19
PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM OLEH : ZULKARNAIN BARUS NIM. 8146132060 KELAS: AW2 PROGRAM STUDI AP KEPENGAWASAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIMED 2015

PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN

    KURIKULUM

    OLEH :

    ZULKARNAIN BARUS

    NIM. 8146132060

    KELAS: AW2

    PROGRAM STUDI AP KEPENGAWASAN

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIMED

    2015

  • PENDAHULUAN

    Perkembangan pendidikan dari sebuah bangsa tidak bisa terlepas dari

    perkembangan pada masyarakatnya sendiri. Permkembangan masyarakat

    sangatlah dinamis. Perkembangan yang dinamis itu harus mampu diikuti oleh

    perkembangan dalam dunia pendidikannya. Pendidikan akan selalu berkembang

    mengikuti perkembangan masyarakat yang merupakan konsumen dari pendidikan

    itu sendiri. Untuk bisa tetap mengikuti perkembangan yang terjadi dalam

    masyarakat, pendidikan juga harus bisa untuk dikembangkan. Satu hal dalam

    pendidikan yang harus selalu dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman

    adalah kurikulum.

    Kurikulum memiliki fungsi yang vital dalam pendidikan sebab berkaitan

    dengan arah, isi dan proses sebuah pendidikan. Pendidikan yang dikelola dengan

    baik pasti juga melakukan pengelolaan kurikulum yang baik pula. Salah satu

    bentuk pengelolaan kurikulum adalah dengan melakukan pengembangan,

    perubahan dan perbaikan terhadap kurikulum. Dengan kurikulum yang baik maka

    pada akhirnya akan menentukan bentuk dan kualitas sebuah pendidikan bagi

    sebuah bangsa.

    Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan. Guru

    mengemban tugas sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-undang Sisdiknas

    tahun 2003, bertugas untk melaksanakan administrasi, pengelolaan,

    pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

    pendidikan. Oleh sebab itu guru haruslah memahami seluk beluk kurikulum agar

    bisa melakukan pengembangan terhadap kurikulum.

  • Masih banyak guru yang belum memahami betul mengenai kurikulum

    yang ada dan dilaksanakan dalam dunia pendidikan. Bahkan masih banyak juga

    kita temukan fakta di lapangan bahwa guru tidak memiliki peran apa-apa dalam

    pengembangan kurikulum. Untuk itu maka dalam artikel ini bertujuan untuk

    menjawab tentang bagaimana sebenarnya peran guru dalam pengembangan

    kurikulum itu sendiri dan bagaimana upaya pembinaan kurikulum bagi guru.

    PEMBAHASAN

    Definisi Guru

    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

    mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta

    didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,

    dan pendidikan menengah (Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru

    dan Dosen pasal 1).

    Berangkat dari definisi di atas, maka guru merupakan sebuah profesi.

    Profesi merupakan sesuatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan,

    keterampilan, kemampuan, keahlian, dan keteladanan untuk menciptakan anak

    memiliki perilaku sesuia dengan yang diharapkan, (Yamin, 2007:3). Dengan

    demikian, guru profesional adalah guru yang selalu mengembangkan dirinya

    terhadap pengetahuan dan mendalami keahliannya, kemudian guru profesional

    juga rajin membaca literatur-literatur dengan tidak merasa rugi membeli buku-

    buku yang berkaitan dengan pengetahuan yang digelutinya.

    Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan

    ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah

  • orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di

    lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, di surau/musalla, di rumah

    dan sebagainya. Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat

    karena kewibawaannya sehingga masyarakat tidak meragukan figur seorang guru.

    Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak meraka agar menjadi

    orang yang berkepribadian mulia. Karen akepercayaan yang diberikan

    masyarakat, maka guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat sebaba

    tanggung jawab guru tidak hanya sebatas di sekolah, tapi juga di luar sekolah

    yaitu membina yang diberikan tidak hanya berkelompok tetapi juga secara

    individual seperti memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak

    didiknya di sekolah dan di luar sekolah. Menurut amatembun dalam Saipul Bahri

    (1997:32) bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung

    jawab terhadap pendidikan murid baik secara individual maupun klasikal di

    sekolah maupun di luar sekolah.

    Guru Profesional Dan Kurikulum

    Seorang guru profesional tidaklah cukup dengan hanya mengetahuai

    bagaiamana mendidik saja, atau hanya dengan memiliki ilmu yang tinggi dalam

    bidang yang yang akan diajarkannya. Tugas guru jauh lebih kompleks dari itu.

    Guru harus mampu mengajar anak didiknya dengan menguasai materi yang

    pelajaran, memiliki wawasan kependidikan, memiliki pengalaman mengajar dan

    lain-lain (Yamin 2007:48). Artinya seorang guru dituntut untuk tidak hanya

    memiliki pengetahuan akademis akan tetapi juga ketrampilan (Skill).

    Kurikulum mengandung muatan akdemis yang dalam penerapannya

    membutuhkan teknik dan pengalaman. Kurikulum peka terhadap perubahan-

  • perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat dan perkembangan

    teknologi. Oleh karena itu bukanlah hal yang tabu terdapat perbaikan dan

    perubahan-perubahan dalam kurikulum.

    Guru sebagai oknum yang menerapkan kurikulum dalam pelaksanaan

    pendidikan yang telah dirancang oleh pemerintah haruslah mampu untuk

    menyampaikan kurikulum dan perubahannya kepada peserta didik dan juga

    dituntut untuk mampu ikut serta dalam perubahan kurikulum tersebut.

    Pengembangan Kurikulum

    Kurikulum memiliki sifat yang dinamis yang senantiasa dipengaruhi oleh

    perubahan-perubahan pada faktor-faktor yang mendasarinya. Sesuai dengan

    sifatnya tersebut, maka kurikulum itu dapat dikembangkan, diperbaiki atau

    dirubah sesuai dengan tuntutannya. Sebuah kurikulum dikembangkan atas dasar

    kebutuhan yang berkembang di masyarakat pada sebuah negara. Tujuan

    pendidikan pada sebuah negara dapat mengalami perubahan secara fundamental

    bila terjadi perubahan situasi pada negara tersebut. Dengan terjadi perubahan

    tujuan pendidikan, secara otomatis kurikulum juga harus mengalami perubahan

    secara menyeluruh juga. Menurut Nasution (2014:251) ada dua hal yang bisa

    membuat sebuah kurikulum mengalami perubahan, yaitu:

    1) Bila tekanan dalam tujuan pendidikan mengalami pergeseran

    2) Bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar mengajar

    Dalam pengembangan kurikulum kita mengenal beberapa istilah lainnya,

    yaitu: perbaikan kurikulum dan perubahan kurikulum. Perbaikan kurikulum

    biasanya hanya mengenai satu atau beberapa aspek dari kurikulum itu, sedangkan

    perubahan kurikulum biasanya mengenai perubahan dasar-dasarnya baik

  • mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut

    (Nasution, 2014:252).

    Definisi Pengembangan Kurikulum

    Menurut Wiji Hidayati (2013:6), pengembangan kurikulum (curriculum

    development) pada dasarnya merupakan proses yang dimulai dari kegiatan

    menyusun kurikulum, mengimplementasikan, mengevaluasi dan memperbaiki

    sehingga diperoleh suatu bentuk kurikulum yang dianggap ideal. Dari definisi

    tersebut dapat kita lihat bahwa dalam pengembangan sebuah kurikulum ada

    tahapan mulai dari menyusunan, mengimplementasikan, mengevaluasi dan

    memperbaiki. Pengembangan kurikulum tidak sama dengan perbaikan kurikulum.

    Pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-

    undang nomor 20 tahun 2003 pasal 36:

    Ayat 1: Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar

    nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

    Ayat 2: Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan

    sesuai dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,

    potensi daerah dan peserta didik

    Pengembangan kurikulum dapat dilakukan pada empat tingkatan, yaitu:

    a) Pengembangan kurikulum pada tingkat nasional

    b) Pengembangan kurikulum pada tingkat lembaga/institusi

    c) Pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran

    d) Pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran

  • Asas-Asas Pengembangan Kurikulum

    Menurut Nana Syaodih (dalam Wiji Hidayati 2012), asas/landasan

    dalam pengembangan kurikulum, adalah bidang-bidang yang dapat dijadikan

    dasar poko keputusan tentang kurikulum. Asa-asas tersebut dapat digunakan

    untuk menjawap pertanyaan-pertanyaan mendasar atas sebuah pengembangan

    kurikulum.

    Ada beberapa pendapat para ahli tentang asas/landasan pengembangan

    kurikulum. Menurut James A. Beane, ada tiga landasan pengembangan

    kurikulum, yaitu: 1) Landasan filsafat, sosiologi, psikologi. Sedangkan Nana

    Syaodih menyebutkan ada empat landasan pengembangan kurikulum: Landasan

    filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, dan perkembangan ilmu

    dan teknologi. S Nasution melihat empat asas kurikulum, yaitu: asas filosofis,

    psikologis, sosiologis dan organisatoris.

    Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat kita simpulkan bahwa

    yang menjadi asas pengembangan kurikulum adalah: landasan agama, filosofis,

    psikologis, sosial budaya, perkembangan ilmu teknologi dan organisatoris.

    Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

    Prinsip merupakan sebuah kaidah kebenaran yang dapat dipercaya

    pada suatu masa tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman berpikir atau

    melakukan kegiatan. Prinsip juga bisa diibaratkan sebagai rambu-rambu atau

    pedoman dalam melaksanakan sesuatu. Jadi prinsip pengembangan kurikulum

    merupakan pedoman yang benar dan dapat dipercaya dalam pengembangan

    kurikulum.

  • Menurut Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany ( dalam Wiji

    Hidayati 2012), ada tujuh prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:

    a) Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran-ajaran

    dan nilai-nilainya

    b) Prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan-

    kandungan kurikulum

    c) Prinsip berkaitan denga bakat, minat kemampuan dan kebutuhan peserta

    didik

    d) Prinsip perkembangan dan perubahan

    e) Prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman dan aktivitas yang

    terkandung dalam kurikulum

    f) Prinsip menyeluruh (universal)

    g) Prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan

    kurikulum

    Pendekatan dalam Pengembangan kurikulum

    Setidaknya ada empat pendekatan yang dikemukakan para ahli dalam

    pengembangan kurikulum, yaitu:

    a) Pendekatan Subjek Akademis

    Pendekatan ini didasarkan pada sistematis displin ilmu masing-masing.

    Pendekatan ini berpijak pada teori pendidikan klasik yang berasumsi

    bahwa semua ilmu pengetahuan, ide-ide dan nilai-nilai telah ditemukan

    oleh para ahli terdahulu. Pendidikan hanya berfungsi untuk memelihara

    dan meneruskannya.

    b) Pendekatan Humanistis

  • Pendekatan ini bertolak dari ide memanusiakan manusia. Pendekatan ini

    berpijak pada teori pendidikan pribadi (personalized education) yang

    berasumsi bahwa anak atau peserta didik adalah yang utama dalam

    pendidikan

    c) Pendekatan rekonstruksi

    Pendekatan ini bertolak dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi

    dalam masyarakat. Yang menjadi asumsi pendekatan ini adalah bahwa

    pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi

    dan kerjasama.

    d) Pendekatan Teknologis

    Pendekatan ini bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk

    melaksanakan tugas tertentu. Prinsip efesiensi dan efektifitas dalam

    pemilihan dan pelaksanaan program menjadi dasar bagi pendekatan ini.

    Kurikulum dalampendekatan ini dikembangkan melalui kegiatan uji coba

    dengan sampel-sampel dari suatu populasi yang sesuai.

    Model-Model Pengembangan Kurikulum

    Model pengembangan kurikulum merupakan teori-teori atau langkah-

    langkah dalam pengembangan kurikulum. Ada beberap ahli yang telah

    mengembangkan model-model dalam pengembangan kurikulum. Model-

    model tersebut adalah:

    1) Model Tyler

    2) Model Hilda Taba

    3) Model Harold B. Alberty

    4) Model David Marwick

  • 5) Model Beauchamp

    6) Model berdasarkan Kompetensi

    7) Model Administratif (the Administrative Model)

    8) Model Akar Rumput (Grass Roots Model)

    Peranan Guru Dalam Pengembangan Kurikulum

    Dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat di bedakan

    antara sifat yang bersifat sentralisasi, desentralisasi dan sentraldesentral.

    Pembagian kategori ini tentu saja- akan memberikan pengaruh signifikan

    terhadap pengembangan kurikulum.

    Tujuan utama pengembangan kurikulum adalah untuk menciptakan

    persatuan dan kesatuan bangsa serta memberikan standar penguasaan yang sama

    bagi seluruh wilayah.

    Latar belakang pengembangan kurikulum menurut Dr. Nana Syaodih yaitu

    pertama, karena wilayah Indonesia yang sangat luas yang terbentuk atas pulau-

    pulau yang letaknya berjauhan. Kedua, kondisi dan karakteristik tiap daerah

    berbeda-beda yaitu ada yang daerahnya sangat maju sekali dan ada yang sangat

    terbelakang sekali,ada daerah yang tertutup dan ada daerah yang terbuka, dan ada

    yang kaya dan miskin. Ketiga, perkembangan dan kemampuan sekolah juga

    berbeda-beda yaitu ada sekolah yang sudah mapan mampu berdiiri sendiri dan

    melakukan pengembangan sendiri karena memiiki personalia, fasilitas yang

    memadai, dan manajemen yang mapan, dan sekolah yang lain kondisinya sangat

    memprihatinkan karena segalanya masih berada pada tingkat darurat. Keempat,

    adanya golongan atau kelompok tertentu dalam masyarakat yang ingin lebih

  • mengutamakan kelompoknya dan menggunakan sekolah untuk mencapai tujuan

    tersebut.

    1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi

    Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi tugas guru adalah menyusun

    dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun bahan pelajaran yang

    sesuai dengan kebutuhan ,minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode

    dan media mengajar yang bervariasi serta menyusun program dan alat evaluasi

    yang memudahkan guru dalam implementasinya. Walaupun kurikulum sudah

    tersusun dengan berstruktur tetapi guru masih mempunyai tugas untuk

    mengaddakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian.

    Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreativitas,

    kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu memilih

    dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa, mampu

    memilih dan melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan

    siswa, bahan pelajaran dan banyak mengaktifkan siswa, guru hendaknya mampu

    memilih, menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi

    perkembangan atau hasil belajar siswa untuk menilai efisiensi pelaksanaannya itu

    sendiri.

    2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi

    Kurikulum desentralisasi di susun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah

    tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kuriklum ini diperuntukkan bagi

    suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum

    semacam ini di dasarkan pada karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah

  • serta kemampuan sekolah tersebut. Bentuk kurikulum seperti ini memiliki

    beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kelebihannya adalah:

    a) Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat

    setempat.

    b) Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik

    kemampuan profesioanal, finansial maupun manajerial.

    c) Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan

    dalam pelaksanaannya.

    d) Ada motivasi kepada kepada sekolah untuk mengembangkan diri, mencari

    dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baikny, dengan demikian akan

    terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.

    Adapun beberapa kelemahannya adalah.

    a) Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan

    kesesragaman demi persatuan dan kesatuan nasional

    b) Tidak adanya standar penilaian yang sama sehingga sukarn untuk

    diperbandingkan keadaan dan kemajuan suatu sekolah/wilayah dengan

    sekolah/wilayah lainnya

    c) Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah / wilayah lain

    d) Sukar untuk mengadakan pengeloaan dan penilaian secara nasional.

    e) Belum semua sekolah atau daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun

    dan mengembangkan kurikulum sendiri.

    Guru Dan Upaya Pembinaan Kurikulum

    Upaya pembinaan kurikulum yang dilakukan guru bertujuan

    meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa.

  • Oleh sebab itu aspek pembinaan mencakup proses belajar mengajar termasuk

    penilaian hasil belajar, bimbingan dan penyuluhan, administrasi guru, dan

    pembinaan kompetensi professional guru itu sendiri. Proses belajar mengajar

    adalah operasionalisasi dari kurikulum, khususnya garis-garis besar program

    pengajaran (GBPP) bidang studi tertentu. Upaya yang bisa dilakukan agar

    pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan rambu-rambu yang ada dalam

    GBPP adalah sbb :

    1. Menelaah GBPP

    Dalam GBPP dikemukakan tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok

    bahasan/sub pokok bahasan, bahan pengajaran dan penyebaran pokok bahasan

    berdasarkan kelas/caturwulan/semester.

    Telaah guru terhadap GBPP terutama untuk menetapkan :

    a) Berapa banyak pokok bahasan dalam satu caturwulan/semester sesuai

    dengan tujuan instruksionalnya. Hal ini penting untuk membaginya ke

    dalam jumlah pertemuan mengajar tatap muka, sehingga memudahkan

    dalam menyusun satuan pelajaran.

    b) Materi apa yang harus dikuasai dan disiapkan guru, sesuai dengan bahan

    isi bahan atau/pokok bahasanyang ada dalam GBPP, melalui telaahan ini

    guru dapat mencari dan menentukan buku sumbar yang paling sesuai

    dengan isi npokok bahasan.

    c) Jenis alat peraga dan sarana belajar yang di perlukan guna mengajarkan

    pokok bahasan tersebut.

  • d) Pertanyaan-pertanyaan sebagai alat evaluasi materi/bahan pengajaran

    berdasarkan pokok bahasan tertentu. Guru dapat mengumpulkan atau

    menyusun pertanyaan, dari berbagai sumber yang ada.

    2. Menyusun satuan pelajaran

    Berdasarkan telaahan GBPP setiap guru sebaiknya menyusun satu satuan

    pelajaran untuk satu caturwulan/ semester. Penyusunan satuan pelajaran secara

    menyeluruh untuk satu caturwulan/semester akan dapat menjamin kesinambungan

    tujuan, bahan kegiatan belajar, dan penilaiaan. Manfaat lain, guru tidak

    direpotkan membuat satuan pelajaran setiap kali akan mengajar.

    Satuan pelajaran yang di susun untuk satu semester bisa diperbaiki dan

    disempurnakan pada tahun berikutnya, berdasarkan pengalaman mengajar yang di

    tempuh guru dengan menggunakan satuan pelajaran yang telah disusun tersebut.

    3. Penyediaan sumber (alat) fasilitas belajar

    Menyediakan sumber (alat) fasilitas belajar untuk siswa, seperti alat

    peraga, buku sumber, alat praktikum, bahan diskusi (topik-topik diskusi),

    keperluan permanen, alat untuk kunjungan ke luar kelas, dan lain-lain.Upaya

    pengelolaan sumber belajar dilakukan dan direncanakan sedini mungkin, sehingga

    pada waktu pelaksanaannya dapat berjalan lancar, sumber belajar dapat di

    usahakan melaui berbagai cara misalnya membuat sendiri, menugaskan siswa,

    membeli, atau bekerja sama dengan orang lain/ pihak lain (meminjam, dll).

    4. Penilaian hasil belajar

    Hasil belajar yang dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu

    ukuran dari keberhasilan proses belajar mengajar. Hasil tersebut nampak dalam

  • hal perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman konsep, prinsip, hukum,

    teori yang ada dalam bidang studi yang dipelajarinya, kemampuan memecahkan

    masalah berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah, kemampuan

    menganalisis dan menginterpretasi permasalahan yang dihadapinya dan

    kemampuan memberikan pertimbangan terhadap sesuatu gejala, masalah, objek,

    dan lain-lain atas dasar kaidah-kaidah dan nilai-nilai tertentu.

    Aktivitas Guru Dalam Merencanakan Kurikulum

    Pada dasarnya kegiatan merencanakan dapat meliputi menentukan tujuan

    pengajaran, penentuan bahan pelajaran, alat dan metode pengajaran, serta

    perencanaan penilaian pembelajaran. Dengan demikian kegiatan merencanakan

    merupakan upaya sistematis dalam mencapai suatu tujuan selain itu untuk

    mempermudah proses belajar mengajar yang kondusif. Sebagai contoh,

    keberhasilan dalam implementasi kurikulum dapat dipengaruhi oleh perencanaan

    pembelajaran pembelajaran yang disusun guru. Oleh sebab itu, kepiawaian guru

    dalam menyusun rencana pembelajaran (instruction design) dapat menentukan

    keberhasilan pencapaian kompetensi. Empat kegiatan yang bisa dilakukan guru

    dalam menyusun rencana pembelajaran (instruction design):

    1) Menentukan Tujuan yang Hendak Dicapai.

    Berangkat dari tujuan yang kongkrit inilah, hal ini akan menjadi

    patokan dalam melakukan dan melaksanakan langkah yang harus ditempuh

    termasuk cara bagaimana melaksanakannya. Tujuan yang dimaksud adalah

    tujuan pokok bahasan yang lebih spesifik yang merupakan hasil proses belajar

    mengajar. Tujuan pengajaran ini mengandung muatan yang menjadi bahan

  • pelajaran. Tujuan-tujuan tang telah ditentukan tersebut kemudian di bagi

    menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    Adapun beberapa petunjuk untuk melakukan atau menentukan

    tujuan pembelajaran.

    a) Tujuan hendaknya mengandung unsur proses dan produk.

    b) Tujuan bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata.

    c) Mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan

    yang dimaksud.

    d) Pencapaian tujuan kadang waktu membutuhkan waktu yang relatif lama.

    e) Harus komprehensif, yang artinya mencakup segala tujuan yang ingin di

    tempuh oleh suatu sekolah tertentu.

    2) Menetapkan bahan ajar atau bahan pelajaran.

    Bahan pelajaran mencakup tiga komponen antara lain ilmu

    pengetahuan, proses, dan nilai-nilai. Dalam hal ini ketiga komponen

    tersebut dapat dirincikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh

    sekolah tertentu.

    3) Menentukan metode pengajaran

    Penentuan metode erat kaitannya dengan pemilihan strategi

    pembelajaran yang paling efektif dan efesien dalam melakukan proses

    belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal yang harus

    dipertimbangkan dalam menentukan metode mengajar yaitu:

    Tujuan pengajaran yang ingin dicapai.

    Bahan ajar yang akan diajarkan.

    Jenis kegiatan belajar anak didik yang diinginkan.

  • 4) Merencanakan penilaian hasil belajar.

    Penilaian pada dasarnya penilaian adalah suatu proses penentuan

    nilai dari suatu objek atau peristiwa dalam konteks situasi tertentu.

    Sedangkan pendapat lain menjelaskan bahwa penilaian berbeda dengan

    tes dan pengukuran. Tes merupakan bagian integral dari pengukuran,

    sedangkan pengukuran pengukuran merupakan bagian yang mungkin

    dilakukan dalam suatu penelitian.

    HASIL DAN KESIMPULAN

    Kesimpulan

    Guru adalah sosok yang melaksanakan pendidikan dalam tempat tempat

    (lembaga pendidikan) tertentu sebagai pengajar yang mendidik peserta didik.

    Guru memiliki kedudukan yang sangat penting dalam proses pengembangan

    masyarakat. Guru yang profesional harus mampu menyampaikan kurikulum dan

    perubahannya kepada peserta didik dan juga harus mampu melakukan

    pengembangan terhadap kurikulum.

    Pengembangan kurikulum bukanlah suatu hal yang tabu akan tetapi

    merupakan sebuah kebutuhan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan

    masyarakat

    Dalam melakukan pengembangan kurikulum harus tetap berpedoman pada

    asas-asas yang tepat dan dengan menggunakan metode dan pendekatan yang

    sesuai pula.

    Peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi

    adalah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun

  • bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan ,minat dan tahap perkembangan

    anak, memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi serta menyusun

    program dan alat evaluasi yang memudahkan guru dalam implementasinya. Guru

    juga memiliki peran ikut berpartisipasi dengan mengeluarkan ide-de dan

    pemikiran yang sebaik-baiknya dalam rangka pengembangan kurikulum secara

    desentralisasi.

    Menelaah GBPP, Menyusun satuan pelajaran, Penyediaan sumber (alat)

    fasilitas belajar, dan Penilaian hasil belajar merupakan upaya yang dapat

    dilakukan guru dalam pembinaan kurikulum. Selain itu, guru juga dapat

    melakukan kegiatan-kegiatan dalam perannya mengembangkan kurikulum, yaitu:

    a) menetukan tujuan yang hendak dicapai, b) menetapkan bahan ajar atau

    pelajaran, c) menetukan metode pengajaran, d) merencanakan penilaian hasil

    belajar

    Kesimpulan

    Guru dalam tugasnya sebagai ujung tombak pendidikan harus menguasai dan

    mampu untuk menyampaikan kurikulum yang di dalamnya terdapat tujuan

    pendidikan kepada peserta didiknya. Untuk itu guru harus ikut mengambil peran

    dalam pengembangan kurikulum baik di tingkat pembelajaran, matapelajaran,

    institusi maupun secara nasional.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:

    Rosada

    Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

    Jakarta: Rineka Cipta.

    Hidayati Wiji. 2012. Pengembangan Kurikulum. Yokyakarta: Pedagogia (PT.

    Pustaka Insan Madani)

    Nasution S. 2014. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

    Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

    Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

    Kompetensi. Jakarta: Kencana

    Saodih Sukmadinata Nana. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik.

    Bandung: Rosdakarya.

    Sudjana Nana. 2002. Pengembangan Dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah.

    Bandung: Algesindo.

    Sulistyowati Endah. 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter.

    Yokyakarta: PT. Cipta Aji Parama

    Yamin Martinis. 2007. Profesioanlisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta:

    Gaung Persada Press