14
Amien Tri Waluyo, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas III 315 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I TAHUN 2016/2017 DALAM MENERAPKAN METODE NUMBERED HEADS TO- GETHER PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN MELALUI SUPERVISI KELAS DI 10 MI BINAAN PADA KECAMATAN KALIDAWIR DAN KECAMATAN CAMPURDARAT KABUPATEN TULUNGAGUNG Oleh: Amien Tri Waluyo Pengawas TK/RA/SD/MIKabupaten Tulungagung Abstrak. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran IPS menerapkan Metode Numbered Heads To- gether melalui supervisi kelas di 10 MI Binaan Pada Kecamatan Kalidawir Dan Kecamatan Cam- purdarat Kabupaten Tulungagung Semester I Tahun 2016/2017. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dilaksanakan di Madrasah binaan peneliti, dimana peneliti bekerja sebagai supervisor sekolah. MI Binaan peneliti berjumlah 10 dan terletak di Kecamatan Kalidawir dan di Kecamatan Campurdarat. 10 MI Binaan tersebut yaitu MIN Tunggangri, MI Al-Hidayah 01, MI Al-Hidayah 02, MI Tarbiyatus Sibyan, MI Nurul Iman, MI Hidayatul Tholibin, MI Darussa’adah, MI Al Huda, MI Ummul Akhyar, dan MI Darussalam. Dan subyek penelitian adalah 1 orang guru Kelas III dari masing-masing sekolah, sehingga jumlahnya sebanyak 10 orang. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menerapkan supervisi kelas dapat meningkatkan kemampuan guru kelas III dalam menerapkan metode Num- bered Heads Together pada mata pelajaran IPS materi Kenampakan alam dan buatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan guru selama melaksanakan metode Numbered Heads Together, pada siklus I persentase kemampuan guru sebesar 64,50% dan mengalami pen- ingkatan pada siklus II menjadi sebesar 83,50%. Selain peningkatan tersebut prestasi belajar siswa kelas III di 10 MI Binaan Pada Kecamatan Kalidawir Dan Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung semester I tahun 2016/2017 juga menunjukkan peningkatan. Pada Siklus I nilai rata- rata siswa kelas III di 10 MI Binaan Pada Kecamatan Kalidawir Dan Kecamatan Campurdarat sebesar 71,72 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 65,43%, dan meningkat pada siklus II menjadi sebesar 87,66 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 94,40%. Kata Kunci: Supervisi Kelas, kemampuan guru, Metode Numbered Heads Together Terlepas dari upaya yang sudah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kemampu- an guru maka, pengawasan dan pembinaan perlu kiranya dilakukan. Hal ini mengingat bahwa seseorang akan cenderung melaku- kan sesuatu dengan cara yang lebih baik ka- rena merasa diawasi atau dibina. Cara untuk membina dan mengembangkan kemampuan guru yaitu melalui kegiatan supervisi, hal ini sesuai dengan pengertian supervisi yaitu memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran de- ngan tujuan akhir yaitu adanya peningkatan kualitas belajar peserta didik. Di dalam kegiatan peningkatan mutu pendidikan diharapkan semua komponen pendidikan harus berperan optimal dan sal- ing mendukung serta bekerjasama sesuai de- ngan tugas dan peranan masing-masing. Pengawas melakukan pengawasan de- ngan mengunjungi sekolah-sekolah guna menilai mutu belajar anak didik dan mutu mengajar guru disamping menilai sarana

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

Amien Tri Waluyo, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas III … 315

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I TAHUN

2016/2017 DALAM MENERAPKAN METODE NUMBERED HEADS TO-

GETHER PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KENAMPAKAN ALAM

DAN BUATAN MELALUI SUPERVISI KELAS DI 10 MI BINAAN PADA

KECAMATAN KALIDAWIR DAN KECAMATAN CAMPURDARAT

KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh:

Amien Tri Waluyo

Pengawas TK/RA/SD/MIKabupaten Tulungagung

Abstrak. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran IPS menerapkan Metode Numbered Heads To-

gether melalui supervisi kelas di 10 MI Binaan Pada Kecamatan Kalidawir Dan Kecamatan Cam-

purdarat Kabupaten Tulungagung Semester I Tahun 2016/2017. Penelitian Tindakan Sekolah

(PTS) dilaksanakan di Madrasah binaan peneliti, dimana peneliti bekerja sebagai supervisor

sekolah. MI Binaan peneliti berjumlah 10 dan terletak di Kecamatan Kalidawir dan di Kecamatan

Campurdarat. 10 MI Binaan tersebut yaitu MIN Tunggangri, MI Al-Hidayah 01, MI Al-Hidayah

02, MI Tarbiyatus Sibyan, MI Nurul Iman, MI Hidayatul Tholibin, MI Darussa’adah, MI Al Huda,

MI Ummul Akhyar, dan MI Darussalam. Dan subyek penelitian adalah 1 orang guru Kelas III dari

masing-masing sekolah, sehingga jumlahnya sebanyak 10 orang. Setelah melaksanakan kegiatan

pembelajaran pada siklus I dan siklus II, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menerapkan

supervisi kelas dapat meningkatkan kemampuan guru kelas III dalam menerapkan metode Num-

bered Heads Together pada mata pelajaran IPS materi Kenampakan alam dan buatan. Hal ini dapat

dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan guru selama melaksanakan metode Numbered

Heads Together, pada siklus I persentase kemampuan guru sebesar 64,50% dan mengalami pen-

ingkatan pada siklus II menjadi sebesar 83,50%. Selain peningkatan tersebut prestasi belajar siswa

kelas III di 10 MI Binaan Pada Kecamatan Kalidawir Dan Kecamatan Campurdarat Kabupaten

Tulungagung semester I tahun 2016/2017 juga menunjukkan peningkatan. Pada Siklus I nilai rata-

rata siswa kelas III di 10 MI Binaan Pada Kecamatan Kalidawir Dan Kecamatan Campurdarat

sebesar 71,72 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 65,43%, dan meningkat pada siklus II

menjadi sebesar 87,66 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 94,40%.

Kata Kunci: Supervisi Kelas, kemampuan guru, Metode Numbered Heads Together

Terlepas dari upaya yang sudah dilakukan

pemerintah dalam meningkatkan kemampu-

an guru maka, pengawasan dan pembinaan

perlu kiranya dilakukan. Hal ini mengingat

bahwa seseorang akan cenderung melaku-

kan sesuatu dengan cara yang lebih baik ka-

rena merasa diawasi atau dibina. Cara untuk

membina dan mengembangkan kemampuan

guru yaitu melalui kegiatan supervisi, hal ini

sesuai dengan pengertian supervisi yaitu

memberi layanan kepada guru-guru baik

secara individual maupun secara kelompok

dalam usaha memperbaiki pengajaran de-

ngan tujuan akhir yaitu adanya peningkatan

kualitas belajar peserta didik.

Di dalam kegiatan peningkatan mutu

pendidikan diharapkan semua komponen

pendidikan harus berperan optimal dan sal-

ing mendukung serta bekerjasama sesuai de-

ngan tugas dan peranan masing-masing.

Pengawas melakukan pengawasan de-

ngan mengunjungi sekolah-sekolah guna

menilai mutu belajar anak didik dan mutu

mengajar guru disamping menilai sarana

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

316 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017

dan prasarana sekolah yang ditanganinya.

Pengawas juga memberikan pelayanan dan

bantuan kepada staf sekolah sesuai dengan

fungsi dan peranannya sebagai motivator,

katalisator, stabilisator dan indikator di bi-

dang pendidikan.

Pengertian supervisi menurut Piet A.

Sahertian (2000: 19) yaitu usaha memberi

pelayanan kepada guru-guru baik secara in-

dividual maupun secara kelompok dalam

usaha memperbaiki pengajaran. Pendapat

lain juga menyatakan bahwa supervisi ialah

pembinaan yang diberikan kepada seluruh

staf sekolah agar mereka dapat meningkat-

kan kemampuan untuk mengembangkan

situasi belajar mengajar yang lebih baik

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1979: 228). Dari kedua pendapat tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi

adalah usaha untuk membantu sekolah un-

tuk meningkatkan mutu pembelajaran me-

lalui pembinaan terhadap guru dan staf

sekolah.

Suryo Subroto (1997:43) mengatakan

metode mengajar merupakan salah satu cara

yang digunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlang-

sungnya pengajaran. Oleh karena itu, me-

tode mengajar memiliki andil yang sangat

besar dalam kegiatan belajar mengajar. Un-

tuk meningkatkan pengetahuan dan pema-

haman siswa terhadap materi yang disam-

paikan. Guru harus terampil dalam memilih

strategi yang sesuai, memberikan siswa mo-

tiviasi, menggunakan media yang menarik,

menciptakan suasana belajar yang me-

nyenangkan, memilih metode belajar agar

siswa dapat aktif. Sehingga apabila hal-hal

tersebut dilakukan oleh guru diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

setiap mata pelajaran.

Pengawas seringkali mengalami ken-

dala-kendala saat melaksanakan kegiatan

supervisi, kendala tersebut antara lain adalah

keterbatasan waktu pengawas dalam melak-

sanakan supervisi yang disebabkan oleh

jumlah sekolah yang diawasi terlalu banyak,

selain mensupervisi MI (Madrasah Ibtidai-

yah) pengawas juga memiliki tugas lain

diluar supervisi seperti pelatihan, penataran,

rapat di dinas pendidikan, persiapan lomba.

Kegiatan-kegiatan tersebut seringkali ber-

benturan dengan jadwal supervisi yang telah

dibuat. Hal ini menyebabkan keterbatasan

waktu pengawas untuk mengawasi sekolah.

Keterbatasan waktu tersebut menyebabkan

satu MI hanya dikunjungi dua kali dalam

satu tahun ajaran. Selain itu berkaitan

dengan lokasi MI yang tersebar dan jarak

antara satu dan yang lain jauh sehingga

menimbulkan masalah bagi pengawas. Per-

masalahan tersebut menyebabkan para guru

dan pengelola MI kurang mendapat peman-

tauan dari pengawas, sehingga proses pem-

belajaran dan pengelolaan sekolah kurang

maksimal.

Kemampuan guru merupakan factor

pertama yang dapat mempengaruhi keber-

hasilan pembelajaran. Guru yang memiliki

kemampuan tinggi akan bersikap kreatif dan

inovatif dan selamanya akan mencoba dan

mencoba menerapkan berbagai penemuan

baru yang dianggap lebih baik untuk pem-

belajaran siswa. suatu asumsi bahwa pen-

ingkatan mutu pembelajaran di sekolah

dapat dicapai melalui peningkatan mutu

sumber daya manusia (guru dan tenaga

kependidikan lainnya). Walaupun diakui

bahwa komponen-komponen lain turut

memberikan kontribusi dalam peningkatan

mutu pembelajaran. Peningkatan sumber da-

ya manusia telah banyak dilakukan pe-

merintah, terutama peningkatan kompetensi

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

Amien Tri Waluyo, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas III … 317

guru. Usaha ini berupa peningkatan melalui

pendidikan maupun pelatihan, workshop,

atau bentuk lainnya.

Dalam aspek perencanaan, misalnya

guru dituntut untuk mampu mendesain pe-

rencanaan yang memungkinkan secara ter-

buka siswa dapat belajar sesuai dengan min-

at dan bakatnya, seperti kemampuan meru-

muskan tujuan pembelajaran,kemampuan

merumuskan dan menyajikan materi atau

pengalaman belajar siswa, kemampuan un-

tuk merancang desain pembelajaran yang

tepat sesuai dengan tujuan yang akan di-

capai, kemampuan menentukan dan me-

manfaatkan media dan sumber belajar, serta

kemampuan menentukan alat evaluasi yang

tepat untuk mengukur keberhasilan proses

pembelajaran.

Di samping itu peningkatan kemam-

puan guru juga dapat dilakukan melalui

kegiatan musyawarah guru mata pelajaran

(MGMP) atau pola-pola lain seperti semi-

nar, lokakarya atau workshop. Namun

demikian hasil belajar siswa masih mempri-

hatinkan dan sampai saat ini kenyataannya

bahwa hasil evaluasi belajar yang dicapai

belum semuanya sesuai dengan standar min-

imal yang telah ditetapkan.

Peningkatan mutu pendidikan diten-

tukan oleh kesiapan sumber daya manusia

yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru

merupakan salah satu faktor penentu tinggi

rendahnya mutu hasil pendidikan mempu-

nyai posisi strategis maka setiap usaha pen-

ingkatan mutu pendidikan perlu membe-

rikan perhatian besar kepada peningkatan

guru baik dalam segi jumlah maupun mu-

tunya.

Numbered Head Together (NHT) ada-

lah suatu model pembelajaran yang lebih

mengedepankan kepada aktivitas siswa da-

lam mencari, mengolah, dan melaporkan

informasi dari berbagai sumber yang akhir-

nya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu,

2016). Pembelajaran kooperatif dengan

menggunakan tipe Numbered Heads To-

gether (NHT) merupakan salah satu teknik

pembelajaran kooperatif yang menekankan

pada struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan

memiliki tujuan untuk meningkatkan pen-

guasaan akademik.

Numbered Heads Together (NHT)

atau penomoran berfikir bersama atau kepa-

la bernomor adalah jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk mempe-

ngaruhi pola interaksi siswa dan sebagai al-

ternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Numbered Heads Together (NHT) pertama

kali dikembangkan oleh Spencer Kagan un-

tuk melibatkan lebih banyak siswa dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu

pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut. (Trianto,

2007:62)

Teknik ini memberikan kesempatan

kepada siswa untuk saling membagikan ide-

ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat. Teknik ini juga mendorong

siswa untuk meningkatkan semangat kerja

sama mereka. (Isjoni, 2012: 113) Teknik ini

bisa digunakan dalam semua mata pelajaran

dan untuk semua tingkatan usia siswa.

Dengan teknik ini mendorong siswa untuk

meningkatkan semangat kerjasama mereka.

Pembelajaran dengan menggunakan

model NHT ini, diawali dengan Numbering.

Guru membagi kelas menjadi kelompok-

kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaik-

nya mempertimbangkan jumlah konsep

yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik

dalam satu kelas terdiri dari 20 orang dan

terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan

jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

318 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017

kelompok terdidri dari 4 orang. Tiap-tiap

orang dalam tiap-tiap kelompok diberi no-

mor 1-4.

Setelah kelompok terbentuk guru

mengajukan beberapa pertanyaan yang ha-

rus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Beri-

kan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok

menemukan jawaban. Pada kesempatan ini

tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya

“Head Together” berdiskusi memikirkan

jawaban atas pertanyaan dari guru.

Langkah berikutnya adalah guru me-

manggil peserta didik yang memiliki nomor

yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka

diberi kesempatan memberi jawaban atas

pertanyaan yang telah diterimanya dari guru.

Hal itu dilakukan terus hingga semua peser-

ta didik dengan nomor yang sama dari mas-

ing-masing kelompok mendapat giliran

memaparkan jawaban atas pertanyaan guru.

(Agus, 2013:92)

Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan intregrasi dari berbagai cabang

ilmu-ilmu sosial yang dirumuskan atas dasar

realitas dan fenomena sosial yang mewu-

judkan satu pendekatan interdisipliner dari

aspek cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (so-

siologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

sosial dan budaya) (Trianto 2010:171).

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah se-

buah program pendidikan dan bukan subdi-

siplin ilmu karena dalam ilmu-ilmu sosial

maupun ilmu pendidikan belum ditemukan

adanya nama social studies (Soemantri da-

lam Sapriya, 2009:21).

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan

program pendidikan bidang studi dalam ku-

rikulum sekolah yang mempelajari ke-

hidupan manusia dalam bermasyarakat serta

berinteraksi antara manusia dengan ling-

kungannya.

Pendidikan IPS lebih menekankan

aspek pendidikan dari pada transfer konsep,

karena dalam pembelajaran pendidikan IPS

siswa diharapkan memperoleh pemahaman

terhadap sejumlah konsep dan mengam-

bangkan serta melatih sikap, nilai, moral,

dan keterampilan berdasarkan konsep yang

telah dimilikinya. Mata Pelajaran IPS di

SD/MI bertujuan agar siswa mampu me-

ngembangkan pengetahuan dan keterampi-

lan dasar yang berguna bagi dirinya dalam

kehidupan sehari-hari.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)

dilaksanakan di Madrasah binaan peneliti,

dimana peneliti bekerja sebagai supervisor

sekolah. MI Binaan peneliti berjumlah 10

dan terletak di Kecamatan Kalidawir dan di

Kecamatan Campurdarat. 10 MI Binaan ter-

sebut yaitu MIN Tunggangri, MI Al-Hi-

dayah 01, MI Al-Hidayah 02, MI Tarbiyatus

Sibyan, MI Nurul Iman, MI Hidayatul Thol-

ibin, MI Darussa’adah, MI Al Huda, MI

Ummul Akhyar, dan MI Darussalam.

Tabel 1 Daftar Nama MI Binaan Peneliti

No. MI Binaan Tempat

1 MIN Tunggangri

Kecamatan Kalidawir

2 MI Al-Hidayah 01

3 MI Al-Hidayah 02

4 MI Tarbiyatus Sibyan

5 MI Nurul Iman

6 MI Hidayatul Tholibin

7 MI Darussa'adah

8 MI Al Huda

9 MI Ummul Akhyar Kecamatan Campur-darat 10 MI Darussalam

Sedangkan subyek penelitian adalah 1

orang guru Kelas III dari masing-masing

sekolah, sehingga jumlahnya sebanyak 10

orang.

Penelitian tindakan sekolah merupa-

kan (1) penelitian partisipatoris yang mene-

kankan pada tindakan dan refleksi berdasar-

kan pertimbangan rasional dan logis untuk

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

Amien Tri Waluyo, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas III … 319

melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi

nyata; (2) memperdalam pemahaman ter-

hadap tindakan yang dilakukan; dan (3)

memperbaiki situasi dan kondisi sekolah/

pembelajaran secara praktis (Depdiknas,

2008:11-12).Secara singkat, PTS bertujuan

untuk mencari pemecahan permasalahan

nyata yang terjadi di sekolah-sekolah,

sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaima-

na masalah-masalah tersebut bisa dipe-

cahkan melalui suatu tindakan perbaikan.

Dalam penelitian ini, untuk mendapat-

kan data peneliti menggunakan isntrumen

penelitian berupa (1) Lembar observasi guru

dan siswa, (2) Lembar Soal Post test, (3)

Daftar Hadir Siswa, dan (4) Daftar nilai pos-

test. Data-data dalam penelitian tindakan

kelas didapatkan melalui lembar Tes tertulis.

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembela-

jaran yang akan dicapai, digunakan untuk

mengukur kemampuan pemahaman siswa

Kelas III pada mata pelajaran IPS. Tes ini

diberikan setiap akhir putaran/setiap akhir

siklus pembelajaran. Bentuk soal yang

diberikan adalah isian (objektif).

Adapun teknik pengumpulan data ya-

ng digunakan dalam penelitian ini, sesuai

dengan desain penelitian yang telah diu-

raikan adalah: tes dan observasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian Awal

Sebelum melaksanakan kegiatan pem-

belajaran IPS menerapkan Metode Num-

bered Heads Together, untuk mengawali

kegiatan penelitian peneliti selaku supervi-

sor memulai melakukan wawancara dengan

guru Kelas III, mengenai metode dan pres-

tasi belajar siswa Kelas III pada mata pelaja-

ran IPS. Selain itu peneliti/supervisor juga

melakukan wawancara dengan guru Kelas

III, dari hasil wawancara dapat diketahui

jika pengetahuan guru terhadap Metode

Numbered Heads Together masih terbatas,

tetapi guru Kelas III bersedia untuk men-

erapkan Metode Numbered Heads Together

agar prestasi belajar siswa Kelas III pada

mata pelajaran IPS dapat meningkat.

Kegiatan selanjutnya, guru melakukan

tanya jawab dengan siswa tentang materi

pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk me-

ngetahui kemampuan siswa dalam materi

kenampakan alam dan buatan. Serta mem-

berikan pre test untuk mendapatkan nilai a-

wal siswa sebelum kegiatan penelitian. hasil

pre test yang dilakukan terhadap siswa guna

mendapatkan data awal, persentase pen-

guasaannya terhadap materi pembelajaran

adalah sebagaimana terdapat dalam Tabel 2.

Tabel 2 Data Nilai Siswa Pra Siklus di 10 MI Binaan pada Kecamatan Kalidawir dan Kec. Campurdarat

No MI Binaan Jumlah Siswa Nilai rata-rata Ketuntasan Belajar

∑ %

1 MIN Tunggangri 25 60.92 10 40,00

2 MI Al-Hidayah 01 24 62.50 11 45,83

3 MI Al-Hidayah 02 25 64.40 10 40,00

4 MI Tarbiyatus Sibyan 22 67.73 12 54,55

5 MI Nurul Iman 23 64.78 11 47,83

6 MI Hidayatul Tholibin 24 64.58 11 45,83

7 MI Darussa'adah 26 64.62 12 46,15

8 MI Al Huda 25 64.00 12 48,00

9 MI Ummul Akhyar 28 64.64 13 46,43

10 MI Darussalam 27 63.33 12 44,44

Jumlah 249 641,50 114 459,07

Rata-rata 64,15 45,91

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

320 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017

Dari Tabel 2, dapat dilihat jika dari

jumlah seluruh siswa kelas III di 10 MI

Binaan Pada Kecamatan Kalidawir dan

Kecamatan Campurdarat yang berjumlah

249 siswa yang tuntas dalam belajar hanya

sebanyak 114 siswa dengan rata-rata persen-

tase ketuntasan sebesar 45,91% dan nilai

rata-rata pada setiap sekolah binaan sebesar

64,15.Hal ini menandakan bahwa kemam-

puan siswa terhadap penguasaan materi

sebelum diterapkan Metode Numbered He-

ads Together masih sangat rendah yaitu

dengan ketuntasan belajar yang belum

tercapai pada hampir semua MI Binaan.

Siklus I

Perencanaan (Planning)

Pada siklus ini kegiatan yang dil-

aksanakan adalah peneliti merencanakan

pemberian contoh dan langkah-langkah

pembelajaran IPS dengan menerapkan Me-

tode Numbered Heads Together kepada

guru Kelas III Di 10 MI Binaan Pada Keca-

matan Kalidawir dan Kecamatan Campur-

darat Kabupaten Tulungagung. Selanjutnya

guru melaksanakan tahapan yang disarankan

oleh peneliti, yaitu: merencanakan tindakan

pembelajaran siswa dengan menggunakan

Metode Numbered Heads Together. Peneliti

mempersiapkan media pembelajaran, soal-

soal post-test, dan lembar observasi.

Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini kegiatan yang dilaku-

kan adalah peneliti mengikuti guru dalam

menyajikan materi pembelajaran di kelas

sesuai Rencana Pembelajaran yang telah di-

susun, yaitu kegiatan pembelajaran IPS

dengan menerapkan Metode Numbered

Heads Together.

Kegiatan dalam tahap ini adalah pe-

neliti mengikuti guru dalam menyajikan ma-

teri pembelajaran di kelas sesuai Rencana

Pembelajaran yang telah disusun, yaitu

kegiatan pembelajaran IPS menerapkan me-

tode Numbered Heads Together.

Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan

menerapkan Metode Numbered Heads To-

gether untuk Siklus I dilaksanakan dengan

langkah awal yaitu guru mengajak siswa

untuk berdoa sesuai dengan keyakinan mas-

ing-masing, kemudian dilajutkan dengan

mengabsensi kehadiran siswa. Setelah itu

guru memberikan apersepsi dengan cara

bertanya jawab dengan siswa. Misalnya

Apakah kamu tahu apa lingkungan alam?

Sebutkan contohnya!

Setelah itu pembelajaran dengan me-

nggunakan Metode Numbered Heads To-

gether ini, diawali dengan Numbering. Guru

membagi kelas menjadi kelompok-kelom-

pok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya

mempertimbangkan jumlah konsep yang di-

pelajari, serta jumlah siswa kelas III pada

setiap MI Binaan.Setelah pembagian kelo-

pok, guru membagikan nomor kepada tiap-

tiap anak dalam tiap-tiap kelompok diberi

nomor sesuai jumlah anggota kelompok,

misalnya jika setiap kelompok berjumlah 4

siswa maka setiap kelompok mendapat no-

mor 1 sampai dengan 4.

Setelah kelompok terbentuk guru

mengajukan beberapa pertanyaan yang ha-

rus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Beri-

kan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok

menemukan jawaban. Pada kesempatan ini

tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya

“Head Together” berdiskusi memikirkan

jawaban atas pertanyaan dari guru.

Langkah berikutnya adalah guru me-

manggil siswa yang memiliki nomor yang

sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi

kesempatan memberi jawaban atas pertan-

yaan yang telah diterimanya dari guru. Hal

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

Amien Tri Waluyo, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas III … 321

itu dilakukan terus hingga semua peserta

didik dengan nomor yang sama dari masing-

masing kelompok mendapat giliran me-

maparkan jawaban atas pertanyaan guru.

Dalam kerja kelompok setiap siswa

berpikir bersama untuk menggambarkan dan

meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui

jawaban dari pertanyaan yang telah ada da-

lam LKS atau pertanyaan yang telah diberi-

kan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi,

dari yang bersifat spesifik sampai yang ber-

sifat umum. Pada akhir pembelajaran, guru

bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir

dari semua pertanyaan yang berhubungan

dengan materi yang disajikan.

Pengamatan (Observing)

Selama kegiatan pembelajaran, peneli-

ti yang menjadi pengamat. Peneliti melaku-

kan pengamatan kegiatan pembelajaran IPS

dengan pokok bahasan kenampakan alam

dan buatan menerapkan Metode Numbered

Heads Together.Pengamatan dimulai ketika

guru telah memberikan penjelasan dan mo-

tivasi-motivasi, serta pada saat kegiatan pe-

laksanaan pembelajaran IPS dengan men-

erapkan Metode Numbered Heads Together.

Adapun lebih detail hasil pengamatan kepa-

da penerapan Pembelajaran dengan Metode

Numbered Heads Together dapat dilihat da-

lam Tabel 3.

Dari Tabel 3 terlihat bahwa aktivitas

guru dalam melaksanakan Metode Num-

bered Heads Together sudah menunjukkan

aktivitas yang cukup baik. Artinya penga-

was sekolah telah mampu membina guru da-

lam menerapkan Metode Numbered Heads

Together di Kelas III dalam pembelajaran

IPS. Persentase rata-rata skor yang diperoleh

guru hanya sebesar 64,50% karena masih

adanya hambatan-hambatan yang ditemui

selama kegiatan pembelajaran.

Hambatan-hambatan yang ditemui

selama berlangsungnya proses pembelaja-

ran, antara lain: (a) Siswa masih pasif dalam

mengajukan maupun menjawab pertanyaan;

(b) Peran siswa masih sangat rendah teruta-

ma dalam menentukan lamanya pencapaian

kompetensi dasar; (c) Pada saat tanya jawab,

siswa masih belum berani bertanya maupun

menjawab sebelum membuka buku; (d)

Siswa belum menguasai sub pokok bahasan.

Selain adanya hambatan tersebut, sela-

ma proses itu juga dijumpai siswa yang su-

dah mampu dan lancar dalam tanya jawab

dan memecahkan masalah sebagai gambaran

penguasaan materi yang dimiliki siswa ter-

sebut. Untuk rata rata aktivitas siswa pada

siklus I mencapai persentase sebesar 64,06

%. Artinya siswa dapat menerima dengan

cukup baik pembelajaran yang dilakukan

oleh guru melalui binaan dari supervisor.

Tabel 3 Data Skor Aktivitas Guru di 10 MI Binaan Pada Kec. Kalidawir dan Kec. Campurdarat Siklus I

No Nama Guru Nama Sekolah % Rata-rata Jumlah Skor

1 Hamim Thohari, S.Pd.I MIN Tunggangri 62.50

2 Suwarni, S.Pd.I MI Al-Hidayah 01 67.50

3 Muhroji, S.Pd.I MI Al-Hidayah 02 65.00

4 Imam Mudamiri, S.Pd.I MI Tarbiyatus Sibyan 65.00

5 Suryaning Rahayu, S.Pd MI Nurul Iman 60.00

6 Sulasah Muntamah, S.Pd.I MI Hidayatul Tholibin 65.00

7 Nur Huda, S.Pd.I MI Darussa'adah 62.50

8 Rohmat, S.Pd.I MI Al Huda 65.00

9 Rina Riasari, S.Pd.I MI Ummul Akhyar 62.50

10 Juwita Kasari, S.Pd.I MI Darussalam 70.00

Jumlah Skor 645

Rata-rata Skor 64.50

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

322 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017

Penilaian dan observer pada siklus I

ini, ternyata masih banyak nilai yang sangat

kurang. Langkah-langkah pada option terse-

but diharapkan lebih ditingkatkan pada si-

klus II, sehingga tujuan penelitian dapat

tercapai.

Refleksi (Reflecting)

Tahapan ini dilaksanakan setelah pe-

laksanaan tahap observasi. Caranya yaitu

dengan mengumpulkan data yang berupa

hasil observasi, penilaian (secara langsung

dan hasil post-test siswa). Kemudian data-

data ini diinterpretasikan apakah hasil tinda-

kan berhasil atau tidak. Berdasarkan hasil

refleksi lembar observasi oleh pengamat,

dan lembar penilaian kemampuan pen-

guasaan materi pembelajaran setelah siklus I

ini berakhir, maka dapat disimpulkan yaitu

bahwa ternyata masih banyak kekurangan

yang dilakukan oleh guru pelaksana, baik

sebelum melakukan Pembelajaran dengan

Metode Numbered Heads Together maupun

sesudah melakukan kegiatan Pembelajaran

dengan Metode Numbered Heads Together.

Kekurangan yang harus diperbaiki antara

lain: (a) Guru masih belum dapat melakukan

pembelajaran dengan optimal; (b) Guru

masih belum dapat membuat suasana belajar

mengajar yang menyenangkan; (c) Terlihat

beberapa aktivitas siswa yang kurang yaitu

dalam melakukan komunikasi siswa dengan

guru, kemampuan siswa menghubungkan

materi dengan kegiatan sehari-hari, kemam-

puan siswa dalam menarik kesimpulan.

Pada saat kegiatan pembelajaran de-

ngan Metode Numbered Heads Together

berlangsung, guru hendaknya memberikan

penguatan-penguatan melalui pujian-pujian

seperti ‘bagus’, ‘betul, ‘hebat’, serta memo-

tivasi kepada siswa agar siswa tertarik untuk

mengikuti setiap pembahasan. Selain itu

guru juga hendaknya lebih memberikan ke-

leluasaan kepada siswa untuk menentukan

lamanya pencapaian kompetensi dasar yang

telah ditentukan. Hasil Post test yang dil-

akukan terhadap siswa, pada siklus I ini be-

lum menunjukkan perubahan yang maksi-

mal. Persentasenya adalah sebagai berikut.

Jika dibandingkan dengan nilai siswa

pra siklus, pada siklus I ini sudah dapat

dikatakan ada peningkatan. Dari total

jumlah siswa Kelas III di 10 MI Binaan Pa-

da Kecamatan Kalidawir dan Kecamatan

Campurdarat Kabupaten Tulungagung Se-

mester I Tahun 2016/2017 yang berjumlah

249 siswa, pada siklus I ini jumlah siswa

yang tuntas sebanyak 163 siswa dengan per-

sentase 65,43%.

Tabel 4 Nilai Hasil Post-Test Siswa di 10 MI Binaan Pada Kec. Kalidawir dan Kec. Campurdarat Siklus I

No MI Binaan Jumlah Siswa Nilai rata-rata Ketuntasan Belajar

∑ %

1 MIN Tunggangri 25 72.40 15 60.00

2 MI Al-Hidayah 01 24 72.50 16 66.67

3 MI Al-Hidayah 02 25 71.20 17 68.00

4 MI Tarbiyatus Sibyan 22 72.27 14 63.64

5 MI Nurul Iman 23 73.04 14 60.87

6 MI Hidayatul Tholibin 24 74.17 17 70.83

7 MI Darussa'adah 26 71.15 17 65.38

8 MI Al Huda 25 70.80 17 68.00

9 MI Ummul Akhyar 28 69.64 18 64.29

10 MI Darussalam 27 70.00 18 66.67

Jumlah 249 717.18 163 654.34

Rata-rata 71,72 65,43

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

Amien Tri Waluyo, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas III … 323

Tabel 5 Peningkatan Jumlah Ketuntas Belajar Siswa Kelas III Di 10 MI Binaan Pada Kecamatan Kali-

dawir Dan Kecamatan Campurdarat Siklus I

No MI Binaan Seb. Siklus Siklus I Peningkatan

1 MIN TUNGGANGRI 10 15 5

2 MI AL-HIDAYAH 01 11 16 5

3 MI AL-HIDAYAH 02 10 17 7

4 MI TARBIYATUS SIBYAN 12 14 2

5 MI NURUL IMAN 11 14 3

6 MI HIDAYATUL THOLIBIN 11 17 6

7 MI DARUSSA’ADAH 12 17 5

8 MI AL HUDA 12 17 5

9 MI UMMUL AKHYAR 13 18 5

10 MI DARUSSALAM 12 18 6

JUMLAH 114 163 49

Untuk peningkatan persentase ketun-

tasan belajar siswa di 10 MI Binaan Pada

Kecamatan Kalidawir dan Kecamatan Cam-

purdarat Kabupaten Tulungagung Semester

I Tahun 2016/2017 dapat dilihat dalam

Tabel 5.

Dari hasil interpretasi data diatas dapat

direfleksikan bahwa upaya supervisor dalam

membina guru Kelas III untuk menerapkan

Metode Numbered Heads Together sudah

menunjukkan perkembangan yang cukup

baik. Meski hasil yang dicapai pada masing-

masing MI Binaan belum optimal. Untuk itu

masih diperlukan tindakan perbaikan pem-

belajaran pada siklus selanjutnya.

Siklus II

Perencanaan (Planning)

Pada siklus II ini kegiatan yang dil-

akukan peneliti adalah berdiskusi dengan

guru Kelas III tentang hasil pembelajaran

pada siklus I. Selain itu juga untuk mem-

berikan penjelasan tentang rencana tindakan

pembelajaran pada siklus II dengan me-

ngacu pada hasil refleksi siklus I.

Peneliti mempersiapkan media pem-

belajaran CD pembelajaran, chart/skema. Di

samping itu peneliti/supervisi juga memper-

siapkan LKS, soal-soal post-test, dan lembar

observasi.

Pokok-pokok kegiatan pada siklus II

ini dengan mendasarkan pada hasil refleksi

dan siklus I, yaitu antara lain guru lebih in-

tensif dalam memberikan penjelasan dan

mengarahkan siswa untuk belajar sesuai

dengan langkah-langkah Metode Numbered

Heads Together, guru lebih intensif dalam

memantau kegiatan siswa terutama dalam

menganalisis, membedakan, menggenerali-

sasikan, serta menghipotesis suatu permasa-

lahan. Di samping itu guru juga memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

dimengerti. Guru juga aktif memberikan re-

word berupa ucapan-ucapan atau ungkapan-

ungkapan yang dapat memotivasi siswa sep-

erti; ‘bagus’, serta guru melaksanakan peni-

laian berkelanjutan dengan konsekuen.

Pelaksanaan (Acting)

Pembelajaran IPS menerapakan Meto-

de Numbered Heads Together pada siklus II

dilaksanakan sesuai Rencana Pembelajaran

yang telah disusun oleh peneliti,

Pada siklus II pelaksanaan tindakann-

ya secara garis besar sama dengan siklus I

dengan adanya perbaikan mengurangi domi-

nasi guru. Pelaksanaan pembelajaran IPS

dengan metode Numbered Heads Together

pada siklus II dilaksanakan dengan langkah

awal yaitu guru mengajak siswa untuk ber-

doa sesuai dengan keyakinan masing-ma-

sing setelah itu Guru mengabsensi kehadiran

siswa. Dan selanjutnya guru memberikan

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

324 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017

apersepsi dengan cara bertanya jawab de-

ngan siswa. Misalnya apa itu lingkungan

buatan? Sebutkan contohnya!

Setelah itu pembelajaran dengan me-

nggunakan Metode Numbered Heads To-

gether ini, diawali dengan Numbering. Guru

membagi kelas menjadi kelompok-kelom-

pok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya me-

mpertimbangkan jumlah konsep yang di-

pelajari, serta jumlah siswa kelas III pada

setiap MI Binaan.Setelah pembagian kelo-

pok, guru membagikan nomor kepada tiap-

tiap anak dalam tiap-tiap kelompok diberi

nomor sesuai jumlah anggota kelompok, mi-

salnya jika setiap kelompok berjumlah 4

siswa maka setiap kelompok mendapat no-

mor 1 sampai dengan 4.

Setelah kelompok terbentuk guru me-

ngajukan beberapa pertanyaan yang harus

dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan

kesempatan kepada tiap-tiap kelompok me-

nemukan jawaban. Pada kesempatan ini ti-

ap-tiap kelompok menyatukan kepalanya

“Head Together” berdiskusi memikirkan ja-

waban atas pertanyaan dari guru.

Langkah berikutnya adalah guru me-

manggil siswa yang memiliki nomor yang

sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi

kesempatan memberi jawaban atas pertan-

yaan yang telah diterimanya dari guru. Hal

itu dilakukan terus hingga semua peserta

didik dengan nomor yang sama dari masing-

masing kelompok mendapat giliran me-

maparkan jawaban atas pertanyaan guru.

Dalam kerja kelompok setiap siswa

berpikir bersama untuk menggambarkan dan

meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui

jawaban dari pertanyaan yang telah ada da-

lam LKS atau pertanyaan yang telah diberi-

kan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi,

dari yang bersifat spesifik sampai yang ber-

sifat umum. Pada akhir pembelajaran, guru

bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir

dari semua pertanyaan yang berhubungan

dengan materi yang disajikan.

Pengamatan (Observing)

Selama kegiatan pembelajaran berla-

ngsung, peneliti melakukan pengamatan ke-

pada guru dalam kegiatan pembelajaran IPS

melalui Metode Numbered Heads Together.

Pengamatan dimulai ketika guru telah mem-

berikan penjelasan dan melaksanakan prin-

sip-prinsip Pembelajaran dengan Metode

Numbered Heads Together yang menyang-

kut materi IPS. Selama proses ini berlang-

sung banyak ditemui kemajuan-kemajuan

antara lain: (a) Jumlah siswa yang aktif ber-

tanya jawab semakin meningkat; (b) Pera-

saan senang siswa terhadap pembelajaran ini

meningkat; (c) Kemampuan dan prestasi

hasil belajar siswa meningkat; (d) Siswa

yang mampu menganalisis, membedakan,

menggeneralisasikan, serta menghipotesis

permasalahan meningkat cukup signifikan.

Peningkatan keterampilan siswa ini

nampak karena adanya upaya peneliti dan

guru yang konsisten, yaitu dengan me-

manfaatkan hasil refleksi pada siklus sebe-

lumnya yang digunakan untuk perencanaan

dan dilaksanakan pada siklus berikutnya se-

bagai gambaran, dapat kita lihat dalam

Tabel 6.

Dari data yang terdapat pada Tabel 6,

terlihat jelas bahwa proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru-guru di 10 MI Bi-

naan Pada Kecamatan Kalidawir dan Keca-

matan Campurdarat pada mata pelajaran IPS

dengan menerapakan Metode Numbered He-

ads Together untuk siklus II sudah menun-

jukkan perkembangan dengan baik yaitu

dengan persentase rata-rata sebesar 83,50%.

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

Amien Tri Waluyo, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas III … 325

Tabel 6 Data Skor Aktivitas Guru Di 10 MI Binaan Pada Kec. Kalidawir dan Kec. Campurdarat Siklus II

No Nama Guru Nama Sekolah % Rata-rata Jumlah Skor

1 Hamim Thohari, S.Pd.I MIN Tunggangri 85.00

2 Suwarni, S.Pd.I MI Al-Hidayah 01 80.00

3 Muhroji, S.Pd.I MI Al-Hidayah 02 80.00

4 Imam Mudamiri, S.Pd.I MI Tarbiyatus Sibyan 87.50

5 Suryaning Rahayu, S.Pd MI Nurul Iman 85.00

6 Sulasah Muntamah, S.Pd.I MI Hidayatul Tholibin 87.50

7 Nur Huda, S.Pd.I MI Darussa'adah 85.00

8 Rohmat, S.Pd.I MI Al Huda 75.00

9 Rina Riasari, S.Pd.I MI Ummul Akhyar 85.00

10 Juwita Kasari, S.Pd.I MI Darussalam 85.00

Jumlah Skor 835

Rata-rata Skor 83.50

Tabel 7 Nilai Hasil Post-Test Siswa di 10 MI Binaan Pada Kecamatan Kalidawir dan Kecamatan Cam-

purdarat Siklus II

No MI Binaan Jumlah Siswa Nilai rata-rata Ketuntasan Belajar

∑ %

1 MIN Tunggangri 25 85.20 23 92.00

2 MI Al-Hidayah 01 24 85.00 23 95.83

3 MI Al-Hidayah 02 25 87.20 24 96.00

4 MI Tarbiyatus Sibyan 22 88.64 20 90.91

5 MI Nurul Iman 23 86.52 22 95.65

6 MI Hidayatul Tholibin 24 92.08 24 100.00

7 MI Darussa'adah 26 84.23 23 88.46

8 MI Al Huda 25 89.20 24 96.00

9 MI Ummul Akhyar 28 89.29 26 92.86

10 MI Darussalam 27 89.26 26 96.30

Jumlah 249 876.62 235 944.01

Rata-rata 87,66 94,40

Selama proses ini berlangsung banyak

ditemui peningkatan, antara lain: (a) Jumlah

siswa aktif meningkat; (b) Siswa tidak lagi

menunjukkan rasa takut dan minder; (c) Sis-

wa sudah menunjukkan termotivasi untuk

belajar bagaimana belajar.

Dari hasil pantauan peneliti selama

melakukan observasi terhadap aktivitas sis-

wa, maka untuk aktivitas siswa pada siklus

II mencapai 87,81% artinya siswa sudah

semakin baik dalam menerima tindakan per-

baikan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru melalui binaan supervisor.

Pengamatan untuk siklus II yang dapat

dilihat dari hasil penilaian oleh observer,

bahwa Metode Numbered Heads Together

dengan menekankan kepada terbentuknya

sikap kritis siswa terhadap berbagai perma-

salahan, dan motivasi, serta langkah-lang-

kahnya yang dibuat oleh guru pelaksana,

perlu dipertahankan dan diterapkan pada

pokok bahasan berikutnya. Sedangkan hasil

prestasi belajar siswa dapat dilihat pada nilai

post-tes.

Refleksi

Hasil penilaian pada lembar observasi

di siklus II, makin menunjukkan peningkat-

an yang sangat berarti, baik dari segi ke-

mampuan berpikir kritis (menganalisis, me-

mbedakan, menggeneralisasikan, menghipo-

tesis), maupun hasil dari post-test.

Hasil post test yang dilakukan ter-

hadap siswa, pada siklus II ini juga menun-

jukkan perubahan yang sangat menonjol.

Persentasenya disajikan pada Tabel 7.

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

326 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017

Tabel 8 Peningkatan Jumlah Ketuntas Belajar Siswa Kelas III Di 10 MI Binaan Pada Kecamatan Kali-

dawir Dan Kecamatan Campurdarat Siklus II

No MI Binaan Seb. Siklus Siklus I Peningkatan

1 MIN TUNGGANGRI 15 23 8

2 MI AL-HIDAYAH 01 16 23 7

3 MI AL-HIDAYAH 02 17 24 7

4 MI TARBIYATUS SIBYAN 14 20 6

5 MI NURUL IMAN 14 22 8

6 MI HIDAYATUL THOLIBIN 17 24 7

7 MI DARUSSA’ADAH 17 23 6

8 MI AL HUDA 17 24 7

9 MI UMMUL AKHYAR 18 26 8

10 MI DARUSSALAM 18 26 8

JUMLAH 163 235 72

Dari data Tabel 7, jika dibandingkan

dengan PTS siklus I, maka hasil PTS siklus

II ini semakin meningkat tajam, yaitu pada

PTS siklus I hampir semua di 10 MI Binaan

Pada Kecamatan Kalidawir dan Kecamatan

Campurdarat belum tercapai ketuntasan

belajar siswa secara klasikal, akan tetapi pa-

da siklus II setelah guru menerapkan Me-

tode Numbered Heads Together pada pem-

belajaran IPS ketuntasan belajar secara

klasikal telah tercapai.

Untuk mengetahui persentase pening-

katan prestasi belajar siswa di 10 MI Binaan

Pada Kecamatan Kalidawir dan Kecamatan

Campurdarat peneliti akan menampilkan

perkembangan tersebut pada Tabel 8.

Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan data hasil penelitian di

atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

pendahuluan, dapat diterima. Hipotesis itu

terbukti setelah diadakan penelitian dan ob-

servasi/pengamatan selama 2 siklus. Bunyi

hipotesisnya adalah “Penerapan supervisi

kelas akan mampu meningkatkan kemam-

puan guru kelas III dalam menerapkan

Metode Numbered Heads Together pada

mata pelajaran IPS materi Kenampakan

alam dan buatan di 10 MI Binaan Pada

Kecamatan Kalidawir Dan Kecamatan

Campurdarat Kabupaten Tulungagung se-

mester I tahun 2016/2017”.

Untuk memperjelas keberhasilan PTS

ini, dapat dilihat data dan grafik perban-

dingan aktivitas pembelajaran Siklus I dan

siklus II pada Tabel 9.

Tabel 9 Peningkatan Aktivitas Belajar Guru Dan

Siswa Selama Menerapkan Metode Num-

bered Heads Together

Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru 64.50 83.50

Gambar 1 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Di

10 MI Binaan Pada Kecamatan Kalidawir dan

Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulunga-

gung

Dan untuk peningkatan prestasi bela-

jar siswa kelas III dari siklus I, dan siklus II

dapat dilihat pada Tabel 10 dan Gambar 2.

64.50

83.50

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

Amien Tri Waluyo, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas III … 327

Tabel 10 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Ke-

las III Pada Mata Pelajaran IPS

Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata 71.72 87.66

% Ketuntasan 65.43 94.40

Gambar 2 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Kelas III Di 10 MI Binaan Pada Kecamatan Kali-

dawir dan Kecamatan Campurdarat Kabupaten

Tulungagung

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah melaksanakan kegiatan pem-

belajaran pada siklus I dan siklus II, peneliti

dapat menyimpulkan bahwa dengan men-

erapkan supervisi kelas dapat meningkatkan

kemampuan guru kelas III dalam menerap-

kan metode Numbered Heads Together pada

mata pelajaran IPS materi Kenampakan

alam dan buatan. Hal ini dapat dibuktikan

dengan meningkatnya kemampuan guru

selama melaksanakan metode Numbered H-

eads Together, pada siklus I persentase ke-

mampuan guru sebesar 64,50% dan men-

galami peningkatan pada siklus II menjadi

sebesar 83,50%. Selain peningkatan tersebut

prestasi belajar siswa kelas III di 10 MI

Binaan Pada Kecamatan Kalidawir Dan

Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulun-

gagung semester I tahun 2016/2017 juga

menunjukkan peningkatan. Pada Siklus I ni-

lai rata-rata siswa kelas III di 10 MI Binaan

Pada Kecamatan Kalidawir Dan Kecamatan

Campurdarat sebesar 71,72 dengan persen-

tase ketuntasan belajar sebesar 65,43%, dan

meningkat pada siklus II menjadi sebesar

87,66 dengan persentase ketuntasan belajar

sebesar 94,40%.

Saran

Walaupun penelitian ini telah selesai

bukan berarti selesai pula upaya supervisor

dalam memberikan contoh-contoh kepada

guru. Upaya memberi contoh-contoh kepada

guru perlu terus dikembangkan oleh super-

visor sekolah yang lain dan dengan subyek

yang berbeda. Studi mengenai Metode

Numbered Heads Together harus lebih dit-

ingkatkan dalam penelitian-penelitian meto-

de pembelajaran yang lain yang mungkin

lebih dapat menumbuhkan motivasi yang

lebih besar lagi. Hasil penelitian ini hen-

daknya semakin memacu supervisor sekolah

untuk lebih mengintensifkan dalam memberi

contoh-contoh Pembelajaran yang lebih me-

mungkinkan dapat meningkatkan keaktifan

siswa serta meningkatkan prestasi belajar

siswa. Dalam upaya menumbuhkan motivasi

berprestasi siswa hendaknya tiap melaksana-

kan pembelajaran menggunakan Metode

Numbered Heads Together. Melaksanakan

Metode Numbered Heads Together berarti

memberikan kesempatan yang sama kepada

seluruh siswa untuk bersikap kritis maupun

mencapai prestasi baik dari tingkatan pan-

dai, sedang maupun rendah. Hasil penelitian

ini sangat bermanfaat pada pelaksanaan pro-

gram peningkatan mutu pendidikan berbasis

sekolah. Oleh karena itu perlu dilakukan

perbaikan-perbaikan pada proses KBM yang

ada di sekolah diantaranya pendekatan pem-

belajaran yang diterapkannya.

71.7265.43

87.66 94.40

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

Nilai Rata-rata

%Ketuntasan

Siklus I

Siklus II

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS III SEMESTER I …

328 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017

DAFTAR RUJUKAN

B, Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Me-

ngajar Di Sekolah. Jakarta: PT. Ri-

neksa Cipta.

Depdiknas. 2008. Pengembangan Kemam-

puan Motorik Halus di Taman Kanak-

kanak. Jakarta: Direktorat Pembinaan

TK SD.

Isjoni. 2012. Cet. IV. Pembelajaran Ko-

operatif: Meningkatkan Kecerdasan

Komunikasi antar Peserta Didik. Yog-

yakarta: Pustaka Pelajar.

Piet A. Sahertian. (2000). Konsep Dasar

dan Teknik Supervisi Pendidikan da-

lam Rangka Pengembangan Sumber

Daya Manusia. Jakarta: Asdi Maha-

satya.

Rahayu.Sri. Online. Numbered Heads To-

gether. dalam http://pelawiselatan.-

blogspot.com/200number-head-

together-html diakses pada 12 Agustus

2016

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learn-

ing (Teori Dan Implikasi Paikem).

Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran

Inovatif Berorientasi Konstruktivistik

Konsep, Landasan Teoritis-Praktis

dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi

Pustaka Publiser.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpa-

du. Jakarta: Bumi Aksara.