8
Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ugas Departemen Pekerjaan Umum adalah membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum, seperti yang disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia. Dengan tugas tersebut, maka fungsi yang diemban Departemen Pekerjaan Umum meliputi : a. Merumuskan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum dan permukiman. b. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya. c. Mengelola barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya. d. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya. e. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden. Direktorat Jenderal Penataan Ruang sebagai salah satu sub-ordinat Departemen Pekerjaan Umum mempunyai visi “Terwujudnya ruang nusantara yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat” dengan misi sebagai berikut : a. Memantapkan penyelenggaraan penataan ruang nasional melalui pelaksanaan kerangka pengembangan strategis sebagai kerangka orientasi arah pengembangan ruang nasional b. Menyiapkan, mengembangkan, dan mensosialisasikan Norma, Standar, Pedoman, dan Manual (NSPM) bidang penataan ruang dalam rangka meningkatkan kemampuan daerah serta pelaku pembangunan lainnya dalam penyelenggaraan penataan ruang nasional c. Mengoperasionalisasikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota ke dalam bentuk rencana yang lebih rinci serta dilengkapi indikasi program strategis d. Meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang baik di tingkat Nasional, provinsi, kabupaten, kota, maupun kawasan melalui penerapan sanksi dan SPM implementasi yang dituangkan dalam peraturan perundangan dan perkuatan sistem informasi e. Memantapkan kelembagaan penataan ruang di tingkat Nasional, daerah, dan masyarakat dalam operasionalisasi penataan ruang wilayah Nasional, provinsi, kabupaten, kota, dan kawasan Beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam bidang penataan ruang adalah : a. Belum sepenuhnya rencana tata ruang dijadikan acuan bagi pembangunan nasional dan pengembangan wilayah. Laporan Akhir I - 1

Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    ugas Departemen Pekerjaan Umum adalah membantu

    Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan

    pemerintahan di bidang pekerjaan umum, seperti yang

    disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun

    2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi,

    dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia. Dengan

    tugas tersebut, maka fungsi yang diemban Departemen

    Pekerjaan Umum meliputi : a. Merumuskan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan

    kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum dan permukiman.

    b. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang

    tugasnya.

    c. Mengelola barang milik atau kekayaan negara yang menjadi

    tanggung jawabnya.

    d. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.

    e. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan

    pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada

    Presiden.

    Direktorat Jenderal Penataan Ruang sebagai salah satu sub-ordinat

    Departemen Pekerjaan Umum mempunyai visi Terwujudnya ruang

    nusantara yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan untuk kemajuan

    dan kesejahteraan masyarakat dengan misi sebagai berikut : a. Memantapkan penyelenggaraan penataan ruang nasional melalui

    pelaksanaan kerangka pengembangan strategis sebagai kerangka

    orientasi arah pengembangan ruang nasional

    b. Menyiapkan, mengembangkan, dan mensosialisasikan Norma,

    Standar, Pedoman, dan Manual (NSPM) bidang penataan ruang

    dalam rangka meningkatkan kemampuan daerah serta pelaku

    pembangunan lainnya dalam penyelenggaraan penataan ruang

    nasional

    c. Mengoperasionalisasikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi, dan

    RTRW Kabupaten/Kota ke dalam bentuk rencana yang lebih rinci

    serta dilengkapi indikasi program strategis

    d. Meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang baik di

    tingkat Nasional, provinsi, kabupaten, kota, maupun kawasan

    melalui penerapan sanksi dan SPM implementasi yang dituangkan

    dalam peraturan perundangan dan perkuatan sistem informasi

    e. Memantapkan kelembagaan penataan ruang di tingkat Nasional,

    daerah, dan masyarakat dalam operasionalisasi penataan ruang

    wilayah Nasional, provinsi, kabupaten, kota, dan kawasan

    Beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam bidang penataan

    ruang adalah :

    a. Belum sepenuhnya rencana tata ruang dijadikan acuan bagi

    pembangunan nasional dan pengembangan wilayah.

    Laporan Akhir I - 1

  • Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

    b. Belum sepenuhnya rencana tata ruang dijadikan usaha

    preventif dalam proses pelestarian sumberdaya alam dan

    lingkungan hidup.

    c. Masih lemahnya kepastian hukum dan koordinasi dalam

    pengendalian pemanfaatan ruang.

    Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

    Keuangan Negara Bab I Pasal 3 menyebutkan bahwa Keuangan

    Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-

    undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan

    bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan

    kepatutan. Pada bab II pasal 9 menyebutkan bahwa

    menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna

    anggaran/pengguna barang kementerian/lembaga mempunyai

    tugas antara lain menyusun rancangan anggaran, menyusun

    dokumen pelaksanaan anggaran, melaksanakan anggaran.

    Dalam pasal 14 untuk menyusun RAPBN, setiap kementerian

    selaku pengguna anggaran/barang menyusun RKA-KL

    berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.

    Dalam penjelasan undang-undang keuangan negara yang tak

    kalah pentingnya adalah upaya mewujudkan pemerintahan yang

    bersih atau good governance, terutama untuk memperbaiki

    proses penganggaran di sektor publik yaitu penerapan anggaran

    berbasis prestasi kerja. Mengingat sistem anggaran berbasis

    prestasi kerja/hasil memerlukan kriteria pengendalian kinerja dan

    evaluasi serta untuk menghindari duplikasi dalam penyusunan

    rencana kerja dan anggaran kementerian, maka diperlukan

    penyatuan sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem penganggaran.

    Rencana tata ruang wilayah nasional pada hakekatnya merupakan

    strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah negara,

    yang berisikan :

    (1) penetapan kawasan lindung, kawasan budidaya, dan kawasan

    tertentu yang ditetapkan secara nasional;

    (2) norma dan kriteria pemanfaatan ruang; dan

    (3) pedoman pengendalian pemanfaatan ruang.

    Rencana tata ruang wilayah nasional menjadi pedoman untuk :

    (1) perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah

    nasional;

    (2) mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan

    perkembangan antar wilayah serta keserasian antar sektor;

    (3) pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh pemerintah

    dan atau masyarakat;

    (4) penataan ruang wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

    Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Departemen Pekerjaan Umum

    dalam kebijakannya menempatkan bidang penataan ruang sebagai

    komponen utama sekaligus menjadi acuan bidang lainnya dalam

    meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

    Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Penataan

    Ruang seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

    tentang Rencana Strategis Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005-

    2009, maka Direktorat Jenderal Penataan Ruang mempunyai tugas

    Laporan Akhir I - 2

  • Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

    merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta standardisasi

    dibidang penataan ruang.

    Pada dasarnya, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

    Direktorat Jenderal Penataan Ruang pada umumnya berbentuk :

    kajian, pelatihan, fasilitasi, pendampingan, peraturan, pedoman,

    sistem informasi; yang berbeda dengan pelaksanaan fisik.

    Manfaat dari kegiatan tersebut akan dirasakan dalam beberapa

    tahun ke depan, tidak quick yielding dan memerlukan waktu

    yang cukup panjang bila akan mengukur keberhasilannya.

    Demikian pula halnya proses yang harus ditempuh cukup

    banyak dan sangat luas jika akan diukur secara kuantitatif.

    Komponen kegiatan yang terdapat didalam proses selama

    kegiatan sangat bervariatif dan fleksibel, serta tidak mempunyai

    ketentuan yang baku.

    Dengan berbagai variasi kegiatan dan cakupan yang sangat

    luas, tidak berarti kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di

    bidang penataan ruang tidak dapat diukur secara kuantitatif,

    melainkan diperlukan ukuran-ukuran dengan kriteria yang jelas

    agar dapat diketahui sasaran yang akan dicapai suatu kegiatan

    tersebut, apakah sesuai dengan tupoksi, visi dan misi, sasaran

    rencana dan strategi yang diterapkan dalam mencapai sasaran

    organisasi, dalam hal ini Direktorat Jenderal Penataan Ruang.

    1.2 TUJUAN DAN SASARAN

    1.2.1 Tujuan Tujuan pekerjaan ini adalah untuk menyusun kegiatan-kegiatan yang

    dapat dilaksanakan oleh masing-masing unit pengelola kegiatan yang

    berbasis kinerja sesuai prinsip-prinsip good governance.

    1.2.2 Sasaran Sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah

    usulan kegiatan-kegiatan yang berbasis prestasi kerja (kinerja) sesuai

    dengan prioritas dan tupoksi yang dapat diukur secara kualitatif

    maupun kuantitatif menurut indikator dan kriteria yang akan ditentukan.

    1.3 KELUARAN

    Keluaran yang akan dihasilkan dari kegiatan ini adalah :

    1. Usulan indikasi prioritas kegiatan tahunan selama kurun waktu 2006

    2009.

    2. Indikator kinerja dan kriteria penentuan prioritas kegiatan yang

    sesuai dengan bidang penataan ruang dan unit organisasi.

    3. Metoda yang dapat digunakan dalam mengukur hasil yang akan

    dicapai dalam suatu kegiatan, prestasi kerja organisasi bidang

    penataan ruang.

    Laporan Akhir I - 3

  • Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

    1.4 MANFAAT YANG DIPEROLEH

    Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini untuk Direktorat

    Jenderal Penataan Ruang dalam jangka menengah dan jangka

    pendek adalah teridentifikasinya rumusan program sehingga

    mempermudah satuan kerja untuk menyusun anggaran untuk

    setiap tahunnya. Manfaat yang lainnya adalah setiap organisasi

    dapat menyusun kegiatan prioritas. Organisasi yang dimaksud

    adalah direktorat, sesditjen, subdit dan bagian yang terdapat

    didalam Direktorat Jenderal Penataan Ruang.

    1.5 RUANG LINGKUP KEGIATAN

    1. Telaahan terhadap Agenda Kabinet, Kebijaksanaan

    Pembangunan, Renstra Departemen PU dan Rencana Kerja

    bidang Penataan Ruang.

    2. Telaahan terhadap berbagai aspek kebijaksanaan

    pembangunan yang terkait.

    3. Telaahan terhadap peraturan dan perundang-undangan di

    bidang penataan ruang.

    4. Telaahan terhadap pelaksanaan kegiatan bidang penataan

    ruang, unit organisasi, usulan kegiatan, baik di pusat maupun

    di daerah.

    5. Telaahan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah dan

    akan dicapai pada kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan

    di bidang penataan ruang.

    6. Pendalaman terhadap kegiatan-kegiatan yang telah

    dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.

    1.6 METODA PENDEKATAN YANG DILAKUKAN 1.6.1 Pendekatan Umum 1. Tahap Persiapan

    Studi Literatur yang terkait dengan program, rencana tindak,

    tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam lingkup Direktorat

    Jenderal Penataan Ruang.

    Perumusan Metodologi Studi, Outcome, Output, dan Input

    Mempersiapkan kebutuhan data dan panduan wawancara

    sebagai instrumen pengumpulan data.

    Mengidentifikasi indikator kinerja program penataan ruang.

    2 Tahap Survei Pengumpulan Data Survei dan observasi lapangan untuk mengumpulkan data dan

    informasi yang terkait dalam penyusunan rumusan Program

    Penataan Ruang Berbasis Kinerja.

    Survei dan observasi lapangan dilaksanakan pada unit-unit yang

    berada di Direktorat Jenderal Penataan Ruang dengan

    melakukan wawancara kepada stakeholder terkait.

    3 Tahap Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan baik data-data yang bersifat statistikal

    kuantitatif maupun data-data sosial, budaya dan data pendukung

    lain yang bersifat kualitatif.

    Pengkajian terhadap Kebijakan-kebijakan Pembangunan dan

    Penataan Ruang

    4 Tahap Analisis, Evaluasi, dan Supervisi Identifikasi Permasalahan

    Perumusan Indikator dan Variabel

    Laporan Akhir I - 4

  • Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

    Melakukan analisis terhadap data-data yang terkait, untuk

    kemudian diformulasikan dan dilakukan pemodelan untuk

    evaluasi program.

    Penyusunan Indikator Kinerja dan Program

    Melakukan supervisi dengan tim teknis untuk memperoleh

    masukan dan koreksi terhadap kegiatan yang dilakukan.

    Penyempurnaan Indikator dan Indikasi Program

    5 Tahap Presentasi dan Pelaporan Tahap selanjutnya adalah presentasi terhadap hasil

    analisis. Masukan dan koreksi yang diperoleh pada saat

    presentasi tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan

    laporan.

    1.6.2 Beberapa Metoda Analisis Secara umum, analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif

    yang didukung dengan data kualitatif maupun kuantitatif. Berikut

    adalah instrumen yang akan digunakan untuk mendukung

    kepentingan analisis.

    A. Analisis Deskriptif Analisis internal lebih menggunakan pendekatan fungsional.

    Oleh karena itu, pengamatan secara seksama dilakukan pada

    fungsi-fungsi yang ada. Sementara itu, variabel lingkungan

    eksternal hendak dicermati variabel-variabel yang relevan

    dengan operasional lembaga. Hasil analisis ini adalah informasi

    tentang kekuatan dan kelemahan pada sisi internal serta

    peluang dan hambatan/tantangan dari sisi lingkungan eksternal.

    Penentuan kekuatan dan kelemahan/tantangan serta peluang dan

    tantangan akan dilakukan bersama-sama peneliti dan manajemen

    organisasi dengan tetap diacukan pada kerangka teoritis.

    Kondisi Internal meliputi fungsi operasional, fungsi organisasi dan

    SDM, serta fungsi keuangan. Sedangkan kondisi eksternal meliputi

    pemerintah (peraturan dan perundangan); Politik (keberpihakan,

    secara politis); Ekonomi (kondisi pasar, pesaing, rekanan, daya beli

    masyarakat) Sosial-budaya (penerimaan masyarakat terhadap

    keberadaan Budaya); Teknologi. Analisis ini sangat bermanfaat untuk

    proses penetapan perumusan program. Disamping melakukan analisis

    deskriptif berdasarkan hasil-hasil kajian sebagai referensi, juga

    dilakukan kegiatan analisis terhadap hasil rumusan dari proses

    wawancara atau diskusi. Analisis ini digunakan pada saat melakukan

    proses pendalaman masalah melalui assesment pada berbagai pelaku

    yang terkait dengan tata ruang.

    Analisis deskriptif juga dilakukan dengan mengikuti alur proses

    pedoman penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah oleh Lembaga Administrasi Negara (Tahun 2003).

    B. Analisis Indikator dan Sebab

    Analisis ini dilakukan dengan mengamati secara seksama data analisis

    untuk kemudian ditarik kesimpulan tentang kondisi dan kinerja tata

    ruang dengan mengamati berbagai indikator serta sekaligus dianalisis

    faktor penyebab ketidaksiapan tersebut.

    Laporan Akhir I - 5

  • Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

    1.7 SISTEMATIKA PENYAJIAN

    Laporan Akhir ini akan disajikan dengan sistematika sebagai

    berikut :

    BAB I PENDAHULUAN yang berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, keluaran, manfaat, ruang lingkup dan

    waktu pelaksanaan.

    BAB II PEMAHAMAN TENTANG SISTEM DAN ASPEK

    TATA RUANG yang menggambarkan teori sistem, perencanaan berbasis kinerja, serta kerangka makro penataan ruang.

    BAB III PEMAHAMAN TENTANG AKUNTABI- LITAS

    KEGIATAN BERBASIS KINERJA yang berisi tentang ketentuan dan pedoman sistem penyusunan kegiatan dan anggaran berbais kinerja

    BAB IV REVIEW PERUNDANG-UNDANGAN yang berisi

    materi produk undang-undang yang telah menjadi bahan rujukan dalam kegiatan ini

    BAB V REVIEW KEBIJAKSANAAN PEMBA-NGUNAN

    DAN TUPOKSI DITJEN PENATAAN RUANG yang berisi berbagai kebijaksanaan pembangunan yang menjadi acuan dalam penyusunan program

    BAB VI REVIEW DAN EVALUASI UMUM KEGIATAN

    DITJEN TARU yang berisi gambaran kegiatan dan hasil evaluasi umum pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun-tahun sebelumnya.

    BAB VII PERUMUSAN VISI, MISI DAN PROGRAM UTAMA yang

    berisi uraian tentang keterkaitan antara visi, misi, dan program utama Ditjen Taru

    BAB VIII PERUMUSAN INDIKATOR KINERJA yang menjelaskan

    proses dan perumusan indikator kinerja yang nantinya akan digunakan

    BAB IX PERUMUSAN KRITERIA PENGUKURAN UNTUK

    EVALUASI KINERJA yang berisi cara penetapan kriteria dan bagaimana menggunakannya

    .

    Laporan Akhir I - 6

  • Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

    Gambar 1.1 Kerangka Pengukuran Program Berbasis Kinerja

    LAKIP

    RPJP/RPJM

    Rencana Strategis

    Rencana Kinerja Tahunan

    Penetapan Kinerja (Performance

    Contract/Agreement)

    Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

    Kinerja Aktual

    Laporan Pertanggungjawaban

    Keuangan

    Laporan Akhir I - 7

  • Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

    Produk Perundang-undangan : UU No. 24/1992, UU No. 17/2003, UU No. 25/2004, UU No. 32/2004, UU No. 33/2004, dan sebagainya

    RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2004-2009

    Produk Perencanaan : RTRW Nasional, Studi2, dsb.

    Kondisi Lingkungan Strategis (Eksisiting) : Pembangunan Nasional dan Penataan Ruang

    Agenda Kabinet Indonesia Bersatu

    Renstra Dep.PU 2005-2009 Visi, Misi , dan Jakstra Bidang Penataan Ruang

    Perspektif, Kebijakan dan Strategi Pembangunan

    Analisis Kebijakan dan Program Yang Terkait Bidang Penataan Ruang

    Identifikasi Kebu-tuhan Program dan Indikator

    Kinerja

    - Identifikasi Kri-teria Program dan Sasaran Penataan Ru-ang

    - Pemilihan Kri-teria Indikator

    - Identifikasi Indi-kator Output dan Outcome Pena-taan Ruang

    - Identifikasi Kri-teria Penilaian Evaluasi Kinerja

    Pemaha-man dan Evaluasi Umum Kegiatan Ditjen TaruSebelum-nya

    Usulan Indikasi Prioritas Kegiatan Tahunan 2006-2009

    Indikator Kinerja dan Kriteria Pe-nentuan Prioritas Kegiatan

    Metoda Penguku-ran Hasil Kinerja Kegiatan

    Gambar 1.2 Proses Pekerjaan yang Akan Dilakukan

    Proses-Analisis Output-Hasil KeluaranKajian Kebijakan Terkait Bidang Penataan Ruang

    Laporan Akhir I - 8

    1.1 LATAR BELAKANG1.2 TUJUAN DAN SASARAN