205
i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA BATHIN DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK DISABILITAS DI CAWANG JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun oleh SYIFA NUROHMAH 11140540000010 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H  

PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

i

PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA

CAHAYA BATHIN

DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK DISABILITAS

DI CAWANG JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun oleh

SYIFA NUROHMAH

11140540000010

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

 

Page 2: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

 

Page 3: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

 

Page 4: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

 

Page 5: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

i

ABSTRAK

Permasalahan mengenai disabilitas adalah tentang

bagaimana disabilitas dapat memperoleh keahlian dan

pengetahuan sehingga mereka mampu bergerak sendiri dalam

menyejahterakan hidupnya. Biasanya disabilitas netra selalu

dikaitkan dengan pelatihan pijat, namun nyatanya tidak semua

disabilitas netra dapat melalukan pelatihan pijat. Hal ini terbukti,

di PSBNRW Cahaya Bathin tidak semua disabilitas netra dapat

mengikuti pelatihan pijat. Salah satu upaya yang dilakukan

PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan kelompok

disabilitas, yaitu dengan menyediakan berbagai pelatihan

keterampilan dan menjadi wadah bagi kelompok disabilitas untuk

berkreasi sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran yang

dilakukan PSBNRW Cahaya Bathin, mengetahui proses dan hasil

yang didapat dalam pemberdayaan kelompok disabilitas melalui

pelatihan keterampilan di PSBNRW Cahaya Bathin.

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PSBNRW Cahaya

Bathin berperan signifikan dalam pemberdayaan kelompok

disabilitas. Karena pemberdayaan yang dilakukan PSBNRW

Cahaya Bathin sangat berpengaruh pada kemajuan kehidupan

disabilitas. Dengan memfasilitasi kelompok disabilitas berbagai

kegiatan pelatihan dan dukungan yang diberikan PSBNRW

Cahaya Bathin, dapat menyadarkan kelompok disabilitas akan

potensi yang dimilikinya. Selain itu, pelatihan keterampilan yang

ditekuni kelompok disabilitas dapat merubah mereka yang

tadinya tidak berdaya menjadi berdaya. Serta dapat menguatkan

sikap, perilaku dan kehidupan ekonomi disabilitas, maksudnya

yaitu: disabilitas menjadi percaya diri dan berani dengan

kemampuan yang mereka miliki sehingga mampu bersosialisasi

dengan baik dan memanfaatkan penghasilan dari produk

keterampilan yang mereka buat agar mandiri di tengah

masyarakat.

 

Page 6: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji hanya pada-MU satu-satunya

zat yang kusembah Allah SWT. Atas karunia, ridho dan kekuatan

dari-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Peran Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin

dalam Pemberdayaan Kelompok Disabilitas di Cawang Jakarta

Timur” sebagai syarat dalam memperoleh gelar sarjana Strata

Satu (S-1) Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Sholawat dan salam marilah kita

sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, Beliau pemberi

syafa’at kelak dihari kiamat kepada seluruh umat.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa

dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala,

namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak

dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang

dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan

ucapakan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof Dr

Asep Usman Ismail MA selaku pembimbing yang dengan sabar,

tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang

sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan

dengan penuh sadar dan ketulusan pula kepada:

1. Bapak Suparto, M.Ed.Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu

 

Page 7: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

iii

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing akademik.

2. Ibu Dr. Siti Napsiyah sebagai Wakil Dekan I Bidang

Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Bapak Dr. Sihabuddin N, M.Ag sebagai Wakil Dekan II

Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Bapak Cecep Wijaya, M.A sebagai Wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan alumni Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Muhtadi, M.Si. sebagai Ketua Program Studi

Pengembangan Masyarakat Islam, serta Ibu WG Pramita

Ratnasari, S.Ant, M.Si. sebagai Sekretaris Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A. sebagai dosen

pembimbing yang telah sabar, tulus, tekun dan ikhlas

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberi bimbingan,

motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga

kepada penulis selama penyusunan skripsi.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama

menjalankan perkuliahan.

6. Kedua orang tua penulis tercinta Bapak Cece Suarma dan Ibu

Suhartini yang selalu tulus ikhlas mendoakan penulis dan

 

Page 8: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

iv

memberikan dukungan materi maupun moril, serta

memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Semoga setiap do’a dan pengorbanan mendapat

balasan dari Allah SWT. Amiiiin.

7. Kakak tercinta Mutia Afifah A.Md.Keb, dan adik tercinta

Muna Nabila Marwah, Abdillah Arfan, Dzakia Adawiyah dan

M Zain Salim yang tak pernah bosan menyemangati penulis

dan mendoakan penulis sehingga lancar dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Paman Firmansyah, S.E yang selalu memberikan dukungan

materi maupun moril, serta memberikan motivasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT

membalas kebaikannya. Aamiin

9. Bapak Mukhlisin sebagai pimpinan PSBNRW Cahaya

Bathin, yang telah memberikan kesempatan untuk

melaksanakan penelitian skripsi ini, seluruh pengurus

PSBNRW Cahaya Bathin terutama Ibu Yanti yang selalu

membantu dan selalu memberikan arahan terkait dengan

penelitian skripsi ini.

10. Pendamping PSBNRW Cahaya Bathin. Ibu Nyai, Mba

Meryana, Mba Komariyah dan Mba Ratiza yang selalu

membantu dan selalu memberikan arahan terkait dengan

penelitian skripsi ini.

11. Seluruh warga bina sosial PSBNRW Cahaya Bathin, yang

telah meluangkan waktunya untuk bersedia di wawancarai.

12. Teman seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam (PMI) angkatan 2014, Ahmad Rizal, Ikrima Nur Alfi,

 

Page 9: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

v

Daimatul Mawaddah, Syarifah Asmar, Siti Maghfiroh,

Syahrullah, Yuyun Yunena, Risna Siti Rahmah, Ays Syamsi

Fauziah, Azhar Fuadi, Abdul Basyid Nasution, Hendrian

Julisna, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, sahabat

dan teman-teman seperjuangan, dan kakak kelas adik kelas

semuanya yang telah banyak memberikan semangat,

dukungan, masukan dan motivasi selama dalam perkuliahan

maupun dalam penulisan skripsi. Terimakasih atas dukungan

dan doa yang telah diberikan.

13. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Bogor (HIMABO)

Jakarta.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang

telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan

yang penulis miliki serta kesulitan dalam melaksanakan

penelitian dan penulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamua’alaikum warahmatullahi wabarkatuh,

Ciputat, 22 Juli 2019

Penulis

Syifa Nurohmah

 

Page 10: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................... x

DAFTAR SINGKATAN ............................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................... 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................... 7

1. Pembatasan Masalah ............................................... 7

2. Perumusan Masalah ................................................. 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... 8

1. Tujuan Penelitian ..................................................... 8

2. Manfaat Penelitian ................................................... 9

E. Metodologi Penelitian ..................................................... 9

1. Pendekatan Penelitian .............................................. 9

2. Jenis Penelitian ...................................................... 10

 

Page 11: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

viii

3. Teknik Pengumpulan Data .................................... 10

4. Teknik Penguji Keabsahan Data ........................... 12

5. Instrumen daan Alat Bantu .................................... 13

6. Teknik Analisis Data ............................................ 13

7. Objek dan Subyek Penelitian ................................. 14

8. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. 16

F. Tinjauan Pustaka .......................................................... 16

G. Sistematika Penulisan ................................................... 21

BAB II TINJAUAN TEORITIS .............................................. 23

A. Peran ................................................................................. 23

B. Pemberdayaan Masyarakat ............................................ 24

1. Pengertian Pemberdayaan .................................... 24

2. Tujuan Pemberdayaan .......................................... 26

3. Tahapan Pemberdayaan ........................................ 27

C. Disabilitas ......................................................................... 30

1. Pengertian Disabilitas ............................................ 30

2. Pengertian Tuna Netra .......................................... 31

3. Klasifikasi Tuna Netra .......................................... 32

4. Faktor Penyebab Tuna Netra ................................ 33

5. Pengertian Tuna Rungu Wicara ............................ 35

6. Klasifikasi Tuna Rungu ........................................ 35

7. Faktor Penyebab Tuna Rungu Wicara ................... 37

 

Page 12: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

ix

D. Pelatihan ........................................................................... 37

E. Kesadaran ........................................................................ 42

BAB III GAMBARAN UMUM ............................................... 44

A. Profil Lembaga ................................................................ 44

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................... 44

2. Gambaran Umum PSBNRW Cahaya Bathin ........ 45

B. Visi dan Misi PSBNRW Cahaya Bathin ........................ 48

C. Fungsi dan Tugas PSBNRW Cahaya Bathin ............... 49

D. Struktur Organisasi PSBNRW Cahaya Bathin ........... 50

E. Data Nama Warga Binaan Sosial PSBNRW Cahaya

Bathin ............................................................................... 51

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN ............. 52

A. Temuan Penelitian ........................................................... 52

1. Peran yang dilakukan PSBNRW Cahaya Bathin

dalam Pemberdayaan Kelompok Disabilitas di

Cawang Jakarta Timur ........................................... 52

2. Proses Pemberdayaan Kelompok Disabilitas

Melalui Pelatihan Keterampilan di PSBNRW

Cahaya Bathin Cawang Jakarta Timur ............. .....55

3. Hasil Pemberdayaan Kelompok Disabilitas Melalui

Pelatihan Keterampilan di PSBNRW Cahaya Bathin

Cawang Jakarta Timur ........................................... 63

 

Page 13: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

x

B. Analisis Temuan Penelitian ............................................ 79

1. Peran yang dilakukan PSBNRW Cahaya Bathin

dalam Pemberdayaan Kelompok Disabilitas di

Cawang Jakarta Timur ........................................... 79

2. Proses Pemberdayaan Kelompok Disabilitas

Melalui Pelatihan Keterampilan di PSBNRW

Cahaya Bathin Cawang Jakarta Timur .................. 90

3. Hasil Pemberdayaan Kelompok Disabilitas Melalui

Pelatihan Keterampilan di PSBNRW Cahaya Bathin

Cawang Jakarta Timur ........................................... 96

BAB V PENUTUP ................................................................... 104

A. Kesimpulan .................................................................... 104

B. Saran ............................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

Page 14: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Informan .................................................................... 14

Tabel 3.1 Daftar Nama Peserta Pelatihan Telur Asin................. 50

Tabel 3.2 Daftar Nama Peserta Pelatihan Menganyam .............. 51

 

Page 15: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

xii

DAFTAR SINGKATAN

PSBNRW : Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara

WBS : Warga Bina Sosial

Bhabinkamtibmas: Bhayangkara Pembina Keamanan dan

Ketertiban Umum

 

Page 16: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-surat

Lampiran 2 Dokumentasi

Lampiran 3 Catatan Observasi

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

Lampiran 5 Transkip Wawancara

 

Page 17: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

`

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan publik yang dihadapi saat

ini adalah permasalahan tentang penyandang cacat atau

disabilitas, bukan karena kekurangan yang dimilikinya.

Melainkan permasalahan tentang bagaimana disabilitas

tersebut dapat memperoleh keahlian dan pengetahuan

sehingga mampu bergerak sendiri dalam menyejahterakan

hidupnya. Dalam data BPS tahun 2016 menyebutkan

tentang perbandingan tingkat pendidikan penyandang

disabilitas dan non-penyandang disabilitas, sebagai

berikut:

“Data BPS tahun 2016 menyebutkan bahwa

tingkat pendidikan penyandang disabilitas:

45,74% tidak pernah/ lulus SD sedangkan non-

penyandang disabilitas 87,31% berpendidikan SD

ke atas.“ (sumber data: LPEM FEB Universitas

Indonesia, 2017)

Dari data perbandingan tersebut bisa kita lihat,

bahwa tingginya angka tingkat penyandang disabilitas

yang tidak pernah/lulus SD dibandingkan yang non-

penyandang disabilitas.

Masalah ini bukan hanya tanggung jawab

pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama,

baik keluarga maupun masyarakat sekitarnya. Pemerintah

Indonesia telah mengeluarkan UU tentang Penyandang

 

Page 18: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

2

disabilitas, dan terdapat pula UU tentang perlindungan

kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, yaitu

dalam UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

(UU Ketenagakerjaan) Pasal 28 UU Ketenagakerjaan

menyatakan:

“Pengusaha harus mempekerjakan

sekurang-kurangnya 1 (satu) orang penyandang

cacat yang memenuhi persyaratan jabatan dan

kualifikasi pekerjaan pada perusahaannya untuk

setiap 100 (seratus) orang pekerja pada

perusahaanya” Hal tersebut sesuai dengan

penjelasan pasal 14 UU Penyandang Cacat. Pasal

14 UU Penyandang Cacat: “Perusahaan negara

dan swasta memberikan kesempatan dan

perlakuan yang sama kepada penyandang cacat

dengan mempekerjakan penyandang cacat di

perusahaannya sesuai dengan jenis dan derajat

kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya, yang

jumlahnya disesuaikan dengan jumlah karyawan

dan/atau kualifikasi perusahaan.” (Pemerintah

Indonesia, 2003:13)

Dengan adanya UU tersebut seharusnya sudah

banyak disabilitas yang mendapatkan pekerjaan, namun

nyatanya masih banyak disabilitas yang tidak

mendapatkan pekerjaan. Seperti data dari BPS tahun 2016

yang menganalisis tentang kondisi penyandang disabilitas

di pasar tenaga kerja Indonesia dan hasilnya menunjukkan

bahwa rendahnya angka partisipasi penyandang disabilitas

dalam pasar tenaga kerja karena status disabilitas

menurunkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan.

Bukan hanya itu, kurangnya semangat disabilitas untuk

 

Page 19: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

3

bekerja juga mempengaruhi angka tersebut (sumber data:

LPEM FEB Universitas Indonesia, 2017).

Saat ini masih banyak keluarga yang merasa malu

mempunyai anggota keluarga penyandang disabilitas dan

masyarakat pun menganggap rendah penyandang

disabilitas. Padahal setiap orang berpotensi menjadi

disabilitas dan penampilan fisik bukanlah hal utama yang

dinilai dari diri seseorang karena kita sebagai manusia

tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-

masing.

Kita sebagai sesama manusia dianjurkan untuk

mengerjakan kebajikan, dan berbuat baik kepada orang

lain. Sebagaimana firman Allah:

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan

agama?. Itulah orang yang menghardik anak

yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan

orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-

orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai

dari salatnya, orang-orang yang berbuat ria. dan

enggan (menolong dengan) barang berguna.”

(QS. Al-Ma‟un: 1-7)

 

Page 20: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

4

Mengutip Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi

(2010:3), menerangkan tentang pelajaran yang dapat

diambil dari ayat ini adalah anjuran memberi makan

kepada orang miskin dan anak yatim, Anjuran untuk

mengerjakan kebajikan, dan berbuat baik kepada orang

lain dengan memberikan meminjam harta walaupun kecil,

anjuran untuk menunaikan shalat pada waktunya dan

anjuran untuk berbuat ikhlas dalam beramal dan waspada

terhadap riya dan sum‟ah

Perilaku diskriminatif sering kali muncul dan

mengarah pada berbagai perbedaan seperti akses

memperoleh pendidikan dan juga pekerjaan. Yang

tentunya hal ini mempengaruhi tingkat pendapatan dalam

masyarakat. Seperti rendahnya tingkat pendidikan

penyandang disabilitas yang mengakibatkan

ketidakberdayaan dalam menyejahterakan hidupnya dan

berakhir pada kemiskinan (Soetomo, 2008: 192).

Kita sering kali mendengar tentang masalah

kemiskinan, kemiskinan tidak selalu dikaitkan dengan

pemukiman yang kumuh ataupun pengemis. Dalam hal

ini, kemiskinan terbagi menjadi dua jenis, yaitu alamiah

dan buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang

timbul dari dirinya sendiri seperti tidak memiliki

keterampilan yang cukup, kurang berpendidikan, tidak

adanya sumber daya alam dan lainnya. Dengan kata lain

jika penyandang disabilitas tidak memperoleh pendidikan

 

Page 21: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

5

yang layak dan juga keterampilan yang cukup maka

menyebabkan terjadinya kemiskinan. Sedangkan

kemiskinan buatan adalah kemiskinan yang didasari dari

struktur dalam masyarakat yang mengakibatkan tidak

meratanya penggunaan fasilitas-fasilitas dan sarana

ekonomi (Alfian dkk, 1980:143).

Salah satu upaya pemerintah untuk meminimalisir

permasalahan sosial dan ekonomi kelompok disabilitas,

yaitu dengan adanya LBK (Loka Bina Karya) sebagai

salah satu sarana pelayanan dan rehabilitasi bagi

penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui

penyelenggaraan kegiatan bimbingan sosial dan

keterampilan kerja (sumber data: Kemensos RI, 2018).

Salah satu LBK yang berada dibawah naungan

Dinas Sosial yaitu, Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara

Cahaya Bathin. Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara

(PSBNRW) Cahaya Bathin memberikan keterampilan

kepada Warga Binaan Sosial (WBS) agar mereka tidak

mengantungkan hidupnya kepada orang lain. Karena para

disabilitas ini, layak diperlakukan seperti manusia normal

lainnya. Keterampilan itu bertujuan untuk meningkatkan

kehidupan para penyandang disabilitas untuk hidup

mandiri dan berkualitas. (Sumber data: Profil Panti Sosial

Bina Netra Cahaya Bathin, 2018).

Di PSBNRW tidak hanya diberikan pembinaan

keterampilan saja, namun ada juga pendidikannya. Untuk

 

Page 22: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

6

WBS yang masih dalam usia pendidikan akan dimasukan

ke sekolah formal, sedangkan yang sudah melewati usia

pendidikan akan diberikan kejar paket. Selain itu,

PSBNRW Cahaya Bathin juga berfungsi sebagai: (a)

Penjangkauan, pendataan, identifikasi, orientasi,

konsultasi, motivasi, dan seleksi serta penerimaan Warga

Binaan Sosial (b) Pelayanan, penampungan dan

pengasramaan (c) Pelaksanaan pembinaan fisik, mental,

sosial dan intelektual (d) Pelaksanaan pendidikan dasar

bagi kelompok Disabilitas (e) Pelaksanaan bimbingan

keterampilan kerja (f) Pelaksanaan pembinaan lanjut

(Sumber data: Profil Panti Sosial Bina Netra Cahaya

Bathin, 2018).

Disabilitas netra selalu dikaitkan dengan pelatihan

pijat, namun nyatanya tidak semua disabilitas netra dapat

melakukan pelatihan pijat. Kelompok disabilitas juga

sama seperti manusia pada umumnya yang memiliki

kekurangan dan kelebihan, serta mempunyai minat dan

bakat dibidang yang beragam. Masalah ini dirasakan perlu

dan sangat penting untuk diteliti tentang peran Panti

Sosial Cahaya Bathin dalam pemberdayaan kelompok

disabilitas, karena di panti ini kelompok disabilitas tidak

hanya diberikan pelatihan pijat namun juga diberikan

berbagai pelatihan keterampilan yang dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia bagi penyandang

disabilitas.

 

Page 23: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

7

Dari penjelasan tersebut, maka penulis tertarik

untuk meneliti mengenai “Peran Panti Sosial Bina Netra

Rungu Wicara Cahaya Bathin Cawang dalam

Pemberdayaan Kelompok Disabilitas di Cawang

Jakarta Timur”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat

diidentifikasi bahwa permasalahan yang muncul adalah

sebagai berikut:

1. Kurangnya kesadaran kelompok disabilitas akan

potensi yang mereka miliki

2. Kurangnya keahlian dan pengetahuan kelompok

disabilitas

3. Terbatasnya program pelatihan pada panti sosial

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan dalam

penelitian ini, maka penulis hanya membatasi masalah

pada Peran Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara

Cahaya Bathin Cawang Dalam Pemberdayaan

kelompok disabilitas.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan di atas maka penulis

merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

 

Page 24: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

8

a. Bagaimana peran Panti Sosial Bina Netra Rungu

Wicara dalam pemberdayaan kelompok

disabilitas?

b. Bagaimana proses pemberdayaan kelompok

Disabilitas yang dilaksanakan di Panti Sosial Bina

Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin?

c. Apa hasil yang diperoleh kelompok disabilitas

Tuna Netra Rungu Wicara dari Program

pemberdayaan tersebut?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan pokok masalah yang telah penulis

rumuskan di atas maka tujuan dari penulisan ini

adalah:

a. Mengetahui Bagaimana peran Panti Sosial Bina

Netra Rungu Wicara dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas

b. Mengetahui Bagaimana proses pemberdayaan

kelompok Disabilitas yang dilaksanakan di Panti

Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin

c. Mengetahui manfaat atau hasil yang diperoleh

kelompok disabilitas dari Program pemberdayaan

yang dilaksanakan di Panti Bina Netra Rungu

Wicara Cahaya Bathin Cawang

 

Page 25: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

9

2. Manfaat

a. Secara akademis penelitian ini agar dapat

bermanfaat menjadi bahan referensi dan memberi

masukan kepada Prodi Pengembangan Masyarakat

Islam mengenai Pemberdayaan kelompok

Disabilitas.

b. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan bisa

menjadi acuan mendasar khususnya bagi pihak

lembaga Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara

Cahaya Bathin dan umumnya untuk seluruh panti

sosial terutama dalam pemberdayaan kelompok

disabilitas sehingga dapat menumbuh kembangkan

kreativitas dan keterampilan yang dimiliki

kelompok disabilitas.

c. Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pelajaran atau pengetahuan dan

menambah wawasan bagi para pembaca

khususnya para calon pekerja sosial agar mendapat

gambaran umum tentang Peran Panti Sosial Bina

Netra Rungu Wicara dalam Pemberdayaan

Kelompok Disabilitas.

E. Metodologi

1. Pendekatan Penelitian

Untuk meneliti lebih lanjut tentang Peran

Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya

Bathin, penelitian ini menggunakan pendekatan

 

Page 26: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

10

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan sebuah

metode penelitian yang digunakan untuk

mengungkapkan permasalahan di masyarakat yang

menekankan pada analisis proses tentang fenomena

yang diamati, dan juga menggunakan logika ilmiah

(Saworno, 2006:22).

Seperti halnya fenomena tentang

permasalahan yang dihadapi kelompok disabilitas,

dengan pendekatan penelitian kualitatif peneliti

berusaha mendeskripsikan mengenai Peran Panti

Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin

dalam Pemberdayaan Kelompok Disabilitas.

2. Jenis Penelitian

Untuk mengetahui Peran Peran Panti Sosial

Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin dalam

Pemberdayaan Kelompok Disabilitas, penelitian ini

penulis berusaha menguraikan atau menggambarkan

dengan Penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif

dapat diartikan sebagai penelitian yang

menggambarkan variabel masa lalu dan saat ini

(Saworno, 2006:19).

3. Teknik pengumpulan data

Dalam teknik pengumpulan data peneliti

menggunakan beberapa metode pengumpulan data

yaitu Observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

 

Page 27: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

11

a. Observasi

Kegiatan Observasi meliputi pencatatan

secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku,

obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang

diperlukan dalam mendukung penelitian yang

sedang dilakukan. Dalam hal ini peneliti

mengumpukan informasi sebanyak mungkin

tentang pemberdayaan kelompok disabilitas yang

dilakukan di Panti Sosial Bina Netra Rungu

Wicara Cahaya Bathin Cawang (Saworno,

2006:224).

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan observasi secara terbuka yaitu

keberadaan peneliti diketahui oleh subjek yang

diteliti dan subjek memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk mengamati peristiwa yang

terjadi. Pada tahap awal peneliti meminta izin

dan memaparkan tentang penelitian yang akan

dilaksanakan di Panti Sosial Bina Netra Rungu

Wicara Cahaya Bathin Cawang.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan atau

tanya jawab secara lisan yang mengarah pada

suatu masalah tertentu (Gunawan, 2013:219).

Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai

subyek penelitian yaitu Pimpinan Panti Sosial

 

Page 28: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

12

Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin,

Pendamping Panti Sosial Bina Netra Rungu

Wicara Cahaya Bathin, dan warga bina sosial

yang tinggal dan mengikuti program

pemberdayaan di Panti Sosial Cahaya Bathin.

c. Studi Dokumen

Studi dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk

tulisan, gambar, atau karya monumental dari

seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan

wawancara (Gunawan, 2013:176). Dalam

penelitian ini, dokumen yang dijadikan sebagai

bahan dalam studi dokumentasi yaitu: catatan

harian, surat pribadi, dokumen resmi dan

lainnya.

4. Teknik penguji keabsahan data

Dalam teknik keabsahan data perlu

menggunakan triangulasi data untuk menganalisis

data. Triangulasi bukan bertujuan mencari kebenaran,

tetapi meningkatkan pemahaman terhadap data dan

fakta yang dimiliki peneliti. Dengan cara

membandingkan atau mengecek data tersebut dengan

data yang lain.

Lebih lanjut triangulasi bukan hanya

membandingkan data dari sumber yang berbeda,

 

Page 29: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

13

namun juga dari metode dan teori yang berbeda

sehingga menghasilkan informasi yang banyak agar

dapat dibandingkan dan mengecek ulang untuk

memperoleh kebenaran dari data yang dimiliki

peneliti (Gunawan, 2013:219)

Dalam triangulasi metode dilakukan dengan

menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan

data untuk mendapatkan data yang sama. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif,

yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Untuk memperoleh kebenaran informasi peneliti

menggunakan metode wawancara bebas dan

wawancara terstruktur. Selain itu, juga menggunakan

informan yang berbeda untuk mengecek

kebenarannya (Gunawan, 2013:220).

5. Instrumen dan alat bantu penelitian

Alat pengumpul data atau instrumen

penelitian dalam metode kualitatif ialah peneliti itu

sendiri. Jadi, peneliti yang mengumpulkan data,

peneliti harus terjun sendiri ke lapangan secara aktif.

Adapun alat bantu yang digunakan berupa catatan,

tape recorder, dan camera.

6. Teknik analisis data

Analisis data kualitatif merupakan analisis

yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis

 

Page 30: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

14

antar variabel yang sedang diteliti. Tujuannya ialah

agar peneliti mendapatkan data yang sesuai dengan

penelitian dan dapat menjelaskan tentang masalah

yang terjadi karena dalam analisis kualitatif, peneliti

tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisis

kuantitatif (Saworno, 2006:239-240).

Zaenal Arifin (2011:172-173) dalam bukunya

memaparkan berbagai cara untuk menganalisa data,

yakni sebagai berikut:

1) Reduksi Data, untuk memudahkan pemahaman

terhadap data yang diperoleh, dalam tahap ini

peneliti mencoba memilah data yang relevan

dengan tujuan dan masalah penelitian. Tujuannya

adalah untuk mengetahui peran PSBNRW Cahaya

Bathin dalam pemberdayaan kelompok disabilitas

dan mengetahui proses serta hasil dari

pemberdayaan tersebut.

2) Penyajian Data, setelah data mengenai

Pemberdayaan Kelompok disabilitas yang

dilaksanakan PSBNRW Cahaya Bathin diperoleh,

maka data tersebut disusun dan disajikan dalam

bentuk narasi.

3) Menarik Simpulan, merupakan pemaknaan

terhadap data yang dikumpulkan. Simpulan

disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian

dengan berpedoman pada kajian penelitian.

 

Page 31: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

15

7. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah Peran Peran

Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin

dalam Pemberdayaan Kelompok Disabilitas. Adapun

subjek penelitian ini adalah Panti Sosial Bina Netra

Rungu Wicara Cahaya Bathin dan informan

penelitian adalah pimpinan Panti Sosial Cahaya

Bathin, pendamping dan penyandang Disabilitas yang

terlibat langsung dalam kegiatan pemberdayaan yang

diadakan Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara

Cahaya Bathin Cawang.

Tabel 1.1

Teoritical sampling

No Informan Informasi yang

dicari Nama Jumlah

1

Pimpinan

PSBNRW

Cahaya

Bathin

Gambaran umum

mengenai PSBNRW

Cahaya Bathin dan

kegiatan pelatihan

apa saja yang

diberikan kepada

kelompok disabilitas

terkait

pemberdayaan

disabilitas

Mukhlisin 1

2

Pendamping

PSBNRW

Cahaya

Bathin

Metode yang

digunakan dalam

pelatihan

keterampilan, dan

informasi seputar

warga bina sosial

dan pelatihan

keterampilan yang

Nyai

Komariyah

Meryana

Herlin

Ratiza

Tiara L

4

 

Page 32: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

16

ditekuni warga bina

sosial

3 Warga Bina

Sosial

Alasan mengikuti

pelatihan

keterampilan di

PSBNRW Cahaya

Bathin, perubahan

apa yang dirasakan

setelah mengikuti

kegiatan

pemberdayaan

melalui pelatihan

keterampilan

Annisa

Wanti

Nia Fitriati

Nini Trisa

Budi

Priyono

5

Sumber: Hasil pengolahan data

8. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat atau

wilayah dimana penelitian tersebut akan

dilaksanakan. Adapun penelitian ini akan dilakukan

dengan mengambil lokasi di Panti Sosial Bina Netra

Rungu Wicara Cahaya Bathin, Jl. Dewi Sartika No.

200 RT 4 RW 5 Cawang Kec. Kramat Jati Jakarta

Timur. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut untuk

dijadikan bahan penelitian adalah lokasi yang mudah

dijangkau sehingga peneliti dapat menghemat waktu

dan biaya, lembaga yang bergerak dibidang

pemberdayaan disabilitas khususnya netra dan rungu

wicara, dan banyaknya program pelatihan yang

disediakan PSBNRW Cahaya Bathin dalam

pemberdayaan disabilitas. Adapun waktu yang

digunakan dalam penelitian ini adalah setiap

 

Page 33: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

17

pelaksanaan pelatihan antara hari Senin-Jumat,

dimulai dari bulan Mei.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka, penulis mengawali

dengan menelaah penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan penelitian yang akan diteliti. Dengan

demikian, dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan

rujukan pendukung, pelengkap serta pembanding.

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang

memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Penelitian

yang pertama adalah Skripsi Prodi Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Mia Maisyatur

Rodiah melakukan penelitian tentang “Pemberdayaan

Kelompok Disabilitas Melalui Kegiatan Keterampilan

Handicraft dan Woodwork di Yayasan Wisma

Cheshire Jakarta Selatan” penelitiannya

mendeskripsikan tentang pemberdayaan kelompok

disabilitas melalui kegiatan keterampilan handicraft

dan woodwork..

Terdapat beberapa program lainnya yang

dilaksanakan di Yayasan Wisma Chesire yaitu

keterampilan pendidikan kursus Bahasa Inggris,

komputer dan Olahraga, dan juga program pendukung

yang meliputi perawatan kesehatan serta rencana

pengembangan pribadi. Seperti penelitian tersebut,

 

Page 34: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

18

penelitian ini juga membahas tentang program

keterampilan untuk pemberdayaan kelompok

disabilitas. Namun terdapat beberapa perbedaan

dengan penelitian ini, yaitu dalam penelitian tersebut

lebih fokus ke program keterampilan pembuat

kerajinan tangan dan kerajinan dari kayu dan juga

kelompok disabilitas di Yayasan Wisma Chesire

adalah penyandang Pharaplegia, polio dan yang tidak

bisa berjalan lainnya. Sedangkan Panti Sosial Cahaya

Bathin adalah panti sosial untuk kelompok

penyandang disabilitas netra, dan rungu wicara

(Maisyatur, Skripsi, 2014:7).

Selain penelitian di atas, terdapat pula

penelitian lainnya yang membahas tentang

pemberdayaan kelompok disabilitas. Skripsi Prodi

Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Rian

Rusdiyanto melakukan penelitian tentang

“Pemberdayaan Penyandang Cacat Tunagrahita Oleh

Yayasan Wahana Bina Karya Penyandang Cacat Di

Kelurahan Lebak Bulus, Kec Cilandak Jakarta

Selatan”. Dalam skripsi tersebut membahas tentang

program pemberdayaan yang ada diyayasan wahana

bina karya, yaitu dengan pendidikan yang diukur

melalui minat dan bakat dapat diketahui kemampuan

yang dimiliki oleh anak Tunagrahita sehingga anak

 

Page 35: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

19

lebih mudah dan nyaman dalam melatih keterampilan

dan kreatifitas.

Lebih lanjut penelitian tersebut

mendeskripsikan tentang program pemberdayaan,

meskipun terlihat sama dengan penelitian ini namun

terdapat perbedaan yaitu penelitian dalam skripsi ini

lebih fokus pada peran panti sosial dalam

pemberdayaan kelompok disabilitas Netra Rungu

Wicara dan juga subjek penelitiannnya yang berbeda

(Rusdiyanto, Skripsi, 2011:88)

Selanjutnya, penelitian yang ketiga yang

berhasil peneliti temukan yaitu Skripsi Prodi

Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Fikri

Dzulkarnain melakukan penelitian tentang “Peran

Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam

Pemberdayaan Kaum Dhuafa Melalui Pendidikan

Keterampilan di Bekasi”. Penelitian ini berisi tentang

Peran Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam

berbagai upayanya untuk mengupayakan memiliki

kemandirian dalam membangun, mengembangkan

dan membina kehidupannya. Dari penelitian tersebut

tentunya terlihat persamaan dengan penelitian ini,

yaitu pada Peran yang dilaksanakannya. Namun

penelitian ini tidak sepenuhnya sama dengan

penelitian tersebut, terdapat perbedaan dalam

 

Page 36: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

20

penelitian yang dilaksanakan dalam skripsi ini yaitu

pada objek dan subjek penelitiannnya (Dzulkarnain,

Skripsi, 2011:8).

Penelitian keempat yang peneliti temukan

yaitu penelitian Skripsi Prodi Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Dauatus

Saidah melakukan penelitian tentang “Pemberdayaan

Masyarakat Disabilitas melalui Keterampilan

Handicraft: Tuna Rungu Wicara di Yayasan Rumah

Regis Tanjung Barat Jakarta Selatan”. Penelitian ini

berisi tentang Yayasan Rumah Regis yang

memberikan pelatihan keterampilan Handicraft

kepada Masyarakat Disabilitas dalam upaya

pemberdayaan penyandang disabilitas agar mandiri,

berani dan mampu bersosialisasi dengan baik. Dalam

penelitian tersebut terdapat kesamaan yaitu

pemberdayaan terhadap kelompok Disabilitas.

Namun juga terdapat perbedaan dalam penelitian ini

membahas tentang Peran Panti Sosial Bina Netra

Rungu Wicara dalam Pemberdayaan Kelompok

Disabilitas, sedangkan penelitian tersebut tentang

Pemberdayaan Masyarakat Disabilitas di Yayasan

Rumah Regis (Saidah, Skripsi, 2017:8).

Adapun penelitian yang kelima yang peneliti

berhasil temukan yaitu penelitian Skripsi Prodi

 

Page 37: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

21

Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Wilda Karmila

melakukan penelitian tentang “Peran Program

Pelayanan Pendampingan Pendidikan Terhadap Siswa

Tunanetra di Yayasan Mitra Netra Lebak Bulus

Jakarta Selatan”. Penelitian tersebut berisi tentang

program pelayanan pendampingan pendidikan yang

dapat meningkatkan kualitas dan partisipasi tunanetra

di bidang pendidikan dan pekerjaan. Yayasan Mitra

Netra memberikan layanan khusus untuk menunjang

pendidikan para netra dengan memberikan fasilitas

khusus agar dapat mengikuti proses belajar mengajar

dengan hasil yang baik. Terdapat perbedaan yaitu

pada peran program pelayanan yang terdapat dalam

yayasan tersebut sedangkan dalam penelitian ini

membahas peran panti dalam program pemberdayaan

nya (Karmila, Skripsi, 2015:7).

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis, maka penulis

membagi pembahasan skripsi ini menjadi lima bab

dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengemukakan

tentang Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian,

 

Page 38: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

22

Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini

membahas tentang Definisi Peran,

Harapan Peran, dan tentang

Pemberdayaan masyarakat

BAB III GAMBARAN UMUM. Meliputi sejarah

singkat terbentuknya panti sosial Cahaya

Bathin, visi, misi, dan tujuan panti sosial

Cahaya Bathin, struktur kepengurusan

panti sosial Cahaya Bathin, program

kegiatan panti sosial Cahaya Bathin,

sarana dan prasarana.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS. Terdiri dari

analisis terhadap Peran panti sosial

Cahaya Bathin Cawang, pelaksanaan

kegiatan pemberdayaan yang dilakukan

panti sosial Cahaya Bathin, serta

pengaruh Peran panti sosial Cahaya

Bathin dalam pemberdayaan kelompok

Disabilitas.

BAB V PENUTUP. Merupakan bab terakhir

yang berisi kesimpulan dan saran-saran

penulis serta diakhiri dengan daftar

pustaka dan lampiran.

 

Page 39: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

23

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Peran

Peran adalah suatu perbuatan seseorang dengan

cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan

kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya.

Peran dapat dikatakan sebagai sikap dan tindakan

seseorang sesuai dengan statusnya dalam masyarakat

(Abdulsyani, 2012:95).

Peran dapat membimbing seseorang dalam

berperilaku, karena fungsi peran sendiri adalah memberi

arah pada proses sosialisasi; pewarisan tradisi,

kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan;

dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat dan

menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga

dapat melestarikan kehidupan masyarakat (Narwoko dan

Suyanto, 2007:160)

Jim Ife (Fahrudin, 2011:61) memaparkan peran

yang terkait dengan pengembangan masyarakat adalah

yang ada kaitan eratnya dengan intervensi kepada

masyarakat, antara lain sebagai berikut:

a. Peran pertama adalah memfasilitasi komunitas

sasaran. Artinya dapat melakukan mediasi dan

negosiasi, memberikan dukungan, memfasilitasi

 

Page 40: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

24

kelompok, memanfaatkan sumber daya dan

keterampilan dan mengorganisir.

b. Peran kedua adalah membangkitkan kesadaran

masyarakat, menyampaikan informasi,

mengkonfrontasi dan latihan.

c. Peran ketiga adalah peran sebagai wakil masyarakat

dalam hal mencari sumber daya, advokasi,

memanfaatkan media, membina hubungan

masyarakat, mengembangkan jaringan, membagi

pengetahuan dan pengalaman

Dalam hal ini peneliti menggunakan teori peran

menurut Jim Ife, sebagai berikut: peran fasilitator yang

memfasilitasi komunitas, peran motivator yang

membangkitkan kesadaran, dan peran distributor yang

membagi pengetahuan dan pengalaman.

B. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan Masyarakat mempunyai

berbagai definisi, salah satunya adalah Payne (Adi,

2013:205), yang mengemukakan bahwa suatu

pemberdayaan (empowerment), adalah untuk:

“To help clients gain power of decision and

action over their own lives by reducing the

effect of social or personal bloks to exercising

existing power, by increasing capacity and

self-confidence to use power and by

transferring power from the environment to

client.”

 

Page 41: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

25

(Membantu klien memperoleh daya untuk

mengambil keputusan dan menentukan

tindakan yang akan ia lakukan yang terkait

dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek

hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan

tindakan. Hal ini dilakukan melalui

peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri

untuk menggunakan daya yang ia miliki,

antara lain melalui transfer daya dari

lingkungannya).

Mengutip Isbandi Rukminto (2013:206), yang

memaparkan pengertian pemberdayaan menurut

Shardlow (1998:32). Bahwa berbagai pengertian yang

ada mengenai pemberdayaan, pada intinya membahas

bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas

berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan

mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai

dengan keinginan mereka.

Dalam kesimpulannya, Shardlow

menggambarkan bahwa pemberdayaan sebagai suatu

gagasan tidaklah jauh berbeda dengan gagasan Biestek

(Adi, 2013:206) yang dikenal di bidang pendidikan

Ilmu Kesejahteraan Sosial dengan nama „Self-

Determination‟. Prinsip ini pada dasarnya sama

dengan yang dijelaskan diatas, yaitu setiap orang

memiliki kesadaran dan tekad yang mampu mengatasi

permasalahannya sendiri. Dalam hal ini, Panti Sosial

Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin Cawang

memberikan keterampilan yang sesuai dengan minat

 

Page 42: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

26

dan bakat penyandang disabilitas agar mereka mampu

mengembangkan bakat yang dimiliki.

2. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan utama pemberdayaan adalah

memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya

kelompok yang memiliki ketidakberdayaan, baik

karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka

sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya

ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil) (Suharto,

2005:60)

Mengutip Totok Mardikanto dan Poerwoko

Soebiato (2012:109) dalam bukunya, tujuan

pemberdayaan yang selalu dikaitkan dengan

pembangunan yang merujuk pada upaya perbaikan,

terutama perbaikan pada mutu-hidup manusia, baik

secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial-budaya-

nya. Bentuk perbaikan tersebut mencakup:

a. Perbaikan kelembagaan yaitu terjalinnya

kerjasama dan kemitraan antar stakeholders.

Sebagai contoh Panti sosial Bina Netra Rungu

Wicara yang bekerja sama dengan pengrajin usaha

yang menghasilkan program pemberdayaan dan

mampu mengembangkan potensi yang dimiliki

kelompok disabilitas tersebut.

 

Page 43: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

27

b. Perbaikan kehidupan masyarakat, yang tercermin

dalam perbaikan pendapatan, stabilitas keamanan

dan politik. Dalam hal ini, jika masyarakat

mendapat pelatihan yang mampu menambah

pendapatnya yang didukung oleh stabilitas politik

dan keamanan serta pembangunan dan sektor

lainnya. Maka pelatihan tersebut mampu

memberikan perbaikan kepada kehidupan

masyarakatnya.

c. Perbaikan usaha dan lingkungan. Tentang hal ini,

usaha atau pelatihan yang tidak didasari dengan

pengetahuan dan keahlian akan berpengaruh pada

pendapatan dan keberlanjutannya, serta

lingkungan atau masyarakat sekitar yang tidak

mendukung akan berdampak negatif pada

keberlangsungan pelatihan tersebut.

3. Tahapan pemberdayaan

Menurut Tantan Hermansah (2016:47-48),

terdapat empat tahapan yang wajib dilalui dalam

pemberdayaan, antara lain:

a. Perencanaan

Pada tahap ini partisipasi masyarakat “dapat

dilihat, pada keikutsertaan anggota masyarakat

dalam musyawarah penentuan program,

identifikasi dan masalah, ataupun pembuatan

 

Page 44: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

28

formula kegiatan/ program kemasyarakatan

tersebut”.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahapan pelaksanaan “anggota masyarakat

ikut serta dalam pelaksanaan program yang telah

direncanakan sebelumnya. Rangkaian kegiatan

dalam pelaksanaan diikuti secara seksama dan

cermat. Warga masyarakat aktif sebagai pelaksana

maupun pemanfaat program. Masyarakat sebagai

pelaksana, mereka misalnya berpartisipasi dalam

perumusan prosedur, aturan main dan mekanisme

pelaksanaan program serta aktif dalam

pelaksanaan itu sendiri”.

c. Tahap Pelembagaan Program

Pada tahap pelembagaan, “partisipasi anggota

masyarakat ikut serta merumuskan keberlanjutan

atau pelembagaan program. Langkah

partisipasinya, masyarakat ikut serta dalam

merumuskan dan membuat model-model

pendanaan program, penguatan lembaga-lembaga

pengelola program dan melakukan pengkaderan

anggota masyarakat sebagai penguatan SDM bagi

program tersebut”.

d. Tahap Monitoring dan Evaluasi

Pada tahap monitoring dan evaluasi, masyarakat

ikut serta mengawasi pelaksanaan program.

Pengawasan ini menjadi penting agar program

 

Page 45: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

29

pemberdayaan tersebut dapat memiliki kinerja

yang baik secara administratif maupun substantif.

Kinerja administrasi artinya dapat

dipertanggungjawabkan dengan dokumen-

dokumen pelaporan yang semestinya berlaku atau

sesuai dengan perundang-undangan. Kinerja

substantif berarti bahwa program dapat

memberikan perubahan nyata baik kemaslahatan

publik.

Dalam hal ini, pemberdayaan yang dilakukan

secara bertahap yaitu yang dikemukakan oleh Ambar

Teguh Sulistiyani (2017:83), menurutnya beberapa

tahapan yang harus dilalui dalam melakukan

pemberdayaan adalah sebagai berikut:

a. Tahap Penyadaran

Merupakan tahapan pembentukan perilaku menuju

perilaku sadar dan peduli sehingga merasa

membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

b. Tahap Transformasi

Merupakan tahapan untuk menambah kemampuan

berupa wawasan pengetahuan, kecakapan-

keterampilan agar terbuka wawasan dan

memberikan keterampilan dasar sehingga dapat

mengambil peran di dalam pembangunan.

 

Page 46: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

30

c. Tahap Peningkatan kemampuan Intelektual

Merupakan tahapan berupa kecakapan dalam

keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan

kemampuan inovatif untuk menghantarkan pada

kemandirian.

Dalam hal ini, terdapat berbedaan dalam kedua

tahapan pemberdayaan yang telah penulis paparkan di

atas. Dalam tahapan pemberdayaan menurut Tantan

Hermansah terdapat empat tahapan, empat tahapan

tersebut membahas tahapan pelaksanaan program

pemberdayaan secara rinci dan sitematis. Sedangkan

tahapan pemberdayaan yang dikemukakan oleh Ambar

Teguh, lebih melihat pada perubahan kondisi masyarakat

yang akan dicapai seperti pada tahap penyadaran yang

akan membentuk perilaku masyarakat menjadi sadar dan

peduli.

C. Disabilitas

1. Pengertian Disabilitas

Penyandang cacat dipandang sebagai

kelompok orang yang tidak beruntung karena

dipandang tidak mampu menikmati kehidupan sosial

seperti menikah, berinteraksi sosial sehari-hari dan

lain-lain. Adapun beberapa orang cacat yang

menikmati hal tersebut dengan keberanian yang

mereka tampilkan.

 

Page 47: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

31

Persepsi terhadap penyandang cacat sebagai

orang yang tidak berguna, mengalir begitu saja sejak

dari sedikitnya keterlibatan mereka dalam aktivitas

ekonomi. Hal ini sebagai konsekuensi dari kegagalan

mereka dalam menyesuaikan diri dengan kelompok

mayoritas, mereka terpola sedemikian rupa sebagai

orang yang “berbeda”. Terlebih lagi, reaksi kekagetan

yang ditunjukkan oleh orang-orang terhadap

“penyandang cacat” menstimulasi ketakutan yang

mendalam dan kesulitan mereka sendiri, kegagalan

mereka untuk menerima keadaan diri mereka seperti

itu dan orang lain yang secara sederhana melihat

mereka sebagai orang “lain” (Kusuma dkk, 2007:15).

Definisi disabilitas menurut Disabled People‟s

International (DPI) yaitu hilangnya atau terbatasnya

kesempatan untuk mengambil bagian dalam

kehidupan normal di dalam masyarakat dan tingkat

yang sama dengan yang lain dikarenakan halangan

fisik dan sosial (Kusuma dkk, 2007:105).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

disabilitas adalah seseorang yang memiliki

keterbatasan fisik, baik yang terjadi sebelum lahir

ataupun setelah lahir. Keterbatasan fisik tersebut

dapat mempengaruhi kehidupannya yang berbeda

dengan orang normal, seperti keterbatasan dalam

 

Page 48: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

32

memperoleh pekerjaan, pendidikan, bahkan dalam

bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

2. Pengertian Tuna Netra

Seseorang dikatakan tunanetra jika ia

memiliki visus sentralis 6/60 lebih kecil dari itu, atau

setelah dikoreksi secara maksimal penglihatannya

tidak memungkinkan lagi mempergunakan fasilitas

pendidikan dan pengajaran yang biasa digunakan oleh

anak normal/ orang awas (Efendi, 2006:31).

Tuna netra diartikan sebagai salah satu jenis

hambatan fisik yang ditandai dengan

ketidakmampuan seseorang untuk melihat, baik

menyeluruh ataupun sebagian (Agustina dan Solicha,

2009:7).

Menurut penulis tuna netra adalah seseorang

dengan keadaan penglihatan yang lemah atau

memiliki kelainan dalam penglihatan sehingga

penglihatannya tidak berfungsi.

3. Klasifikasi Tuna Netra

Secara garis besar anak tuna netra

diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: Total

Blind (buta) anak yang sama sekali tidak mampu

menerima rangsangan cahaya dari luar, dan Low

Vision anak yang mampu menerima rangsangan

cahaya dari luar (Agustina dan Solicha, 2009:10).

Dalam buku pengantar psikipedagogik anak

berkelainan (Efendi, 2006:32), menjelaskan mengenai

 

Page 49: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

33

klasifikasi tuna netra. Tuna netra memiliki rentangan

yang berjenjang, dari yang ringan sampai yang berat.

Jenjang kelainan ditinjau dari ketajaman untuk

melihat bayangan benda dapat dikelompokkan

menjadi sebagai berikut:

a. Anak yang mengalami kelainan penglihatan yang

mempunyai kemungkinan dikoreksi dengan

penyembuhan pengobatan atau alat optik. Namun

tidak dikategorikan dalam kelompok tunanetra

sebab penglihatannya masih berfungsi.

b. Anak yang mengalami kelainan penglihatan,

meskipun dikoreksi dengan pengobatan atau alat

optik masih mengalami kesulitan. Dikategorikan

tunanetra ringan sebab masih bisa membedakan

bayangan atau tunanetra sebagian.

c. Anak yang mengalami kelainan penglihatan yang

tidak dapat dikoreksi dengan pengobatan atau alat

optik apapun, karena anak tidak mampu lagi

memanfaatkan indera penglihatannya.

Dikategorikan tunanetra berat, yang dikenal

dengan sebutan Buta.

Berdasarkan hasil observasi penulis, warga

bina sosial netra yang berada di PSBNRW Cahaya

Bathin, termasuk dalam klasifikasi tuna netra yang

dikategorikan tuna netra ringan dan tuna netra berat.

Hal ini juga diungkapkan oleh pendamping PSBNRW

Cahaya Bathin Bu Nyai, sebagai berikut:

 

Page 50: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

34

”disini kebanyakan yang ringan, tapi

disabilias netra yang obser C itu kan double

keterbatasan ya dan termasuk total blind dan

daya tangkap nya juga kurang”(Wawancara

dengan Ibu Nyai, 2019)

Sebagaimana hasil wawancara di atas,

menyebutkan bahwa disabilitas netra di PSBNRW

Cahaya Bathin termasuk ke dalam klasifikasi yang

kebanyakan dikategorikan tuna netra ringan dan ada

sebagian yang tuna netra berat. Dalam hal ini, warga

bina sosial yang mengikuti pelatihan keterampilan

telur asin atau obser C adalah yang termasuk dalam

kategori tuna netra berat atau total blind.

4. Faktor Penyebab Tuna Netra

Ketunanetraan disebabkan oleh beberapa

faktor yang dapat terjadi pada dua masa, yaitu pada

masa pre-natal dan masa post-natal.

Ketunanetraan pada masa pre-natal sangat

erat hubungannya dengan masalah keturunan dan

pertumbuhan seorang anak dalam kandungan antara

lain:

a. Keturunan, terjadi dari hasil perkawinan

bersaudara, sesama tunanetra atau mempunyai

orang tua yang tunanetra.

b. Pertumbuhan anak dalam kandungan dapat

disebabkan oleh: gangguan waktu ibu hamil,

penyakit menahun seperti TBC, infeksi atau luka

pada ibu hamil, kurangnya vitamin tertentu.

 

Page 51: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

35

Tuna netra pada masa post-natal yaitu terjadi

sejak atau setelah bayi dilahirkan (Agustina dan

Solicha, 2009:14), antara lain:

a. Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu

persalinan, akibat benturan alat-alat atau benda

keras.

b. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit

gonorrhoe sehingga baksil gonorrhoe menular

pada bayi.

c. Mengalami penyakit mata yang menyebabkan

ketunanetraan, misalnya: kekurangan vitamin A,

Trachoma (penyakit mata akibat virus), Catarac

(lensa mata menjadi keruh), Glaucoma

(bertambahnya cairan dalam bola mata),

gangguan pada retina akibat diabetis, Macular

Degenaration (kondisi umum yang agak baik

menjadi memburuk), Retinopathy of Prematurity

(bayi yang lahirnya terlalu prematur), dan

kerusakan mata yang disebabkan terjadinya

kecelakaan.

5. Pengertian Tuna Rungu Wicara

Orang dengan kecacatan rungu wicara adalah

seseorang yang menurut ilmu kedokteran dinyatakan

mempunyai kelainan atau gangguan pada fungsi

pendengaran dan bicara, sehingga tidak dapat

melakukan komunikasi secara wajar (Saidah, Skripsi,

2017:36).

 

Page 52: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

36

Tuna rungu adalah suatu keadaan kehilangan

pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak

dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama

melalui indera pendengarannya(Agustina dan Solicha,

2009:48).

Menurut penulis tuna rungu wicara adalah

seseorang yang tidak mampu atau memiliki

keterbatasan pada pendengarannya, dan mengalami

gangguan pada kemampuan berbicara.

6. Klasifikasi Tuna Rungu

Klasifikasi yang ditinjau berdasarkan lokasi

terjadinya ketunarunguan atau bagian alat

pendengaran yang mengalami kerusakan, dapat

dikelompokkan (Efendi, 2006:63-64), sebagai

berikut:

a. Tuna Rungu Konduktif

Terjadi karena beberapa organ yang berfungsi

sebagai penghantar suara di telinga bagian luar

dan dinding-dinding labirin mengalami gangguan.

b. Tuna Rungu Perseptif

Disebabkan terganggunya organ-organ

pendengaran yang terdapat dibelahan telinga

bagian dalam. Terjadi jika getaran suara yang

diterima oleh telinga bagian dalam tidak dapat

diteruskan ke pusat pendengaran otak.

c. Tuna Rungu Campuran

 

Page 53: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

37

Terjadi campuran antara ketunarunguan konduktif

dan ketunarunguan perseptif, dengan kata lain

seluruh organ telinganya rusak, baik bagian luar,

tengah maupun dalam.

Andreas Dwidjosumarto sebagaimana dikutip

oleh Sutjihati (2006:95) klasifikasi menurut tarafnya

dapat diketahui dengan tes audiometris:

a. Tingkat I, kehilangan kemampuan mendengar

antara 35-54 dB, penderita hanya memerlukan

latihan berbicara dan bantuanmendengar secara

khusus.

b. Tingkat II, kehilngan kemampuan mendengar

antara 55-69 dB, penderita kadang-kadang

memerlukan penempatan sekolah secarakhusus,

dalam kebiasaan sehari-hari memerlukan

latihanberbicara dan bantuan latihan berbahasa

secara khusus.

c. Tingkat III, kehilangan kemampuan mendengar

antara 70-89 dB.

d. Tingkat IV, kehilangan kemampuan mendengar

90 dB ke atas.

Penderita dari tingkat I dan II dikatakan

mengalami ketulian. Dalam kebiasaan sehari-hari

mereka sesekali latihan berbicara, mendengar

berbahasa, dan memerlukan pelayanan pendidikan

secara khusus. Anak yang kehilangan kemampuan

 

Page 54: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

38

mendengar dari tingkat III sampai IV pada

hakekatnya memerlukan pendidikan khusus.

7. Faktor Penyebab Tuna Rungu Wicara

Terjadinya ketunarunguan dapat dibedakan

menjadi 3, yaitu ketunarunguan yang terjadi saat

dalam kandungan (pranatal), saat kelahiran (natal),

dan setelah kelahiran (past natal).

Ketunarunguan saat dalam kandungan yang

terjadi karena keturunan (herediter), penyakit yang

diderita oleh ibunya, keracunan, salah obat dan

kelahiran sebelum waktunya (prematur). Kerusakan

dibagian kepala bayi, misalnya karena penggunaan

tang waktu melahirkan, mungkin saja antara lain

mengakibatkan ketunarunguan. Ketunarunguan

setelah kelahiran dapat terjadi karena penyakit sipilis,

peradangan selaput otak, peradangan selaput

gendang, peradangan pada telinga bagian tengah dan

sebagainya (Agustina dan Solicha, 2009:49).

D. Pelatihan

Pelatihan adalah proses meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan. Umumnya hasil yang

diinginkan dari pelatihan ialah penguasaan atau

peningkatan keterampilan. Proses pelatihan dikendalikan

oleh pemilik keahlian yang diajarkan atau ahli yang

membantu mengembangkan keterampilan melalui

pengalaman terstruktur (Kaswan, 2013:3).

 

Page 55: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

39

Pelatihan merupakan salah satu cara

pengembangan sumber daya manusia, selain pendidikan

dan pengembangan. Pendidikan dilaksanakan untuk

meningkatkan kompetensi menyeluruh seseorang.

Pengembangan dilaksanakan meliputi pemberian

kesempatan belajar yang bertujuan untuk

mengembangkan individu pada saat ini dan masa yang

akan datang. Pelatihan dilakukan untuk memberikan

kegiatan yang berfungsi meningkatkan kinerja seseorang

(Erdian, 2013:13).

Di dalam pendidikan termasuk kegiatan-kegiatan

belajar yang disengaja ataupun yang tidak disengaja,

pendidikan formal, informal, dan nonformal. Sedangkan

pelatihan merupakan sebagian saja dari pendidikan yang

lebih menitikberatkan pada segi-segi keterampilan kerja

individu (Marzuki, 2012:14).

Program pelatihan dapat memiliki satu atau lebih

dari tiga tujuan (Erdian, 2013:14), berikut:

1. Meningkatkan kesadaran individu

2. Meningkatkan keterampilan individu dalam satu

atau lebih area keahlian

3. Meningkatkan motivasi individu untuk melakukan

pekerjaannya.

Dalam menyusun program pelatihan tentunya

memiliki tahapan-tahapan (Erdian, 2013:17), yaitu

sebagai berikut:

 

Page 56: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

40

1. Tahap analisis kebutuhan pelatihan

Analisis kebutuhan pelatihan dilakukan agar

dapat mendiagnosis kondisi lingkungan kerja, minimal

terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan

berbagai tantangan baru yang akan timbul di masa

mendatang. Menilai kebutuhan pelatihan harus

dilakukan secara komprehensif dengan menganalisis

dalam berbagai tingkatan: Tingkatan organisasi yaitu

kebutuhan dan tujuan institusi atau organisasi.

Tingkatan tugas: syarat-syarat untuk melaksanakan

suatu tugas. Tingkatan individu: pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas

atau suatu pekerjaan.

2. Tahap perencanaan desain pelatihan

Pada tahap perencanaan desain program, perlu

ditetapkan sasaran dan tujuan program pelatihan.

Misalnya, ditetapkan perincian perilaku peserta

pelatihan setelah mereka selesai mengikuti program

pelatihan: ditentukan pengetahuan apa saja yang

harus diketahui, sikap apa yang menunjukkan

konselor profesional, serta ketikan dengan kebutuhan

yang erampilan apa saja yang harus dimiliki oleh para

konselor tersebut. Sasaran pelatihan disesuaikan

dengan kebutuhan yang telah diidentifikasikan.

 

Page 57: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

41

3. Tahap pengelolaan pelatihan

Tahap pengelolaan program meliputi

persiapan, yang terdiri dari menyiapkan materi

pelatihan, metode pelatihan, pelatih, administrasi, dan

logistik. Jadwal pelaksanaan pelatihan perlu

dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Jadwal harus

jelas, detail, dan mudah diketahui oleh penyelenggara

pelatihan. Dalam jadwal, sebaiknya dapat diketahui

dengan jelas waktu pelaksanaan, tempat dengan

perincian pembagian ruang dan peserta, materi

pelatihan dan pelatihnya, serta koordinator pelaksana

atau penanggung jawab kegiatan.

4. Tahap pelaksanaan pelatihan

Pelaksanaan program pelatihan harus

mengacu pada desain yang telah ditetapkan, dan

operasionalisasinya mengacu pada jadwal yang telah

ditetapkan. Pada saat awal pelatihan, sebaiknya

pelatih dan peserta membuat kontrak belajar bersama-

sama. Kontrak belajar pelatihan terdiri dari peraturan-

peraturan khusus yang harus diterapkan bersama oleh

pelatih maupun peserta demi kelancaran pelatihan

(Erdian, 2013:25)

5. Tahap evaluasi pelatihan

Evaluasi pelatihan mencakup evaluasi

terhadap materi dan metode pelatihan, evaluasi

 

Page 58: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

42

terhadap pelatihnya, dan evaluasi terhadap proses

penyelenggaraan pelatihan. Berdasarkan data hasil

evaluasi, baik yang diberikan oleh peserta maupun

para pelatih, selanjutnya dilakukan analisis terhadap

proses pelaksanaan pelatihan, materi dan metode

pelatihan, serta pelatih dalam suatu pelatihan. Hasil

analisis terhadap data evaluasi pelatihan yang

disajikan secara sistematis, jelas, detail, dan ringkas

merupakan bahan yang sangat berguna bagi perbaikan

atau perencanaan pelatihan serupa yang akan datang.

6. Tahap tindak lanjut pelatihan

Tahap tindak lanjut pelatihan merupakan

tahap penerapan hasil pelatihan ke dalam konteks

kehidupan nyata: dalam tugas pekerjaanya atau

diterapkan dalam institusi atau organisasi. Tahap ini

merupakan bagian pemeliharaan desain pelatihan.

Untuk melaksanakan tahap ini, tentu saja harus dijalin

kerja sama dengan institusi atau organisasi peserta

pelatihan. Misalnya, untuk dapat menerapkan

keterampilan pembuatan telor asin yang telah

dikuasai oleh para warga bina sosial perlu dilakukan

kerja sama dengan pihak tertentu yang dapat

memperluas pemasaran produk yang dihasilkan

(Erdian, 2013:28).

 

Page 59: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

43

E. Kesadaran

Kesadaran diri adalah wawasan kedalam atau

wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkahlaku sendiri

atau pemahaman diri sendiri. Kesadaran diri dalah bahan

baku yang penting untuk menunjukkan kejelasan dan

pemahaman tentang perilaku seseorang. Kesadaran diri

juga merupakan suatu yang bisa memungkinkan oranglain

mampu mengamati dirinya sendiri maupun membedakan

dirinya dari dunia (orang lain), serta yang memungkinkan

oranglain mampu menempatkan diri dari suatu waktu dan

keadaan (Maharani dan Mustika, 2016:19-20).

Kesadaran adalah hubungan antara individu

dengan lingkungannya sejauh lingkungan itu eksis bagi

individu. Kesadaran berarti hubungan diri yang

mengamati, mengetahui dan berefleksi dan dunia sosial di

sekelilingnya. Ia adalah pemahaman manusia atas

pengalamannya. Kesadaran inilah yang menyebabkan

manusia melakukan perubahan atau transformasi diri

(Uswatusolihah, 2015:261).

Mengutip Hastjarjo (2005: 81) yang menjelaskan

tiga arti pokok kesadaran menurut Zeman, yaitu:

1. kesadaran sebagai kondisi bangun/terjaga.

Kesadaran secara umum disamakan dengan

kondisi bangun serta implikasi keadaan bangun.

Implikasi keadaan bangun akan meliputi

 

Page 60: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

44

kemampuan mempersepsi, berinteraksi, serta

berkomunikasi dengan lingkungan maupun dengan

orang lain secara terpadu.Pengertian ini

menggambarkan kesadaran bersifat tingkatan yaitu

dari kondisi bangun, tidur sampai koma,

2. kesadaran sebagai pengalaman. Pengertian kedua

ini menyamakan kesadaran dengan isi pengalaman

dari waktu ke waktu: seperti apa rasanya menjadi

seorang tertentu sekarang. Kesadaran ini

menekankan dimensi kualitatif dan subjektif

pengalaman,

3. kesadaran sebagai pikiran (mind). Kesadaran

digambarkan sebagai keadaan mental yang berisi

dengan hal-hal proposisional, seperti misalnya

keyakinan, harapan, kekhawatiran, dan keinginan.

 

Page 61: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

45

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Lembaga

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam data laporan Kelurahan Cawang (2018),

kelurahan Cawang merupakan salah satu kelurahan

yang berada di wilayah Kecamatan Kramat Jati,

tepatnya terletak disebelah Utara Wilayah Kecamatan

Kramat Jati Kota Administrasi Jakarta Timur. Luas

wilayah Kelurahan Cawang adalah 179,04 Ha dengan

jumlah RT 121 dan jumlah penduduk sebanyak 28.055

jiwa.

Batas wilayah Kelurahan Cawang adalah:

- Sebelah Utara : Jalan Mayjen MT.

Haryono/ Kelurahan Bidara Cina

- Sebelah Timur : Jalan Letjen

Sutoyo/ Kelurahan Kebon Pala

- Sebelah Selatan : Jalan SMA 14/

Jalan Raya Kalibata/ Kelurahan Cililitan

- Sebelah Barat : Kali Ciliwung/

Wilayah Jakarta Selatan

 

Page 62: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

46

2. Gambaran Umum Panti Sosial Cahaya Bathin

Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya

Bathin merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di

bawah Dinas Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,

yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika No 200

Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati Jakarta

Timur. Panti sosial ini telah berdiri sejak tahun 1958,

awalnya Panti ini bernama Panti Karya Asuhan Budi

yang kegiatannya menampung hasil Razia yang

dilaksanakan oleh Pemda Provinsi DKI Jakarta.

Kemudian pada tahun 1984 diambil alih oleh Pemda

DKI Jakarta dengan nama Panti Penyantunan dan

Rehabilitasi Khusus Tuna Netra. Pada tahun 1986

berubah nama menjadi Panti Sosial Bina Netra

Cahaya Bathin sesuai dengan SK Gubernur Provinsi

DKI Jakarta Nomor 736 (Sumber data: Sejarah Panti

Sosial Bina Netra Cahaya Bathin, 2018).

Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin

menerima warga binaan sosialnya melalui dari

beberapa sumber seperti dari hasil razia di 5 wilayah

DKI Jakarta, kiriman dari Seksi Dinas Bintal Keos

Kecamatan, tokoh masyarakat, PSM, Pokja Kesuma,

Organisasi Sosial, hasil dari penjangkauan karyawan

panti, dan hasil bawaan dari keluarga atau warga

binaan sosial lainnya yang sedang/pernah tinggal di

panti. PSBN Cahaya Bathin memberikan pelayanan,

 

Page 63: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

47

perawatan, rehabilitasi dan resosialisasi serta

pembinaan lanjutan terhadap penyandang tunanetra.

Pembinaan lanjutan yang diberikan adalah bimbingan

penyesuaian kerja, kemudian memonitoring, dan

mengevaluasi.

Beragam kegiatan saat ini dilakukan di PSBN

Cahaya Bathin. Semua kegiatan adalah semata-mata

ditujukan untuk membina para Warga Binaan Sosial

yang tinggal di dalam panti agar memiliki

kemandirian sebagai bekal jika suatu saat nanti

mereka kembali ke dalam masyarakat. Sesuai dengan

semangat panti yakni: Belajar, Berkarya,

Berpengalaman, Berusaha dan Mandiri.Untuk

menunjang berbagai kegiatan yang dilaksanakan di

Panti Bina Netra Cahaya Bathin DKI Jakarta, berbagai

fasilitas telah dibangun di lingkungan panti. Beraneka

macam fasilitas ini untuk melatih para Warga Binaan

Sosial (WBS).

Gedung PSBN Cahaya Bathin berdiri di lahan

seluas kurang lebih 4000 meter persegi. Dilengkapi

dengan berbagai sarana dan prasarana yang

dipergunakan untuk bermacam kegiatan Warga

Binaan Sosial yang tinggal di asrama panti. Sarana

dan prasarana tersebut meliputi: sarana lapangan

olahraga, laboratorium komputer, laboratorium bahasa

Inggris, ruang musik, aula, mushola dan bermacam

 

Page 64: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

48

fasilitas lainnya. Setiap harinya warga bina sosial

PSBN Cahaya Bathin menghabiskan waktu mereka di

dalam asrama dengan mengikuti berbagai macam

kegiatan seperti keterampilan seni musik,

keterampilan pijat massage sport, shi-atsu, refleksi,

keterampilan hasta karya/kerajinan tangan, belajar

membaca Al Qur‟an/mengaji, marawis, senam,

menari, orientasi mobilitas, dan lain-lain (sumber

data: Profil Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin,

2018).

Dari berbagai kegiatan dan program yang telah

dan sedang dijalankan oleh Panti Sosial Bina Netra

Rungu Wicara Cahaya Bathin, salah satu program

keterampilannya adalah Pembuatan Telur Asin yang

melibatkan para Warga Binaan Sosial (WBS)

penyandang cacat ganda (Netra).Program pembuatan

telor asin diharapkan bisa menjadi bekal untuk para

WBS netra agar menjadi pribadi yang mandiri.

Program pembuatan telur asin telah dimulai sejak

awal tahun 2015 yang lalu, dan menggandeng

instruktur baik dari dalam maupun dari luar panti yang

telah berpengalaman menjadi perajin telur asin.Saat

ini yang menjadi instruktur pembuatan telor asin

adalah bu Nyai selaku pendamping di Panti Sosial

Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin (sumber

 

Page 65: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

49

data: Profil Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin,

2018).

Proses pembuatan telur asin memang tidak

singkat, perlu ketekunan dan kesabaran dalam

menjadikan telur bebek mentah menjadi telur asin

yang lezat dan siap dihidangkan. Telur bebek mentah

didapatkan dari pemasok di sekitar lingkungan panti

dan ada juga telur yang dibeli langsung oleh para

WBS dari pasar di sekitar panti. Para WBS peserta

program pembuatan telur asin dibekali dengan

berbagai keterampilan mulai dari pemilihan telur yang

berkualitas, cara membersihkan telur, mengasinkan

telur hingga cara memasukkan ke dalam packing

untuk dijual ke masyarakat.

Memang tidak semua Warga Binaan Sosial

yang ada di dalam panti mengikuti seluruh kegiatan

yang diberikan oleh pihak panti. Para Warga Binaan

Sosial hanya mengikuti kegiatan yang sesuai dengan

bakat dan minatnya. Dengan adanya berbagai

keterampilan tersebut diharapkan dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki serta mampu

memandirikan warga binaan sosial.

B. Visi dan Misi Panti Sosial Cahaya Bathin

Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya

Bathin dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

 

Page 66: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

50

memiliki visi yaitu: Mewujudkan Disabilitas Netra di

PSBN Cahaya Bathin yang Mandiri dan Berkualitas

(sumber data: Profil Panti Sosial Bina Netra Cahaya

Bathin, 2018).

Sedangkan Misi Panti Sosial Bina Netra

Rungu Wicara Cahaya Bathin terdiri dari 4 pokok,

yaitu:

a. Merehabilitasi Disabilitas Netra agar mandiri,

hidup layak dan normatif.

b. Meningkatkan profesionalitas pelayanan sosial

Disabilitas Netra.

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam

penanganan Disabilitas Netra.

d. Meningkatkan sarana dan prasarana dalam

pelayanan Disabilitas Netra.

C. Fungsi dan Tugas Panti Sosial Cahaya Bathin

PSBN Cahaya Bathin memiliki tugas pokok

yang menjadi acuan dalam melaksanakan program-

program kegiatan yaitu: Menyelenggarakan pelayanan

kesejahteraan sosial Disabilitas netra melalui

pendidikan, pembinaan dan pelatihan dalam rangka

meningkatkan kemandirian. Sedangkan secara garis

besar, fungsi PSBN Cahaya Bathin (sumber data:

Profil Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin, 2018),

adalah:

 

Page 67: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

51

a. Penjangkauan, pendataan, identifikasi, orientasi,

konsultasi, motivasi, dan seleksi serta penerimaan

Warga Binaan Sosial

b. Pelayanan, penampungan dan pengasramaan

c. Melaksanakan pembinaan fisik, mental, sosial dan

intelektual

d. Melaksanakan pendidikan dasar bagi penyandang

tunanetra

e. Melaksanakan bimbingan keterampilan kerja

f. Melaksanakan pembinaan lanjut

D. Struktur organisasi Panti Sosial Cahaya Bathin

Struktur organisasi pada Panti Sosial Bina

Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin (sumber data:

Profil Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin, 2018),

terdiri dari:

a. Kepala panti

b. Kasubag tata usaha

c. Satpel pembinaan

d. Satpel pelayanan

e. Jabatan fungsional umum

f. Jabatan fungsional tertentu

 

Page 68: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

52

E. Data Nama Warga Binaan Sosial

Nama Warga Binaan Sosial Netra yang

mengikuti kegiatan keterampilan pembuatan telur asin

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar Nama Peserta Pelatihan Telur Asin

No Nama Usia Tahun Masuk Asal Rujukan

1 Kacih 28 2005 Masyarakat

2 Rochman 33 2006 Penjangkauan

3 Mona 34 2017 Penjangkauan

4 Nia 35 2016 Penjangkauan

5 Fitriana 42 2006 Keluarga

6 Slamet 48 2006 Penjangkauan

7 Nini 49 2016 Penjangkauan

8 Budi 49 2006 Penjangkauan

Sumber: Buku Profil Anggota PSBN Cahaya Bathin

Nama Warga Binaan Sosial Rungu Wicara

yang mengikuti kegiatan keterampilan pelatihan

merajut/ menganyam sebagai berikut:

 

Page 69: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

53

Tabel 3.2

Daftar Nama Peserta Pelatihan

Menganyam

No Nama Usia Asal Rujukan

1 Rifki 12 Keluarga

2 Ival Margandi 12 Keluarga

3 Kipli 13 Keluarga

4 Annisa 14 Keluarga

5 Ani 25 Penjangkauan

6 Santi 27 Penjangkauan

7 Wanti 30 Penjangkauan

8 Ipah 31 Penjangkauan

9 Lutfi 32 Penjangkauan

Sumber: Wawancara Pribadi Dengan Ibu Komariah Sebagai

Pendamping

 

Page 70: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

54

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS

A. Temuan Penelitian

Dalam temuan ini peneliti membahas tentang peran

Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin dalam

pemberdayaan kelompok disabilitas di Cawang Jakarta

Timur dan proses pemberdayaan yang dilakukan Panti Sosial

Bina Netra Rungu Wicara (PSBNRW) Cahaya Bathin.

Dalam upaya pemberdayaan kelompok disabilitas Panti

Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin memberikan

pelatihan-pelatihan agar mereka dapat menjalankan

kehidupan sesuai harapan mereka dengan keterampilan dan

kemampuan yang dimiliki. Berdasarkan hasil wawancara,

observasi, catatan lapangan dan dokumentasi, penulis akan

menguraikan hasil dari temuan lapangan.

1. Peran yang dilakukan Panti Sosial Bina Netra Rungu

Wicara Cahaya Bathin dalam Pemberdayaan Disabilitas di

Cawang Jakarta Timur

Salah satu temuan penelitian tentang panti sosial

disebutkan bahwa Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara

Cahaya Bathin membantu mereka dengan memberikan

pelatihan keterampilan agar mereka bisa hidup mandiri

dan tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain.

Tidak hanya diberikan pelatihan keterampilan saja, namun

juga ada pendidikan dan pembinaan mental. Sebagaimana

 

Page 71: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

55

yang diungkapkan oleh pimpinan PSBNRW Cahaya

Bathin Pak Mukhlisin sebagai berikut:

“Kita disini awalnya secara pembinaan mental

dulu, kan ada juga yang masuk disini mengalami

kebutaan yang baru setahun dua tahun itu dia

kecelakaan kerja atau kecelakaan sebagainya

hingga di umur-umur 30/ 40 mengalami kebutaan

itu yang pertama secara psikologis kan mentalnya

dulu...” (Wawancara dengan Pak Mukhlisin,

2018)

Dengan demikian, pembinaan mental bagi

penyandang disabilitas di PSBNRW Cahaya Bathin

bertujuan untuk mengembangkan rasa percaya diri,

mengontrol emosi, dan membangkitkan kesadaran diri.

Dalam hal ini, disabilitas netra yang berada di PSBNRW

Cahaya Bathin, termasuk dalam klasifikasi tuna netra

yang dikategorikan tuna netra ringan dan tuna netra berat.

Hal ini juga diungkapkan oleh pendamping PSBNRW

Cahaya Bathin Bu Nyai, sebagai berikut:

”disini kebanyakan yang ringan, tapi disabilias

netra yang obser C itu kan double keterbatasan ya

dan termasuk total blind dan daya tangkap nya

juga kurang”(Wawancara dengan Ibu Nyai, 2019)

Sebagaimana hasil wawancara di atas,

menyebutkan bahwa disabilitas netra di PSBNRW Cahaya

Bathin termasuk ke dalam klasifikasi yang kebanyakan

dikategorikan tuna netra ringan dan ada sebagian yang

tuna netra berat. Dalam hal ini, warga bina sosial yang

mengikuti pelatihan keterampilan telur asin atau obser C

adalah yang termasuk dalam kategori tuna netra berat atau

 

Page 72: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

56

total blind. Sebelumnya warga bina sosial telah mengikuti

tes kesehatan di RS untuk mendapat keterangan kesehatan

dan keterangan kesehatan tersebut nantinya akan disimpan

dalam pemberkasan warga bina sosial.

Setelah melakukan pemberkasan kesehatan dan

mengikuti pembinaan mental, warga bina sosial menjadi

lebih percaya diri untuk melakukan berbagai hal yang

dapat mereka kerjakan. Dalam hal ini, panti mendorong

semangat warga bina sosial dengan memfasilitasi berbagai

kegiatan dan pelatihan yang mampu mereka kerjakan.

Seperti yang diungkapkan oleh pimpinan PSBNRW

Cahaya Bathin Pak Mukhlisin sebagai berikut:

“...Terus kita lakukan asesmen apaan kegiatan-

kegiatan yang dia bidang-bidang itu mana

semuanya saya suruh ikutin dulu kegiatan-

kegiatan yang kita iniin mana dia nanti cocoknya,

kalo emang dia cocoknya misalnya di musik apa

ya kita dorong terus karena ga mungkin kita ada

paksaan percuma juga. Untuk memotivasi mereka

untuk lebih maju lagi kita undang nih kaka-kaka

alumni jadi lebih memotivasi mereka, rutin kita

panggil sebulan sekali lah” (Wawancara dengan

Pak Mukhlisin, 2018)

Dengan adanya pelatihan dan keterampilan, selain

untuk mendorong semangat warga bina sosial juga

sebagai wadah untuk berkreasi dan mengasah keahlian

keterampilan warga bina sosial. Warga bina sosial

diarahkan untuk mengikuti semua pelatihan keterampilan,

mereka bebas memilih kegiatan dan pelatihan

 

Page 73: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

57

keterampilan yang mereka senangi. Seperti yang

diungkapkan oleh oleh Mba Meryana:

“Kita ini seleksi semua kita uji coba dulu siapa

yang bertahan sampai akhir berarti dia punya ga

cuma bakat tapi dia ada minat kalau ga ada minat

mereka bakal ninggalin gitu aja” (Wawancara

dengan Mba Meryana, 2018)

Hal yang sama diungkapkan oleh Mba Komariyah:

“Kita liat nih dalam satu kegiatan misalnya kita

coba engga apa-apa nih semua dibarengin kaya

gitu kan istilahnya, nah kita liat yang kira-kira dia

tuh bisa itu siapa nah itu salah satunya

apanamanya menyaringnya oh ternyata dia mahir

dibidang ini nantikan bisa anak-anak ini dengan

sednirinya yaudah kalo misalnya dia sukanya

yang ini yaudah misalnya kita itukan disini ada

salon kalo untuk rungu mereka kita ajarkan kan

udah semuanya diikutan semua nah jadinya anak

ini akan memilih apa yang menjadi hobinya dia

yang menjadi keahlian dia seperti itu sih”

(Wawancara dengan Mba Komariyah, 2018)

Setelah warga bina sosial mengikuti berbagai

kegiatan dan pelatihan, dapat terlihat bahwa pada

dasarnya mereka mempunyai potensi. Potensi yang

dimiliki warga bina sosial dapat berkembang dengan

adanya dorongan dan dukungan yang tepat. Sebagaimana

yang diterapkan oleh PSBNRW Cahaya Bathin,

memberikan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan

kemampuan warga bina sosial dan juga adanya dukungan

dari pendamping yang selalu siap membantu warga bina

sosial.

 

Page 74: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

58

2. Proses Pemberdayaan Kelompok Disabilitas melalui

Pelatihan Keterampilan

PSBNRW Cahaya Bathin memiliki berbagai

kegiatan pelatihan keterampilan untuk warga bina sosial.

Kegiatan pelatihan keterampilan dibagi menjadi 2 yaitu

pelatihan keterampilan untuk disabilitas netra dan

disabilitas rungu wicara. Warga bina sosial netra

mengikuti pelatihan keterampilan telur asin, keset, mute

dan salon. Sedangkan warga bina sosial rungu wicara

mengikuti pelatihan keterampilan decoupage, keset, mute,

salon dan menganyam.

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada 3

kegiatan pelatihan keterampilan yaitu pelatihan

keterampilan telur asin, keset dan mute. Pelatihan

keterampilan keset dan mute merupakan pelatihan yang

mengikutsertakan warga bina sosial netra maupun rungu

wicara. Sedangkan pelatihan keterampilan telur asin

hanya dapat diikuti oleh warga bina sosial netra yang

memiliki lebih dari satu keterbatasan. Jadwal kegiatan

pelatihan keterampilan keset untuk warga bina sosial

rungu wicara dilakukan hari Senin pukul 13.00-15.00 dan

hari Selasa pukul 13.30-15.30 untuk warga bina sosial

netra. Sedangkan pelatihan mute dilakukan hari Rabu

pukul 13.00-16.00 dan kamis pukul 10.00-11.50.

Pelatihan telur asin dilakukan hari Senin, Rabu dan Jumat

pukul 13.00-15.00.

 

Page 75: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

59

Warga bina sosial yang mengikuti pelatihan

keterampilan, mereka sebelumnya ada yang sudah pernah

mengikuti pelatihan keterampilan di panti lain dan ada

juga yang sama sekali belum pernah mengikuti pelatihan

keterampilan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Mba

nini Tresa, Mas Budi dan Mba Wanti:

“Dicengkareng ada pelatihan keset juga, saya

ikutnya kelas massage shiatu” (Wawancara

dengan Mba Nini, 2018)

“Di cengkareng sama ada mijitnya tapi ga

sekolah” ( Wawancara dengan Mas Budi, 2018)

“Dulu dari panti juga di psbkw kedoya, kalau di

sana bukan keterampilan tapi semacam tata

boga” ( Wawancara dengan Mba Wanti, 2018)

Hal lain juga diungkapkan oleh Mba Nia dan

Mba Annisa yang sebelumnya belum pernah mengikuti

pelatihan keterampilan:

“Di rumah soalnya saya tunanetra udah besar

saya tunanetra dari kelas 2 SMA 17 tahun saya

penyakit step pas itu kejang-kejang namanya di

kampung kan jauh juga dari rumah sakit gitu

mba jadi pengobatan secara alternatif. Kesini

taunya dari alumni guru sini, tadinya kan saya

sekolah di samping gereja katedral 2 bulan terus

di kenalin disini, di sini nginep kalo di katedral

seminggu sekali cuman bisa mengenal baca tulis

dan ngelancarinnya di sini.” (Wawancara

dengan Mba Nia, 2018)

“Di rumah aja beberes rumah nyapu ngepel

ngelap kaca” ( Wawancara dengan Mba Annisa,

2018)

Pelatihan keterampilan tersebut dilakukan secara

bertahap. Diawali dengan melakukan pembinaan mental

 

Page 76: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

60

terhadap warga bina sosial, serta memberikan dorongan

dengan adanya pelatihan dan dukungan melalui

pendamping. Pendamping memberikan dukungan melalui

pembinaan dan membimbing dalam kegiatan yang

dilakukan warga bina sosial.

Dalam hal ini, pendamping juga bertugas sebagai

pelatih dalam kegiatan pelatihan. Namun, hanya beberapa

pelatihan yang dilatih oleh pendamping dan juga pegawai

panti. Sebagian pelatihan lainnya, PSBNRW Cahaya

Bathin mengundang pelatih dari luar panti. Pendamping

yang melatih keterampilan untuk warga bina sosial,

sebelumnya telah mengikuti pelatihan atau workshop.

Seperti yang diungkapkan oleh Mba Meryana:

“Proses pelaksanaan yang keterampilan kan

sekarang kita ada dua nih yang netra sama rungu

wicara, keterampilannya sih sebenarnya kita

otodidak ya kebetulan kita punya pegawai yang

istilahnya multitalenta dia ada bakat minat terus

emang dia punya workshop jadi kemaren buat

istilahnya nggak sekedar mengisi waktu luang

difabel tapi gimana caranya dia bisa berkarya

mandiri kaya gitu jadi diajarin sih. Jadinya kita

buat anak rungu wicara kita lebih cenderung

proaktif karena kan buat mengenal ini alat ini

begini kaya gini jadi kalo kita udah tertarik

apalagi-apalagi dengan kebutuhan pasar jadi

nanti prodaknya bisa kita jual. Kita ada kerja

sama kaya buat pelatihan kaya misalnya saya

kokom gitu dapat pelatihan misalnya gratis jadi

volunteer itu di inspiration craft gitu kaya ada

komunisanya khusus terus nanti kalo udah

diajarin kita ajarin lagi ke anak-anaknya” (

Wawancara dengan Mba Meryana, 2018)

 

Page 77: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

61

Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan pelatihan

keterampilan warga bina sosial diberikan materi

keterampilan. Materi keterampilan untuk warga bina

sosial rungu wicara diberikan melalui video pelatihan

yang akan dilakukan, pengenalan peralatan yang akan

digunakan serta memperlihatkan cara-cara pembuatan

secara langsung. Setelah itu warga bina sosial yang

dianggap telah menguasai materi pelatihan yang diberikan

sebelumnya, mereka mulai mempraktikkan membuat

produk keterampilan. Seperti yang diungkapkan oleh Mba

Komariyah:

“Yang awal anak-anak terjun ke keterampilan

pasti yang pertama adalah materi kita kasih

materi pemahaman dulu kepada anak-anak ini

baru kita bisa langsung praktek paling untuk

materi juga ga banyak sih ya soalnya kita kan

langsung terjun jadi pertama pasti perkenalan

dulu terus nanti kita kasih materi apa yang harus

kita kasih gitu terus kita praktekkan, biasanya

kalau kita kasih materi pun ga kaya pelajaran gitu

paling soalnya kan kita juga keterampilan tuh ga

ada bukunya istilahnya kan memang dari apa

namanya kebetulan ada beliau tuh udah

menguasai banget lah gimana keterampilan gitu

nah ilmu beliau disalurkan jadi yaudah gini aja

langsung aja gitu tapi ya Alhamdulillah mereka

paham gitu” (Wawancara dengan Mba

Komariyah, 2018)

Berbeda dengan materi pelatihan sebelumnya,

untuk warga bina sosial netra diberikan melalui praktik

langsung perorangan. Seperti pada pelatihan telur asin,

warga bina sosial satu persatu diarahkan untuk mengenal

 

Page 78: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

62

peralatan yang akan digunakan dan langsung diberikan

telur asin sambil diberi pengarahan cara membersihkan

telur, proses penggunaan abu gosok untuk membungkus

telur asin hingga menjadi telur asin yang siap dipasarkan.

Seperti yang diungkapkan oleh Bu Nyai:

“Yang pertama sih telur bebek terus kita cuci kita

gosok sama apa sih yang kaya sabut cuci piring

itu setelah bersih kita bungkus sama abu abu nya

udah dicampur garem sama aer kita aduk terus

sampe rata udah kita bungkus prosesnya sih 15

hari, wbs nya di arahin aja kita dampingin aja

seperti kaya tadi gitu gimana caranya nyuci yang

bersih mereka punya indranya indra peraba jadi

di raba gimana bersih terus cara bungkusinnya

kira-kira aja dia di peres dulu abu nya terus di

tempelin ke telur nya“ (Wawancara dengan Bu

Nyai, 2018)

Setelah melakukan kegiatan pelatihan

keterampilan, hasil dari produk pelatihan keterampilan

keset dan mute dimasukkan ke ruang keterampilan yang

nantinya akan dipasarkan dalam pameran-pameran dan

bazar. Seperti yang diungkapkan oleh Mba Ratiza:

“Biasanya kalo ada bazar kita ikut bazar pertama,

kedua sih kalo ada tamu kita arahkan ke ruang

keterampilan. Kalo ada bazar biasanya sih

anaknya ada yang ikut ada juga yang engga

tergantung situasinya” (Wawancara dengan Mba

Ratiza, 2018)

Selain dalam pameran dan bazar, produk tersebut

juga dipasarkan melalui facebook dan instagram. Ada

juga kerja sama dengan relasi panti untuk memasarkan

produk tersebut. Untuk pemasaran produk telur asin,

 

Page 79: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

63

bekerja sama dengan warung soto. Seperti yang

diungkapkan oleh Mba Meryana:

“Terus kaya buat pemasarannya itu biasanya bu

erni ada kerja sama dia biasanya punya link kaya

souvenir-souvenir gitu jadi dibikinnya bahannya

setengah jadi dulu sesuai dengan permintaan aja

selain dari bu erni biasanya dari facebook dari

instagram terus kita ikut pameran ikut workshop

seminar kaya gitu-gitu pasti kita bawa produk

kita” (Wawancara dengan Mba Meryana, 2018)

Hal yang sama diungkapkan oleh Mba

Komariyah:

“Kalo untuk telur asin kita kan ada beberapa

paling kita titip ke warung-warung terus untuk

yang lain kita sih baru ini kalo misalkan ada

bazar nah kita datang kita tawarkan barang kita

nah itu salah satu nya kalo untuk yang furniture

ini karena kita relasi dengan masyarakat kan

banyak ya dari situ kita bisa memasarkan terus

nanti kita bekerja sama dengan instansi lain..”

(Wawancara dengan Mba Komariyah, 2018)

Hasil produk keterampilan yang terjual, uangnya

dibagikan kepada masing-masing warga bina sosial yang

membuat produk keterampilan. Dari upah yang diterima

ada yang dijadikan modal kembali untuk membuat produk

keterampilan, ada juga yang sebagian uangnya ditabung

dan sebagian lainnya dibelanjakan. Seperti yang

diungkapkan oleh Nia Fitriati dan Annisa:

“Uangnya buat beli mute saya udah 2 bulan ini

ga minta uang dikasih sama kaka juga saya nya

ga mau.” (Wawancara dengan Mba Nia, 2018)

 

Page 80: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

64

“Untuk jajan sama ditabung buat beli baju

lebaran” (Wawancara dengan Mba Annisa,

2018)

Selain itu, PSBNRW Cahaya Bathin juga

melakukan evaluasi pelatihan keterampilan setiap tiga

bulan sekali, untuk melihat perkembangan warga bina

sosial dalam hal keterampilan dan pengecekan uang

tabungan. Melalui persentase kehadiran dan rapor yang

ditinjau langsung oleh pendamping. Seperti yang

diungkapkan oleh Mba Meryana:

“Evaluasinya sih biasanya kita per 3 bulan ya, per

3 bulan tuh kita ada raport anak-anak diliatnya

tuh dari presentasi kehadiran terus berapa

banyaknya mereka produksi hasil terus kita

evaluasi gini loh kemarin bulan ini kamu ada uang

saving terus kita bikinin uang tabungan yang

bulan ini tuh banyak yang bulan kemaren tuh

turun biar jauh lebih baik aja. Jadi per 3 bulan ini

cuma diliatin aja buku tabungannya, uangnya jadi

mereka semintanya aja gitu soalnya kalo nggak

kita manage kaya gitu sehari juga 50 ribu juga

abis mereka mah hobi jajan ga jauh beda sih

sebenernya kaya kita ya mau jajan mah jajan aja

kaya pasar malem gitu adakan 2 minggu sekali ya

jajan beli kerudung beli apa namanya ada uang

kan.” (Wawancara dengan Mba Meryana, 2018)

Dalam proses evaluasi yang dilaksanakan setiap

tiga bulan sekali, dilakukan pengecekan rapor wbs. Dari

rapor tersebut akan terlihat presentasi kehadiran, hasil

produk keterampilan yang dibuat wbs dan penghasilan

yang ditabung. Pendapatan yang warga bina sosial terima

dari hasil penjualan produk keterampilan sebagian

 

Page 81: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

65

disimpan dalam tabungan, agar wbs belajar untuk

menabung dan tidak boros.

3. Hasil Pemberdayaan yang dilakukan Panti Sosial Bina

Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin

Hasil dari pemberdayaan yang dilakukan

PSBNRW Cahaya Bathin melalui berbagai kegiatan

pelatihan ternyata cukup mempengaruhi kehidupan warga

bina sosial, terbukti dari perkembangan-perkembangan

yang terjadi pada warga bina sosial selama menjalani

kegiatan pelatihan tersebut, diantaranya:

a. Membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimiliki warga bina sosial

Penyandang disabilitas yang tinggal di

PSBNRW Cahaya Bathin atau yang biasa disebut

warga bina sosial (WBS) awalnya tidak mengetahui

apa saja yang dapat dilakukan dengan kondisi yang

dideritanya. Warga bina sosial kebanyakan berasal

dari jalanan atau hasil penangkapan razia satpol pp,

namun ada juga yang berasal dari penjangkauan

langsung di masyarakat. Sebelum WBS masuk

PSBNRW Cahaya Bathin tidak ada yang dapat

mereka kerjakan, seperti hanya berdiam diri di rumah

dan tidak boleh melakukan pekerjaan rumah karena

kebutaan yang dideritanya. Bahkan ada yang

dikurung dalam rumah karena orang tuanya merasa

 

Page 82: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

66

malu mempunyai anak yang memiliki kekurangan,

ada juga yang mengemis di jalanan.

Berbagai kegiatan dan pelatihan telah

disediakan PSBNRW Cahaya Bathin untuk menggali

potensi yang dimiliki warga bina sosial serta

membangkitkan kesadaran akan potensi tersebut.

Setelah mengikuti pelatihan keterampilan, sedikit

demi sedikit warga bina sosial menjadi lebih terampil

dan memiliki kegiatan yang dapat dikerjakan

meskipun dengan keterbatasan yang dimilikinya.

Pelatihan keterampilan yang dilakukan warga bina

sosial memang dikondisikan dengan keadaan dan

keterbatasan para disabilitas, seperti pelatihan

keterampilan pijat dan telor asin untuk disabilitas

netra sedangkan pelatihan decoupage untuk

disabilitas rungu wicara. Warga bina sosial dibimbing

untuk mengikuti pelatihan keterampilan dengan

tingkatan yang berbeda-beda sesuai dengan

kemampuan mereka. Seperti yang diungkapkan oleh

pimpinan PSBNRW Cahaya Bathin pak Mukhlisin

sebagai berikut:

“Diklasifikasikan seperti dikelas observasi

kan masih anak-anak misalnya baru masuk

dia belum itu berarti tahapan belajarnya

masih yang mudah-mudah dulu jadi tingkat-

tingkatan mba, kalau disekolah ada kelas 123

nah ada kelas pemula baru aja bisa apa yang

nanti kan instruktur mau ngajarin yang baru

sama yang lama masa sama aja akhirnya

 

Page 83: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

67

nanti yang lama bosen dong. Jadi nanti ada

kita klasifikasi jadi ada kelasnya masing-

masing bertahap.” (Wawancara dengan Pak

Mukhlisin, 2018)

Dengan adanya pelatihan keterampilan, warga

bina sosial menjadi lebih terampil dan Mampu

mengembangkan kreativitas yang sesuai dengan

minat dan bakat yang dimilikinya. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh pendamping PSBNRW Cahaya

Bathin, Mba Komariyah:

“Saya sangat mendukung dengan adanya

program keterampilan ini, karena kan

meningkatkan kreativitas dia juga oh dari sini

bisa ya aku bikin ini jadi kan mereka tergali

gitu istilahnya” (Wawancara dengan Mba

Komariyah, 2018)

Hal yang sama diungkapkan oleh Mba

Meryana:

“Kalau menurut aku sih bagus-bagus aja ya

kita bisa mengasah minat dan bakat

keterampilannya kita bisa ngebina dia bisa

memberdayakan dia untuk demi kemandirian

dia” (Wawancara dengan Mba Meryana,

2018)

Dalam pelatihan keterampilan, warga bina

sosial berhak memilih kegiatan dan pelatihan yang

mereka sukai tanpa paksaan. Hal ini bertujuan agar

warga bina sosial mampu mengembangkan

kreativitas yang sesuai dengan minat dan bakat yang

mereka miliki. Pelatihan keterampilan yang ditekuni

warga bina sosial selain untuk mengisi waktu luang

 

Page 84: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

68

dengan kegiatan positif, juga bermanfaat untuk

menambah penghasilan. Seperti yang diungkapkan

oleh Mba Wanti dan Mas Budi sebagai warga bina

sosial sebagai berikut:

“seneng aja, ada kegiatan disini”

(Wawancara dengan Mba Wanti, 2018)

“Mau ikut karna tadinya kan ga ada kegiatan

kalo siang terus ditawarin bikin telur asin”

(Wawancara dengan Mas Budi, 2018)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mba

Nia dan Mba Annisa, meengenai manfaat

pelatihan keterampilan. Sebagai berikut:

“Karena maaf ya bukannya itu kalo saya

disini cuma makan aja kan engga enak jadi

saya harus punya keterampilan, baca tulis

kan sembarian aja gitu sambil malem kan

namanya tunanetra bukunya bisa ditaro dada

biar bisa diraba-raba. Kalo yang telor asin

ada yang memacu buat harus bisa terus biar

mandiri juga.” (Wawancara dengan Mba Nia,

2018)

“Biar bisa bikin baju jadi ikut ngejait dan

dapat uang juga” (Wawancara dengan Mba

Annisa, 2018)

Dengan keterampilan yang telah ditekuninya

selama berada di PSBNRW Cahaya Bathin, warga

bina sosial diharapkan mampu hidup mandiri di

tengah masyarakat dan tidak dipandang lagi sebagai

orang yang berbeda. Keterampilan yang mereka

miliki dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha,

bahkan dapat membuka peluang pekerjaan untuk

orang lain dan memotivasi para disabilitas lainnya

 

Page 85: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

69

untuk terus bangkit dan berkembang dengan segala

keterbatasan yang dimiliki.

b. Menambah pengetahuan dan keterampilan warga bina

sosial

Pelatihan keterampilan yang dilakukan oleh

warga bina sosial, selain membangkitkan kesadaran

atas potensi yang dimiliki. Tentunya menambah

pengetahuan dan mengasah keahlian keterampilan

serta menjadi bekal untuk masa depan. PSBNRW

Cahaya Bathin telah menjadi wadah bagi warga bina

sosial untuk mengembangkan potensi dibidang

keterampilan dan juga menyediakan berbagai media

pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh

pimpinan PSBNRW Cahaya Bathin pak Mukhlisin

sebagai berikut:

“Disini banyak ada keterampilan buat keset

terus mute telor asin kerjasama sama

pengusaha bakso baru kemaren baksonya

dijamin enak yang bikin gabungan rungu dan

netra terus anyaman dari kertas-kertas

limbah yang ga kepake udah kan liat ya

handycraft the couples pijat massage refleksi

itu kebanyakannya netra ada juga salon

rungu juga bisa terus ada broadcast kita

kerjasama instruktur nya dari rri terus ada

kegiatan bahasa inggris komputer anak-anak

sekolah sekarang kan ujian-ujian ulangannya

kan pakai komputer skala anak-anak kita kan

banyaknya di intuisi SMP Negeri jadi dia mau

ga mau ya harus ikut harus bisa makanya kita

komputernya juga komputer bicara”

(Wawancara dengan Pak Mukhlisin, 2018)

 

Page 86: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

70

Warga bina sosial juga dapat belajar mengenai

disiplin diri terutama dalam pengelolaan waktu terkait

dengan perencanaan kerja dan produksi. Melalui

pelatihan keterampilan warga bina sosial sedikit demi

sedikit mulai membuka diri dan belajar untuk lebih

maju lagi. Dalam pelatihan keterampilan telur asin,

warga bina sosial dibiasakan untuk melakukan

pelatihan keterampilan dengan cara berkumpul

bersama dan membuat telur asin secara bergantian

dan didampingi oleh pendamping. Dengan cara

tersebut mereka mulai berani untuk bersosialisasi dan

berinteraksi dengan orang lain. Seperti yang

diungkapkan oleh pendamping PSBNRW Cahaya

Bathin, yaitu Bu Nyai dan Mba Ratiza sebagai

berikut:

“Tadinya kan dia dikamar aja suka pada

diem aja gitu ya tapi dia pada seneng pas

disini bisa ketawa-ketawa bisa ngobrol apa

yang mereka tadi abis belajar apa mereka

cerita di sini jadi ngerasa pada seneng aja”

(Wawancara dengan Bu Nyai, 2018)

“Banyak sih mungkin dari awalnya dia belum

bisa menjahit misalnya terus jadi bisa jadi

lebih banyak beraktifitas sih dari pada dia

diem-diem aja di kamar, kalo dari sikapnya

biasanya dia lebih happy sih kalo di ajak

keterampilan kalo biasanya juga wbs sendiri

yang nagih ke kita udah jam 10 nih udah jam

1 dia udah tau sendiri jadwalnya ketagihan

gitu dikamar juga biasanya kan suka dibawa

ke kamar ga mungkin kan disini terus

 

Page 87: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

71

ketagihan itu dia.” (Wawancara dengan Mba

Ratiza, 2018)

Selain itu, juga dapat memotivasi warga

bina sosial untuk aktif dalam pelaksanaan

pelatihan keterampilan dan menjadi pribadi yang

mandiri dengan pengetahuan dan keahlian yang

mereka miliki. Seperti yang diungkapkan oleh

Mba Komariah dan Mba Meryana, sebagai

berikut:

“Kalo perubahan sebenarnya banyak sih dari

dia yang ga ada kegiatan jadi ada kegiatan

kaya gitu kan terus jadi mereka lebih

menyibukkan diri di dalam dunianya

keterampilan istilahnya yang tadinya dia ga

ngapa-ngapain terus dia aktif dalam hal itu

jadi ya banyak positifnya dari yang bengong

jadi sekarang menghasilkan gitukan jadi ada

motivasi buat mereka buat nantinya „oh jadi

diluar sana nanti saya keluar punya

keterampilan‟ pikiran buat mandiri salah

satunya” (Wawancara dengan Mba

Komariyah, 2018)

“Kalau sekarang lebih terarah yang dulunya

nggak punya keterampilan jadi ada yang

dulunya punya bakat ga tertarik jadi

tersalurkan sebenarnya lebih cenderung ke

arah positif” (Wawancara dengan Mba

Meryana, 2018)

PSBNRW Cahaya Bathin memberikan berbagai

pelatihan keterampilan untuk warga bina sosial.

Kemampuan setiap orang berbeda-beda, begitu pun

dengan warga bina sosial netra yang tidak semuanya

dapat mengikuti pelatihan pijat. Dari hasil studi

 

Page 88: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

72

dokumentasi peneliti mendapatkan informasi bahwa

warga bina sosial netra yang mengikuti pelatihan

keterampilan telur asin memiliki lebih dari satu

keterbatasan. Dengan kondisi tersebut tidak

memungkinkan untuk mengikuti pelatihan pijat dan

diarahkan untuk mengikuti pelatihan keterampilan

seperti keterampilan telur asin, mute, salon dan

pembuatan keset. Berbagai kegiatan pelatihan

keterampilan yang ditekuni warga bina sosial

menambah banyak pengetahuan dalam hal membuat

kerajinan dan mengasah keahlian. Seperti yang

dituturkan oleh warga bina sosial netra, Mba Nia, Mas

Budi, dan Mba Nini sebagai berikut:

“Kalau dirumah biasanya saya ga boleh

megang apapun, kaya nyapu ngepel aja ga

boleh. Tapi disini saya bisa ikut semua

kegiatan, bikin mute udah saya jualin, keset

juga saya ikut, masak telur asin juga ikut.

Semua saya ikutin buat memacu semangat gitu

mba biar ga taku. Saya juga pernah ikut

pelatihan pijat massage 5 bulan tapi ternyata

ada gejala ganguan di otak cairan saya dan

harus di operasi 2 kali di RS Budi Asih,

makanya saya pindah ke pelatihan

keterampilan. Soalnya perut saya udah dibedah

2 kali karna kalo mijit kan butuh tenaga untuk

tekan-tekannya jadi guru disini juga ga ngijinin

takut kenapa-napa dan menyarankan untuk ikut

ke pelatihan keterampilan.” (Wawancara

dengan Mba Nia, 2018)

“Sebelum bikin telor asin kan keset dulu, jadi

bisa bikin telor asin sendiri entar kalau udah

 

Page 89: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

73

ga disini” (Wawancara dengan Mas Budi,

2018)

“Disini ikutnya kelas keterampilan biasa mijit

biasa kalo massage kan ada kelas-kelasnya

kalo kita mah yang biasa aja laen-laen

kelasnya kan, telor asin keset sama mute juga”

(Wawancara dengan Mba Nini, 2018)

Hal yang sama diungkapkan oleh warga

bina sosial rungu wicara, Wanti dan Annisa sebagai

berikut:

“Ikut handycraft, bikin bros, salon juga tapi

baru belajar creambath sama totok wajah”

(Wawancara dengan Mba Wanti, 2018)

“Kegiatannya baca teori kaya abc biar bisa

baca, terus ikut bikin bros mute keset terus

juga bikin boneka-boneka kecil gitu terus the

copes ada juga kain yang diket terus yang

diwarnain gitu yang baru sih ikut jait baru 4

kali pertemuan dan masak bikin bakso”

(Wawancara dengan Mba Annisa, 2018)

c. Menguatkan sikap, perilaku dan kehidupan ekonomi

warga bina sosial

Perilaku dan sikap seseorang tidaklah mudah

untuk berubah, lingkungan sangat berpengaruh dalam

membentuk sikap dan perilaku seseorang. Begitu juga

dengan warga bina sosial yang sebelumnya pernah

tinggal di jalanan, hidup di jalanan yang jauh dari

sebuah kehidupan norma dan aturan. Sehingga secara

tidak langsung membentuk perilaku dan sikap yang

cenderung negatif.

 

Page 90: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

74

Awalnya tidak mudah membimbing warga

bina sosial yang terbiasa dengan kehidupan jalanan

yang bebas, namun lambat laun dengan kegiatan

pelatihan keterampilan serta pembinaan di PSBNRW

Cahaya Bathin mampu meminimalisir bahkan

merubah perilaku negatif tersebut. Warga bina sosial

yang tinggal di PSBNRW Cahaya Bathin didampingi

oleh pendamping yang terbagi disetiap kamar untuk

membimbing dan membantu warga bina sosial.

Seperti yang diungkapkan oleh pimpinan PSBNRW

Cahaya Bathin pak Mukhlisin sebagai berikut:

“Satu kamar satu pendamping tapi ini karna

kemaren kita ada penambahan 6 orang yang

perempuannya ada yang 2 ada yang 1 orang

perkamar kalau yang 2 itu biasanya ada

anak-anak kecil 8 tahunan itu kan

penanganannya sama yang rungu wicara kan

dia kan ngeliat kan aduh banyak tingkahnya

dah apalagi mereka dari jalanan karena

memang dari jalanan kan biasa bebas ini kan

biar gimana kan kita ajarin beretika adab dia

nah itu agak-agak memang agak sulit

awalnya ngerubah mindset orang kan budaya

orang kebiasaan orang kita rubah tambah-

tambah lama juga dia berubah” (Wawancara

dengan Pak Mukhlisin, 2018)

Dengan kegiatan dan pelatihan keterampilan

yang disediakan PSBNRW Cahaya Bathin

menjadikan warga bina sosial sadar akan potensi

yang dimiliki, menambah pengetahuan dan keahlian

dibidang keterampilan serta membentuk perilaku dan

 

Page 91: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

75

sikap ke arah yang positif. Warga bina sosial

termotivasi untuk terus menekuni keterampilan yang

mereka sukai dengan semangat yang tinggi. Selain

itu, pelatihan keterampilan dapat menghasilkan

income atau penghasilan dari karya yang mereka buat

sendiri tanpa harus meminta belas kasihan orang lain.

Walaupun dengan penghasilan yang belum begitu

besar, namun penghasilan yang didapat dari hasil

penjualan produk keterampilan ada yang sudah bisa

memenuhi kebutuhan pribadi warga bina sosial tanpa

harus meminta kepada orang tua ataupun saudara.

Seperti yang diungkapkan oleh beberapa warga bina

sosial Mba Nini dan Mas Budi sebagai berikut:

“Nanti untuk kita jajan aja mie ayam atau

bakso, kalo udah ada untungnya”

(Wawancara dengan Mba Nini, 2018)

“suka buat beli bakso buat beli yang di mau

dapet uang nya kalo lagi ada lebihnya aja

soalnya kan muter lagi” (Wawancara dengan

Mas Budi, 2018)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mba

Nia, Mba Wanti dan Mba Annisa, mengenai penghasilan

yang telah digunakan dari hasil penjualan produk

pelatihan keterampilan. Sebagai berikut:

“Uangnya buat beli mute saya udah 2 bulan

ini ga minta uang dikasih sama kaka juga

saya nya ga mau.” (Wawancara dengan Mba

Nia, 2018)

“Buat jajan sama buat beli baju anak saya

pokoknya kebutuhan anak karena anak saya

 

Page 92: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

76

kan ada di panti bayi” (Wawancara dengan

Mba Wanti, 2018)

“Untuk jajan sama ditabung buat beli baju

lebaran” (Wawancara dengan Mba Annisa,

2018)

Selain itu, Pelatihan keterampilan juga dapat

membuka peluang pekerjaan bagi kelompok

disabilitas netra dan rungu wicara. Berbagai pelatihan

keterampilan yang telah ditekuni diharapkan mampu

meningkatkan perekonomian warga bina sosial dan

memotivasi warga bina sosial untuk hidup mandiri di

tengah masyarakat. Setelah warga bina sosial

mengikuti pelatihan keterampilan tidak sedikit dari

mereka yang ingin membuka usaha sendiri. Berikut

beberapa ungkapkan warga bina sosial Mba Nia daan

Mas Budi mengenai kelanjutan setelah mengikuti

pelatihan keterampilan di PSBNRW Cahaya Bathin:

“Kalo udah keluar Insya Allah mau bikin di

rumah, soalnya kan di Cilegon kan banyak

abu di buang sia-sia kalo disinikan padahal

butuh banget abu aja disini beli mba kalo

disana malah di buang jadi disanakan ada

pabrik batu bata membutuhkan kulit padi

dibakar udah dibakar dibuang abunya

kalau disini kan dijualbelikan. Trus garem

juga disana deket sama laut cuma tinggal

beli telor nya doang kata mba nyai juga

tinggal ngeliat busuk tidaknya jadi

memerlukan orang awas kalo saya buat sih

bisa cuman untuk ngeliat telor nya itu busuk

apa engga nya memerlukan orang awas jadi

harus disenter gitu mba” (Wawancara

dengan Mba Nia, 2018)

 

Page 93: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

77

“Bisa bikin telor asin sendiri entar kalo

udah nggak disini pengen buka usaha

sendiri bertiga sama saudara saya, saya

kan disini bertiga sama adik-adik saya”

(Wawancara dengan Mas Budi, 2018)

Berbeda halnya dengan yang diungkapkan

diatas, ada pula yang bekum memiliki rencanas

setelah mengikuti pelatihan keterampilan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mba Nini, Mba

Wanti dan Mba Annisa, sebagai berikut:

“ngga tau” (Wawancara dengan Mba Nini,

2018)

“ngga tau kan masih belajar” (Wawancara

dengan Mba Wanti, 2018)

“kan belum semuanya bisa” (Wawancara

dengan Mba Annisa, 2018)

Dengan berbagai pengalaman dan keahlian

yang didapatkan oleh warga bina sosial selama

tinggal di PSBNRW Cahaya Bathin, diharapkan

mampu hidup mandiri dilingkungan masyarakat dan

memanfaatkan keahlian keterampilan sebagai peluang

usaha. Seperti yang diungkapkan oleh Mba

Komariyah dan Mba Ratiza sebagai pendamping :

“Untuk anak-anak ini ya saya pribadi semoga

nanti lebih anak ini lebih bisa mandiri lebih

mempunyai jiwa yang apa istilahnya oh ya

dari sini setelah saya dilatih disini ada

kesadaran diri ternyata saya punya ini bisa

dimanfaatkan di luar sana semoga nanti jadi

berkembang lagi mandiri dalam artian saya

bisa mandiri sebab bisa membuat usaha

 

Page 94: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

78

sendiri malahan kalau bisa mereka juga bisa

merangkul yang lain yang istilahnya belum

bekerja kaya tadi ikut usaha dengan dia”

(Wawancara dengan Mba Komariyah, 2018)

“ketika nanti mereka keluar kemasyarakat

mereka ada keahlian yang bisa dijual kalo

tuna netra kan kebanyakan ikut massage

shiatsu kaya gitu kan ada juga mereka

keterampilan cuma mute aja kalo anak-anak

rungu wicara ini dia sebenernya normal ya

cuma ga bisa denger sama ngomong saya

berharapnya itu sih ketika terjun ke

masyarakat mereka istilahnya udah bisa

mandiri “ (Wawancara dengan Mba Ratiza,

2018)

Hal yang sama juga diungkapkkan oleh Mba

Meryana dan Bu Nyai, sebagai berikut:

“Kedepannya sih apa ya kaya mungkin

marketnya kali kita bisa perluas lagi gitu

terus kita bisa kaya kerjasama tuh nggak

cuma ke industri menengah ke bawah tapi kita

nanti bisa menengah ke atas, terus kaya

penyaluran tenaga kerjanya tuh bisa dipake

gitu apa yang kita latih bisa kita salurkan”

(Wawancara dengan Mba Meryana, 2018)

“Ya itu tadi agar wbs itu jadi manusia yang

mandiri yang bermanfaat tidak

ketergantungan sama orang lain gitu”

(Wawancara dengan Bu Nyai, 2018)

Sebagaimana hasil dari wawancara oleh

pendamping, mengungkapkan bahwa setelah warga

bina sosial mengikuti pelatihan keterampilan

diharapkan mampu mandiri ditengah masyarakat

setelah keluar dari panti. Dengan keahlian

keterampilan yang telah dimiliki, warga bina sosial

 

Page 95: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

79

mampu membuka usaha produk keterampilan yang

dapat menambah penghasilan dan juga dapat

merangkul disabilitas lain dengan ikut membangun

usaha bersama.

B. Analisis Temuan Penelitian

Dari beberapa data temuan lapangan, maka penulis

akan menganalisis mengenai peran, proses dan hasil

dalam pemberdayaan disabilitas yang dilakukan

PSBNRW Cahaya Bathin, sebagai berikut:

1. Peran yang dilakukan Panti Sosial Bina Netra Rungu

Wicara Cahaya Bathin dalam Pemberdayaan

Disabilitas

Diuraikan dalam tinjauan teoritis bab II

mengenai peran yang terkait pengembangan

masyarakat, maka penulis akan menggunakannya

sebagai alat analisis untuk melihat peran PSBNRW

Cahaya Bathin dalam pemberdayaan kelompok

disabilitas.

Dalam hal ini peneliti menggunakan teori

peran menurut Jim Ife, yang telah peneliti simpulkan

menjadi definisi operasional yaitu: peran fasilitator

yang memfasilitasi kelompok disabilitas, peran

motivator yang membangkitkan kesadaran, dan peran

distributor yang membagi pengetahuan dan

pengalaman. Peran fasilitator lebih banyak dilakukan

 

Page 96: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

80

oleh PSBNRW Cahaya Bathin, sedangkan peran

motivator dan peran distributor dijalankan oleh

pendamping. Berikut adalah penjelasannya:

a. Peran Memfasilitasi Kelompok Disabilitas

Seseorang dikatakan berperan karena

dengan cara tertentu menjalankan hak dan

kewajibannya sesuai dengan status yang

dimilikinya (Abdulsyani, 2012:95). Dalam hal ini

panti sosial mempunyai tugas-tugas atau

kewajiban untuk memberikan bimbingan,

pelayanan dan rehabilitasi bagi penyandang

disabilitas agar mampu mandiri dan berperan aktif

dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam menjalankan kewajibannya

PSBNRW Cahaya Bathin mendirikan fasilitas

yang menunjang kegiatan pelatihan, menyediakan

berbagai program pelatihan serta menyusun

program pelatihan dan menyediakan bahan-bahan

yang digunakan dalam kegiatan pelatihan dan

melakukan pembinaan.

Dengan adanya berbagai pilihan program

pelatihan, warga bina sosial dapat mempelajari

berbagai macam keterampilan. Selain itu, dengan

cara mengarahkan warga bina sosial untuk

mengikuti semua pelatihan akan terlihat bakat

 

Page 97: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

81

yang sesuai dengan pelatihan yang mereka minati.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu

pendamping PSBNRW Cahaya Bathin Mba

Meryana:

“Kita ini seleksi semua kita uji coba dulu

siapa yang bertahan sampai akhir berarti

dia punya ga cuma bakat tapi dia ada

minat kalau ga ada minat mereka bakal

ninggalin gitu aja” (Wawancara dengan

Mba Meryana, 2018)

Saat pelaksanaan pelatihan, akan terlihat

minat dan bakat yang dimiliki warga bina sosial.

Apabila warga bina sosial rungu wicara menyukai

pelatihan tersebut, maka dari awal hingga akhir

mereka akan menyelesaikan pelatihan tersebut.

Bahkan ada yang mengerjakan pelatihan tersebut

di luar jam pelatihan, seperti pelatihan

keterampilan membuat keranjang dari kertas yang

bahannya dapat mereka ambil di ruang

keterampilan dan mengerjakannya di kamar selagi

menunggu waktu tidur. Tetapi jika warga bina

sosial rungu wicara tidak menyelesaikan hasil

keterampilannya saat jam pelatihan maka mereka

kurang meminati pelatihan tersebut. Dengan

menyediakan berbagai pelatihan adalah cara

PSBNRW Cahaya Bathin untuk menggali bakat

yang sesuai dengan minat warga bina sosial.

 

Page 98: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

82

Peneliti juga mengamati, warga bina sosial

netra yang biasanya identik dengan pelatihan pijat.

Padahal tidak semua disabilitas netra bisa

melakukan pelatihan pijat, hal ini terbukti bahwa

tidak semua warga bina sosial netra di PSBNRW

Cahaya Bathin dapat mengikuti pelatihan pijat.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu

warga bina sosial netra Mba Nia:

“Kalau dirumah biasanya saya ga boleh

megang apapun, kaya nyapu ngepel aja ga

boleh. Tapi disini saya bisa ikut semua

kegiatan, bikin mute udah saya jualin,

keset juga saya ikut, masak telur asin juga

ikut. Semua saya ikutin buat memacu

semangat gitu mba biar ga takut. Saya

juga pernah ikut pelatihan pijat massage 5

bulan tapi ternyata ada gejala ganguan di

otak cairan saya dan harus di operasi 2

kali di RS Budi Asih, makanya saya pindah

ke pelatihan keterampilan. Soalnya perut

saya udah dibedah 2 kali karna kalo mijit

kan butuh tenaga untuk tekan-tekannya

jadi guru disini juga ga ngijinin takut

kenapa-napa dan menyarankan untuk ikut

ke pelatihan keterampilan.” (Wawancara

dengan Mba Nia, 2018)

 

Page 99: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

83

Dalam ungkapan tersebut diuraikan bahwa

Mba Nia yang awalnya diarahkan pada pelatihan

pijat, namun mengalami kendala karena kondisi

kesehatannya dan membuatnya berpindah ke

pelatihan keterampilan. Hal yang sama juga

dialami oleh Mba Nini dan Mas budi, mereka juga

tidak difokuskan untuk mengikuti pelatihan pijat.

Namun berbeda dengan yang dialami Mba Nia,

Mba nini dan Mas budi memang dari awal tidak di

fokuskan pada pelatihan pijat tetapi masih

mengikuti kelas pelatihan pijat. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh salah satu pendamping

PSBNRW Cahaya Bathin Bu Nyai:

“di massage itu banyak teori dan tekniknya

jadi warga bina sosial harus mampu

menghafal teori dan teknik tersebut.

Sedangkan mba nini dan mas budi daya

tangkap nya yang kurang jadi dikelas

massage atau pelatihan pijat bisa dibilang

tidak naik kelas dan ga bisa melanjutkan

pelatihan massage ke tahap yang lebih

sulit. Yang ngarahin itu bagian

pembinaan, kan awalnya mereka

diobservasi dulu. Mereka belajar huruf

braile, kalo ga bisa huruf braille berarti ke

program keterampilan, kalo massage kan

 

Page 100: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

84

harus bisa huruf braile karna ada bahasa

inggris dan banyak teori nya. Terus dilihat

kemampuannya sehari-hari, mereka tetep

ikut di massage tapi cuma sekedar tau

untuk menambah ilmu dan lebih di

fokuskan pada program keterampilan.”

(Wawancara dengan Bu Nyai, 2018)

Pada awal pembagian pelatihan, warga

bina sosial diobservasi untuk melihat kemampuan

yang mereka miliki. Dalam observasi tersebut,

warga bina sosial belajar huruf braille. Warga bina

sosial netra yang sudah menguasai huruf braille,

diarahkan untuk mengikuti pelatihan pijat.

Berbeda halnya dengan Mba Nia yang awalnya

diarahkan ke pelatihan pijat, namun berpindah

pelatihan karena kondisi kesehatannya yang tidak

memungkinkan untuk mengikuti pelatihan pijat

lagi. Kondisi Mba Nini dan Mas Budi terbilang

memiliki daya tangkap yang kurang, sehingga

berpindah ke pelatihan keterampilan. Namun Mba

Nini dan Mas Budi tetap mengikuti pelatihan pijat

dasar untuk menambah pengetahuan mengenai

pijat.

Dengan berbagai kondisi warga bina sosial

netra yang tidak memungkinkan untuk ikut

pelatihan pijat, maka di PSBNRW Cahaya Bathin

 

Page 101: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

85

warga bina sosial netra tidak hanya diberikan

pelatihan pijat namun juga diberikan pelatihan

keterampilan telur asin, mute dan keset.

Selain itu, pelatihan keterampilan mampu

membangkitkan semangat warga bina sosial untuk

menjalani kehidupan yang lebih baik, melalui

pelatihan keterampilan warga bina sosial belajar

berkreasi, mendapatkan banyak teman, berani

berinteraksi dengan orang lain, mendapat banyak

pengetahuan dan mampu menghasilkan

pendapatan sendiri. Karena sebelumnya banyak

warga bina sosial yang tidak mengetahui potensi

yang mereka miliki, bahkan ada yang tidak

diperbolehkan melakukan hal apa pun dirumah-

Nya. Hal tersebut berdampak negatif bagi

perkembangan disabilitas, yang mengakibatkan

kurangnya rasa percaya diri, takut dalam

melakukan berbagai hal dan malu untuk

berinteraksi dengan orang lain.

Dengan memfasilitasi warga bina sosial

melalui berbagai pelatihan, adalah salah satu cara

PSBNRW Cahaya Bathin untuk memberdayakan

kelompok disabilitas. Dalam hal ini PSBNRW

Cahaya Bathin berperan sebagai wadah bagi

kelompok disabilitas untuk berkreasi dan

menyadarkan akan potensi yang mereka miliki.

 

Page 102: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

86

b. Peran Membangkitkan Kesadaran dan Membagi

Pengetahuan

Dalam hal ini tentunya, PSBNRW Cahaya

Bathin tidak sediri dalam melaksanakan

pemberdayaan bagi kelompok disabilitas.

PSBNRW Cahaya Bathin dibantu oleh para

pendamping, para pendamping yang setiap harinya

bahkan 24 jam bersama warga bina sosial.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh pimpinan

PSBNRW Cahaya Bathin Pak Mukhlisin:

“Pendamping kita melalui informasi

bahwa kita ada penerimaan setelah itu kita

adakan seleksi dengan ada psikolog lalu

kita ada koordinasi dan kerjasama dengan

bhabinkamtibmas setempat dan perekrutan

secara psikotes maupun fisik juga, kita

utamakan juga yang mempunyai

pengalaman kerja di panti karena disini

kalau ga ada nurani susah karena kan

disini 24 jam pelayanannya dan harus

bersedia tidur disini syarat utamanya, piket

sabtu minggu juga ada piket dan tiap hari

juga masuk. Sekarang ada 37 pendamping

yang terdiri dari penangan khusus wbs ada

security ada yg ngurusin engineering ada

masak dan ada yg kebersihan.”

(Wawancara dengan Pak Mukhlisim, 2018)

Para pendamping yang setiap harinya

bersama warga bina sosial dan melihat secara

langsung perubahan yang dialami warga bina

sosial. Para pendamping juga yang mengarahkan

 

Page 103: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

87

warga bina sosial yang mengalami kesulitan dalam

pelatihan keterampilan. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh salah satu warga bina sosial

netra Mba Nia:

“Kalau dirumah biasanya saya ga boleh

megang apapun, kaya nyapu ngepel aja ga

boleh. Tapi disini saya bisa ikut semua

kegiatan, bikin mute udah saya jualin,

keset juga saya ikut, masak telur asin juga

ikut. Semua saya ikutin buat memacu

semangat gitu mba biar ga takut. Saya

juga pernah ikut pelatihan pijat massage 5

bulan tapi ternyata ada gejala ganguan di

otak cairan saya dan harus di operasi 2

kali di RS Budi Asih, makanya saya pindah

ke pelatihan keterampilan. Soalnya perut

saya udah dibedah 2 kali karna kalo mijit

kan butuh tenaga untuk tekan-tekannya

jadi guru disini juga ga ngijinin takut

kenapa-napa dan menyarankan untuk ikut

ke pelatihan keterampilan.” (Wawancara

dengan Mba Nia, 2018)

Dalam ungkapan mba Nia tentang

pelatihan keterampilan, disebutkan bahwa mba

Nia sebelumnya mengikuti pelatihan pijat. Namun

dikarenakan kondisi kesehatannya yang

memburuk, mba Nia diarahkan untuk pindah ke

pelatihan keterampilan. Pendamping yang

mengarahkan dan membimbing mba Nia untuk

pindah ke pelatihan keterampilan, serta

memotivasi dan mendukung warga bina sosial

untuk terus bersemangat dalam mengikuti

 

Page 104: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

88

pelatihan. Hal ini juga diperkuat dengan ungkapan

Bu Nyai sebagai salah satu pendamping, mengenai

mba Nini dan mas Budi (warga bina sosial netra)

yang berpindah dari pelatihan pijat ke pelatihan

keterampilan, sebagai berikut:

“di massage itu banyak teori dan tekniknya

jadi warga bina sosial harus mampu

menghafal teori dan teknik tersebut.

Sedangkkan mba nini dan mas budi daya

tangkap nya yang kurang jadi dikelas

massage atau pelatihan pijat bisa dibilang

tidak naik kelas dan ga bisa melanjutkan

pelatihan massage ke tahap yang lebih

sulit. Yang ngarahin itu bagian

pembinaan, kan awalnya mereka

diobservasi dulu. Mereka belajar huruf

braile, kalo ga bisa huruf braile berarti ke

program keterampilan, kalo massage kan

harus bisa huruf braile karna ada bahasa

inggris dan banyak teori nya. Terus dilihat

kemampuannya sehari-hari, mereka tetep

ikut di massage tapi cuma sekedar tau

untuk menambah ilmu dan lebih di

fokuskan pada program keterampilan.”

(Wawancara dengan Bu Nyai, 2018)

Berdasarkan ungkapan tersebut, dapat

diketahui bahwa pendamping berperan untuk

mengarahkan warga bina sosial pada pelatihan

yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki

dan juga memahami masalah yang diderita warga

bina sosial. Dengan memahami permasalahan

yang warga bina sosial alami, pendamping

memberikan dukungan dan motivasi agar warga

 

Page 105: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

89

bina sosial tetap bersemangat dalam mengikuti

pelatihan keterampilan.

Selain itu, pendamping juga berperan

sebagai distributor. Distributor yang dimaksud

disini adalah orang yang berbagi pengalaman,

berbagi pengetahuan dan berbagi keterampilan.

Hal ini pada intinya dilaksanakan untuk

melakukan fungsi motivasi juga. Dalam hal ini,

pendamping melakukan 2 peran yang dirumuskan

Jim Ife, yaitu peran motivator dan peran

distributor.

Dengan demikian dapat peneliti simpulkan bahwa

peran yang dilakukan PSBNRW Cahaya Bathin dalam

pemberdayaan disabilitas adalah dengan cara

memfasilitasi warga bina sosial dengan memberikan

dukungan melalui pelatihan keterampilan, pembinaan dan

fasilitas untuk menunjang kegiatan pelatihan

keterampilan. Selain itu, PSBNRW Cahaya Bathin juga

memberikan motivasi dan berbagi pengalaman serta

pengetahuan melalui pendamping dengan memahami

masalah yang dialami warga bina sosial terkait pelatihan,

mampu membangkitkan kesadaran warga bina sosial,

serta menambah pengetahuan dan mengembangkan

keahlian yang sesuai dengan minat dan bakat warga bina

sosial. Dalam hal ini panti sangat berperan untuk

perubahan kelompok disabilitas menjadi lebih baik,

 

Page 106: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

90

dengan memberikan pengarahan dan dukungan serta

motivasi melalui program pelatihan keterampilan.

2. Proses Pemberdayaan Kelompok Disabilitas melalui

Pelatihan Keterampilan

Pemberdayaan disabilitas melalui pelatihan

keterampilan, mampu membangkitkan potensi

penyandang disabilitas dalam mengembangkan

kemampuan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Dengan pelatihan keterampilan yang dilaksanakan

PSBNRW Cahaya Bathin menjadi wadah bagi warga bina

sosial untuk berkreasi dan memanfaatkan keahlian yang

dimiliki untuk memperbaiki kehidupan mereka ke

depannya. Seperti yang diungkapkan oleh Mba Ratiza:

“...saya sebagai pendamping mensupport adanya

keterampilan ini karena kan ga selamanya juga

kan mereka nanti hidup di panti kan ketika kalo

nanti mereka keluar kemasyarakat kan jadi

mereka ada keahlian yang bisa dijual lah

istilahnya” (Wawancara dengan Mba Ratiza,

2018)

Dengan mengikuti pelatihan keterampilan, warga

bina sosial memiliki pengetahuan dan keahlian dalam

membuat produk keterampilan. Dari pengetahuan dan

keahlian tersebut, warga bina sosial dapat membuka usaha

penjualan produk keterampilan dan dengan usaha itu

diharapkan wbs mampu mandiri dan aktif dalam

kehidupan bermasyarakat di luar panti.

 

Page 107: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

91

Hal ini sesuai dengan tujuan pemberdayaan dalam

buku Totok Mardikanto, yang merujuk pada upaya

perbaikan mutu-hidup manusia. Disebutkan bahwa dalam

perbaikan kehidupan masyarakat dan perbaikan usaha,

usaha harus didasari dengan pengetahuan dan keahlian

karena akan berpengaruh pada keberlanjutan usaha dan

pendapatannya. Dengan pendapatan yang diterima dari

hasil penjualan produk keterampilan, mampu

memperbaiki kehidupan warga bina sosial.

Selain melaksanakan pelatihan keterampilan,

warga bina sosial juga belajar mengenai proses pemasaran

produk keterampilan. Warga bina sosial juga memiliki

buku tabungan yang di buat panti untuk mengatur

keuangan mereka, dan agar warga bina sosial terbiasa

menabung dan tidak boros

Dengan adanya pelatihan keterampilan yang

diberikan PSBNRW Cahaya Bathin tidak hanya

mengembangkan kemampuan warga bina sosial, namun

juga dapat menambah pendapatan serta menambah

pengetahuan mengenai usaha produk keterampilan.

Dalam pelaksanaannya, pelatihan keterampilan

dilakukan secara bertahap. Beberapa tahapan ini

dilakukan agar warga bina sosial dapat hidup mandiri di

tengah masyarakat. Tahapan yang dilakukan PSBNRW

Cahaya Bathin ini sangat sesuai dengan teori tahapan

pemberdayaan yang dikemukakan dalam buku Ambar

Teguh Sulistiyani, tahap-tahap yang harus dilalui yaitu

 

Page 108: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

92

tahap penyadaran, tahap transformasi, dan tahap

peningkatan kemampuan intelektual.

a. Tahap Penyadaran

Pada tahap awal, PSBNRW Cahaya

Bathin melakukan pembinaan mental. Karena

dengan kondisi yang diderita penyandang

disabilitas menyebabkan kurangnya rasa

percaya diri dan takut untuk bersosialisasi,

sehingga mereka tidak menyadari akan potensi

yang dimiliki. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh pimpinan PSBNRW Cahaya Bathin Pak

Mukhlisin sebagai berikut:

“Kita disini awalnya secara pembinaan

mental dulu, kan ada juga yang masuk disini

mengalami kebutaan yang baru setahun dua

tahun itu dia kecelakaan kerja atau kecelakaan

sebagainya hingga di umur-umur 30/ 40

mengalami kebutaan itu yang pertama secara

psikologis kan mentalnya dulu karena dari

situ dia secara psikis ya pasti namanya orang

kehilangan mata penglihatan inikan segala-

galanya terus juga kalau yang pasangan

hidupnya ga ninggalin kebanyakan ninggalin

itu secara mbak ditinggal pacar aja juga kan

pikiran juga tuh galau ini gimana anak atau

istri atau suaminya ninggalin.” (Wawancara

dengan Pak Mukhlisin, 2018)

Dalam hal ini PSBNRW Cahaya

Bathin melakukan pembinaan mental dan

berhasil meyakinkan warga bina sosial bahwa

 

Page 109: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

93

mereka memiliki potensi yang besar dibalik

keterbatasannya. Setelah itu, warga bina sosial

juga diobservasi untuk melihat kemampuan

yang dimiliki warga bina sosial dan

menentukan kelas dan program pelatihan yang

akan di arahkan.

b. Tahap Transformasi

Tahapan ini berupa peningkatan

kemampuan keterampilan dan pengetahuan

warga bina sosial. Setelah warga bina sosial

melakukan pembinaan mental dan diarahkan

pada pelatihan keterampilan, warga bina sosial

bebas memilih pelatihan keterampilan yang

mereka senangi.

Dalam tahapan ini, warga bina sosial

mempelajari materi mengenai pelatihan yang

akan mereka tekuni. Setelah itu, warga bina

sosial langsung mempraktikkan cara membuat

produk keterampilan secara perlahan dimulai

dari pengenalan alat yang akan digunakan dan

tentunya dalam proses ini warga bina sosial

didampingi oleh pendamping. Seperti

pembuatan telur asin, warga bina sosial belajar

mencuci telur dengan air dan alat gosok yang

digunakan untuk membersihkan telur.

 

Page 110: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

94

c. Tahap Peningkatan Kemampuan Intelektual

Tahapan yang ketiga, yaitu lanjutan

setelah menguasai keterampilan dan

mempunyai inisiatif untuk mandiri dengan

keterampilan tersebut. Dalam hal ini,

kemampuan yang telah dimiliki warga bina

sosial dalam menghasilkan produk

keterampilan serta pemasaran produk,

menjadikan warga bina sosial mampu

membuka usaha sendiri dan mandiri di tengah

masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh

warga bina sosial Mba Nia, sebagai berikut:

“Kalo udah keluar Insya Allah mau bikin di

rumah, soalnya kan di Cilegon kan banyak abu

di buang sia-sia kalo disinikan padahal butuh

banget abu aja disini beli mba kalo disana

malah di buang jadi disanakan ada pabrik

batu bata membutuhkan kulit padi dibakar

udah dibakar dibuang abunya kalau disini kan

dijualbelikan. Trus garem juga disana deket

sama laut cuma tinggal beli telor nya doang

kata mba nyai juga tinggal ngeliat busuk

tidaknya jadi memerlukan orang awas kalo

saya buat sih bisa cuman untuk ngeliat telor

nya itu busuk apa engga nya memerlukan

orang awas jadi harus disenter gitu mba.”

(Wawancara dengan Mba Nia, 2018)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mas

Budi, sebagai berikut:

“Bisa bikin telor asin sendiri entar kalo udah

nggak disini pengen buka usaha sendiri

bertiga sama saudara saya, saya kan disini

 

Page 111: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

95

bertiga sama adik-adik saya” (Wawancara

dengan Mas Budi, 2018)

Dengan menekuni pelatihan

keterampilan, warga bina sosial memiliki

pengetahuan dalam membuat keterampilan dan

memiliki keberanian untuk mengembangkan

usaha melalui keahlian keterampilan yang

mereka dapatkan di PSBNRW Cahaya Bathin.

Dari analisa yang berdasarkan temuan lapangan

tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa pemberdayaan

kelompok disabilitas yang dilakukan PSBNRW Cahaya

Bathin berpengaruh positif bagi kemajuan kehidupan

disabilitas. Karena PSBNRW Cahaya Bathin dapat

menyadarkan warga bina sosial akan potensi yang

dimilikinya, dan PSBNRW Cahaya Bathin juga terus

mendukung dan mendorong warga bina sosial agar terus

menekuni keterampilan yang mereka minati. Sehingga

warga bina sosial mampu bangkit dari keterpurukan

kondisi yang dideritanya dan melangkah maju dengan

pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki.

3. Hasil Pemberdayaan Kelompok Disabilitas melalui

Pelatihan Keterampilan

Berdasarkan hasil dari temuan penelitian, kegiatan

pelatihan yang dilakukan PSBNRW Cahaya Bathin sangat

memengaruhi kehidupan warga bina sosial. Dilihat dari

sebelum warga bina sosial masuk ke panti sosial, mereka

 

Page 112: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

96

ada yang hanya berdiam diri di rumah dan tidak

mempunyai kegiatan. Setelah masuk panti sosial warga

bina sosial mempunyai kegiatan pelatihan keterampilan.

Yang awalnya mereka sama sekali belum bisa berkreasi,

sekarang setelah mengikuti pelatihan keterampilan

mereka sudah bisa membuat produk keterampilan sendiri.

Sebagaimana yang diungkapkan Mba Nia, bahwa

keluarganya sangat bangga dengan hasil yang dicapai oleh

Mba Nia dari pelatihan keterampilan di PSBNRW Cahaya

Bathin. Sebagai berikut:

“Pas idul adha kemaren ya mba saya bawa 10

butir saya kasih kekeluarga saya semua makan

bukannya makan seneng malah netesin air mata

merasa bangga nia yang dulu ngelamun dulukan

saya depresi banget mba ditinggal bapak ibu jadi

ga punya harapan untuk hidup buat apa sih

tunanetra kaya gini mending nyemplung kesumur

mending mati tapi pas disini hidup tuh lebih

berwarna, kalo dulu ga punya pikiran mau hidup

saya nya mau mati tapi saya punya iman.

Alhamdulillah disini ada yang marah ada yang

sayang ada yang macem2 lah jadi buat memacu

saya disini ada tangis ada tawa kalo disini kan

ada temen kalo dirumah kan engga ada.”

(Wawancara dengan Mba Nia, 2018)

Untuk melihat berhasil atau tidaknya

pemberdayaan kelompok disabilitas melalui pelatihan

keterampilan, maka dalam hal ini penulis akan

menganalisis berdasarkan tujuan yang harus dicapai

 

Page 113: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

97

dalam program pelatihan yang dikemukakan oleh Erdian

dalam bukunya. Sebagai berikut:

a. Meningkatkan kesadaran individu

Berdasarkan hasil wawancara kepada

warga bina sosial, mengenai alasan mengikuti

pelatihan keterampilan. Pada awalnya mereka

diarahkan oleh pendamping untuk mengikuti

pelatihan keterampilan, namun kemudian

warga bina sosial tertarik untuk terus

menekuni pelatihan keterampilan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mba

Wanti dan Mas Budi sebagai warga bina sosial

sebagai berikut:

“seneng aja, ada kegiatan disini”

(Wawancara dengan Mba Nini, 2018)

“Mau ikut karna tadinya kan ga ada

kegiatan kalo siang terus ditawarin bikin

telur asin” (Wawancara dengan Mas

Budi, 2018)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh

Mba Nia dan Mba Annisa:

“Karena maaf ya bukannya itu kalo saya

disini cuma makan aja kan engga enak jadi

saya harus punya keterampilan, baca tulis

kan sembarian aja gitu sambil malem kan

namanya tunanetra bukunya bisa ditaro

dada biar bisa diraba-raba. Kalo yang

telor asin ada yang memacu buat harus

 

Page 114: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

98

bisa terus biar mandiri juga. (Wawancara

dengan Mba Nia, 2018)

“Biar bisa bikin baju jadi ikut ngejait dan

dapat uang juga” (Wawancara dengan

Mba Annisa, 2018)

Walaupun pada awalnya warga bina

sosial mengikuti pelatihan karena diarah oleh

pendamping, namun setelah mengikuti

pelatihan keterampilan ini mereka menjadi

senang dan bersemangat untuk terus

menekuninya. Dengan mengikuti pelatihan

keterampilan, warga bina sosial menyadari

bahwa keterbatasan bukan halangan untuk

mereka berkreasi karena mereka punya potensi

untuk dikembangkan. Selain itu, warga bina

sosial mendapatkan pendapatan dari hasil

penjualan produk keterampilan.

Dalam hal ini, PSBNRW Cahaya

Bathin dapat membangkitkan kesadaran warga

bina sosial akan potensi yang mereka miliki.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hastjarjo

(2005:81), salah satu arti pokok kesadaran

yang sesuai dengan kesadaran yang dimaksud

penulis adalah Kesadaran sebagai pikiran.

Kesadaran ini digambarkan sebagai keadaan

mental, seperti keinginan dan harapan. Dimana

warga bina sosial yang awalnya hanya berdiam

diri di rumah atau meminta-minta di jalanan

 

Page 115: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

99

dan tidak memiliki kegiatan yang positif,

berubah menjadi pribadi yang terampil dengan

menekuni pelatihan keterampilan di PSBNRW

Cahaya bathin. Bahkan memiliki keinginan

untuk membuka usaha sendiri sehingga

mampu mandiri di tengah masyarakat.

b. Meningkatkan keterampilan individu dalam

satu atau lebih keahlian

Setelah warga bina sosial sadar akan

potensi yang dimilikinya dan menekuni

pelatihan keterampilan, warga bina sosial juga

diajarkan cara pemasaran produk dan juga

menyisihkan hasil pendapatan dalam tabungan.

Selain itu, dengan proses belajar dalam

pelatihan keterampilan yang diajarkan secara

bergantian dan didampingi oleh pendamping.

Mampu membuat warga bina sosial menjadi

berani untuk bersosialisasi dan berinteraksi

dengan orang lain, selagi menunggu giliran

untuk memulai pelatihan. Seperti yang

diungkapkan oleh pendamping PSBNRW

Cahaya Bathin, yaitu Bu Nyai dan Mba Ratiza

sebagai berikut:

“Tadinya kan dia dikamar aja suka pada diem

aja gitu ya tapi dia pada seneng pas disini bisa

ketawa-ketawa bisa ngobrol apa yang mereka

 

Page 116: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

100

tadi abis belajar apa mereka cerita di sini jadi

ngerasa pada seneng aja” (Wawancara

dengan Bu Nyai, 2018)

“Banyak sih mungkin dari awalnya dia belum

bisa menjahit misalnya terus jadi bisa jadi

lebih banyak beraktifitas sih dari pada dia

diem-diem aja di kamar, kalo dari sikapnya

biasanya dia lebih happy sih kalo di ajak

keterampilan kalo biasanya juga wbs sendiri

yang nagih ke kita udah jam 10 nih udah jam 1

dia udah tau sendiri jadwalnya ketagihan gitu

dikamar juga biasanya kan suka dibawa ke

kamar ga mungkin kan disini terus ketagihan

itu dia” (Wawancara dengan Mba Ratiza,

2018)

Pelatihan keterampilan yang

dilaksanakan warga bina sosial dapat

menambah pengetahuan dan keahlian mereka

dalam bidang keterampilan, dan juga dapat

membangkitkan rasa percaya diri warga bina

sosial serta mengubah sikap mereka yang

awalnya menutup diri menjadi lebih terbuka

dan ceria.

c. Meningkatkan motivasi individu untuk

melakukan usaha

Pelatihan keterampilan juga dapat

memotivasi warga bina sosial untuk aktif dan

menjadi pribadi yang mandiri dengan

pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki.

 

Page 117: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

101

Seperti yang diungkapkan oleh Mba Komariah

dan Mba Meryana, sebagai berikut:

“Kalo perubahan sebenarnya banyak sih dari

dia yang ga ada kegiatan jadi ada kegiatan

kaya gitu kan terus jadi mereka lebih

menyibukkan diri di dalam dunianya

keterampilan istilahnya yang tadinya dia ga

ngapa-ngapain terus dia aktif dalam hal itu

jadi ya banyak positifnya dari yang bengong

jadi sekarang menghasilkan gitukan jadi ada

motivasi buat mereka buat nantinya „oh jadi

diluar sana nanti saya keluar punya

keterampilan‟ pikiran buat mandiri salah

satunya” (Wawancara dengan Mba

Komariyah, 2018)

“Kalau sekarang lebih terarah yang dulunya

nggak punya keterampilan jadi ada yang

dulunya punya bakat ga tertarik jadi

tersalurkan sebenarnya lebih cenderung ke

arah positif” (Wawancara dengan Mba

Meryana, 2018)

Berdasarkan hasil wawancara di atas,

warga bina sosial mengalami perubahan dalam hal

yang positif. Warga bina sosial lebih terarah dalam

menyalurkan kreativitas yang mereka miliki dan

mempunyai tujuan untuk mandiri di tengah

masyarakat saat keluar dari Panti.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh

warga bina sosial Mba Nia, mengenai tindak lanjut

setelah mengikuti pelatihan keterampilan di

PSBNRW Cahaya Bathin. sebagai berikut:

 

Page 118: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

102

“Kalo udah keluar Insya Allah mau bikin di

rumah, soalnya kan di Cilegon kan banyak abu

di buang sia-sia kalo disinikan padahal butuh

banget abu aja disini beli mba kalo disana

malah di buang jadi disanakan ada pabrik

batu bata membutuhkan kulit padi dibakar

udah dibakar dibuang abunya kalau disini kan

dijualbelikan. Trus garem juga disana deket

sama laut cuma tinggal beli telor nya doang

kata mba nyai juga tinggal ngeliat busuk

tidaknya jadi memerlukan orang awas kalo

saya buat sih bisa cuman untuk ngeliat telor

nya itu busuk apa engga nya memerlukan

orang awas jadi harus disenter gitu mba.”

(Wawancara dengan Mba Nia, 2018)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mas

Budi, sebagai berikut:

“Bisa bikin telor asin sendiri entar kalo udah

nggak disini pengen buka usaha sendiri

bertiga sama saudara saya, saya kan disini

bertiga sama adik-adik saya” (Wawancara

dengan Mas Budi, 2018)

Setelah mengikuti pelatihan keterampilan,

Mba Nia dan Mas Budi memiliki keinginan untuk

membuka usaha sendiri dan menjadi pribadi yang

mandiri. Tentunya hal ini juga dapat memotivasi

warga bina sosial lainnya untuk menekuni

pelatihan keterampilan dan membuka usaha

sendiri ke depannya.

 

Page 119: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan

melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi di

Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin

mengenai pemberdayaan kelompok disabilitas. Maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran yang dilakukan PSBNRW Cahaya Bathin

dalam pemberdayaan kelompok disabilitas, melalui

berbagai pelatihan keterampilan. Dalam hal ini, peran

yang dilakukan PSBNRW Cahaya Bathin, yaitu:

peran fasilitator yang memfasilitasi komunitas, peran

motivator yang membangkitkan kesadaran, dan peran

distributor yang membagi pengetahuan dan

pengalaman.

Ketiga peran ini ada yang dilakukan oleh

lembaga, yaitu oleh panti itu sendiri dan itu lebih

banyak kepada peran fasilitator yang memberikan

fasilitas dan menyediakan berbagai program pelatihan

serta menyusun program pelatihan dan menyediakan

bahan-bahan untuk program pelatihan. Tetapi yang

berhadapan langsung dengan warga bina sosial adalah

fungsi pendamping yang menjalankan 2 peran,

 

Page 120: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

104

motivator dan distributor. Motivator orang yang

memberikan saran, menguatkan dan memberi

dukungan. Distributor disini yang dimaksud adalah

yang berbagi pengalaman, berbagi keterampilan, dan

berbagi pengetahuan yang pada intinya dilaksanakan

untuk melakukan fungsi motivasi juga.

Dalam hal ini, terungkap kasus mengenai

asumsi bahwa netra yang selalu dikaitkan dengan

pelatihan pijat, asumsi tersebut terlampau umum.

Ternyata netra juga seperti manusia pada umumnya

yang punya kekurangan dan kelebihan, punya minat

dan bakat dibidang yang beragam. Berarti tidak bisa

menggunakan pemberdayaan tuna netra dengan teori

umum, harus menyentuh tentang kepribadiannya,

perasaannya, dan minatnya. Pendamping warga bina

sosial punya pengalaman, potensi, keahlian dan

berhasil membina warga bina sosial menjadi mandiri

dan terampil.

2. Proses pemberdayaan kelompok disabilitas yang

dilaksanakan di PSBNRW Cahaya Bathin, melalui

beberapa tahapan yang dalam prosesnya telah

memenuhi sebagaimana teori yang dijelaskan dalam

buku Ambar Teguh. Terdapat tiga tahapan dalam

prosesnya, yaitu: Pertama, tahap penyadaran, dimana

pembinaan mental yang dilakukan PSBNRW Cahaya

Bathin untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan

 

Page 121: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

105

membangkitkan kesadaran warga bina sosial.

Penyandang disabilitas yang terpuruk karena kondisi

yang dideritanya menyebabkan mentalnya terganggu

dan menutup diri sehingga kurangnya rasa percaya

diri dan tidak menyadari potensi yang mereka miliki.

Dalam hal ini PSBNRW Cahaya Bathin melakukan

pembinaan dan berhasil meyakinkan wbs bahwa

mereka memiliki potensi yang besar dibalik

keterbatasannya. Kedua, tahap transformasi yang

berupa peningkatan kemampuan keterampilan dan

pengetahuan. Dengan melalui berbagai pelatihan

keterampilan yang diberikan PSBNRW Cahaya

Bathin, warga bina sosial menjadi terampil dalam

membuat produk keterampilan. Dan tahapan yang

ketiga, peningkatan kemampuan intelektual yaitu

dengan kemampuan yang dimiliki warga bina sosial

dalam menghasilkan produk keterampilan serta

pemasaran produk, menjadikan warga bina sosial

mampu membuka usaha sendiri dan mandiri di tengah

masyarakat.

3. Hasil dari pemberdayaan kelompok disabilitas

melalui pelatihan keterampilan di PSBNRW Cahaya

Bathin, dapat terlihat bahwa kemampuan warga bina

sosial yang menjadi terampil dalam membuat produk

keterampilan, menambah pengetahuan mengenai

keterampilan serta menumbuhkan rasa percaya diri

 

Page 122: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

106

warga bina sosial, menjadikan warga bina sosial

mandiri dengan hasil pendapatan yang mereka dapat

dari penjualan produk keterampilan.

B. Saran

Dari berbagai informasi yang didapat peneliti dari

hasil penelitian, terdapat beberapa permasalahan yang

menjadi dasar peneliti untuk memberikan usulan untuk

memajukan program pelatihan keterampilan di PSBNRW

Cahaya Bathin. Peneliti berharap saran yang diberikan

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

1. Kepada semua pengurus Panti agar mempertahankan

kegiatan dalam pelatihan keterampilan yang dapat

mencetak warga bina social yang kreatif dan mandiri.

Serta terus menambah jaringan agar semakin

bertambah masyarakat yang mengetahui dan sadar

akan hasil keterampilan warga bina social.

2. Kepada para pendamping agar terus memberi

pemahaman serta pelatihan bagi warga bina sosial

guna menciptakan ide-ide kreatif untuk pelatihan

keterampilan.

3. Kepada warga bina social agar lebih percaya diri

dalam belajar keterampilan untuk mengembangkan

pengetahuan dan keahlian keterampilan sehingga lebih

terampil dan mampu membuka usaha sendiri.

 

Page 123: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

107

4. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan dapat

mengembangkan penelitian ini untuk memperbanyak

pengetahuan mengenai bagaimana menyikapi

penyandang disabilitas dalam memandirikannya

sehingga mereka dapat menjalankan kehidupan

sosialnya.

 

Page 124: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdulsyani. 2012. Sosiologi; Skematika, teori dan Terapan.

Jakarta, PT Bumi Aksara.

Adi, Isbandi Rukminto. 2013. Intervensi Komunitas &

Pengembangan Masyarakat: sebagai upaya

pemberdayaan masyarakat. Depok: PT RajaGrafindo

Persada

Agustiawati dan solicha. 2009. Psikolgi Pendidikan Anak

Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta

Alfian dkk. 1980. Kemiskinan struktural. Jakarta: Yayasan

ilmu-ilmu sosial.

Arifin, Zaenal. 2011. Penelitian Pendidikan, Mewtode dan

Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Asy-Syaqawi, Amin bin Abdullah. 2010. Merenungi Tafsir

Surat Al-Maun. Jakarta: Islam House.

Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik

Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.

Erdian. 2013. Mudah & Sukses Menyelenggarakan

Pelatihan, Melejitkan Potensi Diri. Yogyakarta:

Kanisius

Fahrudin, Adi. 2011. Pemberdayaan Partisipasi dan

Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung:

Humaniora

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori

& Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hermansah, Tantan. 2016. Memberdayakan Masyarakat

dengan Mengaplikasikan pendekatan Transformasi-

Komunitas-Institusionalisasi. Tangerang Selatan:

UIN Jakarta Press

 

Page 125: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Kaswan. 2013. Pelatihan dan Pengembangan untuk

Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: Alfabeta.

Kusuma, dkk. 2007.Disabilitas Sebuah Pengantar. Jakarta:

PIC UIN Jakarta.

Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. 2012.

Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif

kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Marzuki, H.M. Saleh. 2012. Pendidikan Nonformal:

Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan,

dan Andragogi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Narwoko, J. Dwi & Bagong suyanto. 2007. Sosiologi Teks

Pengantar & Terapan. Jakarta: Kencana.

Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-undang No.13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan. Lembaran RI Tahun

2003 No.13. Jakarta: Sekretariat Negara.

Saworno, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif &

Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soetomo. 2008. Masalah sosial dan upaya pemecahannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Somantri, T. Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa.

Bandung: PT Refika Aditama.

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat

Memberdayakan Rakyat. Kajian Strategi

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja

Sosial. Bandung: PT RefikaAditama.

Sulistiyani, Ambar Teguh. 2017. Kemitraan dan Model-

Model Pemberdayaan. Yogyakarta: GAVA MEDIA

Sumber Artikel dan Jurnal

Hastjarjo, Dicky.2005. Sewkilas tentang Kesadaran

(Consciousness). Buletin Psikologi. Vol 13. No. 2

 

Page 126: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

xvi

Maharani, Laila dan Mustika, Meri. 2016. Hubungan Self

Awareness dengan Kedisiplinan Peserta Didik Kelas

VIII diSMP Wiyatama Bandar Lampung. Jurnal

Bimbingan dan Konseling. Vol 3.

Uswatusolihah, Uus. 2015. Kesadaran dan Transformasi

Diri dalam Kajian Dakwah Islam dan Komunikasi.

Jurnal Komunika. Vol 9. No. 2

Sumber Tinjauan Pustaka

Dzulkarnain, Fikri. 2011. Peran Yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa dalam Pemberdayaan Kaum Dhuafa Melalui

Pendidikan Keterampilan di Bekasi. Jakarta: Skripsi

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Karmila, Wilda. 2015. Peran Program Pelayanan

Pendampingan Pendidikan Terhadap Siswa

Tunanetra di Yayasan Mitra Netra Lebak Bulus

Jakarta Selatan. Jakarta: Skripsi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Rodiah, Mia Maisyatur. 2014. Pemberdayaan Kelompok

Disabilitas Melalui Kegiatan Keterampilan

Handicraft dan Woodwork di Yayasan Wisma

Cheshire Jakarta Selatan. Jakarta: Skripsi Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Rusdiyanto, Rian. 2011. Pemberdayaan Penyandang

Cacat Tunagrahita Oleh Yayasan Wahana Bina

Karya Penyandang Cacat Di Kelurahan Lebak Bulus,

Kec Cilandak Jakarta Selatan. Jakarta: Skripsi

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saidah, Dauatus. 2017. Pemberdayaan Masyarakat

Disabilitas Melalui Keterampilan Handicraft: Tuna

Rungu Wicara Dinyayasan Rumah Regis Tanjung

Barat Jakarta Selatan. Jakarta: Skripsi Fakultas Ilmu

 

Page 127: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Sumber Laporan

Data laporan bulanan Kelurahan Cawang bulan Maret

2018

Sumber Internet

Admin, Beranda Profil Panti Sosial Bina Netra Cahaya

Bathin. Artikel diakses pada 06 Oktober 2018 dari

http://www.panticahayabathin.com

Admin, Sejarah Panti Sosial Bina Netra Cahaya Bathin.

Artikel diakses pada 08 Oktober 2018 dari

https://jadiyangbaik.wordpress.com/2012/02/03/panti-

sosial-bina-netra-cahaya-bathin/

Kementrian Sosial Republik Indonesia, Loka Bina Karya

(Lbk). Artikel Akses pada 08 Oktober 2018, dari

https://www.kemensos.go.id/content/loka-bina-karya-

lbk

LPEM FEB Universitas Indonesia, Lembar Fakta Menuju

Inklusifitas Penyandang Disabilitas di Pasar Kerja

Indonesia. Artikel diakses pada 21 Desember 2017,

dari http://www.lpem.org/wp-

content/uploads/2016/12/Lembar-fakta-rev5.pdf

Sumber Wawancara

Annisa. Warga bina sosial, Wawancara Pribadi. Jakarta, 16

November 2018.

Budi Priyono Warga bina sosial, Wawancara Pribadi.

Jakarta, 07 November 2018.

Komariyah. Pendamping PSBNRW Cahaya Bathin,

Wawancara pribadi. Jakarta, 09 November 2018.

Meryana Herlin. Pendamping PSBNRW Cahaya Bathin,

Wawancara pribadi. Jakarta, 09 November 2018.

 

Page 128: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

xviii

Mukhlisin. Pemimpin PSBNRW Cahaya Bathin.

Wawancara Pribadi, Jakarta, 06 November 2018.

Nia fitriati Warga bina sosial, Wawancara Pribadi. Jakarta,

07 November 2018.

Nini Tresa Mulyani. Warga bina sosial, Wawancara

Pribadi. Jakarta, 07 November 2018.

Nyai. Pendamping PSBNRW Cahaya Bathin, Wawancara

pribadi. Jakarta, 07 November 2018.

Ratiza Tiara Larasati. Pendamping PSBNRW Cahaya

Bathin, Wawancara pribadi. Jakarta, 09 November

2018.

Wanti. Warga bina sosial, Wawancara Pribadi. Jakarta, 16

November 2018.

 

Page 129: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 130: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

20

Lampiran 1 surat-surat

 

Page 131: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

 

Page 132: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

22

 

Page 133: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

 

Page 134: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

24

Lampiran 2 Dokumentasi

 

Page 135: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

 

Page 136: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

26

Lampiran 3 Catatan Observasi

No Tanggal Objek

Observasi

Deskripsi

1 Rabu,

11 Juli

2018

Kegiatan

Pelatihan

Telur Asin

Sebelumnya peneliti sudah

menghubungi Panti dan

meminta izin untuk melihat

secara langsung kegiatan

pelatihan telur asin. Pelatihan

telur asin berlangsung pada

pukul 13.30 di ruang ADL

telur asin. Warga bina sosial

yang hadir akan langsung

duduk dan mengantri, karena

pada pelatihan telur asin

warga bina sosial diajarkan

satu persatu. Saat salah satu

warga bina sosial sedang

melaksanakan pelatihan yang

didampingi oleh pendamping,

warga bina sosial lain yang

sedang menunggu giliran

akan berbincang-bincang

bersama dan di sinilah terlihat

keakraban dan keceriaan

warga bina sosial.

2 Selasa,

17 Juli

2018

Kegiatan

Pelatihan

Menganyam

Berdasarkan hasil

pengamatan, pada pelatihan

keterampilan menganyam

warga bina sosial sebelumnya

telah diberikan materi

mengenai bagaimana cara

membuat keterampilan

menganyam. Setelah itu,

warga bina sosial langsung

mempraktikkannya. Awalnya

semua warga bina sosial

mengikuti pelatihan dengan

 

Page 137: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

tekun, namun ketika waktu

pelatihan akan usai ada yang

sudah pergi lebih dahulu dan

ada juga yang masih tekun

dengan kreasi yang

dibuatnya.

3 Rabu,

18 Juli

2018

Jenis Pelatihan

Keterampilan

Peneliti bertemu dengan Ibu

Yanti. Beliau adalah salah

satu pengurus PSBNRW

Cahaya Bathin. Maksud dari

bertemu Ibu Yanti adalah

untuk memberikan surat izin

penelitian dari PTSP Jakarta

Timur serta untuk

menanyakan seputar pelatihan

keterampilan. Ada banyak

pelatihan keterampilan yang

disediakan Panti, namun

peneliti mengambil fokus

pada 3 pelatihan, yaitu: telur

asin, keset kaki dan mute.

Pelatihan keterampilan keset

dan mute diikuti oleh warga

bina sosial netra dan rungu

wicara, sedangkan pelatihan

keterampilan telur asin hanya

untuk warga bina sosial netra.

4 Selasa,

31 Juli

2018

Kegiatan

Pelatihan

Keset

Peneliti melakukan observasi

terhadap pelatihan

keterampilan keset. Semua

warga bina sosial berkumpul

bersama untuk melakukan

pelatihan keterampilan keset,

yang didampingi oleh dua

pengurus Panti. Peneliti

sedikit berbincang dengan

pengurus panti mengenai

pelatihan keterampilan keset,

pelatihan keterampilan keset

 

Page 138: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

28

ini baru dimulai lagi setelah

beberapa lama sempat

berhenti. Dikarenakan tidak

adanya bahan utama untuk

membuat keset.  

Page 139: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

A. Pimpinan Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara

Cahaya Bathin

1. Bagaimana proses berdirinya PSBNRW Cahaya Bathin?

2. Bagaimana proses perekrutan warga bina sosial (WBS)

dan pendamping di PSBNRW Cahaya Bathin?

3. Berapa jumlah pendamping warga bina sosial (WBS) di

setiap kamar?

4. Bagaimana cara panti mendorong dan membangkitkan

motivasi warga bina sosial (WBS) bahwa mereka

memiliki potensi?

5. Apa saja program keterampilan yang terdapat di

PSBNRW Cahaya Bathin?

6. Apa yang Bapak harapkan dengan adanya program

keterampilan bagi warga bina sosial (WBS)?

7. Bagaimana metode yang digunakan untuk membimbing

warga bina sosial (WBS) dalam program keterampilan

agar terampil seperti yang diharapkan?

8. Produk apa saja yang dihasilkan dari program

keterampilan dalam melatih warga bina sosial (WBS)?

9. Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan warga

bina sosial (WBS) dalam program keterampilan?

 

Page 140: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

30

10. Dari manakah sumber dana dan berapa dana yang

dikeluarkan untuk program keterampilan di PSBNRW

Cahaya Bathin?

11. Berapa kali pertemuan yang dilakukan dalam program

keterampilan di PSBNRW Cahaya Bathin?

12. Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang dihadapi

dalam menjalankan program keterampilan di PSBNRW

Cahaya Bathin?

13. Bagaimana cara mengevaluasi warga bina sosial (WBS)

yang sudah menjalankan program keterampilan?

14. Bagaimana tindak lanjut pada program keterampilan yang

sudah dijalankan?

B. Pendamping di Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara

Cahaya Bathin dalam kegiatan pelatihan

keterampilan

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pendamping di

PSBNRW Cahaya Bathin?

2. Apa alasan bapak/ibu menjadi pendamping di PSBNRW

Cahaya Bathin ?

3. Bagaimana proses pelaksanaan program keterampilan

yang dilaksanakan di PSBNRW Cahaya Bathin?

 

Page 141: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

4. Produk apa saja yang dihasilkan dari program

keterampilan dalam melatih warga bina sosial (WBS)?

5. Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan warga

bina sosial (WBS) dalam program keterampilan?

6. Apa perubahan yang paling terlihat setelah warga bina

sosial (WBS) mengikuti program keterampilan?

7. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas warga bina

sosial (WBS) pada program keterampilan?

8. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya program

ketarampilan bagi warga bina sosial (WBS) di PSBNRW

Cahaya Bathin?

9. Apa indikator keberhasilan pada program keterampilan di

PSBNRW Cahaya Bathin?

10. Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang dihadapi

dalam menjalankan program keterampilan di PSBNRW

Cahaya Bathin?

11. Bagaimana cara mengevaluasi warga bina sosial (WBS)

yang sudah menjalankan program keterampilan?

12. Bagaimana tindak lanjut pada program keterampilan

yang sudah dijalankan?

13. Apa harapan bapak/ibu terhadap warga bina sosial (WBS)

kedepannya dengan adanya program keterampilan?

 

Page 142: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

32

C. Warga Bina Sosial ytang mengikuti Kegiatan

Pelatihan Keterampilan di PSBNRW Cahaya Bathin

1. Sudah berapa lama anda tinggal di PSBNRW Cahaya

Bathin?

2. Apa saja kegiatan anda sebelum tinggal di PSBNRW

Cahaya Bathin?

3. Kegiatan apa saja yang anda ikuti di PSBNRW Cahaya

Bathin?

4. Apa alasan anda memilih program keterampilan di

PSBNRW Cahaya Bathin?

5. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program

pelatihan?

6. Apakah proses belajar dalam program keterampilan

mudah dipahami?

7. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti

program keterampilan dengan sebelum mengikuti

program keterampilan?

8. Penghasilan yang saudara/i peroleh dari program

keterampilan digunakan untuk apa saja?

9. Apakah mau terus ikut program keterampilan atau mau

mencoba membuat keterampilan sendiri di rumah?

 

Page 143: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Transkip Wawancara

Peran PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas Cawang Jakarta Timur

A. Identitas

Nama : Mukhlisin

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tanggal Wawancara : 06 Nov 2018

B. Pertanyaan

15. Bagaimana proses berdirinya PSBNRW Cahaya

Bathin?

Jawaban: Ya pada awalnya sekitar tahun 58an berdiri

yayasan waktu itu namanya Panti Karya Asuhan Budi

dulu kegiatannya tuh nampungin hasil orang-orang

yang kena razia dari Pemda DKI Jakarta. Sekitar

tahun 84an Pemda DKI Jakarta ngeganti namanya

jadi Panti Penyantuan dan Rehabilitasi tapi khusus

Tuna Netra. Nah pas tahun 86 keluar SK Gubernur

DKI ganti nama lagi jadi Panti Sosial Bina Netra

Cahaya Bathin. Ya untuk selanjutnya PSBN Cahaya

 

Page 144: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

34

Bathin jadi milik Dinas Sosial DKI Jakarta ya kira-

kira luas bangunannya sekitar 3.600m2 ya buat

menampung 75 WBS lah tahun 2002 jadi ya panti ini

dibentuk atas organisasi dan tata kerja unit di

lingkungan dinas bina mental spiritual dan

kesejahteraan sosial buat memberikan pelayanan ke

disabilitas netra secara gratis

16. Bagaimana proses perekrutan warga bina sosial

(WBS) dan pendamping di PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Ya kita proses perekrutannya bisa dari

langsung menjangkau ke masyarakat atau

masyarakat datang ke kita ada juga hasil

penangkapan atau razia dari p3s maupun satpol pp

nah dari situ dikumpulkan di PSBI (panti sosial bina

insan) lalu di assesmeent setelah itu dibagi kepanti

masing-masing. Kalau rungu wicara SK nya dari

2017 tapi kita untuk persiapan kamar dan segala

macam nya jadi 2018 baru mulai menampungnya dan

totalnya kurang lebih 40 orang.

 

Page 145: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Pendamping kita melalui informasi bahwa kita ada

penerimaan setelah itu kita adakan seleksi dengan

ada psikolog lalu kita ada koordinasi dan kerjasama

dengan bhabinkamtibmas setempat dan perekrutan

secara psikotes maupun fisik juga, kita utamakan

juga yang mempunyai pengalaman kerja di panti

karena disini kalau ga ada nurani susah karena kan

disini 24 jam pelayanannya dan harus bersedia tidur

disini syarat utamanya, piket sabtu minggu juga ada

piket dan tiap hari juga masuk. Sekarang ada 37

pendamping yang terdiri dari penangan khusus wbs

ada security ada yg ngurusin engineering ada masak

dan ada yg kebersihan.

17. Berapa jumlah pendamping warga bina sosial (WBS)

di setiap kamar?

Jawaban: Satu kamar satu tapi ini karna kemaren kita

ada penambahan 6 orang yang perempuannya ada

yang 2 ada yang 1 orang perkamar kalau yang 2 itu

biasanya ada anak-anak kecil 8 tahunan itu kan

penanganannya sama yang rungu wicara kan dia kan

 

Page 146: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

36

ngeliat kan aduh banyak tingkahnya dah apalagi

mereka dari jalanan karena memang dari jalanan

kan biasa bebas ini kan biar gimana kan kita ajarin

beretika adab dia nah itu agak-agak memang agak

sulit awalnya ngerubah mindset orang kan budaya

orang kebiasaan orang kita rubah tambah-tambah

lama juga dia berubah.

18. Bagaimana cara panti mendorong dan

membangkitkan motivasi warga bina sosial (WBS)

bahwa mereka memiliki potensi?

Jawaban: Kita disini awalnya secara pembinaan

mental dulu, kan ada juga yang masuk disini

mengalami kebutaan yang baru setahun dua tahun itu

dia kecelakaan kerja atau kecelakaan sebagainya

hingga di umur-umur 30/ 40 mengalami kebutaan itu

yang pertama secara psikologis kan mentalnya dulu

karena dari situ dia secara psikis ya pasti namanya

orang kehilangan mata penglihatan inikan segala-

galanya terus juga kalau yang pasangan hidupnya ga

ninggalin kebanyakan ninggalin itu secara mbak

 

Page 147: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

ditinggal pacar aja juga kan pikiran juga tuh galau

ini gimana anak atau istri atau suaminya ninggalin.

Terus kita lakukan asesmen apaan kegiatan-kegiatan

yang dia bidang-bidang itu mana semuanya saya

suruh ikutin dulu kegiatan-kegiatan yang kita iniin

mana dia nanti cocoknya, kalo emang dia cocoknya

misalnya di musik apa ya kita dorong terus karena

ga mungkin kita ada paksaan percuma juga.Untuk

memotivasi mereka untuk lebih maju lagi kita undang

nih kaka-kaka alumni jadi lebih memotivasi mereka,

rutin kita panggil sebulan sekali lah

19. Apa saja program keterampilan yang terdapat di

PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Disini banyak ada keterampilan buat keset

terus mute telor asin kerjasama sama pengusaha

bakso baru kemaren baksonya dijamin enak yang

bikin gabungan rungu dan netra terus anyaman dari

kertas-kertas limbah yang ga kepake udah kan liat ya

handycraft decoupage pijat massage refleksi itu

kebanyakannya netra ada juga salon rungu juga bisa

 

Page 148: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

38

terus ada broadcast kita kerjasama instruktur nya

dari rri terus ada kegiatan bahasa inggris komputer

anak-anak sekolah sekarang kan ujian-ujian

ulangannya kan pakai komputer skala anak-anak kita

kan banyaknya di intuisi SMP Negeri jadi dia mau ga

mau ya harus ikut harus bisa makanya kita

komputernya juga komputer bicara

20. Apa yang bapak harapkan dengan adanya program

keterampilan bagi warga bina sosial (WBS)?

Jawaban: Harapan kita semua agar wbs ini nanti

mandiri ya mandiri dalam buat diri nya sendiri terus

mandiri ditengah masyarakat bermanfaat untuk

lingkungannya ya karena ga mungkin keluarganya

ini ngurusin dia sampai nanti atau panti ini nampung

disini untuk selamanya ya kalo memang ga bisa apa-

apa disini juga banyak yang keterbelakangan mental

atau fisik atau apa namanya IQ nya rendah paling ya

selamanya nanti disini kalau udah umur keatas

ukuran umuran lansia ya dikirim ke lansia tapi kalau

yang ada potensi ini ini segala macem yaa banyak

 

Page 149: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

yang disini yang udah pada keluar dari sini jadi

mandiri di lingkungannya dia punya usaha maju

bahkan dia punya pegawai sekarang ya intinya kita

ga selamanya nanti dia hidup istilahnya bergantung

sama orang karena yang laki maupun perempuan

nanti kalo emang ini dia manusia biasa juga kan dia

nikah punya anak dan dia harus bertanggung jawab

sama keluarganya ya anaknya rata-rata normal juga

yang suami istri netra anaknya semua pada ngeliat

semua ga harus dia keturunannya netra juga

21. Bagaimana metode yang digunakan untuk

membimbing warga bina sosial (WBS) dalam

program keterampilan agar terampil seperti yang

diharapkan?

Jawaban: Diklasifikasikan seperti dikelas observasi

kan masih anak-anak misalnya baru masuk dia belum

itu berarti tahapan belajarnya masih yang mudah-

mudah dulu jadi tingkat-tingkatan mba, kalau

disekolah ada kelas 123 nah ada kelas pemula baru

aja bisa apa yang nanti kan instruktur mau ngajarin

 

Page 150: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

40

yang baru sama yang lama masa sama aja akhirnya

nanti yang lama bosen dong. Jadi nanti ada kita

klasifikasi jadi ada kelasnya masing-masing

bertahap.

22. Produk apa saja yang dihasilkan dari program

keterampilan dalam melatih warga bina sosial

(WBS)?

Jawaban: Banyak produknya seperti keset, kotak tisu

dari mute, telor asin, baru-baru ini juga ada bakso

terus anyaman dari kertas-kertas limbah yang dibikin

keranjang dan tempat buku ada juga pajangan

decoupage, bros, bunga-bunga hiasan, kalau hasil

fisik nya sih bisa dilihat diruang keterampilan semua

ada di sana ada juga yang di taruh dilemari kaca

yang di depan dekat pintu masuk

23. Bagaimana memasarkan produk yang

dihasilkanwarga bina sosial (WBS) dalam program

keterampilan?

Jawaban: Telor asin ada juga keset kalau yang keset

itu biasanya kita ikutin di pameran-pameran atau

 

Page 151: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

engga kalau ada tamu yang mau, kalau telor asin

setiap hari kita titipin di tukang soto terus kadang-

kadang pegawai atau ada tamu mau beli. Hasil

penjualannya balik untuk anak-anak lagi jadi

berputar istilahnya dia kan sudah belajar ada lah

hasil keringatnya kebetulan ini kan yang megang

telor asin yang double istilahnya syifa waktu itu tau

kan ya jadi kembali lagi ke dia nanti modalnya ya

diini lagi buat beli tetep dari anggaran lebihnya ya

kan kasih dia kadang-kadang kan telor asin ngga

semuanya bagus ya busuk tapi tetep anggaran itu tiap

bulan ada, lebih lebih dikitkan dikasih seneng dia ada

hasil keringatnya dia beda senang

24. Dari manakah sumber danadan berapa dana yang

dikeluarkan untuk program keterampilan di

PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Tergantung ada anggaran ya kalau di kita

rata-rata anggaran banyakan ya dari apbd tapi kalau

di apbd nggak ini ya kita bisa ke kemensos koordinasi

lah kalau dia ada program dia ya kita ini kan kalau

 

Page 152: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

42

kemensos kan ga harus DKI kalau dikita kan terbatas

hanya DKI aja gitu pemda nih kan kalau kemensos

kan seluruh daerah. Kita anggarin suatu kegiatan di

bawah pembinaan ada kegiatan handycraft misalnya

kalo yang telor asin masuk kegiatan ADL dibawah

satpel binaan besaran rincian anggarannya beda-

beda

25. Berapa kali pertemuan yang dilakukan dalam

program keterampilan di PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Kalau telor asin senin-jumat kalau mute

seminggu 2 kali deh semuanya, ada jadwalnya sih.

Udah diatur semua instrukturnya ini ada dikelas ini

ada diatur itu ada deh jadwalnya supaya ga bentrok

anak-anaknya juga tau. Nih misalnya bu yanti pegang

senin rungu wicara nih misalkan Calistung itu dari

pagi jam 8 sampai jam 9 lebih nanti jam 9 lebih

sampai jam berapa mereka yang rungu wicara tadi

keterampilan terus nanti ada siangnya dia bahasa

isyarat atau apa ada terus ada sela nya ada

istirahatnya kaya sekolah lah setelah jam 1 kesana

 

Page 153: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

udah engga tapi sore misalnya ada kegiatan apa atau

ngaji jam sholat jam makan nanti hari jumat

olahraga kalau sabtu minggu kerja bakti bersih-

bersih ruangan kalau misalkan ada yang mau latihan

ya dia latihan sendiri kita kasih ini nya mempertajam

pelatihannya dia ga masalah kan pendamping ada

keset juga kan ada yang piket jadi diarahin. Jadi mau

ke keset ya silahkan kita juga keluarin meja pimpong

main bulu tangkis kaya gitu-gitu yang rungu wicara

pintar apa main bulu tangkis itu tapi ga lepas dari

bersihin kamar kasur yang nyuci pakaian.

26. Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang

dihadapi dalam menjalankan program keterampilan di

PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Salah satunya ya itu yang mengalami

kejiwaan yang biasanya diluar sekali begini bisa 100

sehari jadi itung-itung sebulan 3 juta itu paling dikit

belum kali kalo hari jumat atau bulan puasa itu beda

lagi tuh harganya penghasilannya, disini suruh bikin

ini doang ga ada duitnya istilahnya ga gede gitu jadi

 

Page 154: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

44

mau mau engga engga jadi terpaksa awalnya kalau

perlu dia minta pulang tapi kita kasih pembinaan

kalau yang dari ketangkep razia terus kita taro disini

ga boleh keluar ya cuman ga tau deh nanti keluar

lagi dari sini dia mau begitu lagi ya terus lagi dibina

lagi tapi Alhamdulillah sih rata-rata kalau yang udah

begitu ga ada kebanyakan dari mereka berhasil lah

paling nggak berhasil untuk diri sendiri ga

ngerepotin orang nggak ngemis lagi dijalan gitu atau

ngamen paling dagang kerupuk paling kalau ngemis

sih engga tetep mau usaha kalau dia nggak punya

panti pijat engga punya modal untuk bikin panti pijat

kalau itu dia ikut sama temen-temennya yang punya

panti pijat jadi pegawainya gitu yang hobinya musik

ngisi-ngisi di cafe atau di kawinan-kawinan. Kalau

dia kemampuannya ada disini kita kan kerja sama

juga sama alumni-alumninya jadi alumni nanti tau

nih tahun ini udah pada lulus nih jadi direkrut deh

dia nanya sama instruktur sini

 

Page 155: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

27. Bagaimana cara mengevaluasi warga bina sosial

(WBS) yang sudah menjalankan program

keterampilan?

Jawaban: Kita ada monev setahun 2 kali kita kunjungi

panti-panti pijatnya, kan punya usaha nih dia dari

sini dia buka panti pijat kita tetep menjalin

silaturahmi dengan kunjungan-kunjungan pas dia

baru keluar kita resources dulu sosialisasi

kemasyarakat mengundang masyarakat sekitar

biasanya sih kita suka ngadain di RPTRA dan ibu-ibu

PKK ini loh murid kami kita promosiin udah mandiri

dia bisa mijit jadi juga kasih masukan kemasyarakat

kalau ada punya warga dengan disabilitas netra bisa

masukin panti kami kan banyak suka disembunyiin

lah nah itu dia antara lain seperti itu kadang

keluarganya suka malu padahal kasian banyak tuh

masih umur 5 tahun 6 tahun dikamar aja ga kenal

orang banyak kita yang begitu orang tua nya

akhirnya kita bujuk agar dibawa ke kita dan

kebanyakan emang orang-orang ga punya jadi

 

Page 156: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

46

merasa takut biaya berapa padahal dikita gratis

semua buat makan dia aja susah katanya apalagi ini

rata-rata kan sekolah disabilitas emang mahal kalau

yang swasta kan

28. Bagaimana tindak lanjut pada program keterampilan

yang sudah dijalankan?

Jawaban: Disinikan kita emang bukan untuk usaha ini

kan untuk ADL melatih latihan tapi kalau ada yang

mau pesan ya kita kerjain. Kalau abis pelatihan hasil

nya ga dijualkan sayang ya untuk ini juga pemasaran

dia cara pemasaran belajar dia. Kalau proses

terminasi jika sudah menjalani semua pendidikan

nanti dia sudah lulus belum massagenya dia sudah

lulus belum shiatsunya nanti berijazah baru kita

terminasi kan sudah melalui pbk magang udah bener-

bener bagus dia hasil-hasil pijatannya bagus ya

sudah sesuai dengan tahunnya juga kita terminasi

kalau kita ada bantuan anggaran ya kita kasih dia

punya usaha tapi kalau ga ada ya kita upayakan

koordinasi dengan kemenssatos minta bantuan

 

Page 157: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Transkip Wawancara

Peran PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas Cawang Jakarta Timur

A. Identitas

Nama : Komariyah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 09 Nov 2018

B. Pertanyaan

14. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pendamping di

PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Kalau saya terhitung mulai awal disini

sudah lama 5 tahun tapi untuk yang terjun langsung

ke anak-anaknya sekitar 3 tahunan. Awalnya karena

disini kan ada yang namanya papitun buat anak-anak

praktek kalo yang netra mereka diajarkan dari sini

keterampilan pijat massage nanti kita salurkan

magang jadi saya jaga di situ aja jadi ga terjun

langsung menghadapi anak-anaknya yang seperti

sekarang ini

 

Page 158: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

48

15. Apa alasan bapak/ibu menjadi pendamping di

PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Jujur saya pertama emang ga tau dinas

sosial itu apa terus tiba-tiba saya tuh ga sengaja juga

masuk sini karena kalau dulu tuh apa ga seintens

sekarang kalo mau masuk dinas sosial ya, dari alasan

kenapa saya masuk awal masuk nya iseng tapi lama

kelamaan terus saya ngerasa nyaman aja disini nah

itu pun alasan saya disini jadi pendamping udah

ngerasa klop aja sama anak-anaknya terus istilahnya

selain itu juga nambah ilmu pokoknya disini banyak

ilmu nya selain bekerja juga ibadah dapetnya.

16. Bagaimana proses pelaksanaan program keterampilan

yang dilaksanakan PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Yang awal anak-anak terjun ke

keterampilan pasti yang pertama adalah materi kita

kasih materi pemahaman dulu kepada anak-anak ini

baru kita bisa langsung praktek paling untuk materi

juga ga banyak sih ya soalnya kita kan langsung

terjun jadi pertama pasti perkenalan dulu terus nanti

 

Page 159: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

kita kasih materi apa yang harus kita kasih gitu terus

kita praktekkan, biasanya kalau kita kasih materi pun

ga kaya pelajaran gitu paling soalnya kan kita juga

keterampilan tuh ga ada bukunya istilahnya kan

memang dari apa namanya kebetulan ada beliau tuh

udah menguasai banget lah gimana keterampilan gitu

nah ilmu beliau disalurkan jadi yaudah gini aja

langsung aja gitu tapi ya Alhamdulillah mereka

paham gitu

17. Produk apa saja yang dihasilkan dari program

keterampilan dalam melatih warga bina sosial

(WBS)?

Jawaban: Untuk produk kita sudah ada beberapa

kaya misalnya keset terus bros kalung the copes terus

hasil dari kertas anyam yang sudah apa namanya

yang ga kepakai terus souvenir-souvenir terus kayu

furniture jadi kita ngedatengin kayu mentah nah kita

yang kaya finishing nya ngalusin terus kita fitur itu

sih kalo yang untuk rungu nya kalo anak netra ya

 

Page 160: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

50

paling contohnya kaya tasbih tempat tisu seperti itu

sih ada juga yang telor asin

18. Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan

warga bina sosial (WBS) dalam program

keterampilan?

Jawaban: Kalo untuk telur asin kita kan ada beberapa

paling kita titip ke warung-warung terus untuk yang

lain kita sih baru ini kalo misalkan ada bazar nah

kita datang kita tawarkan barang kita nah itu salah

satu nya kalo untuk yang furniture ini karena kita

relasi dengan masyarakat kan banyak ya dari situ

kita bisa memasarkan terus nanti kita bekerja sama

dengan instasnsi lain misalnya untuk menawarkan itu

untuk yang bros ini kita biasanya ada kawan nih yang

pesen-pesen sama kita kebetulan ini juga baru-baru

ini ada pengepul nya jadi kita hanya bikin bros tapi

belum sempurna nanti yang nyempurnain orang itu

jadi kita cuma mentahnya yang cuma misalnya bunga

yang kelopaknya aja nanti dia yang ngasih jarum nya

 

Page 161: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

gitu-gitu sih yang menyempurnakan dia tapi

bahannya dari kita.

19. Perubahan apa yang paling terlihat setelah warga bina

sosial (WBS) mengikuti program keterampilan?

Jawaban: Kalo perubahan sebenarnya banyak sih

dari dia yang ga ada kegiatan jadi ada kegiatan kaya

gitu kan terus jadi mereka lebih menyibukkan diri di

dalam dunianya keterampilan istilahnya yang tadinya

dia ga ngapa-ngapain terus dia aktif dalam hal itu

jadi ya banyak positifnya dari yang bengong jadi

sekarang menghasilkan gitukan jadi ada motivasi

buat mereka buat nantinya „oh jadi diluar sana nanti

saya keluar punya keterampilan‟ pikiran buat

mandiri salah satunya

20. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas warga

bina sosial (WBS) pada program keterampilan?

Jawaban: Kita liat nih dalam satu kegiatan misalnya

kita coba engga apa-apa nih semua dibarengin kaya

gitu kan istilahnya, nah kita liat yang kira-kira dia

tuh bisa itu siapa nah itu salah satunya apanamanya

 

Page 162: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

52

menyaringnya oh ternyata dia mahir dibidang ini

nantikan bisa anak-anak ini dengan sednirinya

yaudah kalo misalnya dia sukanya yang ini yaudah

misalnya kita itukan disini ada salon kalo untuk

rungu mereka kita ajarkan kan udah semuanya

diikutan semua nah jadinya anak ini akan memilih

apa yang menjadi hobinya dia yang menjadi keahlian

dia seperti itu sih

21. Bagaimana pendapat bapak/ ibu dengan adanya

program keterampilan bagi warga bina sosial (WBS)

di PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: saya sangat mendukung dengan adanya

program keterampilan ini, karena kan meningkatkan

kreativitas dia juga oh dari sini bisa ya aku bikin ini

jadi kan mereka tergali gitu istilahnya

22. Apa indikator keberhasilan pada program

keterampilandi PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban:Sejauh ini sih paling kalo anak-anak ini kita

lihat dari hasilnya nih, hasil produknya kalo misalkan

bagus udah bisa ada nilai jual nya nah itu yang kita

 

Page 163: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

anggep berhasil soalnya apa kalo untuk anak rungu

ini kan baru kan istilahnya belum lama produksi

keterampilan ini pun baru berjalannya satu tahunan

lah ya makanya balum yang spesifikasi yang apa

sampe yang tapi Alhamdulillah dari sini yang kita

lihat sudah berhasil ya gitu dari hasil anak-anak

sendiri

23. Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang

dihadapi dalam menjalankan program keterampilan

di PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Ya untuk karena kita juga keterampilannya

nggak yang dituntut untuk ini harus begini gitu kan

ya paling komunikasi soalnya kebanyakan anak didik

kita ini kebanyakan dari jalanan udah gitu mereka

sudah dewasa dari jalanannya dan mereka sudah

terbiasa dengan bahasa mereka sendiri bukan bahasa

yang kita latih istilahnya kalo kita disini kan

diajarkan bisindo biar sama-sama kita mengerti tapi

mereka kan kebanyakan dari luar jadi mereka dengan

bahasa mereka sendiri dengan bahasa tarzan lah ya

 

Page 164: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

54

dari situ kita jug komunikasi agak meraba-raba tapi

dari lambat laun kita bisa memahami terus kadang

juga paling malesnya itu dia yang bikin kadang kalo

dia udah males ya udah jadi kita mau suruh latihan

juga kalo dia udah males ya udah kita ga bisa

paksain lagi jadi kita ga mau memforsir anak ini juga

sih kalo misalnya dia ada sesuatu ya udah besok coba

kita coba lagi jadi kita juga ga mau memaksakan

yang terlalu maksa buat anak ini ikutan terus

menerus gitu nggak dari dikit kita ajak nanti lama-

lama juga dulunya anak-anaknya juga seperti itu

susah kaya gitu kan terus karena mungkin kan dia

aduh ternyata enak ya dengan sendirinya mereka

yang mencari kita ayo kita belajar kaya gitu dari situ

kan keliat ternyata anak ini udah mulai ngerasa oia

yah ternyata aku tuh butuh ternyata asik ya

belajarnya seperti itu sih

24. Bagaimana cara mengevaluasi warga bina sosial

(WBS) yang sudah menjalankan program

keterampilan?

 

Page 165: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Jawaban: kalau evaluasi kita lihat dari keberhasilan

mereka apa hasil keterampilan yang mereka buat

bagus jadi diliat hasil akhirnya gitu

25. Bagaimana tindak lanjut pada program keterampilan

yang sudah dijalankan?

Jawaban: Keterampilan untuk rungu wicara kan

terbilang baru ya jadi kita masih dipelatihannya aja

untuk tindak lanjut kedepannya belum ada

26. Apa harapan bapak/ibu terhadap warga bina sosial

(WBS) kedepannya dengan adanya program

keterampilan?

Jawaban: Untuk anak-anak ini ya saya pribadi

semoga nanti lebih anak ini lebih bisa mandiri lebih

mempunyai jiwa yang apa istilahnya oh ya dari sini

setelah saya dilatih disini ada kesadaran diri ternyata

saya punya ini bisa dimanfaatkan di luar sana

semoga nanti jadi berkembang lagi mandiri dalam

artian saya bisa mandiri sebab bisa membuat usaha

sendiri malahan kalau bisa mereka juga bisa

 

Page 166: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

56

merangkul yang lain yang istilahnya belum bekerja

kaya tadi ikut usaha dengan dia

 

Page 167: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Transkip Wawancara

Peran PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas Cawang Jakarta Timur

A. Identitas

Nama : Ratiza Tiara Larasati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 09 Nov 2018

B. Pertanyaan

1. Sudah berapa lamamenjadi pendamping di PSBNRW

Cahaya Bathin?

Jawaban: Baru sebelas bulan sampai detik ini dari

januari

2. Apa alasan bapak/ibu menjadi pendamping di

PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Sebenernya kan saya jurusan kebidanan ya

disini kan tenaga kesehatannya baru satu belum ada

yang perempuannya sekarang sih udah tiga sebelum

itu baru 2 karena kemaren itu ada penambahan

karyawan jadi nambah lagi tuh tenaga kesehatannya

 

Page 168: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

58

disini sebenernya kurang sih tenaga kesehatannya

apa lagi kan dokter gitu kekurangan tenaga dokter

3. Bagaimana proses pelaksanaan program keterampilan

yang dilaksanakan PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Biasanya kita udah ada jadwalnya sih ada

basic ada the copes ada banyak ada menjahit terus

mewarnai biasanya anak-anak udah tau sih basic nya

tuh apa jadi anak itu tuh minatnya lebih kemana

4. Produk apa saja yang dihasilkan dari program

keterampilan dalam melatih warga bina sosial

(WBS)?

Jawaban: Ada decoupage terus bros ada furniture

ada anyaman dari kertas itu untuk saat ini baru itu

aja sih kalung juga ada

5. Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan

warga bina sosial (WBS) dalam program

keterampilan?

Jawaban: Biasanya kalo ada bazar kita ikut bazar

pertama, kedua sih kalo ada tamu kita arahkan ke

ruang keterampilan. Kalo ada bazar biasanya sih

 

Page 169: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

anaknya ada yang ikut ada juga yang engga

tergantung situasinya karena kita kan anak rungu

wicara ya kita takut bawanya kan bukan takut sih

gimana ya rumit lah istilahnya apalagikan ditempat

keramaian gitu kan kita juga ga mau ambil resiko

kalo tiba-tiba bazar kan penuh orang kan tiba-tiba

nanti hilang atau gimana kan kecuali emang ada

kaya misalnya festival apa nah itu melibatkan anak-

anak disabilitas baru kita ikutan sebagian

6. Perubahan apa yang paling terlihat setelah warga bina

sosial (WBS) mengikuti program keterampilan?

Jawaban: Banyak sih mungkin dari awalnya dia

belum bisa menjahit misalnya terus jadi bisa jadi

lebih banyak beraktifitas sih dari pada dia diem-diem

aja di kamar, kalo dari sikapnya biasanya dia lebih

happy sih kalo di ajak keterampilan kalo biasanya

juga wbs sendiri yang nagih ke kita udah jam 10 nih

udah jam 1 dia udah tau sendiri jadwalnya ketagihan

gitu dikamar juga biasanya kan suka dibawa ke

kamar ga mungkin kan disini terus ketagihan itu dia.

 

Page 170: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

60

7. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas warga

bina sosial (WBS) pada program keterampilan?

Jawaban:Awalnya kita nih menjahit semua kita ikutin

tapi kan nanti ada yang bisa ada yang engga nah itu

baru ternyata dia pas kelas menempel kertas yang

bikin anyaman itu ternyata dia lebih bisa kesana,

terus awalnya kita udah ngarahin jadi nanti kalau itu

bisanya kita buka semua kaya keset terus kayu terus

menjahit terus menempel kertas tuh jadi kita udah

langsung diiniin anak-anaknya kita pisah-pisahin ga

bisa dipaksa ya untuk keterampilan itu sesuai

keinginan mereka nya

8. Bagaimana pendapat bapak/ ibu dengan adanya

program keterampilan bagi warga bina sosial (WBS)

di PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Bagus banget ya, ya saya sebagai

pendamping mensupport adanya keterampilan ini

karena kan ga selamanya juga kan mereka nanti

hidup di panti kan ketika kalo nanti mereka keluar

 

Page 171: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

kemasyarakat kan jadi mereka ada keahlian yang

bisa dijual lah istilahnya

9. Apa indikator keberhasilan pada program

keterampilandi PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Biasanya dilihat dari hasilnya sih kaya

misalnya bikin bros nih kan wbs itu biasanya

dasarnya kita tinggal finishing nya istilahnya kita

yang betul-betulin lah terakhirnya biasanya dia kalo

udah buat satu produk misalnya bros itu dinyatakan

berhasil untuk kategori menjahit bros gitu

10. Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang

dihadapi dalam menjalankan program keterampilan

di PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Banyak sih pertama komunikasi paling

pertama itu karena ya susah juga ya merekan dari

jalanan kebanyakan ga apatuh ga paham bahasa

isyarat ketika disini kan baru belajar bahasa isyarat

dasar jadi itu sih kendala kita komunikasi paling

pertama jadi kita kadang menebak-nebak apa yang

 

Page 172: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

62

dia atau kita omongin ya kan aku juga di tempat

disabilitas gini juga baru baru kali ini

11. Bagaimana cara mengevaluasi warga bina sosial

(WBS) yang sudah menjalankan program

keterampilan?

Jawaban:Disini ga ada yang gimana ya evaluasi kaya

gitu, paling kalau evaluasi diliat dari keberhasilan

mereka, ya kita ngeliat nih apakah hasilnya ya

kembali kehasilnya tadi hasil akhirnya

12. Bagaimana tindak lanjut pada program keterampilan

yang sudah dijalankan?

Jawaban: Masih baru kan paling sama kaya saya

disini baru setahunan ini jadi emang belum apah

sarana dan prasarana nya juga belum memadai jadi

belum ada tindak lanjut masih kurang lah

13. Apa harapan bapak/ibu terhadap warga bina sosial

(WBS) kedepannya dengan adanya program

keterampilan?

Jawaban: ketika nanti mereka keluar kemasyarakat

mereka ada keahlian yang bisa dijual kalo tuna netra

 

Page 173: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

kan kebanyakan ikut massage shiatsu kaya gitu kan

ada juga mereka keterampilan cuma mute aja kalo

anak-anak rungu wicara ini dia sebenernya normal

ya cuma ga bisa denger sama ngomong saya

berharapnya itu sih ketika terjun ke masyarakat

mereka istilahnya udah bisa mandiri

 

Page 174: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

64

Transkip Wawancara

Peran PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas Cawang Jakarta Timur

A. Identitas

Nama : Meryana Herlin

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 09 Nov 2018

B. Pertanyaan

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pendamping di

PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Tiga tahun enam bulan

2. Apa alasan bapak/ibu menjadi pendamping di

PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Sebenarnyakan dulu masuk sini bukan mau

jadi pendamping karena dulu lowongannya dari

dinas sosial tuh buat pekerja sosial anak cuman

karena penempatannya tuh dulu di UPT kebetulan

dapetnya disini dari dinasnya, buat jadi pekerja

sosial sesuai dengan jurusan kuliah kan

 

Page 175: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

3. Bagaimana proses pelaksanaan program keterampilan

yang dilaksanakan PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban:Proses pelaksanaan yang keterampilan kan

sekarang kita ada dua nih yang netra sama rungu

wicara, keterampilannya sih sebenernya kita otodidak

ya kebetulan kita punya pegawai yang istilahnya

multitalenta dia ada bakat minat terus emang dia

punya workshop jadi kemaren buat istilahnya nggak

sekedar mengisi waktu luang difabel tapi gimana

caranya dia bisa berkarya mandiri kaya gitu jadi

diajarin sih. Jadinya kita buat anak rungu wicara kita

lebih cenderung proaktif karena kan buat mengenal

ini alat ini begini kaya gini jadi kalo kita udah

tertarik apalagi-apalagi dengan kebutuhan pasar jadi

nanti prodaknya bisa kita jual. Kita ada kerja sama

kaya buat pelatihan kaya misalnya saya kokom gitu

dapat pelatihan misalnya gratis jadi volunteer itu di

inspiration craft gitu kaya ada komunisanya khusus

terus nanti kalo udah diajarin kita ajarin lagi ke

anak-anaknya

 

Page 176: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

66

4. Produk apa saja yang dihasilkan dari program

keterampilan dalam melatih warga bina sosial

(WBS)?

Jawaban:Banyak sih kita ada 9 macam buat yang

rungu wicara ini, kalo kain perca itu banyak banget

kain perca itu bisa jadi bros kipas bando kalung

cuma kalau kalungnya belum jadi ya, terus kaya

manik-manik gitu bisa jadi kalung terus bisa jadi

tempat tisu gantungan kunci, the copes banyak ada

yang dari anyaman talenan apalagi ya terus kain

percanya bisa jadi bunga kaya gitu banyak sih kalau

dari kertas bekas itu macem-macem

5. Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan

warga bina sosial (WBS) dalam program

keterampilan?

Jawaban: Terus kaya buat pemasarannya itu biasanya

bu erni ada kerja sama dia biasanya punya link kaya

souvenir-souvenir gitu jadi dibikinnya bahannya

setengah jadi dulu sesuai dengan permintaan aja

selain dari bu erni biasanya dari facebook dari

 

Page 177: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

instagram terus kita ikut pameran ikut workshop

seminar kaya gitu-gitu pasti kita bawa produk kita

6. Perubahan apa yang paling terlihat setelah warga bina

sosial (WBS) mengikuti program keterampilan?

Jawaban: Kalau sekarang lebih terarah yang dulunya

nggak punya keterampilan jadi ada yang dulunya

punya bakat ga tertarik jadi tersalurkan sebenarnya

lebih cenderung ke arah positif

7. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas warga

bina sosial (WBS) pada program keterampilan?

Jawaban: Kita ini seleksi semua kita uji coba dulu

siapa yang bertahan sampai akhir berarti dia punya

ga cuma bakat tapi dia ada minat kalau ga ada minat

mereka bakal ninggalin gitu aja

8. Bagaimana pendapat bapak/ ibu dengan adanya

program keterampilan bagi warga bina sosial (WBS)

di PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Kalau menurut aku sih bagus-bagus aja ya

kita bisa mengasah minat dan bakat keterampilannya

 

Page 178: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

68

kita bisa ngebina dia bisa memberdayakan dia untuk

demi kemandirian dia

9. Apa indikator keberhasilan pada program

keterampilandi PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Pertama si anaknya ini rutin apa nggak ikut

latihannya, kalau disinikan istilahnya kita sortir ya

yang layak jual atau engga terus diterima dikalangan

pasar terus hasilnya juga balik ke anaknya lagi.

Terus tanpa disuruh anaknya tuh udah minta ke kita

mau bikin apa kan setiap anak itu punya ininya

masing-masing misalnya dia lebih cenderung di the

couples si anak ini lebih cenderung dimana pasti

mereka sudah minta tanpa kita suruh sekarang.

10. Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang

dihadapi dalam menjalankan program keterampilan

di PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Hambatannya sih kalau anak-anak tuh

biasanya moody ya kalau lagi ga mood ya ga bisa

tapi kalau lagi mood mau sampe jam 12 malam juga

kitakan biasanya suka dibawa ke atas tuh ke asrama

 

Page 179: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

kalau ga disuruh tidur juga ga bakalan tidur.

Hambatannya juga kalau lagi pas berantem, tau

sendirikan walaupun mereka sama-sama diajarkan

bahasa isyarat miskomunikasi itu pasti ada

11. Bagaimana cara mengevaluasi warga bina sosial

(WBS) yang sudah menjalankan program

keterampilan?

Jawaban:Evaluasinya sih biasanya kita per 3 bulan

ya, per 3 bulan tuh kita ada raport anak-anak

diliatnya tuh dari presentasi kehadiran terus berapa

banyaknya mereka produksi hasil terus kita evaluasi

gini loh kemarin bulan ini kamu ada uang saving

terus kita bikinin uang tabungan yang bulan ini tuh

banyak yang bulan kemaren tuh turun biar jauh lebih

baik aja. Jadi per 3 bulan ini cuma diliatin aja buku

tabungannya, uangnya jadi mereka semintanya aja

gitu soalnya kalo nggak kita manage kaya gitu sehari

juga 50 ribu juga abis mereka mah hobi jajan ga jauh

beda sih sebenernya kaya kita ya mau jajan mah

jajan aja kaya pasar malem gitu adakan 2 minggu

 

Page 180: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

70

sekali ya jajan beli kerudung beli apa namanya ada

uang kan.

12. Bagaimana tindak lanjut pada program keterampilan

yang sudah dijalankan?

Jawaban: Kalau itu sih biasanya pimpinan ya yang

ituin, cuman pastinya ada tapi saya belum tau sih

soalnya kan rungu wicara ini baru ya baru setahun

13. Apa harapan bapak/ibu terhadap warga bina sosial

(WBS) kedepannya dengan adanya program

keterampilan?

Jawaban: Kedepannya sih apa ya kaya mungkin

marketnya kali kita bisa perluas lagi gitu terus kita

bisa kaya kerjasama tuh nggak cuma ke industri

menengah ke bawah tapi kita nanti bisa menengah ke

atas, terus kaya penyaluran tenaga kerjanya tuh bisa

dipake gitu apa yang kita latih bisa kita salurkan

 

Page 181: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Transkip Wawancara

Peran PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas Cawang Jakarta Timur

A. Identitas

Nama : Nyai

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 07 Nov 2018

B. Pertanyaan

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pendamping di

PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Sudah 3 tahun, sebelumnya saya banyak sih

pantinya pertama sih di psbg terus di psbl terus di

psaa terus di pstw di pindah-pindah karena ada

mutasi dari panti biar kenal semua bisa tau kerjaan

panti sini apa gitu.

2. Apa alasan bapak/ibu menjadi pendamping di

PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Yang pertama sih pengen gitu anak-

anaknya nanti bisa mandiri gitu kalo udah selesai

 

Page 182: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

72

dari sini dipanti kan ga selamanya dia disini jadi

harus di luar gitu harus bisa mandiri lah buat dirinya

sendiri ga ngerepotin keluarganya

3. Bagaimana proses pelaksanaan program keterampilan

yang dilaksanakan PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Yang pertama sih telur bebek terus kita cuci

kita gosok sama apa sih yang kaya sabut cuci piring

itu setelah bersih kita bungkus sama abu abu nya

udah dicampur garem sama aer kita aduk terus

sampe rata udah kita bungkus prosesnya sih 15 hari,

wbs nya di arahin aja kita dampingin aja seperti kaya

tadi gitu gimana caranya nyuci yang bersih mereka

punya indranya indra peraba jadi di raba gimana

bersih terus cara bungkusinnya kira-kira aja dia di

peres dulu abu nya terus di tempelin ke telur nya

4. Produk apa saja yang dihasilkan dari program

keterampilan dalam melatih warga bina sosial

(WBS)?

Jawaban: Banyak sih tapi saya kan fokusnya

dipelatihan telur asin saja

 

Page 183: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

5. Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan

warga bina sosial (WBS) dalam program

keterampilan?

Jawaban: Kita cuma di tukang soto aja saat ini paling

sama ada pegawai yang mau beli gitu, terkadang wbs

nya yang ngasih ke tukang soto kita yang anter dia

kan belum bisa kedepan karena kan kita harus pagi-

pagi nganter ke tukang soto nya sedangkan dia masih

ada kegiatan lain

6. Perubahan apa yang paling terlihat setelah warga bina

sosial (WBS) mengikuti program keterampilan?

Jawaban: Tadinya kan dia dikamar aja suka pada

diem aja gitu ya tapi dia pada seneng pas disini bisa

ketawa-ketawa bisa ngobrol apa yang mereka tadi

abis belajar apa mereka cerita di sini jadi ngerasa

pada seneng aja

7. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas warga

bina sosial (WBS) pada program keterampilan?

Jawaban:Jadi tuh mereka kita ikutin semua

keterampilan terus yang mana mereka bisa fokus itu

 

Page 184: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

74

yang kita ambil jadi semua mereka coba dulu belajar

semua nanti disitu keliatannya mereka tuh bisa nya di

apa kalo kita paksain juga kan ga mungkin paling

kita mah ngasih semangat

8. Bagaimana pendapat bapak/ ibu dengan adanya

program keterampilan bagi warga bina sosial (WBS)

di PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Menurut saya bagus sih karena kan telur

asin ini gampang mudah dipelajarinya terus kan

banyak masyarakat juga udah kenal namanya telur

asin tuh seperti apa jadi ya bagus aja

9. Apa indikator keberhasilan pada program

keterampilandi PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Kalo anak-anak ini kan keterbatasan ya

mba jadi belum 100% banget paling baru ada yang

50% paling yang mba nia itu dia udah hampir bagus

kita jadi tinggal ngedampingin aja dia udah ngerti

paling kalo misalkan bikin bahannya kaya abu

gosoknya itu

 

Page 185: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

10. Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang

dihadapi dalam menjalankan program keterampilan

di PSBNRW Cahaya Bathin?

Jawaban: Suka ada wbs yang sebenernya mereka mau

semua ya kalo bikin telur asin cuma terkadang mood

nya mereka kadang lagi pada ngambek atau ada

masalah apa kita kan ga tau hati nya mereka kadang

ya kaya gitu kita berusaha jangan ngambek gini-gini

gitu kan kasih pengertian. Paling kalo telurnya busuk

itu wajar sih

11. Bagaimana cara mengevaluasi warga bina sosial

(WBS) yang sudah menjalankan program

keterampilan?

Jawaban:Dilihat dari proses pembuatannya mba cara

dia menggosoknya bersih terus cara membungkusnya

dia udah bagus apa belum

12. Bagaimana tindak lanjut pada program keterampilan

yang sudah dijalankan?

Jawaban: Kalo saya sendiri sih belum ada kesana

soalnya kan ini masih fokus sama pelatihannya ini

 

Page 186: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

76

juga kan baru masih pada magang wbs nya, kalo

yang saya ya tapi ga ngerti kalo yang udah dulu-dulu

ini yang baru dipegang sama saya

13. Apa harapan bapak/ibu terhadap warga bina sosial

(WBS) kedepannya dengan adanya program

keterampilan?

Jawaban: Ya itu tadi agar wbs itu jadi manusia yang

mandiri yang bermanfaat tidak ketergantungan sama

orang lain gitu

14. Kenapa Mba Nini dan Mas Budi tidak naik kelas

dalam pelatihan pijat? Lalu Mengapa diarahkan pada

pelatihan keterampilan?

Jawaban: di massage itu banyak teori dan tekniknya

jadi warga bina sosial harus mampu menghafal teori

dan teknik tersebut. Sedangkan mba nini dan mas

budi daya tangkap nya yang kurang jadi dikelas

massage atau pelatihan pijat bisa dibilang tidak naik

kelas dan ga bisa melanjutkan pelatihan massage ke

tahap yang lebih sulit. Yang ngarahin itu bagian

pembinaan, kan awalnya mereka diobservasi dulu.

 

Page 187: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Mereka belajar huruf braile, kalo ga bisa huruf

braille berarti ke program keterampilan, kalo

massage kan harus bisa huruf braile karna ada

bahasa inggris dan banyak teori nya. Terus dilihat

kemampuannya sehari-hari, mereka tetep ikut di

massage tapi cuma sekedar tau untuk menambah ilmu

dan lebih di fokuskan pada program keterampilan

15. Dalam klasifikasi tuna netra terdapat 3 kategori,

disabilitas netra yang ada disini termasuk ke dalam

kategori yang mana?

Jawaban: disini kebanyakan yang ringan, tapi

disabilias netra yang obser C itu kan double

keterbatasan ya dan termasuk total blind dan daya

tangkap nya juga kurang.

 

Page 188: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

78

Transkip Wawancara

Peran PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas Cawang Jakarta Timur

A. Identitas

Nama : Nini Tresa Mulyani

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 07 Nov 2018

B. Pertanyaan

10. Sudah berapa lama tinggal di PSBNRW Cahaya

Bathin?

Jawaban: Dari tahun 2006 masuk panti cengkareng

terus pindah ke sini tahun 2009

11. Apa saja kegiatan anda sebelum tinggal di PSBNRW

Cahaya Bathin?

Jawaban: Dicengkareng ada pelatihan keset juga,

saya ikutnya kelas massage shiatsu

12. Kegiatan apa saja yang anda ikuti di PSBNRW

Cahaya Bathin?

 

Page 189: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Jawaban: Disini ikutnya kelas keterampilan biasa

mijit biasa kalo massage kan ada kelas-kelasnya kalo

kita mah yang biasa aja laen-laen kelasnya kan, telor

asin keset sama mute juga

13. Apa alasan anda memilih program keterampilan?

Jawaban: Dari pertama mulai disini udah ikut bikin

telor asin, kalo keset udah dari cengkareng jadi

tinggal lanjutin

14. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program

keterampilan?

Jawaban: Dari pindah kesini tahun 2009 udah ikut

telor asin

15. Apakah proses belajar dalam program keterampilan

mudah dipahami?

Jawaban: Gampang bikinnya cuma dicuci telornya

terus dibungkus pake abu telor disimpen 15 hari terus

dicuci lagi abunya dicopot-copotin terus direbus

dikukus nanti udahnya dikirim ke tukang soto kalo itu

suka ada yang mesen kadang juga suka ada pameran,

 

Page 190: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

80

kalo keset kan ada cetakannya dimasuk-masukin gitu

selang-seling kalo keset yang ngajarinnya pak idup

16. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah

mengikuti program keterampilan dengan sebelum

mengikuti program keterampilan?

Jawaban: Jadi bisa bikin telor asin sama jajan juga

17. Penghasilan yang saudara/i perolehdari program

keterampilandigunakanuntukapasaja?

Jawaban: Nanti untuk kita jajan aja mie ayam atau

bakso, nanti kalo udah ada untungnya.

18. Apakah mau terus ikut program keterampilan atau

mau mencoba membuat keterampilan sendiri di

rumah?

Jawaban: ngga tau

 

Page 191: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Transkip Wawancara

Peran PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas Cawang Jakarta Timur

A. Identitas

Nama : Wanti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 16 Nov 2018

B. Pertanyaan

1. Sudah berapa lama tinggal di PSBNRW Cahaya

Bathin?

Jawaban: Sekitar satu tahun

2. Apa saja kegiatan anda sebelum tinggal di PSBNRW

Cahaya Bathin?

Jawaban: Dulu dari panti juga di psbkw kedoya,

kalau di sana bukan keterampilan tapi semacam tata

boga

3. Kegiatan apa saja yang anda ikuti di PSBNRW

Cahaya Bathin?

 

Page 192: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

82

Jawaban: Ikut handycraft, bikin bros, salon juga tapi

baru belajar creambath sama totok wajah

4. Apa alasan anda memilih program keterampilan?

Jawaban: Seneng aja ada kegiatan disini

5. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program

keterampilan?

Jawaban: Dari awal masuk ikut keterampilan

6. Apakah proses belajar dalam program keterampilan

mudah dipahami?

Jawaban: Yang paling susah ngejahit soalnya kan di

meterin dulu terus di gunting-gunting juga

kebanyakan tahapannya, kalau yang gampang bikin

keset boneka sama keranjang yang dari kertas di

lipet-lipet itu

7. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah

mengikuti program keterampilan dengan sebelum

mengikuti program keterampilan?

Jawaban: Jadi makin tau dan bisa bikin-bikin juga

8. Penghasilan yang saudara/i perolehdari program

keterampilandigunakanuntukapasaja?

 

Page 193: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Jawaban: Buat jajan sama buat beli baju anak saya

pokoknya kebutuhan anak karena anak saya kan ada

di panti bayi

9. Apakah mau terus ikut program keterampilan atau

mau mencoba membuat keterampilan sendiri di

rumah?

Jawaban: ngga tau kan masih belajar

 

Page 194: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

84

Transkip Wawancara

Peran PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas Cawang Jakarta Timur

A. Identitas

Nama : Nia Fitriati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 07 Nov 2018

B. Pertanyaan

1. Sudah berapa lama tinggal di PSBNRW Cahaya

Bathin?

Jawaban: Udah 2 tahun dari 22 agustus 2016

2. Apa saja kegiatan anda sebelum tinggal di PSBNRW

Cahaya Bathin?

Jawaban: Di rumah soalnya saya tunanetra udah

besar saya tunanetra dari kelas 2 SMA 17 tahun saya

penyakit step pas itu kejang-kejang namanya di

kampung kan jauh juga dari rumah sakit gitu mba

jadi pengobatan secara alternatif. Kesini taunya dari

alumni guru sini, tadinya kan saya sekolah di

 

Page 195: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

samping gereja katedral 2 bulan terus di kenalin

disini, di sini nginep kalo di katedral seminggu sekali

cuman bisa mengenal baca tulis dan ngelancarinnya

di sini.

3. Kegiatan apa saja yang anda ikuti di PSBNRW

Cahaya Bathin?

Jawaban: “Kalau dirumah biasanya saya ga boleh

megang apapun, kaya nyapu ngepel aja ga boleh.

Tapi disini saya bisa ikut semua kegiatan, bikin mute

udah saya jualin, keset juga saya ikut, masak telur

asin juga ikut. Semua saya ikutin buat memacu

semangat gitu mba biar ga taku. Saya juga pernah

ikut pelatihan pijat massage 5 bulan tapi ternyata ada

gejala ganguan di otak cairan saya dan harus di

operasi 2 kali di RS Budi Asih, makanya saya pindah

ke pelatihan keterampilan. Soalnya perut saya udah

dibedah 2 kali karna kalo mijit kan butuh tenaga

untuk tekan-tekannya jadi guru disini juga ga ngijinin

takut kenapa-napa dan menyarankan untuk ikut ke

pelatihan keterampilan.”

 

Page 196: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

86

4. Apa alasan anda memilih program keterampilan?

Jawaban: Karena maaf ya bukannya itu kalo saya

disini cuma makan aja kan engga enak jadi saya

harus punya keterampilan, baca tulis kan sembarian

aja gitu sambil malem kan namanya tunanetra

bukunya bisa ditaro dada biar bisa diraba-raba. Kalo

yang telor asin ada yang memacu buat harus bisa

terus biar mandiri juga.

5. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program

keterampilan?

Jawaban: Awalnya kan ikut massage 5 bulan karena

operasi itu saya kan ngga boleh lagi jadi saya ikut

telor asin dan mute sampai sekarang

6. Apakah proses belajar dalam program keterampilan

mudah dipahami?

Jawaban: Pertamanya susah pas keset dulu ya agak

kusut kata instrukturnya ini bukan kaya gini ini

kelibet pelan-pelan pas nyampe jadi satu bahagia

banget telur juga pernah pecah terus kaget pas

ngegosoknya kekerasan atau keituan tapi sekarang

 

Page 197: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

udah lancar, saya juga jual beli sama kaka saya

temen-temen saya

7. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah

mengikuti program keterampilan dengan sebelum

mengikuti program keterampilan?

Jawaban: Pas idul adha kemaren ya mba saya bawa

10 butir saya kasih kekeluarga saya semua makan

bukannya makan seneng malah netesin air mata

merasa bangga nia yang dulu ngelamun dulukan saya

depresi banget mba ditinggal bapak ibu jadi ga punya

harapan untuk hidup buat apa sih tunanetra kaya gini

mending nyemplung kesumur mending mati tapi pas

disini hidup tuh lebih berwarna, kalo dulu ga punya

pikiran mau hidup saya nya mau mati tapi saya

punya iman.Alhamdulillah disini ada yang marah ada

yang sayang ada yang macem2 lah jadi buat memacu

saya disini ada tangis ada tawa kalo disini kan ada

temen kalo dirumah kan engga ada. Kalo di Cilegon

saya doangkan tunanetra yang masih muda jadi

penuh hinaan penuh cibiran tapi pas saya dari sini

 

Page 198: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

88

saya bawa tongkat mau cibir mau apa bodo amat jadi

pas saya lewat permisi bawa tongkat ada motor inget

aja itu ada motor jadi tongkatnya itu nusuk keroda

nya bukannya saya yang dimarahin malahan yang

bawa motor itu yang dimarahin gimana sih jalannya

kalo saya ga bawa tongkat pasti saya yang kena

marah jadi kemana-mana bawa tongkat apalagi

untuk ngejaga kepala saya saya kan udah dua kali

operasi ada banyak bekas sesar gitu mba diperut

sama di kepala.

8. Penghasilan yang saudara/i perolehdari program

keterampilandigunakanuntukapasaja?

Jawaban: Uangnya buat beli mute saya udah 2 bulan

ini ga minta uang dikasih sama kaka juga saya nya

ga mau

9. Apakah mau terus ikut program keterampilan atau

mau mencoba membuat keterampilan sendiri di

rumah?

Jawaban: Kalo udah keluar Insya Allah mau bikin di

rumah, soalnya kan di Cilegon kan banyak abu di

 

Page 199: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

buang sia-sia kalo disinikan padahal butuh banget

abu aja disini beli mba kalo disana malah di buang

jadi disanakan ada pabrik batu bata membutuhkan

kulit padi dibakar udah dibakar dibuang abunya

kalau disini kan dijualbelikan. Trus garem juga

disana deket sama laut cuma tinggal beli telor nya

doang kata mba nyai juga tinggal ngeliat busuk

tidaknya jadi memerlukan orang awas kalo saya buat

sih bisa cuman untuk ngeliat telor nya itu busuk apa

engga nya memerlukan orang awas jadi harus

disenter gitu mba.

 

Page 200: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

90

Transkip Wawancara

Peran PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas Cawang Jakarta Timur

A. Identitas

Nama : Budi Priyono

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Wawancara : 07 Nov 2018

B. Pertanyaan

1. Sudah berapa lama tinggal di PSBNRW Cahaya

Bathin?

Jawaban: Udah lama ga tau ga inget dulu kan disini

terus di oper ke cengkareng terus kesini lagi, dulu

kan disini khusus buat yang sekolah jadi dipindah ke

cengkareng tapi cengkareng udah di tutup jadi kesini

lagi digabung nya 2010

2. Apa saja kegiatan anda sebelum tinggal di PSBNRW

Cahaya Bathin?

Jawaban: Di cengkareng sama ada mijitnya tapi ga

sekolah

 

Page 201: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

3. Kegiatan apa saja yang anda ikuti di PSBNRW

Cahaya Bathin?

Jawaban:Kalo disini ADL sama belajar agama sama

massage tapi ga bisa lulus-lulus di massage terus,

mute sekarang ikut keset dulu juga ikut tapi sekarang

kebanyakan yang rungu

4. Apa alasan anda memilih program keterampilan?

Jawaban: Mau ikut karna tadinya kan ga ada

kegiatan kalo siang terus ditawarin bikin telor asin

5. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program

keterampilan?

Jawaban: Ikut telor asin udah semenjak datengnya

pak yoyo dari 2014 atau 2015

6. Apakah proses belajar dalam program keterampilan

mudah dipahami?

Jawaban: Bikin mute gampang-gampang susah susah

nyari lobangnya, kalo telor asin gampang tapi

tadinya ga bisa tadinya pan belum tau caranya dulu

pertama dicoba pakai kertas dulukan itunya pak yoyo

 

Page 202: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

92

kertas di sobek-sobek di campur garem tapi banyak

yang busuk terus di ganti mba nur di ganti sama abu

kalau bikin telor asin sama kaya bikin tape

7. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah

mengikuti program keterampilan dengan sebelum

mengikuti program keterampilan?

Jawaban: Sebelum bikin telor asin kan keset dulu, jadi

bisa bikin telor asin sendiri entar kalau udah ga

disini

8. Penghasilan yang saudara/i peroleh dari program

keterampilan digunakan untuk apa saja?

Jawaban: Suka buat beli bakso buat beli yang di mau

dapet uang nya kalo lagi ada lebihnya aja soalnya

kan muter lagi

9. Apakah mau terus ikut program keterampilan atau

mau mencoba membuat keterampilan sendiri di

rumah?

Jawaban: Bisa bikin telor asin sendiri entar kalo udah

nggak disini pengen buka usaha sendiri bertiga sama

saudara saya

 

Page 203: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

Transkip Wawancara

Peran PSBNRW Cahaya Bathin dalam pemberdayaan

kelompok disabilitas Cawang Jakarta Timur

A. Identitas

Nama : Annisa

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 16 Nov 2018

B. Pertanyaan

1. Sudah berapa lama tinggal di PSBNRW Cahaya

Bathin?

Jawaban: Tinggal disini udah satu tahun

2. Apa saja kegiatan anda sebelum tinggal di PSBNRW

Cahaya Bathin?

Jawaban: Di rumah aja beberes rumah nyapu ngepel

ngelap kaca

3. Kegiatan apa saja yang anda ikuti di PSBNRW

Cahaya Bathin?

Jawaban: Kegiatannya baca teori kaya abc biar bisa

baca, terus ikut bikin bros mute keset terus juga bikin

 

Page 204: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

94

boneka-boneka kecil gitu terus the copes ada juga

kain yang diket terus yang diwarnain gitu yang baru

sih ikut jait baru 4 kali pertemuan dan masak bikin

bakso

4. Apa alasan anda memilih program keterampilan?

Jawaban: Biar bisa bikin baju jadi ikut ngejait dan

dapat uang juga

5. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program

keterampilan?

Jawaban: Dari awal masuk udah ikut

6. Apakah proses belajar dalam program keterampilan

mudah dipahami?

Jawaban: Pertama nya emang susah tapi belajar-

belajar terus jadi gampang

7. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah

mengikuti program keterampilan dengan sebelum

mengikuti program keterampilan?

Jawaban: Seneng banget jadi bisa jahit dan bikin

keterampilan

 

Page 205: PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47703... · 2019-10-22 · i PERAN PANTI SOSIAL BINA NETRA RUNGU WICARA CAHAYA

8. Penghasilan yang saudara/i peroleh dari program

keterampilan digunakan untuk apa saja?

Jawaban: Untuk jajan sama ditabung buat beli baju

lebaran

9. Apakah mau terus ikut program keterampilan atau

mau mencoba membuat keterampilan sendiri di

rumah?

Jawaban: belum semua nya bisa