Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
Universitas Katolik Parahyangan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Terakreditasi A
SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014
Peran Hivos dalam Melakukan Kampanye Sustainable
Diets di Distrik Kabarole-Uganda dalam Program Food
Change Lab (2015-2017)
Skripsi
Oleh
Fransiska Dimitri
2011330188
Bandung
2019
ii
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Tanda Pengesahan Skripsi
Nama : Fransiska Dimitri
Nomor Pokok : 2011330188
Judul : Peran Hivos Dalam Melakukan Kampanye Sustainable
Diets di Distrik Kabarole- Uganda dalam Program Food
Change Lab (2015-2017)
Telah diuji dalam Ujian Sidang jenjang Sarjana
Pada Jumat, 11 Januari 2019
Dan dinyatakan LULUS
Tim Penguji
Ketua sidang merangkap anggota
Elizabeth A. Satya Dewi, Ph.D. : ________________________
Sekretaris
Dr. Atom Ginting Munthe : ________________________
Anggota
Ratih Indraswari, S.IP., M.A. : ________________________
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
iii
Dr. Pius Sugeng Prasetyo, M.Si
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Fransiska Dimitri
NPM : 2011 330 188
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional
Judul : Peran Hivos Dalam Melakukan Kampanye Sustainable Diets di
distrik Kabarole, Uganda dalam program Food Change Lab (2015-2017)
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini Merupakan hasil karya tulis
ilmiah sendiri dan bukanlah Merupakan karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar akademik oleh pihak lain. Adanya karya atau pendapat pihak lain
yang dikutip, ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia
menerima konsekuensi sesuai dengan aturan yang berlaku apabila di kemudian hari
diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar.
Bandung, 16 Januari 2019
Fransiska Dimitri
iv
ABSTRAK
Paska tahun target Millenium Development Goals pada tahun 2015,
pemberantasan kelaparan di dunia memberikan pengaruh yang signifikan. Namun
ada masalah lain yang terabaikan, yaitu munculnya statistik penyakit terkait
kekurangan gizi juga degradasi kualitas tanah di beberapa daerah yang memiliki
hasil produksi pertanian yang besar. Sustainable diets dapat menjadi solusi, karena
tidak hanya pada makanan yang siap makan namun sustainable diets berusaha
membenahi sistem pangan sehingga produksi pangan dapat diminimalisir
pengaruhnya pada lingkungan dan menghasilkan makanan dengan nutrisi yang
baik. Uganda Merupakan salah satu negara penyumbang hasil produksi pertanian
terbesar di Afrika Timur, namun memiliki peringkat angkat stunting pada anak
yang tinggi. Demi melakukan perubahan ini, sebuah non-governmental
organization asal Belanda, Hivos bermitra dengan International Institute for
Environment and Development di dalam program food change lab di beberapa
negara. Food change lab di Uganda mengambil lokasi di distrik Kabarole sebagai
salah satu penghasil produksi pertanian yang besar bagi Uganda dan negara
tetangganya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran Hivos dalam menerapkan
inovasi perubahan sosial dengan tujuan sustainable diets for all dalam program food
change lab for all pada tahun 2015-2017 di distrik Kabarole, Uganda. Untuk itu
penulis menggunakan teori ekonomi liberal, Teori pembangunan oleh Todaro dan
Smith, dan teori non-governmental organization oleh Karen Mingst. Penulis
menggunakan metode kualitatif dan analisis deskriptif dengan melakukan
pengumpulan data dan fakta melaluli studi literatur, laporan kegiatan programm
terkait, jurnal, website, dan berbagai media publikasi. Berdasarkan hasil penelitian
ini dapat diketahui bahwa Hivos dalam menjalankan program food change lab demi
mencapai sustainable diets for all berperan untuk menggerakan masyarakat pada
level akar rumput untuk bertindak dan melakukan inovasi dalam perubahan sosial.
Kata Kunci : Non-governmental organizations, Sustainable diets, Hivos,
Pembangunan
v
ABSTRACT
After the targeted year of Millenium Development Goals on 2015,
the eradication of hunger had put on a significant result. However there is another
issue that had been ignored, which is the rising numbers of diseases related to
malnutrition and also reduced soil on several regions with mass agriculture
production. Sustainable diets considered to be the solution because not only focus
on the food bust also the whole food system in order achieve a food system that can
minimized the effect on environment and also provide healthy choices of food.
Uganda is one of the food basket of Africa, and yet to have high rates of child
stunting. In order to make this change, a Netherland non-governmental
organizations- Hivos partnered with International Institute for Environmental and
Development in Food Change Lab on several countries. In Uganda, Food Change
Lab takes place in Kabarole District as one of the largest agricultural supply for
Uganda and neighbouring countries.
The main focus in this paper is to apprehend the role of Hivos in innovating
social changes to sustainable diets for all in the Food Change Lab programme from
the year 2015-2017 in Kabarole District, Uganda. In order to do so, the writer will
use several theories to better understand the issue. Those theories such the liberal
economy theory, the development theory by Todaro and Smith, and The NGO theory
by Karen Mingst. The writer will use qualitative method and description analysis
to answer the problem. The data will be collected from literature study, report,
journal, websites, and other media publications. This research shows that in order
to reach Sustainable diets in Food Change Lab programme in Uganda, Hivos’s
role is to mobilise the community at the root level to act and be the change they
need.
Keywords : Non-governmental organizations, sustainable diets, Hivos,
development
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-
Nya dalam proses penulisan skripsi yang berjudul ”Peran Hivos mengkampanyekan
Sustainable Diets dalam program Food Change Lab di Distrik Kabarole, Uganda
(Tahun 2015-2017)” hingga selesai. Adapun penulisan skripsi ini sebagai salah satu
syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana dari Jurusan Ilmu Hubungan
Internasional Universitas Katolik Parahyangan.
Skripsi ini membahas mengenai peran Hivos dalam program Food Change
Lab di Distrik Kabarole, Uganda dalam mengkampanyekan Sustainable Diets pada
tahun 2015-2017. Mengingat kondisi gizi masyarakat Uganda, khususnya Distrik
Kabarole yang Merupakan penyumbang terbesar hasil pertanian di Kawasan Afrika
Timur.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat yang berguna untuk
pengembangan studi Ilmu Hubungan Internasional di dalam pembangunan yang
berkelanjutan. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan ke dedpan.
Bandung, 16 Januari 2019
Fransiska Dimitri
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama penulis sangat bersyukur pada akhirnya dapat menyelesaikan
skripsi setelah mengecap bangku perkuliahan selama 7,5 tahun. Penulis percaya
bahwa proses yang dilalui Merupakan jalan terbaik.
Kepada kedua orang tua dan kedua orang kakak penulis, yang memberikan
kesabaran dan dukungan penuh pada anak dan adik bungsunya untuk
menyelesaikan Pendidikan kuliah. Terima kasih atas kepercayaan yang selalu
diberikan dalam setiap keputusan yang penulis buat. Semoga penulis bisa membuat
kalian berbangga dan berbahagia.
Terima kasih penulis sampaikan untuk Bang Aton, dosen pembimbing yang
memacu penulis dalam menuntaskan skripsi pada semester terakhir penuli.
Kepada keseluruhan tim The Women of Indonesia’s Seven Summits
Expedition Mahitala-Unpar (WISSEMU), yang mengisi sebagian besar masa kuliah
penulis Percayalah bahwa setiap dari kalian menjadi inspirasi bagi penulis dalam
menghadapi kesulitan dan tantangan yang penulis hadapi. Tanpa kalian, penulis
tidak akan berada di titik ini.
Rekan-rekan Mahitala Unpar, terima kasih telah menjadi keluarga bagi
penulis, menjadi tempat bermain dan belajar.
Dan untuk banyak manusia-manusia di sekitar penulis baik yang dikenal
baik maupun tidak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu dan sudah menjadi
inspirasi bagi penulis.
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 7
1.2.1 Pembatasan Masalah ......................................................................... 9
1.2.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 9
1.3 Tujuan dan kegunaan penelitian ............................................................. 10
1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................... 10
1.3.2 Kegunaan Penelitian........................................................................ 10
1.4 Kajian Literatur ...................................................................................... 10
1.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 11
1.6 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................................ 16
1.6.1 Metode Penelitian........................................................................... 16
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 17
1.7 Sistematika Pembahasan ........................................................................ 18
ix
BAB II PROFIL HIVOS PEOPLE UNLIMITED ................................................ 19
2.1 Hivos ...................................................................................................... 19
2.1.1 Nilai- nilai Hivos ............................................................................. 21
2.1.2 Kontribusi yang diperjuangkan Hivos .................................................. 22
2.1.3 Visi dan Misi Hivos .............................................................................. 23
2.1.4 Mekanisme Hivos Bekerja ................................................................... 25
2.2 Organisasi Hivos ......................................................................................... 26
2.2.1 Keberadaan Hivos Regional ................................................................. 27
2.3 Isu-isu yang menjadi fokus Hivos ............................................................... 28
BAB III PERAN HIVOS DALAM KAMPANYE SUSTAINABLE DIETS DI
DISTRIK KABAROLE ........................................................................................ 34
3.1 Kesepakatan internasional melawan gizi buruk ......................................... 35
3.1.1 Sustainable Development Goals ........................................................... 35
3.2 Konsep Sustainable Diets ............................................................................ 38
3.2.1 Aspek Pertanian dalam Sustainable Diets ........................................... 40
3.2.2 Aspek Kesehatan dalam Sustainable Diets ........................................... 41
3.2.3 Aspek Ekomoni dalam Sustainable Diets ............................................. 42
3.2.4 Aspek Sosial budaya dalam Sustainable Diets ..................................... 43
3.2.5 Aspek Lingkungan dalam Sustainable Diets ........................................ 45
3.3 Distrik Kabarole dan Fort Portal ................................................................. 45
x
3.4 Peran Hivos dalam Food Change Lab Uganda ........................................... 48
BAB IV KESIMPULAN...................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 61
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dinamika dan sejarah hubungan internasional melalui beberapa lini waktu
yang panjang, mengalami perubahan yang drastis. Pada tahun 1960an dan 1970an
perubahan pada sistem internasional yang menyebabkan gelombang kepentingan
pada isu kedua, yaitu ekonomi politik internasional.1 Beberapa alasan yang
menjelaskan munculnya gelombang kepentingan terhadap ekonomi politik
internasional seperti; meningkatnya transaksi ekonomi dan pembahasan ekonomi
yang menjadi diskusi umum publik. Alasan-alasan tersebut muncul akibat
berkembanganya sarana-sarana teknologi komunikasi dan juga transportasi yang
memudahkan pertukaran informasi, barang, dan jasa di antara batas-batas negara.
Beberapa tahun ke belakang, pembahasan ekonomi tidak terlepas dengan
pengaruhnya terhadap isu lingkungan. Hal ini tandai dengan munculnya
kesepakatan secara internasional di antara negara-negara untuk memenuhi angka-
angka pembangunan dalam Millenium Development Goals (MDGs) dengan periode
waktu 2001-20015. Pada tenggat waktu pencapaian 8 poin MDG dengan hasil yang
positif, negara-negara kembali menyepakati sebuah target global dalam
pembangunan dengan poin-poin yang baru dan melanjutkan target MDGs dalam
1 Karen A Mingst, Essentials of International Relations, W. W Norton and Company, New York, 1999, h.195
2
Sustainable Development Goals (SDGs). SDG diawali pada tahun 2016 dengan
proyeksi target pada taun 2016.
Poin-poin yang terdapat di dalam SDGs secara garis besar bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan yang bersifat adil, terbuka untuk semua dan
berkelanjutan, agar pembangunan yang terjadi dapat dinikmati sekarang dan
generasi yang akan datang. Maka dari itu fenomena perubahan ekonomi agraris
menjadi ekonomi industry menjadi salah satu fokus dalam SDG. Perubahan
ekonomi ini berpengaruh pada penurunan kualitas lingkungan hidup, mulai dari
limbah yang dihasilkan industry hingga eksploitasi sumber daya. Penurunan
kualitas lingkungan hidup akan berdampak pada aspek kesehatan masyarakat,
khususnya masyarakat miskin yang tidak mampu mengakses air bersih dan
makanan sehat. Karena solusi untuk masalah ini dan banyak masalah lingkungan
lainnya melibatkan peningkatan produksi sumber daya dan meningkatkan kondisi
hidup masyarakat miskin, mencapai pembangunan ramah lingkungan
(berkelanjutan) merupakan defisini dari pembangunan ekonomi.2 Pembahasan
ekonomi pembangunan menjadi identic dengan pembangunan berkelanjutan atau
sustainable development.
Dengan meningkatnya perhatian pada isu-isu ekonomi politik, maka aktor
selain negara menjadi kekuatan yang signifikan seperti; organisasi perdagangan
negara, organisasi non-pemerintah atau non-governmental organization (NGO)
seperti perusahaan multinasional atau multinational corporations (MNCs), dan
2 Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, Economic Development, 12th Edition , Pearson, UK 2015, h.491.
3
organisasi internasional.3 Entitas-entitas pelaku dalam konteks hubungan
internasional tidak lagi terpusat pada negara.
Perubahan fokus kepentingan dan juga aktor dalam hubungan internasional
meningkatkan kesadaran bahwa pembangun tidak lagi hanya bergantung pada
sektor swasta dan sektor pemerintah saja, namun perlu dilengkapi dengan sektor
warga. Sekor warga seringkali disebut sebagai non-governmental organizasitions
(NGO) atau Lembaga swadaya masyarakat. Pada buku Economic Development
Oleh Todaro dan Smith, NGO adalah semua kelompok yang bersifat non-profit,
dan sukarela yang diorganisir secara lokal, nasional, maupun internasional.
Berorientasi pada tugas dan didorong oleh individu yang memiliki tujuan yang
sama.
Sustainable development sebagai isu internasional dan tujuan Bersama
secara global mengandalkan itikad baik negara-negara yang menyepakatinya untuk
mewujudkannya. Di luar negara yang mewujudkan sustainable development,
dibutuhkan juga aktor-aktor internasional lainnya. Salah satu aktor yang akan
menjadi fokus penulisan adalah NGO. NGO sesuai dengan definisinya yang bersifat
sukarela dan tanpa mencari keuntungan memiliki kelebihan untuk bergerak lebih
leluasa. Sustainable development adalah sebuah konsep dengan kesadaran bahwa
negara-negara Selatan tidak bisa lagi melewati masa pembangunan seperti yang
telah dilewati The Great Britain (UK), Amerika Serikat (AS), Jerman, dan negara
industri lainnya sebab kemanusiaan tidak lagi dapat bertahan penyusutan dalam
3 Karen A Mingst, Essentials of International Relations, W. W Norton and Company, New York, 1999, h. 196
4
langkanya sumber daya global.4 Maka dari itu negara-negara utara atau negara maju
memiliki kewajiban untuk membantu negara berkembang dalam mencari cara baru
yang ramah lingkungan, aman dan berkelanjutan, untuk mengadopsi pembangunan.
Dan NGO dapat memberikan dorongan pada upaya Bersama tersebut. Sehingga
ketergantungan negara selatan terhadap negara utara dapat dilihat dari peran NGO
negara-negara utara yang membantu pembangunan dan lebih khusus lagi pada
pembangunan keberlanjutan atau sustainable development di dalam negara-negara
selatan.
Negara-negara berkembang sudah mengenal kegiatan-kegiatan industri
serta konsumsi masal. Kegiatan-kegiatan industrial yang masuk di negara
berkembang perlu diseimbangkan dengan kesadaran akan energi keberlanjutan dan
tidak hanya mengejar profit. Pentingnya kesadaran akan energi keberlanjutan
sejalan dengan perubahan iklim. Sistem energi di dunia sedang mengalami
perubahan, bahasan tentang ini secara umum fokus pada sumber energi, kebijakan
pasar, keamanan, permintaan, harga dan lingkungan, namun peran dari masyarakat
yang berada di dalam sistem tidak diperhatikan. Energi termasuk juga di dalamnya
adalah sumber daya alam yang diproduksi untuk menjadi makanan.
Planet kita memiliki kapasitas untuk menyediakan populasi dunia yang terus
bertumbuh dengan nutrisi yang cukup dengan beragam variasi makanan, untuk
sekarang dan masa yang akan datang. Namun hampir 795 juta orang kelaparan dan
2 milyar mengalami malnutrisi. Sebanyak 30 persen dari populasi orang dewasa di
4 Ibid, h.226
5
dunia mengalami kelebihan berat badan dan obesistas dan sekitar 30 persen
makanan yang diproduksi di seluruh dunia hilang atau terbuang. Sistem pangan -
jaringan kolaboratif yang mengintegrasikan pengelolaan produksi, pengolahan,
distribusi, konsumsi dan pengelolaan pangan berkelanjutan untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan, ekonomi dan sosial dari tempat tertentu, memberikan
kontribusi dan dipengaruhi oleh tantangan seperti perubahan iklim, degradasi tanah,
dan hilangnya keaneka ragaman hayati.5
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam menilai pengembangan
kesejahteraan suatu negara atau komunitas adalah dari tingkat kesehatan gizi dan
ketahanan pangan yang mengacu pada point ke dua dalam Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu zero hunger. Uganda merupakan daerah
agrikultur yang subur sekaligus penghasil produksi pangan terbesar di Afrika timur.
Pada tahun 2013, negara ini menghasilkan 72 persen dari total ekspor komoditas
resgional, termasuk 90 persen jagung yang dijual-belikan, 74 persen kacang-
kacangan, dan 95 persen sorgum.6 Tingginya produksi pangan di Uganda tidak
menjamin masyarakatnya terbebas dari malnutrisi. Menurut laporan Global
Nutrition pada tahun 2016, Uganda menempati urutan ke 104 di seluruh dunia (dari
5 Hivos, Sustainable Diets, diakses melalui https://hivos.org/sites/default/files/10yfp_sustainable_food_systems_programme_brochure.pdf pada tanggal 4 Oktober 2017 6Hivos, Uganda Food Change Lab : Planning for the Future Food System of Kabarole District, diakses melalui https://www.sustainablediets4all.org/assets/2018/08/Uganda-food-lab-pub.pdf , Diakses pada tanggal 27 November 2018
6
132 negara) untuk kelaziman child stunting atau pengerdilan, dimana rata-rata
mempengaruhi 34 persen anak di bawah lima tahun.7
Selain kandungan gizi yang kurang, sistem rantai makanan atau food chain
dalam mendistribusikan makanan yang kurang merata dapat menimbulkan masalah
pada lingkungan. Makanan dengan kemasan plastik yang tidak ramah lingkungan,
juga food waste dapat berdampak buruk pada produksi bahan makanan yang sehat
bergizi serta berkelanjutan. Sehingga perlunya dikampanyekan sustainable diets
atau pola makan yang berkelanjutan agar dapat meminimalisir dampak buruk
makanan terhadap keberlangsungan bumi.
Sustainable diets adalah pola makan dengan rendahnya dampak pada
lingkungan yang memberikan kontribusi pada ketahanan pangan dan nutrisi serta
hidup yang sehat bagi generasi Sekarang dan yang akan datang.8 Definisi yang
disepakati mengakui saling ketergantungan produksi dan konsumsi pangan dengan
persyaratan manakan dan rekomendasi gizi. Pada saat yang sama menegaskan
kembali gagasan bahwa kesehatan manusia tidak dapat dipisahkan dari kesehatan
ekosistem.
Salah satu lembaga donor asing yang memiliki perhatian pada sektor energi
di Indonesia adalah Hivos. Hivos melalui program Food Change Lab berupaya
untuk mengkampanyekan sustainable food for all.
7 ibid 8 FAO, Sustainable Diets and Biodiversity : Directions and Solutions for Policy, Research, and Action, hlm.7 diakses melalui http://www.fao.org/docrep/016/i3004e/i3004e.pdf pada 27 September 2018
7
Isu ini sangat menarik untuk diteliti karena masalah yang muncul adalah
masalah yang riil dan mempengaruhi banyak aspek dalam kesejahteraan
masyarakat suatu negara. Selain masalah yang sebenarnya sangat riil, masalah ini
belum dianggap sebagai masalah yang cukup penting.
Peneliti tertarik membahas Upaya Hivos dalam mempromosikan
sustainable diets for all dalam program food change lab di Uganda karena uniknya
program Hivos yang berkaitan dengan gizi diaplikasikan pada daerah penghasil
pangan terbesar di Kawasan Afrika Timur sehingga ada hal lain yang akan menjadi
fokus.
1.2 Identifikasi Masalah
Uganda merupakan negara berkembang dengan Kawasan agrikultur yang
luas dan juga subur. Dengan hal itu Uganda memiliki potensi dan sumber daya
untuk melakukan perubahan dalam sistem pangan dan menyediakan beragam
variasi-variasi makanan yang dapat memenuhi gizi sekaligus memperhatikan
pengaruhnya pada lingkungan dan juga perubahan iklim. Yang perlu dimunculkan
adalah kesadaran keseluruhan masyarakat Indonesia akan pentingnya hal tersebut.
Beberapa kampanye dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pada aspek ini
namun belum menyentuh masyarakat menengah ke bawah yang lebih rentan pada
masalah malnutrisi, dan kelaparan akibat kurangnya informasi akan hal tersebut.
Bahwa kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh tingkat kesehatan yang
8
dipengaruhi gizi yang masuk dari asupan makananan dan berjalan berdampingan
dengan menjaga kesehatan lingkungan sekitar.
Distrik Kabarole memberikan kontribusi pangan dalam jumlah yang besar
pada kota-kota Uganda dan juga negara-negara tetangga. Namun kenyataan yang
harus dihadapi masyarakat pedesaan lebih umum membeli bahan-bahan makanan
daripada menanam dan memanen untuk kebutuhan rumah tangga.9 Orang-orang
dewasa yang kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai petani menghabiskan
banyak waktu di kebun, sehingga mereka memiliki waktu terbatas. Milet sebagai
salah satu makanan tradisional yang kayak akan zat besi membutuhkan waktu kerja
yang lebih lama untuk produksi memiliki penurunan dalam konsumsi masyarkat
Kabarole. Dampak yang muncul dari pemilihan pangan yang dikonsumsi
masyarakat Kabarole-sebagai salah satu penyumbang pangan yang besar di
Uganda- memiliki tingkat stunting pada anak yang tinggi. Merkipun agrikultur
yang kaya, Uganda bagian barat memiliki fenomena stunting yang tinggi pada rata-
rata nasional, yaitu pada 44 persen.10 Selain mempengaruhi nutrisi masyarakat,
sistem produksi pangan di Kabarole juga mempengaruhi kualitas tanah. Kini petani
memperbanyak produksi dengan cara memperluas tanah kebun daripada
meningkatkan produksi pada tanah kebun yang sudah ada. Tanah Kabarole
mengalami kehilangan nutrisi yang semakin besar merupakan dampak dari
pencucian dan erosi tanah dari manajemen tanah yang buruk. Sebuah penelitian
9 Hivos, Uganda Food Change Lab : Planning for the Future Food System of Kabarole District, diakses melalui https://www.sustainablediets4all.org/assets/2018/08/Uganda-food-lab-pub.pdf , Diakses pada tanggal 27 November 2018 10 Ibid
9
yang dipublikasi pada tahun 2000 oleh IIED memperkirakan secara umum tanah
Kabrole kehilangan 105 kg nitrogen per hektar setiap tahun akibat pencucian dan
55 kg fosfor dari erosi tanah.11
Konsumsi makanan Merupakan hal yang setiap harinya dilakukan oleh
manusia untuk bertahan hidup. Produksi, sistem pendistribusian dan konsumsi
makanan berkaitan langsung dengan lingkungan. Mulai dari panen tumbuh-
tumbuhan untuk bahan makanan, ternak, pengolahan dan pendistribusian. Maka
dari itu dengan perubahan pola makan atau diet, yang bersifat ramah lingkungan
dan memiliki ragam variasi akan memberikan dampak signifikan pada penjagaan
kualitas lingkungan juga pada kesehatan gizi masyarakat.
1.2.1 Pembatasan Masalah
Penelitian akan dimulai dari tahun 2015 bertepatan dengan dimulainya
program Food Change Lab Uganda hingga 2017, dimana upaya-upaya menerapkan
sustainable food for all mulai dijalankan oleh Hivos. Dengan batasan wilayah
penelitaian yaitu di distrik Kabarole dan Fort Portal.
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang sudah
dijelaskan sebelumnya, maka munculah pertanyaan penelitian yaitu “Apa peran
11 Ibid
10
Hivos dalam melakukan kampanye sustainable food for all di distrik Kabarole dan
Fort Portal dalam program Food Change Lab (2015-2017)?”
1.3 Tujuan dan kegunaan penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran Hivos dalam
menerapkan inovasi perubahan social dengan tujuan keamanan pangan dan
kesehatan lingkungan di Uganda dengan program Food Change Lab pada tahun
2015-2017.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah mengangkat sustainable diets sebagai isu
yang harus diperhatikan dalam mewujudkan kesehatan manusia, dalam aspek
makanan dan nutrisi sekaligus kesehatan ekosistem dari produksi makanan sehat.
1.4 Kajian Literatur
Untuk penelitian ini, dari hasil penelusuran yang dilakukan ditemukan
literatur yang membahas tentang pembangunan dan bantuan luar negeri. Literatur
tersebut antara lain Does Foreign Aid Help? Oleh Simeon DJankov, Jose G,
Montalvo, dan Marta Reynal-Querol. Menjelaskan tentang dinamika
perkembangan bantuan luar negeri beserta dampaknya.
Selanjutnya laporan dan hasil diskusi mengenai sistem pangan dengan
agenda sustainable diets. Laporan dan hasil diskusi tersebut antara lain : The State
of Food Security and Nutrition in The World 2018 : Building Climate Resilience
11
for Food Security and Nutrition, The State of Food Insecurity in The World,
Meeting The 2015 International Hunger Targets : Taking Stock of Uneven
Progress, dan Sustainable Diets and Biodiversity : Directions and Solutions for
Policy, Research, and Action. Laporan yang diterbitkan oleh Food and Argiculture
Organization (FAO). Pada laporan dan hasil diskusi ini FAO membahas fenomena-
fenomena yang ada di dunia terkait ketahanan pangan dan nutrisi demi mencapai
target SDGs pada tahun 2030.
1.5 Kerangka Pemikiran
Hubungan internasional merupakan kajian ilmu mengenai interaksi aktor
internasional baik negara maupun non negara dimana aktor-aktor tersebut saling
berhubungan melalui batas-batas negara. Interaksi aktor non negara dalam
hubungan internasional ini telah dijelaskan oleh Karen Mingst, dalam Essential of
International Relations yang menyatakan bahwa hubungan internasional
merupakan kajian mengenai interaksi antar aktor dalam politik internasional yang
meliputi beragam organisasi internasional baik yang beranggotakan pemerintah
maupun kelompok non pemerintah termasuk individu. 12
Berdasar dari pemikiran Karen Mingst yang disebutkan di atas, konteks
ilmu hubungan internasional adalah ilmu yang multidisipliner. Tidak dapat
dilepaskan juga di dalamnya adalah Ekonomi Politik Internasional (EPI). Cabang
12 Karen A Mingst, Essentials of International Relations, W. W Norton and Compan, New York, 1999, h.2
12
ilmu ini melihat adanya aspek yang tidak terpisahkan yaitu Ekonomi dan Politik,
keterkaitan dua aspek ini sangat mempengaruhi kekuatan suatu negara dalam
hubungan internasional.13 Hal ini juga membuktikan bahwa permasalahan
hubungan internasional bukan hanya keamanan namun kerja sama di dalamnya juga
mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu pembangunan negara dan
kondisi ini sangat menjelaskan hubungan internasional dewasa ini.
Penelitian mengenai upaya Hivos dalam menerapkan sustainable diet
merupakan penelitian yang berbasis pada studi Ekonomi Politik Internasional.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, Teori Pembangunan,
Teori Ekonomi Liberal, Teori Non Governmental Organization.
Ekonomi Liberal merupakan suatu teori yang sedang berkembang di era
globalisasi saat ini. Teori ini mempunyai karakteristik yang sangat terlibat oleh
kacamata hubungan internasional. Pada dasarnya teori ini mengaplikasikan nilai-
nilai dari paradigm liberalism. Liberalism melihat individu sebagai aktor yang
rasional, memiliki pandangan yang optimis dan kepercayaan terhadap kemajuan,
serta asumsi mengenai mutual gain.14 Menurut Liberalisme interaksi antar negara
bersifat kompetitif, namun lebih sering bersifat kerjasama15 Dalam hal ini
kerjasama diasumsikan sebagai cara yang rasional dalam mencapai keuntungan
bersama (mutual benefit).16
13 Robert Jackson, Georg Sorensen, Introduction to International Relations, Oxford University Press Inc, New York, 1999, h.176. 14 Ibid., h.181. 15 Bruce Ruset, et, al. dalam buku Anak Agung Banyu Perwira, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Remaja Rosdakarya, 2005, h. 27. 16 Robert Jackson dan Georg Sorensen, Op. Cit, h. 181
13
Selanjutnya yaitu Teori Pembangunan, kondisi pembangunan dalam
penelitian ini mengacu pada teori oleh Todaro dan Smith bahwa pembangunan
harus dipandang suatu proses multidimensional, yang mencakup beberagai
perubahan mendasar atau struktur social, sikap-sikap masyarakat, dan institusi
institusi nasional di samping mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi,
penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.17
Pembangunan harus merefleksikan perubahan total suatu masyarakat untuk
bergerak maju menuju kondisi kehidupan yang lebih baik, secara meteril maupun
spiritual.18
Menurut Todaro dan Smith, pembangunan memiliki tiga tujuan inti, yaitu
(1) Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi barang kebutuhan pokok
(sandang, pangan papan, kesehatan, perlindungan keamanan, (2) Peningkatan
standar hidup berupa peningkatan pendapatan, penambahan lapangan kerja,
perbaikan kualitas pendidikan, serta perhatian kepada nilai-nilai kemanusiaan yang
sifatnya bukan hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materil, (3) perluasan
pilihan-pilihan ekonomis dan social bagi individu serta bangsa secara
keseluruhan.19
Selanjutnya yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah adanya Non
Govenrmental Organization (NGO) yang mempunyai peran pada pembangunan.
Menurut Pamela All NGO adalah suatu organisasi swasta atau non pemerintah yang
17 Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesembilan Jilid 1, Erlangga, 2006, h.22. 18 Ibid. 19 Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesembilan, Jilid 1, Erlangga 2006, h.22
14
bersifat non profit dengan tujuan mengurangi penderitaan manusia dengan berbagai
cara seperti mempromosikan pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi,
perlindungan lingkungan hidup, hak asasi manusia, revolusi konflik, demokrasim
dan pemberdayaan masyarakat sipil.
Non-governmental Organization bila diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia dikenal sebagai Lembawa Swadaya Masyarakat (LSM). NGO adalah
suatu kelompok asosiasi nirlaba yang beraktifitas di luar struktur politik. NGO pada
umumnya memperoleh sebagian pendanaannya dari sumber-sumber swasta.
Semakin baik kinerja dan produktifitas yang dihasilkan oleh sebuah NGO sehingga
manfaat yang dirasakan oleh masyarakat semakin besar, maka dana yang akan
mengalir ke NGO tersebut akan semakin besar. Hal itu menunjukan kepercayaan
dari pihak-pihak donatur untuk mendanai sebuah NGO semakin besar.
Buku Essential of International Relation oleh Karen Mingst menjelaskan
peran dan fungsi NGO sebagai berikut :
1. Sebagai advokasi kebijakan khusus dan saluran alternative lain dari
partisipasi politik,
2. Sebagai distributor bantuan darurat dalam bencana dan kepada pengungsi,
3. Membangun kembali infrastruktur kesehatan di daerah konflik,
4. Monitor peraturan hak asasi manusia dan lingkungan,
5. Menggerakan masyarakat pada level akar rumput untuk bertindak
15
Pada umumnya NGO mengambil alih fungsi dan peran negara yang tidak
tersentuh oleh pemerintah atau isu yang belum menjadi perhatian negara dan atau
pemerintah.
Dalam penelitian ini penulis akan fokus pada NGO sebagai penggerak
masyarakat pada level akar untuk bertindak. Sustainable diets dapat diartikan
sebagai pola makan yang diharapkan memberikan dampak yang rendah pada
lingkungan, hal ini terkait dalam proses produksi, proses pengolahan, proses
distribusi, dan setelah konsumsi. Fokus penelitian pada sustainable diets erat
kaitannya dengan isu lingkungan karena peran NGO dalam menggerakan
masyarakan pada level akar untuk bertindak hingga dapat tercapai perubahan yang
signifikan dalam sustainable diets dengan tujuan yang ingin dicapai adalah sistem
pangan yang berkelanjutan sehingga tidak memberikan dampak buruk pada
lingkungan sekaligus menghasilkan makanan dengan ragam variasi dan bernutrisi.
Dengan adanya bantuan-bantuan tersebut akan menghasilkan
pemberdayaan manusia di suatu daerah. Pada pelaksanaannya, NGO tersebut
melakukan programnya sendiri ataupun dengan bantuan dari luar NGO seperti kerja
sama dengan organisasi-organisasi lokal di negara tempat aktivitasnya.20 Selain itu
NGO juga dapat bekerja sama langsung dengan pemerintah negara yang dituju.
NGO mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan lembaga bantuan dari
pemerintah, utamanya adalah NGO dengan statusnya yang swasta maka tidak
diputarkan oleh birokrasi yang ada seperti pada pemerintahan. Selain itu, Michael
20 Pamela All, Guide to IGOs, NGOs, and the Military in Peace and Relief Operations, United States Institute of Peace Press, Washington DC, 2000, hal. 89.
16
Cernea juga memiliki pendapat tentang ‘comparative advantage’ antara NGO
dibandingkan dengan lembaga pemeritahan.21
Diantaranya yaitu :
a) NGOs dapat menjangkau masyarakat miskin di daerah terpencil
dimana lembaga pemerintahan tidak dapat menjangkau atau kurang
efektifnya program pada daerah tersebut.
b) NGOs dapat bekerja dengan biaya yang kecil karena aktivitas dalam
NGO dilakukan dengan sifat sukarela dan minimnya pengeluaran
tambahan untuk teknologi.
c) NGOs menarik partisipasi masyarakat lokal dengan bekerja bersama
komunitas setempat sebagai mitra kerja.
d) NGOs dapat memunculkan perubahan dan beradaptasi terhadap
kondisi dan kebutuhan di daerah setempat.22
1.6 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1 Metode Penelitian
Bentuk dari penyelidikan deskriptif ialah menuturkan dan menafsirkan data
yan ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, kegiaan,
pandangan, sikap yang menampak, atau tentang satu proses yang sedang
21 Ibid hal. 121 – 124 22 Ibid
17
berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul,
kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya.23
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Menurut Marilyn Lichtman, penelitian kualitatif adalah cara
untuk memahami suatu interaksi social manusia dalam situasi yang terjadi secara
alami. Penelitian memegang peranan penting dalam proses yang akan diamati oleh
peneliti.24
Dalam melaksanakan metode ini salah satunya yang bisa dilakukan adalah
dengan studi kasus, yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus. Studi
kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail.25
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan Teknik
observasi tak langsung. Yakni Teknik pengumpulan data di mana penyelidik
mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki dengan
perantaran sebuah alat.26 Data yang akan digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder ialah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang
23 Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed, “Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, dan Teknik” Edisi ke 7 penerbit Tarsito, Bandun (1990) hlm 139 24 Marilyn Lichtman, Qualitative Research for the Social Sciences, SAGE Publications, California, 2014, hal 21 25 Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed, “Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, dan Teknik” Edisi ke 7 penerbit Tarsito, Bandun (1990) hlm 143 26 Ibid, hlm 162
18
di luar diri penyelidik sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya
adalah data yang asli.27
1.7 Sistematika Pembahasan
Penulisan penelitian ini terbagi ke dalam lima bagian. Pada bab pertama,
penulis memaparkan pendahuluan berupa latar belakan permasalahan yang
menyebabkan fenomena ini layak diteliti sebagai fenomena hubungan
internasional, mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam fenomena tersebut
dan mendeskripsikan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian, pada
bagian kerangka pemikiran terdapat teori serta konsep yang digunakan untuk
menjelaskan masalah penelitian.
Pada bab kedua dipaparkan mengenai Hivos sebagai sebuah organisasi non-
pemerintah. Bab kedua akan mencakup penjelasan mengenai gamaran umum
Hivos, nilai-nilai Hivos, Hal yang diperjuangkan, Visi dan Misi, Cara Hivos
bekerja, kemudian organisasi Hivos dan keberadaan Hivos secara regional, dan
yang terakhir adalah program-program Hivos.
Pada bab ketiga, dijelaskan mengenai peran Hivos dalam kampanye
sustainable diets for all di disrtrik Kabarole, Uganda. Penulis menjelaskan
munculnya kesepakatan internasional dalam melawan gizi buruk yang melandasi
sustainable diets sebagai solusi dan mendorong aktor-aktor non-negara dalam
hubungan internasional untuk ikut bertindak. Kesepakatan ini dapat dilihat dari
27 Ibid, hlm 163
19
Sustainable Development Goals. Penulis menjelaskan konsep sustainable diets dan
lima aspek yang terdapat di dalamnya. Kemudian penulis menjabarkan kondisi
distrik Kabarole secara umum dan masalah yang terjadi di dalamnya sebagai bagian
dari penelitian. Setelah itu dijelaskan upaya-upaya yang dilakukan Hivos melalui
Food Change Lab untuk memetakan dan mencari solusi terhadap masalah yang ada.
Kemudian penulis menjawab peran Hivos sebagai sebuah NGO dalam menjalankan
program food change lab.
Pada bab keempat sebagai penutup, penulis menyimpulkan peran Hivos
dalam meningkatkan kesadaran akan kethanan pangan dan kesehatan lingkungan di
Uganda, khususnya distrik Kabarole, melalui program food chage lab.