15
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY TELLING MELALUI MEDIA BONEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD N WATUBONANG 01 KECAMATAN TAWANGSARI TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PGSD Disusun Oleh NUR FITRIA A 510 090 224 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY TELLING

MELALUI MEDIA BONEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA SISWA KELAS I SD N WATUBONANG 01

KECAMATAN TAWANGSARI TAHUN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagai persyaratan

Guna mencapai derajat Sarjana S-1

PGSD

Disusun Oleh

NUR FITRIA

A 510 090 224

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

2

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

3

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

1

ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY TELLING MELALUI MEDIA BONEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD N WATUBONANG

01 KECAMATAN TAWANGSARI TAHUN 2012/2013

NUR FITRIA, A 510 090 224, Jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 145 halaman

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan kemampuan meyimak isi cerita story telling melalui media boneka pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa tahun 2012/2013. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah dengan soal tes, pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase siswa melalui (a) Meningkatkan kemampuan menyimak siswa di dalam setiap siklusnya yaitu, yang meliputi a) siswa tertarik dengan media dan cerita story telling yang digunakan guru sebelum dilakukan tindakan sebesar 42,85% (6 siswa), pada siklus I sebesar 64,28% (6 siswa) dan di akhir pelaksanaan tindakan mencapai 92,85% (13 siswa), b) perhatian siswa terfokus pada aktivitas menyimak isi cerita story telling (tidak berbicara dengan teman, tidak mengantuk, dan lain-lain sebelum dilakukan tindakan sebesar 42,85% (6 siswa), pada siklus I sebesar 57,14% (8 siswa) dan di akhir pelaksanaan tindakan mencapai 78,55 (11 siswa), c) menjawab dengan benar pertanyaan berkaitan dengan isi cerita story telling sebelum dilakukan tindakan sebesar 28,57% (4 siswa), pada siklus I sebesar 42,86% (6 siswa) dan di akhir pelaksanaan tindakan sebesar 85,71% (12 siswa), d) menceritakan kembali isi cerita story telling yang telah disampaikan dengan runtut sebelum dilakukan tindakan sebesar 28,57% (4 siswa), pada siklus I sebesar 35,71% (5 siswa) dan di akhir pelaksanaan tindakan mencapai 78,57% (11 siswa), (b) Meningkatkan hasil belajar siswa yang berupa kemampuan mengerjakan soal-soal dengan benar dan tes lisan dengan menceritakan kembali isi cerita story telling sdengan benar peningkatan yang terjadi yaitu : prosentase ketuntasan yang diperoleh pada pra siklus sebanyak 5 siswa atau sebesar 35,71%, prosentase ketuntasan yang diperoleh siklus I sebanyak 10 siswa atau sebesar 71,43%, prosentase ketuntasan yang diperoleh pada siklus II sebanyak 13 siswa atau sebesar 92,86%.

Kata kunci: Menyimak, Story Telling, Media Boneka

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

2

1. PENDAHULUAN

Suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses berkesinambungan

dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas, tetapi yang lebih

penting adalah bagaimana agar materi yang diterima siswa di kelas dapat

diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan belajar

dan mengajar di Sekolah Dasar keterampilan menyimak menjadi salah satu

bagian keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada peserta didik dan

dikuasai oleh peserta didik. Salah satu bentuk keterampilan menyimak tersebut

adalah keterampilan menyimak isi cerita story telling.

Kualitas pemahaman anak terhadap isi cerita yang disampaikan oleh

gurunya, tergantung dari cara guru menyampaikannya cerita tersebut. Penggunaan

media pembelajaran dan pengembangannya dapat dikatakan berhasil, harus dilihat

dari sudut input , proses, hingga output pembelajaran. Hal ini selain membutuhkan

kesungguhan guru untuk mau mengembangkan metode-metode pembelajarannya,

sesuai dengan kriteria siswa yang dihadapi, juga dituntut adanya kreativitas dan

kecerdasan guru yang tinggi untuk mengkreasikan sumber-sumber pembelajaran

yang ada dan memanfaatkannya secara proporsional.

Perkembangan bahasa anak-anak dapat dilihat dari segi kemampuan

menerima, memahami dan melahirkan semula. Konteks Pengembangan bahasa

atau yang dikenal dengan ketrampilan berbahasa meliputi: mendengarkan,

berbicara, membaca, dan nenulis. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia terutama

dalam kegiatan story telling siswa menggunakan keterampilan berbahasa yaitu

mendengarkan. Menyajikan story telling yang menarik bagi anak-anak bukanlah

hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi anak-anak hanya dapat

berkonsentrasi mendengarkan cerita hanya dalam waktu yang singkat, jika waktu

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

3

mendongeng terlalu lama membuat anak merasa cepat bosan dan tidak antusias

lagi.

Namun masih banyak permasalahan-permaslahan yang terjadi dalam

proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama pada kegiatan

story telling antara lain: (1) Sebagian besar dari siswa juga tidak faham tentang

apa yang diceritakan oleh guru. (2) Siswa cenderung asyik berbicara sendiri

ketika guru sedang membacakan subuah cerita. (3) Siswa merasa bingung ketika

disuruh menceritakan kembali isi cerita tersebut. (4) Siswa merasa kesulitan

memahami tokoh-tokoh dan watak yang ada dalam cerita. (5) Kejenuhan siswa

akibat metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam bercerita tidak

bervariasi. (6) Kemampuan masing-masing siswa dalam memahami isi cerita

berbeda-beda. (7) Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan dan takut

untuk mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar ketika guru

memberi pertanyaan atau meminta peserta didik menceritakan kembali cerita

yang telah mereka simak.

Berpijak dari hal itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasinya. Upaya yang

dilakukan adalah dengan menerapkan media boneka dalam kegiatan story telling.

Penggunaan media boneka merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan memahami isi cerita dalam kegiatan story telling pada

pelajaran Bahasa Indonesia. Media boneka dipilih sebagai alternatif media

pembelajaran karena media boneka sangat dekat dengan dunia anak-anak dan

meskipun boneka termasuk media visual, oleh karenanya media tersebut berguna

untuk memvisualkan cerita yang disampaikan oleh guru. Dengan menggunakan

media boneka tersebut maka dalam penyampaian sebuah cerita akan lebih

menarik dan menyenangkan dari pada tanpa menggunakan media boneka. Siswa

diharapkan lebih mudah dalam menerima isi cerita yang disampaikan oleh guru.

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

4

2. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Setting atau lokasi tempat dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini

adalah di kelas I SD N Watubonang I, yang beralamatkan di desa

Tengklik RT 02/ RW V Kelurahan Watubonang Kecamatan Tawangsari

Kabupaten Sukoharjo Kode Pos 57561.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai dengan

Februari 2013.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Sesuai

dengan variabel yang diambil dalam penelitian, jenis data dalam penelitian

ini adalah data kualitatif (kemampuan menyimak) dan data kuantitatif (hasil

belajar).

C. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data adalah metode

observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.

1. Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati

langsung terhadap objek yang diteliti. Margono (dalam Rubino

Rubiyanto,2009: 75) mendefinisikan ”observasi sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang nampak pada objek

penelitian”. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung di kelas

untuk mengamati setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

5

pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi ini menggunakan lembar observasi

yang telah dipersiapkan.

Menurut Rubino (2009: 75) ada empat jenis observasi dalam penelitian

tindakan kelas:

a. Observasi berpartisipasi, artinya observer berpartisipasi dalam

kehidupan oerang-orang yang akan diobservasi.

b. Observasi non partisipasi artinya observer melakukan observasi di

luar aktivitas observasi.

c. Quasi observasi berpartisipasi artinya observer berpura-pura ikut

dalam kegiatan observasi yang secara nyata ia berfunsgi dalam

kegiatan observer.

d. Observasi sistematik dan non sistematik artinya dalam melakukan

observasi kerangkanya yang akan diperoleh telah dirumuskan,

sebaliknya non sistematik semua gejala yang tampak dicatat.

2. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab

secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan pula. Sukardi

(dalam Rubino, 2011: 67) memberikan istilah dialog interaktif antara peneliti

dan respondent dan dapat pula sepihak artinya peneliti yang bertanya terus.

Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap,

pendapat, atau wawasan. Peneliti dapat melakukan wawancara kepada guru,

peserta didik, maupun kepala sekolah. Hal ini disebabkan adanya beberapa

keuntungan di antaranya pertama, wawancara dapat digunakan untuk

mengecek kebenaran data/ informasi yang diperoleh dengan cara lain. Kedua,

teknik wawancara bisa memungkinkan data yang diperoleh lebih luas, bahkan

bisa memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Ketiga, dengan

wawancara memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang

kurang dipahami oleh siswa yang diwawancarai.

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

6

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto dan data yang relevan dalam penelitian.

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersumber dari

dokumen dan arsip. Dokumen dalam penelitian ini berupa daftar nama siswa,

silabus Bahasa Indonesia kelas I, RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia dan

daftar nilai. Dokumen sebagai bahan dalam perencanaan penelitian sampai

dengan pelaksanaan tindakan.

4. Tes

Metode tes adalah metode yang digunakan untuk mengukur tingkat

pengetahuan, ketrampilan, kemampuan atau bakat siswa melalui sejumlah

pertanyaan atau latihan. Metode tes ini digunakan pada akhir pembelajaran

untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah

dipelajari.

Tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan bercerita siswa

adalah tes lisan dan tes tertulis. Tes ini digunakan untuk memperoleh

gambaran seberapa besar hasil belajar siswa setelah ada peningkatan

kemampuan menyimak isi cerita story telling menggunakan media boneka

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

7

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada Siklus I sampai II mengenai

penggunaan media boneka pada kegiatan menyimak isi story telling dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan pada siswa kelas I SD Negeri

Watubonang 01. Dengan demikian maka hipotesis tindakan dengan pencapaian

indikator menyimak dengan pencapaian ≥ 75% dapat dibuktikan kebenarannya

sebagai berikut:

1. Dengan penggunaan media boneka pada pembelajaran Bahasa Indonesia

siswa kelas I SD Negeri Watubonang 01 tahun ajaran 2012/ 2013 meningkat.

Dibuktikan dengan peningkatan indikator menyimak isi cerita story telling di

setiap siklusnya.

a. Siswa tertarik dengan media dan cerita story telling yang digunakan guru

yaitu pada pra siklus 42,85%, siklus I 64,28% dan siklus II 92,85%.

b. Perhatian siswa terfokus pada aktivitas menyimak isi cerita story telling

(tidak berbicara dengan teman, tidak mengantuk, dan lain-lain) yaitu pada

pra siklus 42,85%, siklus I 57,14% dan siklus II 78,57%.

c. Siswa menjawab pertanyaan dengan benar berkaitan dengan isi cerita

story telling yaitu pada pra siklus 28,57%, siklus I 42,86% dan siklus II

85,71%.

d. Siswa menceritakan kembali isi cerita story telling yang telah disampaikan

dengan runtut yaitu pada pra siklus 28,57%, siklus I 35,71% dan siklus II

78,57%.

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

8

2. Dengan penggunaan media boneka dengan baik dan benar maka kemamapuan

menyimak isi cerita story telling pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa

kelas I SD Negeri Watubonang 01 Tawangsari tahun ajaran 2012/ 2013

meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ketuntasan dari Pra

Siklus ke Siklus I sampai Siklus II, yaitu: nilai siswa pra siklus hingga siklus

II menunjukkan peningkatan kemampuan menyimak isi cerita story telling

menggunakan media boneka dengan melihat tabel perolehan nilai siswa yang

selalu meningkat tiap siklusnya dan rata-rata nilai siswa yang mengalami

peningkatan cukup signifikan.

a. Pra Siklus

Nilai siswa pada pembelajaran menyimak isi cerita story telling siswa

kelas I pada pra siklus perolehan nilai tertinggi antara 71 s/d 80 sebanyak

5 siswa, nilai 61 s/d 70 sebanyak 6 siswa, nilai 51 s/d 60 ada 3 siswa, dan

nilai terendah adalah 41 s/d 50 sebanyak 1 siswa.

b. Siklus I

Nilai siswa pada pembelajaran menyimak isi cerita story telling siswa

kelas I pada siklus I perolehan nilai tertinggi antara 81 s/d 90 sebanyak 2

siswa, nilai 71 s/d 80 sebanyak 8 siswa, nilai 61 s/d 70 ada 3 siswa, dan

nilai terendah adalah 51 s/d 60 sebanyak 1 siswa.

c. Siklus II

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

9

Nilai siswa pada pembelajaran menyimak isi cerita story telling siswa kelas I

pada siklus II perolehan nilai tertinggi antara 81 s/d 90 sebanyak 5 siswa, nilai 71

s/d 80 sebanyak 7 siswa, nilai 61 s/d 70 ada 1 siswa, dan nilai terendah adalah 51

s/d 60 sebanyak 1 siswa.

Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan menyimak isi cerita story

telling dibuktikan dengan nilai hasil belajar yang menglami peningkatan

ketuntasan dari pra siklus ke siklus I dan siklus II, prosentase ketuntasan

yang diperoleh pada pra siklus sebanyak 5 siswa atau sebesar 35,71%,

prosentase ketuntasan yang diperoleh siklus I sebanyak 10 siswa atau

sebesar 71,43%, prosentase ketuntasan yang diperoleh pada siklus II

sebanyak 13 siswa atau sebesar 92,86%.

4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara kolaborasi antara

peneliti dan guru kelas I SD Negeri Watubonang 01 tentang peningkatan

kemampuan menyimak isi cerita story telling pada pembelajaran Bahasa

Indonesia siswa kelas I. Dapat disimpulkan sebagai berikut :

Melalui media boneka dapat meningkatkan kemampuan menyimak isi

cerita story telling pada pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini dapat dilihat dari

indikator kemampuan menyimak siswa dapat memenuhi target dan dibuktikan

dengan hasil belajar siswa dapat memenuhi nilai KKM.

1. Indikator kemampuan menyimak isi cerita story telling

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

10

a) Siswa tertarik dengan media dan cerita story telling yang digunakan guru

yaitu pada pra siklus 42,85%, siklus I 64,28% dan siklus II 92,85%.

b) Perhatian siswa terfokus pada aktivitas menyimak isi cerita story telling

(tidak berbicara dengan teman, tidak mengantuk, dan lain-lain) yaitu pada

pra siklus 42,85%, siklus I 57,14% dan siklus II 78,57%.

c) Siswa menjawab pertanyaan dengan benar berkaitan dengan isi cerita

story telling yaitu pada pra siklus 28,57%, siklus I 42,86% dan siklus II

85,71%.

d) Siswa menceritakan kembali isi cerita story telling yang telah disampaikan

dengan runtut yaitu pada pra siklus 28,57%, siklus I 35,71% dan siklus II

78,57%.

Dalam penelitian ini yang menjadi keberhasilan dalam penelitian ini

adalah peningkatan motivasi , sekurang-kurangnya ≥75% siswa mengalami

peningkatan dalam kemampuan menyimak isi cerita story telling pada

pembelajaran Bahasa indonesia. Dengan perincian indikator berupa:

a) Adanya peningkatan siswa tertarik dengan media dan cerita story telling

yang digunakan guru sebesar ≥75%.

b) Adanya peningkatan perhatian siswa terfokus pada aktivitas menyimak isi

cerita story telling (tidak berbicara dengan teman, tidak mengantuk, dan

lain-lain) sebesar ≥75%.

c) Adanya peningkatan siswa menjawab pertanyaan dengan benar berkaitan

dengan isi cerita story telling sebesar ≥75%.

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

11

d) Adanya peningkatan siswa menceritakan kembali isi cerita story telling

yang telah disampaikan dengan runtut sebesar ≥75%.

Dari indikator pencapaian yang diharapkan peneliti sudah sesuai

target yaitu keberhasilan sekurang-kurangnya 11 siswa atau sebesar

78,57%, sudah tercapai pada siklus II sehingga tidak perlu dilakukan tindak

lanjut lagi karena sudah sesuai dengan harapan peneliti.

2. Presentase kemampuan menyimak isi cerita story telling melalui media

boneka pada pembelajaran Bahasa Indonesia dibuktikan dengan Hasil

Belajar Siswa yang diperoleh pada pra siklus adalah 35,71%, siklus I

adalah 71,43%, pada siklus II prosentase ketuntasan yang diperoleh adalah

92,86%. Sehingga tidak perlu dilakukan tindak lanjut lagi karena sudah

sesuai dengan harapan peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : Raj Grafindo Persada. Cakra, Heru. 2012. Mendongeng dengan Mata Hati. Surabaya: Mumtaz Media.

Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP

UMS .

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY …eprints.ums.ac.id/22884/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan prosentase

12

Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.