Upload
vuthu
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Sifat jujur merupakan faktor terbesar tegaknya
agama dan dunia. Kehidupan dunia tidak akan baik, dan
agama juga tidak bisa tegak di atas kebohongan, khianat
serta perbuatan curang.
Jujur dan mempercayai kejujuran, merupakan
ikatan yang kuat antara para rasul dan orang-orang yang
beriman dengan mereka. Allah berfirman.
ءآج يذلاو صلاج لوج هج يقصلاج قد م ج يل ل ا جذل ج ه م ي قوءءآ ل دصج ج هملج
ءآ ج وج ج سدم نل ذل
"Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
orang yang membenarkannya, mereka itulah orang-
orang yang bertaqwa. Mereka memperoleh apa yang
mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka. Demikianlah
balasan orang-orang yang berbuat baik". [Az zumar:33-
34].
Karena (tingginya) kedudukan perbuatan jujur di
sisi Allah, juga dalam pandangan Islam serta dalam
pandangan orang-orang beradab dan juga karena akibat-
akibatnya yang baik, serta bahaya perbuatan bohong dan
mendustakan kebenaran; saya ingin membawakan naskah
ini.ج Sayaج ambilج dariج Alج Qur’an,ج Sunnahج Rasulullahج
Shallallahu 'alaihi wa sallam, sejarah beliau Shallallahu
'alaihi wa sallam, sejarah dan kenyataan hidup orang-
orang jujur dari kalangan shahabat Rasulullah. Dan hanya
kepada Allah, saya memohon agar menolong dan
memberikan taufiq kepada saya dalam menyampaikan
nasihat dan penjelasan kepada kaum muslimin semampu
saya. Dan saya memohon kepada Allah, agar Ia
menjadikan kita orang-orang jujur yang bertekad
memegang teguh kejujuran, serta menjadikan kita
termasuk orang orang yang cinta kebenaran,
mengikutinya serta mengimaninya. Karena keagungan
nilai dan kedudukan perbuatan jujur di sisi Allah dan di
sisi kaum muslimin, Allah menyifatkan diriNya dengan
kejujuran (benar-pent). Allah berfirman.
ةللج اقعلبت اذ ج قصاج للج ممج ذ ل ج ادمنق قكق ج ي ج كم ءل ذل
"Katakanlah:"Benarlah (apa yang difirmankan) Allah."
Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah
dia termasuk orang-orang yang musyrik". [Ali Imran :95]
Ini adalah pujian dari Allah untuk diriNya dengan
sifat agung ini. Allah jujur (benar-pent) dalam semua
beritaNya,ج syari’ahNya,ج dalamج kisah-kisahNya tentang
para nabi dan umat-umat mereka. Allah berfirman.
لج صا ج ي ج قل اصودق ج
"Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya)
daripada Allah". [An Nisa:89].
صج ل لج اق ج ي صا ج ي ج قل ميج ج
"Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan
siapakah yang lebih benar perkataannya daripada
Allah". [An Nisa :122].
ملج وج ءولدق ج يإلق بهلمهملج دقق ا
"Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan
kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah
Maha Benar".ج[AlجAn’am:146].ج
Demikianlah Allah menyifatkan diriNya dengan
sifat agung ini. Dia jujur dalam ucapan, perbuatan, janji,
ancaman dan jujur dalam pemberitaan tentang kehidupan
para nabi dan para wali-waliNya serta Allah jujur dalam
pemberitaan tentang musuh-musuhNya yang kafir.
Allah juga menyifatkan para nabiNya dengan sifat
jujur. Lalu Dia mendukung para nabi itu dengan mukjizat
dan tanda-tanda agung sebagai bukti kejujuran
(kebenaran) mereka, dan untuk menghancurkan
kebohongan para musuh Allah.
Diantara bentuk dukungan terbesar Allah kepada
para nabi, ialah pemusnahan musuh-musuh Allah dengan
topan, angin ribut, petir, gempa bumi, ada yang di
tenggelamkan ke tanah dan air. Sementara para nabi dan
pengikut mereka diselamatkan. Semua ini merupakan
bukti dari Allah atas kejujuran para nabiNya, bahwa
mereka benar utusanNya dan (sebagai) penghinaan
kepada musuh Allah dan musuh para rasul.
Diantara para nabi yang disifati dengan sifat jujur
dalamج Alج Qur’an,ج yaitu:ج Ibrahim,ج Ismailج danج Idris.ج ج[1]
Allah menyifatkan mereka dengan sifat jujur. Ini
menunjukkan kokohnya sifat itu pada diri mereka. Dan
bahwasanya perkataan, perbuatan, janji serta perjanjian-
perjanjian mereka, semuanya tegak di atas kejujuran.
Semuaج ayatج dalamج Alج Qur’an,ج yangج dengannyaج
Allah menantang manusia dan jin untuk membuat yang
serupa dengannya -namun mereka tidak bisa- merupakan
bukti terbesar atas kejujuran Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam, bahwa dia benar-benar Rasulullah dan
penutup para nabi. Dan persaksian Allah bahwa
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam penutup para
nabi, juga merupakan bukti besar atas kejujurannya
Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena tidak ada seorangpun
yang mengaku menjadi nabi setelah beliau, kecuali pasti
Allah Azza wa Jalla membuka kedoknya dan
menyingkapkan aib serta kebohongannya. Bahkan tidak
ada seorangpun yang berdusta atas nama beliau dengan
membawakan sebuah perkataan yang disandarkan kepada
nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, melainkan pasti Allah
membuka kedoknya dengan penjelasan para pengikut
risalahnya yang jujur, yaitu para ahli hadits dan yang
lainnya.
Allah berfirman, dalam memujinya Shallallahu
'alaihi wa sallam dan kebenaran serta kejujuran yang
beliau bawa.
ءآج للج ج يقصلاج قلنلج سةم ل ذل
"Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa
kebenaran dan membenarkan raul-rasul (sebelumnya)".
[As Shaffat:37].
Kedudukan yang tinggi ini, Allah Azza wa Jalla
berikan kepada hamba sekaligus rasulNya; Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Allah Azza wa Jalla juga menerangkan sifat
hamba-hambaNya yang beriman, yang jujur dalam
keimanan, perbuatan, perjuangan dan perjanjian-
perjanjian mereka.
لوج ج يل لوج قص اذ ذلاو م ج ي يل ج ل ا ذل
"Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan
mereka itulah orang-orang yang bertaqwa". [Al
Baqarah:177].
ج إلق د ا نل ج ذل د اذ ذلاو س اهج قاج آذ عق اذ ملج ملج ي ل ص يذ و ق اج ي ل ذهملجو
ئالوج ج سبملج اف يإن سهملج م ج يل ج قق ا ذدل
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka
itulah orang-orang yang benar". [Al Hujurat:15].
Allah juga berfirman memuji Muhajirin yang faqir
dan semua sahabat beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.
(Mereka) merupakan orang-orang jujur; Anshar ataupun
Muhajirin.
آج ج ةلن و هق ج ذل اذ ذلاو ل ملج اذهملج قوق ل ج ي يج وبله ا ج الل ج
اذإق ل ج ي ي س اه ج ج يودد لوج ي م ج يل ج قق ا ذدل
"Bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari
kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena)
mencari karunia dari Allah dan keridhaan-(Nya) dan
mereka menolong Allah dan Rasul-Nya.Mereka itulah
orang-orang yang benar". [Al Hasr: 8].
Dan sungguh semua sahabat Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mendapat pengakuan
danج pujianج dariج Allahج dalamج Alج Qur’an.ج Merekaج jugaج
dipuji oleh Rasulullah n dalam banyak hadits.
Diantara sifat mereka yang paling nampak dan
jelas ialah kejujuran. Agama tidak akan bisa tegak, begitu
juga dunia tidak akan baik, kecuali dengan sifat ini. Para
shahabat yang jujur ini serta para pewaris mereka telah
menyampaikan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya kepada
kita dengan penuh kejujuran serta amanah.
Para ulama juga menukilkan buat kita sejarah
kehidupan para sahabat Radhiyallahu anhum, perlombaan
mereka dalam kebaikan dan kebaikan mereka (lainnya)
yang mengungguli semua umat. Jadilah mereka umat
terbaik yang dikeluarkan untuk manusia.
Kita sudah faham pujian Allah kepada mereka
secara umum dengan sifat-sifat terpuji. Diantaranya
adalah kejujuran. Dan makalah saya ini, tidak akan cukup
untuk menyebutkan semua hadits shahih tentang fakta-
fakta kejujuran mereka. Namun saya akan menyebutkan
kisah tiga orang shahabat sebagai contoh. Kisah mereka
terkumpul dalam satu kejadian. Dan sahabat yang paling
menonjolجdiantaraج tigaجorangج tersebutجadalahجKa’ab Bin
Malik Radhiyallahu 'anhu; seorang sahabat yang
diselamatkan dari neraka, kemunafikan, murka Allah dan
murka RasulNya berkat kejujurannya. Kisah sahabat ini
sudah sangat terkenal. Haditsnya juga masyhur dan
panjang. Karena keterbatasan tempat, saya akan memilih
dan menyampaikan potongan-potongan hadits ini, yang
menunjukkan kedudukan sahabat ini beserta temannya
dalam peristiwa ini, supaya kaum muslimin bisa
mengambil pelajaran dan contoh dari para sahabat yang
jujur ini. Kisahnya sebagai berikut.
Pertama: Dariج Abdullahج binج Ka’ab,ج beliauج
berkata:جSayaجmendengarجKa’abجBinجMalikجmenceritakanج
kisahnya ketika tidak ikut serta dalam perang Tabuk.
Ka’abجberkata,”Sebenarnyaج sayaج tidakج pernahج tertinggalج
dari Rasulullah dalam satu peperanganpun, kecuali
perang Tabuk. Hanya saja, saya pernah tidak ikut perang
Badr, namun pada saat itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam tidak mencela siapapun yang tidak ikut. Karena
Rasulullah keluar hanya untuk meghadang kafilah
(kelompok dagang) Quraisy, lalu Allah Subhanahu wa
Ta'ala mempertemukan mereka dengan musuhnya tanpa
terduga. Dan sungguh saya telah ikut menyaksikan
Bai’atulج ‘AqabahجbersamaجRasulullahجShallallahuج 'alaihiج
waج sallamج ketikaج kamiج berbai’atج untukج Islam, dan saya
tidak suka malam ’Aqabahجituجdisamakan dengan perang
Badr, walaupun perang ini lebih sering diingat oleh
manusia. Dan pengalamanku ketika tidak ikut Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam perang Tabuk,
bahwasanya saya belum pernah merasa lebih kuat dan
lebih mampu dibandingkan keadaan saya sewaktu tidak
ikut perang ini. Demi Allah, saya tidak pernah
menyediakan dua kendaraan untuk berperang, kecuali
menjelang perang Tabuk ini. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam akan berperang dalam musim yang
sangat panas dan akan menempuh perjalanan yang sangat
jauh, serta akan menghadapi musuh yang sangat besar.
Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
memberikan perintahnya kepada kaum muslimin agar
mengadakan persiapan perang. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam menjelaskan kepada pengikutnya jalur
perjalanan mereka. Dan kaum muslimin yang ikut
Rasulullah dalam perang ini banyak sekali, sehingga tidak
mungkinج diingatج olehج seorangج penghafalpun,”ج Ka’abج
mengatakan,”Sebagianجorangجyangجinginجtidakجikutجdalamج
perang ini menyangka tidak akan ketahuan, kecuali ada
wahyu.”ج
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
melaksanakan perang ini pada musim buah, sementara
saya lebih cenderung kepada buah-buahan itu. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersama kaum muslimin
telah mengadakan persiapan dan saya ingin pulang untuk
persiapan. Kemudian saya pulang, tetapi saya tidak
melakukan apa-apa.ج Sayaج berkataج dalamج hati,ج “Sayaج
mampuج untukجmelakukanج itu,ج jikaج sayaجmau.”جKeadaanج
seperti itu terus berlarut sampai Rasulullah dan kaum
muslimin sudah siap untuk berangkat. Keesokan harinya,
Rasulullah dan kaum muslimin berangkat. Sementara
saya belum siap sama sekali. Kemudian saya pulang,
tetapi saya tidak juga mempersiapkan diri. Keadaan itu
berlarut terus sehingga berangkatlah semua pasukan. Saya
ingin berangkat menyusul mereka, seandainya saya mau
berbuat, namun akhirnya saya tidak mampu berbuat apa-
apa. Setelah Rasulullah berangkat perang, saya sangat
sedih dan kalau keluar rumah, saya tidak mendapatkan
seorang yang bisa saya jadikan panutan, kecuali orang-
orang munafik atau orang-orang lemah yang
mendapatkanجkeringananجdariجAllah’.
Dalam potongan kisah ini, terdapat isyarat
kedudukanجBaia’tulج‘AqabahجdalamجdiriجKa’abجBinجMalikج
Radhiyallahuج 'anhu.ج Karenaج bai’ahج iniج (artinya)ج banyakج
berfungsi sebagai pondasi yang sangat kokoh, yang
mendasari hijrahnya para sahabat ke Madinah. Mendasari
pertolongan dari kaum Anshar. Yang mendasari tegaknya
Daulah Islamiyah. Juga mendasari jihad dan kekuatan
Islam dan muslimin.
Bertolakجdariجbai’ahجini,جpeperangan terus meletus,
penghancuran orang yang murtad serta pengiriman bala
tentara ke beberapa penjujur alam untuk membuka mata
hati dengan cahaya Islam dan mengeluarkan mereka dari
kegelapan menuju cahaya Islam. Berdasarkan hal-hal ini,
Ka’abجbinجMalikجmenyadari,جbetapaجbesarجmaknaجBai’atulج
Aqabah ini, yang tidak bisa digantikan.
Ka’abج binج Malikج menceritakanج sebabج absennyaج
pada perang Tabuk dengan benar, dengan bahasa
gamblang penuh kejujuran, keluar dari hati penuh iman.
Berbeda dengan para munafiq pengecut; mereka mencari-
cari alasan dusta yang kemudian disingkap Allah dalam
waktu singkat. Allah menyiksa dan menempatkan mereka
di neraka. Perhatikan beberapa point berikut ini:
1. Diaج(Ka’abجbinجMalik)جmenjelaskanجdenganجgamblang,ج
ketidak ikutannya bukan karena kemiskinan atau
karena fisik. Sebelum perang Tabuk, ia pernah ikut
beberapa peperangan, padahal kondisinya tidak sebaik
ketikaجperangجTabuk.جDiaجkatakan,“Bahwasanyaجsayaج
belum pernah merasa lebih kuat dan lebih mampu
dibandingkan keadaan saya sewaktu tidak ikut perang
ini. Demi Allah, saya tidak pernah menyediakan dua
kendaraan untuk berperang, kecuali menjelang perang
Tabukجini.”
2. Dia juga menyebutkan beberapa sebab yang
mempengaruhi tekadnya untuk jihad, yaitu kondisi
yang sangat panas, jarak perjalanan yang jauh
terbentang antara Madinah dan Tabuk, serta jumlah
pasukan Romawi dan orang Arab yang bersekutu
dengan Romawi.
3. Ka’abجjugaجmenjelaskanجfaktorجyangجmungkinجpalingج
penting dari faktor absennya, yaitu baiknya musim
buah. Kemudian beliau menjelaskan sesuatu yang
sangat mungkin disembunyikan, namun jiwanya yang
jujurجmenolakجkebohonganجituجdanجmenjelaskan,‘sayaج
cenderung kepada buah-buahanجitu’,جmaksudnyaجhawaج
nafsunya lebih cenderung kepada buah-buahan. Ini
merupakan tingkat kejujuran yang sangat jarang
dicapai orang.
4. Dia menyebutkan pertarungan jiwanya, antara
keinginan menyusul Rasulullah dan para mujahidin
dengan keinginan untuk duduk-duduk di bawah
naungan rerimbunan dan buah yang baik.
5. Akhirnya, ia menceritakan penyesalannya dan
perasaan tersiksa yang menimpanya akibat tidak ikut
perang. Karena ia tidak menemukan satu panutan pun
dalam hal ini, kecuali orang-orang munafiq dan
beberapa orang yang mendapatkan keringanan dari
Allah. Ini merupakan bukti hatinya yang tanggap dan
imannya yang jujur.
Kedua:ج Kemudianج Ka’abج binج Malikج bercerita:ج
Setelah ada berita, bahwa Rasulullah akan datang dari
Tabuk, maka datanglah kesedihan saya dan hampir saja
akuج berdusta.ج Laluج sayaج berkataج dalamج hati,”Apaج yangج
bisa menghindarkan saya dari murkanya Shallallahu
'alaihiجwaجsallamجbesok?”جSayaجsudahجmintaجtolongجkepadaج
keluargaku yang cerdas untuk mencarikan alasan. Setelah
ada yang mengatakan, Rasulullah hampir sampai,
hilanglah niatku untuk berbohong dan saya yakin, bahwa
saya tidak akan bisa selamat dari murka beliau Shallallahu
'alaihi wa sallam selama-lamanya. Maka saya bertekad
untuk berkata sejujurnya.
Pagi harinya Rasulullah datang. Seperti biasanya,
jika baru pulang dari safar, beliau datang ke masjid dan
shalatج duaج raka’at,ج kemudian duduk untuk (keperluan)
umatnya. Pada saat itu, orang-orang yang tidak ikut
perang datang menyampaikan alasan dan mereka
bersumpah. Jumlahnya sekitar 80. Rasulullah n menerima
alasanج mereka,ج membai’atج merekaج danج memohonkanج
ampun buat mereka, serta menyerahkan urusan batin
mereka kepada Allah.
Sewaktu saya menghadap beliau dan mengucap
salam, beliau tersenyum sinis seraya
berkata,”Kemarilah!”ج Sayaج mendekatج danج dudukج diج
hadapannya.ج Beliauج bersabdaج kepadaج saya,”Apaج yangج
menyebabkanmu tidak ikut? Bukankah engkau telah
berbai’at?”ج Sayaج menjawab,”Wahaiج Rasulullah,ج demiج
Allah, seandainya saya duduk di hadapan penduduk dunia
selain engkau, niscaya saya akan mengemukakan alasan
untuk menghindarkan diri dari kemurkaannya, karena
saya bisa berdebat. Tetapi demi Allah, saya tahu,
seandainya saya berdusta yang membuat tuan ridha dan
menerima alasan saya, namun nanti Allah akan memurkai
saya lewat tuan. Dan jika saya bercerita sejujurnya,
niscaya tuan akan merasa iba pada diri saya. Sungguh
saya hanya mengharapkan ampunan dari Allah. Demi
Allah, sesungguhnya saya tidak mempunyai alasan. Demi
Allah, saya tidak pernah merasa lebih kuat dan mudah
(sebelumnya) dibandingkan ketika saya tidak ikut perang
bersamaج Rasulullah.”ج Rasulullahج Shallallahuج 'alaihiج waج
sallam bersabda,”Orangجiniجsudahجberkataجjujur.جPergilahج
(menunggu) sampai Allah memberikan keputusan
tentangmu.”جSayapunجberdiriجdanجpergi.
Dalamج potonganج haditsج diج atas,ج Ka’abج
menyebutkan posisinya yang baru, ketika Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para mujahidin pulang
membawa kemuliaan, kemenangan dan pahala. Manfaat
apakahجyangجdiperolehجKa’abجdariجketertinggalannyaجitu,ج
meskipun penyebab tidak ikutnya adalah (karena) musim
buah-buahan? Dan siapakah figur selain orang-orang
munafiq dan kaum muslimin yang lemah?جHatiجKa’abجBinج
Malik meradang karena rasa menyesal.
Pada saat yang sama, syetan berbicara dan
membisikkan kata-kata bohong. Akan tetapi, berkat
karunia Allah dan pemeliharaanNya, (maka) niat bohong
dan kebathilan telah lenyap dari hatinya, karena kelurusan
iman dan keikhlasannya. Lalu Allah membimbingnya ke
arah faktor keselamatan terbesar setelah iman, yaitu
kejujuran -terutama ketika (menghadapi) bahaya dan
kejadian-kejadian yang menakutkan.
Danج perkataanج Ka’abج Binج Malikج Radhiyallahu
'anhu: Setelah ada yang mengatakan, Rasulullah hampir
sampai, hilanglah niatku untuk berbohong dan saya yakin,
bahwa saya tidak akan bisa selamat dari murka beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam selama-lamanya. Maka saya
bertekad untuk berkata sejujurnya. Pagi harinya
Rasulullah datang. Seperti biasanya, jika baru pulang dari
safar, beliau datang ke masjidجdanجshalatجduaجraka’at.
Ka’abجmenyebutkanجsatuجperubatanجsunnahجyangج
hampir terlupakan, atau sudah terlupakan oleh banyak
kaumجmuslimin,جyaituجshalatجduaجraka’atجdiجmasjid,جketikaج
baru datang dari perjalanan jauh.
Ka’abج jugaج menceritakanج sikapج orang-orang
munafiq, mereka berdusta dan berpura-pura, lalu
menguatkan dusta mereka itu dengan sumpah, sehingga
tidak ada alasan bagi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam, kecuali menerima alasan dan menyerahkan urusan
hati mereka kepada Allah Azza wa Jalla Yang
Mengetahui perkara ghaib, Dia Maha Tahu
pengkhianatan mata dan juga Tahu yang terbetik dalam
hati. Sedangkan Ka’ab,جdenganجilmunya,جdiaجmengetahuiج
bahwa dusta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam tidak akan bisa menyelamatkannya dari murka
Allah dan RasulNya, walaupun didukung dengan sumpah.
Dia mengetahui itu semua berkat taufiq dari Allah. Lalu
dia menjelaskan penyebab ketidak ikutannya dengan
benar.
Ketiga:ج Ka’abج berkata:ج Genapج sudahج limapuluhج
malam masa pengucilan saya. Pagi harinya saya
melakukan shalat shubuh di tingkat atas rumahku. Ketika
saya duduk dalam keadaan yang telah diceritakan Allah,
dada saya terasa sempit, dunia terasa sempit padahal luas,
tiba-tiba saya mendengar orang berteriak di atas
ketinggian,”Wahaiج Ka’abج Binج Malik,ج bergembiralah!”ج
Saya segera bersujud (bersyukur). Saya tahu, pasti telah
datang masa bahagia.
Ka’abج berkata,“Setelah shalat subuh, Rasulullah
memberitahukanج kepadaج jama’ah,ج bahwaج Allahج telahج
menerima taubat kami. Lalu para sahabat menyampaikan
berita gembira itu kepada kami. Ada yang pergi kepada
kedua temanku, ada yang bergegas ke saya dengan
mengendarai kuda. Ada juga yang dari Aslam datang
kepadaku, dia menaiki gunung (lalu berteriak), suaranya
jauh lebih cepat dibandingkan kuda.
Ketika orang yang saya dengar suaranya itu
sampai kepadaku, baju yang saya kenakan saya lepas dan
saya pakaikan padanya, sebagai balasan kabar gembira
ini. Demi Allah, saya tidak punya pakaian yang lain saat
itu. Saya meminjam dua potong pakaian, lalu berangkat
menemui Rasulullah. Para sahabat berkelompok-
kelompokج menemuiku,ج serayaج berucap,”Selamatج atasج
diterimanyaج taubatmuج olehج Allah,”ج sampai saya masuk
masjid. Disana Rasulullah sedang duduk bersama para
sahabat. Thalhah Bin Ubaidillah bangkit, menyalamiku
dan mengucapkan selamat. Demi Allah, tidak ada seorang
Muhajirin pun yang berdiri selain Thalhah.
Abdullahج binج Ka’abج berkata,”Ka’abج Bin Malik
tidak pernahجmelupakanجsambutanجThalhah.”
Ka’abج Binج Malikج berkata:ج Ketikaج sayaج
mengucapkan salam kepada Rasulullah, dengan wajah
ceria tanda bahagia, Rasul bersabda.
لج لء ج وج رمل لج وال ةملوج دلا ج وج يصعلوج
“Aku sampaikan kabar gembira kepadamu dengan hari
yang paling baik sejak kamu dilahirkan ibumu.”ج
Akupunج bertanya,”Apakahج iniج dariج engkau,ج
ataukahج dariج Allah?”ج Beliauج menjawab,”Bukanج dariku,ج
tetapiج dariج Allah.”ج Danج Beliauج Shallallahuج 'alaihiج waج
sallam jika bahagia, wajahnya Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersinar bagaikan belahan bulan.
Ka’abج binج Malikج bercerita:ج Kamiج tahuج tandaج
kebahagian beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam itu.
Setelah duduk di hadapan beliau, saya
mengatakan,”WahaiجRasulullah,جdiantaraجbentuk taubatku
adalah melepaskan kekayaanku sebagai shadaqah kepada
Allahج danج RasulNya!”ج Beliauج menjawab,” (Jangan),
tahanlahجsebagianجhartamu!جItuجlebihجbaikجbuatmu.”جKa’abج
bekata,”Sayaج katakan,’Sayaج menahan hartaku yang di
Khaibar.’ج
Ka’abج mengakuiج secara jujur penyebab ketidak
ikutannya dalam perang Tabuk. Begitu juga yang
dilakukanجduaجsahabatnya:جMurarahجBinجRabi’جdanجHilalج
Bin Umayyah. Lalu Rasulullah memerintahkan kepada
kaum muslimin untuk memutuskan komunikasi dengan
mereka dan mengisolir mereka. Para sahabat
melaksanakan perintah itu, meskipun diantara mereka
termasuk keluarga dekat. Ini semua mereka lakukan
dalam rangka mentaati Allah dan Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam. Pemutusan komunikasi terus berlanjut,
sementara wahyu dari Allah belum juga turun. Ujian dan
masa-masa sulit itu berlangsung selama limapuluh hari.
Berita pemboikotan ini tersebar sampai ke telinga
penguasa Nasrani Ghasan. Dia menyangka, ini
merupakanج kesempatanج untukج memalingkanج Ka’abج danج
mengajaknya bergabung bersama mereka, untuk
memuliakanج Ka’abج –menurut mereka. Namun
keimanannya kepada Allah serta RasulNya, (dia) menolak
tawaranجsyaitaniج ini.جDanجKa’abج jugaجmenyadari,جbahwa
ini juga sebentuk ujian.
SebagaimanaجdiceritakanجKa’ab,جbahwaجmasaجsulitج
ini berakhir pada hari ke limapuluh dengan diterimanya
taubat mereka oleh Allah. Sementara kondisi mereka –
sebagaimanaجceritaجKa’ab- sebagaimana Allah sebutkan
dalamجAlجQur’an,جjiwaجterasaجsesakجdanجbumiجterasa sempit
padahal luas.
Para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam sangat bahagia dengan karunia yang Allah berikan
kepada kawan-kawan mereka, yaitu berupa penerimaan
taubat, diridhai Allah dan RasulNya. (Mendengar ini),
para sahabat berlomba-lomba memberikan ucapan
selamat. Ada diantara mereka yang pergi dengan jalan
kaki, sehingga ia terlambat, lalu naik ke gundukan barang
dan berteriak sehingga suaranya mendahului sahabat yang
pergiجkeجKa’abجdenganجmenunggangجkuda.ج(Ketika)جKa’abج
pergi menghadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam, di tengah perjalanan para sahabat memberikan
ucapan selamat kepadanya. Kemudian dia menjumpai
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Wajah beliau
bersinarج penuhج bahagia.ج Beliauج bersabda,”Akuج
menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan hari
yangج palingج baikج sejakج kamuج dilahirkanج ibumu.”ج
Bagaimana tidak?! Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
menyelamatkannya dari kebinasaan, berkat kejujurannya.
Sungguh, ini merupakan hari yang lebih baik dari hari
bai’atnyaجketikaجmasuk Islam, yang merupakan peristiwa
yang lebih dicintainya daripada ikut perang Badr. Karena
sangat bahagia dengan taubat dan nikmat dari Allah ini
kepadanya,ج iaجmengatakan,ج “WahaiجRasulullah,جdiantaraج
bentuk taubatku adalah kulepaskan kekayaanku sebagai
shadaqahج kepadaجAllahج danج RasulNya.”ج Hartaج iniج yangج
menyebabkannya tidak ikut dalam jihad. (Demikian) ini
merupakan bukti lain dari kejujuran taubat dan
kesungguh-sungguhannya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab,”Tahanlahجsebagianجhartamu”جLalu, apa yang
diperbuatجKa’ab?جDiaجmelepaskanجsemuaجhartanyaجyangجdiج
Madinah dan menyisakan yang di Khaibar, yang mungkin
tidak menjadi penyebab absennya dalam jihad.
Keempat:ج Kemudianج Ka’abج memberitahukanج
faktorج utamaج keselamatannyaج yaitu,”Wahaiج Rasulullah,
sesungguhnya saya diselamatkan Allah berkat kejujuran,
dan sungguh diantara bentuk taubatku adalah tidak akan
berbicara pada sisa umurku, kecuali berbicara dengan
jujur.”
Lalu ia melanjutkan ceritanya: Demi Allah, sejak
saya bercerita jujur kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam sampai sekarang ini, saya tidak pernah
mengetahui seorang muslimin pun yang diuji Allah
dengan ujian yang lebih baik daripada ujian Allah
kepadaku. Demi Allah, sejak saat itu, saya tidak pernah
sengaja berbuat dusta sampai sekarang ini. Dan sungguh
saya berharap, agar Allah menjaga saya pada usia yang
masih tersisa. Kemudian Allah berfirman (yang artinya):
Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan
taubat) kepada mereka, hingga apabila bumi telah menjadi
sempit bagi meraka, padahal bumi itu luas dan jiwa
merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta
mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari
(siksa) Allah, melainkan kepadaNya saja. Kemudian
Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam
taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang. Hai orang-orang yang
beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar. [At Taubah:118-119].
Ka’abج berkata:ج Demiج Allah,ج Allahج tidak
memberikan nikmat yang lebih agung kepada saya setelah
Islam, selain nikmat kejujuran saya kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga saya tidak berbuat
dusta yang menyebabkan saya celaka sebagai para
pendusta itu. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
berfirman kepada para pendusta dengan firman yang
sangat jelek. Allah berfirman (artinya): Kelak mereka
bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu
kembali kepada meraka, supaya kamu berpaling dari
mereka. Maka berpalinglah kepada mereka; karena
sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka
Jahannam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan. Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu
ridha kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kamu ridha
terhadap mereka, maka sesungguhnya Allah tidak ridha
kepada orang-orang yang fasik itu. [At Taubah:95-96]
Demikian ini balasan bagi para pendusta,
meskipun dusta mereka itu hanya sekedar mencari muka
dan alasan. Akan tetapi istighfar Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam sama sekali tidak berguna untuk mereka,
baik ketika mereka masih hidup ataupun ketika mereka
sudah meninggal. Allah berfirman.
لج هلن ملج ذسل لج ه هلن ئعسل ملج يل لج ه هلن ملج عسل ج ه رج سبلتم ل جوج اة ملج ج هلن وج ه
ملج يذ وإله س اهج قاج كن صو ي ج ي وج ئوهل ج ذلال م ذلنقس
"Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu
mohonkan ampun kepada mereka (adalah sama saja).
Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka
tujuhpuluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan
memberi ampun kepada mereka. Yang demikian itu
adalah karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya.
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang
fasik". [At Taubah:80].
Dalam kisah ini terdapat pelajaran bagi orang-
orang yang tidak membersihkan jiwa mereka dengan
tauhid, iman, berlaku jujur dan amal shalih. Dan
terkadang ada diantara para pendusta ini berkeyakinan,
bahwa perbuatan bohong dan perbuatan menipu yang
mengakibatkan Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam
memaafkan mereka dan memohonkan ampun buat
mereka, ini semua akan menyelamatkan mereka dari
adzab Allah dan penghinaan Allah di dunia dan akhirat.
(Bahkan sebaliknya, pent.) Allah hancurkan angan-angan
mereka itu dan Allah menyiksa mereka di dunia dan
akhirat. Dan istighfar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam untuk mereka, sama sekali tidak bermanfaat.
Kenyataan ini dijelaskan Allah dalam surat At
Taubah dan lain-lainya. Kemudian dipertegas dengan
sabda Rasulullah kepada kaum Quraisy dan anggota
keluarga beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam,”Belilahج
(bebaskanlah) diri kalian dari (adzab) Allah, saya tidak
akan bisa memberikan manfaat sedikitpun buat kalian dari
sisiجAllah.”ج
Maka waspadalah orang-orang yang dusta –
kapanpun dan di manapun- dalam iman, keyakinan,
perkataan dan persaksian-persaksian mereka! Kedustaan
ini telah menyeret kepada kebinasaan, (sebagaimana)
yang menimpa para pendusta terdahulu.
Disini juga terdapat kabar gembira bagi orang-
orang yang jujur dalam iman, Islam, perbuatan, ucapan
dan persaksian mereka, dengan terhindar dari kebinasaan;
sebagaimanaجKa’abجdanجkeduaجsahabatnyaجRadhiyallahuج
'anhum. Mereka selamat berkat kejujuran, pada saat
kondisi menuntut orang yang lemah iman dan berjiwa
lemah untuk berbuat dusta. Allah berfirman.
اذ ج قاج و ج ج ودنن ج وال ققم ملج قصل ه ملج ذدل ن ج ه دلقا و لج عرل هق ج عنل ذلرإلهق
ج قصو فج صذ امهء ل ملج ج دله اذ دله ج ي ج وج ذلتظمم ج ذلنال
"Allah berfirman:"Ini adalah suatu hari yang bermanfaat
bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi
mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha
terhadap mereka, dan merekapun ridha terhadapnya.
Itulah keberuntungan yang paling besar". [Al
Maidah:119].
BUAH KEJUJURAN: KEBERUNTUNGAN
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari-Muslim,
dari Thalhah bin Ubaidillah, ia mengatakan: Ada seorang
lelaki dari Najd datang kepada Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam dalam keadaan rambut acak-acakan.
Kami mendengar gema suaranya, tetapi kami tidak faham,
sampai ia mendekat kepada Rasulullah. Ternyata ia
bertanya tentang Islam, maka Rasulullah
bersabda,”(Islamج itu)ج shalatج limaج kaliج sehari-semalam.”ج
Orangج ituج bertanya,”Apakahج adaج kewajibanج (shalat)ج
lainnyaج atasج saya?”ج Rasulullahج menjawab,”Tidakج ada,ج
kecualiج engkauج mauج melaksanakanج yangج sunnah.”ج
Rasulullahج Shallallahuج 'alaihiج waج sallamج bersabda,”Danج
puasaجRamadhan.”جDiaجbertanya,”Apakahجadaجkewajibanج
(puasa)جlainnyaجatasجsaya?”جRasulullahجmenjawab,”Tidakج
ada,جkecualiجengkauجmauجmelaksanakanجyangجsunnah.”ج
Thalhah mengatakan: Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam menyebutkan zakat, orang itu
bertanya,”Apakahج adaج kewajibanج (zakat)ج lainnyaج atasج
saya?”جRasulullahجmenjawab,”Tidakجada,جkecualiجengkau
mauجmelaksanakanجyangجsunnah.”
Thalhah mengatakan: Kemudian orang itu pulang
sambilجberkata,”DemiجAllah,جsayaجtidakجakanجmenambahج
danج jugaج tidakج akanج menguranginya.”ج Rasulullahج
bersabda.
لج الةفج قصاج
"Dia beruntung, jika ia jujur"
Dalam kitab Shahih Muslim terdapat hadits dari
Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
Sesungguhnya kami dilarang bertanya kepada Rasulullah
tentang sesuatu. Dan kami sangat heran pada kedatangan
seorang laki-laki badui menghadap Rasulullah, seraya
bertanya,”Wahaiج Rasulullah,ج seorangج utusanmuج telahج
mendatangi kami dan mengatakan, bahwa engkau
mengakuجdiutusجAllah.”جRasulullahجbersabda,”Diaجbenar.”ج
Orangجituجbertanya,”Siapakahجyangجmenciptakanجlangit?”ج
Rasulullahج nج menjawab,”Allah.”ج Orangج ituج bertanyaج
(lagi),”Siapakahج yangج menciptakanج bumi?”ج Rasulullahج
Shallallahu 'alaihiج waج sallamجmenjawab,”Allah.”ج Orangج
ituجbertanyaج(lagi),“Siapakahجyangجmenancapجgunungجdanج
menciptakanج semuaج yangج adaج diج sana?”ج Rasulullahج
Shallallahuج 'alaihiجwaج sallamجmenjawab,”Allah.” Lelaki
tadiج mengatakan,”Demiج Dzatج yangج menciptakanج langit,ج
bumi dan yang menancapkan gunung, apakah Allah (yang
benar-benar)ج mengutusmu?”ج Rasulج menjawab,”Ya.”ج
Lelakiجituجberkata,”Utusanmuجjugaجmengaku,جbahwaجwajibج
atas kami untuk shalat lima kali sehari-semalam.”ج
Rasulullahج menjawab,”Diaج benar.”ج Orangج ituج bertanyaج
lagi,”Demi Dzat Yang mengutusmu, apakah Allah yang
memerintahkanmuج melakukanج ini?”ج Beliauج Shallallahuج
'alaihiج waج sallamج menjawab,”Ya.”ج Lelakiج ituج
berkata,”Utusanmuجjugaجmengaku,جbahwaجwajibجatasجkamiج
zakatجdariجhartaجkami.”جRasulullahجmenjawab,”Diaجbenar.”ج
Orang ituجbertanyaج lagi,”DemiجDzatجYangجmengutusmu,ج
apakahج Allahج yangج memerintahkanmuج melakukanج ini?”ج
Beliauج Shallallahuج 'alaihiج waج sallamج menjawab,”Ya.”ج
Lelakiجituجberkata,”Utusanmuجjugaجmengaku,جbahwaجwajibج
atasجkamiجuntukجpuasaجbulanجRamadhanجdalamجsetahun.”ج
Rasulullahج menjawab,”Diaج benar.”ج Orangج ituج bertanyaج
lagi,”DemiجDzatجYangجmengutusmu,جapakahجAllahجyangج
memerintahkanmuج melakukanج ini?”ج Beliauج nج
menjawab,”Ya.”ج Lelakiج ituج berkata,”Utusanmuج jugaج
mengaku, bahwa wajib atas kami untuk haji bagi siapa
saja yang mampu.”ج Rasulullahج menjawab,”Diaج benar.”ج
Orangج ituجbertanyaج lagi,”DemiجDzatجYangجmengutusmu,ج
apakahج Allahج yangج memerintahkanmuج melakukanج ini?”ج
BeliauجShallallahuج'alaihiجwaجsallamجmenjawab,”Ya.”
Anas Radhiyallahu 'anhu berkata: Kemudian
orang itu pergi dan berkata,”Demiج Dzatج yangج telahج
mengutusmu dengan kebenaran, saya tidak akan
menambahج danج tidakج menguranginya.”ج Rasulullahج
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
لج لج قصاج ل ة ذلردللج مصل
“Jika ia jujur, pasti dia akan masuk syurga”
Kedua penanya dalam hadits di atas adalah orang
cerdas. Keduanya telah diberi Allah kecerdasan,
kecerdikan dan pertanyaan yang baik, terutama penanya
yang kedua. Ada yang mengatakan, ia adalah Dhamam
Binج Tsa’labahج Alج Hudzali.ج Orangج pertamaج bertanyaج
tentang syariat Islam. Maka Rasulullah menjawab dengan
hal-hal yang diwajibkan atas seorang hamba, berupa
rukun agama ini setelah syahadatain. Karena sang
penanya zhahirnya seorang muslim, maka Rasul
Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan, bahwa Islam
itu adalah kewajiban-kewajiban (yang telah disebutkan)
ini.
Sang penanya pertama ini, juga mengakui hal serta
konsisten melaksanakannya. Karenanya, ia ingin tahu,
adakah kewajiban lain disamping rukun-rukun yang telah
disebutkan ini? Dan Rasul menjawab, tidak ada, kecuali
perbuatan sunnah.
Ketika Rasulullah telah membedakan antara yang
wajib dengan yang sunnah, sang penanya tadi bersumpah,
bahwa ia tidak akan menambah dan juga tidak akan
mengurangi. (Mendengar sumpah ini), Rasulullah
menjawab untuk memberikan kabar gembira berupa
pahala yangbesar bagi si penanya dan umat Islam yang
melaksanakan kewajiban-kewajiban ini dengan benar, dia
beruntung, jika ia jujur. Maksudnya, perbuatannya sejalan
dengan perkataannya. Inilah sebuah kejujuran. Jadi
keberuntungan terwujud dari kejujurannya dalam berbuat
dan berkata. Dan penanya pertama ini sudah diberi
kejujuran oleh Allah.
Sedangkan penanya kedua, pertanyaannya lebih
dalam dan luas dibandingkan dengan pertanyaan orang
pertama. Penyusun kitab At Tahrir, yaitu Muhammad Bin
Ismail Alج Asfahaniج mengatakan,“Iniج menunjukkanج
baiknya pertanyaan orang ini, keindahan kalimat dan
urutannya. Dia pertama kali menanyakan tentang
kejujuran utusan yang ditugaskan Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam untuk mengajak mereka masuk Islam;
“Apakah iaج jujur,ج bahwaج engkauج utusanج Allah?”ج Rasulج
Shallallahuج 'alaihiج waج sallamج menjawab,”Diaج benar.”ج
Kemudian orang itu bertanya tentang pencipta langit dan
bumi dan siapakah yang menancapkan gunung-gunung,
karena orang ini seperti halnya orang Arab lainnya yang
beriman kepada tauhid rububiyah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab setiap
pertanyaan dengan kalimat Allah.
Kemudian, orang itu memastikan kebenaran
syari’at-syari’atج Islamج yangج disampaikanج olehج utusanج
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti: shalat,
zakat dan puasa. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab, dia benar.
Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
sudah selesai menjawab pertanyaan-pertanyaannya, orang
ituجberkata,”DemiجDzatجyangج telahجmengutusmuجdenganج
kebenaran, saya tidak akan menambah dan tidak
menguranginya.”جRasulullahجShallallahuج'alaihiجwaجsallamج
bersabda,”Jikaجiaجjujur,جpastiجdiaجakanجmasukجsyurga.”ج
Alangkah besarnya buah kejujuran ini ; jujur dalam
i’tiqad,جjujurجdalam berbicara dan dalam beramal.
Ini adalah sebagian manfaat kejujuran. Kejujuran
akan membimbing si pelaku kepada bir (perbuatan taat) di
dunia yang merupakan induk perbuatan baik, dan juga
akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah
Azza wa Jalla. Jadi orang-orang yang jujur akan kekal di
surga. Mereka mendapatkan kesenangan yang sangat
diidamkan, yang melebihi kedudukan ini, yaitu keridhaan
Allah.
Perbuatan jujur membimbing si pelaku kepada
perbuatan bir, kemudian ke syurga. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
لج صلاج صو ذد ج إ وهل لج ذلب لج ي صو ذلب ذلردللج إ وهل
"Sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing ke
perbuatan bir, dan perbuatan bir akan membimbing
masuk surga".
Di antara manfaat kejujuran, ialah mendapatkan
ridha Allah, kemudian akan dimasukkan ke dalam surga.
Allah berfirman, yang artinya: " Ini adalah suatu hari yang
bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran
mereka. Bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya; Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun
ridha terhadapnya. Itulah keberuntungan yang paling
besar". [Al Maidah:119].
Berbahagialah orang-orang yang jujur. Semoga
Allah dengan karunia dan rahmatNya, menjadikan kita
termasuk orang-orang yang jujur. Sesungguhnya Allah
Maha Pengasih, Maha Dermawan dan Maha Pemurah.
ةإ ق ي ةإ دق م ب ةإ ي نص إ ه به ي قن ةم ي س
(Diterjemahkan dari Majalah Al Ashalah dengan sedikit
perubahan, Edisi 28/Tahun ke 5, 15 Jumadil Akhirah 1420
H, Halaman 51-62)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun
VII/1423H/2002M. Diterbitkan Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8
Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647,
08157579296]
________
Footnote
[1]. Lihat firman Allah dalam QS Maryam ayat 41, 54 dan
57