Upload
darin-s-mutia
View
21
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Air sebagai kebutuhan dasar manusia memiliki peranan penting dalam menunjangkehidupan manusia. Ketersediaan air minum adalah harga mutlak yang harus dipenuhi.Dewasa ini, ketersediaan air minum untuk kebutuhan manusia mengalami berbagaikendala dari mulai permasalahan kualitas air, kuantitas dan kontinuitas air minum.Walaupun seperti kita ketahui bahwa sudah banyak kemajuan dan pengembanganteknologi dan ilmu pengetahuan yang membuat sistem disstribusai air minum modernyang murah dan dapat dipercaya seperti saat ini jika kita bandingkan dengan keadaanbeberapa dekade ke belakang (Walsky, 2006). Sei Mati merupakan kelurahan di Kecamatan Medan Maimun Kota Medan. medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia dansaat ini sedang mengalami pertumbuhan fisik dan ekonomi yang cukup pesat. Hal inidirealisasikan melalui dilakukannya pembangunan dan perbaikan di segala bidang,termasuk dalam hal pelayanan umum. Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah suatu perusahaan milik Pemerintah Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara. Pertumbuhan penduduk Kota Medan, khususnya kelurahan Sei Mati di KecamatanMedan Maimun meningkat tiap tahunnya yang akan menyebabkan meningkatnya jumlahkebutuhan air. Permasalahn mengenai kebutuhan air di Kota Medan saat ini adalah banyakmasyarakat yang tidak mendapatkan distribusi air minum. Oleh sebab itu perlu dilakukandesain distribusi air minum yang mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat KotaMedan di masa sekarang dan masa yang akan datang. EPANET 2.0 adalah sebuah software yang dapat mensimulasikan sistem distribusi air minum pada wilayah tertentu. EPANET 2.0 memodelkan sistem distribusi air sebagaikumpulan node yang dihubungkan oleh link. Link yang dimaksud disini adalah pipa,pompa, dan valve. Dengan menggunakan EPANET 2.0, dapat terlihat secara menyeluruhgambaran aliran air yang terjadi pada perpipaan distribusi pada waktu yang kontinu.Sehingga dengan demikian bisa dilakukan sebuah evaluasi yang komprehensif terhadapsistem perpipaan distribusi.
Citation preview
TUGAS BESAR
PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI AIR MINUM
(RTL 2221)
OLEH:
RODIATUN MARDIAH (13 0407 018)
DHIA DARIN SILFI (13 0407 028)
DOSEN
IR. JONI MULYADI, M.T.
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
yang merupakan salah satu syarat lulus dalam mengikuti mata kuliah Penyediaan dan
Distribusi Air Minum. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas besar ini, antara lain:
1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan dorongan moril maupun
materil.
2. Bapak Ir. Joni Mulyadi, M.T. sebagai dosen mata kuliah Penyediaan dan Distribusi Air
Minum yang telah memberikan bimbingan dan ilmu kepada kami.
3. Semua mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, kami berharap agar segala kekurangan laporan ini
tidak mengurangi arti dari tugas besar ini. Semoga tugas besar ini dapat memberikan
sumbangan yang berarti dan bermanfaat.
Medan, Juli 2015
Penulis
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Air sebagai kebutuhan dasar manusia memiliki peranan penting dalam menunjang
kehidupan manusia. Ketersediaan air minum adalah harga mutlak yang harus dipenuhi.
Dewasa ini, ketersediaan air minum untuk kebutuhan manusia mengalami berbagai
kendala dari mulai permasalahan kualitas air, kuantitas dan kontinuitas air minum.
Walaupun seperti kita ketahui bahwa sudah banyak kemajuan dan pengembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan yang membuat sistem disstribusai air minum modern
yang murah dan dapat dipercaya seperti saat ini jika kita bandingkan dengan keadaan
beberapa dekade ke belakang (Walsky, 2006).
Sei Mati merupakan kelurahan di Kecamatan Medan Maimun Kota Medan. medan
sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia dan
saat ini sedang mengalami pertumbuhan fisik dan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini
direalisasikan melalui dilakukannya pembangunan dan perbaikan di segala bidang,
termasuk dalam hal pelayanan umum.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah suatu perusahaan milik Pemerintah
Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara.
Pertumbuhan penduduk Kota Medan, khususnya kelurahan Sei Mati di Kecamatan
Medan Maimun meningkat tiap tahunnya yang akan menyebabkan meningkatnya jumlah
kebutuhan air. Permasalahn mengenai kebutuhan air di Kota Medan saat ini adalah banyak
masyarakat yang tidak mendapatkan distribusi air minum. Oleh sebab itu perlu dilakukan
desain distribusi air minum yang mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat Kota
Medan di masa sekarang dan masa yang akan datang.
EPANET 2.0 adalah sebuah software yang dapat mensimulasikan sistem distribusi air
minum pada wilayah tertentu. EPANET 2.0 memodelkan sistem distribusi air sebagai
kumpulan node yang dihubungkan oleh link. Link yang dimaksud disini adalah pipa,
pompa, dan valve. Dengan menggunakan EPANET 2.0, dapat terlihat secara menyeluruh
gambaran aliran air yang terjadi pada perpipaan distribusi pada waktu yang kontinu.
Sehingga dengan demikian bisa dilakukan sebuah evaluasi yang komprehensif terhadap
sistem perpipaan distribusi.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas besar ini adalah:
1. Mengevaluasi sistem penyaluran dan distribusi air minum di Kelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Maimun
2. Merancang atau merencanakan sistem distribusi air minum di Kelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Maimun
3. Sebagai syarat untuk lulus pada mata kuliah Penyaluran dan Distribusi Air Minum di
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) I - 2
1.3.Ruang Lingkup
Ruang lingkup permasalahan dalam merencanakan sistem distribusi air minum pada
Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun ini, meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Evaluasi terhadap sitem distribusi air minum yang telah ada;
2. Perancangan sistem distribusi air minum berdasarkan proyeksi penduduk dan proyeksi
pelanggan.
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 1
BAB II
GAMBARAN WILAYAH STUDI KELURAHAN SEI MATI KECAMATAN MEDAN
MAIMUN
2.1. Situasi Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun
Medan Maimun adalah kelurahan dengan luas 16,19 km2 yang berada di kota Medan.
Kecamatan Medan Maimun terdiri dari kelurahan Kampung Baru, Sei Mati, Suka Raja, Jati,
Hamdan, dan Aur. Kelurahan Sei Mati terletak di tengah –tengah Kota Medan, tepatnya di
sekitar Jalan Brigjen Katamso. Jalan tersebut merupakan salah satu jalan utama yang sering
dilalui oleh masyarakat dan merupakan salah satu kawasan perdagangan yang ada di Kota
Medan. Hal ini ditandai dengan keberadaan ruko-ruko yang menjual berbagai jenis kebutuhan
masyarakat dan di sekitar Jalan Brigjen Katamso ini juga tersedia fasilitas infrastruktur yang
bias dimanfaatkan oleh masyarakat, baik yang bermukim di sekitar jalan tersebut maupun dari
luar wilayah kelurahan itu sendiri. Secara geografi, luas keseluruhan dari kelurahan ini adalah
0,23 km² (23 Ha).
Tabel 2.1. Kelurahan di Kecamatan Medan Maimun
NO Kelurahan Luas (Km2) Persentase
terhadap luas
Kecamatan
1 Kampung Baru 1,27 38,02
2 Sei Mati 0,23 6,89
3 Suka Raja 0,17 5,09
4 Jati 0,55 16,47
5 Hamdan 0,52 15,57
6 Aur 0,60 17,96
Medan Maimun 16,96 100
Sumber: BPS Kota Medan,2014
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 2
Gambar 3.1. peta administrasi kelurahan Sei Mati
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 3
2.1.1. Batas Wilayah
Kelurahan Sei Mati yang secara administratif memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan; suka raja
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan; Kampung Baru
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan; Suka Dame
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan. Teladan Barat
2.1.2. Iklim
Pada siang hari, temperatur udara di kelurahan ini berkisar antara 24 - 34 C. Sedangkan
pada malam hari, suhunya berkisar antara 24 - 31 C. Kelembaban udara berkisar antara 78-81%. Sedangkan curah hujan rata-rata 405,88 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 17
hari/bulan pada tahun 2013. Data lengkap mengenai temperatur dan kelembaban udara dapat
dilihat pada tabel 3.1. Dan data-data mengenai banyaknya curah hujan dan hari hujan dapat
dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 2.2 Temperatur dan Kelembaban Udara per Bulan Tahun 2013
Bulan Temperatur
(oC)
Kelembaban (%)
Maksimum Minimum Rata-rata
Januari 34.2 22,0 28,1 78
Februari 33,2 23,0 28,1 79
Maret 33,8 22,0 27,9 79
April 33,4 21,4 27,4 83
Mei 32,6 21,6 27,1 78
Juni 34,4 22,8 28,6 80
Juli 35,8 22,6 29,2 81
Agustus 34,2 22,8 28,5 81
September 33,6 22,0 27,8 78
Oktober 32,4 22,4 27,4 81
Nopember 31,8 23,2 27,5 81
Desember 30,8 23,2 27 80
Sumber: BPS Kota Medan, 2013
Dari tabel 3.2 dapat dilihat temperatur udara yang paling tinggi terjadi pada bulan Juli yaitu
35,8oC dan temperatur udara yang paling rendah terjadi pada bulan April yaitu 21,4
oC.
Sedangkan kelembaban udara yang tertinggi terjadi pada bulan April yaitu 83%. Umumnya
rata-rata temperatur udara perbulan hampir sama yaitu sekitar 27-29,2oC.
2.1.3. Topografi
Kelurahan Sei Mati memiliki relief permukaan bumi yang menurun dan berada pada
ketinggian 2,5 meter diatas permukaan laut. Wilayahnya seluruhnya berupa daratan yang
mempunyai luas 0,23 km2.
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 4
2.1.4. Curah hujan
Tabel 2.3 Banyaknya Curah Hujan Dan Hari Hujan Per Bulan Tahun 2013
Bulan Banyaknya Curah Hujan (mm) Banyaknya Hari Hujan
Januari 62 19
Februari 93 14
Maret 202 16
April 206 22
Mei 515 24
Juni 57 14
Juli 279 20
Agustus 160 22
September 242 22
Oktober 339 22
Nopember 242 19
Desember 270 13
Total 2667 227
Rata-rata 222.25 18.9
Sumber: BPS Kota Medan, 2013
Dari tabel 3.3 dapat dilihat bahwa curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar
515 mm dan hari hujan yang paling banyak juga terjadi pada bulan Mei.
Tabel. 2.4. Data curah hujan dari tahun 2008-2012:
Tahun Banyaknya Curah
Hujan (mm)
Banyaknya Hari
Hujan
2012 3175 227
2011 2042 225
2010 1940 227
2009 2744 240
2008 2442 233
Sumber: BPS Kota Medan, 2013
2.1.5. Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Sei Mati pada tahun 2013 berjumlah 7960 jiwa terdiri dari
laki-laki 4061 jiwa dan perempuan 3899 jiwa, sedangkan jumlah kepala keluarga yaitu
1825 rata-rata tiap kepala keluarga terdiri dari 4 jiwa /kepala keluarga.
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 5
Tabel. 2.5. Jumlah penduduk kelurahan Sei Mati tahun 2008-2013
Tahun Jumlah Penduduk
2007 11.537
2008 11.646
2009 11.751
2010 7.897
2011 7.909
2012 7.913
2013 7.960
Sumber: BPS Kota Medan, 2013
2.1.6 Sarana dan Prasarana
2.1.6.1 Sarana Pendidikan
Kelurahan Sei Mati memiliki sarana pendidikan berupa gedung sekolah yang permanen.
Sekolah yang terdapat pada kelurahan ini sebagian besar berstatus negeri dan sebagian yang
lain dikelola oleh swasta. Tingkatan sekolah yang ada mulai dari tingkat TK sampai. TK dan
SD beserta jumlahnya dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini.
Tabel 2.6 Sarana Pendidikan di Kelurahan Sei Mati 2015
No Tingkatan Jumlah Luas (Ha) Jumlah murid Jumlah
Guru
1. PAUD - - - -
2. TK 2 - - -
3. SD 5 - 1291 233
4. SMP - - - -
5. SMA/SMK - - - -
6. Perguruan Tinggi - - - -
7. Lembaga Pendidikan Agama - - - -
8. Perpustakaan kelurahan - - - -
Sumber: BPS Kota Medan, 2014
2.1.6.2 Sarana Kesehatan
Pelayanan kesehatan di kelurahan Sei Mati menyediakan 12 buah posyandu, dan 5
kantor/rumah praktik dokter. Namun, di kelurahan ini tidak terdapat rumah sakit dan
puskesmas. Tabel. 2.7. Jumlah sarana kesehatan kelurahan Sei Mati tahun 2015
No. Sarana Kesehatan Jumlah
1. Posyandu 12
2. Rumah bersalin 0
3. puskesmas 0
4. Rumah/kantor praktek dokter 5
Sumber: BPS Kota Medan, 2014
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 6
2.1.6.3 Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang terdapat di Sei Mati yaitu masjid sebanyak 3 buah, langgar sebanyak
5 buah dan kelenteng sebanyak 1 buah. Sedangkan rumah peribadatan lain seperti gereja dan
Puri tidak ada. Hal ini dapat dimaklumi sebab sebagian besar penduduk beragama Islam. Data
mengenai sarana peribadatan dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini.
Tabel 2.8 Sarana Peribadatan Kelurahan Sei Mati Tahun 2015
No. Rumah Ibadah Jumlah Luas
(Ha)
Kapasitas (orang)
1. Mesjid 3 0,0075 600
2. Kelenteng 1 0,0025 490
3. Langgar 5 0,0063 600
4. Gereja - - -
5. Puri - - -
Total 0,0138 1690 Sumber: BPS Kota Medan, 2013
2.1.6.4 Sarana perdagangan
Sarana Perdagangan yang tersedia di Kelurahan Sei Mati terdiri dari pertokoan, koperasi,
pegadaian, dan lain-lain. Sedangkan di kelurahan ini tidak terdapat sarana industri. Data
mengenai sarana perdagangan ini dapat dilihat pada tabel 3.7 dibawah ini.
Tabel 2.9 Sarana Perdagangan di Kelurahan Sei Mati
No Sarana Perdagangan Jumlah
1. Pasar -
2. Pertokoan 2
3. koperasi 1
4. pegadaian 1
5. Doorsmeer sepeda motor 2
6. Bengkel mobil 4
7. Warnet 3
8. Valuta asing 1
9. Warung makan 2
10 Mall/ plaza -
11. Salon 4
20 Sumber: BPS Kota Medan, 2013
2.1.6.5 Sarana Hiburan dan Wisata
Tidak terdapat sarana hiburan dan wisata seperti hotel, diskotik, ataupun bilyard di Kelurahan
Sei Mati. Data mengenai saran hiburan dan wisata, dapat dilihat di bawah ini:
Tabel. 2.10. Jumlah sarana Hiburan dan Wisata kelurahan Sei Mati tahun 2015
No. Sarana Hiburan dan Wisata Jumlah
1. Hotel bintang 5 0
2. Hotel bintang 4 0
3. Diskotik 0
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 7
Total 0
Sumber: BPS Kota Medan, 2013
2.1.6.7 Sarana Transportasi
Sarana tranportasi yang ada di Kelurahan Sei Mati sudah cukup baik. Jalan utama yang ada di
kelurahan ini, yang menghubungkan kelurahan dengan daerah lain atau pusat kota telah
diaspal beton. Jalan utama tersebut berupa jalan satu jalur yang cukup lebar. Jalan di
perumahan penduduk ada yang sudah diaspal beton dan ada juga yang masih diaspal kasar
(jalan yang diperkeras) bahkan masih ada pula yang berupa jalan bebatuan. Sebagian
penduduk di kelurahan ini sudah memiliki alat transportasi pribadi seperti mobil, sepeda
motor, dan sepeda. Akan tetapi banyak juga penduduk yang menggunakan sarana angkutan
kota (angkot) untuk bepergian, hal ini terbukti dengan cukup banyaknya angkot yang
melewati jalan utama kelurahan Sei Mati. Data mengenai jumlah kendaraan yang dimiliki
warga kelurahan dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 2.11 Jumlah Kendaraan yang terdapat di Kelurahan Sei Mati Tahun 2013
No. Jenis Jumlah
1. Sepeda 102
2. Sepeda Motor 2257
3. Mobil Pribadi 160
Total 2519 Sumber: BPS Kota Medan, 2013
2.1.6.8 Sarana Telekomunikasi dan Listrik
Sarana komunikasi yang ada di Kelurahan Sei Mati telah cukup tinggi. Hal ini terlihat dari
banyaknya pelanggan telepon dan banyaknya pemilik televisi ataupun sarana komunikasi
lainnya seperti telepon genggam (handphone).
Sebagian besar penduduk di kelurahan ini telah menikmati pelayanan listrik dari PLN sebagai
sumber penerangan. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga yang menggunakan pelayanan
tersebut yaitu kira-kira sebesar 96%.
2.2. Situasi PDAM
2.2.1. Sejarah PDAM
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan merupakan Badan Usaha Milik
Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman pemerintahan Belanda pada
tanggal 23 September 1905 dengan nama NV. Waterleiding Maatschappij Ayer Bersih dan
berkantor Pusat di Amsterdam, negeri Belanda. Meskipun telah melalui zaman penjajahan
Belanda dan Jepang, dan selanjutnya memasuki masa kemerdekaan Republik Indonesia,
Perusahaan masih mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara berkelanjutan.
Status dan nama perusahaan telah berganti-ganti dan berdasarkan peraturan Pemerintah
Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No: 11 tahun 1979 yang berpedoman kepada
Undang-undang No: 5 tahun 1962 telah ditetapkan nama dan status Perusahaan Daerah Air
Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Perda No: 11 tahun 1979
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 8
ini disempurnakan lagi dengan Perda Propinsi Sumatera Utara No: 25 tahun 1985, dan
selanjutnya disempurnakan dengan Perda No: 6 tahun 1991, dilakukan perubahan Peraturan
Daerah Propinsi Sumatera Utara yang mengatur bahwa Perusahaan Daerah Air Minum
Tirtanadi selain mengelola air bersih juga mengelola air limbah.
PDAM Tirtanadi telah banyak mengalami perubahan-perubahan dan kemajuan, diantaranya,
selain melayani kebutuhan air bersih di kota Medan dan sekitarnya, juga melakukan
kerjasama operasi dan kerjasama manajemen dengan beberapa Pemerintah Daerah/PDAM di
Propinsi Sumatra Utara. Kerjasama ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan air bersih
kepada masyarakat sebagaimana diatur dalam Perda No. 3 tahun 1999, direalisasikan pada
tanggal 17 Juli 1999 dengan penandatanganan naskah perjanjian kerjasama pembentukan
beberapa cabang PDAM Tirtanadi di daerah kabupaten, antara lain Kabupaten Deli Serdang,
Simalungun, Toba Samosir, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Nias dan Tapanuli Selatan.
Perjanjian kerjasama tersebut berbentuk Kerjasama Operasional (KSO) selama 25 tahun, serta
Kerjasama Management (KSM) dengan Pemerintah kabupaten Labuhan Batu dan Pemerintah
kabupaten Dairi. Diharapkan kerjasama ini akan meningkatkan mutu pelayanan air bersih di
daerah tersebut.
Selain memperluas daerah pelayanan PDAM Tiratanadi, baik di kota Medan dan sekitarnya
maupun di daerah KSO/KSM, jumlah penduduk yang dilayani juga mengalami peningkatan
yang cukup pesat. Sebagai gambaran bahwa pada tahun 2004 PDAM Tirtanadi medan
mempunyai 335,339 pelanggan yang melayani ± 53.4.% penduduk didaerah pelayanan, terdiri
dari 294,821 pelanggan di kota Medan dan sekitarnya, serta 40,518 pelanggan di daerah
pelayanan KSO/KSM. Khusus wilayah Kota Medan dan sekitarnya, PDAM Tirtanadi sudah
melayani ± 79,5% dari jumlah penduduk yang ada.
Disamping mengelola air bersih, PDAM - Tirtanadi juga diberikan tugas untuk mengelola
pembuangan air limbah (sewerage) di kota Medan yang pada akhir tahun 2004 telah melayani
pelanggan sebanyak 9,957 sambungan.
2.2.2. Gambaran Instalasi
Untuk melayani daerah pelayanan PDAM Tirtanadi di kota Medan dan sekitarnya, pada tahun
2004 terdapat 4 instalasi pengolahan air, 1 instalasi pengolahan air yang air bakunya dari mata
air dan 3 instalasi pengolahan dari air sungai. Dua instalasi pengolahan air sungai
dibangun dan dioperasikan oleh PDAM Tirtanadi sendiri sedangkan satu instalasi dibangun
oleh PT. Tirta Lyonnaise Medan dan dioperasikan dengan sistem BOT. Disamping 4 instalasi
pengolahan air tersebut ada unit-unit pengolahan kapasitas kecil untuk sumur bor berupa
sistem Ferro filter.
IPA Sibolangit
Bangunan pengolahan air mata air Sibolangit merupakan bangunan pengolahan pertama yang
dibangun pada zaman Belanda tahun 1907. Bangunan pengolahan ini adalah sistem aerasi
untuk menurunkan CO2 agresif dengan sistem pemancaran air dari mata air didalam
bangunan tertutup. Selanjutnya untuk proses kimia digunakan kapur/soda ash untuk netralisasi
pH dan kaporit/sodium hipochlorit sebagai desinfektan.
IPA Sunggal
Intalasi Pengolahan Air Sunggal merupakan IPA dengan pengolahan lengkap yang pertama
dibangun PDAM Tirtanadi pada tahun 1969 secara bertahap dimulai dengan 300 liter/detik
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 9
hingga akhirnya berkapasitas menjadi 1.500 liter/detik. Sumber air baku yang digunakan
adalah air dari sungai Deli dan instalasi pengolahan air ini terdiri dari bendungan, bak
prasedimentasi, clarifier, filter dan reservoir serta dilengkapi dengan Screen/saringan air baku,
fasilitas gas chloor, intake, pompa air baku, pompa distribusi, genset, gudang kimia,
laboratorium, dan ruang scada.
IPA Deli Tua
Intalasi Pengolahan Air Deli Tua menggunakan air baku dari sungai Deli dan merupakan IPA
lengkap kedua yang dibangun PDAM Tirtanadi pada tahun 1989 secara bertahap, dimulai dari
350 liter/detik hingga selesai tahap terakhir kapasitasnya menjadi 1.400 liter/detik. Bangunan
pengolahan air di IPA Deli Tua mirip dengan bangunan pengolahan Sunggal, terdiri dari
bendungan, bak presedimentasi, clarifier, filter dan reservoir serta dilengkapi dengan
Screen/saringan air baku, fasilitas gas chloor, intake, pompa air baku, pompa distribusi,
genset, gudang kimia, laboratorium, dan ruang scada
.
2.2.3. Gambaran Distribusi
Distribusi air bersih ke konsumen di daerah pelayanan 1(kota Medan dan sekitarnya)
dilakukan selama 24 jam/hari. Pendistribusian ini dilakukan secara pemompaan, baik
langsung dari reservoir produksi maupun melalui reservoir distribusi/booster, kecuali
pendistribusian air dari IPA Sibolangit yang terletak pada elevasi + 400 m diatas permukaan
laut, dilakukan secara gravitasi.
Pada insatalasi pengolahan air dan jaringan distribusi ini terdapat 17 reservoir dengan total
kapasitas design 94.000 m3. namun kapasitas effektif dari reservoir tersebut hanya 61.700 m
3
atau kurang lebih 66% dari kapasitas design. Hal ini diduga sebagai salah satu penyebab tidak
baiknya pelayanan air ke konsumen.
Dalam rangka pembangunan IPA Hamparan Perak dan IPA Belumai 2, juga dibangun
reservoir distribusi Cemara asri dengan kapasitas 4,000 m3. Secara garis besar, reservoir ini
dapat dibagi menjadi 2 jenis reservoir, yaitu :
1. Reservoir produksi, 2 unit di IPA Sunggal dan IPA Deli Tua.
2. Reservoir distribusi, 15 unit.
Reservoir produksi ini tidak hanya menampung air hasil produksi dan mengalirkannya ke
reservoir distribusi, tapi juga ada yang langsung dipompakan ke jaringan distribusi.
Reservoir produksi/distribusi ini dilengkapi dengan pompa distribusi sebagai berikut :
1. Total pompa pada seluruh reservoir produksi adalah 17 unit pompa distribusi.
2. Total pompa pada seluruh reservoir distribusi adalah 56 unit pompa distribusi.
Untuk mengukur volume air yang dialirkan ke jaringan pipa distribusi, sebagian dari reservoir
ini dilengkapi dengan meter air, dan sebagian lagi tidak dilengkapi dengan meter air. Dari
meter air yang terpasang, tidak seluruhnya dalam kondisi baik. Untuk jelasnya data reservoir,
pompa distribusidan meter air serta daerah pelayanan dari tiap
reservoir, dapat dilihat pada tabel 18.
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 10
Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 11
2.2.6. Tarif Air
Golongan pemakai air minum dibagi atas :
1. Golongan I
Golongan I (Sosial Umum) terdiri dari :
1. Hidrant Umum
2. Kamar Mandi Umum
3. Tempat Peribadahan
2. Golongan II
Golongan II terdiri dari :
A. Sosial Khusus
1. Panti Asuhan
2. Terminal Air
3. Yayasan
B. Non Niaga
Rumah Tangga
3. Golongan III
Golongan III terdiri dari :
A. Instansi Pemerintah
1. Sekolah Negeri
2. Rumah Sakit Umum
3. Perkantoran Pemerintah dan BUMN
B. Niaga
1. Niaga Kecil
2. Niaga Menengah
a. Rumah Sakit Swasta / Klinik Swasta
b. Usaha air minum isi ulang
4. Golongan IV
Golongan IV merupakan Golongan Khusus yang tidak termasuk Golongan I,
Golongan II dan Golongan III (Suplai air dengan tangki air)
Tabel 2.4 Struktur Tarif Biaya Air Minum
Kelompok Klasifikasi Pelanggan Tingkat
0 – 10 M3
Pemakaian
>10 M3
Biaya
Beban
Golongan I Sosial Umum
1. Hidrant umum
2. Kamar Mandi
Umum
3. Rumah Ibadah
Rp. 2.100
Rp. 2.100
Rp. 2.100
Rp. 2.270
Rp. 2.270
Rp. 2.270
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Golongan II Sosial Khusus
1. Sekolah Negeri
2. Terminal Air
3. Yayasan
Non Niaga
1. Rumah Tangga
Rp. 2.270
Rp. 2.270
Rp. 2.270
Rp. 2.500
Rp. 2.160
Rp. 2.160
Rp. 2.160
Rp. 3.400
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Golongan III Instansi Pemerintah
1. Sekolah Negeri
2. Rumah Sakit Umum
3. Perkantoran
Rp. 2.838
Rp. 2.838
Rp. 2.838
Rp. 3.973
Rp. 3.973
Rp. 3.973
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 12
Pemerintah dan
BUMN
Niaga
1. Niaga Kecil
2. Niaga Menengah
(Rumah Sakit
Swasta/Klinik
Swasta dan Usaha
Air Minum Isi
Ulang)
Rp. 2.838
Rp. 2.838
Rp. 3.973
Rp. 3.973
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Golongan IV Khusus
Tidak termasuk
Golongan I, II, III dan
IV
(Suplay air dengan
tangki air)
Kesepakatan
dengan
Pelanggan
Kesepakatan
dengan
Pelanggan
TARIF BIAYA PEMASANGAN INSTALASI SAMBUNGAN BARU, BIAYA
PENGGANTIAN WATER METER, BIAYA PENYAMBUNGAN KEMBALI, BALIK
NAMA, PINDAH ALAMAT DAN PENURUNAN/KENAIKAN KLASIFIKASI
PELANGGAN
1) Pada bangunan yang terletak di lokasi yang ada pipa jaringan distribusi untuk jarak
0 s/d 6 meter dari pipa distribusi atau 0 s/d 2 meter dari dalam pagar dengan ukuran 0 -
½” dikenakan biaya sebesar :
a. Untuk Golongan Sosial Rp. 600.000
b. Untuk Golongan Niaga Rp. 800.000
2) Biaya Pemasangan dan Penyambungan baru dengan ukuran water meternya diatas
ukuran ½” dikenakan tambahan biaya sebagai berikut :
a. Water Meter Ukuran ¾” Rp. 535.000
b. Water Meter Ukuran 1” Rp. 890.000
c. Water Meter Ukuran 1 ¼” Rp. 1.315.000
d. Water Meter Ukuran 1 1/5” Rp. 2.250.000
e. Water Meter Ukuran 2” Rp. 7.300.000
f. Water Meter Ukuran 3” Rp. 8.200.000
g. Water Meter Ukuran 4” Rp. 10.200.000
3) Biaya penyambungan kembali karena diputuskan sementara untuk semua golongan
pelanggan dikenakan biaya sebesar Rp. 150.000
4) Biaya pemasangan dibebankan maksimum 25% dari harga bahan atau alat yang
dibutuhkan sesuai dengan hasil opname dibebankan pada pelanggan
5) Pelanggan yang memindahkan haknya kepada orang lainnya (balik nama)
dikenakan biaya Rp.100.000
6) Biaya administrasi pemindahan alamat yang digunakan untuk kebutuhan teknik
survey lapangan dikenakan biaya sebesar Rp. 100.000
7) Biaya perubahan penurunan atau kenaikan klasifikasi pelanggan dikenakan biaya
sebesar Rp.150.000
8) Bagi pelanggan yang tidak memakai Water Meter, pemakaian air ditetapkan
sebanyak 30 m³ setiap bulannya dan dihitung sesuai tarif yang berlaku.
Tugas Besar Penyediaan dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 13
DENDA 1) Keterlambatan pembayaran rekening air dikenakan denda sebesar Rp.10.000 setiap
bulan keterlambatan.
2) Setiap pelanggan dapat dikenakan denda karena :
a. Pengambilan air dengan pipa ½” : Rp. 200.000 / Kasus
b. Pengambilan air dengan pipa ¾” : Rp. 350.000 / Kasus
c. Pengambilan air dengan pipa 1” : Rp. 700.000 / Kasus
d. Pengambilan air dengan pipa diatas 1” : Rp. 700.000 / Kasus
e. Memutuskan atau merusak segel : Rp. 100.000 / Kasus
f. Nomor Register hilang : Rp. 50.000 / Kasus
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) III - 1
BAB III
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR PENDUDUK KELURAHAN SEI MATI
3.1. Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Sei Mati tahun 2013 menurut informasi dari BPS tahun
2014 sebesar 7.960 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kelurahan Sei Mati berada di angka 0,264%
pertahun. Oleh sebab itu diperkirakan pada akhir tahun 2034 maka diperkirakan penduduk
Kelurahan Sei Mati akan mencapai jumlah sebesar 8.413 jiwa. Kepadatan penduduk di
Kelurahan Sei Mati adalah yang paling padat diantara kelurahan lainnya di Kecamatan Medan
Maimun, yaitu mencapai 30.609 jiwa per Km2
Selanjutnya melalui penggunaan metoda aritmatika, geometri dan least square dengan
menggunakan perhitungan jumlah penduduk dari tahun 2010 – 2013 tersebut maka rumus
perhitungan aritmatika, geometri dan least square berikut berikut menjadi dasar dalam
perhitungan proyeksi seperti yang ditampilkan dalam Tabel 3.1.
Metoda Rata-Rata Aritmatik :
Metoda ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang selalu naik secara
konstan dan dalam kurun waktu yang pendek.
Pn = Po + r (dn)
Pn = Jumlah penduduk proyeksi tahun n
Po = Jumlah penduduk proyeksi tahun awal proyeksi
r = Rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun
dn = Kurun waktu proyeksi
Metode Geometri
Proyeksi dengan metoda ini menganggap bahwa perkembangan penduduk secara otomatis
berganda. Dengan pertambahan penduduk awal. Metoda ini memeperhatikan suatu saat terjadi
perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan penduduk mendekati
maksimum.
Dengan rumus :
Pn = Po ( 1 + r )n
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) III - 2
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan penduduk tiap tahun dalam persen
n = jumlah rentang tahun dari awal hingga tahun n
Metoda Selisih Kuadrat Minimum (Least Square) :
Metoda ini digunakan untuk garis regresi linear yang berarti bahwa data perkembangan
penduduk masa lampau menggambarkan kecenderungan garis linear, meskipun
perkembangan penduduk tidak selalu bertambah. Metoda ini dilakukan untuk mendapatkan
hubungan antara sumbu Y (jumlah penduduk) dengan sumbu X (tahun) dengan cara menarik
garis linear antara data-data tersebut, dan meminimkan jumlah pangkat dua dari masing-
masing penyimpangan jarak data-data dengan garis yang dibuat.
Y = a + b N
Y = Nilai variabel berdasarkan garis regresi
X = Variabel independen
a = Konstanta
b = Koefisien arah regresi linier
Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut :
Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu, maka konstanta a dapat ditentukan dengan
persamaan lain, yaitu :
Dimana Y’ dan X’ masing-masing adalah rata-rata untuk variabel Y dan X.
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) III - 3
3.2. Proyeksi Pertumbuhan Sambungan Langsung
a. Proyeksi Pertumbuhan Rumah Tangga
Di Kelurahan Sei Mati saat ini tercatat sejumlah 1.318 pelanggan. Diprediksi pada
tahun 2034 pelanggan akan meningkat menjadi 1405 SL.
b. Fasilitas Niaga
Saat ini jumlah pelanggan tipe Niaga di Kelurahan Sei Mati tercatat sebanyak 20 SL.
Diprediksi pada tahun 2034 jumlahnya akan meningkat menjadi 30 SL. Hal ini
dikarenakan luas wilayah yang kecil, yaitu 0,23 Km2 kepadatan penduduk yang sangat
tinggi, yaitu 30.609 jiwa per Km2
yang memungkinkan hanya sedikit penambahan
jumlah fasilitas perniagaan.
c. Fasilitas Instansi Pemerintah dan institusi
Saat ini jumlah SL yang tercatat untuk kategori instansi pemerintah adalah sejumlah
10 SL. Pada tahun 2034 diprediksi jumlahnya akan meningkat menjadi 13 SL. Hal ini
dikarenakan luas wilayah yang kecil, yaitu 0,23 Km2 kepadatan penduduk yang sangat
tinggi, yaitu 30.609 jiwa per Km2
yang memungkinkan hanya sedikit penambahan
jumlah fasilitas instansi pemerintah dan institusi.
d. Fasilitas Peribadatan
Saat ini jumlah SL yang tercatat untuk kategori sarana peribadatan adalah sejumlah 8
SL. Pada tahun 2034 diprediksi jumlahnya akan meningkat menjadi 10 SL. . Hal ini
dikarenakan luas wilayah yang kecil, yaitu 0,23 Km2 kepadatan penduduk yang sangat
tinggi, yaitu 30.609 jiwa per Km2
yang memungkinkan hanya sedikit penambahan
jumlah fasilitas peribadatan.
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) III - 4
3.3. Proyeksi Kebutuhan Air Minum
Pertimbangan – pertimbangan yang digunakan dalam menentukan besaran
penggunaan / kebutuhan air bersih baik untuk penduduk maupun fasilitas perkotaan
adalah:
i. Data pengamatan / hasil survey lapangan terhadap penduduk, standar
penggunaan air oleh masyarakat pada tahun 2013 adalah sebesar 100 l/org/h.
ii. Tingkat pertumbuhan ekonomi atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.
iii. Standar kebutuhan air bersih yang dikeluarkan oleh Dep. PU dalam hal ini Dirjen
CK.
iv. Proyeksi standar pemakaian/ penggunaan air minum oleh masyarakat Kota
Takengon pada tahun 2034 yakni sebesar 121 l/org/h.
Berdasarkan pertimbangan – pertimbangan di atas maka direncanakan proyeksi
kebutuhan air untuk penduduk hingga tahun 2034 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Proyeksi Kebutuhan Air Kelurahan Sei Mati Hingga Tahun 2034
No Tahun Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Tingkat
Pelayanan
(%)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
terlayani
Jumlah
Standar
Kebutuhan
Air
(l/org/hari)
Total
Kebutuhan Air
(l/det)
Debit
Harian
(l/det)
Debit
Puncak
(l/det)
1 2010 7897 60.02 4740 81 8.144 89.1 137.7
2 2011 7909 64.47 5099 82 8.257 90.2 139.4
3 2012 7913 65.1 5151 88 8.865 96.8 149.6
4 2013 7960 66.2 5270 99 10.033 108.9 168.3
5 2014 7981 66.23 5286 100 10.161 110 170
6 2015 8002 66.25 5302 101 10.290 111.1 171.7
7 2016 8023 66.28 5318 102 10.419 112.2 173.4
8 2017 8044 66.31 5334 103 10.548 113.3 175.1
9 2018 8066 66.33 5350 104 10.680 114.4 176.8
10 2019 8087 66.36 5366 105 10.811 115.5 178.5
11 2020 8108 66.39 5383 106 10.942 116.6 180.2
12 2021 8130 66.41 5399 107 11.075 117.7 181.9
13 2022 8151 66.44 5416 108 11.208 118.8 183.6
14 2023 8173 66.47 5432 109 11.342 119.9 185.3
15 2024 8194 66.49 5449 110 11.475 121 187
16 2025 8216 66.52 5465 111 11.611 122.1 188.7
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) III - 5
No Tahun Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Tingkat
Pelayanan
(%)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
terlayani
Jumlah
Standar
Kebutuhan
Air
(l/org/hari)
Total
Kebutuhan Air
(l/det)
Debit
Harian
(l/det)
Debit
Puncak
(l/det)
17 2026 8238 66.55 5482 112 11.747 123.2 190.4
18 2027 8259 66.57 5498 113 11.882 124.3 192.1
19 2028 8281 66.6 5515 114 12.019 125.4 193.8
20 2029 8303 66.63 5532 116 12.262 127.6 197.2
21 2030 8325 66.65 5549 117 12.401 128.7 198.9
22 2031 8347 66.68 5566 118 12.540 129.8 200.6
23 2032 8369 66.71 5583 119 12.679 130.9 202.3
24 2033 8391 66.73 5600 120 12.820 132 204
25 2034 8413 66.76 5617 121 12.960 133.1 205.7
Sumber : Analisa dan perhitungan,
3.4. Total Kebutuhan Air
a. Total Kebutuhan Air
Hingga tahun 2018 MDG sebesar 115,5 l/det
Hingga tahun 2023 sebesar 11,34 l/det
Hingga tahun 2028 sebesar 12,01 l/det
Hingga tahun 2033 sebesar 12,81 l/det
b. Kebutuhan Hari Maksimum
Hingga tahun 2018 MDG sebesar 160 l/det
Hingga tahun 2023 sebesar 119,9 l/det
Hingga tahun 2028 sebesar 125,4 l/det
Hingga tahun 2033 sebesar 132 l/det
c. Kebutuhan Jam Puncak
Hingga tahun 2018 MDG sebesar 243 l/det
Hingga tahun 2023 sebesar 185,3 l/det
Hingga tahun 2028 sebesar 193,8 l/det
Hingga tahun 2033 sebesar 204 l/det
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) IV-1
BAB IV
RENCANA SISTEM PENGENDALIAN AIR MINUM KELURAHAN SEI MATI
4.1. Evaluasi Sistem Eksisting
Hal yang perlu diperbaiki dalam sistem eksisiting adalah pemanfaatan fasilitas yang telah
tersedia. Kapasitas Instalasi perlu ditingkatkan untuk melayani kebutuhan air masyarakat di
Kelurahan Sei Mati, total kebutuhan air masyarakat di Kelurahan Sei Mati hingga tahun 2019
sebesar 15,89 l/det.
4.2. Perencanaan Kapasitas Aliran Dalam Jaringan Pipa
Berdasarkan kapasitasnya, Intake yang digunakan dapat melayani seluruh penduduk
Kelurahan Sei Mati. Namun, dalam perencanaan ini, daerah pelayanan akan dibatasi menjadi
enam buah blok dimana setiap daerah pelayanan akan dilalui pipa yang digunakan untuk
mengalirkan air ke masing-masing pelanggan dengan panjang pipa yang disesuaikan dalam
Tabel 4.1 berikut, menunjukan hasil perhitungan untuk besarnya aliran pada tiap pipa untuk
tiap blok. (Hasil Analisis, 2015).
Tabel 4.1 Debit Harian Puncak Pada Masing-Masing Blok
No. Luas Jumlah Debit Harian
Wilayah
(Ha)
Penduduk
(Jiwa)
Puncak (l/det)
BLOK1 3.68 1346 2.54
BLOK2 3.91 1430 2.70
BLOK3 4.37 1598 3.02
BLOK4 3.68 1346 2.54
BLOK5 4.14 1514 2.86
BLOK6 3.22 1178 2.22
Total 23 12738 15.89
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) IV-2
Tabel 4.2 Kapasitas Aliran dalam Jaringan Pipa
NO L (panjang pipa)
m
Qo (L/detik)
Blok 1 230 0.79
160 0.55
202 0.69
150 0.51
Blok 2 143 0.54
202 0.77
137 0.52
227 0.86
Blok 3 246 0.90
160 0.58
226 0.83
195 0.71
Blok 4 226 0.84
137 0.51
252 0.93
72 0.27
Blok 5 231 0.78
195 0.66
253 0.85
169 0.57
Blok 6 253 0.86
72 0.25
253 0.86
72 0.25
Dari Tabel 4.1 diatas dapat dilihat besarnya kapasitas aliran dalam jaringan pipa untuk
pembagian blok di Kelurahan Sei Mati yaitu dilihat dari panjang pipa, yaitu pipa terpanjang
berada pada blok 6 sepanjang 253 meter dengan kapasitas pengaliran sebesar 0.86 l/det dan
pipa terpendek berada pada blok 6 sepanjang 72 meter dengan kapasitas pengaliran sebesar
0,25 l/det. Perencanaan jaringan pipa ini sesuai dengan debit arian puncak masing-masing
blok masyarakat hingga tahun 2034, sehingga dapat diketahui diameter dan panjang pipa yang
akan digunakan untuk melayani masing-masing blok di Kelurahan Sei Mati.
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) IV-3
4.3. Perencanaan SPAM dengan menggunakan EPANET
Gambar 4.1 Pembagian blog Kelurahan Sei Mati
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) IV-4
Pada Gambar 4.2. hasil running epanet diatas, menunjukan bahwa ada 38 cabang yang
akan dilalui oleh air bersih tersebut, dimana pada gambar 4.1 menunjukan letak reservoir
berada pada elevasi yang sama dengan daerah pelayanan sehingga tidak diperlukan
pompa dalam distribusi air dan menunjukan cabang pertama perencanaan pipa distribusi
yang akan melayani masyarakat di Kelurahan Sei Mati. Dari hasil running program
Epanet 2.0 didapatkan desain teknis seperti berikut:
Debit pengaliran pada tiap jalur pipa didapat berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan
jam puncak masyarakat Kelurahan Sei Mati yaitu sebesar 15.89 lt/detik. Dengan jam
puncak pada blok 1 sebesar 2.54 l/det, blok 2 sebesar 2.70 l/det, blok 3 sebesar 3.02
Gambar 4.2 Skema Jalur Pipa Pada Pengoperasian Epanet 2.0
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) IV-5
l/det, blok 4 sebesar 2.54 l/det, blok 5 sebesar 2.86 l/det, dan blok 6 sebesar 2.22
l/det.
Panjang pipa distribusi yang direncanakan dari reservoir hingga titik pelayanan terjauh
adalah pada titik terjauh pipa distribusi yang mengaliri blok 1-6 di Kelurahan Sei
Mati, dan Pipa distribusi rencana terdiri dari pipa primer dengan jenis pipa AW 4”
yang memiliki diameter dalam pipa yaitu 114 mm yang ditunjukan pada epanet
yaitu dari node 24 yaitu pipe 2 hingga node 2 yaitu pipe 36 dengan panjang wilayah
1048 m dan pipa yang digunakan sebanyak 6 pipa.
Pipa distribusi rencana terdiri dari pipa sekunder dengan jenis pipa AW 3” yang
memiliki diameter dalam pipa yaitu 89 mm yang ditunjukan pada epanet dari node
12 pipe 8 hingga node 4 yaitu pipe 30 dengan panjang wilayah 2259 m dan pipa
yang digunakan sebanyak 19 pipa.
Pipa distribusi rencana terdiri dari pipa tersier jenis pipa AW 3/4” yang memiliki
diameter dalam pipa yaitu 26 mm pada epanet dari node 29 yaitu pipe 9 hingga
node 8 yaitu pipe 36 dengan panjang wilayah 1100 m dan
pipa yang digunakan sebanyak 11 pipa.
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) IV-6
Pada Gambar 4.3 menunjukkan perencanaan diameter pipa pada masing- masing pipa yang
melalui tiap blok di Kelurahan Sei Mati. Perhitungan diameter pipa dapat diasumsikan sesuai
dengan debit harian puncak pada pembagian tiap blok. Pada gambar diatas terlihat
perencanaan diameter pipa dari reservoir ke pipa primer sebesar 114 mm. Diameter rata – rata
pipa primer yang akan digunakan sebesar 114 mm , untuk pipa sekunder sebesar 89 mm, dan
untuk pipa tersier sebesar 26 mm.
Gambar 4.3 Skema Perencanaan Diameter Pipa Pada Pengoperasian Epanet 2.0
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) IV-7
Pada Gambar 4.4 menunjukkan perencanaan debit pengaliran pada masing – masing pipa
pada pengoperasian Epanet 2.0. Debit pengaliran diperoleh dari perhitungan debit harian
puncak dan perhitungan asumsi diameter pipa. Dengan perencanaan debit pada pengoperasian
epanet 2.0 diharapkan dalam aplikasi dilapangan dapat memenuhi kebutuhan air masayarakat
di Kelurahan Sei Mati secara menyeluruh.
Gambar 4.4 Skema Perencanaan Debit Pada Pengoperasian Epanet 2.0
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah (130407018) Dhia Darin Silfi (130407028) IV-8
Pada Gambar 4.5 hasil running epanet 2.0 menunjukkan unit headloss pada perencanaan
distribusi air minum di Kelurahan Sei Mati pada jam puncak pemakaian air, dengan angka
headloss berkisar ada 3 buah pipe yang menunujukkan unit headloss dengan angka kecil yang
masing-masing sebesar 0.01, 0.02 dan 0.07. \
Gambar 4.5 Skema Unit Headloss Pada Pengoperasian Epanet 2.0
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah( 130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
V -1
BAB V
DISKUSI/ANALISA
Jumlah penduduk Kelurahan Sei Mati tahun 2014 menurut informasi dari BPS sebesar
7981 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kelurahan Sei Mati dari tahun 2010 – 2034 menunjukkan
peningkatan sebesar 0.264% setiap tahunnya. Oleh sebab itu diperkirakan pada akhir tahun
2034 maka diperkirakan penduduk Kelurahan Sei Mati akan mencapai jumlah sebesar 8413
jiwa.
Total kebutuhan air Kelurahan Sei Mati juga diprediksi meningkat setiap tahunnya. Pada
tahun 2010 total kebutuhan air Kelurahan Sei Mati adalah 8,144 l/detik, hingga tahun 2034
meningkat menjadi 12,960 l/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Kebutuhan Air Kelurahan Sei Mati Hingga Tahun 2034
No Tahun Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Tingkat
Pelayanan
(%)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
terlayani
Jumlah
Standar
Kebutuhan
Air
(l/org/hari)
Total
Kebutuhan Air
(l/det)
Debit
Harian
(l/det)
Debit
Puncak
(l/det)
1 2010 7897 60.02 4740 81 8.144 89.1 137.7
2 2011 7909 64.47 5099 82 8.257 90.2 139.4
3 2012 7913 65.1 5151 88 8.865 96.8 149.6
4 2013 7960 66.2 5270 99 10.033 108.9 168.3
5 2014 7981 66.23 5286 100 10.161 110 170
6 2015 8002 66.25 5302 101 10.290 111.1 171.7
7 2016 8023 66.28 5318 102 10.419 112.2 173.4
8 2017 8044 66.31 5334 103 10.548 113.3 175.1
9 2018 8066 66.33 5350 104 10.680 114.4 176.8
10 2019 8087 66.36 5366 105 10.811 115.5 178.5
11 2020 8108 66.39 5383 106 10.942 116.6 180.2
12 2021 8130 66.41 5399 107 11.075 117.7 181.9
13 2022 8151 66.44 5416 108 11.208 118.8 183.6
14 2023 8173 66.47 5432 109 11.342 119.9 185.3
15 2024 8194 66.49 5449 110 11.475 121 187
16 2025 8216 66.52 5465 111 11.611 122.1 188.7
17 2026 8238 66.55 5482 112 11.747 123.2 190.4
18 2027 8259 66.57 5498 113 11.882 124.3 192.1
19 2028 8281 66.6 5515 114 12.019 125.4 193.8
20 2029 8303 66.63 5532 116 12.262 127.6 197.2
21 2030 8325 66.65 5549 117 12.401 128.7 198.9
22 2031 8347 66.68 5566 118 12.540 129.8 200.6
23 2032 8369 66.71 5583 119 12.679 130.9 202.3
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah( 130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
V -2
No Tahun Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Tingkat
Pelayanan
(%)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
terlayani
Jumlah
Standar
Kebutuhan
Air
(l/org/hari)
Total
Kebutuhan Air
(l/det)
Debit
Harian
(l/det)
Debit
Puncak
(l/det)
24 2033 8391 66.73 5600 120 12.820 132 204
25 2034 8413 66.76 5617 121 12.960 133.1 205.7
Berdasarkan data diatas perlu dilakukan penambahan reservoir dalam melakukan
perencanaan untuk tahun 2034 karena peninggkatan kebutuhan air di Kelurahan pada tahun
2034 mencapai angka 12,960 l/det. Dengan penambahan reservoir ini diharapkan semua
kebutuhan air masyarakat Kelurahan Sei Mati dapat terpenuhi.
Perhitungan :
Jumlah penduduk tahun 2010 = 7897 jiwa
Jumlah standar kebutuhan air = 81 l/org/hari
Kebutuhan air pada tahun 2010 = Jumlah penduduk x standar kebutuhan air
= 7897 jiwa x 81 l/org/hari = 8,144 l/det
Jumlah penduduk tahun 2011 = 7909
Jumlah standar kebutuhan air = 82 l/org/hari
Kebutuhan air pada tahun 2011 = Jumlah penduduk x standar kebutuhan air
= 7909 jiwa x 82 l/org/hari = 8,257 l/det
Jumlah penduduk tahun 2012 = 7913
Jumlah standar kebutuhan air = 88 l/org/hari
Kebutuhan air pada tahun 2012 = Jumlah penduduk x standar kebutuhan air
= 7913 jiwa x 88 l/org/hari = 8,625 l/det
Jumlah penduduk tahun 2013 = 7960
Jumlah standar kebutuhan air = 99 l/org/hari
Kebutuhan air pada tahun 2013 = Jumlah penduduk x standar kebutuhan air
= 7960 jiwa x 99 l/org/hari = 10,033 l/det
Jumlah penduduk tahun 2014 = 7981
Jumlah standar kebutuhan air = 100 l/org/hari
Kebutuhan air pada tahun 2014 = Jumlah penduduk x standar kebutuhan air
= 7981 jiwa x 100 l/org/hari = 10,161 l/det
Jumlah penduduk tahun 2015 = 8002
Jumlah standar kebutuhan air = 101 l/org/hari
Kebutuhan air pada tahun 2015 = Jumlah penduduk x standar kebutuhan air
= 8002 jiwa x 101 l/org/hari = 10,290 l/det
Jumlah penduduk tahun 2025 = 8216
Jumlah standar kebutuhan air = 111 l/org/hari
Kebutuhan air pada tahun 2025 = Jumlah penduduk x standar kebutuhan air
= 8216 jiwa x 111 l/org/hari = 11,61 l/det
Jumlah penduduk tahun 2030 = 8325
Jumlah standar kebutuhan air = 117 l/org/hari
Kebutuhan air pada tahun 2030 = Jumlah penduduk x standar kebutuhan air
= 8325 jiwa x 117 l/org/hari = 12,401 l/det
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah( 130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
V -3
Jumlah penduduk tahun 2034 = 8413
Jumlah standar kebutuhan air = 121 l/org/hari
Kebutuhan air pada tahun 2034 = Jumlah penduduk x standar kebutuhan air
= 8413 jiwa x 121 l/org/hari = 12,960 l/det
a. Analisa perhitungan hasil program epanet dengan perhitungan manual
Untuk menguji keakuratan analisis dari program epanet akan dilakukan perhitungan
manual sebagai kalibrasi dari program epanet. Perbandingan perhitungannya dilakukan
terhadap hasil kehilangan tinggi tekan suatu jaringan pipa dengan menggunakan
persamaan Hazen-Williams karena pada umumnya jaringan perpipaan di Indonesia
menggunakan persamaan tersebut, baik jaringan transmisi maupun distribusi.
Rumus persamaan Hazzen – William sebagai berikut.
87.485.1
85.165.10
DxC
QxLxHf
Dimana: Hf= kehilangan tekanan (m)
L = panjang pipa (m)
Q = debit aliran (m3/det)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
Adapun sebagai contoh perhitungan seperti berikut.
A Q B
Diketahui:
Nama pipa : Pipe 36 (Pipa Primer blok 1)
L = 230 m
D = 114 mm
CH-W = 120
Q = 0.79 lt/detik
Hf = 0.64 (hasil analisa EPANET)
Penyelesaian:
LDC
QHf
85,1
63,22785,0
230114,01202785,0
00079,085,1
63,2
Hf
Hf 2 = 0,02
(OK)
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah( 130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
V -4
Dari hasil running node diketahui sisa tekan atau head tiap node pipa tidak berbeda
jauh dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dimana sisa tekan pada hasil running
epanet pada pipa primer adalah 0,64 dan pada perhitungan menggunakan rumus
persamaan Hazzen – William didapat hasil 0,02. Begitu juga dengan sisa tekan pada titik
pipa lain tidak berbeda jauh antara hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan
epanet.
Sedangkan dari hasil running pada links merupakan hasil (output) dari perhitungan
menggunakan program epanet dengan menginput data panjang pipa, diameter pipa dan
faktor kekasaran Hazzen – William, maka diperoleh besarnya debit yang mengalir dalam
pipa, unit headloss, faktor friksi atau gesekan dari aksesoris serta tekanan air dari masing-
masing titik/node/junction yang dapat digunakan sebagai analisa dalam menentukan
operasi instalasi, pompa dan reservoir.
b. Reservoir
Dalam perencanaan terdapat reservoir yang terletak di sejauh 100 m dari daerah
pelayanan. Reservoir pada perencanaan ini terletak pada ketinggian +200.00 mdpl.
Jenis reservoir pada perencanaan ini adalah Ground Reservoir .Perencanaan kapasitas
reservoir didasarkan pada kebutuhan jam puncak dengan perhitungan jumlah dari
surplus maksimum, yaitu 1/6-1/3 dari kebutuhan puncak harian sebagai pertimbangan
untuk menyimpan cadangan air pada reservoir.
Volume reservoir = 1/6 x l7.772,48 m3/hari
= 2.962,08 m3
≈ 2963 m3
Jadi kapasitas reservoir dapat dibangun dengan ukuran ,yaitu:
(33.9x35x2.5) m
Gambar 5.1 Ilustrasi bangunan reservoir
Pada perencanaan ini reservoir akan dibuat terletak diatas tanah dan tidak menggunakan
kaki atau peninggi. Reservoir ini berbentuk persegi empat, dengan panjang 33,9 meter,
lebar 35 meter dan tinggi 2,5 meter untuk menampung dan menyimpan cadangan air
dimana struktur bangunannya dibuat dari campuran beton bertulang dengan tebal
dindingnya 20 cm.
2,5 m
35 m
33,9 m
Tugas Besar Penyaluran dan Distribusi Air Minum
Rodiatun Mardiah( 130407018) Dhia Darin Silfi (130407028)
VI -1
BAB VI
KESIMPULAN
Jumlah penduduk Kelurahan Sei Mati tahun 2014 menurut informasi dari BPS sebesar
7981 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kelurahan Sei Mati dari tahun 2010 – 2034 menunjukkan
peningkatan sebesar 0.264% setiap tahunnya. Oleh sebab itu diperkirakan pada akhir tahun
2034 maka diperkirakan penduduk Kelurahan Sei Mati akan mencapai jumlah sebesar 8413
jiwa.
Total kebutuhan air Kelurahan Sei Mati juga diprediksi meningkat setiap tahunnya. Pada
tahun 2010 total kebutuhan air Kelurahan Sei Mati adalah 8,144 l/detik, hingga tahun 2034
meningkat menjadi 12,960 l/detik.
Yang perlu diubah dari sistem eksisiting adalah peningkatan jumlah daerah pelayanan.
PDAM Tritanadi hanya melayani 79,5% dari jumlah penduduk yang ada. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan air pada tahun 2034, diperlukan reservoir dengan ukuran 33,9 m x 35
m x 2,5 m untuk menampung air 2963m3 setiap harinya.