79
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN DARI ARTIKEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY SISWA KELAS IX.A SMP MUHAMMADIYAH 10 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Skripsi guna Melanjutkan Penelitian pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH RISNAH KHOIRUN NISA 10533792715 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN DARI … · Kata Kunci: Pembelajaran Menyimak Ekstensif, Artikel, dan Metode Inquiry. i KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kepada Allah

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN DARIARTIKEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY SISWA

    KELAS IX.A SMP MUHAMMADIYAH 10 MAKASSAR

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Skripsiguna Melanjutkan Penelitian pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan

    Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

    OLEH

    RISNAH KHOIRUN NISA

    10533792715

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2020

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    *Berusaha dan terus berdoa

    *Karena tidak ada kesuksesan, melainkan pertolongan dari Allah.

    ^-^ Saya persembahkan skripsi ini untuk orang tercinta dan tersayang atas kasihsayang yang belimpah.

    1. Teruntuk Ayah tercinta dan Ibunda tercinta terima kasih atas kasih sayangmu yang

    berlimpah dan doa”mu yang selalu menyertaiku, selalu menyemangatiku, dan

    memberiku motivasi hingga saat ini.

    2. Terima kasih untuk Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan dan

    semangat kepada kakak.

    3. Dan teruntuk suamiku terima kasih yang selalu mendukung dan memberikan

    semangat dan motivasi hingga saat ini.

  • ABSTRAK

    RISNAH KHOIRUN NISA. 2020 “Peningkatan Kemampuan MenemukanGagasan dari Artikel dengan Menggunakan Metode Inquiry Siswa Kelas IX.ASMP Muhammadiyah 10 Makassar”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasMuhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh H.M.Ide Said DM. Dan Hj.RoslenyBabo,

    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pelaksanaanpembelajaran membaca ekstensif artikel dengan menggunakan metode Inquriypada siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar. Berdasarkan rumusanmasalah penelitian ini adalah bagaimana hasil peningkatan keterampilan membacaekstensif artikel pada siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar.Penelitian ini bersifat penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalambersiklus. Setiap siklus terdapat empat tahap yaitu, tahap perencanaan, tahappelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi, serta tahap refleksi. Subjek dalampenelitian adalah siswa kelas IX.A di SMP Muhammadiyah 10 Makassar yangberjumlah 19 orang siswa yang terdiri atas 11 orang laki-laki dan 8 orangperempuan. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes.

    Pada tahap perencanaan siklus I dan siklus II, memiliki kemiripan padarencana pelaksanaan pembelajaran, yang berbeda adalah langkah pembelajaran.Langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum terlaksana secaramaksimal dan pada siklus II dilaksanakan secara keseluruhan. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran siklus I belum optimalyaitu 70,60%, berbeda pada siklus II yang mengalami perubahan lebih efektifyaitu 89,47%. Dibuktikan pada siklus II siswa lebih antusias dan termotivasidalam mengikuti pembelajaran. Evaluasi pembelajaran pada siklus I belumoptimal karena ada beberapa langkah pembelajaran yang tidak terlaksana denganbaik dan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar sedangkan pada siklus II,langkah pembelajaran terlaksana dengan baik dan pencapaian hasil belajar siswamengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwahasil belajar bahasa Indonesia melalui metode Inquiry pada siswa kelas IX.A SMPMuhammadiyah 10 Makassar mengalami peningkatan.

    Kata Kunci: Pembelajaran Menyimak Ekstensif, Artikel, dan Metode Inquiry.

  • i

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Swt yang senantiasa memberi

    berbagai karunia dan nikmat yang tak terhingga kepada seluruh makhluk-Nya

    terutama kepada manusia. Salam dan selawat senantiasa tercurahkan kepada

    Nabiullah Muhammad Saw, juga kepada seluruh umat beliau yang tetap istiqamah

    di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan tugas

    kemanusiaan ini hingga hari akhir.

    Penulis menyadari bahwa pada penyusunan skripsi ini, banyak hambatan

    dan rintangan yang penulis hadapi. Namun, hal tersebut tidak mengurangi

    semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini karena motivasi dan bantuan

    doa dari berbagai pihak. Selaku penulis, saya ungkapkan rasa terima kasih

    kepada:

    Prof. Dr. H.M.Ide Said DM.,M.Pd dan Dr. Hj. Rosleny Babo,M.Si. Dosen

    pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi

    dalam penyusunan skripsi ini, Erwin Akib,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D dan Dekan Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Dr.

    Munirah,M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Prof.Dr.H.Abd .Rahman Rahim,S.E.,M.M. Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkup

  • ii

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

    yang telah membekali penulis dengan banyak ilmu yang bermanfaat.

    Penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan

    mahasiswa Angkatan 2015 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

    khususnya kelas A yang telah bersama-sama menjalani masa perkuliahan, serta

    sahabat-sahabatku yang selalu setia mendampingi penulis dalam menyusun skripsi

    serta memberi bantuan dan masukan pada saat penulis mendapat kendala pada

    saat penyusunan, serta semua pihak yang senantiasa memberi dukungan,

    semangat, dan nasihat dalam menuntut ilmu.

    Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi masukan yang

    bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala

    jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah Swt. Aamiin.

    Makassar, 01 Februari 2020

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL

    LEMBAR PENGESAHAN

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    SURAT PERNYATAAN

    SURAT PERJANJIAN

    MOTO DAN PERSEMBAHAN

    ABSTRAK

    KATA PENGANTAR....................................................................................... i

    DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................................1

    B. Rumusan Masalah ...................................................................................5

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................................5

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................................5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Pustaka.........................................................................................6

    B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 18

    C. Hipotesis Tindakan................................................................................19

  • iv

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian......................................................................................20

    B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................................ 20

    C. Sumber Penelitian .................................................................................21

    D. Desain Penelitian...................................................................................21

    E. Instrumen Penelitian..............................................................................22

    F. Data dan Sumber Data ..........................................................................22

    G. Teknik Pengumpulan Data....................................................................26

    H. Teknik Analisis Data.............................................................................26

    I. Kriteria Keberhasilan ............................................................................30

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian .....................................................................................31

    B. Pembahasan........................................................................................... 45

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan ............................................................................................... 46

    B. Saran......................................................................................................46

    DAFTAR PUSTAKA......................................................................................47

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Membaca memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia untuk mencapai

    kesuksesan hidup karena dengan membaca seseorang mendapatkan ilmu yang

    bermanfaat. Keterampilan membaca penting bagi siswa karena pusat belajar

    adalah membaca. Berbagai mata pelajaran dan informasi yang dapat diketahui dan

    dikuasai siswa melalui kegiatan membaca. Siswa harus memiliki kesadaran tinggi

    akan pentingnya membaca. Membaca adalah proses yang dilakukan dan

    digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis

    melalui kata-kata tulis (Tarigan, 1994:7).

    Kemahiran membaca adalah keterampilan yang dimiliki oleh seorang pembaca.

    Kemahiran membaca meliputi dua aspek, yaitu aspek mekanik dan aspek

    pemahaman. Aspek mekanik atau aspek visual berkaitan dengan kemahiran

    pembaca dalam menggerakkan mata pada waktu membaca. Mata dapat

    digerakkan secara lamban atau cepat dengan pola membaca vertikal, horizontal,

    diagonal, dan blok. Pemahaman terhadap bacaan bisa secara ekstensif atau

    intensif; teliti atau dangkal; literal; kritis; dan kreatif. Kemahiran mekanik

    berkaitan dengan indera mata, sedangkan kemahiran pemahaman berkaitan

    dengan otak pembaca (Haryadi 2006:4).

    Membaca ekstensif adalah membaca secara luas, objeknya melalui sebanyak

    mungkin teks dalam waktu sesingkat mungkin, yang menjadi tujuan dan tuntutan

  • 2

    kegiatan membaca ekstensif adalah memahami isi yang penting dengan cepat.

    Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang

    memiliki kemampuan yang baik dalam membaca ekstensif. Mereka menganggap

    bahwa membaca ekstensif sama halnya dengan membaca yang lain seperti

    membaca intensif. Menurut mereka, tidak perlu membaca dengan waktu yang

    relatif cepat untuk memahami isi bacaan. Walaupun membaca dengan lambat dan

    waktu relatif lama, asalkan mereka bisa memahami isi bacaan itu sudah bagus.

    Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum

    memiliki minat dan motivasi untuk memiliki kemampuan membaca ekstensif.

    Padahal dalam membaca sebuah bacaan melalui kegiatan membaca ekstensif,

    siswa tidak dapat melakukan kegiatan membaca dengan begitu saja. Untuk dapat

    terampil membaca ekstensif banyak memerlukan pengetahuan, seperti

    perbendaharaan kata, ejaan, dan dapat menghubungkan antara kalimat yang satu

    dengan yang lain, serta dapat menentukan kecepatan membaca yang tepat agar

    bisa memahami keseluruhan isi bacaan. Berdasarkan Kurikulum 2013 SMP Kelas

    IX terdapat Standar Kompetensi memahami ragam wacana tulis dengan membaca

    ekstensif, membaca intensif, dan membaca cepat. Pada penelitian ini penulis

    mengambil Kompetensi Dasar menemukan gagasan dari beberapa artikel dan

    buku melalui kegiatan membaca ekstensif.

    Namun, penulis akan lebih memfokuskan pada artikel yang menjadi objeknya.

    Indikator digunakan sebagai tolok ukur kemampuan siswa. Pada kompetensi dasar

    di atas terdapat dua indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan

    siswa. Kompetensi dasar tersebut akan dapat tercapai dengan baik apabila siswa

    telah memenuhi indikator-indikator yang meliputi (1) mampu menemukan

  • 3

    gagasan tiap paragraf artikel, (2) mampu menemukan gagasan keseluruhan artikel,

    dan (3) mampu menemukan gagasan dua artikel yang berbeda. Indikator yang

    pertama adalah mampu menemukan gagasan tiap paragraf artikel. Guru

    mengungkapkan bahwa siswa masih belum memiliki sebab untuk menemukan

    gagasan keseluruhan dengan tepat, siswa harus mampu menemukan gagasan tiap

    paragraf dalam artikel dengan tepat juga. Jadi, kemampuan siswa dalam

    menemukan gagasan keseluruhan teks artikel sangat ditentukan oleh ketepatan

    dalam menemukan gagasan tiap paragraf artikel. Indikator yang ketiga adalah

    mampu membandingkan dua gagasan artikel yang berbeda.

    Kemampuan membandingkan dua gagasan artikel yang berbeda sangat

    ditentukan oleh ketepatan siswa dalam menemukan gagasan tiap paragraf artikel

    dan menemukan gagasan keseluruhan teks artikel. Jadi, ketidaktepatan siswa

    dalam membandingkan dua gagasan artikel disebabkan oleh ketidaktepatan siswa

    dalam menemukan gagasan tiap paragraf artikel dan menemukan gagasan

    keseluruhan teks artikel. Keterampilan membaca ekstensif artikel di SMP

    Muhammadiyah 10 Makassar khususnya kelas IX masih rendah. Hal ini diketahui

    berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa

    dan Sastra Indonesia kelas IX.

    Adapun yang menjadikan keterampilan membaca ekstensif artikel siswa kelas

    IX rendah disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) sebagian siswa kurang

    memiliki keaktifan dalam belajar, mereka cenderung pasif dan tidak konsentrasi,

    (2) siswa menganggap membaca merupakan kegiatan yang sudah biasa dilakukan.

    Namun, mereka tidak mampu memahami isi artikel atau gagasan secara

    keseluruhan dengan baik. Hal ini terbukti saat guru memberikan pertanyaan

  • 4

    mengenai gagasan artikel tersebut, banyak siswa tidak mampu menjawab dengan

    baik, (3) siswa menganggap bahwa artikel adalah bacaan yang tidak menarik

    untuk dibaca, (4) guru dalam pembelajaran tidak menggunakan metode membaca

    yang tepat dan bervariasi sehingga siswa kurang tertarik dan kurang mampu

    meningkatkan keterampilan membaca siswa.

    Siswa dalam pembelajaran membaca disuruh untuk membaca kemudian

    menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks bacaan dengan membaca

    kembali artikel tersebut. Hal tersebut menyebabkan tidak ada peningkatan

    kemampuan membaca siswa. Berdasarkan fenomena tersebut, peningkatan

    kemampuan membaca khususnya membaca ekstensif sangat perlu diupayakan

    segera dan semaksimal mungkin. Dalam upaya mengatasi kesulitan yang dihadapi

    siswa, dalam penelitian ini dicari upaya untuk meningkatkan kemampuan

    membaca ekstensif artikel. Metode Inquiry adalah salah satu membaca yang

    dianggap tepat untuk pembelajaran membaca ekstensif artikel. Untuk mengatasi

    kelemahan itu, dapat dilakukan dengan banyak pendekatan metode pembelajaran

    dengan menggunakan metode pembelajaran aktif (student centered), salah satunya

    yaitu sistem pembelajaran Inquiry.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji masalah

    tersebut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan

    Menemukan Gagasan dari Artikel dengan Menggunakan Metode Inquiry Siswa

    Kelas IX SMP Muhammadiyah 10 Makassar”.

  • 5

    B. Rumusan Masalah

    Bagaimana hasil peningkatan kemampuan menemukan gagasan dari

    artikel dengan menggunakan metode Inquiry siswa kelas IX SMP

    Muhammadiyah 10 Makassar ?

    C. Tujuan Penelitian

    Untuk meningkatkan kemampuan menemukan gagasan dari artikel dengan

    menggunakan metode Inquiry siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 10

    Makassar.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah ilmu

    pengetahuan tentang penelitian pembelajaran membaca ekstensif artikel

    menggunakan metode Inquiry terkait peningkatan motivasi dan prestasi

    belajar.

    2. Bagi siswa, metode pembelajaran Inquiry diharapkan mampu

    meningkatkan semangat dan gairah siswa dalam belajar sehingga mampu

    memotivasi siswa dan mampu meningkatkan prestasi siswa.

    3. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan solusi terhadap permasalahan

    pembelajaran yang berkaitan dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.

    4. Bagi peneliti, memberikan pengalaman sebagai bekal menjadi pendidik

    dalam menerapkan model pembelajaran yang mampu meningkatkan

    motivasi dan prestasi belajar siswa.

    5. Bagi pembaca, sebagai bahan perbandingan bagi siapa saja yang ingin

    meneliti masalah ini lebih lanjut.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

    A. Kajian Pustaka

    1. Teori Pembelajaran Bahasa

    Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

    yang sangat penting di sekolah. tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia

    adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik

    dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai

    dengan situasi dan tujuan dari berbahasa serta tingkat pengalaman siswa.

    2. Teori Pembelajaran Membaca

    a. Pengertian Membaca Ekstensif

    Tarigan (1994:31) berpendapat bahwa dalam kegiatan membaca

    terdapat jenis membaca ekstensif. Membaca ekstensif yaitu membaca

    secara luas. Objek dari membaca ekstensif meliputi sebanyak mungkin

    teks dalam waktu sesingkat mungkin. Membaca ekstensif bacaan atau teks

    menuntut untuk memahami isi bacaan atau teks yang penting-penting

    dengan cepat dan kegiatan membaca secara efektif dapat terlaksana.

    Kholid, dkk (1998:213) mengatakan bahwa membaca ekstensif

    merupakan program membaca yang dilakukan secara luas. Para siswa

    diberikan keluasan dan kebebasan dalam hal memilih, baik jenis maupun

    lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Pengertian lain tentang

    membaca ekstensif adalah cara membaca secara cepat dan sekilas dengan

    tujuan memahami gambaran isi buku secara umum.

  • 7

    Membaca ekstensif memiliki tujuan dan tuntutan untuk memahami isi

    yang penting-penting dengan cepat sehingga membaca secara efektif akan

    terlaksana. Dua hal yang ditekankan dalam membaca ekstensif, yaitu cepat

    dan tepat. Cepat berarti kemampuan untuk memanfaatkan waktu seefektif

    mungkin untuk menemukan informasi-informasi yang ada dalam teks.

    Tepat berarti informasi yang didapat merupakan informasi yang tepat

    meskipun proses membaca dilakukan dengan cepat.

    Dalam membaca ekstensif, teknik yang digunakan berbeda dengan

    teknik yang digunakan dalam kegiatan membaca intensif karena membaca

    ekstensif menuntut pemahaman secara umum terhadap keseluruhan

    masalah atau isi dari bacaan yang dibaca, sedangkan membaca intensif

    menuntut membaca secara rinci, baik bahasa maupun isi cerita yang

    terperinci sampai sekecil kecilnya. Jadi, keterampilan dalam membaca

    ekstensif yaitu keterampilan membaca untuk mendapat pemahaman secara

    keseluruhan dari beberapa teks bacaan dalam waktu sesingkat mungkin.

    Hal yang ditekankan dalam membaca ekstensif adalah kecepatan dan

    ketepatan dalam menemukan gagasan atau isi bacaan.

    b. Macam Membaca Ekstensif

    Tarigan (1994:31-32) berpendapat bahwa, membaca ekstensif

    dibedakan menjadi beberapa, yaitu menjadi tiga macam, meliputi (a)

    membaca survei (survey reading). Membaca survei adalah kegiatan

    membaca ekstensif yang sebelum memulai membaca, kita meneliti terlebih

    dahulu, mensurvei apa-apa yang akan kita telaah, mensurvei bahan bacaan

    yang akan kita pelajari dengan jalan: (1) memeriksa, meneliti indeks-

  • 8

    indeks, daftar kata yang terdapat dalam buku-buku, (2) melihat-lihat,

    memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku yang

    bersangkutan, dan (3) memeriksa, meneliti bagan, skema. Kecepatan serta

    ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan sangat penting, hal ini turut

    menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam mencapai studinya, (b)

    membaca sekilas (skimming). Membaca sekilas adalah jenis membaca

    yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan

    bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi. Tujuan dari

    membaca sekilas untuk mendapatkan sesuatu dari kegiatan membaca yang

    dilakukan secara sekilas dan diharapkan mampu mendapatkan informasi

    yang diinginkan, (c) membaca dangkal (superficial reading). Membaca

    dangkal adalah salah satu membaca ekstensif yang bertujuan untuk

    memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran atau tidak

    mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca dangkal merupakan

    kegiatan membaca yang dilihat dari segi hasil. Membaca dangkal

    dilakukan untuk memperoleh kesenangan, membaca bacaan yang ringan

    untuk mendatangkan kebahagiaan.

    Menurut Kholid dkk (1998:214), ada berbagai jenis membaca

    ekstensif, yaitu (1) membaca survei adalah sejenis kegiatan membaca

    dengan tujuan mengetahui gambaran umum ikhwal isi serta ruang lingkup

    dari bahan bacaan yang hendak dibaca, (2) membaca sekilas atau

    membaca skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita

    bergerak dengan cepat untuk mencari dan mendapat informasi, (3)

  • 9

    membaca dangkal merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh

    pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu dalam dari bacaan.

    Berdasarkan jenis-jenis membaca ekstensif di atas, dalam

    pembelajaran membaca ekstensif artikel digunakan jenis membaca sekilas

    (skimming). Salah satu tujuan utama membaca sekilas adalah memperoleh

    kesan umum. Kita dapat membaca sekilas suatu artikel dalam surat kabar

    atau majalah dengan cara membaca paragraf awal dan paragraf akhir.

    Kedua paragraf ini biasanya menyatakan kepada kita pokok masalah.

    Sesudah itu telitilah secara sekilas pilihan tersebut untuk mencari kalimat-

    kalimat judul serta petunjuk- petunjuk lainnya mengenai hal-hal penting

    yang diperbincangkan itu

    c. Tujuan Membaca Ekstensif

    Membaca ekstensif terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu membaca

    survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Masing-masing dari jenis

    membaca ekstensif itu memiliki tujuan. Berikut akan diuraikan tujuan

    masing-masing jenis membaca ekstensif. Membaca survei, memiliki

    tujuan: (1) mempercepat menangkap arti, (2) mendapatkan abstrak, (3)

    mengetahui ide-ide yang penting, (4) melihat susunan/organisasi bahan

    bacaan, (5) mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan,

    dan (6) memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih

    mudah.

    Membaca sekilas, memiliki tujuan: (1) mengenali topik bacaan, (2)

    mengetahui pendapat orang lain dengan cepat, (3) mendapatkan bagian

    penting tanpa harus membaca keseluruhan bacaan, (4) mengetahui

  • 10

    organisasi penulisan, (5) untuk penyegaran apa yang pernah dibaca, (6)

    menemukan bahan dalam perpustakaan, dan (7) mendapat kesan umum

    suatu buku atau artikel. Membaca dangkal, memiliki tujuan untuk

    memperoleh pemahaman yang tidak terlalu dalam dari bacaan dan

    dilakukan demi kesenangan (Haryadi 2006, b:31-32).

    3. Pengertian Artikel

    Ada banyak ragam pengertian artikel. Salah satunya menurut Wibowo

    (2001:108) bahwa artikel adalah tulisan lepas mengenai pelbagai soal

    aktual yang bersifat opini pribadi penulisnya. Sekalipun bersifat opini

    (gagasan murni), biasanya penulis artikel berangkat dari sejumlah

    referensi, entah itu kepustakaan atau hasil wawancara agar menguatkan

    pendapatnya dan membuat pembaca menjadi percaya terhadap tulisannya.

    Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas

    tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial

    dengan tujuan untuk memberitahu (informatif) dan meyakinkan (persuasif

    argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (Sumadiria 2005:11).

    Wagiran dan Doyin (2005:17) mengatakan bahwa artikel adalah tulisan

    tentang suatu masalah berikut pendapat dan pendirian penulis tentang

    masalah tersebut. Artikel merupakan karya ilmiah yang dikhususkan untuk

    diterbitkan dijurnal ilmiah. Artikel jenis ini adalah artikel yang bersifat

    ilmiah. Wibowo (2006:2) mengatakan bahwa tulisan atas nama pribadi

    penulisnya di dalam media massa cetak biasanya disebut artikel. Tulisan

    pribadi yang dibuat oleh seseorang biasanya mengadung opini terhadap

    suatu masalah atau fenomena yang sedang hangat terjadi. Selain itu,

  • 11

    penulis juga bisa memiliki tujuan untuk memberi informasi kepada

    khalayak umum mengenai suatu hal. Bisa disebut juga bahwa artikel

    adalah sebuah karangan/prosa yang dimuat dalam media massa, yang

    membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam

    masyarakat secara lugas.

    Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa artikel

    adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang

    dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dan

    sebagainya) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat

    meyakinkan, mendidik, dan menghibur.

    4. Membaca Ekstensif Artikel

    Setiap artikel umumnya terbagi dalam beberapa bagian, yaitu

    pendahuluan, isi, dan penutup atau kesimpulan. Setiap paragraf

    mempunyai kalimat topik yang memuat pokok pikiran paragraf. Kalimat

    pertama atau dua kalimat pertama biasanya kalimat topik. Membaca

    ekstensif bacaan atau teks menuntut untuk memahami isi bacaan atau teks

    yang penting-penting dengan cepat. Membaca ekstensif artikel berarti

    mampu memahami isi artikel secara umum dalam waktu relatif singkat.

    Dalam membaca ekstensif artikel, pembaca harus memahami bagian yang

    penting-penting saja atau gagasan utamanya. Keraf (1994:70-74)

    menyatakan bahwa ada empat cara untuk menempatkan gagasan utama

    yang dituangkan ke dalam kalimat utama, yaitu:

    a. Pada Awal Alinea

  • 12

    Pengertian awal alinea ini dapat merupakan kalimat utama, dapat juga

    kalimat kedua. Dengan menempatkan kalimat pokok pada awal alinea,

    gagasan sentral akan mendapat penekanan yang wajar. Alinea semacam ini

    biasanya bersifat deduktif, yaitu mula-mula mengemukakan pokok-pokok

    persoalan, kemudian menyusul uraian-uraian yang terperinci. Kalimat

    dalam alinea tersebut harus dipusatkan untuk memperjelas ide atau

    gagasan sentral. Model alinea ini dapat digambarkan dengan bagan

    berikut.

    Gambar 1. Letak Paragraf Utama pada Awal Kalimat

    b. Pada Akhir Alinea

    Kalimat topik dapat pula ditempatkan pada bagian akhir dari alinea

    tersebut. Dalam hal ini alinea tersebut bersifat induktif. Alinea semacam

    ini harus disusun sekian macam sehingga dapat mencapai klimaks dalam

    kalimat pokok yang terdapat pada akhir alinea. Cara ini lebih sulit, tetapi

    lebih efektif, terutama dalam mengemukakan argumentasi. Model alinea

    ini dapat digambarkan sebagai berikut.

  • 13

    Gambar 2. Letak Paragraf pada Akhir Alinea

    c. Pada Awal dan Akhir Alinea

    Kalimat topik dapat pula ditempatkan pada bagian awal dan akhir dari

    alinea. Dalam hal ini kalimat terakhir sering mengulangi gagasan dalam

    kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi. Model alinea seperti

    ini dapat digambarkan sebagai berikut.

    Gambar 3. Letak Paragraf pada Awal dan Akhir Paragraf

    d. Pada Seluruh Alinea

    Kalimat topik atau kalimat utama dapat juga termuat dalam seluruh

    alinea. Dalam hal ini tidak terdapat kalimat yang khusus yang menjadi

    kalimat topiknya. Alinea semacam ini terutama dijumpai dalam uraian-

    uraian yang bersifat deskriptif atau naratif. Model alinea ini dapat

    digambarkan sebagai berikut.

  • 14

    Gambar 4. Letak Paragraf Terdapat dalam Seluruh Alinea

    Nurhadi (2004:72), membuat kata kunci untuk memutuskan apakah gagasan

    utama atau bukan. Berikut ini deretan kata-kata kunci itu.

    Tabel 1. Kata Kunci Gagasan Utama dan Gagasan Penjelas

    Jika sudah mengerti bagaimana cara menemukan gagasan utama

    bacaan, kita akan lebih mudah untuk menemukan gagasan dalam artikel

    dengan membaca ekstensif.

    Berikut beberapa ahli menguraikan pendapatnya megenai cara

    membaca artikel yang efektif. Tampubolon (1990:115) mengatakan bahwa

    untuk menemukan pokok suatu artikel, langkah-langkah berikut dapat

  • 15

    diikuti: (1) bacalah judul dan pendahuluan atau paragraf artikel

    bersangkutan dengan cepat dan teliti, dan berdasarkan bacaan ini

    rumuskanlah (sebaiknya tuliskan) pikiran pokok yang Anda duga yang akan

    diuraikan dalam batanag tubuh artikel itu, (2) untuk menbuktikan benar

    tidaknya dgaan, bacalah dengan cepat paragraf-paragraf artikel.

    Bacalah hanya kalimat-kalimat topik. Jika ada sub-subjudul, bacalah

    tiap subjudul tersebut dapat juga membuktikan benar tidaknya dugaan

    Anda. Penutup atau paragraf penutup perlu juga dibaca untuk memperkuat

    pembuktian, (3) pikiran pokok artikel dapat diketahui setelah membaca

    paragraf atau subjudul batang tubuh yang dimaksud, (4) pikiran pokok dapat

    diketahui dengan membaca abstrak secara cepat, jika artikel bersangkutan

    mempunyai abstrak.

    Membaca ekstensif artikel yang baik, caranya adalah (1) baca

    judulnya terlebih dahulu agar terangsang untuk berpikir mengenai apa akan

    yang didapat dan gagasan apa saja yang ada dalam artikel, (2) baca semua

    subjudul dengan cepat karena subjudul membantu pembaca membentuk

    pengertian yang menyeluruh, (3) baca pengantar, kalau tidak ada pengantar,

    baca paragraf pertama dengan kecepatan tinggi. Jika terlalu panjang, baca

    kalimat pertama dan kedua saja, ini akan membantu menangkap isi bacaan,

    (4) baca kalimat pertama subbab, biasanya kalimat pertama biasanya

    mengandung gagasan utama. Namun, ada kalimat pertama hanya sebuah

    kalimat transisi atau hanya untuk menarik perhatian pembaca. Jika

    demikian, baca kalimat terakhir paragraf tersebut karena mungkin

    mengandung gagasan utama. Kalimat lain yang dianggap tidak sesuai

  • 16

    dengan tujuan membaca atau tidak penting maka bagian itu dilewati saja.

    Dengan demikian, membaca ekstensif artikel dapat terlaksana dengan baik

    (Soedarso 1999:62).

    5. Metode Inquiry

    a. Pengertian Metode Inquiry

    Gulo (2008:84) berpendapat bahwa inquiry berarti suatu rangkaian

    kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

    siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,

    sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh

    percaya diri, Sedangkan menurut Sunarti (2009:112) inquiry mengandung

    proses mental yang lebih tinggi tingkatnya. Misalnya merumuskan

    problema, merancang dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan

    menganalisis data, menarik kesimpulan, bersikap objektif, jujur, penih

    keingintahuan, terbuka, dan sebagainya.

    b. Langkah-langkah Metode Inquiry

    Sunarti (2009:117) menyebutkan langkah-langkah dalam melaksanakan

    metode inquiry, adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut;

    merumuskan masalah, dengan melakukan kegiatan-kegiatan:

    1) menyadari adanya suatu masalah;

    2) menjadikan masalah itu sebagai suatu yang bermakna atau memiliki

    makna tertentu;

    3) menjadikan masalah tersebut mengarah pada pemecahannya.

    4) mengembangkan jawaban tentatif dalam bentuk rumusan hipotesis,

    dengan kegiatan:

  • 17

    5) melakukan pengkajian dan pengklasifikasian;

    6) menghubung-hubungkan berbagai kemungkinan jawaban;

    7) menyusun pernyataan hipotesis.

    8) menguji tentatif, dengan kegiatan:

    9) merakit bukti-bukti yang ada dengan cara identifikasi,

    mengumpulkan, mengevaluasi bukti-bukti yang dibutuhkan mengenai

    derajat keserasiannya;

    10) menerjemahkan, menafsirkan, dan mengklasifikasikan bukti-bukti

    tersebut;

    11) menganalisis, mencari hubungan yang satu dan yang lain, mencatat

    perbedaan dan persamaannya, serta mengidentifikasi arah, urutan, dan

    aturannya.

    12) mengembangkan suatu kesimpulan, dengan kegiatan:

    13) menemukan pola dan hubungan yang bermakna antara hasil dan

    jawaban;

    14) merumuskan kesimpilan secara jelas.

    15) melaksanakan kesimpulan terhadap data atau pengalaman-pengalaman

    dengan cara:

    16) menguji kesimpulan dengan bukti-bukti baru;

    17) membuat kesimpulan berdasarkan pengujian tersebut

    6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Inquiry

    Amin dalam Subana (2009:118), mengungkapkan beberapa kelebihan

    metode inquiry,yaitu:

    a. Siwa mampu memahami konsep dasar dan ide yang baik,

  • 18

    b. Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan transfer pada

    situasi proses belajar yang baru,

    c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas dasar inisiatif

    sendiri,

    d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan

    hipotesisnya sendiri,

    e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik,

    f. Situasi proses belajar menjadi lebih menggairahkan.

    Hafiz dalam http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/30/metodeinquiry/

    menjelaskan kelemahan dalam metode Inquiry sebagai berikut; (a)

    memerlukan perencanaan yang teratur dan matang. Bagi guru yang

    terbiasa dengan cara tradisional, merupakan beban yang memberatkan; (b)

    pelaksanaan pengajaran melalui metode ini, dapat memakan watu yang

    cukup panjang. Apalagi proses pemecahan masalah itu memerlukan

    pembuktian secara ilmiah sebagai berikut.

    a. proses jalannya Inquiry akan menjadi terhambat, apabila siswa telah

    terbiasa cara belajar “nrimo” tanpa kritik dan pasif apa yang diberikan

    oleh gurunya;

    b. tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru

    memerlukan pengulangan dan penanaman nilai;

    c. metode inquiry ini baru dilaksanakan pada tingkat SLTA, Perguruan

    Tinggi, dan untuk tingkat SLTP dan tingkat SD masih sulit

    dilaksanakan. Sebab pada tingkat tersebut anak didik belum mampu

    berpikir secara ilmiah yang merupakan ciri dari metode Inquiry.

  • 19

    B. Kerangka Pikir

    PEMBELAJARAN BAHASA

    PEMBELAJARAN MEMBACA

    MEMBACA EKSTENSIF

    ANALISIS

    Meningkat Tidak Meningkat

    C. Hipotesis Tindakan

    Pembelajaran membaca ekstensif untuk menemukan gagasan dari artikel

    dapat meningkatkan dengan menggunakan metode Inquiry “bagi siswa kelas

    IX SMP Muhammadiyah 10 Makassar Tahun Pelajaran 2018/2019’

  • 20

  • 20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom

    Action Research) karena penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan

    kemampuan siswa yang terbatas dengan melakukan penelitian langsung pada

    objeknya. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996)

    penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari

    perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan (observasi),

    dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

    Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

    metode tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi

    peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan

    kualitas di berbagai bidang. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya

    peneliti melakukan penelitian ini dengan berkolaborasi atau bekerja sama

    dengan guru Bahasa Indonesia. Guru sebagai pelaku tindakan sedangkan

    peneliti sebagai pelaku pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan.

    B. Lokasi dan Subjek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX.A dan dilaksanakan di

    sekolah SMP Muhammadiyah X Makassar. Waktu pelaksanaan penelitian ini

    selama 2 bulan mulai dari bulan Juli sampai bulan September 2019

  • 21

    C. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang variabel melekat, dan yang

    dipermasalahkan dalam penelitian (Suwandi, 2010). Subjek penelitian dalam

    penelitian ini adalah siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar

    dengan jumlah 19 siswa yang terdiri atas 11 orang laki-laki dan 8 orang

    perempuan. Subjek lainnya yaitu guru mata pelajaran di kelas tersebut.

    Peneliti memilih subjek penelitian di kelas dikarenakan kemampuan siswa

    dalam menerima materi pembelajaran khususnya mata pelajaran membaca

    ekstensif masih sangat terbatas.

    D. Desain penelitian

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artinya bentuk

    penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

    agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di

    kelas secara profesional. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk

    proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,

    tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.

    Jika dalam siklus pertama muncul permasalahan yang perlu mendapat

    perhatian maka perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang,

    pengamatan ulang, dan refleksi ulang dalam siklus kedua. Masing-masing

    siklus mempunyai tujuan yang berbeda, siklus I bertujuan mengetahui

    keterampilan membaca ekstensif siswa dalam tindakan awal penelitian. Siklus

    ini sekaligus dijadikan refleksi untuk melakukan siklus II, sedangkan siklus II

    bertujuan mengetahui peningkatan keterampilan membaca ekstensif siswa

  • 22

    setelah dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar

    mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I.

    Berikut ini adalah bagan siklus yang ditempuh peneliti.

    Siklus I Siklus II

    TA

    Bagan 1. Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas Keterangan:

    TA : Tes Awal O : Observasi

    P : Perencanaan R : Refleksi

    T : Tindakan RP : Revisi Perencanaan

    Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan siklus I, dilakukan

    kegiatan prasiklus sebagai kegiatan awal. Kegiatan tersebut dilaksanakan

    untuk mengetahui keterampilan siswa terhadap materi membaca ekstensif

    untuk menemukan gagasan bacaan. Hasil prasiklus tersebut dijadikan

    pedoman untuk perbaikan pada siklus I dan siklus II.

    E. Instrumen Penelitian

    Instrument penelitian yang digunakan berupa lembar observasi dan soal tes

    setiap siklus.

    1. Instrumen Tes

    Bentuk instrumen penelitian berupa tes digunakan untuk mengungkapkan

    data keterampilan membaca ekstensif artikel siswa. Instrumen yang diberikan

    P

    R T

    O

    RP

    R T

    O

  • 23

    berupa perintah kepada siswa untuk melakukan kegiatan membaca ekstensif

    dan setelah siswa selesai membaca, siswa langsung diperintahkan untuk

    mengerjakan soal esai yang berjumlah tiga nomor. Soal nomor satu berkaitan

    dengan gagasan tiap subbab atau tiap paragraf, nomor dua berkaitan dengan

    gagasan keseluruhan teks artikel, dan nomor tiga berkaitan dengan

    membandingkan gagasan dua artikel yang berbeda.

    Dalam pembelajaran membaca ekstensif artikel, indikator yang ingin

    dicapai antara lain (1) mampu menemukan gagasan tiap paragraf artikel, (2)

    mampu menemukan gagasan keseluruhan teks artikel, dan (3) mampu

    membandingkan gagasan dua artikel yang berbeda.

    Tabel 2. Penilaian Membaca Ekstensif Artikel

  • 24

    Tabel 3. Kriteria Penilaian Membaca Ektensif Artikel

  • 25

    Tabel 4. Nilai Kumulatif Interval Skor Membaca Ekstensif Artikel

    2. Instrumen Nontes

    Bentuk instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku

    siswa, sikap siswa dalam pembelajaran, dan tanggapan siswa mengenai

    pembelajaran yang telah dilakukan selama mengikuti pembelajaran membaca

    ekstensif artikel menggunakan metode inquiry. Bentuk instrumen nontes

    dalam penelitian ini terdiri atas pedoman observasi, pedoman jurnal, pedoman

    wawancara, dan dokumentasi.

  • 26

    F. Data dan Sumber Data

    Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes kemampuan

    kognitif dan sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Data

    tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara, tes hasil belajar pada siklus

    akhir. Sumber data penelitian ini adalah populasi.

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

    berupa instrumen tes dan nontes.

    1. Tes

    Data tes dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes membaca ekstensif

    artikel siswa pada setiap siklus. Hasil tes pada siklus pertama dianalisis. Dari

    analisis itu dapat diketahui kelamahan-kelemahan yang ada kemudian siswa

    diberi pembekalan untuk menghadapi tes pada siklus kedua. Tes keterampilan

    membaca pemahaman dilakukan sebanyak satu kali tiap siklus. Tes ini

    merupakan tes individu yang berupa uraian yang berjumlah tiga butir soal.

    Soal tes dikembangkan dari indikator, yaitu mampu menemukan gagasan

    utama tiap paragraf dalam artikel, mampu menemukan gagasan utama

    keseluruhan teks artikel, dan mampu membandingkan gagasan dua artikel

    yang berbeda. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data

    dengan teknik tes adalah (1) siswa membaca artikel yang disediakan dengan

    menggunakan metode inquiry, (2) siswa mengerjakan soal-soal evaluasi, (3)

    guru menilai dan mengolah data hasil penelitian.

  • 27

    2. Nontes

    Data nontes pada penelitian ini diperoleh melalui metode observasi,

    jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Masing-masing metode diuraikan

    sebagai berikut.

    a. Observasi

    Peneliti dengan dibantu teman mengamati perilaku siswa, baik yang

    bersikap positif maupun yang bersikap negatif. Daftar perilaku positif dan

    negatif pada saat pembelajaran membaca ekstensif artikel sudah tertulis

    dalam lembar observasi. Adapun tahap observasi yang dilakukan yaitu (1)

    menyiapkan pedoman observasi yang berisi butir-butir sasaran pengamatan

    tentang keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan

    siswa dalam pembelajaran, dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tes/tugas,

    (2) melaksanakan observasi selama proses pembelajaran, yaitu mulai dari

    penjelasan guru, proses belajar mengajar sampai dengan evaluasi untuk

    mengetahui hasil yang ditangkap siswa, dan (3) mencatat hasil observasi

    dengan mengisi pedoman observasi yang telah dipersiapkan.

    b. Jurnal

    Jurnal siswa dan jurnal diisi pada setiap akhir pembelajaran membaca

    ekstensif artikel. Jurnal yang dinilai oleh peneliti adalah jurnal aktivitas siswa

    selama pembelajaran berlangsung. Jurnal guru diisi oleh guru ketika

    pembelajaran sudah berakhir. Jurnal ini digunakan oleh guru untuk

    mendeskripsi atau mencatat fenomena-fenomena pada saat pembelajaran

    membaca ekstensif artikel menggunakan metode inquiry. Jurnal siswa diisi

    oleh seluruh siswa dengan membagikan pedoman jurnal siswa yang harus

  • 28

    diisi oleh siswa sesuai dengan pendapatnya dan tidak diperbolehkan

    mencontoh pendapat siswa yang lain.

    c. Wawancara

    Wawancara yang digunakan untuk mengambil data dilakukan dengan

    menggunakan metode terpimpin. Wawancara dilakukan peneliti terhadap

    siswa yang hasil tesnya berkategori baik, cukup, dan kurang. Hal ini

    didasarkan pada hasil observasi, jurnal siswa, dan hasil tes akhir tiap siklus.

    Wawancara dilakukan setelah pembelajaran membaca ekstensif artikel

    menggunakan metode Inquiry. Adapun cara yang ditempuh peneliti dalam

    pelaksanaan wawancara yaitu (1) menyiapkan pedoman wawancara yang

    berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan pada siswa, (2) menentukan

    siswa yang hasil membacanya baik, cukup, dan kurang untuk diwawancarai,

    dan (3) mencatat hasil wawancara dengan menulis tanggapan tiap butir

    pertanyaan. Adapun jumlah siswa yang menjadi sasaran wawancara pada tiap

    siklusnya (siklus I dan siklus II) adalah enam siswa. Pemilihan siswa yang

    akan diwawancarai didasarkan pada hasil observasi, jurnal siswa, dan hasil

    tes akhir siklus. Sasaran wawancara siklus I yaitu satu siswa yang mendapat

    nilai baik, siswa yang mendapat nilai cukup, dan satu siswa yang mendapat

    nilai kurang. Sasaran wawancara siklus II yaitu satu siswa yang mendapat

    nilai baik, satu siswa yang mendapat nilai cukup, dan satu siswa yang

    mendapat nilai kurang. Wawancara dilaksanakan apabila pelaksanaan

    pembelajaran telah selesai sehingga teknik wawancara dilakukan di luar jam

    pelajaran setelah penelitian pada hari itu.

  • 29

    d. Dokumentasi Foto

    Foto digunakan untuk merekam perilaku siswa selama pembelajaran

    membaca ekstensif artikel. Gambar yang diambil adalah peristiwa-peristiwa

    tertentu pada saat pembelajaran membaca ekstensif artikel. Dalam

    pengambilan gambar, peneliti meminta bantuan teman untuk melakukan

    pemotretan Tingkah laku siswa yang perlu diambil gambarnya yaitu (1)

    kegiatan siswa awal pembelajaran, (2) aktivitas siswa memperhatikan

    penjelasan guru, (3) aktivitas siswa melakukan diskusi kelompok, (4)

    aktivitas siswa saat membaca ekstensif artikel, dan (5) aktivitas siswa saat

    mengerjakan soal tes. Gambar-gambar yag telah diambil selanjutnya

    dideskripsi sesuai dengan kondisi pada saat itu. Pengambilan data dengan

    dokumentasi foto, peneliti akan meminta bantuan teman sejawat dengan

    sebelumnya memberi pedoman pengambilan data untuk dokumentasi

    pengambilan data melalui dokumentasi foto ini dilakukan pada setiap kali

    pertemuan.

    H. Teknik Analisis

    Untuk menghitung peningkatan Prestasi Belajar pemeliharaan kelistrikan

    sepeda motor siswa digunakan rumus sebagai berikut.

  • 30

    Hasil perhitungan nilai siswa dari masing-masing tes ini kemudian

    dibandingkan antara hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II. Hasil inilah yang

    dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui persentase peningkatan

    keterampilan membaca ekstensif artikel pada siswa kelas IX.A SMP

    Muhammadiyah 10 Makassar.

    I. Kriteria Keberhasilan

    Keberhasilan penelitian tindakan kelas ditandai dengan adanya perubahan

    menuju arah perbaikan. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas

    ini, yaitu apabila 85% siswa yang memperoleh nilai KKM 70 ke atas.

  • 31

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IX.A SMP

    Muhammadiyah 10 Makassar. Peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

    pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian diterapkan dengan menggunakan

    Inquiry pada materi membaca ekstensif artikel. Penelitian ini merupakan

    penelitian tindakan kelas yang dirancang secara bersiklus. Hasil penelitian

    yang disajikan dalam BAB ini diperoleh dari tindakan kelas siklus I dan siklus

    II. Hasil penelitian ini terdiri atas proses pelaksanaan pembelajaran,

    peningkatan keterampilan membaca ekstensif artikel, Hasil tes siklus I dan

    siklus II berupa keterampilan membaca ekstensif artikel menggunakan metode

    Inquiry Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali

    pertemuan, setiap kali pertemuan terdiri atas dua jam pelajaran yang setiap

    jamnya adalah 40 menit. Sama halnya dengan prosedur penelitian, setiap

    siklus dilaksanakan dengan beberapa tahap, yaitu perencanaan, tindakan,

    observasi, dan refleksi.

    1. Deskripsi data hasil penelitian siklus I

    a. Tahap perencanaan

    Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan koordinasi dengan guru

    Bahasa dan Sastra Indonesia mengenai rencana penelitian yang dilakukan.

    Koordinasi ini berhubungan dengan waktu pelaksanaan penelitian, materi

    yang diajarkan, dan bagaimana rencana pembelajaran yang dilakukan. Pada

    tahap ini, peneliti mengadakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. (1) membuat

  • 32

    rencana pembelajaran (RPP) sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan, (2)

    mempersiapkan materi membaca ekstensif artikel menggunakan metode

    Inquiry, (3) mempersiapkan teks artikel yang akan digunakan sebagai bahan

    pembelajaran, (4) membuat dan mempersiapkan instrumen penelitian yang

    berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi

    foto untuk memperoleh data nontes, (6) mempersiapkan perangkat tes

    membaca ekstensif artikel berupa tes soal, pedoman penskoran, dan penilaian.

    b. Tahap pelaksanaan tindakan

    Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti bertindak sebagai pengajar

    sehingga peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan

    menjelaskan tentang membaca pada siswa, yaitu dengan menggunakan metode

    Inquiry kepada siswa serta meminta untuk menulis hal-hal apa saja yang

    mereka dengarkan dalam bentuk tulisan secara berkelompok maupun secara

    individu. Sebelum peneliti membagikan kertas lembar jawaban, peneliti

    terlebih dahulu menjelaskan materi ajar kepada siswa dengan tujuan agar

    siswa memahami dan menyelesaikan soal yang diberikan. Pada tahap

    pelaksanaan tindakan, penerapan media audio dalam pembelajaran menyimak

    berita, data proses penelitian diperoleh dari hasil kerja siswa dan hasil

    observasi terhadap aktivitas siswa. Gambaran proses pelaksanaan setiap

    pertemuan pada siklus I sebagai berikut

    Pertemuan I

    Pada kegiatan ini guru memulai proses pembelajaran dengan

    mengucapkan salam, berdoa yang dipimpin ketua kelas, kemudian guru

    mengabsen kehadiran siswa dalam melakukan apersepsi. Selanjutnya guru

  • 33

    menjelaskan materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan awal guru membuka

    pelajaran, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang

    dicapai, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan judul materi pokok

    pembahasan, dan menjelaskan sambil memberikan motivasi belajar.

    Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi membaca ekstensif kepada

    siswa. Setelah guru memberikan penjelasan tersebut guru memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai membaca ekstensif.

    Setelah itu, guru memberikan penjelasan kepada siswa berdasarkan

    pertanyaan yang diajukan. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran pada

    pertemuan ini siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan atau merangkum

    materi yang telah dibahas dan guru mengingatkan kepada siswa untuk

    mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

    Pertemuan II

    Pada tahap pendahuluan, peneliti mengawali pembelajaran dengan langkah

    berikut. (1) mengondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran, (2) meminta

    tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, (3) menjelaskan

    tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran serta memberikan

    motivasi kepada siswa.

    Pada tahap inti, pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut. (1)

    siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kelemahan-kelemahan siswa

    dalam membaca ekstensif artikel pada pertemuan sebelumnya dan cara

    mengatasi kelemahan tersebut, (2) siswa diberi dua teks artikel, (3) siswa

    membaca teks artikel I menggunakan metode Inquiry (4) siswa menemukan

    gagasan tiap paragraf dalam artikel I, (5) siswa menemukan gagasan

  • 34

    keseluruhan artikel I dari gagasan tiap paragraf yang telah ditemukan tadi, (6)

    siswa membaca teks artikel II menggunakan metode Inquiry (7) siswa

    menemukan gagasan tiap paragraf dalam artikel II, (8) siswa menemukan

    gagasan keseluruhan artikel II dari gagasan tiap paragraf yang telah

    ditemukan tadi, (9) siswa membandingkan gagasan dua artikel yang telah

    dibaca, (10) siswa diberi penguatan mengenai hasil kerja mereka oleh guru.

    Tahap akhir dari pertemuan ini adalah penutup.

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah (1) guru memberikan

    simpulan materi pelajaran, dan (2) guru bersama siswa melakukan refleksi

    dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah proses pelaksanaan

    pembelajaran dilakukan, peneliti menulis deskripsi perilaku siswa selama

    proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Kegiatan selanjutnya, peneliti

    melakukan wawancara dengan beberapa responden atau siswa yang mendapat

    nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai terendah. Wawancara dilakukan untuk

    mendapatkan data mengenai keadaan siswa yang berkaitan dengan motivasi

    maupun kesulitan mereka dalam pembelajaran membaca ekstensif

    menggunakan metode Inquiry. Dalam kegiatan ini siswa juga diminta mengisi

    catatan harian yang digunakan peneliti untuk memperoleh data nontes berupa

    kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran-pembelajaran membaca

    ekstensif menggunakan metode Inquiry.

    Pertemuan III

    Pada pertemuan III ini dilakukan tes siklus I untuk mengetahui

    keterampilan siswa dalam belajar dengan menggunakan media audio pada

    pembelajaran membaca ekstensif. Kegiatan dalam pertemuan ini peneliti

  • 35

    memberikan tes hasil belajar Bahasa Indonesia siklus I seperti yang

    dijelaskan sebelumnya bahwa data diperoleh dari hasil evaluasi dan observasi

    dianalisis secara kualitatif dan kuantitaif.

    c. Tahap observasi

    Data aktivitas siswa pada siklus I diperoleh melalui hasil pengamatan

    perilaku siswa selama proses pembelajaran setiap pertemuan. Adapun

    deskripsi hasil perilaku siswa pada siklus I dapat dilihat dari tabel berikut.

    Tabel 1.1 Hasil Observasi Sikap Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran

    Siklus I

    NO KOMPONEN YANG DIAMATISiklus I

    I II III IV

    1 Siswa yang hadir pada saat pembelajaran 19 17 18 T

    E

    S

    S

    I

    K

    L

    U

    S

    I

    2Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembahasan

    materi pembelajaran.11 3 2

    3 Siswa yang memperhatikan pelajaran 10 11 14

    4 Siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal 10 14 16

    5Siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan tentang

    materi pembelajaran6 10 12

    6 Siswa yang mampu memberikan contoh gagasan utama 5 10 13

    7 Siswa yang ribut dan sering mengganggu temannya 11 3 4

    8 Siswa yang keluar masuk ruangan 5 2 1

    9 Siswa yang masih membutuhkan bimbingan guru 15 11 9

  • 36

    Adapun sikap siswa dari siklus I adalah sebagai berikut.

    a) Masih ada siswa yang tidak hadir mengikuti pelajaran

    b) Masih ada siswa yang melakukan aktivitas lain pada saat proses belajar

    mengajar berlangsung.

    c) Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar sudah baik tetapi dalam hal

    ini siswa mengajukan diri untuk tampil ke depan kelas yang masih didominasi

    oleh siswa yang pintar dan itu pun masih ditunjuk.

    d) Hasil analisis refleksi

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa

    komponen yang tidak direncanakan dalam proses pembelajaran belum tercapai

    secara keseluruhan, selain itu indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk

    hasil belajar juga belum tercapai.setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus I,

    maka peneliti dan guru melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan

    individu siswa terhadap penguasaan konsep yang telah diberikan oleh peneliti

    selama siklus I digambarkan sebagai berikut.

    Tabel 1.2 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I

    No Interval Skor Kategori Frekuensi

    1.

    2.

    3.

    4.

    5

    0-49

    50-69

    70-79

    80-89

    90-100

    Sangat rendah

    Rendah

    Sedang

    Tinggi

    Sangat tinggi

    0

    11

    8

    0

    0

    Jumlah 19

  • 37

    Berdasarkan tabel 1.2 di atas maka dapat dikemukakan bahwa dari 19

    siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 10 Makassar terdapat 11 siswa atau sekitar

    20,79% siswa yang tingkat hasil belajarnya masuk pada kategori rendah, pada

    kategori sedang ada 8 siswa atau sekitar 37,84% kemudian pada kategori tinggi

    terdapat 0 siswa atau sekitar 0%, pada kategori yang sangat tinggi terdapat 0 siswa

    atau sekitar 0%. Berdasarkan hasil tes belajar siswa tersebut, terlihat bahwa hasil

    belajar siswa belum mencapai standar indikator yang ditetapkan yaitu 85% siswa

    mendapatkan nilai minimal 79. Persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia

    pada siswa setelah tindakan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel

    berikut.

    Tabel 1.3 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

    Skor Kategori Frekuensi

    0 – 69 Tidak tuntas 8

    70 – 100 Tuntas 11

    Jumlah 19

    Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa dari 19 orang siswa kelas IX

    belum tuntas hasil belajarnya karena hanya 11 siswa yang dinyatakan tuntas

    belajarnya dengan persentase 52,9% dan 8 siswa dinyatakan tidak tuntas

    dengan persentase 47,1%. Hal ini menandakan bahwa kegiatan proses belajar

    mengajar belum berhasil.

    d. Refleksi

    Pada siklus I, semangat minat dan keaktifan siswa dalam proses belajar

    mengajar dalam menjawab pertanyaan lisan guru, bertanya tentang materi

  • 38

    yang dibahas. Dan siswa masih kurang percaya diri dengan kemampuan yang

    dimiliki. Ini dapat dilihat siswa masih merasa malu untuk tampil ke depan

    kelas. Pada pertemuan kedua dan berakhirnya siklus pertama, semangat siswa

    untuk menyelesaikan soal secara individu dan kelompok ini sudah mulai

    tampak. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa di antara mereka ada yang

    tidak menerima dikelompokkan dengan teman sekelompoknya, karena mereka

    ingin memilih anggota kelompoknya sendiri.

    Refleksi merupakan pelaksanaan pada tahapan akhir pembelajaran.

    Refleksi bertujuan untuk membahas dan menyimpulkan hasil pertemuan pada

    siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang telah diperoleh pada

    pelaksanaan tindakan siklus I, dapat diketahui bahwa keterampilan siswa

    dalam membaca intensif belum maksimal, hal ini disebabkan siswa belum

    mampu memenuhi aspek penilaian yang telah ditetapkan, maka peneliti

    bersama guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas IX melakukan refleksi

    untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan

    tindakan siklus I, kemudian memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke

    siklus II.

    2. Deskripsi data hasil penelitian siklus I

    Tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan siklus I. Tindakan

    tersebut dilaksanakan karena pada siklus I hasil membaca ekstensif artikel

    siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar masih dalam kategori

    cukup dengan nilai rata-rata 67,26. Hasil tersebut belum memenuhi target

    minimal ketuntasan yang ditentukan yaitu 70 atau berkategori baik. Selain itu,

    masih ditemukan perilaku negatif siswa dalam pembelajaran membaca

  • 39

    ekstensif artikel. Dengan demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk

    memperbaiki hasil membaca ekstensif artikel siklus I.

    Perbaikan pada siklus II dilaksanakan dengan rencana yang lebih matang

    daripada siklus I. Salah satunya yang berkaitan dengan rencana pembelajaran.

    Melalui usaha tersebut, diharapkan hasil penelitian meningkat dari kategori

    cukup menjadi kategori baik. Meningkatnya nilai ini disertai pula dengan

    adanya perubahan perilaku siswa yang lebih positif dalam mengikuti

    pembelajaran membaca ekstensif artikel menggunakan metode Inquiry. Hasil

    selengkapnya pada siklus II diuraikan secara rinci berikut ini.

    a. Tahap Perencanaan

    Pada tahap ini, peneliti membuat skenario pembelajaran berdasarkan media

    pembelajaran yang akan digunakan untuk pertemuan pertama sampai pertemuan

    ketiga. Setelah itu, peneliti mempersiapkan lembar observasi untuk mencatat

    aktivitas siswa dan perubahan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran

    berlangsung pada pelaksanaan tindakan siklus I. Kemudian peneliti juga

    mempersiapkan soal evaluasi berupa soal tes siklus I.

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

    Pertemuan I

    Proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca ekstensif artikel

    menggunakan metode membaca Preview, Read, Review dengan teknik skipping

    pada siklus II hampir sama dengan proses pembelajaran pada siklus I dengan

    beberapa tahapan. Tahap yang pertama adalah tahap pendahuluan. Pembelajaran

    pada pertemuan pertama diawali dengan mengulas pembelajaran pada pertemuan

  • 40

    sebelumnya serta memberi motivasi pada siswa agar lebih baik lagi dari

    pembelajaran sebelumnya, begitu juga dengan pertemuan kedua pada siklus II.

    Pada pertemuan pertama ini, siswa sudah bisa melakukan persiapan

    pembelajaran sendiri tanpa perintah dari guru. Siswa juga sudah bisa menerima

    pelajaran dengan baik. Suasana kelas sudah bisa dikendalikan oleh guru. Keadaan

    kelas yang kondusif membuat pembelajaran berjalan lancar. Pada pertemuan

    kedua siklus II ini pun bisa dikatakan sukses. Siswa yang semula tidak patuh pada

    apa yang diinstruksikan oleh guru pada pertemuan tersebut berinisiatif sendiri

    untuk mengikuti alur aktivitas belajar dengan baik tanpa diperintah. Seperti pada

    saat memperhatikan penyampaian materi oleh guru, tanpa diperintah untuk

    menyimak baik-baik, siswa sudah memperhatikan dengan antusias dan sungguh-

    sungguh tanpa aba-aba.

    Pertemuan II

    Selanjutnya, pada pertemuan kedua, siswa juga secara individu untuk

    menemukan gagasan tiap paragraf pada masing-masing artikel, gagasan

    keseluruhan teks artikel, dan membandingkan gagasan dua artikel yang berbeda.

    Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode dan teknik pembelajaran yang

    digunakan guru dalam pembelajaran membaca ekstensif artikel sehingga dengan

    mudah siswa memahami penjelasan guru. Guru juga lebih terbuka pada siswa

    sehingga pembelajaran berjalan lancar dan menyenangkan tanpa hambatan.

    Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan inti, siswa merespons

    positif terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Kesalahan yang

    terjadi pada siklus I sudah bisa teratasi pada siklus II. Untuk penggunaan metode

  • 41

    membaca Preview, Read, Review dengan teknik skipping siswa tidak mengalami

    kesulitan karena siswa sudah berlatih pada pertemuan sebelumnya.

    Pertemuan III

    Pertemuan ketiga ini pada dasarnya hampir sama dengan pertemuan II.

    Perbedaannya, peneliti melakukan praktik yang berlangsung di kelas dengan

    menggunakan media Cerita Gambar (Cergam) pada pertemuan ini tercatat

    aktivitas dan tingkat penugasan materi yang diberikan pada siswa selama proses

    mengajar berlangsung. Aktivitas dan penugasan materi siswa tersebut diperoleh

    dari lembar observasi di antaranya; (1) kehadiran siswa pada saat proses

    pembelajaran, (2) siswa yang memperhatikan pada saat pembelajaran, (3)

    kurangnya siswa yang melakukan aktivitas negatif proses pembelajaran

    berlangsung, (4) siswa belajar dengan aktif, dan (5) siswa yang mampu menguasai

    materi dan menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan.

    Pertemuan IV

    Pada pertemuan IV ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui

    keterampilan siswa dalam belajar pada saat menggunakan media Cerita Gambar

    (Cergam). Kemudian peneliti dalam pertemuan ini memberikan hasil belajar

    Bahasa Indonesia siklus II seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa data

    diperoleh dari hasil evaluasi dan observasi dianalisis secara kualitatif dan

    kuantitaif. Setelah itu salah satu perwakilan siswa membagikan hasil lembar kerja

    teman-temannya dan mereka saling menyadari kesalahan dan kebenaran dari apa

    yang telah mereka tulis di lembar kertas jawaban tersebut.

  • 42

    c. Tahap Hasil Obsevasi dan Evaluasi

    Pada siklus II tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran

    berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang dapat dilihat

    sebagai berikut.

    Tabel 1.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran

    Siklus II.

    No Komponen yang diamatiPertemuan

    I II III IV

    1. Banyaknya siswa yang hadir pada saat pembelajaran 18 19 19

    T

    E

    S

    S

    I

    K

    L

    U

    S

    II

    2. Siswa yang memperhatikan pembahasan pada saat

    pembelajaran17 18 19

    3. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada guru 8 5 5

    4. Siswa yang meminta bimbingan kepada guru dalam

    menyelesaikan LKS (tugas)3 2 2

    5. Siswa yang mengerjakan aktivitas lain di kelas

    selama proses belajar mengajar berlangsung2 3 2

    6. Siswa yang kurang aktif maju kedepan dalam

    mepresentasikan cerita teks drama2 2 1

    7. Siswa yang tidak memperhatikan presentase

    menentukan gagasan dari artikel2 3 1

    8. Siswa yang mengajukan pertanyaan berdasarkan

    materi yang di presentasi3 4 4

    9. Siswa yang keluar masuk kelas 2 1 1

  • 43

    Berdasarkan tabel 1.4 di atas bahwa terdapat beberapa komponen yang diamati

    dalam mengobservasi aktivitas siswa pada siklus II di antaranya:

    1. Kehadiran siswa semakin meningkat dan semangat memperhatikan

    pelajaran semakin terlihat, walaupun masih ada beberapa siswa yang kadang

    melakukan kegiatan lain ketika guru sedang menjelaskan.

    2. Sudah terlihat bagus dalam menentukan gagasan.

    3. Keaktifan siswa dalam proses belajar menjawab pertanyaan maupun

    bertanya tentang materi yang dibahas.

    4. Siswa sudah mampu menentukan gagasan dari artikel sesuai struktur dan

    yang dijelaskan oleh guru

    5. Pada siklus II ini siswa sudah mulai berani mengangkat tangan dan

    mempresentasikan hasil kerja sama mereka.

    Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan

    sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat, semua komponen dalam

    rencana pembelajaran telah dilaksanakan peneliti dengan baik. Setelah

    selesai pelaksanaan siklus II, maka peneliti memandang perlu melaksanakan

    evaluasi kedua, untuk mengetahui kemampuan individu siswa terhadap

    penguasaan konsep yang telah diberikan oleh peneliti selama siklus II. Hasil

    evaluasi siswa dapat dilihat pada gambar berikut.

  • 44

    Tabel 1.5 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II

    No Interval skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

    1

    2

    3

    4

    5

    0-49

    50-69

    70-79

    80-89

    90-100

    Sangat rendah

    Rendah

    Sedang

    Tinggi

    Sangat tinggi

    0

    0

    0

    10

    9

    0

    0

    0

    47,37

    52,63

    19 100

    Berdasarkan Tabel 1.5 di atas dapat dikemukakan bahwa 19 siswa kelas IX

    SMP Muhammadiyah 10 Makassar Tidak terdapat kategori sangat rendah dan

    kategori rendah kemudian pada kategori sedang tidak terdapat siswa, pada

    kategori tinggi terdapat 10 siswa atau sekitar 47,37% dan pada kategori yang

    sangat tinggi terdapat 9 siswa atau sekitar 52,63%.

    Persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia pada siswa setelah tindakan

    pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 1.6 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

    Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

    0–69 Tidak tuntas 0 0

    70 – 100 Tuntas 19 100

    JUMLAH 19 100

    Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan kelas yaitu 0%

    siswa yang tidak tuntas dan 100% siswa yang berada dalam kategori tuntas.

    d. Hasil Analisis Refleksi

  • 45

    Pada siklus II peneliti mengalami kesulitan yaitu pada saat pembentukan

    kelompok baru, banyak siswa yang tidak ingin kelompoknya diubah tetapi setelah

    diberikan sedikit arahan mereka menerima satu sama lain. Sehingga pada

    pertemuan berikutnya perhatian, minat dan motivasi belajar serta kerja sama

    antara sesama anggota kelompoknya dalam proses belajar mengajar sudah

    mengalami peningkatan, dilihat dari siswa yang ditunjuk dapat mewakili

    kelompoknya mengerjakan soal di papan tulis dan mengerjakan soal di papan tulis

    dan mengerjakan soal dengan cepat dan benar serta membimbing teman

    sekelompoknya.

    Pada siklus II semangat dan keaktifan siswa semakin ditandai dengan

    memperlihatkan kemajuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa seluruh kegiatan

    pada siklus II ini mengalami peningkatan walaupun masih ada beberapa kegiatan

    yang mengalami penurunan tetapi dibandingkan dengan siklus I yang jauh lebih

    menurun.

    B. Pembahasan Hasil Penelitian

    Dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran metode Inquiry pada Siswa

    Kelas IX SMP Muhammadiyah 10 Makassar yang terdiri atas dua siklus.

    Penelitian ini membuahkan hasil yang signifikan yakni meningkatnya kualitas

    proses dan hasil belajar bahasa Indonesia Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah

    10 Makassar Peningkatan yang terjadi bila dilihat dari tabel 1.5 dan tabel 1.6

    sebagai berikut.

  • 46

    Tabel 1.7 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Selama Pembelajaran Pada

    Siklus I Dan II.

    Siklus

    Nilai Perolehan dari 19 siswa Ketuntasan

    Maks Min Mean Tuntas Tidak tuntas

    I

    II

    70

    95

    65

    80

    70,60

    89,10

    11

    19

    8

    0

    Berdasarkan hasil deskriptif tabel 4.8 dan 4.9 di atas menunjukkan bahwa

    setelah dilaksanakan dua kali tes siklus, peningkatan belajar siswa jelas terlihat

    dengan persentase dari siklus I meningkat hingga 100% pada siklus II. Adapun

    pengayaan atau perbaikan untuk siswa yang tidak tuntas seperti diberikan tugas

    khusus untuk di rumah dan pengaplikasiannya di sekolah sehingga siswa yang

    tidak tuntas tersbeut mendapatkan nilai yang baik dan tuntas.

  • 46

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

    kemampuan menemukan gagasan dari artikel dengan menggunakan metode

    Inquiry pada siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar setelah

    mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan. Peningkatan

    ini dapat dilihat dari hasil tes keterampilan menyimak berita pada siklus I dan

    siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian ketuntasan belajar siswa dengan

    rata-rata 70,60 pada siklus I meningkat menjadi 89,47 pada siklus II. Aktivitas

    siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar mengalami perubahan

    kearah positif. Perubahan yang terjadi dapat dilihat dari terjadinya peningkatan

    aktivitas positif siswa selama kegiatan menemukan gagasan dari artikel dengan

    menggunakan metode Inquiry. sehingga siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah

    10 Makassar dapat berhasil dengan optimal.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dan aplikasinya

    dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka beberapa hal yang disarankan

    sebagai berikut.

    1. Sebagai tindak lanjut penerapan metode Pembelajaran Inquiry kelas IX.A

    SMP Muhammadiyah 10 Makassar pada saat pembelajaran diharapkan

    kepada guru untuk lebih memberikan kebebasan siswa untuk berekspresi dan

    berkreasi untuk dapat menemukan sendiri dan menyimpulkan hubungan

    antara konsep dan rumus-rumus dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

  • 2. Melihat hasil penelitian yang dipeoleh melalui penerapan metode

    Pembelajaran Inquiry pada kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar

    dalam pembelajaran sangat bagus dan cukup efektif, maka diharapkan kepada

    guru-guru agar dapat menerapkan model pembelajaran ini dalam proses

    pembelajaran.

  • 47

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktisJakarta: Rineka Cipta.

    Bambang. 2007. Didaktik Metodik Pembelajaran Membaca. Semarang:Universitas Negeri Semarang.

    Fitriani, Rizqia. 2011. Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif ArtikelMenggunakan Metode Preview, Read, Review Dengan TeknikSkipping Siswa Kelas Ix D SMPN I Sempor, Kebumen Tahun Ajaran2011/2012. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

    Gulo,W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo.

    Haryadi. 2006. a.Modul: Pokok-Pokok Keterampilan Membaca. Semarang: UnnesPress.

    Haryadi. 2006.b.(Retorika) Membaca:Model, Metode, dan Teknik. Semarang:Rumah Indonesia.

    Hastuti, Sri. 1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta:Depdikbud. Dirjen. Indriastuti,

    Keraf, Gorys. 1994. "Diksi dan Gaya Bahasa". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

    Kholid, dkk. 1998. Membaca I. Depdikbud jakarta

    Moesono, Anggadewo. 2002. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Semarang:Depdiknas.

    Nurhadi. 2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Suatu TeknikMemahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

    - 2005. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

    Rafi”Uddin. (1996). Penelitian Tindakan dapat Dipandang Sebagai Suatu Siklus.Jakarta: PT Bumi Aksara.

    Soedarso. 1999. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

    Sumadiria, Haris. 2005. Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

  • Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

    Sunarti, M Subana. (2009). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia BerbagaiPendekatan, Metode Teknik dan Media Pengajaran. Bandung : CVPustaka Setia

    Suwandi Joko, 2011. Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research.Surakarta : Qinant

    Tampubolon, D.P. 1990. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif danEfisien. Bandung: Angkasa

    Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.

    Wagiran dan Mukh Doyin. 2005. Curah Gagasan. Semarang: Rumah Indonesia.

    Wibowo, Wahyu. 2006. Berani Menulis Artikel. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

    Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya.Jakarta: Depdikbud. Dirjen.

  • RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    (RPP)

    Sekolah : SMP MUHAMMADIYAH 10 MAKASSAR

    Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

    Materi Pokok : Membaca Teks Ekstensif

    Kelas/ Semester : VIII/ 1

    Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan)

    A. KOMPETENSI INTI

    KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

    KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya

    diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

    sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

    masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan

    kawasan regional.

    KI.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

    prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik

    sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

    teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,

    kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak

    mata.

    KI.4 Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara

    kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,

    dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari

    di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

  • B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

    KOMPETENSI

    Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

    3.2 Mengidentifikasi ide pokok

    teks nonsastra dari berbagai

    sumber melalui teknik

    membaca ekstensif

    3.2.1

    3.2.2

    3.2.3

    Mengidentifikasi ide pokok tiap

    paragraf

    Menuliskan kembali isi bacaan

    secara ringkas dalam beberapa

    kalimat

    Mengidentifikasi fakta dan pendapat

    C. TUJUAN PEMBELAJARAN

    Setelah mengikuti pembelajaran tentang teks berita, siswa diharapkan

    dapat:

    1. Siswa dapat mengidentifikasi ide pokok dan ide penjelas tiap paragraf

    2. Siswa dapat menuliskan kembali isi bacaan secara ringkas dalam

    beberapa kalimat buatan sendiri

    3. Siswa dapat mengidentifikasi serta membedakan fakta dan pendapat

    D. MATERI PEMBELAJARAN

    1. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan ide artikel/berita bertopik

    sama dari sumber yang berbeda.

    2. Mengidentifikasi kalimat fakta dan opini dalam artikel sutar kabar.

    3. Membedakan kalimat fakta dan pendapat dalam suatu artikel surat

    kabar.

    E. METODE PEMBELAJARAN

    Pendekatan : Saintifik

    Metode : Inquiry

  • F. SUMBER BELAJAR

    1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia

    Wahana Pengetahuan. Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan

    dan Kebudayaan

    2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia

    Wahana Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementarian Pendidikan

    dan Kebudayaan

    3. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2013. Kamus Besar

    Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

    G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Pertemuan Pertama

    Langkah-langkah Kegiatan Waktu

    Pendahuluan 1. Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti

    pelajaran

    2. Peserta didik dipimpin oleh ketua kelas untuk berdoa

    bersama guru sebelum proses pembelajaran dimulai

    3. Guru mengecek kehadiran siswa

    4. Menggambarkan contoh teks membaca ekstensif sebagai

    pengantar pembelajaran

    5. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran serta

    menjelaskan manfaat belajarmembaca intensif artikel

    6. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok (2

    sampai 3 orang dalam tiap kelompok)

    15 menit

    Kegiatan Inti 1) Mengamati:

    Peserta didik mengamati artikel, yang dibagikan pendidik

    dalam kelompok

    2) Menanya:

    1. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang struktur

    teks artikel

    2. Peserta didik mendiskusikan dan membahas contoh

    dalam buku paket mengenai stuktur membaca ekstensif

    3. Peserta didik menemukan jawaban “sementara” atas

    90 menit

  • berbagai pertanyaan tentang membaca ekstensif

    3) Mengumpulkan data:

    1. Peserta didik menentukan gambar yang merupakan

    membaca ekstensif secara (berkelompok)

    2. Peserta didik mengidentifikasi membaca ekstensif yang

    terdapat pada gambar secara (berkelompok)

    4) Menalar

    1. Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk

    menentukan membaca teks ekstensif

    2. Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

    membaca ekstensif secara (berkelompok)

    Penutup 1. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat simpulan

    hasil diskusi kelas

    2. Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait dengan

    pembelajaran yang baru saja berlangsung

    3. Guru memberikan apresiasi terhadap pembelajaran hari ini

    4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan

    selanjutnya

    15 menit

    Pertemuan Kedua

    Langkah-langkah Kegiatan Waktu

    Pendahuluan 1. Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti

    pelajaran

    2. Peserta didik dipimpin oleh ketua kelas untuk berdoa

    bersama guru sebelum proses pembelajaran dimulai

    3. Guru mengevaluasi kembali pembelajaran sebelumnya

    4. Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan

    pertemuan sebelumnya dan mengaitkannya dengan

    pertemuan hari ini

    5. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan

    pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru

    15 menit

  • Kegiatan Inti 1) Mengamati:

    Peserta didik mengamati membaca ekstensif yang

    diberikan oleh guru

    2) Menanya:

    3) Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang cara

    menjawab membaca ekstensif Mengumpulkan data

    1. Peserta didik berdiskusi untuk menentukan kaidah-

    kaidah kebahasaan yang terdapat dalam membaca

    ekstensif (berkelompok)

    2. Peserta berdiskusi untuk menentukan kesimpulan

    maksud kaidah-kaidah kebahasaan yang dibagikan oleh

    guru

    4) Menalar:

    Peserta didik berkelompok menyusun kesimpulan dari

    kaidah-kaidah kebahasaan dalam membaca ekstensif yang

    dibagikan oleh guru

    5) Mengomunikasikan

    1. Peserta didik berani mempresentasikan hasil diskusi

    kelompok di depan kelas

    2. Peseeta didik memberikan umpan balik dengan saling

    menghargai pendapat teman dan bahasa yang santun

    3. Peserta didik menceritakan kembali isi berita dengan

    pekerjaan yang telah dibuat dan diperlihatkan kepada

    guru (individu)

    90 menit

    Penutup 1. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan

    materi pembelajaran yang telah dipelajari

    2. Peserta didik merefleksi materi yang telah dipelajari

    3. Guru memberikan apresiasi kepada hasil belajar siswa

    4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan

    selanjutnya

    5. Nasihat dan Salam penutup

    15

  • H. PENILAIAN

    1. Penilaian kognitif

    a. Teknik penilaian : Tes tertulis

    b. Bentuk soal : Essai (uraian terstruktur)

    c. Contoh instrumen : Lembar penilaian 1

    2. Penilaian perilaku berkarakter

    a. Teknik penilaian : Non tes

    b. Contoh instrumen : Lembar penilaian 2

    3. Penilaian keterampilan

    a. Teknik penilaian : tes

    b. Bentuk penilaian : rubrik penilaian

    c. Contoh instrumen : Lembar penilaian 3

    Soal :

    Lembar penilaian I

    Penilaian kognitif

    1. Apakah yang dimaksud dengan membaca ekstensif dan apa tujuannya?

    2. Apakah yang lebih dipentingkan dalam membaca ekstensif?

    3. Apa sajakah yang termasuk membaca ekstensif?

    4. Apakah semua informasi dalam berita surat kabar fakta? Mengapa?

    5. Bagaimana ciri-ciri kalimat pendapat?

    Teknik penskoran:

    No soal Bobot Teknik penskoran Nilai siswa

    1 20% NS x 20%

    2 20% NS x 20%

    3 20% NS x 20%

    4 20% NS x 20%

    5 20% NS x 20%

  • Lembar penilaian 2

    Pengembangan karakter

    No Nama Aspek penilaian Jumlah skor

    kerjasama tanggungjawab

    1 2 3 4 1 2 3

    Lembar penilaian 3Penilaian keterampilan

    Menuliskan isi teks berdasarkan ide-ide pokok ke dalam beberapa kalimat.

    No Penilaian Skor

    1 Sesuai dengan isi teks 10

    2 Kurang sesuai dengan isi teks 5

    3 Tidak sesuai dengan isi teks 0

    Nilai = jumlah perolehan skor = …. X 100% = ….

    Skor minimum 10

  • RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    (RPP)

    Sekolah : SMP MUHAMMADIYAH 10 MAKASSAR

    Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

    Materi Pokok : Membaca Ekstensif (Inquiry)

    Kelas/ Semester : VIII/ 1

    Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan)

    A. KOMPETENSI INTI

    KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

    KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya

    diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

    sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

    masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan

    kawasan regional.

    KI.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

    prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik

    sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

    teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,

    kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak

    mata.

    KI.4 Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara

    kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,

    dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari

    di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

  • B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

    KOMPETENSI

    Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

    4.2 Mengidentifikasi teks

    membaca ekstensif melalui

    Inquiry

    4.2.1

    4.2.2

    Memahami isi teks bacaan ekstensif

    dengan memerhatikan unsur-unsur

    yang ada.

    Menuliskan kembali isi bacaan

    secara ringkas melalui metode

    Inquiry

    C. TUJUAN PEMBELAJARAN

    Setelah mengikuti pembelajaran tentang teks ekstensif, siswa diharapkan

    dapat:

    1. Siswa dapat memahami isi teks bacaan ekstensif dengan memerhatikan

    unsur-unsur yang ada.

    2. Siswa dapat menuliskan kembali isi bacaan secara ringkas melalui

    metode Inquiry.

    D. MATERI PEMBELAJARAN

    1. Mengidentifikasi unsur-unsur isi teks bacaan ekstensif bertopik sama

    dari sumber yang berbeda.

    2. Mengidentifikasi kalimat fakta dan opini dalam artikel majalah.

    E. METODE PEMBELAJARAN

    Pendekatan : Saintifik

    Metode : Inquiry

  • F. SUMBER BELAJAR

    1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia

    Wahana Pengetahuan. Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan

    dan Kebudayaan

    2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia

    Wahana Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementarian Pendidikan

    dan Kebudayaan

    3. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2013. Kamus Besar

    Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

    G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

    Pertemuan Pertama

    Langkah-langkah Kegiatan Waktu

    Pendahuluan 1. Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti

    pelajaran

    2. Peserta didik dipimpin oleh ketua kelas untuk berdoa

    bersama guru sebelum proses pembelajaran dimulai

    3. Guru mengecek kehadiran siswa

    4. Menggambarkan isi teks membaca ekstensif sebagai

    pengantar pembelajaran

    5. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran serta

    menjelaskan manfaat belajarmembaca ekstensif artikel

    6. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok (2

    sampai 3 orang dalam tiap kelompok)

    15 menit

    Kegiatan Inti 1) Mengamati:

    Peserta didik mengamati artikel, yang dibagikan pendidik

    dalam kelompok

    2) Menanya:

    1. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang unsur-

    unsur teks artikel

    2. Peserta didik mendiskusikan dan membahas contoh

    90 menit

  • dalam buku paket mengenai unsur-unsur membaca

    ekstensif

    3. Peserta didik menemukan jawaban “sementara” atas

    berbagai pertanyaan tentang membaca ekstensif

    3) Mengumpulkan data:

    1. Peserta didik menentukan gambar yang merupakan

    membaca ekstensif secara (berkelompok)

    2. Peserta didik mengidentifikasi membaca ekstensif yang

    terdapat pada gambar secara (berkelompok)

    4) Menalar

    1. Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk

    menentukan membaca teks ekstensif

    2. Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

    membaca ekstensif secara (berkelompok)

    Penutup 1. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat simpulan

    hasil diskusi kelas

    2. Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait dengan

    pembelajaran yang baru saja berlangsung

    3. Guru memberikan apresiasi terhadap pembelajaran hari ini

    4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan

    selanjutnya

    15 menit

    Pertemuan Kedua

    Langkah-langkah Kegiatan Waktu

    Pendahuluan 1. Peserta didik mempersiapkan diri untuk meng