Upload
others
View
17
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI
MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA
KELAS XI BOGA 1 SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Novlita Zalikapuri
NIM. 11114192
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
HALAMAN JUDUL
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI
MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA
KELAS XI BOGA 1 SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh:
Novlita Zalikapuri
NIM. 11114192
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO
Tiada kekayaan lebih utama daripada akal.
Tiada keadaan lebih menyedihkan daripada kebodohan.
Tiada warisan yang lebih baik daripada pendidikan
Dan tiada pembantu yang lebih baik daripada musyawarah
(Ali bin Abi Thalib)
viii
PERSEMBAHAN
Yang pertama dan paling utama, sujud syukur kepada Allah SWT. Luapan
cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku ilmu,
serta merasakan nikmatnya kebahagiaan, atas karunia serta kemudahan yang
Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah
membantu menyelesaikan serta mewujudkan mimpiku:
1. Kedua orang tuaku Bapak Rusdi Riyanto dan Ibu Prapti Rahayu yang
tidak pernah berhenti memberiku semangat, doa, nasehat, dorongan, dan
kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu
menjadi pribadi yang kuat dan sabar dalam menjalani hidup.
2. Kakak dan adikku tercinta Medityo Agus Nuryanto dan Haslita Nisa yang
telah memberiku semangat serta kebahagiaan dalam melengkapi
kehidupan dan perjalanan hidup.
3. Alm. Abah KH. Mahfudz Ridwan, Lc dan Ibu Hj. Nafisah yang selalu
memberi nasehat dan doanya hingga aku dapat merasakan ketentraman
dan kenyamanan hidup.
4. Kyai Muhammad Hanif, M.Hum dan Ibu Rosyidah, Lc yang selalu
memberikan arahan dan kekuatan hingga aku dapat menemukan langkah
kebenaran.
5. Guru-guruku yang teramat berjasa dari bangku TK hingga perguruan
Tinggi yang telah memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh
kesabaran
ix
6. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
yang penulis banggakan.
7. Sahabat sekaligus kakakku tersayang Indah Asfaradina yang telah
membimbingku dan meluangkan waktu dengan sabar.
8. Segenap teman-teman seperjuanganku angkatan 2014 PP. Edi Mancoro
yang telah memberikan dukungan, canda tawa dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi bersama.
9. Sahabat sekaligus keluarga keduaku Rohmiyatun Istiqomah, Nabila Azka
Amalia dan Fahidatul Zunita Umayasaroh yang telah memberikan kasih
sayang serta memberikanku kesempatan menjadi bagian dari keluarga
mereka.
10. Sahabat sekaligus teman tidurku Mafuroh Dewi, Hidayatul Khoiroh,
Uswatun Khasanah, Dewi Marinda, Jundina Amajida, Titin Maghfiroh,
yang telah sedikit banyak memberikan doa dan canda tawa di setiap
harinya.
11. Seseorang yang menguatkan, menemaniku, dan senantiasa selalu
memberiku semangat dan doa dalam perjalanan penyusunan skripsi ini.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah
SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat
dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua Program Studi PAI sekaligus
sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan
pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya
membimbing penulis skripsi ini.
4. Bapak Sutrisna selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
xi
6. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, terutama Kyai
Muhammad Hanif, M.Hum, yang selalu mendoakan santrinya untuk
meraih keberhasilan dalam menuntut ilmu, baik dalam keadaan apapun
dan dimanapun.
7. Bapak Haris Wahyudi, S.Pd., M.Pd.selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1
Salatiga yang telah memberikan dukungan dan kesempatan penulis.
8. Bapak M. Syafi'i, S.Ag., S.H., M.Kn., M.Pd.I. selaku Guru PAI Kelas XI
Boga 1 yang telah banyak membantu dan membimbing penulis.
9. Dewan Guru SMK Negeri 1 Salatiga.
10. Siswa-siswi kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 Salatiga.
11. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku di rumah yang telah mendoakan
dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga
dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
12. Sahabat-sahabatku tercinta, Rohmy, Nabila, Dedew, Mbak Marin, Mbak
Us, Mbak Hidayah, Zunita, Dek Jundina, Dek Selly, dan Titin yang selalu
mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
13. Teman-temanku angkatan 2014 Pondok Pesantren Edi Mancoro yang
sedikit banyak memberikan cerita, motivasi, semangat dan canda tawa
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
14. Sahabat-sahabat santri putri maupun santri putra Pondok Pesantren Edi
Mancoro yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi kepada penulis.
xii
xiii
ABSTRAK
Zalikapuri, Novlita. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Toleransi
melalui Metode Group Investigation pada Siswa Kelas XI Boga 1
Semester I SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi,
Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti
Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci: Hasil Belajar PAI, Toleransi, Metode Group Investigation.
Penelitian ini bertujuan untuk meningktkan hasil belajar PAI materi
Toleransi Semester I dengan menggunakan metode pembelajaran group
investigation pada siswa kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran
2018/2019. Subjek penelitian sebanyak 22 siswa,jumlah siswa keseluruhan adalah
27 dan terdiri dari 4 siswa laki-laki, 18 siswa perempuan dan 5 siswa tidak masuk.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus sampai 30 Agustus 2018.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2
siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, aksi,
observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara, tes tertulis, dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini yaitu
dengan membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan ditandai dengan
adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Dari kesimpulan penelitian tersebut bahwa hasil penelitian pada siklus I
dan siklus II diperoleh data seperti berikut: KKM mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam adalah 75, sebelum menggunakan metode pembelajaran group
investigation, hanya ada 14% (3 siswa) yang tuntas, sedangkan 86% (19 siswa)
belum tuntas atau tidak memenuhi KKM.dengan nilai rata-rata kelas adalah 60,72.
Sedangkan setelah penggunakan metode group investigation dalam pembelajaran
PAI pada siklus I diperoleh data sebesar 64% (14 siswa) tuntas dan 36% (8 siswa)
yang belum tuntas, sehingga dari pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan 50%
dengan nilai rata-rata kelas adalah 76,36 Setelah itu dilakukan refleksi siklus I,
dalam penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu
sebesar 91% (20 siswa) tuntas dan 9% (2 siswa) tidak tuntas atau belum
memenuhi KKM. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
hasil belajar siswa sebesar 27% dengan nilai rata-rata kelas adalah 81,13. Dengan
kata lain sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu presentase
Kriteria Ketuntasan Klasikal sebesar 85% dengan standar KKM 75.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO .................................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ...................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................... v
DEKLARASI ...................................................................................................... vi
MOTTO .............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
ABSTRAK .......................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ..................................... 7
F. Metode Penelitian ................................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Belajar .............................................................................................. 17
a. Pengertian Belajar ....................................................................... 17
xv
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....................... 20
c. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................ 24
2. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil Belajar .............................................................. 28
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....................... 30
c. Manifestasi Hasil belajar ............................................................. 31
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Agama Islam ............................................................. 33
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................................ 34
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................ 36
4. Perilaku Toleransi
a. Pengertian Perilaku Toleransi ..................................................... 37
b. Pentingnya Perilaku Toleransi .................................................... 37
5. Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan ...................... 41
6. Hikmah dari menghindarkan diri dari Tindak Kekerasan ................. 45
7. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran ............................................... 46
b. Metode Group Investigation
1) Pengertian Metode Group Investigation ............................... 47
2) Langkah-langkah Metode Group Investigation .................... 48
3) Kelebihan Metode Group Investigation ................................ 49
4) Kekurangan Metode Group Investigation ............................. 50
B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 51
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 55
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Kondisi Awal (Pra Siklus) ................................................................ 66
a. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 66
xvi
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaa ........................................................................................ 67
2. Pelaksanaan ...................................................................................... 67
3. Observasi ........................................................................................... 70
4. Refleksi ............................................................................................. 71
D. Deskriprsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan ...................................................................................... 72
2. Pelaksanaan ....................................................................................... 72
3. Observasi ........................................................................................... 74
4. Refleksi ............................................................................................. 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................................... 76
B. Deskripsi Per Siklus ................................................................................ 78
C. Pembahasan Penelitian ............................................................................ 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 99
B. Saran ...................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Bangunan atau Ruang Kelas SMK Negeri 1 ........................... 62
Tabel 3.2 Daftar Prasarana SMK Negeri 1 ......................................................... 64
Tabel 3.3 Daftar Nama Guru SMK Negeri 1 ...................................................... 64
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa SMK Negeri 1 ..................................................... 68
Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 ......................... 69
Tabel 4.1 Daftar Perolehan Nilai Pre Test Kelas XI Boga 1 .............................. 81
Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I ................................................ 84
Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ............................................... 87
Tabel 4.4 Data Hasil Evaluasi Siklus I ............................................................... 88
Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus II ............................................... 90
Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus II .............................................. 92
Tabel 4.7 Data Hasil Evaluasi Siswa SiklusII .................................................... 94
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pre Test dan Post Test Siklus I .............. 97
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pre Test, Post Test Siklus I,
dan Post Test Siklus II ........................................................................................ 100
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus ......................... 82
Diagram 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ............................. 89
Diagram 4.3 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ............................ 95
Diagram 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I ..... 99
Diagram 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II ........................................................................................................ 102
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran I Daftar Riwayat Hidup
2. Lampiran II Surat Keterangan Pembimbing
3. Lampiran III Surat Melakukan Penelitian
4. Lampiran IV Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
5. Lampiran V SKK
6. Lampiran VI Rencana Pelaksanaan Siklus I
7. Lampiran VII Rencana Pelaksanaan Siklus II
8. Lampiran VIII Hasil Pengamatan Guru Siklus I
9. Lampiran IX Hasil Pengamatan Guru Siklus II
10. Lampiran X Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
11. Lampiran XI Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
12. Lampiran XII Hasil Evaluasi Pra Siklus
13. Lampiran XIII Hasil Evaluasi Post Test Siklus I
14. Lampiran XIV Hasil Evaluasi Post Test Siklus II
15. Lampiran XV Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
16. Lampiran XVI Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
17. Lampiran XVII Soal Evaluasi Siklus I dan Kunci Jawaban
18. Lampiran XVIII Soal Evaluasi Siklus II dan Kunci Jawaban
19. Lampiran XIX Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan istilah yang telah dikenal masyarakat luas
terlebih didalam dunia pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai suatu
upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng, 2002). Pembelajaran
merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam kehidupan sekolah.
Kegiatan pembelajaran melibatkan komponen guru, siswa, metode,
lingkungan, media, sarana dan prasarana pembelajaran yang saling terkait
antara satu sama lainnya (Suprihatiningrum, 2017: 73).
Belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir atau
dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus berlanjut hingga ajal
tiba. Belajar merupakan aktivitas yag dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau
pengalaman-pengalaman. Belajar juga mempunyai keuntungan, baik bagi
individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar
secara terus-menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan
kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran
yang penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi
ke generasi (Baharuddin, dkk, 2015: 13).
Dalam al-Qur’an sangat banyak ayat-ayat yang menyuruh orang
belajar, meneliti dan memanfaatkan ilmunya. Berbagai bidang ilmu
2
pengetahuan di sebutkan dalam al-Qur’an, baik secara langsung menyuruh
orang untuk mempelajarinya, maupun secara tidak langsung.
Jika kita teliti dan pelajari sungguh-sungguh ajaran Islam tentang
masalah pendidikan dan pengajaran, maka akan sukarlah membedakan
antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Karena ajaran Islam secara
tegas menyuruh orang menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan dapat dikatakan
bahwa ajaran Islamlah yang pertama kali menyuruh orang untuk menuntut
ilmu sepanjang hayat dikandung badan, seperti sabda Nabi Muhammad
Saw:
اُْطلُبُوا الِعْلَم ِمَن الَمْهِد إِلى اللَّْحدِ
“Tuntutlah ilmu itu sejak dari ayunan sampai keliang kubur”.(Shohih Li
Ghoirihi Diriwayatkan oleh Ibnu Majjah (no. 224))
Dengan ringkas dapat kita katakan bahwa agama Islam mewajibkan
setiap orang Islam untuk menuntut ilmu.
Secara umum, proses pembelajaran merupakan proses interaksi
komunikasi aktif antara siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan.
Dalam proses pembelajaran ada kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
dan ada kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru, yang berlangsung
secara bersama-sama sehingga terjadi interaksi komunikasi aktif antara
siswa dan guru.
Agar terjadi interaksi pembelajaran yang baik, ada beberapa
komponen yang saling berkaitan dan saling membantu, serta merupakan satu
3
kesatuan yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut. Komponen-
komponen proses pembelajaran tersebut antara lain kompetensi
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber/media
pembelajaran, dll. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik
guru perlu mempersiapkan skenario pembelajaran dengan cermat dan jelas.
Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran di sekolah
mempunyai peranan penting dalam menanamkan rasa taqwa kepada Allah
SWT. Proses pembelajaran pendididkan agama dilakukan dengan
mengedepankan keteladanan dan kebiasaan akhlak mulia serta pengamalan
ajaran agama. Proses pembelajaran pendidikan agama juga dikembangkan
dengan meemanfaatkan berbagai sumber dan media belajar yang dapat
mendorong pencapaian tujuan pendidikan agama.
Berdasarkan hasil survei yang peneliti laksanakan sewaktu PPL di
SMK Negeri 1 Salatiga, bahwa permasalahan pada pembelajaran PAI yang
ada di sekolah tersebut adalah tentang perolehan nilai dan proses
pembelajarannya. Dilihat dari perolehan nilai dari masing-masing siswa
masih banyak yang berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM yang ditetapkan dari pihak sekolah yaitu 75, dan rata-rata nilai PAI di
kelas XI adalah 60, Serta proses penyampaian pembelajaran agama yang
disampaikan masih monoton, siswa hanya duduk dan mendengarkan
penjelasan dari guru sehingga sebagian siswa ada yang tidur, ada yang
berbicara sendiri, menjadikan pembelajaran agama tersebut kurang menarik
dan membosankan. Selain tidak didukung dengan materi yang lengkap
4
mereka juga tidak memperoleh pendidikan diluar sekolah
(ngaji/diniyah/TPQ) sehingga terlihat bahwa pendidikan agama yang mereka
peroleh masih minim, dan lagi sikap para siswanya yang kurang
memperhatikan sebagai seorang pelajar dilihat dari perilaku dan
berkurangnya nilai moral serta sikap tidak patuhnya terhadap aturan hingga
kurangnya rasa hormat antar teman atau guru.
Hasil wawancara dengan Bapak Syafi’i selaku guru Pendidikan
Agama Islam kelas XI, bahwa yang menjadi permasalahan adalah siswa
kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung,
dikarenakan metode yang digunakan masih didominasi dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga membuat peserta
didik cepat bosan dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Oleh karena itu peneliti akan menerapkan metode group
investigation dalam proses pembelajaran, tujuannya untuk menciptakan
proses pembelajaran pada siswa yang aktif dan dapat membentuk kelompok
diskusi dalam memecahkan suatu permasalahan, siswa dituntut untuk dapat
berbicara, berani mengutarakan pendapat serta dapat mempresentasikan
hasil pekerjaannya yang telah diberikan di depan kelas, agar mereka dapat
menyelesaikan masalah dan berpikir bersama serta dapat menyajikan dan
menguraikan materi pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan dasar itulah peneliti ingin mengambil judul
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI
5
MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA
KELAS XI BOGA 1. SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019, sebagai subjek penelitian yang mana
diharapkan agar siswa kelas XI Boga 1 dapat meningkatkan hasil belajarnya,
mendapatkan pembelajaran yang efektif, bermanfaat, serta menciptakan
generasi yang memiliki sikap dan moral yang sesuai dengan tuntunan agama
melalui cara yang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah yaitu Apakah metode group investigation dapat meningkatkan hasil
belajar PAI materi Toleransi pada siswa kelas XI Boga 1 Semester I SMK
Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode group investigation
dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Toleransi pada siswa kelas XI
Boga 1 Semester I SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan
pengembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya khazanah keilmuan
dalam dunia pendidikan, khususnya pada bidang Pendidikan Agama
Islam.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Bagi penulis yang mengadakan penelitian, hasil penelitian ini dapat
digunakan untuk menambah wawasan tentang penerapan metode
group investigation di dalam kelas.
b. Bagi Sekolah
Sebagai sumber informasi dan dapat digunakan untuk menambah
referensi dunia ilmu pengetahuan dan sebagai sumber belajar atau
bacaan bagi mahasiswa lainnya khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan dunia pendidikan.
c. Bagi Guru
1) Meningkatkan kreatifitas guru dalam proses belajar mengajar
2) Bahan evaluasi untuk meningkatkan program kegiatan belajar
mengajar dikelas.
3) Pedoman dalam menggunakan metode yang sesuai dalam proses
pembelajaran.
4) Mempermudah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar.
d. Bagi Siswa
1) Memberikan kemudahan bagi siswa untuk meningkatkan
pemahaman dalam membaca dan menulis Al-Qur’an serta dapat
menunjukkan sikap toleransi yang tercipta dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Memberikan motivasi dalam belajar dikelas dan diluar kelas.
7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu
melalui penggunaan metode group investigation dapat meningkatan hasil
belajar PAI materi toleransi pada siswa kelas XI Boga 1 Semester I
SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode group
investigation ini dinyatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan
tercapai. Adapun indikator yang dituliskan penulis dapat dirumuskan
sebagai berikiut: peserta belajar PAI materi Toleransi setelah
menggunakan metode group investigation kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yaitu 75, dimana untuk klasikal adalah 85% dan untuk individu
adalah 75. Indikator keberhasilan mengacu pada KKM yang tercantum
pada kurikulum SMK yang bersangkutan, dalam hal ini adalah SMK
Negeri 1 Salatiga.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode action
research atau penelitian tindakan yang dilakukan dalam bentuk spiral,
rancangan penelitian yang digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah
penelitian tindakan dan disesuaikan dengan kondisi spesifik subjek
8
penelitian serta kebutuhan pengukuran parameter penelitian (Sam’s,
2010: 72).
Desain penelitian yang digunakan adalah model dari Kemis dan
Taggart berupa suatu siklus spiral. Pengertian siklus disini adalah suatu
putaran kegiatan yang meliputi tahap-tahap rancangan pada setiap
putarannya, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3)
observasi (observation), (4) refleksi (reflection).
Adapun siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart (Arikunto
dkk, 2006:16) dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 1.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis
dan Taggart.
a. Subjek Penelitian
1) Tempat penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Salatiga
9
2) Waktu penelitian yakni berlangsung pada bulan Agustus-
September.
3) Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1
Salatiga yang berjumlah 27 siswa (35 siswa keseluruhan) (8
siswa non-muslim) guru sebagai kolaborator.
b. Langkah-langkah Penelitian
1) Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya
dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
Penelitian ini disebut juga dengan penelitian kolaborasi
(Arikunto, dkk. 2014: 17-18).
Untuk menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik
atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument
pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung.
Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi
keaktifan, lembar observasi pelaksanaaan pembelajaran dengan
10
menerapkan metode group investigation, dan pedoman
wawancara yang kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing.
2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah
bahwa dalam tahap ini pelaksana (guru) harus ingat dan menaati
apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula
berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk. 2014: 17-18).
Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan
metode group investigation dalam proses pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran PAI kelas XI Boga 1
Materi yang akan diberikan adalah materi Toleransi.
3) Pengamatan (Observing)
Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, tentu tidak
sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi, oleh
karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai
pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang
terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan
pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi
sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk
perbaikan siklus berikutnya.
11
4) Refleksi
Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat
dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan
tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto, dkk.
2014: 17-18).
Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru
pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat
tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian
mana yang belum, dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya
kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang
dirasa sudah baik. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai
maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Observasi
Observasi yakni, pengamatan langsung proses belajar
mengajar yang terjadi di kelas. Pengamat dapat mengobservasi
guru dan siswa terkait proses belajar mengajar, aktivitas dan
interaksinya (Sani, Sudiran, 2017: 63).
12
Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu
observasi keaktifan siswa dan observasi pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan metode group investigation
pada siswa kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 Salatiga. Observasi
keaktifan difokuskan pada pengamatan keaktifan siswa selama
proses pembelajaran materi Toleransi.
Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan metode group investigation difokuskan pada
aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Dan pengamatan yang belum terdapat pada
pedoman observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan.
2) Wawancara
Yaitu pertemuan langsung yang direncanakan antara
pewawancara dan yang diwawancarai untuk saling bertukar
pikiran, guna memberikan atau menerima informasi tertentu yang
diperlukan dalam penelitian (Sukardi, 2015: 49)
Wawancara ini dilakukan dengan cara bertanya kepada
guru dan siswa mengenai proses pembelajaran PAI dengan
materi Toleransi dengan menerapkan metode group
investigation.
3) Tes
Tes digunakan berupa pre test dan post test yang fungsinya untuk
13
mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari
materi Toleransi pada pelajaran PAI.
4) Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dari hasil tes siswa, lembar
observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, dan foto-foto
selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan peneliti
adalah:
1) Lembar Observasi
Dalam penelitian ini digunakan dua lembar observasi,
yakni lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan metode group investigation dan lembar observasi
keaktifan siswa. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan metode group investigation yang digunakan
sebagai pedoman peneliti dalam melakukan observasi
pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan lembar observasi
keaktifan siswa digunakan pada setiap pembelajaran, sehingga
kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan
tujuan peneliti.
14
2) Pedoman wawancara
Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui
respon dan tanggapan guru mengenai proses pembelajaran
dengan menerapkan metode group investigation.
3) Soal tes
Dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode
group investigation digunakan pre test. Dalam tes ini terdapat
soal-soal PAI yang meliputi materi Toleransi yang harus
dikerjakan siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan
pembelajaran.
4) Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang hasil
pengamatan di kelas yang tidak terdapat di dalam lembar
observasi. Dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati hal-
hal yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menerapkan
metode group investigation.
e. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan dinamis yang dilakukan oleh
para guru-peneliti, bergerak dari komponen tindakan dalam satu
siklus lain, sampai membangun interpretasi, dengan fokus utamanya
rencana (plan) dan tindakan (act) atau aspek praktis.(Sukardi, 2015:
72. Keterlibatan peneliti dalam usaha memberikan eksplanasi tentang
apa yang telah dieksplorasi dari interaksi antara guru dan siswa,
15
keterangan mengenai mengapa dilakukan dalam penelitian,
keterangan tentang bagaimana fenomena tersebut dikumpulkan, dan
macam fenomena apa yang diperlukan untuk langkah selanjutnya.
Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat
penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan
suatu kesimpulan. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan
rumus sebagai berikut:
1) Penilaian rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa
kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut, sehingga
diperoleh nilai rata-rata, dengan rumus sebagai berikut:
𝒙 =∑𝒙
∑𝑵
Keterangan:
∑𝑥 = jumlah nilai keseluruhan siswa
∑𝑁= jumlah siswa
𝑥 = nilai rata-rata
2) Penilaian ketuntasan belajar
Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut:
𝑃 =𝐹
𝑁
Keterangan:
𝑃 = Jumlah nilai dalam persen
16
𝐹 = Frekuensi
𝑁 = Jumlah kegiatan keseluruhan (Djamarah, 2005: 255-256).
G. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam skripsi ini terdiri dari V bab yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis
tindakan dan Indikator keberhasilan, metode penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka, pemaparan mengenai landasan teoritis dalam
menunjang permasalahan.
BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian, berisi tentang pelaksanaan
penelitian yang meliputi lokasi penelitian, subjek penelitian,
waktu penelitian, prosedur kerja dalam penelitian dan deskripsi
penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil penelitian
yang meliputi hasil penelitian siklus I, hasil penelitian siklus II,
dan hasil penelitian siklus III serta pembahasan.
BAB V Penutup, memuat tentang kesimpulan penelitian yang telah
dilakukan dan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan
manfaat dalam mengembangkan pendidikan serta penutup
sebagai kesempurnaan dalam penelitian.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai
macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak
manusia lahir sampai akhir hayat.
Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku
yang meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,
pemahaman, dan apresiasi. Oleh sebab itu belajar adalah proses aktif,
yaitu proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar
individu (Suprihatiningrum, 2017: 14).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi
ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk
mencapai kepandaian atau ilmu. Yang dimaksud adalah usaha manusia
untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian
yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu
manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan
memiliki tentang sesuatu (Baharuddin, dkk, 2015: 15).
Belajar adalah perubahan tingkah laku disebabkan oleh pelatihan
dan pengalaman. Belajar merupakan bagian hidup manusia yang
18
berlangsung seumur hidup dalam segala situasi dan kondisi yang
dilakukan di sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat
(Basri, 2015: 13).
Dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Activties”
merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada
diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu
dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu
berinteraksi dengan lingkungannya (Aunurrahman, 2016:35).
Dalam Buku Perangkat Pembelajaran KTSP SMA (2009), belajar
didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan
tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar. Lebih
dijelaskan lagi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-
sumber atau objek belajar, baik yang sengaja dirancang (by design)
maupun yang tidak secara sengaja dirancang tetapi dimanfaatkan (by
utilization) (Suyono, dkk, 2011: 13).
Ternyata ada suatu benang merah yang dapat ditarik dari
berbagai pemaknaan itu, bahwa belajar merujuk kepada suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif
seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, hasil interaksi
aktifnya demgam lingkungan atau sumber-sumber pembelajaran yang
ada disekitarnya.
19
Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si
pelaku,baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku juga akan
terbantu dalam memecahkan permasalahn hidup dan bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Didalam Al-Qur’an terdapat ayat tentang perintah untuk
menuntut ilmu, yaitu pada Q.S Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
Artinya :
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan (Q.S. al-Mujadalah: 11) (al-Qur’an dan
terjemah, 2013: 542).
20
b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar
Ada tiga faktor yang memengaruhi belajar yaitu sebagai berikut
(Basri, 2015: 51):
1) Faktor individual adalah faktor internal siswa, seperti kondisi
jasmani dan rohaninya.
2) Faktor sosial adalah faktor eksternal siswa, seperti kondisi
lingkungan.
3) Faktor struktural adalah pendekatan belajar yang meliputi strategi
dan metode yang digunakan siswa dan pengajar dalam melakukan
kegiatan pembelajaran.
Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar (Baharuddin, dkk,
2015: 23-34)
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu.Faktor-
faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
a) Faktor fisiologis
Adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani, keadaan ini pada umumnya
21
sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik
yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif
terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik
yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil
belajar individu. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis,
selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada
tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama
pancaindera. Pancaindera yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.
b) Faktor psikologis
Adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang
utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,
motivasi, minat, sikap, dan bakat.
(1) Kecerdasan/intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan
diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan
demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan
kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain.
(2) Motivasi
Adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa
22
ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri
individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan
menjaga perilaku setiap saat.
(3) Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu.
(4) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan
sebagainya, baik secara positif/ negatif.
(5) Bakat
Adalah kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan.
2. Faktor-faktor Eksogen/Eksternal
Selain karakteristik siswaatau faktor-faktor endogen, faktor-
faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.
Dalam hal ini, (Syah, 2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
non-sosial.
23
a) Lingkungan sosial
(1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik
disekolah.
(2) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar
siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi
aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat
yang kebetulan belum dimilikinya.
(3) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-
sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak
terhadap aktivitas belajar siswa.
b) Lingkungan non-sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah:
(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,
tidak panas tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat,
atau tidak terlalu lemah/gelap. Lingkungan alamiah tersebut
24
merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas
belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam
tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga dan lain sebagainya. Kedua software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku
panduan, silabi, dan lain sebagainya.
(3) Faktor materi, pembelajaran (yang diajarkan ke siswa).
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan
usiaperkembangan siswa, begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan
siswa. Karena itu agar guru dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru
harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode
mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi
siswa.
c. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu
mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya
untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik
secara optimal. Upaya untuk mendorong terwujudnya perkembangan
25
potensi peserta didik tersebut tentunya merupakan suatu proses
panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu, apalagi dalam
waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu seluruh proses dan tahapan
pembelajaran harus mengarah pada upaya mencapai perkembangan
potensi-potensi anak tersebut.
Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaan
terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip,
maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip
yang benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk belajar.
Mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar
bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran,
yaitu (Aunurrahman, 2016: 113-114):
1) Hal apapun yang dipelajari muid, maka ia harus mempelajarinya
sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar
tersebut untuknya.
2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan
untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan
belajar.
3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera
diberikan penguatan (reinforcement).
4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah
pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.
26
5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari
sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar
dan mengingat lebih baik.
Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus
dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses
pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Bagi siswa prinsip-prinsip pembelajaran akan membantu tercapainya
hasil belajar yang diharapkan.Banyak teori dan pinsip-pinsip belajar
yang dikemukakan para ahli yang satu dengan yang lain memiliki
persamaan dan juga pebedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut
terdapat beberapa pinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai
sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip belajar menurut
(Dimyati, 2006: 42-49):
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Disamping
perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar.
2) Keaktifan
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak
adalah makhluk yang aktif. Dalam setiap belajar, siswa selalu
menampakkan keaktifannya.
27
3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar jangan
diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama
keterlibatan mental emisional, kognitif, dan perolehan
pengetahuan.
4) Pengulangan
Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut
akan berkembang, mengulang-ulang suatu perbuatan sehingga
menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu oleh
stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus
penyerta.
5) Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari
bahan belajar. Maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu
dengan mempelajari bahan ajar tersebut.
6) Balikan dan penguatan
Siswa belajar dengan sungguh-sungguhkarena takut tidak naik
kelas dan mendorong dirinya agar mendapat nilai yang baik dalam
ulangan. Inilah yang dimaksud pengulangan negatif, sedangkan
balikan adalah yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui
metode-metode.
28
7) Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya, tidak ada dua
orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki pebedaan satu
dengan yang lain entah pada karakteristik psikis, kepribadian
maupun sifat-sifatnya.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga
unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (intruksional),
pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan hasil belajar (Sudjana,
1990: 2) Hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan dalam diagram
berikut ini:
Tujuan intruksional
(a) (c)
pengalaman belajar Hasil belajar
(proses belajar-mengajar) (b)
Diagram 1.1 Hubungan Tiga Unsur Proses Pembelajaran
(Sudjana, 1990: 2).
Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan intruksional
dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara
pengalaman belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan
hubungan tujuan intruksional dengan hasil belajar. Dapat disimpulkan
bahwa hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui
29
tercapai tidaknya tujuan intruksional, dalam hal ini perubahan tingkah
laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki
proses belajar-mengajar.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-
aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari
oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik mempelajari
pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh
adalah berupa penguasaan konsep.
Hasil belajar menurut Gagne & Briggs (1979: 51) adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan
belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s
performace) (Suprihatiningrum, 2017: 37).
Dalam kegiatan belajar, tujuan yang harus dicapai oleh setiap
individu dalam belajar memiliki beberapa peranan penting, yaitu:
1) Memberikan arah pada kegiatan peserta didikan. Bagi pendidik
tujuan peserta didikan akan mengarahkan pemilihan strategi dan
jenis kegiatan yang tepat. Kemudian bagi peserta didik, tujuan itu
mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar yang
duharapkan dan mampu menggunakan waktu seefisien mungkin.
2) Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tindakannya.
30
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Secara eksplisit
ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata
pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun
penekanannya selalu berbeda.
Mata pelajaran praktik lebih menekankan pada ranah psikomotor,
sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada
ranah kognitif. Berikut ketiga faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar (Ratnawulan, dkk, 2015: 57-58).
1) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan
otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya menulis, memukul,
melompat dan sebagainya.
2) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berpikir,
termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, menyintesis dan kemampuan mengevaluasi.
3) Ranah Afektif
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral.
31
Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan
pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek
kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui
bentuk tes objektif.
Untuk itu, afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun
implementasinya masih kurang. Hal ini karena merancang pencapaian
tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran
kognitif dan psikomotor. Dengan satuan pendidikan harus merancang
kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif
dapat dicapai.
c. Manifestasi Hasil Belajar
Belajar tidak hanya terlihat ketika seseorang dapat membaca dan
menulis, namun belajar termanifestasikan dalam beberapa macam
bentuk. Wujud belajar tersebut, sebagaimana yang dikemukakan Syah
(2003), bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud
perubahan, adalah sebagai berikut (Sriyanti, 2013: 22-24).
1) Kebiasaan
Salah satu ujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan
dalam diri individu.
2) Keterampilan
Adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot
yang bersifat motorik, karenanya membutuhkan koordinasi gerak
yang telitindan memerlukan kesadaran tinggi.
32
3) Pengamatan
Adalah proses menerima, menafsirkan, dan mengartikan
rangsangan yang masuk melalui pancaindera, terutama mata dan
telinga.
4) Berpikir asosiatif dan daya ingat
Adalah bentuk berpikir untk menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu lainnya.
5) Berpikir rasional dan kritis
Berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-
akibat, menganalisis, menyimplkan, bahkan meramalkan sesuatu.
6) Sikap
Adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi
terhadap sesuatu hal.
7) Inhibisi
Merupakan bentuk kesanggupan individu untuk mengurangi atau
menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih atau
melakukan tindakan lain yang lebih baik.
8) Apresiasi
Bentuk kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap
sesuatu objek tertentu.
9) Tingkah laku efektif
Seseorang dikatakan memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu
tingkah laku yang memiliki manfaat.
33
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Agama Islam
Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari
kata “pendidikan”dan “agama”. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan
“pe” dan akhiran “an”, yang berarti “proses pengubahan sikap dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”.
Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi
latihan (ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (Syafaat, dkk,
2008: 11).
Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang
diungkapkan Sahilun A. Nasir, yaitu:
“Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis
dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam
dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-
benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya.
yakni, ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya,
diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap
perbuatan, pemikiran dan sikap mental.
Sedangkan Zakiah Darajat merumuskan bahwa Pendidikan
Agama Islam sebagai berikut:
“(a) Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya
34
dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). (b) Pendidikan
Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran
Islam. (c) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui
ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia
dapat, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam
yang telah diyakini menyeluruh, serta menjadikan keselamatan hidup
di dunia maupun di akhirat kelak (Darajat, 1992: 28).
M. Arifin mndefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah proses
yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan
yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan
dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).
Jadi Pendidikan Agama Islam, yaitu usaha yang berupa
pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai
pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan
agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik
pribadi maupun kehidupan masyarakat.
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Prof. Richey, istilah pendidikan berkenaan dengaan
fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu
masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru
35
mengenai tanggung jawab bersama di dalam masyarakat (Syafaat, dkk,
2008: 171).
Di dalam ajaran agama Islam bahwa adanya kebutuhan terhadap
agama disebabkan manusia selaku makhluk Tuhan dibekali dengan
berbagai profesi (fitrah) yang dibawa sejak lahir. Salah satu fitrah
tersebut adalah kecenderungan terhadap agama Islam.
Agama begitu ampuh dan besar dalam kehidupan manusia.
Menurut Zakiah Darajat agama memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1) Memberikan bimbingan dalam hidup
2) Menolong dalam menghadapi kesukaran
3) Menenteramkan batin
Pada hakikatnya manusia membutuhkan agama. Hal ini
disebabkan agama berfungsi sebagai pembimbing dan petunjuk
arah/hauan. Dalam kehidupan remaja, agama mempunyai peran yang
sangat penting, karena agama dapat membantu para remaja dalam
menghadapi segala macam persoalan yang dihadapi dalam hidupnya.
Menurut Djamaludin dan Abdullah Aly mengatakan bahwa
pendidikan agama Islam memiliki empat macam fungsi, berikut ini
(Syafaat, dkk, 2008: 173):
1) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan
tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang.
36
2) Memindakan ilmu pengetauhan yang bersangkutan dengan
peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
3) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara
keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadisyarat mutlak bagi
kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.
4) Mendidik anak agar beramal saleh didunia ini untuk memperoleh
hasilnya di akhirat kelak.
Jadi fungsi pendidikan agama Islam adalah realisasi dari cita-cita
ajaran Islam, yang membawa misi kesejahteraan manusia sebagai
hamba Allah lahir dan batin di dunia dan akhirat.
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah sesuatu yang diharapkan
tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.
Tujuan Pendidikan Islam, menurut hasil seminar pendidikan
Islam se-Indonesia, tanggal 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor, adalah
menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam
rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur
menurut ajaran Islam (Syafaat, dkk, 2008: 33).
Tujuan akhir pendidikan Agama Islam adalah membina manusia
agar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara
individual maupun secara komunal dan sebagai umat seluruhnya.
Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam jika diringkaskan,
dalah mendidik manusia agar menjadi hamba Allah seperti Nabi
37
Muhammad Saw. Sifat-sifat yang harus melekat pada diri hamba Allah
itu adalah sifat-sifat yang tercermin dalam kepribadiannya. Di antara
sifat-sifat itu adalah:
1) Beriman dan beramal shaleh untuk mencapai hasanah fiddunya
dan hasanah fil akhirah.
2) Berilmu yang dalam dan luas bekerja keras untuk kemakmuran
kehidupan dunia.
3) Berakhlak mulia dalam pergaulan
4) Cakap memimpin di permukaan bumi
5) Mampu mengolah isi bumi untuk kemakmuran umat manusia.
4. Perilaku Toleransi
a. Pengertian Perilaku Toleransi
Toleransi adalah rasa tenggang rasa terhadap sesama, baik
terhadap sesama muslim maupun non muslim. Toleransi terhadap
nonmuslim terbatas pada urusan yang bersifat duniawi saja, tidak
menyangkut akidah, syariah dan ubudiyah (Untoro, 2017: 24).
b. Pentingnya Perilaku Toleransi
Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam
berkata-kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi
berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai
perbedaan, menjembatani kesenjangan di antara kita sehingga tercapai
kesamaan sikap. Toleransi jugamerupakan awal dari sikap menerima
bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justru perbedaan
38
harus dihargai dan dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan
ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat.
Dengan perbedaan tersebut, diharapkan manusia bisa mempunyai
sikap tolerasi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup
rukun, baik individu dan individu, individu dan kelompok masyarakat,
serta kelompok masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya. Terkait
pentingnya toleransi, Allah Swt menegaskan dalam firmannya pada
Q.S. Yunus Ayat 40-41 adalah sebagai berikut:
Artinya:
(40) “Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al
Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman
kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang
berbuat kerusakan”.
(41)“Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku
pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap
39
apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang
kamu kerjakan (Q.S. Yunus:40-41) (al-Qur’an dan terjremah, 2013:
208).
Kaidah Tajwid
Kalimat Hukum Bacaan Alasan
نْ َوِمنْ ْمَّ ُْهم Idgham mimmi Huruf mim sukun
bertemu mim
ِمنُْ ْيُّؤ Idgham bighunnah َمن Huruf nun sukun
bertemu huruf ya
Terjemahan Lafal
Lafal Terjemah Lafal Terjemah
َوِمن ُهمْ diantara Dan
mereka ََْوَربُّك Tuhanmu Dan
ِمنُْ ْيُّؤ َمن Yang orang
Ada beriman ُْلَم اَع mengetahui
Lebih
بِهKepada Al-
Qur’an َُْمف ِسِدي ن بِال
Berbuat yang
Orang
kerusakan
َوِمن ُهمْ Diantara dan
mereka َْك َْكذَّبُو َواِن Mereka jika dan
mendustakanmu
ْْنْ مِْ نُْؤمِْيُّْلَّ Yang orang ada
beriman tidak
kepadanya يْ لِْمَْعَْْيْ ل ِْ
Pekerjaanku
bagiku
Q.S. Yunus/10: 40 Allah Swt menjelaskan bahwa setelah Nabi
Muhammad Saw berdakwah, ada orang yang beriman kepada al-
Qur’an dan mengikutinya serta memperoleh manfaat dari salah yang
disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman dan mereka mati dalam
kekafiran.
40
Pada Q.S. Yunus/10: 41 Allah Swt memberikan penegasan
kepada rasul-Nya, bahwa jika mereka mendustakanmu, katakanlah
bahwa bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian
berlepas diri dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap
apa yang kalian kerjakan, Allah Swt Maha adil dan tidak pernah
dzalim, bahkan Dia memberi kepada setiap manusia sesuai dengan apa
yang diterimanya.
Dari penjelasan ayat terebut dapat disimpulkan hal-hal berikut:
1) Umat manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad Saw
terbagi menjadi dua golongan, ada umat yang beriman terhadap
kebenaran kerasulan dan kitab suci yang disampaikannya dan ada
pula golongan orang yang mendustakan kerasulan Nabi
Muhammad Saw dan tidak beriman kepada al-Qur’an.
2) Allah Swt Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang
beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepada-
Nya, begitu juga orang kafir yang tidak beriman kepada-
Nya.Orang beriman harus tegas dan berpendirian teguh atas
keyakinannya. Ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang
yang berbeda keyakinan dengan dirinya.
Ayat diatas juga menjelaskan perlunya menghargai perbedaan
dan toleransi. Cara menghargai perbedaan dan toleransi antara lain
tidak mengganggu aktivitas keagamaan orang lain.
41
5. Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan
Manusia dianugerahi oleh Allah Swt berupa nafsu. Dengan nafsu
tersebut, manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia
bisa melakukan persahabatan dan permusuhan. Dengannya pula manusia
bisa mencapai kesempurnaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang
telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang akan mampu menghantarkan
manusia kepada kesempurnaan.
Namun sebaliknya, jika nafsu diluar kendali akal, niscaya akan
menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesengsaraan dan kehinaan.
Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia.
Sebagaimana cinta, bencipun berasal dari nafsuyang harus bertumpu diatas
pondasi akal. Permusuhan diantara manusia terkadang karena kedengkian
pada hal-hal duniawi seperti pada kasus Qabil dan Habil ataupun pada
kisah Nabi Yusuf a.s dan saudara-saudaranya. Terkadang pula permusuhan
dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan. Islam melarang perilaku
kekerasan terhadap siapapun Allah Swt berfirman dalam Q.S al-Maidah
ayat 32 adalah sebagai berikut:
42
Artinya :
(32) “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan
karena orang itu (membunuh) orang lain[411], atau bukan karena
membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah
membunuh manusia seluruhnya[412]. dan Barangsiapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah
datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka
sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat
kerusakan dimuka bumi (Q.S. al-Maidah: 32) (al-Qur’an dan
terjemah, 2013: 113).
Kaidah Tajwid
Lafal Hukum Bacaan Keterangan
لِْجْ اَْْنْ مِْ Qalqalah Sugra Huruf jim bertanda baca
sukun ditengah kata
رِْيْ غَْابِْسْ فْ نَ Iqlab Fathtahtain bertemu huruf
ba’
انَلُْسُْرُْْمْ هُْت ْءَْآجَْ Syafawi Idzhar Mimsukun bertemu huruf
ra’
Terjemahan Lafal
Lafal Terjemah Lafal Terjemah
ِلْذِلكَْ ْاَج ِمن Oleh karena
itu َْاسَْاالنَّْيَْحْ ا Menghidupkan
manusia
انَْبْ تَْكِْ Kami
tetapkan َْاع ْيْ مِْج Semuanya
لَْيْ اءِْرَْسْ اِْْيْ نِْبَْ Bani Israil َْدْ قَْلَْو Dan sungguh
لَْتَْقَْْنْ مَْ Barang siapa
membunuh َْمْ هُْت ْءَْآج Telah datang
kepada mereka
اسْ فْ نَْ Jiwa ُْالنَْسُْر Rasul-rasul kami
43
ْفْ نَْْرِْيْ غَْبِْ س Bukan karena
ia membunuh
orang tuanya
(qiyas)
نتِْي ِْبَْاالْ بِْ Dengan membawa
penjelasan
ادْ سَْفَْوْ اَْ Atau
membuat
kerusakan ارْ يْ ثِْكَْْنَّْاِْ
Sesungguhnya
banyak
Allah Swt menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa
pembunuhan Qabil dan Habil, Allah Swt. Menetapkan suatu hukum bahwa
membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia.
Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan
menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip
sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu-
individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut.
Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya
pun ikut merasa sakit. Begitu juga apabila seseorang berani mencemari
tangannya dengan darah orang yang tak berdosa, maka pada hakikatnyadia
telah membunuh manusia-manusia lain yang tak berdosa. Dasi segi sistem
penciptaan manusia, terbunuhnya Habil telah menyebabkan hancurnya
generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan lahir di dunia ini.
al-Qur’an memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan jiwa
manusia dan menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan
membunuh sebuah masyarakat.
44
Pengadilan di negara-negara tertentu menjatuhkan hukuman qisas,
yaitu membunuh orang yang telah membunuh. Di Indonesia juga pernah
dilakukan hukuman mati bagi para pembunuh.
Dalam Q.S. al-Maidah/5: 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1) Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan
orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling
berhubungan. Karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan
mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.
2) Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan
seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah
masyarakat, tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi
terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber
kehidupan masyarakat.
3) Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan
penyelamatan jiwa manusia, seperti para dokter, perawat, polisi harus
mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan
orang yang sakit dari kematian bagaikan menyelamatkan sebuah
masyarakat dari kehancuran. Tugas kita bersama adalah menjaga
ketentraman hidup dengan cara mencintai tetangga, orang-orang yang
berada disekitar kita.
45
Artinya, kita dilarang melakukan perilaku-perilaku yang dapat
merugikan orang lain, termasuk menyakitinya dan melakukan tindakan
kekerasan kepadanya.
Di Indonesia ada hukum yang mengatur pelanggaran melakukan tindak
kekerasan, termasuk kekerasan kepada anak dan anggota keluarga,
misalnya UU No. 23 Tahun 2002 dan UU No. 23 Tahun 2004.
Mari kita renungkan dan amati suasana kehidupan bangsa Indonesia.
Kondisi bangsa Indonesia yang berbhineka ini harus kita pertahankan
demi ketentraman dan kedamaian penduduknya. Salah satu cara
mempertahankan kebhinekaan ini adalah dengan toleransi atau saling
menghargai.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antar suku,
ras, golongan dan agama harus selalu di jaga dan dibina. Kita tidak ingin
bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena
masalah di atas.
6. Hikmah dari menghindarkan diri dari tindak kekerasan
1) Menciptakan rasa aman dalam masyarakat
2) Menciptakan kenyamanan dalam hati
3) Memiliki banyak teman
4) Disukai banyak orang
46
7. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode Berasal dari bahasa Yunani “metodhos” yang berarti
cara atau jalan yang ditempuh. Jadi, metode adalah suatu cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metode pembelajaran merupakan prosedur, urutan, langkah-
langkah, dan cara yang digunakan pendidik untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang digunakan pendidik (Aqib, dkk, 2016: 10).
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang
umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai
untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala
upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada
diri peserta didik. Jadi metode pembelajaran adalah cara-cara
menyajikan materi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk
mencapai tujuan (Sutikno, 2014: 33-34).
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik
dalam mengadakan hubungan dengan peserta didikpada saat
berlangsung pembelajaran. Dengan kata lain, metode ini digunakan
dalam konteks pendekatan secara personil antara pendidik dan peserta
47
didik supaya peserta didik tertarik da menyukai dengan materi yang
diajarkan. Suatu pelajaran tidak akan pernah berhasil jika tingkat
antusias peserta didik berkurang (Aqib, dkk, 2016: 10).
b. Metode Group Investigation
1) Pengertian Metode Group Investigation
Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang
lebih menekankan pada pilihan dan control siswa dari pada
menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu
juga memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal
sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa
mempunyai kebebasan memilih materi yang akan dipelajari sesuai
dengan topik yang sedang dibahas (Shoimin, 2014: 80).
Metode group investigation disusun oleh Herbert Thelen dan
Jhon Dewey. Metode ini mengambil metode yang berlaku di dalam
masyarakat, terutama mengenai cara anggota masyarakat
melakukan poses mekanisme sosial melalui serangkaian
kesepakatan sosial.
Melalui kesepakatan-kesepaktan inilah peserta didik
mempelajari pengetahuan akademis dan melibatkan diri dalam
pemecahan masalah sosial. Metode ini menuntut peserta didik
untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi
maupun dalam keterampilan proses kelompok (Sutikno, 2014: 78).
48
Di dalam proses ini, para peserta didik dimasuki situasi.
Mereka memberikan respon terhadap masalah yang mereka
rasakan perlu untuk dipecahkan. Masalah itu sendiri dapat timbul
dari peserta didik atau diberikan oleh guru.
Tujuan metode group investigation adalah untuk
mengembangkan kemampuan berpartisipasi dalam proses sosial
demokratis dengan mengkombinasikan perhatian-perhatian pada
kemampuan antar-personal (kelompok) dan kemampuan rasa ingin
tahu yang akademis. Aspek-aspek dari pengembangan diri
merupakan hasil perkembangan yang utama dari metode ini
(Sutrikno, 2014: 79).
2) Langkah-langkah Metode Group Investigation
Menurut Rusman (2013) bahwa implementasi metode group
investigasi secara umum dibagi menjadi 6 langkah (Sutikno, 2014:
80-81) yaitu:
a) Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan peserta didik ke
dalam kelompok.
b) Merencanakan tugas-tugas belajar (direncanakan secara
bersama-sama oleh para peserta didik dalam kelompoknya
masing-masing, yang meliputi: apa yang diselidiki, bagaimana
dilakukan, siapa sebagai apa (pembagian kerja)).
c) Melaksanakan investigasi (peserta didik mencari informasi,
menganalisis data dan membuat simpulan; setiap anggota
49
kelompok harus berkontribusi kepada usaha kelompok; para
peserta didik bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi,
dan mensintesis ide-ide).
d) Menyiapkan laporan akhir (anggota kelompok menentukan
pesan-pesan esensial proyeknya; merencanakan apa yang akan
dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya; membuat
panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana presentasi).
e) Mempresentasikan laporan akhir (presentasi dibuat untuk
keseluruhan kelas dalam berbagai macam bentuk, bagian-
bagian presentasi harus secara aktif dapat melibatkan
pendengar (kelompok lainnya); pendengar mengevaluasi
kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan
keseluruhan kelas).
f) Evaluasi (peserta didik berbagi mengenai balikan terhadap
topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan
pengalaman-pengalaman afektifnya.
3) Kelebihan Group Investigation
a) Secara Pribadi
(1) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
(2) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.
(3) Rasa percaya diri dapat lebih memningkat.
(4) Dapat memecahkan dan menangani suatu masalah.
(5) Dapat mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.
50
b) Secara Sosial
(1) Meningkatkan belajar bekerja sama.
(2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri dan guru.
(3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.
(4) Belajar menghargai pendapat orang lain.
(5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat keputusan
c) Secara Akademis
(1) Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban
yang diberikan.
(2) Bekerja secara sistematis.
(3) Mengembangkan dan melatih ketermpilan fisik dalam
berbagai bidang.
(4) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.
(5) Mengecek kebenaran.
(6) Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan
sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
4) Kekurangan Group Investigation
a) Sedikitnya materi yang disampaikan dalam satu pertemuan.
b) Sulinya memberi penilaian secara personal.
c) Tidak semua topik cocok dengan metode pembelajaran group
investigation. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu
topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan
dari pengalaman yang dialami sendiri.
51
d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
e) Menurut Setiyawan dalam bukunya Shoimin (2014), siswa
yang tidak tuntas memahami materi persyaratan akan
mengalami kesulitan saat menggunakan metode ini (Shoimin,
2014:80-82).
B. Kajian Pustaka
Kajian kepustakaan berguna bagi pembahasan skripsi ini. Untuk
mengkaji skripsi ini, peneliti melakukan kajian terhadap penelitian-penelitian
sebelumnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi
Akhlak Semester II dengan Metode Group Investigation pada Siswa Kelas X
Akuntansi SMK PGRI 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 yang ditulis oleh
Khotijatul Asna jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga 2018. Hasil penelitian pada
siklus I dan siklus II diperoleh data seperti berikut: KKM mata pelajaran PAI
adalah 75, sebelum menggunakan metode group investigation, hanya 10,7%
atau 3 siswa yang tuntas, sedangkan 89,2% atau 25 siswa belum memenuhi
KKM atau belum tuntas. Setelah menggunakan metode group investigation
dalam pembelajaran PAI pada siklus I diperoleh data sebesar 64,3% atau 18
siswa tuntas dan 35,7% atau 10 siswa yang belum tuntas, sehingga dari pra
siklus ke siklus I terjadi peningkatan 53,5%. Setelah itu dilakukan refleksi
siklus I, dalam penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke
siklus II yaitu sebesar 100% atau 28 siswa tuntas dan 0% atau 0 siswa yang
52
belum memenuhi KKM. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II terjadi
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 35,7%. Presentase Kriteria Ketuntasan
Klasikal pada siklus II ini mencapai 89,3% dengan nilai rata-rata 90. Dengan
kata lain sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu
presentase Kriteria Ketuntasan Klasikal sebesar 80% denngan standar KKM
75.
Kedua, skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi
Sikap Jujur dengan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas X TAV SMK
Negeri 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018 yang ditulis oleh Ainun Najib
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2018. Hasil penelitian pada pra siklus
jumlah siswa yang tuntas hanya 8 siswa atau 28,57% dan yang tidak tuntas
ada 20 siswa atau 71,42% dengan nilai rata-ratanya yaitu 70,2, pada siklus I
mengalami peningkatan bahwa 16 siswa berhasil tuntas atau 57,14% dan 12
siswa tidak tuntas atau 42,85 dengan rata-rata kelas 75,28, dan pada siklus II
meningkat lagi bahwa 27 siswa atau 96,42% berhasil tuntas dan 1 siswa
3,57% yang tidak tuntas dengan rata-rata kelas 87,71. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi sikap jujur
pada siswa kelas X TAV SMK Negeri 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018.
Ketiga, skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Alat Pencernaan pada Manusia Melalui