4
*) Disarikan dari hasil rapat Penyusunan NSPK Daya Dukung Nasional, tanggal 10 November 2016 Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya Tampung SDA dan LH *) Disusun Oleh : Arianty Prasetiaty Kepala Sub Bidang Transportasi, Manufaktur, Industri dan Jasa Bidang Inventarisasi DDDT SDA dan LH Pembangunan berkelanjutan mempunyai 3 pilar yakni ekonomi, sosial dan ekologi. Dalam rangka menyelaraskan ketiga pilar tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggunakan data dan informasi daya dukung dan daya tampung sumber daya alam dan lingkungan hidup (DDDT SDA&LH) dalam menentukan kebijakan pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Pada prinsipnya, DDDT SDA&LH akan menjadi dasar bagi pemerintah baik tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota, dalam melakukan pengendalian pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA), pengendalian kerusakan, pencemaran serta pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pendekatan dalam menyusun informasi DDDT SDA&LH Informasi tentang DDDT SDA&LH dapat diperoleh melalui berbagai macam cara/pendekatan. Dalam prakteknya, enam unit Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) di seluruh Indonesia juga telah menerapkan berbagai pendekatan untuk menyediakan data dan informasi tentang DDDT SDA&LH di wilayah kerja masing-masing. Namun demikian, ada satu pendekatan yang digunakan dan diterapkan oleh semua unit P3E yakni pendekatan spasial yang berwujud Peta Daya Dukung berbasis Jasa Ekosistem. Keseragaman ini terjadi karena ada pendekatan top-down berupa arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan untuk menggunakan pendekatan peta daya dukung tersebut. Arahan ini meliputi penyeragaman produk (peta daya dukung) dan metode penyusunan serta fasilitasi penyediaan peta ekoregion skala 1:500.000 untuk peta input penyusunan peta daya dukung ekoregion. Dengan pendekatan ini, Peta dan Deskripsi Ekoregion Nasional hanya memiliki kedetilan pada skala 1:500.000. Seiring berjalannya waktu, melalui pengalaman-pengalaman P3E dalam penyusunan peta daya dukung skala ekoregion, ditemukan informasi-informasi dalam peta daya dukung nasional yang kurang sesuai dengan realitas di tingkat tapak. Oleh sebab itu, KLHK mencoba untuk menggunakan juga pendekatan bottom-up dalam penentuan daya dukung wilayah. Artinya, peta daya dukung ekoregion atau nasional disusun atas dasar informasi daya dukung di tingkat kabupaten/kota atau pada skala kedetilan 1:50.000. Dengan pendekatan ini peta ekoregion maupun peta daya dukung tingkat Kabupaten/Kota bisa ditarik ke tingkat Provinsi maupun Nasional, sehingga diharapkan pemetaan yang dilakukan lebih sesuai dengan kondisi tapak dan ketika dijadikan dasar dalam perencanaan wilayah dapat memberikan arahan yang lebih valid. Selain itu, pendekatan ini akan menguatkan proses penyusunan KLHS ataupun RPPLH di tingkat Kabupaten/Kota. Gambar 1. Perbandingan antara Peta Ekoregion Pulau Kalimantan Skala 1:500.000 dari KLHK (kiri) dan Peta Ekoregion Kalimantan Skala 1:250.000 dari P3E Kalimantan (kanan) Penyusunan NSPK Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Wilayah Dengan pendekatan bottom-up fokus penyusunan data dan informasi (peta) daya dukung adalah wilayah Kabupaten/Kota sehingga pelaksananyapun seyogianya adalah Pemerintah Kabupaten/Kota. Sesuai dengan cakupan wilayah ini, tingkat kedetilan data dan informasi DDDT SDA&LH diharapkan berada pada skala 1:50.000.

Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya ... · Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya Tampung ... Informasi tentang DDDT SDA&LH dapat diperoleh melalui berbagai

  • Upload
    lamthu

  • View
    287

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya ... · Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya Tampung ... Informasi tentang DDDT SDA&LH dapat diperoleh melalui berbagai

*) Disarikan dari hasil rapat Penyusunan NSPK Daya Dukung Nasional, tanggal 10 November 2016

Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya Tampung SDA dan LH *)

Disusun Oleh :

Arianty Prasetiaty

Kepala Sub Bidang Transportasi, Manufaktur, Industri dan Jasa Bidang Inventarisasi DDDT SDA dan LH

Pembangunan berkelanjutan mempunyai 3 pilar yakni ekonomi, sosial dan ekologi. Dalam rangka menyelaraskan ketiga pilar tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggunakan data dan informasi daya dukung dan daya tampung sumber daya alam dan lingkungan hidup (DDDT SDA&LH) dalam menentukan kebijakan pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Pada prinsipnya, DDDT SDA&LH akan menjadi dasar bagi pemerintah baik tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota, dalam melakukan pengendalian pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA), pengendalian kerusakan, pencemaran serta pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pendekatan dalam menyusun informasi DDDT SDA&LH

Informasi tentang DDDT SDA&LH dapat diperoleh melalui berbagai macam cara/pendekatan. Dalam prakteknya, enam unit Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) di seluruh Indonesia juga telah menerapkan berbagai pendekatan untuk menyediakan data dan informasi tentang DDDT SDA&LH di wilayah kerja masing-masing. Namun demikian, ada satu pendekatan yang digunakan dan diterapkan oleh semua unit P3E yakni pendekatan spasial yang berwujud Peta Daya Dukung berbasis Jasa Ekosistem. Keseragaman ini terjadi karena ada pendekatan top-down berupa arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan untuk menggunakan pendekatan peta daya dukung tersebut. Arahan ini meliputi penyeragaman produk (peta daya dukung) dan metode penyusunan serta fasilitasi penyediaan

peta ekoregion skala 1:500.000 untuk peta input penyusunan peta daya dukung ekoregion. Dengan pendekatan ini, Peta dan Deskripsi Ekoregion Nasional hanya memiliki kedetilan pada skala 1:500.000.

Seiring berjalannya waktu, melalui pengalaman-pengalaman P3E dalam penyusunan peta daya dukung skala ekoregion, ditemukan informasi-informasi dalam peta daya dukung nasional yang kurang sesuai dengan realitas di tingkat tapak. Oleh sebab itu, KLHK mencoba untuk menggunakan juga pendekatan bottom-up dalam penentuan daya dukung wilayah. Artinya, peta daya dukung ekoregion atau nasional disusun atas dasar informasi daya dukung di tingkat kabupaten/kota atau pada skala kedetilan 1:50.000. Dengan pendekatan ini peta ekoregion maupun peta daya dukung tingkat Kabupaten/Kota bisa ditarik ke tingkat Provinsi maupun Nasional, sehingga diharapkan pemetaan yang dilakukan lebih sesuai dengan kondisi tapak dan ketika dijadikan dasar dalam perencanaan wilayah dapat memberikan arahan yang lebih valid. Selain itu, pendekatan ini akan menguatkan proses penyusunan KLHS ataupun RPPLH di tingkat Kabupaten/Kota.

Gambar 1. Perbandingan antara Peta Ekoregion Pulau Kalimantan Skala 1:500.000 dari KLHK (kiri) dan Peta Ekoregion Kalimantan Skala 1:250.000 dari P3E Kalimantan (kanan)

Penyusunan NSPK Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Wilayah

Dengan pendekatan bottom-up fokus penyusunan data dan informasi (peta) daya dukung adalah wilayah Kabupaten/Kota sehingga pelaksananyapun seyogianya adalah Pemerintah Kabupaten/Kota. Sesuai dengan cakupan wilayah ini, tingkat kedetilan data dan informasi DDDT SDA&LH diharapkan berada pada skala 1:50.000.

Page 2: Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya ... · Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya Tampung ... Informasi tentang DDDT SDA&LH dapat diperoleh melalui berbagai

Di sinilah permasalahan berpotensi muncul jika Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) untuk penyusunannya belum ada. Oleh sebab itu, KLHK sebagai wali data atas peta ekoregion maupun peta daya dukung wilayah berkewajiban untuk menyusun Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) penyusunan peta ekoregion dan peta daya dukung. NSPK ini diharapkan mampu mengatur tingkat kedetilan informasi ekoregion yang berbeda pada tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Nasional.

Jika merujuk definisi yang terkandung dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2009, maka pada saat ini data yang dapat dipergunakan dalam penyusunan peta ekoregion barulah sebatas informasi morfologi (bentanglahan) dan morfogenesa (bentuklahan) dimana informasi tersebut terdapat dalam Peta Sistem Lahan, dan belum dapat memasukkan unsur yang lebih mendetail seperti flora dan fauna, iklim serta sosial budaya.

Skema penyusunan peta ekoregion Kalimantan Skala 1:250.000

Selanjutnya, peta ekoregion akan menjadi salah satu peta input dalam menyusun informasi daya dukung daya tampung wilayah, selain peta tutupan lahan. Saat ini KLHK juga tengah menyusun NSPK penyusunan peta daya dukung daya tampung wilayah pada skala mendetail di tingkat kabupaten/kota yaitu 1:50.000 dengan menggunakan pendekatan Jasa Ekosistem. Diharapkan penyusunan di skala 1:50.000 akan lebih representatif ketika dirujuk di skala nasional atau 1:500.000.

Berdasarkan rancangan pedoman penyusunan informasi daya dukung dan daya tampung berbasis jasa ekosistem, terdapat kerangka informasi yang harus ada pada berbagai tingkatan yaitu tingkat skala Nasional/Pulau, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Kota/Project.

Hirarki Penerapan Daya Dukung dan Daya Tampung LH di berbagai tingkatan

Pada tingkatan nasional, pendekatan yang digunakan adalah indeks kinerja layanan ekosistem seperti yang tertuang dalam dokumen MEA (Millenium Ecosystem Assesment) sehingga output yang dapat dihasilkan berupa arahan-arahan secara umum tentang sebaran potensi jasa ekosistem di berbagai wilayah. Pada tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pendekatan yang digunakan adalah tingkat pemenuhan kebutuhan dasa/generik penduduk seperti misalnya jasa penyedia pangan dan penyedia air. Pada tahapan ini informasi yang diharapkan untuk dihasilkan adalah tingkat ambang batas/threshold kemampuan ekosistem dalam menerima gangguan/dampak pembangunan.

Reinterpretasi Visual

Bentuklahan untuk Ekoregion

Citra Satelit

SRTM (30 m)

Hillshade

Peta Kontur

Peta Sistem Lahan

Indonesia Skala

1:250.000

Citra Satelit Optik

(Google

Earth)

Peta Geologi Skala

1:250.000

Page 3: Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya ... · Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya Tampung ... Informasi tentang DDDT SDA&LH dapat diperoleh melalui berbagai

*) Disarikan dari hasil rapat Penyusunan NSPK Daya Dukung Nasional, tanggal 10 November 2016

Metode Penentuan Ambang Batas/Threshold Daya Dukung Berbasis Jasa Ekosistem

Terkait dengan kebutuhan pendetailan peta daya dukung wilayah di tingkat tapak atau di skala 1:50.000, maka informasi peta daya dukung tersebut diharapkan tidak hanya memberikan arahan potensi namun juga ambang batas ekosistem dalam menerima dampak pembangunan di tingkat kabupaten/kota, maka saat ini sedang dikembangkan metode Sistem Grid Skala Ragam. Metode ini merupakan struktur penyimpanan data yang dapat digunakan untuk menyimpan beragam data dengan menggunakan sistem grid dalam resolusi (skala) yang berbeda.

Metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran persebaran secara

spasial baik supply maupun demand dari beberapa isu strategis. Sebagai contoh di tingkat nasional sedang mengangkat isu penyediaan pangan dan air. Peta daya dukung jasa penyedia pangan dan penyedia air berbasis jasa ekosistem digunakan sebagai pendekatan supply penyediaan pangan, sedangkan untuk pendekatan demand digunakan data sekunder tentang populasi penduduk per kapita yang telah dikonversi menjadi kalori per kapita.

Berdasarkan kedua peta supply dan demand ini maka selanjutnya dapat ditentukan status daya dukung dari jasa penyedia pangan maupun penyedia air, dengan menghitung selisih dari supply dan demand untuk kedua jenis jasa tersebut. Berikut ditampilkan contoh penghitungan status daya dukung jasa pangan untuk Pulau Jawa dengan sistem grid skala ragam.

Kebutuhan Bahan Pangan Pulau Jawa Tahun 2015

Ketersediaan Pangan Pulau Jawa Tahun 2015

Overlay

- Peta Distribusi Penduduk Tahun 2014 dalam Sistem Grid

- Ekoregion , IJE - DAS WAS Perhitungan IJEP tiap Grid

Perhitungan IJEP tiap - Kabupaten/Kota

(Pangan) - WAS (Air)

Perhitungan Potensi/ Ketersediaan

Pendistribusian Ketersediaan dalam Sistem Grid

Peta Distribusi Ketersediaan dalam Sistem Grid

(1) Tahapan penghitungan

kebutuhan/demand jasa pangan

(2) Tahapan penghitungan

ketersediaan/supply jasa pangan

Page 4: Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya ... · Penyusunan Peta Ekoregion dan Peta Daya Dukung Daya Tampung ... Informasi tentang DDDT SDA&LH dapat diperoleh melalui berbagai

Peta Status Daya Dukung Pangan Pulau Jawa Tahun 2015

Berdasarkan hasil peta tersebut dapat diketahui sebaran kebutuhan dan ketersediaan pangan, serta status daya dukung untuk jasa pangan di wilayah jawa pada tahun 2015 sebesar 86,50% pulau jawa belum melewati ambang batas populasi yang mampu didukung kebutuhan pangannya. Hal ini tentu saja dapat menjadi referensi kebijakan baik terkait dalam pengembangan produksi pangan maupun alur distrubusi produksi pangan di tingkat tapak atau di tingkat administrasi kabupaten/kota yang dapat diimplementasikan dalam dokumen RPPLH maupun KLHS.