Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
IKFI RIZQIA
NIM. 23060160058
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
iii
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
IKFI RIZQIA
NIM. 23060160058
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah
selesai (dari suatu urusan) tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain).”
(Q.S. Al-Insyirah: 6-7)
(Mushaf Al-Azhar Al-Qur’an dan terjemahnya)
“Anda harus mempelajari aturan permainan,
dan kemudian Anda harus bermain lebih baik dari orang lain”
(Albert Einstein)
viii
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya, sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung
Muhammad Saw.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya Bapak Turmudi dan Ibu Nuraeni sebagai wujud baktiku
atas segala dukungan moril ataupun materi, kasih sayang, ketulusan, cinta dan
segala pengorbanan serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya dalam
menggapai cita-cita. Beliaulah motivator, inspirator dan sumber kebahagian
untukku.
2. Adik saya Izda Fuwaida yang senantiasa menemani, memberikan semangat
dalam proses belajar serta memberikan dukungan untuk selalu optimis dan
pantang menyerah.
3. Keluarga besar bani Abu Saeri yang selalu memberikan kritik dan saran guna
perbaikan diri untuk bisa menjadi lebih baik.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd yang senantiasa memberikan motivasi dan
membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh sahabat PMII, DEMA FTIK, Paguyuban Duta IAIN Salatiga, Bidikmisi
angkatan 2016, Ikatan Mahasiswa Demak Salatiga, teman-teman saya serta
Keluarga besar Tadris IPA FTIK IAIN Salatiga (Scientist in Laga ) khususnya
angkatan 2016 yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam berbagi
ilmu.
ix
6. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah mentransfer Ilmu dan pengalamannya.
7. Keluarga KKN Kecamatan Sawangan, Desa Ketep khususnya Dusun Puluhan
dan keluarga PPL SMP Negeri 1 Salatiga yang sudah memberikan pengalaman
berharga dalam sejarah hidupku.
8. Terima kasih kepada pengelola Bidikmisi IAIN Salatiga, berkat beasiswa yang
saya terima dapat membantu segala kebutuhan baik akademik maupun kebutuhan
non akademik.
9. Terima kasih kepada YABISMILLAH IAIN Salatiga, dengan adanya kegiatan-
kegiatan yang wajib dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan soft skill dan
hard skill yang dimiliki.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur dengan ucapan Alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat, karunia serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Materi Zat Aditif dan Zat
Adiktif Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW, berkat doa dan suri tauladan beliau mengilhami setiap langkah
penulis dalam penyusunan skripsi ini. Beliau membawa risalah Islam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan dan mentransformasi umat manusia dari zaman kegelapan
menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam sehingga dapat
menjadi bekal hidup di dunia dan di akhirat.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak
yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati S.Pd., M.Pd selaku ketua Program Studi Tadris IPA
yang telah memberikan izin penyusunan penelitian.
xi
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan memberikan arahan, kritik, saran, waktu, tenaga, dan pikirannya untuk
memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini
5. Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing, mendidik
dan memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis, edukatif, dan inovatif
selama berada di lingkungan Kampus IAIN Salatiga.
7. Teman-teman seperjuangan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam angkatan 2016 yang
telah melangkah bersama dalam berproses menimba Ilmu.
8. Ibu Hariyati, S.Pd., M.Pd selaku kepala Sekolah SMP Negeri 1 Salatiga yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Sekolah
yang menjadi penelitian penulis.
9. Ibu Mistiana Eni Purwanti, S.Pd.,M.Pd selaku guru IPA yang penulis gunakan
sebagai objek penelitian pada mata pelajaran IPA.
10. Bapak/Ibu guru karyawan SMP Negeri 1 Salatiga yang telah membantu penulis
dalam melaksanakan penelitian.
11. Siswa-siswi kelas VIII H yang telah mendukung dan membantu penulis dalaam
melaksanakan penelitian.
xii
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca
pada umumnya.Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Salatiga, 12 Maret 2020
Penulis
Ikfi Rizqia
NIM. 23060160058
xiii
ABSTRAK
Rizqia, Ikfi. 2020. Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Materi Zat Aditif dan Zat
Adiktif Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group
Investigation pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020. Skripsi, Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Cooperative Learning; Group Investigation; Minat; Hasil Belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar
IPA materi zat aditif dan zat adiktif melalui model pembelajaran Cooperative
Learning tipe Group Investigation pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga tahun
pelajaran 2019/2020.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam
penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas VIII H SMP Negeri 1
Salatiga yang berjumlah 30 siswa dengan rincian 12 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan. PTK ini terdiri dari 2 siklus dimana setiap siklusnya merupakan rangkaian
kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket, lembar
observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah
membandingkan pencapaian nilai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan
ditandai dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
cooperative learning tipe group investigation dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Salatiga materi zat aditif dan zat adiktif.
Peningkatan minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA terlihat dari minat belajar
siswa pada siklus I dimana siswa setuju terhadap penggunaan model pembelajaran
cooperative learning tipe group investigation. Sebanyak 7 siswa dari 30 siswa atau
23,3% memperoleh skor minat belajar ≥ 60 dengan rata-rata 55,1. Pada siklus II
sebanyak 27 siswa dari 30 siswa atau 90% yang memperoleh skor minat belajar ≥ 60
dengan nilai rata-rata 66,03 menunjukkan bahwa siswa sangat setuju terhadap
penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation.
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil Penelitian Tindakan
Kelas pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 13 siswa dari 30 siswa atau 43,3%
dari 100% dengan rata-rata 74,3. Sementara pada siklus II terdapat sebanyak 26 siswa
atau 86,7% yang tuntas dari KKM dan 4 siswa atau 13,3% yang tidak tuntas dari
KKM dengan nilai rata-rata siswa 81,17.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................................ i
HALAMAN BERLOGO IAIN SALATIGA ................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................................... 8
F. Definisi Operasional ................................................................................. 10
G. Metode Penelitian ..................................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan ............................................................................... 22
BAB II : LANDASAN TEORITIK ............................................................... 24
A. Kajian Teori .............................................................................................. 24
1. Hasil belajar ........................................................................................ 24
a. Pengertian Hasil Belajar .............................................................. 24
b. Ciri-Ciri Hasil Belajar .................................................................. 27
c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................... 28
2. Minat ................................................................................................... 31
a. Pengertian Minat .......................................................................... 31
b. Ciri-Ciri Minat ............................................................................. 32
c. Fungsi Minat ................................................................................ 35
xv
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)........................................................... 36
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam............................................. 36
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam .................................................. 38
4. IPA Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif ............................................... 38
a. Zat Aditif ...................................................................................... 38
b. Zat Adiktif .................................................................................... 51
c. Dampak Penggunaan Zat Adiktif Bagi Kesehatan ...................... 54
5. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation
a. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learningtipe
Group Investigation ..................................................................... 56
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe
Group Investigation ..................................................................... 61
c. Kelebihan dan kekurangan ModelPembelajaran Cooperative
Learning tipe Group Investigation............................................... 63
B. Kajian Pustaka .......................................................................................... 64
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................ 68
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Salatiga ................................................ 68
1. Identitas Sekolah ................................................................................ 68
2. Visi Misi............................................................................................. 69
3. Keadaan Siswa ................................................................................... 70
4. Subjek Penelitian ............................................................................... 71
B. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 73
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .......................................................... 73
a. Perencanaan ................................................................................ 74
b. Pelaksanaan ................................................................................. 74
c. Pengamatan ................................................................................. 78
d. Refleksi ....................................................................................... 79
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ......................................................... 80
a. Perencanaan ................................................................................ 80
b. Pelaksanaan ................................................................................. 81
c. Pengamatan ................................................................................. 85
d. Refleksi ....................................................................................... 85
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 87
A. Uji Coba Instrumen ................................................................................... 87
B. Deskripsi Tiap Siklus dalam Penelitian .................................................... 91
1. Siklus I ............................................................................................... 92
2. Siklus II .............................................................................................. 97
C. Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Antar Siklus .................................. 114
BAB V : PENUTUP ....................................................................................... 122
A. Kesimpulan ............................................................................................... 122
B. Saran ......................................................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 125
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 128
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Keadaan Siswa SMP N 1 Salatiga ........................................... 70
Tabel 3.2 Daftar Nilai Pra Siklus Kelas VIII H SMP N 1 Salatiga ................. 71
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 74
Tabel 4.1 Validitas ........................................................................................... 87
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Soal dengan SPSS 22.0 ..................................... 88
Tabel 4.3 Tingkat Reliabilitas .......................................................................... 88
Tabel 4.4 Kategori Taraf Kesukaran ................................................................ 89
Tabel 4.5 Tingkat Kesukaran Butir Soal .......................................................... 89
Tabel 4.6 Kategori Daya Pembeda .................................................................. 90
Tabel 4.7 Hasil Uji Pembeda Butir Soal .......................................................... 90
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................................. 92
Tabel 4.9 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I ................................................ 94
Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................................................... 97
Tabel 4.11 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II ............................................. 99
Tabel 4.12 Skala Likert .................................................................................... 101
Tabel 4.13 Klasifikasi Angket Respon Siswa .................................................. 101
Tabel 4.14 Perolehan Skor Minat Siklus I ....................................................... 102
Tabel 4.15 Perolehan Skor Minat Siklus II ...................................................... 106
Tabel 4.16 Hasil Pengamatan terhadap Guru Siklus I ..................................... 109
Tabel 4.17 Hasil Pengamatan terhadap Guru Siklus II .................................... 112
Tabel 4.18 Rekapitulasi Minat Belajar Siswa .................................................. 114
Tabel 4.19 Data Hasil Belajar Rata-Rata Antar Siklus .................................... 115
Tabel 4.20 Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus ................................... 116
Tabel 4.21 Peningkatan Persentase Hasil belajar Siswa .................................. 119
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas ............................. 14
Gambar 2.1 Contoh Pewarna Alami ................................................................ 41
Gambar 2.2 Contoh Pemanis Alami................................................................. 42
Gambar 2.3 Contoh Pengawet Alami .............................................................. 43
Gambar 2.4 Contoh Penyedap Alami .............................................................. 43
Gambar 2.5 Contoh Pemberi Aroma Alami ..................................................... 44
Gambar 2.6 Contoh Pengental Alami .............................................................. 45
Gambar 2.7 Contoh Pengemulsi Alami ........................................................... 46
Gambar 2.8 Contoh Pewarna Buatan ............................................................... 47
Gambar 2.9 Contoh Pengawet Buatan ............................................................. 49
Gambar 2.10 Contoh Penyedap buatan ............................................................ 50
Gambar 2.11 Contoh Pemberi aroma buah murbei .......................................... 51
Gambar 2.12 Contoh Narkotika ....................................................................... 52
Gambar 2.13 Contoh Psikotropika ................................................................... 53
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I............................................... 95
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II ............................................. 99
Gambar 4.3 Diagram Minat Belajar Siswa Siklus I ......................................... 104
Gambar 4.4 Diagram Minat Belajar Siswa Siklus II ....................................... 108
Gambar 4.5 Diagram Batang Data Hasil Belajar Rata-Rata Antar Siklus ....... 115
Gambar 4.6 Diagram Persentase KKM Siswa Antar Siklus ............................ 116
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I .................................................................................. 129
Lampiran 2 RPP Siklus II ................................................................................ 152
Lampiran 3 Lembar Soal Siklus I dan Kunci Jawaban .................................... 173
Lampiran 4 Lembar Soal Siklus II dan Kunci Jawaban ................................... 179
Lampiran 5 Hasil Ulangan Siklus I .................................................................. 185
Lampiran 6 Hasil Ulangan Siklus II ................................................................ 186
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ............................................... 187
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ............................................. 190
Lampiran 9 Angket Minat Belajar Siklus I ...................................................... 193
Lampiran 10 Angket Minat Belajar Siklus II ................................................... 195
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas ...................................................................... 197
Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 198
Lampiran 13 Hasil Kesukaran Soal.................................................................. 199
Lampiran 14 Hasil Daya Beda Soal ................................................................. 200
Lampiran 15 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing ....................................... 201
Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................. 202
Lampiran 17 Surat Selesai Penelitian .............................................................. 203
Lampiran 18 Lembar Konsultasi Skripsi ......................................................... 204
Lampiran 19 SKK ............................................................................................ 211
Lampiran 20 Foto Kegiatan ............................................................................. 222
Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 225
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja
untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok
dan mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
(Sugihartono dkk, 2012: 3). Pendidikan memiliki kedudukan yang penting karena
pendidikan merupakan suatu rangkaian proses menemukan dan mengembangkan
diri sendiri dalam keseluruhan dimensi kepribadian. Pesatnya perkembangan
zaman menuntut adanya tenaga-tenaga terdidik, terlatih, terampil serta memiliki
keahlian dengan kemampuan yang dapat diandalkan untuk mengajar dan
mengiringi perkembangan ilmu pengetahuan.
Upaya untuk meningkatkan pendidikan adalah melalui proses belajar.
Hamalik (2011) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah
laku berkat pengalaman dan latihan. Pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa setiap orang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami
perubahan tingkah laku. Proses pengajaran merupakan salah satu komponen yang
paling penting dalam lingkup pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dalam
proses tersebut meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Usaha
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu proses belajar maka
diperlukan suatu cara belajar yang efektif dan efisien.
Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan dijenjang pendidikan menengah
2
pertama yaitu SMP/MTs sederajat. Pembelajaran selama ini cenderung hanya
mengutamakan pengembangan aspek intelektual dengan buku teks pegangan
guru menjadi sumber belajar utama. Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu
membutuhkan profesionalisme guru yang memadai. Guru harus memiliki cukup
ilmu dalam menyampaikan pengetahuan IPA secara utuh. Selain itu, dalam
penyampaian IPA secara terpadu diperlukan suatu sarana berupa metode dan
model pembelajaran yang sesuai (Zaini, dkk, 2008).
Pada pelaksanaannya dilapangan terdapat beberapa guru yang belum
sesuai dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga penyampaian materi
banyak dilakukan dengan cara ceramah. Banyak teori yang didapat oleh siswa
akan tetapi masih kurang dalam prakteknya. Selain metode, pemilihan model
pembelajaran harus mendukung dan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan siswa dalam memahami
suatu materi pembelajaran.
Salah satu materi yang ada didalam Mata Pelajaran IPA kelas VIII
semester 1 adalah Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif. Materi tersebut penting dan
wajib dipelajari oleh seluruh siswa SMP Negeri 1 salatiga. Mata pelajaran ini
diberikan kepada siswa untuk dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memilih
makanan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan QS. Al-
Maaidah ayat 88 yang berbunyi:
نَْوَكُلوُْ مِنوُ ْبِهِْمُؤ ْانَ تمُ ْطَي ِبااْوَاتَّقوُْاَللهْالَّذِي اْرَزقكَُمُْاللهُْحَلاَْلًا اْمِمَّ
3
Artinya : Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya. (QS. Al-Maaidah : 88)(Al-Qur’an dan Terjemah).
Berdasarkan ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah SWT
memerintahkan kepada hamba-Nya agar memakan rezeki yang halal dan baik
yang telah dikaruniakan-Nya kepada manusia. Kata “halal” disini mengandung
pengertian halal bendanya dan halal cara memperolehnya, sedangkan kata “baik”
adalah dari segi kemanfaatannya yaitu mengandung manfaat dari maslahat bagi
tubuh seperti mengandung gizi, vitamin, protein dan sebagainya. Makanan yang
tidak baik sebaiknya dihindari karena selain tidak mengandung gizi, jika
dikonsumsi akan merusak kesehatan tubuh. Makanan halal dan baik dapat kita
ketahui dengan adanya label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetapi
untuk jajanan yang ada di sekolah terutama pedagang kaki lima masih belum ada
label tersebut. Cara mudah mengetahui apakah makanan itu baik untuk di
konsumsi adalah mengetahui ciri-ciri zat yang terkandung didalamnya. Hal
tersebut dapat dipelajari pada mata pelajaran IPA materi Zat Aditif dan Zat
Adiktif.
Suatu pembelajaran membutuhkan sebuah model pembelajaran efektif
yang sesuai dengan kurikulum 2013 untuk meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor
eksternal dan internal. Model pembelajaran merupakan salah satu faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar yang
berasal dari luar diri siswa.
4
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan guru kelas VIIIH SMP Negeri1 Salatiga, ditemukan permasalahan terkait
dengan pembelajaran IPA dikelas VIII H yaitu rendahnya minat belajar dan rata-
rata hasil belajar IPA. Rendahnya minat belajar dapat dilihat ketika proses
pembelajaran berlangsung. Sebagian siswa ada yang mengobrol dengan teman
sebangkunya, mengantuk, melamun ketika guru menjelaskan materi, serta
mencoret-coret buku. Selain aktivitas yang dilakukan sebagian siswa diatas,
pemilihan motode ataupun model pembelajaran yang kurang tepat menyebabkan
siswa terlihat kurang memperhatikan aktivitas positif dalam proses pembelajaran.
Rendahnya minat belajar siswa dapat mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa. Hal ini dapat diketahui ketika siswa diberikan soal, terlihat siswa
kebingungan dalam menentukan jawaban yang benar. Sebagian mereka bisa
mengerjakan dengan benar, dan sebagian lainnya hanya menebak jawaban tanpa
memahami serta menganalisis soal yang diberikan, sehingga hasil belajar siswa
masih banyak yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 80. Alasan minat dan hasil belajar
IPA yang rendah, guru perlu menciptakan model yang tepat agar siswa
mempunyai minat dan hasil belajar yang tinggi. Salah satu alternatif dalam upaya
peningkatan minat dan hasil belajar, peneliti memilih model pembelajaran yang
tepat dan menarik. Model pembelajaran yang dipilih adalah Model pembelajaran
Cooperative Learning tipe Group Investigation.
Menurut Anita Lie (2008:34), pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerjasama
5
dalam mengerjakan tugas terstruktur. Model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation merupakan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi, berargumentasi, dan
mengasah pengetahuan. Pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif
pembelajaran yang menarik yang dapat mencegah timbulnya keagresifan dalam
sistem kompetisi dan keterasingan individual peserta didik tanpa mengorbankan
aspek kognitif yang dimiliki siswa tersebut.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe Group Investigation akan menumbuhkan minat dan hasil belajar
sehingga berdampak positif bagi proses pembelajaran seperti yang dilakukan
oleh penelitian sebelumnya yaitu Hartoto (2016) menyatakan bahwa
pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation dapat menjadikan
siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan
pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan.
Menurut Asthika (2005) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa model
pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation memiliki beberapa
kelebihan antara lain melatih siswa mengidentifikasi dan melakukan
penyelidikan, melatih siswa menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan dan
pemahaman siswa terhadap suatu materi akan semakin mendalam karena siswa
akan dilibatkan penuh sejak awal pembelajaran. Sedangkan kelemahan model
Cooperative Learning tipe Group Investigation adalah membutuhkan keaktifan
anggota kelompok dalam melakukan penyelidikan atau investigasi, serta
memerlukan waktu belajar lebih lama.
6
Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, muncul keinginan peneliti
untuk mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Leraning tipe Group
Investigation dapat menjadikan siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran IPA di sekolah dan memberikan respon balik yang positif, maka
penulis merasa tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan judul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Materi Zat Aditif
dan Zat Adiktif Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Group Investigation pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
Bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group
Investigation dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi zat aditif
dan zat adiktif pada siswa kelas VIII SMP Negeri1 Salatiga tahun pelajaran
2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah: untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar IPA materi zat
aditif dan zat adiktif melalui model pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Group Investigation pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga tahun
pelajaran 2019/2020.
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain. Manfaat dari hasil
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan
tentang penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group
Investigation dalam pembelajaran IPA di SMP serta menambah wawasan
dalam bidang penelitian, pembuatan karya ilmiah dan memberikan
sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis bagi siswa, guru,
sekolah dan peneliti.
a. Bagi Siswa
Meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi zat aditif dan zat
adiktif serta mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami
materi zat aditif dan zat adiktif dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenalkan kepada siswa bagaimana cara belajar dan memahami suatu
materi pelajaran dengan menyenangkan sehingga berdampak pada minat
belajar dan peningkatan hasil belajar siswa.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dipertimbangkan oleh guru sebagai sarana
dalam meningkatkan minat dan hasil belajar IPA, menumbuhkan rasa
8
keingintahuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan serta
mengajak untuk selalu aktif dan kreatif dalam menyelesaikan persoalan
Ilmu Pengetahuan Alam.
c. Bagi Sekolah
Membantu sekolah dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu
pendidikan sekolah karena guru mampu menggunakan model
pembelajaran dengan tepat sesuai materi pembelajaran yang disampaikan.
d. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengetahuan baru baik dalam model pembelajaran
yang digunakan maupun dalam penguasaan kelas serta penguasaan materi
yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar di masa
mendatang.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang
diduga dapat mengatasi permasalahan. Hipotesis adalah dugaan sementara
yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Dapat dikatakan bahwa
hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang harus diuji
kebenarannya (Muryono, 2016: 6).
Menurut Arikunto, dkk (2015: 45) hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Hipo adalah dibawah,
tesis adalah sebuah kebenaran. Hipotesis disebut sementara karena hipotesis
9
merupakan jawaban sementara penelitian yang belum dilakukan, jadi belum
tahu bagaimana hasilnya.
Oleh karenanya, hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe
Group Investigation dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi
Zat Aditif dan Zat Adiktif pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Salatiga
Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
a. Indikator Keberhasilan Individu
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)
apabila dapat mencapai nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu ≥ 80 pada mata pelajaran IPA.
Adapun untuk minat belajar siswa dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah jika siswa mendapatkan skor total dari tabel minat
belajar ≥ 60 maka siklus dikatakan berhasil dan akan berhenti.
b. Indikator Keberhasilan Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas
mendapatkan nilai ulangan harian ≥ nilai KKM (Purwanto, 2009: 102).
SMP Negeri 1 Salatiga telah menetapkan kriteria ketuntasan minimal
pada mata pelajaran yaitu 80.
Adapun indikator keberhasilan minat belajar secara klasikal yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian besar (65%) siswa
memiliki minat belajar dalam poses pembelajaran yang dilihat dari tiga
10
indikator dalam penelitian ini yaitu : perhatian, kejujuran, kesukaan
(Sugiyono, 2015: 93).
F. Definisi Operasional
Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dalam
pembahasan judul dan penelitian tentang peningkatan minat dan hasil belajar
IPA materi zat aditif dan zat adiktif melalui model pembelajaran cooperative
learning tipe group investigation yaitu:
1. Peningkatan
Peningkatan yaitu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas pembelajaran yang menekankan pada proses dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan teknik yang tepat dan waktu yang efektif.
2. Hasil Belajar
Menurut Warso (2017: 14) hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni: (1)
keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; dan (3) sikap
dan cita-cita. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditegaskan bahwa hasil
belajar merupakan perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif,
psikomotor maupun efektif. Hasil belajar mengarah pada tujuan
pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Peserta didik yang berhasil
dalam pembelajaran ditandai dengan tercapainya nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.
11
3. Minat
Minat adalah rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Djaali, 2007: 121). Minat akan timbul
dari kebutuhan seseorang terhadap sesuatu. Seseorang tidak perlu
mendapatkan dorongan dari luar apabila sesuatu yang akan dilakukan cukup
menarik minatnya. Minat seseorang muncul ketika kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu serta keinginan untuk mengetahui,
mempengaruhi, mempelajari suatu hal tanpa ada tekanan dari luar.
4. IPA Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif
Zat aditif merupakan bahan yang ditambahkan dengan sengaja
kedalam makanan atau minuman dalam jumlah kecil saat pembuatan
makanan, sedangkan zat adiktif adalah zat-zat yang apabila dikonsumsi
dapat menyebabkan ketergantungan (adiksi) atau ingin menggunakannya
secara terus menerus (ketagihan).
5. Model Cooperative learning tipe group investigation
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakam
pembelajaran yang aktif, sebab siswa lebih banyak belajar melalui proses
pembentukkan (contructing) dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan
berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu yang merupakan kunci
keberhasilan pembelajaran (Rahayu, 2017).
12
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari
perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan
diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan
sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Pengertian diatas, dapat
dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK adalah jenis penelitian
yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK
dikelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya (Arikunto dkk,
2015: 1). Desain penelitian ini yaitu model spiral, yang dikemukakan oleh
Hopkins, dilakukan dengan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan
(planning),tindakan (action), pengamatan (observing) dan melakukan
refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
Tindakan pada siklus I dan siklus II masing-masing dilakukan dalam
rentang waktu satu kali pertemuan. Setelah kegiatan pembelajaran siklus I
dilaksanakan, maka hasilnya dianalisis dan dilanjutkan pada kegiatan
pembelajaran siklus II. Setelah pembelajaran siklus II, hasil belajar siswa
banyak yang mendapatkan nilai diatas KKM, maka siklus dapat berhenti.
Siklus I dilaksanakan pada materi zat aditif dengan cara menginvestigasi
kandungan bahan kimia pada bungkus makanan dan minuman kemasan yang
dikonsumsi sehari-hari, sedangkan pada siklus II adalah melanjutkan materi
13
yaitu pada pokok bahasan zat adiktif dengan menginvestigasi macam-macam
zat adiktif dalam bentuk gambar dan menganalisis video dampak
penggunaan zat adiktif. Perbedaan pada tiap siklus terletak pada materi
pembelajaran dan media yang digunakan dalam setiap siklusnya.
2. Subjek Penelitian
a. Lokasi
1) Tempat : SMP Negeri 1 Salatiga
2) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
3) Materi Pokok : Zat Aditif dan Zat Adiktif
4) Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Salatiga yang berlokasi di
Jl. RA Kartini No.24, Sidorejo, Kota Salatiga.
b. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2019/2020 tepatnya tanggal 8 November sampai selesai.
1) Siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 November 2019
2) Siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 November 2019
c. Subjek
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas
VIII H SMP Negeri 1 Salatiga. Jumlah siswa keseluruhan dalam kelas
tersebut adalah 30 siswa,dengan rincian 12 jumlah siswa laki-lakidan 18
siswa perempuan,sementara kolaboratornya adalah Ibu Mistiana Eni
Purwanti.
14
3. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
direncanakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan
tiap siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu: planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), reflection (refleksi).Penelitian dilaksanakan
dalam beberapa tahap seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas
(Arikunto, 2007: 74)
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan untuk tiap siklus
pembelajaran sesuai dengan gambar 1.1diuraikan sebagaimana yang tertulis
dibawah ini:
15
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini perlu diketahui kapan, dimana, oleh
siapa, apa, mengapa dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.
Rencana penelitian harus dilakukan bersama antara guru yang akan
melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses
tindakan, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas
pengamat serta mutu kecermatan yang dilakukannya. Pada tahap ini
peneliti memerlukan persiapan untuk merancang kegiatan pembelajaran
IPA dengan materi zat aditif dan zat adiktif yang meliputi:
1) Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
materi Zat Aditif dan Zat Adiktif dengan membuat rancangan
model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group
Investigation.
2) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
3) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran
4) Peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran berupa lembar
observasi kegiatan siswa tentang proses pembelajaran
menggunakan Model Cooperative Learning tipe Group
Investigationuntuk mengetahui kondisi siswa dalam proses
pembelajaran.
16
5) Peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran berupa lembar
observasi kegiatan guru tentang penggunaan model Cooperative
Learning tipe Group Investigation
6) Peneliti menyusun soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
b. Tindakan (Acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dan
menerapkan apa yang telah direncanakan. Penerapan pembelajaran
sesuai dengan pembelajaran yang tertulis pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan tahap perencanaan. Penelitian tindakan kelas
ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Tindakan ini dilakukan
untuk mengetahui minat dan hasil belajar siswa setelah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative
learning tipe Group Investigation. Kegiatan pembelajaran terdiri dari
tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Pengamatan (Observing)
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
mengetahui sejauh mana dampak dari tindakan penelitian yang
dilakukan. Mendapatkan data yang akurat perlu disusun instrumen yang
valid. Instrumen yang valid adalah yang dapat mengukur apa yang
hendak diukur dengan tepat. Pada tahap pengamatan ini guru
melakukan pengamatan terhadap siswa, dalam tahap ini observer
berperan mengumpulkan data berupa aktivitas siswa selama proses
17
pembelajaran berlangsung dengan lembar pengamatan/observasi.
Kegiatan ini dapat dilakukan bersama dengan guru sebagai mitra
peneliti. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menilai hasil
observasi menggunakan format lembar observasi.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dipahami sebagai
kegiatan analisis sintesis, pemaknaan, penjelasan dan evaluasi terhadap
informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan. Kegiatan refleksi
tidak hanya diarahkan pada guru, melainkan seluruh konteks
pembelajaran yang dilakukannya, termasuk siswa dan lingkungannya.
Data yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan kemudian
dikumpulkan untuk dianalisis dan diadakan refleksi terhadap hasil
analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui apakah terjadi
peningkatan minat dan hasil belajar atau tidak terjadi peningkatan,
dengan melakukan beberapa hal diantaranya :
(1) Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana
kompetensi yang ingin dicapai telah dikuasai siswa.
(2) Melakukan evaluasi mekanisme tindakan meliputi pembahasan
evaluasi tentang proses pembelajaran, LKPD, diskusi dan lain-lain.
(3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang
dituangkan dalam rencana tindakan pada siklus berikutnya.
(4) Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
18
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara
mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Melakukan
pengamatan terhadap guru dan siswa. Observasi merupakan suatu cara
untuk melaksanakan evaluasi dengan model pengamatan dan pencatatan
sistematis, logis dan rasio mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara
mengambil gambar dari objek yang diteliti. Data yang akan dikumpulkan
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilai-nilai ulangan
siswa, data nilai sebelum penerapan model siklus pembelajaran, dan foto-
foto sebagai bukti saat kegiatan pembelajaran berlangsung menggunakan
model cooperative learning tipe group investigation.
c. Tes
Tes adalah teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan siswa melalui sejumlah
pertanyaan atau latihan. Tes ini di berikan kepada siswa pada setiap
siklus, untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan peserta didik
dalam setiap tahapan yang di lakukan. Tes dilakukan setelah siswa
melaksanakan pembelajaran IPA materi zat aditif dan zat adiktif melalui
19
model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation
dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan
antara siklus pertama dengan siklus kedua. Bentuk tes yang diberikan
berupa tes objektif pilihan ganda 4 options (a, b, c, dan d).
d. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.
Angket merupakan kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri
pribadi atau hal-hal yang ia ketahui.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan instrumen yang digunakan dalam merencanakan
pembelajaran di kelas dan digunakan oleh guru untuk melakukan
pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning
tipe Group Investigation. RPP ini juga digunakan sebagai rencana yang
menggambarkan prosedur pembelajaran yang digunakan oleh guru
sebagai acuan ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta
mengetahui kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi.
20
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran, berupa lembar
pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa.
c. Soal
Soal adalah alat tes yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap materi yang telah
disampaikan dalam proses pembelajaran. Soal tes ini berisi pertanyaan-
pertanyaan pilihan ganda.
d. Angket
Angket merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan yang tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang
pembelajaran yang telah dilaksanakan atau hal-hal lain yang ingin
diketahui. Angket yang digunakan berisi pernyataan tentang proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative
learning tipe group investigation.
6. Analisis Data
Analisis data merupakan usaha untuk memilih, membuang,
menggolongkan, menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan data
untuk mendukung tujuan penelitian. Penelitian ini analisis data dilakukan
dengan membandingkan antara hasil nilai setiap siklus dengan KKM yang
telah ditentukan oleh sekolah yaitu 80.
21
Teknik analisis data dalam penelitian ini untuk menguji minat dan
hasil belajar IPA materi zat aditif dan zat adiktif kelas VIII H semester 1
SMP Negeri 1 Salatiga dengan cara memberikan tes pada tiap siklusnya.
Hasil belajar siswa dianalisis dengan membandingkan antara nilai sebelum
penelitian dengan nilai setelah dilakukan penelitian. Jika nilai siswa masih di
bawah KKM, maka dikatakan belum tuntas, dan untuk nilai sama dengan
atau lebih dari KKM maka bisa dikatakan tuntas.
Untuk menghitung ketuntasan belajar secara keseluruhan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
x̅ = ∑ 𝑥
𝑛
Dimana
x̅ = Rata-rata hasil belajar siswa
∑ 𝑥 = Jumlah total nilai seluruh siswa
𝑛 = Jumlah total siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
𝑃 = ∑ 𝑛1
∑ 𝑛 × 100%
Dimana
𝑃 = nilai ketuntasan belajar klasikal
∑ n1 = Jumlah siswa tuntas belajar individual (persentase ≥ 85%)
∑ n = Jumlah total siswa
22
H. Sistematika Penulisan Laporan
1. Bagian Awal
Bagian awal laporan terdiri dari Halaman Sampul, Lembar Logo
IAIN, Halaman Judul, Pesetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan,
Pernyataan Keaslian Tulisan, Motto dan Halaman Persembahan, Kata
Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar
Lampiran.
2. Bagian Inti
a. BAB I : Pendahuluan, pada bagian pendahuluan berisi beberapa bagian
yaitu Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan,
Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
b. BAB II : Landasan Teori yang mencakup Kajian Teori dan Kajian
Pustaka. Pada bab ini dibahas kajian teori tentang teori-teori yang
berhubungan dengan peningkatan minat dan hasil belajar IPA materi zat
aditif dan zat adiktif melalui model pembelajaran cooperative learning
tipe group investigation pada siswa kelas VIII. Pada bab ini juga dibahas
kajian pustaka tentang penelitian yang menggunakan model
pembelajaran cooperative learning tipe group investigation. Ada enam
penelitian terdahulu sebagai acuan dan perbandingan hasil dari penelitian
ini. Kajian pustaka dari penelitian terdahulu dapat menjadi salah satu
acuan untuk hasil penelitian yang peneliti lakukan karena peneliti
menggunakan mata pelajaran yang berbeda.
23
c. BAB III : Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini berisi tentang gambaran
umum SMP Negeri 1 Salatiga, keadaan peserta didik SMP Negeri 1
Salatiga, visi dan misi SMP Negeri 1 Salatiga, Subjek Penelitian,
Deskripsi Pelaksanaan Siklus I (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan,
Refleksi) dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus II (Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi).
d. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang mencakup Analisis
Hasil Siklus I, Analisis Hasil Siklus II, dan Pembahasan.
e. BAB V : Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Pada bagian ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
riwayat hidup penulis.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara
etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah
kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai
kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai
sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu,
memahami, mengerti, dan dapat melaksanakan dan memiliki tentang
sesuatu.
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan
secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar,
akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak lain juga merupakan produk
kegiatan berpikir manusia-manusia pendahulunya. Tuntutan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah merupakan
tuntutan kebutuhan manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya. Oleh
25
karena itu, belajar merupakan tuntutan hidup sepanjang hayat manusia
(Uno, 2014: 54).
Pengertian hasil belajar menurut Sujana (2011: 28) adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Menurut Gagne ada lima macam hasil belajar, yaitu:
1) Keterampilan intelektual atau pengetahuan yang mencakup belajar
konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui
penyajian materi di sekolah.
2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-
masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing
individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat, dan berpikir.
3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu
dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang
relevan.
4) Ketrampilan, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.
5) Sikap, yaitu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang yang didasari oleh emosi, dan kepercayaan-kepercayaan.
Menurut penulis dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
suatu ukuran nilai dari metode, model pembelajaran ataupun strategi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan yang dimiliki siswa selama menerima pembelajaran.
Penilaian hasil belajar, dilakukan terhadap proses belajar mengajar untuk
26
mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dalam hal penguasaan
materi pembelajaran oleh siswa, selain itu penilaian tersebut dilakukan
untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang dilakukan
oleh guru.
Interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan
secara sadar, terencana baik didalam maupun di luar ruangan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik ditentukan oleh hasil belajar.
Sebagaimana dikemukakan oleh Yamin (2015: 7), sebuah proses dapat
disebut belajar ketika ada sebuah interaksi yang dinamis dan konstruktif
antara pelaku dengan sesuatu yang sedang dipelajari. Hasil belajar akan
tampak pada beberapa aspek antara lain: pengetahuan, pengertian,
kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, jasmani, etis atau budi
pekerti, dan sikap. Seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar
maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau bebarapa
aspek tingkah laku sebagai akibat dari hasil belajar.
Adapun hasil belajar menurut Bloom (Purwanto 2010: 45) yang
menggolongkan kedalam tiga ranah yang perlu diperhatikan dalam setiap
proses belajar mengajar. Tiga ranah tersebut adalah ranah kognitif,
efektif, dan psikomotor. Ranah kognitif mencakup hasil belajar yang
berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual.
Ranah efektif mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan sikap,
nilai-nilai, perasaan, dan minat. Ranah psikomotor mencakup hasil belajar
27
yang berhubungan dengan keterampilan fisik atau gerak yang ditunjang
oleh kemampuan psikis.
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli mengenai hasil belajar,
maka penulis dapat mendefinisikan bahwa hasil belajar merupakan proses
perubahan kognitif, afektif maupun psikomotorik yang terjadi pada setiap
peserta didik, dibuktikan bahwa peserta didik tersebut telah mengikuti
rangkaian proses pembelajaran dengan hasil yang sesuai dengan apa yang
telah diserap dalam proses pembelajaran.
b. Ciri-Ciri Hasil Belajar
Ciri-ciri hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam
diri individu. Artinya seseorang yang telah mengalami proses belajar
akan berubah tingkah lakunya, tetapi tidak semua perubahan tingkah laku
adalah hasil belajar. Menurut Izzati (2019: 33) perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Perubahan yang didasari, artinya siswa yang melakukan proses
pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan dan keterampilannya
bertambah, sehingga siswa lebih percaya diri.
2) Perubahan yang bersifat berkesinambungan, artinya suatu perubahan
yang telah terjadi menyebabkan tingkah laku yang lain, misalnya
seorang anak yang telah belajar membaca menjadi dapat membaca.
3) Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah
diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi siswa
yang bersangkutan.
28
4) Perubahan bersifat positif, artinya terjadi adanya pertambahan
perubahan dalam diri siswa.
5) Perubahan bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi dengan
sendirinya akan tetapi melalui aktivitas siswa.
6) Perubahan bersifat permanen, artinya perubahan yang terjadi sebagai
hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri siswa.
7) Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi
karena ada sesuatu yang akan dicapai.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2010: 19-28), faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan
faktor psikologis.Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat
dalam diri individu. Sedangkan faktor psikologis adalah faktor psikis
yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain
tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagainya.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri indiviu.
Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal berarti faktor yang
berada diluar diri siswa. Diantaranya yaitu sebagai berikut:
29
a) Lingkungan sosial, dapat dibedakan menjadi:
1. Lingkungan sekolah seperti guru, administrasi dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang
siswa. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat
menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjaditeladan
seorang guru atau administrasi dapat menjadipendorong bagi
siswa untuk belajar.
2. Lingkungan masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan
anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar
siswa. Siswa juga kesulitan ketika memerlukan teman belajar,
diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
3. Lingkungan keluarga, lingkungan ini sangat mempengaruhi
kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua,
letak rumah, pengelolaan keluarga semuanya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara
keluarga, orangtua, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
30
b) Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah:
1. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat,
atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan
tenang. Sebaliknya, jika kondisi alam tidak mendukung,
proses belajar siswa akan terhambat.
2. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga
dan lain sebagainya. Kedua software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi,
dan lain sebagainya.
3. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan kepada siswa).
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa, begitu juga dengan model mengajar
guru disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai model mengajar.
31
2. Minat
a. Pengertian Minat
Istilah minat sebagaimana dapat dilihat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002) diartikan sebagai kecenderungan
hati yang tinggiterhadap sesuatu, gairah, perhatian, keinginan dan
kesukaan. Menurut Nurhasanah (2016) minat belajar adalah sikap
ketaatan pada kegiatan belajar, baik menyangkut perencanaan jadwal
belajar maupun inisiatif melakukan usaha tersebut dengan sungguh-
sungguh.
Minat adalah rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yangmenyuruh (Djaali, 2007: 121). Minat belajar
dapat diukur melalui 4 indikator sebagaimana yang disebutkan oleh
Nurhasanah (2016) yaitu ketertarikan untuk belajar, perhatian dalam
belajar, motivasi belajardan pengetahuan. Ketertarikan untuk belajar
diartikan apabila seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka
ia akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Ia
akan rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan
dengan bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh
antusias dan tanpa ada beban dalam dirinya. Perhatian merupakan
konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan,
pengertian ataupun yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain dari
pada itu. Jadi siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jika jiwa
dan pikirannya terfokus dengan apa yang ia pelajari. Motivasi merupakan
32
suatu usaha atau pendorong yang dilakukan secara sadar untuk
melakukan tindakan belajar dan mewujudkan perilaku yang terarah demi
pencapaian tujuan yang diharapkan dalam situasi interaksi belajar.
Pengetahuan diartikan bahwa jika seseorang yang berminat terhadap
suatu pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang
pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
minat akan timbul dari kebutuhan seseorang terhadap sesuatu. Seseorang
tidak perlu mendapatkan dorongan dari luar apabila sesuatu yang akan
dilakukan cukup menarik minatnya. Minat seseorang muncul ketika
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu serta keinginan untuk
mengetahui, mempengaruhi, mempelajari suatu hal tanpa ada tekanan
dari luar.
b. Ciri-Ciri Minat
Minat belajar antar siswa memang berbeda-beda. Mengembangkan
minat siswa terhadap suatu pelajaran pada dasarnya adalah membantu
siswa melihat bagaimana hubungan antar materi yang dipelajari dengan
dirinya sendiri. Proses ini berarti menunjukan pada siswa bagaimana
pengetahuan atau kecakapan mempengaruhi dirinya dalam belajar. Siswa
perlu menyadari bahwa belajar merupakan suatu sarana untuk mencapai
tujuan yang penting, dan siswa perlu memahami bahwa hasil dari
33
pengalaman belajarnya akan membawa perubahan dan kemajuan yang
positif pada dirinya.
Ada tujuh ciri minat siswa yang dikemukakan oleh Khaerunisa
(2012: 29), bahwa ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Dalam perkembangannya minat juga bisa berubah. Perubahan ini
terjadi selama perubahan fisik dan mental, contohnya perubahan
minat karena perubahan usia.
2) Minat tergantung pada persiapan belajar
Kesiapan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat
seseorang. Seseorang tidak akan mempunyaiminat sebelum mereka
siap secara fisik maupun mental.
3) Minat bergantung pada persiapan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan danminat,
baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian lingkungan
anak, karena lingkungan anak kecil sebatas lingkungan rumah, maka
minat mereka tumbuh dari rumah. Bertambahnya ruang lingkup
mereka menjadi tertarik pada minat orang diluar rumah yang mulai
mereka kenal.
4) Perkembangan minat terbatas
Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan.
Seseorang yang cacat fisik tidak memiliki minatyang sama seperti
teman sebayanya yang keadaan fisiknya normal. Selain itu
34
perkembangan minat juga dibatasi oleh pengalaman yang sangat
terbatas.
5) Minat dipengaruhi oleh budaya
Kemungkinan minat akan lemah jika tidak diberi kesempatan untuk
menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok atau
budaya mereka.
6) Minat berbobot emosional
Minat berhubungan dengan perasaan, bila suatu objek dihayati
sebagai sesuatu yang sangat berharga maka timbulperasaan senang
yang pada akhirnya diminatinya. Bobot emosional menentukan
kekuatan minat tersebut, bobot emosional yang tidak menyenangkan
akan melemahkan minat dan sebaliknya, bobot yang menyenangkan
akan meningkatkan minatnya.
7) Minat dan egosentris
Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap sesuatu baik
manusia maupun barang mempunyai kecenderungan untuk
memilikinya.
Keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari adanya minat. Adanya
minat akan membuat konsentrasi lebih mudah dilakukan sehingga materi
yang dipelajari akan lebih mudah dipelajari. Minat belajar yang tinggi
akan memudahkan siswa dalam pencapaian tujuan belajar. Ciri siswa
yang mempunyai minat belajar yang tinggi dapat dilihat dari usaha yang
35
dilakukannya dalam kegiatan belajarnya. Siswa yang berminat dalam
belajarnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
2) Ada rasa suka dan senang terhadap seuatu yang dimiliki.
3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang
diminati.
4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lain.
5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
c. Fungsi minat
Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab terdapat daya tarik
baginya. Sedangkan jika bahan pelajaran itu menarik siswa maka ia akan
mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar
siswa (Daryanto, 2009:53). Pengaruh minat terhadap suatu kegiatan
sangat besar, karena apabila suatu kegiatan tidak sesuaidengan minat
maka hasilnya akan dicapai tidak maksimal, karena tidakada perasaan
tertarik, perhatian, perasaan senang dan usaha untuk mengetahui atau
mempelajarinya.
Menurut Khaerunisa (2012: 32) minat mempunyai fungsi yaitu
dapat mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan hidup seseorang.
36
Minat juga dapat menjadimotivasi yang kuat bagi seseorang untuk
berhubungan secara aktif, dengan demikian minat dapat dijadikan sebagai
alat pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu sehingga belajar,
bekerja, danberusaha secara aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian para ahli mengenai fungsi minat maka dapat
disimpulkan bahwa fungsi atau peran minat dalam belajar lebih besar
sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa
untukbelajar. Siswa yang berminat pada pelajaran akan tampak
terdorongterus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya
hanyamenerima pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar
tetapisulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya.
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang diperoleh
melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi
untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat
dipercaya (Departemen Pendidikan Nasional, 2006).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris,
yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam. Jadi IPA atau
science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau
ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
ini. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara
37
sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2006: 2).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan
berdasrkan teori (deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan
dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa
pengetahuan konseptual dan metakogitif. IPA juga disebut sebagai
proses, yaitu kerja ilmiah (Wisudawati, dkk, 2017: 22).
IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara
teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil
observasi dan eksperimen (Wisudawati, dkk, 2017: 24).
38
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Menengah
Pertama/ Madrasah Tsanawiyah diantaranya agar peserta didik memiliki
kemampuan:
1. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran
terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
3. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam
(Departemen Pendidikan Nasional, 2006).
4. Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif
a. Zat Aditif
Zat aditif merupakan bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke
dalam makanan atau minuman dalam jumlah kecil saat pembuatan
makanan. Penambahan zat aditif bertujuan untuk memperbaiki
penampilan, cita rasa, tekstur, aroma, dan untuk memperpanjang daya
simpan. Selain itu, zat aditif dapat meningkatkan nilai gizi makanan dan
minuman seperti penambahan protein, mineral, dan vitamin.
Berdasarkan asalnya, zat aditif pada makanan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan.
39
Zat aditif alami adalah zat aditif yang bahan bakunya berasal dari
makhluk hidup, misalnya zat pewarna dari tumbuhan, penyedap dari
daging hewan, zat pengental dari alga, dan lain sebagainya. Zat-zat alami
ini pada umumnya tidak menimbulkan efek samping yang
membahayakan kesehatan manusia. Sebaliknya, zat aditif buatan bila
digunakan melebihi jumlah yang diperbolehkan, dapat membahayakan
kesehatan.
Zat aditif buatan adalah bahan tambahan makanan yang terbuat
dari bahan-bahan kimia. Misalnya bahan pengawet dari asam benzoate,
pemanis buatan dari sakarin, pewarna dari tartrazine, dan lain sebagainya.
Zat aditif buatan harus digunakan sesuai dengan jumlah yang
diperbolehkan dan sesuai fungsinya. Penyalahgunaan pewarna buatan
seperti bahan pewarna tekstil yang digunakan sebagai pewarna makanan
sangat berbahaya untuk kesehatan (Kemendikbud, 2017: 212).
1) Jenis-jenis zat aditif alami beserta fungsinya
Berdasarkan fungsinya, zat aditif alami dapat dikelompokkan menjadi
pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, pemberi aroma, pengental
dan pengemulsi.
a) Pewarna
Zat pewarna adalah zat aditif yang berfungsi untuk
memperbaiki tampilan makanan atau minuman sehingga terlihat
lebih menarik. Pewarna alami memiliki keunggulan, yaitu lebih
sehat dan tidak menyebabkan efek samping apabila dikonsumsi
40
dalam jumlah banyak dibandingkan dengan pewarna buatan.
Namun, pewarna alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu
cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak
diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya
kurang kuat (pucat) dan jenisnya terbatas dan kurang praktis jika
digunakan, karena menggunakan pewarna alami harus dengan cara
mencari ekstrak dari tumbuhan terlebih dahulu.
Berikut ini merupakan bahan-bahan pewarna alami:
(1) Kunyit, untuk memberikan warna kuning
(2) Daun pandan, memberikan warna hijau
(3) Wortel, memberikan warna orange
(4) Strowbery, memberikan warna merah
(5) Gula merah, memberikan warna kecoklatan
(6) Ubi ungu, memberikan warna ungu
Berikut adalah contoh beberapagambar dari pewarna alami
yang mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada
Gambar 2.1.
41
Gambar 2.1 Contoh Pewarna Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
b) Zat pemanis
Pemanis merupakan bahan yang ditambahkan pada
makanan atau minuman sehingga dapat menyebabkan rasa manis
pada makanan atau minuman. Bahan pemanis dikategorikan
menjadi dua jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.
Pemanis alami yang umumnya digunakan untuk membuat rasa
manis pada makanan dan minuman adalah gula pasir (sukrosa),
gula lontar, gula bit, kelapa, tebu, dan madu. Zat pemanis alami
berfungsi sebagai sumber energi karena kaya akan karbohidrat.
Kebanyakan mengkonsumsi bahan pemanis akan menimbulkan
kegemukan hingga obesitas.
42
Gambar 2.2 Contoh Pemanis Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
c) Pengawet
Pengawet adalah zat aditif yang ditambahkan pada
makanan atau minuman yang berfungsi untuk menghambat
kerusakan makanan atau minuman. Kerusakan makanan dapat
disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang tumbuh pada
makanan dan minuman. Cara mengawetkan makanan secara
alami adalah dengan cara pengasinan, pemanisan, pengeringan,
pembekuan/pendinginan,pengalengan/pengemasanserta
penyinaran.
Bahan pengawet alami berasal dari alam, contohnya garam
untuk mengawetkan ikan dan sayuran yang sudah dimasak. Gula
untuk mengawetkan buah-buahan dan cuka untuk mengawetkan
beberapa jenis sayuran yang sudah dimasak seperti acar.Berikut
adalah gambar dari pengawet alami yang sering kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, seperti pada Gambar 2.3.
43
Gambar 2.3 Contoh Pengawet Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
d) Penyedap
Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang
digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. Bahan
penyedap alami yang umum digunakan adalah semua jenis
rempah-rempah seperti bawang putih, bawang merah, garam,
cengkeh, merica, cabai, laos, sereh dan kayu manis. Berikut
adalah contoh penyedap rasa alami dalam kehidupan sehari-hari
dicontohkan seperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Contoh Penyedap Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
44
e) Pemberi Aroma
Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu
pada makanan atau minuman. Penambahan zat pemberi aroma
dapat menyebabkan makanan atau minuman memiliki daya tarik
tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma dapat berasal dari
bahan segar seperti sereh, daun jeruk atau ekstrak dari bahan
alami, diantaranya adalah ekstrak buah nanas, anggur, minyak
atsiri, dan vanili.Berikut beberapa contoh gambar dari pemberi
aroma yang sering dijumpai dikehidupan kita sehari-hari, seperti
pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Contoh Pemberi Aroma Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
f) Pengental
Pengental adalah bahan tambahan yang digunakan untuk
menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang
dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan
tertentu. Bahan pengental alami misalnya pati, gelatin, gum dan
45
agar-agar.Berikut contoh gambar dari pengental yang sering
dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti pada Gambar
2.6.
Gambar 2.6 Contoh Pengental Alami
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
g) Pengemulsi
Pengemulsi adalah bahan tambahan yang dapat
mempertahankan penyebaran (dispersi) lemak dalam air dan
sebaliknya. Contoh zat pengemulsi makanan adalah lesitin yang
terkandung dalam kuning telur maupun dalam kedelai. Lesitin
banyak digunakan dalam pembuatan mayones dan
mentega.Berikut merupakan contoh gambar dari pengemulsi yang
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada
Gambar 2.7.
46
Gambar 2.7 Contoh Pengemulsi Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
2) Jenis-jenis zat aditif buatan atau sintesis beserta fungsinya
Berdasarkan fungsinya, zat aditif buatan atau sintesis dapat
dikelompokkan menjadi pewarna, pemanis, pengawet, penyedap,
pemberi aroma, pengental dan pengemulsi.
a) Zat Pewarna
Pewarna buatan diperoleh melalui proses reaksi (sintesis)
kimia menggunakan bahan yang berasal dari zat kimia sintesis.
Pewarna pada umumnya mempunyai struktur kimia yang mirip
seperti struktur kimia pewarna alami. Penggunakan zat pewarna
buatan secara berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan
tubuh. Pewarna buatan ada yang dibuat khusus untuk makanan
dan ada pula untuk industri tekstil dan cat. Berikut adalah contoh
gambar dari pewarna buatan, seperti pada Gambar 2.8.
47
Gambar 2.8 Contoh Pewarna Buatan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Beberpa bahan pewarna buatan diantaranya:
(1) Tartrazine dan Quineline yellow, untuk memberikan warna
kuning
(2) Fast green FCF, untuk memberikan warna hijau
(3) Sunset Yellow, untuk memberikan warna orange
(4) Comoisine, Amaranth, Erytrosine, dan Allura Red untuk
memberikan warna merah
(5) Indigicarmine dan Brillan Blue FCF, untuk memberikan
warna biru
(6) Violet GB, untuk memberikan warna ungu
b) Zat Pemanis
Pemanis buatan mempunyai rasa manis sama atau lebih
manis dibandingkan dengan pemanis alami. Pemanis buatan
dibuat dengan tujuan sebagai pengganti gula alami. Beberapa
contoh pemanis buatan adalah siklamat, neutam, gliserol, kalium
48
asesulfam, dan sakarin. Pemanis buatan dapat digunakan untuk
menggantikan pemanis alami bagi orang-orang yang tidak
diperbolehkan mengonsumsi pemanis alami. Penderita diabetes
dianjurkan untuk mengkonsumsi pemanis sintetik karena
kandungan kalori pada pemanis sintetik lebih rendah
dibandingkan pemanis alami. Namun, beberapa diantara pemanis
buatan diatas ada yang tidak baik bagi kesehatan tubuh.
Sakarin dan siklamat merupakan pemanis buatan yang
dapat menimbulkan kanker. Oleh sebab itu, penggunaan pemanis
ini dilarang di beberapa Negara. Sebaliknya, bahan pemanis
sintetik ini digunakan secukupnya saja, sebab bila berlebihan
sangat berbahaya bagi kesehatan.
c) Zat pengawet
Bahan pengawet alami hanya dapat mengawetkan makanan
dalam beberapa hari saja. Orang menambahkan bahan pengawet
sintetik agar makanan dapat bertahan lebih lama. Umumnya
makanan dan minuman di toko-toko menggunakan bahan
pengawet ini. Beberapa bahan pengawet sintetik diantaranya
adalah sebagai berikut:
(1) Sulfur dioksida, untuk mengawetkan buah-buahan kering
(2) Asam benzoat dan natrium benzoat, untuk mengawetkan jus
buah dan berbagai jenis buah segar lainnya
49
(3) Sodium nitrit, untuk mengawetkan daging. Pengawet buatan
banyak digunakan dalam usaha industri. Hal ini dikarenakan
keunggulan pengawet buatan yang dapat membuat makanan
bertahan lebih lama dibanding pengawet alami.
Berikut adalah contoh makanan yang sering kita jumpai
sehari-hari dan mengandung bahan pengawet buatan, seperti pada
gambar 2.9
Gambar 2.9 Contoh Pengawet Buatan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
d) Zat penyedap
Selain penyedap alami terdapat penyedap sintetik atau
buatan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti
Monosodium Glutamat (MSG). Kita sering melihat beberapa jenis
penyedap buatan dalam kemasan plastik yang sering ditambahkan
pada makanan yang sedang diolah untuk menghasilkan makanan
yang lezat dan menggugah selera.
MSG merupakan zat yang tidak berasa, tetapi apabila
dicampurkan dengan bahan makanan akan menghasilkan rasa
50
yang sedap. Penggunaan bahan penyedap sintetik terlalu banyak
dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Penggunaan MSG yang
terlalu berlebihan dapat merusak jaringan syaraf.
Monosodium Glutamat (MSG) atau (MNG), senyawa ini
dibuat dari fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri
Micrococcus glutamicus. Banyak ahli kesehatan berpendapat
bahwa penggunaan MSG yang berlebihan dapat menimbulkan
penyakit yang dikenal dengan nama Sindrom Restoran Cina
dengan gejala pusing, mulut terasa kering, lelah, mual, atau sesak
napas. Contoh penyedap rasa buatan dan alami dalam kehidupan
sehari-hari dicontohkanseperti pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Contoh Penyedap buatan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
e) Zat pemberi aroma
Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis disebut
dengan essen. Jenis pemberi aroma buatan atau sintetik yang
sering digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:
51
(1) Oktil asetat, memberikan rasa dan aroma khas buah jeruk
(2) Etil butarat, memberikan rasa dan aroma khas buah nanas
(3) Amil asetat, memberikan rasa dan aroma khas pisang
(4) Amil valerat, memberikan rasa dan aroma khas buah apel
Gambar 2.11 Contoh Pemberi aroma buah murbei
(Sumber : Wahidin, 2018)
b. Zat Adiktif
Zat Adiktif adalah zat-zat yang apabila dikonsumsi dapat
menyebabkan ketergantungan (adiksi) atau ingin menggunakannya secara
terus menerus (ketagihan). Zat adiktif alami yang biasa dikonsumsi
adalah kafein yang ada dalam kopi, dan theine yang ada di dalam I. Zat
adiktif dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) Narkotika, (2)
Psikotropika, dan (3) zat psiko-aktif lainnya.
1) Narkotika
Narkotika merupakan zat berbahaya yang tidak boleh digunakan
tanpa pengawasan dokter. Penggunaan narkotika tanpa pengawasan
dokter adalah melanggar aturan. Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan penurunan atau
52
perubahan kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, dan
menyebabkan ketergantungan bagi penggunanya. Bentuk dari
narkotika seperti pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Contoh Narkotika
(Sumber: Salamadian, 2017)
2) Psikotropika
Zat ini merupakan obat yang berkhasiat psiko-aktif yang
memengaruhi mental dan perilaku seseorang. Misalnya orang yang
sulit tidur, bila meminum obat tidur (golongan psikotropika) dapat
menyebabkan tidur nyenyak. Oleh sebab itu penggunaan psikotropika
harus sesuai dengan resep dokter. Contoh dari psikotropika dapat
dilihat pada Gambar 2.13.
53
Gambar 2.13 Contoh Psikotropika
(Sumber: Nurjayanti, 2017)
3) Zat Psiko-Aktif lainnya
Selain narkotika dan psikotropika terdapat zat atau obat lain
yang berpengaruh terhadap kerja saraf pusat jika disalahgunakan atau
dikonsumsi dalam jumlah besar dan dapat menimbulkan dampak yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Beberapa contoh zat psiko-aktif
selain narkotika dan psikotropika adalah nikotin, dan kafein.
Jenis Zat Psiko-Aktif yang banyak digunakan yaitu etanol
(C2H5OH). Zat ini dapat diperoleh secara alami melalui fermentasi
glukosa dengan ragi. Bila seseorang meminum minuman beralkohol,
maka kandungan dalam darahnya akan tinggi dan menyebabkan orang
itu mabuk serta mengalami penurunan kesadaran.
Nikotin terdapat dalam daun tembakau. Daun tembakau ini
biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Akibatnya,
orang yang merokok dapat lebih tahan kantuk atau lebih aktif. Namun
demikian, merokok berbahaya bagi kesehatan tubuh karena dapat
menyebabkan berbagai penyakit.
54
Kafein merupakan zat yang secara alami terdapat dalam kopi.
Meskipun kafein merupakan zat psiko-aktif, namun tidak ada
larangan dalam penggunaannya. Hal ini disebabkan kafein merupakan
stimulus yang mampu meningkatkan kerja otak. Mengkonsumsi kopi
tidak dilarang, tetapi tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara
berlebihan.
c. Dampak Penggunaan Zat Adiktif bagi Kesehatan
1) Dampak Penggunaan Narkotika
Penggunaan heroin, morfin, opium dan kodein dalam jangka
pendek dapat menghilangkan rasa nyeri, ketegangan berkurang, rasa
nyaman, diikuti perasaan seperti mimpi dan mengantuk. Penggunaan
jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan, meninggal
karena overdosis, menyebabkan sembelit, gangguan siklus
menstruasi, dan impotensi. Jika dalam penggunaannya menggunakan
jarum suntik yang tidak steril, maka dapat tertular berbagai jenis
penyakit berbahaya seperti hepatitis dan HIV/AIDS.
2) Dampak Penggunaan Psikotropika
Penggunaan ekstasi (metilen metamfetamin/MDMA) dan sabu
(metamfetamin) dalam jangka pendek dapat menyebabkan terjaga
(tidak tidur), rasa riang, perasaan melambung, rasa nyaman, dan
meningkatkan keakraban. Namun setelah itu akan timbul rasa tidak
enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat, rasa haus, badan
gemetar, jantung berdebar, dan tekanan darah meningkat. Jangka
55
panjang dapat menyebabkan kurang gizi, anemia, penyakit jantung,
gangguan jiwa dan pembuluh darah di otak dapat pecah sehingga
mengalami stroke atau gagal jantung yang mengakibatkan kematian.
3) Dampak Penggunaan Zat Psiko-Aktif lainnya
Selain nikotin, dalam rokok juga terdapat sekitar 4.000 senyawa,
termasuk tar dan karbon monoksida yang berbahaya bagi tubuh.
Senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan kanker paru, penyempitan
pembuluh darah, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan
impotensi.
Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam
pembukuh darah, menuju otak dan menekan kerja otak. Akibat jangka
pendek dari mengonsumsi yaitu mabuk, keinginan untuk merusak dan
dapat menyebabkan kecelakaan akibat mengendarai kendaraan dalam
keadaan mabuk. Jangka panjang juga dapat merusak hati, merusak
kelenjar getah lambung, kerusakan saraf, menyebabkan gangguan
jantung, dan meningkatkan resiko kanker. Ibu hamil pecandu akan
melahirkan bayi yang cacat.
56
5. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation
a. PengertianModel Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group
Investigation
Istilah model pembelajaran sering di maknai sama dengan
pendekatan pembelajaran. Bahkan suatu model pembelajaran terkadang
diberi nama sama dengan nama pendekatan pembelajaran. Sebenarnya
model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada makna
pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Menurut Rusman (2011: 133)
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap
muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan
material/perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film-
film, tipe-tipe, program-program media computer, dan kurikulum sebagai
kursus untuk belajar (Ngalimun, 2017: 37).
Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
57
para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran (Trianto,
2015: 53).
Model pembelajaran Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen
(Rusman, 2011: 202).
Menurut Afandi, muhamad, dkk, (2013: 52) Cooperative learning
merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, pada saat
guru mendorong para siswa untukmelakukan kerjasama dalam kegiatan-
kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer
teaching). Ketika melakukan proses belajar-mengajar guru tidak lagi
mendominasi, siswa dituntutuntuk berbagi informasi dengan siswa yang
lainnya dan saling belajar mengajar.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan
dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan
prinsip dasar pokok pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Pelaksanaan
pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari
guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan kepada siswa
58
lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya lebih efektif daripada
pembelajaran oleh guru.
Menurut Rusman (2011: 203) Pembelajaran kooperatif adalah
strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu
kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Proses belajar yang kooperatif,
siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini
siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya
sendiri dan membantu anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar
bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya
seorang diri.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang banyak digunakan dan menjadi pehatian serta dianjurkan oleh para
ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rusman (2011: 205) dinyatakan bahwa: (1) penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan
sekaligus dapat meningkatkan hubungan social, menumbuhkan sikap
toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran
kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis,
memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
pengalaman. Adanya hal tersebut, model pembelajaran kooperatif
diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
59
Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation
Penggunaan model pembelajaran group investigation dapat
membuat siswa aktif dan mengembangkan pengetahuan mereka.
Cooperative learning tipe group investigation memungkinkan siswa
untuk saling bertukar pendapat, saling berinteraksi, bertukar pikiran
mengenai materi yang mereka pelajari. Siswa dibagi berkelompok-
kelompok yang anggotanya empat sampai lima orang secara heterogen,
guru memberikan suatu masalah kemudian guru membagikan tugas pada
setiap kelompok untuk didiskusikan dan dianalisis, selanjutnya mereka
mempresentasikan hasil diskusi mereka. Penggunaan pembelajaran group
investigation dapat melatih siswa berbicara di depan, melatih siswa
bertanggung jawab terhadap kelompoknya dan juga melatih kerjasama.
Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran group investigation pada mata pelajaran IPA, karena
dengan menggunakan model group investigation guru dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah bersama teman
kelompoknya dengan mudah yaitu dengan saling bertukar fikiran
mengumpulkan informasi kepada teman sekelompoknya (Wahidin, 2018)
Model pembelajaran group investigation merupakan salah satu
model pembelajaran yang sesuai dengan teori belajar konstruktivisme.
Model pembelajaran GI merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan pada interaksi individu dalam suatu kelompok untuk saling
bekerjasama sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
60
Hal ini sesuai dengan prinsip teori pembelajaran konstruktivisme
Vygotsky yang juga menekankan pada interaksi individu yang satu
dengan individu yang lain (Pramuningtyas, dkk, 2015).
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
merupakan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi, berargumentasi, dan
mengasah pengetahuan. Pembelajaran group investigation melibatkan
siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan tujuan maupun cara
untuk mempelajarinya. Siswa dituntut memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi dan menemukan konsep dari investigasi yang
mereka lakukan. Siswa mencari informasi, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan, para siswa bertukar pikiran, mendiskusikan,
mengklarifikasi dan mensintesis ide-ide. Model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation merupakam pembelajaran yang aktif, sebab
siswa lebih banyak belajar melalui proses pembentukkan (contructing)
dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta
tanggung jawab individu yang merupakan kunci keberhasilan
pembelajaran (Rahayu, 2017).
61
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe
Group Investigation
Menurut Rusman (2011: 221-222) mengatakan bahwa model
pembelajran Cooperative Learning Tipe Group Investigation memiliki
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi dan mengorganisasikan siswa kedalam kelompok
(para siswa menelaah sumber-sumber informasi, memilih topik, dan
mengategorisasi saran-saran, siswa bergabung ke dalam kelompok
belajar dengan pilihan yang sama, komposisi kelompok didasarkan
atas ketertarikan yang sama dan heterogen, guru membantu atau
memfasilitasi dalam memperoleh informasi.
2) Merencanakan tugas-tugas belajar (direncanakan secara bersama-
sama oleh para siswa dalam kelompoknya masing-masing, yang
meliputi: apa yang kita selidiki, bagaimana kita melakukannya, siapa
sebagai apa-pembagian kerja, untuk tujuan apa diinvestigasi).
3) Melaksanakan investigasi (siswa mencari informasi, menganalisis
data, dan membuat kesimpulan, setiap anggota kelompok harus
berkontribusi kepada usaha kelompok, siswa bertukar pikiran,
mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensistesis ide-ide.
4) Menyiapkan laporan akhir (anggota kelompok menentukan pesan-
pesan esensial proyeknya, merencanakan apa yang akan dilaporkan
dan bagaimana membuat presentasinya, membentuk panitia acara
untuk mengoordinasikan rencana presentasi).
62
5) Mempresentasikan laporan akhir (presentasi dibuat untuk keseuruhan
kelas dalam berbagai macam bentuk, bagian-bagian presentasi harus
secara aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok lainnya),
pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang
telah ditentukan keseluruhan kelas).
6) Evaluasi (siswa berbagi mengenai balikan terhadap apa yang
dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalaman-pengalaman
afektifnya, guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi
pembelajaran, asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman
konsep dan keterampilan berpikir kritis).
Model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group
Investigation ini sangat cocok untuk memulai pembelajaran dimana
karakteristik materi pelajaran tertentu kadang sudah dibahas pada kelas
sebelumnya. Untuk menghindari pengulangan pembahasan topik, model
pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigationperlu
ditanyakan sesuai tingkat pemahaman dan kebutuhan siswa, dapat
diterapkan dengan baik dalam pembelajaran apabila guru benar-benar
mampu menguasaiModel pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Group Investigation. Oleh karena itu, guru harus mampu mengatur
jalannya proses pembelajaran agar pertanyaan siswa tidak keluar dari
konteks yang dipelajari.
63
c. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Cooperative
Learning tipe Group Investigation
Asthika (2005) menyebutkan bahwa model pembelajaran
Cooperative Learning tipe Group Investigation memiliki beberapa
kelebihan, yaitu:
1) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
2) Melatih siswa mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan
3) Melatih siswa menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan
4) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama setiap siswa
5) Meningkatkan partisipasi dari siswa dalam proses pembelajaran
6) Pemahaman siswa terhadap suatu materi akan semakin mendalam karena
siswa akan dilibatkan penuh sejak awal pembelajaran
7) Siswa terlatih untuk bekerja secara sistematis
8) Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
9) Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
Selain Selain kelebihan yang dipaparkan diatas, model pembelajaran
cooperative learning tipe group investigation juga memiliki beberapa
kekurangan, yaitu :
1) Membutuhkan keaktifan anggota kelompok dalam melakukan
penyelidikan atau investigasi
2) Memerlukan waktu belajar lebih lama.
64
B. Kajian Pustaka
Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Hartoto (2016) dalam penelitiannya tentang Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Sejarah Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 1 Punggur Tahun
Pelajaran 2015/2016 dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(72,5%), siklus II (80,0%), dan siklus III (92,5%). Jadi pembelajaran
kooperatif tipe GI dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian
dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan.
2. Gusmawati, Z &Wati (2013) dalam penelitiannya tentang Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation pada peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4
Banjarmasin Tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa
dengan model kooperatif tipe Group Investigation pada pokok bahasan fluida
statis di SMA Negeri 4 Banjarmasin diperoleh dengan persentase ketuntasan
siswa secara klasikal yaitu pada siklus I sebesar 63,33% (tidak tuntas), pada
siklus II sebesar 80,00% (tuntas), dan pada siklus III sebesar 100% (tuntas).
3. Pramuningtyas, Soetarno Joyoatmojo & Kristiani(2014) dalam penelitiannya
tentang Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dengan
65
Mind Mapping Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa SMA
Negeri 5 Surakarta mata pelajaran ekonomi kelas X IPS 1 tahun pelajaran
2014/2015 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar
ekonomi melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI)
dengan mind mapping. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yaitu
sebesar 6,78 (nilai rata-rata pra siklus 72,45 dan nilai rata-rata siklus I 79,23)
dan persentase ketuntasan meningkat 16,31% (persentase pra siklus 50,06%
dan siklus I 74,19%). Prestasi belajar siswa pada siklus II juga terus
mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,36 (nilai rata-rata siklus I 79,23 dan
nilai rata-rata siklus II 84,59) dan persentase ketuntasan meningkat 19,36%
(persentase siklus I 74,19% dan siklus II 93,55%). Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan penerapan model
Group Investigation tersebut.
4. Dewi, R& Susanti (2012) dalam penelitiannya tentang Penerapan Model
Pembelajaran Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Materi Bahan
Kimia pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Temanggung Tahun
Pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa terdapatpeningkatan hasil belajar
kelas eksperimen sebesar 0,59 sedangkan untukkelas kontrol sebesar 0,48.
Ketuntasan belajar pada kelas eksperimen (78,13%) lebihtinggi daripada
kelas kontrol (43,75%). Aktivitas siswa kelas eksperimen 71% (aktif)lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol 55% (cukup aktif). Berdasarkan hasil
tersebutdapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Group
66
Investigation dapatmeningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi
bahan kimia dalammakanan di SMP Negeri 4 Temanggung.
5. Andini (2016) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Cooperative Learning
Tipe Group Investigation Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa
SMA Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa
dari hasil uji t-test memperlihatkanthitung hasil belajaradalah 3,61
danthitungaktivitas adalah 2,87 lebih besar dari ttabelyaitu 1,66. Halini berarti
rerata hasil belajar dan aktivitas siswa kelas eksperimen lebih tinggidaripada
kelas kontrol. Uji hipotesis menggunakan analisis pengaruh antar koefisien
determinasi. Analisis pengaruh terhadap aktivitas diperoleh rb0,48 dengan
kontribusi 23,04% dan analisis pengaruh terhadap hasil belajar diperoleh rb
0,46 dengan kontribusi 21,12%. Jadi, cooperative learning tipe group
investigation berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
XIMIPA SMAN 1 Ambarawa.
6. Restianingsih (2017) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Model
Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Literasi Sains Terhadap
Penguasaan Konsep Materi Gerak Lurus (Gl) SMP It Robbani Kendal
menunjukkan bahwa dari hasil uji hipotesis satu diperoleh korelasi antara GI
terhadap penguasaan konsep diperoleh 0,136 dengan pengaruh sebesar 1,9%
(tidak signifikan) . Hasil uji hipotesis dua didapat korelasi antara literasi sains
dan penguasaan konsep sebesar 0,200 dengan besar pengaruhnya 4%.
Sedangkan untuk korelasi dari GI dan literasi sains terhadap penguasaan
konsep adalah 0,136 dan 0,200 dan pengaruhnya 5,4 %. Berdasarkan hasil
67
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara variable dependent
dan independent namun tidak signifikan.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu
memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation.
Model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation berhasil
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif, sehingga
peneliti berasumsi bahwa model pembelajaran cooperativelearning tipe group
investigation merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
pembelajaran aktif sesuai dengan Kurikulum 2013 pada siswa kelas VIII
SMPNegeri1 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020. Selain memiliki persamaan,
terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti yaitu terdapat pada materi pelajaran, subyek, tempat, waktu
pelaksanaan penelitian dan hasil dari penelitian yang dilakukan.
68
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Salatiga
SMP Negeri 1 Salatiga merupakan sekolah menengah pertama yang
ada di kota salatiga yang telah berdiri sejak jaman penjajahan belanda.
Sebagian bangunan di SMP Negeri 1 Salatiga merupakan bangunan
peninggalan zaman penjajahan belanda dan termasuk dalam cagar budaya
sedangkan sebagian bangunan merupakan bangunan tambahan.
Pada tahun 2008 SMP Negeri 1 Salatiga merupakan sekolah
berstandar internasional sesuai dengan surat keputusan direktorat pembinaan
sekolah menengan pertama direktorat jendral manajemen pendidikan dasar
dan menengah pertama rintisan sekolah berstandar nasional. Kemudian pada
tahun 2013 beredar surat edaran (SE) Nomor 017/MPK/SE/2013 tentang
kebijakan transisi RSBI maka status SMP Negeri1 salatiga kembali menjadi
sekolah regular seperti sekolah lainnya.
Namun SMP Negeri 1 salatiga merupakan sekolah tertua dan
termasuk sekolah favorit di salatiga, hal ini disebabkan SMP Negeri 1
Salatiga penuh dengan prestasi akademik dan non akademik baik tingkat kota
maupun provinsi, sehingga banyak masyarakat bangga kepada SMP Negeri 1
Salatiga. Indikasi keberhasilan SMP Negeri 1 Salatiga mendapatkan peringkat
8 se-Jawa Tengah.
69
2. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Salatiga
Visi dari SMP Negeri 1 Salatiga adalah “Terwujudnya peserta didik
yang terunggul dalam prestasi, berkarakter, berbudi luhur, berdaya saing
internasional, bertaqwa dan ramah lingkungan.
Berdasarkan Visi tersebut, untuk merealisasikannya maka terdapat
misi SMP Negeri 1 Salatiga yaitu:
a. Mewujudkan prestasi dibidang akademik dan non akademik
b. Membudayakan sikap sportif dalam berkompetensi meraih prestasi
c. Memperkokoh IMTAQ dan kepribadian luhur peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari
d. Memotivasi peserta didik dan GTK yang kreatif dan inovatif dengan
memanfaatkan ICT
e. Melaksanakan program penataan sarana prasarana sesuai dengan site plan
jangka pendek, menengah dan panjang.
f. Membiasakan percakapan Bahasa Inggris bagi seluruh warga sekolah
lewat kegiatan ekstra kulikuler
g. Mempraktikkan berbagai kegiatan dan peluang wirausaha bagi peserta
didik
h. Melaksanakan program latihan keorganisasian dan kepemimpinan
i. Membudayakan senyum sapa salam sopan snatun (5S) dan LIMUT
j. Mewujudkan lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang, asri dan
bersih
k. Mewujudkan slogan GRISSA SMART
70
3. Keadaan Siswa
SMP Negeri 1 Salatiga memiliki 24 kelas dengan jumlah keseluruhan
sebanyak 734siswa, yang terdiri dari kelas VII-IX. Lebih jelasnya penulis
sajikan rincian dalam tabel berikut:
Tabel jumlah siswa SMP Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020
Tabel 3.1 Data Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Salatiga
Kelas
VII VIII IX
A 30 32 32
B 30 32 32
C 29 30 32
D 28 30 32
E 28 31 32
F 30 30 32
G 30 32 32
H 28 30
I 30
Jumlah 263 247 224
Total 734
(Sumber: Data SMP Negeri 1 Salatiga)
71
4. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Salatiga
Tahun Pelajaran 2019/2020 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) materi Zat Aditif dan Zat Adiktif. Subjek penelitian adalah guru mata
pelajaran IPA dan siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Salatiga Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga. Jumlah siswa kelas VIII H adalah sebanyak 30 siswa
dengan rincian 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Berikut ini adalah daftar nama siswa kelas VIII H SMP Negeri 1
Salatiga:
Tabel 3.2 Daftar Nilai Pra Siklus Siswa Kelas VIII H
SMP Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
No.
Nama Siswa
Nilai Urut NIS
1 119575 AFE 80
2 119606 AKR 45
3 119610 AUS 60
4 119672 ARJS 80
5 119704 BDQP 55
6 119675 CSRS 60
7 119580 DNZ 40
8 119615 DNAS 45
9 119555 DMR 80
10 119642 EHN 55
11 119677 FFS 60
12 119645 GABK 55
72
13 119649 INC 45
14 119504 MMA 55
15 119592 MFYN 50
16 119594 NA 25
17 119655 NRM 50
18 119685 NAM 35
19 119596 NSUS 60
20 119686 NRT 50
21 119656 NPA 85
22 119630 PAAE 55
23 119598 RRSFF 45
24 119599 RCAS 55
25 119659 REK 55
26 119541 SES 55
27 119632 SPK 40
28 119662 SAB 50
29 119701 SRW 50
30 119513 ZA 60
73
B. Deskripsi Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tanggal 8
November sampai dengan 22 November 2019. Pembelajaran yang diambil adalah
Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi Zat Aditif dan Zat Adiktif. Penelitian ini
dilaksanakan sesuai dengan jadwal mata pelajaran IPA kelas VIII H SMP Negeri
1 Salatiga, sehingga pelaksanaan penelitian berjalan lancar dan tidak mengganggu
mata pelajaran yang lain.
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Waktu Kegiatan
1 8 November 2019 Pelaksanaan Pra Siklus
2 11 November 2019 Pelaksanaan Siklus 1
3 18 November 2019 Pelaksanaan Siklus II
4 22 November 2019 Pengisian Angket Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dua siklus, setiap siklus terdiri dari
beberapa tahapan yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action),
pengamatan (observing) dan refleksi (reflection). Gambaran dari kedua siklus
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal 11
November 2019. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama 2
jam pelajaran atau 2x40 menit. Rincian tiap tahapan kegiatan dan langkah-
langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
74
a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian adalah
tahap perencanaan. Tahap perencanaan siklus I terdiri dari:
1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I
2) Mempersiapkan bahan ajar
3) Mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk observasi. Instrumen
yang perlu disiapkan antara lain:
a) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran;
b) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat pemahaman dan
penguasaan siswa pada materi yang telah disampaikan dalam
pembelajaran;
c) Lembar penilaian sikap dan ketrampilan siswa untuk menilai
bagaimana sikap dan keterampilan siswa selama proses
pembelajaran;
d) Membuat lembar observasi atau angket untuk mengetahui minat
belajar siswa;
e) Lembar pengamatan guru siklus 1 untuk mengamati guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
Pelaksanaan pada siklus I, ibu Mistiana Eni Purwanti selaku guru
IPA kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga memasuki ruang kelas dan
memulai pelajaran. Pada siklus I guru menggunakan model pembelajaran
75
Cooperative Learning tipe group investigation sesuai dalam tahap
perencanaan yang sudah direncanakan dengan peneliti. Peneliti dan teman
sejawat bertindak sebagai pengamat (observer) kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru mata pelajaran IPA kelas VIII yang mengacu pada
RPP. Pokok bahasan pelajaran pada siklus I adalah zat aditif pada
makanan dan minuman. Adapun langkah-langkah kegiatan adalah sebagai
berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.
b) Guru mengecek kehadiran siswa sebagai sikap disiplin.
c) Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
d) Guru mengkaitkan materi pembelajaran yang akan
dilakukandengan pengalaman peserta didik pada materi
sebelumnya.
e) Siswa mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
f) Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
g) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
setelah proses pembelajaran.
76
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan dalam tahapan sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi topik dan membuat kelompok
(1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang
(2) Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari
topik yang telah mereka pilih
(3) Siswa diberikan permasalahan dalam bentuk Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)
(4) Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan
memfasilitasi pengaturan
(5) Siswa diarahkan untuk mengumpulkan dan mengeksplorasi
data dari aneka sumber yang akan digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan di Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)
b) Merencanakan tugas yang akan dipelajari
(1) Siswa merencanakan tugas yang akan dipelajari, bagaimana
mempelajarinya? Siapa melakukan apa? Tujuan atau
kepentingan apa menginvestigasi topik tersebut?
c) Melaksanakan Investigasi
(1) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan
77
(2) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang
dilakukan kelompoknya
(3) Siswa saling bertukar pikiran, berdiskusi, mengklarifikasi, dan
mensintesis semua gagasan
d) Menyiapkan laporan akhir
(1) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka
laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi
(2) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
e) Mempresentasikan laporan akhir
(1) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
(2) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan
pendengarnya secara aktif
(3) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan
penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas
f) Evaluasi
(1) Siswa melakukan refleksi dengan dibimbing oleh guru
terhadap hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Siswa
menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait
pembelajaran
78
(2) Siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik
tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan
(3) Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi
pembelajaran siswa.
3) Penutup
(1) Guru dan siswa mereview hasil kegiatan pembelajaran dan
menyimpulkan secara bersama-sama.
(2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja
baik.
(3) Siswa menjawab kuis tentang materi zat aditif dan zat adiktif
(4) Pemberian tugas untuk mempelajari materi selanjutnya
(5) Guru menutup dengan salam
c. Pengamatan (Observing)
Tahap ini dilakukan sebuah observasi/pengamatan. Tahap ini
dilakukan untuk mengetahui tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Hasil dari pengamatan sikap atau aktivitas
peserta didik dapat ditulis dalam lembar observasi. Selain itu, tahap
observasi ini dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan guru dalam
meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation.
Hasil dari aktivitas guru selama proses pembelajaran dapat ditulis dalam
lembar pengamatan guru.
79
d. Refleksi (Reflection)
Kegiatan refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama guru IPA
setelah selesai kegiatan pembelajaran siklus I dengan melihat hasil lembar
observasi guru dan siswa. Data selanjutnya dianalisis dan disimpulkan
bagaimana hasil belajar siswa dan hasil pembelajaran guru, langkah
berikutnya adalah refleksi dari hasil yang didapat. Hal-hal yang
mendukung serta hal-hal yang menghambat suatu pelaksanaan
pembelajaran siklus I akan dijadikan sebagai bahan refleksi untuk
perbaikan pada siklus berikutnya.
Adapun kegiatan refleksi pada siklus I diperoleh hasil sebagai
berikut:
1) Kesiapan siswa menjelang pembelajaran dimulai terlihat masih kurang
2) Guru belum dapat mengalokasikan waktu yang direncanakan dalam
proses pembelajaran
3) Kurangnya perhatian siswa ketika guru menjelaskan materi
pembelajaran
4) Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam menjawab sebuah
pertanyaan dan dalam menyimpulkan materi diakhir pembelajaran
5) Beberapa siswa masih terlihat ramai sendiri dan tidak berkontribusi
dalam menyelesaikan LKPD yang diberikan
6) Hasil belajar siswa banyak yang belum tuntas dari KKM
80
Berdasarkan berbagai masalah-masalah seperti yang ada di atas,
maka peneliti memberikan solusi atau perbaikan sebagai berikut:
1) Guru mampu mengalokasikan waktu sesuai yang ditentukan supaya
lebih efisien
2) Guru mampu mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum
pelajaran dimulai
3) Memberikan perhatian dan arahan kepada siswa yang masih kurang
dalam penerimaan materi
4) Guru mengajak siswa yang kurang aktif supaya lebih aktif dalam
pembelajaran
5) Guru memberikan nasehat kepada siswa untuk dapat bekerja sama
dengan baik dalam kelompok.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal
18 November 2019. Materi pembelajaran dalam siklus II ini adalah macam-
macam zat adiktif. Rincian tiap tahapan kegiatan dan langkah-langkah
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan siklus II terdiri dari:
1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II
2) Mempersiapkan bahan ajar
3) Mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk observasi. Instrumen
yang perlu disiapkan antara lain:
81
a) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus
II yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran;
b) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat pemahaman dan
penguasaan siswa pada materi yang telah disampaikan dalam
pembelajaran;
c) Lembar penilaian sikap dan ketrampilan siswa untuk menilai
bagaimana sikap dan keterampilan siswa selama proses
pembelajaran;
d) Membuat lembar observasi atau angket untuk mengetahui minat
belajar siswa;
e) Lembar pengamatan guru siklus II untuk mengamati guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
Pelaksanaan pada siklus II, ibu Mistiana Eni Purwanti selaku guru
IPA kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga memasuki ruang kelas dan
memulai pelajaran. Pada siklus II guru menggunakan model
pembelajaran Cooperative Learning tipe group investigation berbantuan
video sesuai dalam tahap perencanaan yang sudah direncanakan dengan
peneliti. Peneliti dan teman sejawat bertindak sebagai pengamat
(observer) kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran
IPA kelas VIII yang mengacu pada RPP. Pokok bahasan pelajaran pada
siklus II adalah menggolongkan macam-macam zat adiktif dalam bentuk
82
gambar dan menganalis video tentang dampak penggunaannya.. Adapun
langkah-langkah kegiatan adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa.
b) Guru mengecek kehadiran siswa sebagai sikap disiplin.
c) Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
d) Guru mengkaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman siswa pada materi sebelumnya.
e) Siswa mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
f) Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
g) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
setelah proses pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan dalam tahapan sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi topik dan membuat kelompok
(1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang
(2) Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari
topik yang telah mereka pilih
83
(3) Siswa diberikan permasalahan dalam bentuk lembar kerja
peserta didik (LKPD)
(4) Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan
memfasilitasi pengaturan
(5) Siswa diarahkan untuk mengumpulkan dan mengeksplorasi
data dari aneka sumber yang akan digunakanuntuk
menyelesaikan permasalahan di lembar kerja peserta didik
(LKPD)
b) Merencanakan tugas yang akan dipelajari
(1) Siswa merencanakan tugas yang akan dipelajari, bagaimana
mempelajarinya? Tujuan atau kepentingan apa
menginvestigasi topik tersebut?
c) Melaksanakan Investigasi
(1) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan
(2) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha
yang dilakukan kelompoknya
(3) Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan
mensintesis semua gagasan
d) Menyiapkan laporan akhir
(1) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka
laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi
84
(2) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara
untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
e) Mempresentasikan laporan akhir
(1) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
(2) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan
pendengarnya secara aktif
(3) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan
penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas
f) Evaluasi
(1) Siswa melakukan refleksi dengan dibimbing oleh guru
terhadap hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Peserta didik
menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
terkait pembelajaran
(2) Siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik
tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan
(3) Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi
pembelajaran siswa.
85
3) Penutup
(1) Guru dan siswa mereview hasil kegiatanpembelajaran dan
menyimpulkan secara bersama-sama.
(2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
berkinerja baik.
(3) Siswa menjawab kuis tentang materi zat adiktif
(4) Pemberian tugas untuk mempelajari materi selanjutnya
(5) Guru menutup dengan salam
c. Pengamatan (Observing)
Tahap ini dilakukan sebuah observasi/pengamatan. Tahap ini
dilakukan untuk mengetahui tingkah laku peserta didik pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil dari pengamatan sikap atau
aktivitas siswa dapat ditulis dalam lembar observasi. Selain itu, tahap
observasi ini dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan guru
dalam meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group
Investigation. Hasil dari aktivitas guru selama proses pembelajaran dapat
ditulis dalam lembar pengamatan guru.
d. Refleksi (Reflection)
Kegiatan refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama guru IPA
setelah selesai kegiatan pembelajaran siklus II dengan melihat hasil
lembar observasi guru dan siswa. Setelah terlaksananya siklus II, terjadi
adanya peningkatan minat dan hasil belajar pada proses pembelajaran
86
dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe
group investigation. Adapun kegiatan refleksi diperoleh hasil sebagai
berikut:
1) Guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik
2) Siswa mulai memperhatikan pelajaran dan mulai aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran IPA
3) Siswa mulai percaya diri dan aktif dalam memberikan pertanyaan
maupun ketika menjawab pertanyaan
4) Minat belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan siklus I.
5) Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran cukup
meningkat sehinga hasil belajar siswa telah banyak mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) jika dibandingkan dengan siklus I.
87
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Coba Instrumen
1. Tes
a. Validitas
Kriteria valid maupun tidak validnya suatu soal ditentukan dari
banyaknya validitas masing-masing soal. Apabila jumlah rpbi < rtabel
maka dikatakan “valid”, akan tetapi apabila rpbi > rtabel, maka tergolong
“tidak valid” dengan taraf signifikansi 5%.
Berikut table kategori menurut Arikunto (2011: 75) :
Tabel 4.1 Kategori Validitas
rpbi Kategori
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2011: 75)
Berdasarkan uji validitas soal yang diujikan pada kelas VIII-A
SMP Negeri 1 Salatiga dengan menggunakan SPSS 22.0 didapatkan hasil
sebagai berikut:
88
Table 4.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal dengan SPSS 22.0
Tingkat
Kesukaran
Soal
Nomor Soal
Total
Valid 1, 2, 3, 4, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 25
20
Tidak Valid 5, 6, 8, 10, 24 5
Jumlah 25
Dari table 4.2 terdapat 20 soal valid dan 5 soal yang tidak valid.
Penulis mengambil 20 soal karena dianggap sudah mencapai indikator. 20
soal tersebut digunakan untuk ulangan harian pada kelas yang akan
digunakan sebagai obyek penelitian yaitu kelas VIII H.
b. Reliabilitas
Instrumen dinyatakan reliabel, jika mempunyai nilai koefisien
alpha, maka digunakan untuk kemantapan alpha yang diinterpretasikan
sebagai berikut (Sugiyono, 2015: 192).
Tabel 4.3 Tingkat Reliabilitas
No. Nilai Alpha Cronbach’s Tingkat Reliabilitas
1. 0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
2. 0,21 – 0,40 Agak Reliabel
3. 0,41 – 0,60 Cukup Reliabel
4. 0,61 – 0,80 Reliabel
5. 0,81 – 1,00 Sangat Reliabel
Sumber: Arikunto (2016: 177)
89
c. Tingkat Kesukaran
Dalam tingkat kesukaran tes, jika banyak subjek peserta tes yang
dapat menjawab dengan benar, maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi.
Sebaliknya, jika hanya sedikit dari subjek yang dapat menjawab dengan
benar, maka taraf kesukarannya rendah (Arikunto, 2011: 210)
Tabel 4.4 Kategori Taraf Kesukaran
Indeks Kesukaran Kategori
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,75 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Sumber: Arikunto (2011: 210)
Berikut hasil uji taraf kesukaran soal dengan menggunakan SPSS 22.0:
Tabel 4.5 Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat
Kesukaran
Nomor Soal Total
Sukar 6, 10, 24 3
Sedang 17, 20, 21, 22, 23 5
Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 18, 19, 25
17
Dari table 4.5 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 3 butir soal
dikategorikan sukar, 5 butir soal dikategorikan sedang dan 17 butir soal
dikategorikan mudah.
90
d. Daya Pembeda
Pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan
antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai (Arikunto,
2016: 177)
Tabel 4.6 Kategori Daya Pembeda
Daya pembeda (D) Kategori
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Sumber: Arikunto (2016: 177)
Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil uji pembeda butir soal:
Tabel 4.7 Hasil Uji Pembeda Butir Soal
No Butir soal rhitung Daya Pembeda
1 soal_1 0.382 Cukup
2 soal_2 0.643 Baik
3 soal_3 0.382 Cukup
4 soal_4 0.408 Cukup
5 soal_5 0.129 Buruk
6 soal_6 0.196 Buruk
7 soal_7 0.553 Baik
8 soal_8 0.267 Cukup
9 soal_9 0.456 Baik
10 soal_10 0.290 Cukup
11 soal_11 0.416 Baik
12 soal_12 0.557 Baik
13 soal_13 0.382 Cukup
14 soal_14 0.612 Baik
15 soal_15 0.498 Baik
16 soal_16 0.382 Cukup
91
17 soal_17 0.505 Baik
18 soal_18 0.553 Baik
19 soal_19 0.435 Baik
20 soal_20 0.379 Cukup
21 soal_21 0.503 Baik
22 soal_22 0.360 Cukup
23 soal_23 0.589 Baik
24 soal_24 0.182 Buruk
25 soal_25 0.839 Baik Sekali
Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 soal yang
dikategorikan baik sekali , 12 soal dikategorikan dengan soal baik, 9 soal
dikategorikan soal cukup baik dan 3 soal yang dapat dikatakan buruk.
2. Non Tes
Pengujian kelayakan instrumen non tes berupa angket dan lembar
observasi dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Salatiga
yaitu Ibu Mistiana Eni Purwanti, S.Pd., M.Pd. Instrumen non tes dapat dilihat
pada lampiran.
B. Deskripsi Tiap Siklus dalam Penelitian
Mata Pelajaran IPA cenderung dianggap sulit oleh sebagian siswa
sehingga banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Beberapa
permasalahan yang terjadi di sekolah yang kami teliti disebabkan oleh beberapa
hal seperti penggunaan metode atau media pembelajaran kurang menarik minat
belajar siswa. Siswa kurang memperhatikan dan kurang memahami secara mudah
materi yang disampaikan oleh guru sehingga menyebabkan hasil belajar tidak
maksimal.
92
Penelitian dan pembahasan pada bagian ini sesuai dengan tujuan penelitian
yaitu untuk mengetahui bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe
group investigation dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa mata
pelajaran IPA materi zat aditif dan zat adiktif pada kelas VIII di SMP Negeri 1
Salatiga tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan dua siklus. Angket respon yang diberikan setiap siklus
digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa dan lembar soal yang diberikan
kepada siswa setiap siklus digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
1. Siklus I
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Siklus I
No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan Urut NIS
1 119575 AFE 80 Tuntas
2 119606 AKR 70 Tidak Tuntas
3 119610 AUS 70 Tidak Tuntas
4 119672 ARJS 65 Tidak Tuntas
5 119704 BDQP 80 Tuntas
6 119675 CSRS 75 Tidak Tuntas
7 119580 DNZ 80 Tuntas
8 119615 DNAS 75 Tidak Tuntas
9 119555 DMR 65 Tidak Tuntas
10 119642 EHN 75 Tidak Tuntas
11 119677 FFS 80 Tuntas
12 119645 GABK 80 Tuntas
13 119649 INC 85 Tuntas
93
14 119504 MMA 65 Tidak Tuntas
15 119592 MFYN 65 Tidak Tuntas
16 119594 NA 60 Tidak Tuntas
17 119655 NRM 80 Tuntas
18 119685 NAM 85 Tuntas
19 119596 NSUS 85 Tuntas
20 119686 NRT 65 Tidak Tuntas
21 119656 NPA 85 Tuntas
22 119630 PAAE 70 Tidak Tuntas
23 119598 RRSFF 65 Tidak Tuntas
24 119599 RCAS 60 Tidak Tuntas
25 119659 REK 80 Tuntas
26 119541 SES 75 Tidak Tuntas
27 119632 SPK 85 Tuntas
28 119662 SAB 70 Tidak Tuntas
29 119701 SRW 70 Tidak Tuntas
30 119513 ZA 85 Tuntas
Jumlah 2230
Rata-Rata 74,3
Persentase Siswa Tuntas 43,3% (13 siswa)
Persentase Siswa Tidak Tuntas 56,7% (17 siswa)
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA materi
zat aditif dan zat adiktif kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran
2019/2020 adalah ≥ 80.
94
a. Nilai rata-rata hasil tes siswa siklus I
�̅� = ∑𝑥
𝑛
�̅� = 2230
30
= 74,3
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus I
P =𝐹 (∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑁𝑥 100%
P = 13
30 𝑥 100%
P = 43,3 %
c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas siklus I
P =𝐹 (∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑁 𝑥 100%
P = 17
30 𝑥 100%
P = 56,7 %
Tabel 4.9 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I
No Rentang Nilai Jumlah
Siswa
Persentase
Angka Ketuntasan
1 ≥ 80 Tuntas 13 43,3%
2 < 80 Tidak Tuntas 17 56,7%
Jumlah 30 100%
95
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I
(Sumber: Data Peneliti)
Refleksi
Pelaksanaan siklus I menggunakan model pembelajaran
Cooperative Learning tipe Group Investigation masih mengalami
beberapa kendala dan kurang dimengerti oleh siswa. Hal tersebut
dikarenakan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran siklus I, ditemukan
beberapa kekurangan sebagai berikut:
1) Siswa belum bisa memahami dan mengikuti langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative
learning tipe group investigation.
2) Kemampuan siswa dalam memahami materi belum maksimal
dikarenakan kurangnya persiapan sebelum pembelajaran sehingga
guru harus mengulang-ulang materi yang telah disampaikan.
3) Hasil belajar siswa masih banyak yang belum tuntas KKM.
4) Siswa belum dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
43,3%
56,7%
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
96
5) Suasana kelas kurang kondusif sehingga siswa kurang
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung.
6) Siswa belum dapat bekerja sama dengan baik dalam satu kelompok.
7) Keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru maupun
bertanya masih sangat sedikit.
Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pelaksanaan
siklus I, antara lain:
1) Mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
3) Guru menekankan kembali langkah-langkah model pembelajaran
cooperative learning tipe group investigation.
4) Guru menyampaikan materi lebih dalam lagi supaya siswa
mengetahui materi yang sedang dipelajari.
97
2. Siklus II
Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan Urut NIS
1 119575 AFE 85 Tuntas
2 119606 AKR 80 Tuntas
3 119610 AUS 70 Tidak Tuntas
4 119672 ARJS 85 Tuntas
5 119704 BDQP 80 Tuntas
6 119675 CSRS 80 Tuntas
7 119580 DNZ 80 Tuntas
8 119615 DNAS 70 Tidak Tuntas
9 119555 DMR 85 Tuntas
10 119642 EHN 70 Tidak Tuntas
11 119677 FFS 80 Tuntas
12 119645 GABK 85 Tuntas
13 119649 INC 85 Tuntas
14 119504 MMA 80 Tuntas
15 119592 MFYN 90 Tuntas
16 119594 NA 80 Tuntas
17 119655 NRM 80 Tuntas
18 119685 NAM 80 Tuntas
19 119596 NSUS 85 Tuntas
20 119686 NRT 85 Tuntas
21 119656 NPA 80 Tuntas
22 119630 PAAE 80 Tuntas
98
23 119598 RRSFF 80 Tuntas
24 119599 RCAS 85 Tuntas
25 119659 REK 85 Tuntas
26 119541 SES 90 Tuntas
27 119632 SPK 70 Tidak Tuntas
28 119662 SAB 85 Tuntas
29 119701 SRW 85 Tuntas
30 119513 ZA 80 Tuntas
Jumlah 2435
Rata-Rata 81,17
Persentase Siswa Tuntas 86,7% (26 siswa)
Persentase Siswa Tidak Tuntas 13,3% (4 siswa)
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA
materi zat aditif dan zat adiktif kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga tahun
pelajaran 2019/2020 adalah ≥ 80.
a. Nilai rata-rata hasil tes siswa siklus II
�̅� = ∑𝑥
𝑛
�̅� = 2435
30
= 81,17
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus II
P =𝐹 (∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑁𝑥 100%
P = 26
30 𝑥 100%
99
P = 86,7 %
c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas siklus II
P =𝐹 (∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑁 𝑥 100%
P = 4
30 𝑥 100%
P = 13,3 %
Tabel 4.11 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase
Angka Ketuntasan
1 ≥ 80 Tuntas 26 86,7%
2 < 80 Tidak Tuntas 4 13,3%
Jumlah 30 100%
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II
(Sumber: Data Peneliti)
86,7%
13,3%
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
100
Refleksi
Peningkatan minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar siswa. Data analisis hasil penugasan dan tes siswa
pada siklus II terlihat bahwa hasil tes siklus II menunjukkan banyak siswa
yang tuntas dari KKM yang telah ditentukan. 86,7% atau 26 siswa dikatakan
tuntas dan 13,3% atau 4 siswa dikatakan tidak tuntas pada proses
pembelajaran siklus II. Sudah ada 85% siswa tuntas yang menjadi indikator
keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas. Banyaknya siswa yang tuntas
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
1) Siswa sudah berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga ada
interaksi baik antara siswa dengan guru.
2) Kerjasama didalam kelompok sudah berjalan dengan lancar, saling
membantu dan menularkan ilmunya kepada siswa yang lain serta tidak
terlihat sikap individualisme antar siswa.
3) Pemanfaatan media dan sumber belajar dengan baik, penyampaian materi
lebih mudah dipahami siswa sehingga hasil belajar siswa mengalami
peningkatan walaupun masih ada 4 siswa yang nilainya masih dibawah
KKM.
101
3. Data Non Tes
a. Angket
Minat belajar siswa dapat diketahui melalui hasil pengisian
angket yang dilakukan oleh guru kepada siswa setelah pembelajaran.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala
Likert, yaitu angket dengan kategori penilaian tertentu. Angket tersebut,
siswa memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan dengan empat
alternatif jawaban. Berikut adalah rentang skala Likert dan kategori
penilaian (Arikunto, 2008: 35).
Tabel 4.12 Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber:Arikunto(2008: 35)
Tabel 4.13 Klasifikasi Angket Respon Siswa
Peringkat Angka Predikat/Kategori
0% - 21% Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
21% - 40% Tidak Setuju/kurang baik
41% - 60% Setuju/baik/suka
61% - 80% Sangat (Setuju/baik/suka)
102
1) Angket Respon Siswa Siklus I terhadap Proses pembelajaran Melalui
Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation.
Berikut ini merupakan hasil angket respon siswa melalui
model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation
pada siklus I, dapat dilihat pada table 4.14
Tabel 4.14 Perolehan Skor Minat Siklus I
No Nama Siswa Skor Total Kategori
1 AFE 47 Setuju
2 AKR 57 Setuju
3 AUS 58 Setuju
4 ARJS 56 Setuju
5 BDQP 71 Sangat Setuju
6 CSRS 45 Setuju
7 DNZ 50 Setuju
8 DNAS 62 Sangat Setuju
9 DMR 56 Setuju
10 EHN 58 Setuju
11 FFS 40 Tidak Setuju
12 GABK 55 Setuju
13 INC 63 Sangat Setuju
14 MMA 52 Setuju
15 MFYN 64 Sangat Setuju
16 NA 57 Setuju
17 NRM 46 Setuju
18 NAM 38 Tidak Setuju
103
19 NSUS 56 Setuju
20 NRT 60 Setuju
21 NPA 51 Setuju
22 PAAE 57 Setuju
23 RRSFF 59 Setuju
24 RCAS 57 Setuju
25 REK 62 Sangat Setuju
26 SES 49 Setuju
27 SPK 58 Setuju
28 SAB 63 Sangat Setuju
29 SRW 48 Setuju
30 ZA 59 Setuju
Jumlah 1653
Rata-Rata 55,1
Persentase Skor Minat
Siswa ≥ 60
23,3% (7 Siswa)
Persentase Skor Minat
Siswa ≤ 60
76,7% (23 Siswa)
a) Nilai rata-rata hasil minat belajar siswa siklus I
�̅� = ∑𝑥
𝑛
�̅� = 1653
30
= 55,1
104
b) Persentase perolehan skor minat belajar siswa siklus I ≥ 60
P =𝐹 (∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 ≥ 60)
𝑁𝑥 100%
P = 7
30 𝑥 100%
P = 23,3 %
c) Persentase perolehan skor minat belajar siswa siklus I ≤ 60
P =𝐹 (∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 ≤ 60)
𝑁 𝑥 100%
P = 23
30 𝑥 100%
P = 76,7 %
Gambar 4.3 Diagram Minat Belajar Siswa Siklus I
(Sumber: Data Peneliti)
1 2 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Siklus I 3.1 3.2 3.2 3 3.1 3 2.9 2.9 2.9 2.8 3.1 3 3 2.8 2.7 2.6 2.6 2 2.8 2.7
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Sk
or
Pen
ila
ian
Hasil Analisis Angket Minat Belajar Siswa
105
Berdasarkan hasil angket siswa, dalam proses pembelajaran
dapat dikategorikan siswa setuju dengan model pembelajaran
cooperative learning tipe group investigation. Pada siklus I diperoleh
hasil bahwa persentase minat belajar siswa yang mendapatkan skor ≥
60 ada 7 siswa atau 23,3% , sedangkan persentase minat belajar siswa
yang mendapatkan skor ≤ 60 ada 23 siswa atau 76,7%. Kriteria
interpretasi angket didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan
skala likert yang memiliki rata-rata mencapai 55,1. Hasil angket
respon siswa pada siklus I tersebut dapat dikategorikan bahwa siswa
setuju (Setuju/baik/suka) dengan rentang persentase peringkat angka
41% - 60%.
2) Angket Respon Siswa Siklus II terhadap Proses pembelajaran Melalui
Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation.
Berikut ini merupakan hasil angket respon siswa melalui
model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation
pada siklus II, dapat dilihat pada tabel 4.15
106
Tabel 4.15 Perolehan Skor Minat Siklus II
No Nama Siswa Skor Total Kategori
1 AFE 67 Sangat Setuju
2 AKR 69 Sangat Setuju
3 AUS 65 Sangat Setuju
4 ARJS 59 Setuju
5 BDQP 77 Sangat Setuju
6 CSRS 62 Sangat Setuju
7 DNZ 65 Sangat Setuju
8 DNAS 68 Sangat Setuju
9 DMR 63 Sangat Setuju
10 EHN 69 Sangat Setuju
11 FFS 65 Sangat Setuju
12 GABK 68 Sangat Setuju
13 INC 65 Sangat Setuju
14 MMA 67 Sangat Setuju
15 MFYN 64 Sangat Setuju
16 NA 69 Sangat Setuju
17 NRM 71 Sangat Setuju
18 NAM 60 Setuju
19 NSUS 66 Sangat Setuju
20 NRT 64 Sangat Setuju
21 NPA 66 Sangat Setuju
22 PAAE 70 Sangat Setuju
23 RRSFF 59 Setuju
24 RCAS 57 Setuju
107
25 REK 71 Sangat Setuju
26 SES 63 Sangat Setuju
27 SPK 71 Sangat Setuju
28 SAB 67 Sangat Setuju
29 SRW 68 Sangat Setuju
30 ZA 66 Sangat Setuju
Jumlah 1981
Rata-Rata 66,03
Persentase Skor Minat
Belajar Siswa ≥ 60
90% (27 Siswa)
Persentase Skor Minat
Belajar Siswa ≤ 60
10% (3 Siswa)
a) Nilai rata-rata hasil minat belajar siswa siklus II
�̅� = ∑𝑥
𝑛
�̅� = 1981
30
= 66,03
b) Persentase perolehan skor minat belajar siswa siklus II ≥ 60
P =𝐹 (∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 ≥ 60)
𝑁𝑥 100%
P = 27
30 𝑥 100%
P = 90%
108
c) Persentase perolehan skor minat belajar siswa siklus II ≤ 60
P =𝐹 (∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 ≤ 60)
𝑁 𝑥 100%
P = 3
30 𝑥 100%
P = 10%
Gambar 4.4 Diagram Minat Belajar Siswa Siklus II
(Sumber: Data peneliti)
Berdasarkan hasil angket siswa, hasil minat belajar siswa pada
siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Pada proses
pembelajaran dapat dikategorikan siswa sangat setuju dengan model
pembelajaran cooperative learning tipe group investigation. Pada
siklus II diperoleh hasil bahwa persentase minat belajar siswa yang
mendapatkan skor ≥ 60 ada 27 siswa atau 90% , sedangkan persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Siklus II 3.2 3.4 3.2 3.2 3.4 3.2 3.3 3.2 3.4 3.6 3.3 3.5 3.3 3.2 3.3 3.3 3.3 3 3.2 3.2
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Sk
or
Pen
ilaia
n
Hasil Analisis Angket Minat Belajar Siswa
109
minat belajar siswa yang mendapatkan skor ≤ 60 ada 3 siswa atau
10%. Kriteria interpretasi angket didasarkan pada perhitungan dengan
menggunakan skala likert yang memiliki rata-rata mencapai 66,03.
Hasil angket respon siswa pada siklus II tersebut dapat dikategorikan
bahwa siswa sangat setuju (Setuju/baik/suka) dengan rentang
persentase peringkat angka 61% - 80%. Peningkatan ini dikarenakan
siswa sudah memahami model pembelajaran cooperative learning
tipe group investigation yang diterapkan oleh guru sehingga
berdampak pada peningkatan minat belajar siswa.
b. Lembar Observasi
1) Lembar Observasi Guru Siklus I
Hasil pengamatan terhadap guru pada saat proses pembelajaran
siklus I dipaparkan pada Tabel 4.16
Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I
No. Indikator Skor
1 2 3 4
PENDAHULUAN
1 Guru memeriksa kesiapan peserta didik sebelum
pembelajaran
√
2 Guru melakukan kegiatan apersepsi √
3 Guru melakukan 109anya jawab √
4 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan
dibahas
√
5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
KEGIATAN INTI
110
1 Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
jelas
√
2 Guru mampu memandu kegiatan pembelajaran √
3 Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan
√
4 Guru melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kegiatan positif
√
5 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
√
6 Guru mampu menerapkan langkah-langkah Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
√
7 Guru melakukan pembagian kelompok secara
heterogen
√
8 Guru membimbing peserta didik dalam melaksanakan
Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation
√
9 Guru menggunakan media yang relevan dengan
materi
√
10 Guru menumbuhkan keaktifan dengan memberikan
kesempatan bertanya kepada peserta didik dalam
pembelajaran
√
11 Guru memberikan penguatan dan umpan balik
terhadap materi zat aditif dan zat adiktif
√
12 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai
√
PENUTUP
1 Guru menyimpulkan hasil pembelajaran √
2 Guru melakukan evaluasi dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai remidi atau pengayaan
√
3 Guru menutup proses pembelajaran √
Total Skor 6 21 40
Skor Akhir 67
Persentase 83,75 %
Kualifikasi Baik
111
Hasil pengamatan terhadap guru pada siklus 1, yang akan
dijabarkan sebagai berikut:
a) Kegiatan pendahuluan atau pra pembelajaran, guru memeriksa
kesiapan siswa dan melakukan apersepsi dengan sangat baik.
b) Guru mampu menerapkan model pembelajaran Cooperative
learning tipe group investigation dengan baik sesuai tujuan
pembelajaran. Namun, guru belum optimal dalam memberikan
penguatan dan umpan balik terhadap materi yang disampaikan.
c) Penguasaan materi pembelajaran oleh guru meliputi penguasaan
materi, kemampuan memandu pembelajaran serta menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan cukup baik, namun
mengalami kendala dalam melakukan pembagian kelompok secara
heterogen.
d) Guru terlihat baik dalam menggunakan media yang relevan
dengan materi.
e) Guru terlihat baik dalam menumbuhkan keaktifan dan antusiasme
siswa dalam proses pembelajaran.
2) Lembar Observasi Guru Siklus II
Pengamatan terhadap aktivitas guru dapat diketahui melalui
lembar observasi guru. Hasil pengamatan terhadap guru pada saat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran siklus II ditunjukkan pada
Tabel 4.17
112
Tabel 4.17 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II
No. Indikator Skor
1 2 3 4
PENDAHULUAN
1 Guru memeriksa kesiapan peserta didik sebelum
pembelajaran
√
2 Guru melakukan kegiatan apersepsi √
3 Guru melakukan tanya jawab √
4 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan
dibahas
√
5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
KEGIATAN INTI
1 Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
jelas
√
2 Guru mampu memandu kegiatan pembelajaran √
3 Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan
√
4 Guru melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kegiatan positif
√
5 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
√
6 Guru mampu menerapkan langkah-langkah Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
√
7 Guru melakukan pembagian kelompok secara
heterogen
√
8 Guru membimbing peserta didik dalam melaksanakan
Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation
√
9 Guru menggunakan media relevan dengan materi √
10 Guru menumbuhkan keaktifan dengan memberikan
kesempatan bertanya kepada peserta didik dalam
pembelajaran
√
113
Berdasarkan Tabel 4.17 mengenai hasil pengamatan terhadap
guru siklus II adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan pendahuluan, guru memeriksa kesiapan siswa dan
melakukan apersepsi dengan sangat baik.
b) Guru terlihat baik dalam penguasaan pembelajaran dikelas yang
meliputi: kemampuan penguasaan materi, kemampuan memandu
proses pembelajaran dan menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
c) Guru dapat memanfaatkan sumber/media pembelajaran dengan
baik.
d) Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan dengan
runtut.
11 Guru memberikan penguatan dan umpan balik
terhadap materi zat aditif dan zat adiktif
√
12 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai
√
PENUTUP
1 Guru menyimpulkan hasil pembelajaran √
2 Guru melakukan evaluasi dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai remidi atau pengayaan
√
3 Guru menutup proses pembelajaran √
Total Skor 15 60
Skor Akhir 75
Persentase 93,75 %
Kualifikasi Sangat Baik
114
e) Guru dapat menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme siswa
saat proses pembelajaran.
C. Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Antar Siklus
Berdasarkan peningkatan minat dan hasil belajar siswa siklus I dan siklus
II, pada bagian ini akan dipaparkan hasil sebagai berikut:
1. Hasil Minat Belajar Siswa
Berdasarkan angket respon siswa yang tuntas pada kegiatan
pembelajaran siklus I adalah 23,3% dan pada pembelajaran siklus II adalah
90% seperti pada tabel 4.18
Tabel 4.18 Rekapitulasi Minat Belajar Siswa
No Pembelajaran Persentase
1 Siklus I 23,3%
2 Siklus II 90%
2. Hasil Belajar Siswa
Peningkata hasil belajar siswa antara pembelajaran pra siklus
(sebelum menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe group
investigation) dengan pasca siklus I dan siklus II dapat dipaparkan dalam
tabel 4.19
115
Tabel 4.19 Data Hasil Belajar Rata-Rata Antar Siklus
No Ketuntasan Pelaksanaan Nilai Rata-rata
1 Siklus I 74,3
2 Siklus II 81,17
Gambar 4.5 Diagram Batang Data Hasil Belajar Rata-Rata Antar Siklus
(Sumber: Data Peneliti)
Bagian ini juga disajikan data ketuntasan KKM siswa antar siklus
yang dipaparkan sebagai berikut:
70
72
74
76
78
80
82
Siklus I Siklus II
Series 1 74.3 81.17
Nilai Rata-Rata Antar Siklus
116
Tabel 4.20 Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus
No Pelaksanaan Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)
1
Siklus I
Tuntas 13 43,3%
Tidak Tuntas 17 56,7%
2
Siklus II
Tuntas 26 86,7%
Tidak Tuntas 4 13,3%
Gambar 4.6 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus
(Sumber: Data Peneliti)
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Suatu proses pembelajaran tidak akan terlepas dari peranan seorang guru.
Guru mempunyai peranan penting dalam mentransfer ilmu kepada siswa dalam
mencapai tujuannya. Untuk dapat mencapai tujuannya guru memerlukan suatu
model pemebelajaran yang mudah dipahami oleh siswa. Keahlian bagi seorang
guru dalam mengajar tidak sekedar menyampaikan pengetahuan atau teori saja
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Siklus I Siklus II
Series 1 43.30% 86.70%
117
kepada siswa, akan tetapi seorang guru perlu mengimbangi dengan pelaksanaan
atau prakteknya. Selain itu guru perlu memiliki kemampuan dalam memahamkan
maupun memberi ketrampilan untuk bekal siswa dikemudian hari. Kondisi di
lapangan masih ditemukan seorang guru menyampaikan materi menggunakan
metode ceramah. Metode ceramah memiliki beberapa kekurangan diantaranya
membuat siswa pasif, pembelajaran cenderung membosankan dan materi yang
disampaikan oleh guru tidak semuanya dapat dipahami oleh siswa.
Merujuk pada permasalahan yang ada, dijelaskan kembali menurut
Rusman (2011: 203) Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
Dalam proses belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota
lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka
belajar untuk dirinya sendiri dan membantu anggota kelompok untuk belajar.
Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat
melakukannya seorang diri.
Terdapat pengembangan lebih lanjut dari cooperative learning
diantaranya adalah cooperative learning tipe group investigation. Model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan pembelajaran yang
berorientasi pada siswa. Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
berdiskusi, berargumentasi, dan mengasah pengetahuan. Pembelajaran kooperatif
dapat menjadi alternatif pembelajaran yang menarik yang dapat mencegah
timbulnya keagresifan dalam sistem kompetisi dan keterasingan individual siswa
tanpa mengorbankan aspek kognitif yang dimiliki siswa tersebut.
118
Model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation
membuat siswa aktif dan menjadikan pembelajaran tidak monoton. Siswa juga
terlibat langsung sejak awal perencanaan baik dalam menentukan tujuan mapun
dalam palaksanaannya. Pembelajaran IPA siswa kelas VIII H dapat
meningkatkan pemahaman siswa pada materi zat aditif dan zat adiktif. Selain
memahami materi, siswa juga dapat menginvestigasi secara langsung macam
macam zat aditif yang ada dalam kemasan makanan yang biasa mereka konsumsi
sehari-hari. Siswa lebih berhati-hati dalam memilah dan memilih makanan yang
bergizi dan tidak berbahaya bagi tubuh. Pembelajaran menggunakan group
investigation ini membuat ingatan siswa tidak mudah lupa karena siswa mampu
membedakan macam macam zat aditif tanpa harus melalui hafalan.
Data-data yang telah terkumpul dalam penelitian materi zat aditif dan zat
adiktif, dapat diketahu bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative
learning tipe group investigation dapat meningkatkan minat belajar dan hasil
belajar siswa kelas VIII H. Kemampuan siswa dilihat dari meningkatnya hasil
belajar siswa yang mencapai nilai indikator keberhasilan ≥80, seperti
meningkatnya diagram setiap siklus. Selain meningkatnya minat belajar, hasil
belajar siswa juga mengalami peningkatan karena minat belajar yang tinggi akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai
dari siklus I dan siklus II diperoleh minat siswa dan data hasil belajar IPA yang
meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran cooperative laearning tipe group investigation telah berhasil
119
meningkatkan minat dan hasisl belajar siswa. Perbandingan persentase
ketuntasan yang diperoleh siswa kelas VIII H dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.21 Peningkatan Persentase Hasil Belajar Siswa
No
Pelaksanaan
Penelitian
Jumlah
Rata-
Rata
Kelas
Persentase
Ketuntasan
Ketuntasan
Tuntas Tidak
Tuntas
1. Siklus I 2230 74,3 43,3% 13 17
2. Siklus II 2435 81,17 86,7% 26 4
Rekapitulasi persentase ketuntasan yang diperoleh setiap siklus juga
mengalami peningkatan. Kriteria yang digunakan penulis dalam penelitian materi
zat aditif dan zat adiktif dengan model pembelajaran cooperative learning tipe
group investigation yaitu apabila persentase ketuntasan klasikal mencapai ≥ 85%,
maka penelitian dikatakan berhasil. Siklus I persentase ketuntasan yang diperoleh
mencapai 43,3% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa, sedangkan
pada siklus II siswa yang tuntas dalam pembelajaran mengalami peningkatan
menjadi 26 siswa dengan persentase 86,7%. Hal ini dapat dikatakan bahwa
penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan proses pembelajaran dikelas
menjadi lebih efektif. Hasil persentase total dalam keseluruhan kelas tersebut
telah melebihi indikator keberhasilan klasikal yang telah ditentukan yaitu 85% ,
maka dapat dikatakan bahwa siklus berhasil dan berhenti.
120
Hasil penelitian yang penulis lakukan dengan judul “Peningkatan Minat
dan Hasil Belajar IPA Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif Melalui Model
Pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”, dapat dikatakan
relevan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartoto (2016)
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan baik pada minat maupun hasil
belajarnya. Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group
Investigation Kelas XII IPA SMA Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2015/2016,
dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model tersebut menjadikan siswa
merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan
pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan.
Setelah diterapkannya model pembelajaran cooperative learning tipe
group investigation pada siswa kelas VIII H, penulis memberikan angket respon
siswa untuk memberikan jawaban dan tanggapan menurut pilihan jawaban yang
telah disediakan dengan keinginan mereka. Pengisian angket dilakukan siswa
setelah melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative
learning tipe group investigation, hasil dari angket respon siswa pada
pembelajaran siklus I didapatkan hasil bahwa persentase skor minat belajar siswa
≥ 60 yaitu 23,3% atau 7 siswa dengan nilai rata-rata 55,1 menunjukkan siswa
merasa setuju (baik/suka) menggunakan model pembelajaran tersebut, dan pada
siklus II didapatkan hasil bahwa persentase skor minat belajar siswa ≥ 60 sebesar
90% atau 27 siswa dengan nilai rata-rata 66,03% siswa sangat setuju terhadap
penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation.
121
Proses pembelajaran melalui model pembelajaran cooperative learning
tipe group investigation yang peneliti lakukan dapat dikatakan relevan dan sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Andini (2016) yang mana dalam
penelitiannya dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran
cooperative learning tipe group investigation berpengaruh terhadap minat dan
hasil belajar kimia pada siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Ambarawa
Berdasarkan data hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan minat dan hasil belajar siswa materi zat aditif dan zat adiktif. Siswa
yang pada awalnya memiliki minat dan hasil belajar yang relatif rendah dan
masih banyak yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Kegiatan proses
pembelajaran, siswa menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning
tipe Group Investigation telah meningkatkan minat dan hasil belajar siswa serta
proses pembelajaran dikelas lebih aktif.
122
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan melalui dua
siklus, dari seluruh pembahasan serta analisis data yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative
learning tipe group investigation dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA
materi zat aditif dan zat adiktif pada siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 1
Salatiga tahun pelajaran 2019/2020. Peningkatan minat belajar siswa terhadap
pelajaran IPA terlihat dari minat belajar siswa pada siklus I dimana siswa setuju
terhadap penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe group
investigation. Sebanyak 7 siswa dari 30 siswa atau 23,3% memperoleh skor minat
belajar ≥ 60 dengan rata-rata 55,1 Pada siklus II sebanyak 27 siswa dari 30 siswa
atau 90% yang memperoleh skor minat belajar ≥ 60 dengan nilai rata-rata 66,03
menunjukkan bahwa siswa sangat setuju terhadap penggunaan model
pembelajaran cooperative learning tipe group investigation. Sedangkan
peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil Penelitian Tindakan Kelas
pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 13 siswa dari 30 siswa atau 43,3%
dari 100% dengan rata-rata 74,3. Sementara pada siklus II terdapat sebanyak 26
siswa atau 86,7% yang tuntas dari KKM dan 4 siswa atau 13,3% yang tidak tuntas
dari KKM dengan nilai rata-rata siswa 81,17.
123
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebagai tindak lanjut yang
dipandang perlu demi peningkatan minat dan hasil belajar siswa khususnya dalam
mata pelajaran IPA serta mata pelajaran yang lainnya, maka penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa belajar terlebih dahulu sebelum guru menjelaskan materi, agar
ketika guru menjelaskan siswa lebih mudah mengingat sehingga terjalin
interaksi yang aktif dalam proses pembelajaran.
b. Siswa lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran agar mudah dalam
memahami materi yang dipelajari.
c. Berani untuk mengemukakan pendapat dengan baik.
d. Teliti dan percaya diri dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
guru.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat meningkatkan profesionalisme dalam mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran yang inovatif sehingga menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa.
b. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru selalu memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa tertarik dan mengikuti proses pembelajaran
dengan baik.
124
c. Guru memberikan perhatian khusus bagi anak yang belum paham dengan
materi yang dipelajari.
d. Guru memberikan tugas diakhir pembelajaran, agar siswa selalu belajar
dirumah.
3. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya selalu mengupayakan fasilitas yang
mendukung terhadap proses pembelajaran untuk menunjang kelancaran
pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah dapat memberikan motivasi dan
dorongan kepada guru untuk selalu berupaya meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa dengan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan
inovatif.
125
DAFTAR PUSTAKA
Andini, GD. 2016. Pengaruh Cooperative Learning Tipe Group
InvestigationTerhadap Aktivitas danHasil Belajar Kimia Siswa SMA N 1
Ambarawa. Skripsi. Semarang: Jurusan Kimia UNNES.
Anita, L. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Arikunto, S, Suhardjono & Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, S, Suhardjono & Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asthika, D. 2005. Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Tumbuhan Melalui
Strategi Pembelajaran Group Investigation pada Siswa Kelas IV.
Purworejo: Jurnal Pendidikan Biologi, 1(2): 1-6.
Baharudin & Esa, NW. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-
Ruzz Media.
Daryanto. 2009. Panduan proses pembelajaran kreatif dan inovatif. Jakarta: AV
Publisher.
Depdikbud. 2002. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi
dan Kompetensi dasar Mata Pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Balitbang
Depdiknas.
Dewi, RP, R. Sri Iswari, R. Susanti. 2012. Penerapan Model Group Investigation
Terhadap Hasil Belajar Materi Bahan Kimia Di SMP. Semarang: Unnes
Science Education Journal 1 (2) (2012).
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Gusmawati, Z & Wati. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation.
Banjarmasin: Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1.
Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
126
Hartoto, T. 2016. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi)
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Sejarah. Jurnal HISTORIA
Volume 4, Nomor 2, Tahun 2016, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728).
IAIN Salatiga. Pedoman Penyusunan Skripsi. 2017. Salatiga: IAIN Salatiga.
Izzati, I. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ekosistem melalui
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada Siswa Kelas VII Semester
II SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2018/2019. Skipsi. Salatiga: IAIN Salatiga
Kemendikbud. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta:
Kementerian pendidikan dan Kebudayaan.
Khaerunisa, AA. 2012. Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Membuat
Hiasan Pada Busana (Embroidery) Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together Di Smk Karya Rini
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Ngalimun. 2017. Strategi Pembelajaran. Bantul Yogyakarta: Dua Satria Offet.
Nurhasanah, S& Sobandi, A. 2016. Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil
Belajar Siswa (Learning Interest As Determinant Student Learning
Outcomes). Bandung: Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol. 1
No. 1, Agustus 2016, Hal. 128-135.
Pramuningtyas, A, S. Joyoatmojo & Kristiani. 2014. Penerapan Model
Pembelajaran Group Investigation (Gi) Dengan Mind Mapping Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Sma Negeri 5 Surakarta
tahun Ajaran 2014/2015. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Purwanto, N. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahayu,TM. 2017. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Berbasis Observasi Gejala Fisis Pada Pembelajaran IPA-Fisika di SMP.
Jember: Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember.
Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 1.
Restianingsih. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (Gi)
Dan Literasi Sains Terhadap Penguasaan Konsep Materi Gerak Lurus
(Gl) Smp It Robbani Kendal. Skripsi UIN Walisongo.
Rusman. 2011. Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
127
Samatowa, U. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Slavin, RE. 2009. Cooperative lerning (teori, riset, praktik). Bandung: Nusa
Media.
Sugihartono, dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Tindakan Komprehensif. Bandung: Alfabeta.
Sujana, A. 2014. Dasar-Dasar IPA: Konsep dan Aplikasinya. Bandung: UPI
PRESS.
Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dn
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, HB. 2014. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahidin. 2018. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada Siswa Kelas V
MIN Semanu Gunungkidul. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Madrasah,
Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-
6794.
Warso, AWDD. 2017. Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Ketrampilan di
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK Sesuai Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Graha Cendekia.
Wisudawati, AW &Sulistyowati, E. 2017. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi Aksara.
Yamin, M. 2015. Teori dan Metode Pembelajaran. Malang : Madani.
Zaini, H, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran aktif. Yogjakarta: Pustaka Insan
Madani.
128
LAMPIRAN
129
Lampiran 1. RPP Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Sekolah : SMP Negeri 1 Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas /Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Zat Aditif dan Zat Adiktif
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2 JP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif
dalam makanan dan minuman, zat
adiktif, serta dampaknya terhadap
3.6.1 Menyebutkan pengertian dan
jenis-jenis zat aditif
3.6.2 Memberi contoh zat aditif alami
130
kesehatan
dan buatan
3.6.3 Menyelidiki pewarna alami dan
buatan pada makanan dan
minuman
3.6.4 Mengidentifikasi berbagai zat
aditif dalam makanan dan
minuman
3.6.5 Menganalisis perbedaan pemanis
alami dan buatan pada makanan
dan minuman
3.6.6 Menemukan solusi pengganti zat
aditif buatan
3.6.7 Mengajukan usul cara mencegah
dampak negatif zat aditif buatan
4.6 Membuat karya tulis tentang dampak
penyalahgunaan zat aditif dan
zatadiktif bagi kesehatan
3.6.1 Membuat model tentang bahaya
rokok bagi kesehatan
3.6.2 Membuat karya tulis tentang
dampak penggunaan zat aditif
danpenyalahgunaan zat adiktif
bagi kesehatan
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menyebutkan jenis-jenis zat aditif
2. Peserta didikmampu memberikan contoh zat aditif alami dan buatan
3. Peserta didik mampu menyelidiki pewarna alami dan buatan pada makanan dan
minuman
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai zat aditif dalam makanan
dan minuman
5. Peserta didikmampu menganalisis perbedaan pemanis alami dan buatan pada
makanan dan minuman
6. Peserta didik mampu t menemukan solusi pengganti zat aditif buatan
131
7. Peserta didikmampu mengajukan usul cara mencegah dampak negatif zat aditif
buatan
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Pengertian Zat Aditif pada makanan
1) Zat Aditif
Zat aditif merupakan bahan yang ditambahkan dengan
sengaja ke dalam makanan atau minuman dalam jumlah kecil saat
pembuatan makanan. Penambahan zat aditif bertujuan untuk
memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, aroma, dan untuk
memperpanjang daya simpan. Selain itu, zat aditif dapat
meningkatkan nilai gizi makanan dan minuman seperti
penambahan protein, mineral, dan vitamin.
Berdasarkan asalnya, zat aditif pada makanan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat aditif alami dan zat aditif
buatan. Zat aditif alami adalah zat aditif yang bahan bakunya
berasal dari makhluk hidup, misalnya zat pewarna dari tumbuhan,
penyedap dari daging hewan, zat pengental dari alga, dan lain
sebagainya. Zat-zat alami ini pada umumnya tidak menimbulkan
efek samping yang membahayakan kesehatan manusia.
Sebaliknya, zat aditif buatan bila digunakan melebihi jumlah yang
diperbolehkan, dapat membahayakan kesehatan.
Zat aditif buatan adalah bahan tambahan makanan yang
terbuat dari bahan-bahan kimia. Misalnya bahan pengawet dari
asam benzoate, pemanis buatan dari sakarin, pewarna dari
tartrazine, dan lain sebagainya. Zat aditif buatan harus digunakan
sesuai dengan jumlah yang diperbolehkan dan sesuai fungsinya.
Penyalahgunaan pewarna buatan seperti bahan pewarna tekstil
yang digunakan sebagai pewarna makanan sangat berbahaya untuk
kesehatan.
132
Tuhan telah menyediakan zat aditif dari alam yang dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, akan tetapi zat aditif
alami memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah
jumlahnya yang terbatas. Untuk mengatasi kelemahan tersebut,
saat ini manusia telah membuat bahan aditif buatan (sintetik) yang
memiliki keunggulan. Dengan adanya bahan sintetik ini
diharapkan dapat mempergunakannya sesuai dengan takaran
tertentu agar tidak terjadi dampak negarif bagi kesehtan tubuh
dikemudian hari.
2. Materi Pembelajaran Remidial
a. Jenis-jenis zat aditif alami beserta fungsinya
Berdasarkan fungsinya, zat aditif alami dapat dikelompokkan menjadi
pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, pemberi aroma, pengental
dan pengemulsi.
1) Zat Pewarna
Zat pewarna adalah zat aditif yang berfungsi untuk
memperbaiki tampilan makanan atau minuman sehingga terlihat
lebih menarik. Pewarna alami memiliki keunggulan, yaitu lebih
sehat dan tidak menyebabkan efek samping apabila dikonsumsi
dalam jumlah banyak dibandingkan dengan pewarna buatan.
Namun, pewarna alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu
cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak
diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya
kurang kuat (pucat) dan jenisnya terbatas dan kurang praktis jika
digunakan, karena menggunakan pewarna alami harus dengan cara
mencari ekstrak dari tumbuhan terlebih dahulu.
Berikut ini merupakan bahan-bahan pewarna alami:
(1) Kunyit, untuk memberikan warna kuning
(2) Daun pandan, memberikan warna hijau
(3) Wortel, memberikan warna orange
133
(4) Strowbery, memberikan warna merah
(5) Gula merah, memberikan warna kecoklatan
(6) Ubi ungu, memberikan warna ungu
2) Zat pemanis
Pemanis merupakan bahan yang ditambahkan pada
makanan atau minuman sehingga dapat menyebabkan rasa manis
pada makanan atau minuman. Bahan pemanis dikategorikan
menjadi dua jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.
Pemanis alami yang umumnya digunakan untuk membuat rasa
manis pada makanan dan minuman adalah gula pasir (sukrosa),
gula lontar, gula bit, kelapa, tebu, dan madu. Zat pemanis alami
berfungsi sebagai sumber energy karena kaya akan karbohidrat.
Kebanyakan mengkonsumsi bahan pemanis akan menimbulkan
kegemukan hingga obesitas. Penggunaan pemanis alami juga perlu
mengikuti takaran tertentu, seperti pada gambar berikut ini.
134
3) Pengawet
Pengawet adalah zat aditif yang ditambahkan pada
makanan atau minuman yang berfungsi untuk menghambat
kerusakan makanan atau minuman. Kerusakan makanan dapat
disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang tumbuh pada
makanan dan minuman. Cara mengawetkan makanan secara alami
adalah dengan cara pengasinan, pemanisan, pengeringan,
pembekuan/pendinginan, pengalengan/pengemasan serta
penyinaran.
Bahan pengawet alami berasal dari alam, contohnya garam
untuk mengawetkan ikan dan sayuran yang sudah dimasak. Gula
untuk mengawetkan buah-buahan dan cuka untuk mengawetkan
beberapa jenis sayuran yang sudah dimasak seperti acar.
4) Penyedap
Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang
digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. Bahan
penyedap alami yang umum digunakan adalah semua jenis
rempah-rempah seperti bawang putih, bawang merah, garam,
cengkeh, merica, cabai, laos, sereh dan kayu manis.
5) Pemberi Aroma
Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu
pada makanan atau minuman. Penambahan zat pemberi aroma
dapat menyebabkan makanan atau minuman memiliki daya tarik
tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma dapat berasal dari
bahan segar seperti sereh, daun jeruk atau ekstrak dari bahan
alami, diantaranya adalah ekstrak buah nanas, anggur, minyak
atsiri, dan vanili.
6) Pengental
Pengental adalah bahan tambahan yang digunakan untuk
menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang
dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan
135
tertentu. Bahan pengental alami misalnya pati, gelatin, gum dan
agar-agar.
7) Pengemulsi
Pengemulsi adalah bahan tambahan yang dapat
mempertahankan penyebaran (dispersi) lemak dalam air dan
sebaliknya. Contoh zat pengemulsi makanan adalah lesitin yang
terkandung dalam kuning telur maupun dalam kedelai. Lesitin
banyak digunakan dalam pembuatan mayones dan mentega.
b. Jenis-jenis zat aditif buatan atau sintesis beserta fungsinya
Berdasarkan fungsinya, zat aditif buatan atau sintesis dapat
dikelompokkan menjadi pewarna, pemanis, pengawet, penyedap,
pemberi aroma, pengental dan pengemulsi.
1) Zat Pewarna
Pewarna buatan diperoleh melalui proses reaksi (sintesis)
kimia menggunakan bahan yang berasal dari zat kimia sintesis.
Pewarna pada umumnya mempunyai struktur kimia yang mirip
seperti struktur kimia pewarna alami. Penggunakan zat pewarna
buatan secara berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan
tubuh. Pewarna buatan ada yang dibuat khusus untuk makanan
dan ada pula untuk industri tekstil dan cat. Berikut adalah contoh
gambar dari pewarna buatan, seperti pada Gambar 1.2.
136
Beberpa bahan pewarna buatan diantaranya:
(1) Tartrazine dan Quineline yellow, untuk memberikan warna
kuning
(2) Fast green FCF, untuk memberikan warna hijau
(3) Sunset Yellow, untuk memberikan warna orange
(4) Comoisine, Amaranth, Erytrosine, dan Allura Red untuk
memberikan warna merah
(5) Indigicarmine dan Brillan Blue FCF, untuk memberikan
warna biru
(6) Violet GB, untuk memberikan warna ungu
2) Zat Pemanis
Pemanis buatan mempunyai rasa manis hampir sama atau
lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami. Pemanis buatan
dibuat dengan tujuan sebagai pengganti gula alami. Beberapa
contoh pemanis buatan adalah siklamat, aspartam, neutam,
gliserol, kalium asesulfam, dan sakarin. Pemanis buatan dapat
digunakan untuk menggantikan pemanis alami bagi orang-orang
yang tidak diperbolehkan mengonsumsi pemanis alami. Penderita
diabetes dianjurkan untuk mengkonsumsi pemanis sintetik karena
kandungan kalori pada pemanis sintetik lebih rendah
dibandingkan pemanis alami. Namun, beberapa diantara pemanis
buatan diatas ada yang tidak baik bagi kesehatan tubuh.
Sakarin dan siklamat merupakan pemanis buatan yang
dapat menimbulkan kanker. Oleh sebab itu, penggunaan pemanis
ini dilarang di beberapa Negara. Sebaliknya, bahan pemanis
sintetik ini digunakan secukupnya saja, sebab bila berlebihan
sangat berbahaya bagi kesehatan.
3) Zat pengawet
Bahan pengawet alami hanya dapat mengawetkan makanan
dalam beberapa hari saja. Untuk itu, orang menambahkan bahan
pengawet sintetik agar makanan dapat bertahan lebih lama.
137
Umumnya makanan dan minuman di toko-toko menggunakan
bahan pengawet ini. Beberapa bahan pengawet sintetik
diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) Sulfur dioksida, untuk mengawetkan buah-buahan kering
(2) Asam benzoat dan natrium benzoat, untuk mengawetkan jus
buah dan berbagai jenis buah segar lainnya
(3) Sodium nitrit, untuk mengawetkan daging. Pengawet buatan
banyak digunakan dalam usaha industri. Hal ini dikarenakan
keunggulan pengawet buatan yang dapat membuat makanan
bertahan lebih lama disbanding pengawet alami.
4) Zat penyedap
Selain penyedap alami terdapat penyedap sintetik atau
buatan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti
Monosodium Glutamat (MSG). Kita sering melihat beberapa jenis
penyedap buatan dalam kemasan plastik yang sering ditambahkan
pada makanan yang sedang diolah untuk menghasilkan makanan
yang lezat dan menggugah selera.
MSG merupakan zat yang tidak berasa, tetapi apabila
dicampurkan dengan bahan makanan akan menghasilkan rasa
yang sedap. Penggunaan bahan penyedap sintetik terlalu banyak
dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Penggunaan MSG yang
terlalu berlebihan dapat merusak jaringan syaraf.
5) Zat pemberi aroma
Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis disebut
dengan essen. Jenis pemberi aroma buatan atau sintetik yang
sering digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) Oktil asetat, memberikan rasa dan aroma khas buah jeruk
(2) Etil butarat, memberikan rasa dan aroma khas buah nanas
(3) Amil asetat, memberikan rasa dan aroma khas pisang
(4) Amil valerat, memberikan rasa dan aroma khas buah apel.
138
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
Mencari materi di internet tentang: Dampak negatif penggunaan zat aditif
sintetis (buatan) dalam jangka waktu lama bagi kesehatan tubuh.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Aprroach
Model : Cooperative Learning tipe Group Investigation
Metode : Eksperimen, diskusi, tanya jawab
F. Media, Alat dan Bahan
1. Media
a. Worksheet atau lembar kerja peserta didik
b. Lembar penilaian materi zat aditif dan zat adiktif
2. Alat dan bahan
a. LCD projector
b. Laptop
c. Slide Power Point materi zat aditif dan zat adiktif
d. Bungkus makanan dan minuman
G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII.Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII.Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Sumber lain yang relevan
139
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 2 x 40 menit(2 JP )
Kegiatan
Langkah-Langkah
Model Kooperatif
tipe Group
Investigation
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Pendahulua
n
Stimulasi(Mencipt
akan situasi)
1.1 Pemusatan Perhatian
a. Orientasi
• Gurumemberi salam dan
peserta didik menjawab
salam.
• Guru mengecek
kehadiranpeserta didik
• Guru meminta peserta
didik untuk
mempersiapkan buku
siswa, alat, dan bahan
untuk mengikuti pelajaran
b. Apersepsi
• Guru mengkaitkanmateri
pembelajaran yang akan
dilakukandengan
pengalaman peserta didik
pada materi sebelumnya,
• Peserta didik mengajukan
pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan
dilakukan.
10
menit
140
c. Motivasi
• Guru memberikan
gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari.
• Apabila
materi/tema/projek
dikerjakan dengan baik
dan sungguh-sungguh
dikuasai dengan baik,
maka peserta didik
diharapkan dapat
menjelaskan tentang:
➢ Jenis-jenis zat aditif
➢ Zat aditif alami dan
buatan
• Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang
berlangsung
• Peserta didik menjawab
pertanyaaan guru tentang
Apakah makanan dan
minuman yang dijual di
sekolah atau di
lingkungan sekolahmu
mengandung zat aditif?
Mengapa kamumenduga
seperti itu?
141
Kegiatan
inti
1. Mengidentifikasi
topik dan
membuat
kelompok
1. Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari
4-5 orang
2. Peserta didik meneliti
beberapa sumber,
mengusulkan sejumlah topik
dan mengkategorikan saran-
saran
3. Peserta didik bergabung
dengan kelompoknya untuk
mempelajari topik yang telah
mereka pilih
4. Peserta didik diberikan
permasalahan dalam bentuk
Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)
5. Komposisi kelompok
didasarkan pada ketertarikan
siswa dan harus bersifat
heterogen
6. Guru membantu dalam
pengumpulan informasi dan
memfasilitasi pengaturan
7. Peserta didik diarahkan untuk
mengumpulkan dan
mengeksplorasi data dari
aneka sumber yang akan
digunakanuntuk
menyelesaikan permasalahan
di Lembar Kerja Peserta
60
menit
142
2. Merencanakan
tugas yang akan
dipelajari
3. Melaksanakan
Investigasi
Didik (LKPD)
1. Peserta didik merencanakan
tugas yang akan dipelajari,
bagaimana mempelajarinya?
Siapa melakukan apa?
Tujuan atau kepentingan apa
menginvestigasi topik
tersebut?
Mengamati
• Aktivitas5.1Mengidentifikasi
berbagai zat aditif dalam
makanan dan minuman
143
4. Menyiapkan
laporan akhir
1. Peserta didik mengumpulkan
informasi, menganalisis data,
dan membuat kesimpulan
2. Tiap anggota kelompok
berkontribusi untuk usaha-usaha
yang dilakukan kelompoknya
Menanya
Apakah makanan dan minuman yang
kita konsumsi sehari-hari
mengandung bahan-bahan yang
berbahaya bagi tubuh? Kandungan
apa yang saja yang ada
didalamnya?
3. Peserta didik saling bertukar
pikiran, berdiskusi,
mengklarifikasi, dan
mensintesis semua gagasan
1. Anggota kelompok menentukan
pesan-pesan esensial dari
proyek mereka
144
5. Mempresentasika
n laporan akhir
2. Anggota kelompok
merencanakan apa yang akan
mereka laporkan, dan
bagaimana mereka akan
membuat presentasi
3. Wakil-wakil kelompok
membentuk sebuah panitia acara
untuk mengkoordinasikan
rencana-rencana presentasi
Mengkomunikasikan
1. Guru meminta peserta didik
untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok.
Bandingkan hasil pengamatan
kelompokmu dengan hasil
pengamatan kelompok lain.
Catat persamaan dan
perbedaannya. Coba diskusikan,
jika hasil pengamatan
dikomunikasikan kepada orang
lain, apakah orang tersebut
memperoleh pemahaman yang
sama?
2. Presentasi yang dibuat untuk
seluruh kelas dalam berbagai
macam bentuk
3. Bagian presentasi tersebut harus
dapat melibatkan pendengarnya
secara aktif
4. Para pendengar tersebut
145
6. Evaluasi
mengevaluasi kejelasan dan
penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya oleh
seluruh anggota kelas
Mengasosiasikan
1. Peserta didik melakukan refleksi
dengan dibimbing oleh guru
terhadap hasil diskusi yang telah
dilaksanakan.Peserta didik
menganalisa masukan,
tanggapan dan koreksi dari guru
terkait pembelajaran
2. Peserta didik saling memberikan
umpan balik mengenai topik
tersebut, mengenai tugas yang
telah mereka kerjakan
3. Guru dan peserta didik
berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran
peserta didik
4. Penilaian atas pembelajaran
harus mengevaluasi pemikiran
tiap kelompok
Penutup 1. Guru dan peserta didik
mereview hasil
kegiatanpembelajaran dan
menyimpulkan secara bersama-
sama.
2. Guru memberikan penghargaan
10
menit
146
kepada kelompok yang
berkinerja baik.
3. Peserta didik menjawab kuis
tentang materi zat aditif dan zat
adiktif
4. Pemberian tugas untuk
mempelajari materi selanjutnya
5. Guru menutup dengan salam.
I. Penilaian
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Aspek Indikator Teknik Bentuk
Instrumen
Waktu
Sikap Menunjukkan
perilaku yang
tampak
Observasi Jurnal
Perkembangan
Sikap
(instrumen
terlampir)
Selama
kegiatan
pembelajaran
Ketrampilan Melakukan
diskusi dan
presentasi
dengan model
pembelajaran
cooperative
learning tipe
group
investigation
Observasi Rubrik
Penilaian
Ketrampilan
(instrumen
terlampir)
Selama
kegiatan
pembelajaran
Pengetahuan - Memahami
pengertian
zat aditif
- Memahami
Tes Pilihan Ganda
(instrumen
terlampir)
Evaluasi
147
jenis-jenis
zat aditif
alami dan
buatan
beserta
fungsinya
2. Instrumen
a) Instrumen Penilaian Afektif
1. Indikator Sikap
b) Instrumen Penilaian Psikomotorik / Keterampilan
No. Nama Peserta Didik Aspek yang Dinilai
pengamatan Diskusi
sesuai
intruksi
Presentasi
hasil
diskusi
Nilai
1
2
3
4
5
148
Rubrik Penilaian Keterampilan
Keterampilan yang
dinilai
Rubrik Skor
Pengamatan Melakukan pengamatan dengan cermat dan
teliti
3
Melakukan pengamatan, tetapi kurang cermat
dan kurang teliti
2
Tidak mengamati 1
Diskusi sesuai
intruksi
Melakukan diskusi sesuai dengan intruksi 3
Melakukan diskusi sesuka hati 2
Tidak mengikuti diskusi 1
Presentasi hasil
diskusi
Mampu mempresentasikan hasil diskusi dengan
baik dan benar
3
Mampu mempresentasikan hasil diskusi dengan
baik dan benar
2
Tidak mampu mempresentasikan hasil diskusi 1
Kriteria: 89-100 Sangat Baik
78-88 Baik
66-77 Cukup
< 65 Kurang
Nilai Keterampilan = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
149
c) Instrumen Penilaian Kognitif (Pengetahuan)
1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis bentuk Pilihan Ganda
2. Instrumen penilaian dan pedoman penilaian
KISI-KISI SOAL SIKLUS I
MATERI ZAT ADITIF
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII H/I
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Jumlah Soal : 20 Soal
Alokasi waktu : 2x40 menit
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
150
Kompetensi Dasar :
3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, zat
adiktif, serta dampaknya terhadap kesehatan
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Indikator Soal Nomor
Soal
Ranah
Kognitif
3.6.1 Menyebutkan
pengertian dan
jenis-jeniszat
aditif
1. Peserta didik dapat
menjelaskan pengertian dari
zat aditif
1 C1
3.6.2 Memberi contoh
zat aditif alami
dan buatan
2. Peserta didik mampu
menyebutkan contoh penyedap
buatan pada makanan
13, 18 C1, C1
3.6.3 Menyelidiki
pewarna alami
dan buatan pada
makanan dan
minuman
3. Peserta didik mampu
menyebutkan contoh pewarna
alami dan pewarna buatan
buatan pada makanan
5, 15, 16 C2, C2, C3
3.6.4 Mengidentifikasi
berbagai zat aditif
dalam makanan
dan minuman
4. Peserta didik mampu
mengidentifikasi ciri-ciri zat
pewarna buatan
5. Peserta didik mampu
mengidentifikasi ciri-ciri zat
pengawet alami dan buatan
6. Peserta didik mampu
mengidentifikasi bahan-bahan
yang termasuk penyedap alami
dan buatan serta pemberi
aroma
2
7, 8, 11,
12, 20
3, 9, 17,
19
C3
C3, C1, C3,
C1, C4
C3, C3, C3,
C3
151
3.6.5 Menganalisis
perbedaan
pemanis alami
dan buatan pada
makanan dan
minuman
7. Peserta didik mampu
menyebutkan contoh pemanis
buatan pada makanan
10 C2
3.6.6 Menemukan
solusi pengganti
zat aditif buatan
8. Peserta didik mampu
mengambil manfaat dari
penggunaan zat aditif makanan
4 C3
3.6.7 Mengajukan usul
cara mencegah
dampak negatif
zat aditif buatan
9. Peserta didik mampu
mengetahui dampak negatif
penggunaan zat aditif dalam
jangka waktu lama bagi
kesehatan
6, 14 C2, C2
152
Lampiran 2. RPP Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Sekolah : SMP Negeri 1 Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas /Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Zat Aditif dan Zat Adiktif
Sub Bab : - Zat adiktif
- Jenis-jenis zat aditif (Narkotika,
Psikotropika, Zat psiko-aktif lainnya)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2 JP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
153
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7 Menjelaskan berbagai zat aditif
dalam makanan dan minuman, zat
adiktif, serta dampaknya terhadap
kesehatan
5.6.1 Menyebutkan jenis-jenis zat
adiktif
5.6.2 Menjelaskan cara kerja zat adiktif
dalam tubuh
5.6.3 Menjelaskan dampak penggunaan
zat adiktif bagi kesehatan
5.6.4 Menganalisis dampak penyebaran
narkoba di masyarakat
5.6.5 Menjelaskan beberapa upaya
untuk menjaga diri dari bahaya
narkoba
5.6.6 Mengemukakan upaya dalam
menangani pecandu zat adiktif
4.7 Membuat karya tulis tentang
dampak penyalahgunaan zat aditif
dan zatadiktif bagi kesehatan
3.10.1 Membuat model tentang bahaya
rokok bagi kesehatan
3.10.2 Membuat karya tulis tentang
dampak penggunaan zat aditif
danpenyalahgunaan zat adiktif
bagi kesehatan
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menyebutkan jenis-jenis zat adiktif
2. Peserta didik mampu menjelaskan cara kerja zat adiktif dalam tubuh
3. Peserta didik mampu menjelaskan dampak penggunaan zat adiktif bagi
kesehatan
4. Peserta didik mampu menganalisis dampak penyebaran narkoba di
masyarakat
5. Peserta didik mampu menjelaskan beberapa upaya untuk menjaga diri dari
bahaya narkoba
154
6. Peserta didik mampumengemukakan upaya dalam menangani pecandu zat
adiktif
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Pengertian Zat Adiktif
Zat Adiktif adalah zat-zat yang apabila dikonsumsi dapat
menyebabkan ketergantungan (adiksi) atau ingin menggunakannya
secara terus menerus (ketagihan). Zat adiktif alami yang biasa
dikonsumsi adalah kafein yang ada dalam kopi, dan theine yang ada di
dalam teh. Zat adiktif dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1)
Narkotika, (2) Psikotropika, dan (3) zat psiko-aktif lainnya.
b. Jenis-jenis zat adiktif
1) Narkotika
Narkotika merupakan zat berbahaya yang tidak boleh
digunakan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan narkotika tanpa
pengawasan dokter adalah melanggar hukum. Narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri, dan menyebabkan ketergantungan bagi
penggunanya.
Narkotika dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan
berdasarkan potensi dalam menyebabkan ketergantungan, yaitu
narkotika golongan I, narkotika golongan II, dan narkotika
golongan III. Narkotika golongan I, sangat berbahaya karena
berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Narkotika
ini tidak digunakan dalam pengobatan. Misalnya heroin/putaw,
kokain, dan ganja. Narkotika golongan II, berpotensi tinggi dalam
menyebabkan ketergantungan dan dapat digunakan sebagai pilihan
terakhir dalam pengobatan. Misalnya morfin, petidin, dan metadon.
Narkotika golongan III berpotensi ringan dalam menyebabkan
ketergantungan dan banyak digunakan dalam pengobatan.
155
Misalnya, kodein. Penggunaan narkotika sangat berbahaya bagi
kesehatan sehingga penyalahgunaan narkotika dapat merusak masa
depan generasi muda.
2) Psikotropika
Zat ini merupakan obat yang berkhasiat psiko-aktif yang
memengaruhi mental dan perilaku seseorang. Misalnya orang yang
sulit tidur, bila meminum obat tidur (golongan psikotropika) dapat
menyebabkan tidur nyenyak. Oleh sebab itu penggunaan
psikotropika harus sesuai dengan resep dokter.
Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi empat golongan
berdasarkan potensi dalam menyebabkan ketergantungan.
Psikotropika golongan I, berpotensi sangat kuat menyebabkan
ketergantungan dan tidak digunakan sebagai obat. Psikotropika
golongan II, berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan dan
sangat terbatas digunakan sebagai obat. Psikotropika golongan III,
berpotensi sedang menyebabkan ketergantungan dan banyak
digunakan sebagai obat. Psikotropika golongan IV, berpotensi
ringan dalam menyebabkan ketergantungan dan sangat luas
digunakan sebagai obat.
3) Zat Psiko-Aktif lainnya
Selain narkotika dan psikotropika terdapat zat atau obat lain
yang berpengaruh terhadap kerja sistem saraf pusat jika
disalahgunakan atau dikonsumsi dalam jumlah besar dan dapat
menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Beberapa contoh zat psiko-aktif selain narkotika dan psikotropika
adalah alkohol, nikotin, dan kafein.
Jenis alkohol yang banyak digunakan yaitu etanol
(C2H5OH). Zat ini dapat diperoleh secara alami melalui fermentasi
glukosa dengan ragi. Bila seseorang meminum minuman
beralkohol, maka kandungan alkohol dalam darahnya akan tinggi
156
dan menyebabkan orang itu mabuk serta mengalami penurunan
kesadaran.
Nikotin terdapat dalam daun tembakau. Daun tembakau ini
biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Akibatnya,
orang yang merokok dapat lebih tahan kantuk atau lebih aktif.
Namun demikian, merokok berbahaya bagi kesehatan tubuh karena
dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Kafein merupakan zat yang secara alami terdapat dalam
kopi. Meskipun kafein merupakan zat psiko-aktif, namun tidak ada
larangan dalam penggunaannya. Hal ini disebabkan kafein
merupakan stimulus yang mampu meningkatkan kerja otak.
Mengkonsumsi kopi tidak dilarang, tetapi tidak dianjurkan untuk
dikonsumsi secara berlebihan.
2. Materi Pembelajaran Remidial
a. Dampak Penggunaan Zat Adiktif bagi Kesehatan
1) Dampak Penggunaan Narkotika
Penggunaan heroin, morfin, opium dan kodein dalam jangka
pendek dapat menghilangkan rasa nyeri, ketegangan berkurang,
rasa nyaman, diikuti perasaan seperti mimpi dan mengantuk.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan,
meninggal karena overdosis, menyebabkan sembelit, gangguan
siklus menstruasi, dan impotensi. Jika dalam penggunaannya
menggunakan jarum suntik yang tidak steril, maka dapat tertular
berbagai jenis penyakit berbahaya seperti hepatitis dan
HIV/AIDS.
2) Dampak Penggunaan Psikotropika
Penggunaan ekstasi (metilen metamfetamin/MDMA) dan
sabu (metamfetamin) dalam jangka pendek dapat menyebabkan
terjaga (tidak tidur), rasa riang, perasaan melambung, rasa
nyaman, dan meningkatkan keakraban. Namun setelah itu akan
157
timbul rasa tidak enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat,
rasa haus, badan gemetar, jantung berdebar, dan tekanan darah
meningkat. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan kurang
gizi, anemia, penyakit jantung, gangguan jiwa dan pembuluh
darah di otak dapat pecah sehingga mengalami stroke atau gagal
jantung yang mengakibatkan kematian.
3) Dampak Penggunaan Zat Psiko-Aktif lainnya
Selain nikotin, dalam rokok juga terdapat sekitar 4.000
senyawa, termasuk tar dan karbon monoksida yang berbahaya
bagi tubuh. Senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan kanker
paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung, tekanan
darah tinggi dan impotensi.
Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam
pembukuh darah, menuju otak dan menekan kerja otak. Akibat
jangka pendek dari mengonsumsi alkohol yaitu mabuk, keinginan
untuk merusak dan dapat menyebabkan kecelakaan akibat
mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk. Dalam jangka
panjang alkohol juga dapat merusak hati, merusak kelenjar getah
lambung, kerusakan sistem saraf, menyebabkan gangguan
jantung, dan meningkatkan resiko kanker. Ibu hamil pecandu
alkohol akan melahirkan bayi yang cacat.
b. Upaya Pencegahan Diri dari Bahaya Narkoba
Beberapa upaya yang dapat kamu lakukan untuk menjaga diri
dari bahaya narkob aadalah sebagai berikut:
1) Mengenal dan menilai diri sendiri
Mengenal dan menilai diri sendiri, akan lebih mudah
mengarahkan perilakumu untuk mencapai tujuan hidup yang telah
kamu tetapkan dan mencegah diri dari perilaku yang membuatmu
tidak dapat meraih tujuan hidupmu.
158
2) Meningkatkan harga diri
Harga diri seseorang dapat tinggi atau rendah tergantung
pada pengalaman, perilaku dan interaksinya dengan orang lain.
Orang yang mempunyai harga diri yang tinggi, yang bangga
dengan hasil karya sendiri maupun hasil kolaborasi dengan
teman, mampu bertindak mandiri, mampu menjalankan tanggung
jawab dengan baik, berani menghadapi tantangan dengan penuh
semangat dan mau membantu orang lain.
3) Meningkatkan rasa percaya diri
Percaya diri adalah gambaran keyakinan, keberanian, cara
pandang, pemikiran, dan perasaan tentang dirinya sendiri dalam
menghadapi suatu permasalahan. Jika memiliki rasa percaya diri
yang baik, maka akan memiliki dorongan , kekuatan, dan
keberanian untuk melakukan hal-hal yang positif.
4) Terampil mengatasi masalah dan mengambil keputusan
Ketika menyelesaikan masalah, kamu harus terampil dalam
mengambil keputusan. Ketika mengambil keputusan, kamu harus
menggunakan pemikiran yang logis mengenai sumber masalah
dan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat dan
bijaksana.
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
Mencari gambar zat adiktif (Narkotika, psikotropika dan zat psiko aktif
lainnya) di internet dan cari berbedaan dari ketiga macam zat adiktif
tersebut.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Aprroach
Model : Cooperative Learning tipe Group Investigation
Metode : Observasi, diskusi, tanya jawab
159
F. Media, Alat dan Bahan
1. Media
b. Worksheet atau lembar kerja peserta didik
c. Lembar penilaian materi zat adiktif
2. Alat dan bahan
1) LCD projector
2) Laptop
3) Slide Power Point materi zat adiktif
4) Video materi zat adiktif
G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII.Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII.Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Sumber lain yang relevan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 2 x 40 menit(2 JP )
Kegiatan Langkah-Langkah
Model Kooperatif
tipe Group
Investigation
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
waktu
Pendahuluan Stimulasi(Mencipta
kan situasi)
1.2 Pemusatan Perhatian
a. Orientasi
• Gurumemberi salam
dan peserta didik
menjawab salam
• Guru mengecek
10
menit
160
kehadiranpeserta
didik
• Guru meminta peserta
didik untuk
mempersiapkan buku
siswa, alat, dan bahan
untuk mengikuti
pelajaran
b. Apersepsi
• Guru
mengkaitkanmateri
pembelajaran yang
akan dilakukandengan
pengalaman peserta
didik pada materi
sebelumnya,
• Peserta didik
mengajukan
pertanyaan yang ada
keterkaitannya
dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
c. Motivasi
• Guru memberikan
gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
• Apabila
materi/tema/projek
161
dikerjakan dengan
baik dan sungguh-
sungguh dikuasai
dengan baik, maka
peserta didik
diharapkan dapat
menjelaskan tentang:
➢ Jenis-jenis zat
adiktif
➢ Dampak
penggunaan zat
adiktif bagi
kesehatan
➢ Beberapa upaya
untuk menjaga diri
dari bahaya
narkoba
• Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang
berlangsung
• Peserta didik
menjawab
pertanyaaan guru
tentang Apakah zat
adiktif mempunyai
efek samping jika
dikonsumsi?Bagaima
na upaya untuk
menjaga diri agar
162
terhindar dari bahaya
narkoba?
Kegiatan
inti
Mengidentifikasi topik
dan membuat
kelompok
1. Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok, masing-
masing kelompok terdiri
dari 4-6 orang
2. Peserta didik meneliti
beberapa sumber,
mengusulkan sejumlah topik
dan mengkategorikan saran-
saran
3. Peserta didik bergabung
dengan kelompoknya untuk
mempelajari topik yang
telah mereka pilih
4. Peserta didik diberikan
permasalahan dalam bentuk
Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)
5. Komposisi kelompok
didasarkan pada ketertarikan
siswa dan harus bersifat
heterogen
6. Guru membantu dalam
mengumpulan informasi dan
memfasilitasi pengaturan
7. Peserta didik diarahkan
untuk mengumpulkan dan
mengeksplorasi data dari
aneka sumber yang akan
digunakan untuk
60
menit
163
Merencanakan tugas
yang akan dipelajari
Melaksanakan
Investigasi
menyelesaikan
permasalahan di Lembar
kerja Peserta Didik (LKPD)
8. Peserta didik merencanakan
tugas yang akan dipelajari,
bagaimana mempelajarinya?
Tujuan atau kepentingan apa
menginvestigasi topik
tersebut?
Mengamati
9. Peserta didik
mengumpulkan informasi,
menganalisis data, dan
membuat kesimpulan
10. Tiap anggota kelompok
berkontribusi untuk usaha-
usaha yang dilakukan
kelompoknya
Menanya
Pernahkah kamu mendengar
istilah narkoba? Narkoba
merupakan singkatan dari
narkotika, psikotropika, dan obat
164
Menyiapkan laporan
akhir
Mempresentasikan
laporan akhir
terlarang lainnya yang
sebenarnya merupakan zat
adiktif. Namun tidak semua zat
adiktif adalah narkoba, misalnya
kafein, alkohol, dan nikotin.
Mengapa narkoba itu dilarang di
Indonesia? Apa efek samping
yang akan terjadi ketika
mengonsumsi narkoba secara
berlebihan?
11. Peserta didik saling
bertukar, berdiskusi,
mengklarifikasi, dan
mensintesis semua gagasan
12. Anggota kelompok
menentukan pesan-pesan
esensial dari proyek mereka
13. Anggota kelompok
merencanakan apa yang
akan mereka laporkan, dan
bagaimana mereka akan
membuat presentasi
14. Wakil-wakil kelompok
membentuk sebuah panitia
acara untuk
mengkoordinasikan rencana-
rencana presentasi.
Mengkomunikasikan
15. Guru meminta peserta didik
165
Evaluasi
untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok.
Bandingkan hasil
pengamatan kelompokmu
dengan hasil pengamatan
kelompok lain. Catat
persamaan dan
perbedaannya. Coba
diskusikan, jika hasil
pengamatan
dikomunikasikan kepada
orang lain, apakah orang
tersebut memperoleh
pemahaman yang sama?
16. Presentasi yang dibuat untuk
seluruh kelas dalam
berbagai macam bentuk
17. Bagian presentasi tersebut
harus dapat melibatkan
pendengarnya secara aktif
18. Peserta didik mengevaluasi
kejelasan dan penampilan
presentasi berdasarkan
kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya oleh
seluruh anggota kelas.
Mengasosiasikan
19. Peserta didik melakukan
refleksi dengan dibimbing
oleh guru terhadap hasil
166
diskusi yang telah
dilaksanakan. Peserta didik
menganalisa masukan,
tanggapan dan koreksi dari
guru terkait pembelajaran
20. Peserta didik saling
memberikan umpan balik
mengenai topik tersebut,
mengenain tugas yang telah
mereka kerjakan
21. Guru dan peserta didik
berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran
peserta didik
22. Penilaian atas pembelajaran
harus mengevaluasi
pemikiran tiap kelompok.
Penutup 1. Guru dan peserta didik
mereview hasil
kegiatanpembelajaran dan
menyimpulkan secara
bersama-sama.
2. Guru memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang berkinerja
baik.
3. Peserta didik menjawab
kuis tentang materi zat
aditif dan zat adiktif
4. Pemberian tugas untuk
mempelajari materi
10
menit
167
selanjutnya
5. Gurumenutup pembelajaran
dengan salam.
I. Penilaian
a. Metode dan Bentuk Instrumen
Aspek Indikator Teknik Bentuk
Instrumen
Waktu
Sikap Menunjukkan
perilaku yang
tampak
Observasi Jurnal
Perkembangan
Sikap (instrumen
terlampir)
Selama
kegiatan
pembelajaran
Ketrampilan Melakukan
diskusi dan
presentasi
dengan model
pembelajaran
cooperative
learning tipe
group
investigation
Observasi Rubrik Penilaian
Ketrampilan
(instrumen
terlampir)
Selama
kegiatan
pembelajaran
Pengetahuan b. Memahami
pengertian
zat adiktif
c. Memahami
jenis-jenis
zat adiktif
(Narkotik,
Psikotropika
, Zat psiko-
aktif
Tes Pilihan Ganda
(instrumen
terlampir)
Evaluasi
168
lainnya)
b.Instrumen
1) Instrumen Penilaian Afektif
1. Indikator Sikap
2) Instrumen Penilaian Psikomotorik / Keterampilan
No. Nama Siswa Aspek yang Dinilai
pengamat
an
Diskusi
sesuai
intruksi
Presentasi
hasil diskusi
Nilai
1
2
3
4.
5.
Rubrik Penilaian Keterampilan
Keterampilan yang
dinilai
Rubrik Skor
Pengamatan Melakukan pengamatan dengan cermat
dan teliti
3
Melakukan pengamatan, tetapi kurang
cermat dan kurang teliti
2
Tidak mengamati 1
Diskusi sesuai intruksi Melakukan diskusi sesuai dengan
intruksi
3
Melakukan diskusi sesuka hati 2
Tidak mengikuti diskusi 1
169
Presentasi hasil diskusi Mampu mempresentasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
3
Mampu mempresentasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
2
Tidak mampu mempresentasikan hasil
diskusi
1
Kriteria: 89-100 Sangat Baik
78-88 Baik
66-77 Cukup
< 65 Kurang
Nilai Keterampilan = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
170
3) Instrumen Penilaian Kognitif (Pengetahuan)
(1) Teknik Penilaian : Tes Tertulis bentuk Pilihan Ganda
(2) Instrumen penilaian dan pedoman penilaian
KISI-KISI SOAL SIKLUS II
MATERI ZAT ADIKTIF
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII H/I
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Jumlah Soal : 20 Soal
Alokasi waktu : 2x40 menit
A. Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
171
B. Kompetensi Dasar :
3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, zat
adiktif, serta dampaknya terhadap kesehatan
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Indikator Soal Nomor
Soal
Kunci
jawaban
3.6.1 Menyebutkan
jenis-jenis zat
adiktif
1. Peserta didik dapat
menyebutkan jenis-jenis zat
adiktif
1, 2, 7, 13,
18
C1, C1,
C4, C1,
C4
3.6.2 Menjelaskan
cara kerja zat
adiktif dalam
tubuh
2. Peserta didik dapat mengetahui
dan menjelaskan cara kerja zat
adiktif yang masuk ke dalam
tubuh
3, 6, 9 C2, C1,
C4
3.6.3 Menjelaskan
dampak
penggunaan zat
adiktif bagi
kesehatan
3. Disajikan suatu permasalahan
dampak penggunaan zat adiktif
bagi kesehatan, peserta didik
mampu memecahkan dan
memberi solusi
4, 8, 10,
12, 20
C1, C2,
C2, C2,
C2
3.6.4 Menganalisis
dampak
penyebaran
narkoba di
masyarakat
4. Disajikan beberapa penyebab
penyebaran narkoba dikalangan
masyarakat, peserta didik
mampu menganalisis
penyebaran narkoba yang
semakin merajalela
16, 17, 8 C4, C4,
C3
3.6.5 Menjelaskan
beberapa upaya
untuk menjaga
diri dari bahaya
narkoba
5. Disajikan beberapa pernyataan,
peserta didik diharapkan untuk
memilih upaya yang benar
dalam menjaga diri dari bahaya
narkoba
5, 19 C2, C4
172
3.6.6 Mengemukakan
upaya dalam
menangani
pecandu zat
adiktif
6. Peserta didik mampu
mengetahui upaya yang harus
dilakukan dalam kasus narkoba
dan memberikan solusi dalam
menangani pecandu zat adiktif
11, 14, 15 C2, C3,
C3
173
Lampiran 3. Lembar Soal Siklus 1 & Kunci Jawaban
SOAL SIKLUS I MATERI ZAT ADITIF
KELAS VIII SEMESTER I
Kerjakan soal-soal berikut di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
jawaban yang benar!
1. Zat yang ditambahkan pada makanan dan minuman untuk meningkatkan
kualitas, keawetan, kelezatan dan kemenarikan makanan dan
minumandisebut…
a. Zat adiktif c. Zat Pengawet
b. Zat Aditif d. Zat penyedap
2. Pernyataan tentang zat pewarnamakanan:
1. Zat pewarna yang diekstrak dari hewan atau tumbuhan
2. Tahan lama dan praktis
3. Menimbulkan efek sampingterhadap kesehatan
4. Aman dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama
5. Zat berwarna (pigmen) yangsengaja dibuat dari reaksi kimia
Pernyataan di atas yang sesuai dengan ciri-ciri zat pewarna buatan atau
sintetis adalah …
a. 1, 2, dan 3 c. 2, 3 dan 4
b. 1, 4 dan 5 d. 2, 3 dan 5
3. Perhatikan gambar di bawah!
174
Gambar bahan di atas merupakan contoh …
a. Pengawet c. Penyedap
b. Pengemulsi d. Pemberi aroma
4. Pernyataan di bawah ini merupakan manfaat dari penggunaan zat aditif pada
makanan, kecuali …
a. Membuat penampilan makanan lebih menggugah selera
b. Mengawetkan makanan
c. Mempertahankan nilai gizi pada suatu makanan
d. Menutupi kerusakan yang terdapat pada suatu makanan
5. Salah satu contoh zat kimia yang dapat dipakai untuk memberikan warna
merah dan banyak digunakan pada industri tekstil dan kertas adalah …
a. Rhodamin B c. Karamel
b. Amaranth d. Klorofil
6. Penggunaan formalin dalam waktu yang lama mempunyai dampak buruk
terhadap kesehatan, salah satunya dapat mengakibatkan …
a. Tulang menjadi keropos c. Menurunkan daya ingat
b. Penyakit kanker pada lambung d. Darah sukar membeku
7. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
(1) Berasal dari bahan alami
(2) Dibuat untuk bahan non pangan
(3) Tidak dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
(4) Berasal dari bahan hasil sintetis
(5) Dapat menghambat pertumbuhanmikroorganisme
(6) Tidak berefek samping terhadapkesehatan
Pernyataan di atas yang termasuk ciri-ciri dari zat pengawet alamiadalah …
a. 1, 2 dan 5 c. 1, 5 dan 6
b. 1, 2 dan 6 d. 4, 5 dan 6
8. Pengawetan makanan secara kimiadapat dilakukan dengan penambahan
pengawet yang diizinkan BPOMyaitu …
a. Asam nitrat dan kalsium nitrat
b. Asam propanil dan kalsiumpropanil
175
c. Asam sulfit dan kalsium sulfit
d. Asam benzoat dan kalsium benzoat
9. Perhatikan gambar berikut !
1 2 3 4
Makanan di atas yang menggunakan penyedap buatan adalah …
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
10. Bahan berikut ini yang merupakancontoh dari pemanis buatan adalah …
a. Sakarin dan siklamat c.Sukrosa dan aspartam
b. Gula lontar dan sakarin d. Aspartam dan gula lontar
11. Zat kimia yang digunakan untuk mengawetkan sekaligus mempertahankan
warna merah daging adalah ...
a. Natrium benzoat c. Garam dapur
b. Asam cuka d. Garam nitrit
12. Monosodium glutamat, siklamat dan natrium benzoat secara berturut-turut
merupakan zat aditif buatan yang berguna untuk …
a. Pemanis, penyedap, pengawet
b. Pengawet, pemanis, penyedap
c. Penyedap, pemanis, pengawet
d. Pengawet, penyedap, pemanis
13. Diantara zat aditif dibawah ini yang merupakan penyedap adalah …
a. Natrium glutamat c. Natrium klorida
b. Natrium nitrit d. Natrium benzoat
176
14. Pemanis buatan yang tidak mengandung kalori dianjurkan untuk dikonsumsi
para penderita penyakit tertentu yang ingin menikmati rasa manis secara
aman. Penyakit tersebut diantaranya adalah …
a. Kanker c. Tekanan darah tinggi
b. Diabetes militus d. Diabetes insipidus
15. Berikut ini yang merupakan contoh bahan aditif berupa pewarna buatan yang
diijinkan adalah …
a. Hijau FCF c. Orange RN
b. Auramine d. Metanil Yellow
16. Perhatikan gambar berikut !
Bahan-bahan di atas merupakan contoh dari …
a. Pewarna buatan c. Penyedap buatan
b. Pewarna alami d. Penyedap alami
17. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. Berasal dari hasil sintetis
2. Aman bagi kesehatan
3. Berasal dari bahan alami
4. Lebih tahan lama
5. Bertujuan agar bentuk makananlebih menarik
6. Menambah cita rasa
Pernyataan di atas yang termasuk ciri-ciri penyedap alami adalah …
a. 1, 2 dan 6 c. 2, 3 dan 6
b. 2, 3 dan 4 d. 3, 4 dan 6
177
18. Monosodium glutamate (MSG) memiliki rasa yang khas tetapi
penggunaannya harus dibatasi. Bahan campuran yang dapat menggantikan
rasa dari MSG adalah …
a. Garam dan serbuk lada c. Garam dan asam
b. Gula dan asam d. Gula dan garam
19. Perhatikan gambar berikut!
Gambar bahan di atas merupakan contoh …
a. Pengemulsi c. Pemanis buatan
b. Pemberi aroma / essen d. Pengawet buatan
20. Ikan adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan protein
tinggi. Akan tetapi, ikan mudah sekali busuk jika tidak segera diolah. Berikut
ini cara pengawetan ikan yang tepat adalah …
a. Pendinginan, pengasapan, dan penambahan enzim
b. Pengeringan, pembekuan, dan penambahan gula
c. Pendinginan, pengalengan, dan penambahan garam
d. Pengalengan, pengeringan, dan penambahan enzim
178
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS I
1 B
2 D
3 C
4 C
5 A
6 B
7 C
8 D
9 A
10 A
11 D
12 C
13 B
14 B
15 A
16 B
17 C
18 D
19 B
20 C
Kriteria Penilaian
Skor Total = ∑ Jawaban Benar x 5
= 20 x 5
= 100
179
Lampiran 4. Lembar Soal Siklus II & Kunci Jawaban
SOAL SIKLUS II MATERI ZAT ADIKTIF
KELAS VIII SEMESTER I
Kerjakan soal-soal berikut di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
jawaban yang benar!
1. Bahan makanan atau minuman yangdapat menimbulkan kecanduan pada
penggunanya disebut …
c. Zat Antioksidan c. Zat Adiktif
d. Zat Antidioksidan d. Zat Aditif
2. Banyak orang menjadi kecanduan setelah meminum kopi, karena kopi …
a. Mengandung bahan adiktif yang termasuk psikotropika
b. Mengandung bahan yang bersifat menurunkan kerja sistem saraf pusat
c. Mengandung bahan adiktif bukan narkotika dan psikotropika berupa
kafein
d. Sangat nikmat dikonsumsi karena rasanya yang manis
3. Nikotin bekerja dengan jalan …
a. Merusak fungsi organ tubuh
b. Mengusir oksigen dan darah
c. Mempengaruhi pertumbuhan sel tertentu
d. Menaikkan tekanan darah
4. Minuman beralkohol mengandung berbagai komposisi yang memiliki efek
samping terhadap sistem saraf pusat. Dampak negatif setelah mengkonsumsi
minuman berakoholadalah …
a. Memperlambat fungsi otak c. Kanker mulut
b. Daya ingatan bekerja maksimal d. Kanker paru-paru
5. Dibawah ini yang tidak termasuk upaya menjaga diri dari bahaya narkoba
adalah …
a. Mencoba sedikit demi sedikit berbagai macam narkoba
b. Menjalin komunikasi dengan orangtua maupun lembaga yang bertugas
terkait bahaya narkoba
180
c. Fokus pada hal-hal yang positif
d. Mencontoh kebiasaan yang baik
6. Wanita akan lebih cepat mengalami mabuk saat mengkonsumsi zat adiktif
daripada pria, karena …
a. Perutnya lebih kecil
b. Tubuhnya lebih pendek
c. Volume otaknya lebih besar
d. Volume darahnya lebih kecil
7. Dintara narkotika berikut yang berasaldari canabis sativa adalah …
a. Kokain c. Ganja
b. Heroin d. Morfin
8. Efek yang ditimbulkan dari pemakaian obathalusinogen adalah …
a. Nafsu makan meningkat
b. Denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur
c. Menjadi sangat gembira
d. Timbul rasa semangat
9. Merokok dilakukan oleh sebagian orang yang kurang memperhatikan
kesehatan dan tidak memperdulikan efek samping yang ditimbulkan.
Dibawah ini salah satu kerja organ yang terganggu dengan adanya asap rokok
adalah …
a. Sistem pencernaan tidak stabil
b. Peningkatan denyut jantung
c. Stroke
d. Berkurangnya sistem kekebalan tubuh
10. Berikut ini merupakan bahaya narkotika dan psikotropika, kecuali …
a. Dapat membantu meningkatkan kreativitas belajar
b. Mampu membuat seseorang berhalusinasi
c. Mampu menekan sistem saraf pusat
d. Mampu mempercepat kerja jantung dan otak
11. Hal yang harus dilakukan oleh seseorang yang sudah terlanjur kecanduan
psikotropika adalah …
181
a. Datang ke rumah sakit tertentu untuk mendapat terapi penghentian
penggunaan psikotropika sehingga kecanduan akan hilang
b. Mengatasinya dengan menahan diri dari menggunakan bahan tersebut
meskipun ada rasa sakit yang berlebihan
c. Menggunakan bahan lain identik narkoba, akan tetapi sedikit dalam
penggunaannya
d. Mengurangi dosis penggunaan psikotropika sesuai keinginan dirinya
sendiri
12. Komplikasi medis pada suasana saraf yang diakibatkan dari penyalahgunaan
narkoba adalah …
a. Gangguan penglihatan c. Gangguan daya ingat
b. Peradangan otot jantung d. Gangguan pernapasan
13. Jenis narkotika yang termasuk golongan II adalah …
a. Ganja c. Heroin
b. Kokain d. Morfin
14. Salah satu psikotropika yang mampu menyebabkan ketergantungan yang
sangat tinggi dan tidak disarankan untuk digunakan dalam terapi adalah …
a. Kokain c. Heroin
b. Ganja d. Ekstasi
15. Penggunaan narkoba yang sudah mengalami kecanduan tidak akan mudah
lepas dari jerat barang tersebut. Maka diperlukan sebuah tempat untuk
memulihkan kondisi agar kembali normal dengan cara …
a. Penjara agar tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang
b. Rehabilitasi, memberikan bimbingan secara perlahan agar tidak
mengkonsumsi narkoba
c. Tidak diberi arahan oleh pihak yang berwenang
d. Hukuman denda agar merasa jera atas perlakuannya
16. Salah satu penyebab maraknya pengedaran narkoba di lingkungan masyarakat
adalah sebagai berikut, kecuali…
182
a. Ketidakmampuan menyesuaian diri dengan lingkungan
b. Tidak mendapat perhatian dan pengawasan orang tua tentang bahaya
narkoba
c. Pengaruh pergaulan yang bebas tanpa aturan
d. Peraturan pemerintah tentang larangan penggunaan narkoba sudah
berjalan dengan baik
17. Perhatikan beberapa pernyatan dibawah ini!
1) Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya
2) Memunculkan semangat belajar yang tinggi
3) Keinginan untuk bersenang-senang
4) Pengertian yang salah bahwa penggunaan narkoba sekali-kali tidak
menimbulkan ketagihan
5) Memberikan pengaruh postitif setelah penggunaannya
Penyebab penyebaran narkoba di kalangan masyarakat semakin merajalela
ditunjukkan pada nomor …
a. 1, 2 dan 3 c. 2, 3 dan 4
b. 1, 3 dan 4 d. 3, 4 dan 5
18. Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar diatas merupakan salah satu jenis narkotika golongan I. Gambar
tersebut adalah …
a. Kodein c. Heroin
b. Morfin d. Methadon
19. Perhatikan pernyataan dibabwah ini!
1) Melakukan pemakaian narkoba tanpa sepengatahuan orang tua
183
2) Memperkuat Iman pada Tuhan YME
3) Menerapkan pola hidup sehat
4) Memilih pergaulan yang baik
Yang tidak termasuk upaya dalam menjaga diri dari bahaya narkoba
ditunjukkan pada nomor …
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
20. Efek fisiologis yang ditimbulkan olehnarkotika terhadap penggunanyaadalah
…
a. Perubahan perilaku yang negatif
b. Menurunnya fungsi sistem kerja tubuh
c. Tingkat emosi yang sangat labil
d. Kecemasan berlebihan
184
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS II
1 C
2 C
3 D
4 A
5 A
6 D
7 C
8 B
9 B
10 A
11 A
12 C
13 D
14 D
15 B
16 D
17 B
18 C
19 A
20 B
Kriteria Penilaian
Skor Total = ∑ Jawaban Benar x 5
= 20 x 5
= 100
185
Lampiran 5. Hasil Ulangan Siklus I
186
Lampiran 6. Hasil Ulangan Siklus II
187
Lampiran 7. Lembar Pengamatan Guru Siklus I
LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS I
Nama Guru :Mistiana Eni Purwanti, S.Pd., M.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII H / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Materi Pelajaran : Zat Aditif dan Zat Adiktif
Hari / Tanggal : Senin, 11 November 2019
Petunjuk Pengisian : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk
kerja
No. Indikator Skor
1 2 3 4
PENDAHULUAN
1 Guru memeriksa kesiapan peserta didik sebelum
pembelajaran
√
2 Guru melakukan kegiatan apersepsi √
3 Guru melakukan anya jawab √
4 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan
dibahas
√
5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
KEGIATAN INTI
1 Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
jelas
√
2 Guru mampu memandu kegiatan pembelajaran √
3 Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan
√
4 Guru melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kegiatan positif
√
188
5 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
√
6 Guru mampu menerapkan langkah-langkah Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
√
7 Guru melakukan pembagian kelompok secara
heterogen
√
8 Guru membimbing peserta didik dalam melaksanakan
Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation
√
9 Guru menggunakan media yang relevan dengan
materi
√
10 Guru menumbuhkan keaktifan dengan memberikan
kesempatan bertanya kepada peserta didik dalam
pembelajaran
√
11 Guru memberikan penguatan dan umpan balik
terhadap materi zat aditif dan zat adiktif
√
12 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai
√
PENUTUP
1 Guru menyimpulkan hasil pembelajaran √
2 Guru melakukan evaluasi dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai remidi atau pengayaan
√
3 Guru menutup proses pembelajaran √
Total Skor 6 21 40
Skor Akhir 67
Persentase 83,75%
Kualifikasi Baik
189
190
Lampiran 8. Lembar Pengamatan Guru Siklus II
LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS II
Nama Guru :Mistiana Eni Purwanti, S.Pd., M.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII H / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Materi Pelajaran : Zat Aditif dan Zat Adiktif
Hari / Tanggal : Senin, 18 November 2019
Petunjuk Pengisian : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk
kerja
No. Indikator Skor
1 2 3 4
PENDAHULUAN
1 Guru memeriksa kesiapan peserta didik sebelum
pembelajaran
√
2 Guru melakukan kegiatan apersepsi √
3 Guru melakukan tanya jawab √
4 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan
dibahas
√
5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
KEGIATAN INTI
1 Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
jelas
√
2 Guru mampu memandu kegiatan pembelajaran √
3 Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan
√
4 Guru melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kegiatan positif
√
191
5 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
√
6 Guru mampu menerapkan langkah-langkah Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
√
7 Guru melakukan pembagian kelompok secara
heterogen
√
8 Guru membimbing peserta didik dalam melaksanakan
Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation
√
9 Guru menggunakan media yang relevan dengan
materi
√
10 Guru menumbuhkan keaktifan dengan memberikan
kesempatan bertanya kepada peserta didik dalam
pembelajaran
√
11 Guru memberikan penguatan dan umpan balik
terhadap materi zat aditif dan zat adiktif
√
12 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai
√
PENUTUP
1 Guru menyimpulkan hasil pembelajaran √
2 Guru melakukan evaluasi dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai remidi atau pengayaan
√
3 Guru menutup proses pembelajaran √
Total Skor 15 60
Skor Akhir 75
Persentase 93,75%
Kualifikasi Sangat Baik
192
193
Lampiran 9. Angket Minat Belajar Siklus I
194
195
Lampiran 10. Angket Minat Belajar Siklus II
196
197
Lampiran 11. Hasil Uji Validitas
HASIL UJI VALIDITAS SOAL
No Butir Soal Keterangan
1 soal_1 Valid
2 soal_2 Valid
3 soal_3 Valid
4 soal_4 Valid
5 soal_5 Tidak Valid
6 soal_6 Tidak Valid
7 soal_7 Valid
8 soal_8 Tidak Valid
9 soal_9 Valid
10 soal_10 Tidak Valid
11 soal_11 Valid
12 soal_12 Valid
13 soal_13 Valid
14 soal_14 Valid
15 soal_15 Valid
16 soal_16 Valid
17 soal_17 Valid
18 soal_18 Valid
19 soal_19 Valid
20 soal_20 Valid
21 soal_21 Valid
22 soal_22 Valid
23 soal_23 Valid
24 soal_24 Tidak Valid
25 soal_25 Valid
198
Lampiran 12. Hasil Uji Reliabilitas
HASIL UJI RELIABILITAS SOAL
NO. Cronbach's
Alpha Tingkat Reliabel
1
0.82 Reliabel
2
0.81 Reliabel
3
0.82 Reliabel
4
0.81 Reliabel
5
0.83 Reliabel
6
0.82 Reliabel
7
0.81 Reliabel
8
0.82 Reliabel
9
0.81 Reliabel
10
0.82 Reliabel
11
0.81 Reliabel
12
0.81 Reliabel
13
0.82 Reliabel
14
0.81 Reliabel
15
0.81 Reliabel
16
0.82 Reliabel
17
0.81 Reliabel
18
0.81 Reliabel
19
0.81 Reliabel
20
0.82 Reliabel
21
0.81 Reliabel
22
0.82 Reliabel
23
0.81 Reliabel
24
0.82 Reliabel
25
0.79 Reliabel
199
Lampiran 13. Hasil Uji Kesukaran Soal
HASIL UJI KESUKARAN SOAL
No Butir soal Cronbach's
Alpha Tingkat Kesukaran
1 soal_1 0.90 Mudah
2 soal_2 0.90 Mudah
3 soal_3 0.90 Mudah
4 soal_4 0.90 Mudah
5 soal_5 0.73 Mudah
6 soal_6 0.17 Sukar
7 soal_7 0.80 Mudah
8 soal_8 0.83 Mudah
9 soal_9 0.83 Mudah
10 soal_10
0.20 Sukar
11 soal_11
0.80 Mudah
12 soal_12
0.87 Mudah
13 soal_13
0.90 Mudah
14 soal_14
0.80 Mudah
15 soal_15
0.83 Mudah
16 soal_16
0.90 Mudah
17 soal_17
0.67 Sedang
18 soal_18
0.80 Mudah
19 soal_19
0.83 Mudah
20 soal_20
0.57 Sedang
21 soal_21
0.63 Sedang
22 soal_22
0.37 Sedang
23 soal_23
0.53 Sedang
24 soal_24
0.13 Sukar
25 soal_25
0.73 Mudah
200
Lampiran 14. Hasil Daya Beda Soal
HASIL DAYA BEDA SOAL
No Butir soal
Cronbach's Alpha Daya Beda
1 soal_1 0.382 Cukup
2 soal_2 0.643 Baik
3 soal_3 0.382 Cukup
4 soal_4 0.408 Cukup
5 soal_5 0.129 Buruk
6 soal_6 0.196 Buruk
7 soal_7 0.553 Baik
8 soal_8 0.267 Cukup
9 soal_9 0.456 Baik
10 soal_10 0.290 Cukup
11 soal_11 0.416 Baik
12 soal_12 0.557 Baik
13 soal_13 0.382 Cukup
14 soal_14 0.612 Baik
15 soal_15 0.498 Cbaik
16 soal_16 0.382 Cukup
17 soal_17 0.505 Baik
18 soal_18 0.553 Baik
19 soal_19 0.435 Baik
20 soal_20 0.379 Cukup
21 soal_21 0.503 Baik
22 soal_22 0.360 Cukup
23 soal_23 0.589 Baik
24 soal_24 0.182 Buruk
25 soal_25 0.839 Sangat Baik
201
Lampiran 15. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing
202
Lampiran 16. Surat Permohonan Izin Penelitian
203
Lampiran 17. Surat Selesai Penelitian
204
Lampiran 18. Lembar Konsultasi Skripsi
205
206
207
208
209
210
211
Lampiran 19. SKK
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Ikfi Rizqia
NIM :23060160058
Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
Dosen P.A : Anggun Zuhaida, M.Pd.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1
Orientasi Pengenalan Akademik
dan Kemahasiswaan (OPAK)
IAIN Salatiga
18-19 Agustus 2016 Peserta
3
2
Orientasi Pengenalan Akademik
dan Kemahasiswaan (OPAK)
FTIK
22-23 Agustus 2016 Peserta
3
3 Library User Education
(Pendidikan Pemustaka)
30 Agustus 2016 Peserta 3
4
Seminar Internasional dengan
tema “Petani Untuk Negeri”
oleh Krida Taruna Bumi
Persada
18 September 2016 Peserta
10
5
Makrab Imade Salatiga dengan
tema “Guyub Rukun Agawe
Paseduluran Mahasiswa Demak
Ing IAIN Salatiga” oleh Imade
Salatiga
18 September 2016 Peserta
3
6
Seminar Nasional dengan tema
“Penerapan Nilai-nilai
Lingkungan Kepada Individu”
21 September 2016 Peserta
8
212
oleh Mapala Mitapasa IAIN
Salatiga
7
Masa Penerimaan Anggota
Baru (MAPABA) dengan tema
“Mencetak Generasi mutaqid
yang berintelektual dan
berkarakter ASWAJA” oleh
Rayon Tarbiyah Matori Abdul
Djalil PMII Komisariat Djoko
Tingkir Kota Salatiga
7-9 Oktober 2016 Peserta
3
8
Makrab Tadris IPA dengan
tema “Asik Semalam Bersama
Scientist in Laga (ASAM
BASA) oleh HMJ T.IPA IAIN
Salatiga
2 Desember 2016 Peserta
3
9
Sosialisasi dan Desiminasi
Buku dengan tema “Model
Pendekatan Saintifik dalam
Kehidupan Keagamaan
Masyarakat Kampung Muallaf”
oleh HMJ T.IPA IAIN Salatiga
28Desember 2016 Peserta
3
10 “Talkshow Kepemudaan” oleh
Mahasiswa Demak Nusantara
29 Januari 2017 Peserta 3
11
Kursus Pembina Pramuka
Mahir Tingkat Dasar (KMD)
oleh Gerakan Pramuka Kwartir
Cabang Kota Salatiga
28 Februari 2017 Peserta
3
213
12
Seminar Nasional IPNU IPPNU
dengan tema “Peran Pemuda
dalam Mengukuhkan NKRI”
oleh IPNU IPPNU Kota
Salatiga
4 Maret 2017 Peserta
8
13
Pelatihan Kader Dasar (PKD)
dengan tema “Realisasi Kader
Mujahid dalam Aktualisasi
Gerakan dan Pemikiran yang
Responsif-Revolusioner”
6-9 April 2017 Peserta 3
14
Pelatihan Administrasi dan
Penulisan Karya Ilmiah dengan
tema “Mengembangkan
Kemampuan Diri Untuk Sukses
Berorganisasi” oleh PMII
Komisariat Djoko Tingkir Kota
Salatiga
11 April 2017 Peserta
3
15
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah
(PTKI) dengan tema
“Mahasiswa sebagai Intelektual
yang Berwawasan dan Terampil
dalam Menulis” oleh YA
BISMILLAH IAIN Salatiga
21 April 2017 Peserta
3
16
Scholarship Seminar dengan
tema “Unlocking The Future
Through Scholarship” oleh YA
BISMILLAH IAIN Salatiga
23 Mei 2017 Peserta
3
17 Kajian Ramadhan dengan tema 8 Juni 2017 Peserta
214
“Ramadhan with Tadris IPA
and Social Event in Panti
Asuhan Baitul Falah” oleh
HMJ T.IPA IAIN Salatiga
3
18
Ramadhan in Campus dengan
tema “Bersahabat dengan AL-
Qur’an, menjadi Keluarga
Terdekat Sang Maha Rahman”
15 Juni 2017 Panitia
3
19
Bakti Sosial dengan tema
“Indahnya Berbagi Menebar
Amal di Bulan Suci” oleh
Imade Salatiga
19 Juni 2017 Peserta
3
20
SK Penyelenggaraan Orientasi
Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK) IAIN
Salatiga Tahun 2017
27 Juli 2017 Panitia
4
21
Anniversary Youth Association
of Bidikmisi Limardhotillah
(YA BISMILLAH) dengan
tema “Satu Arah, Satukan
Langkah dalam Mencapai Masa
Depan Gemilang”
12 Agustus 2017 Peserta
3
22
Apresiasi Akademik Dosen dan
Mahasiswa Tadris IPA FTIK
IAIN Salatiga
20 September 2017 Peserta
3
23
Kursus Pembina Pramuka
Mahir Tingkat Lanjut (KML)
oleh Gerakan Pramuka Kwartir
22-27 September
2017
Peserta
3
215
Cabang Kota Salatiga
24
Juara Persahabatan Mbak Duta
IAIN Salatiga 2017 Dalam
Pemilihan Mas & Mbak Duta
Mahasiswa IAIN Salatiga
2 Oktober 2017 Peserta
3
25
Salatiga Science Olympiad II
Tingkat SMP/MTs Se-Jawa
Tengah
6 Oktober 2017 Panitia
6
26
Training Entrepreneurship
Youth Association of Bidikmisi
Limardhotillah dengan tema
“Kiat Berwirausaha Sukses dan
Mandiri Melalui Bisnis Online”
oleh YA BISMILLAH IAIN
Salatiga
30 Oktober 2017 Peserta
3
27
International Conference on
Indonesian Islam, Education
and Science (ICIIES) IAIN
Salatiga
6-7 November 2017 Panitia
4
28
Penerimaan Anggota Baru
(PAB) dengan tema “JQH
Sebagai Wadah Lestari Seni
Islami” oleh JQH Al-Furqon
IAIN Salatiga
2-3 Desember 2017 Peserta
3
29
Program Pengembangan
Bahasa Inggris di Pare Oleh
EGYPT Islamic Boarding and
8 Januari –3 Februari
2018
Peserta
6
216
Course
30
Surat Keputusan Ketua Jurusan
T.IPA tentang Pengangkatan
Pengurus Himpunan Mahasiswa
(HMJ) T.IPA Masa Bakti 2018
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) Institut
Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga
14 Februari 2018 Pengurus
4
31
International Forum On Science
(IFoS) 2018 dengan tema
“Science as an Integral Part Of
Islam” oleh HMJ T.IPA FTIK
IAIN Salatiga
22 Maret 2018 Panitia
4
32
Surat Keputusan Dekan FTIK
Tentang Susunan Panitia
Salatiga Science Olympiad III
(SSO III) HMJ T.IPA Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga Yahun
2018
9 April 2018 Panitia
4
33
Seminar Nasional dengan tema
“Drawing the Future Through
Scholarship” oleh YA
BISMILLAH IAIN Salatiga
20 April 2018 Peserta
8
34 National Conference on the
Sciences and Social Sciences
2 Mei 2018 Presenter
217
2018 (NACOSS III) Academic
International Dialogue (AID)
Conference
8
35
Salatiga Science Olympiad III
(SSO III) Tingkat SMP/MTs
Se-Jawa Tengah oleh HMJ
T.IPA FTIK IAIN Salatiga
12 Mei 2018 Panitia
6
36
Seminar Nasional dengan tema
“Ittihadu At Tholabah
Litarqiyah Al Lughoh Al
Arobiyah” oleh UKM Ittaqo
IAIN Salatiga
12 Mei 2018 Peserta
8
37
Ramadhan Berbagi
Kebahagiaan Bersama Tadris
IPA
25 Mei 2018 Panitia
3
38
Seminar Nasional dengan tema
“Peran Mahasiswa Bidikmisi
dalam Mewujudkan SDGs
2030” oleh YA BISMILLAH
IAIN Salatiga
24 Agustus 2018 Peserta
8
39
Apresiasi Akademik Dosen dan
Mahasiswa Tadris IPA FTIK
IAIN Salatiga Tahun 2018
6 Oktober 2018 Panitia
4
40
Apresiasi Akademik Dosen dan
Mahasiswa Tadris IPA FTIK
IAIN Salatiga Tahun 2018
6 Oktober 2018 Peserta
3
41 Seminar Nasional dengan tema
“Digital Online Marketing”
25 Oktober 2018 Peserta
218
oleh HMJ PMI Fakultas
Dakwah IAIN Salatiga
8
42
Kegiatan Bedah Buku dengan
tema “Jurus Kuliah ke Luar
Negeri” oleh HMJ PAI FTIK
IAIN Salatiga
30 Oktober 2018 Peserta
3
43
International Scholarship
Talkshow dengan tema “Create
Your Bright History Through
Scholarship” oleh DEMA FTIK
IAIN Salatiga
10 November 2018 Panitia
4
44
Makrab ASAM BASA III
Jurusan T.IPA FTIK IAIN
Salatiga
10-11 November
2018
Panitia
4
45
Seminar Nasional dengan tema
“Peran Penting Bank Syariah
Terhadap Sistem Keungan Di
Era Digital” oleh HMPS PS
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga
14 November 2018 Peserta
8
46
Lomba Karya Tulis Ilmiah
dengan tema “Stabilitas Sistem
Keuangan Di Era Digital” oleh
HMPS PS Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
14 November 2018 Peserta
3
47
Seminar Nasional Advokasi
dengan tema “Pentingnya
Advokasi Bagi Mahasiswa di
27 November 2018 Peserta
219
Kalangan Kampus” oleh HMJ
PGMI FTIK IAIN Salatiga
8
48
Program Pengembangan
Bahasa Arab di Pare Oleh
EGYPT Islamic Boarding and
Course
10 Januari- 12
Februari 2019
Peserta
6
49
Surat Keputusan Dekan FTIK
Tentang Pengangkatan
Pengurus Dewan Mahasiswa
(DEMA) FTIK IAIN Salatiga
Masa Bakti 2019
25 Februari 2019 Pengurus
4
50
Mimbar Ilmiah Tadris IPA
dengan tema “Pembelajaran
IPA Era Revolusi Industri 4.0”
oleh HMPS T.IPA IAIN
Salatiga
23 Maret 2019 Peserta
3
51
Sosialisasi dan Sharing
Bersama Penerima Beasiswa
Unggulan 2018 oleh HMPS
T.IPA IAIN Salatiga
23 Maret 2019 Peserta
3
52
Surat Keputusan Dekan FTIK
Tentang Susunan Panitia
Kegiatan Festival Ramadhan
DEMA FTIK IAIN Salatiga
Tahun 2019
21 Mei 2019 Panitia
4
53
Seminar Nasional dengan tema
“Let’s Be a Good Millenial’s
Person With Peer Conseling”
25 Juli 2019 Peserta
8
220
oleh HMPS BKPI
54
Surat Keputusan Dekan FTIK
Tentang Susunan Panitia
Penyelenggara Kegiatan
Pengenalan Budaya Akademik
dan Kemahasiswaan (PBAK)
FTIK IAIN Salatiga Tahun
2019
7 Agustus 2019 Panitia
4
55
Pengenalan Budaya Akademik
dan Kemahasiswaan FTIK
IAIN Salatiga dengan tema
“Memayu Hayuning Winaya
Madhyastha Agami”
8-9 Agustus 2019 Panitia
4
56
Asisten Praktikum Biologi
Umum Program Studi Tadris
IPA FTIK IAIN Salatiga
15 Agustus 2019 Asisten
Dosen
6
57
International Conference on
Social Science and Humanities
(ICOSAH III) oleh The
Academic International
Dialogue (AID Conference)
30 Oktober 2019 Presenter
4
58
Seminar Nasional dengan tema
“Everyone Can Get
Scholarship” oleh Islamic
Students for Universal
Exceptional (ISSUE) IAIN
Salatiga
14 November 2019 Peserta
8
221
59
Apresiasi Akademik Program
Studi Tadris Ilmu Pengetahuan
Alam
14 November 2019 Peserta 3
Jumlah 267
222
Lampiran 20. Foto Kegiatan
DOKUMENTASI
Suasana Kelas VIII H
Proses pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe group investigation
223
Proses pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe group investigation
Proses pembelajaran dengan model
cooperative learning tipe group investigation
224
Siswa mempresentasikan materi hasil diskusi di depan kelas
Pelaksanaan ulangan harian
225
Lampiran 21. Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ikfi Rizqia
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 15 Maret 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat Sekarang : Ds.Ngablak Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga
Alamat Asli : Ds.Kendaldoyong Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Demak
Nomor Telepon : 089529778026
Email : [email protected]
Pendidikan Terakhir : MAN Demak
RIWAYAT PENDIDIKAN
JENJANG NAMA SEKOLAH TAHUN LULUS
SD SD Negeri Kendaldoyong 2010
MTs MTs NU Jogoloyo 2013
MA MA Negeri Demak 2016
Perkuliahan IAIN Salatiga Sekarang
PENGALAMAN ORGANISASI
NAMA ORGANISASI JABATAN WAKTU
Pramuka Juru Adat Putri 2014-2015
PMII Pengurus 2017-2018
Imade Salatiga Pengurus 2018-2019
HMJ T.IPA Sekretaris 2018
DEMA FTIK Koordinator Dep.RISSA 2019