16
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disahkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD. Namun sebelum Perda tersebut disahkan, penyusunan dan penetapan APBD dilakukan melalui serangkaian proses yang harus dijalankan serta melibatkan beberapa pihak institusi pemerintah. Hal ini dilakukan untuk menjamin penyusunan dan penetapan APBD yang andal, akurat, transparan dan akuntabel. Pembahasan makalah kali ini dititikberatkan pada penjelasan mengenai tahap penyusunan rancangan Perda APBD hingga evaluasi APBD. Selain itu, dalam makalah ini kami akan menampilkan bagaimana skedul/ jadual yang menunjukkan bagaimana penyusunan APBD dilaksanakan secara berurutan. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah proses penyusunan rancangan Perda APBD? 2. Bagaimanakah proses pembahasan rancangan Perda APBD? 3. Bagaimanakah proses penyusunan Raperda APBD? 4. Bagaimanakah proses evaluasi APBD? 5. Bagaimanakah alur penyusunan APBD dilakukan? TUJUAN PENULISAN MAKALAH 1. Memahami proses penyusunan Raperda APBD. 2. Memahami proses pembahasan Raperda APBD. 3. Memahami proses penyusunan Raperda APBD. 4. Memahami proses evaluasi APBD. 5. Memahami alur penyusunan APBD.

Penyusunan Dan Penetapan Apbd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penganggaran sektor publik

Citation preview

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disahkan dalam Peraturan

    Daerah tentang APBD. Namun sebelum Perda tersebut disahkan, penyusunan dan

    penetapan APBD dilakukan melalui serangkaian proses yang harus dijalankan serta

    melibatkan beberapa pihak institusi pemerintah. Hal ini dilakukan untuk menjamin

    penyusunan dan penetapan APBD yang andal, akurat, transparan dan akuntabel.

    Pembahasan makalah kali ini dititikberatkan pada penjelasan mengenai tahap

    penyusunan rancangan Perda APBD hingga evaluasi APBD. Selain itu, dalam makalah ini

    kami akan menampilkan bagaimana skedul/ jadual yang menunjukkan bagaimana

    penyusunan APBD dilaksanakan secara berurutan.

    RUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimanakah proses penyusunan rancangan Perda APBD?

    2. Bagaimanakah proses pembahasan rancangan Perda APBD?

    3. Bagaimanakah proses penyusunan Raperda APBD?

    4. Bagaimanakah proses evaluasi APBD?

    5. Bagaimanakah alur penyusunan APBD dilakukan?

    TUJUAN PENULISAN MAKALAH

    1. Memahami proses penyusunan Raperda APBD.

    2. Memahami proses pembahasan Raperda APBD.

    3. Memahami proses penyusunan Raperda APBD.

    4. Memahami proses evaluasi APBD.

    5. Memahami alur penyusunan APBD.

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. RANCANGAN PERATURAN ANGGARAN

    Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD dilaksanakan oleh Pejabat

    Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Hal tersebut sejalan dengan ketentuan yang

    diamanatkan dalam pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 yang

    menegaskan bahwa PPKD menyusun rancangan peraturan daerah tentang APBD berikut

    dokumen pendukungnya berdasarkan RKA-SKPD yang telah ditelaah (diversifikasi) oleh

    tim anggaran pemerintah daerah. Dokumen pendukung dimaksud mencakup nota

    keuangan dan lampiran-lampiran APBD.

    Pembentukan rancangan peraturan daerah (Raperda) APBD pada dasarnya

    merupakan salah satu program legalisasi daerah (Prolegda) yang disusun secara terencana,

    terpadu dan sistematis yang dimulai dari proses persiapan, perumusan, pembahasan,

    pengesahan/penetapan, pengundangan dan penyebarluasan (sosialisasi). Teknis

    penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD ini bertujuan memberikan

    tuntunan tentang tata cara pengerjaan dan kriteria yang perlu diperhatikan dalam

    penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampiran-lampirannya

    dengan berpedoman pada ketentuan perundang-undangan.

    Penyusunan materi rancangan peraturan daerah sesuai dengan ketentuan pasal 185

    Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah,harus memenuhi tiga

    kriteria sebagai berikut.

    a. Tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

    b. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

    c. Tidak bertentangan dengan peraturan daerah lainnya

    Penyusunan RAPBD dimulai dari penyiapan/ penyusunan dokumen RKA-SKPD.

    Selanjutnya dokumen RKA-SKPD tersebut disampaikan kepada PPKD untuk digunakan

    sebagai dasar penyusunan Raperda APBD. Kemudian dilakukan penyusunan lampiran-

    lampiran dan batang tubuh Raperda tentang APBD. Tahap terakhir adalah penetapan

    Raperda tentang APBD yang kemudian akan disampaikan kepada DPRD.

  • Bagan Teknis Penyusunan RAPBD

    Tahap I : Menyiapkan dan menyusun Dokumen RKA-SKPD

    Dokumen RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk

    masing-masing program dan kegiatan untuk tahun yang direncanakan, serta rencana

    pembiayaan yang dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja dan

    pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya, terdiri dari:

    a. RKA SKPD berisi tentang ringkasan anggaran pendapatan, belanja dan

    pembiayaan SKPD

    b. RKA SKPD 1 berisi tentang rincian anggaran pendapatan SKPD

    c. RKA SKPD 2.1 berisi tentang rincian anggaran belanja tidak langsung SKPD

    Penyiapan/Penyusunan

    dokumen RKA SKPD

    Penyampaian seluruh dokumen RKA-SKPD kepada PPKD Penyusunan

    Raperda tentang APBD dan Raper KDH tentang Penjabaran APBD

    Penyusunan lampiran-lampiran Raperda

    tentang APBD (13 Lampiran)

    Penyusunan batang tubuh Raperda

    tentang APBD

    Penetapan Raperda tentang

    APBD

  • d. RKA SKPD 2.2 tentang rekapitulasi rincian anggaran belanja langsung

    menurut program dan kegiatan SKPD

    e. RKA SKPD 2.2.1 tentang rincian anggaran belanja langsung menurut program

    dan per kegiatan SKPD

    f. RKA SKPD 3.1 tentang rincian penerimaan pembiayaan daerah

    g. RKA SKPD 3.2 tentang rincian pengeluaran pembiayaan daerah

    Dokumen RKA SKPD ini disusun oleh masing-masing SKPD dengan berpedoman

    pada surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan RKA SKPD. Dokumen

    RKA-SKPD yang disusun sesuai dengan urutan pengerjaannya.

    Tahap II: Penyampaian Seluruh Dokumen RKA SKPD kepada PPKD

    Langkah-langkah yang perlu diperlakukan pada tahap ini meliputi:

    1. Form RKA SKPD yang telah disusun oleh masing-masing SKPD

    ditandatangani oleh kepla SKPD dan selanjutnya disampaikan kepada PPKD.

    2. Dokumen RKA SKPD yang telah diterima oleh PPKD disampaikan kepada

    TAPD untuk dibahas lebih lanjut.

    3. Pembahasan seluruh dokumen RKA SKPD. Pembahasan yang dilakukan oleh

    TAPD untuk menelaah kesesuaian antara RKA SKPD dengan KUA, PPAS,

    prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan dokumen

    perencanaan lainnya serta capaian kinerja, indikator kinerja, standard analisis

    belanja, standard satuan harga, dan standard pelayanan minimal.

    4. Penyempurnaan RKA SKPD. Dalam hal hasil pembahasan RKA SKPD yang

    telah dilakukan oleh TAPD terdapat ketidaksesuaian, maka RKA SKPD

    dikembalikan kepada Kepala SKPD yang bersangkutan untuk penyempurnaan

    5. Kepala SKPD setelah melakukan penyempurnaan RKA SKPD menyampaikan

    kepada TAPD.

    6. TAPD menyerahkan seluruh dokumen RKA SKPD dan RKA SKPD hasil

    penyempurnaan kepada PPKD tersebut sudah ditandatangani oleh kepala

    SKPD dan mendapatkan paraf/pengesahan dari TAPD dalam form RKA SKPD

    yang tersedia

  • Tahap III: Penyusunan Lampiran- terkait:lampiran

    Lampiran I Ringkasan APBD

    Lampiran II Ringkasan APBD menurut urusan pemerintah dan organisasi

    Lampiran III Ringkasan APBD menurut urusan pemerintah organisasi, pendapatan,

    belanja,dan pembiayaan

    Lampiran IV Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintah daerah,organisasi,

    program dan kegiatan

    Lampiran V

    Rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan urusan

    pemerintah daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan

    negara

    Lampiran VI Daftar Jumlah Pegawai per golongan dan per jabatan

    Lampiran VII Daftar Piutang daerah

    Lampiran VIII Daftar Investasi daerah

    Lampiran IX Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan Asett tetap daerah

    Lampiran X Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan Asett lainnya

    Lampiran XI Daftar kegiatan kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum

    diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini

    Lampiran XII Daftar dana cadangan daerah

    Lampiran XIII Daftar pinjaman daerah dan obligasi daerah

    Tahap IV: Penyusunan batang tubuh Raperda tentang APBD

    Substansi Raperda APBD memuat:

    1. Judul. Judul diisi dengan rancangan peraturan daerah, nomor,tahun, pengundangan

    atau penetapan dan menuliskan tentang nama peraturan daerah (dalam hal ini

    APBD Provinsi/Kabupaten/Kota) yang ditulis dengan huruf kapital.

  • 2. Mencantumkan frase dengan rahmat Tuhan YME yang ditulis dengan huruf kapital

    3. Mencantumkan jabatan pembentuk peraturan daerah

    4. Konsideran, Konsideran diawali kata menimbang

    5. Dasar Hukum diawali kata mengingat, yaitu dengan mencantumkan dasar hukum

    yang melandasi pembentukan peraturan daerah

    6. Memutuskan dicantumkan kata frase dengan persetujuan bersama antara DPRD

    dengan kepala daerah diikuti dengan nama daerah

    7. Menetapkan, yaitu dengan menetapkan peraturan daerah tentang APBD diikuti

    dengan nama daerah

    Batang tubuh peraturan daerah dirumuskan dalam pasal dan ayat yang menetapkan

    tentang hal-hal yang diatur dalam rancangan perda antara lain:

    1. Penetapan jumlah anggaran pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan

    daerah.

    2. Uraian lebih lanjut atas anggaran pendapatan yang dirinci sampai dengan jenis

    pendapatan.

    3. Uraian lebih lanjut atas anggaran belanja daerah yang dirinci sampai dengan jenis

    belanja daerah.

    4. Uraian lebih lanjut atas anggaran pembiayaan daerah yang dirinci sampai dengan

    jenis pembiayaan daerah.

    5. Pencantuman daftar lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

    peraturan daerah.

    6. Menegaskan bahwa peraturan daerah tentang APBD perlu dijabarkan lebih lanjut

    dengan penjabaran APBD sebagai landasan operasional pelaksanaan APBD dengan

    peraturan kepala daerah.

    7. Masa pemberlakuan peraturan daerah tentang APBD

    Tahap 5: Penetapan Raperda tentang APBD

    Penetapan peraturan daerah dilakukan dengan membubuhkan tandatangan kepala

    daerah/pejabat yang berwenang, kemudian diundangkan dalam lembaran daerah dengan

    mengisi tanggal, bulan, tahun pengundangan dan memmbutuhkan tanda tangan sekretaris

    daerah. Penempatan dalam lembaran daerah dengan mengisi nomer dan tahun dalam

    lembaran daerah.

  • B. PEMBAHASAN DAN PERSETUJUAN BERSAMA RAPERDA APBD

    1. Penyampaian Raperda APBD

    Setelah rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya disusun

    oleh pejabat pengelolala keuangan daerah disampaikan kepada kepala daerah. Rancangan

    peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya disampaikan Kepala Daerah kepada

    DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan oktober tahun anggaran sebelumnya dari

    tahun yang direncankan.

    Dalam hal kepala daerah dan/atau pimpinan DPRD berhalangan tetap, naka

    pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku pejabat

    pelaksana tugas kepala daerah dan/atau selaku penjabat/pelaksana tugas kepala daerah/

    selaku pimpinan sementara DPRD yang menandatangani persetujuan bersama.

    2. Sosialisasi Raperda APBD

    Rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut sebelum disampaikan atau

    diajukan kepada DPRD terlebih dahulu disosialisasikan kepada masyarakat. Hal tersebut

    dilakukan dalam rangka memenuhi prinsip transparansi dalam penganggaran. Sosialisasi

    mengenai rancangan peraturan daerah tersebut sifatnya adalah untuk menyebarluaskan dan

    memberikan informasi mengenai Hak dan Kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat

    dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran yang direencanakan. Teknis pelaksanaan

    sosialisasi tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi daerah dan waktu yang tersedia.

    Media yang dapat digunakan untuk sosialisasi mengenai rancangan peraturan

    daerah tentang APBD tersebut antara lain media massa, siaran radio lokal, televisi dan

    media komunikasi lainnya. Sosialisasi dilaksanakan oleh sekretaris daerah selaku

    koordinator pengelolaan keuangan daerah.

    3. Pembahasan Raperda APBD

    Rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya yang disampaikan

    oleh kepala daerah kepala DPRD dibahas untuk memperoleh persetujuan bersama. Tata

    cara dan proses pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut

    disesuaikan dengan peraturan tata tertib DPRD.

    Proses pembahasan rancangan tersebut menitikberatkan pada kesesuian antara

    Kebijakan Umum APBD (KUA) serta prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS)

  • dengan program/kegiatan yang disepkati bersama antara Pemerintah Daerah dengan DPRD

    dalam Nota Kesepakatan Bersama.

    Dalam pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut, jika

    DPRD memerlukan tambahan penjelasan atau informasi terkait dengan program dan

    kegiatan tertentu dapat meminta RKA-SKPD berkenaan kepada Kepala Daerah.

    4. Pengambilan Keputusan Bersama DPRD dan Kepala Daerah

    Persetujuan bersama atau pengambil keputusan bersama DPRD dan Kepala daerah

    terhadap rancangan perda tentang APBD dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum

    tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan (awal bulan Desember).

    Hasil Persetujuan atau pengambil keputusan tersebut dituangkan dalam Surat/

    Berita Negara Persetujuan Bersama yang ditandatangani oleh Kepla Daerah dan Pimpinan

    DPRD. Dalam hal kepala daerah dan/atau pimpinanan DPRD berhalangan tetap, maka

    yang menandatangani persetujuan bersama adalah pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan

    oleh pejabat yang berwenang selaku pejabat/pelaksana tugas kepala daerah dan/atau selaku

    pimpinan DPRD sementara.

    C. PENYUSUNAN RAPERDA KEPALA DAERAH TENTANG PENJABARAN APBD

    Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD

    dilakukan setelah diperoleh kesepakatan atau persetujuan bersama terhadap peraturan

    daerah tentang APBD yang dituangkan dalam surat/berita acara. Penjabaran ini disusun

    dalam lampiran-lampiran.

    Penyusunan lampiran-lampiran rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD

    meliputi:

    a. Penyusunan Lampiran I (ringkasan penjabaran perubahan anggaran pendapatan

    daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah)

    Teknis pengkompilasian dokumen ringkasan dilakukan dengan cara sebagai

    berikut.

    1) Ringkasan pendapatan daerah

    Ringkasan pendapatan daerah, diperoleh dengan merekapitulasi seluruh

    pendapatan dalam form RKA-SKPD, yaitu kelompok pendapatan dan jenis

    pendapatan yang ada di anggaran SKPD terkait.

  • 2) Ringkasan belanja daerah

    Ringkasan belanja daerah diperoleh dengan merekapitulasi seluruh

    belanja daerah dalam form RKA-SKPD, yaitu kelompok belanja dan jenis

    belanja yang ada di anggaran SKPD terkait.

    3) Surplus/defisit

    Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih

    besar dari jumlah anggaran belanja. Defisit diisi apabila jumlah anggaran

    pendapatan diperkirakan lebih kecil dari jumlah anggaran belanja, dan ditulis

    dalam tanda kurung.

    4) Ringkasan pembiayaan

    Ringkasan pembiayaan, diperoleh dengan merekapitulasi pembiayaan

    dalam form RKA-SKPD, yaitu kelompok pembiayaan dan jenis pembiayaan

    yang ada di anggaran SKPD.

    5) Pembiayaan netto

    Pembiayaan netto diisi dari selisih antara jumlah penerimaan

    pembiyaan dengan jumlah pengeluaran pembiayaan.

    6) SILPA tahun berkenaan

    SILPA tahun berkenaan diisi dari selisih antara jumlah pembiayaan

    netto dengan jumlah surplus/defisit.

    b. Penyusunan Lampiran II

    Penyusunan lampiran ini berisi penjabaran perubahan APBD menurut

    organisasi, program, kegiatan kelompok, jenis, rincian obyek pendapatan, belanja

    dan pembiyaan. Penyusunan lampiran ini dikompilasi dari:

    1) Seluruh RKA-SKPD 1 (Rincian anggaran pendapatan SKPD)

    2) Seluruh RKA-SKPD 2.1 (Rincian anggaran belanja tidak lagsung SKPD)

    3) Seluruh RKA-SKPD 2.2 (Rincian anggaran belanla langsung SKPD menurut

    program/kegiatan)

    4) RKA-SKPD 3.1 (Penerimaan pembiayaan)

    5) RKA-SKPD 3.2 (Pengeluaran pembiayaan)

    D. EVALUASI APBD

    Evaluasi APBD bertujuan untuk tercapainya keserasian antara kebijakan daerah

    dan kebijakan nasional, keserasian antara kepentingan publik dan kepentingan apparatur

  • serta untuk meneliti sejauh mana APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum,

    peraturan yang lebih tinggi, dan peraturan daerah lainnya yang berlaku di daerah

    bersangkutan.

    Evaluasi APBD Provinsi

    Mekanisme evaluasi APBD provinsi diawali dengan penyampaian rancangan

    peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.

    Rancangan peraturan daerah provinsi tentang APBD yang telah disetujui bersama DPRD

    dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD disampaikan terlebih dahulu

    kepada gubernur untuk dievaluasi, palinglambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal

    penetapan persetujuan bersama.

    Rancangan APBD provinsi disampaikan kepada gubernur melalui surat

    bupati/walikota yang dilampiri dengan:

    a. Persetujuan bersama antara pemerintah daerah dan DPRD terhadap rancangan

    peraturan daerah tentang APBD.

    b. KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD.

    c. Risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah tentang

    APBD.

    d. Nota keuangan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar nota

    keuangan pada sidang DPRD.

    Evaluasi Mendagri terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD Provinsi

    dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD provinsi dilakukan

    sebagai berikut.

    a. Menelaah APBD, apakah sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

    b. Dalam rangka efektivitas pelaksanaan evaluasi, Mendagri dapat mengundang

    pejabat pemerintah daerah provinsi yang terkait. Tujuan mengundang pejabat

    pemerintah provinsi lebih dititikberatkan dalam rangka membahas dan

    mengklarifikasi beberapa hal yang terkait dengan hasil telaahan sementara.

    c. Penetapan keputusan menteri dalam negeri tentang hasil evaluasi dengan tepat

    waktu (paling lama 15 hari).

    d. Penyampaian keputusan menteri dalam negeri kepada kepala daerah mengenai

    hasil evaluasi.

  • Apabila hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan

    peraturan gubernur tentang penjabaran APBD dinyatakan bertentangan dengan

    kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka gubernur

    bersama DPRD melakukan penyempurnaan. Penyempurnaan APBD tersebut memberikan

    batasan waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

    Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dan gubernur

    tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan

    gubernur tentang penjabaran APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur,

    mendagri membatalkan peraturan daerh dan peraturan gubernur dimaksud sekaligus

    menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya. Pembatalan peraturan daerah dan

    peraturan gubernur serta pernyataan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya ditetapkan

    dengan peraturan Mendagri.

    Evaluasi APBD Kabupaten/Kota

    Evaluasi APBD Kabupaten/Kota dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut.

    a. Persetujuan bersama antara pemerintah daerah dan DPRD terhadap rancangan

    peraturan daerah tentang APBD.

    b. KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD.

    c. Risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah tentang

    APBD.

    d. Nota keuangan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar nota

    keuangan pada sidang DPRD.

    Evaluasi gubernur terhadap APBD kabupaten/kota dan rancangan peraturan

    bupati/walikota tentang penjabaran APBD kabupaten/kota dilakukan sebagai berikut.

    a. Menelaah apakah APBD sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

    b. Dalam rangka efektivitas pelaksanaan evaluasi, gubernur dapat mengundang

    pejabat pemerintah daerah kabupaten/kota terkait. Tujuan mengundang pejabat

    pemerintah provinsi lebih dititikberatkan dalam rangka membahas dan

    mengklarifikasi beberapa hal yang terkait dengan hasil telaahan sementara.

    c. Penetapan keputusan gubernur tentang hasil evaluasi dengan tepat waktu (paling

    lama 15 hari).

    d. Penyampaian keputusan gubernur kepada bupati/walikota mengenai hasil evaluasi.

  • Apabila hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan

    peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD dinyatakan bertentangan dengan

    kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka

    bupati/walikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan. Penyempurnaan APBD

    tersebut diberikan batasan waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak

    diterimanya hasil evaluasi.

    Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan

    Bupati/Walikota tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan

    rancangan peraturan bupati/walikota tentang hal tersebut ditetapkan menjadi Perda dan

    peraturan bupti/walikota, gubernur membatalkan peraturan daerah dan peraturan

    bupati/walikota dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun

    sebelumnya. Pembatalan peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota serta pernyataan

    berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya ditetapkan dengan peraturan gubernur.

    Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah Tentang

    Panjabaran APBD

    APBD merupakan sarana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat

    untuk tercapainya tuuan pelaksanaan otonomi daerah. Terlambatnya penetapan APBD

    akan dapat menghambat pemberian pelayanan kepada masyarakat, penyelenggaraan

    pemerintahan dan pembangunan daerah yang pada akhirnya dapat menyengsarakan

    kehidupan masyarakat.

    Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat (4)

    Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, pengambilan keputusan

    oleh DPRD mengenai rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan selambat-

    lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan.

    Untuk tersedianya waktu yang cukup dalam membahas APBD dan mempercepat

    persetujuan bersama antara kepala daerah dan DPRD, kepala daerah agar menyampaikan

    rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD disertai penjelasan dan dokumen

    pendukungnya paling lambat minggu pertama bulan Oktober. Dokumen pendukung

    rancangan peraturan daerah tentang APBD yakni terdiri atas nota keuangan dan rancangan

    APBD.

    Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah

    tentang penjabaran APBD ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang

  • APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD setelah terlebih dahulu

    dievaluasi oleh menteri dalam negeri bagi provinsi dan oleh gubernur bagi kabupaten/kota.

    Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah

    tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala daerah menjadi

    peraturan daerah tentang APBD.

    Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah

    tentang penjabaran APBD dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran

    sebelumnya.

    Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, maka pejabat yang ditunjuk dan

    ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku pejabat pelaksana tugas kepala daerah

    yang menetapkan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang

    penjabaran APBD.

    Pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD agar dititikberatkan pada

    kesesuaian antara arah kebijakan umum/kebijakan umum APBD dalam upaya penajaman

    pencapaian prioritas sasaran dari program yang telah disepakati dan ditandatangani

    bersama antara kepala daerah dengan DPRD sebagaimana dituangkan dalam nota

    kesepakatan arah kebijakan umum/kebijakan umum APBD.

    Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah

    tentang penjabaran APBD ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang

    APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD setelah terlebih dahulu

    dievaluasi oleh Mendagri bagi provinsi dan oleh gubernur bagi kabupaten/kota.

    Dalam hal DPRD sampai batas wajtu yang ditetapkan tidak mengambil keputusan,

    kepala daerah melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun

    sebelumnya untuk membiayai keperluan setiap bulan yang disusun dalam rancangan

    peraturan kepala daerah tentang APBD.

    Pengeluaran setinggi-tingginya untuj keperluan setiap bulan tersebut diprioritaskan

    untuk:

    a. Belanja yang bersifat mengikat.

    b. Belanja yang bersifat wajib.

    Rancangan peraturan kepala daerah ditetapkan setelah memperoleh pengesahan

    dari mendagri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota. Jangka waktu pengesahan

  • ditetapkan paling lama 15 hari terhitung sejak tanggal disampaikannya kepada mendagri

    bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota. Jika sampai dengan batas waktu tersebut

    belum disahkan oleh pejabat yang berwenang, maka telah dianggap disahkan dan kepala

    daerah menetapkan rancangan peraturan kepala daerah tersebut menjadi peraturan kepala

    daerah.

    E. SKEDUL PENYUSUNAN ANGGARAN

    Penyusunan dan Penetapan APBD

    Tahapan penyusunan dan penetapan APBD adalah sebagai berikut.

    No Uraian Waktu Keterangan

    1 Penyusunan RKPD Akhir Bulan Mei

    2 Penyampaian Rancangan KUA

    kepada Kepala Daerah Awal Bulan Juni 1 Bulan

    3 Penyampaian Rancangan KUA dari

    Kepala Daerah kepada DPRD Pertengahan Bulan Juni 3 Minggu

    4 KUA disepakati antara Kepala

    Daerah dengan DPRD

    Minggu pertama Bulan

    Juli

    5 Penyusunan Rancangan PPAS 1 Minggu

    6 Penyampaian Rancangan PPAS ke

    DPRD Minggu kedua Bulan Juli 3 Minggu

    7 WAS disepakati antara Kepala

    Daerah dengan DPRD Akhir Bulan Juli

    8 Penetapan Pedoman Penyusunan

    RKA-SKPD oleh Kepala Daerah Awal Bulan Agustus 1 Minggu

    9 Penyampaian Raperda APBD kepada

    DPRD

    Minggu pertama Bulan

    Oktober 2 Bulan

    10

    Pengambilan keputusan bersama

    DPRD dan Kepala Daerah terhadap

    RAPBD

    Paling lama satu bulan

    sebelum tahun anggaran

    yang bersangkutan (awal

    Bulan Desember)

    11 Penetapan hasil evaluasi 15 hari kerja (pertengahan

    Bulan Desember)

    12

    Penetapan Perda APBD dan Raper

    KDH tentang penjabaran APBD bila

    sesuai hasil evaluasi

    Akhir Desember (31

    Desember)

    13 Penyempurnaan sesuai hasil evaluasi 7 hari kerja Akhir Bulan

    Desember

    14 Pembatalan berdasarkan hasil

    evaluasi

    7 hari kerja

    setelah hasil

    evaluasi dari

    Mendagri/

    Gubernur

    15 Penghentian dan pencabutan 7 hari kerja Awal Bulan

  • pelaksanaan Perda APBD bersama

    DPRD

    Januari

    16

    Penetapan Keputusan Pimpinan

    DPRD tentang penyempurnaan

    Perda APBD dan penyampaian hasil

    penyempurnaan berdasarkan hasil

    evaluasi

    3 hari kerja setelah

    keputusan ditetapkan

    17

    Penetapan Perda APBD dan

    Peraturan Kepala Daerah tentang

    penjabaran APBD

    31 Desember

    18

    Penyampaian Perda APBD dan

    Peraturan Kepala Daerah tentang

    Penjabaran APBD kepada Mendagri/

    Gubernur

    7 hari kerja

    Dalam hal DPRD Tidak Mengambil Keputusan Bersama terhadap Raperda APBD

    Tahapan penyusunan dan penetapan APBD adalah sebagai berikut.

    No Uraian Waktu Keterangan

    1

    Penyampaian rancangan Peraturan

    Kepala Daerah kepada Mendagri/

    Gubernur dalam hal DPRD tidak

    mengambil keputusan bersama

    terhadap Raperda APBD sampai

    dengan batas waktu yang ditetapkan

    Undang-undang

    Paling lama 15 hari kerja

    setelah Raperda tidak

    disetujui DPRD

    (pertengahan Bulan

    Desember)

    2

    Pengesahan Mendagri/ Gubernur

    terhadap Rancangan Peraturan

    Kepala Daerah

    Paling lama 30 hari kerja

    (pertengahan Bulan

    Januari)

    APBD bagi Daerah yang Belum Memiliki DPRD

    Tahapan penyusunan dan penetapan APBD adalah sebagai berikut.

    No Uraian Waktu Keterangan

    1

    Penyampaian rancangan KUA dan

    PPAS kepada Mendagri/ Gubernur

    bagi daerah yang belum memiliki

    DPRD

    Pertengahan Bulan Juni

    2 Persetujuan Mendagri/ Gubernur Minggu pertama bulan Juli 15 hari

    3 Penyampaian rancangan peraturan

    Kepala Daerah tentang APBD

    30 hari kerja sejak KUA

    dan PPAS disahkan

    Mendagri/ Gubernur

    Minggu

    pertama bulan

    Agustus

  • Bagan penyusunan dan penetapan APBD