70
i PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SONDAKAN NO. 11 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun Oleh: NISA US SA’IDAH K7106034 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

  

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA MELALUI

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SONDAKAN NO. 11

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Disusun Oleh:

NISA US SA’IDAH

K7106034

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

ii  

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA MELALUI

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SONDAKAN NO. 11

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

NISA US SA’IDAH

NIM K7106034

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan utuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

iii  

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Peningkatan Pemahaman Konsep-konsep IPA Melalui

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V SD Negeri

Nondakan No. 11 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”, oleh:

NAMA : NISA US SA’IDAH

NIM : K 7106034

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Prodi PGSD

Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2010

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Riyadi, M.Si. NIP. 19670116 199402 1001

Dra. Sularmi, M.Pd. NIP. 19571101 198403 2001

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

iv  

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP

IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SONDAKAN NO. 11 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2009/2010”, oleh:

NAMA : NISA US SA’IDAH

NIM : K 7106034

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd. ..............................

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. ..............................

Anggota I : Dr. Riyadi, M.Si. ..............................

Anggota II : Dra. Sularmi, M.Pd. ...............................

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universias sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 196007271987021001

Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

v  

ABSTRAK

Nisa Us Sa’idah. K7106034. PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SONDAKAN NO. 11 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.11 tahun pelajaran 2009/2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian PTK. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.11 Surakarta dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah diskriptif kualitatif. Data diolah sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan dan dikembangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan pada setiap siklus diakhiri dengan pelaksanaan tes sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep-konsep pelajaran IPA. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang berupa hasil tes, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA. Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa adalah 60,5, pada siklus I nilai rata-rata siswa 67,7 dan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah 81,3. Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan 62 sebanyak 16 siswa (50,0%). Pada siklus I siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan 62 sebanyak 23 siswa (71,90%), dan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan 62 sebanyak 26 siswa (81,30%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA pada siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.11 sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran IPA dan dapat disarankan kepada guru untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) karena dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA.

Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

vi  

ABSTRACT

Nisa Us Sa’idah. K7106034. THE IMPROVEMENT OF UNDERSTANDING IN SCIENCE CONCEPTS TROUGH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) APPROACH IN THE FIFTH GRADE OF SD NEGERI SONDAKAN NO. 11 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2009/2010. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta. July 2010.

The purpose of the research was to improve understanding on natural science concepts by using Contextual Teaching and Learning (CTL) among the fifth grade students of SD Negeri Sondakan No. 11 of Surakarta in academic year 2009/2010.

The method used in this research is qualitative by classroom action research. The procedure of the research were divided into four stage: planning, action, observation and reflection. The research subjects were the fifth grade student of SD Negeri Sondakan No.11 Surakarta with the number of students 32 students consisting of 14 male and 18 female students. The data collection techniques included interviews, observation, tests and documentation. In this research, data analysis used descriptive qualitative. Data had been processed since the act of learning was implemented and developed during the learning process took place. This research was carried out in two cycles and each cycle was ended with the implementation of the tests so we could know whether there was any increasing in understanding the concepts of science subjects or not. Data in the form of quantitative data and qualitative data in the form of the test results, observations, interviews and documentation.

Based on result of the research, it could be concluded that Contextual Teaching and Learning was able to improve understanding on natural science concepts. In initial condition, average grade of students was 60,5; in cycle I, the average grade was 67,7 and in cycle II, the average grade increased to 81,3. Before implementation of the research, students with grade greater than 62 were 16 students (50,0%). In cycle I, students with grade greater than 62 were 23 students (71,90%), and in cycle II, students with grade greater than 62 were 26 students (81,30%). Results of the research indicates that a learning by using Contextual Teaching and Learning (CTL) approach can improve understanding on natural science concepts among the fifth grade students of SD Negeri Sondakan No. 11. Therefore, the approach can be used as an alternative one in natural science learning. It can be suggested that teacher might apply Contextual Teaching and Learning (CTL) approach because it could improve students’ understanding on natural science concepts.

Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

vii  

MOTTO

...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ...

(QS. Ar Ra’d 11)

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya.

(QS. An Najm 39)

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

viii  

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya yang tersusun ini dipersembahkan kepada:

Ayah dan ibuku (Warmu & Mukti Rinasih) tercinta, yang selalu mendoakan dan memberikan segala yang terbaik baik material maupun spiritual.

Adik-adikku (Effin Istiana & Muhammad Ghoffur Wibowo) yang aku sayangi.

Pondok Pesantren Muttaqien

Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Mahasiswa PGSD 2006

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

ix  

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas

segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi

sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terimakasih kepada yang saya hormati:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

5. Dr. Riyadi, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Dra. Sularmi, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

7. Semua Dosen Program Studi PGSD UNS yang membimbing dan mengarahkan penyelesaian penulisan skripsi ini.

8. Keluarga besar SD Negeri Sondakan No.11 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi yang tidak dapat disebut satu persatu.

Semoga kebaikan dari semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

x  

Walaupun disadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan dan dunia pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Surakarta, Juli 2010

Nisa Us Sa’idah

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

xi  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................................... vi

MOTTO ......................................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULAUN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Alam ................. 6

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

xii  

2. Hakikat Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 11

B Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 20

C Kerangka Berpikir ............................................................................... 22

D Perumusan Hipotesis ........................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................ 24

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................... 24

C. Subjek Penelitian ................................................................................... 25

D. Sumber Data ......................................................................................... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 26

F. Validitas Data ........................................................................................ 27

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 28

H. Indikator Kerja ....................................................................................... 29

I. Prosedur penelitian ................................................................................ 29

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi/Hasil Penelitian .................................................................... 35

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

1. Tindakan siklus I ........................................................................... 38

2. Tindakan siklus II .......................................................................... 47

C. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 56

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 57

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

xiii  

A. Simpulan .............................................................................................. 60

B. Implikasi .............................................................................................. 60

C. Saran .................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 62

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. 64

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

xiv  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional ............ 17

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Awal Nilai IPA Siswa Kelas V ............................ 37

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Pada Siklus

I ...................................................................................................................... 45

Tabel 4. Perbandingan Hasil Tes Belajar Data Awal dengan Tes Hasil Belajar

Siklus I ........................................................................................................... 46

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Pada Siklus

II .................................................................................................................... 52

Tabel 6. Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes Belajar Data Awal, tes Hasil Belajar

Siklus I, dan tes Hasil Belajar siklus II .......................................................... 53

Tabel 7. Perbandingan Hasil Tes Belajar Data Awal, Tes Hasil Belajar Siklus I, dan

tes hasil Belajar Siklus II ............................................................................... 54

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

xv  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pemantulan Teratur .................................................................................. 10

Gambar 2. Pemantulan Baur ...................................................................................... 10

Gambar 3. Pembiasan dari Udara Ke Kaca ................................................................ 10

Gambar 4. Pembiasan dari Kaca Ke Udara ................................................................ 10

Gambar 5. Skema Pembelajaran Konsep Sifat-sifat Cahaya dengan Pendekatan

CTL .......................................................................................................... 19

Gambar 6. Kerangka Berpikir .................................................................................... 23

Gambar 7. Analisis Data Secara Interaktif Model milles dan Huberman .................. 28

Gambar 8. Bagan Prosedur Penelitian Tindakan kelas .............................................. 34

Gambar 9. Grafik Nilai IPA Pada Kondisi Awal ....................................................... 37

Gambar 10. Grafik Data Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Pada Siklus I ............... 45

Gambar 11. Grafik Perbandingan Hasil Tes Belajar Data Awal dengan Tes Hasil

Belajar Siklus I ......................................................................................... 46

Gambar 12. Grafik Data Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Pada Siklus II .............. 53

Gambar 13. Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes Belajar data Awal, Tes

Hasil Belajar Siklus I, dan Tes Hasil Belajar Siklus II ............................ 54

Gambar 13 Grafik Perbandingan Hasil Tes Belajar data Awal, Tes Hasil Belajar

Siklus I, dan Tes Hasil Belajar Siklus II .................................................. 55

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

xvi  

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara Untuk Guru Sebelum Diterapkan Contextual Teaching and

Learning (CTL) .................................................................................................... 64

2. Daftar Nilai Ulangan Akhir Semester I Siswa Kelas V ........................................ 66

3. Hasil Wawancara Untuk Guru Setelah Diterapkan Contextual Teaching and

Learning (CTL) .................................................................................................... 68

4. Lembar Pengamatan Guru dalam Pembelajaran IPA dengan Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas V SD Negeri Sondakan

No.11 Surakarta .................................................................................................... 70

5. Lembar Pengamatan dalam Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sondakan No.11

Surakarta ............................................................................................................... 77

6. Perolehan Hasil Tes Peserta Didik Sebelum Menggunakan Contextual

Teaching and Learning dan Setelah Menggunakan Contextual Teaching and

Learning (CTL) .................................................................................................... 82

7. Hasil Wawancara Responden Peserta Didik Sebelum Dilaksanakan

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ..................................... 85

8. Hasil Wawancara Responden Peserta Didik Setelah Dilaksanakan

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ..................................... 86

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................................... 87

10. Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................................................................. 116

11. Foto-foto Proses Pembelajaran ............................................................................. 123

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

xvii  

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat

diperlukan dalam pembangunan bangsa khususnya pembangunan di bidang

pendidikan. Di era globalisasi, sumber daya manusia yang berkualitas akan

menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa dapat berkompetisi dan bijaksana

dalam mengelola sumber daya alam. Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan

formal merupakan salah satu wahana dalam membangun sumber daya manusia

yang berkualitas. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan penting dalam

pendidikan wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah

mata pelajaran IPA. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk

meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan pengembangan kurikulum,

peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat peraga, sarana pendidikan

serta perbaikan manajemen sekolah.

Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif

tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro Darmojo dan Jenny R.E.

Kaligis, 1992:3). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara

sistematis oleh manusia yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

yang dilakukan manusia. Pembelajaran IPA berupaya membangkitkan minat

manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam

seisinya yang penuh rahasia dan tak habis-habisnya. Pembelajaran IPA di SD

hendaknya memupuk minat rasa ingin tahu siswa secara alamiah terhadap alam

dan segala isinya. Siswa juga diharapkan dapat memahami konsep-konsep pada

mata pelajaran IPA.

Guru harus menyadari bahwa inti belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku karena adanya suatu pengalaman (Trianto, 2009:9). Perubahan

tingkah laku tersebut dapat berupa perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap,

pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Hal ini membutuhkan kemampuan

professional guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu guru harus mampu

Page 19: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

2  

menyediakan pengalaman belajar yang memperhatikan modus pengalaman

belajar, yaitu 10 % dari apa yang kita baca, 20 % dari apa yang kita dengar, 30 %

dari apa yang kita lihat, 50 % dari apa yang kita lihat dan dengar, 70 % dari apa

yang kita katakan, dan 90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan (Magnesen

dalam Deporter, 2005: 57). Ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan

ceramah maka siswa akan mengingat dan menguasai hanya 20% karena siswa

hanya mendengarkan. Namun, jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu

dan melaporkannya maka siswa akan mengingat dan menguasai materi yang

diajarkan sebanyak 90%.

Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas

yang berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Guru menggunakan

ceramah sebagai pilihan utama sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal

siswa. Pada proses pembelajaran, siswa dihadapkan pada sesuatu yang abstrak

(hanya membayangkan) tanpa mengalami atau melihat sendiri. Padahal, siswa

membutuhkan konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya

karena pembelajaran tidak hanya berupa pemindahan pengetahuan tetapi sesuatu

yang harus dipahami oleh siswa yang akan diperlukan dalam kehidupan sehari-

hari. Belajar lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari

daripada hanya mengetahui secara lisan saja.

Berdasarkan hasil wawancara (lampiran 1) yang dilakukan oleh penulis

(Selasa, 26 Januari 2010) dengan guru kelas V SD Negeri Sondakan No. 11

Surakarta, pada saat pembelajaran IPA ternyata guru dalam mengajar belum

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Metode yang

dikembangkan cenderung ceramah, guru menjelaskan kemudian siswa

mendengarkan penjelasan guru. Guru belum menggunakan media dalam

pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru tidak melakukan apersepsi, guru

kurang membangkitkan motivasi terhadap pembelajaran, siswa tidak

memperhatikan penjelasan guru, dalam menyampaikan materi kurang menarik

sehingga pembelajaran terasa membosankan dan dalam pembelajaran juga guru

tidak melakukan percobaan untuk menjelaskan konsep-konsep IPA. Hal ini

menyebabkan siswa belum mengalami kebermaknaan proses pembelajaran.

Page 20: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

3  

Pembelajaran semacam itu berarti masih menekankan pada produk IPA saja.

Padahal, Pembelajaran IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur (Leo

Sutrisno,dkk. 2007:5-5). Pada saat guru melakukan evaluasi sebagian siswa tidak

dapat menjawab soal evaluasi sehingga hasil evaluasi siswa pun tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan, yaitu nilainya dibawah ketuntasan belajar. Dari data

nilai siswa pada Ulangan Akhir Semester 1, dengan jumlah siswa 32, hanya 16

siswa yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 62. Siswa yang

mendapatkan nilai kurang dari 62 sebanyak 16 siswa. Oleh karena itu, tujuan

pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan (lampiran 2).

Masalah pembelajaran di atas memerlukan pemecahan. Salah satu

alternatif pemecahannya yaitu dengan menerapkan strategi belajar yang tidak

mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi strategi yang dapat membuat

pembelajaran lebih bermakna. Siswa perlu mengerti makna belajar beserta

manfaatnya sehingga mereka bisa menempatkan diri sebagai manusia yang

memerlukan suatu bekal untuk hidupnya. Mereka mempelajari apa yang

bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya dengan guru sebagai

pengarah dan pembimbing. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan yang

tepat yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) atau yang biasa

disebut sebagai pendekatan kontekstual.

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa (Sugiyanto,

2008:18). Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan dengan

tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna, tanpa harus

mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Siswa diajak bekerja dan mengalami

sehingga siswa akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya

diharapkan siswa dapat menggunakan daya nalarnya untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang ada. Guru mendorong siswa untuk menghubungkan antara

pengetahuan yang mereka dapat dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari di masyarakat. Guru berperan sebagai fasilitator bukan sebagai sumber ilmu

pengetahuan satu-satunya dalam pembelajaran. Guru memberikan fasilitas

kepada siswa berupa strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk

Page 21: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

4  

menemukan pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan baru sesuai dengan

pengetahuan yang mereka miliki. Berdasarkan konsep ini diharapkan proses

pembelajaran menjadi lebih bermakna karena berlangsung secara ilmiah dalam

bentuk kegiatan siswa sehingga siswa mengalami atau mengamati sendiri.

Pendekatan kontekstual di dalam proses pembelajaran memanfaatkan berbagai

sumber pembelajaran, tempat belajar yang tidak selalu di dalam kelas, dan dapat

memanfaatkan media apa saja untuk belajar. Tugas guru dalam pembelajaran

kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru

lebih berhubungan dengan strategi daripada memberi informasi. Guru hanya

mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu

yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student Centered

Learning daripada Teacher Centered Learning. Pendekatan kontekstual

mempunyai tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme,

inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan dan penilaian yang sebenarnya

sehingga melalui pendekatan kontekstual siswa diharapkan tidak sekadar

menghafal dalam mempelajari konsep-konsep IPA tetapi dapat memahami

konsep-konsep IPA secara bermakna.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan yang diberi judul Peningkatan Pemahaman Konsep-Konsep

IPA Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Sondakan No.11 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah “Apakah Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Sondakan No.11 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010?”

Page 22: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

5  

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman konsep-

konsep IPA melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siswa

kelas V SD Negeri Sondakan No.11 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoretis, hasil penulisan ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penulis tentang cara meningkatkan pemahaman konsep-konsep

IPA dan dapat dijadikan bahan referensi dan rujukan bagi penelitian yang akan

datang. Secara praktis, penulisan ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Membantu mengatasi kesulitan memahami konsep-konsep IPA melalui

pendekatan Contextual Teaching and Learning.

b. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam memecahkan masalah.

c. Melatih siswa mengeluarkan pendapat.

2. Bagi Guru

a. Memberi solusi pada kesulitan pelaksanaan pembelajaran konsep-konsep

IPA

b. Memberikan motivasi kepada guru untuk terus melakukan pembaruan-

pembaruan dalam proses pembelajaran sehingga dapat membantu

memperlancar tugas profesinya.

3. Bagi Sekolah

a. Masukan kebijakan sekolah tentang pendekatan pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan memahami konsep-konsep IPA.

b. Meningkatnya mutu dan kualitas pendidikan melalui pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL).

Page 23: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

6  

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Alam

a. Pengertian Pemahaman Konsep

Seseorang dikatakan memahami tentang sesuatu jika dapat

memaparkannya dengan rinci dan menjelaskannya (Leo Sutrisno,dkk. 2007:1-

11). Pemahaman tentang sesuatu menghasilkan suatu pengetahuan.

Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan (pemberian

label) sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir

dan memecahkan masalah (Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001:10).

Penyederhanaan penamaan tersebut dilakukan agar lebih mudah dalam

mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut.

Parker dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (2008:11)

menyatakan bahwa konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-

contohnya. Proses berpikir ini disebut konseptualisasi, yaitu suatu proses terus

menerus yang berlangsung ketika seseorang menghadapi contoh-contoh baru

dari suatu konsep.

Schuncke dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (2001:12-13)

karakteristik atau ciri-ciri umum konsep adalah:

1) Merupakan suatu abstraksi yaitu gagasan umum tentang benda, peristiwa

atau kegiatan.

2) Mencerminkan pengelompokkan/klasifikasi benda (kegiatan, peristiwa,

ataupun gagasan) yang mempunyai karakteristik yang umum.

3) Bersifat pribadi. Latar belakang dan pengalaman pribadi kemungkinan bisa

agak berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.

4) Dipelajari melalui pengalaman.

5) Bukan sekadar suatu kata-kata.

Menurut Trianto (2009:7), pemahaman konsep adalah pemahaman

siswa terhadap dasar kualitatif di mana fakta-fakta saling berkaitan dengan

kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi baru.

Page 24: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

7  

Pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi

sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep adalah proses pemaparan kembali suatu gagasan/konsep

dengan rinci dan jelas serta mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam

situasi baru.

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional dan

objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro Darmodjo dan

Jenny R.E Kaligis, 1992:3). Rasional berarti dapat diterima akal sehat

sedangkan objektif berarti sesuai dengan objeknya.

Menurut Nash, 1963 dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligis

(1992:3), IPA adalah cara atau metode untuk mengamati alam. Cara yang

digunakan bersifat analitis, lengkap, cermat serta menghubungkan antara satu

fenomena dengan fenomena yang lain sehingga keseluruhannya membentuk

suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamati.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

IPA merupakan pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta

dan segala isinya dengan cara melakukan pengamatan/percobaan.

Jadi pemahaman konsep-konsep IPA adalah proses pemaparan

kembali suatu gagasan/konsep IPA dengan rinci dan jelas melalui pengamatan

atau percobaan.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA SD

Menurut Leo Sutrisno,dkk (2007:5-3 – 5-5) ada lima prinsip utama

pembelajaran IPA, yaitu lima pernyataan tentang kebenaran dalam

pembelajaran IPA yang dijadikan anutan untuk melaksanakan pembelajaran

IPA yaitu:

1) Pemahaman tentang lingkungan sekitar dimulai melalui pengalaman baik

secara inderawi maupun noninderawi.

2) Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, sehingga

perlu diungkap selama proses pembelajaran.

Page 25: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

8  

3) Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten

dengan pengetahuan para ilmuwan.

4) Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan

relasi dengan konsep yang lain.

5) IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur.

d. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Ilmu pengetahuan alam diperlukan siswa Sekolah Dasar karena IPA

dapat memberikan sumbangan untuk tercapainya sebagian tujuan pendidikan

di Sekolah Dasar. Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis (1992:6),

melalui pengajaran IPA diharapkan siswa dapat:

1) Memahami alam sekitarnya.

2) Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu dan metode ilmiah yang

sederhana.

3) Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan

masalah yang dihadapinya serta menyadari kebesaran Penciptanya.

4) Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan

pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

e. Fungsi Pelajaran IPA

Menurut Sumaji, dkk (1998:35), fungsi mata pelajaran IPA antara

lain:

1) Memberi bekal pengetahuan dasar baik untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

2) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh,

mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA.

3) Menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan melatih menggunakan metode

ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

4) Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahannya

sehingga mendorong siswa untuk mencintai dan mengagungkan

Penciptanya.

5) Memupuk kreativitas siswa.

Page 26: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

9  

6) Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang

IPTEK.

7) Memupuk minat siswa terhadap IPA.

f. Tinjauan Pokok Bahasan Cahaya

Secara sederhana, cahaya dapat dinyatakan sebagai penyebab benda-

benda dapat terlihat. Menurt Yohanes Surya (2006:2), benda-benda yang dapat

memancarkan cahaya sendiri disebut sumber cahaya. Contohnya adalah

matahari, bintang, lampu, dan api unggun. Sedangkan benda-benda yang tidak

dapat memancarkan cahaya sendiri disebut benda gelap. Adapun sifat-sifat

cahaya antara lain:

1) Cahaya dapat menembus benda bening.

Benda bening yaitu benda yang dapat meneruskan cahaya yang

diterimanya. Contoh: kaca, plastik bening, dan air bening.

Benda gelap yaitu benda yang tidak dapat ditembus cahaya. Contoh:

batu, kayu, triplek, besi.

2) Cahaya dapat merambat lurus.

Cahaya merambat lurus artinya arah rambatannya menurut garis lurus.

Contoh: laser, senter, dan lampu mobil.

3) Cahaya dapat dipantulkan.

Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya

dipantulkan membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang

datang pada permukaan cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula.

Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan benda. Pemantulan semacam ini

disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa.

Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat

cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar

yang datang pada permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar

sejajar. Pemantulan seperti ini disebut pemantulan baur.

Page 27: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

10  

Gambar 1. Pemantulan teratur

Gambar 2. Pemantulan Baur

Hukum pemantulan cahaya dikemukakan oleh W. Snellius, yaitu

apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar yang rata, maka

akan berlaku aturan-aturan sebagai berikut :

1. Sinar datang (sinar jatuh), garis normal, dan sinar pantul terletak pada

satu bidang datar.

2. Sudut sinar datang (sinar jatuh) selalu sama dengan sudut sinar pantul

(sudut i = sudut r).

4) Cahaya dapat dibiaskan.

Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya

setelah melewati medium rambatan yang berbeda (Choiril Azmiyawati,

Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati, 2008:115).

Edy Tarwoko dan Yani Muharomah (2009:129) menjelaskan bila

cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat maka

cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal, misalnya dari udara ke kaca

(gambar 3). Akan tetapi apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat

ke zat yang kurang rapat maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis

normal, misalnya dari kaca ke udara (gambar 4).

Gambar 3. Pembiasan dari udara

ke kaca

Gambar 4. Pembiasan dari kaca ke udara

Contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Dasar kolam kelihatan lebih dangkal.

Page 28: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

11  

2. Pensil yang dimasukkan dalam gelas berisi air akan tampak patah.

3. Jalan beraspal pada siang hari yang panas kelihatan seperti berair.

Kejadian ini disebut fatamorgana.

2. Hakikat Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a. Pendekatan Pembelajaran

Istilah pendekatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Soli

Abimanyu (2008:2-4) berarti proses, perbuatan, cara mendekati. Sedangkan

menurut Lawson dalam Muhibbin Syah (2004:139) mengemukakan bahwa

pendekatan adalah suatu cara atau usaha yang dilakukan untuk memecahkan

masalah atau mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa pendekatan adalah suatu cara atau usaha untuk mendekati

tujuan yang hendak dicapai.

Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran.

Pembelajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarakan

(Poerwodarminto, 1997:22). Pembelajaran juga berarti meningkatkan

kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan tertentu yakni mencakup kemampuan-

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

dalam mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2003:4). Pengetahuan dan ketrampilan

siswa diperoleh dari siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan

ketrampilan baru ketika ia belajar.

Dengan pendekatan kontekstual proses pembelajaran diharapkan

berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,

Page 29: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

12  

bukan pemindahan pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa mempelajari yang

bermanfaat dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, siswa memerlukan

guru sebagai pengarah dan pembimbing.

E. Mulyasa (2007:103) menjelaskan bahwa pendekatan kontekstual

memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan karena

pembelajaran dilakukan secara alamiah sehingga peserta didik dapat langsung

mempraktikkan apa yang dipelajari. Pendekatan kontekstual mendorong

peserta didik memahami hakikat, makna, dan manfaat belajar sehingga

memungkinkan mereka rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar.

Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa TK sampai dengan SMU untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan. Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, siswa, dan tenaga kerja (University of Washington dalam Trianto 2009:105).

Elaine B. Johnson (2008:19) merumuskan pengertian Contextual

Teaching and Learning (CTL) sebagai berikut:

”The CTL system is on educational process that aims to help students see meaning in the academic material they are studying by connecting academic subjects with the context of their daily lives, that is, with the context of their personal, social, and cultural circumstances. To achieve this aim, the system encompasses the following eight component: making meaningful connections, doing significant work, self-regulated learning, collaborating, critical and creative thingking, narturing the individual, reaching high standards, using authentic assessment”.

Kutipan diatas mengandung arti bahwa sistem CTL merupakan suatu

proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam

bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan

konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan

pribadinya, sosial dan budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut sistem CTL

akan menuntun siswa melalui kedelapan komponen utama CTL yaitu

melakukan hubungan yang bermakna, mengerjakan pekerjaan yang berarti,

mengaturkan cara belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif,

Page 30: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

13  

memelihara/merawat pribadi siswa, mencapai standar yang tinggi, dan

menggunakan asesmen autentik.

Coontextual teaching and Learning id defined as a conception of

teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to real

world situations (www.natefacs.org/JFCSE/v24no1/v24no1Shamsid-

Deen.pdf). Kutipan ini mengandung pengertian bahwa pembelajaran dan

pengajaran kontekstual membantu guru menghubungkan bahan pelajaran

dengan situasi dunia nyata.

Kokom komalasari menyatakan bahwa It was suggested that contextual teaching and learning in civic education significantly influenced civic competence, the concepts of cooperation and self-regulation were the important factors of civic competence, because they were in accordance with the socio-cultural values. The implications of these findings showed that contextual teaching and learning in civic education was the essence of value education (www.scipub.org/fulltext/jss/jss54261-270.pdf - Amerika Serikat). 

Kutipan jurnal tersebut mengandung pengertian bahwa dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dan pengajaran kontekstual

dalam pendidikan kewarganegaraan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kemampuan pendidikan kewarganegaraan, konsep koperasi, dan

pemerintahan adalah faktor-faktor penting dalam kemampuan

kewarganegaraan karena merupakan satu kesatuan dengan nilai-nilai sosio

kultural. Penerapan dari penemuan ini yaitu menjadikan pembelajaran dan

pengajaran kontekstual pada pendidikan kewarganegaraan adalah inti dari

pendidikan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan yang digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu yakni

mencakup kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dengan

cara mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata

siswa

.

Page 31: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

14  

c. Kata Kunci Pembelajaran Kontekstual

Cara belajar terbaik adalah siswa mengkonstruksikan sendiri secara

aktif pemahamannya (Students learn best by actively contructing their own

understanding) (Nurhadi, 2003:7).

Untuk memahami pembelajaran kontekstual maka ada kata kunci

dalam pembelajaran kontekstual (Nurhadi, 2003:16) yaitu:

1) Real world learning, mengutamakan pengalaman nyata.

2) Berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, dan kreatif serta siswa ‘akting’ guru

mengarahkan.

3) Pengetahuan bermakna dalam kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata,

serta adanya perubahan perilaku dan pembentukan ‘manusia’.

4) Siswa praktek, bukan menghafal, Learning bukan Teaching, pendidikan

bukan pengajaran.

5) Memecahkan masalah dan berpikir tingkat tinggi.

6) Hasil belajar di ukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.

Menurut University of Washington dalam Trianto (2009:106) ada enam

unsur kunci Contextual Teaching and Learning, yaitu:

1) Pembelajaran bermakna: pembelajaran dipersepsi sebagai relevan dengan

hidup mereka.

2) Penerapan pengetahuan: kemampuan untuk melihat yang dipelajari

diterapkan dalam tatanan-tatanan lain pada masa sekarang dan akan datang.

3) Berpikir tingkat lebih tinggi: siswa dilatih untuk menggunakan berpikir

kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data dan memecahkan masalah.

4) Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar: konten pengajaran

berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar lokal.

5) Responsif terhadap budaya: pendidik harus memahami dan menghormati

nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kbiasaan siswa.

6) Penilaian autentik: penggunaan berbagai macam strategi penilaian yang

secara valid mencerminkan hasil belajar sesungguhnya.

Page 32: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

15  

d. Komponen-komponen Pembelajaran Kontekstual

Sebuah kelas dikatakan menggunakan CTL jika menerapkan tujuh

komponen utamanya. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang

studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya (Depdiknas dalam

Trianto, 2009:111).

Tujuh komponen utama dalam CTL (Trianto, 2009:111-120) meliputi:

1) Konstruktivisme (Contructivism)

Konstruktivisme merupakan landasan teoretis CTL, yang

menekankan bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep

atau kaidah yang siap untuk diambil atau diingat tetapi siswa sendiri aktif

secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur

pengetahuan yang dimilikinya melalui pengalaman nyata. Proses belajar

mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher centered.

Pemahaman mendalam diperoleh melalui pengalaman belajar yang

bermakna.

2) Inkuiri (Inquiry)

Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis

kontekstual karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa

diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari

menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah

siklus yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning),

mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering),

penyimpulan (conclusion).

3) Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya.

Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual.

Kegiatan bertanya berguna untuk: a) menggali informasi, b) menggali

pemahaman siswa, c) membangkitkan respon kepada siswa, d) mengetahui

sejauh mana keingintahuan siswa, e) mengetahui hal-hal yang sudah

diketahui siswa, f) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki

Page 33: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

16  

guru, dan g) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk

menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

Menurut Orlich, et el dalam Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk

(2003:46) menyatakan pentingnya teknik bertanya dalam pembelajaran,

yaitu: a) bertanya merupakan strategi yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran apa saja, b) penggunaan teknik bertanya yang sistematis akan

memperbaiki kualitas siswa dalam belajar, c) guru dapat menentukan

tingkat awal pengetahuan siswa untuk bidang-bidang pelajaran tertentu

melalui sistem bertanya yang sistematis.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran

diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari

‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum

tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua

kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling

belajar.

5) Pemodelan (Modeling)

Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan,

mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan

melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam

pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat

dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang

baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan

dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran dapat berupa: guru

menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa

pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu, catatan di buku

siswa, kesan dan saran tentang pembelajaran, dan cara-cara lain yang

ditempuh guru untuk mengarahkan siswa tentang pemahaman materi yang

mereka pelajari.

Page 34: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

17  

7) Penilaian Autentik (Authentic Assessment)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam

pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu

diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran

yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan

dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.

e. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional

Menurut Nurhadi (2003:35-36) perbedaan pendekatan kontekstual

dengan pendekatan tradisional (behaviorisme/ struktural/ objektivisme) tertera

pada tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional

NO Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Tradisional

1 Siswa terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran.

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif.

2

Siswa belajar dari teman melalui

kerja kelompok, diskusi, dan

saling mengoreksi.

Siswa belajar secara individual.

3

Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata atau masalah

yang disimulasikan.

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis.

4 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri.

Perilaku dibangun atas kebiasaan.

5

Bahasa diajarkan dengan

pendekatan komunikatif, yakni

siswa diajak menggunakan

bahasa dalam konteks nyata.

Bahasa diajarkan dengan

pendekatan struktural: rumus

diterangkan sampai paham

kemudian dilatihkan.

6

Siswa menggunakan kemampuan

berpikir kritis, terlibat penuh

dalam mengupayakan terjadinya

Siswa secara pasif menerima

rumus atau kaidah (membaca,

mendengarkan, mencatat,

Page 35: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

18  

proses pembelajaran yang efektif,

dan membawa skemata masing-

masing ke dalam proses

pembelajaran.

menghafal) tanpa memberikan

kontribusi ide ke dalam proses

pembelajaran.

7

Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri. Manusia

menciptkan atau membangun

pengetahuan dengan cara

memahami pengalaman.

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta, konsep

atau hukum yang berada di luar

diri manusia.

8

Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara: proses bekerja,

hasil karya, penampilan,

rekaman, tes, dan lain-lain.

Hasil belajar diukur hanya dengan

tes.

9 Pembelajaran terjadi di berbagai

tempat, konteks, dan setting.

Pembelajaran hanya terjadi dalam

kelas.

10 Perilaku dibangun atas kesadaran

diri.

Perilaku dibangun atas kebiasaan.

f. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kontekstual

Berdasarkan uraian di atas, pendekatan kontekstual memiliki

kelebihan dan kekurangan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Kelebihan Pendekatan Kontekstual

a) Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa lebih bermakna

karena diperoleh melalui konstruktivisme dan penemuan sendiri.

b) Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

c) Siswa melakukan kerja bukan menghafal sehingga pengetahuan yang

didapatkan lebih bermakna.

d) Menjadikan siswa lebih kritis/ berani mengungkapkan pendapat.

2) Kekurangan Pendekatan Kontekstual

a) Memerlukan persiapan yang cukup banyak.

Page 36: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

19  

b) Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan seluruh komponen.

c) Pembelajaran kontekstual berpusat pada siswa sehingga memungkinkan

suasana kelas menjadi gaduh.

g. Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Pokok Bahasan Sifat-sifat

Cahaya

Sebagai gambaran, gambar 5 adalah skema pembelajaran materi sifat-

sifat cahaya yang dapat melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran

sesuai dengan pendekatan kontekstual.

Gambar 5. Skema pembelajaran konsep sifat-sifat cahaya dengan pendekatan CTL

Komponen Konstruktivisme

1. Menggali pengetahuan awal siswa. 2. Mengaitkan pengetahuan awal dengan

materi sifat-sifat cahaya.

1. Pembagian kelompok kecil (5-6 siswa). 2. Siswa belajar dengan berdiskusi dalam

kelompok.

Guru memberikan contoh cara kerja LKS

Komponen Masyarakat Belajar

Komponen Pemodelan

1. Pemberian masalah/tugas kelompok. 2. Siswa menyelesaikan masalah. 3. Kesimpulan sementara dalam diskusi.

Komponen Menemukan

1. Presentasi kelompok. 2. Diskusi secara klasikal. 3. Penarikan kesimpulan.

Penilaian sebenarnya. Komponen Penilaian Autentik

Komponen Bertanya

Refleksi di akhir pembelajaran. Komponen Refleksi

Page 37: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

20  

Berdasarkan skema di atas, proses pembelajaran konsep sifat-sifat cahaya

dengan pendekatan kontekstual akan dilaksanakan sebagai berikut:

a. Pendahuluan yaitu memberi apersepsi dengan menggali pengalaman siswa

dalam kehidupan sehari-hari dan menggunakan masalah kontekstual yang

berkaitan dengan sifat-sifat cahaya.

b. Pembagian kelompok yang terdiri dari lima sampai enam orang yang memiliki

kemampuan akademik yang heterogen. Pembagian kelompok yang heterogen

siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit

sehingga mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah dengan teman

sekelompoknya.

c. Memberikan permasalahan kepada siswa berupa pertanyaan pada LKS.

Bersama teman sekelompoknya siswa memecahkan permasalahannya.

Pemecahan masalah disini siswa diharapkan dapat menemukan sendiri

berdasarkan pengalaman dan pengetahuan awalnya serta mendiskusikan

dengan teman sekelompoknya, dilanjutkan dengan menarik kesimpulan

sementara.

d. Presentasi, yaitu memberi kesempatan setiap kelompok untuk menyampaikan

hasil pengamatan yang telah dilakukan.

e. Diskusi secara klasikal supaya siswa saling melengkapi hasil temuan antar satu

kelompok dengan kelompok lain.

f. Refleksi, yaitu siswa merefleksikan kembali apa yang telah dipelajari untuk

mengetahui seberapa besar respon siswa terhadap pokok bahasan sifat-sifat

cahaya.

g. Guru melakukan penilaian sebenarnya.

B. Penelitian yang Relevan

Penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan yaitu:

1. Hetty Setyowati dalam skripsinya berjudul Keefektifan Penggunaan

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning) dalam Pembelajaran

Biologi Sub Pokok Bahasan Tumbuhan Berbiji di Kelas VII SMP N I Dawe

Kudus Tahun Ajaran 2005/2006.

Page 38: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

21  

Setelah dilakukan pembelajaran terlihat bahwa hasil belajar kedua

kelompok tersebut berbeda secara signifikan dan dari hasil uji t diperoleh

hitung t (2,363) > tabel t (1,66) yang berarti bahwa hasil belajar siswa yang

menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajarannya lebih baik

daripada hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan konvensional. Jadi

peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan

pendekatan kontekstual lebih baik daripada hasil belajar siswa yang

menggunakan pendekatan konvensional. Sehingga pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual lebih efektif daripada pembelajaran

yang menggunakan pendekatan konvensional. Penulisan ini relevan dengan

penulisan yang Hetty Setyowati lakukan karena adanya persamaan variabel

yaitu dengan pendekatan kontekstual mampu meningkatkan pemahaman

konsep. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Hetty Setyowati

dengan penulis adalah pada mata pelajaran dan pokok bahasan yang diajarkan.

Hetty Setyowati melakukan penelitian pada mata pelajaran Biologi di SMP

Negeri 1 Dawe Kudus Sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan

penulis adalah dalam mata pelajaran IPA kelas V di SDN Sondakan No. 11

pokok bahasan sifat-sifat cahaya.

2. Ema Novianisari dalam skripsinya berjudul Memaksimalkan Hasil Belajar

Siswa Dengan Pendekatan CTL untuk Pembelajaran Geografi di SMP Negeri 2

Brangsong Kendal.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS Geografi

pada pokok bahasan Papua Nugini lebih maksimal dengan menggunakan

pembelajaran CTL daripada dengan pembelajaran konvensional. Penulisan ini

relevan dengan penulisan yang Ema Novianisari lakukan karena adanya

persamaan variabel yaitu dengan pendekatan kontekstual mampu

meningkatkan pemahaman konsep. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan

oleh Ema Novianisari dengan penulis adalah pada mata pelajaran dan pokok

bahasan yang diajarkan. Ema Novianisari melakukan penelitian pada mata

pelajaran Geografi di SMP Negeri 2 Brangsong Kendal Sedangkan dalam

Page 39: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

22  

penelitian yang akan dilakukan penulis adalah dalam mata pelajaran IPA kelas

V di SDN Sondakan No. 11 pokok bahasan sifat-sifat cahaya.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal terdapat beberapa siswa mengalami kesulitan dalam

memahami konsep-konsep IPA. Hal ini terjadi karena guru kurang inovatif dalam

melaksanakan pembelajaran. Metode yang dikembangkan cenderung ceramah,

guru menjelaskan kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru. Guru belum

menggunakan media dalam pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru tidak

melakukan apersepsi, guru kurang membangkitkan motivasi terhadap

pembelajaran, siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, dalam menyampaikan

materi kurang menarik sehingga pembelajaran terasa membosankan dan dalam

pembelajaran juga guru tidak melakukan percobaan untuk menjelaskan konsep-

konsep IPA. Hal ini menyebabkan siswa belum mengalami kebermaknaan proses

pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pendekatan pembelajaran

yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

Diantara berbagai pendekatan dalam pembelajaran, Pendekatan

Kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang dapat membantu

meningkatkan pemahaman konsep. Penerapan pendekatan kontekstual ini

dilakukan dengan cara siswa belajar dengan mempraktikkan sendiri, mengaitkan

dengan peristiwa di sekitar mereka, diskusi kelompok, dan tanya jawab melalui

presentasi. Pendekatan kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak

untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna dengan menghubungkan

muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.

Melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), siswa

akan mampu memahami konsep-konsep IPA dengan lebih mudah sehingga

pemahaman konsep menjadi meningkat.

Page 40: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

23  

Dari pemikiran di atas, dapat digambarkan kerangka pemikiran seperti

gambar 6:

Gambar 6. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, penulis membuat hipotesis bahwa jika guru menggunakan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA maka pemahaman konsep-konsep IPA pada siswa kelas V SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010 akan meningkat.

Guru menggunakan

pendekatan kovensional

Dalam pembelajaran guru menggunakan

pendekatan kontekstual

Diduga melalui pendekatan kontekstual pemahaman

konsep-konsep IPA dapat meningkat

Pemahaman terhadap konsep-konsep IPA rendah

Siklus I

• Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya

• Melakukan percobaan untuk membuktikan sifat-sifat cahaya

• Presentasi

Siklus II

• Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya

• Melakukan percobaan untuk membuktikan sifat-sifat cahaya

• Presentasi

Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

Page 41: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

24  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Sekolah Dasar Negeri Negeri

Sondakan No.11 Surakarta. Tempat tersebut dipilih dengan beberapa

pertimbangan. Diantaranya waktu, biaya dan keberadaan subjek untuk

memudahkan peneliti memperoleh data. Disamping itu lokasinya mudah

dijangkau oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2009/2010 selama 6 bulan , mulai bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2010

dengan pembagian waktu penelitian sebagai berikut.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif karena data yang akan diperoleh berupa data langsung tercatat dari

kegiatan di lapangan. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas (PTK).

2. Strategi Penelitian

Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi

tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu

sekolah. Adapun rancangan penelitiannya meliputi:

a. Perencanaan

Peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan

perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen

pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama

tindakan berlangsung (Suharsimi Arikunto, 2008:18).

Page 42: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

25  

b. Tindakan

Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi

atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas (Suharsimi

Arikunto, 2008:18).

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh pengamat, dalam hal ini peneliti dan guru

kelas. Pengamatan dilakukann untuk memperoleh data yang akurat untuk

perbaikan siklus berikutnya.

d. Refleksi.

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sondakan No. 11

Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Jumlah siswa 32 orang yang terdiri atas 14

siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

D. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali

dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Siswa kelas V dan wali kelas V SD N Sondakan No.11 Surakarta.

2. Arsip nilai ulangan akhir semester.

3. Hasil jawaban subjek penelitian secara tertulis dalam menyelesaikan soal-soal

yang berhubungan dengan sifat-sifat cahaya, yang diperoleh melalui tes pada

akhir tiap-tiap tindakan.

4. Jawaban subjek penelitian berupa pernyataan verbal atau kata-kata yang

diperoleh dari hasil wawancara antara peneliti dengan subjek penelitian.

5. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan guru kelas V.

Page 43: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

26  

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Pedoman observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati seluruh

kegiatan yang berlangsung baik dari kinerja guru maupun kegiatan siswa kelas V

SD Negeri Sondakan No.11 Surakarta, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran IPA. Tujuan tindakan observasi adalah untuk mengamati perilaku

siswa dan guru dan proses pembelajaran sehingga didapatkan hasil perubahan

perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran (format observasi lampiran 4 dan

lampiran 5 halaman 73-89).

2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah percakapan yang dilakukan oleh pewawancara

yang mengajukan pertanyaan kepada terwawancara untuk memperoleh jawaban

atas pertanyaan itu (Moleong, 2007:186).

Menurut Denzin dalam Rochiati Wiriaatmadja (2008:117), wawancara

merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-

orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan yang

dipandang perlu. Pewawancaranya adalah peneliti dan terwawancara adalah guru.

Pedoman wawancara ini bisa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal atau

konfirmasi dari guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam memahami

konsep-konsep IPA di kelas V SD N Sondakan No. 11 Surakarta (format

wawancara lampiran 1 halaman 67).

3. Tes

Suharsimi Arikunto (2006:150) mengemukakan bahwa tes merupakan

serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan sebagai alat pengukuran

keterampilan, sikap, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan peneliti untuk

mengetahui kemampuan siswa SD Negeri Sondakan No.11 Surakarta dalam

memahami konsep-konsep IPA. Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis

yaitu pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Tes ini mempunyai tujuan untuk

mengetahui adanya peningkatan pemahaman siswa pada konsep-konsep IPA.

Page 44: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

27  

Lembar tes yang digunakan yaitu berupa tugas yang harus dikerjakan oleh siswa

secara perorangan (format tes di dalam RPP).

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data-data

berupa teks atau gambar (iskandar, 2008:219), misalnya data pribadi siswa (rapor,

latar belakang keluarga, nilai harian mata pelajaran IPA), hasil wawancara dengan

guru kelas dan siswa, foto/ rekaman kegiatan pembelajaran IPA (lampiran 11).

F. Validitas Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:12) di dalam penelitian diperlukan

adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan

hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Di dalam

penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan

triangulasi metode.

Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:

1. Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Pada penelitian ini

peneliti mendapatkan data nilai IPA semester 1 dan nilai ulangan harian.

Wawancara dilakukan peneliti dengan guru kelas V dan siswa kelas V SD

Negeri Sondakan No.11 Surakarta.

2. Triangulasi metode yaitu seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis

dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti bisa

menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian

dilakukan wawancara yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya

diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik

dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh dari yang

diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut

hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat

validitasnya. Peneliti mengambil data berupa wawancara, observasi, tes, dan

Page 45: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

28  

dokumentasi pada guru dan siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.11

Surakarta.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong,

2007:280).

Menurut Faisal dan Moleong 2001 (dalam Iskandar, 2008: 222), bahwa

pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi atau pengambilan

simpulan bukan suatu yang berlangsung secara linear, tetapi bersifat simultan atau

siklus yang interaktif. Analisis data secara interaktif dapat digambarkan seperti

terlihat pada gambar 7.

Gambar 7. Analisis Data Secara Interaktif Model Milles dan Huberman

Tahapan teknik analisis data:

a. Penyediaan data dengan pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan

pemahaman konsep-konsep IPA.

b. Reduksi data merupakan pengumpulan data meliputi penyeleksian,

penyerdeharnaan, dan meringkas data yang terkumpul.

c. Display data merupakan penyajian data yang dilaksanakan ke dalam bentuk

narasi, matriks, grafik, dan diagram.

d. Data Collection/ Verivikasi/ penarikan kesimpulan baik sementara maupun

penarikan simpulan dalam bentuk diskriptif sebagai laporan penelitian.

Penyediaan Data Display Data

Reduksi Data

Data Collection/ Verifikasi

Page 46: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

29  

H. Indikator Kinerja

Rumusan kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan

pemahaman konsep-konsep IPA yang ditunjukkan dengan nilai minimal 62

(KKM). Penelitian ini akan berhasil jika pada siklus I siswa yang mencapai nilai

lebih dari atau sama dengan 62 (KKM) adalah sebanyak 65% dari jumlah siswa

(21 siswa) dan pada siklus II 75% dari jumlah siswa (24 siswa) mencapai nilai

lebih dari atau sama dengan 62 (KKM).

I. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini

berbentuk siklus. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri,

namun ada saran sebaiknya tidak kurang dari dua siklus (Suharsimi Arikunto,

2008:75). Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu perencanaan,

tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Langkah pertama yang dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan,

yaitu membuat rencana tindakan. Langkah kedua, setelah rencana disusun dengan

baik, maka rencana tersebut dilaksanakan. Langkah ketiga, peneliti mengadakan

pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan melalui lembar observasi

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Langkah keempat, berdasarkan hasil

pengamatan yang telah dilakukan maka langkah selanjutnya yaitu mengadakan

refleksi atas tindakan yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya.

Demikian seterusnya kegiatan tersebut berulang-ulang sampai peneliti

dapat menyelesaikan masalah yang ditelitinya dengan hasil yang optimal.

Ide umum dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran IPA

pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya melalui pendekatan kontekstual.

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a) Meminta izin kepada kepala sekolah dan guru SD N Sondakan No. 11,

Kelurahan Sondakan, Kota Surakarta.

b) Menentukan pokok bahasan.

Page 47: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

30  

c) Merencanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.

d) Menyusun lembar kerja siswa (LKS).

e) Menyiapkan sumber belajar.

f) Merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk

menguji hipotesis.

g) Memilih instrumen evaluasi penelitian.

h) Melaksanakan tindakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan

mengacu pada perencanaan yang telah dibuat yaitu:

Pra Pembelajaran

Guru mengkondisikan siswa supaya duduk secara berkelompok sesuai

dengan yang telah ditentukan. Setiap siswa menggunakan nomor absen dari

kertas untuk memudahkan pengamatan.

Tahap awal pembelajaran

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru meminta siswa berdo’a kemudian mengecek kehadiran siswa.

3) Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari sifat-sifat cahaya.

4) Melakukan apersepsi

- Guru bertanya kepada siswa, apakah kamu dapat melihat bayangan kamu

saat kamu bercermin?

- Guru menanyakan kepada siswa, “apa yang terjadi jika ruangan gelap?

(komponen konstruktivisme).

Tahap inti pembelajaran

1) Guru memberikan LKS pada setiap kelompok. Siswa menyimak

penjelasan guru tentang tugas yang harus diselesaikan dalam

kelompoknya. Guru memberikan LKS pada setiap kelompok. Guru

meminta peserta didik mengerjakan LKS yang sudah disiapkan oleh

guru. Guru memberi contoh cara kerja pada LKS (komponen

pemodelan).

Page 48: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

31  

2) Siswa melakukan aktivitas pembelajaran dengan melakukan percobaan

dan berdiskusi secara berkelompok kemudian guru berkeliling ke setiap

kelompok dan sesekali bergabung dengan kelompok tersebut (komponen

masyarakat belajar).

3) Guru meminta siswa untuk menyimpulkan sementara hasil percobaan

yang telah dilakukan dalam kelompok (komponen menemukan).

4) Presentasi kelompok dan diskusi secara klasikal. Mengecek pemahaman

siswa dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami

(komponen bertanya).

Tahap akhir pembelajaran

1) Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari apa yang telah

dipelajari dan menuliskan dalam catatan mereka (komponen refleksi).

2) Siswa diberikan evaluasi melalui pemberian soal (komponen penilaian

autentik).

3) Guru memberikan komando agar siswa mengumpulkan kembali LKS dan

lembar evaluasi.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat

setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan

berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada

lembar observasi.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati

aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPA mengenai gaya

gesek dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru

sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau

tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

Page 49: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

32  

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian secara menyeluruh atas

tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul,

kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya

(Suharsimi Arikunto, 2008:80). Refleksi berguna untuk memberikan

makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan. Hasil

refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat

perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan

sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Peneliti akan melakukan

refleksi diakhir pembelajaran dengan merenungkan kembali secara

intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang

diharapkan atau tidak diharapkan.

2. Rancangan Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan dalam siklus II ini meliputi: a) Identifikasi masalah

pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah, b)

Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL), c) Menentukan pokok bahasan,

d) Mengembangkan skenario pembelajaran, e) Menyusun Lembar Kerja

Siswa (LKS), f) Menyiapkan sumber belajar dan media.

b. Tindakan

Beberapa tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini meliputi: a)

Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, b) Guru

melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) yang mengacu pada rencana pelaksanaan

pembelajaran, skenario dan LKS, c) Siswa belajar dalam situasi

pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) d) Memantau proses peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat

cahaya pada siswa.

Page 50: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

33  

c. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dan siswa). Wawancara dengan siswa mengenai poin-poin

tertentu untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan akurat kemudian

menilai hasil tindakan dengan menggunakan format pengumpulan data

tindakan II.

d. Refleksi

Menganalisis, merefleksi dan mengevaluasi tindakan dan hasil

observasi pada siklus II yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk

menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam

meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya melalui pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa.

3. Rancangan Siklus III dan Seterusnya

Pada siklus III dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti II tetapi

didahului dengan perencanaan ulang berdasakan hasil yang diperoleh pada

siklus II (refleksi). Sehingga kelemahan pada siklus II tidak terjadi pada siklus

III termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta

analisis dan refleksi yang mengacu pada tindakan sebelumnya. Penelitian ini

akan berhenti jika sudah mencapai target penelitian sesuai dengan indikator

yang sudah ditetapkan.

Page 51: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

34  

Berdasarkan paparan prosedur penelitian di atas, maka dapat di buat

bagan seperti telihat pada gambar 8.

Gambar 8. Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, 2008:16)

perencanaan

siklus I

pengamatan

perencanaan

Siklus II

pengamatan

pelaksanaan

pelaksanaan

refleksi

refleksi

Siklus III, dst.

Page 52: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

35  

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi/ Hasil Penelitian

1. Tinjauan Historis Sekolah Dasar Negeri Sondakan No. 11 Surakarta

Sekolah Dasar Negeri Sondakan No. 11 Kecamatan Laweyan, Kota

Surakarta berdiri pada tahun 1939. Ijin operasionalnya dikeluarkan oleh Gubernur

Kepala daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan Nomor Keputusan 421.2/012/05/59.

Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101036101017.

2. Letak Geografis Sekolah Dasar Negeri Sondakan No. 11 Surakarta

Secara geografis Sekolah Dasar Negeri Sondakan No. 11 Surakarta

berada di Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. SD Negeri sondakan No. 11

berada di tengah pemukiman penduduk dengan batas-batas:

a. Batas Sebelah Utara : SD N Tegal Mulyo

b. Batas Sebelah Timur : Jalan Raya

c. Batas Sebelah Selatan : Jalan Raya

d. Batas Sebelah Barat : SD N Premulung

3. Keadaan Personil Sekolah Dasar Negeri Sondakan No. 11 Surakarta

SD Negeri Sondakan No.11 kota Surakarta pada tahun 2009 /2010

dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan memiliki 9 guru yang telah berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 2 orang tenaga pengajar yang masih Wiyata

Bakti. Semua personel telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik

sesuai dengan tanggungjawabnya. Tanggungjawab dalam membimbing siswa

tidak hanya guru dan Kepala sekolah tetapi peran orang tua dan masyarakat juga

sangat penting. Hal ini telah diwujudkan di SD N Sondakan No.11 Surakarta

dalam wadah Paguyuban Orang Tua Siswa dan Komite sekolah. Keberhasilan

pendidikan siswa merupakan tanggungjawab bersama sehingga harus ada

kerjasama yang baik dari semua pihak.

Jumlah seluruh siswa di SD N Sondakan No.11 Surakarta pada tahun

2009/2010 adalah 214 siswa. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak

40 siswa, kelas II sebanyak 40 siswa, kelas III sebanyak 36 siswa, kelas IV

sebanyak 39 siswa, kelas V sebanyak 32 siswa dan kelas VI sebanyak 27 siswa.

Page 53: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

36  

Siswa berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda. Sebagian

besar orang tua siswa bekerja sebagai wiraswastawan pabrik yang pendidikannya

masih terhitung rendah.

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri Sondakan

No. 11 Surakarta

Bangunan gedung SD Negeri Sondakan No.11 Surakarta terdiri atas 6

ruang kelas, 1 gudang, 1 rumah penjaga, 1 kantin sekolah, 1 ruang guru dan

Kepala Sekolah, UKS, perpustakaan, parkir sepeda, ruang serba guna dan 2 kamar

mandi. Penjaga sekolah tinggal di rumah dinas SD Negeri Sondakan No.11

Surakarta tepatnya di sebelah selatan ruang guru sehingga keamanan dan

kebersihan SD terjaga dengan baik. Halaman SD N Sondakan No.11 Surakarta

sangat sempit sehingga pada saat upacara bendera dan senam dilaksanakan di

jalan depan sekolah.

5. Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri Sondakan No. 11 Surakarta

Sebelum Pelaksanaan Tindakan

Pada Tahun 2009/2010 jumlah siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.

11 Surakarta sebanyak 32 siswa, terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 18 siswa

perempuan. Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti

melaksanakan kegiatan survei awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang

ada di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas V SD

Negeri Sondakan No. 11 Surakarta, siswa banyak menemui kesulitan dalam

pelajaran IPA. Para siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep

IPA dan lebih sering menghafal materi pelajaran. Siswa masih mengalami

kesulitan karena guru belum mengupayakan metode dan strategi pembelajaran

yang tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

sehingga hasil yang diperolehpun juga belum maksimal. Hal ini ditunjukkan

dengan masih adanya 16 siswa atau sekitar 50% siswa yang nilainya belum dapat

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 62. Untuk memperbaiki

keadaan tersebut maka peneliti mengadakan penelitian di kelas V dengan

menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran supaya dapat

Page 54: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

m

m

m

N

p

meningkatka

maka kondis

Tab

No InteN

1 352 433 514 595 676 75

Jumlah

Nila

mendapat ni

Nageri Son

pendekatan k

012345678

Frek

uens

i

an pemaham

si awal hasil

el 2. Distribu

erval Nilai

Frek(

5-42 3-50 1-58 9-66 7-74 5-82 h

Ke

ai rata-rata p

ilai di atas 62

ndakan No

kontekstual,

Gamba

35-42

9,36%

man siswa te

l belajar IPA

usi Frekuens

kuensi (fi)

Nil

3 3 8 8 5 5

32 Nilai ra

etuntasan kl

pada data aw

2 sebesar 50

o.11 sebelu

dapat disaji

ar 9. Grafik N

43-50 5

9,36%

37 

erhadap kon

A dapat diliha

si Data Awa

lai Tengah (xi)

38,5 46,5 54,5 62,5 70,5 78,5

ata-rata= 193asikal= 16 :

wal 60,5. Ke

0%. Dari tabe

um diadaka

ikan dalam b

Nilai IPA Pa

51-58 59

25% 2

Interval Ni

nsep-konsep

at dari tabel

al Nilai IPA

fixi P

115,5 139,5 436 500

352,5 392,5 1936

36 : 32 = 60,32 X 100 %

etuntasan kl

el nilai IPA p

an tindakan

bentuk gamb

ada Kondisi

9-66 67-7

5%

15,6

ilai

IPA. Agar

2 dan gamba

Siswa Kelas

Persentase (%)

9,36 9,36 25 25

15,63 15,63 100

5 % = 50%

asikal atau s

pada siswa k

n melalui

bar 9.

Awal

74 75-82

3% 15,63%

lebih jelas

ar 9.

s V

Keterang

Di bawah KDi bawah KDi bawah K

Di atas KKDi atas KKDi atas KK

siswa yang

kelas V SD

penerapan

2

%

an

KKM KKM KKM KM KM KM

Page 55: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

38  

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (6 x 35 menit)

selama 2 minggu pada bulan maret 2010. Adapun tahapan-tahapan yang

dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahapan ini dilaksanaan pengamatan terhadap proses

pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas V untuk mengetahui cara guru

dalam mengajar dan pemahaman tentang materi pelajaran yang disampaikan

guru berupa nilai formatif mata pelajara IPA pada daftar nilai.

Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap hasil belajar

tersebut diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa kelas V SD N

Sondakan No. 11 Surakarta sebanyak 32 siswa terdapat 16 anak atau 50%

yang masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 62.

Bertolak dari kenyataan tersebut maka peneliti mengadakan konsultasi dengan

guru kelas V mengenai pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan pemahaman konsep-konsep pada pelajaran IPA. Peneliti

menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut. Pada penelitian kali ini, peneliti

memfokuskan pada materi cahaya

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2009-2010 tentang cahaya. Peneliti melakukan langkah-langkah untuk

merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain:

1) Memilih Kompetensi Dasar dan Indikator.

2) Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator yang telah dibuat.

Rencana pembelajaran yang disusun 3 kali pertemuan masing masing

pertemuan 2 jam pelajaran dilaksanakan dalam dua minggu. Mengenai

langkah-langkah dan susunan Rencana Pembelajaran terlampir.

3) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Page 56: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

39  

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

Pendekatan Kontekstual dengan Rencana Pembelajaran yang telah disusun.

Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.

1) Pertemuan I

Materi yang diajarkan pada pertemuan I adalah mendeskripsikan sifat-sifat

cahaya dengan indikator menyebutkan sumber-sumber cahaya dan

mendemonstrasikan sifat cahaya merambat lurus. Kegiatan diawali dengan

berdoa dilanjutkan dengan presensi siswa. Sebagai kegiatan awal

pembelajaran, guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi

sumber-sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya merambat lurus. Guru

memberikan apersepsi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan apakah

siswa pernah melihat cahaya matahari masuk melalui celah-celah atau

jendela rumah mereka (konstruktivisme). Kegiatan dilanjutkan dengan

penjelasan guru tentang sumber-sumber cahaya kemudian guru melakukan

tanya jawab dengan siswa tentang sumber-sumber cahaya yang mereka

ketahui (bertanya). Setelah tanya jawab selesai, guru melanjutkan kegiatan

pembelajaran dengan membagi siswa menjadi enam kelompok. Masing-

masing kelompok berjumlah 5-6 orang. Masing-masing kelompok

mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mereka kerjakan bersama

kelompoknya. Lembar kerja ini bertujuan untuk membuktikan sifat cahaya

merambat lurus. Guru memberikan contoh bagaimana cara melakukan

percobaan untuk membuktikan bahwa cahaya merambat lurus (pemodelan).

Guru mengajak salah seorang siswa untuk membantu memberikan contoh.

Langkah kegiatannya adalah dengan melubangi 3 buah karton pada posisi

yang sama kemudian tegakkan karton-karton tersebut pada satu garis lurus.

Karton ditandai dengan huruf A, B, dan C. Lilin menyala diletakkan di

depan karton C. Setelah itu, siswa mengamati cahaya lilin dari karton A.

Setiap kelompok melakukan percobaan seperti yang dicontohkan guru.

Pertanyaan-pertanyaan di LKS dijawab dengan mendiskusikannya dengan

teman sekelompoknya. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasnya,

Page 57: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

40  

guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusinya. Kelompok yang lain menanggapi dan saling melengkapi jika

masih ada kekurangan (masyarakat belajar). Guru juga memberikan

kesempatan pada siswa lain untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka

pahami. Pada kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi dengan membagi

lembar soal pada siswa (penilaian autentik). Sebagai tindak lanjut, guru

membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari

(refleksi). Guru juga memberikan penghargaan pada siswa yang belajar

dengan sungguh-sungguh dan memberikan motivasi kepada siswa yang

belum berhasil agar belajar lebih giat lagi.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II indikator yang ingin dicapai adalah mendemonstrasikan

sifat cahaya menembus benda bening dan mendemonstrasikan pembiasan

cahaya. Kegiatan diawali dengan berdoa kemudian dilanjutkan dengan

presensis siswa. Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya

jawab dengan siswa tentang materi pertemuan sebelumnya yaitu cahaya

merambat lurus (konstruktivisme). Setelah itu guru memberikan pertanyaan

untuk merangsang siswa agar tertarik dengan pembelajaran. Guru

menanyakan pada siswa tentang bagaimana cara cahaya matahari dapat

masuk rumah selain melalui celah-celah kecil (bertanya). Beragam jawaban

siswa bermunculan, ada yang menjawab melalui genting kaca, jendela, dan

pintu. Guru memberikan pertanyaan lagi tentang bagaimana ukuran kaki

saat berenang. Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan guru mengenai

benda bening kemudian guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang

benda-benda bening di sekitar lingkungan sekolah yang dapat mereka lihat.

Guru melakukan percobaan dengan menyorotkan sinar laser ke dalam gelas

yang berisi air. Guru meminta siswa untuk mengamati jatuhnya sinar di

dasar gelas. Kegiatan selanjutnya guru meninta siswa untuk mengelompok

sesuai dengan kelompoknya. Guru membagikan LKS dan alat-alat

percobaan pada tiap-tiap kelompok. Guru memberikan contoh cara

Page 58: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

41  

melakukan percobaan. Percoaan pada pertemuan kali ini ada 2 yaitu untuk

membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening dan peristiwa

pembiasan cahaya. Untuk membuktikan cahaya dapat menembus benda

bening, guru menyiapkan alat-alat percobaan berupa lampu senter, piring

seng, karton, mika, tutup gelas, gelas kaca, cermin, buku, plastik bening,

dan kardus yang dilapisi HVS. Langkah kegiatannya adalah dengan

menyinari setiap benda dengan lampu senter secara bergantian. Siswa

mengamati ada atau tidaknya bayangan benda pada kardus yang dilapisi

HVS. Apabila terbentuk bayangan maka benda tersebut termasuk benda tak

tembus cahaya atau benda gelap sedangkan jika tidak terbentuk bayangan

maka benda tersebut termasuk benda bening. Untuk mengamati peristiwa

pembiasan cahaya, guru menyiapkan alat-alat berupa gelas, air, pulpen, dan

uang logam. Langkah kegiatannya adalah dengan memasukkan pulpen ke

dalam gelas berisi air dan satunya lagi pulpen dimasukkan ke dalam gelas

yang tidak berisi air. Siswa diminta mengamati pulpen yang ada pada kedua

gelas tersebut (inkuiri). Setelah pengamatan selesai, pulpen diambil

kemudian menggantinya dengan uang logam. Siswa bersama teman

sekelompoknya mendiskusikan kesimpulan dari kegiatan yang mereka

lakukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS. Setelah

semua percobaan dilakukan, guru meminta perwakilan kelompok untuk

maju dan mempresentasikan hasilnya. Kelompok lain diminta untuk

memperhatikan hasil dari kelompok yang presentasi kemudian jika ada

kekurangan bisa ditambahi atau jika ada kekeliruan bisa diperbaiki. Guru

memberikan kesempatan pada siswa lain yang ingin bertanya jika ada hal-

hal yang masih belum dipahami. Selesai melaksanakan kegiatan diskusi,

guru memberikan evaluasi pada lembar soal yang telah disediakan. Pada

kegiatan akhir pembelajaran, guru memberikan pemantapan tentang materi

yang dipelajari dengan membimbing siswa merangkum materi dilanjutkan

dengan pemberian PR. Guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang

telah belajar dengan baik dan terus memotivasi siswa yang belum berhasil

agar belajar lebih giat lagi.

Page 59: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

42  

3) Pertemuan III

Guru mengucapkan salam. Guru meminta siswa berdo’a kemudian

mengecek kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat

mempelajari sifat-sifat cahaya. Guru memberikan apersepsi dengan

melakukan tanya jawab tentang pelajran yang telah lalu yaitu sifat cahaya

merambat lurus, menembus benda bening, dan pembiasan cahaya.

Memasuki kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

Guru membagikan LKS (LKS 4) pada tiap-tiap kelompok. Siswa

mengamati guru yang melakukan percobaan. Setiap kelompok melakukan

percobaan seperti yang dicontohkan guru. Siswa menjawab pertanyaan di

LKS. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain

menanggapi dan saling melengkapi jika masih ada kekurangan. Guru

memberikan kesempatan pada siswa yang ingin menanyakan hal-hal yang

belum mereka pahami. Guru memberikan evaluasi. Pada kegiatan akhir guru

membimbing siswa untuk merangkum pelajaran. Guru memberikan

penghargaan pada siswa yang bekerja dengan baik. Guru menutup pelajaran.

c. Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pengamatan

dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan

perekaman dengan menggunakan kamera foto. Observasi ini dilakukan untuk

memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual dengan Rencana Pembelajaran yang telah disusun serta

untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual dalam

meningkatakan pemahaman konsep bagi siswa. Oleh karena itu, pengamatan

juga dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa dalam

pembelajaran.

Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan pemahaman sifat-sifat cahaya

dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pada tahap ini, peneliti

Page 60: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

43  

mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan

terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar

observasi. Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai aktivitas

peneliti dalam kesesuaian antara rencana pembelajaran yang disusun dengan

pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu observasi juga

dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Dari data observasi dalam siklus I selama tiga kali pertemuan diperoleh hasil

observasi sebagai berikut:

1) Hasil Observasi Bagi Guru

a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik. Hal ini dapat

dilihat dari persiapan guru dalam menyiapkan alat peraga dan media,

guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran, dan guru sudah

memberikan apersepsi.

b) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah baik. Hal ini dapat

dilihat dari guru mendorong siswa untuk mengemukakan pengetahuan

awalnya tentang konsep yang akan di bahas, guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan konsep, dan guru

mendorong siswa untuk mengilustrasikan pemahaman tentang konsep

yang akan dibahas.

c) Keterampilan guru dalam mengajukan pertanyaan masih kurang. Hal ini

dapat dilihat dari guru berusaha memancing siswa untuk menjawab

pertanyaan dan memberi pertanyaan sesuai dengan materi yang

diajarkan.

d) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah baik. Hal ini dapat

dilihat dari guru sudah menguasai materi yang akan disampaikan, materi

yang disampaikan sesuai dengan tujuan, dan guru menyampaikan materi

dengan disertai contoh, penggunaan alat peraga atau media yang

mendukung.

e) Kemampuan guru dalam mengelola kelas masih kurang.

f) Kemampuan mengelola waktu pelajaran kurang.

g) Diskusi dan penjelasan konsep kurang.

Page 61: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

44  

h) Perhatian guru terhadap siswa baik.

i) Pengembangan aplikasi baik.

j) Kemampuan guru menutup pelajaran baik.

Skor rata-rata 2,7 dengan kriteria baik (lihat lampiran 4 halaman 71).

2) Hasil Observasi Bagi Siswa

a) Kedisiplinan siswa kurang.

b) Kesiapan siswa menerima pelajaran baik.

c) Keaktifan siswa kurang.

d) Kemampuan siswa melakukan diskusi baik.

e) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar baik.

f) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi kurang.

Skor rata-rata 2,5 dengan kriteria baik (lihat lampiran 5 halaman 78).

d. Analisis dan Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk

dianalisis direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus

berikutnya.

Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar siswa pada tes

siklus I dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang tuntas naik

21,9% dengan nilai KKM 62 ke atas. Siswa yang tuntas belajar di siklus I

sebesar 71,9% yang semula pada data awal hanya 50% siswa yang mencapai

KKM. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat data awal 35

dan pada siklus I menjadi 41,67. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 82

menjadi 100 dan nilai rata-rata kelas pada data awal sebesar 60,5 menjadi 67,7.

Page 62: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

A

dan gamb

Tabel 3

No InN

1 42 53 64 75 86 91

Juml

D

menjadi 6

pada gam

GambaP

sebelum

dapat dili

Frek

uens

i

Adapun has

bar 10.

. Distribusi

nterval Nilai

Fre

41-50 51-60 61-70 71-80

81-90 1-100 lah

Ke

Dari hasil t

67,7. Untuk

mbar 10.

ar 10. GrafikPerbandinga

dan sesuda

ihat pada tab

02468

1012

41-50

12,5%

il yang dipe

Frekuensi D

ekuensi (fi)

NT

45

12 5 3 3

32 Nilai ra

etuntasan kla

es dapat ter

lebih jelasny

k Data Nilai an hasil tes b

ah penerapan

bel 4 dan gam

0 51-60

%15,6%

45 

eroleh pada

Data Nilai IPASiklu

Nilai Tengah

(xi)

f

45,555,5 265,5 775,5 385,5 295,5 2

2ata-rata= 216asikal= 23 : 3

rlihat adany

ya, tes hasil

IPA Materi belajar siswa

n model Co

mbar 11.

61-70

37,5%

Interval

siklus I dap

A Materi Sifus I

fixi Pers(

182 177,5 1786 377,5 156,5 986,5 9

2166 166 : 32 = 67,32 X 100 %

ya peningkat

l belajar sisw

Sifat-sifat Ca kelas V ten

ontextual Te

71-80 81

15,6%9,

l Nilai

pat dilihat pa

fat-sifat Cah

sentasi (%)

12,5 Di15,6 Di37,5 D15,6 D9,38 D9,38 D100 ,7 = 71,9%

tan rata-rata

wa siklus I da

Cahaya Pada ntang sifat-s

eaching and

1-90 91-1

38% 9,38

ada tabel 3

haya Pada

Keterangan

i bawah KKMi bawah KKM

Di Atas KKMDi atas KKMDi atas KKMDi atas KKM

a dari 60,5

apat dilihat

Siklus I ifat cahaya

d Learning

00

8%

MM

M M M M

Page 63: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

d

k

Tabel 4. P

No

1 Jumla

2 Jumla

3 Rata-

Unt

dengan tes h

Gambar 11

Ber

kekurangan

1) Bagi Gur

a) Guru k

dalam

melaku

oleh si

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

Perbandingan

Rekap Ha

ah siswa yan

ah siswa yan

-rata tes (kel

tuk lebih je

hasil belajar

. Grafik Perb

rdasarkan da

antara lain:

ru

kurang mem

bekerja ke

ukan kegiata

iswa yang di

Data aw

n Hasil Tes B

asil Tes

ng tuntas

ng tidak tunt

las)

elasnya, perb

siswa siklus

bandingan H

ata yang dip

mberikan pen

elompok se

an percobaan

ianggap pint

wal

46 

Belajar DataSiklu

Data

Awal

16

tas 16

60,5

bandingan t

s I dapat dilih

Hasil Tes BeBelajar

peroleh dari

njelasan seca

ehingga men

n dan disku

tar.

Siklus I

a Awal dengus I

Prosentase

(%)

50

50

tes hasil be

hat dalam ga

lajar Data Ar Siklus I i siklus I d

ara terperinc

nyebabkan

si karena me

I

gan Tes Hasi

e Siklus

I

23

9

67,7

elajar siswa

ambar 10.

Awal dengan

itemukan ke

ci tentang atu

sebagian si

erasa sudah

TidaTunt

l Belajar

Prosentase

(%)

71,9

28,1

data awal

Tes Hasil

ekurangan-

uran-aturan

iswa tidak

dikerjakan

ak Tuntastas

Page 64: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

47  

b) Guru belum optimal dalam memberikan pujian bagi siswa yang telah

menjawab pertanyaan dengan benar.

c) Guru belum melibatkan siswa dalam memberikan contoh cara mengerjakan

lembar kerja.

2) Bagi Siswa

a) Pembagian jumlah kelompok masih terlalu besar.

b) Keberanian siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, dan presentasi

masih kurang.

c) Siswa masih bingung dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

mencari solusi dengan memberikan arahan pada siswa tentang tata cara bekerja

kelompok secara tertib. Penjelasan tentang tugas-tugas yang harus dikerjakan

siswa dijelaskan secara terperinci agar siswa lebih mudah dalam mengerjakan.

Selain itu, peneliti juga mengubah jumlah anggota dalam kelompok dari 6 orang

menjadi 2 orang pada masing-masing kelompok. Hal ini dilakukan dengan alasan

agar pembelajaran dapat berjalan efektif. Untuk kelancaran proses diskusi, peneliti

juga memberikan motivasi berupa penghargaan. Penghargaan yang diberikan baik

secara verbal maupun non verbal. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih berani

lagi dalam menyampaikan pendapat. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti

mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya.

2. Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 minggu pada bulan April 2010.

Tindakan dalam siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Tahapan-tahapan

yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada

siklus I diketahui bahwa peningkatan kemampuan belajar belum terlihat secara

signifikan. Nilai yang diperoleh siswa belum mencapai target penelitian. Oleh

karena itu, peneliti menyusun kembali Rencana Pembelajaran lebih cermat dan

Page 65: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

48  

teliti dengan mendapatkan pengarahan dari guru kelas. Rencana pembelajaran

disusun dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus I.

Berdasarkan analisis terhadap hasil tes dan aktivitas siswa pada Siklus

I menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam

memahami konsep sifat-sifat cahaya terutama dalam memberikan contoh yang

aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya kerjasama, dan pembagian

kelompok yang terlalu besar sehingga menyebabkan beberapa siswa pasif

dalam kegiatan kelompoknya. Perbaikan pada rencana pembelajaran yaitu pada

perbaikan soal di siklus I yang dinilai belum menunjukkan pemahaman konsep,

jumlah anggota kelompok hanya dibatasi dua orang sehingga tidak ada siswa

yang pasif dan tidak melakukan apa-apa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

Pendekatan Kontekstual dengan Rencana Pembelajaran yang telah disusun.

Siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.

1) Pertemuan I

Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama

kemudian mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan motivasi dan

membangkitkan semangat belajar siswa dengan mengajak siswa untuk

mengucapkan yel. Setelah itu, guru memberikan apersepsi dengan bertanya

pada siswa tentang apa yang mereka temukan di bawah pohon ketika cuaca

cerah. Guru memancing siswa untuk menyampaikan apa yang mereka tahu

sebelum memulai pelajaran. Kemudian guru mengeluarkan senter dan

menyorotkannya ke arah dinding. Siswa diminta untuk mengamati bagaimana

bentuk berkas sinar yang ada di dinding. Memasuki kegiatan inti, guru

meminta salah seorang siswa untuk menyalakan lampu dengan menekan

tombol sakelar kemudian mematikannya lagi. Guru melakukan tanya jawab

dengan siswa bagaimana keadaan ruangan saat lampu dinyalakan dan saat

lampu dimatikan.kegiatan ini dilakukan untuk menjelaskan sumber-sumber

cahaya. Kegiatan berikutnya guru mengambil sebatang lilin kemudian

Page 66: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

49  

menyalakannya. Guru bertanya pada siswa, apakah lilin memancarkan cahaya.

Setelah itu, guru mengarahkan perhatian siswa pada cahaya matahari dan

menanyakan asal cahaya tersebut. Guru melakukan tanya jawab tentang

kegiatan yang telah dilakukan dan siswa diminta untuk menyimpulkan apa

yang dimaksud dengan sumber cahaya. Setelah siswa memberikan penjelasan

tentang sumber-sumber cahaya, guru menugaskan siswa untuk mencari sumber

cahaya lain yang mereka ketahui. Sumber cahaya tersebut antara lain: api

unggun dan bintang. Kegiatan pembelajaran selanjutnya guru meminta siswa

berkelompok dengan teman sebangku. Jumlah anggota kelompok yaang sedikit

dimaksudkan agar tidak ada siswa yang pasif dan tidak mengikuti proses

pembelajaran. Guru memberikan contoh cara mengerjakan kemudian meminta

siswa mengerjakan dengan kelompoknya. Setelah itu, guru meminta siswa

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Jumlah anggota kelompok yang

sedikit membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Tidak ada siswa yang

bermain-main sendiri. Guru membimbing siswa melakukan diskusi. Kelompok

lain yang tidak presentasi diminta memberikan tanggapan. Setelah kegiatan

diskusi selesai, guru mengajak siswa ke luar ruangan untuk membuktikan

terjadinya bayangan yang sama dengan benda yang membuktikan cahaya

merambat lurus. Guru meminta siswa mengambil benda yang disukai/ di

sekitar mereka kemudian meletakkannya di bawah sinar matahari. Guru

meminta siswa mengamati bentuk bayangan yang tejadi. Guru memberikan

kesempatan pada siswa yang ingin menanyakan hal-hal yang belum mereka

pahami. Guru membimbing siswa untuk merangkum pelajaran. Guru

memberikan penghargaan pada siswa yang bekerja dengan baik. Guru

memberikan evaluasi.

2) Pertemuan II

Guru mengucapkan salam kemudian meminta siswa berdo’a dan

mengecek kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat

mempelajari sifat-sifat cahaya. Guru memberikan motivasi langsung dengan

mengajak siswa mengucapkan yel. Guru: siapa pintar? Siswa: Saya pintar Saya

Page 67: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

50  

paling pintar Saya Hebat. Guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan

siswa tentang pelajaran yang lalu yaitu sifat cahaya merambat lurus. Guru

bertanya kepada siswa “anak-anak, selain melewati celah-celah, cahaya bisa

masuk rumahmu melalui apa”? Kemudian guru memberikan pertanyaan lain,

“Anak-anak, Pernahkah kalian melihat ikan di dalam akuarium?". Memasuki

kegiatan inti, guru menjelaskan pengertian benda bening. Guru melakukan

tanya jawab dengan siswa tentang contoh-contoh benda bening yang mereka

ketahui. Guru melakukan percobaan dengan memasukkan sedotan ke dalam

gelas. Guru meminta siswa mengamati kemudian mengutarakan pendapat

mereka mengapa bisa terjadi demikian. Guru melakukan tanya jawab tentang

yang terjadi. Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sebangku. Guru

membagikan LKS (LKS 2 dan 3) dan alat-alat percobaan pada tiap-tiap

kelompok. Siswa mengamati guru yang melakukan percobaan. Setiap

kelompok melakukan percobaan seperti yang dicontohkan guru. Siswa

menjawab pertanyaan di LKS. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di

tempat masing-masing. Kelompok lain menanggapi dan saling melengkapi jika

masih ada kekurangan. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi benda-

benda di rumah dan di sekolah yang dapat ditebus cahaya. Guru meminta siswa

mengidentifikasi peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang

menunjukkan pembiasan cahaya. Guru memberikan kesempatan pada siswa

yang ingin menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Guru memberikan

evaluasi. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk merangkum

pelajaran. Guru memberikan penghargaan pada siswa yang bekerja dengan

baik. Guru menutup pelajaran.

3) Pertemuan III

Pada pertemuan III materi yang diajarkan adalah pemantulan cahaya.

Sebelum memulai pelajaran, guru meminta siswa berdoa kemudian melakukan

presensi. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan siswa

pada materi sebelumnya yaitu tentang sumber-sumber cahaya, cahaya

merambat lurus, cahaya menembus benda bening, dan pembiasan cahaya. Guru

Page 68: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

51  

meminta siswa untuk segera bergabung dengan kelompoknya. Guru

memberikan contoh cara melakukan percobaan untuk mengamati pemantulan

cahaya. Langkah kegiatannya yaitu mengisi baskom dengan air jernih

kemudian berkaca pada air tersebut. Pengamatan mulai dilakukan pada saat

berkaca di air yang tenang dan saat air digoyangkan. Guru meminta siswa

untuk melakukan kegiatan seperti yang telah dicontohkan. Setelah selesai

melakukan percobaan, dilakukan diskusi secara klasikal. Guru meminta

perwakilan kelompok untuk membacakan hasil pengamatan dan diskusi

kelompoknya. Kelompok lain diminta untuk menyimak dan memberikan

tanggapan atas jawaban kelompok yang presentasi. Guru memberikan

kesempatan bagi siswa yang ingin menanyakan hal-hal yang belum mereka

pahami. Pada kegiatan akhir guru mengadakan evaluasi dengan membagikan

lembar soal untuk dikerjakan siswa. Setelah evaluasi selesai, guru

membimbing siswa untuk menyimpulkan kegiatan yang mereka lakukkan.

Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang telah bersungguh-sungguh

dalam belajar serta terus memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap sikap,

perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru

dalam mengajar dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL)

pada materi sifat-sifat cahaya.

1) Hasil Observasi Guru

a). Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sangat baik.

b). Kemampuan memberikan apersepsi sangat baik.

c). Ketrampilan guru mengajukan pertanyaan sangat baik.

d). Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sangat baik.

e). Kemampuan guru mengelola kelas sangat baik.

f). Kemampuan mengelola waktu pelajaran baik.

g). Diskusi dan penjelasan konsep baik.

h). Perhatian guru terhadap siswa sangat baik.

Page 69: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

52  

i). Pengembangan aplikasi sangat baik.

j). Kemampuan menutup pelajaran baik.

Skor rata-rata 3,7 dengan kriteria sangat baik (lihat lampiran 4 halaman

71).

2) Hasil Observasi Siswa

a) Kedisiplinan siswa sangat baik.

b) Kesiapan siswa menerima pelajaran baik.

c) Keaktifan siswa sangat baik.

d) Kemampuan siswa melakukan diskusi sangat baik.

e) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar sangat baik.

f) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi sangat baik.

Skor rata-rata 3,83 dengan kriteria sangat baik (lihat lampiran 5 halaman

78).

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi maka dapat disimpulkan bahwa pada

siklus II target penelitian tercapai. Ketuntasan klasikal pada data awal hanya

50% kemudian meningkat pada siklus I menjadi 71,9% dan pada siklus II

mencapai 81,3%.

Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai IPA materi sifat-sifat cahaya

seperti di bawah ini:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Pada Siklus II

No Interval Nilai

Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi)

fixi Persentasi (%) Keterangan

1 41-50 3 45,5 136,5 9,4 Di bawah KKM 2 51-60 3 55,5 166,5 9,4 Di bawah KKM 3 61-70 6 65,5 393 18,8 Di Atas KKM 4 71-80 3 75,5 226,5 9,4 Di atas KKM 5 81-90 10 85,5 855 31,3 Di atas KKM 6 91-100 7 95,5 668,5 21,9 Di atas KKM

Jumlah 32 2139,5 100 Nilai rata-rata= 2446 : 32 = 76,4

Ketuntasan klasikal= 26 : 32 X 100 % = 81,3%

Page 70: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA …... · i peningkatan pemahaman konsep-konsep ipa melalui pendekatan contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas v sd negeri

 

J

8

g

p

Nil

Jumlah sisw

81,3%. Untu

gambar 12.

Gambar

K

dapat dili

Tabel 6. Per

No RekaT

1 Jum

siswtu

2 Jum

siswtidak

3 Rattes (

Dar

perbandinga

0123456789

10

Frek

uens

i

ai rata-rata s

wa yang tunta

uk lebih jela

12. Grafik D

Ketuntasasan

ihat pada tab

rbandingan K

ap Hasil Tes

DA

mlah wa yang untas mlah

wa yang k tuntas ta-rata (kelas) 6

ri tabel 6

an ketuntasan