Upload
nguyenthuy
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN KOMNAS DAN KOMDA SDG DALAM MENGELOLA SDG LOKAL
Komisi Nasional Sumber Daya Gene3k
Dipresentasikan oleh Machmud Thohari
Ketua Bidang Tanaman KOMNAS SDG Pusat Peneli3an Sumberdaya Haya3 dan Bioteknologi IPB
Jambi, 14 Januari 2016
OUTLINE PRESENTASI 1. PENDAHULUAN 2. PENGELOLAAN SDG 3. PENGHARGAAN KEPADA PELESTARI SDG DI
DAERAH 4. PROTOKOL NAGOYA TENTANG AKSES DAN
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN 5. PERANAN KOMNAS-‐KOMDA SDG DALAM
PELESTARIAN SDG 6. PENUTUP
PENDAHULUAN
q Keanekaragaman dalam satu spesies disebut Sumber Daya Genetik
q Keanekaragaman SDG untuk pangan dan pertanian hasil karya petani dan pemulia.
q SDG merupakan bahan perakitan teknologi kunci dalam bidang pertanian
Tantangan Dalam Mengelola SDG
q Pada saat kebutuhan manusia atas pangan “sedikit”, usaha mempertahankan keanekaragaman SDG mudah dilakukan.
q Ketika kebutuhan pangan meningkat, maka upaya mempertahankan keanekaragaman SDG menjadi semakin sulit.
Prediksi kebutuhan pangan pada tahun 2050
Pertambahan terhadap populasi
tahun 2000
Dunia 50%
Asia 40%
Indonesia 68%
Produksi pangan dunia harus naik dua
kali lipat (FAO, 2010)
1/2/12 6
Preferensi Konsumen Terhadap Pangan
q Preferensi masyarakat terbatas pada jenis pangan tertentu.
q Peta konsumsi karbohidrat
dan protein cenderung menjadi homogen.
Mengapa Erosi SDG Berlanjut ..?
Alih fungsi lahan lahan pertanian karena alih fungsi lahan
membutuhkan teknologi yang berbeda dengan teknologi yang
diterapkan pada areal lama.
Orientasi pemuliaan harus menyesuaikan ke bentuk areal baru. Sementara itu…… erosi
SDG lokal terus berjalan.
Keanekaragaman Hayati (biodiversity)
• Keanekaragaman ekosistem
• Keanekaragaman species
• Keanekaragaman genetik
12
SDG
Deriva3f
PT terkait SDG materi geneMk baik yang berasal dari tanaman, hewan atau mikroba, yang membawa unit fungsional pewarisan dan mempunyai nilai nyata maupun potensial.
Pengetahuan, inovasi, dan prakMk-‐prakMk dari masyarakat hukum adat dan /atau komunitas lokal yang terkait dengan sumber daya geneMk
molekul atau kombinasi atau campuran dari molekul-‐molekul alam, termasuk ekstrak mentah dari organisme hidup
atau yang diperoleh dari hasil metabolisme organisme hidup, walaupun Mdak mengandung unit fungsional dari
hereditas
CAKUPAN SUMBER DAYA GENETIK
Fakta q Tanaman
v 80% makanan manusia berasal dari tanaman. v 30 000 spesies tanaman dapat dimakan. v 7 000 spesies tanaman dibudidayakan atau dikoleksi untuk
pangan. v 30 spesies menjadi bahan pangan di seluruh dunia. v 5 tanaman biji-‐bijian (padi, jagung, gandum, sorgum dan
milet) menjadi 60% sumber energi bagi penduduk dunia. v 50% dari pangan dunia berasal dari perbaikan tanaman. v Sekitar 7.4 juta contoh aksesi tanaman disimpan di 1.750
gene banks di seluruh dunia.
Pengelolaan SDG q SDG: (i) aksesi yang langsung
dimanfaatkan; dan (ii) kelompok aksesi yang masih memerlukan upaya tambahan sebelum dimanfaatkan.
q Pada kelompok (i): nilai manfaat atau nilai ekonomi dari SDG sudah melekat pada aksesi tersebut sehingga bisa langsung dimanfaatkan.
q Pada kelompok (ii): nilai manfaat harus dialihkan ke aksesi lain agar dpt dirasakan manfaatnya.
q Pengelolaan SDG berkaitan dengan bidang pemuliaan, serta bidang-bidang lain seperti pengolahan hasil, perbenihan, atau upaya pencarian bahan baru.
.
Tantangan dalam Mengelola SDG
q Pada saat kebutuhan manusia atas pangan “sedikit”, usaha mempertahankan keanekaragaman SDG mudah dilakukan.
q Ketika kebutuhan pangan meningkat, maka upaya mempertahankan keanekaragaman SDG menjadi semakin sulit.
Data & Informasi Tentang SDG
q Data dan informasi dari sifat SDG merupakan aksesori yang memberikan nilai tambah atas SDG tersebut.
q Antara data dan informasi serta bahan biologi berupa ujud SDG merupakan satu kesatuan paket untuk bisa memanfaat nilai manfaat SDG tersebut.
q Kesatuan data dan informasi dari SDG harus dikemas dan dikelola dalam satu kesatuan sistem yang dapat dirasakan nilai manfaatnya oleh berbagai pihak sehingga mendorong SDG tersebut akan dibudidayakan dan secara tidak langsung akan terjaga kelestariannya.
q Kesatuan data dan informasi tersebut umumnya merupakan pangkalan data yang disusun untuk kemudahan pencari data dan informasi.
Posisi Database SDG Indonesia
• Masih bersifat sektoral dan ‘project oriented’ • Menggunakan pendekatan yang tidak seragam • Beberapa lembaga yang memiliki database, al:
ü Ristek (Warintek) ü BPOM (Obat Bahan Alami Indonesia) ü KEMTAN (Koleksi dan pemanfaatan) ü Kementerian LHK (Potensi dan Pemanfaatan SDG) ü Kementerian KP (Potensi dan Pemanfaatan SDG) ü KOMNAS Sumber Daya Genetik (KNSDG) ü Perguruan Tinggi ü LIPI ü Dll.
Konservasi & RPL q Konservasi SDG perlu keikutsertaan
masyarakat untuk mendorong masyarakat agar mengetahui tentang potensi di sekitarnya yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
q Salah satu upaya ini adalah program pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam tanaman kebutuhan sehari-hari à rumah pangan lestari. Pada awalnya program ini didorong oleh tingginya harga cabe di pasar, kemudian program ini dikembangkan sebagai upaya mendekatkan teknologi ke masyarakat.
q Ke depan program ini memiliki potensi dikembangkan sebagai media konservasi dan promosi pemanfaatan SDG lokal.
Sustainable Food Reserve Garden
Community seeds garden
Food Reserves Garden
New VarieMes Local
VarieMes
Launched at 2011 by
President of Republic of Indonesia
Bioteknologi, Nanoteknologi & TI
q Kemajuan di bidang IPTEK pertanian minimal harus dapat menjawab: (i) teknologi harus mampu merespon dinamika perubahan iklim, dan (ii) teknologi dapat menjawab berbagai keterbatasan pada sumberdaya yang ada di tengah daya saing internasional yang tanpa batas.
q Diperkirakan ada tiga revolusi yang saat ini berkembang di bidang teknologi pertanian untuk meningkatkan pemanfaatan SDG lokal, yaitu: (i) revolusi di bidang bioteknologi, (ii) nanoteknologi, (iii) pemanfaatan radiasi dan isotop (teknologi nuklir), serta teknologi informasi
BIODEGRABLE PLASTIC
q Nanoteknologi à berbagai macam alat yang dibentuk pada skala nanometer dapat merevolusi bidang komputasi, informasi dan teknik.
q Nanoteknologi mampu menghasilkan materi-materi baru dari hasil samping industri pertanian. Contoh, produk nano partikel selulosa dalam jumlah yang sedikit sangat dibutuhkan untuk menghasilkan biodegrable plastic sehingga lebih ramah lingkungan.
q Terikait dengan teknologi ini, beraneka jenis SDG tanaman Indonesia menghasilkan lignoselulosa yang dapat dipecah menjadi sumber selulosa alami.
TEKNOLOGI NUKLIR q Teknologi nuklir juga merupakan
teknologi yang berkembang pesat dalam bidang pertanian khususnya pangan. Selama ini istilah nuklir sering dikaitkan dengan bom nuklir yang berpotensi dapat merusak kehidupan manusia di muka bumi.
q Sering terjadi pro dan kontra berkenaan dengan teknik ini. Namun disisi lain nuklir memberikan manfaat bagi manusia bila digunakan dan dikelola dengan baik.
q Teknologi nuklir telah digunakan dalam bidang pertanian, peternakan, pengawetan makanan, hidrologi, industri, dan kedokteran.
Team Work q Sistem Inovasi Daerah à a.l.: kegiatan
intermediasi, pendampingan difusi teknologi dan implementasi jaringan inovasi. Manfaat dari inovasi tidak akan pernah dapat dinikmati masyarakat apabila tanpa melalui proses difusi dan penyebaran teknologi.
q Pengembangan jaringan inovasi merupakan wahana untuk membangun keterkaitan dan kemitraan antar aktor, serta mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan pembelajaran sebagai inisiatif strategis penguatan sistem inovasi di Indonesia.
q Pengelolaan SDG, termasuk pemanfaatannya melalui pengembangan berbagai teknologi membutuhkan berbagai disiplin ilmu. Ke depan, tantangan kesiapan untuk berada dalam sebuah team work menjadi suatu kebutuhan bagi kita semua.
Akses ke SDG atau pengetahuan tradisional, wajib:
• Memberitahu Dewan sebelum kegiatan akses dilakukan;
• Mendapatkan PADIA untuk akses; dan • Memiliki izin akses. • Melakukan kesepakatan bersama; • Memiliki izin pengembangan
Dikecualikan bagi peneliM Indonesia dari Perguruan Tinggi atau Lembaga PeneliMan kompeten
Cara pelestarian secara in situ dan ex situ Contoh-contoh pelestarian in situ adalah : a) Pelestarian hewan Biawak Komodo di pulau
Komodo,
b) Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon,
c) Bunga Padma dan bunga Bangkai raksasa di Bengkulu.
Pelestarian tanaman secara ex situ diantaranya adalah:
• Penyimpanan dalam kamar-kamar bersuhu dingin (biji, jaringan, sel, organ tanaman, sel telur, semen dan embrio).
• Kebun koleksi (koleksi hidup untuk bibit unggul, misalnya kelapa di Bone-bone dan Riau, buah-buahan di Paseh, mangga di Pasuruan, dan lain-lain).
• Kebun plasma nutfah (koleksi hidup tidak hanya bibit unggul tetapi juga bibit tradisonal dan kerabat liarnya, seperti kebun plasma nutfah Cibinong, LIPI).
• Kebun botani (misalnya Kebun raya Bogor, Cibodas, Purwodadi dan Bedugul)
PENILAIAN KEPADA PELESTARI SDG
• Pelestari SDG: adalah orang atau sekelompok orang yang merawat dan memanfaatkan SDG yang hampir punah atau belum dimanfaatkan secara luas, dan atau kerabat liar dari tanaman yang sudah di budidayakan secara luas.
• Pengetahuan Tradisional: pengetahuan, keterampilan atau praktek-paktek yang dikembangkan dan diwariskan secara turun-menurun oleh suatu komunitas atau masyarakat adat.
SDG TANAMAN YANG MENJADI OBJEK PELESTARIAN
SDG tanaman pertanian yang menjadi objek pelestarian harus memenuhi salah satu atau lebih kriteria berikut: 1. Merupakan SDG lokal tanaman yang hampir punah
dan atau kurang termanfaatkan, 2. Varietas/spesies lokal tanaman yang memiliki nilai
atau potensi tinggi dari aspek ekonomi atau budaya,
3. Kerabat liar tanaman budidaya.
KRITERIA PELESTARI SDG TANAMAN PERTANIAN
• Peran: Merawat sekurang-kurangnya 3 spesies atau 5 varietas tanaman pertanian
• Motivasi: Kepedulian terhadap pelestarian SDG • Pengetahuan tentang SDG • Pengakuan Masyarakat: sekurang-kurangnya
tiga tokoh masyarakat
Pada Kongres SDG 2014 di Bali, KOMNAS SDG menerima 15 usulan pelestari SDG dari 13 Propinsi, terseleksi 10 nama dari 10 Propinsi :
Diusulkan Terpilih menerima penghargaan
1. NAD, 2. Jambi, 3. Lampung, 4. BABEL, 5. JABAR, 6. JATIM, 7. KALBAR, 8. KALTIM, 9. KALTENG, 10. KALSEL, 11. BALI, 12. NTB, 13. SULSEL,
-‐ -‐ ✓ -‐ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
PROTOKOL NAGOYA
ACCESS TO GENETIC RESOURCES AND THE FAIR AND EQUITABLE SHARING OF BENEFIT ARISING FROM THEIR
UTILIZATION TO THE CONVENTION ON BIOLOGICAL DIVERSITY
(UU no 11 th 2013
)(tentang Pengesahan Protokol Nagoya tentang aksesn pada SDG dan Pembagian Keuntunganan)
39
• Ekspor jamu: 113 juta US$ • Penggunaan domes3k: 100 juta US$ (sekitar 40% populasi Indonesia menggunakan pengobatan tradisional)
NILAI EKONOMI OBAT TRADISIONAL INDONESIA
Sumber: BPOM, 2007 40
KEBIJAKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI GLOBAL
41
Sebelum CBD
Keanekaragaman HayaM sebagai common heritage of mankind
Setelah CBD Pemanfaatan keanekaragaman hayaM harus sejalan dengan tujuan CBD Proses: • 1989-‐1992: UNEP
mengkoordinasikan pembentukan CBD
• 1992: Adopsi teks CBD • 1994: Indonesia raMfikasi melalui
UU No. 5/1994
1992
MATERI Dasar Protokol NAGOYA
• Menjamin kedaulatan Negara • Akses à harus mendapat ijin dari Negara penyedia SDG • Pengguna dan penyedia à kesepakatan untuk pembagian keuntungan
42
Undang-‐Undang No 11 Tahun 2013 Pengesahan Protokol Nagoya tentang Akses pada Sumber Daya GeneMk dan Pembagian yang Adil dan Seimbang yang Mmbul dari
pemanfaatannya
ISI PENGATURAN Protokol Nagoya Pembagian Keuntungan dan Akses • Persyaratan Kesepakatan Bersama dalam pembagian keuntungan yang dihasilkan dari: a. Pemanfaatan SDG dan aplikasi-‐aplikasi berikutnya; b. Komersialisasi; dan c. Aplikasi dan pengembangan pengetahuan tradisional terkait SDG
• Persyaratan Prior Informed Concern (PIC)/ PADIA dari penyedia SDG dan komunitas lokal/masyarakat hukum adat à berdasarkan peraturan nasional.
43
ISI PENGATURAN Protokol Nagoya
Kelembagaan • National Competent Authority (NCA) à
memberikan ijin akses secara tertulis • National Focal Point berfungsi sebagai liaison
dengan Sekretariat CBD dan dapat juga berfungsi sebagai NCA
• Check Point à melakukan monitoring pada semua level : penelitian, pengembangan, inovasi, pre-komersialisasi atau komersialisasi (Ps 17)
• Balai Kliring ABS à mekanisme pertukaran informasi
44
Isu-isu Utama Yang Perlu Ditindaklanjuti
• Database • Public awareness • Human Resources • Kelembagaan (Prior Informed Consent, Mutually Agreed Terms)
PENGELOLA SDG DI KEMENTAN Ins3tusi Jenis Data dan Informasi Keterangan
Balitbang Kementan (www.litbang.deptan.go.id)
SDG Pangan dan Pertanian
Data dan materi geneMk
Pusat Perlindungan Varietas dan Perijinan
SDG Lokal Data SDG yang didadar
Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal (Pangan, HorMkultura, Perkebunan)
SDG dan varietas unggul Data varietas yang dilepas dan sumber benih lokal yang dikukuhkan
Direktorat Perbibitan SDG ternak lokal Data
Komisi Nasional SDG (sejak tahun 1974) dibentuk Menteri Pertanian
Kebijakan Nasional Pengolaan SDG
Keanggotaan : Kemen LH, Kementan, KKP, Kemenhut, dan Perguruan Tinggi
Komisi Daerah SDG (dibentuk Gubernur)
Kebijakan Daerah Pengelolaan SDG
21 Komda
PP No 51 Tahun 2007 Tentang IG
Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.
Anggur Bordeaux, Kopi Gayo, Kopi Kintamani, Carica Dieng, Purwoceng, Padi Adan dll.
VARIETAS LOKAL • Varietas yang telah ada dan dibudidayakansecara turun
temurun oleh petani, serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai oleh negara (Penjelasan UU No. 29/2009)
• Penggunaan untuk pembuatan Varietas Turunan Esensial wajib membuat perjanjian dengan Bupati/Walikota, Gubernur, atau Kantor PVT yang mewakili kepentingan masyarakat pemilik Varietas (PP 13/2004)
• Imbalan bagi masyarakat pemilik Varietas Asal yang diperoleh dari Varietas Turunan Esensial yang bahan dasarnya Varietas Lokal PP 13 2004
POHON INDUK • Telah terdaftar dan berfungsi sebagai sumber
perbanyakan. • Harus dibuat duplikat. • Duplikat diklasifikasikan sebagai BS. • Duplikasi secara vegetatif; tidak mempengaruhi sifat
genetiknya. • Tanggung jawab Instansi pemerintah penyelenggara
tupoksi perbanyakan benih hortikultura. • Pengawasan dan penetapan duplikat menjadi
tanggungjawab Instansi penyelenggara tupoksi perbanyakan dan sertifikasi benih.
(PERMENTAN NOMOR 48/Permentan/SR.120/8/2012)
PROSEDUR PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN
PPVTPP : Srt pendadaran, lamp : Nama, Deskripsi, Sebaran geografis, Foto Varietas
PPVTPP : Srt pendadaran, lamp : Nama, Deskripsi, Metoda pemuliaan, Foto Varietas
PPVTPP : Peme-‐ riksaan/ verifikasi Dokumen/ verifikasi lapangan
Tdk Lngkp/ kurang
Lngkp dan benar
Surat Tanda Dadar Var (Kapus PVTPP) Var HP :
Pemulia/ Pemilik
Var Lokal : Gub/Bup/ Wkota
P EMOHON
PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN
EKSTERNAL UPT
UPT UPT
UPT
UPT UPT
UPT
NASIONAL
INTERNAL
GLOBAL
1. Sistem database yang lengkap menurut komoditas 2. Meningkatnya kemampuan pengelola database 3. Jaringan kerja/informasi antar lembaga pengelola database 4. Koleksi SDG ex-situ dan atau in-situ
Pengelolaan berkelanjutan plasma nutfah
Komda PN
Komda PN
Komda PN
MHS & GURU
Masyarakat
• Meningkatnya kepedulian stakeholders • Meningkatnya kemampuan mengelola plasma nutfah
2
57
" Publikasi Rutin " Buletin Plasma Nutfah (2 x setahun) terakreditasi B, " Warta Plasma Nutfah Indonesia,
" Buku " Buku Panduan Karakterisasi Padi, Talas & Xanthosoma, Jagung & Sorgum, Tanaman Hias (Anggrek & Anthurium);
" Buku mengenal SDG seri tanaman " Buku Panduan Pembentukan KOMDA dan
Pengelolaan SDG " Buku mengenal SDG seri ternak
PUBLIKASI
58
" Buku " Buku mengenal SDG seri tanaman
perkebunan " Buku mengenal SDG seri satwaliar " Buku mengenal SDG seri ikan " Buku mengenal SDG seri buah lokal
asal rawa " Buku mengenal SDG seri buah lokal
PUBLIKASI
Rasio Lahan (Lahan Kering Dan Lahan Sawah)-penduduk Untuk Tanaman Pangan Di Beberapa Negara
No Negara Luas lahan (ribu ha)
Jumlah penduduk (ribu)
Lahan per kapita (m2/orang)
1. Indonesia 13.386 240.000 558
2. Vietnam 7.500 78.137 960
3. Thailand 31.839 60.925 5.230
4. India 161.750 1.016.938 1.290
5. China 143.625 1.282.172 1.120
6. Bangladesh 8.085 123.406 655
7. Australia 50.304 19.153 26.100
8. Brazilia 58.865 171.796 3.430
Sumber : Sumarno, 2012
Tahun 2011
1/2/12
Mempersempit Kesenjangan Antara Pasokan Dan Permintaan Pangan
Waktu
Suplai pangan pada kondisi BAU
Suplai pangan apabila kegagalan panen bisa dihindari
Suplai pangan apabila tingkat produksi bisa ditingkatkan
Permintaan pangan
2. Tingkatkan produk3vitas
2
3. Kurangi permintaan pangan
3
1. Hindari kehilangan kapasitas produksi saat ini
1 Jum
lah
Pan
gan
4. High technology
4
Suplai pangan apabila permintaan dapat ditekan, produksi dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan optimalisasi LSO dan aplikasi teknologi tinggi (biotechnology, iradiasi, biodiversity, dan precision farming)
PRODUKSI KONSUMSI NUTRISI KESEHATAN
PERTANIAN
PENGOLAHAN DAN DISTRIBUSI
KUANTITAS TERSEDIA KUALITAS
TERJANGKAU BERAGAM
DIET YANG SEIMBANG
MALNUTRISI
SEHAT
RENTAN PNK
KUNCI PRODUKSI
PANGAN CUACA DAN LINGK PERTANIAN DAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR KEBIJAKAN PRODUKSI
KUNCI KONSUMSI PANGAN DAN NUTRISI FAKTOR SOSIAL EKONOMI DEMOGRAFI DAN BUDAYA KEBIJAKAN KONSUMSI
SDG UNTUK PERBAIKAN KEHIDUPAN
MDG’s
BIODIVERSITAS
PENUTUP • Pengelolaan SDG memerlukan keterlibatan pemerintah pusat-
daerah, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat. • Koordinasi antara pemerintah (pusat-daerah) sebagai pembuat
kebijakan, pihak pengusaha, perguruan tinggi terkait dan masyarakat sebagai pengguna perlu ditingkatkan.
• Interaksi dan jaringan untuk penguatan sistem inovasi daerah dalam mendukung pengelolaan SDG serta aktivitas inovasi dan bisnis menjadi sangat penting untuk diwujudkan.
• Jaringan inovasi merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan ekonomi berbasis SDG & IPTEK.
• Semua pemangku kepentingan SDG (Nas & Daerah) harus segera menyiapkan implementasi ABS (Protokol Nagoya)