93
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (PTK PADA KELAS IV SD NEGERI LEBAKWANGI 03 TAHUN PELAJARAN 2009/2010) LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : DWI ARDIANTO WIBOWO NIM. X2707007 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR ... - digilib.uns.ac.id... · motivasi belajar siswa; dan untuk mengetahui apakah hambatan penggunaan ... Kisi -kisi Angket Motivasi ... sampai pada media

  • Upload
    dinhnga

  • View
    230

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

(PTK PADA KELAS IV SD NEGERI LEBAKWANGI 03

TAHUN PELAJARAN 2009/2010)

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :

DWI ARDIANTO WIBOWO

NIM. X2707007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

(PTK PADA KELAS IV SD NEGERI LEBAKWANGI 03

TAHUN PELAJARAN 2009/2010)

Oleh :

DWI ARDIANTO WIBOWO

NIM. X2707007

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ii

PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 24 Juni 2010

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd. .......................................

Sekretaris : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. .......................................

Anggota I : Dra. Rukayah, M.Hum. .......................................

Anggota II : Taufiq Lilo, S.T., M.T. .......................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd.

NIP. 196007271987021001

iii

PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di

hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Kegururan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta,

Dosen Pembimbing, Guru Pendamping/Supervisor,

Dra. RUKAYAH, M.Hum. TARIPIN, S.Pd NIP. 19570827 198203 2 002 NIP. 19660629 199003 1 006

iv

ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

(PTK PADA KELAS IV SD NEGERI LEBAKWANGI 03

TAHUN PELAJARAN 2009/2010)

Oleh

Dwi Ardianto Wibowo

NIM. X2707007

Penelitian Tindakan Kelas pada kelas IV SD Negeri Lebakwangi 03

dilaksanakan melalui kolaborasi dengan guru dan kepala sekolah. Tujuannya untuk

mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa; dan untuk mengetahui apakah hambatan penggunaan model

pembelajaran kontekstual pada pembelajaran Matematika Kelas IV di SD Negeri

Lebakwangi 3.

Pembelajaran Matematika di SD semestinya harus diciptakan secara aktif,

kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan, serta didukung kompetensi guru untuk

mengelola proses belajar mengajar. Kondisi SD menunjukkan belum dilaksanakan atau

digunakannya pembelajaran tersebut, termasuk di SD Negeri Lebakwangi 3. Akibatnya,

Motivasi siswa belajar matematika di kelas IV SD Negeri Lebakwangi 3 yang terlihat selama

ini dapat dikatakan sangat rendah. Setiap guru memberi kesempatan bertanya, hanya 20 %

atau 3 siswa yang memberi pertanyaan sedangkan 80 % atau 12 siswa yang lain tidak

memberikan pertanyaan. Jumlah siswa yang tidak aktif cukup banyak, yaitu mencapai 12

siswa dari 15 siswa yang ada di kelas IV. Dengan menerapkan Model Pembelajaran

Kontekstual di kelas IV SD Negeri Lebakwangi 3, motivasi siswa belajar matematika

meningkat serta siswa menjadi tidak lagi takut dan malas melainkan menyenangi terhadap

pembelajaran matematika.

Pada siklus I dan siklus II tidak terdapat siswa yang memiliki motivasi rendah.

Siswa yang memiliki motivasi sedang pada siklus I sebanyak 34 persen; pada siklus II

menjadi 8,5 persen; berarti terjadi penurunan sebanyak 25,5 persen. Siswa yang memiliki

motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 63 persen; pada siklus II menjadi 68,5 persen; berarti

terjadi kenaikan sebanyak 5,8 persen. Siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi pada

siklus I sebanyak 3 persen; pada siklus II menjadi 23 persen; berarti terjadi kenaikan

sebanyak 20 persen. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis

deskriptif ternyata terdapat peningkatan motivasi belajar dalam pengajaran matematika

dengan menggunakan pendekatan kontekstual

Kata kunci : motivasi, kontekstual, deskriptif

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

dan menyusun penelitian tindakan kelas ini. Penulisan ini diajukan sebagai salah satu

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dengan segala kerendahan hati

penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya

kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada semua pihak yang

telah memberikan dukungan moril maupun material sehingga penulisan Laporan

PTK ini dapat terselesaikan. Terlebih lagi ucapan terima kasih ini dihaturkan kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Rernat Sajidan, M.Si. selaku Pembantu Rektor I Fakultas keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Sukarno, M.Pd., selaku Kepala Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Kepala Program Studi PGSD Fakultas keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Pelaksana Program PJJ S1 PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

6. Dra. Rukayah, M. Hum., selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan,

sehingga penulisan tindakan kelas ini dapat selesai tepat waktu.

7. Taripin, S.Pd. selaku Supervisor/ teman sejawat yang telah bersedia membantu

terselenggaranya PTK ini.

8. Tri Wihartanti, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Lebakwangi 03 dan Bapak

Ibu/Guru, atas segala bantuannya.

9. Siswa kelas IV SD Negeri Lebakwangi 03, yang dengan semangat telah

membantu berhasilnya penelitian tindakan kelas.

Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis

panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal

ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala

kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh karena itu

segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu penulis dalam

penyempurnaan penyusunan selanjutnya.

Surakarta, …………………..2010

Penulis

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ........................................ 2

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 5

A. Kajian Teori ................................................................................ 5

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ..................................... 7

C. Kerangka Pikir ............................................................................ 8

D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 10

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 10

B. Subjek Penelitian ....................................................................... 10

C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 28

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 28

B. Pembahasan ............................................................................... 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 42

A. Simpulan ...................................................................................... 42

B. Saran ......................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 45

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 10

2. Keaktivan Yang Mengindikasikan Motivasi Belajar Siswa ....................... 25

3. Kisi-kisi Angket Motivasi ............................................................................ 26

4. Data Lembar Observasi Siklus I ................................................................. 31

5. Hasil Angket Siklus I .................................................................................. 32

6. Frekuensi dan Persentase Motivasi Angket siklus I ................................... 33

7. Data Lembar Observasi Siklus II ................................................................ 35

8. Hasil Angket Siklus II ................................................................................. 36

9. Frekuensi dan Persentase Motivasi Angket Siklus II ................................. 37

10. Data Lembar Observasi Siklus I dan II ....................................................... 38

11. Persentase Motivasi Angket siklus I dan II ................................................ 39

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Berpikir Dalam Penelitian ........................................................... 8

2. Bagan Kegiatan Penelitian ........................................................................... 11

3. Grafik Lembar Observasi Siklus I dan II .................................................... 38

4. Grafik Persentase Motivasi Angket Siklus I dan II .......................................... 39

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ............................................... 46

2. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ............................................. 56

3. Evaluasi Siklus I ...................................................................................... 66

4. Evaluasi Siklus II ....................................................................................... 67

5. Pembagian Kelompok ................................................................................. 69

6. Daftar Nilai ................................................................................................ 70

7. Format Lembar Pengamatan Motivasi Siswa ............................................ 71

8. Format Kisi-kisi Angket Motivasi ............................................................. 72

9. Format Angket Motivasi Belajar Siklus I .................................................. 73

10 Format Angket Motivasi Belajar Siklus II ................................................ 74

11. Format Pendapat Siswa .............................................................................. 75

12. Personalia Peneliti ...................................................................................... 77

13. Curriculum Vitae Peneliti .......................................................................... 78

14. Curriculum Vitae Supervisor ..................................................................... 79

15. Hasil Lembar Observasi Siklus I ............................................................... 80

16. Hasil Lembar Observasi Siklus II .............................................................. 81

17. Hasil Angket Motivasi Siklus I .................................................................. 82

18. Hasil Angket Motivasi Siklus II ................................................................. 83

19. Presensi Siswa Kondisi Awal .................................................................... 84

20. Pendapat Siswa Kondisi Awal ................................................................... 86

21. Presensi Siswa Siklus I ............................................................................... 88

22. Hasil Lembar Observasi Siklus I ............................................................... 90

23. Hasil Lembar Observasi Siklus I ............................................................... 92

24. Pendapat Siswa Siklus I .............................................................................. 94

25. Presensi Siswa Siklus II .............................................................................. 96

26. Hasil Observasi Siklus II ........................................................................... 98

27. Pendapat Siswa Siklus II ............................................................................ 100

28. Foto Kegiatan ............................................................................................ 102

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika selama ini merupakan mata pelajaran yang menakutkan

bagi siswa kelas IV SD Negeri Lebakwangi 03. Sebagian besar siswa

menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang paling sulit bila

dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Rumitnya materi matematika

membuat siswa menjadi malas untuk berpikir lebih keras untuk memecahkan

persoalan dalam mata pelajaran matematika.

Data hasil belajar Matemetika yang telah dilaksanakan di kelas IV SD

Negeri Lebakwangi 03 pada semester I Tahun Pelajaran 2009/2010

menunjukkan bahwa hanya 6 siswa atau 40 % yang tuntas belajar sedangkan

yang lain sebanyak 11 siswa atau 60 % belum tuntas belajar. Hasil pengamatan

di kelas IV SD Negeri Lebakwangi 03 pada pembelajaran matematika, siswa

cenderung tidak aktif dan terkesan tidak siap menerima pelajaran matematika.

Jumlah siswa yang tidak aktif cukup banyak, yaitu 7 siswa dari 15 siswa yang

ada. Melihat hasil rata-rata nilai prestasi dan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran matematika yang masih rendah menjadi keprihatinan bagi SD Negeri

Lebakwangi 03 pada khususnya dan dunia pendidikan di Indonesia pada

umumnya.

Siswa dalam kondisi seperti ini tentunya tidak bisa disalahkan begitu

saja. Guru secara moral seharusnya mengevaluasi kekurangan dalam

pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan di kelas, mulai dari proses

pembelajaran yang monoton dan hanya mengandalkan hafalan rumus-rumus

sampai pada media yang digunakan dalam pembelajaran matematika. Dewasa

ini banyak sekali inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran, khususnya

pembelajaran matematika, di antaranya adalah Model Pembelajaran Kontekstual,

Model Pembelajaran Kooperatif, Model Pembelajaran Quantum, Model

Pembelajaran Terpadu, serta Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

2

Salah satu model pembelajaran yang paling popular adalah Model

Pembelajaran Kontekstual. Elaine B. Johnson (2009 : 57) menjelaskan Model

Pembelajaran Kontekstual adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan

otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis

dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Model Pembelajaran

Kontekstual dirasa cocok jika diterapkan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri

Lebakwangi 03 dengan harapan dapat menjadi penawar dari pembelajaran yang

monoton dan hanya mengandalkan pada rumus-rumus, tanpa melihat kenyataan

yang sesungguhnya dari masalah-masalah matematika, yang sejatinya adalah

masalah-masalah sering terjadi di lingkungan kehidupan siswa sehari-hari.

Selain itu dengan Model Pembelajaran Kontekstual, siswa tidak lagi takut dan

malas, melainkan menyenangi serta meningkatkan motivasi belajar siswa

terhadap belajar matematika. Matematika tidak lagi menjadi pelajaran sulit,

tetapi siswa merasa mudah dalam mempelajari matematika. Apabila semua itu

terwujud, bukan tidak mungkin motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran

matematika akan meningkat yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar

siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka dilaksanakan Penelitian Tindakan

Kelas Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran

Kontekstual Pada Kelas IV SD Negeri Lebakwangi 03 Tahun Pelajaran

2009/2010.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Adanya kesenjangan antara keinginan untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa dengan keadaan yang terjadi berupa rendahnya motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi

03 menjadi masalah. Berdasarkan masalah tersebut, dalam proposal ini

diajukan rumusan permasalahan sebagai berikut :

3

1. Apakah melalui Model Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan

motivasi belajar Matematika kelas IV Sekolah Dasar Negeri Lebakwangi

03?

2. Apakah hambatan jika model pembelajaran kontekstual diterapkan untuk

meningkatkan motivasi belajar Matematika kelas IV Sekolah Dasar

Negeri Lebakwangi 03?

2. Pemecahan Masalah

Pembelajaran yang sesuai dengan proses berpikir siswa, tentunya akan

membuat siswa menyenangi proses pembelajaran tersebut. Dengan

melakukan pembelajaran matematika menggunakan Model Pembelajaran

Kontekstual secara baik paling tidak akan mampu mendekatkan siswa dengan

ide dan konsep matematika melalui pemecahan masalah-masalah nyata yang

dialami sehari-hari.

Model Pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pengajaran yang

cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menhubungkan

muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa (Elaine B.

Johnson, 2009 : 57).

Demikian halnya dengan guru melakukan pembelajaran matematika

melalui Model Pembelajaran Kontekstual, dengan harapan motivasi belajar

siswa meningkat. Hal ini dikarenakan adanya proses pengembangan ide dan

konsep-konsep matematika yang diawali dengan pengalaman siswa yang

dapat dari dunia nyata. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi dalam

mempelajari matematika yang sampai saat ini masih dianggap sulit.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui apakah melalui Model Pembelajaran Kontekstual dapat

meningkatkan motivasi belajar Matematika kelas IV Sekolah Dasar Negeri

Lebakwangi 03.

4

2. Mengetahui hambatan jika model pembelajaran kontekstual diterapkan untuk

meningkatkan motivasi belajar Matematika kelas IV Sekolah Dasar Negeri

Lebakwangi 03.

3. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas

pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran matematika yang bermakna

serta sesuai dengan minat dan proses berpikir siswa.

Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu :

1. Siswa

Meningkatkan motivasi belajar siswa dan memudahkan siswa dalam

mempelajari matemtaika yang muaranya pada peningkatan prestasi belajar

siswa.

2. Guru

Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan Model

Pembelajaran Kontekstual dalam pembelajaran matematika.

3. SD Negeri Lebakwangi 03

Meningkatkan pemberdayaan Model Pembelajaran Kontekstual agar

motivasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada

pelajaran lainnya.

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Motivasi Belajar Matematika

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya (M Sobri Sutikno, 2009 : 4). Menurut

Skinner (dalam M. Sobri Sutikno, 2009 : 3) belajar merupakan suatu proses

adaptasi akan penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Sedangkan Mc. Donald (dalam Oemar Hamalik, 2001 : 158) mendefinisikan

motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Motivasi belajar menurut Martinis Yamin (2009 : 219) adalah daya

penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan

belajar dan menambah keterampilan dan pengalaman. Menurut Pupuh

Faturrohman, 2009 : 19), motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam dini siswa yang menimbulkan,

menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga

diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai. Sedangkan menurut Sutawijaya

(1997:176), matematika mengkaji benda abstrak (benda pikiran) yang disusun

dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan simbol (lambang) dan

penalaran deduktif. Menurut Hudoyo (1990:3) matematika berkenan dengan

ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara

logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak.

Jadi motivasi belajar matematika adalah kesanggupan untuk

melakukan kegiatan belajar matematika karena didorong oleh keinginannya

untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar.

Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam

rangka mencapai tujuan. Motivasi belajar matematka siswa dikatakan tinggi

apabila :

6

1. Prosentase kehadiran siswa tinggi

2. Kualitas keterlibatan siswa tinggi dibuktikan dengan banyaknya siswa

yang bertanya

3. Kesanggupan untuk melakukan proses belajar tinggi

2. Model Pembelajaran Kontekstual

Secara umum, model diartikan sebagai benda tiruan dari benda yang

sesungguhnya. Secara khusus, model diartikan sebagai kerangka konseptual

yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan. Model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran

dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Model Pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang

merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna.

Model Pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pengajaran yang cocok

dengan otak yang menghasilkan makna dengan menhubungkan muatan

akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa (Elaine B.

Johnson, 2009 : 57). Sedangkan Menurut Trianto (2007 : 103) model

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut Trianto (2007 : 105), sebuah kelas dikatakan menerapkan

Model Pembelajaran Kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen, yaitu

(1) kontruktivisme, (2) inkuiri, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5)

permodelan, (6) refleksi, (7) penilaian yang sebenarnya.

Menurut Trianto (2007 : 106), secara garis langkah-langkah

pembelajaran dengan Model pembelakaran kontekstual sebagai berikut.

7

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya.

2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik

3. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.

4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompoknya)

5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

6. Melakukan refleksi di akhir pertemuan

7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Jadi model pembelajaran kontekstual merupakan sebuah sebuah

sistem belajar yang didasarkan pada kebermaknaan suatu pembelajaran

dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya. Komponen Model Pembelajaran

Kontekstual yaitu; kontruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar,

permodelan, refleksi, penilaian yang sebenarnya.. Pada akhirnya dengan

memperhatikan karakteristik Pembelajaran Kontekstual tersebut, siswa

didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya

berupa dorongan dari luar yaitu pembelajaran yang bermakna dan

menyenangkan yang disajikan guru sehingga disimpulkan bahwa Model

Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Kartoni. 2008. Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Penerapan

Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Lembasari 01

Tahun Pelajaran 2007/2008. Jakarta : Universitas Terbuka

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa

kelas IV SD Negeri Lembasari 01.

2. Muhamad Bukhori. 2006. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas V SD Negeri

Wotgalih 02 Tahun Pelajaran 2005/2006. Jakarta : Universitas Terbuka

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

8

Pendekatan Matematika realistik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas IV SD Negeri Wotgalih 02.

C. Kerangka Pikir

Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang paling

sulit dikuasai siswa jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Oleh

karena itu, dalam pembelajarannya perlu dicari inovasi baru yang mampu

memudahkan siswa dalam belajar matematika, disamping dapat merangsang

siswa untuk tertarik atau senang belajar matematika. Pembelajaran yang

menekankan pada aktifitas siswa dalam menemukan kembali ide dan konsep

matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata, dapat membantu

siswa dalam belajar matematika sesuai proses berpikirnya. Dengan begitu,

motivasi belajar siswa dapat meningkat. Pembelajaran yang syarat dengan

kreteria di atas adalah pembelajaran dengan menggunakan Model

Pembelajaran Kontekstual.

Dengan demikian, gambar kerangka berpikirnya sebagai berikut :

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini, dengan model pembelajaran

yang ditawarkan dalam pembelajaran (eksplorasi masalah-masalah nyata oleh

Motivasi Siswa

Rendah

Model Pembel

Kontekstual

OUTPUT

INPUT

PROSES

PBM

EFEKTIF

Motivasi Siswa

Tinggi

9

siswa) tentu siswa akan lebih mudah menemukan kembali ide dan konsep

matematika yang dipelajari. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih

bermakna sehingga dimungkinkan motivasi belajar siswa dalam mata

pelajaran matematika dapat meningkat.

Gambar tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran matematika yang

disajikan dengan Model Pembelajaran Kontekstual, siswa menemukan

kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah

nyata sehingga pembelajaran lebih bermakna yang dapat meningkatnya

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

D. Hipotesis Tindakan

Jika Model Pembelajaran Kontekstual diterapkan pada pembelajaran

matematika maka motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Lebakwangi 03

meningkat.

10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri

Lebakwangii 03, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal yang memiliki 6

rombongan belajar tahun pelajaran 2009/2010

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Januari

sampai dengan bulan Juni 2010. Adapun jadwal penelitian adalah sebagai

berikut.

NO JENIS KEGIATAN BULAN

JAN PEB MAR APR MEI JUN

1 Observasi dan identifikasi masalah X X

2 Penyusunan rancangan tindakan X X

3 Pelaksanaan PTK siklus 1 X

4 Refleksi dan analisis hasil siklus 1 X

5 Pelaksanaan PTK siklus 2 X

6 Refleksi dan analisis hasil siklus 2 X

7 Penyusunan laporan PTK X X

Tabel 1. Jadwal Penelitian

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Lebakwangi 03,

Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal dengan jumlah siswa 15 siswa, dengan 7

siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

11

C. Prosedur Penelitian

1. Seting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lebakwangi 03 yang

memiliki 6 rombongan belajar tahun pelajaran 2009/2010 dengan subyek

penelitian adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 15 siswa, dengan 7

siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian yang dilaksanakan adalah

penelitian tindakan kelas.

Adapun bagan kegiatan penelitian sebagai berikut.

Gambar 2. Bagan Kegiatan Penelitian

2. Rencana Tindakan

Untuk memecahkan masalah penelitian diperlukan langkah yang

tepat dalam penanganannya. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu

penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan

kontekstual maka pelaksanaan tindakan direncanakan dalam dua siklus.

Siklus pertama dilaksanakan dengan kompetensi dasar menentukan

jarring-jaring beberapa bangun ruang sederhana sedangkan siklus kedua

dilaksanakan dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana. Setiap siklus

terdiri atas dua pertemuan.

Identifikasi

dan Perumusan

Masalah

PERENCANAAN

TINDAKAN 1

PELAKSANAAN

TINDAKAN 1

dan

OBSERVASI 1 Analisis Data 1

dan REFEKSI 1

Identifikasi

dan Perumusan

Masalah

Hasil Siklus 1

PERENCANAAN

TINDAKAN 2

PELAKSANAAN

TINDAKAN 2

dan

OBSERVASI 2 Analisis Data 2

dan REFEKSI 2

12

Langkah-langkah yang secara umum digunakan untuk memecahkan

masalah adalah membuat perencanaan yang memuat :

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berbasis model

pembelajaran kontekstual. Dalam rencana pembelajaran yang dibuat

menggunakan alat peraga yang ada disekitar siswa itu sendiri dan mudah

diperoleh..

b. Menyiapkan/Membuat alat bantu mengajar yang mendukung

terlaksananya pembelajaran kontekstual, meliputi balok dan kubus yang

dicari/dibuat sendiri oleh siswa yang semuanya diperoleh dari lingkungan

sekitarnya, maupun yang telah dipersiapkan oleh kelompoknya masing-

masing dari rumah.

c. Membuat instrumen untuk merekam bentuk aktifitas siswa selama proses

pembelajaran (lembar observasi), penilaian tingkat motivasi (kuesioner).

Penilaian hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siklus

d. Personil yang dilibatkan dalam penelitian ini selain siswa adalah peneliti

sendiri sebagai pelaksana tindakan dan seorang supervisor.

e. Refleksi pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan pada setiap akhir

kegiatan pembelajaran dan pada akhir setiap siklus.

Penelitian tindakan dilakukan melalui dua siklus. Adapun mengenai

pelaksanaan tindakan melalui tahapan sebagai berikut :

a. SIKLUS I

1) Perencanaan

a) Menentukan kelas subjek penelitian

b) Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati

c) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya

d) Menentukan pelaku observasi, alat bantu observasi, pedoman

observasi dan cara pelaksanaan observasi

e) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi

f) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan

masalah

g) Menyiapkan skenario pembelajaran

13

Pertemuan 1

KEGIATAN AWAL

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Apersepsi :

Menggali

pengatahuan

siswa tentang

pembelajaran

sebelumnya

Mengingat

kembali tentang

bangun ruang

Tanya

jawab

Papan

visual

Materi

sebelum-

nya

4 Menit

Motivasi :

Jika ingin

membuat

sebuah kotak

kita perlu

memahami

materi ini

Memperhatikan

penjelasan guru

Ceramah Lisan Guru 1 Menit

KEGIATAN INTI

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Menjelaskan

kegiatan yang

akan dilakukan

dalam

kelompok

Memperhatikan

penjelasan guru

Demon-

strasi

Kotak Guru 10 Menit

Membagi

siswa dalam

beberapa

kelompok

Berkelompok

sesuai petunjuk

guru

- - -

Membagi LKS

untuk setiap

kelompok

- - -

Mengamati

setiap

kelompok

Membuka kotak

kertas dan

mengamati

Demon-

strasi

Kotak Materi dan

LKS

10 Menit Kon-

trukti-

visme,

14

secara bergilir jaring-jaring

yang terbentuk

dari bukaan kotak

inkuiry

Mengamati

setiap

kelompok

secara bergilir

Berdiskusi dalam

kelompok untuk

mengidentifikasi

jaring-jaring

balok dan kubus

yang terbentuk

dari bukaan kotak

Diskusi Kotak Materi dan

LKS

10 Menit Masya-

rakat

belajar

Memandu Perwakilan

kelompok

melaporkan hasil

diskusi

- - - 10 Menit Penilai-

an

sebe-

narnya

Memandu Kelompok lain

memberikan

tanggapan

- - - 10 Menit Penilai-

an

sebe-

narnya

Menjelaskan

beberapa

jaring-jaring

balok dan

kubus yang

memungkinkan

dari hasil

bukaan

Memperhatikan

penjelasan guru

Ceramah Papan

visual

Materi 5 Menit

KEGIATAN AKHIR

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Membimbing

siswa dalam

membuat

rangkuman

Membuat

rangkuman

dengan

bimbingan guru

Tanya

jawab

LKS Materi 5 Menit Reflek-

si

Memberi PR Menulis soal PR Penugasan Papan

visual

Materi 5 Menit

15

Pertemuan 2

KEGIATAN AWAL

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Apersepsi :

Menggali

pengatahuan

siswa tentang

pembelajaran

sebelumnya

Mengingat

kembali tentang

jaring-jaring

balok dan kubus

Tanya

jawab

Papan

visual

Materi

sebelum-

nya

4 Menit

Motivasi :

Jika ingin

membuat

sebuah kotak

kita perlu

memahami

materi ini

Memperhatikan

penjelasan guru

Ceramah Lisan Guru 1 Menit

KEGIATAN INTI

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Menjelaskan

kegiatan yang

akan dilakukan

dalam

kelompok

Memperhatikan

penjelasan guru

Demon-

strasi

Jaring-

jaring

kubus

dan

balok

Guru 10 Menit

Membagi

siswa dalam

beberapa

kelompok

Berkelompok

sesuai petunjuk

guru

- - -

Membagi LKS

untuk setiap

kelompok

- - -

Mengamati

setiap

kelompok

secara bergilir

Berdiskusi dalam

kelompok untuk

mengidentifikasi

gambar jaring-

jaring yang dapat

Diskusi Gambar

jaring-

jaring

kubus

dan

Materi dan

LKS

10 Menit Masya-

rakat

belajar

16

membentuk

sebuah balok atau

kubus

balok

Mengamati

setiap siswa

secara bergilir

Menggunting

gambar jaring-

jaring yang

diduga dapat

membentuk

sebuah balok atau

kubus

Demon-

strasi

Gambar

jaring-

jaring

kubus

dan

balok

Materi dan

LKS

10 Menit Kon-

trukti-

visme,

inkuiry

Menunjukkan

gambar jaring-

jaring

memungkinkan

dapat

membentuk

suatu balok

atau kubus

Mengambar

jaring-jaring

memungkinkan

dapat membentuk

suatu balok atau

kubus

Penugasan Papan

visual

Materi 10 Menit

KEGIATAN AKHIR

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Membimbing

siswa dalam

membuat

rangkuman

Membuat

rangkuman

dengan

bimbingan guru

Tanya

jawab

LKS Materi 5 Menit Reflek-

si

Memberikan

evaluasi

Mengerjakan

evaluasi

Tes Lembar

evalu-

asi

Materi 20 Menit

2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran siklus pertama menggunakan Model

Pembalajaran Kontekstual yang dilaksanakan dalam dua kali tatap

muka pembelajaran. Secara lebih rinci skenario pembelajaran

dijelaskan pada rencana pembelajaran.

Pada tahap ini juga dilakukan observasi dan monitoring serta

evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Kriteria

17

keberhasilan tindakan adalah bahwa para siswa mampu

menyelesaikan masalah-masalah nyata dengan kalimat matematika.

3) Evaluasi dan Refleksi

Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas

menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar.

Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa

mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata

dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan

sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif

untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran

matematika melalui Model Pembelajaran Kontekstual berupa

eksplorasi masalah-masalah nyata.

Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil

tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi

gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali

jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat

mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya

sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru

menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah,

observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi, presentasi, dan

konstruktivisme.

Pada tahap refleksi menggunakan prosedur berdiskusi dengan

supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan.

Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrumen

refleksi. Pelaksanaan kegiatan refleksi dengan sumber informasi

berasal dari data-data berupa kuisioner, lembar observasi, dan

wawancara.

Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara lain

rata-rata, persentase, dan sebagainya.

18

b. SIKLUS II

1) Perencanaan

a) Mengidentifikasi masalah pembelajaran hasil refleksi siklus I

b) Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati

c) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya

d) Menentukan pelaku observasi, alat bantu observasi, pedoman

observasi dan cara pelaksanaan observasi

e) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi

f) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan

masalah

g) Menyiapkan skenario pembelajaran

Pertemuan 1

KEGIATAN AWAL

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Apersepsi :

Menggali

pengatahuan

siswa tentang

pembelajaran

sebelumnya

Mengingat

kembali tentang

simetri lipat

Tanya

jawab

Papan

visual

Materi

sebelum-

nya

4 Menit

Motivasi :

Jika ingin

menebak

bayangan

benda di

cermin kita

perlu

memahami

materi ini

Memperhatikan

penjelasan guru

Ceramah Lisan Guru 1 Menit

19

KEGIATAN INTI

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Menjelaskan

cara meng-

gambar hasil

pencerminan

suatu bangun

datar pada

bidang

koordinat

Memperhatikan

penjelasan guru

Ceramah Papan

visual

Materi 5 Menit

Menjelaskan

kegiatan

yang akan

dilakukan

dalam

kelompok

Memperhatikan

penjelasan guru

Demon-

strasi

Bangun

datar

pada

koordi-

nat

Guru 10 Menit Permo-

delan

Membagi

siswa dalam

beberapa

kelompok

Berkelompok

sesuai petunjuk

guru

- - -

Membagi

LKS untuk

setiap

kelompok

- - -

Mengamati

setiap

kelompok

secara

bergilir

Mengamati

bayangan hasil

penceminan

untuk

menyelidiki

sifat-sifat

pencerminan

Demon-

strasi

Bangun

datar

pada

koordi-

nat

Materi

dan LKS

10 Menit Kon-

trukti-

visme,

inkuiri

Mengamati

setiap

kelompok

secara

bergilir

Berdiskusi

dalam kelompok

untuk

mengidentifikasi

sifat-sifat

pencerminan

Diskusi Bangun

datar

pada

koordi-

nat

Materi

dan LKS

10 Menit Masya-

rakat

belajar

Memandu Perwakilan

kelompok

- - - 10 Menit Penilai-an

sebe-

20

melaporkan hasil

diskusi

narnya

Memandu Kelompok lain

menaggapi

- - - 10 Menit Penilai-an

sebenarnya

KEGIATAN AKHIR

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Membimbing

siswa dalam

membuat

rangkuman

Membuat

rangkuman

dengan

bimbingan guru

Tanya

jawab

LKS Materi 5 Menit Reflek-

si

Memberi PR Menulis soal PR Penugasan Papan

visual

Materi 5 Menit

Pertemuan 2

KEGIATAN AWAL

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Apersepsi :

Menggali

pengatahuan

siswa tentang

pembelajaran

sebelumnya

Mengingat

kembali sifat-

sifat pencerminan

suatu bangun

datar pada bidang

koordinat

Tanya

jawab

Papan

visual

Materi

sebelum-

nya

4 Menit

Motivasi :

Jika ingin

menebak

bayangan

benda di

cermin kita

perlu

memahami

materi ini

Memperhatikan

penjelasan guru

Ceramah Lisan Guru 1 Menit

21

KEGIATAN INTI

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Menjelaskan

kegiatan yang

akan dilakukan

Memperhatikan

penjelasan guru

Demon-

strasi

Bangun

datar

pada

koordi-

nat

Guru 10 Menit

Membagi LKS

untuk setiap

siswa

- - -

Memandu

siswa

menggambar

hasil

pencerminan

suatu bangun

datar

Menggambar

hasil

pencerminan

suatu bangun

datar sesuai

petunjuk guru

Demon-

stasi

Bangun

datar

pada

koordi-

nat

Materi dan

LKS

10 Menit Permo-

delan

Mengamati

setiap siswa

secara bergilir

Mencoba

menggambar

hasil

pencerminan

suatu bangun

datar tanpa

dibimbing guru

Penugasan Bangun

datar

pada

koordi-

nat

Materi dan

LKS

10 Menit Kon-

trukti-

visme,

Menjelaskan

gambar hasil

pencerminan

pada koordinat

Memperhatikan

penjelasan guru

Ceramah Papan

visual

Materi 10 Menit

KEGIATAN AKHIR

KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Membimbing

siswa dalam

membuat

rangkuman

Membuat

rangkuman

dengan

bimbingan guru

Tanya

jawab

LKS Materi 5 Menit Reflek-

si

Memberikan

evaluasi

Mengerjakan

evaluasi

Tes Lembar

evaluasi

Materi 20 Menit

22

2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua akan

dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan rencana

tindakan yang telah disusun untuk siklus kedua yang dilaksanakan

dalam dua kali tatap muka pembelajaran. Secara lebih rinci skenario

pembelajaran dijelaskan pada rencana pembelajaran.

Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan

monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan adalah bahwa para siswa

mampu menyelesaikan masalah-masalah nyata dengan kalimat

matematika.

3) Evaluasi dan refleksi

Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas

menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar.

Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa

mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata

dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan

sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif

untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran

matematika melalui Model Pembelajaran Kontekstual berupa

eksplorasi masalah-masalah nyata.

Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil

tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi

gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali

jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat

mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya

sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru

menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah,

observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi, presentasi, dan

konstruktivisme.

23

Pada tahap refleksi menggunakan prosedur diskusi dengan

supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan.

Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrumen

refleksi. Pelaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi

berasal dari data-data berupa kuisioner, lembar observasi, dan

wawancara.

Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara lain

rata-rata, persentase, dan sebagainya.

Adapun bagan kegiatan penelitian sebagai berikut.

24

Kriteria Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini dikelompokkan

menjadi dua aspek, yaitu indikator keberhasilan proses dan indikator

keberhasilan produk. Indikator keberhasilan proses dilihat dari perkembangan

proses pembelajaran matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata

yang dilakukan oleh guru dan siswa. Keberhasilan proses tersebut didasarkan

atas temuan dari tahapan pemantauan (tahapan observasi dan monitoring).

Sementara itu, indikator keberhasilan produk didasarkan atas peningkatan

motivasi siswa dalam pembelajaran matematika.

3. Instrumen Penelitian

Penelitian ini melibatkan siswa yang berkaitan dengan tingkat

motivasi belajar dan hasil belajar. Sumber data adalah siswa, oleh karena itu

teknik yang digunakan untuk merekam data yang diperlukan adalah: lembar

observasi, angket skala sikap, dan wawancara sederhana tentang pendapat

siswa. Teknik-teknik tersebut digunakan dengan menggunakan prosedur-

prosedur sebagai berikut:

a. Lembar observasi untuk menjaring data tentang keaktivan siswa.

b. Angket skala sikap digunakan untuk menjaring data tentang tingkat

motivasi belajar siswa

c. Wawancara sederhana digunakan untuk menjaring data tentang motivasi

belajar siswa.

Lembar observasi keaktivan siswa yang menjadi indikator motivasi

belajar siswa digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala sikap dengan

kriteria sebagai berikut.

a. Sangat Baik (SB) jika prosentase perolehan 76 % sampai 100 %

b. Baik (B) jika prosentase perolehan 51 % sampai 75 %

c. Sedang (S) jika prosentase perolehan 40 % sampai 50 % dan

d. Kurang (K) jika prosentase perolehan < 40 %

Adapun sebaran butir kegiatan siswa tentang keaktivan yang

mengindikasikan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

25

NO KEGIATAN SISWA

1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran

2 Tekun dalam menghadapi tugas

3 Ulet dan tidak mudah putus asa

4 Berusaha menerima pelajaran

5 Tidak perlu dorongan dari luar untuk berprestasi 6 Ingin mendalami bahan pelajaran

7 Senang, rajin, belajar penuh semangat 8 Senang belajar mandiri 9 Berani mempertahankan pendapat jika yakin benar

10 Senang mengerjakan soal-soal latihan matematika

Tabel 2. Keaktivan Yang Mengindikasikan Motivasi Belajar Siswa

Angket skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

pernyataan dengan tiga alternatif pilihan yaitu: Setuju, Ragu-ragu, dan Tidak

Setuju. Pemberian nilai atau skor pada setiap item atau pernyataan

menggunakan skala tiga, dengan rincian sebagai berikut:

a. Untuk item-item positif atau pernyataan positif: jawaban Setuju,

mendapat skor 3, jawaban Ragu-ragu mendapat skor 2, dan jawaban

Tidak Setuju, mendapat skor 1.

b. Untuk item-item negatif atau pernyataan negatif: jawaban Setuju,

mendapat skor 1, jawaban Ragu-ragu mendapat skor 2, dan jawaban

Tidak Setuju, mendapat skor 3.

c. Sebaran butir pernyataan tentang motivasi belajar siswa dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

26

KONSEP INDIKATOR PENYEBARAN JUMLAH

Motivasi

dalam

mengerjakan

tugas

Tekun menghadapi tugas matematika

1, 2 2

Motivasi

dalam

mengikuti

pembelajaran

Berusaha menerima pelajaran

3, 4 2

Motivasi

dalam

mempelajari

matematika

Ingin mendalami bahan pelajaran

5, 6 2

Senang belajar mandiri 7, 8 2

Berani mempertahankan pendapat bila yakin benar

9, 10 2

JUMLAH 10

Tabel 3. Kisi-kisi Angket Motivasi

Data dari faktor motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui

angket skala sikap yang terdiri atas 10 item. Skor pada masing-masing butir

adalah 1 sampai 3 sehingga nilai terendah yang kemungkinan diperoleh

seorang responden adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 30. Jika dinilai pada

interval 0 s.d 100 maka diperoleh nilai minimal 33 dan nilai maksimal 100.

Wawancara sederhana digunakan untuk menjaring data tentang

motivasi belajar siswa. Wawancara dilaksanakan secara santai dan wajar

sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa siswa sedang diteliti. Wawancara

dilaksanakan pada setelah selesainya kegiatan tiap siklus. Wawancara pada

intinya menangkap pendapat siswa mengenai hal-hal sebagai berikut.

a. Situasi dan kondisi kelas

b. Proses pembelajaran

c. Masalah belajar di kelas

d. Perlunya tindakan

4. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini melibatkan unsur guru dan siswa dengan dua faktor penting

yang diteliti. Oleh karena itu teknik yang digunakan adalah: lembar observasi,

27

angket, dan wawancara sederhana. Berdasarkan instrumen yang digunakan maka

jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif

adalah data yang bersumber dari lembar observasi dan wawancara sederhana

sedangkan data kuantitatif adalah data yang dijaring dengan angket. Teknik-teknik

tersebut digunakan dengan menggunakan prosedur-prosedur sebagai berikut:

a. Lembar observasi digunakan untuk menjaring data tentang keaktivan

siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II

b. Angket digunakan untuk menjaring data tentang tingkat motivasi belajar

siswa pada akhir siklus I dan II.

c. Wawancara sederhana digunakan juga untuk menjaring data tentang nilai

hasil belajar siswa pada akhir siklus I dan II.

d. Langkah berikutnya adalah pemberian skor atau nilai dari setiap instrumen

oleh siswa sebagai sasaran penelitian pada akhir siklus I dan II. Kegiatan

ini merupakan kegiatan penting dan menentukan kualitas hasil penelitian

yang dilakukan. Oleh karena itu dalam pemberian nilai atau skor terhadap

setiap instrumen dilaksanakan secara cermat dan hati-hati.

5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang

menggunakan data kuantitatif dan berfokus untuk menjawab masalah tentang

bagaimana tingkat motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa.

Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran

tentang tingkat motivasi belajar.

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan pembelajaran yang terlaksana difokuskan pada upaya

pencapaian kompetensi dasar dengan indikator-indikator tertentu yang

dikaitkan dengan kondisi obyektif siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Rencana pelaksanan pembelajaran yang dibuat didasarkan atas kondisi

obyektif sekolah dan karakteristik siswa yang memuat rencana kegiatan kelas

yang dirancang sedemikian rupa. Oleh karena itu kegiatan guru berhubungan

dengan penggunaan strategi belajar sesuai dengan langkah-langkah atau

tahapan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Fungsi guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai motivator

dan fasilitator. Guru hanya memberikan motivasi dan penjelasan seperlunya

jika siswa membutuhkannya. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran

diarahkan dengan mengemas bahan ajar untuk disajikan sedemikian yang

tentunya berhubungan secara fungsional antara materi dan pengalaman nyata

yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar hanyalah

dampak suatu proses yang terjadi dan tidak semata-mata ditentukan oleh guru

tetapi ditentukan oleh siswa itu sendiri.. Siswa dibiasakan dan diarahkan

untuk menemukan sendiri, mengalami sendiri dan memecahkan masalah

melalui pengalaman langsung dalam proses belajar. Tempat kegiatan dalam

proses belajar ditentukan oleh kelompok masing-masing yang telah diatus

sebelumnya, apakah itu dilaksanakan di dalam kelas atau di luar kelas.

Kegiatan siklus I dilakukan dengan menggunakan pilar-pilar

pendekatan kontekstual dengan usaha mengkombinasikan pilar-pilar tersebut

sesuai dengan karakteristik bahan ajar. Langkah-langkah tindakan

sebagaimana tersebut dalam RPP, proses pembelajaran yang dilakukan

adalah:

29

a. Pembelajaran selalu dimulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa yang dapat menjadi prasyarat bagi bahan ajar yang akan

dipelajari. Tujuannya adalah untuk menyelidiki kemampuan dasar yang

sudah dimiliki siswa sekaligus mengarahkan agar para siswa harus

memiliki pengetahuan prasyarat sebelum proses pembelajaran inti

berlangsung. Disadari bahwa kemampuan dasar sangat penting bagi

keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa bersama

guru. Selain itu, melalui pertanyaan yang diberikan ternyata dapat

membangkitkan motivasi dan rasa ingin tahu siswa.

b. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Belajar dalam bentuk

kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 4 orang siswa, ternyata dapat

membangkitkan semangat belajar dan mereka bekerja sama dalam

memecahkan masalah-masalah matematika yang diberikan oleh guru.

Hasil belajar yang diperoleh dari terjadinya tanya jawab antara teman

dalam kelompok, antar kelompok lewat diskusi dan antara yang tahu dan

yang tidak tahu.

c. Memanfaatkan alat bantu belajar yang diperlukan yang ada disekitar

mereka. Alat bantu tersebut yang berfokus pada pendekatan menemukan

sesuatu “inquiry “, bukan pada memberi tahu.

d. Memberikan pemodelan tentang penggunaan alat bantu belajar atau cara

pemecahan masalah agar tidak terjadi kesalahan. Tujuannya adalah agar

kegiatan belajar dalam kelompok masing-masing dapat berlangsung aktif

dan menjadi bermakna bagi siswa. Selain itu guru berusaha mengaitkan

bahan ajar dengan situasi dunia nyata siswa agar lebih menarik untuk

dipelajari.

e. Tiap-tiap kelompok mengerjakan soal yang ada di buku paket. Guru

mengamati kegiatan siswa, melakukan kontrol dan bimbingan jika

diperlukan. Presentase hasil kerja kelompok oleh kelompok masing-

masing. Setelah masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerja,

dilanjutkan dengan tanya jawab atau diskusi antar kelompok atau diskusi

kelas. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada setiap kelompok.

30

Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

terhadap bahan ajar yang baru dipelajari.

f. Melaksanakan refleksi. Mereka diberikan kesempatan untuk merevisi

pengetahuan mereka sendiri agar pengalaman belajar yang baru saja

dialami dapat memberi pengetahuan baru bagi mereka dan bermanfaat

untuk memecahkan masalah-masalah yang diahadapinya. Siswa yakni

diarahkan untuk merenungkan bahan ajar, apakah mereka sudah

memahaminya dengan baik atau belum. Penutup, siswa diarahkan untuk

membuat kesimpulan sebagai materi inti dari bahan ajar.

g. Mengadakan penilaian untuk mengukur keberhasilan siswa atau

ketuntasan indikator dari kompetensi dasar yang baru selesai dipelajari.

Tampak jelas bahwa tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan mencerminkan adanya implementasi penggunaan model

pembelajaran kontekstual. Pilar-pilar kontekstual yang tampak yaitu

terbentuknya masyarakat belajar (learning community), yaitu siswa belajar

dalam kelompok-kelompok kecil, pemodelan (modelling) berupa penjelasan

singkat tentang cara penggunaan alat atau cara kerja, konstruktivisme melalui

penggunaan alat dan upaya mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata

siswa, menemukan (inquiry) dalam bentuk menemukan konsep-konsep

matematika melalui pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang ada

di sekeliling mereka, bertanya (questioning) atau latihan inquiry melalui

tanya jawab, diskusi kelompok/kelas atau pertanyaan yang diberikan oleh

guru, refleksi (reflection) dalam bentuk hasil kerja (karya) atau diskusi, dan

adanya penilaian (authentic assessment) yang dilaksanakan pada setiap akhir

pembelajaran selain dari pada penilaian pada setiap akhir siklus.

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

Data tentang motivasi belajar siswa sebagai hasil pelaksanaan

tindakan pada siklus I yang dikumpulkan melalui angket skala sikap adalah

menyangkut seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

31

Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui lembar observasi

yang dilakukan oleh supervisor menunjukkan data sebagai berikut.

NO KEGIATAN SISWA

PERSENTASE

PERT1 PERT2 RATA-

RATA

1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 100 100 100

2 Tekun dalam menghadapi tugas 75 75 75

3 Ulet dan tidak mudah putus asa 50 75 62,5

4 Berusaha menerima pelajaran 70 70 70

5 Tidak perlu dorongan dari luar untuk

berprestasi

70 70 70

6 Ingin mendalami bahan pelajaran 70 70 70

7 Senang, rajin, belajar penuh semangat 70 70 70

8 Senang belajar mandiri 70 60 65

9 Berani mempertahankan pendapat jika

yakin benar

75 50 62,5

10 Senang mengerjakan soal-soal latihan

matematika

70 60 65

JUMLAH 710

NILAI TERTINGGI 100

NILAI TERENDAH 62,5

RATA-RATA 71

MEDIAN 70

Tabel 4. Data Lembar Observasi Siklus I

Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui lembar

observasi pada akhir siklus I menunjukkan perolehan skor motivasi belajar

siswa mulai dari minimum 62,5 sampai dengan tertinggi 100,0; rata-rata

sebesar 71; dan median sebesar 70,0. Median sebesar 70,0 menunjukkan

bahwa 50 persen para siswa mempunyai tingkat motivasi 70,0 ke atas atau

70,0 ke bawah.

Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui angket skala

sikap yang terdiri atas 10 item. Skor pada masing-masing butir adalah 1

sampai 3 sehingga nilai terendah yang kemungkinan diperoleh seorang

responden adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 30. Jika dinilai pada interval 0

sampai dengan 100 maka diperoleh nilai minimal 33 dan nilai maksimal 100.

32

Berikut ini adalah data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui

angket skala sikap.

NO SKOR NILAI

1 22 73

2 13 43

3 21 70

4 18 60

5 16 53

6 15 50

7 12 40

8 20 66

9 20 66

10 22 73

11 23 76

12 27 90

13 23 76

14 27 90

15 17 56

Jumlah 982

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 40

Rata-rata 65,4667

Median 66

Tabel 5. Hasil Angket Siklus I

Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui angket skala

sikap pada akhir siklus I menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa

mulai dari minimum 40,0 sampai dengan tertinggi 90,0; rata-rata sebesar

65,4667; dan median sebesar 66,0.

Median sebesar 66,0 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa

mempunyai tingkat motivasi 66,0 ke atas atau 66,0 ke bawah. Skor rata-rata

motivasi belajar siswa 65,4667 dapat dikatakan bahwa motivasi belajar

kategori tinggi.

Distribusi tabel frekuensi dan persentase motivasi belajar siswa

melalui angket skala sikap untuk siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

33

INTERVAL

SKOR KATEGORI FREKUENSI

PROSENTASE

(%)

33-49 Rendah 2 13

50-66 Sedang 6 40

67-83 Tinggi 5 34

84-100 Sangat Tinggi 2 13

Jumlah 35 100

Tabel 6. Frekuensi dan Persentase Motivasi Angket siklus I

Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui wawancara

sederhana pada akhir siklus I menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih

termotivasi dengan model pembelajaran kontekstual.

3. Refleksi Siklus I

Pada tatap muka awal, tampaknya proses pembelajaran masih

berjalan secara rutinitas. Belum ada perubahan yang sangat berarti dalam

mutu proses. Hal yang cukup menggembirakan adalah munculnya motivasi,

minat dan perhatian siswa, serta hilangnya ketegangan dan berganti dengan

rasa gembira.

Pada tatap muka kedua, sudah mulai tampak antusias, kerja sama

baik, cukup konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, cukup aktif memberikan

jawaban atas pertanyaan yang diberikan dan cukup banyak jawaban yang

diberikan sudah benar serta cukup terampil menggunakan alat bantu dalam

kegiatan pembelajaran. Kelemahan yang terjadi adalah masih banyak siswa

belum ada keberanian mengajukan pertanyaan dan belum memiliki

kemampuan memberikan penjelasan.

Kurang berhasilnya tindakan yang diberikan dalam proses

pembelajaran pada siklus I diakibatkan oleh kadar implementasi pilar-pilar

kontekstual yang digunakan belum mencapai tingkat yang optimal. Kondisi

nyata yang dihadapi adalah berhubungan langsung masalah-masalah sebagai

berikut.

- Media pembelajaran perlu di sempurnakan agar lebih mudah dipahami

siswa.

34

- Media pembelajaran perlu ditambah untuk lebih menambah variasi

- Siswa yang merasa tidak bisa mengikuti pelajaran cenderung tidak aktif

dalam kelompok karena belum beadaptasi

4. Rencana Strategi dan Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I masih

terdapat beberapa kekurangan mendasar pada diri siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran matematika. Usaha untuk mengatasi kekurangan-

kekurangan yang terjadi dilakukan dengan Mengkaitkan materi dengan

kegiatan keseharian siswa dengan media pembelajaran yang beragam,

menggiatkan kerja/diskusi

Adapun Langkah-langkah penyelesaian masalahnya sebagai berikut :

Menjelaskan cara menggambar hasil pencerminan suatu bangun datar

pada bidang koordinat

Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok

Membagi siswa dalam beberapa kelompok

Membagi LKS untuk setiap kelompok

Mengamati setiap kelompok secara bergilir

Mengamati setiap kelompok secara bergilir

Memandu kerja/diskusi kelompok

5. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Data tentang motivasi belajar siswa sebagai hasil pelaksanaan

tindakan pada siklus II yang dikumpulkan melalui angket skala sikap adalah

menyangkut seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui lembar observasi

yang dilakukan oleh supervisor menunjukkan data sebagai berikut.

35

NO KEGIATAN SISWA

PERSENTASE

PERT1 PERT2 RATA-

RATA

1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 100 100 100

2 Tekun dalam menghadapi tugas 93 100 96,5

3 Ulet dan tidak mudah putus asa 73 87 80

4 Berusaha menerima pelajaran 87 80 83,5

5 Tidak perlu dorongan dari luar untuk

berprestasi

67 80 73,5

6 Ingin mendalami bahan pelajaran 87 93 90

7 Senang, rajin, belajar penuh semangat 80 87 83,5

8 Senang belajar mandiri 87 87 87

9 Berani mempertahankan pendapat jika

yakin benar

60 67 63,5

10 Senang mengerjakan soal-soal latihan

matematika

73 80 76,5

JUMLAH 834

NILAI TERTINGGI 100

NILAI TERENDAH 63,5

RATA-RATA 83,4

MEDIAN 83,5

Tabel 7. Data Lembar Observasi Siklus II

Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui lembar

observasi pada akhir siklus II menunjukkan perolehan skor motivasi belajar

siswa mulai dari minimum 63,5 sampai dengan tertinggi 100,0; rata-rata

sebesar 83,4; dan median sebesar 83,5. Median sebesar 83,5 menunjukkan

bahwa 50 persen para siswa mempunyai tingkat motivasi 83,5 ke atas atau

83,5 ke bawah.

Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui angket skala

sikap yang terdiri atas 10 item. Skor pada masing-masing butir adalah 1

sampai 3 sehingga nilai terendah yang kemungkinan diperoleh seorang

responden adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 30. Jika dinilai pada interval 0

sampai dengan 100 maka diperoleh nilai minimal 33 dan nilai maksimal 100.

Berikut ini adalah data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui

angket skala sikap.

36

NO SKOR NILAI

1 25 83

2 21 70

3 24 80

4 22 73

5 21 70

6 22 73

7 16 53

8 22 73

9 21 70

10 24 80

11 24 80

12 27 90

13 25 83

14 28 93

15 22 73

Jumlah 1144

Nilai Tertinggi 93

Nilai Terendah 53

Rata-rata 76,2667

Median 73

Tabel 8. Hasil Angket Siklus II

Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui angket skala

sikap pada akhir siklus II menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa

mulai dari minimum 53,0 sampai dengan tertinggi 93,0; rata-rata sebesar

76,2667; dan median sebesar 73,0.

Median sebesar 73,0 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa

mempunyai tingkat motivasi 73,0 ke atas atau 73,0 ke bawah. Skor rata-rata

motivasi belajar siswa 68,8571 dapat dikatakan bahwa motivasi belajar

kategori tinggi.

Distribusi tabel frekuensi dan persentase motivasi belajar siswa

melalui angket skala sikap untuk siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.

37

INTERVAL

SKOR KATEGORI FREKUENSI

PROSENTASE

(%)

33-49 Rendah 0 0

50-66 Sedang 1 7

67-83 Tinggi 12 80

84-100 Sangat Tinggi 2 13

Jumlah 15 100

Tabel 9 Frekuensi dan Persentase Motivasi Angket siklus II

Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui wawancara

sederhana pada akhir siklus II menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih

termotivasi dengan model pembelajaran kontekstual.

6. Refleksi II

Masalah yang ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi pada siklus

II. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan skor rata-rata motivasi

belajar siswa dan peningkatan skor rata-rata hasil belajar matematika.

Peningkatan tersebut merupakan implikasi peningkatan mutu proses belajar

mengajar. Pengaruh positif yang muncul dari penggunaan model

pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran sudah dianggap cukup sebagai

bukti keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu siklus

pelaksanaan tindakan dapat dihentikan.

7. Analisis Hubungan Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus

Ada atau tidaknya peningkatan dan hubungan terhadap tindakan

pembelajaran yang dilakukan harus didasarkan oleh bukti-bukti kuat. Bukti

nyata, menjadi acuan berada pada hasil tindakan pada siklus I dan siklus II.

Hasil yang diperoleh pada setiap siklus melalui lembar observasi seperti

tampak pada tabel berikut ini.

38

NO KEGIATAN SISWA

PERSENTASE

SIKLUS1 SIKLUS2 KETERANGAN

(%)

1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 100 100 Tetap

2 Tekun dalam menghadapi tugas 75 96,5 Naik 21,5

3 Ulet dan tidak mudah putus asa 62,5 80 Naik 17,5

4 Berusaha menerima pelajaran 70 83,5 Naik 13,5

5 Tidak perlu dorongan dari luar

untuk berprestasi

70 73,5 Naik 3,5

6 Ingin mendalami bahan pelajaran 70 90 Naik 13,5

7 Senang, rajin, belajar penuh

semangat

70 83,5 Naik 13,5

8 Senang belajar mandiri 65 87 Naik 22

9 Berani mempertahankan pendapat

jika yakin benar

62,5 63,5 Naik 11,5

10 Senang mengerjakan soal-soal

latihan matematika

65 76,5 Naik 11,5

Table 10. Data Lembar Observasi Siklus I dan II

persentase

100 --

90 --

80 --

70 --

60 --

50 --

40 --

30 --

20 –

10 --

0 --

Gambar 3. Grafik Lembar Observasi Siklus I dan II

100%

A

100%

B

75%

96,5%

62,5%

80%

70%

83,5%

C D

70% 73,5%

E

70%

90%

F

70%

83,5% 87%

65%

G H

62,5%

63,5% 65%

76,5%

I J

= Siklus 1

= Siklus 2

39

KETERANGAN :

A Hadir dalam kegiatan pembelajaran

B Tekun dalam menghadapi tugas

C Ulet dan tidak mudah putus asa

D Berusaha menerima pelajaran

E Tidak perlu dorongan dari luar untuk berprestasi

F Ingin mendalami bahan pelajaran

G Senang, rajin, belajar penuh semangat

H Senang belajar mandiri

I Berani mempertahankan pendapat jika yakin benar

J Senang mengerjakan soal-soal latihan matematika

Hasil yang diperoleh pada setiap siklus melalui angket skala sikap

seperti tampak pada tabel berikut ini.

INTERVAL

SKOR KATEGORI

PERSENTASE KETERANGAN

(%) SIKLUS1 SIKLUS2

33-49 Rendah 13 0 Turun 13

50-66 Sedang 40 7 Turun 33

67-83 Tinggi 34 80 Naik 46

84-100 Sangat Tinggi 13 13 Tetap

Tabel 11. Persentase Motivasi Angket siklus I dan II

persentase

100 --

90 --

80 --

70 --

60 --

50 --

40 --

30 --

20 –

10 --

0 --

Gambar 4. Grafik Persentase Motivasi Angket Siklus I dan II

Rendah

80%

40%

13% 13%

34%

7% 13%

0%

Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

= Siklus 1

= Siklus 2

40

Berdasarkan informasi dari kegiatan wawancara sederhana pada siklus I

dan siklus II, pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kontekstual

menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa.

B. Pembahasan

Berdasarkan informasi dari kegiatan observasi bahwa pada siklus I dan

siklus II siswa semua hadir dalam setiap pertemuan. Siswa yang mengerjakan

tugas rumah (PR) pada siklus I sebanyak 75 persen; pada siklus II menjadi 96,5

persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 21,5 persen. Siswa yang aktif bertanya

pada siklus I sebanyak 62,5 persen; pada siklus II menjadi 80 persen; berarti

terjadi kenaikan sebanyak 17,5 persen. Siswa yang aktif menjawab

pertanyaan/siap menjawab (tunjuk jari) pada siklus I sebanyak 70 persen; pada

siklus II menjadi 83,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 13 persen. Siswa

yang aktif mengerjakan tugas di depan/siap mengerjakan pada siklus I sebanyak

70 persen; pada siklus II menjadi 73,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak

3,5 persen. Siswa yang mengikuti pembelajaran secara aktif pada siklus I

sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 90 persen; berarti terjadi kenaikan

sebanyak 13,5 persen. Siswa yang menguasai konsep materi pada siklus I

sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 83,5 persen; berarti terjadi kenaikan

sebanyak 13,5 persen. Siswa yang memberi pendapatnya ketika diberikan

kesempatan pada siklus I sebanyak 65 persen; pada siklus II menjadi 87 persen;

berarti terjadi kenaikan sebanyak 22 persen. Siswa yang mencatat informasi

penting pada siklus I sebanyak 62,5 persen; pada siklus II menjadi 63,5 persen;

berarti terjadi kenaikan sebanyak 11,5 persen. Siswa yang Berinteraksi positif

dengan temannya pada siklus I sebanyak 65 persen; pada siklus II menjadi 76,5

persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 11,5 persen.

Berdasarkan informasi dari angket skala sikap bahwa siswa yang

memiliki motivasi rendah pada siklus I sebanyak 13 persen; pada siklus II

menjadi 0 persen; berarti terjadi penurunan sebanyak 13 persen. Siswa yang

memiliki motivasi sedang pada siklus I sebanyak 40 persen; pada siklus II

menjadi 7 persen; berarti terjadi penurunan sebanyak 33 persen. Siswa yang

41

memiliki motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 34 persen; pada siklus II menjadi

80 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 46 persen. Siswa yang memiliki

motivasi sangat tinggi pada siklus I sebanyak 13 persen; pada siklus II menjadi

13 persen; berarti tidak terjadi kenaikan.

Berdasarkan informasi dari kegiatan wawancara sederhana, pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran kontekstual menunjukkan adanya

peningkatan motivasi belajar siswa.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis

deskriptif ternyata terdapat peningkatan motivasi belajar dalam pengajaran

matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Hal ini dapat dilihat

pada peningkatan rata-rata motivasi belajar pada siklus I dan II dapat menjadi

bukti pendukung yang cukup berarti tentang kebermaknaan penggunaan model

pembelajaran kontekstual dalam meningkatnya motivasi belajar matematika

siswa.

Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pengajaran matematika kelas

IV SD Negeri Lebakwangi 03 memberikan indikasi yang kuat terhadap

meningkatnya mutu proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu

pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual selain meningkatkan

motivasi belajar juga dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran, matematika

secara signifikan.

Adapun hambatan yang menjadi penyebab kurang berhasilnya tindakan

yang diberikan dalam proses pembelajaran diakibatkan oleh kadar implementasi

pilar-pilar kontekstual yang digunakan belum mencapai tingkat yang optimal.

Kondisi nyata yang dihadapi adalah berhubungan langsung masalah-masalah

sebagai berikut.

- Media pembelajaran perlu di sempurnakan agar lebih mudah dipahami siswa

- Media pembelajaran perlu ditambah untuk lebih menambah variasi

- Siswa yang merasa tidak bisa mengikuti pelajaran cenderung tidak aktif

dalam kelompok karena belum beadaptasi.

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Berdasarkan informasi dari kegiatan observasi bahwa pada siklus I dan siklus

II siswa semua hadir dalam setiap pertemuan. Siswa yang mengerjakan tugas

rumah (PR) pada siklus I sebanyak 75 persen; pada siklus II menjadi 96,5

persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 21,5 persen. Siswa yang aktif

bertanya pada siklus I sebanyak 62,5 persen; pada siklus II menjadi 80

persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 17,5 persen. Siswa yang aktif

menjawab pertanyaan/siap menjawab (tunjuk jari) pada siklus I sebanyak 70

persen; pada siklus II menjadi 83,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak

13 persen. Siswa yang aktif mengerjakan tugas di depan/siap mengerjakan

pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 73,5 persen; berarti

terjadi kenaikan sebanyak 3,5 persen. Siswa yang mengikuti pembelajaran

secara aktif pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 90

persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 13,5 persen. Siswa yang menguasai

konsep materi pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 83,5

persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 13,5 persen. Siswa yang memberi

pendapatnya ketika diberikan kesempatan pada siklus I sebanyak 65 persen;

pada siklus II menjadi 87 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 22 persen.

Siswa yang mencatat informasi penting pada siklus I sebanyak 62,5 persen;

pada siklus II menjadi 63,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 11,5

persen. Siswa yang Berinteraksi positif dengan temannya pada siklus I

sebanyak 65 persen; pada siklus II menjadi 76,5 persen; berarti terjadi

kenaikan sebanyak 11,5 persen.

2. Berdasarkan informasi dari angket skala sikap bahwa siswa yang memiliki

motivasi rendah pada siklus I sebanyak 13 persen; pada siklus II menjadi 0

persen; berarti terjadi penurunan sebanyak 13 persen. Siswa yang memiliki

motivasi sedang pada siklus I sebanyak 40 persen; pada siklus II menjadi 7

43

persen; berarti terjadi penurunan sebanyak 33 persen. Siswa yang memiliki

motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 34 persen; pada siklus II menjadi 80

persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 46 persen. Siswa yang memiliki

motivasi sangat tinggi pada siklus I sebanyak 13 persen; pada siklus II

menjadi 13 persen; berarti tidak terjadi kenaikan.

3. Berdasarkan informasi dari kegiatan wawancara sederhana, pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran kontekstual menunjukkan adanya

peningkatan motivasi belajar siswa.

4. Kurang berhasilnya tindakan yang diberikan dalam proses pembelajaran

diakibatkan oleh masalah-masalah sebagai berikut:

a. Media pembelajaran perlu di sempurnakan agar lebih mudah dipahami

siswa.

b. Media pembelajaran perlu ditambah untuk lebih menambah variasi

c. Siswa yang merasa tidak bisa mengikuti pelajaran cenderung tidak aktif

dalam kelompok karena belum beadaptasi

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dapat meningkatkan

motivasi belajar matematika siswa disarankan sebagai berikut.

1. Pihak guru hendaknya mengoptimalkan implementasi pilar-pilar kontekstual

dengan melibatkan siswa.

2. Pihak guru sebaiknya ikut aktif pada pertemuan-pertemuan guru (misalnya

KKG), kemudian untuk guru yang telah melakukan penelitian tindakan kelas

menyampaikan inovasi-inovasi terbaru pada forum tersebut tentang hasil

penelitiannya, sehingga membantu guru lainnya untuk melakukan inovasi

dan perubahan yang mendasar terhadap model pembelajaran yang selama ini

dilakukannya.

3. Pihak sekolah hendaknya menyediakan dana yang cukup untuk pengadaan

alat dan bahan yang diperlukan agar implementasi pendekatan kontekstual

dalam pembelajaran berlangsung secara optimal, memenuhi standar

44

pemenuhan kebutuhan guru dan anak didik yang berorientasi pada perubahan

secara signifikan.

4. Pihak guru hendaknya meningkatkan kemampuannya sendiri secara

profesional yang diarahkan dalam merencanakan program pengajaran,

menyajikan program pengajaran yang berorientasi pada pembelajaran yang

efektif dan bermutu, penilaian yang sebenarnya dan tindak lanjutnya,

sehingga terjadi interaksi yang optimal antara dirinya dengan peserta didik.

45

DAFTAR PUSTAKA

Faturrohman, Pupuh. dkk. 2009. Strategi Belajar Mengajar Strategi Mewujudkan

Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep

Islam. Bandung : PT Refika Aditama

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara

Hudoyo, Herman. (1990). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP

Malang

Johnson, Elaine B. 2009. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan

Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung : Mizan Learning

Center

Sutawijaya, Akbar. 1997. Pemecahan Masalah Dalam Pembelajatran Matematika.

Makalah Seminar Nasional Upaya-upaya Meningkatkan Peran Pendidikan

Matematika dalam Era Globalisasi. Program Pasca Sarjana. Malang: IKIP

Malang.

Sutikno, M. Sobri. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta :

Prestasi Pustaka Publisher

Yamin, Martinis. 2009. Srategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung

Persada Pres

47

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV / 2

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan)

Siklus : 1

Pertemuan : 1 dan 2

Hari, tanggal : ………………………….

A. Standar Kompetensi

8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun datar.

B. Kompetensi Dasar

8.2. Menentukan jaring-jaring balok dan kubus

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

- Menggambar berbagai jaring-jaring balok dan kubus

- Mengidentifikasi jaring-jaring balok dan kubus dari berbagai bentuk

jaring-jaring bangun ruang

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui demontrasi, siswa dapat mengidentifikasi jaring-jaring kubus

dengan benar.

2. Melalui demontrasi, siswa dapat mengidentifikasi jaring-jaring balok

dengan benar.

3. Melalui demontrasi, siswa dapat membedakan jaring-jaring kubus dengan

bukan jaring-jaring kubus dengan benar.

4. Melalui demontrasi, siswa dapat membedakan jaring-jaring balok dengan

bukan jaring-jaring balok dengan benar.

E. Dampak Pengiring

Siswa terampil membuat benda berbentuk kubus dan balok.

48

F. Materi Ajar

JARING-JARING BANGUN RUANG

- Bangun ruang kubus dan balok terbentuk dari bangun datar persegi dan

persegi panjang.

- Gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus disebut jaring-

jaring kubus.

- Sedangkan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegi

panjang yang membentuk balok.

G. Metode Pembelajaran

- Tanya jawab

- Ceramah

- Demonstrasi

- Diskusi

- Penugasan

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

KEGIATAN AWAL KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Apersepsi :

Menggali

pengatahuan

siswa tentang

pembelajaran

sebelumnya

Mengingat

kembali tentang

bangun ruang

Tanya

jawab

Papan

visual

Materi

sebelum-

nya

4 Menit

Motivasi :

Jika ingin

membuat

sebuah kotak

kita perlu

memahami

materi ini

Memperhatikan

penjelasan guru

Ceramah Lisan Guru 1 Menit

49

KEGIATAN INTI KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Menjelaskan

kegiatan yang

akan dilakukan

dalam

kelompok

Memperhatikan

penjelasan guru

Demon-

strasi

Kotak Guru 10

Menit

Membagi

siswa dalam

beberapa

kelompok

Berkelompok

sesuai petunjuk

guru

- - -

Membagi LKS

untuk setiap

kelompok

- - -

Mengamati

setiap

kelompok

secara bergilir

Membuka kotak

kertas dan

mengamati

jaring-jaring

yang terbentuk

dari bukaan

kotak

Demon-

strasi

Kotak Materi

dan LKS

10

Menit

Kon-

trukti-

visme,

Inkui-

ry

Mengamati

setiap

kelompok

secara bergilir

Berdiskusi

dalam kelompok

untuk

mengidentifikas

i jaring-jaring

balok dan kubus

yang terbentuk

dari bukaan

kotak

Diskusi Kotak Materi

dan LKS

10

Menit

Masya

-rakat

belajar

Memandu Perwakilan

kelompok

melaporkan

hasil diskusi

- - - 10

Menit

Penilai

-an

sebe-

narnya

Memandu Kelompok lain

memberikan

tanggapan

- - - 10

Menit

Penilai

-an

sebe-

narnya

Menjelaskan

beberapa

jaring-jaring

balok dan

kubus yang

memungkinkan

dari hasil

Memperhatikan

penjelasan guru

Ceramah Papan

visual

Materi 5 Menit

50

bukaan

KEGIATAN AKHIR KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Membimbing

siswa dalam

membuat

rangkuman

Membuat

rangkuman

dengan

bimbingan guru

Tanya

jawab

LKS Materi 5 Menit Reflek

-si

Memberi PR Menulis soal PR Penugas-

an

Papan

visual

Materi 5 Menit

Pertemuan 2

KEGIATAN AWAL KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Apersepsi :

Menggali

pengatahuan

siswa tentang

pembelajaran

sebelumnya

Mengingat

kembali tentang

jaring-jaring

balok dan kubus

Tanya

jawab

Papan

visual

Materi

sebelum-

nya

4 Menit

Motivasi :

Jika ingin

membuat

sebuah kotak

kita perlu

memahami

materi ini

Memperhatikan

penjelasan guru

Ceramah Lisan Guru 1 Menit

KEGIATAN INTI KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Menjelaskan

kegiatan yang

akan dilakukan

dalam

kelompok

Memperhatikan

penjelasan guru

Demon-

strasi

Jaring-

jaring

kubus

dan

balok

Guru 10

Menit

Membagi

siswa dalam

beberapa

kelompok

Berkelompok

sesuai petunjuk

guru

- - -

Membagi LKS

untuk setiap

kelompok

- - -

Mengamati Berdiskusi Diskusi Gambar Materi 10 Masya

51

setiap

kelompok

secara bergilir

dalam kelompok

untuk

mengidentifikas

i gambar jaring-

jaring yang

dapat

membentuk

sebuah balok

atau kubus

jaring-

jaring

kubus

dan

balok

dan LKS Menit -rakat

belajar

Mengamati

setiap siswa

secara bergilir

Menggunting

gambar jaring-

jaring yang

diduga dapat

membentuk

sebuah balok

atau kubus

Demon-

strasi

Gambar

jaring-

jaring

kubus

dan

balok

Materi

dan LKS

10

Menit

Kon-

trukti-

visme,

inkuir

y

Menunjukkan

gambar jaring-

jaring

memungkinkan

dapat

membentuk

suatu balok

atau kubus

Mengambar

jaring-jaring

memungkinkan

dapat

membentuk

suatu balok atau

kubus

Penugasa

n

Papan

visual

Materi 10

Menit

KEGIATAN AKHIR KEGIATAN

GURU

KEGIATAN

SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Membimbing

siswa dalam

membuat

rangkuman

Membuat

rangkuman

dengan

bimbingan guru

Tanya

jawab

LKS Materi 5 Menit Reflek

-si

Memberikan

evaluasi

Mengerjakan

evaluasi

Tes Lemba

r

evalu-

asi

Materi 20

Menit

I. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran

1. Sumber Pembelajaran

- Buku Ayo Belajar Matematika kelas IV, karangan Burhan Mustaqim

dan Ary Astuty, halaman 214–217

- Buku penunjang lain yang relevan

52

2. Alat dan Bahan Pembelajaran

- Kotak kapur

- Benda berbentuk kotak lainnya

J. Penilaian

1. Prosedur Tes : Tes proses, tes akhir

2. Jenis Tes : Tes

3. Bentuk Tes : Isian

4. Alat Tes : Soal, kunci jawaban, LKS, lembar pengamatan, kriteria

penilaian

Soal :

Manakah yang merupakan jaring-jaring kubus atau jaring-jaring balok?

53

Kunci Jawaban :

1. bukan

2. jaring-jaring kubus

3. bukan

4. bukan

5. jaring-jaring balok

6. jaring-jaring kubus

7. bukan

8. jaring-jaring balok

9. jaring-jaring balok

10. bukan

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Kegiatan 1

54

Kegiatan 2

1. Dari gambar di bawah ini, manakah yang merupakan sebuah jaring-jaring

kubus?

2. Gambarlah sebanyak mungkin jaring-jaring kubus!

3. Gambarlah sebanyak mungkin jaring-jaring balok!

55

Nilai Akhir = 4

DCBA

Pekerjaan Rumah (PR)

Manakah yang merupakan sebuah jaring-jaring kubus?

1) 2) 3)

4) 5)

Lembar Pengamatan :

No Nama Siswa A B C D E Nilai

1

2

3

4

dst

Keterangan :

A : kerjasama

B : keberanian

C : toleransi

D : keaktifan

E : kepemimpinan

Kriteria Penilaian :

Keterangan :

A : Nilai LKS Kegiatan 1 (maksimal 100)

B : Nilai PR (maksimal 100)

C : Nilai LKS Kegiatan 2 (maksimal 100)

56

D : Nilai Evaluasi (maksimal 100)

Lebakwangi, ……………………..

Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,

TARIPIN, S.Pd DWI ARDIANTO W.

NIP. 19660629 199003 1 006 NIM. X2707007

Mengetahui

Kepala SD Negeri Lebakwangi 03

TRI WIHARTANTI

NIP. 19530501 197512 2 005

57

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV / 2

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan)

Siklus : 2

Pertemuan : 1 dan 2

Hari, tanggal : ………………………….

A. Standar Kompetensi

8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun datar.

B. Kompetensi Dasar

8.4. Menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

- Menyebutkan sifat-sifat pencerminan

- Menggambar hasil pencerminan dari bangun datar sederhana

- Menentukan gambar bayangan yang merupakan hasil pencerminan bangun

datar

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui demontrasi siswa dapat menyebutkan sekurang-kurangnya dua

sifat pencerminan bangun datar dengan benar.

2. Melalui demontrasi siswa dapat menentukan hasil pencerminan suatu

bangun datar dengan benar.

E. Dampak Pengiring

Siswa pandai menebak hasil pencerminan suatu bangun datar.

58

F. Materi Ajar

PENCERMINAN BANGUN DATAR

59

G. Metode Pembelajaran

- Tanya jawab

- Ceramah

- Demonstrasi

- Diskusi

- Penugasan

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 KEGIATAN AWAL

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Apersepsi : Menggali pengatahuan siswa tentang pembelajaran sebelumnya

Mengingat kembali tentang simetri lipat

Tanya jawab

Papan visual

Materi sebelum-nya

4 Menit

Motivasi : Jika ingin Memperhatikan Ceramah Lisan Guru 1 Menit

60

menebak bayangan benda di cermin kita perlu memahami materi ini

penjelasan guru

KEGIATAN INTI

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Menjelaskan cara menggambar hasil pencerminan suatu bangun datar pada bidang koordinat

Memperhatikan penjelasan guru

Ceramah Papan visual

Materi 5 Menit

Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok

Memperhatikan penjelasan guru

Demon-strasi

Bangun datar pada koordi-nat

Guru 10 Menit Permo-delan

Membagi siswa dalam beberapa kelompok

Berkelompok sesuai petunjuk guru

- - -

Membagi LKS untuk setiap kelompok

- - -

Mengamati setiap kelompok secara bergilir

Mengamati bayangan hasil penceminan untuk menyelidiki sifat-sifat pencerminan

Demon-strasi

Bangun datar pada koordi-nat

Materi dan LKS

10 Menit Kon-trukti-visme, inkuiri

Mengamati setiap kelompok secara bergilir

Berdiskusi dalam kelompok untuk mengidentifikasi sifat-sifat pencerminan

Diskusi Bangun datar pada koordi-nat

Materi dan LKS

10 Menit Masya-rakat belajar

Memandu Perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi

- - - 10 Menit Penilai-an sebe-narnya

Memandu Kelompok lain memberikan tanggapan

- - - 10 Menit Penilai-an sebe-

61

narnya KEGIATAN AKHIR

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Membimbing siswa dalam membuat rangkuman

Membuat rangkuman dengan bimbingan guru

Tanya jawab

LKS Materi 5 Menit Reflek-si

Memberi PR Menulis soal PR Penugasan Papan visual

Materi 5 Menit

Pertemuan 2 KEGIATAN AWAL

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Apersepsi : Menggali pengatahuan siswa tentang pembelajaran sebelumnya

Mengingat kembali sifat-sifat pencerminan suatu bangun datar pada bidang koordinat

Tanya jawab

Papan visual

Materi sebelum-nya

4 Menit

Motivasi : Jika ingin menebak bayangan benda di cermin kita perlu memahami materi ini

Memperhatikan penjelasan guru

Ceramah Lisan Guru 1 Menit

KEGIATAN INTI

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan

Memperhatikan penjelasan guru

Demon-strasi

Bangun datar pada koordi-nat

Guru 10 Menit

Membagi LKS untuk setiap siswa

- - -

Memandu siswa menggambar hasil pencerminan suatu bangun datar

Menggambar hasil pencerminan suatu bangun datar sesuai petunjuk guru

Demon-stasi

Bangun datar pada koordi-nat

Materi dan LKS

10 Menit Permo-delan

Mengamati setiap siswa

Mencoba menggambar

Penugasan Bangun datar

Materi dan LKS

10 Menit Kon-trukti-

62

secara bergilir hasil pencerminan suatu bangun datar tanpa dibimbing guru

pada koordi-nat

visme,

Menjelaskan gambar hasil pencerminan pada koordinat

Memperhatikan penjelasan guru

Ceramah Papan visual

Materi 10 Menit

KEGIATAN AKHIR

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET

Membimbing siswa dalam membuat rangkuman

Membuat rangkuman dengan bimbingan guru

Tanya jawab

LKS Materi 5 Menit Reflek-si

Memberikan evaluasi

Mengerjakan evaluasi

Tes Lembar evalu-asi

Materi 20 Menit

I. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran

3. Sumber Pembelajaran

- Buku Ayo Belajar Matematika kelas IV, karangan Burhan Mustaqim

dan Ary Astuty, halaman 221–224

- Buku penunjang lain yang relevan

4. Alat dan Bahan Pembelajaran

- Bangun datar pada bidang koordinat

- Papan koordinat

J. Penilaian

1. Prosedur Tes : Tes proses, tes akhir

2. Jenis Tes : Tes

3. Bentuk Tes : Isian

4. Alat Tes : Soal, kunci jawaban, LKS, lembar pengamatan, kriteria

penilaian

63

Soal Evaluasi :

Tentukan hasil pencerminan bangun datar berikut ini!

Kunci Jawaban :

64

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Kegiatan 1

Sebutkan 3 sifat pencerminan bangun datar yang telihat pada gambar di atas!

Jawab :

Sifat pencerminan bangun datar :

1. …………

2. …………

3. …………

65

Kegiatan 2

Langkah-langkah menggambar bayangan bangun datar yang dibentuk oleh

cermin :

1. …………

2. …………

3. …………

Pekerjaan Rumah (PR)

Tentukan sifat-sifat pencerminan bangun datar yang telihat pada gambar di

atas!

Jawab :

Sifat pencerminan bangun datar :

1. …………

2. …………

3. …………

66

Nilai Akhir = 4

DCBA

Lembar Pengamatan :

No Nama Siswa A B C D E Nilai

1

2

3

4

dst

Keterangan :

A : kerjasama

B : keberanian

C : toleransi

D : keaktifan

E : kepemimpinan

Kriteria Penilaian :

Keterangan :

A : Nilai LKS Kegiatan 1 (maksimal 100)

B : Nilai PR (maksimal 100)

C : Nilai LKS Kegiatan 2 (maksimal 100)

D : Nilai Evaluasi (maksimal 100)

Lebakwangi, ……………………..

Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,

TARIPIN, S.Pd DWI ARDIANTO W.

NIP. 19660629 199003 1 006 NIM. X2707007

Mengetahui

67

Kepala SD Negeri Lebakwangi 03

TRI WIHARTANTI

NIP. 19530501 197512 2 005

68

EVALUASI SIKLUS 1

Soal :

Manakah yang merupakan jaring-jaring kubus atau jaring-jaring balok?

Kunci Jawaban :

1. bukan

2. jaring-jaring kubus

3. bukan

4. bukan

5. jaring-jaring balok

6. jaring-jaring kubus

7. bukan

8. jaring-jaring balok

9. jaring-jaring balok

10. bukan

69

EVALUASI SIKLUS 2

Soal Evaluasi :

Tentukan hasil pencerminan bangun datar berikut ini!

Kunci Jawaban :

70

71

PEMBAGIAN KELOMPOK

NO NAMA SISWA SIKLUS 1 SIKLUS 2

KET PERT 1 PERT 2 PERT 1 PERT 2

1 MESI ANDANI 1 1 1 1

2 DIDIT BUDIMAN 1 3 2 3

3 BAKTI APRILIYANTO 1 1 4 4

4 DEDI NUR ALFIAN 1 3 1 1

5 ANGGI SASONGKO 2 1 4 3

6 MAKMURI 2 3 3 2

7 SITI AROSAH 2 1 4 1

8 DEDI RIZALDI 2 3 2 3

9 M. ARDI SAPUTRA 3 2 3 2

10 NADA WULANDARI 3 4 1 1

11 RANI AYUNINGSIH 3 2 2 3

12 SUSI OKTAVIANI 3 4 3 2

13 S. ISNAENI NUR A. 4 2 3 4

14 SISKA OKTAVIATUNISA 4 4 2 4

15 ERLINA FRISKA 4 2 1 2

Lebakwangi, ……………………..

Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,

TARIPIN, S.Pd DWI ARDIANTO W.

NIP. 19660629 199003 1 006 NIM. X2707007

Mengetahui

Kepala SD Negeri Lebakwangi 03

TRI WIHARTANTI

NIP. 19530501 197512 2 005

72

DAFTAR NILAI

NO NAMA SISWA SIKLUS 1 SIKLUS 2

NILAI KET NILAI KET

1 MESI ANDANI 70 T 80 T

2 DIDIT BUDIMAN 50 TT 70 T

3 BAKTI APRILIYANTO 70 T 70 T

4 DEDI NUR ALFIAN 60 TT 70 T

5 ANGGI SASONGKO 60 TT 70 T

6 MAKMURI 60 TT 70 T

7 SITI AROSAH 40 TT 50 TT

8 DEDI RIZALDI 70 T 80 T

9 M. ARDI SAPUTRA 70 T 80 T

10 NADA WULANDARI 80 T 90 T

11 RANI AYUNINGSIH 70 T 80 T

12 SUSI OKTAVIANI 80 T 100 T

13 S. ISNAENI NUR A. 70 T 70 T

14 SISKA OKTAVIATUNISA 90 T 100 T

15 ERLINA FRISKA 70 T 80 T

Lebakwangi, ……………………..

Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,

TARIPIN, S.Pd DWI ARDIANTO W.

NIP. 19660629 199003 1 006 NIM. X2707007

Mengetahui

Kepala SD Negeri Lebakwangi 03

TRI WIHARTANTI

NIP. 19530501 197512 2 005

73

LEMBAR PENGAMATAN

KEAKTIFAN SISWA

Siklus :

Pertemuan :

Petunjuk :

1. Isilah kolom dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan sesuai dengan

aktivitas.

2. Skala penilaian diisi dengan tanda cek (V).

NO KEGIATAN SISWA JUMLAH SKALA PENILAIAN

SISWA % SB B S K

1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran

2 Tekun dalam menghadapi tugas

3 Ulet dan tidak mudah putus asa

4 Berusaha menerima pelajaran

5 Tidak perlu dorongan dari luar untuk berprestasi

6 Ingin mendalami bahan pelajaran

7 Senang, rajin, belajar penuh semangat

8 Senang belajar mandiri

9 Berani mempertahankan pendapat jika

yakin benar

10 Senang mengerjakan soal-soal latihan matematika

Keterangan :

SB = Sangat Baik (76 - 100 %)

B = Baik (51 - 75 %)

S = Sedang (40 -50 %)

K = Kurang (< 39 %)

……………., ……………..

Supervisor,

………………………

74

KISI-KISI ANGKET MOTIVASI

KONSEP

INDIKATOR PENYEBARAN JUMLAH

Motivasi

dalam

mengerjakan

tugas

Bersemangat menghadapi tugas

matematika 1, 2 2

Motivasi

dalam

mengikuti

pembelajaran

Berusaha menangkap materi

pelajaran matematika 3, 4 2

Motivasi

dalam

mempelajari

matematika

Ingin mendalami bahan pelajaran

matematika 5, 6 2

Senang belajar mandiri 7, 8 2

Berani mempertahankan pendapat

bila yakin benar 9, 10 2

JUMLAH 10

Kriteria Penilaian

Soal bernilai positif :

- Jawaban A memperoleh skor 3

- Jawaban B memperoleh skor 2

- Jawaban C memperoleh skor 1

Soal bernilai negatif :

- Jawaban A memperoleh skor 1

- Jawaban B memperoleh skor 2

- Jawaban C memperoleh skor 3

75

Nama : …………………………….. No Absen : …………..

ANGKET MOTIVASI BELAJAR

Petunjuk

- Tulislah nama kamu di sebelah kanan atas pada lembaran ini.

- Pilihlah salah satu dari tiga alternatif jawaban.

- Jangan terpengaruh jawaban teman.

1. Dengan adanya pekerjaan rumah matematika, mendorong kamu mendalami

bahan pelajaran.

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju

2. Kamu merasa kesal bila mendapatkan tugas matematika setiap hari.

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju

3. Menjadi juara kelas, bukanlah keinginan kamu.

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju

4. Kamu tidak masalah jika mendapat nilai merah pada mata pelajaran

matematika di raport.

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju

5. Kamu merasa cukup belajar matematika, hanya dari guru kelas kamu.

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju

6. Mata pelajaran matematika hanya dipelajari di sekolah bersama guru kamu

saja.

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju

7. Lebih baik melihat jawaban teman daripada mencari jawaban sendiri.

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju

8. Kamu tidak mengerjakan tugas dari guru karena sebentar lagi tes.

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju

9. Dalam menjawab pertanyaan dalam matematika, kamu akan mempertahankan

pendapat karena yakin pendapat kamu benar.

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju

10. Kamu tidak pernah mempertahankan pendapat meskipun pendapat kamu

benar.

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju

76

PENDAPAT SISWA

Nama Sekolah : ……………………

Alamat : ……………………

SITUASI DAN KONDISI KELAS

…………., ……………

………………..

PENDAPAT SISWA

Nama Sekolah : ……………………

Alamat : ……………………

PROSES PEMBELAJARAN

…………., ……………

………………..

77

PENDAPAT SISWA

Nama Sekolah : ……………………

Alamat : ……………………

MASALAH BELAJAR DI KELAS

…………., ……………

………………..

PENDAPAT SISWA

Nama Sekolah : ……………………

Alamat : ……………………

PERLUNYA TINDAKAN

…………., ……………

………………..

78

PERSONALIA PENELITI

No Nama Peneliti Peran / Tugas Peneliti Waktu yang

Disediakan Per Minggu

1 DWI ARDIANTO W Ketua Peneliti 6 Jam Pelajaran

2 TARIPIN, S.Pd. Supervisor 2 Jam Pelajaran

79

CURRICULUM VITAE

1. Nama : DWI ARDIANTO WIBOWO

2. NIM : X2707007

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 13 September 1982

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Tempat Tugas : SD Negeri Lebakwangi 03

6. Alamat kantor : Desa Lebakwangi

Nomor Telepon/Fax : -

Alamat Email : -

7. Alamat Rumah : Kendalserut, RT 03 RW 03

Nomor Telepon/Hp : 085726933168

8. Riwayat Pendidikan : D2 PGKSD UNNES

9. Pengalaman Penelitian yang Relevan : -

10. Publikasi Ilmiah yang Relevan : -

11. Pertemuan Ilmiah yang Relevan : -

…………, ………….

DWI ARDIANTO WIBOWO

NIM. X2702007

80

CURRICULUM VITAE

1. Nama : TARIPIN, S.Pd.

2. NIP : 196606291990031006

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 29 Juni 1966

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Tempat Tugas : SD Negeri Lebakwangi 03

6. Alamat kantor : Desa Lebakwangi

7. Nomor Telepon/Fax : -

8. Alamat Email : -

9. Alamat Rumah : Desa Tembokluwung Kec.

Adiwerna

10. Nomor Telepon/Hp : -

11. Riwayat Pendidikan : S1 Pendidikan Matematika Dasar

UNNES

12. Pengalaman Penelitian yang Relevan : Skripsi

13. Publikasi Ilmiah yang Relevan : -

14. Pertemuan Ilmiah yang Relevan : -

…………, ………….

TARIPIN, S.Pd

NIP. 196606291990031006

81

LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 1

NO KEGIATAN SISWA

PERSENTASE

PERT1 PERT2 RATA-

RATA

1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 100 100 100

2 Ulet dan tidak mudah putus asa 50 75 62,5

3 Berusaha menerima pelajaran 70 75 72,5

4 Tidak perlu dorongan dari luar untuk

berprestasi 70 70 70

5 Ingin mendalami bahan pelajaran 70 70 70

6 Senang, rajin, belajar penuh semangat 70 70 70

7 Senang belajar mandiri 70 70 70

8 Berani mempertahankan pendapat jika

yakin benar 70 60 65

9 Senang mengerjakan soal-soal latihan

matematika 75 50 62,5

10 Antusias mengetahui hasil

pekerjaannya 70 60 65

JUMLAH 707,5

NILAI TERTINGGI 100

NILAI TERENDAH 62,5

RATA-RATA 70,75

MEDIAN 70

Mengetahui Lebakwangi, ……………………..

Kepala SD Negeri Lebakwangi 03 Guru Pendamping/Supervisor

TRI WIHARTANTI TARIPIN, S.Pd.

NIP. 19530501 197512 2 005 NIP. 196606291990031006

82

ANGKET MOTIVASI SIKLUS 1

NO NAMA SISWA SKOR NILAI

1 MESI ANDANI 22 73

2 DIDIT BUDIMAN 13 43

3 BAKTI APRILIYANTO 21 70

4 DEDI NUR ALFIAN 18 60

5 ANGGI SASONGKO 16 53

6 MAKMURI 15 50

7 SITI AROSAH 12 40

8 DEDI RIZALDI 20 66

9 M. ARDI SAPUTRA 20 66

10 NADA WULANDARI 22 73

11 RANI AYUNINGSIH 23 76

12 SUSI OKTAVIANI 27 90

13 S. ISNAENI NUR A. 23 76

14 SISKA OKTAVIATUNISA 27 90

15 ERLINA FRISKA 17 56

Jumlah 982

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 40

Rata-rata 65,46667

Median 66

Lebakwangi, ……………………..

Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,

TARIPIN, S.Pd DWI ARDIANTO W.

NIP. 19660629 199003 1 006 NIM. X2707007

Mengetahui

Kepala SD Negeri Lebakwangi 03

TRI WIHARTANTI

NIP. 19530501 197512 2 005

83

LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 2

NO KEGIATAN SISWA

PERSENTASE

PERT1 PERT2 RATA-

RATA

1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 100 100 100

2 Ulet dan tidak mudah putus asa 93 100 96,5

3 Berusaha menerima pelajaran 73 87 80

4 Tidak perlu dorongan dari luar untuk

berprestasi 87 80 83,5

5 Ingin mendalami bahan pelajaran 67 80 73,5

6 Senang, rajin, belajar penuh semangat 87 93 90

7 Senang belajar mandiri 80 87 83,5

8 Berani mempertahankan pendapat jika

yakin benar 87 87 87

9 Senang mengerjakan soal-soal latihan

matematika 60 67 63,5

10 Antusias mengetahui hasil

pekerjaannya 73 80 76,5

JUMLAH 834

NILAI TERTINGGI 100

NILAI TERENDAH 63,5

RATA-RATA 83,4

MEDIAN 83,5

Mengetahui Lebakwangi, ……………………..

Kepala SD Negeri Lebakwangi 03 Guru Pendamping/Supervisor

TRI WIHARTANTI TARIPIN, S.Pd.

NIP. 19530501 197512 2 005 NIP. 196606291990031006

84

ANGKET MOTIVASI SIKLUS 2

NO NAMA SISWA SKOR NILAI

1 MESI ANDANI 25 83

2 DIDIT BUDIMAN 21 70

3 BAKTI APRILIYANTO 24 80

4 DEDI NUR ALFIAN 22 73

5 ANGGI SASONGKO 21 70

6 MAKMURI 22 73

7 SITI AROSAH 16 53

8 DEDI RIZALDI 22 73

9 M. ARDI SAPUTRA 21 70

10 NADA WULANDARI 24 80

11 RANI AYUNINGSIH 24 80

12 SUSI OKTAVIANI 27 90

13 S. ISNAENI NUR A. 25 83

14 SISKA OKTAVIATUNISA 28 93

15 ERLINA FRISKA 22 73

Jumlah 1144

Nilai Tertinggi 93

Nilai Terendah 53

Rata-rata 76,26667

Median 73

Lebakwangi, ……………………..

Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,

TARIPIN, S.Pd DWI ARDIANTO W.

NIP. 19660629 199003 1 006 NIM. X2707007

Mengetahui

Kepala SD Negeri Lebakwangi 03

TRI WIHARTANTI

NIP. 19530501 197512 2 005