Upload
ai-you-mawardi
View
14
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
peradaban kuno
Citation preview
Peradaban Asia Afrika dikenal sebagai awal mulanya manusia hidup dan bertingkah laku
layaknya manusia modern.Sebagai peradaban tertua yang pernah dikenal, amatlah layak kita
mengenal dan memahami bagaimana kehidupan mereka saat itu. berikut uraiannya..
A. Pusat-Pusat Peradaban Awal di Asia
1. Peradaban di India
Daerah India merupakan salah satu tempat munculnya peradaban tertua di dunia
khususnya di Asia. Daerah India merupakan suatu Jazirah Benua Asia yang disebut dengan nama
anak benua. Di sebelah utara daerah India terbentang Pegunungan Himalaya yang menjadi
pemisah India dengan daerah lainnya di Asia.
Antara Pegunungan Himalaya dan Hindu Kush terdapat Celah Kaibar. Celah Kaibar
inilah yang dilalui oleh masyarakat India untuk menjalin hubungan dengan daerah-daerah lain di
Asia. Di tengah-tengah daerah India terdapat Pegunungan Windya. Pegunungan ini membagi
India menjadi dua bagian, yaitu India Utara dan India Selatan. Pada daerah India bagian utara
mengalir Sungai Shindu (Indus), Gangga, Yamuna, dan Brahmaputra. Daerah itu merupakan
daerah yang subur sehingga sangat padat penduduknya. Di daerah itu pulalah muncul pusat
peradaban awal di Asia, yaitu peradaban Lembah Sungai Indus dan Lembah Sungai Gangga.
Peradaban Lembah Sungai Indus
1. Pusat Peradaban
Peradaban Lembah Sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi-di
Kota Harappa dan Mohenjodaro. Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibukota daerah
Lembah Sungai Indus bagian selatan dan Kota Harappa sebagai ibukota Lembah Sungai Indus
bagian utara. Mohenjodaro dan Harappa merupakan pusat peradaban bangsa India pada masa
lampau.
2. Tata Kota
Di Kota Mohenjodaro dan terdapat gedung-gedung dan rumah tinggal serta pertokoan
dibangun secara teratur dan berdiri kukuh. Gedung-gedung dan rumah tinggal dan pertokoan itu
sudah terbuat dari batu bata lumpur.
Wilayah kota dibagi atas beberapa bagian atau blok yang dilengkapi jalan yang ada aliran
airnya.
3. Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian menjadi mata
pencaharian utama masyarakat India. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telah berhasil
menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus sampai jauh ke daerah pedalaman.
Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan daerah-daerah pertanian menunjukkan
bahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban yang tinggi. Hasil-hasil
pertanian yang utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain.
4. Sanitasi (Kesehatan)
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi (kesehatan)
lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikan
faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah mereka sudah dilengkapi oleh
jendela.
5. Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi,
Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan,
seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas,
perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat
peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah
6. Pemerintahan
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :
a. Candragupta Maurya
Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansi
dan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan Himalaya.
Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di daerah Punjab.
Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah Iskandar Zulkarnaen
meninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan selanjutnya
berdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu kota di Pattaliputra.
Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa
pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian
besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaannya. Dalam waktu singkat,
wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat iuas, yaitu daerah Kashmir di
sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah timur.
b. Ashoka
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan cucu
dari Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Maurya mengalami masa yang
gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah ia menyaksikan korban
bencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul penyesalan dan tidak lagi melakukan
peperangan.
Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian menjadi pengikut agama Buddha.
Sejak saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Setelah Ashoka
meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan sering terjadi dan baru
pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah
belah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.
7. Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja
banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti buaya dan
gajah serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan
sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan
perdamaian.
Peradaban Lembah Sungai Gangga (India Kuno)
1. Pusat Peradaban
Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan
Pegunungan Windya-Kedna.
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk
bangsa Indo-Jerman. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan menyebar ke arah timur. Bangsa
Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-1500 SM, melalui Celah Kaibar di Pegunungan
Hirnalaya.
Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan kehidupan yang terus mengembara. Setelah
berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang
subur, akhirnya mereka hidup menetap.
Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan
kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida
dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.
2. Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan
~an sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan
Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-
kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah
munculnya kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan
Kerajaan Harsha.
a. Kerajaan Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I dengan pusatnya di Lembah Sungai
Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara,
namun agama Buddha masih tetap dapat berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta(Cucu
Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus
berhasil dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II, yang dikenal
sebagaiWikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak memandang rendah dan
mempersulit perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya berdiri
perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda. Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan
rakyat semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga yang
terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul "Syakuntala".
Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat dari pahatan-
pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelah meninggalnya
Raja Candragupta II. India mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.
b. Kerajaan Harsha
Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M muncul Kerajaan Harsha
dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsha adalah
Kanay.Harshawardana merupakan seorang pujangga besar. Pada masa pemerintahannya
kesusastraan dan pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu pujangga yang terkenal pada
masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana dengan karyanya berjudul "Harshacarita".
Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama
Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta dibangun tempattempat
penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-
candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah
diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.
c. Kebudayaan Lembah Sungai Gangga
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di wilayah India
maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa
tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa
Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian
kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem
kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta
Gautama.
Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai
tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana
dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan
yang tinggi seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini
kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
2. Peradaban Lembah Sungai Kuning (Cina Kuno)
Sejarah tertua di Cina dimulai dari muara Sungai Kuning (Hwang-Ho, yang sekarang
bernama Huang He). Wilayah yang sekarang bernama Cina, pada zaman dahulu disebut Chung-
Kuo (negara tengah). Mereka menyebut Chung-Kuo karena mereka yakin bahwa negerinya
terletak di tengahtengah dunia. Penduduknya pun disebut Chung Hwa (warga negara-negara
tengah). Di kawasan Cina ini mengalir dua sungai besar yaitu Sungai Hwang-Ho (Sungai
Kuning) dan Sungai Yang Tse (yang sekarang bernama Chang Jiang). Pada daerah-daerah inilah
pertama kalinya tumbuh kebudayaan Cina. Tetapi kenyataannya kebudayaan Cina hanya tumbuh
dan berkembang di daerah Lembah Sungai Kuning (Hwang-Ho).
Tumbuh dan berkembangnya kebudayaan Cina di Lembah Sungai Hwang-Ho didukung
oleh beberapafaktor sebagai berikut :
a. Air Sungai Hwang-Ho membeku pada musim dingin, sehingga sulit bagi masyarakat
Cina melaksanakan aktivitas kehidupannya.
b. Ketika musim semi tiba, salju-salju mencair dan menimbulkan air bah serta menggenangi
dataran rendah yang amat luas.
Keadaan tersebut dihadapi oleh masyarakat Cina dengan membuat tanggul raksasa.
Sungai Hwang-Ho disebut Sungai Kuning, karena air yang mengalir berwarna kuning.
Di Lembah Sungai Hwang-Ho yang subur ini, pada tahun 2500 SM, tumbuh peradaban
manusia yang didukung oleh bangsa Han. Bangsa tersebut merupakan campuran ras Mongoloid
dengan ras Kaukasoid. Menurut cerita, pada sekitar 1800-1600 SM di Lembah Sungai Hwang-
Ho telah berdiri pemerintahan Dinasti Hsia dengan dasar budaya perunggu, tetapi masyarakatnya
belum mengenal tulisan.
Sistem Pemerintahan, Pertanian dan Perdagangan, Aksara, Kepercayaan, Teknologi,
Kalender, Filsafat Peradaban Lembah Sungai Kuning (Cina Kuno)
a. Sistem Pemerintahan
Dinasti-dinasti yang pernah berkuasa pada zaman Cina Kuno, antara lain, sebagai berikut.
1. Dinasti Shang (1300-1027 SM)
Menurut penelitian sejarah Dinasti Shang merupakan dinasti yang kali pertama
memerintah Cina. Dinasti Shang beribu kota di Yin Chu (An-Yang). Kaisar Shang memerintah
sebagai raja imam (Priest King) dengan membagl-bagi kekuasaannya dalam 30 wilayah yang
diperintah oleh raja-raja bawahan.
2. Dinasti Chou (1027-221 SM)
Pemerintahan Dinasti Chou bersifat feodalisme. Pemerintahan langsung berada di bawah
kekuasaan kaisar, pemerintah daerah dipegang oleh para pembanh^J kaisar yang menguasai
daerah-daerah atas nama kaisar yang disebut raja vazal. Pada zaman Dinasti Chou muncul tokoh-
tokoh filsatat ternama Cina seperti Lao Tse, Kung Fu Tse, dan Meng Tse.
3. Dinasti Chin (221-206 SM)
Pemerintahan Dinasti Chin berbentuk kesatuan, dengan raja pertama bernama Chin Shih
Huang Ti. Pada masa pemerintahannya terjadi berbagai pembaruan, di antaranya penghapusan
aturan-aturan feodalisme, penghapusan sistem raja vazal, pembentukan provinsi, dan
pengangkatan gubernurnya. Untuk membendung serangan bangsa luar dari utara (bangsa Shiung
Nu), Dinasti Chin membangun "Tembok Besar”Cina.
4. Dinasti Han (206 SM-220 M)
Dinasti Han didirikan oleh Liu-Pang dan mencapai masa kejayaan pada masa
pemerintahan Kaisar Han Wu Ti. Kerajaan Cina meliputi Asia Tengah, Korea, Manchuria
Selatan, Anam, Sinkiang. Pada masa ini dibangun jalan sutra yaitu jalan yang menghubungkan
Cina dengan Asia Tengah, Kashmir, bahkan sampai ke Asia Barat bertemu dengan jalur
Romawi.
5. Zaman Enam Dinasti (220-589 M)
Pada zaman ini agama Buddha berkembang di Cina. Banyak pandeta atau biksu Cina
yang pergi belajar ke India, di antaranya Fa-Hien. Fa-Hien menuliskan kisah perjalanannya
dalam buku yang berjudul Fu Kuo Chi. Muncul pula seni bangunan untuk pagoda dan kuil
Buddha yang bergaya Cina.
6. Dinasti T'ang (627-907 M)
Dinasti T'ang merupakan salah satu dinasti terpenting di negeri Cina. Dinasti T'ang
didirikan oleh Li Shih Minh, kemudian terkenal dengan Kaisar T'ang Tai Tsung. Ibu kota Dinasti
T'ang ditetapkan Sian Fu. Dari ibu kotanya tersebut kaisar menjalankan pemerintahan yang
dibantu oleh pegawai-pegawai istana yang diangkatnya.
Pada zaman Dinasti T'ang, seni sastra berkembang. Penyair Cina yang terkenal pada
zaman ini adalah Li Tai Po dan Tu Fu.
Pada zaman Dinasti T'ang, agama Nasrani dan Islam mulai masuk ke Cina melalui Asia
Tengah. Kedua agama itu masuk ke Cina melalui hubungan perdagangan. Hal itu terjadi
mengingat jauh sebelum Dinasti T'ang, negeri Cina telah menjalin hubungan perdagangan
dengan bangsa-bangsa di Asia Barat.
7. Dinasti Sung (960-1279 M)
Pada abad ke-10 M, Dinasti T'ang runtuh dan negeri Cina kembali mengalami kekacauan
dan silih berganti raja-raja memerintah. Baru pada tahun 960 M kekacauan ini berhasil diatasi
dan seianjutnya berdiri Dinasti Sung.
Pada zaman Dinasti Sung, filsafat, sastra, dan seni maju dengan pesat. Filsafat Neo
Konfusianisme lahir pada zaman ini. Filsafat ini merupakan ajaran Kung Tse yang telah
menerima pengaruh Taoisrne dan Buddhisme.
b. Pertanian dan Perdagangan
Lembah Sungai Kuning merupakan daerah yang sangat subur dan dapat dikatakan
sebagai urat nadi kehidupan bangsa Cina. Pada daerah yang subur itu masyarakat Cina hidup
bercocok tanam, seperti menanam gandum, padi, teh, jagung, dan kedelai.
Bangsa Cina Kuno telah mengenal sistem pertanian sejak zaman Neolithikum yakni
sekitar tahun 5000 SM. Tanaman pangan utama yang diusahakan adalah padi, buah-buahan,
kacangkacangan, sayur-mayur, dan lain-lain. Pada zaman perunggu tanaman pertanian yang
diprioritaskan, antara lain, padi, teh, kacang, kedelai, rami, dan lain-lain. Kemudian pada masa
pemerintahan Dinasti Chin (221-206 SM) terjadi kemajuan yang sangat pesat dalam sistem
pertanian. Pada masa ini pertanian sudah diusahakan secara intensif. Pada masa itu telah dikenal
pupuk untuk menyuburkan tanah.
c. Aksara
Cina sudah mengenal aksara sejak Dinasti Shang. Aksara Cina yang berbentuk
pictograph ini termasuk jenis aksara ideograph (aksara iambang benda). Aksara Cina ditulis di
atas kulit penyu dan tulang. Aksara gambar benda (ideograph) ini semula ditulis dan digambar
untuk kepentingan ramal-meramal, karena bangsa Cina sejak zaman dahulu suka dengan
ramalan.
Pada zaman Dinasti Chou, aksara Cina ditulis pada potongan bambu. Cara
menuliskannya adalah dari atas ke bawah. Sekitar tahun 105 M, pada masa Dinasti Han
ditemukan teknik pembuatan kertas yang dibuat dari campuran bubur kayu dan lem. Sehingga
aksara Cina kemudian ditulis di atas kertas. Penemu tersebut bernama Tsai Lun. Adapun pada
zaman Dinasti T'ang ditemukan teknik cetak (untuk mencetak buku dan kalender).
d. Kepercayaan
Bangsa Cina percaya pada banyak dewa. Mereka memuja dan menganggap dewa-dewa
memiliki kekuatan alam. Dunia digambarkan sebagai bidang segiempat dan di atasnya tertutup
oleh langit yang terdiri dari sembilan lapisan. Di tengah-tengah dunia yang berbentuk segiempat
terletakT'ienhsia, yaitu suatu daerah yang didiami oleh bangsa Cina. Daerah T'ienhsia merupakan
daerah yang didiami oleh bangsa Barbar. Di luar daerah bangsa-bangsa Barbar terdapat daerah
kosong dan menjadi tempat tinggal para hantu dan Dewi Pa, yang menguasai musim kemarau. Di
sebelah timur dan selatan negara Cina ada empat lautan besar yang disebut Su-hai. Dewadewa
yang dipuja bangsa Cina pada saat itu di antaranya Feng Pa (Dewa angin), Lei-Shih (Dewa
Angin Topan), Tai-Shan (dewa yang menguasai bukit suci), dan lain sebagainya.
e. Teknologi
Keramik merupakan ciri khas dari hasil karya masyarakat Cina. Pembuatan benda-benda
dari keramik itu mengandung jiwa seni, karena pada benda-benda keramik terdapat berbagai
macam bentuk hiasan, seperti guci keramik yang dihias dengan seekor ular naga atau dihias
dengan gambar-gambar hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Sejak zaman dahulu bangsa Cina
sangat ahli membuat keramik (gerabah), porselen, kain sutra, kertas dari kayu, benda-benda dari
perunggu dan mesiu. Bangunan-bangunan istana, rumah, dan tembok kota dibuat dari batu bata.
f. Kalender
Sejak Dinasti Shang, di Cina sudah dikenal sistem kalender. Kalender Cina membagi 1
tahun menjadi 12 bulan. Satu bulan terdiri atas 29/30 hari. Perhitungannya mengikuti peredaran
bulan. Berkaitan dengan kaiender, dikenal pula astronomi (ilmu perbintangan), astrologi
(ramalan perbintangan), serta shio, keberuntungan, dan feng-shui.
g. Filsafat
Pada masa pemerintahan Dinasti Chou, filsafat di Cina mengalami perkembangan. Pada
masa itu lahir tiga ahli filsafat Cina, antara lain, sebagai berikut :
1. Lao Tse
Ajaran Lao Tse tercantum dalam bukunya "Tao Te Ching". Lao Tse percaya bahwa ada
semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal dan abadi, yaitu bernama Tao. Ajaran - Lao Tse
disebut dengan Taoisme. Taoisme mengajarkan orang supaya menerima nasib. Menurut ajaran
ini, suka dan duka adalah sama saja. Oleh karena itu, seorang penganut Taoisme dapat memikul
suatu penderitaan dengan hati yang tidak terguncang.
2. Kung Fu Tse
Menurut ajaran Kung Fu Tse, Tao adalah sesuatu kekuatan yang mengatur segala-galanya
dalam alam semesta ini sehingga tercapai keselarasan. Manusia merupakan bagian dari
masyarakat yang bagian dari alam semesta, maka tata cara hidup manusia diatur oleh Tao. Oleh
karena itu, setiap orang harus menyesuaikan diri dengan Tao, agar dalam kehidupan masyarakat
terdapat keselarasan dan keseimbangan. Penganut aliran ini percaya bahwa segala bencana yang
terjadi di muka bumi ini karena manusia menyalahi aturan Tao. Ajaran Kung Fu Tse meliputi
bidang pemerintahan dan keluarga.
3. Meng Tse
Ajaran Meng Tse merupakan kelanjutan dari ajaran Kung Fu Tse. Meskipun demikian
ajaran Meng Tse bertentangan dengan Kung Fu Tse. Meng Tse tidak memberikan pelajaran
kepada kaum bangsawan, tetapi memberikan pengetahuan kepada rakyat jelata. Menurutnya
rakyatlah yang terpenting dalam suatu negara. Apabila raja bertindak sewenang-wenang terhadap
rakyat, maka tugas para menteri untuk memperingatkannya. Apabila raja mengabaikannya
peringatan-peringatan itu para menteri wajib menurunkan raja dari tahtanya.
3. Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia)
Peradaban Mesopotamia berkembang di Lembah Sungai Eufrat dan Tigris. Wilayah
peradaban ini sekarang menjadi bagian dari negara Irak. Istilah Mesopotamia berasal dari bahasa
Yunani, yaitu mesos artinya tengah dan potamos artinya sungai. Peradaban ini pada awalnya
dibangun oleh bangsa Sumer dan Semit. Peradaban Mesopotamia hidup dari sektor pertanian
dengan sistem irigasinya yang sudah tertata rapi.
Peradaban Mesopotamia banyak meninggalkan hasil kebudayaan seperti: sistem kepercayaan,
hukum, iimu pengetahuan, dan tulisan. Hasil peradaban tersebut berasal dari Kebudayaan
Sumeria, Akkad, Babylonia, dan Assyria.
Sistem Pemerintahan, Penduduk dan Masyarakat, dll tentang Peradaban Lembah Sungai
Eufrat dan Tigris
a. Sistem Pemerintahan
Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Mesopotamia antara lain sebagai berikut.
1. Kerajaan Sumeria (3500 SM)
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini
berkuasa sekitar tahun 3500 SM. Mereka berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia. Bangsa ini
menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut,
antara lain, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air). Tempat untuk
memuja para dewa tersebut adalah ziggurat. Bangsa Sumeria juga sudah mengenal tulisan, yaitu
tulisan paku. Kebudayaan bangsa Sumeria akhirnya berakhir setelah pada tahun 2350 SM
diserang oleh bangsa Akkad di bawah pimpinanSargon. Bangsa Akkad adalah rumpun bangsa
Semit.
2. Kerajaan Akkad (2300 SM)
Bangsa Akkad termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir.
Mereka bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia. Di bawah
pimpinan Sargon, pasukan bangsa Akkad semakin bertambah kuat dan melakukan serangan serta
berhasil menduduki daerah Mesopotamia dengan mengalahkan Kerajaan Sumeria.
Dengan kemenangan tersebut bangsa Akkad tidak lagi menjadi bangsa pengembara.
Mereka mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walaupun bangsa Akkad berhasil
memenangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru kebudayaan bangsa
Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkannya.
Bangsa Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang
kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.
3. Kerajaan Babylonia Lama (1850 SM)
Kota Babylonia dibangun oleh bangsa Amori di bawah pimpinan Sumuabum. Letak
Kota Babylonia dekat dengan Kota Kish. Bangsa Amori tampil sebagai penguasa baru di
Mesopotamia. Raja yang terkenal dari Kerajaan Babylonia (Lama) ini adalahHammurabi (1750
SM). Raja Hammurabi terkenal dengan hukumnya, yaitu Hukum Hammurabi.
Pada masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia
sampai seberang wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai Sungai
Khabur di Siria. Tetapi, sepeninggal Hammurabi wilayah Babylonia terpecah-balah dan akhirnya
Babylonia (Lama) runtuh karena serangan dari bangsa Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia
diduduki dan diperintah oleh bangsa Kassi (Kassit).
4. Kerajaan Assyria (Assur)
Bangsa Assyria memenangkan peperangan atas bangsa-bangsa tersebut di atas dan
menguasai daerah Mesopotamia. Bangsa Assyria juga ingin menguasai laut untuk melindungi
perdagangan. lJpaya tersebut baru berhasil sekitar tahun 750 SM. Raja-raja yang pernah berkuasa
di Kerajaan Assyria, dan antaranya Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea
yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama).
Bangsa ini menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai
sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.
5. Kerajaan Babylonia (Baru) atau Chaldea
Setelah berhasil merebut bangsa Assyria pada tahun 612 SM, bangsa Chaldea di bawah
pimpinan Raja Nabopalassar membangun kembali Kerajaan Babylonia (atau disebut juga
dengan Babylonia Baru). Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Babylonia Baru di
antaranya Raja Nabopalassar, Raja Nebokadnezar, Raja Nebonidas, dan Raja Belshazzar.
Kerajaan Babylonia Baru runtuh akibat serangan dari bangsa Persia pada tahun 539 SM.
6. Kerajaan Persia
Di bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia, berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia Kecil. Raja Cyrus
menguasai sebagian dari daerah India bagian barat. Namun dalam pertempuran melawan bangsa
Tura, Raja Cyrus terbunuh. Ia kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.
Raja Cambysses berhasii mengembalikan ketentraman dalam negeri Persia. Bahkan pada
tahun 525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri Mesir. Setelah Raja Cambysses
meninggal ia digantikan oleh Raja Darius. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Persia
mencapai masa kejayaannya. Pada masa itu dibangun istana yang megah dan indah di Kota Suza.
Istana di Persepolis terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut.
Kerajaan Persia hancur ketika mendapat serangan dari Iskandar Zulkarnaen.
b. Penduduk dan Masyarakat
Daerah-daerah di sekitar daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk
rumpun bangsa Semit. Kehidupannya bersifat seminomaden. Aktivitas perdagangan melalui
Sungai Eufrat dan Tigris.
Sekitar tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang-orang
Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal pada kota-kota besar dan juga pada ibu kotanya
yang bernama Uruk (Ur).
c. Pertanian dan Pengairan
Pada musim hujan (dari bulan Oktober-April) di Mesopotamia terjadi air bah dari kedua
sungai itu. Air menggenangi daerah di sepanjang aliran sungai dan setelah surut meninggalkan
Iapisan lumpur yang sangat subur. Di daerah-daerah itulah masyarakat hidup dengan bercocok
tanam atau bertani.
Bangsa-bangsa di Mesopotamia sudah mampu menanggulangi masalah banjir, dan
memanfaatkan airnya untuk keperluan pertanian. Caranya ialah membuat sistem pengairan yang
baik. Bendungan dibangun dan telaga buatan digali untuk menyalurkan dan menyimpan air yang
berlebihan di masa banjir.
d. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Peradaban Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi, sejak didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM). Keunggulan-keunggulan
tersebut tampak dalam bidang-bidang berikut :
1. Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota
yang terencana. Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat.
2. Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-
tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat
pakaian lenan, perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.
3. Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun
perpustakaan tertua di dunia.
4. Mesopotamia pada zaman Babylonia (Baru) terkenal dengan "taman gantung",
yang kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia.
e. Aksara
Orang-orang Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa huruf paku. Huruf-huruf paku
itu antara lain ditemukan pada sebuah prasasti yang berisi tentang hukum dan undang-undang
yang berlaku untuk mengatur kerajaan. Undang-undang dan peraturan-peraturan hukum itu
disebut dengan Undang-Undang Hammurabi (Codex Hammurabi).
f. Penanggalan/Kalender
Orang-orang Sumeria sudah mengenal sistem penanggaian atau sistem kalender, yang
dimaksudkan untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan tentang perputaran
waktu dan musim berguna untuk menentukan saat yang tepat dalam melaksanakan aktivitas
kehidupannya, baik untuk bercocok tanam, perdagangan, dan sebagainya.
Untuk mempermudah memahami pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim,,
mereka membagi dan mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik. ~embagian waktu
terus dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih khusus melalui sistem penanggalan atau sistem
kalender, yaitu 24 jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi 1 bulan, dan 12 bulan menjadi 1 tahun.
g. Kepercayaan
Berkembangnya kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria.
Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa Anu (Dewa Langit),
Dewa Enlil (Dewa Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga dewa itu mendapat pemujaan
tertinggi dari bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria juga menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa
Samas (Dewa Matahari), dan Dewa Istar (Dewa Perang dan Asmara).
Bangsa Sumeria juga menyembah Tammuz (Dewa Tumbuh-tumbuhan) untuk
memajukan pertanian. Dewa yang memiliki peranan penting dalam kepercayaan bangsa Sumeria
adalah dewa yang berhubungan dengan terciptanya dunia, yaitu Dewa Marduk. Dewa Marduk
adalah lambang usaha bangsa Sumeria di dalam menciptakan daerah pertanian.
Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang
tinggal di daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia,
berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa dengan
perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia.
Pada masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan
hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakikatnya mempunyai
kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.
h. Hukum
Sejak awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah memperkenalkan sistem hukuman
dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan atas nilai-nilai tradisional. Dengan
peraturan hukum seperti itu, masyarakat akan dapat hidup dengan hidup yang tertib dan
menjadikan Raja Hammurabi sebagai raja yang besar, bijaksana, dan termasyhur namanya.
Hukum tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan kaki atau sekitar 2,5 meter
dan ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan Babylonia. Prasasti itu ditemukan kembali
oleh pada ahli Prancis di Kota Susa (Persia) pada abad ke-20. Hukum itu dikenal dengan Hukum
atau Undang-Undang Hammurabi (CodexHammurabi) dan merupakan hukum atau undang-
undang tertulis pertama di dunia. Dalam kitab hukum atau undang-undang itu ditulis tentang
peraturanperaturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan
kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok undang-undang. Pada setiap bagian dengan
jelas tercantum jenisjenis pelanggaran dan hukumannya. Dalam menjalankan undang-undang itu,
Raja Hammurabi bertindak dengan keras dan tegas, sehingga terwujud ketertiban dan keamanan.
B. Pusat Peradaban Kuno di Afrika
Pusat Peradaban di Lembah Sungai Nil (Mesir Kuno)
Lembah Sungai Nil yang subur telah melahirkan peradaban Mesir Kuno. Peradaban
tersebut berlangsung sejak sekitar tahun 3500 SM sampai 343 SM. Hal ini diketahui melalui
penemuan sebuah batu tulis di daerah Rosetta oleh pasukan Prancis yang dipimpin oleh
Napoleon Bonaparte. Batu tulis tersebut berhasil dipaca oleh seorang Prancis yang bernama Jean
Francois Champollion (1800 M) sehingga sejak tahun itu terbukalah tabir sejarah Mesir Kuno
yang berasal dari tahun 3500 SM.
Sungai Nil bersumber dari suatu mata air yang tertelak jauh di daratan tinggi Afrika
Timur. Sungai Nil mengalir ke utara dan setiap tahun mendatangkan banjir. Banjir inilah yang
mengubah padang pasir menjadi lembah-lembah yang subur. Seorang sejarawan dari Yunani
bernama Herodotus menjuluki daerah Mesir sebagai daerah hadiah dari Sungai Nil. Di muara
Sungai Nil terdapat suatu delta yang luas dan situlah terletah kota-kota penting, seperti Kairo,
Iskandarja, Abusir, dan Rosetta.
Sistem Pemerintahan, Kepercayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peradaban kuno di
Afrika
1. Sistem Pemerintahan
Sebagai kawasan yang berbasis pertanian besar, Mesir Kuno dipimpin oleh seorang
Firaun. Di daerah-daerah terdapat 20 provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang
gubernur.
Firaun Mesir Kuno berperan sebagai Raja Dewa (God Kings). Baru pada tahun 2133 SM,
Firaun hanya diakui sebagai "keturunan dewa" saja. Pada mulanya, Mesir terbagi menjadi dua,
yaitu Mesir Bawah (Hilir/Utara) dengan ibu kota di Memphis dan Mesir Atas (Hulu/Selatan)
dengan ibu kota di Thebe. Sejak Firaun Menes dari Wangsa I(3100-2890 SM) berkuasa, kedua
Mesir dapat disatukan. Penyatuan ini ditandai dengan mahkota yang dikenakan Menes berupa
mahkota bersusun dua. Pehyatuan Menes ini oleh penerusnya dikembangkan dengan ekspansi ke
Sudan, Nubia dan Libya.
Pada masa kekuasaan Wangsa lll (2686-2613 SM), pemerintahan dipegang oleh Firaun
Joser. Saat itu, Mesir berhasil menguasai daerah Nubia Hilir.
Pada masa pemerintahan Wangsa IV (2613-2494 SM), ada beberapa Firaun yang
menonjol di antaranya Khufu, Khafre, dan Menkaure. Pada waktu itu, Mesir berperang dengan
Nubia dan Libya. Pada tahun 1674-1567 SM, Mesir diserang dan dikuasai oleh bangsa Hyksos.
Selanjutnya Ahmosis I dari Wangsa XVIII (1567-1320 SM) berhasil mengusir bangsa
Hyksos dan mengembalikan kemerdekaan dan kejayaan Mesir. Firaun Thutmosis
lll memperluas kekuasaan Mesir sampai dengan tepi Sungai Eufrat.
Pada masa pemerintahan Wangsa XX (1200 SM), kejayaan Mesir perlahan-lahan mulai
pudar. Beberapa jajahan Asia melepaskan diri, bahkan tahun 524~04 SM, Mesir dikuasai oleh
Persia. Pada masa pemerintahan Wangsa XXVII (404-398 SM) bangsa Persia dapat diusir dari
Mesir dengan bantuan Yunani.
Pada tahun 332 SM, Alexander Macedonia menyerbu ke Asia dan Mesir. Sejak itu
Mesir dikuasai Yunani sampai dengan pemerintahan Wangsa Ptolomaeus (dengan rajanya yang
terkenal, Cleopatra). Mesir jatuh ke tangan Romawi pada tahun 30 SM.
2. Kepercayaan
Kepercayaan bangsa Mesir bersifat politeisme. Dewa-dewa yang disembah bangsa Mesir,
antara lain, Dewa Amon-Ra (Dewa Bulan Matahari), Dewa Osiris (Dewa Pengadilan di Akhirat),
dan Dewa Isis (Dewa Sungai). Mereka juga percaya bahwa jiwa seseorang yang mati akan tetap
hidup selama jasadnya masih tetap- utuh. Untuk itu, mayat dibalsem atau diawetkan yang disebut
mummi.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat Mesir Kuno telah dapat
mempelajari dan mengenal tata alam lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat Mesir Kuno
yang hidup dari hasil bercocok tanam memiliki banyak waktu luang untuk menambah
pengetahuan tentang kehidupan baik yang bersifat material maupun spiritual. Masyarakat Mesir
Kuno percaya bahwa roh (jiwa) orang yang sudah meninggal akan tetap hidup dan menghuni
jasadnya, apabila jasadnya tidak rusak. Oleh karena itu, pada tubuh orang yang meninggal
dimasukkan bermacam-macam ramuan dan rempah-rempah kemudian dibungkus dengan kain
sehingga berbentuk mummi yang tidak dapat rusak atau membusuk.
Mummi para bangsawan dan orang kaya disimpan dalam kubur di batu-batu karang, yang
dihiasi dengan lukisan-lukisan pahat, sedangkan mummi raja-raja disimpan dalam bangunan
yang sangat megah disebut piramida. Sistem pengawetan dan penguburan jenazah tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat Mesir Kuno telah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tinggi.
4. Aksara
Bangsa Mesir Kuno sudah mengenal aksara yang merupakan aksara lambang bunyi berupa
aksara gambar (pictograph) yang disebut aksara hieroglyph (gambar/ukiran suci). Aksara
tersebut ditemukan pada dinding kuburan para penguasa di Mesir Kuno. Mungkin abjad
merupakan sumbangan masyarakat Mesir yang tidak ternilai harganya bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Jenis aksara hieroglyph merupakan bentuk tertua, kemudian berkembang menjadi bentuk
hieratis dan demotis, yang bentuknya lebih sederhana. Bentuk hieratis digunakan oleh kaum
pendeta sedangkan demotis digunakan oleh rakyat.
5. Astronomi dan Penanggalan
Pada tahun 2776 SM, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal penanggalan berdasarkan
sistem peredaran matahari. Perlunya sistem penanggalan dikarenakan orang Mesir Kuno yang
hidup dari pertanian, yang pada setiap tahun harus menanggulangi banjir. Mereka membagi
setahun menjadi 12 bulan dan setiap bulan terdiri dari 30 hari. Mereka juga sudah mengenal
adanya tahun kabisat.
Orang-orang Mesir juga mengenal ilmu astronomi atau ilmu perbintangan yang berkaitan
erat dengan kehidupan pertanian. Misalnya, mereka menggunakan bintang sebagai patokan untuk
menentukan musim atau saat-saat bercocok tanam dan sebagainya.
6. Seni Bangunan
Bangsa Mesir Kuno sangat terampil membuat bangunan monumental seperti istana,
gedung parapembesar, gudang gandum, bahkan yang paling monumental adalah bangunan kuil
pemujaan bagi dewa-dewa, kuburan para raja, dan piramida.
Kuil pemujaan kepada dewa-dewa dibangun di daerah hulu Sungai Nil mulai dari sekitar
Thebe dengan cara memahat tebing-tebing batu. Pada awalnya makam kerajaan hanyalah
bangunan seperti panggung dari batu bata yang disebut mastaba. Akan tetapi, sejak zaman
Kerajaan Mesir Kuno, mummi raja-raja disimpan di dalam piramida dari batu-batu besar.
Bangunan piramida dianggap sebagai "rumah keabadian". Piramida terkenal dari Mesir Kuno
dibangun di kawasan Gizeh sebagai pemakaman bagi, Firaun Khufu (Cheops), Khafre, dan
Menkaure. Di depan piramida-piramida ini ditempatkan patung-patung sphinx (patung singa
berkepala manusia).
7. Peninggalan Kebudayaan
a. Tulisan Hieroglyph
Huruf hieroglyph dipergunakan terus-menerus hingga sampai abad ke-5 SM. Akan tetapi,
karena kepercayaan masyarakat Mesir ditindas bangsa Romawi, maka para pendeta tidak sempat
lagi mempelajari huruf hierogiyph, sehingga akhirnya dilupakan oleh orang Mesir.
b. Piramida
Sekitar tahun 3000 SltA, raja-raja Mesir mulai membangun piramida-piramida. Piramida
yang paling besar adalah piramida Raja Khufu (Cheops). Tinggi piramida mencapai 137 meter
dan di depannya terdapat patung sphinx, yaitu seekor singa berkepala manusia.
c. Ilmu Hitung
Pada awainya masyarakat Mesir menggunakan ilmu hitung yang sangat sederhana,
khususnya penambahan dan pengurangan. Selanjutnya, dikembangkan perkalian dan pembagian.
Pengetahuan ilmu ukur (geometri) mereka telah mencapai tingkat keahlfan yang cukup
mengagumkan.
d. Sphinx
Sphinx merupakan patung seekor singa berkepala manusia yang didirikan di depan
sebuah piramida. Sphinx merupakan lambang kekuasaan dan pemerintahan dari seorang raja
Mesir yang dimakamkan pada piramida itu.
e. Obelisk
Obelisk adalah sebuah tugu batu yang di~irikan oleh masyarakat Mesir untuk memuja
Dewa Arnon-Ra (Dewa Bulan-Matahari).
f. Mummi
Mummi adalah jenazah para raja atau bangsawan yang diawetkan. Pembuatan mummi ini
didasarkan pada kepercayaan masyarakat Mesir bahwa jiwa orang yang telah meninggal akan
tetap hidup terus dan berada pada badan jasmaninya apabila badan jasmaninya tidak rusak.