4. IV 16 12 28

    5. V 16 13 29

    6. VI 14 16 30

    Total 184

    5. Subyek Penelitian

    Siswa kelas V MI Baran kecamatan Ambarawa Kabupaten

    Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 29 orang, yang terdiri

    dari 11 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat sebagai berikut :

  • 54

    Tabel 3.3

    Data Siswa Kelas V MI Baran

    No Nama Jenis kelamin

    1. ARM Laki-laki

    2. FSS Laki-laki

    3. MEM Laki-laki

    4. AM Laki-laki

    5. MTR Laki-laki

    6. ADP Perempuan

    7. AFTA Laki-laki

    8. ARW Perempuan

    9. AF Laki-laki

    10. AFU Perempuan

    11. ABS Laki-laki

    12. CFA Perempuan

    13. EAZ Perempuan

    14. EAD Perempuan

    15. FSP Laki-laki

    16. MSW Perempuan

    17. MNR Laki-laki

    18. MIBS Laki-laki

    19. MA Laki-laki

    20. MDA Laki-laki

    21. MVE Laki-laki

    22. PHR Perempuan

    23. RAKW Laki-laki

    24. SNH Laki-laki

    25. AAP Perempuan

    26. FNH Perempuan

    27. DN Perempuan

    28. DMAF Laki-laki

    29. AFA Laki-laki

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    1. Perencanaan Tindakan

    Tahap perencanaan meliputi :

    a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

  • 55

    b. Menyusun alat observasi berupa lembar pengamatan guru dan siswa

    dan alat evaluasi berupa lembar soal.

    c. Merancang dan membuat kartu yang sebagian berisi pertanyaan dan

    sebagian berisi jawaban.

    2. Pelaksanaan Tindakan

    Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2018 jam ke 3-4 selama 70

    menit, dengan materi tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan

    Indonesia. Dalam siklus ini peneliti sudah menggunakan metode Make a

    Match dan media audio visual.Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai

    berikut :

    a. Kegiatan awal

    1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdo‟a bersama

    2) Guru menanyakan kepada siswa siapa yang tidak berangkat

    (mengabsen)

    3) Guru memberikan semangat kepada anak-anak sebelum

    pembelajaran dimulai

    4) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi

    pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

    5) Guru membacakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

    b. Kegiatan Inti

    1) Guru menjelaskan sedikit materi dan memutarkan video kepada

    siswa tentang pertempuran-pertempuran yang terjadi di berbagai

    daerah.

  • 56

    2) Siswa diberi petunjuk cara melakukan tata cara kegiatan Make a

    Match

    3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

    4) Guru memberikan setiap kelompok kartu yang sudah bertuliskan

    soal dan jawaban

    5) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

    dengan kartunya (soal jawaban)

    6) Setiap siswa yang