Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG
PEMBAGIAN MELALUI METODE JARIMATIKA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA
KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)
Oleh:
SITI RATNASARI
NIM 11510041
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG
PEMBAGIAN MELALUI METODE JARIMATIKA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA
KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)
Oleh:
SITI RATNASARI
NIM 11510041
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
iv
v
vi
vii
MOTTO
Artinya: “Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala)
sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat
Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya,
sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-An’am : 160)
“Segala kebaikanmu akan memudahkanmu”
Maka berbuat baiklah sampai kapanpun dan dimanapun kamu berpijak. Sampai
kamu tiada.
Meskipun terkadang balasannya tidak sesuai yang diharapkan maka tetap
teguhkanlah kebaikanmu.
Berusahalah membuat orang disekelilingmu untuk tertawa. Tetapi ingat! Untuk
membuat mereka tertawa maka kamu juga harus tertawa. Karena hanya kayu yang
terbakar yang bisa membuat kayu lainya menjadi terbakar pula.
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya, Bapak Suradi dan Ibu Rukinah.
2. Kepada adik saya Hasan Mahmud, meskipun sudah tiada.
3. Kepada semua keluarga dari nenek saya, Mbah Tapiyem (Mbah Kasti).
4. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd terimakasih telah
membimbing skripsi ini sampai selesai.
5. Almamater Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
6. MI Ma’arif Mangunsari Salatiga terutama wali kelas IIIB dan semua siswa
kelas IIIB yang telah membantu penelitian ini dalam rangka penyelesaian
skripsi.
7. Teman-teman PGMI angkatan 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, dan terutama PGMI kelas B.
8. Teman- teman kontrakan (Fitri Nur’aini, Wahyu Istiqomah, Ummi Harlita,
Hermiya Arita A, Dwi Vitrotul I, Dwi Astuti, Mbak Unik Widiastuti,
Santhy Widiastuti)
9. Teman-teman AcreValie ( Xholivilla, Kaka Elvina, Anisa Paripih)
10. Teman-teman KKN ( Alfi, Aufa, Ifa, Wulan, Ikhsan, Sapar dan Hanif)
dan Ibu Rum, Pak Yanto, David dan masyarakat Dowakan Jumoyo yang
telah memberikan do’anya.
11. Teman-Teman kos Bu Bowo ( Ika Fitriana, Ayu, Hariroh, Lia, Mb. Septi,
Mb. Ari, Mb. Fiska, Mb. Tiwi, Reni dll.
12. Gibran Mahesa Putra yang telah viiimemberi semangat.
ix
KATA PENGANTAR
Atas nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji dan
syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Karena dengan segala
limpahan taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis diberi kemudahan
dan kelapangan hati dalam menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW.
Keluarga, sahabat dan pengikut setianya.
Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari
jerih payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu
baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga, beserta
staf-stafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah
yang nyaman dan kondusif.
2. Ibu Peni Susapti M.Si selaku Ketua program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah
3. Bapak Suwardi M.Pd. selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah tulus,
ikhlas dan menyempatkan waktunya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan akademika yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
6. Bapak (Suradi) dan Ibu tercinta (Rukinah), teman-teman kontrakan (Fitri, Isti,
Hermiya, Lita, Dwi Vitrotul, Dwi Astuti) beserta teman-teman Acrevalie.
x
xi
ABSTRAK
Ratnasari, Siti. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Menghitung Pembagian Melalui
Metode Jarimatika pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas III
MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.
Kata kunci: Hasil Belajar, Jarimatika dan Matematika.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok atau mata
pelajaran wajib yang ada di jenjang pendidikan dasar. Namun kenyataannya
sampai sekarang masih ada siswa yang kurang berminat terhadap matematika, hal
ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang belum mencapai titik optimal.
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah untuk membantu anak
dalam kegiatan sehari-hari terutama dalam berhitung. Berdasarkan hasil
pengamatan pada siswa kelas IIIB MI Ma’arif Mangunsari Salatiga mengenai
materi berhitung terutama materi pembagian masih sangat rendah. Banyak siswa
yang kurang memahami konsep dan cara berhitung dengan benar. Maka dari itu
rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah metode jarimatika dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi pembagian untuk kelas III MI
Ma’arif Mangunsari Salatiga?. Sedangkan tujuan penelitiannya adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar menghitung pembagian melalui metode
jarimatika untuk kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti mencoba
membantu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIIB MI Ma’arif Mangunsari
dalam materi menghitung pembagian dengan metode jarimatika. Penelitian ini
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga
siklus. Instrumen penelitian menggunakan tes, pedoman observasi dan
pengamatan. Data diperoleh dari subyek penelitian siswa sebanyak 30 orang
terdiri dari 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran matematika tentang materi
pembagian dengan menggunakan metode jarimatika diperoleh bahwa dengan
metode jarimatika dapat meningkatkan hasil nelajar berhitung pembagian kelas
III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. Hasil tes siswa pada siklus I setelah
menggunakan jarimatika ketuntasan yang tadinya sebesar 27% (8 siswa) menjadi
53% (16 siswa). Hasil tes siklus II setelah menggunakan jarimatika ketuntasan
yang tadinya 37% (11 siswa) menjadi 70% (21 siswa). Sedangkan hasil tes siklus
III setelah menggunakan jarimatika ketuntasan yang tadinya sebesar 43% (13
siswa) menjadi 87% (26 siswa). Hal ini berarti setiap siklus mengalami
peningkatan hasil belajar. Siklus I mengalami peningkatan 28% (8 siswa), siklus
II mengalami peningkatan 33% (10 siswa) dan siklus III mengalami peningkatan
43% (13 siswa).
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................... ii
JUDUL ........................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………. 6
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ………….. 6
E. Kegunaan Penelitian ……………………………………… 8
F. Definisi Operasional ………………………………………. 9
G. Metode Penelitian …………………………………………. 11
1. Rancangan Penelitian …………………………………. 11
2. Subjek Penelitian ……………………………………... 13
3. Langkah-langkah ……………………………………… 13
4. Instrumen Penelitian …………………………………... 16
5. Pengumpulan Data ……………………………............. 17
6. Analisis Data ………………………………………….. 19
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ......................................................................... 22
1. Ciri-ciri Belajar ............................................................... 22
xiii
2. Bentuk-bentuk Belajar .................................................... 26
3. Tipe Belajar .................................................................... 31
4. Prinsip-prinsip Belajar .................................................... 32
5. Faktor-faktor Belajar ...................................................... 33
6. Klasifikasi Hasil Belajar ................................................. 35
7. Penilaian Hasil Belajar ................................................... 36
B. Metode Jarimatika ................................................................ 37
1. Pengertian ....................................................................... 37
2. Sejarah Jarimatika ........................................................... 38
3. Kelebihan dan Kekurangan ............................................ 40
4. Langkah-langkah Jarimatika ........................................... 41
5. Penerapan Metode Jarimatika dalam Menghitung
Pembagian ......................................................................
43
C. Matematika Kelas III MI .................................................... 46
1. Ciri-ciri Matematika ......................................................... 48
2. Fungsi Matematika ........................................................... 49
3. Tujuan Pembelajaran Matematika ................................... 49
4. Ruang Lingkup ................................................................. 50
5. Prinsip Belajar Matematika permulaan ............................ 50
6. Pengertian Menghitung .................................................... 51
7. Materi Pembagian ............................................................ 52
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus .......................................
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...........................................
54
54
1. Perencanaan ..................................................................... 54
2. Pelaksanaan ...................................................................... 55
3. Pengamatan ...................................................................... 58
4. Refleksi ............................................................................ 59
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .......................................... 59
1. Perencanaan ..................................................................... 59
2. Pelaksanaan ...................................................................... 60
3. Pengamatan ...................................................................... 63
4. Refleksi 63
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III .......................................... 63
1. Perencanaan ..................................................................... 63
2. Pelaksanaan ...................................................................... 65
3. Pengamatan ...................................................................... 67
4. Refleksi ............................................................................ 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus ............................................................ 68
1. Pra Siklus ........................................................................
2. Siklus I ............................................................................
68
69
xiv
3. Siklus II ........................................................................... 74
4. Siklus III ......................................................................... 80
B. Pembahasan .......................................................................... 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 87
B. Saran ..................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan 7
Tabel 1.2 Tingkat Keberhasilan Siswa Sesuai Kriteria 20
Tabel 2.1 Formasi Jari Pembagian Dua Angka 42
Tabel 4.1 Hasil Tes Formatif Pra Siklus 68
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Siklus
I
70
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara
Individu Siklus I
71
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara
Klasikal Siklus I
72
Tabel 4.5 Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus I 73
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Siklus
II
75
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara
Individu Siklus II
76
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara
Klasikal Siklus II
77
Tabel 4.9 Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus II 78
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika siklus
III
80
Tabel 4. 11 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran 81
xvi
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara
Individu Siklus III
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara
Klasikal Siklus III
82
Tabel 4.13 Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus III 83
Tabel 4.14 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang mencapai
KKM Per Siklus
86
xvii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1 Siklus PTK menurut Kamis dan McTaggart 15
Gambar 2.1 Formasi Tangan Kanan 1 – 9 43
Gambar 2.2 Formasi Tangan Kiri 10 – 90 43
Gambar 3.1 Aplikasi penggunaan barang-barang sekitar untuk
memahami konsep pembagian.
57
Gambar 3.2 Jari Tangan Kanan Melambangkan Satuan 61
Gambar 3.3 Jari Tangan Kiri Melambangkan Puluhan 62
Gambar 3.4 Jari Tangan Kanan untuk Melambangkan Satuan 66
Gambar 3.5 Jari Tangan Kiri Melambangkan Puluhan 66
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Siswa Kelas
IIIB
69
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Per Siklus 86
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
3. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
4. Lembar daftar nilai pra siklus
5. Lembar pre test dan post test siklus I
6. Lembar pre test dan post test siklus II
7. Lembar pre test dan post test siklus III
8. Lembar Pengamatan Guru Siklus I
9. Lembar Pengamatan Guru Siklus II
10. Lembar Pengamatan Guru Siklus III
11. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
12. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
13. Lembar Pengamatan Siswa Siklus III
14. Lembar Soal Siklus I
15. Lembar Soal Siklus II
16. Lembar Soal Siklus III
17. Lembar Hasil Wawancara Guru/ Wali Kelas
18. Lembar Catatan Lapangan Siswa Siklus I
19. Lembar Catatan Lapangan Siswa Siklus II
20. Lembar Catatan Lapangan Siswa Siklus III
21. Dokumentasi
22. Lembar Konsultasi Skripsi
23. Surat Permohonan Ijin Penelitian
24. Surat Keterangan Penelitian
25. Nilai SKK Mahasiswa
26. Riwayat Hidup Penulis
0
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG
PEMBAGIAN MELALUI METODE JARIMATIKA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA
KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)
Oleh:
SITI RATNASARI
NIM 11510041
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu memiliki peran yang mulia dan tinggi di dalam kehidupan
manusia, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-
Mujaadilah ayat 11.
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (QS. Al-Mujaadilah ayat 11)
Ayat di atas memerintahkan manusia untuk menuntut ilmu, karena
dengan ilmu, Allah akan meninggikan derajatnya. Ilmu dalam hal ini
tentunya bukan hanya ilmu agama saja melainkan ilmu pengetahuan
lainnya yang sesuai dengan perkembangan zaman. Matematika adalah
salah itu ilmu yang dipelajari sesuai dengan perkembangan zaman.
2
Matematika berasal dari kata Yunani “Mathein” atau “mathenein”,
yang artinya mempelajari. Menurut Johnson dan Myklebust matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran (Sam’s, 2010:11)
Berbicara matematika tidak akan lepas dari ilmu berhitung atau
disebut aritmatika. Berhitung terdapat di semua cabang matematika seperti
geometri, statistika, aljabar dan lain sebagainya. Berhitung juga terdapat di
mata pelajaran lain seperti fisika, kimia, biologi bahkan juga ada di ilmu
pengetahuan social yaitu mata pelajaran ekonomi. Berhitung digunakan
dalam kehidupan sehari-hari misalnya ketika menghitung uang,
menghitung banyaknya penduduk, menghitung hewan ternak, menghitung
waktu. Kegiatan berhitung juga terdapat dalam ayat Al-Qur’an yaitu
mengenai menghitung waktu.
Artinya: dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda,
lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu
terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu
mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan (waktu). dan segala
sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas. (QS. Al-Israa’ ayat 12).
3
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan dunia
ini berdasarkan tata tertib, hikmah, ukuran, dan aturan yang sangat
terperinci. Siang dan malam, masing-masing muncul tepat pada waktunya
dan berdasarkan jadwal yang teratur.
Berhitung dapat dikatakan sangatlah penting untuk manusia baik
digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mengingat arti pentingnya
berhitung, maka berhitung diajarkan secara formal sejak siswa berada di
pendidikan tingkat dasar. Menurut Saleh (2009: 49) Operasi hitung adalah
jantung dari matematika. Operasi hitung inilah yang membuat perhitungan
antar bilangan bisa terjadi. Untuk tingkat dasar, ada lima operasi hitung
yang harus diketahui, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, dan perpangkatan. Kegiatan berhitung ini biasanya ada dalam
pelajaran metematika.
Sudah sering kita mendengar bahwa matematika kerapkali menjadi
monster yang menakutkan bagi anak. Anak tidak suka belajar matematika.
Bahkan mendengar kata matematika saja, dibenaknya sudah tergambar
sesuatu yang menyeramkan dan menakutkan. Ada beberapa alasan yang
sering disampaikan berkaitan dengan ketakutan anak terhadap matematika,
yaitu: (1) teoritis dan abstrak, (2) banyak rumus, (3) isinya Cuma hitung-
hitungan, (4) pengaruh persepsi umum, (5) guru yang killer, (6) tuntutan
orang tua, (7) persaingan dengan teman, (8) matematika hanya untuk anak
4
pandai, Sriyanto (2007: 18). Anak yang cara pandangnya negatif terhadap
matematika biasanya juga akan bersikap negatif terhadap matematika.
Permasalahan pun muncul seperti yang sudah peneliti alami ketika
melakukan wawancara dan pengamatan di kelas III MI Ma’arif
Mangunsari Salatiga, banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika
menghitung pembagian disebabkan mereka belum mengetahui konsep
dasar berhitung pembagian dan guru tidak pernah menggunakan metode
berhitung selain bersusun panjang. Hal ini membuat cara pandang anak
menjadi tidak tertarik dengan matematika dan ini akan berimbas kepada
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, agar anak bisa belajar matematika
dengan baik, maka seorang pendidik harus mengubah cara pandang anak,
kemudian membuat anak menjadi tertarik terhadap matematika.
Melihat kondisi yang telah dikemukakan, peneliti berfikir untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam menghitung pembagian. Upaya
yang dilakukan peneliti adalah menggunakan metode dan alat peraga.
Banyak alat peraga yang tersedia, mulai dari yang rumit sampai
yang sederhana, mulai dari yang mahal sampai yang murah. Semua
tergantung dari kreativitas guru sebagai seorang pendidik dalam memilih
dan menggunakan alat peraga yang diperlukan ketika akan melakukan
kegiatan pembelajaran. Hal terpenting dari sebuah alat peraga yaitu mudah
dan bisa membantu guru untuk menanamkan konsep yang bermakna
kepada siswa. Kita tidak perlu memandang sebuah alat peraga dari harga
yang mahal atau murah tetapi lebih memandang kepada manfaat dari alat
5
peraga itu sendiri. Alat peraga yang mahal belum tentu baik untuk
kegiatan pembelajaran tetapi alat peraga yang murah bukan berarti tidak
baik untuk pembelajaran pula. Terkadang alat peraga yang murah justru
memiliki efek yang luar biasa terhadap proses kegiatan pembelajaran.
Salah satu alat peraga yang paling sederhana yang bisa digunakan
dalam pelajaran matematika yaitu jari tangan. Melalui jari tangan kita bisa
melakukan operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian dan lain-lain. Asalkan kita mengetahui dasar dan metode
berhitung dengan jari tangan tersebut, operasi hitung akan mudah untuk
kita kuasai. Selain itu, kita harus memahami sifat-sifat dari operasi
bilangan dan mempunyai keterampilan dasar menghitung. Guru sebagai
seorang pendidik dalam mengenalkan dan meningkatkan hasil belajar
matematika pada siswa, maka dapat dilakukan dengan beberapa metode,
salah satu metode yang dapat digunakan yaitu jarimatika. Kali ini penulis
tidak akan membahas semua metode berhitung dengan jari. Penulis hanya
akan membahas salah satu metode menghitung pembagian dengan jari
tangan kita.
Materi menghitung pembagian diberikan kepada siswa
ketika berada dibangku kelas II, III dan kelas IV. Tetapi penulis ingin
menerapkan metode jarimatika ini pada siswa kelas III, dimana taraf
berfikirnya masih bersifat konkrit. Berpikir konkrit pada prinsipnya hanya
pada jenjang pendidikan dasar permulaan dan setelah itu akan beralih ke
taraf berpikir abstrak hal ini disebabkan karena lingkungan hidup yang
6
semakin luas (Simanjuntak dkk, 1993: 55). Sebelum menggunakan metode
jarimatika seorang guru harus memberi pemahaman kepada siswa
mengenai pembagian itu sendiri. Pembagian dari angka 20 kebawah
mungkin masih mudah untuk dihitung tetapi lebih dari 20, siswa akan
mengalami kesulitan. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk
meningkatkat hasil belajar siswa dalam menghitung pembagian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas maka rumusan
masalahnya adalah Apakah metode jarimatika dapat meningkatkan hasil
belajar matematika materi pembagian untuk kelas III MI Ma’arif
Mangunsari Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
menghitung pembagian melalui metode jarimatika untuk kelas III MI
Ma’arif Mangunsari Salatiga.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis dilihat dari katanya memang berasal dari 2 penggalan
kata, “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya
“kebenaran”. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110).
7
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan
dari landasan teori atau kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya
(Riduwan, 2010: 9).
Maka dari itu hipotesis penelitian yang akan dilaksanakan adalah:
“Penggunaan metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar
menghitung pembagian untuk mata pelajaran matematika kelas IIIB MI
Ma’arif Mangunsari Salatiga.”
Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat
peneliti tunjukkan sebagai berikut:
Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan
Peningkatan hasil belajar
dalam pelajaran matematika
materi menghitung pembagian
menggunakan metode
jarimatika.
- Siswa mampu menyelesaikan soal-
soal matematika pada materi
pembagian dengan menggunakan
metode jarimatika.
- Setelah menggunakan metode
jarimatika, siswa kelas IIIB di MI
Mangunsari Salatiga yang berjumlah
30 siswa mampu mengalami
ketuntasan belajar dalam mata
pelajaran matematika materi
pembagian sebesar 80% (24 siswa).
8
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat secara:
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan terobosan baru pada pelajaran matematika terutama untuk
menyampaikan materi pembagian dengan menggunakan metode
jarimatika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1) Memberikan pertimbangan dan motivasi bagi guru dalam
memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat
dan sesuai dalam proses pembelajaran.
2) Memberikan informasi bagi para pengajar dalam menggunakan
jarimatika untuk pelajaran matematika materi pembagian.
3) Meringankan beban guru dalam mengajarkan kepada siswa
mengenai pembagian.
b. Bagi siswa
1) Untuk dijadikan salah satu meningkatkan kemampuan
menghitung pembagian.
2) Untuk dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga bisa mencapai hasil yang optimal.
3) Untuk dijadikan pandangan bahwa matematika itu mudah dan
menyenangkan.
9
c. Bagi peneliti
1) Memberikan pemahaman dan pengetahuan dalam penggunaan
metode jarimatika untuk meningkatkan hasil belajar siswa
mengenai pembagian.
2) Memberikan pemahaman mengenai metode yang
menyenangkan untuk ditularkan kepada siswa mengenai cara
menghitung pembagian.
d. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dalam mencapai tujuan sekolah.
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Pengertian Peningkatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peningkatan adalah
proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb).
Peningkatan dalam pembelajaran yang dimaksud disini adalah
kenaikan dalam kegiatan pembelajaran yang sebelumnya masih rendah
bisa berubah menjadi lebih tinggi setelah melalui proses dan usaha
tertentu.
2. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Oemar Hamalik, secara umum belajar dapat diartikan
sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu
dengan lingkunganya (Sams, 2010: 31). Belajar merupakan proses
10
untuk mendapatkan hal yang baru dengan melalui berbagai
pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung.
Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan
yang diperoleh seseorang sesudahh mengikuti proses belajar (Sam’s,
2010: 33).
Hasil belajar merupakan akibat yang diperoleh berdasarkan
sesuatu yang telah dipelajarinya dan memiliki manfaat terhadap diri si
pebelajar.
3. Pengertian Menghitung Pembagian
a. Pengertian Menghitung
Kata “menghitung” berasal dari kata dasar “hitung” yang
artinya membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi,
memperbanyak, dsb). Sedangkan menghitung yaitu mencari berapa
jumlahnya (sisanya, pendapatanya, dsb dengan bilangan-bilangan,
seperti menjumlahkan, mengurangi).
b. Pembagian
Pembagian adalah pengurangan berulang.
Menghitung pembagian yang dimaksud disini adalah
melakukan kegiatan membagi bilangan dengan cara pengurangan
secra berulang.
4. Pengertian Metode Jarimatika
Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos”: yang artinya
cara atau jalan yang ditempuh. Sedangkan menurut Kamus Besar
11
Bahasa Indonesia metode adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 910). Maka
dalam hal ini metode adalah suatu cara yang digunakan guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Jarimatika (jari dan aritmatika) adalah metode berhitung
dengan menggunakan jari tangan. Meski hanya menggunakan jari-jari
tangan, tetapi dengan metode jarimatika mampu melakukan operasi
bilangan KaBaTaKu (Kali, Bagi, Tambah, Kurang) sampai dengan
ribuan atau mungkin lebih.
Metode jarimatika adalah cara yang digunakan untuk
mengajarkan kegiatan hitung menghitung dengan menggunakan jari
tangan.
G. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya
sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3)
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan
tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action
12
research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Hakikat PTK
menurut pendapat beberapa ahli dalam bukunya Kusumah dan
Dwitagama (2010: 8) adalah sebagai berikut:
a. Menurut Carr dan Kemmis
Hakikat PTK menurut Carr dan Kemmis (1986) adalah
suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective) yang dilakukan
oleh para partisipan dalam situasi social untuk memperbaiki
rasionalitas dan kebenaran:
1) Praktik-praktik social atau pendidikan yang dilakukan sendiri.
2) Pengertian mengenai praktik-praktik tersebut.
3) Situasi-situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
b. Menurut Mcniff
McNiff (1992) memandang hakikat PTK adalah sebagai
bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang
hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan
keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan
oleh masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan
interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok
sasaran.
c. Prinsip Dasar PTK
Prinsip dasar PTK adalah:
1) Berkelanjutan. PTK merupakan upaya yang berkelanjutan
secara sikluistis.
13
2) Integral. PTK merupakan bagian integral dari konteks yang
diteliti.
3) Ilmiah. Diagnosis masalah berdasar pada kejadian nyata.
4) Motivasi dari dalam. Motivasi untuk memperbaiki kualitas
harus tumbuh dari dalam.
5) Lingkup masalah tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di
dalam dan luar ruang kelas, Kusumah dan Dwigatama (2010:
11).
2. Subyek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di
kelas IIIB MI Ma’arif Mangunsari Salatiga yaitu berjumlah 30
anak pada tahun 2014, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15
siswa perempuan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan tahun 2014 yaitu
pada tanggal 19 November sampai selesai.
3. Langkah-langkah Penelitian
Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian yang
dikembangkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya (Arikunto, 2010: 131)
yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri
dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah. Yaitu,
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
14
a. Perencanaan (Planning)
Tahap ini peneliti mengadakan observasi awal dan
melakukan wawancara dengan guru berkaitan dengan
permasalahan yang dialami siswa dalam pelajaran matematika.
Setelah mengetahui permasalahannya kemudian mencari solusinya
yaitu dengan menggunakan metode jarimatika.
Secara garis besar kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menyiapkan materi sesuai kurikulum yang dijadikan sebagai
bahan penelitian.
2) Membuat perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran metode jarimatika.
4) Menyiapkan lembar observasi.
5) Menyiapkan lembar pengamatan terhadap siswa
6) Menyiapkan alat evaluasi metode jarimatika berupa pre-test
dan post-test.
7) Menyiapkan lembar pedoman wawancara siswa dan guru.
b. Pelaksanaan (Acting)
Tahap ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran menghitung pembagian dengan metode jarimatika
sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk desainnya
Kemmis & McTaggart.
15
Gambar 1.1 Siklus PTK menurut Kemmis & McTaggart,
(Arikunto, 2010: 137).
Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada
hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian
dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu:
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat
komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu
pengertian siklus adalah putaran kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Gambar di atas,
tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen
Siklus I
Acting
Refleksi
Planing
Observasi
Planing
Acting
Refleksi
Observasi
Siklus II
Siklus III ?
16
yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan
sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada
permasalahan yang perlu diselesaikan (Kusumah dan Dwigatama
2010: 21).
c. Pengamatan (Observing)
Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan, hasil dan respon dari siswa ketika menggunakan
metode jarimatika tersebut. Demi menjaga keabsahan data yang
akan diperoleh dalam melakukan metode jarimatika tersebut
peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan dokumentasi
terhadap kegiatan pembelajaran.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan presentase. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui dampak menggunakan metode
jarimatika dalam kegiatan pembelajaran berhasil atau gagal. Hasil
tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus
berikutnya. Jika tujuan pembelajaran yang diinginkan belum
terwujud maka tindakan pada siklus berikutnya harus berbeda.
Siklus akan dilanjutkan sampai masalah terpecahkan.
4. Instrumen Penelitian
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data
adalah:
17
a. Lembar observasi, digunakan untuk mencatat hal-hal yang telah
didapat berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasa oleh
peneliti ketika kegiatan pembelajaran.
b. Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan sebagai materi kegiatan
siswa untuk mengukur hasil pembelajaran.
c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran
kegiatan dalam proses pembelajaran melalui metode jarimatika.
d. Pedoman wawancara, digunakan untuk mengetahui, mendapatkan
keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data
penelitian (Suwartono, 2014: 41). Cara peneliti mengumpulkan data
dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi dalam pengertian psikolog, disebut pula pengamatan,
meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra. (Arikunto, 2010: 199).
Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana
keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan diterapkannya metode
jarimatika.
18
Observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disusun.
b. Soal Tes/ Evaluasi Test
Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis
berkaitan dengan materi ajar yaitu berupa pre-test dan post-test.
Teknik ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa
terhadap materi ajar. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat
penguasaan apabila telah memperoleh minimal 80 % dari target
pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara untuk mengumpulkan data
dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkrip
nilai, kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa, dan
dokumen lain yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan
untuk mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman
siswa yang implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil
belajar.
d. Interview/ Wawancara
Wawancara ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui
pendapat mereka tentang penggunaan metode jarimatika dalam
kegiatan pembelajaran. Wawancara juga dilakukan terhadap guru
19
mata pelajaran untuk meminta pendapat beliau tentang metode
jarimatika terutama untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
6. Analisis data
"Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat
digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut
pengolahan dan analisis data", (Sudjana, 1988: 76).
Setelah mengumpulkan semua data yang diperoleh maka
penulis menyusun, mengelompokkan dan menyeleksi data yang ada
hubunganya dengan penelitian ini. Hal ini adalah jawaban dari
hipotesis yang telah dirumuskan. Benar atau tidaknya hipotesis dapat
dibuktikan dengan data yang diperoleh ketika dilapangan.
Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan
dilakukan analisis dengan:
a. Ketuntasan masing-masing siswa dengan rumus sebagai berikut:
𝑃 = 𝑓
𝑁 × 100%
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi yang dicari presentasinya
N = Jumlah siswa (Djamarah, 2011: 222)
b. Ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑖𝑤𝑎×100%
20
Rumus tersebut digunakan untuk mengukur kompetensi
siswa secara klasikal.
Tabel 1.2 Tingkat Keberhasilan Siswa Sesuai Kriteria
Tingkat keberhasilan Kriteria
≥80% Sangat baik
60 – 79% Baik
40 – 59% Cukup
20 – 39% Kurang
<20% Sangat kurang
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar,
peneliti menganggap bahwa penggunaan teknik jarimatika
dikatakan berhasil dalam meningkatkan kemampuan berhitung
apabila ketuntasan belajar minimal 80% dan bisa dikategorikan
dengan nilai baik.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun
sistematika sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan,
manfaat penelitian penjelasan definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
21
BAB II: Kajian Pustaka
Berisi peningkatan hasil belajar, definisi menghitung pembagian,
pembelajaran matematika, metode jarimatika, langkah-langkah jarimatika,
penerapan metode jarimatika pada materi pembagian.
BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian
Berisi gambaran situasi umum SD Negeri Urut Sewu Kecamatan
Ampel, Kabupaten Semarang, subjek penelitian dan karakteristik objek
penelitian serta deskripsi persiklus.
BAB IV: Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis
data dan pembahasan.
BAB V: Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap.
Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas (Winkel, 1987: 36).
Menurut Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand dalam bukunya
Mustaqim (2001: 33) “Learning as a relatively permanent change in
behavior traceable to experience and practice”. (Belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan
latihan). Sedangkan menurut Guilford “Learning is any change in
behavior resulting from stimulation” (belajar adalah perubahan tingkah
laku yang dihasilkan dari rangsangan). (Mustaqim, 2001: 34)
Secara umum dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku, pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap yang
relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman.
1. Ciri-ciri Belajar
Djamarah (2011: 15-17) menyatakan, jika hakekat belajar
adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu
yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar.
a. Perubahan yang Terjadi Secara Sadar
23
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan ini atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya
bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku
individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak
sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian
belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan
perubahan itu.
b. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya
dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia
akan mengalami perubahan dari tidak bisa menulis menjadi dapat
menulis.
Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan
menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis
dengan kapur, dan sebagainya. Disamping itu, dengan kecakapan
menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan-
kecakapan lain. Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-
catatan, mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.
24
c. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif
Ketika melakukan perbuatan belajar, perubahan-perubahan
itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang
lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak
usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik
perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya
bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan
karena usaha individu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku
karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena
dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian
belajar.
d. Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang bersifat sementara (Temporer) yang terjadi
hanya untuk beberapa saat saja, seperti keringat, keluar air mata,
menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai
perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi
karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti
bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat
menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan
piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus
dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan
atau dilatih.
25
e. Perubahan dalam Belajar Bertujuan dan Terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena
ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang
belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang
mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat
kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perbuatan
belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang
telah ditetapkannya.
f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu
proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika
seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Misalnya, jika
seseorang anak telah belajar naik sepeda, maka perubahan yang
paling tampak adalah dalam keterampilan naik sepeda itu. Akan
tetapi, ia telah mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti
pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-
jenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk
memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasaan membersihkan
sepeda, dan sebagainya. Jadi, aspek perubahan yang satu
berhubungan erat dengan aspek lainnya.
26
2. Bentuk-bentuk Belajar
Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai bentuk-
bentuk belajar, diantaranya adalah:
a. Menurut A. De Block
A De Block menyusun sistematika bentuk-bentuk belajar
berpegang pada pembagian aspek-aspek kepribadian yang
lazimnya digunakan dalam ilmu psikologi, yaitu aspek kognitif
yang mencakup pengetahuan dan kemahiran-kemahiran intelektual,
aspek dinamik-afektif yang mencakup perasaan, minat, motivasi,
sikap dan nilai-nilai, aspek sensorik-psikomotorik yang meliputi
pengamatan dan gerakan-gerakan motorik.
Adapun sistematika bentuk belajar adalah sebagai berikut:
1) Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis
a) Belajar dinamik : belajar mengehendaki sesuatu secara
wajar, sehingga orang tidak menyerah pada sembarang
menghendaki dan juga tidak menghendaki sembarang hal.
b) Belajar afektif : belajar menghayati nilai dari obyek-obyek
yang dihadapi melalui alam perasaan, entah obyek itu
berapa orang, benda atau kejadian/peristiwa.
c) Belajar kognitif : belajar memperoleh dan menggunakan
bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyek
yang dihadapi, entah obyek itu orang, benda atau
kejadian/peristiwa.
27
d) Belajar sensi-motorik : belajar menghadapi dan menangani
obyek-obyek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia
sendiri.
2) Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari
a) Belajar teoritis : bertujuan untuk menempatkan semua data
dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi
mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk
memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang
studi ilmiah.
b) Belajar teknis : bertujuan mengembangkan ketrampilan-
ketrampilan, dalam menangani dan memegang benda-
benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi suatu
keseluruhan.
c) Belajar sosial : bertjuan mengekang dorongan dan
kecenderungan spontan, demi kehidupan bersama dan
member kelonggaran kepada orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya.
d) Belajar estetis : bertujuan membentuk kemampuan
menciptakan dan menghayati keindahan di berbagai bidang
kesenian.
28
3) Bentuk-bentuk belajar yang tidak sebegitu disadari
a) Belajar insidental : mempelajari sesuatu dengan tujuan
tertentu tetapi disamping itu juga belajar hal lain yang
sebenarnya tidak menjadi sasaran.
b) Belajar dengan mencoba-coba
c) Belajar tersembunyi: mempelajari sesuatu tanpa ada
intense/maksud untuk belajar hal itu, namun tidak adanya
maksud hanya terdapat pada pihak orang yang belajar.
b. Menurut C. van Parreren
C. van Parreren menaruh banyak perhatian pada variasi
dalam bentuk atau jenis belajar. Adapun sistematika bentuk-bentuk
belajar yang dikembangkan oleh C. van Parreren adalah sebagai
berikut:
1) Membentuk otomatisme: ciri khas dari hasil
belajar/kemampuan yang diperoleh terletak dalam otomatisasi
sejumlah rangkaian gerak-gerik yang terkoordinir satu sama
lain, seperti dalam berenang atau menjahit dengan mesin.
2) Belajar insidental: belajar sesuatu tanpa mempunyai intensi
atau maksud untuk mempelajari hal itu, khususnya yang
bersifat pengetahuan mengenai fakta atau data.
3) Menghafal: menanamkan suatu materi dalam ingatan sehingga
nantinya dapat diproduksikan kembali secara harfiah.
29
4) Belajar pengetahuan: mulai mengetahui berbagai macam data
mengenai kejadian, keadaan, benda-benda dan orang.
5) Belajar arti kata-kata: mulai menangkap arti yang terkandung
dalam kata-kata yang digunakan.
6) Belajar konsep (pengertian): mengadakan abstraksi yaitu dalam
obyek-obyek yang meliputi benda, kejadian dan orang hanya
ditinjau aspek-aspek tertentu saja.
7) Belajar memecahkan problem melalui pengamatan: dihadapkan
pada suatu problem yang harus dipecahkan dengan berbuat
sesuatu.
8) Belajar berpikir: dihadapkan pada suatu problem yang harus
dipecahkan, namun tanpa melalui pengamatan dan reorganisai
dalam pengamatan.
9) Belajar untuk belajar: bentuk belajar ini jauh lebih luas karena
mencakup semua bentuk belajar diatas.
10) Belajar dinamik: bersifat sangat kompleks karena menyangkut
lahirnya sumber-sumber energy psikis, yang seolah-olah
merupakan bahan bakar, yang member dorongan kepada orang
untuk melakukan berbagai aktivitas, diantaranya kegiatan
belajar.
30
c. Menurut Robert M. Gagne
Bentuk atau jenis belajar berjumlah jauh lebih dari satu
saja. Robert M. Gagne memjabarkanya dalam sistematika “Lima
Jenis Belajar”, yaitu sebagai berikut:
1) Informasi verbal (verbal information): pengetahuan yang
dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk
bahasa, lisan dan tertulis.
2) Kemahiran intelektual (intellectual skill): kemampuan untuk
berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri
dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan
berbagai lambing/symbol (huruf, angka, kata, gambar).
3) Pengaturan kegiatan kognitif (cognitive strategy): suatu
kemahiran yang berbeda sifat dengan kemahiran-kemahiran
intelektual diatas, maka diberi nama tersendiri supaya tidak
dicampur-adukkan dengan konsep dan kaidah.
4) Ketrampilan motorik (motor skill): mampu melakukan suatu
rangkaian gerak gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan
mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota
badan secara terpadu.
5) Sikap (attitude): orang yang bersikap tertentu, cenderung
menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian
terhadap obyek itu, berguna/berharga baginya atau tidak.
31
3. Tipe Belajar
a. Tipe belajar menurut Robert M. Gagne
Gagne membagi menggolongkan tipe belajar menjadi
delapan yang bias disebut sebagai Sistematika “Delapan Tipe
Belajar”.
1) Tipe I, belajar signal yaitu sesuatu (B) menjadi tanda bagi hal
yang lain, yang biasanya menimbulkan reaksi tertentu (A).
lama kelamaan, B akan menimbulkan reaksi yang mula-mula
hanya diberikan terhadap A, meskipun A sudah tidak ada.
2) Tipe II, belajar membuat suatu gerakan, demi memperoleh
sesuatu yang memberikan kepuasan. Gerakan ini melibatkan
kejasmanian maka disebut “gerakan motorik” yang dilakukan
dengan kehendak sendiri.
3) Tipe III, belajar membuat suatu seri gerakan-gerakan motorik
sehingga akhirnya terbentuk suatu rangkaian gerakan dalam
urutan tertentu. Melakukan aktivitas jasmani dengan kehendak
sendiri tetapi rangkaian kegiatan meliputi lebih banyak
aktivitas bergerak dan bersifat lebih kompleks.
4) Tipe IV, belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu
obyek yang berupa benda, orang atau kejadian, dan
merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Belajar
merangkaikan kata-kata dalam setiap baris dan kemudian
merangkaikan baris-baris itu. Dalam belajar merangkaikan
32
sejumlah kata dalam urutan yang tepat, anak harus menguasai
masing-masing bagian atau baris lebih dahulu.
5) Tipe V, belajar diskriminasi yang jamak. Hasil dari cara belajar
ini ialah kemampuan untuk membeda-bedakan antara obyek-
obyek yang terdapat dalam lingkungan fisik yang berbadan.
6) Tipe VI, belajar konsep. Cara belajar ini menghasilkan konsep.
7) Tipe IV, belajar kaidah. Cara belajar ini menghasilkan suatu
kaidah yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep.
Pengungkapan hubungan atau relasi tetap diantara konsep-
konsep itu biasanya dituangkan dalam bentuk suatu kalimat.
8) Tipe VIII, belajar memecahan problem. Cara belajar ini
menghasilkan suatu prinsip yang dapat dipergunakan dalam
pemecahan suatu problem.
4. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut Mustaqim (2001: 69) adalah sebagai
berikut:
a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu.
b. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan
ulangan.
c. Belajar lebih berhasil jika memperi sukses yang menyenangkan.
d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan
aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya.
33
e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami,
bukan sekedar menghafal fakta.
f. Proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain.
g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam di si
pelajar.
h. Ulangan dan latihan perlu, akan tetapi harus didahului oleh
pemahaman.
5. Faktor-faktor Belajar
Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Cronbach
Bapemsi, faktor-faktor serta kondisi yang mendorong perbuatan
belajar bisa diringkas sebagai berikut:
a. Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman
dasar).
b. Penguasaan alat-alat intelektual.
Kecakapan-kecakapan intelektual sebenarnya berfungsi sejak awal
kehidupan. Biasanya digunakan oleh individu ketika mengahadapi
tuntuntan-tuntutan lingkungan seperti bahasa bilangan, membaca,
menulis, pengertian-pengertian kwantitatif tingkat tinggi,
mengarang, bahasa asing dan logika. Tak perlu ditanyakan lagi,
alat-alat ini sangat membantu dalam belajar.
c. Latihan-latihan yang terpencar.
34
Belajar akan lebih efektif apabila periode latihan disusun
terpencar, belajar 6 jam sehari akan lebih baik dipendekken
menjadi 3 hari, tiap hari 2 jam.
d. Penggunaan unit-unit yang berarti.
Belajar dikehendaki adanya pola sambutan, pola ini harus
mengandung arti dan dapat pula berarti dalam kehidupan sehari-
hari.
e. Latihan yang aktif.
Sesorang tidak bias belajar berenang, menulis, berbicara bahasa
asing, menari dan sejenisnya, hanya dengan melihat orang lain
melakukan hal-hal tersebut. Tetapi individu hanya bisa belajar
sesuatu dengan mengerjakan/ melakukan sendiri atau berpikir
sendiri.
f. Kebaikan bentuk sistem.
g. Efek penghargaan (reward) dan hukuman.
h. Tidakan-tindakan pedagogis.
i. Kapasitas dasar.
Menurut Slameto (1988: 60 – 74), faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar ada dua yaitu:
1. Faktor Intern
a. Faktor jasmaniah: faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor psikologis : intrligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
35
c. Faktor kelelahan.
2. Faktor Ekstern
a. Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standard pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai
kemampuan yang diperoleh seseorang sesudahh mengikuti proses belajar
(Sam’s, 2010: 33). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. (Sudjana, 2005
: 22 )
Hasil belajar merupakan akibat yang diperoleh berdasarkan
sesuatu yang telah dipelajarinya dan memiliki manfaat terhadap diri si
pebelajar.
6. Klasifikasi Hasil Belajar
Menurut Benyamin Bloom (Sudjana, 2005 : 22) Klasifikasi
hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, ranah psikomotor.
36
a) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan
keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
c) Ranah Psikomotor
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Adaenam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan
refleks, keterampilan gerakandasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatif.
7. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian merupakan proses sistematis untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu pembelajaran, apakah telah
berhasil dan efisisien (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,
2004: 178). Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, seorang
guru dapat memberikan keputusan terhadap prestasi peserta didiknya.
Penilaian yang dilakukan dalam hal ini lebih berfokus pada penilaian
berbasis kelas ( Classroom based assessment). Tujuan penilaian adalah
37
untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik maupun antar
peserta didik, sehingga memuat angka dan deskripsi dengan bobot
yang proposional.
B. Metode Jarimatika
1. Pengertian
Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos”: yang artinya
cara atau jalan yang ditempuh. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia metode adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 910). Maka
dalam hal ini metode adalah suatu cara yang digunakan guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pengertian metode dalam hal perhitungan merupakan suatu
cara, solusi, maupun alat bantu guna menemukan jawaban secara cepat
dan akurat. (Prasetyono, 2009 : 147)
Septi Peni Wulandani (2008: 2 ) Jarimatika adalah cara
berhitung (operasi kalibagi- tambah-kurang) dengan menggunakan
jari-jari tangan. Jarimatika adalah sebuah cara sederhana dan
menyenangkan, mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak
menurut kaidah.
38
2. Sejarah Jarimatika
Sesungguhnya, metode berhitung dengan jari (finger counting)
sudah dikembangkan sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan jauh
sebelum teknik penulisan ditemukan. Metode ini sudah dipraktikkan
pada perhitungan, meskipun dalam bentuk sederhana. Dahulu orang-
orang menggunakan jari tangnan untuk menghitung benda-benda yang
dimilikinya, dan hitungan bilangan pun masih dalam jumlah terbatas,
yakni 1, 2, dan 3. Beberapa orang memakai dasar angka 2 pada
perhitungan 1, 2, 2-1, 2-2, 2-2-1. Ada juga yang memanfaatkan dasar
perhitungan angka 3, yaiu 1, 2, 3, 3-1, 3-2, 3-3, 3-3-1, dan seterusnya.
Awalnya, orang-orang mencukupi kebutuhan hidupnya dengan
menjadi pemburu hewan ataupun pengembara. Seiring perubahan
waktu, mereka mulai menetap disuatu tempat dan bercocok tanam
disana. Saat itu, metode perhitungan mengalami perkembangan yang
cukup signifikan. Mereka menggunakan jari tangan dan kaki sebagai
alat hitung, sehingga terhimpunlah angka 1 – 20 sesuai jumlah jari
tangan dan kaki.
Ternyata, perhitungan dengan angka 1 – 20 mempunyai
keterbatasan. Perhitungan tersebut tidak bias mengatasi permasalahan
pencatatan hari dan musim, menghitung jumlah bahan makanan dan
benih yang harus disimpan, serta pembayaran pajak. Saat itu para
pedagang dan musafir menggunakan keikil sebagai alat bantu hitung.
39
Boleh jadi penggunaan kerikil dapat mengatasi keterbatasan
perhitungan dengan angka-angka tertentu.
Beberapa peradapan kuno mengembangkan alat bantu hitung
yang berbeda-beda, misalnya abakus (Romawi), sempoa (Cina),
suapan/soroban (Jepang), dan quipu (Inca). Kini kita mengenal alat
bantu hitung yang disebut kalkulator, yang merupakan hasil
pengembangan teknologi perhitungan dengan jari tangan.
Sesungguhnya sistem operasi bilangan dengan jari tangan menjadi
dasar operasi bilangan modern yang dinamakan aritmetika.
Sebenarnya banyak alat bantu hitung yang bisa digunakan,
seperti chisanbop, kabukistar, kalkulator jari, wedamatika dan hensis.
Semua bertujuan mempermudah dalam perhitungan. Semua metode
tersebut dinilai penting saat siswa menyelesaikan soal ujian yang tidak
diperbolehkan menggunakan alat bantu hitung, misalnya kalkulator.
Metode ini juga diperlukan ketika kita ingin berhitung secara cepat dan
akurat. Meskipun beragam metode perhitungan memiliki dasar yang
sama dan sederhana, tetapi metode-metode itu sangat berguna bagi
peningkatan mental, menumbuhkan rasa percaya diri, dan sebagai
dasar kemampuan berhitung.
Menghitung dengan jari (finger counting) adalah seni dan
metode perhitungan dasar menggunakan jari tangan. Penggunaan jari
tangan sebagai alat hitung di Indonesia sendiri dicetuskan oleh Drs.
Hendra, Bc., seorang mahasiswa APD (STO) Bandung, pada tahun
40
1960. Selanjutnya, ada juga metode perhitungan yang semakin
terkenal di kalangan masyarakat, yaitu jarimatika, yang dipopulerkan
oleh Septi Weni Wulandani.
Jarimatika (jari kalkulator atau kalibataku) yang diperkenalkan
oleh Drs. Hendra Bc maupun Septi Weni Wulandani memiliki satu
kesamaan dengan chisanpop, terutama dalam operasi perkalian dan
pembagian. Disini yang membedakan keduanya adalah perwakilan jari
saat menunjukkan nilai (bilangan) tertentu. Chisanbop, bilangan 1, 2,
3, dan seterusnya dimulai dari jari telunjuk. Sementara itu pada
jarimatika, penunjukan nilai (bilangan) dimulai dari jari kelingking.
(Prasetyono, 2009 : 117)
3. Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan jarimatika:
1) Memberikan visualisasi proses berhitung. Cara ini
mempermudah peserta didik baik di kelas rendah maupun
kelas atas untuk menyerap dan mengingat ilmu cara
menghitung.
2) Menggembirakan anak saat digunakan. Menggerakkan jari
membuat anak tidak mudah mengantuk karena mereka merasa
belajar sambil bermain jari tangan.
3) Tidak memberatkan memori otak anak. Karena tidak perlu
menghafal.
41
4) Cara penyampaiannya menyenangkan dengan adanya
penyeimbangan dan pengoptimalan antara otak kanan dan otak
kiri.
5) Alatnya gratis, selalu dibawa dan tidak dapat disita
(Wulandani, 2008:1)
b. Kelemahan jarimatika:
1) Karena jumlah jari tangan terbatas maka operasi metematika
yang bisa di selesaikan juga terbatas
2) Tidak semua pembagian dapat diselesaikan dengan jarimatika.
3) Jarimatika dalam menghitung pembagian tidak bisa dilakukan
jika bilangan yang dibagi maupun bilangan pembaginya
kelipatan 5 (lima).
4) Dibutuhkan kesabaran yang tinggi dalam mempelajarinya.
5) Dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai level tertinggi.
4. Langkah-langkah jarimatika
Langkah-langkah jarimatika yang digunakan ini mengacu pada
bukunya Trivia Astuti. Jarimatika dalam pembagian, tangan kanan
berfungsi sebagai bilangan pembagi sedangkan tangan kiri berfungsi
sebagai hasil bagi. Jika ada bilangan yang tidak bisa dihitung dengan
menggunakan jarimatika sebaiknya dihitung dengan menggunakan
cara bersusun.
1) Pembagian dua angka
Formasi jari pada pembagian dua angka:
42
Tabel 2.1 Formasi Jari Pembagian Dua Angka
Simbol Tangan
Kanan
Angka Symbol Tangan
Kiri
1 atau 6
2 atau 7
3 atau 8
4 atau 9
5 atau 10
43
2) Pembagian tiga angka
a) Formasi tangan kanan menunjukkan satuan dari 1 – 9
Gambar 2.1 Formasi Tangan Kanan 1 – 9
b) Formasi tangan kiri menunjukkan puluhan dari 10 – 90
Gambar 2.2 Formasi Tangan Kiri 10 – 90
5. Penerapan Metode Jarimatika dalam Menghitung Pembagian
a. Pembagian dua angka
Cara untuk menyelesaikan operasi pembagian dua angka, yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Tangan kanan ada pada posisi bilangan pembagi.
44
2) Ambil satuan dari bilangan yang dibagi. Contoh bilangan yang
dibagi adalah 46, ambil satuannya yaitu 6. Satuan dibagi
dengan bilangan yang tertutup pada jari kanan. Jika tidak bias
dibagi, maka jumlahkan satuan dengan 10 terlebih dahulu.
3) Untuk memperoleh hasilnya dengan cara menutupkan jari
sebanyak hasil pembagian pada tangan kiri. Menutup jari
dimuali dari jempol.
Contoh Soal:
24 : 6 = … ?
Penyelesaian
1) Langkah 1 : tangan kanan menunjukkan angka 6
Jumlah jari yang ditutup 4
2) Langkah 2 : bilangan yang dibagi adalah 24, ambil satuannya
yaitu 4. Satuan dibagi dengan bilangan yang tertutup yaitu 4.
4 : 4 = 1
3) Langkah 3 : hasil diperoleh dengan menutupkan jari sebanyak
hasil pembagian pada tangan kiri. Menutup jari dimulai dari
jempol.
45
Tutup satu jari pada tangan kiri.
Formasi jari = 4
Jadi. 24 : 6 = 4
b. Pembagian tiga angka
Operasi pembagian tiga angka adalah sebagai berikut:
1) Pembagian dimulai dari ratusan, jika tidak bisa maka harus
mundur satu angka. Bagi ratusan dengan bilangan pembagi.
Hasil pada pembagian ratusan disimpan sebagai puluhan.
2) Cek hasil pembagian.
3) Jumlahkan sisa dengan satuan, lalu bagi dengan bilangan
pembagi.
4) Jumlahkan dengan hasil
5) pembagian pertama.
Contoh Soal :
180 : 3 = … ?
Penyelesaian
1 8 0
Satuan
Puluhan
Ratusan
46
1) Langkah 1: bagi ratusan dengan bilangan pembagi. Bilangan
yang dibagi terlebih dahulu adalah 18.
18 : 3 = 6
Simpan hasilnya sebagai puluhan di tangan kiri.
2) Langkah 2 : cek hasil bagi pembagian.
3 x 6 = 18
18 – 18 = 0
3) Langkah 3 : cek hasil pembagian. Jumlahkan sisa dengan
satuan lalu bagi dengan 3.
( 0 + 0 ) : 3 = 0
Jadi hasilnya adalah 60.
C. Matematika Kelas III MI
Hollands (1983: 81) “Matematika adalah suatu sistem yang rumit
tetapi tersusun sangat baik yang mempunyai banyak cabang. Pada
suatu tingkat rendah ada ilmu hitung, aljabar, dan ilmu ukur, tetapi
setiap ini telah diperluas pada tingkat yang lebih tinggi dan banyak
cabang baru yang bertambah. Ilmu ukur segitiga, topologi,
mekanika, dinamika, statistika, peluang, analisis dan logika, dan
masih ada lagi. Masih ada banyak ketentuan yang mungkin dari
matematika, tetapi tidak ada diantaranya dapat menerangkan
60
47
dengan tepat seperti suatu pokok yang kompleks. Misalnya:
Matematika adalah pelajaran pola dan hubungan-hubungan dan
alat yang mewakili dan yang menghubungkan mereka”.
Menurut Direktorat Kelembagaan Agama Islam (2004: 173)
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang
berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda
disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan
penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu
kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis
dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan
dalam matematika bersifat konsisten.
Kata “matematika” berasal dari kata mathema dalam bahasa
Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”,
juga mathematikos yang diartikan sebagai “suka belajar”. Nah, jika
menilik secara harafiah sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak
suka atau takut dengan matematika. Karena kalau kita tidak suka
metematika itu berarti kita tidak suka belajar! Kalau kita selama ini masih
menganggap matematika itu sulit, mungkin sebenarnya kita belum
mengenal apa itu matematika. (Sriyanto, 2007: 12)
Pendekatan dan strategi pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah
pedagogik secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari konkrit ke
abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit dengan
menggunakan berbagai sumber belajar. Belajar akan bermakna bagi
48
peserta didik apabila mereka aktif dengan berbagai cara untuk
mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Maka suatu
rumus, konsep atau prinsip dalam matematika, seyogyanya ditemukan
kembali oleh peserta didik di bawah bimbingan guru (guided re-
invention). Pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk
menemukan kembali, membuat mereka terbiasa melakukan penyelidikan
dan menemukan sesuatu. Secara khusus, pendekatan pemecahan masalah
merupakan focus dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu,
pembelajaran harus diawali dengan mengajukan permasalahan sehari-hari
yang sering ditemukan peserta didik. Masalah tak harus tertutup ataupun
mempunyai solusi tunggal, tetapi dapat terbuka atau dicoba diselesaikan
dengan berbagai cara.
1. Ciri-ciri Matematika
Sriyanto (2007) mengemukakan ciri-ciri matematika adalah sebagai
berikut:
a. Memiliki obyek yang abstrak
Matematika tidak mempelajari obyek-obyek yang secara
langsung dapat ditangkap oleh indera manusia. Substansi
matematika adalah benda-benda piker yang bersifat abstrak.
Walaupun pada awalnya matematika lahir dari hasil pengamatan
empiris terhadap benda-benda konkrit (geometri), namun dalam
perkembangannya matematika lebih memasuki dunianya yang
abstrak.
49
b. Memiliki pola pikir deduktif
Matematika dikembangkan melalui deduksi dari
seperangkat anggapan-anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai
kebenarannya dan dianggap saja benar.
2. Fungsi Matematika
Menurut Direktorat Kelembagaan Agama Islam (2004: 173)
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika
sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi
bilangan, pengukuran, geometri, dan pengelolaan data. Matematika
juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan
gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa
kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika
a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,
menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran
divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan,
serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
50
d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan
lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
4. Ruang lingkup
Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini
adalah bilangan, pengukuran dan geometri, dan pengelolaan data.
Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan
dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan
geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan
unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas
dan volume dalam pemecahan masalah. Pengelolaan data ditekankan
pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan mengolah data.
5. Prinsip Belajar Matematika Permulaan
Pengerjaan (operasi) hitung dalam matematika akan selalu
menggunakan tanda-tanda pemisah (notasi) dari kelas satu sampai ke
sekolah lanjutan. Oleh karena itu anak/ peserta didik harus diupayakan
untuk memahami himpunan dengan sebaik-baiknya.
Pemakaian himpunan dapat dimulai dari pengerjaan-pengerjaan
benda konkrit yang mengarah atau beralih ke pengerjaan dengan
pengertian abstrak. Prinsipnya pengerjaan (operasi) hitung pada
jenjang permulaan atau sekolah dasar meliputi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, pemangkatan dan penarikan akar.
Sebelum operasi hitung dilakukan anak/peserta didik harus mengalami
51
lebih dulu apa itu lambing bilangan dan nama bilangan ( Simanjuntak
dkk, 1993: 95).
Penelitian pada kelas III ini mengenai menghitung pembagian,
penjabarannya adalah sebagai berikut:
6. Pengertian Menghitung
Menghitung adalah melakukan kegiatan operasi hitung yaitu
menjumlah, mengurangi, mengalikan atau membagikan.
Konsep matematika menurut Raharjo dkk (2009: 10)
pembagian adalah “a : b = ... artinya adalah ada sekumpulan benda
sebanyak a dibagi rata (sama banyak) dalam b kelompok”. Maka cara
membaginya dilakukan dengan pengambilan berulang sebanyak
bsampai habis dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke semua
kelompok. Banyaknya pengambilan ditunjukkan dengan hasil yang
didapat masing-masing kelompok. Hasil bagi adalah banyaknya
pengambilan/banyaknya anggota yang dimuat oleh masing-masing
kelompok.
Pembagian adalah suatu operasi pada bilangan-bilangan yang
dapat ditafsirkan dalam berbagai cara.
a. Pembagian atau pengelompokan. Banyaknya kelompok dari suatu
ukuran yang ditentukan sudah diketemukan. Contoh: 24 : 3.
Banyaknya tiga-tiga dalam 24 adalah 8. Ini setara dengan
pengurangan berturut dari 3 dan menemukan, berapa kali ini dapat
dilakukan.
52
b. Memecah atau membagi. Bilangan atau besaran yang dibagi
(saham) dibagi sama ke dalam bilngan yang ditentukan. Contoh:
24 : 3. 24 dibagi dalam tiga bagian yang sama menghasilkan 24 : 3
= 8.
c. Perbandingan. Perbandingan dibuat antara dua besaran.
Membandingkan panjang dari 20 cm dan 30 cm diperoleh suatu
perbandingan dari 20/30 atau 2/3. Ini dibaca dengan suatu
perbandingan dari 2 dengan 3.
d. Kebalikan dari perkalian. Misalnya 20 : 5 adalah setara dengan
menemukan, dengan berapa 5 harus dikalikan untuk memperoleh
20. Ini dapat dituliskan 5 x … = 20 atau 5x = 20. Maka kita
menemukan harga dari … dan x, yang memuat persamaan-
persamaan benar. (Hollands, 1983 : 103)
7. Materi Pembagian
a. Menyelesaikan Pembagian dengan cara Bersusun Panjang dan
Bersusun Pendek
53
1) Cara Bersusun Panjang
Perhatikan contoh berikut:
2) Cara Bersusun Pendek
54
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Tahap pra siklus merupakan tahap pengumpulan data pada saat
sebelum dilaksanakan penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan informasi
dengan cara melakukan dialog dengan guru kelas IIIB MI Ma’arif Mangunsari
Salatiga serta observasi terhadap pembelajaran matematika sebelum
menggunakan metode yang telah ditetapkan. Data yang didapatkan dalam pra
siklus ini menjadi acuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa kelas IIIB
dalam materi menghitung pembagian.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Dalam tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama yaitu dilaksanakan
pada tanggal 21 November 2014
b. Menyiapkan RPP
Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan
pada siklus I. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
siklus ini adalah:
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan sampai
tiga angka
55
Kompetesi Dasar :
- Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
- Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
- Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka
Indikator Kompetensi :
Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil
bagi.
Mengingat fakta dasar pembagian.
Melakukan pembagian dua angka dengan satu angka dibawah
100.
c. Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus I meliputi absensi, lembar
pengamatan, lembar penilaian dan soal. Absensi digunakan untuk
mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan disusun dalam
melakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan
pembelajaran. Lembar penilaian disusun untuk mengetahui hasil nilai
siswa. Lembar soal disusun untuk mengetahui kemampuan siswa.
2. Pelaksanaan
Tindakan kelas siklus I berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x
35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah berhitung
pembagian bilangan dua angka dengan satu angka di bawah 100.
56
Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode jarimatika.
Berikut adalah langkah kegiatan tindakan kelas siklus I.
a. Kegiatan Awal
1) Salam
2) Doa bersama
3) Absensi
4) Apersepsi
5) Guru mengingatkan pembagian dengan konsep dasar.
6) Siswa mengerjakan Pre Tes
b. Kegiatan Inti
1) Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu perlu
mengenal konsep dasar pembagian.
Tahap ini, diperkenalkan terlebih dahulu konsep Pembagian
sebagai Pengurangan beruntun dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya dengan menggunakan kelereng untuk mengajarkan
operasi pembagian, misalnya 12/4. Langkah pertama adalah ambil
dua belas kelereng, dan meminta siswa untuk membilangnya.
Kemudian ambil 4 (empat) kelereng dan letakkan di tempat yang
berbeda sampai kedua belas kelereng tersebut habis (12 – 4 – 4 – 4
= 0). Jika hal ini telah selesai, maka hitunglah jumlah tempat yang
terisi 4 (empat) kelereng tersebut, yaitu sebanyak 3 (tiga) tempat.
Akhirnya siswa dijelaskan bahwa jumlah tempat yang terisi
57
kelereng tersebut adalah jawaban dari soal pembagian 12/4, yang
sama dengan 3.
Gambar 3.1 Aplikasi penggunaan barang-barang sekitar untuk
memahami konsep pembagian.
2) Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu
melakukan yel-yel jarimatika sebagai berikut
“jari dan jempol tangan digoyang”
“jari dan jempol kaki digoyang”
“jari dan jempol kepala di goyang”
“Jari dan jempol pensil di genggam”
“jarimatika… oke deh…”
3) Kenalkan lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika.
Awali dengan tangan kanan yang menunjukan sebagai bilangan
pembagi 1 – 10 dan tangan kiri menunjukan sebagai hasil bagi 1 –
10.
= 12 kelereng
12 kelereng dibagi ( : ) menjadi 4 dibutuhkan berapa
kotak agar bisa terbagi sama rata.?
Kotak 1 kotak 2 kotak 3
58
4) Ajak siswa untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang
menunjukan angka-angka itu.
5) Melakukan operasi pembagian menggunakan tangan kanan dan
tangan kiri.
Contoh:
12 : 4 = 3
6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal
yang belum dipahami
7) Siswa mengerjakan Post Tes
c. Kegiatan Akhir
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
2) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri
pelajaran.
3) Guru mengucapakan salam.
3. Pengamatan
Tahap observing ini, peneliti mengamati jalannya proses belajar mengajar.
Aspek yang diamati antara lain: pemahaman siswa terhadap angka
lambang bilangan, pengenalan siswa terhadap konsep operasi hitung,
pengenalan siswa terhadap lambang bilangan dalam jarimatika, dan siswa
dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung penjumlahan dan
pengurangan.
59
4. Refleksi
Refleksi siklus I yaitu didapatkan beberapa hal yang menghambat seperti
siswa belum fokus dalam pembelajaran, siswa belum bisa mengikuti
pembelajaran matematika melalui metode jarimatika dengan baik,
kemampuan siswa untuk memahami materi dan metode jarimatika juga
belum maksimal, sehingga guru harus mengulang-ulang materi. Tetapi
setidaknya siswa sudah mengetahui konsep dasar menghitung pembagian,
dan beberapa siswa sudah mengetahui fungsi jari tangan kanan sebagai
bilangan pembagi dan jari tangan kiri sebagai hasil bagi. Berdasarkan pada
hasil evaluasi pada siklus I ini hanya ada 16 siswa yang mengalami
ketuntasan belajar, maka dari itu perlu diadakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan (Planing)
Dalam tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua yaitu dilaksanakan
pada tanggal 20 November 2014
b. Menyiapkan RPP
Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan
pada siklus II. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
siklus ini adalah:
60
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan sampai
tiga angka
Kompetesi Dasar :
- Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
- Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
- Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka
Indikator Kompetensi :
Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil
bagi.
Mengingat fakta dasar pembagian.
Menghitung pembagian dua angka dengan satu angka dibawah
100.
c. Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus II meliputi absensi, lembar
pengamatan, lembar penilaian dan soal. Absensi digunakan untuk
mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan disusun dalam
melakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan
pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Tindakan kelas siklus II berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35
menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah berhitung cepat
pembagian bilangan dua angka dengan satu angka dibawah 500.
61
Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode jarimatika.
Berikut adalah langkah kegiatan tindakan kelas siklus II.
a. Kegiatan Awal
1) Salam
2) Doa bersama
3) Absensi
4) Apersepsi
5) Guru mengingatkan pembagian dengan konsep dasar.
6) Siswa mengerjakan Pre Tes
b. Kegiatan Inti
1) Siswa diminta untuk melakukan yel-yel jarimatika.
2) Sebelum mempelajari jarimatika, guru terlebih dahulu
mengingatkan pelajaran yang telah diajarkan.
Kenalkan kembali lambang-lambang yang digunakan dalam
jarimatika
Tangan kanan digunakan untuk menunjukkan satuan dari 1 – 9
Gambar 3.2 Jari Tangan Kanan untuk Melambangkan Satuan
62
Kemudian tangan kiri yang menunjukan puluhan 10-90
Gambar 3.3 Jari Tangan Kiri Melambangkan Puluhan
3) Ajak anak untuk bergembira, dengan mendemonstrasikan formasi
tangan yang menunjukan angka-angka itu.
4) Melakukan operasi pembagian
Operasi Pembagian
180 : 6 = 30
Dibaca seratus delapan puluh dibagi enam hasilnya adalah tiga
puluh.
5) Guru meminta siswa berlatih dengan secara kelompok.
6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal
yang belum dipahami
7) Siswa mengerjakan Post Tes
a. Kegiatan Akhir
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
63
2) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri
pelajaran.
3) Guru mengucapakan salam.
3. Pengamatan
Pada tahap observing peneliti mengamati jalannya proses belajar
mengajar. Aspek yang diamati antara lain: pemahaman siswa terhadap
angka lambang bilangan, pengenalan siswa terhadap konsep operasi
hitung pembagian.
4. Refleksi
Refleksi siklus II yaitu didapatkan beberapa hal yang menghambat
seperti masih ada beberapa siswa yang belum fokus dalam
pembelajaran, materi pada siklus kedua lebih sulit dibandingkan
dengan materi pada siklus I. Tetapi setidaknya sudah banyak siswa
yang bisa menghitung pembagian dengan jarimatika, siswa bisa
bertanya kepada temanya yang sudah bisa menghitung dengan
jarimatika. Berdasarkan pada hasil evaluasi pada siklus II ini sudah
mengalami peningkatan yaitu ada 21 siswa yang mengalami
ketuntasan belajar, maka dari itu perlu diadakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
D. Deskripsi Siklus III
1. Perencanaan
Dalam tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
64
a) Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus ketiga yaitu dilaksanakan
pada tanggal
b) Menyiapkan RPP
Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan
pada siklus III. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
siklus ini adalah:
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan sampai
tiga angka
Kompetesi Dasar :
- Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
- Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
- Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka
Indikator Kompetensi :
Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil
bagi.
Mengingat fakta dasar pembagian.
Melakukan pembagian tiga angka dengan satu angka dibawah
1000.
c) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus III meliputi absensi,
lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal. Absensi digunakan
65
untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan disusun
dalam melakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses
kegiatan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Tindakan kelas siklus III berlangsung selama satu kali tatap muka
(2 x 35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah
berhitung pembagian. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan
metode jarimatika. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan kelas siklus
III.
a. Kegiatan Awal
1) Salam
2) Doa bersama
3) Absensi
4) Apersepsi
5) Guru mengingatkan penjumlahan dengan konsep dasar.
6) Siswa mengerjakan Pre Tes
b. Kegiatan Inti
1) Sebelum mempelajari jarimatika, guru terlebih dahulu
mengingatkan pelajaran yang telah diajarkan.
Kenalkan lambang-lambang yang digunakan didalam jarimatika.
66
Tangan kanan digunakan untuk menunjukkan satuan dari 1 – 9
Gambar 3.4 Jari Tangan Kanan untuk Melambangkan Satuan
Kemudian tangan kiri yang menunjukan puluhan 10-90
Gambar 3.5 Jari Tangan Kiri Melambangkan Puluhan
2) Ajak anak untuk bergembira, dengan mendemonstrasikan
formasi tangan yang menunjukan angka-angka itu.
3) Melakukan operasi pembagian tiga angka dengan satu angka.
4) Berlatih mengerjakan soal dengan teman sebangku.
67
5) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal yang belum dipahami
6) Siswa mengerjakan Post Tes
c. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
2. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri
pelajaran.
3. Guru mengucapakan salam.
3. Pengamatan
Tahap observing ini, peneliti mengamati jalannya proses belajar
mengajar. Aspek yang diamati antara lain: pemahaman siswa terhadap
angka lambang bilangan, pengenalan siswa terhadap konsep operasi
hitung, pengenalan siswa terhadap lambang bilangan dalam jarimatika,
dan siswa dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung pembagian.
4. Refleksi
Refleksi siklus III yaitu didapatkan satu konsep metode
pembelajaran yang baru untuk pembelajaran matematika melalui metode
jarimatika pada materi pembagian. Siklus III ini, semua siswa aktif dan
berpartisipasi dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil dari evaluasipun
menunjukkan peningkatan yang nyata. Jumlah siswa yang tuntas sudah
mencapai target yang ditetapkan.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Hasil Penelitian Pra Siklus
Tahap pra siklus merupakan tahap pengumpulan data pada saat
sebelum dilaksanakan penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan
informasi dengan cara melakukan dialog dengan guru kelas IIIB serta
observasi terhadap pembelajaran matematika pra siklus, maka dapat
diketahui jumlah siswa yang sudah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 70 sebanyak 8 siswa
(27%). Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Tes Formatif Pra Siklus
No . Nama KKM Nilai Ketuntasan
1. A 70 70 Tuntas
2. B 70 80 Tuntas
3. C 70 70 Tuntas
4. D 70 60 Tidak Tuntas
5. E 70 50 Tidak Tuntas
6. F 70 50 Tidak Tuntas
7. G 70 40 Tidak Tuntas
8. H 70 50 Tidak Tuntas
9. I 70 60 Tidak Tuntas
10. J 70 40 Tidak Tuntas
11. K 70 50 Tidak Tuntas
12. L 70 80 Tuntas
13. M 70 30 Tidak Tuntas
14. N 70 60 Tidak Tuntas
15. O 70 60 Tidak Tuntas
16. P 70 50 Tidak Tuntas
17. Q 70 60 Tidak Tuntas
18. R 70 30 Tidak Tuntas
69
19. S 70 60 Tidak Tuntas
20. T 70 40 Tidak Tuntas
21. U 70 50 Tidak Tuntas
22. V 70 50 Tidak Tuntas
23. W 70 60 Tidak Tuntas
24. X 70 80 Tuntas
25. Y 70 70 Tuntas
26. Z 70 80 Tuntas
27. AA 70 60 Tidak Tuntas
28. BB 70 80 Tuntas
29. CC 70 50 Tidak Tuntas
30. DD 70 40 Tidak Tuntas
Keterangan :
KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal
Tuntas : 8 siswa (27 %)
Tidak Tuntas : 22 siswa (73 %)
Berdasarkan data tersebut di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan
individu masih rendah, hanya 8 siswa atau 27 % yang sudah tuntas
sedangkan sisanya masih mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Siswa Kelas IIIB
2. Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I
dilaksanakan pada tanggal 19 November 2014 di kelas IIIB dengan
jumlah 30 siswa. Berikut ini adalah hasil penelititian pada siklus I.
70
a. Lembar Pengamatan Guru
Ketika pembelajaran peneliti mengamati kemampuan guru dalam
beberapa aspek, (lihat data pada lampiran ke- 8). Berikut adalah
hasil pengamatan yang diperoleh.
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Jarimatika Siklus I
No. Kemampuan guru dalam mengajar
Rendah Sedang Tinggi
F % F % F % 1 Persiapan guru dalam mengajar
- - 2 10% 3 15%
2 Kemampuan guru dalam menguasai kelas
1 5% 2 10% - -
3 Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi mengenai jarimatika
- - 1 5% 3 15%
4 Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam
pembelajaran
- - 2 10% 2 10%
5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
- - 3 15% 1 5%
Jumlah 1 5% 10 50% 8 45%
Keterangan :
F : frekuensi
Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses
pembelajaran dapat dikategorikan sedang yaitu 50% guru dapat
menggunakan metode jarimatika pada pembelajaran matematika
kelas III. Hal ini karena masih beradaptasi terhadap metode baru
dan masih kurang dalam evaluasi pembelajaran dan masih banyak
siswa yang kurang fokus ketika mempraktekkan berhitung dengan
jari-jari tangan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus
berikutnya.
71
b. Lembar Pengamatan Siswa
Proses pembelajaran juga terdapat lembar pengamatan
siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam belajar.
(Data pada Lampiran ke-11)
Berikut presentase hasil pengamatan siswa kelas III MI
Ma’arif Mangunsari Salatiga pada pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode jarimatika.
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Jarimatika Secara Individu Siklus I
No. Nama
Siswa
Kategori
Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1. A 1 25% 3 75% - -
2. B - - - - 4 100%
3. C 1 25% 3 75% - -
4. D 2 50% 2 50% - -
5. E 4 100% - - - -
6. F 4 100% - - - -
7. G 4 100% - - - -
8. H 4 100% - - - -
9. I - - 4 100% - -
10. J 4 100% - - - -
11. K 3 75% - - 1 25%
12. L - - - - 4 100%
13. M 4 100% - - - -
14. N - - 4 100% - -
15. O 4 100% - - - -
16. P 2 50% 2 50% - -
17. Q 3 75% 1 25% - -
18. R 4 100% - - - -
19. S 4 100% - - - -
20. T 4 100% - - - -
21. U 4 100% - - - -
22. V 4 100% - - - -
23. W 2 50% 2 50% - -
24. X - - 2 50% 2 50%
25. Y - - 3 75% 1 25%
72
Keterangan :
F : frekuensi
Secara individu yang masuk kategori rendah yaitu 50%,
sedangkan yang masuk dalam kategori sedang sebanyak 25% dan
yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 25%. Hal ini
menunjukan bahwa belum dapat menggunakan metode jarimatika
pada operasi pembagian.
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus I
No. Aspek yang Diamati Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 Memahami angka
lambangbilangan
18 60% 7 23% 5 17%
2 Mengenal konsep
operasi hitung
20 67% 6 20% 4 13%
3 Mengenal lambang
bilangan dalam
jarimatika
16 53% 11 37% 3 10%
4 Dapat menggunakan
jarimatika dalam
menghitung
14 47% 9 30% 7 23%
Rata-rata 57% 27% 16%
Keterangan:
F : frekuensi
Berdasarkan lembar pengamatan siswa menunjukan
bahwa siswa masih rendah dalam mengikuti pembelajaran
matematika dengan metode jarimatika. Terbukti secara klasikal
26. Z - - 2 50% 2 50%
27. AA 2 50% 1 25% 1 25%
28. BB - - - - 4 100%
29. CC 4 100% - - - -
30. DD 4 100% - - - -
Jumlah 72 1800% 29 725% 19 475%
Rata-rata 2 50% 1 25% 1 25%
73
57% siswa masih dalam kategori rendah, 27% siswa dalam
kategori sedang dan 16% siswa dalam kategori tinggi.
c. Lembar Hasil Tes
Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam pembelajaran pada siklus ini ada dua yaitu pre-test dan post
test. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Ketuntasan
Kriteria Minimal (KKM) yaitu 70. Berdasarkan hasil pre test dan
post test diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5 Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus I
No. Nama Nilai
Pre-test Postest
1. A 50 90
2. B 90 100
3. C 80 70
4. D 60 60
5. E 50 60
6. F 50 60
7. G 40 50
8. H 50 40
9. I 70 80
10. J 40 60
11. K 50 90
12. L 80 100
13. M 30 50
14. N 60 80
15. O 50 60
16. P 50 80
17. Q 60 50
18. R 30 60
19. S 30 40
20. T 20 50
21. U 50 60
22. V 50 60
23. W 60 80
24. X 80 80
25. Y 70 100
74
26. Z 80 100
27. AA 60 90
28. BB 90 90
29. CC 30 70
30. DD 40 80
Jumlah 1650 2140
Nilai Rata-rata 55 71,3
Jumlah siswa yang tuntas 8 siswa/ 27% 16 siswa/53%
Peningkatan yang terjadi 8 siswa/ 28%
Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan nilai
pre test dan post test menunjukan peningkatan yang belum begitu
memuaskan. Dari nilai pre test hanya 8 siswa yang mencapai nilai
KKM yang ditetapkan, dan nilai post test mengalami peningkatan
28% yaitu terdapat 16 siswa yang mencapai nilai KKM.
Penerapan metode jarimatika pada mata pelajaran matematika
siklus I belum mencapai target yang diinginkan. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor.
a. Siswa belum fokus dalam pembelajaran.
b. Siswa belum bisa mengikuti pembelajaran matematika melalui
metode jarimatika dengan baik.
c. Kemampuan siswa untuk memahami materi dan metode jarimatika
juga belum maksimal, sehingga guru harus mengulang-ulang
materi.
3. Hasil Penelitian Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III
dilaksanakan pada tanggal 20 November 2014 di kelas IIIB dengan
jumlah 28 siswa.
75
a. Lembar Pengamatan Guru
Ketika pembelajaran berlangsung peneliti mengamati
kemampuan guru dalam beberapa aspek. (lihat data pada lampiran
ke- 9). Berikut adalah hasil pengamatan yang diperoleh.
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Jarimatika Siklus II
No. Kemampuan guru dalam
mengajar
Rendah Sedang Tinggi
f % F % F %
1 Persiapan guru dalam
mengajar
- - 2 10% 3 15%
2 Kemampuan guru dalam
menguasai kelas
- - 3 15% - -
3 Kemampuan guru dalam
membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi
mengenai jarimatika
2 10% - - 2 10%
4 Ketepatan guru menggunakan
metode jarimatika dalam
pembelajaran
- - 4 20% - -
5 Kemampuan guru dalam
menutup pelajaran
- - 2 10% 2 10%
Jumlah 2 10% 11 55% 7 35%
Keterangan:
F : frekuensi
Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses
pembelajaran dapat dikategorikan sedang yaitu 55% guru dapat
menggunakan metode jarimatika pada pembelajaran matematika
kelas III. Hal ini karena materi dan teknik jarimatika sedikit
berbeda dengan siklus I. Selain itu juga banyak siswa yang masih
belum fokus ketika mempraktekkan berhitung dengan jari-jari
76
tangan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus
berikutnya.
d. Lembar Pengamatan Siswa
Proses pembelajaran juga terdapat lembar pengamatan
siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam belajar.
(Data pada Lampiran ke-12)
Berikut presentase hasil pengamatan siswa kelas III MI
Ma’arif Mangunsari Salatiga pada pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode jarimatika.
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Jarimatika Secara Individu Siklus II
No. Nama
Siswa
Kategori
Rendah Sedang Tinggi
F % F % F % 1. A 1 25% 3 75% - - 2. B - - - - 4 100% 3. C 1 25% 3 75% - - 4. D 2 50% 2 50% - - 5. E 4 100% - - - - 6. F 4 100% - - - - 7. G 4 100% - - - - 8. H 4 100% - - - - 9. I - - 4 100% - - 10. J 4 100% - - - - 11. K 3 75% - - 1 25% 12. L - - - - 4 100% 13. M 4 100% - - - - 14. N - - 4 100% - - 15. O 4 100% - - - - 16. P 2 50% 2 50% - - 17. Q 3 75% 1 25% - - 18. R 4 100% - - - - 19. S 4 100% - - - - 20. T 4 100% - - - - 21. U 4 100% - - - -
77
K
Keterangan:
F : frekuensi
Secara individu yang masuk kategori rendah yaitu 50%,
sedangkan yang masuk dalam kategori sedang sebanyak 25% dan
yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 25%. Hal ini
menunjukan bahwa belum dapat menggunakan metode jarimatika
pada operasi pembagian.
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus II
No. Aspek yang Diamati Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 Memahami angka
lambangbilangan
4 14% 18 60% 8 26%
2 Mengenal konsep
operasi hitung
12 40% 11 37% 7 23%
3 Mengenal lambang
bilangan dalam
jarimatika
11 37% 11 37% 8 26%
4 Dapat menggunakan
jarimatika dalam
menghitung
16 53% 11 37% 3 10%
Rata-rata 36% 43% 21%
Keterangan:
F : frekuensi
22. V 4 100% - - - - 23. W 2 50% 2 50% - - 24. X - - 2 50% 2 50% 25. Y - - 3 75% 1 25% 26. Z - - 2 50% 2 50% 27. AA 2 50% 1 25% 1 25% 28. BB - - - - 4 100% 29. CC 4 100% - - - - 30. DD 4 100% - - - -
Jumlah 72 1800% 29 725% 19 475% Rata-rata 2 50% 1 25% 1 25%
78
Berdasarkan lembar pengamatan siswa menunjukan
bahwa siswa masih sedang dalam mengikuti pembelajaran
matematika dengan metode jarimatika. Terbukti secara klasikal
43% siswa masih dalam kategori sedang, 36% siswa dalam
kategori rendah dan 21% siswa dalam kategori tinggi.
e. Lembar Hasil Tes
Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam pembelajaran pada siklus ini ada dua yaitu pre-test dan post
test. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Ketuntasan
Kriteria Minimal (KKM) yaitu 70. Berdasarkan hasil pre test dan
post test diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.9 Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus II
No. Nama Nilai
Pre-test Postest
1. A 70 100
2. B 80 100 3. C 60 80 4. D 70 80 5. E 70 70 6. F 30 70 7. G 50 70 8. H 30 70 9. I 60 80 10. J 30 70 11. K 50 80 12. L 80 90 13. M 30 60 14. N 60 80 15. O 20 50 16. P 70 60 17. Q 30 60 18. R 20 50 19. S 20 60
79
20. T 20 60 21. U 40 60 22. V 40 60 23. W 20 70 24. X 70 70 25. Y 50 90 26. Z 80 90 27. AA 50 70 28. BB 80 100 29. CC 70 80 30. DD 70 80
Jumlah 1520 2210
Nilai Rata-rata 50,7 73,7
Jumlah siswa yang tuntas 11 siswa/37% 21 siswa/70%
Peningkatan yang terjadi 10 siswa/ 33%
Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan nilai
pre test dan post test menunjukan peningkatan yang cukup tinggi
tetapi belum mencapai target yang diinginkan. Berdasarkan nilai
pre test hanya 11 siswa yang mencapai nilai KKM yang
ditetapkan, dan nilai post test mengalami peningkatan 33% yaitu
terdapat 21 siswa yang mencapai nilai KKM.
Penerapan metode jarimatika pada mata pelajaran matematika
siklus II belum mencapai target yang diinginkan. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor.
a. Masih ada siswa yang belum fokus dalam pembelajaran.
b. Siswa belum bisa mengikuti pembelajaran matematika melalui
metode jarimatika dengan baik.
c. Kemampuan siswa untuk memahami materi dan metode jarimatika
juga belum maksimal, sehingga guru harus mengulang-ulang
materi.
80
d. Materi pada siklus kedua lebih sulit dibandingkan dengan materi
pada siklus I.
4. Hasil Penelitian Siklus III
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III
dilaksanakan pada tanggal 21 November 2014 di kelas IIIB dengan
jumlah 30 siswa.
a. Lembar Pengamatan Guru
Ketika pembelajaran peneliti mengamati kemampuan guru
dalam beberapa aspek. (lihat data pada lampiran ke -10). Berikut
adalah hasil pengamatan yang diperoleh.
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Jarimatika siklus III
No. Kemampuan guru dalam
mengajar
Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 Persiapan guru dalam
mengajar
- - 1 5% 4 20%
2 Kemampuan guru dalam
menguasai kelas
- - - - 3 15%
3 Kemampuan guru dalam
membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi
mengenai jarimatika
- - 1 5% 3 15%
4 Ketepatan guru
menggunakan metode
jarimatika dalam
pembelajaran
- - - - 4 20%
5 Kemampuan guru dalam
menutup pelajaran
- - 1 5% 3 15%
Jumlah 0 0 3 15% 17 85%
Keterangan:
F : frekuensi
81
Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses
pembelajaran dapat dikategorikan tinggi yaitu 85% guru dapat
menggunakan metode jarimatika pada pembelajaran matematika
kelas III.
b. Lembar Pengamatan Siswa
Proses pembelajaran juga terdapat lembar pengamatan
siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam belajar.
(Data pada Lampiran ke-13)
Berikut presentase hasil pengamatan siswa kelas III MI
Ma’arif Mangunsari Salatiga pada pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode jarimatika.
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Jarimatika Secara Individu Siklus III
No. Nama
Siswa
Kategori
Jumlah
Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 A - - - - 4 100%
2 B - - - - 4 100%
3 C - - - - 4 100%
4 D - - 3 75% 1 25%
5 E - - 4 100% - -
6 F - - 3 75% 1 25%
7 G 1 - 3 75% - -
8 H - - 4 100% - -
9 I - - 3 75% 1 25%
10 J - - 4 100% - -
11 K - - 2 50% 2 50%
12 L - - 3 75% 1 25%
13 M 1 25% 3 75% - -
14 N - - 2 50% 2 50%
15 O 2 50% 2 50% - -
16 P 1 25% 3 75% - -
17 Q 1 25% 3 75% - -
82
18 R 1 25% 3 75% - -
19 S 2 50% 2 50% - -
20 T 2 50% 2 50% - -
21 U - - 4 100% - -
22 V - - 4 100% - -
23 W - - 4 100% - -
24 X - - 1 25% 3 75%
25 Y - - 2 50% 2 50%
26 Z - - - - 3 100%
27 AA - - 2 50% 2 50%
28 BB - - - - 4 100%
29 CC - - 2 50% 2 50%
30 DD - - 1 25% 3 75%
Jumlah 11 250% 69 1725% 39 1000%
Rata-rata 1 25% 2 50% 1 25%
Keterangan :
F : frekuensi
Secara individu yang masuk kategori rendah yaitu 25%,
sedangkan yang masuk dalam kategori sedang sebanyak 50% dan
yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 50%. Hal ini
menunjukan bahwa sudah dapat menggunakan metode jarimatika
pada operasi pembagian.
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus III
No. Aspek yang Diamati Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 Memahami angka
lambangbilangan
- - 19 63% 11 37%
2 Mengenal konsep
operasi hitung
- - 21 70% 9 30%
3 Mengenal lambang
bilangan dalam
jarimatika
3 10% 13 43% 14 47%
4 Dapat menggunakan
jarimatika dalam
menghitung
8 27% 16 53% 6 20%
Rata-rata 9% 57% 34%
Keterangan:
F : frekuensi
83
Berdasarkan lembar pengamatan tersebut menunjukan
bahwa siswa sudah cukup bisa dalam mengikuti pembelajaran
matematika dengan metode jarimatika. Terbukti secara klasikal 9%
siswa masih dalam kategori rendah, 57% siswa dalam kategori
sedang dan 34% siswa dalam kategori tinggi.
c. Lembar Hasil Tes
Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam pembelajaran pada siklus ini ada dua yaitu pre-test dan post
test. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Ketuntasan
Kriteria Minimal (KKM) yaitu 70. Berdasarkan hasil pre test dan
post test diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.13 Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus III
No. Nama Nilai
Pre-test Postest
1. A 90 100
2. B 80 100
3. C 80 90
4. D 80 80
5. E 70 80
6. F 60 80
7. G 60 70
8. H 60 80
9. I 70 90
10. J 70 80
11. K 80 80
12. L 60 100
13. M 50 60
14. N 80 90
15. O 40 70
16. P 60 70
17. Q 60 70
18. R 50 60
19. S 60 60
84
20. T 50 50
21. U 60 70
22. V 60 70
23. W 60 80
24. X 90 90
25. Y 80 90
26. Z 90 100
27. AA 60 90
28. BB 80 100
29. CC 60 70
30. DD 60 90
Jumlah 2010 2410
Nilai Rata-rata 67 80,3
Jumlah siswa yang tuntas 13 siswa/43% 26 siswa/87%
Peningkatan yang terjadi 13 siswa/ 43%
Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan nilai
pre test dan post test menunjukan peningkatan yang sangat
memuaskan. Berdasarkan nilai pre test 13 siswa yang mencapai
nilai KKM yang ditetapkan, dan nilai post test mengalami
peningkatan 43% yaitu terdapat 26 siswa yang mencapai nilai
KKM. Maka pada siklus ini telah mencapai target yaitu 87% siswa
telah mencapai KKM yang ditetapkan, dengan rata-rata kelas 80,3.
B. Pembahasan
1. Siklus I
Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus I ini dapat
diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan.
Hasil pre-test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM
sebanyak 8 siswa atau 27% dengan rata-rata kelas 55. Sedangkan hasil
post test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM
85
sebanyak 16 siswa atau 53% dengan rata-rata kelas 71,3. Maka dapat
diketahui bahwa peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM
dari pre test ke post test sebanyak 8 siswa atau 28%. Namun demikian,
masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa atau 47%. Oleh
karena itu, perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
2. Siklus II
Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus II ini dapat
diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan.
Hasil pre test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM
sebanyak 11 siswa atau 37%, dengan rata-rata kelas 50,7. Sedangkan
hasil post test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM
sebanyak 21 siswa atau 70% dengan rata-rata kelas 73,7. Berdasarkan
data diatas dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah siswa yang
dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 10 siswa atau
33%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak
9 siswa atau 30%. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
3. Siklus III
Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus III ini dapat
diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan.
Hasil pre test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM
sebanyak 13 siswa atau 43%, dengan rata-rata kelas 67. Sedangkan
86
hasil post test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM
sebanyak 26 siswa atau 87% dengan rata-rata kelas 80,3. Berdasarkan
data diatas dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah siswa yang
dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 13 siswa atau
43%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak
4 siswa atau 13%. Maka telah tercapai target yang diinginkan yaitu
80% siswa dapat mencapai nilai KKM.
4. Data peningkatan Hasil Belajar Siswa yang Mencapai KKM per
siklus
Data ini diperoleh dari hasil belajar siswa pada siklus I, II dan III.
Tabel 4.14 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per
Siklus
Kegiatan Pre test Postest Peningkatan
Siklus I 8 siswa/27% 16 siswa/53% 8 siswa/28%
Siklus II 11 siswa/37% 21 siswa/70% 10 siswa/33%
Siklus III 13siswa/43% 26 siswa/87% 13siswa/43%
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Persiklus
0%
50%
100%
siklus Isiklus II
siklus III
siklus I siklus II siklus III
Pretest 27% 37% 43%
Postest 53% 70% 87%
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode jarimatika
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIIB MI Ma’arif
Mangunsari Salatiga pada mata pelajaran matematika materi menghitung
pembagian. Hal tersebut ditandai dengan ketercapaian indikator
keberhasilan penelitian tindakan kelas yang telah ditetapkan. Siklus I, dari
30 siswa ada 16 siswa yang tuntas (53%). Siklus II, dari 30 siswa ada 21
siswa yang tuntas (70%). Sedangkan siklus III dari 30 siswa ada 26 siswa
yang tuntas (87%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh, maka
terdapat beberapa saran diantaranya:
1. Bagi Siswa
Siswa harus lebih memperhatikan dan giat berlatih berhitung
dengan jarimatika di luar jam mata pelajaran tanpa meninggalkan
konsep-konsep dasar berhitung.
2. Bagi Guru
Setelah diterapkan metode jarimatika pada kelas IIIB dalam
menghitung pembagian maka guru dapat menggunakan metode
88
jarimatika ini untuk mengajar operasi hitung dasar lainya seperti
perkalian, menghitung bilangan kuadrat, pengurangan maupun
penjumlahan.
3. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah memberikan sarana untuk meningkatkan
keterampilan menghitung menggunakan jarimatika yaitu berupa buku-
buku penunjang untuk membantu siswa dalam berhitung.
89
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Trivia. 2013. Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika. Jakarta:
Lingkar Media.
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1 – Juz 30.
Jakarta: Pustaka Amani.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2004. Kurikulum 2004
Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen
Agama RI.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka
Cipta.
Holland, Roy. 1983. Kamus Matematika. Jakarta: Erlangga.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwigatama. 2010. Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas Edisi Kedua. Jakarta: Indeks.
Marsudi Raharjo dkk. 2009. Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian Dan
Pembagian Bilangan Cacah Di SD. Jakarta: Depdiknas.
Mustaqim. 2001. Psikologi Pendidikan. Semarang: Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang.
Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Panduan Lengkap Jarimatika. Jogjakarta:
Diva Press.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan
Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rusyan Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remadja Karya Offset.
Saleh, Andri. 2009. Kamus Visual Matematika. Jakarta: PT. Multazam
Media Utama.
Sams, Rosma Hartini. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Teras.
Simanjuntak, Linawati dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika . Jakarta:
Rineka Cipta.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
90
Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta:
Indonesia Cerdas.
Sudjana, Nana. 1988. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung:
Sinar Baru.
______. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Suwartono dan Hum. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.
Wulandani, Septi Peni. 2008. Jarimatika Perkalian dan Pembagian.
Jakarta: Kawan Pustaka.
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Siklus I
Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III B/I
Alokasi Waktu :2 × 35 menit
A. Standar Kompetensi
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar
Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian
bilangan tiga angka.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
- Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi.
- Mengingat fakta dasar pembagian.
- Melakukan pembagian dua angka dengan satu angka dibawah 100.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan
pembagi.
2. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan
yang dibagi.
3. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui hasil
bagi.
Lampiran ke - 1
4. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan mampu
mengingat fakta dasar pembagian.
5. Setelah berlatih mengerjakan soal-soal, siswa dapat berhitung cepat
dalam pembagian di bawah 100.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan
1. Percaya diri
2. Tanggung jawab
3. Kreatif
4. Disiplin
F. Materi Ajar
Pembagian Dua Angka dengan Satu Angka
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Jarimatika
4. Penugasan
= 12 kelereng
12 kelereng dibagi ( : ) menjadi 4 dibutuhkan berapa
kotak agar bisa terbagi sama rata.?
Kotak 1 kotak 2 kotak 3
H. Kegiatan Pembelajaran
d. Kegiatan Awal
7) Salam
8) Absensi
9) Apersepsi
10) Guru menjelaskan pembagian dengan konsep dasar.
Yaitu dengan memberikan contoh soal dan pengerjaannya.
Contoh :
16 : 4 = 16 – 4 – 4 – 4 – 4 = 0
Berarti pegurangannya sampai empat kali maka. 16 : 4 hasilnya
adalah 4
11) Siswa mengerjakan Pre Tes
e. Kegiatan Inti
8) Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu
melakukan yel-yel jarimatika sebagai berikut
“jari dan jempol tangan digoyang”
“jari dan jempol kaki digoyang”
“jari dan jempol kepala di goyang”
“Jari dan jempol pensil di genggam”
“jarimatika… oke deh…”
9) Guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di dalam
jarimatika. Awali dengan tangan kanan yang menunjukan
sebagai bilangan pembagi 1 – 9, dan tangan kiri menunjukan
hasil bagi 1 – 9.
10) Ajak siswa untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang
menunjukan angka-angka itu.
11) Melakukan operasi pembagian.
12) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal yang belum dipahami
13) Siswa mengerjakan Post Tes
f. Kegiatan Akhir
4) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
5) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri
pelajaran.
6) Guru mengucapakan salam.
I. Sumber Belajar
- Buku Paket Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
kelas 3, Tri dayat dkk. halaman 29-30.
- Buku Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, Trivia Astuti
halaman 100-101.
J. Evaluasi
Teknik : tes tertulis
Bentuk soal : instrument
Kerjakan soal dibawah ini!
I. Soal Pre Test
Kerjakan soal di bawah ini!
1. 36 : 6 = …
2. 54 : 9 = …
3. 56 : 7 = …
4. 18 : 3 = …
5. 63 : 9 = …
6. 49 : 7 = …
7. 24 : 6 = …
8. 27 : 9 = …
9. 32 : 4 = …
10. 56 : 8 = …
II. Soal Post Test
Kerjakan soal di bawah ini!
1. 81 : 9 = …
2. 63 : 7 = …
3. 42 : 7 = …
4. 24 : 3 = …
5. 28 : 4 = …
6. 36 : 9 = …
7. 48 : 6 = …
8. 72 : 8 = …
9. 63 : 9 = …
10. 42 : 6 = …
KUNCI JAWABAN
I. Pre Test
1. 36 : 6 = 6
2. 54 : 9 = 6
3. 56 : 7 = 8
4. 18 : 3 = 6
5. 63 : 9 = 7
6. 49 : 7 = 7
7. 24 : 6 = 4
8. 27 : 9 = 3
9. 32 : 4 = 8
10. 56 : 8 = 7
II. Post Test
1. 81 : 9 = 9
a. Tangan kanan menunjukkan angka 9 (jari telunjuk, tengah,
manis, dan jari kelingking dibuka)
b. Bilangan yang dibagi adalah 81, satuan yang diambil
adalah 1. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang
ditutup yaitu 1. 1 : 1 = 1.
c. Tutup satu jari pada tangan kiri (jari jempol ditutup).
2. 63 : 7 = 9
a. Tangan kanan menunjukkan angka 7 (jari telunjuk dan jari
tengah dibuka).
b. Bilangan yang dibagi adalah 63, ambil satuannya yaitu 3.
Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu
3. 3:3 =1
c. Tutup satu jari pada tangan kiri (jari jempol ditutup).
3. 42 : 7 = 6
a. Tangan kanan menunjukkan angka 7 (jari telunjuk dan jari
tengah dibuka).
b. Bilangan yang dibagi adalah 42, ambil satuannya yaitu 2.
Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu
3. Karena 2 tidak bisa dibagi dengan 3 maka tambahkan 10,
jadinya 10 + 2 = 12 kemudian 12 : 3 = 4.
c. Tutup empat jari pada tangan kiri (jari jempol, telunjuk,
tengah dan jari manis ditutup).
4. 24 : 3 = 8
a. Tangan kanan menunjukkan angka 3 (jari telunjuk, jari
tengah dan jari manis dibuka)
b. Bilangan yang dibagi adalah 24, ambil satuannya yaitu 4.
Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu
2. 4 : 2 = 2.
c. Tutup dua jari pada tangan kiri ( jari jempol, dan telunjuk
ditutup).
5. 28 : 4 = 7
a. Tangan kanan menunjukkan angka 4 (jari telunjuk, tengah,
manis, dan jari kelingking dibuka)
b. Bilangan yang dibagi adalah 28, satuan yang diambil
adalah 8. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang
ditutup yaitu 1. 8 : 1 = 8.
c. Tutup tiga jari pada tangan kiri. (jari jempol, telunjuk dan
jari tengah ditutup).
6. 36 : 9 = 4
a. Tangan kanan menunjukkan angka 9 (jari telunjuk, tengah,
manis, dan jari kelingking dibuka)
b. Bilangan yang dibagi adalah 36, satuan yang diambil
adalah 6. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang
ditutup yaitu 1. 6 : 1 = 6.
c. Tutup satu jari pada tangan kiri (jari jempol ditutup).
7. 48 : 6 = 8
a. Tangan kanan menunjukkan angka 6 (jari telunjuk dibuka).
b. Bilangan yang dibagi adalah 48, ambil satuannya yaitu 8.
Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu
4. 8 : 4 = 2.
c. Tutup dua jari pada tangan kiri (jari jempol dan jari
telunjuk ditutup).
8. 72 : 8 = 9
a. Tangan kanan menunjukkan angka 8 (jari telunjuk, jari
tengah, dan jari manis dibuka).
b. Bilangan yang dibagi adalah 72, ambil satuannya yaitu 2.
Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu
2. 2:2 =1
c. Tutup satu jari pada tangan kiri (jari jempol ditutup).
9. 63 : 9 = 7
a. Tangan kanan menunjukkan angka 9 (jari telunjuk, jari
tengah, jari manis dan jari kelingking dibuka).
b. Bilangan yang dibagi adalah 63, ambil satuannya yaitu 3.
Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu
1. 3:1 =3
c. Tutup tiga jari pada tangan kiri (jari jempol, telunjuk dan
jari tengah ditutup).
10. 42 : 6 = 7
a. Tangan kanan menunjukkan angka 6 (jari telunjuk dibuka).
b. Bilangan yang dibagi adalah 42, ambil satuannya yaitu 2.
Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu
4. Karena 2 tidak bisa dibagi dengan 4 maka tambahkan 10,
jadinya 10 + 2 = 12 kemudian 12:4 = 3.
c. Tutup tiga jari pada tangan kiri (jari jempol, telunjuk dan
tengah ditutup).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Siklus II
Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III B/I
Alokasi Waktu :2 × 35 menit
A. Standar Kompetensi
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar
- Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
- Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi.
- Mengingat fakta dasar pembagian.
- Melakukan pembagian tiga angka dengan satu angka dibawah 500.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan
pembagi.
2. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan
yang dibagi.
3. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui hasil
bagi.
Lampiran ke - 2
4. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan mampu
mengingat fakta dasar pembagian.
5. Setelah berlatih mengerjakan soal-soal, siswa dapat berhitung cepat
dalam pembagian di bawah 500.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan
1. Percaya diri
2. Tanggung jawab
3. Kreatif
4. Disiplin
F. Materi Ajar
Pembagian Tiga Angka dengan Satu Angka
Seorang pedagang apel sedang menata dagangannya. Setelah dihitung,
apel yang ada sebanyak 180 buah. Pedagang itu kemudian membagi apel
tersebut dan memasukannya ke dalam 3 keranjang. Tiap keranjang berisi
sama banyak. Berapa isi tiap keranjang? Cerita di atas dapat diselesaikan
dengan cara membagi 180 dengan 3, maka 180 : 3 = 60. Jadi, tiap
keranjang berisi 60 buah apel. Berikut ini akan dijelaskan beberapa cara
menghitung pembagian.
1. Menyelesaikan Pembagian dengan cara Bersusun Panjang dan
Bersusun Pendek
a. Cara Bersusun Panjang
Perhatikan contoh berikut:
b. Cara Bersusun Pendek
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Jarimatika
5. Penugasan
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Salam
b. Absensi
c. Apersepsi
d. Guru mengingatkan pembagian dengan konsep dasar.
e. Siswa mengerjakan Pre Tes
2. Kegiatan Inti
a. Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu melakukan
yel-yel jarimatika sebagai berikut
“jari dan jempol tangan digoyang”
“jari dan jempol kaki digoyang”
“jari dan jempol kepala di goyang”
“Jari dan jempol pensil di genggam”
“jarimatika… oke deh…”
b. Guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di dalam
jarimatika. Awali dengan tangan kanan yang menunjukan sebagai
bilangan pembagi 1 – 9, dan tangan kiri menunjukan hasil bagi 10
– 90.
c. Ajak siswa untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang
menunjukan angka-angka itu.
d. Melakukan operasi pembagian.
e. Guru meminta siswa mengerjakan contoh soal secara
berkelompok.
f. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal
yang belum dipahami.
g. Siswa mengerjakan Post Tes
3. Kegiatan Akhir
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
2) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri
pelajaran.
3) Guru mengucapakan salam.
I. Sumber Belajar
- Buku Paket Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
kelas 3, Tri dayat dkk. halaman .
- Buku Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, Trivia Astuti
halaman 97.
J. Evaluasi
Teknik : tes tertulis
Bentuk soal : instrument
Kerjakan soal dibawah ini!
I. Soal Pre Test
Kerjakan soal di bawah ini!
1. 365 : 5 = …
2. 198 : 9 = …
3. 336 : 6 = …
4. 292 : 4 = …
5. 165 : 3 = …
6. 168 : 8 = …
7. 246 : 6 = …
8. 256 : 4 = …
9. 104 : 4 = …
10. 147 : 7 = …
II. Soal Post Test
Kerjakan soal di bawah ini!
1. 276 : 3 = …
2. 426 : 6 = …
3. 328 : 4 = …
4. 264 : 4 = …
5. 279 : 9 = …
6. 288 : 9= …
7. 496 : 8 = …
8. 366 : 6 = …
9. 192 : 3 = …
10. 497 : 7 = …
KUNCI JAWABAN
I. Pre Test
1. 365 : 5 = 73
2. 198 : 9 = 22
3. 336 : 6 = 56
4. 292 : 4 = 73
5. 165 : 3 = 55
6. 168 : 8 = 21
7. 246 : 6 = 41
8. 256 : 4 = 64
9. 104 : 4 = 26
10. 147 : 7 = 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Siklus III
Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III B/I
Alokasi Waktu :2 × 35 menit
A. Standar Kompetensi
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
- Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
- Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi.
- Mengingat fakta dasar pembagian.
- Melakukan pembagian tiga angka dibawah 1000 dengan satu angka.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan
pembagi.
2. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan
yang dibagi.
3. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui hasil
bagi.
Lampiran ke - 3
4. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan mampu
mengingat fakta dasar pembagian.
5. Setelah berlatih mengerjakan soal-soal, siswa dapat berhitung cepat
dalam pembagian di bawah 500.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan
1. Percaya diri
2. Tanggung jawab
3. Kreatif
4. Disiplin
F. Materi Ajar
Pembagian Tiga Angka dengan Satu Angka
Seorang pedagang apel sedang menata dagangannya. Setelah dihitung,
apel yang ada sebanyak 180 buah. Pedagang itu kemudian membagi apel
tersebut dan memasukannya ke dalam 3 keranjang. Tiap keranjang berisi
sama banyak. Berapa isi tiap keranjang? Cerita di atas dapat diselesaikan
dengan cara membagi 180 dengan 3, maka 180 : 3 = 60. Jadi, tiap
keranjang berisi 60 buah apel. Berikut ini akan dijelaskan beberapa cara
menghitung pembagian.
1. Menyelesaikan Pembagian dengan cara Bersusun Panjang dan
Bersusun Pendek
a. Cara Bersusun Panjang
Perhatikan contoh berikut:
b. Cara Bersusun Pendek
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
4. Jarimatika
5. Penugasan
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Salam
b. Absensi
c. Apersepsi
d. Guru mengingatkan pembagian dengan konsep dasar.
e. Siswa mengerjakan Pre Tes
2. Kegiatan Inti
a. Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu melakukan
yel-yel jarimatika sebagai berikut:
“jari dan jempol tangan digoyang”
“jari dan jempol kaki digoyang”
“jari dan jempol kepala di goyang”
“Jari dan jempol pensil di genggam”
“jarimatika… oke deh…”
b. Guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di dalam
jarimatika. Awali dengan tangan kanan yang menunjukan sebagai
bilangan pembagi 1 – 9, dan tangan kiri menunjukan hasil bagi 10
– 90.
c. Ajak siswa untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang
menunjukan angka-angka tersebut.
d. Melakukan operasi pembagian.
e. Guru meminta siswa mengerjakan contoh soal secara
berkelompok.
f. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal
yang belum dipahami.
g. Siswa mengerjakan Post Tes
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
b. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri
pelajaran.
c. Guru mengucapakan salam.
I. Sumber Belajar
- Buku Paket Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
kelas 3, Tri dayat dkk. halaman .
- Buku Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, Trivia Astuti
halaman 97.
J. Evaluasi
Teknik : tes tertulis
Bentuk soal : instrument
Kerjakan soal dibawah ini!
I. Soal Pre Test
Kerjakan soal di bawah ini!
1. 552 : 4 = …
2. 729 : 9 = …
3. 696 : 6 = …
4. 728 : 8 = …
5. 666 : 9 = …
6. 516 : 4 = …
7. 672 : 4 = …
8. 812 : 7 = …
9. 749 : 7 = …
10. 702 : 6 = …
II. Soal Post Test
Kerjakan soal di bawah ini!
1. 669 : 3 = …
2. 993 : 3 = …
3. 812 : 7 = …
4. 702 : 6 = …
5. 564 : 4 = …
6. 549 : 9 = …
7. 696 : 3 = …
8. 568 : 8 = …
9. 604 : 4 = …
10. 844 : 4 = …
KUNCI JAWABAN
I. Pre Test
1. 552 : 4 = 138
2. 729 : 9 = 81
3. 696 : 6 =116
4. 728 : 8 = 91
5. 666 : 9 = 74
6. 516 : 4 = 129
7. 672 : 4 = 168
8. 812 : 7 = 116
9. 749 : 7 = 107
10. 702 : 6 = 117
II. Post Test
1. 669 : 3 = 223
2. 993 : 3 = 331
3. 812 : 7 = 116
4. 702 : 6 = 117
5. 564 : 4 = 141
6. 549 : 9 = 61
Lampiran ke - 4
DAFTAR NILAI PRA- SIKLUS
No . Nama Nilai
1. A 70
2. B 80
3. C 70
4. D 60
5. E 50
6. F 50
7. G 40
8. H 50
9. I 60
10. J 40
11. K 50
12. L 80
13. M 30
14. N 60
15. O 60
16. P 50
17. Q 60
18. R 30
19. S 60
20. T 40
21. U 50
22. V 50
23. W 60
24. X 80
25. Y 70
26. Z 80
27. AA 60
28. BB 80
29. CC 50
30. DD 40
Lampiran ke - 5
DAFTAR NILAI SIKLUS 1
No. Nama Nilai Rata-rata
Pre-test Pos-test
1. A 50 90 70
2. B 90 100 95
3. C 80 70 75
4. D 60 60 60
5. E 50 60 55
6. F 50 60 55
7. G 40 50 45
8. H 50 40 45
9. I 70 80 75
10. J 40 60 50
11. K 50 90 70
12. L 80 100 90
13. M 30 50 40
14. N 60 80 70
15. O 50 60 55
16. P 50 80 65
17. Q 60 50 55
18. R 30 60 45
19. S 30 40 35
20. T 20 50 35
21. U 50 60 55
22. V 50 60 55
23. W 60 80 70
24. X 80 80 80
25. Y 70 100 85
26. Z 80 100 85
27. AA 60 90 75
28. BB 90 90 90
29. CC 30 70 50
30. DD 40 80 60
Lampiran ke - 6
DAFTAR NILAI SIKLUS 2
No. Nama Nilai Rata-rata
Pre-test Pos-test
1. A 70 100 85
2. B 80 100 90
3. C 60 80 70
4. D 70 80 75
5. E 70 70 70
6. F 30 70 50
7. G 50 70 65
8. H 30 70 50
9. I 60 80 70
10. J 30 70 50
11. K 50 80 65
12. L 80 90 85
13. M 30 60 45
14. N 60 80 70
15. O 20 50 35
16. P 70 60 65
17. Q 30 60 45
18. R 20 50 35
19. S 20 60 40
20. T 20 60 40
21. U 40 60 55
22. V 40 60 55
23. W 20 70 45
24. X 70 70 70
25. Y 50 90 70
26. Z 80 90 85
27. AA 50 70 65
28. BB 80 100 90
29. CC 70 80 75
30. DD 70 80 75
Lampiran ke - 7
DAFTAR NILAI SIKLUS 3
No. Nama Nilai Rata-rata
Pre-test Post test
1. A 90 100 95
2. B 80 100 90
3. C 80 90 85
4. D 80 80 80
5. E 70 80 75
6. F 60 80 70
7. G 60 70 65
8. H 60 80 70
9. I 70 90 80
10. J 70 80 75
11. K 80 80 80
12. L 60 100 80
13. M 50 60 55
14. N 80 90 70
15. O 40 70 55
16. P 60 70 65
17. Q 60 70 65
18. R 50 60 55
19. S 60 60 60
20. T 50 50 50
21. U 60 70 65
22. V 60 70 65
23. W 60 80 70
24. X 90 90 90
25. Y 80 90 85
26. Z 90 100 95
27. AA 60 90 75
28. BB 80 100 90
29. CC 60 70 65
30. DD 60 90 75
Lampiran ke – 8
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode
Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Siklus I
Nama Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III/ I
Hari/ Tanggal : Rabu, 19 November 2014
No. Keterampilan/ kemampuan guru dalam mengajar Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajran
b. Menyiapkan silabus
c. Menyiapkan absensi
d. Menyiapkan lembar observasi
e. Penguasaan terhadap materi pembagian dengan metode
jarimatika
V
V
V
V
V
2 Kemampuan guru dalam menguasai kelas a. Siswa memperhatikan ketika pembelajran matematika
b. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
c. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
V
V
V
3 Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi mengenai jarimatika a. Salam pembuka
b. Memotivasi siswa
c. Menarik perhatian siswa
d. Mendeskripsikan awal pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari
V
V
V
V
4 Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam
pembelajaran a. Guru paham mengenai penggunaan metode jarimatika
dalam pembelajaran matematika
b. Guru mampu menggunakan jarimatika operasi
pembagian dalam pembelajaran matematika
c. Guru mampu mendemonstrasikan formasi jari tangan
pada jarimatika.
d. Guru dapat membedakan penggunaan jarimatika dalam
pembelajaran matematika
V
V
V
V
5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran a. Kesimpulan pembelajaran
b. Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi
c. Memberikan tidak lanjut
d. Salam penutup
V
V
V
V
Jumlah 1 9 9
Keterangan:
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui
Metode Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
No. Kemampuan guru dalam mengajar Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 Persiapan guru dalam mengajar
- - 2 10% 3 15%
2 Kemampuan guru dalam menguasai
kelas
1 5% 2 10% - -
3 Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran dan melakukan apersepsi
mengenai jarimatika
- - 1 5% 3 15%
4 Ketepatan guru menggunakan
metode jarimatika dalam
pembelajaran
- - 2 10% 2 10%
5 Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
- - 3 15% 1 5%
Jumlah 1 5% 10 50% 8 45%
Keterangan:
F : frekuensi
Lampiran ke – 9
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode
Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Siklus II
Nama Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III/ I
Hari/ Tanggal : Kamis, 20 November 2014
No. Keterampilan/ kemampuan guru dalam mengajar Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar f. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajran
g. Menyiapkan silabus
h. Menyiapkan absensi
i. Menyiapkan lembar observasi
j. Penguasaan terhadap materi pembagian dengan metode
jarimatika
V
V
V
V
V
2 Kemampuan guru dalam menguasai kelas d. Siswa memperhatikan ketika pembelajran matematika
e. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
f. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
V
V
V
3 Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi mengenai jarimatika e. Salam pembuka
f. Memotivasi siswa
g. Menarik perhatian siswa
h. Mendeskripsikan awal pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari
V
V
V
V
4 Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam
pembelajaran e. Guru paham mengenai penggunaan metode jarimatika
dalam pembelajaran matematika
f. Guru mampu menggunakan jarimatika operasi
pembagian dalam pembelajaran matematika
g. Guru mampu mendemonstrasikan formasi jari tangan
pada jarimatika.
h. Guru dapat membedakan penggunaan jarimatika dalam
pembelajaran matematika
V
V
V
V
5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran e. Kesimpulan pembelajaran
f. Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi
g. Memberikan tidak lanjut
h. Salam penutup
V
V
V
V
Jumlah
Keterangan:
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui
Metode Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
No. Kemampuan guru dalam mengajar Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 Persiapan guru dalam mengajar
- - 2 10% 3 15%
2 Kemampuan guru dalam menguasai
kelas
- - 3 15% - -
3 Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran dan melakukan apersepsi
mengenai jarimatika
2 10% - - 2 10%
4 Ketepatan guru menggunakan
metode jarimatika dalam
pembelajaran
- - 4 20% - -
5 Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
- - 2 10% 2 10%
Jumlah 2 10% 11 55% 7 35%
Keterangan :
F : frekuensi
Lampiran ke – 10
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode
Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Siklus III
Nama Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III/ I
Hari/ Tanggal : Jum’at, 21 November 2014
No. Keterampilan/ kemampuan guru dalam mengajar Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar k. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajran
l. Menyiapkan silabus
m. Menyiapkan absensi
n. Menyiapkan lembar observasi
o. Penguasaan terhadap materi pembagian dengan metode
jarimatika
V
V
V
V
V
2 Kemampuan guru dalam menguasai kelas g. Siswa memperhatikan ketika pembelajaran matematika
h. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
i. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
V
V
V
3 Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi mengenai jarimatika i. Salam pembuka
j. Memotivasi siswa
k. Menarik perhatian siswa
l. Mendeskripsikan awal pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari
V
V
V
V
4 Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam
pembelajaran i. Guru paham mengenai penggunaan metode jarimatika
dalam pembelajaran matematika
j. Guru mampu mendemonstrasikan formasi jari tangan
pada jarimatika.
k. Guru mampu menggunakan jarimatika operasi
pembagian dalam pembelajaran matematika
l. Guru dapat membedakan penggunaan jarimatika dalam
pembelajaran matematika
V
V
V
V
5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran i. Kesimpulan pembelajaran
j. Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi
k. Memberikan tidak lanjut
l. Salam penutup
V
V
V
V
Jumlah 0 3 17
Keterangan:
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui
Metode Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
No. Kemampuan guru dalam mengajar Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 Persiapan guru dalam mengajar
- - 1 5% 4 20%
2 Kemampuan guru dalam menguasai
kelas
- - - - 3 15%
3 Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran dan melakukan apersepsi
mengenai jarimatika
- - 1 5% 3 15%
4 Ketepatan guru menggunakan
metode jarimatika dalam
pembelajaran
- - - - 4 20%
5 Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
- - 1 5% 3 15%
Jumlah 0 0 3 15% 17 85%
Keterangan :
F : frekuensi
Lampiran ke – 11
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui
Metode Jarimatika Siklus I Nama Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III / I
Hari / Tanggal : Rabu, 19 November 2014
No
Nama Siswa
Aspek yang Diamati
JML Memaham
i bilangan
pembagi,
bilangan
yang
dibagi dan
hasil bagi
Mengenal
konsep
operasi
hitung
Mengenalla
mbang
bilangan
dalam
jarimatika
Dapat
menggunak
an
jarimatika
dalam
menghitung
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Ahmad Ramadhan N √ √ √ √ 7
2 Ahmad Dava W √ √ √ √ 12
3 Arifin Najwa A √ √ √ √ 7
4 Denis Darmawan √ √ √ √ 6
5 Farhan Pratama √ √ √ √ 4
6 Fredie Surya Susila √ √ √ √ 4
7 Galuh Surya T √ √ √ √ 4
8 Gibran Ahmad A √ √ √ √ 4
9 Isniatun Khasanah √ √ √ √ 8
10 Isna Auladina S √ √ √ √ 4
11 Indris Septiani R √ √ √ √ 6
12 M. Habibul Khaliq √ √ √ √ 12
13 Muna Salma M √ √ √ √ 4
14 M. Khuzni Anwar F √ √ √ √ 8
15 M. Raditya Agra √ √ √ √ 4
16 M. Ibnu Syaputra √ √ √ √ 6
17 Nisrina Cahya N √ √ √ √ 5
18 Nita Erlina √ √ √ √ 4
19 Netanya Destia Putri √ √ √ √ 4
20 Naisya Arimbi √ √ √ √ 4
21 Najmudin Al-Thof √ √ √ √ 4
22 Rafika Zaki Ningrum √ √ √ √ 4
23 Regad Dwi L √ √ √ √ 6
24 Rehandika Bakti N √ √ √ √ 10
25 Ryan Dwi Syaputra √ √ √ √ 9
26 Salma Azzahra √ √ √ √ 10
27 Vina Nikmatussania √ √ √ √ 7
28 Velistya Bunga R.P √ √ √ √ 12
29 Zahra Oktaviana √ √ √ √ 6
30 Renata Amelia √ √ √ √ 6
Jumlah 18 7 5 20 6 4 16 11 3 14 9 7 191 Keterangan:
1: rendah 2 : sedang 3 : tinggi
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Individu Siklus I
Keterangan:
0,0 – 1,99 : Sangat Rendah Rumus:
2,0 – 3, 39 : Rendah
4,0 –5,99 : Sedang
6, 0 –7,99 : Kuat
8,0 – 10,0 : Sangat Kuat 191
30x100 = 6,37
No. Nama Siswa Kategori
Jumlah
Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
31. A 1 25% 3 75% - -
32. B - - - - 4 100%
33. C 1 25% 3 75% - -
34. D 2 50% 2 50% - -
35. E 4 100% - - - -
36. F 4 100% - - - -
37. G 4 100% - - - -
38. H 4 100% - - - -
39. I - - 4 100% - -
40. J 4 100% - - - -
41. K 3 75% - - 1 25%
42. L - - - - 4 100%
43. M 4 100% - - - -
44. N - - 4 100% - -
45. O 4 100% - - - -
46. P 2 50% 2 50% - -
47. Q 3 75% 1 25% - -
48. R 4 100% - - - -
49. S 4 100% - - - -
50. T 4 100% - - - -
51. U 4 100% - - - -
52. V 4 100% - - - -
53. W 2 50% 2 50% - -
54. X - - 2 50% 2 50%
55. Y - - 3 75% 1 25%
56. Z - - 2 50% 2 50%
57. AA 2 50% 1 25% 1 25%
58. BB - - - - 4 100%
59. CC 4 100% - - - -
60. DD 4 100% - - - -
Jumlah 72 1800% 29 725% 19 475%
Rata-rata 2 50% 1 25% 1 25%
𝑃𝐹
𝑁× 100%
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus I
No. Aspek yang Diamati Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 Memahami angka
lambangbilangan
18 60% 7 23% 5 17%
2 Mengenal konsep operasi
hitung
20 67% 6 20% 4 13%
3 Mengenal lambang bilangan
dalam jarimatika
16 53% 11 37% 3 10%
4 Dapat menggunakan jarimatika
dalam menghitung
14 47% 9 30% 7 23%
Rata-rata
Lampiran ke - 12
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui
Metode Jarimatika Siklus II
Nama Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III / I
Hari / Tanggal : Kamis, 20 November 2014
No
Nama Siswa
Aspek yang Diamati
Jum
lh
Memahami
bilangan
pembagi,
bilangan
yang dibagi
dan hasil
bagi
Mengenal
konsep
operasi
hitung
Mengenalla
mbang
bilangan
dalam
jarimatika
Dapat
menggunak
an
jarimatika
dalam
menghitung
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Ahmad Ramadhan N √ √ √ √ 10
2 Ahmad Dava W √ √ √ √ 12
3 Arifin Najwa A √ √ √ √ 8
4 Denis Darmawan √ √ √ √ 8
5 Farhan Pratama √ √ √ √ 7
6 Fredie Surya Susila √ √ √ √ 6
7 Galuh Surya T √ √ √ √ 5
8 Gibran Ahmad A √ √ √ √ 5
9 Isniatun Khasanah √ √ √ √ 8
10 Isna Auladina S √ √ √ √ 6
11 Indris Septiani R √ √ √ √ 6
12 M. Habibul Khaliq √ √ √ √ 11
13 Muna Salma M √ √ √ √ 4
14 M. Khuzni Anwar F √ √ √ √ 6
15 M. Raditya Agra √ √ √ √ 4
16 M. Ibnu Syaputra √ √ √ √ 6
17 Nisrina Cahya N √ √ √ √ 4
18 Nita Erlina √ √ √ √ 4
19 Netanya Destia Putri √ √ √ √ 5
20 Naisya Arimbi √ √ √ √ 5
21 Najmudin Al-Thof √ √ √ √ 6
22 Rafika Zaki Ningrum √ √ √ √ 6
23 Regad Dwi L √ √ √ √ 8
24 Rehandika Bakti N √ √ √ √ 10
25 Ryan Dwi Syaputra √ √ √ √ 9
26 Salma Azzahra √ √ √ √ 12
27 Vina Nikmatussania √ √ √ √ 8
28 Velistya Bunga R.P √ √ √ √ 12
29 Zahra Oktaviana √ √ √ √ 11
30 Renata Amelia √ √ √ √ 11
Jumlah 4 18 8 12 11 7 11 11 8 16 11 3 223 Keterangan:
1: rendah 2 : sedang 3 : tinggi
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Individu Siklus I
No
.
Nama Siswa Kategori
Jumlah
Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 A - - 2 50% 2 50%
2 B - - - - 4 100%
3 C - - 4 100% - -
4 D - - 4 100% - -
5 E 1 25% 3 75% - -
6 F
7 G 3 75% 1 25% - -
8 H 3 75% 1 25% - -
9 I - - 4 100% - -
10 J 2 50% 2 50% - -
11 K 2 50% 2 50% - -
12 L - - 1 25% 3 75%
13 M 4 100% - - - -
14 N 2 50% 2 50% - -
15 O 4 100% - - - -
16 P 2 50% 2 50% - -
17 Q 4 100% - - - -
18 R 4 100% - - - -
19 S 3 75% 1 50% - -
20 T 3 75% 1 50% - -
21 U 2 50% 2 50% - -
22 V 2 50% 2 50% - -
23 W - - 4 100% - -
24 X - - 2 50% 2 50%
25 Y - - 3 75% 1 25%
26 Z - - - - 4 100%
27 AA - - 4 100% - -
28 AB - - - - 4 100%
29 AC - - 1 25% 3 75%
30 AD - - 1 25% 3 75%
Jumlah 41 1025% 49 1275% 26 650%
Rata-rata 1 25% 2 50% 1 25%
Keterangan:
0,0 – 1,99 : Sangat Rendah Rumus:
2,0 – 3, 39 : Rendah
4,0 –5,99 : Sedang
6, 0 –7,99 : Kuat
8,0 – 10,0 : Sangat Kuat 223
30𝑥 100 = 7,43
𝑃𝐹
𝑁× 100%
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Klasikal Penelitian
Siklus I
No. Aspek yang Diamati Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 Memahami angka
lambangbilangan
4 14% 18 60% 8 26%
2 Mengenal konsep operasi
hitung
12 40% 11 37% 7 23%
3 Mengenal lambang bilangan
dalam jarimatika
11 37% 11 37% 8 26%
4 Dapat menggunakan jarimatika
dalam menghitung
16 53% 11 37% 3 10%
Rata-rata
Keterangan:
F: frekuensi
Lampiran ke - 13
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui
Metode Jarimatika Siklus III
Nama Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III / I
Hari / Tanggal : Jum’at, 21 November 2014
No
Nama Siswa
Aspek yang Diamati
Jumlh Memahami
bilangan
pembagi,
bilangan yang
dibagi dan
hasil bagi
Mengenal
konsep
operasi
hitung
Mengenalla
mbang
bilangan
dalam
jarimatika
Dapat
menggunakan
jarimatika
dalam
menghitung
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Ahmad Ramadhan N √ √ √ √ 12
2 Ahmad Dava W √ √ √ √ 12
3 Arifin Najwa A √ √ √ √ 12
4 Denis Darmawan √ √ √ √ 9
5 Farhan Pratama √ √ √ √ 8
6 Fredie Surya Susila √ √ √ √ 9
7 Galuh Surya T √ √ √ √ 7
8 Gibran Ahmad A √ √ √ √ 8
9 Isniatun Khasanah √ √ √ √ 9
10 Isna Auladina S √ √ √ √ 8
11 Indris Septiani R √ √ √ √ 10
12 M. Habibul Khaliq √ √ √ √ 9
13 Muna Salma M √ √ √ √ 7
14 M. Khuzni Anwar F √ √ √ √ 9
15 M. Raditya Agra √ √ √ √ 6
16 M. Ibnu Syaputra √ √ √ √ 7
17 Nisrina Cahya N √ √ √ √ 7
18 Nita Erlina √ √ √ √ 7
19 Netanya Destia Putri √ √ √ √ 6
20 Naisya Arimbi √ √ √ √ 6
21 Najmudin Al-Thof √ √ √ √ 8
22 Rafika Zaki Ningrum √ √ √ √ 8
23 Regad Dwi L √ √ √ √ 8
24 Rehandika Bakti N √ √ √ √ 11
25 Ryan Dwi Syaputra √ √ √ √ 10
26 Salma Azzahra √ √ √ √ 12
27 Vina Nikmatussania √ √ √ √ 10
28 Velistya Bunga R.P √ √ √ √ 12
29 Zahra Oktaviana √ √ √ √ 10
30 Renata Amelia √ √ √ √ 11
Jumlah 19 11 21 9 3 13 14 8 16 6 268
Keterangan:
1: rendah 2 : sedang 3 : tinggi
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Individu Siklus I
No
.
Nama Siswa Kategori
Jumla
h
Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 A - - - - 4 100%
2 B - - - - 4 100%
3 C - - - - 4 100%
4 D - - 3 75% 1 25%
5 E - - 4 100% - -
6 F - - 3 75% 1 25%
7 G 1 - 3 75% - -
8 H - - 4 100% - -
9 I - - 3 75% 1 25%
10 J - - 4 100% - -
11 K - - 2 50% 2 50%
12 L - - 3 75% 1 25%
13 M 1 25% 3 75% - -
14 N - - 2 50% 2 50%
15 O 2 50% 2 50% - -
16 P 1 25% 3 75% - -
17 Q 1 25% 3 75% - -
18 R 1 25% 3 75% - -
19 S 2 50% 2 50% - -
20 T 2 50% 2 50% - -
21 U - - 4 100% - -
22 V - - 4 100% - -
23 W - - 4 100% - -
24 X - - 1 25% 3 75%
25 Y - - 2 50% 2 50%
26 Z - - - - 3 100%
27 AA - - 2 50% 2 50%
28 BB - - - - 4 100%
29 CC - - 2 50% 2 50%
30 DD - - 1 25% 3 75%
Jumlah 11 250% 69 1725% 39 1000%
Rata-rata 1 25% 2 50% 1 25%
Keterangan:
0,0 – 1,99 : Sangat Rendah Rumus:
2,0 – 3, 39 : Rendah 268
30𝑥100 = 8,9
4,0 –5,99 : Sedang
6, 0 –7,99 : Kuat
8,0 – 10,0 : Sangat Kuat
𝑃𝐹
𝑁× 100%
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus I
No. Aspek yang Diamati Rendah Sedang Tinggi
F % F % F %
1 Memahami angka
lambangbilangan
- - 19 63% 11 37%
2 Mengenal konsep operasi hitung - - 21 70% 9 30%
3 Mengenal lambang bilangan
dalam jarimatika
3 10
%
13 43% 14 47%
4 Dapat menggunakan jarimatika
dalam menghitung
8 27
%
16 53% 6 20%
Lampiran ke – 14
Soal Siklus I
Soal Pre-test.
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar !
1. 36 : 6 = …
2. 54 : 9 = …
3. 56 : 7 = …
4. 18 : 3 = …
5. 63 : 9 = …
6. 49 : 7 = …
7. 24 : 6 = …
8. 27 : 9 = …
9. 32 : 4 = …
10. 56 : 8 = …
Soal Postest
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar !
1. 81 : 9 = …
2. 63 : 7 = …
3. 42 : 7 = …
4. 24 : 3 = …
5. 28 : 4 = …
6. 36 : 9 = …
7. 48 : 6 = …
8. 72 : 8 = …
9. 63 : 9 = …
10. 42 : 6 = …
Lampiran ke – 15
Soal Siklus II
Soal Pre-test
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar !
1. 365 : 5 = …
2. 198 : 9 = …
3. 336 : 6 = …
4. 292 : 4 = …
5. 165 : 3 = …
6. 168 : 8 = …
7. 246 : 6 = …
8. 256 : 4 = …
9. 104 : 4 = …
10. 147 : 7 = …
Soal Postest
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar !
1. 286 : 3 = …
2. 426 : 6 = …
3. 328 : 4 = …
4. 264 : 4 = …
5. 279 : 9 = …
6. 288 : 9= …
7. 496 : 8 = …
8. 366 : 6 = …
9. 192 : 3 = …
10. 497 : 7 = …
Lampiran ke – 16
Soal Siklus III
Soal Pre-test
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar !
1. 552 : 4 = …
2. 729 : 9 = …
3. 696 : 6 = …
4. 728 : 8 = …
5. 666 : 9 = …
6. 516 : 4 = …
7. 672 : 4 = …
8. 812 : 7 = …
9. 749 : 7 = …
10. 702 : 6 = …
Soal Postest
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar !
1. 669 : 3 = …
2. 993 : 3 = …
3. 812 : 7 = …
4. 702 : 6 = …
5. 564 : 4 = …
6. 549 : 9 = …
7. 696 : 3 = …
8. 568 : 8 = …
9. 604 : 4 = …
10. 844 : 4 = …
Lampiran ke - 17
Hasil Wawancara Wali Kelas IIIB
(Pra Tindakan)
Hari/ Tanggal : 15 November 2014
Subjek : Bapak Syafi’I Abthohi, S. Pd. I
Tempat : Kantor Guru
Situasi : Wawancara berlangsung pada waktu istirahat
1. Pertanyaan : Metode dan strategi apa yang biasa digunakan dalam
melaksanakan pembelajaran matematika khususnya dalam
pembelajaran berhitung?
Jawaban : Biasanya menggunakan metode bumbung susun/ poro
gapit seperti biasanya.
2. Pertanyaan : Permasalahan apa yang sering muncul dalam
pembelajaran matematika khususnya dalam materi
berhitung?
Jawaban : Biasanya anak di kelas IIIB ini cenderung rame, gojek
sendiri, tidak fokus dan ada beberapa siswa yang dalam
menerima materi pelajaran itu agak kurang, sekitar 6
siswa.
3. Pertanyaan : Bagaimana kemampuan berhitung siswa selama ini?
Jawaban : Masih sangat rendah, ya mungkin karena mereka tidak
fokus. Pokoknya dibutuhkan kesabaran, ketelitian dalam
mengajar siswa disini.
4. Pertanyaan : Bagaimana menurut Bapak jika nanti dilakukan penelitian
tentang menghitung pembagian dengan menggunakan
jarimatika?
Jawaban : Iya gak apa-apa, tidak masalah. Siapa tau itu bisa
meningkatkan hasil belajar siswa saya. Apalagi dalam
menghitung pembagian masih banyak siswa yang belum
mengerti.
Lampiran ke - 18
Catatan Lapangan Mengenai Pembelajaran Matematika melalui Metode
Jarimatika Siklus I
Hari/ tanggal : 19 November 2014
Kelas/ semester : III/ 1
Materi : Pembagian di bawah 100.
Siswa yang hadir : 30 anak
Keadaan kelas ketika penelitian tindakan
Guru memulai pelajaran dengan salam, kemudian guru melakukan
apersepsi. Setelah itu guru menjelaskan konsep dasar pembagian dengan
menggunakan benda-benda seperti kelereng atau permen, baru kemudian
siswa diminta untuk mengerjakan pre-test. Setelah pre-test selesai siswa
diminta untuk melakukan yel-yel jarimatika. Hal ini membuat anak menjadi
bergembira dan bersemangat.
Guru menjelaskan apa jarimatika itu, dan memperagakan formasi jari
untuk menghitung pembagian, siswa juga diminta untuk memperagakannya.
Banyak siswa yang belum paham dan belum hafal dengan formasi jarimatika
tersebut. Ada juga yang agak kesulitan dalam melipat jari tangan. Hal ini
mungkin dikarenakan belum terbiasa melakukannya.
Peneliti memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila ada hal yang
kurang mereka pahami. Kemudian guru meminta siswa untuk mengerjakan
lembar evaluasi sebagai tolak ukur pengetahuan siswa dalam kegiatan
pembelajaran hari ini.
Lampiran ke - 19
Catatan Lapangan Mengenai Pembelajaran Matematika melalui Metode
Jarimatika Siklus II
Hari/ tanggal : 20 November 2014
Kelas/ semester : III/ 1
Materi : Pembagian tiga angka dengan satu angka di bawah 500.
Siswa yang hadir : 30 anak
Keadaan kelas ketika penelitian tindakan
Guru memulai pelajaran dengan salam, kemudian melakukan
apersepsi. Setelah itu guru menjelaskan cara mengerjakan pembagian tiga
dengan satu angka di bawah 500 dengan cara bersusun pendek dan bersusun
panjang. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan pre-test. Ketika
mengerakan pre-test masih banyak anak yang kebingungan untuk
mengerjakan.
Setelah pre-test selesai, siswa diminta untuk melakukan yel-yel
jarimatika. Guru menjelaskan bahwa jarimatika yang kedua ini berbeda
dengan jarimatika yang kemarin. Guru memperagakan formasi jarimatika
kemudian siswa diminta untuk mengikutinya. Sebagian siswa masih banyak
yang belum hafal dengan formasi jarimatika. Kemudian guru membagi kelas
menadi lima kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa.
Setelah selesai memperagakan formasi jarimatika, kemudian guru
memberikan contoh soal di papan tulis. Lalu memberi contoh kepada siswa
cara menghitungnya dengan jarimatika. Masih banyak yang bingung dalam
melakukannya tetapi juga ada yang sudah bisa melakukannya meskipun hanya
sedikit.
Kemudian guru memberikan contoh di papan tulis untuk dikerjakan
oleh siswa. Setelah siswa sudah mulai paham maka guru memberikan lembar
evaluasi sebagai acuan penilaian terhadap pembelajaran hari ini.
Lampiran ke - 20
Catatan Lapangan Mengenai Pembelajaran Matematika melalui Metode
Jarimatika Siklus III
Hari/ tanggal : 21 November 2014
Kelas/ semester : III/ 1
Materi : Pembagian tiga angka dengan satu angka di bawah 1000.
Siswa yang hadir : 30 anak
Keadaan kelas ketika penelitian tindakan
Guru memulai pelajaran dengan salam, kemudian guru melakukan
apersepsi. Setelah itu guru menjelaskan cara menghitung pembagian dengan
bersusun seperti pada siklus sebelumnya, baru kemudian siswa diminta untuk
mengerjakan pre-test. Setelah pre-test selesai siswa diminta untuk melakukan
yel-yel jarimatika. Hal ini membuat anak menjadi bergembira dan
bersemangat.
Guru memperagakan formasi jari untuk menghitung pembagian tiga
angka dengan satu angka, kemudian siswa diminta untuk mengikutinya.
Banyak siswa yang paham dan hafal dengan formasi jarimatika tersebut.
Hanya ada beberapa siswa yang masih agak kesulitan.
Peneliti memberikan beberapa contoh soal di papan tulis untuk
dikerjakan siswa. Peneliti memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila ada
hal yang kurang mereka pahami. Kemudian guru meminta siswa untuk
mengerjakan lembar evaluasi sebagai tolak ukur pengetahuan siswa dalam
kegiatan pembelajaran hari ini.
Lembar Dokumentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode
Jarimatika
Kegiatan sebelum pelajaran dimulai
(shalat Dhuha)
Siswa ketika berdo’a
Siswa sedang mengerjakan pre-test Siswa sedang melakukan yel-yel
jarimatika
Guru dan siswa mendemonstrasikan
menghitung dengan jarimatika
Siswa maju menghitung pembagian
dengan jarimatika
Siswa mengerjakan postest Guru mengawasi kegiatan pembelajaran
Guru menerangkan materi Siswa bertanya mengenai menghitung
pembagian
Seluruh siswa shalat dhuha di lapangan
sekolah sebelum pembelajaran dimulai
Kondisi siswa ketika pembelajaran
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Siti Ratnasari PA : Drs. Abdul Syukur. M.Si
NIM : 11510041 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PGMI
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK) STAIN
Salatiga Tahun 2010
25-27 Agustus
2010
Peserta 3
2. UPT Perpustakaan Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga
20–25
September 2010
Peserta 3
3. National Workshop of
Entrepreneurship And Basic
Cooperation 2010
19 Desember
2010
Peserta 6
4. Seminar Nasional Pendidikan
“Realisasi Pendidikan Karakter
Bangsa dalam Kurikulum Pendidikan
Nasional”
20 Juni 2011 Peserta 6
5. Grand Opening Nisa’
“Hypnotherapy” (Concentrate Your
Mind, Get Your Achievement)
24 September
2011
Peserta 3
6. Seminar Nasional Kristologi &
Tabligh Akbar dengan Tema
“Membangun Pemahaman Agama
Menuju Khoirul Ummah”
20 Mei 2012 Peserta 6
7. Seminar Nasional Pendidikan dengan
Tema “Pendidikan Multikultural
Sebagai Pilar Karakter Bangsa”
29 Mei 2012 Peserta 6
8. Seminar Nasional Mahasiswa tema
Urgensi Media Dalam Pergulatan
Politik
29 September
2012
Peserta 6
9. Pra Youth Leadhership Training
dengan Tema “Surat Cinta Pembasmi
Galau”
3 Oktober 2012 Peserta 3
10. Pendidikan Dasar Perkoperasian
(PDP)
12-14 Februari
2013
Peserta 5
11. Seminar Pencegahan Bahaya NAPZA
( Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif), HIV/AIDS Mewaspadai
Pergaulan Bebas Untuk Membentuk
Remaja yang Tangguh & Launching
PIK SAHAJASA STAIN Salatiga
29 April 2013 Peserta 4
12. Seminar Nasional Entrepreneurship
“Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur
Generasi Muda”
27 Mei 2013 Peserta 6
13. Seminar Nasional & Dialog Publik
dengan Tema: Penyesuaian Harga
BBM Bersubsidi
27 Juni 2013 Peserta 6
14. Seminara Nasional dengan Tema
“Mengawal Pengendalian BBM
Bersubsidi, Kebijakan BLSM yang
Tepat Sasaran Serta Pengendalian
Inflasi dalam Negeri Sebagai
Dampak Kenaikan Harga BBM
Bersubsidi”
8 Juli 2013 Peserta 6
15. Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ)
Mahasiswa V Tingkat Mahasiswa,
SMA Se-Derajat dan Pondok
Pesantren se-Salatiga dan sekitarnya
dengan Tema “MTQ Wahana
Apresiasi untuk Mencetak Insan
Qur’ani”
23 Oktober
2013
Peserta 5
16. Penerimaan Anggota Baru (PAB)
JQH 2013 dengan Tema: Kristalisasi
Nilai Qur’an Menuju Insan yang
Penuh Hikmah.
23-24
November 2013
Panitia 3
17. Sekolah Pasar Modal Syariah
(SPMS) yang Bertema “Level Basic
1 atau Pendidikan Tingkat 1”
13 Oktober
2014
Peserta 3
18. Seminar Nasional yang Bertema
"Optimalisasi Sumber Daya Insani
Terhadap Lembaga Keuangan
Syariah”
14 Oktober
2014
Peserta 6
19. Seminar Nasional Bahasa Arab
ITTAQO “Implementasi Kurikulum
2013 pada mapel Bahasa Arab
tingkat dasar, dan tingkat menengah
dalam upaya menjawab tantangan
pengajaran Bahasa Arab”
4 November
2014
Peserta 6