5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Performa Hollywood dalam industri kreatif memang tak perlu menuai perdebatan lagi. Kapabilitasnya dalam memproduksi tayangan hiburan berkualitas tinggi sudah diakui secara internasional sedari dulu. Pamor yang mereka miliki pun berbanding lurus dengan sumbangsih yang diberikan industri perfilman ini kepada Gross National Product (GDP) Amerika Serikat yang terbilang cukup besar. Secara spesifik, Hollywood yang memperkerjakan sekitar 310.000 orang ini berkontribusi atas 3.2% aliran dana GDP Amerika Serikat pada tahun 2011 – yakni senilai US$504 juta. 1 Angka yang cukup besar tersebut tentunya secara langsung maupun tidak langsung memberikan kelonggaran bagi Hollywood dalam bergerak memperjuangkan kepentingannya di level politik domestik. Namun demikian, tanpa perlu melakukan cara konvensional seperti lobby atau hallway diplomacy dalam menyuarakan kepentingannya, blow up isu dapat ia lakukan melalui film yang diproduksi. Dalam buku yang berjudul American Politics in Hollywood Films, Ian Scott menyebutkan bahwa “movie reflect political choices”. 2 Dalam relevansinya terhadap Hollywood, dapat dipahami bahwa kepiawaiannya dalam produksi film memiliki peranan sangat besar 1 The Associated Press, ‘Hollywood, Creative Industries Add $504 Billion to U.S. GDP,’ Hollywood Reporter (online), 5 December 2013, <http://www.hollywoodreporter.com/news/hollywood-creative-industries-add-504- 662691 >, diakses 22 Oktober 2015. 2 I. Scott, American Politics in Hollywood Film, Edinburg University Press, Edinburg, 2000, p.1.

Peran Hollywood dalam Isu Same Sex Marriage Amerika Serikat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

,,,

Citation preview

Page 1: Peran Hollywood dalam Isu Same Sex Marriage Amerika Serikat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Performa Hollywood dalam industri kreatif memang tak perlu menuai perdebatan lagi.

Kapabilitasnya dalam memproduksi tayangan hiburan berkualitas tinggi sudah diakui secara

internasional sedari dulu. Pamor yang mereka miliki pun berbanding lurus dengan sumbangsih

yang diberikan industri perfilman ini kepada Gross National Product (GDP) Amerika Serikat

yang terbilang cukup besar. Secara spesifik, Hollywood yang memperkerjakan sekitar 310.000

orang ini berkontribusi atas 3.2% aliran dana GDP Amerika Serikat pada tahun 2011 – yakni

senilai US$504 juta.1 Angka yang cukup besar tersebut tentunya secara langsung maupun tidak

langsung memberikan kelonggaran bagi Hollywood dalam bergerak memperjuangkan

kepentingannya di level politik domestik. Namun demikian, tanpa perlu melakukan cara

konvensional seperti lobby atau hallway diplomacy dalam menyuarakan kepentingannya, blow

up isu dapat ia lakukan melalui film yang diproduksi.

Dalam buku yang berjudul American Politics in Hollywood Films, Ian Scott

menyebutkan bahwa “movie reflect political choices”.2 Dalam relevansinya terhadap

Hollywood, dapat dipahami bahwa kepiawaiannya dalam produksi film memiliki peranan sangat

besar dalam mengarahkan pandangan masyarakat – dalam hal ini konsumen film tersebut –

terkait sebuah isu politis. Namun isu politis yang diangkat oleh Hollywood secara general lebih

mengarah ke nilai-nilai liberal – tak lain akibat kerekatan hubungan antara petinggi Hollywood

dengan para pemegang kuasa di Partai Demokrat sendiri. Itulah sekiranya yang menjadi dasar

asumsi dari Steven Ross dalam memandang Hollywood sebagai hotbed paham liberal radikal.3

Isu kontroversial yang dinilai menjadi bukti kesuksesan Hollywood dalam konteks politik

ialah terkait dengan hak kalangan homoseksual. Isu yang dahulu terpinggirkan dan terkesan

kurang diperhatikan ini, mampu diangkat ke ranah perfilman hingga akhirnya menimbulkan

kesadaran kolektif di tengah masyarakat dan pemerintah Amerika Serikat guna sebuah

1 The Associated Press, ‘Hollywood, Creative Industries Add $504 Billion to U.S. GDP,’ Hollywood Reporter (online), 5 December 2013, <http://www.hollywoodreporter.com/news/hollywood-creative-industries-add-504-662691>, diakses 22 Oktober 2015. 2 I. Scott, American Politics in Hollywood Film, Edinburg University Press, Edinburg, 2000, p.1.3 E. Hall, ‘The Real Politics of Hollywood Exposed,’ The World Today (online), 13 April 2011, <http://www.abc.net.au/worldtoday/content/2011/s3190314.htm>, diakses 22 Oktober 2015.

Page 2: Peran Hollywood dalam Isu Same Sex Marriage Amerika Serikat

perbaikan. Tentu menjadi sebuah hal menarik untuk dikaji bagaimana kemudian peranan

Hollywood dalam blow up isu terkait hak homoseksualitas ini mampu menyita perhatian

masyarakat dan pemerintah nasional, hingga akhirnya pernikahan sesama jenis resmi diatur

dalam undang-undang negara.

Urgensi untuk pembahasan lebih lanjut dirasa dibutuhkan dalam memahami bagaimana

Hollywood yang notabene bukan aktor vital dalam politik negara mampu menyetir pandangan

publik terkait sebuah permasalahan. Maka dari itu dalam risalah ini, penulis akan mencoba

mengulas kembali mengenai perkembangan isu homoseksualitas dari waktu ke waktu, baik

dalam kubu Hollywood, pemerintah, dan juga masyarakat. Dengan demikian, signfikansi yang

Hollywood berikan dalam permasalahan ini dapat terjawab secara lebih komprehensif.

1.2 Rumusan Masalah

Pemaparan-pemaparan di atas mengantarkan penulis pada sebuah pertanyaan,,

“Bagaimana Hollywood mampu mempengaruhi isu pernikahan sesame jenis di Amerika

Serikat?”

1.3 Landasan Konseptual

1.3.1 Sosialisasi Politik

Konsep sosialisasi politik sendiri mengacu pada sebuah proses yang dialami manusia

dalam membentuk dan membangun sikap, perilaku, nilai, pandangan, dan pendapat dalam upaya

menjadi warga negara yang baik.4 Mengacu pada pemahaman Gabriel A. Almond, sosialisasi

politik sendiri didefinisikan sebagai sebuah proses dimana sikap politik dan pola tingkah laku

politik seorang individu atau masyarakat dibentuk dan kemudian menjadi sarana bagi satu

generasi untuk mengalirkan patokan politik dan keyakinan politik kepada generasi selanjutnya.5

Risalah ini selanjutnya akan mengkategorikan Hollywood sebagai agen sosialisasi politik dari

kalangan secondary groups – yakni kelompok media massa, pemerintah, sekolah, dan partai

politik. Pada perkembangannya, akan ditinjau bagaimana isu yang diangkat agen sosialisasi

politik ini sampai kepada sasaran – dalam hal ini masyarakat Amerika Serikat.

4 D.L. Paletz, 21st Century American Government and Politics, Creative Common, U.S.A, 2012, p.249.5 D. Owen, ‘Political Socialization in the Twenty-first Century: Recommendations for Researchers’, paper presented in The Future of Civic Education in 21st Century conference, Washington D.C., 2008, p.3.

Page 3: Peran Hollywood dalam Isu Same Sex Marriage Amerika Serikat

1.3.2 Social Movement

Pengertian social movement sebagai sebuah konsep memiliki arti beragam – tergantung

pada bagaimana sang pengamat mencermatinya. Namun, walau terdapat kenihilan pemahaman

universal akan definisi social movement, benang merah dari artikulasi yang ada tetap dapat

ditarik. Satu sumber mengatakan bahwa social movement mengacu pada aktivitas sosial yang

bersifat kolektif informal, dengan jumlah partisipan yang besar secara numerik, yang berfokus

pada suatu isu sosial atau politik tertentu, guna menuntut sebuah perubahan.6 Sedangkan scholar

lainnya beranggapan bahwa gerakan sosial merupakan aliansi dari sekumpulan individu / orang

yang berserikat untuk menghambat atau mendorong terjadinya sebuah perubahan sosial di sistem

yang ada.7 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan sosial secara singkat merupakan

gerakan kolektif oleh sekumpulan massa yang menuntut adanya sebuah perubahan – di sektor-

sektor kehidupan yang mempengaruhi mereka. Pada kelanjutannya, disebutkan ada sekiranya

empat tahapan perkembangan gerakan sosial, dimulai dari emergence, coalescence,

bureaucratization, dan decline.8 Dalam kaitannya dengan konteks Hollywood, penulis akan

mencoba mengkorelasikan bagaimana sosialisasi politik yang sudah dilakukan, mampu

membentuk kesadaran kolektif di masyarakat Amerika Serikat. Akan pula dikaji bagaimana

kesadaran tersebut memunculkan gerakan sosial yang berkembang hingga tercapai tahap akhir,

yakni decline – yang diakibatkan oleh kegagalan, atau keberhasilan.

1.4 Argumentasi Utama

Peranan Hollywood dalam blow up isu di Amerika Serikat sangatlah signifikan. Melalui

film yang ia produksi, ia mampu menyetir atau setidaknya meningkatkan perhatian masyarakat

Amerika Serikat akan suatu isu. Terkait dengan hak kaum homoseksual, Hollywood telah

berhasil berperan sebagai agen sosialisasi politik dengan memanfaatkan filmnya sebagai media

penyebaran nilai politik yang ia perjuangkan – dalam hal ini ialah prinsip equality. Pesan politik

yang diterima dengan baik oleh masyarakat Amerika Serikat ini akhirnya memunculkan gerakan

sosial di tengah masyarakat yang menuntut adanya kesetaraan hak, hingga berujung pada

tuntutan legalisasi pernikahan sesama jenis terhadap pemerintah.

6 K. Sunarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004, pp.194-195.7 J. Jary dan D. Jary, Collins Dictionary of Sociology, 2nd edition, Collins, New York City, 1995, pp.614-615.8 J. Christiansen, Four Stages of Social Movement, EBSCO Publishing, Ipswich, 2009, pp. 1-4.