Upload
others
View
138
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI MATERI MENGHINDARI
MINUMAN KERAS, JUDI DAN PERTENGKARAN DENGAN
METODE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA
KELAS VIII B SMP N 07 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR AOFA SIDIK
23010150319
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI MATERI MENGHINDARI
MINUMAN KERAS, JUDI DAN PERTENGKARAN DENGAN
METODE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA
KELAS VIII B SMP N 07 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR AOFA SIDIK
23010150147
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO
خيرالناسأنفعهمللناس
“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi
orang lain”. (HR. Bukhari dan Muslim)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap
mempunyai peran penting dalam hidupku
1. Pengasuh PPTI Al FALAH, Ibu Hj. Latifah Zoemri yang penulis nantikan
nasihat, berkah dan do’anya.
2. Untuk kedua orang tuaku selalu memberikan dukungan kepadaku, baik
secara material maupun dalam bentuk do'a. Terimakasih karena tidak
pernah berhenti untuk berkorban demi kebahagiaan dan kesuksesan
putranya.
3. Untuk seseorang yang selalu rela mendampingiku, selalu memberi
motivasi serta yang sama-sama berjuang dari awal sampai selesai skripsi,
terimakasih mbak Rinda Wahyuni.
4. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa PPTI Al-Falah Angkatan 2015.
5. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat khususnya PAI 2015 semua yang
telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan yang berlipat ganda amin. Penulis sadar bahwa dalam
penulis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
ix
x
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat illahi
Robbi atas rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “PENINGKATAN
HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
MATERI MENGHINDARI MINUMAN KERAS, JUDI DAN
PERTENGKARAN DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER
PADA SISWA KELAS VIII B SMP N 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2019/2020”
sesuai dengan rencana atau jadwal yang telah ditetapkan. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan SI jurusan Pendidikan
Agama Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak
akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi penelitian tindakan
kelas ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Agama Islam IAIN Salatiga
4. Ibu Dra. Urifatun Anis, M. Pd.I selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Qurrotu Ayun, M. Psi.
6. Kedua orang tuaku dan Keluarga besar yang telah memberikan do'a,
motivasi, serta dukungan moril dan material kepada penulis.
7. Pengasuh PPTI Al FALAH, Ibu Hj. Latifah Zoemri yang penulis nantikan
nasihat, berkah dan do’anya.
xi
xii
ABSTRAK
Sidik, Nur Aofa. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekeri Materi Menghindari Minuman Keras, Judi Dan
Pertengkaran dengan Metode Numbered Head Together Pada Siswa Kelas
VIII B SMP N 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.Skripsi. Program
Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra.Urifatun
Anis, M.Pd.I
Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Numbered Head Together, Hasil Belajar
Siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode
Numbered Head Together pada materi menghindari minuman keras, judi, dan
pertengkaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 07
Salatiga tahun pelajaran 2019/2020. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan siswa kelas VIII B SMP Negeri 07
Salatiga yang berjumlah 29 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa
perempuan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan/tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, observasi, dan
dokumentasi. Tes Tertulis digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
dalam penerapan metode numbered head together dalam mata pelajaran PAI
materi menghindari minuman keras, judi dan pertengkaran. Lembar observasi
digunakan untuk mengetahui dan menilai aktivitas siswa dan guru pada saat KBM
berlangsung. Sedangkan dokumentasi digunakan sebagai bukti bahwa penelitian
ini memiliki data hasil belajar siswa dan foto-foto kegiatan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan
pencapaian hasil belajar siswa dengan ditandai adanya peningkatan kriteria
ketuntasan klasikal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar PAI materi
menghindari minuman keras, judi dan pertengkaran dengan metode numbered
head together (NHT) pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 07 Salatiga terdapat
peningkatan, hasil pra siklus menunjukan siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa
atau 34% dengan rata-rata 67,51. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 21
siswa atau sebesar 72% dengan rata-rata 79,65. Sedangkan pada siklus II siswa
yang tuntas sebanyak 25 siswa atau sebesar 86% dengan rata-rata 84,65. Hal ini
membuktikan bahwa penerapan metode numbered head together (NHT) dalam
pembelajaran PAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP
Negeri 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ I
HALAMAN BERLOGO ........................................................................................ II
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. III
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... IV
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. V
PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN ............................................. VI
MOTTO................................................................................................................ VII
PERSEMBAHAN ............................................................................................... VIII
KATA PENGANTAR ............................................................................................ X
ABSTRAK ........................................................................................................... XII
DAFTAR ISI ....................................................................................................... XIII
DAFTAR TABEL ......................................................................................... XIV
DAFTAR DIAGRAM..................................................................................... XV
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... XVI
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................XVII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
xiv
D. Kegunaan Penelitian ....................................................................................... 5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................................ 6
F. Metode Penelitian ........................................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori .................................................................................................. 20
1. Pengertian Belajar .................................................................................. 20
2. Hasil Belajar ........................................................................................... 21
a. Pengertian Hasil Belajar ................................................................... 21
b. Macam-macam Hasil Belajar ........................................................... 23
c. Prinsip-prinsip Hasil Belajar ............................................................ 23
d. Faktor-faktor yang memengaruhi Hasil Belajar ............................... 26
3. Pendidikan Agama Islam ........................................................................ 30
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................... 30
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam ..................................................... 31
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................................... 33
4. Materi Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyyah ........... 34
5. Metode Numbered Head Together ......................................................... 44
a. Pengertian Metode Numbered Head Together .............................. 44
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Numbered Head Together .... 45
xv
c. Langkah-langkah Metode Numbered Head Together .................... 47
B. Kajian Pustaka ............................................................................................. 49
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ......................................................................................... 53
1. Sejarah SMP Negeri 07 Salatiga ............................................................ 53
2. Profil Sekolah ......................................................................................... 54
3. Visi dan Misi Sekolah ............................................................................ 55
4. Daftar Nama Guru ................................................................................. 56
5. Keadaan Siswa ........................................................................................ 59
B. Obyek Penelitian .......................................................................................... 60
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 62
1. Deskripsi Pra siklus ................................................................................ 62
2. Deskripsi Pelaksanaan siklus I ............................................................... 64
3. Deskripsi Pelaksanaan siklus II .............................................................. 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 73
1. Pra Siklus ................................................................................................ 73
2. Siklus I ................................................................................................... 76
3. Siklus II ................................................................................................. 83
B. Pembahasan .................................................................................................. 90
xvi
1. Hasil Penelitian Pra siklus ...................................................................... 91
2. Hasil Penelitian siklus I .......................................................................... 92
3. Hasil Observasi siklus I .......................................................................... 93
4. Hasil Penelitian siklus II ......................................................................... 94
5. Hasil Observasi siklus II ......................................................................... 99
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 101
B. Saran ........................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP Negeri 07 Salatiga .......... 56
Tabel 3.2 Keadaan Siswa ....................................................................................... 59
Tabel 3.3 Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 07 Salatiga ......................................... 60
Tabel 3.4 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ............................................................... 62
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ............................................................... 73
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................................... 76
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ............................................................ 78
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ........................................................... 80
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................................................. 85
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ........................................................... 86
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ......................................................... 88
Tabel 4.8 Data Persentase Hasil Belajar Pra Siklus .............................................. 91
Tabel 4.9 Data Persentase Hasil Belajar Siklus I ................................................... 92
Tabel 4.10 Data Persentase Hasil Belajar Siklus II................................................ 94
Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Per Siklus ............................................................ 96
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Rata-rata Siswa ................................................................................. 97
Diagram 4.2 Ketuntasan Siswa ............................................................................. 98
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)................................ 10
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3: Lembar Pengamatan Guru dan Siswa
Lampiran 4: Soal Evaluasi
Lampiran 5: Lembar Konsultasi
Lampiran 6: Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 7: Surat Ijin Penelitian
Lampiran 8: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 9: Daftar SKK
Lampiran 10: Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 11: Dokumentasi Kegiatan
xxi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses mendidik, membina,
mengendalikan, mengawasi, memengaruhi dan mentransmisikan ilmu
pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik dan anak didik untuk
membebaskan kebodohan, meningkatkan pengetahuan, dan membentuk
kepribadian yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
(Sudarto, 2018: 48 ). Pendidikan merupakan usaha untuk merubah sikap
dan tingkah laku individu agar sesuai dengan nilai-nilai moral melalui
ilmu pengetahuan agar nantinya dapat menjalani kehidupan yang lebih
baik. Pendidikan dengan mengedepankan nilai-nilai moral sering berkaitan
dengan pendidikan agama Islam.
Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat
memahami,makna, maksud, serta pandangan hidupnya, sehingga dapat
mendatangkan keselamatan di dunia dan akhirat (Turno, 2010: 18).
Melalui pendidikan agama Islam peserta didik akan diarahkan ke dalam
pembentukan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran syariat
Islam. Sehingga dalam bertingkah laku dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk.
Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang terdapat
di tingkat SD, SMP, SMA/SMK dimaksudkan agar siswa dapat
2
mendapatkan pengetahuan dan pengajaran mengenai ajaran Islam, untuk
membentuk sikap dan tingkah laku siswa. Pendidikan agama Islam sebagai
mata pelajaran pokok selain sebagai penghantar siswa menguasai dan
mencapai tentang materi pelajaran keislaman, tetapi siswa juga dituntut
mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam
pembelajaran yang baik yaitu dapat memberikan pengetahuan yang
bermakna dan menjadikan seseorang yang diajar menjadi lebih baik,
paham dan mengerti. Tidak hanya itu, tujuan pendidikan agama Islam
yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, siswa menjadi muslim
yang memiliki pengetahuan luas, sikap dan tingkah laku sesuai dengan
ajaran syariat Islam, serta bermanfaat bagi sesama. Pembelajaran yang
baik dan menyenangkan akan mampu menarik minat perhatian siswa,
sehingga siswa akan muncul rasa keingin tahuan terhadap materi
pembelajaran yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar
siswa. Dalam hal ini merupakan peran seorang pendidik, dimana seorang
pedidik harus mampu menciptakan pembelajaran yang baik dan
menyenangkan yang berdampak pada peningkatan hasil siswa, ini
merupakan bagian terpenting dari peran seorang pendidik.
Sebagai seorang pendidik tentu dalam sebuah pembelajaran akan
menciptakan suasana pembelajaran yang baik dan menyenangkan, dengan
menerapkan metode dan strategi yang telah disesuaikan dengan materi
pembelajaran. Hal ini akan menciptakan pembelajaran yang efektif dan
3
efisien. Menerapkan metode dan strategi dalam pembelajaran dapat
menciptakan pembelajaran yang diminati oleh siswa yang menimbulkan
rasa keingin tahuan dari siswa meningkat, serta tujuan dari pembelajaran
akan tercapai, serta berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar dari
siswa. Oleh sebab itu, seorang pendidik harus mampu kreatif dalam
menerapkan berbagai macam metode dan strategi yang sesuai dengan
materi pembelajaran agar tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi
menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran di SMP N 07
Salatiga. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di SMP tersebut sudah
dilaksanakan dengan baik, tetapi dalam penggunaan metode pembelajaran
masih konvensional dan belum bervariasi, hal ini membuat siswa
mengalami kejenuhan, misalnya penggunaan metode pembelajaran
ceramah membuat siswa jenuh dan pasif dalam pembelajaran. Sehingga
akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kesulitan yang dialami
siswa menjadikan hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan,
sehingga dalam pembelajaran harus diubah dalam menerapkan metode
pembelajaran yang menarik agar hasil belajar siswa meningkat.
Selama ini, hasil pembelajaran pendidikan Agama Islam di SMP N
07 Salatiga belum bisa tercapai secara maksimal seperti yang di harapkan.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru PAI, kelas VIII B
SMP Negeri 07 Salatiga dengan Bapak Muhammad Sintoro di SMPN 07
4
Salatiga masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah ketuntasan
belajar minimal (KBM) yaitu 75, dari 29 siswa, yang lulus KBM hanya 10
siswa atau dalam persen sebesar 34% dan yang tidak lulus ada 19 siswa
atau dalam persen sebesar 66% dengan rata-rata 67,51.
Berdasarkan dari hasil diskusi antara peneliti dengan guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP N 07 Salatiga ditemukan
problematika dalam proses pembelajaran bahwa metode yang diterapkan
perlu diadakan pembaharuan yang telah disesuaikan dengan materi
pembelajaran. Guru dapat menerapkan pembaharuan dalam metode
pembelajaran agar menciptakan pembelajaran lebih aktif dan
menyenangkan, serta efektif dan efisien, sehingga dapat memiliki daya
tarik siswa dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan minat siswa
dalam proses pembelajaran.
Peneliti menawarkan solusi agar hasil belajar siswa meningkat,
yaitu dengan menerapkan metode Numbered Head Together dalam
pembelajaran materi menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran.
Peneliti memilih metode pembelajaran ini dalam penelitian, karena
Numbered Heads Together mempunyai keunggulan yaitu menjadikan
siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa akan saling
memberikan pendapat dan bertukar pendapat. Metode ini juga dapat
menambah rasa percaya diri siswa, karena dalam metode ini ada
pemanggilan nomor dalam menjawab hasil diskusi. Sehingga dalam diri
siswa timbul rasa percaya diri.
5
Dengan mengunakan metode ini siswa tidak akan mengalami
kejenuhan dalam pembelajaran karena semuanya dituntut untuk aktif
dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul :
“Peningkatan Hasil Belajar pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Menghindari Minuman Keras, Judi, Dan Pertengkaran Dengan
Metode Numbered Head Together Pada Siswa Kelas VIII B SMP N 07
Salatiga Tahun 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan metode Numbered Head Together dapat meningkatkan
hasil belajar pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti materi menghindari
minuman keras, judi, dan pertengkaran pada siswa kelas VIII B SMP N 07
Salatiga tahun pelajaran 2019/2020 ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam dan Budi
Pekerti materi menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran melalui
penerapan metode Numbered Head Together pada siswa kelas VIII B SMP
N 07 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritik dan
praktis.
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, ada beberapa manfaat diantaranya:
6
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian dalam
bidang pendidikan, khususnya cara meningkatkan minat belajar
siswa dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam
b. Sebagai bahan bacaan atau referensi semua pihak, khususnya bagi
mahasiswa Pendidikan agama Islam, fakultas tarbiyah dan ilmu
keguruan IAIN Salatiga.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran efektif dan
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode
Numbered Head Together pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti.
c. Bagi Sekolah, dapat dijadikan sebagai contoh bentuk peningkatan
hasil belajar siswa yang berbasis sekolah/madrasah dalam
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.
d. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan
wawasan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam proses
inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan
7
dengn kenyataan yang ada atau fakta, atau dari kenyataan dengan teori
yang relevan. Hipotesis dikatakan sementara karena kebenaranya
masih perlu diuji atau dites kebenaranya dengan data yang asalnya dari
lapangan. Hipotesis juga penting peranannya karena dapat
menunjukkan dari si peneliti yang di refleksikan dalam hubungan
ubahan atau variabel dalam permasalahan penelitian (Sukardi, 2009:
41). Hipotesis dibuat sebelum peneliti terjun langsung ke lapangan
untuk mengumpulkan data-data yang akan diperlukan, ada dua alasan
yang mendasarinya, yaitu:
a. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu
pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan.
b. Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk
tentang pengambilan data dan proses interpretasinya (Sukardi,
2003: 41).
Berdasarkan rumusan masalah hipotesis dalam masalah ini adalah
“Penerapan metode Numbered Head Together pada pendidikan
agama Islam dan budi pekerti materi menghindari minuman keras,
judi, dan pertengkaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII B SMP N 07 Salatiga Tahun 2019/2020”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Numbered Head Together dapat dikatakan
efektif apabila indikator keberhasilan yang diharapkan telah tercapai.
8
Adapun indikator keberhasilan yang dapat dituliskan peneliti sebagai
berikut:
a. Secara individu:
Adanya peningkatan hasi belajar PAI dan Budi Pekerti materi
menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran yang
mencapai KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) ≥ 75.
b. Secara Klasial:
Ketuntasan siswa secara klasial dalam materi menghindari
minuman keras, judi, dan pertengkaran mencapai presentasi nilai
85% siswa mencapai KBM (Daryanto, 2011: 191).
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian
praktis yang dilakukan dengan mengkaji masalah-masalah yang
dihadapi guru di dalam kelas dan dilakukan tindakan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Hasil penelitian dapat segera
diaplikasikan oleh guru sendiri dalam rangka memperbaiki
permasalahan belajar mengajar yang dihadapi serta meningkatkan
profesionalitas guru dalam proses belajar mengajar (Sani, 2016: 5).
Penelitian tindakan kelas dapat bermanfaat bagi pendidik dan siswa
karena dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan metode yang telah disesuaikan dengan
9
materi yang ada. Bagi pendidik melalui penelitian ini dapat membantu
menemukan solusi permasalahan dalam pembelajaran dan menunjang
proses pembelajaran menjadi lebih efektif serta meningkatkan hasil
belajar siswa. Bagi siswa bermanfaat untuk memudahkan proses
pembelajaran sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Alasan peneliti memilih menggunakan penelitian tindakan kelas
karena melalui penelitian ini peneliti dapat secara langsung dalam
proses penelitian dan dapat secara langsung mengamati proses
pembelajaran dengan terjun langsung. Dalam penelitian ini peneliti
mengumpulkan data observasi kelas, wawancara guru dan siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan objek yaitu kelas.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan beberapa tahap penelitian,
yaitu: perencanaan, pengamatan, pelaksanaan dan refleksi.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP N 07
Salatiga, berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13
siswa perempuan. Disamping siswa sebagai subyek penelitian, guru
juga bisa sebagai subyek penelitian karena guru akan diteliti dalam
proses pembelajaran bagaimana guru tersebut mengajar dan akan
diperbaiki jika terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran dari
guru tersebut.
10
3. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di daerah kota Salatiga, tepatnya
bertempat di SMP N 07 Salatiga di Jl. Setiaki No. 15 Dukuh Sidomukti
Kota Salatiga provinsi Jawa Tengah Kode Pos 50722.
4. Langkah-Langkah Penelitian
Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Gambar 1.1 Model PTK
(Arikunto, 2006: 16)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat langkah
penelitian yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
?
SIKLUS II
11
a. Perencanaan Tindakan
Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu
identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan
masalah (Suyadi, 2014: 50-51). Dalam tahap ini dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap
siswa yang bersumber dari permasalahan. Rencana dibuat setelah
melakukan analisi permasalahan dan menemukan penyebab atau
akar masalah.
b. Pelaksanaan Tindakan
Action (tindakan), yaitu merupakan penerapan dari
perencanaan yang telah dibuat dengan tujuan memperbaiki dan
menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Pada tahap
pelaksanaan tindakan kelas adalah tahap implemetasi dari semua
rencana yang telah dibuat (Wibawa, 2003: 28). Pada tahap ini
peneliti menggunakan metode Numbered Head Together. Dalam
tahap penelitian ini menggunakan tahap pembukaan, inti, penutup.
Selama proses tindakan peneliti berpedoman kepada rencana
perencanaan pembelajaran yang telah dibuat, metode pembelajaran
yang diterapkan, menggunakan variasi sumber belajar yang telah
disesuaikan dengan materi, sehingga pembelajaran sudah tersusun
dan tinggal pelaksanaannya saja.
12
c. Pengamatan
Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing).
Supardi dalam buku panduan penelitian tindakan kelas menyatakan
bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III adalah
pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang
dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen
pengumpulan data (angket/ wawancara/ observasi, dan lain-lain
(Suyadi, 2014: 63). Pengamatan dilakukan secara bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap
ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah
dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional
yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan yang
dikembangkan oleh peneliti (Wibawa, 2003:28). Selama proses
pengamatan peneliti melakukan pengamatan mengenai, proses
tindakan, dampak tindakan, lingkungan belajar dan hambatan
dalam proses tindakan yang muncul. Di dalam kegiatan
pengamatan peneliti menggunakan lembar pengamatan. Lembar
pengamatan digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran dan
digunakan untuk mengetahui hasil penelitian. Sehingga nantinya
lembar pengamatan bisa dijadikan sebagai lembar untuk
menceritakan keadaan yang sesungguhnya.
13
d. Refleksi
Pada tahap refleksi merupakan tahap untuk memproses data
yang didapat saat melakukan observasi. Data yang didapat
kemudian ditafsirkan dan dicari explanasinya, dianalisis dan
disintesis. Proses refleksi ini memegang peranan penting dalam
keberhasilan PTK (Wibawa, 2003:29). Dalam tahap refleksi
peneliti mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil penelitian
kelas yang telah dilakukan, yaitu dari lembar pengamatan, hasil
catatan lapangan maupun dari hasil wawancara yang telah
dilakukan dengan guru wali kelas yang bersangkutan. Setelah itu
peneliti bisa melakukan perencanaan tindakan yang lebih lanjut.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu faktor yang penting dalam
penelitian. Dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
pengumpulan data dapat dilihat melalui:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sudaryono, Margono,
& Rahayu, 2013: 38). Observasi dalam penelitian ini menggunakan
lembar observasi pendidik dan lembar observasi peserta didik.
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena,
14
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2012: 153). Observasi
digunakan untuk mempermudah proses pengamatan dan mencatat
apa yang terjadi di dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Pada waktu observasi dapat menggunakan lembar
pengamatan untuk mempermudah di mana dibagi menjadi dua
yaitu untuk siswa dan pendidik.
b. Tes/ Penilaian
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok (Sudaryono, Margono, &
Rahayu, 2013: 40). Penelitian ini peneliti menggunakan lembar tes
dalam penilaian. Tes ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa.
c. Dokumentasi
Sumber informasi dokumentasi ini memiliki peran penting,
dan perlu mendapat perhatian bagi para peneliti. Data ini memiliki
keobjektivitas yang tinggi dalam memberikan informasi kepada
para guru sebagai tim peneliti (Sukardi, 2009: 47). Dengan
dokumentasi maka dapat memberikan informai yang relevan
kepada para tim peneliti tentang isu-isu dan problem yang terdapat
15
di kelas dan perlu dicarikan solusi, guna mendapatkan perbaikan
secepatnya.
Dokumen adalah ditujukan untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian (Sudaryono, Margono, & Rahayu,
2013: 41). Dokumentasi dalam penelitian ini untuk menyimpan
bukti kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Dokumentasi ini berisi dokumen-dokumen hasil belajar siswa yang
diperoleh dari penelitian dan berupa foto-foto atau gambar kegiatan
penelitian.
6. Instrumen Penelitian
Dalam instrumen penelitian terdapat alat yang digunakan untuk
mengambil data penelitian, antaranya:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana
yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup kompetensi
dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali
pertemuan atau lebih (Nurochim, 2013: 205). Sehingga dapat
memberikan gambaran yang harus dilakukan saat mengajar materi
menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran menggunakan
metode Numbered Head Together.
16
b. Soal tes
Soal tes yang diujikan bertujuan untuk mengukur seberapa
kemampuan siswa dalam memahami materi menghindari minuman
keras, judi, dan pertengkaran.
c. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu atau
kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/ alat belajar
(Nurochim, 2013: 195).
d. Materi Pembelajaran
Materi merupakan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan pembelajaran. Dalam pembelajaran materi diajarkan
kepada siswa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
e. Lembar Observasi Peserta Didik
Pengamatan terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan
berbagai hal yang menarik. Masing-masing individu siswa diamati
secara individu atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan
sesudah usai pembelajaran.
f. Lembar Observasi pendidik
Lembar observasi pendidik sangat bermanfaat karena dapat
mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di
17
kelas. Di samping itu, pengamatan dapat menunjukkan strategi
yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan
pembelajaran yang terjadi dikelas.
7. Analisis Data PTK
Analisis data merupakan bagian penting dari pelaksanaan PTK.
Kualitas hasil analisis data menentukan kebermaknaan PTK yang
dilakukan. Jika analisis dilakukan tepat, maka hasil penelitian akan
memberikan gambaran yang objektif dari kondisi yang diteliti (Sani,
2016: 82). Proses analisis data dimulai dengan menelaah data
keseluruhan yang telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik dari
pengamatan, wawancara. Pada tahap refleksi pembelajaran dapat
diperoleh hasil yang kemudian bisa digunakan untuk mengolah data.
Semua data yang diperoleh dan ditelaah kemudian direkap
kedalam tabel dengan bentuk angka atau satuan. Dalam menghitung
data peneliti dapat menggunakan rumus statistika rata-rata kelas.
a. Nilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh
siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di
kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat
dirumuskan:
18
Keterangan:
X : Nilai rata-rata kelas
∑X : Jumlah nilai siswa
∑N : Jumlah siswa (Daryanto, 2011: 191).
b. Ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara
perorangan dan secara klasial. Seorang siswa telah tuntas belajar
apabila telah mencapai nilai KBM yang ditentukan dan dikelas
disebut tuntas belajar bila dikelas tersebut terdapat 85% yang telah
mencapai daya serap. Untuk menghitung presentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut:
(Daryanto, 2011: 191)
G. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam
mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis
paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, model
penelitian, dan sistematika penulisan.
19
BAB II : Dalam bab ini penulis menguraikan kajian pustaka yaitu
tinjauan pustaka yang meliputi hasil belajar, pembelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, materi menghindari minuman keras, judi, dan
pertengkaran, metode Numbered Head Togethert dan kaitan pembelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti menggunakan metode Numbered
Head Together pada materi menghindari minuman keras, judi, dan
pertengkaran.
BAB III : Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang
pelaksanaan tindakan yang terdiri dari: gambaran umum SMP N 07
Salatiga, subyek penelitiaan, dan deskripsi pelaksanaan siklus.
BAB IV : Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian,
antara lain mencakup deskripsi per siklus yang membahas mengenai data
hasil pengamatan dan berisi pembahasan.
BAB V : Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil
penelitian dan saran-saran.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap
orang secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh
sesuatu. Belajar dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu
usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah
laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampilan, dan sebagainya
(Khairani, 2017: 5). Dengan belajar maka diharapkan akan ada
perubahan dalam diri peserta didik berupa tingkah laku, sikap, dan
kebiasaan yang mana mengarah ke arah yang lebih baik.
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotor (Djamarah, 2011: 13). Jadi, dengan belajar
maka peserta didik diharapkan akan mendapat pengalaman dari belajar
yang nantinya akan membawa perubahan dalam diri peserta didik.
Selain belajar adalah hasil dari suatu pengalaman, belajar adalah
kegiatan bagi setiap orang. Tanpa belajar seseorang tidak akan
mengerti bagaimana memahami hidup, dan tidak akan mengerti
bagaimana memaknai hidup dengan baik (Kompri, 2015: 224). Jadi,
21
belajar adalah cara memahami hidup, agar dapat menjadi pribadi yang
lebih baik.
Belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan hasil
belajar tersebut, membantu orang untuk dapat memecahkan
pemasalahan dalam hidupnya serta dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Perubahan-perubahan hasil belajar tersebut dapat
berubah kearah yang positif (Baharuddin, 2016: 162). Dengan belajar
maka diharapkan peserta didik mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar adalah suatu proses menuju perubahan yang bersifat mantap
atau permanen melalui proses latihan dalam interaksi degan
lingkungan dan meliputi perubahan baik fisik maupun mental.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh
siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja,
tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat,
penyesuaian sosial, macam-macam ketrampilan, cita-cita,
keinginan dan harapan (Rusman, 2016: 67). Jadi, hasil belajar
adalah pengalaman yang didapat tidak hanya seputar pelajaran
22
namun juga berkenaan dengan adanya perubahan pada diri peserta
didik kearah yang lebih baik.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar (Rusman, 2016: 67). Selain
hasil belajar adalah pengalaman bagi peserta didik, hasil belajar
juga dapat menjadi tolak ukur bagi pendidik untuk mengetahui
perkembangan belajar dari peserta didik.
Tidak hanya tentang itu saja, tetapi hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2011: 5). Hasil belajar juga
merupakan nilai, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dari
belajarnya.
Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah mengalami proses
pembelajaran yang diukur melalui pengetahuan, pemahaman,
maupun pengaplikasian yang diraih siswa setelah menerima
pengalaman belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes maupun
angka.
23
b. Macam-macam Hasil Belajar
Perumusan aspek-aspek kemampuan yang menggambarkan
output siswa yang dihasilkan dari proses pembelajaran dapat
digolongkan menjadi tiga klasifikasi yaitu (Rusman, 2016: 68):
1) Kognitif
Berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan
intelektual berpikir.
2) Afektif
Berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-
segi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai.
3) Psikomotor
Berkenaan dengan suatu ketrampilan-ketrampilan atau
gerakan-gerakan fisik.
Jadi, aspek kemampuan dari peserta didik meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
c. Prinsip-prinsip Belajar
Tujuan peserta didik belajar selalu terarah pada terjadinya
perubahan pada dirinya, dan dia merasakan mendapatkan hasil
belajar yang ditandai dengan adaya prestasi belajar, akibat dari
kegiatan belajarnya itu. Oleh karena itu, salah satu hal dapat
dilakukan para pendidik di dalam tugasnya melaksanakan proses
belajar mengajar, seorang pendidik perlu meningkatkan beberapa
24
prinsip-prinsip belajar sebagaimana berikut (Khairani, 2017: 13-
14) :
1) Apapun yang dipelajari peserta didik, ialah yang harus belajar
bukan orang lain. Untuk itu peserta didiklah yang harus
bertindak aktif.
2) Setiap peserta didik belajar sesuai dengan tingkat
kemampuannya.
3) Peserta didik akan dapat belajar dengan baik bila mendapat
penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama
proses belajar.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
peserta didik akan membuat proses belajar lebih berarti.
5) Peserta didik akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar
apabila ia diberi tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas
belajarnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar meliputi
peserta didik bertindak aktif, peserta didik belajar sesuai tigkat
kemampuan, peserta didik dapat belajar dengan penguatan,
penguasaan sempurna pada proses belajar serta dapat meningkat
apabila diberi rasa tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas
belajarnya. William Burton menyimpulkan uraiannya tentang
prinsip-prinsip belajar sebagai berikut (Oemar, 2013:31) :
25
1. Proses belajar adalah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan
melampaui. Proses itu melalui bermacam-macam ragam
pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu
tujuan tertentu. Pengalaman belajar bersumber dari
kebutuhan dan tujuan siswa sendiri yang mendorong
motivasi yang kontinu.
2. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heriditas dan
lingkungan.
3. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materil
dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di
kalangan siswa.
4. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila
pengalaman pengalaman dan hasil yang diinginkan
disesuaikan dengan kematangan siswa.
5. Proses belajar yang terbaik apabila siswa mengetahui status
kemajuan.
6. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai
prosedur.
7. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat
kompleks dan dapat berubah-ubah, jadi tidak sederhana dan
statis.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip belajar meliputi proses dan hasil belajar dari
26
peserta didik antara lain: peserta didik bertindak aktif, peserta
didik belajar sesuai tingkat kemampuan, peserta didik dapat
belajar dengan penguatan, penguasaan sempurna pada proses
belajar serta dapat meningkat apabila diberi rasa tanggung
jawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya. Sehingga hasil
belajar yang dicapai tidak statis melainkan berubah-ubah dan
mengalami peningkatan.
d. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut
Munadi dalam Rusman (2016: 67) meliputi faktor internal dan
eksternal, yaitu:
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari
faktor fisiologis dan psikologis (Sriyanti, 2011: 24):
a) Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi
kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan
capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
sebagainya. Hal-hal tersebut dapat memengaruhi siswa
dalam menerima mata pelajaran (Rusman, 2016: 67).
27
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat
dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari
(Sriyanti, 2011: 24):
1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus secara umum yang ada dalam
diri idividu sangat memengaruhi hasil belajar.
Keadaan tonus jasmani secara umum, misalnya
tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu.
Apabila badan individu dalam keadaan bugar
dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.
Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan
kurang bugar dan kurang sehat akan
menghambat hasil belajar.
2. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama
yang terkait dengan fungsi panca indera yang
ada dalam diri individu. Panca indera
merupakan pintu gerbang masuknya
pengetahuan dalam diri individu.
Jadi, faktor fisiologis meliputi keadaan tonus
jasmani dan keadaan fungsi jasmani tertentu.
28
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada
dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara
lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,
kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya (Sriyanti,
2011: 24).
Setiap individu dalam hal ini siswa pada
dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-
beda, tentunya hal ini turun mempengaruhi hasil
belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi
inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif,
motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa (Rusman, 2016:
67).
Jadi faktor psikologis dapat disimpulkan
meliputi kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,
kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di
luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor
eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa
(Sriyanti, 2011: 23). Faktor-faktor eksternal tersebut antara
lain (Rusman, 2016: 68):
29
a) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi
hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan
alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain.
Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki
ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda
suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari
yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup
mendukung untuk bernafas lega.
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor
yang keberadaan dan penggunaannya dirancang
sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-
faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana
untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah
direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa
kurikulum, sarana dan guru.
Jadi faktor-faktor yang memengaruhi belajar peserta
didik meliputi faktor internal dapat disimpulkan meliputi
faktor lingkungan, dan faktor instrumental. Dimana faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan
30
sosial. Dan faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum,
sarana dan guru.
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan proses mendidik, membina,
mengendalikan, mengawasi, memengaruhi dan mentransmisikan
ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik dan anak
didik untuk membebaskan kebodohan, meningkatkan pengetahuan,
dan membentuk kepribadian yang lebih baik dan bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari (Sudarto, 2018: 48).
Sedangkan pendidikan Islam (tarbiyah) adalah usaha untuk
mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran-ajaran agama Islam,
agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia
(Turno, 2010: 20).
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan
tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar-umat beragama hingga
terwujud kesatuan dan persatuan (Baharuddin, 2016: 196).
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk
meyakini, memahami, dam mengamalkan ajaran Islam melalui
31
kegiatan bimbingan, pengajaran, atau penelitian yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Majid,
2014: 13).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam
adalah usaha untuk mendidik peserta didik menjadi pribadi yang
mempunyai kepribadian dan akhlak sesuai dengan ajaran agama
Islam, bermanfaat bagi masyarakat. bangsa, negara dan agama
yang mendapat ridho Allah SWT.
Pendidikan agama Islam (PAI) sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis dan
sitnifikan dalam pembentukan akhlak dan pribadi siswa.
Pendidikan agama Islam (PAI) secara umum dapat dipahami
sebagai upaya untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga
menjadi pribadi muslim yang beriman dan bertakwa serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (Shidunata, 2000: 210). Jadi pendidikan
agama Islam adalah suatu mata pelajaran di sekolah yang diajarkan
dalam mempersiapkan siswa untuk bisa meyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/ madrasah
berfungsi sebagai berikut (Majid, 2014: 15-16):
32
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt, yang telah
ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Penanaman
nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkunganya baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkunganya
sesuai dengan ajaran agama Islam.
3) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-
kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman,
dan pengalaman dalam ajaran kehidupan sehari-hari.
4) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkunganya atau dari budaya lain yang dapat
membahayakan dirinya dan menghambat
perkembanganya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
5) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara
umum (alam nyata dan nirnyata), sistem dan
fungsionalnya.
6) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang
memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar
bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
33
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
orang lain.
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk
dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi)
(Majid, 2014: 16).
Tujuan pendidikan agama Islam diatas merupakan turunan
dari tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN
(UU No. 20 tahun 2003), berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Majid, 2014: 16).
Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat penting
keberadaannya karena pendidikan agama Islam merupakan suatu
upaya atau proses, pencarian, pembentukan, dan pengembangan
sikap dan perilaku untuk mencari, mengembangkan, memelihara,
34
serta menggunakan ilmu dan perangkat teknologi atau ketrampilan
demi kepentingan manusia sesui dengan ajaran Islam (Baharuddin,
2016: 197).
Tujuan pendidikan agama Islam juga merupakan sub sistem
dari tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini pendidikan nasional
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, kepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional
bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani
(Turno, 2010: 21).
Dari berbagai uraian diatas tentang tujuan pendidikan
agama Islam, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
agama Islam adalah agar peserta didik menjadi pribadi yang
memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan Islam.
4. Materi Menghindari Minuman Keras, Judi, dan Pertengkaran
a. Larangan Mengonsumsi Minuman Keras
Salah satu akhlak tercela yang sangat dibenci oleh Allah
Swt adalah meminum minuman keras. Minuman keras dalam
bahasa Al-Qur’an disebut Khamr. Khamr dari segi bahasa artinya
penutup akal. Sedangkan menurut istilah, khamr adalah segala
jenis minuman atau lainnya yang dapat menyebabkan seseorang
mabuk dan hilang kesadarannya. Adapun sesuatu yang bisa
35
memabukkan dapat berbentuk minuman, serbuk yang diisap, cairan
yang disuntikkan, dan dapat juga berupa makanan serta tablet,
termasuk juga ganja, morfin, nipan, magadon, dan sebagainya.
Kesemuanya itu dinamakan khamr atau minuman keras. Hukum
minum minuman keras atau khamr adalah haram dan termasuk
perbuatan yang tergolong dosa besar (Mulyani, 2019:15).
1) Jenis-jenis Khamr
Khamr atau minuman keras dibagi menjadi beberapa golongan
sesuai dengan bahan baku yang digunakan,diantaranya sebgai
berikut (Mulyani, 2019: 15):
a) Secara tradisional, orang telah mengetahui bahwa nira aren
atau nira kelapa dapat dijadikan minuman keras, dengan
cara membiarkan (inkubasi) selama satu hari.
b) Nama-nama lain, seperti, wisky, cognac, dari perancis;gin
dari Irlandia, vodka dari Rusia merupakan minuman keras
yang diperoleh dengan proses fermentasi.
c) Jika bahan dasarnya terbuat dari sari buah, seperti anggur,
nanas, dan apel disebut wine.
d) Jika bahan dasarnya terbuat dari pati disebut bir. Jenis bir
lainnya adalah sake yang dibuat dari beras kuning.
2) Ayat Al’Qur’an dan Hadits yang melarang Khamr
a) QS. Al-Maidah (5) ayat 90-91
36
Artinya:
90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar
dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
b) Hadits Riwayat Bukhari
Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, bahwasanya Rasulullah
saw. bersabda, “Barangsiapa minum khamr semasa di dunia
dan belum sempat bertaubat maka diharamkan untuknya
minum di akhirat kelak,” (HR Bukhari Muslim).
3) Hikmah Dilarangnya Meminum Khamr
37
Islam melarang meminum minuman keras bukan tanpa
alasan dan tidak bisa dipikirkan dengan logika. Hikmah dari
dilarangnya meminum minuman keras adalah sebagai berikut
(Mulyani, 2019: 16):
a) Menjaga kesehatan jasmani, khusunya terhindar dari sakit
paru-paru, ginjal, liver, dan gangguan syaraf.
b) Terhindar dari perilaku jahat sebagai dampak meminum
minuman keras.
c) Mempersiapkan generasi penerus yang sehat jasmani dan
rohani.
d) Dapat berpikir secara jernih dan logis.
e) Mewujudkan ketentraman, kedamaian, dan keamanan bagi
masyarakat.
4) Akibat dari Meminum Khamr
Orang yang meminum minuman keras memiliki banyak
dampak negatif, antara lain (Mulyani, 2019: 16):
a) Hilangnya kesadaran akal sehingga menjadi mabuk bahkan
pingsan.
b) Mengkosumsi dalam jangka panjang dapat mengkibatkan
kerusakan organ fisik bagian dalam (jantung, paru-paru,
ginjal, liver, dan lain sebagainya), termasuk saraf yang akan
berkaibat menganggu jalannya kehidupan manusia secara
menyeluruh.
38
c) Tidak akan mendapat rahmat dari Allah SWT karena
mengomsumsi minuman keras.
d) Dijauhi masyarakat dan dimurkai oleh Allah.
b. Perintah Menjauhi Judi
1) Pengertian Judi
Kata judi dalam bahasa Indonesia memiliki arti “permainan
dengan memakai uang atau barang berharga sebagai taruhan
(seperti main dadu, kartu). Sedangkan berjudi memiliki arti
mempertaruhkan uang atau harta dipermainan tebakan
berdasarkan kebetulan, dengan tujuan mendapatkan sejumlah
uang atau harta yang lebih besar daripada jumlah uang atau
harta semula. Sedang pejudi adalah orang yang suka berjudi
(Nasional, 2007: 479).
Islam melarang segala jenis judi apapun itu niatnya. Berjudi
sudah dikenal masyarakat sejak zaman jahiliyah. Berjudi
adalah suatu aktivitas yang direncnakan ataupun tidak dengan
melakukan spekulasi ataupun rekayasa untuk mendapatkan
kesenangan degan menggunakan taruhan yang tidak
dibenarkan, bagi yang menang diuntungkan dan yang kalah
dirugikan. Model judi yang berkembang sampai saat ini, seperti
dadu, kartu remi, dan lotre. Selain itu, menjual binatang yang
belum jelas dan menabung binatang juga termasuk judi
(Mulyani, 2019:17).
39
2) Ayat Al-Qur’an yang Melarang Judi
QS Al-Baqarah (2) ayat 219 :
Artinya:
mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat
bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".
dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
3) Dampak Judi
Judi akan menimbulkan berbagai dampak negatif, baik
yang bersifat pribadi maupu sosial. Berikut dampak negatif judi
(Mulyani, 2019: 17):
a) Menjadi sebab untuk melakukan perbuatan yang dilarang
agama atau perintah.
40
b) Menyebabkan orang lalai kewajiban terhadap diri, orang
lain, dan penciptanya.
c) Menghalangi zikir dan beribadah kepada Allah.
d) Merugikan ekonomi karena ketidakpastian usaha yang
dilakukan.
e) Menimbulkan kemarahan dan permusuhan dengan sesama.
f) Menjadikan orang malas bekerja.
g) Menghilangkan perasaan malu dan kasih sayang.
h) Menimbulkan kesedihan dan penyesalan sebab perbuatan
judi dapat menghilangkan harta dan harga diri seseorang
dalam waktu yang relatif singkat.
i) Menghancurkan kehidupan keluarga yang menjadi
tanggung jawabnya.
Tindakan yang diperlukan untuk mengurangi tindak
judi dapat menghilangkan harta upaya-upaya yang
menyeluruh dari berbagai pihak, dianataranya (Mulyani,
2019:17):
a) Ulama hendaknya senantiasa beramar ma’ruf nahi mungkar
dalam setiap waktu dan keadaan.
b) Umara hendaknya dengan tegas dan jelas segera
memberantas tempat-tempat judi dan mengambil tindakan
hukum yang tegas bagi pelaku judi.
41
c) Setiap orang berusaha menghidari pergaulan dengan
penjudi, lebih banyak bergaul dengan orang yang jelas-jelas
baik.
Setiap perilaku maksiat pasti menimbulkan dampak
buruk bagi pelakunya. Maka dari itu Islam melarang segala
sesuatu yang menyengsarakan diri sendiri dan orang lain.
Setiap pelaku judi harus sabar dengan segera bertobat dan
memperbaiki diri dengan amal shaleh, berusaha mencari
rezeki yang halal dan qanaah atas ketentuan Allah,
senantiasa beristigfar, memohon ampunan serta
perlindungan dari Allah agar tidak terjerumus pada judi,
serta berjuang untuk menunaikan kewajiban secara
istiqomah, baik terhadap keluarga, lingkungan, maupun
pencipta (Mulyani, 2019: 17).
c. Menghindari Pertengkaran
1) Pengertian Pertengkaran
Pertengkaran dan pembunuhan sangat dilarang. Larangan
ini bersifat menyeluruh. Tidak boleh orang muslim bertengkar
dengan sesama muslim. Orang muslim juga tidak boleh
bertengkar dengan selain muslim. Allah menghendaki
kehidupan ini berjalan dengan damai dan segala permasalahan
juga diselesaikan dengan cara-cara yang baik, seperti dengan
musyawarah/dialog (Kebudayaan, 2014: 259).
42
2) Ayat Al-Qur’an yang Melarang Pertengkaran
a) QS Al-Maidah (5) ayat 32:
Artinya:
oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan
karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena
membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah
membunuh manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia
telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan
Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
43
b) Hadits HR. Ibnu Majah
Dari Al Bara bin Azib, sesungguhnya Rasulullah SAW
pernah bersabda: “kehancuran dunia (nilainya) lebih
ringan disisi Allah daripada seseorang membunuh seorang
mukmin tanpa hak.” (HR. Ibnu Majah)
3) Dampak Negatif Pertengkaran
Dampak negatif dari pertengkaran sebagai berikut
(Mulyani, 2019:19):
a) Menciptakan perpecahan antar manusia.
b) Merenggangkan persaudaraan antar muslim.
c) Mendapatkan siksaan dari Allah SWT karena berbuat
maksiat.
d) Menjauhkan manusia dari kasih sayang Allah SWT.
4) Cara Menghindari Pertengkaran
Beberapa cara menghindari terjadinya pertengkaran sebagai
berikut (Mulyani, 2019:19):
a) Meninggalkan faktor-faktor yang dapat memicu timbulnya
pertengkaran.
b) Menyadari akan timbulnya penyesalan dan akibat buruk
dari pertengkaran.
c) Berusaha mengoreksi kesalahan dirinya sendiri.
d) Membiasakan diri untuk bersikap lapang dada dan mudah
memaafkan orang lain.
44
e) Perbanyak berwudhu, membaca al-qur’an dan berdzikir.
f) Senantiasa mengingat Allah SWT, dengan mengucap
istigfar.
5. Metode Numbered Head Together
a. Pengertian
Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model
pembelajaran yang lebih mengedepankan pada aktivitas peserta
didik dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari
berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas
(Murtadlo, 2016: 305).
Metode Numbered Head Together (NHT) adalah bagian
dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan
pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen (dalam
Ibrahim, 2000:28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah
bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Metode belajar mengajar Numbered Head Together
dikembngkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk saling membagikan ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik
ini juga mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat
45
kerja sama mereka. Metode ini dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran dan tingkatan usia anak didik (Murtadlo, 2016: 304).
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir
bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap
sumber struktur kelas tradisional. Pembelajaran ini pertama kali
diperkembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran (Hamdayama, 2014: 175).
b. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan menggunakan metode Numbered Head Together
yaitu (Hamdayama, 2014: 177):
1) Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai
pendapat orang lain,
2) Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya,
3) Memupuk rasa kebersamaan,
4) Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Hill (1993) dalam Tryana
(2008) bahwa model NHT memiliki kelebihan, diantaranya sebagai
berikut (Murtadlo, 2016: 308-309):
46
1) Terjadinya interaksi antara peserta didik melalui diskusi
secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
2) Dapat meningkatkan prestasi belajar maupun
memperdalam pemahaman peserta didik. Baik peserta
didik pandai maupun lemah sama-sama memperoleh
manfaat melalui aktivitas belajar kooperatif.
3) Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan
konstruksi pengetahuan akan menjadi lebih besar atau
kemungkinan untuk peserta didik dapat sampai pada
kesimpulan yang diharapkan.
4) Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menggunakan ketrampilan bertanya, berdiskusi,
dan mengembangkan bakat kepemimpinan.
Selain kelebihan, model pembelajaran NHT memiliki
kekurangan juga, diantaranya sebagai berikut (Murtadlo, 2016:
309):
1) Peserta didik yang pandai akan cenderung
mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap
minder dan pasif dari peserta didik yang lemah.
2) Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada peserta
didik yang sekadar menyalin pekerjaan peserta didik
47
yang pandai, tanpa memiliki pemahaman yang
memadai.
3) Pengelompokkan peserta didik memerlukan peraturan
tempat duduk yang berbeda-beda dan membutuhkan
waktu khusus.
Dalam menggunakan metode Numbered Head Together
(NHT) terdapat beberapa kelemahan yang harus diwaspadai, hal ini
dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam
pembelajaran, diantaranya (Hamdayama, 2014: 178):
1) Siswa yang sudah terbisa dengan cara konvensional
akan sedikit kewalahan,
2) Guru harus bisa mengfasilitasi siswa,
3) Tidak semua mendapat giliran.
c. Langkah-langkah
Langkah-langkah pembelajaran NHT kemudian
dikembangkan oleh Ibrahim (2000:29) menjadi enam langkah
sebagai berikut (Murtadlo, 2016: 306-308)
1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat skenario pembelajaran (SP), lembar kerja
siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
2. Pembentukan Kelompok
48
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para
siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5
orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa
dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.
Penomoran adalah hal yang utama dalam NHT, dalam
tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan
memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim
mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai jumlah siswa di
dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk merupakan
percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras,
suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu,
dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal
(pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing
kelompok.
3. Tiap kelompak harus memiliki buku paket atau buku
panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus
memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan
siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang
diberikan oleh guru.
4. Diskusi masalah
49
Dalam kerja kelompok, guru memberikan LKS kepada
setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam
kerja kelompok, setiap siswa berfikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam
LKS atau pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pertanyaan
dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang
bersifat umum.
5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa
dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban ahir dari
semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
B. Kajian Pustaka
Terdapat beberapa penelitian terdahulu sebagai acuan pada
kerangka berpikir dan sebagai sumber informasi penelitian yang
pernah dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu diantaranya:
Hasani (2017) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Fiqih Materi Ketentuan Sholat Jenazah Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heat Together)
50
Siswa Kelas VII B Mts Sudirman Truko Kecamatan Brngin Kabupaten
Semarang”. Dalam penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa
ada peningkatan hasil belajar fiqih melalui model pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII Mts Sudirman Truko tahun
pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari prestasi siswa yang
tuntas pada siklus I 56,45% (18 orang) dari 32 siswa dan naik pada
siklus II menjadi 87,5%. Tidak hanya meningkat tetapi pada siklus II
indikator ketuntasan klasikal juga terpenuhi yaitu minimal 85% dari
seluruh siswa tuntas. Selain itu dari rata-rata yang didapat pada siklus I
72,27 dan naik pada siklus II menjadi sebesar 77,50. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan dan telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 65.
Utami (2018) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Aqidah Akhlak Materi Akhlak Tercela Dengan Metode
Numbered Head Together Pada Siswa Kelas XI MA Al-Iman Desa
Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purwodadi Tahun Pelajaran
2017/2018”. Dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak
Materi Akhlak Tercela Pada Siswa Kelas XI MA Al-Iman Desa Bulus
Kecamatan Gebang Kabupaten Purwodadi Tahun 2017/2018 dapat
meningkat dengan menerapkan metode Numbered Head Together dari
mulai siklus I yang mencapai KKM sebanyak 15 peserta didik atau
51
65,2%. Sedangkan siklus II yang mencapai KKM sebanyak 21 peserta
didik atau 91,3%.
Nafsiyah (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Meningkatkan
Pemahaman Materi Zakat dengan Menggunakan Metode Numbered
Head Together Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Klero 01 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010”. Penelitian ini termasuk
penelitian tinakan kelas (PTK) yang dilakukan melalui 3 siklus. Hasil
dari penelitian membahas tentang bagaimana upaya meningkatkan
pemahaman materi zakat pada kelas VI SD Negeri Klero 01 dengan
metode pembelajaran Numbered Head Together. Metode tersebut
dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai
rata-rata kelas yang semakin meningkat dari siklus I hingga siklus III
berturut-turut adalah 63,6875, 67,375 dan 72,625.
Dari ketiga skripsi di atas dapat diketahui bahwa dalam
penelitian tersebut terdapat kesamaan dan perbedaan. Dari ketiga
skripsi diketahui bahwa dalam penelitian terdapat perbedaan dan
kesamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, persamaanya
antara lain: dalam upaya peningkatan hasil belajar penelitian tersebut
menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
sedangkan perbedaan dilihat dari lokasi penelitian dan materi
pembelajaran serta obyek penelitian yang diambil dari ketiga skripsi
tersebut sangat berbeda. Jadi, alasan peneliti menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT) dalam penelitian, karena dari
52
tinjauan pustaka metode tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
53
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Sejarah SMP Negeri 07 Salatiga
Tahun 1987 tepatnya pada bulan Juli SMP Negeri 07 Salatiga
berinduk di SMP Negeri 02 Salatiga di Jalan Kartini No. 26 Salatiga,
saat itu hanya ada 1 kelas dengan sistem masuk siang. Kemudian pada
akhir tahun 1987 SMP Negeri 07 Salatiga pindah di Jalan Setiaki No.
15 Salatiga. Tujuan didirikan sekolah di Jalan Setiaki No. 15 Salatiga
adalah menampung peserta didik yang tinggal di daerah Salatiga
pinggiran.
Kepala sekolah yang pertama yaitu Ibu Sartidjah, beliau menjabat
sebagai Kepala Sekolah pada periode 1987-1990. Guru tetap yang
mengajar ada 4 orang termasuk Ibu Sartidjah, pada saat itu hanya ada 2
gedung dan masih beralaskan tanah.
Sejak awal berdirinya SMP Negeri 07 Salatiga kepemimpinan
Kepala Sekolah sudah berganti kepemimpinan, diantaranya sebagai
berikut :
a) Sartidjah tahun 1987-1990
b) Drs. Supii Darmo Siswoyo tahun 1990-1993
c) Khaerul Saleh, B.A tahun 1993-1998
d) Siswanto, B.A tahun 1998-2002
e) Drs. Tri Purnama Adi Putranta tahun 2002-2007
54
f) Edi Waspodo, S.Pd. tahun 2007-2013
g) Dra. Anna Maria Andharini, M.Pd. tahun 2013-2019
h) Dwitjahjo Koesharjanto, S.Pd, M.Si tahun 2019-sekarang
2. Profil Sekolah
Pada bab III ini, peneliti ingin menyampaikan keadaan lokasi
tempat dilaksanakannya penelitian. Berdasarkan hasil wawancara
dengan ibu Salis Vita Auliya, SI.Kom pada hari Rabu 07 Agustus 2019
pukul 09.40, peneliti memperoleh data profil sekolah dari SMP Negeri
07 Salatiga yang secara garis besar lokasi penelitian adalah sebagai
berikut:
Tempat penelitian : SMP Negeri 07 Salatiga
Alamat penelitian : Jl. Setiaki 15, Dukuh, Sidomukti,
Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.
Kode Pos : 50722
Telepon : 0298-322272
Email : [email protected]
NPSN : 20328440
Status Sekolah : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMP
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
Akreditasi : A
Kurikulum : Kurikulum 2013
Luas Tanah : 12.780 m2
55
SMP Negeri 07 Salatiga mempunyai 24 ruang kelas, 1 ruang BK, 1
ruang UKS, 1 ruang musik, 1 buah dapur, 1 ruang kurikulum, 1 ruang
kepala sekolah, 1 ruang waka, 1 ruang TU, 1 ruang guru, 1 ruang
OSIS, dan ruang praktikan, 1 ruang agama, 1 ruang panitia &
pengawas, sebuah mushola, sebuah koperasi siswa, dan 6 buah kantin.
3. Visi dan Misi SMP Negeri 07 Salatiga
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Salis Vita Auliya,
SI.Kom pada hari Rabu 07 Agustus 2019 pukul 09.40, peneliti
memperoleh data mengenai visi misi dari SMP Negeri 07 Salatiga
sebagai berikut:
a. Visi
Terwujudnya insan yang “SIAP berprestasi” (Santun berperilaku,
Iman dalam bergama, menjaga Asri lingkungannya, dan Percaya
diri untuk meraih prestasi).
b. Misi
1) Menumbuhkan perilaku warga SMP Negeri 07 Salatiga
untuk bersikap santun dalam pergaulan.
2) Menumbuhkan kedisiplinan peserta didik dan tenaga
kependidikan untuk menciptakan suasana kegiatan belajar
mengajar di sekolah yang kondusif.
3) Menumbuhkan pengahayatan dan pengamatan terhadap
ajaran agama yang dianut melalui pendidikan agama dan
budaya bangsa sehingga terbangun peserta didik yang
56
taqwa dan berahklak mulia.
4) Menanamkan sifat cinta lingkungan dan kebersihan dengan
pembinaan yang rutin dan terencana.
5) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk
mengenali seluruh potensi dirinya sehingga dapat
berkembang secara optimal.
6) Menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada
seluruh warga SMP Negeri 07 Salatiga.
4. Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP Negeri 07 Salatiga
Berdasarkan hasil wawancara dengan Salis Vita Auliya, SI.Kom
pada hari Rabu 07 Agustus 2019 pukul 09.40, peneliti memperoleh
data guru dari SMP Negeri 07 Salatiga yang kemudian peneliti sajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP Negeri 07 Salatiga
No. Kode Nama Mapel
1. DT Dwitjahjo Koesharjanto, S.Pd, M.Si Kepala Sekolah
2. NR Nurrochim, S.Pd.I Pend. Agama Islam
3. L Layly Atiqoh, S.Ag Pend. Agama Islam
4. M Muhammad Sintoro, S.Ag Pend. Agama Islam
5. EL Elisabet Dwi Setiani, S.Pd Pend. Agama Katolik
6. E Edy Hartoyo, S.Th Pend. Agama Kristen
57
7. DS Desi Tri Siana Pend. Agama Kristen
8. HT Hartanto, S.Pd PPKn
9. HI Hidayati, S.Pd PPKn
10. YL Yuliana AS, S.Pd Bahasa Indonesia
11. MK Siti Maskanah, S.Pd Bahasa Indonesia
12. HS Hadi Susanto, S.Pd Bahasa Indonesia
13. TR Trima Rofianti, S.Pd Bahasa Inggris
14. SS SAS. Sulistyorini P, S.Pd Bahasa Inggris
15. FJ Fajarini Prihastuti, S.Pd Bahasa Inggris
16. AY Arief Dwiyuwono, S.Pd, M.Pd Bahasa Inggris
17. RD Rachmad Danang Yulianto, S.Pd Bahasa Inggris
18. SP Supadmi, S.Pd Matematika
19. ML Sri Mulyani, S.Pd Matematika
20. JK Jaka Mahargono, Amd.Pd Matematika
21. NK Nur Kholis, S.Pd Matematika
22. SG Sugiharto, S.Pd, M.Pd IPA
23. PJ Sukarianto IPA
24. PI Supiyono, S.Pd IPA
25. GT Drs. Guntur Dwi Indradi IPA
26. OS Octaviasari Wahyu Ardani, S. Pd IPA
27. PW Purnomowati, S.Pd IPA dan Prakarya
28. AD Agus Dwiyono, S.Pd IPS
58
29. SH Sigih Prastito, S.Pd IPS
30. KR Krisnuraini, S.Pd IPS
31. HN Sri Handayani, S.Pd IPS
32. GW Gisti Waliyatun IPS
33. SM Slamet Mulyono Seni Budaya
34. YD Yosephin Dian Kriscahyani Seni Budaya
35. ER Endang Retno Haryati, S.Pd Seni Musik
36. NA Nastain Arif, S.Pd Penjaskes
37. FK M. Fatkhurohman, S.Pd Penjaskes
38. HR Heru Setyo Wibowo, S.Pd Penjaskes
39. GN Gandi Nur Rohmat K, S. Pd Penjaskes
40. AN Arif Nurhadi Bahasa Jawa
41. DA Dwi Ariyanti, S.Pd Prakarya
42. MJ Mujiani, S.Pd Prakarya dan Pend.
Agama Kristen
43. DH Salis Vita Auliya, SI. Kom TIK
44. HD Dra. Hidayati BK
45. DM Dian Maret, S.Pd BK
46. DR Dwi Retno Setyaningrum, S.Pd BK
47. DW Dwi Astuti, S.Pd BK
59
5. Keadaan Siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Salis Vita Auliya,
SI.Kom pada hari Rabu 07 Agustus 2019 pukul 09.40, peneliti
memperoleh data mengenai keadaan siswa SMP Negeri 07 Salatiga
yang kemudian peneliti sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2
Keadaan Siswa
No Kelas Jumlah siswa Jumlah seluruh siswa
1. VII A 28
174
2. VII B 30
3. VII C 28
4. VII D 28
5. VII E 30
6. VII F 30
No. Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Seluruh Siswa
1. VIII A 28
113
2. VIII B 29
3. VIII C 28
4. VIII D 28
No. Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Seluruh Siswa
1. IX A 31
214
60
2. IX B 30
3. IX C 32
4. IX D 30
5. IX E 31
6. IX F 30
7. IX G 30
Total Siswa 501
B. Obyek Penelitian
Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan bapak Muhammad
Sintoro, S.Ag., selaku guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti pada
Rabu 07 Agustus 2019 di SMP Negeri 07 Salatiga, pada penelitian ini,
yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 07
Salatiga. Dengan jumlah siswa sebanyak 29 anak yang terdiri dari 16
siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Adapun data siswa yang menjadi
obyek penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Siswa kelas VIII B SMP Negeri 07 Salatiga
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Aditya Cahya Putra Laki-Laki
2. Alviandira Angraeni Putri Hargin Perempuan
3. Alyalaila Dwi Nur Azizah Perempuan
61
4. Bintang Ilham Dzulhaq Laki-Laki
5. Cindy Frescilya Putri Perempuan
6. Damar Jatmiko Laki-Laki
7. Dennisa Andarista Perempuan
8. Dwi Ghufron Maulana Laki-Laki
9. Elin Prananda Hani Perempuan
10. Elsa Deshinta Wijayanti Perempuan
11. Fendi Irawan Laki-Laki
12. Guntur Okta Ramadani Laki-Laki
13. Ilmah Ibnu Musa Laki-Laki
14. Ivan Surya Yudha Pratama Laki-laki
15. Maheja Adrean Nata Laki-laki
16. Nayshika Zahra Septriyan Perempuan
17. Nova Fitriani Perempuan
18. Putri Rizkia Fitriani Perempuan
19. Rhmad Adi Nugroho Laki-Laki
20. Rifqi Ikhsan Pangestu Laki-Laki
21. Sandi Oktaviano Laki-Laki
22. Shiva Sabila Natasya Putri Perempuan
23. Valentino Febriyanto Laki-laki
24. Vina Purnamasari Perempuan
25. Wahyudi Saputra Laki-Laki
62
26. Wibowo Panca Prasetya Laki-laki
27. Widya Noor Hafida Perempuan
28. Yusuf Febri Kurniawan Laki-Laki
29 Anisa Tabrani Perempuan
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Pra siklus
Peneliti dengan kolaborator/guru melakukan pra siklus hasil belajar
menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran pada siswa kelas
VIIIB SMP Negeri 07 Salatiga sebelum dilakukan tindakan
menggunakan metode numbered head together (NHT)
Adapun hasil belajar pra siklus dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus
No.
Nama Nilai Keterangan
1. Aditya Cahya Putra 50 Belum Tuntas
2. Alviandira Angraeni Putri H. 84 Tuntas
3. Alyalaila Dwi Nur Azizah 74 Belum Tuntas
4. Bintang Ilham Dzulhaq 50 Belum Tuntas
5. Cindy Frescilya Putri 65 Belum Tuntas
6. Damar Jatmiko 80 Tuntas
63
7. Dennisa Andarista 88 Tuntas
8. Dwi Ghufron Maulana 50 Belum Tuntas
9. Elin Prananda Hani 86 Tuntas
10. Elsa Deshinta Wijayanti 90 Tuntas
11. Fendi Irawan 68 Belum Tuntas
12. Guntur Okta Ramadani 62 Belum Tuntas
13. Ilmah Ibnu Musa 70 Belum Tuntas
14. Ivan Surya Yudha Pratama 50 Belum Tuntas
15. Maheja Adrean Nata 50 Belum Tuntas
16. Nayshika Zahra Septriyan 50 Belum Tuntas
17. Nova Fitriani 80 Tuntas
18. Putri Rizkia Fitriani 80 Tuntas
19. Rhmad Adi Nugroho 50 Belum Tuntas
20. Rifqi Ikhsan Pangestu 85 Tuntas
21. Sandi Oktaviano 68 Belum Tuntas
22. Shiva Sabila Natasya Putri 86 Tuntas
23. Valentino Febriyanto 74 Belum Tuntas
24. Vina Purnamasari 50 Belum Tuntas
25. Wahyudi Saputra 50 Belum Tuntas
26. Wibowo Panca Prasetya 50 Belum Tuntas
27. Widya Noor Hafida 72 Belum Tuntas
28. Yusuf Febri Kurniawan 56 Belum Tuntas
64
29. Anisa Tabrani 90 Tuntas
Jumlah 1958
Rata-rata 67,51
% Tuntas 10 siswa ( 34% )
% Tidak tuntas 19 siswa ( 66% )
Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang
telah tuntas dari KBM 75 adalah sebanyak 10 siswa atau 34 % dari 29
siswa dan siswa yag belum tuntas sebanyak 19 siswa atau 66 % dari
29 siswa yang ada di kelas VIII B SMP Negeri Salatiga.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun secara
garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat didiskripsikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu
peneliti menyiapkan RPP dan membuat media yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Dalam penelitian, peneliti
menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together
(NHT).
Adapun tahap perencanaanya meliputi:
1) Merencanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Numbered Head
65
Together (NHT) pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam dan Budi Pekerti materi menghindari minuman
keras, judi, dan pertengkaran pada kelas VIII B SMP
Negeri 07 Salatiga.
2) Menentukan pelaksanaan siklus 1 yang dilakukan pada
Sabtu, 24 Agustus 2019.
3) Menyiapkan materi yang akan diajarkan.
4) Membuat RPP dan media dalam kegiatan pembelajaran.
5) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengamati aktivitas
guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
b) Lembar tes
Digunakan pada proses refleksi untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dan
hasil pembelajaran setelah selesai kegiatan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Penelitian
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru menunjuk salah satu siswa untuk mempimpin doa
c) Guru mengabsen siswa
66
d) Appersepsi dan motivasi, yang dilakukan dengan cara
tanya jawab mengenai materi menghindari minuman
keras, judi, dan pertengkaran.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengkondisikan siswa serta men-setting kelas
b) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
berdasarkan penomoran, dengan setiap kelompok
beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi
siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda,
sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok
c) Guru memberikan penjelasan awal mengenai metode
numbered head together (NHT).
d) Guru menyiapkan materi diskusi yang akan dibahas
e) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada
setiap siswa sebagai bahan diskusi yang akan dipelajari.
f) Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan
dan menyiapkan jawaban kepada siswa dikelas.
g) Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari
semua pertanyaa yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
67
h) Guru memberikan kuis berupa soal pilihan ganda dan
essay
3) Kegiatan Penutup
a) Memberikan kesimpulan tentang materi menghindari
minuman keras, judi, dan pertengkaran.
b) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan
berdo’a bersama-sama.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu :
1) Memperhatikan keaktifan dan tingkat partisipasi dari peserta
didik saat proses pembelajaran berlangsung.
2) Guru/ kolaborator menggunakan lembar pengamatan yang telah
disiapkan untuk melakukan penilaian terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti untuk acuan
perbaikan pada siklus berikutnya.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan hasil dari dua
penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran dan
perbandingan atau peningkatan nilai belajar pra siklus dengan hasil
belajar siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi
pembelajaran pada siklus I ini, peneliti menemukan beberapa
kelemahan pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
68
1) Peserta didik masih kesulitan dalam beradaptasi dan belajar
bersama dengan kelompok lainnya karena sebelumnya peserta
didik sudah belajar sesuai dengan kelompok yang sudah
dibentuk di dalam kelas.
2) Peserta didik belum memahami metode pembelajaran
Numbered Head Together (NHT).
Meskipun demikian dalam pembelajaran ini telah terdapat
peningkatan dalam beberapa hal yaitu :
1) Peserta didik menjadi lebih senang saat pembelajaran sedang
berlangsung.
2) Peserta didik menjadi lebih aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan guru.
Selanjutnya perbandingan hasil belajar pra siklus terhadap
hasil belajar siklus I sudah mengalami peningkatan, namun
masih belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti pada siklus
selanjutnya atau siklus II akan lebih memperhatikan dan
memperbaiki dengan :
1) Membantu menciptakan suasana belajar yang tidak
membosankan.
2) Berupaya meningkatkan keaktifan peserta didik agar lebih
maksimal dalam memahami pelajaran.
3) Meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang belum
memenuhi target KBM.
69
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Adapun secara garis besar pelaksanaan siklus II ini dapat
didiskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu
peneliti menyiapkan RPP dan membuat media yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Dalam penelitian, peneliti
menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together
(NHT).
Adapun tahap perencanaanya meliputi:
1) Merencanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti
materi menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran
pada kelas VIII B SMP Negeri 07 Salatiga.
2) Menentukan pelaksanaan siklus II yang dilakukan pada
Sabtu, 31 Agustus 2019.
3) Menyiapkan materi yang akan diajarkan.
4) Membuat RPP dan media dalam kegiatan pembelajaran.
5) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan
siswa dalam proses pembelajaran.
70
b) Lembar tes
Digunakan pada proses refleksi untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa dan hasil pembelajaran setelah
selesai kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Penelitian
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru menunjuk salah satu siswa untuk mempimpin doa
c) Guru mengabsen siswa
d) Appersepsi dan motivasi, yang dilakukan dengan cara tanya
jawab mengenai materi menghindari minuman keras, judi,
dan pertengkaran.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengkondisikan siswa serta men-setting kelas
b) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
berdasarkan penomoran, dengan setiap kelompok
beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa
dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan
jumlah siswa di dalam kelompok
c) Guru memberikan penjelasan awal mengenai metode
numbered head together (NHT).
d) Guru menyiapkan materi diskusi yang akan di bahas
71
e) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap
siswa sebagai bahan diskusi yang akan dipelajari.
f) Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan
dan menyiapkan jawaban kepada siswa dikelas.
g) Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari
semua pertanyaa yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
h) Guru memberikan kuis berupa soal pilihan ganda dan essay
3) Kegiatan Penutup
a) Memberikan kesimpulan tentang materi menghindari minuman
keras, judi, dan pertengkaran.
b) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan
berdo’a bersama-sama.
c. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan
lembar pengamatan, pada siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar
peserta didik yang sangat baik. Peserta didik memahami materi
pembelajaran dan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran Numbered Head Together (NHT), sehingga mengalami
peningkatan hasil belajar.
72
d. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati bahwa
hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I,
karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran
secara aktif dengan menggunakan metode pembelajaran Numbered
Head Together (NHT). Selain itu, berdasarkan hasil
observasi/pengamatan dan hasil belajar yang didapat menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar dari siswa. Pada siklus II ini siswa
telah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan maka peneliti
tidak perlu melanjutkan penelitian ke siklus berikutnya.
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Peneliti memperoleh data pra siklus diambil dari nilai hasil belajar
materi menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran kelas VIII B
SMP Negeri 07 Salatiga. Hasil belajar ini diperoleh dari bapak
Muhammad Sintoro, S.Ag., selaku guru/kolaborator pendidikan agama
Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 07 Salatiga. Hasil belajar siswa
pada pra siklus belum memuaskan dikarenakan dari 29 siswa ada 19
siswa yang nilainya belum mencapai ketuntasan belajar minimum
(KBM), yang berdasarkan standar ketuntasan klasikal siswa yaitu ≥ 85.
Adapun data nilai pra siklus siswa dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No.
Nama Nilai Keterangan
1. Aditya Cahya Putra 50 Belum Tuntas
2. Alviandira Angraeni Putri H. 84 Tuntas
3. Alyalaila Dwi Nur Azizah 74 Belum Tuntas
4. Bintang Ilham Dzulhaq 50 Belum Tuntas
74
5. Cindy Frescilya Putri 65 Belum Tuntas
6. Damar Jatmiko 80 Tuntas
7. Dennisa Andarista 88 Tuntas
8. Dwi Ghufron Maulana 50 Belum Tuntas
9. Elin Prananda Hani 86 Tuntas
10. Elsa Deshinta Wijayanti 90 Tuntas
11. Fendi Irawan 68 Belum Tuntas
12. Guntur Okta Ramadani 62 Belum Tuntas
13. Ilmah Ibnu Musa 70 Belum Tuntas
14. Ivan Surya Yudha Pratama 50 Belum Tuntas
15. Maheja Adrean Nata 50 Belum Tuntas
16. Nayshika Zahra Septriyan 50 Belum Tuntas
17. Nova Fitriani 80 Tuntas
18. Putri Rizkia Fitriani 80 Tuntas
19. Rhmad Adi Nugroho 50 Belum Tuntas
20. Rifqi Ikhsan Pangestu 85 Tuntas
21. Sandi Oktaviano 68 Belum Tuntas
22. Shiva Sabila Natasya Putri 86 Tuntas
23. Valentino Febriyanto 74 Belum Tuntas
24. Vina Purnamasari 50 Belum Tuntas
25. Wahyudi Saputra 50 Belum Tuntas
26. Wibowo Panca Prasetya 50 Belum Tuntas
75
27. Widya Noor Hafida 72 Belum Tuntas
28. Yusuf Febri Kurniawan 56 Belum Tuntas
29. Anisa Tabrani 90 Tuntas
Jumlah 1958
Rata-rata 67,51
% Tuntas 10 siswa ( 34% )
% Tidak tuntas 19 siswa ( 66% )
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar pada pra siklus dari 29 jumlah keseluruhan siswa, siswa
yang tuntas mencapai ketuntasan belajar minimum (KBM) yang telah
ditetapkan yaitu 75 sebanyak 10 siswa atau 33 % dan yang belum
mencapai ketuntasan belajar minimum (KBM) sebanyak 19 siswa atau
66 % dari jumlah siswa yang ada di kelas VIII B SMP Negeri 07
Salatiga. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan minat belajar
pada materi menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran
rendah sehingga siswa belum terlihat aktif dalam pembelajaran. Siswa
cenderung lebih banyak berbicara dan bermain sendiri dengan teman
pada waktu pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, perlu di adakan
perbaikan dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya guna
meningkatkan hasil belajar siswa.
76
2. Siklus I
Berdasarkan data hasil belajar pada pra siklus, maka peneliti akan
melakukan tindakan pada siklus I untuk memperbaiki dan meningkatkan
hasil belajar pada pra siklus.
a. Nilai Peserta Didik pada Siklus I
Pada siklus I peneliti mencoba menerapkan metode
numbered head together (NHT) dalam pembelajaran yang mana
untuk menumbuhkan minat belajar dan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran, maka pada kegiatan akhir peneliti
mengadakan evaluasi. Adapun hasil nilai pada hasil belajar siswa
siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No.
Nama Nilai Keterangan
1. Aditya Cahya Putra 80 Tuntas
2. Alviandira Angraeni Putri H. 90 Tuntas
3. Alyalaila Dwi Nur Azizah 95 Tuntas
4. Bintang Ilham Dzulhaq 65 Tidak Tuntas
5. Cindy Frescilya Putri 85 Tuntas
6 Damar Jatmiko 90 Tuntas
7. Dennisa Andarista 95 Tuntas
77
8. Dwi Ghufron Maulana 65 Tidak Tuntas
9. Elin Prananda Hani 75 Tuntas
10. Elsa Deshinta Wijayanti 85 Tuntas
11. Fendi Irawan 90 Tuntas
12. Guntur Okta Ramadani 70 Tidak Tuntas
13. Ilmah Ibnu Musa 65 Tidak Tuntas
14. Ivan Surya Yudha Pratama 65 Tidak Tuntas
15 Maheja Adrean Nata 65 Tidak Tuntas
16. Nayshika Zahra Septriyan 90 Tuntas
17. Nova Fitriani 90 Tuntas
18. Putri Rizkia Fitriani 95 Tuntas
19 Rhmad Adi Nugroho 85 Tuntas
20. Rifqi Ikhsan Pangestu 80 Tuntas
21. Sandi Oktaviano 75 Tuntas
22. Shiva Sabila Natasya Putri 65 Tidak Tuntas
23. Valentino Febriyanto 65 Tidak Tuntas
24. Vina Purnamasari 85 Tuntas
25. Wahyudi Saputra 75 Tuntas
26. Wibowo Panca Prasetya 90 Tuntas
27. Widya Noor Hafida 75 Tuntas
28. Yusuf Febri Kurniawan 75 Tuntas
29. Anisa Tabrani 85 Tuntas
Jumlah 2310
78
Rata-rata 79,65
% Tuntas 72 % (21 siswa )
% Tidak tuntas 28 % (8 siswa)
Pada pembelajaran siklus I peneliti menerapkan metode numbered
head together (NHT), disimpulkan bahwa siswa yang tuntas dengan KBM
75 sebanyak 21 siswa atau 72 % dari keseluruhan siswa yang berjumlah 29
siswa dan yang belum tuntas sebanyak 8 siswa atau 28 % dari jumlah
siswa yang ada di kelas VIII B SMP Negeri 07 Salatiga. Peningkatan hasil
belajar ini dikarenakan guru menerapkan metode numbered head together
(NHT) dalam pembelajaran, sehingga siswa termotivasi oleh guru dan
siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.
Berikut ini merupakan data hasil pengamatan guru dan siswa oleh
peneliti pada siklus I yang telah disesuaikan dengan langkah-langkah
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu:
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Guru Siklus I
No Kegiatan Skor
1 2 3
1. Pra Pembelajaran
a. Menyiapkan RPP
b. Memeriksa kesiapan ruang, alat dan media
pembelajaran
c. Memeriksa kesiapan peserta didik
2. Kemampuan Membuka Pelajaran
79
a. Salam pembuka
b. Memberikan motivasi awal
c. Melakukan apresiasi (kajian materi yang
sebelumnya dengan materi yang akan
disampaikan)
d. Menyampaikan kompetensi/ tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
3. Penguasaan Materi
a. Menggunakan metode numbered head
together sesuai dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP
b. Memberikan pengantar bahwa pembelajaran
akan menggunakan metode numbered head
together
c. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
4. Interaksi dalam Pembelajaran
a. Menciptakan suasana yang menumbuhkan
pastisipasi aktif peserta didik melalui guru,
media dan sumber belajar
b. Menunjukkan sikap terbuka dan responsive
terhadap peserta didik
c. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
peserta didik
5. Kegiatan Akhir
a. Melakukan refleksi dan membuat rangkuman
bersama peserta didik
b. Memberikan arahan tindak lanjut (nasehat,
motivasi, tugas)
c. Menginformasikan materi untuk pertemuan
selanjutnya
80
d. Salam penutup
Jumlah 4 24 3
Total 31
Kategori Baik
Keterangan:
Kriteria Penilaian
1 = Cukup
2 = Baik
3 = Sangat Baik
Kategori Penilaian
Cukup = 20-30
Baik = 31-40
Sangat baik = 41-50
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Siswa mengemukakan pendapat
2. Siswa menjawab pertanyaan guru
3. Siswa melakukan diskusi kelompok mengenai
permasalahan yang diberikan oleh guru
4. Siswa bertanya pada siswa lain atau guru
Dapat belum memahami permasalahan yang
dihadapi
5. Siswa menunjukkan minat pada pembelajaran
dengan penerapan metode numbered head
together
6. Siswa senang mencari dan memecahkan soal-
soal pada pembelajaran dengan penerapan
81
metode numbered head together
7. Siswa mengerjakan soal dengan tertib
8. Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil dari kerjasamanya di depan kelas secara
bergantian
Jumlah 3 10 -
Total 13
Kategori Baik
Keterangan:
Kriteria Penilaian
1 = Cukup
2 = Baik
3 = Sangat Baik
Kategori Penilaian
Cukup = 5-10
Baik = 11-20
Sangat baik = 21-25
b. Refleksi Siklus I
Pada siklus I diperoleh hasil belajar dari siswa antara lain:
ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 72% dari 29 jumlah siswa.
Terdapat siswa yang telah tuntas KBM sebanyak 21 dari 29 siswa
atau 72 %, namun masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 8
siswa atau 28 %. Pencapaian nilai rata-rata pada siklus I 79,65
dengan persentase ketuntasan belajar sebanyak 72% dari jumlah
seluruh siswa atau 21 siswa tuntas KBM. Pada siklus I ini terjadi
peningkatan jumlah siswa yang tuntas KBM sebanyak 11 siswa.
Hasil pada siklus I menunjukkan bahwa siklus I belum berhasil
82
dalam mencapai ketuntasan belajar yang ditentukan dengan
indikator ketuntasan belajar yaitu 85%.
Peneliti menganalisis dan mengolah data pada hasil belajar
siswa siklus I, lembar pengamatan siswa, dan lembar pengamatan
guru. Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa
hal yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran, antara lain:
1) Siswa terlihat ramai dan berbicara sendiri dengan temannya
serta masih tidak memperhatikan ketika diberi penjelasan pada
saat pembelajaran.
2) Siswa masih pasif, belum terlihat aktif dalam mengikuti
pembelajaran,
3) Siswa belum memahami metode numbered head together
(NHT) yang digunakan. Sehingga siswa kurang antusias dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka kekurangan-kekurangan
pada siklus I akan diperbaiki oleh peneliti pada siklus II sebagai
berikut:
1) Untuk meningkatkan hasil belajar, maka guru harus
memberikan penjelasan lebih mendalam terhadap materi yang
telah disampaikan kepada siswa.
2) Memberikan penjelasan lebih mendalam tentang metode
numbered head together (NHT) kepada siswa agar dapat
memahami metode pembelajaran yang digunakan.
83
3) Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif bertanya
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, hasil
belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan klasikal yang
ditentukan yaitu 85%, dikarenakan presentase siswa yang tuntas
pada siklus I hanya 72%. Oleh karena itu peneliti perlu melakukan
penelitian tindakan kelas pada siklus II.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil belajar yang didapat pada siklus I, hasil yang
didapat belum mencapai indikator keberhasilan klasikal, maka peneliti
akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar
pada siklus I.
a. Nilai Siswa pada Siklus II
Pada siklus II peneliti menerapkan metode numbered head together
(NHT) dalam pembelajaran untuk menumbuhkan minat belajar dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka
pada kegiatan akhir peneliti mengadakan evaluasi. Adapun hasil
belajar siswa siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
84
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No.
Nama Nilai Keterangan
1. Aditya Cahya Putra 95 Tuntas
2. Alviandira Angraeni Putri H. 85 Tuntas
3. Alyalaila Dwi Nur Azizah 90 Tuntas
4. Bintang Ilham Dzulhaq 85 Tuntas
5. Cindy Frescilya Putri 85 Tuntas
6 Damar Jatmiko 90 Tuntas
7. Dennisa Andarista 100 Tuntas
8. Dwi Ghufron Maulana 75 Tuntas
9. Elin Prananda Hani 80 Tuntas
10. Elsa Deshinta Wijayanti 100 Tuntas
11. Fendi Irawan 90 Tuntas
12. Guntur Okta Ramadani 85 Tuntas
13. Ilmah Ibnu Musa 60 Tidak Tuntas
14. Ivan Surya Yudha Pratama 70 Tidak Tuntas
15 Maheja Adrean Nata 75 Tuntas
16. Nayshika Zahra Septriyan 90 Tuntas
17. Nova Fitriani 95 Tuntas
18. Putri Rizkia Fitriani 80 Tuntas
85
19 Rhmad Adi Nugroho 90 Tuntas
20. Rifqi Ikhsan Pangestu 100 Tuntas
21. Sandi Oktaviano 75 Tuntas
22. Shiva Sabila Natasya Putri 85 Tuntas
23. Valentino Febriyanto 70 Tidak Tuntas
24. Vina Purnamasari 95 Tuntas
25. Wahyudi Saputra 70 Tidak Tuntas
26. Wibowo Panca Prasetya 90 Tuntas
27. Widya Noor Hafida 80 Tuntas
28. Yusuf Febri Kurniawan 85 Tuntas
29. Anisa Tabrani 85 Tuntas
Jumlah 2455
Rata-rata 84,65
% Tuntas 25 siswa (86 %)
% Tidak tuntas 4 siswa (14 %)
Pada siklus II peneliti menerakan metode numbered head together
(NHT), disimpulkan bahwa siswa yang tuntas dengan KBM 75 sebanyak
25 siswa atau 86 % dari keseluruhan siswa yang berjumlah 29 siswa dan
yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 14 % dari jumlah siswa yang ada
di kelas VIII B SMP Negeri 07 Salatiga. Peningkatan hasil belajar ini
dikarenakan guru menerapkan metode numbered head together (NHT)
dalam pembelajaran sehingga siswa memahami dan termotivasi oleh guru
dalam menyampaikan materi, sehingga siswa menerima pelajaran dengan
baik dan hasil belajar siswa meningkat.
86
Berikut ini merupakan data hasil pengamatan guru dan siswa oleh
peneliti pada siklus II yang telah disesuaikan dengan langkah-langkah
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu:
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Guru Siklus II
No Kegiatan Skor
1 2 3
1. Pra Pembelajaran
a. Menyiapkan RPP
b. Memeriksa kesiapan ruang, alat dan media
pembelajaran
c. Memeriksa kesiapan peserta didik
2. Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Salam pembuka
b. Memberikan motivasi awal
c. Melakukan apresiasi (kajian materi yang
sebelumnya dengan materi yang akan
disampaikan)
d. Menyampaikan kompetensi/tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
3. Penguasaan Materi
a. Menggunakan metode numbered head
together sesuai dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP
b. Memberikan pengantar bahwa pembelajaran
akan menggunakan metode numbered head
together
c. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
87
4. Interaksi dalam Pembelajaran
a. Menciptakan suasana yang menumbuhkan
pastisipasi aktif peserta didik melalui guru,
media dan sumber belajar
b. Menunjukkan sikap terbuka dan responsive
terhadap peserta didik
c. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
peserta didik
5. Kegiatan Akhir
a. Melakukan refleksi dan membuat rangkuman
bersama peserta didik
b. Memberikan arahan tindak lanjut (nasehat,
motivasi, tugas)
c. Menginformasikan materi untuk pertemuan
selanjutnya
d. Salam penutup
Jumlah - 30 6
Total 36
Kategori Baik
Keterangan:
Kriteria Penilaian
1 = Cukup
2 = Baik
3 = Sangat Baik
Kategori Penilaian
Cukup = 20-30
Baik = 31-40
Sangat baik = 41-50
88
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Siswa mengemukakan pendapat
2. Siswa menjawab pertanyaan guru
3. Siswa melakukan diskusi kelompok mengenai
permasalahan yang diberikan oleh guru
4. Siswa bertanya pada siswa lain atau guru
Dapat belum memahami permasalahan yang
dihadapi
5. Siswa menunjukkan minat pada pembelajaran
dengan penerapan metode numbered head
together
6. Siswa senang mencari dan memecahkan soal-
soal pada pembelajaran dengan penerapan
metode numbered head together
7. Siswa mengerjakan soal dengan tertib
8. Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil dari kerjasamanya di depan kelas secara
bergantian
Jumlah 1 14 -
Total 15
Kategori Baik
89
Keterangan:
Kriteria Penilaian
1 = Cukup
2 = Baik
3 = Sangat Baik
Kategori Penilaian
Cukup = 5-10
Baik = 11-20
Sangat baik = 21-25
b. Refleksi Siklus II
Pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan KBM
berjumlah 25 siswa, sedangkan pada siklus I yang mencapai
ketuntasan KBM berjumlah 21 siswa. Nilai rata-rata pada siklus I
79,65 dengan presentase 72% sedangkan pada siklus II 84,65
dengan presentase 86%. Pada penelitian siklus II telah ada
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini membuktikan
Penelitian tindakan kelas (PTK) telah berhasil dan telah mencapai
indikator ketuntasan belajar yaitu 85%. Di karenakan pada siklus
II ini telah cukup untuk memperlihatkan adanya peningkatan hasil
belajar, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan penelitian ke
siklus selanjutnya.
Peneliti menganalisis dan mengolah data pada hasil belajar
siswa siklus II, lembar pengamatan siswa, dan lembar pengamatan
guru. Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa
peningkatan dalam proses pembelajaran, antara lain:
1) Siswa terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran,
90
2) Siswa memahami metode numbered head together (NHT)
yang digunakan. Sehingga peserta didik antusias dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas ada beberapa hal yang perlu
diperbaiki sebagai berikut:
1) Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif
bertanya dalam mengikuti proses pembelajaran.
2) Menggunakan metode dalam tiap pembelajaran sesuai
dengan materi.
Dikarenakan pada siklus II hasil belajar siswa telah
mengalami peningkatan dengan mencapai peresentase klasikal
86%, dan telah mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan yaitu 85%. Maka peneliti tidak perlu melanjutkan
penelitian ke siklus selanjutnya.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
dalam siklus I dan siklus II, diperoleh data yang menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar yang cukup baik. Selain itu minat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran juga cukup tinggi. Sehingga jika dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti dipadukan
menggunakan metode numbered head together dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 07 Salatiga. Hal ini terlihat dari
hasil belajar yang didapat siswa pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian
91
yang dilakukan pada pra siklus, siklus I, dan siklus II adalah sebagai
berikut:
1. Hasil Penelitian Pra Siklus
Pada pra siklus ini, terdapat 10 siswa atau 66 % dari 29 siswa yang
telah tuntas dari ketuntasan belajar minimum (KBM). Dan masih ada
sebanyak 19 siswa atau 44% yang belum tuntas.
Adapun data persentase ketuntasan materi minuman keras, judi, dan
pertengkaran siswa kelas VIII B SMP Negeri 07 Salatiga pada pra siklus,
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.8
Data Persentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Jumlah Ketuntasan Persentase Ketuntasan
Pra
Siklus
Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas
10 19 44 % 66%
Persentase hasil belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat
pada Tabel 4.8, yaitu 44 % siswa yang tuntas dan 66 % siswa yang
tidak tuntas. Berdasarkan KBM di SMP Negeri 07 Salatiga tahun
pelajaran 2019/2020 bahwa ketuntasan klasikal atau proses
pembelajaran dikatakan berhasil atau tuntas apabila hasil belajar secara
klasikal mencapai 85 % dari jumlah siswa yang ada mencapai nilai ≥
75. Dengan demikian ketuntasan klasikal pada pra siklus belum
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni 85 %,
92
maka perlu diadakan penelitian untuk memperbaiki hasil belajar siswa
pada siklus selanjutnya.
2. Hasil Penelitian Siklus I
a. Hasil Belajar Siklus I
Pada siklus I ini, terdapat 21 siswa atau 72 % dari 29 siswa
yang telah tuntas dari ketuntasan belajar minimum (KBM). Dan
masih ada sebanyak 8 siswa atau 28 % yang belum tuntas.
Adapun data persentase ketuntasan belajar materi menghindari
minuman keras, judi, dan pertengkaran siswa kelas VIII B SMP
Negeri 07 Salatiga pada siklus I, dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.9
Data Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
Jumlah Ketuntasan Persentase Ketuntasan
Siklus
I
Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas
21 8 72 % 28%
Persentase hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada
Tabel 4.9, yaitu 72% siswa yang tuntas dan 28% siswa yang tidak
tuntas. Berdasarkan ketuntasan belajar minimum (KBM) di SMP
Negeri 07 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020 bahwa ketuntasan
klasikal atau proses pembelajaran dikatakan berhasil atau tuntas
apabila hasil belajar secara klasikal mencapai 85 % dari jumlah siswa
93
yang ada mencapai nilai ≥ 75. Dengan demikian ketuntasan klasikal
pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan yakni 85 %, dan 72 % ≤ 85 %, maka penelitian ini masih
perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya.
b. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus I
Pada siklus I guru/kolaborator telah melakukan perbaikan pada
langkah-langkah kegiatan pembelajaran siklus I. Pada pra siklus guru
belum menggunakan metode numbered head together (NHT). Pada
siklus I guru telah menggunakan metode pembelajaran dan telah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang direncanakan.
Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa
hal yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran, antara lain:
1) Siswa terlihat ramai dan berbicara sendiri dengan temannya serta
masih tidak memperhatikan ketika diberi penjelasan pada saat
pembelajaran.
2) Siswa masih pasif, belum terlihat aktif dalam mengikuti
pembelajaran,
3) Siswa belum memahami metode numbered head together (NHT)
yang digunakan. Sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka kekurangan-kekurangan pada
siklus I akan diperbaiki oleh peneliti pada siklus II sebagai berikut:
94
1) Untuk meningkatkan hasil belajar, maka guru harus memberikan
penjelasan lebih mendalam terhadap materi yang telah
disampaikan kepada siswa.
2) Memberikan penjelasan lebih mendalam tentang metode
numbered head together (NHT) kepada siswa agar dapat
memahami metode pembelajaran yang digunakan.
3) Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif bertanya
dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Hasil Penelitian Siklus II
a. Hasil Belajar Siklus II
Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa adalah 84,65
dengan ketuntasan mencapai 86 %. Pada siklus II ini hasil belajar
siswa meningkat. Adapun data persentase ketuntasan hasil belajar
siswa kelas VIII B SMP Negeri 07 Salatiga pada siklus II, dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.10
Data Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II
Jumlah Ketuntasan Persentase Ketuntasan
Siklus
II
Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas
25 4 86 % 14 %
Persentase hasil belajar siswa VIII B pada siklus II dapat dilihat
pada Tabel 4.10, yaitu 86 % atau keseluruhan siswa telah tuntas.
95
Berdasarkan ketuntasan belajar minimum (KBM) di SMP Negeri 07
Salatiga tahun pelajaran 2019/2020 bahwa indikator keberhasilan
pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar secara klasikal
telah mencapai 85 % dari jumlah siswa yang ada mencapai nilai ≥ 75.
Dikarenakan indikator keberhasilan pada siklus II telah mencapai
ketuntasan yang telah ditetapkan yakni 85 %, dan 86 % ≥ 85 %, maka
penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
Peningkatan nilai hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I
dan siklus II dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11
Nilai Hasil Belajar Siswa Per Siklus
No. Nama Pra siklus Siklus I Siklus II
1. Aditya Cahya Putra 50 80 95
2. Alviandira Angraeni
Putri Hargin
84 90 85
3. Alyalaila Dwi Nur
Azizah
74 95 90
4. Bintang Ilham Dzulhaq 50 65 85
5. Cindy Frescilya Putri 65 85 85
6. Damar Jatmiko 80 90 90
7. Dennisa Andarista 88 95 100
8. Dwi Ghufron Maulana 50 65 75
96
9. Elin Prananda Hani 86 75 80
10. Elsa Deshinta Wijayanti 90 85 100
11. Fendi Irawan 68 90 90
12. Guntur Okta Ramadani 62 70 85
13. Ilmah Ibnu Musa 70 65 60
14. Ivan Surya Yudha
Pratama
50 65 70
15. Maheja Adrean Nata 50 65 75
16. Nayshika Zahra
Septriyan
50 90 90
17. Nova Fitriani 80 90 95
18. Putri Rizkia Fitriani 80 95 80
19. Rhmad Adi Nugroho 50 85 90
20. Rifqi Ikhsan Pangestu 85 80 100
21. Sandi Oktaviano 68 75 75
22. Shiva Sabila Natasya
Putri
86 65 85
23. Valentino Febriyanto 74 65 70
24. Vina Purnamasari 50 85 95
25. Wahyudi Saputra 50 75 70
26. Wibowo Panca Prasetya 50 90 90
27. Widya Noor Hafida 72 75 80
97
0
20
40
60
80
100
Pra siklus Siklus I Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
28. Yusuf Febri Kurniawan 56 75 85
29. Anisa Tabrani 90 85 85
Jumlah 1958 2310 2455
Rata-rata 67,51 79,65 84,65
% Tuntas 34%
(10 siswa)
72 %
(21 siswa)
86 %
(25
siswa)
% Tidak tuntas 66%
(19 siswa)
28 %
(8 siswa)
14 %
(4 siswa)
Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh nilai rata-rata pra siklus 67,51.
Sedangkan nilai rata-rata pada siklus I 79,65. Kemudian pada siklus II
nilai rata-rata 84,65. Dengan demikian pada penelitian ini terdapat
peningkatan nilai dari pra siklus, siklus I ke siklus II.
Peningkatan rata-rata materi menghindari minuman keras, judi
dan pertengkaran pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat
dalam diagram sebagai berikut:
Diagram 4.1
Rata-rata Siswa
98
Berdasarkan diagram 4.1, dapat diketahui nilai rata-rata siswa
kelas VIII B SMP Negeri 07 Salatiga mengalami peningkatan. Dari pra
siklus sebelum menggunakan metode pembelajaran numbered head
together (NHT) materi menghindari minuman keras, judi, dan
pertengkaran nilai rata-rata siswa 67,51. Sedangkan nilai rata-rata pada
siklus I setelah menerapkan metode pembelajaran numbered head
together (NHT) adalah 79,65 dan rata-rata siklus II adalah 84,65. Hal
ini menunjukkan peningkatan materi menghindari minuman keras,
judi, dan pertengkaran dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Terdapat peningkatan persentase hasil belajar siswa pada pra
siklus, siklus I dan siklus II yaitu pra siklus sebanyak 44%, pada siklus
I sebanyak 72% dan pada siklus II sebanyak 86% atau dapat dilihat
dengan diagram sebagai berikut :
Diagram 4.2
Ketuntasan Siswa
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra siklus Siklus I Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
99
Berdasarkan ketuntasan belajar minimum (KBM) di SMP
Negeri 07 Salatiga bahwa proses pembelajaran dapat dikatakan
berhasil apabila hasil belajar telah mencapai indikator
keberhasilan secara klasikal yaitu 85%. Dari pra siklus sebelum
menggunakan metode numbered head together (NHT) materi
menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran ketuntasan
siswa 44%. Sedangkan setelah menerapkan metode numbered
head together (NHT) ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
adalah 72% dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II
adalah 86%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai
86% ≥ 85%, maka penerapan metode numbered head together
(NHT) materi menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran
dikatakan berhasil dan penelitian ini telah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan. Oleh karena itu, peneliti tidak perlu
diadakan penelitian siklus selanjutnya.
b. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II
Pada siklus II aktifitas guru dan siswa mengalami peningkatan
dibandingkan pada siklus I diantaranya sebagai berikut:
1) Siswa terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran,
2) Siswa memahami metode numbered head together (NHT)
yang digunakan. Sehingga siswa antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
100
Namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh
guru diantaranya sebagai berikut:
1) Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif
bertanya dalam mengikuti proses pembelajaran.
2) Menggunakan metode dalam tiap pembelajaran sesuai
dengan materi.
3) Guru melakukan tindakan tugas remidi kepada siswa
yang belum tuntas ketuntasan belajar minimum (KBM).
Di karenakan pada siklus II hasil belajar siswa telah
mengalami peningkatan dengan mencapai presentase klasikal
86%, dan telah mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan yaitu 85%. Maka peneliti tidak perlu melanjutkan
penelitian ke siklus selanjutnya.
101
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil
sebagai berikut, melalui metode Numbered Heads Together (NHT) dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI materi menghindari
minuman keras, judi, dan pertengkaran kelas VIII B SMP N 07 Salatiga
2019/2020.
Hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II materi
menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran pada siswa kelas VIII
B SMP Negeri 07 Salatiga mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa
antara lain: pada pra siklus sebanyak 10 siswa atau 34% tuntas KBM
sedangkan yang belum tuntas sebanyak 19 siswa atau 66% dengan nilai
rata-rata 67,51. Pada siklus I sebanyak 21 siswa atau 72% tuntas KBM dan
8 siswa atau 28% yang belum tuntas dengan nilai rata-rata 79,65.
Sedangkan pada siklus II jumlah siswa meningkat yaitu sebanyak 25
siswa atau 86% tuntas KBM dan 4 siswa atau 14% yang belum tuntas
KBM dengan nilai rata-rata 84,65. Dengan pencapaian 86% tersebut,
berarti telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 85%.
Hal ini membuktikan bahwa penerapan metode Numbered Heads Together
(NHT) dalam pembelajaran PAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
dan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas VIII B SMP N 07
Salatiga tahun pelajaran 2019/2020 dinyatakan berhasil.
102
B. SARAN
Berdasarkan tindak lanjut dari penelitian ini, maka penulis
memberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah memberikan dukungan kepada guru dalam
mengajar dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru
untuk mengajar, baik media pembelajaran maupun pelatihan-
pelatihan untuk mengembangkan ketrampilan mengajar guru.
2. Bagi Guru
a. Penelitian ini diharapkan menjadi refleksi bagi para pendidik
untuk dapat menemukan, menerapkan model strategi, maupun
metode pembelajaran yang tepat untuk dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran dan dapat menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan di kelas.
b. Guru yang akan menggunakan pendekatan pembelajaran
menerapkan metode Numbered Heads Together (NHT),
sebaiknya memberi pemahaman mengenahi langkah-langkah
merode Numbered Heads Together (NHT) terlebih dahulu
kepada siswa, supaya siswa dapat memahami dan menciptakan
kreatifitas belajar dan memperoleh penguasaan materi secara
mudah dan menyenangkan.
103
3. Bagi Siswa
a. Diharapkan siswa lebih menghargai guru, mendengarkan
penjelasan dari guru dalam pembelajaran dan bekerjasama baik
dalam kelompok.
b. Siswa sebaiknya lebih berani mengajukan pertanyaan ketika
belum jelas terhadap penjelasan guru.
c. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
supaya pemikiran siswa lebih berkembang.
104
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya .
Asy'ari, A. (1987). Pelajaran Tajwid. Surabaya: APOLLO LESTARI.
Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Peneleitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta: Gava Media.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia .
Kebudayaan, K. P. (2014). Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: ementerian
Pendidikan dan Kebudayaan .
Nasional, D. P. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Nurochim. (2013). Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sani, R. A. (2016). Penelitian Tindakan Kelas Pengembangan Profesi Guru . Tangerang :
TSmart Printing.
Shidunata. (2000). Menggagas Paradigma Pendidikan, Demokrasi, Otonomi, Civil
Society, Globalisasi. Yokyakarta: Kanisius.
Sudarto. (2018). Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: CV.Budi Utama.
Sudaryono, Margono, G., & Rahayu, W. (2013). Pengembangan Instrumen Penelitian
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta : PT Bumi Aksara.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem). Surabaya:
Pustaka Belajar.
Suyadi. (2014). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press.
Turno. (2010). Perencanaan Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Press Pekalongan.
105
LAMPIRAN-LAMPIRAN
106
RENCANA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS 1
Satuan Pendidikan : SMP N 07 SALATIGA
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas / Semester : VIII (Delapan) / I (Satu)
Materi Pokok : Menghindari Minuman Keras, Judi, Dan
Pertengkaran
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (3 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya yang terkait dengan fenomena dan kejadian tampak
mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar Dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Meyakini bahwa minuman
keras, judi, dan pertengkaran
1.1.1 Meyakini bahwa minuman
keras, judi, dan pertengkaran
107
adalah dilarang oleh Allah
Swt.
adalah perilaku yang dilarang
oleh Allah SWT.
1.1.2 Meyakini bahwa semua yang
dilarang Allah pasti
mengandung kemudlaratan.
2.1 Menghayati perilaku
menghindari minuman
keras, judi, dan pertengkaran
dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan perilaku
menghindari minuman keras,
judi, dan pertengkaran dalam
kehidupan sehari-hari.
3.1 Memahami bahaya
mengonsumsi minuman
keras, judi, dan pertengkaran
3.1.1 Mengidentifikasi jenis-jenis
minuman keras yang dilarang
Allah SWT.
3.1.2 Mengidentifikasi tentang judi.
3.1.3 Mengidentifikasi tentang
pertengkaran.
3.1.4 Menunjukkan dalil naqli
dilarangnya minuman keras,
judi, dan pertengkaran,
4.1 Menyajikan dampak bahaya
mengomsumsi minuman
keras, judi, dan
pertengkaran.
4.1.1 Mencari data menghindari
minuman keras,judi, dan
pertengkaran dalam bentuk
skema.
4.1.2 Mempresentasikan dampak
bahaya mengomsumsi minuman
keras, judi, dan pertengkaran.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik, diharapkan:
1. Peserta didik mampu meyakini bahwa minuman keras, judi, dan
pertengkaran adalah perilaku yang dilarang oleh Allah SWT.
108
2. Peserta didik mampu meyakini bahwa semua yang dilarang Allah
pasti mengandung kemudlaratan.
3. Peserta didik mampu menunjukkan perilaku menghindari minuman
keras, judi, dan pertengkaran dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis-jenis minuman keras
yang dilarang Allah SWT.
5. Peserta didik mampu mengidentifikasi tentang judi.
6. Peserta didik mampu mengidentifikasi tentang pertengkaran.
7. Peserta didik mampu menunjukkan dalil naqli dilarangnya
minuman keras, judi, dan pertengkaran,
D. Materi pembelajaran
1. Jenis-jenis Minuman keras yang dilarang Allah.
2. Contoh-contoh Judi.
3. Contoh-contoh pertengkaran.
4. Cara menghindari minuman keras,judi, dan pertengkaran.
5. Dalil naqli dilarangnya minuman keras,judi, dan pertengkaran.
E. Pendekatan / metode pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Numbered Head Together (NHT)
F. Media, alat, sumber belajar
1. Media : powerpoint
2. Alat : Spidol, whiteboard
3. Sumber belajar:
- Buku Paket PAI kelas VIII halaman 22-29
- Buku-buku Penunjang PAI kelas VIII
G. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
109
Pendahuluan 1. Salam pembuka, berdoa membaca Al-Fatihah, doa
menuntut ilmu dan surat pendek.
2. Guru mengabsen peserta didik sambil menanyakan
kabar beritanya.
3. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif
materi sebelumnya dan mengaitkan dengan materi
pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Dinasti
Abbasiyah
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi
yang akan dipelajari.
5. Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa
kelompok yang heterogen.
15
Inti 1. Guru mengkondisikan siswa serta men-setting kelas
2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
berdasarkan penomoran, dengan setiap kelompok
beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi
siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda,
sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok
3. Guru memberikan penjelasan awal mengenai metode
NHT.
4. Guru menyiapkan materi diskusi yaitu menghindari
minuman keras, judi, dan pertengkaran.
5. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada
setiap siswa sebagai bahan diskusi yang akan
dipelajari.
6. Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
45
110
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di
depan kelas.
7. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari
semua pertanyaa yang berhubungan dengan materi
yang disajikan.
8. Guru memberikan kuis berupa soal pilihan ganda dan
essay
Penutup
1. Guru dan peserta didik melaksanakan refleksi
pembelajaran yang telah dilaksanakan;
2. Melakukan penguatan materi pelajaran hari ini;
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut;
4. Menyampaikan inti kegiatan untuk pembelajaran
berikutnya yaitu membahas hidup sehat dengan
makanan minuman yang halal beserta bergizi
5. Guru bersama-sama peserta didik menutup pelajaran
dengan berdoa.
20
H. Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Refleksi Akhlak Mulia
No.
Nama
Peserta
Didik
Pernyataan
Ket. 1 2 3 4 5
S
B
B C S
B
B C S
B
B C S
B
B C S
B
B C
1
2
111
3
4
5
6
Dst.
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : baik
C :cukup
b. Observasi Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik
observasi oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran
pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling (BK), dan wali
kelas (selama siswa di luar jam pelajaran) yang ditulis dalam buku
jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal).
Nama Sekolah : .................................................
Kelas/Semester : ................................................
Tahun Pelajaran : .................................................
No. Waktu Nama Siswa Catatan
Perilaku
Butir sikap Ket.
1
2
3
4
5
6
Dst.
c. Penilaian diri Petunjuk: Berilah tanda centang(√) pada kolom
“Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
112
Nama :
Kelas :
Semester :
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Saya selalu menghindari minuman keras
2 Saya selalu menjauhi segala yang dilarang
oleh Allah Swt.
3 Saya selalu menghindari perbuatan judi
4 Saya selalu menghindari pertengkaran
dengan siapapun
5 Saya selalu menyelesaikan permasalahan
dengan cara damai
d. Penilaian Antar Teman
Petunjuk: Berilah tanda centang(√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Nama teman yang dinilai :
Nama Penilai :
Kelas :
Semester :
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Teman saya selalu menghindari minuman
keras
2 Teman saya selalu menjauhi segala yang
dilarang oleh Allah Swt.
3 Teman saya selalu menghindari perbuatan
judi
4 Teman saya selalu menghindari
pertengkaran dengan siapapun
5 Teman saya selalu menyelesaikan
113
permasalahan dengan cara damai
2. Penilaian pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Soal Jawaban
1.
Apa yang dimaksud dengan
Khamr?
Khamr dari segi bahasa artinya penutup akal.
Sedangkan menurut istilah,khamr adalah
segala jenis minuman atau lainnya yang dapat
menyebabkan seseorang mabuk dan hilang
kesadarannya.
Minuman keras Khamar adalah minuman
yang memabukan atau minuman keras
(miras). Orang yang mengkonsumsi khamar
dapat menyebabkan akalnya tertutup sehingga
tidak dapat mengingat siapa dirinya sendiri
(mabuk).
2.
Apakah akibat dari
meminum khamr?
a. Aspek Fisik (Kesehatan Fisik/Fisiologis)
1) Mengkonsumsi minuman beralkohol
dapat membuat seseorang menjadi
mabuk dan menyebabkan seseorang
mengalami sakit kepala, mual, muntah
serta nyeri pada bagian tubuh tertentu.
2) Berat badan menjadi naik karena
minuman beralkohol memiliki kadar
kalori dan gula yang tinggi.
3) Tekanan darah tinggi karena minuman
beralkohol dapat pemicu tekanan
darah.
4) Menurunnya kekebalan tubuh dan
tubuh dapat dengan mudah terserang
infeksi.
114
5) Semakin sering dan semakin banyak
jumlah alkohol yang anda konsumsi,
semakin besar resiko terjangkit
penyakit kanker, penyakit jantung,
gangguan pernafasan dan gangguan
pada organ hati.
b. Dampak Gangguan Jiwa (Psikologis)
1) Gangguan Daya Ingat. Gangguan
ingatan biasanya merupakan ciri awal
yang menonjol pada demensia,
khususnya pada demensia yang
mengenai korteks, seperti demensia
tipe Alzheimer. Pada awal perjalanan
demensia, gangguan daya ingat adalah
ringan dan paling jelas untuk peristiwa
yang baru terjadi.
2) Orientasi. Karena daya ingat adalah
penting untuk orientasi terhadap orang,
waktu dan tempat, orientasi dapat
terganggu secara progresif selama
perjalanan penyakit demensia.
3) Gangguan Bahasa. Proses demensia
yang mengenai korteks, terutama
demensia tipe Alzheimer dan demensia
vaskular, dapat mempengaruhi
kemampuan berbahasa pasien.
Kesulitan berbahasa ditandai oleh cara
berkata yang samar-samar, stereotipik
tidak tepat, atau berputar-putar.
4) Perubahan Kepribadian. Perubahan
kepribadian merupakan gambaran yang
paling mengganggu bagi keluarga
pasien yang terkena. Pasien demensia
mempunyai waham paranoid.
Gangguan frontal dan temporal
kemungkinan mengalami perubahan
keperibadian yang jelas, mudah marah
dan meledak – ledak.
5) Psikosis. Diperkirakan 20-30% pasien
demensia tipe Alzheimer, memiliki
115
halusinasi, dan 30-40 % memiliki
waham, terutama dengan sifat paranoid
atau persekutorik dan tidak sistematik.
3.
Apa pengertian berjudi? Berjudi adalah suatu aktivitas yang
direncanakan ataupun tidak dengan
melakukan spekulasi ataupun rekayasa untuk
mendapatkan kesenangan dengan
menggunakan jaminan atau taruhan, sehingga
yang menang akan diuntungkan dan yang
kalah akan merasa dirugikan.
4.
Bagaimana cara
menghindari pertengkaran?
1. Meninggalkan faktor-faktor yang dapat
memicu timbulnya pertengkaran.
2. Menyadari akan timbulnya
penyesalandan akibat buruk dari
pertengkaran.
3. Berusaha mengoreksi kesalahan
dirinya sendiri.
4. Membiasakan diri untuk bersikap
lapang dada dan mudah memaafkan
orang lain.
5. Perbanyak berwudhu,membaca al-
qur’an dan berdzikir.
6. Senantiasa mengingat Allah SWT,
dengan mengucap istigfar.
5.
Sebutkan 3 dampak
negative dari pertengkaran!
Dampak negatif dari pertengkaran:
1. Menciptakan perpecahan antar manusia.
2. Merenggangkan persaudaraan
antarmuslim.
3. Mendapatkan siksaan dari Allah SWT
karena berbuat maksiat.
4. Menjauhkan manusia dari kasih sayang
Allah SWT.
116
117
RENCANA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMP N 07 SALATIGA
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas / Semester : VIII (Delapan) / I (Satu)
Materi Pokok :
Menghindari Minuman Keras, Judi, Dan
Pertengkaran
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (3 x 40 menit)
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya yang terkait dengan
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
118
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
J. Kompetensi Dasar Dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Meyakini bahwa minuman keras,
judi, dan pertengkaran adalah
dilarang oleh Allah Swt.
1.1.3 Meyakini bahwa minuman keras, judi,
dan pertengkaran adalah perilaku yang
dilarang oleh Allah SWT.
1.1.4 Meyakini bahwa semua yang dilarang
Allah pasti mengandung kemudlaratan.
2.1 Menghayati perilaku menghindari
minuman keras, judi, dan
pertengkaran dalam kehidupan
sehari-hari.
2.1.2 Menunjukkan perilaku menghindari
minuman keras, judi, dan pertengkaran
dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.3 Meningkatkan gerakan amar makruf
nahi munkar dalam kehidupan sehari-
hari.
3.1 Memahami bahaya mengonsumsi
minuman keras, judi, dan
pertengkaran
3.1.5 mengidentifikasi dalil naqli dilarangnya
minuman keras, judi, dan pertengkaran,
3.1.6 mengidentifikasi hukum bacaan
qolqolah dalam QS. Al- Maidah (5)
ayat 90-91 dan 32 dengan benar.
119
4.1 Menyajikan dampak bahaya
mengomsumsi minuman keras,
judi, dan pertengkaran.
4.1.3 Mencari dalil naqli menghindari
minuman keras,judi, dan pertengkaran
dengan benar.
K. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik, diharapkan:
8. Peserta didik mampu meyakini bahwa minuman keras,
judi, dan pertengkaran adalah perilaku yang dilarang oleh
Allah SWT.
9. Peserta didik mampu meyakini bahwa semua yang dilarang
Allah pasti mengandung kemudlaratan.
10. Peserta didik mampu menunjukkan perilaku menghindari
minuman keras, judi, dan pertengkaran dalam kehidupan
sehari-hari.
11. Peserta didik mampu meningkatkan gerakan amar makruf
nahi munkar dalam kehidupan sehari-hari.
12. Peserta didik mampu mengidentifikasi dalil naqli
dilarangnya minuman keras, judi, dan pertengkaran,
13. Peserta didik mampu mengidentifikasi hukum bacaan
qolqolah dalam QS. Al- Maidah (5) ayat 90-91 dan 32
dengan benar.
120
14. Peserta didik mampu mencari dalil naqli menghindari
minuman keras, judi, dan pertengkaran dengan benar.
L. Materi pembelajaran
1. Materi pembelajaran reguler:
a) Jenis-Jenis Minuman Keras Yang Dilarang Allah Swt.
b) Contoh-contoh Judi
c) Contoh-contoh Pertengkaran,
d) Cara Menghindari Minuman Keras, Judi, Dan Pertengkaran
e) Hukum Bacaan Qolqolah Dalam Q.S. Al-Maidah Ayat 90-
91 dan 32.
2. Materi pembelajaran pengayaan:
a) Dampak orang yang meminum minuman beralkohol
b) cara menghindari minuman keras
c) Dampak negatif perjudian
d) Cara menghindari perbuatan judi
e) Hikmah menghindari perjudian
f) Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran
g) Cara mencegah tawuran
3. Materi pembelajaran remedial:
a) Jenis-Jenis Minuman Keras Yang Dilarang Allah Swt.
b) Contoh-contoh Judi
c) Contoh-contoh Pertengkaran,
d) Cara Menghindari Minuman Keras, Judi, Dan Pertengkaran
121
e) Hukum Bacaan Qolqolah Dalam Q.S. Al-Maidah Ayat 90-
91 Dan 32.
f) (menyesuaikan materi yang belum dikuasai siswa setelah
dilakukan penilaian)
M. Pendekatan / metode pembelajaran
3. Pendekatan : Saintifik
4. Metode : Numbered Head Together (NHT)
N. Media, alat, sumber belajar
4. Media : powerpoint
5. Alat : Spidol, whiteboard
6. Sumber belajar:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi 2017.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas
VIII (Buku Siswa) Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (halaman 22-43).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi 2017.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas
VIII (Buku Guru) Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (halaman 16-31).
Departemen Agama RI. 2005. Al-Quran dan Terjemahnya.
Jakarta: Departemen Agama RI.
122
O. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 6. Salam pembuka, berdoa membaca Al-Fatihah,
doa menuntut ilmu dan surat pendek.
7. Guru mengabsen peserta didik sambil
menanyakan kabar beritanya.
8. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif
materi sebelumnya dan mengaitkan dengan
materi pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa
Dinasti Abbasiyah
9. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari
materi yang akan dipelajari.
15
Inti 9. Guru mengkondisikan siswa serta men-setting
kelas
10. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
berdasarkan penomoran, dengan setiap kelompok
beranggotakan tiga sampai lima orang dan
memberi siswa dalam tim mempunyai nomor
berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di
dalam kelompok
11. Guru memberikan penjelasan awal mengenai
metode NHT.
45
123
12. Guru menyiapkan materi diskusi yaitu
menghindari minuman keras, judi, dan
pertengkaran.
13. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS)
kepada setiap siswa sebagai bahan diskusi yang
akan dipelajari.
14. Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari
tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban
kepada siswa di depan kelas.
15. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban
akhir dari semua pertanyaa yang berhubungan
dengan materi yang disajikan.
16. Guru memberikan kuis berupa soal pilihan ganda
dan essay
Penutup
6. Guru dan peserta didik melaksanakan refleksi
pembelajaran yang telah dilaksanakan;
7. Melakukan penguatan materi pelajaran hari ini;
8. Merencanakan kegiatan tindak lanjut;
9. Menyampaikan inti kegiatan untuk pembelajaran
berikutnya yaitu membahas hidup sehat dengan
makanan minuman yang halal beserta bergizi
10. Guru bersama-sama peserta didik menutup
20
124
pelajaran dengan berdoa.
P. Penilaian
1. Sikap spiritual
Terlampir
2. Sikap Sosial
Terlampir
3. Pengetahuan
Terlampir
4. Pembelajaran Remedial
bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil
analisis penilaian.
Format kegiatan pembelajaran dan hasil penilaian remedial
(lampiran 11)
5. Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan remedial antara lain dalam bentuk mencari informasi
di berbagai media tentang:
a. Dampak orang yang meminum minuman beralkohol
b. Cara menghindari minuman keras
c. Dampak negatif perjudian
d. Cara menghindari perjudian
e. Hikmah menghindari perjudian.
125
126
Lampiran 1
INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK SIKAP SOSIAL
Nama Siswa : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas / Semester : VIII (Delapan) / I (Satu)
TeknikPenilaian : Observasi (Jurnal)
Petunjuk:
a. Amati perkembangan sikap siswa menggunakan instrumen jurnal pada setiap pertemuan.
b. Isi jurnal dengan menuliskan sikap atau perilaku siswa yang menonjol, baik yang positif
maupun yang negatif. Untuk siswa yang pernah memiliki catatan perilaku kurang baik dalam
jurnal, apabila telah menunjukkan perilaku (menuju) yang diharapkan, perilaku tersebut
dituliskan dalam jurnal (meskipun belum menonjol).
No. Waktu Nama Siswa
Catatan
Perilaku
Butir Sikap
Tanda
Tangan
Tindak
lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
127
Lampiran 2
INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK SIKAP SOSIAL
Nama Siswa : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas / Semester : VIII (Delapan) / I (Satu)
TeknikPenilaian : Penilaian diri
Penilai : Peserta didik sendiri
No. Uraian
Pilihan Jawaban
Sangat
Setuju
Setuju Ragu-
Ragu
Tidak
Setuju
1 Saya selalu menghindari minuman
keras
2 Saya selalu menjauhi segala yang
dilarang oleh Allah Swt.
3 Saya selalu menghindari perbuatan
judi
4 Saya selalu menghindari
pertengkaran dengan siapapun
5 Saya selalu menyelesaikan
permasalahan dengan cara damai
128
Lampiran 3
INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK SIKAP SOSIAL
Nama Siswa : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas / Semester : VIII (Delapan) / I (Satu)
TeknikPenilaian : Penilaian Antar teman
Penilai : Teman Peserta didik yang dinilai
No. Uraian
Pilihan Jawaban
Sangat
Setuju
Setuju Ragu-
Ragu
Tidak
Setuju
1 Teman saya selalu menghindari
minuman keras
2 Teman saya selalu menjauhi segala
yang dilarang oleh Allah Swt.
3 Teman saya selalu menghindari
perbuatan judi
4 Teman saya selalu menghindari
pertengkaran dengan siapapun
5 Teman saya selalu menyelesaikan
permasalahan dengan cara damai
129
Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN
Kelas/Semester : VIII (Delapan) / I (Satu)
Kompetensi Dasar : Memahami bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan pertengkaran.
Teknik Penilaian : Tes tertulis.
Penilai : Guru
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara tertulis!
130
Nomor
Soal Instrumen Soal Jawaban Skor
1. Jelaskan pengertian halalan
thayyiban!
Halalan adalah dibolehkan agama, sedangkan
thayyib artinya bergizi dan baik bagi kesehatan
tubuh. Halalan Tayyiban makanan yang boleh
dikonsumsi menurut agama dan bergizi serta
baik bagi kesehatan tubuh.
0-5
2. Jelaskan pengertian hukum
bacaan qalqalah kubra dan
sugra, serta berikan masing-
masing satu contoh!
Qalqalah berarti memantul/membalik. Dengan
demikian bacaan qalqalah adalah bacaan lafaz
dalam al-Qurān yang memantul/membalik.
Contohnya: (jawaban dikembangkan oleh guru)
Ra’ adalah apabila ada huruf ra’ ( ) maka dibaca
tafkhim, tarqiq, boleh tarqiq dan tafkhim.
0-5
3. Bagaimana pendapat kalian
bila ada teman
mengkonsumsi makanan
dan minuman haram?
Kebijakan guru 0-5
4. Tulislah sebuah hadis yang
berisi larangan meminum
khamr!
0-5
5. Bagaimana sikapmu jika ada
penjual makanan haram di
lingkungan rumahmu?
Kebijakan guru 0-5
25
131
Rubrik Penilaian:
132
Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN
Kelas/Semester : VIII (Delapan) / I (Satu)
Kompetensi Dasar : Memahami bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan pertengkaran.
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Penilai : Guru
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara lisan!
133
Nomor
Soal Instrumen Soal Jawaban Skor
1. Apa yang dimaksud
dengan khamr?
Khamar adalah minuman yang memabukan atau
minuman keras
(miras).
0-5
2. Apa yang dimaksud
dengan judi?
aktivitas yang direncanakan ataupun tidak dengan
melakukan spekulasi ataupun rekayasa untuk
mendapatkan kesenangan dengan menggunakan
jaminan atau taruhan, sehingga yang menang akan
diuntungkan dan yang kalah akan merasa dirugikan.
0-5
3. Mengapa terjadi
pertengkaran di
masyarakat?
1) Faktor internal
Kurang mampunya beradaptasi dengan
lingkungan sosial dapat
menimbulkan tekanan pada remaja yang
mentalnya masih labil,
masih dalam pencarian jati diri dan tujuan hidup.
2) Faktor keluarga
Adanya kekerasan dan ketidakharmonisan dalam
keluarga
3) Faktor sekolah
Kebosanan yang dialami seorang pelajar di
sekolah seperti proses belajar mengajar yang
monoton, tidak ada kesempatan bagi peserta didik
untuk bertindak kreatif, terlalu mengekang dan
otoriter menyebabkan seorang peserta didik akan
memilih untuk bersenang-senang di luar sekolah.
0-5
134
4) Faktor lingkungan
Lingkungan ini juga berbicara sekolah, media
televisi, media cetak dan ketidakpuasan atas
negara atau fasilitas negara. Jika merunut dari
faktor lingkungan, media-media dan teladan
pemerintah, juga menjadi salah satu penyebab
atas tawuran pelajar.
135
4. Bagaimana cara
mencegah pertengkaran
di masyarakat?
Cara mencegah tawuran antarpelajar :
1) Para peserta didik diberikan pengertian untuk
memahami bahwa semua permasalahan tidak akan
selesai jika penyelesaiannya dengan menggunakan
kekerasan.
2) Diadakan pendekatan khusus kepada para pelajar
terutama bagi yang mempunyai permasalahan.
3) Ilmu beladiri penggunaannya untuk
menyelamatkan orang dan bukan untuk menyakiti
orang lain.
4) Memberikan pelajaran ilmu sosial budaya agar
bermanfaat untuk pelajar dalam menempatkan diri
di lingkungan masyarakat.
5) Memberikan sanksi yang tegas untuk pelaku
tindak kekerasan.
0-5
5. Apa akibat dari
meminum khamr dan
perbuatan judi?
a. Aspek Fisik (Kesehatan Fisik/Fisiologis)
1) Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat
membuat seseorang menjadi mabuk dan
menyebabkan seseorang mengalami sakit
kepala, mual, muntah serta nyeri pada bagian
tubuh tertentu.
2) Berat badan menjadi naik karena minuman
beralkohol memiliki kadar kalori dan gula
yang tinggi.
3) Tekanan darah tinggi karena minuman
beralkohol dapat pemicu tekanan darah.
4) Menurunnya kekebalan tubuh dan tubuh dapat
0-5
136
dengan mudah terserang infeksi.
5) Semakin sering dan semakin banyak jumlah
alkohol yang anda konsumsi, semakin besar
resiko terjangkit penyakit kanker, penyakit
jantung, gangguan pernafasan dan gangguan
pada organ hati.
b. Dampak Gangguan Jiwa (Psikologis)
1) Gangguan Daya Ingat. Gangguan ingatan
biasanya merupakan ciri awal yang menonjol
pada demensia, khususnya pada demensia
yang mengenai korteks, seperti demensia tipe
Alzheimer. Pada awal perjalanan demensia,
gangguan daya ingat adalah ringan dan paling
jelas untuk peristiwa yang baru terjadi.
2) Orientasi. Karena daya ingat adalah penting
untuk orientasi terhadap orang, waktu dan
tempat, orientasi dapat terganggu
secara progresif selama perjalanan penyakit
demensia.
3) Gangguan Bahasa. Proses demensia yang
mengenai korteks,
terutama demensia tipe Alzheimer dan
demensia vaskular,
dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa
pasien.
4) Kesulitan berbahasa ditandai oleh cara
berkata yang samar-samar, stereotipik tidak
137
tepat, atau berputar-putar.
5) Perubahan Kepribadian. Perubahan
kepribadian merupakan
gambaran yang paling mengganggu bagi
keluarga pasien yang terkena. Pasien
demensia mempunyai waham paranoid.
6) Gangguan frontal dan temporal kemungkinan
mengalami perubahan keperibadian yang
jelas, mudah marah dan meledak – ledak.
7) Psikosis. Diperkirakan 20-30% pasien
demensia tipe Alzheimer, memiliki
halusinasi, dan 30-40 % memiliki waham,
terutama dengan sifat paranoid atau
persekutorik dan tidak sistematik.
Skor maksimal 25
Rubrik Penilaian:
138
Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No Kegiatan Skor
1 2 3
1. Pra Pembelajarana
a. Menyiapkan RPP
b. Memeriksa kesiapan ruang, alat dan media
pembelajaran
c. Memeriksa kesiapan peserta didik
2. Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Salam pembuka
b. Memberikan motivasi awal
c. Melakukan apresiasi (kajian materi yang
sebelumnya dengan materi yang akan
disampaikan)
d. Menyampaikan kompetensi/ tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
3. Penguasaan Materi
a. Menggunakan metode numbered head
together sesuai dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP
b. Memberikan pengantar bahwa pembelajaran
akan menggunakan metode numbered head
together
c. Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
4. Interaksi dalam Pembelajaran
a. Menciptakan suasana yang menumbuhkan
pastisipasi aktif peserta didik melalui guru,
media dan sumber belajar.
b. Menunjukkan sikap terbuka dan responsive
139
terhadap peserta didik
c. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
peserta didik
5. Kegiatan Akhir
a. Melakukan refleksi dan membuat rangkuman
bersama peserta didik
b. Memberikan arahan tindak lanjut (nasehat,
motivasi, tugas)
c. Menginformasikan materi untuk pertemuan
selanjutnya
d. Salam penutup
Jumlah 4 24 3
Total 31
Kategori Baik
Keterangan:
Kriteria Penilaian
1 = Cukup
2 = Baik
3 = Sangat Baik
Kategori Penilaian
Cukup = 20-30
Baik = 31-40
Sangat baik = 41-50
140
Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Siswa mengemukakan pendapat
2. Siswa menjawab pertanyaan guru
3. Siswa melakukan diskusi kelompok mengenai
permasalahan yang diberikan oleh guru
4. Siswa bertanya pada siswa lain atau guru
Dapat belum memahami permasalahan yang
dihadapi
5. Siswa menunjukkan minat pada pembelajaran
dengan penerapan metode numbered head
together
6. Siswa senang mencari dan memecahkan soal-
soal pada pembelajaran dengan penerapan
metode numbered head together
7. Siswa mengerjakan soal dengan tertib
8. Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil dari kerjasamanya di depan kelas secara
bergantian
Jumlah 3 10 -
Total 13
Kategori Baik
Keterangan:
Kriteria Penilaian
1 = Cukup
2 = Baik
3 = Sangat Baik
Kategori Penilaian
Cukup = 5-10
Baik = 11-20
Sangat baik = 21-25
141
Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No Kegiatan Skor
1 2 3
1. Pra Pembelajaran
a. Menyiapkan RPP
b. Memeriksa kesiapan ruang, alat dan media
pembelajaran
c. Memeriksa kesiapan peserta didik
2. Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Salam pembuka
b. Memberikan motivasi awal
c. Melakukan apresiasi (kajian materi yang
sebelumnya dengan materi yang akan
disampaikan)
d. Menyampaikan kompetensi/tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
3. Penguasaan Materi
a. Menggunakan metode numbered head
together sesuai dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP
b. Memberikan pengantar bahwa pembelajaran
akan menggunakan metode numbered head
together
c. Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
4. Interaksi dalam Pembelajaran
a. Menciptakan suasana yang menumbuhkan
pastisipasi aktif peserta didik melalui guru,
media dan sumber belajar
b. Menunjukkan sikap terbuka dan responsive
142
terhadap peserta didik
c. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
peserta didik
5. Kegiatan Akhir
a. Melakukan refleksi dan membuat rangkuman
bersama peserta didik
b. Memberikan arahan tindak lanjut (nasehat,
motivasi, tugas)
c. Menginformasikan materi untuk pertemuan
selanjutnya
d. Salam penutup
Jumlah - 30 6
Total 36
Kategori Baik
Keterangan:
Kriteria Penilaian
1 = Cukup
2 = Baik
3 = Sangat Baik
Kategori Penilaian
Cukup = 20-30
Baik = 31-40
Sangat baik = 41-50
143
Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Siswa mengemukakan pendapat
2. Siswa menjawab pertanyaan guru
3. Siswa melakukan diskusi kelompok mengenai
permasalahan yang diberikan oleh guru
4. Siswa bertanya pada siswa lain atau guru
Dapat belum memahami permasalahan yang
dihadapi
5. Siswa menunjukkan minat pada pembelajaran
dengan penerapan metode numbered head
together
6. Siswa senang mencari dan memecahkan soal-
soal pada pembelajaran dengan penerapan
metode numbered head together
7. Siswa mengerjakan soal dengan tertib
8. Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil dari kerjasamanya di depan kelas secara
bergantian
Jumlah 1 14 -
Total 15
Kategori Baik
Keterangan:
Kriteria Penilaian
1 = Cukup
2 = Baik
3 = Sangat Baik
Kategori Penilaian
Cukup = 5-10
Baik = 11-20
Sangat baik = 21-25
144
Soal evaluasi siklus I
Nama :
No absen :
Kelas :
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan Khamr?
2. Apakah akibat dari meminum khamr?
3. Apa yang dimaksud berjudi?
4. Bagaimana cara menghindari pertengkaran?
5. Sebutkan 3 dampak negative dari pertengkaran!
145
Soal evaluasi siklus II
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan Pengertian halalan thayyiban!
2. Jelaskan pengertia hukum bacaan qalqalah kubra dan sugra, serta berikan
masing-masing satu contoh!
3. Bagaimana pendapat kalian apabila ada teman mengkonsumsi makanan
dan minuman haram?
4. Tuliskan sebuah hadis yang berisi larangan meminum khamr!
5. Bagaimana sikapmu jika ada penjual makanan haram dilingkungan
rumahmu!
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
Dokumentasi Kegiatan Penelitian
159
160