24
Kontrol Persilangan Ida Ayu Astarini

Per Silang An

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Per Silang An

Kontrol Persilangan

Ida Ayu Astarini

Page 2: Per Silang An

Kontrol persilangan sangat penting dalam produksi benih hibrida.

Tanaman hibrida memiliki keuntungan dari efek heterosis akibat persilangan dari 2 galur yang berbeda.

Heterosis atau hybrid vigor adalah peningkatan vigor tanaman dibandingkan tetuanya. Penampilan hibrida ini superior dibandingkan dengan tetuanya dalam hal produksi, vigor, adaptasi dan keseragaman.

Untuk memproduksi benih hibrida yg tdk terkontaminasi oleh benih polinasi sendiri, perlu metode untuk mengontrol/menghindari polinasi sendiri.

2 metode utk produksi hibrida F1: self-incompatibility (SI) & cytoplasmic male sterility (CMS).

Page 3: Per Silang An

Mandul Jantan = steril jantan (male sterility)

tidak adanya polen hidup pada tumbuhan yang normalnya monoecious atau hermaprodit.

Mandul jantan tjd pd tumbuhan yg gagal menghasilkan stamen atau anter kegagalan meiosis dalam anter kematangan butir polen yang tidak

normal.

Page 4: Per Silang An

Tipe mandul jantan

3 tipe genetic = genic male sterility =

gms

cytoplasmic = cytoplasmic male sterility = cms

cytoplasmicgenetic = gabungan

Page 5: Per Silang An

Genetic male sterility

Mandul jantan yang dikontrol oleh gen, biasanya ditentukan oleh 1 gen resesif, ms. Alel mandul jantan ini mungkin timbul secara spontan atau diinduksi.

Untuk memelihara mandul jantan, tan disilangkan dg fertil jantan yg heterozygous. Persilangan ini akan menghasilkan 1 : 1 steril jantan dan fertil jantan.

Gen tunggal resesif mandul jantan telah ditemukan pada tanaman jagung, padi, kapas, kedelai, sorgum, tembakau, ketimun, melon dan terong.

Page 6: Per Silang An

Cytoplasmic male sterility

Ditentukan oleh sitoplasma Keturunannya akan selalu mandul

jantan, karena sitoplasma berasal dari sel telur.

Digunakan untuk produksi hibrida, mis. Pada sorghum, padi, tembakau, kapas, bunga matahari

Page 7: Per Silang An

Penyebab terjadinya CMS Mutasi spontan, meski sangat jarang.

Ditemukan pada jagung, bunga matahari

Persilangan antar spesies = interspesific hybridisation

Diinduksi dg ethidium bromideMis. pada Petunia sp

Page 8: Per Silang An

Faktor yg mempengaruhi tingkat mandul jantan

Kondisi lingkungan Temperatur dingin, atau perubahan

suhu atau kelembaban secara mendadak dapat menyebabkan polen dalam anter tanaman mandul jantan fungsional dilepaskan.

Page 9: Per Silang An

Aplikasi mandul jantan dalam pemuliaan tanaman

Tanaman cms digunakan sebagai tetua betina dalam persilangan untuk menghasilkan hibrida unggul.

Banyak diterapkan pada kubis-kubisan, grain (padi, gandum), dll.

Menekan kemungkinan munculnya inbred atau sib (umum terjadi jika persilangan menggunakan sistem SI)

Page 10: Per Silang An

Contoh aplikasi CMS-Kembang kol

% berkecambah tinggi, seragam, vigor bibit tinggi

Memberi pilihan standar seed grade tinggi (Hybridtop/Precision)

Meningkatkan keseragaman panen, sehingga mengurangi biaya panen

Mengurangi tanaman yang terbuang akibat sib

Lebih menguntungkan

Page 11: Per Silang An

Cytoplasmic-Genetic male sterility

Agak kompleks dan jarang digunakan karena banyak limitation

Page 12: Per Silang An

Sistem Ketakserasian (SI)

Ketakserasian/inkompatibilitas : mekanisme alami yg mencegah terjadinya fertilisasi biji sendiri & merangsang terjadinya persilangan pd Angiosperma.

2 macam: Sistem heteromorfik

Bunga sempurna tapi memiliki 2 tipe struktur bunga, misalnya 1. stamen panjang dengan style yang pendek, atau 2. stamen pendek dg style panjang

Sistem homomorfik 2 tipe berdasarkan genom yang mengontrol

interaksi polen dan pistil: GSI dan SSI

Page 13: Per Silang An

interaksi bergantung pd alel yang ada pada satu atau beberapa lokus ketakserasian dlm genom gametofit jantan.

Banyak terjadi pada Solanaceae (kentang, tomat,

tembakau), beet, lili rumput2an

SI gametofitik (GSI)

Page 14: Per Silang An

Ketakserasian gametofitik

Page 15: Per Silang An

SI sporofitik interaksi bergantung pd genom tetua

polen melalui materi yg dibawa oleh polen, tapi dihasilkan oleh sporofitik ketika polen berkembang.

Terutama pada Brassicaceae (turnip, rape, kubis, brokoli, kembang kol).

Penolakan polen sendiri dikontrol oleh diploid genotype (S locus)

Page 16: Per Silang An

Ketakserasian sporofitik

Page 17: Per Silang An

Mekanisme SI

3 kategori:1. interaksi pollen – stigma

1. Mencegah perkecambahan pollen

2. interaksi pollen tube – style- umum pada gsi- pollen tube distop perpanjangan

3. Interaksi pollen tube – ovule- pollen mencapai ovul tapi embrio hancur/rusak

Page 18: Per Silang An

Aplikasi SI dlm pemuliaan tanaman

Pada pohon buah yg tak serasi, dianjurkan utk menanam 2 varietas yg cross compatible agar tanaman berbuah.

Sering digunakan dalam persilangan utk menghasilkan hibrida unggul

Namun ada fenomena sib, inbred

Page 19: Per Silang An

Cara mengatasi SI

Suhu tinggi Mis. Pada Brassica, Lycopersicon, pistil yg diekspos sampai suhu 60oC,

merangsang kesuburan Irradiasi

Pd Solanaceae, X-ray atau gamma ray menginduksi kesuburan sementara

Grafting

Page 20: Per Silang An

Polinasi berganda Polinasi kuncup (bud pollination):

polinasi biasanya dilakukan 1 – 2 hari sebelum bunga mekar/anthesis

Surgical technique : potong/hilangkan stigma dan pollen diletakkan pada potongan style

NaCl CO2

Cara mengatasi SI (Lanjutan)

Page 21: Per Silang An

Faktor yang mempengaruhi penyerbukan silang

Waktu dan Struktur Bunga Letak anter yang terpisah dari stigma memaksa

terjadinya penyerbukan silang. Pada Brassica, letak anter jauh dari stigmanya, dan anter melepaskan polennya pada sisi terjauh dari stigma. Tipe struktur ini dijumpai pada spesies menyerbuk silang, terutama yang vektornya biotik.

Pada tanaman yang menyerbuk sendiri seperti tomat, anternya bersatu membentuk corong sekeliling dan di atas ada stigma dan tangkai putik.

Page 22: Per Silang An

Vektor biotik tertarik mengunjungi bunga karena tertarik akan warnanya, bau yang dikeluarkan, atau madu yang dihasilkan.

Yang termasuk vektor biotik : kelelawar, burung, serangga (kupu-kupu, ngengat, lalat, kumbang, tawon) dan semut.

Selain vektor biotik, terdapat juga vektor abiotik yaitu angin yang berperan dalam polinasi rumput-rumputan.

Page 23: Per Silang An

Modifikasi dalam sistem polinasi bunga hermaprodit

Dikhogami : Tumbuhan yang bunganya tidak dapat melepas polen dan menerima polen pada waktu yang sama Protandri : Polen dilepaskan sebelum

stigma matang untuk menerimanya. Contoh: Bawang, wortel, melon, ketimun, bunga matahari.

Protogini : Stigma siap menerima polen pada waktu polen belum siap dilepaskan.

Page 24: Per Silang An

Homogami : Tumbuhan berbunga hermaprodit, polen dilepas dan stigma siap menerima pada waktu yang bersamaan. Pada tumbuhan ini, autogami tidak harus terjadi. Kleistogami: Bunga hermaprodit yang

polennya dilepas dan stigma siap menerima (anthesis) ketika bunga masih belum mekar, biasanya memaksa terjadinya autogami. Contoh: gandum, kacang buncis.

Khasmogami: Bunga hermaprodit yang polinasi terjadi setelah bunga mekar.