Upload
truongtruc
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU
Eddy Sumardi, Yuano Rezki, Alanda Idral Kelompok Program Penelitian Panas Bumi
SARI
Daerah panas bumi Wapsalit termasuk dalam wilayah kec. Waeapo, kabupaten Buru, Propinsi Maluku. Pola anomali tinggi yang berada dibagian baratdaya yaitu sekitar Dusun Wapsalit diduduki oleh batuan malihan (pilit, sekis dan kuarsit), dimana mata air panas Wapsalit (titik B3000) ditemukan, demikian juga mata air panas Metar (D4000) muncul pada daerah anomali tinggi.
Sistem panas bumi Wapsalit memperlihatkan manifestasi permukaan yang luar biasa dengan temperatur air panas sekitar 101.5 – 105.2 0C, dengan pH 9.0, ubahan hidrotermal yang luas dan endapan sulfur.
Secara geologi daerah ini ditutupi oleh batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit) yang berumur Perm, diukuti oleh satuan batuan sedimen (batu pasir dan lempung) berumur Miosen, batuan undak sungai dan endapan alluvium berumur kuarter. Dari data pengukuran gaya berat di daerah Wapsalit terlihat adanya anomali bouguer rendah dibagian utara dan baratlaut daerah penyelidikan yang diperkirakan merupakan ubahan batuan dari batuan malihan. Sedangkan anomaly bouguer positif terlihat menutupi bagian selatan yang diperkirakan sebagai intrusi minor batuan beku berupa laccoliths atau sills dan juga diperkirakan sebagai sumber panas (heat source) untuk system panas bumi di daerah Wapsalit. Sedangkan dari anomali geomagnet total, anomali magnet sedang terlihat menyebar di daerah penyelidikan bagian tengah dan tenggara/selatan ditafsirkan sebagai batuan metamorfik yang agak lapuk yang mempunyai hubungan dengan mata air panas yang ada di daerah penelitian.
Kata Kunci: Wapsalit, Metar, Waeapo, Buru, anomali, Gaya Berat, Geomagnet.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PENDAHULUAN Lokasi Daerah Penyelidikan
Secara administratif daerah panas bumi Wapsalit termasuk dalam wilayah kec. Waeapo, kabupaten Buru, Propinsi Maluku, (gambar 1). Daerah penyelidikan berada pada posisi geografis antara 126º47’40’’- 126º56’47’’ BT dan 3º34’16’’- 3º26’09’’ LS atau pada 9608000 - 9620000mU dan 257000 – 271000 mT, dengan luas daerah sekitar ± 12 x 14 km2. Daerah penyelidikan dapat dicapai dari Bandung ke Lokasi dengan menggunakan kendaraan darat, laut dan udara. Dari Bandung ke Jakarta dengan menggunakan kendaraan roda empat ditempuh selama 3 jam, Selanjutnya dari Jakarta ke Ambon dengan mengunakan pesawat udara, ditempuh selama 3 jam, kemudian dari Ambon ke Namlea dilanjutkan dengan menggunakan kapal Ferry atau kapal cepat, ditempuh selama 4 -10 jam dan akhirnya dari Namlea ke lokasi penyelidikan ditempuh dengan kendaraan darat selama 1 ½ jam. Geologi Daerah Penyelidikan Secara geomorfologi daerah ini dibagi menjadi 3 satuan morfologi yaitu; 1. Satuan morfologi perbukitan terjal, 2. Satuan morfologi perbukitan sedang dan 3. Satuan pedataran. Sedangkan secara geologi daerah penyelidikan dibagi menjadi 3 satuan batuan yaitu ; 1. Satuan batuan malihan yang terdiri dari batuan sekis, pilit dan kuarsit, 2. Satuan batuan Lempung dan 3. Satuan batuan alluvium (Gambar 2). Struktur geologi yang berkembang didaerah penyelidikan berupa sesar-sesar mendatar yang mempunyai trend hampir utara-selatan, sedangkan sesar-sesar normalnya berkembang dengan trendnya hampir berarah barat-timur. Manifestasi Panas Bumi Manifestasi air panas pada daerah ini terdiri dari mata air panas Wapsalit-1 bertemperatur 101.5 °C (261.488 mT; 9.614.076 mU) dan Wapsalit-2 bertemperatur 105.5 °C (261.475 mT; 9.614.122 mU) yang muncul di tepi
Sungai Waekedang. Kemunculan mata air panas terdapat pada batuan malihan (sekis), di sekitarnya terdapat aluvium, batupasir, batupasir konglomeratan, dan lempung. Morfologi sekitar manifestasi berupa satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang, dengan ketinggian antara 10-200 mdpl. Manifestasi lainnya berupa tanah panas (hot ground) Wapsalit bertemperatur 80 °C. Di sekitarnya terdapat ubahan batuan ilit, muskovit dan mineral belerang. Selain itu, terdapat manifestasi berupa fumarola di Desa Wainetat (42 °C), di tepi Sungai Waeapo pada aluvium (279.700 mT; 9.627.770 mU),. dan di Desa Debowai (40°C) yang muncul pada aluvium di Desa Debowai (278.879 mT; 9.626.238 mU). Morfologi sekitar manifestasi fumarola adalah satuan pedataran yang tersusun oleh endapan sungai berupa kerakal, kerikil dan pasir lepas. Potensi sumberdaya spekulatif di daerah ini sebesar 90 MWe. GAYA BERAT Densitas Batuan Hasil dari pengukuran laboratorium memperlihatkan densitas batuan didaerah Wapsalit berkisar antara 1,78 – 2.,74 gram/cm3. dengan densitas rata-rata 2,47 gram/cm3 (Tabel 1). Analisa densitas batuan dengan menggunakan metoda Parasnis diperoleh harga densitas rata-rata 2,47 gram/cm3 (Gambar 4), selanjutnya untuk analisa data digunakan densitas 2,67 gram/cm3. Anomali Bouguer Regional Dari anomali Bouguer Regional ini terlihat jelas pemisahan anomali rendah, anomali sedang dan anomali tinggi (Gambar 5). Daerah yang mempunyai nilai anomali rendah (53-47 mgal) diperkirakan merefleksikan adanya batuan sedimen dikedalaman (satuan batuan lempung dan satuan batuan malihan yang telah terubah), hal ini terlihat dari pola anomalinya yang
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
lurus-lurus memperlihatkan gambaran struktur dalam dari batuan sedimen. Sedangkan yang mempunyai nilai sedang (53-58 mgal) diperkirakan diduduki oleh satuan batuan malihan (pilit, sekis, kuarsit yang berumur tua (Pra Tersier) yang merupakan basemen. Kemudian anomali regional tinggi (58 – 62 mgal) menempati daerah baratdaya hingga bagian tengah merefleksikan adanya batuan yang mempunyai densitas tinggi, yang diperkirakan merupakan batuan vulkanik ataupun plutonik yang tidak tersingkap didaerah penyelidikan. Anomali Bouguer Peta anomali Bouguer dengan nilai densitas yang didapat dari rata-rata densitas batuan kerak bumi mendapatkan koreksi densitas 2,67 gram/cm3. Peta anomali Bouguer ini (Gambar 6) memperlihatkan pola kontur yang relatif bervariasi dengan memperlihatkan pola anomali tinggi, anomali sedang maupun anomali rendah. Nilai anomali bouguer tinggi (56-64 mgal) muncul disebelah baratdaya dan selatan dengan trendnya mengarah kearah barat – timur. Nilai anomali bouguer sedang berada dibagian tengah, dengan trend dari arah barat kearah timur, dan kemudian ditengah berbelok kearah tenggara dan kemudian kearah timurlaut dari daerah penyelidikan. Pola anomali tinggi yang berada dibagian baratdaya yaitu sekitar Dusun Wapsalit diduduki oleh batuan malihan (pilit, sekis dan kuarsit), dimana mata air panas Wapsalit (titik B3000) ditemukan, demikian juga mata air panas Metar (D4000) muncul pada daerah anomali tinggi ini. Selanjutnya nilai anomali semakin rendah kearah barat laut, utara dan timurlaut daerah penyelidikan. Rendahnya nilai anomali dibagian baratlaut memperlihatkan bahwa daerah anomali rendah ini diduduki oleh batuan malihan (sekis dan pilit) yang telah mengalami ubahan menjadi ilit, sedangkan kuarsit yang disusun oleh mineral kuarsa tahan terhadap proses
ubahan (alterasi), dibagian tengah dan tenggara anomali ini menutupi daerah yang diduduki oleh batuan sedimen lempung. Nilai anomali bouguernya adalah (> 53 mgal), dimana pola anomalinya memperlihatkan daerah ini memiliki suatu rentang anomali bouguer dan gradien anomali yang relatief cukup besar. Kemudian anomali bouguer sedang (53 - 56 mgal) muncul dibagian barat, tengah dan timurlaut. Diperkirakan anomali sedang ini menduduki satuan batuan malihan yang belumt terubah atau masih segar (pilit, sekis dan kuarsit). Anomali Bouguer Sisa Anomali Sisa (Gambar 7), memperlihatkan anomali rendah (<-10 mgal) berada disebelah barat sekitar m.a.p Handeuleum, anomali sedang (–- 10 sampai 6 mgal) tanpak mendominasi daerah penyelidikan, sedangkan anomaly tinggi (> 6 mgal) tampak di bagian tengah sekitar m.a.p. Cikawah disebelah barat dan baratlaut. Pola anomali berarah timurlaut. - baratdaya. Peta anomali sisa Orde-2 memperlihatkan anomali rendah (> -0.5 mgal) berada disebelah barat, baratlaut, tengah, timur dan timurlaut dari daerah penyelidikan, semakin kearah tengah dan utara nilai anomali sisa menjadi sedang ( -0.5 – 2 mgal), dimana pola anomalinya berarah baratdaya - timurlaut. Peta anomali sisa orde-2 untuk densitas 2.67 gram/cm3 merupakan yang paling baik untuk dapat menggambarkan struktur, maka anomali sisa yang diperlihatkan adalah anomali sisa orde-2. Pada peta anomali sisa ini memperlihatkan struktur yang agak kompleks, dimana pola konturnya mempunyai nilai anomali positip dan anomali negatip serta membentuk kelompok-kelompok tersendiri. Namun pola anomali ini relatif memiliki persamaan dengan pola anomali bouguernya, hal ini diperkirakan karena pola anomali Bouguer di daerah penyelidikan secara dominan diakibatkan oleh struktur dalam. Dari peta ini terlihat
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
bahwa zona anomali rendah menempati sebagian besar bagian baratdaya, tenggara dan timur dan timurlaut. Sedangkan zona anomali tinggi muncul di bagian barat, utara, tengah dan timurlaut. Mata air panas Wapsalit dan mata air Metar juga muncul pada anomali tinggi ini. Yang menarik dari zona anomali tinggi ini adalah apakah zona anomali tinggi ini ditimbulkan oleh blok batuan dengan densitas yang relatif lebih tinggi dari pada batuan sekitarnya (batuan malihan) atau dari satuan batuan vulkanik yang belum muncul ke permukaan yang umurnya lebih muda dari batuan di sekitarnya. Dari kenampakan dipermukaan anomal sisa tinggi ini diduduki oleh batuan malihan (pilit, sekis dan kuarsit) yang tersebar di hampir semua daerah penyelidikan sedangkan intrusi atau dike batuan bekunya didaerah ini tidak tersingkap dipermukaan. Modeling 2D Gaya Berat Pembuatan model 2.5 D diambil dari anomali sisa orde-2 yang digambarkan pada penampang A-B dengan menggunakan program Geo-Model (Cooper, 2002). Pada penampangan A-B (gambar 8), batuan basemen yang merupakan batuan paling bawah adalah batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit) dengan densitas 2,47 gram/cm3
(kontras densitas 0,00). Dimulai pada ujung barat penampang A-B, tubuh batuan mempunyai kontras densitas -0,100 (densitas 2,37) sampai -0,915 (densitas 1,55 gram/cm3 ) dengan lebar sekitar 750 meter dengan kedalaman antara 350 m sampai tak terhingga, diperkirakan merupakan batuan malihan yang telah mengalami ubahan. Disebelah timurnya terdapat tubuh batuan yang mempunyai kontras densitas +0.819 gram/cm3 (densitas 3,29 gram/cm), tubuh batuan mempunyai lebar sekitar 600 meter dan kedalaman pada topnya 200 meter, diperkirakan merupakan batuan beku (plutonik/vulkanik) yang tidak tersingkap dipermukaan, dugaan ini diperkuat juga dengan ditemukan endapan belerang
disekitar titik B3000 (mata air panas Wapsalit 1 dan 2. Masih dibagian barat dari penampang A-B ini tubuh batuan mempunyai nilai kontras densitas dengan basemen sebesar -0.276 gram/cm3 dengan lebar 1000 meter dan kedalaman tak terhingga, diperkirakan merupakan batuan ubahan dari batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit). Struktur sesar yang memotong mata air panas ini adalah adalah sesar F0 dan sesar F1. Bidang struktur patahan ini mungkin penyebab dari munculnya air panas Wapsalit 1 dan Wapsalit2 yang berada di S. Pemali (S. Waikedang) tersebut. Kemudian bagian tengah dari penampang A – B ini bagian atas ditempati oleh batuan malihan dan ubahannya dengan kontras densitas 0,00 gram/cm3 (2.47 gram/cm3) sampai -0,025 gram/cm3 (densitas 2,44 gram/cm3). Sedangkan masa batuan yang ada dibawahnya mempunyai kontras densitas +0.581 gram/cm3 (densitas 3,05 gram/cm3) dengan basemennya, dan ditafsirkan sebagai suatu tubuh batuan beku yang konkordan/diskordan dengan batuan disekitarya, dimana batuan tersebut tidak tersingkap dipermukaan, yang mungkin juga merupakan sebuah tubuh intrusi minor berupa laccoliths atau sills, lebarnya memanjang horizontal sekitar 1500 meter dan dengan kedalaman tak terhingga. Sedangkan masa batuan yang berada di sebelah timur penampang ini diperkirakan merupakan tubuh batuan yang mempunyai kontras densitas -0,02 gram/cm3 (densitas 2,45 gram/cm3 ) dengan lebar 500 meter dan kedalaman tak berhingga. Batuan ini kemungkinan masih berupa batuan malihan. Dibagian timur muncul batuan yang mempunyai kontras densitas -0,780 gram/cm3 (densitas 1,69 gram/cm3), diperkirakan daerah ini merupakan batuan sedimen lempung. Masa batuan ini dibawahnya didasari oleh batuan malihan dengan kontras densitas 0,00 gram/cm3 dan diatasnya berupa endapan aluvium atau malihan.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Semangkin ketimur kontras densitas batuan mulai menaik kembali dengan kontras densitas -0,16 gram/cm3 ( densitas 2,31 gram/cm3) mencirikan batuannya masih lunak, dan kemungkinan merupakan batuan sedimen lempung yang ditutupi oleh endapan aluvium sungai. GEOMAGNET Analisis Geomagnet Gambar 3. memperlihatkan sebaran titik amat magnet, dengan jumlah titik amat 226 titik, tersebar pada 7 lintasan ukur (A, B, C, D, E, F dan G) sebanyak 140 titik amat dan pada lintasan regional sebanyak 86 titik amat. Panjang lintasan ukur berkisar antara 3.25 – 4.5 km dan jarak antar titik amat 250 m., tetapi pada lintasan regional jarak antar titik amat sekitar 500 - 750 meter yang dilakukan secara random (acak). Dari hasil penyelidikan magnet dapat ditampilkan tabel harga kerentanan magnet beberapa conto batuan yang diukur langsung di lapangan, penampang anomali magnet total setiap lintasan dan peta anomali magnet total daerah penelitian. Kerentanan Magnet Batuan Kerentanan magnetik batuan merupakan parameter fisis fundamental dalam penyelidikan magnetik, karena merupakan ukuran kemampuan dari suatu batuan untuk menerima magnetisasi dari medan magnet bumi yang sudah ada di alam. Untuk mendapat gambaran yang jelas tentang sifat kemagnetan batuan yang dijumpai di daerah penyelidikan telah dilakukan pengukuran susceptibilitas (kerentanan) magnetik batuan pada 11 (sebelas) contoh batuan yang representatif diukur langsung di lapangan pada beberapa lokasi titik amat (Tabel 2), nilai tsb merupakan nilai rata-rata pembacaan. Nilai kerentanan magnet batuan yang diperoleh di daerah penyelidikan umumnya berharga rendah, hanya berkisar antara 0.0 sampai 0.20 x 10-
6 cgs. Hal ini menandakan bahwa batuan yang dijumpai dilapangan rata-rata memberikan nilai kerentanan magnet <
1(satu), artinya batuan-batuan tersebut bersifat nonmagnetik. Nilai kerentanan magnet terendah dijumpai pada batuan lempung, dan yang bernilai sedikit agak tinggi dijumpai pada batuan metamorf berupa batuan filit.
Anomali Geomagnet Total
Besarnya anomali magnet total pada daerah penelitian umumnya menunjukkan kontras harga yang sedang, dengan harga anomali positip hanya berkisar antara 2 nT sampai 135 nT dan harga anomali negatif berkisar antara -1 nT sampai -1577 nT, sebarannya digambarkan pada peta isomagnetik dengan kontur 50 nT yang ditunjukkan pada Gambar 9.
DISKUSI a) Anomali Gaya Berat Harga densitas batuan di daerah penyelidikan, hasil perhitungan/analisis Parasnis didapat mempunyai harga rata-rata 2,47 gram/cm3
(Gambar 4). Kemudian densitas dari 6 contoh batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit) yang diambil dari lokasi yang berbeda dan kemudian dianalisa di laboratorium mempunyai harga densitas yang bervariasi pula yaitu dengan harga 1,78 gram/cm3 sampai dengan 2,74 gram/cm2 (table 1) dengan rata-rata densitas 2,47 gram/cm3 . Dari harga densitas batuan yang berbeda meskipun jenis batuannya sama berupa batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit) diatas, maka dapat ditafsirkan bahwa batuan di daerah penyelidikan telah mengalami perubahan yang cukup kuat dari sifat asalnya. Perubahan tersebut antara lain disebabkan adanya proses kegiatan geothermal/hidrotermal. Berdasarkan harga densitas batuan daerah penyelidikan dan dihubungkan dengan harga anomali gaya berat hasil penyelidikan, secara kualitatif ditafsirkan bahhwa daerah yang dianggap potensial untuk panas bumi terdapat di
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
daerah bagian barat, sepanjang lintasan B3000 – B2000 (S. Waikedang), terutama pada zona sesar F0 dan F1 yang mempunyai trend berarah baratlaut-tenggara dan utara-selatan dari daerah penyelidikan. Berdasarkan model gaya berat penampang A-B, secara kuantitatif ditafsirkan bahwa dari penampang A-B terdapat dua tubuh intrusi minor yang diperkirakan berupa laccoliths atau sills yaitu tubuh batuan yang mempunyai kontras densitas 0,819 (densitas 3,29 gram/cm3) dibagian barat dan 0,581 (densitas 3,05 gram/cm3) dibagian tengah penampangan A-B, dengan masing-masing lebar tubuhnya 500 meter dan 1000 meter dan dengan trendnya berarah hampir baratdaya - timurlaut, kedalaman ke top dari kedua tubuh intrusi minor ini sekitar 200 sampai 300 meter dari permukaan tanah. Di lintasan G disekitar titik G3000 sampai G2250 muncul juga anomali tinggi gaya berat sisa, yang juga diperkirakan merupakan batuan intrusi minor seperti yang telah dijelaskan diatas.
b) Struktur Geologi Beberapa kemunculan struktur dari peta anomali sisa ini terdapat 6 (enam) struktur utama yang diperkirakan muncul di daerah penyelidikan ini (Gambar 7). Dibagian barat terdapat sesar F0 dan F1 dengan arah hampir baratlaut -tenggara dan utara-selatan. Kemudian sesar F2 mempunyai arah baratlaut-tenggara. Sedangkan sesar F3 dan F4 di bagian tengah berarah baratdaya-timur laut. Selanjutnya F5 di bagian timur juga mempunyai trend yang berarah baratdaya-tenggara. Keenam sesar utama tsb kemungkinan merupakan struktur kontrol bagi munculnya mata airpanas didaerah ini, misalnya mata airpanas Wapsalit berada pada zona sesar F0 dan F1, sedang mata airpanas Metar berada dekat jalur sesar (F2, F3 dan F4).
Struktur yang diperlihatkan pada anomali sisa yang berada di bagian tengah mempunyai arah yang hampir sama dengan yang diperlihatkan oleh anomali bouguer dengan demikian menunjukkan bahwa struktur lokal searah dengan struktur dalamnya. Sedangkan di bagian utara, selatan dan baratlaut dari daerah penyelidikan antara anomali sisa dan anomali bouguer tidak memperlihatkan kesamaannya, hal ini menunjukkan bahwa struktur yang diperlihatkan pada anomali sisa ini diperkirakan merupakan struktur lokal/ dangkal. c) Anomali Magnet Total Hasil pengukuran geomagnetik di lapangan diinformasikan ke dalam peta sebaran anomali geomagnet total (Gambar 9), dari peta anomali magnet total ditemukan adanya beberapa kelurusan struktur anomali magnet dengan harga kemagnetan yang bervariasi dari anomali rendah, sedang sampai tinggi. Struktur dan kelurusan-kelurusan yang dihasilkan dari penelitian magnet arahnya bervariasi, hampir Baratlaut-Tenggara atau hampir Utara-Selatan, dan Timurlaut-Baratdaya yang ditafsirkan sebagai cerminan dari adanya struktur sesar yang mempunyai hubungan dengan kenampakan manifestasi bumi di daerah penyelidikan yang dicirikan dengan munculnya mata air panas Wapsalit dan Metar.
Anomali magnet tinggi ( > 50 nT ), yang membentuk pole-pole dan kutub-kutub magnetik negatif dan positif yang berpola menutup dan terbuka terdapat di bagian baratlaut, tengah, tenggara, utara dan selatan ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat magnetik sedang sampai tinggi berupa batuan metamorfik berupa batuan pasir arkosa dan filit.
Anomali magnet sedang (0 sampai 50 nT), yang terlihat menyebar di daerah penyelidikan bagian tengah dan tenggara/selatan ditafsirkan sebagai batuan bersifat magnetik rendah sampai sedang diperkirakan batuan metamorfik yang agak lapuk berupa batuan pasir, batu lempung, konglomerat dan batu pasir yang mempunyai
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
hubungan dengan mata air panas yang ada di daerah penelitian.
Anomali magnet rendah ( < - 0 nT ), yang terlihat menyebar hampir mendominasi bagian baratlaut/utara daerah penelitian, ditafsirkan sebagai batuan bersifat nonmagnetik, yang tersebar lebih dominan di bagian baratlaut/utara dan sebagian kecil di bagian tenggara/selatan daerah penelitian yang membentuk pole-pole dan kutub-kutub magnet tertutup dan terbuka. Di bagian baratlaut dan utara daerah penelitian ditafsirkan sebagai batuan metamorfik lapuk dan sangat lapuk yang telah mengalami alterasi kuat yang didominasi dengan batuan filit/skis dari batuan lempung dan di bagian tengah didominasi oleh batuan pasir arkosa dari batuan batu pasir sedangkan di bagian tenggara/selatan didominasi oleh batuan aluvium, konglomerat dan juga masih ditempati batuan filit dan batu lempung. Batuan yang terdapat di daerah penelitian pada bagian baratlaut utara dan sedikit di bagian tenggara/selatan dan timur-baratdaya merupakan batuan yang telah mengalami demagnetisasi akibat adanya pengaruh panas, dan diperkirakan mempunyai kaitan erat dengan keberadaan manifestasi panas bumi di daerah ini yang dicirikan dengan munculnya mata air panas Wapsalit.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pusat Sumber Daya Geologi dan Rekan-rekan para ahli Geologi/Geofisika yang telah memberikan bantuan dan kontribusi yang berharga kepada penulis dalam memberikan masukan saat penulisan makalah ini. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada teman-teman surveyor yang telah memberikan bantuan dalam penggambarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, V., 1949. The Geology of Indonesia, Vol. IA , The Hague, Netherlands.
Cooper, G.R.J., 2002, GeoModel Methode, School of Geosciences, The Witwatersrand Johanesburg, South Africa.
Hall, R., and Wilson, M.E.J., 2000, Peta zona bathimetri busur Banda dan Laut Banda, Journal of Earth Science Asia.
Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta.
Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and Geothermal System. Academic Press Inc. Orlando.
Team Panas Bumi Terpadu, 2006, Laporan Penyelidikan Pendahuluan Geologi dan Geokimia Daerah panas Bumi Wilayah Pulau Buru, Maluku, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.
Tjokrosapoetro, S., Budhitrisna, T., Rukmana, E., 1993 ‘’ Geologi Regional Lembar Buru, Maluku, sekala 1 : 250.000’’, diterbitkan, P3G, Bandung.
Yohana, T., dan Suhanto, E., 2004. Paduan Penggunaan Program R2004.EXE. Untuk Intern Subdit Panas Bumi. DIM, Bandung.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
L A U T S E R A M
L A U T B A N D A
U
Lokasi
Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan
Gambar 2. Peta Geologi Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kab. Buru, Maluku
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Tabel 1. Hasil analisis densitas batuan dari daerah Wapsalit, Kecamatan Waeapo,
Kabupaten Buru, Provinsi Maluku
Koordinat No KodeCont
oh Batuan
Nama
Batuan
Densitas Batuan
X Y
Keterangan
1 A3000 Kuarsit 2.69 gram/cm3 261561,00 9614016,00 Ds. Wapsalit
2 B2950 Sekis 2.60 gram/cm3 261469,27 9614058,17 S. Pemali
3 C3300 Philit 2.51 gram/cm3 262583,53 9613903,85 Ds. Metar
4 C4000 Philit 2.55 gram/cm3 263156,96 9613496,47 Ds. Metar
5 D4000 Sekis 2.74 gram/cm3 264113,00 9614141,00 Ds. Metar
6 W1/G5250 Lempung 1.78 gram/cm3 266284,40 9615343,01 Tanah Merah
Tabel 2. Kerentanan magnet batuan di daerah Wapsalit P. Buru
No No.Conto
Lokasi X Y
Nama Batuan
Kerentanan magnet Batuan (10-6 cgs)
1 W-4 268841 9615159 Filit 01,00,01,00
2 W- 3 269095 9615164 Filit 00,02,00
3 W-25B Filit 00,00,00
4 W-44 Filit 00,02,00
5 W-6 268510 9617376 Kwarsa 00,00,00
6 W-1 268504 9613731 Lempung 00,00,00
7 C-3250 262542 9613932 Lempung 00,01,00,01
8 D-4000 264113 9614141 Skiss 02,02
9 C-4000 263157 9613498 Skiss/Filit 02,02,02,02
10 A-3000 261701 9612954 Kwarsa 02,01,01,01
11 B-3000 261561 9614016 Filit 01,01,01
.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Peta Pengukuran Gravity dan
Gambar 3. Peta lokasi titik pengukuran gaya berat dan geomagnet di daerah Wapsalit
ANALISIS DENSITAS BATUAN CARA PARASNIS
y = 2.473x + 55.44
0102030405060708090
100
0 5 10 15(0.01277h - Terrain)
(gO
bs -
gN +
0.0
94h)
Series1Linear (Series1)
Gambar 4. Hasil Analisa Densitas Batuan Cara Parasnis dari
Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kec. Waeapo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Grandeng
Waeleman
Waelo
Resun
Bangkarua
Abun
Wametar
Mokiniakin
Wapsalit
258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE9608000 mN
9609000 mN
9610000 mN
9611000 mN
9612000 mN
9613000 mN
9614000 mN
9615000 mN
9616000 mN
9617000 mN
9618000 mN
9619000 mN
9620000 mN
BASER1
R2
B5000B4750
B4500B4250
B4000B3750
B3500B3250
B3000B3000AB2750B2500
B2250B2000
BASEBASE
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9R10A
B5250B5500
B5750B6000
B6250B6500
B6750B7000
C5000C4750
C4500C4250
BASEBASE
C4000C3750
C3500C3250
C3000C2750
C2500C2250
C2000
BASEBASE
A4000A3750
A3500A3250
A3000A2750
A2500A2250
A2000
BASEBASE
A4250A4500
A4750A5000
A5200
C5250C5500
C5750C6000
D5450D5250
D5000D4750
D4500
BASEBASE
D4250D4000
D3750D3500
D3250D3000
D2750D2500
D2250D2000
BASEBASE
E7000E6750
E6500E6250
E6000E5750
E5500E5250
E5000E4750
E4500E4250
E4000E3750
E3500E3250
E3000E2750
BASEBASE
F5500F5250
F5000F4750
F4500F4250
F4000F3750
F3500F3250
F3000F2750
F2500F2250
F2000F1750
F1500
G1500G1800
G2000
BASEBASE
G5500G5250
G5000G4750
G4500G4250
G4000G3750
G3500G3250
G3000G2750
G2500G2250
BASEBASE
R11
R10
W6
W8
W10
RC12RC14
RC16
RC17S3S5S8S10
S6
BASEBASE
Y1
Y3
Y5
Y7
Y9
Y11
Y13
Y15
Y17
Y19Y21
Y23Y25
Y27
Y29
Y31RC2
RC5
RC9
RC7
BASE
PETA REGIONAL DAERAH PANAS BUMI WAPSALIT, KEC.WAEAPO
KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU
0 1000 2000 3000METER
DATUM HORIZONTAL WGS 84PROYEKSI PETA UTM ZONA 51. S
Kontur topo selang 25 mt
Daerah Perkampungan
Jalan Raya
Sungai dan anak sungai
Mata air panas
Sesar
A B Garis Penampang
KETERANGAN
126º00 126º30' 127º00' 127º30' 128º00' 128º30' 129º00'
-4º00'
-3º30'
-3º00'
-2º30'
AMBON
Piru
Kabau
Kairatu
KawaLasahata
Lima
Lisabata
SawaiWamlana
Kohol
Hata Wanu
Kayoli
Leksula
Wakatin
Bara
Fogi
Tifu
Walfia
Wamulan
MASOHINAMLEA
SAPARUA
AMAHAI
KAKU REMAT
KAKU DATE
KAKU NIPARAPOON
KAKU GHEHAN
G. BATUPUTIH
KAKU MAHU
Lokasi Penyelidikan
Peta Indeks
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Gambar 5. Peta Anomali Regional Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kec. Waeapo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
126º49'30 126º50'30 126º51'30 126º52'30 126º53'30 126º54'30 126º55'30
-3º32'30
-3º31'30
-3º30'30
-3º29'30
-3º28'30
-3º27'30
-3º26'30Grandeng
Waeleman
Waelo
Resun
Bangkarua
Abun
Wametar
Mokiniakin
Wapsalit
258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE9608000 mN
9609000 mN
9610000 mN
9611000 mN
9612000 mN
9613000 mN
9614000 mN
9615000 mN
9616000 mN
9617000 mN
9618000 mN
9619000 mN
9620000 mN
BASER1
R2
B5000B4750
B4500B4250
B4000B3750
B3500B3250
B3000B3000AB2750B2500
B2250B2000
BASEBASE
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9R10A
B5250B5500
B5750B6000
B6250B6500
B6750B7000
C5000C4750
C4500C4250
BASEBASE
C4000C3750
C3500C3250
C3000C2750
C2500C2250
C2000
BASEBASE
A4000A3750
A3500A3250
A3000A2750
A2500A2250
A2000
BASEBASE
A4250A4500
A4750A5000
A5200
C5250C5500
C5750C6000
D5450D5250
D5000D4750
D4500
BASEBASE
D4250D4000
D3750D3500
D3250D3000
D2750D2500
D2250D2000
BASEBASE
E7000E6750
E6500E6250
E6000E5750
E5500E5250
E5000E4750
E4500E4250
E4000E3750
E3500E3250
E3000E2750
BASEBASE
F5500F5250
F5000F4750
F4500F4250
F4000F3750
F3500F3250
F3000F2750
F2500F2250
F2000F1750
F1500
G1500G1800
G2000
BASEBASE
G5500G5250
G5000G4750
G4500G4250
G4000G3750
G3500G3250
G3000G2750
G2500G2250
BASEBASE
R11
R10
W6
W8
W10
RC12RC14
RC16
RC17S3S5S8S10
S6
BASEBASE
Y1
Y3
Y5
Y7
Y9
Y11
Y13
Y15
Y17
Y19Y21
Y23Y25
Y27
Y29
Y31RC2
RC5
RC9
RC7
BASE
PETA BOUGUERDAERAH PANAS BUMI WAPSALIT
KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU
0 1000 2000 3000METER
DATUM HORIZONTAL WGS 84PROYEKSI PETA UTM ZONA 51. S
KETERANGAN:
Kontur topo selang 25 mt
Daerah Perkampungan
Jalan Raya
Sungai dan anak sungai
Mata air panas
Sesar
A B Garis Penampang
126º00 126º30' 127º00' 127º30' 128º00' 128º30' 129º00'
-4º00'
-3º30'
-3º00'
-2º30'
AMBON
Piru
Kabau
Kairatu
KawaLasahata
Lima
Lisabata
SawaiWamlana
Kohol
Hata Wanu
Kayoli
Leksula
Wakatin
Bara
Fogi
Tifu
Walfia
Wamulan
MASOHINAMLEA
SAPARUA
AMAHAI
KAKU REMATKAKU DATE
KAKU NIPARAPOON
KAKU GHEHAN
G. BATUPUTIH
KAKU MAHU
Lokasi Penyelidikan
Peta Indeks
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
Gambar 6. Peta Anomali Bouguer Daerah Panas Bumi Wapsalit,
Kec. Waeapo, Kabupaten Buru, Maluku
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
126º49'30 126º50'30 126º51'30 126º52'30 126º53'30 126º54'30 126º55'30
-3º28'30
-3º27'30
-3º26'30
-3º32'30
-3º31'30
-3º30'30
-3º29'30Waeleman
Waelo
Grandeng
Resun
Bangkarua
Abun
Mokiniakin
96
96
96
96
96
96
96
9615000 mN
9616000 mN
9617000 mN
9618000 mN
9619000 mN
9620000 mN
Wametar
Wapsalit
258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE08000 mN
09000 mN
10000 mN
11000 mN
12000 mN
13000 mN
14000 mN
BASER1
R2
B5000B4750
B4500B4250
B4000B3750
B3500B3250
B3000B3000AB2750B2500
B2250B2000
BASEBASE
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9R10A
B5250B5500
B5750B6000
B6250B6500
B6750B7000
C5000C4750
C4500C4250
BASEBASE
C4000C3750
C3500C3250
C3000C2750
C2500C2250
C2000
BASEBASE
A4000A3750
A3500A3250
A3000A2750
A2500A2250
A2000
BASEBASE
A4250A4500
A4750A5000
A5200
C5250C5500
C5750C6000
D5450D5250
D5000D4750
D4500
BASEBASE
D4250D4000
D3750D3500
D3250D3000
D2750D2500
D2250D2000
BASEBASE
E7000E6750
E6500E6250
E6000E5750
E5500E5250
E5000E4750
E4500E4250
E4000E3750
E3500E3250
E3000E2750
BASEBASE
F5500F5250
F5000F4750
F4500F4250
F4000F3750
F3500F3250
F3000F2750
F2500F2250
F2000F1750
F1500
G1500G1800
G2000
BASEBASE
G5500G5250
G5000G4750
G4500G4250
G4000G3750
G3500G3250
G3000G2750
G2500G2250
BASEBASE
R11
R10
W6
W8
W10
RC12RC14
RC16
RC17S3S5S8S10
S6
BASEBASE
Y1
Y3
Y5
Y7
Y9
Y11
Y13
Y15
Y17
Y19Y21
Y23Y25
Y27
Y29
Y31RC2
RC5
RC9
RC7
BASE
PETA RESIDUAL ORDE 2DAERAH PANAS BUMI WAPSALIT, KEC.WAEAPO
KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU
0 1000 2000 3000METER
DATUM HORIZONTAL WGS 84PROYEKSI PETA UTM ZONA 51. S
Kontur topo selang 25 mt
Daerah Perkampungan
Jalan Raya
Sungai dan anak sungai
Mata air panas
Sesar
A B Garis Penampang
KETERANGAN
126º00 126º30' 127º00'
-4º00'
-3º30'
-3º00'
-2º30'
127º30' 128º00' 128º30' 129º00'
AMBON
Piru
Kabau
Kairatu
KawaLasahata
Lima
Lisabata
Sawai
MASOHI
SAPARUA
AMAHAI
Wamlana
Kohol
Hata Wanu
Kayoli
Leksula
Wakatin
Bara
Fogi
Tifu
Walfia
Wamulan
NAMLEA
KAKU REMKAKU DATE
KAKU NIPARAPOON
KAKU GHEHANKAKU MAHU
AT
G. BATUPUTIH
Lokasi Penyelidikan
Peta Indeks
-3 -2 -1 0 1 2 3 4
F1
F2
F3
A B
F0
F4
F5
Gambar 7. Peta Anomali Sisa Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kec. Waeapo Kabupaten Buru, Provinsi Maluku
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 8. Model 2.5 D Gaya Berat Penampang A – B Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kec. Waeapo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku.
A.P. WAPSALIT A.P. METARA BA.P. WAPSALIT A.P. METARA B
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
250300 50
250
100
150
50
50100
150 50
250
200
300
150
50
100
15020
0250
300
350
50
50100
150
200
250150
200
150
150
200
250
100
150
200250300
350
400
450
450
200
250
300
350
150200250300350400
450
400
350
450
450
400
350
300
300
250200
200
250
250
200200
200
50
50
100
100 5050
50
100
100
5050
50
50
Grandeng
Waeleman
Waelo
Resun
Bangkarua
Abun
WaemetarMokiniakin
Wapsalit
Waeplan
Waetina
Debu
Metar
Lele
258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE9608000 mN
9609000 mN
9610000 mN
9611000 mN
9612000 mN
9613000 mN
9614000 mN
9615000 mN
9616000 mN
9617000 mN
9618000 mN
9619000 mN
9620000 mN
Waemlaha
Waekedang
126º49'30 126º50'30 126º51'30 126º52'30 126º53'30 126º54'30 126º55'30
-3º32'30
-3º31'30
-3º30'30
-3º29'30
-3º28'30
-3º27'30
-3º26'30
A 2000A 2250
A 2500A 2750
A 3000A 3250
A 3500A 3750A3800
A 4000A 4250
A 4500A 4750
A 5000A 5200
B 2000B 2250B2350
B 2500B2600B 2750B2900B 3000
B3100B 3250B3350
B 3500B3600B 3750B3850
B 4000B4100B 4250B4350
B 4500B4600B 4750
B4900B 5000B 5250
B 5500B 5750
B 6000B 6250
B 6500B 6750
B 7000
C 2000C 2250
C 2500C 2750
C 3000C 3250
C 3500C 3750
C 3900C 4000C 4250
C 4500C 4750
C 5000C 5250
C 5500C 5750
C 6000
D 2000D 2250D 2500
D 2750D 3000
D 3250D 3500
D3650D3750
D3900D 4000D4100D 4250
D4400D 4500D 4750
D 5000D 5250
D 5450
E 2750E 3000
E 3250E 3500
E 3750E 4000
E 4250E 4500
E 4750E 5000
E 5250E 5500
E 5750E 6000
E 6250E 6500
E 6750E 7000
F 1500F 1750
F 2000F 2250
F 2500F 2750
F 3000F 3250
F 3500F 3750
F 4000F 4250
F 4500F 4750
F 5000F 5250
F 5500
G 1500G 1750
G 2000G 2250
G 2500
G 2750G 3000
G 3250G 3500
G 3750G 4000
G 4250G 4500
G 4750G 5000
G 5250G 5500
Y2Y3
Y4
Y5Y6
Y7
Y8
Y9
Y10
Y12W3S22W4Y11
Y12FC6FC7
Y13
Y14
Y15
Y16S17W1
S18W2
Y17
Y18
Y19Y20
Y21FC1
RC8
RC9
Y22
Y23Y24Y25
Y26
Y27
Y28
Y29
Y30
Y31
Y32
RC2RC3
RC4RC5
RC6RC7
Y1
R10
R11
W5 W6
W7
W8
W10
W9
RC11RC12RC13RC14
RC15RC16
RC17S3
S4S5S7S8S9S10S11
S6
S2
S1
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9R10
R1
R2
PETA ANOMALI MAGNET TOTALDAERAH PANAS BUMI WAESALIT
DESA LELE, KECAMATAN WAEAPO KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU
Titik pengukuran
Mata air panas
Kontur ketinggian selang 50 meter
Jalan raya
Jalan desa / jalan setapak
Sungai
A 3000
Datum Horizontal WGS 84Proyeksi Peta UTM Zona 52 S
U
meter
KETERANGAN
0 1000 2000 3000
-1600
-1400
-1200
-1000
-800
-600
-400
-200
0
100
Struktur
126º00 126º30' 127º00' 127º30' 128º00' 128º30' 129º00'
-4º00'
-3º30'
-3º00'
-2º30'
AMBON
Piru
Kabau
Kairatu
KawaLasahata
Lima
Lisabata
SawaiWamlana
Kohol
Hata Wanu
Kayoli
Leksula
Wakatin
Bara
Fogi
Tifu
Walfia
Wamulan
MASOHINAMLEA
SAPARUA
AMAHAI
KAKU REMAT
KAKU DATE
KAKU NIPARAPOON
KAKU GHEHAN
G. BATUPUTIH
KAKU MAHU
Lokasi Penyelidikan
Peta Indeks
Kontur anomali magnet
Gambar 9. Peta anomali magnet total Daerah Wapsalit P. Buru