56
PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Disusun Oleh: Desta Ferliyan Saputri NIM. 11220032 Dosen Pembimbing : Dr. Irsyadunnas, M.Ag NIP. 19710413 199803 1 006 BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI

ANAK PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk

Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Disusun Oleh:

Desta Ferliyan Saputri

NIM. 11220032

Dosen Pembimbing :

Dr. Irsyadunnas, M.Ag

NIP. 19710413 199803 1 006

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban
Page 3: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban
Page 4: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban
Page 5: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada

Bapak Waluyantoro dan Ibu Suli Asih tersayang

yang selama ini telah menjadi penyemangatku

Page 6: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

v

MOTTO

“Kita harus mempunyai keyakinan, Tuhan Maha mencukupkan kalau kita mau.

Semua harus dijalani. Ada kemauan, ada usaha, ada doa, dan ada niat”.1

1Kutipan Dwi Purnomo, dalam buku Adenita, Suplemen 23 Epicentrum, (Jakarta:

Grasindo, 2012), hal.24

Page 7: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, serta

keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.

Skripsi yang penulis susun dengan judul “Peran Pembimbing Dalam

Merencanakan Karir Bagi Anak Putus Sekolah di Panti Sosial Karya Wanita

Yogyakarta” memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam pada

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam penyusunannya,

skripsi ini tidak lepas dari bantuan, petunjuk serta bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Machasin, MA selaku PGS UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr. Nurjannah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Said Hasan Basri, S.Psi, M.Si, selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling

Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

4. Dr. Irsyadunnas, M.Ag, selaku pembimbing yang selalu bersedia memberikan

pikiran, tenaga, waktu dan ilmu untuk mengoreksi, membimbing dan

mengarahkan penulis guna mencapai hasil yang maksimal dalam penulisan

skripsi ini.

5. Drs. Abror Sodik, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, terimakasih.

Page 8: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

viii

6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya Prodi Bimbingan

dan Konseling Islam, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama masa

kuliah.

7. Segenap Staf Tata Usaha Prodi Bimbingan dan Konseling Islam dan staf Tata

Usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang memberi kemudahan

administratif bagi penyusun selama masa perkuliahan dan proses penyelesaian

skripsi.

8. Kedua orang tuaku Bapak dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan

tidak pernah lepas mendo’akan saya selama ini.

9. Seluruh pembimbing dan staf yang ada di Panti Sosial Karya Wanita

Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data-data.

10. Sahabat-sahabat terbaiku Ana, Novi, Otong, Jambrong, Mbok yang selalu

memberi motivasi, dan dukungan penulis selama penyusunan skripsi ini.

11. Semua pihak yang berperan dan ikut berjasa dalam penyusuna skripsi ini tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis hanya dapat mendo’akan semoga Allah memberikan

balasan yang terbaik. Penulisan skripsi ini tentunya masih jauh dari

kesempurnaan, namun penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi kemajuan

pengetahuan, dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan para

pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 27 November 2015

Penulis

Desta Ferliyan Saputri

NIM. 11220032

Page 9: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

x

ABSTRAK

Desta Ferliyan Saputri, Peran Pembimbing Dalam Merencanakan Karir Bagi

Anak Putus Sekolah di Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta. Skripsi.

Yogyakarta: Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pembimbing dalam

merencanakan karir khususnya bagi anak putus sekolah di Panti Sosial Karya

Wanita Yogyakarta..

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode kualitatif.

Subyek penelitian ini adalah pembimbing, staf tata usaha, dan warga binaan yang

mengalami putus sekolah. Sedangkan yang menjadi obyek dalam penelitian di sini

adalah peran pembimbing dalam merencanakan karir bagi anak putus sekolah.

Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian di sini adalah

deskriptif kualitatif dimana data yang telah terkumpul disusun dan

diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban dari rumusan masalah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan pembimbing dalam

merancang pekerjaan bagi anak putus sekolah di Panti Sosial Karya Wanita

Yogyakarta yaitu sebagai mediator, pendidik, broker, fasilitator, dan pemungkin.

Kata kunci: Peran, Pembimbing, Merencanakan karir, Anak Putus Sekolah, dan

PSKW

Page 10: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul ...................................................................... 1

B. Latar Belakang Masalah ........................................................... 4

C. Rumusan Masalah ................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian .................................................................... 7

E. Kegunaan Penelitian................................................................ 7

F. Kajian Pustaka .......................................................................... 8

G. Kerangka Teori ........................................................................ 10

H. Metode Penelitian..................................................................... 31

Page 11: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

xii

BAB II GAMBARAN UMUM ANAK PUTUS SEKOLAH PANTI SOSIAL

KARYA WANITA YOGYAKARTA

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Panti ................................. 39

B. Visi, Misi, Kegiatan, Tujuan dan Sasaran, Sistem dan Waktu

pelayanan ................................................................................. 40

C. Kondisi Warga Binaan ............................................................. 42

D. Deskripsi Pembimbingan Oleh Panti Sosial Karya Wanita

Yogyakarta ............................................................................... 43

BAB III KEDUDUKAN YANG DILAKUKAN OLEH PEMBIMBING DALAM

MERANCANG PEKERJAAN BAGI ANAK PUTUS SEKOLAH DI

PANTI SOSIAL KARYA WANITA YOGYAKARTA

A. Sebagai Mediator ...................................................................... 74

B. Sebagai Pendidik ...................................................................... 77

C. Sebagai Broker .......................................................................... 80

D. Sebagai Fasilitator ..................................................................... 82

E. Sebagai Pemungkin ................................................................... 84

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 87

B. Saran ....................................................................................... 87

C. Kata Penutup ............................................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Skripsi ini berjudul “Peran Pembimbing Dalam Merencanakan Karir Bagi

Anak Putus Sekolah Di Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta”. Untuk

menghindari kesalah-pahaman dalam mengartikan judul skripsi ini, penulis

merasa perlu memberikan penjelasan beberapa istilah yang digunakan pada judul

skripsi ini.

1. Peran

Peran menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah sesuatu

yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam

masyarakat.1 Adapun peran yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

kedudukan yang harus dilakukan oleh pembimbing dalam merencanakan

karir.

2. Pembimbing

Pembimbing berasal dari kata “bimbing” yang berarti membimbing,

menuntun, dan memimpin. Dari kata tersebut maka pembimbing dapat

diartikan sebagai orang yang membimbing, memimpin, dan menuntun

1 Drs. Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),

Hlm. 1132

Page 13: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

2

sebagai pengantar ilmu pengetahuan.2 Adapun yang dimaksud dengan

pembimbing di sini adalah kedudukan yang harus dilakukan pembimbing

dalam merencanakan karir.

3. Merencanakan Karir

Merencanakan mempunyai kata dasar “rencana” yang berarti

karangan, laporan, rancangan atau sesuatu yang akan dilakukan yang sudah

diniatkan atau ditulis.3 Sedangkan karir adalah merupakan pekerjaan, profesi.

Seseorang akan bekerja dengan senang hati, dengan penuh kegembiraan

apabila yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, sesuai

dengan kemampuan dan sesuai dengan minatnya.4 Adapun yang di maksud

merencanakan karir dalam skripsi ini adalah mengonsep suatu rancangan

pekerjaan atau profesi.

4. Anak Putus Sekolah

Anak adalah manusia yang masih kecil yang belum dewasa berumur

sekitar tujuh sampai Tujuh belas tahun.5 Sedangkan putus sekolah adalah

2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1989), Hlm. 117

3 J.S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit

Buku Kompas, 2003), hlm. 20

4 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir), (Yogyakarta: ANDI

Yogyakarta, 2009), hlm. 194

5 JS. Badudu dan Sutan Muhammad Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1994), hlm. 45

Page 14: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

3

meninggalkan sekolah sebelum tamat, atau berhenti sekolah atau tidak dapat

melanjutkan sekolah lagi.6 Adapun yang dimaksud anak putus sekolah di sini

adalah anak yang tidak melanjutkan sekolahnya di tingkat SD, tingkat SLTP,

dan tingkat SLTA yang tinggal di Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta.

5. Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta

Panti Sosial Karya Wanita merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas

Sosial DIY. Sebagai Lembaga Pelayanan Masyarakat adalah Lembaga Resmi

Pemerintah DIY yang memberikan pelayanan secara cuma-cuma/gratis

dengan sistem asrama. Panti ini beralamatkan di Dusun Cokrobedog Desa

Sidoarum Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.

Adapun maksud keseluruhan judul “Peran Pembimbing dalam

Merencanakan Karir Bagi Anak Putus Sekolah di Panti Sosial Karya Wanita

Yogyakarta” adalah suatu kedudukan yang dilakukan oleh pembimbing dalam

rangka merancang suatu pekerjaan bagi anak yang tidak tamat sekolahnya di

tingkat SD, tingkat SLTP, dan tingkat SLTA yang tinggal di Panti Sosial

Karya Wanita Yogyakarta.

B. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui

proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

6 Ibid, Hlm. 45

Page 15: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

4

Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Untuk

itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang

merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.7

Berdasarkan dari UU Sisdiknas, diharapkan sistem pendidikan di

Indonesia dapat mebebaskan para peserta didiknya dari segala aspek yang

membuatnya tertinggal dalam persaingan kehidupan yang kian ketat ini. Tidak

hanya untuk masyarakat kota saja, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia

hingga ke pelosok desa. Sebab, pendidikan adalah hak bagi setiap manusia, atau

lebih khusus lagi pendidikan adalah hak setiap warga Negara Republik

Indonesia.8

Ditinjau dari usaha kesejahteraan anak, panti sosial merupakan suatu

pelayanan subtitutif atau pengganti yaitu suatu lembaga pelayanan sosial yang

melaksanakan fungsi-fungsi sebagai pengganti keluarga, terutama yang berupa

pemberian asuhan pendidikan dan perlindungan secara tepat dan maksimal

sehingga anak mampu menghayati kedudukan dan peranan sosialnya dalam

7 Raudlatul Hasanah, “Kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta Dalam Meningkatkan Jenjang

Pendidikan Wajib Belajar Sampai Pendidian Menengah Menurut Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun

2008 Tentang Wajib Belajar”, Skripsi Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2014.

8 Akhmad Muhaimin Azzet, Pendidikan yang Membebaskan (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011), Hlm. 18.

Page 16: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

5

rangka mempersiapkan diri sebagai manusia dewasa yang mandiri dan

bertanggunng jawab dan sukses secara individual dan sosial.9

Akhir-akhir ini perhatian terhadap pentingnya pendidikan bagi

pembangunan bangsa semakin meningkat. Kesadaran diwujudkan dalam berbagai

bentuk aktivitas pembelajaran; baik formal, informal, maupun non formal. Gejala

ini dapat kita lihat dengan banyaknya anak-anak dari tingkat ekonomi lemah,

yang dulunya diasumsikan sebagai komunitas berpendidikan rendah, saat ini

sudah ada yang menyelesaikan pendidikan strata satu, bahkan strata dua. Sebagai

Negara berkembang tentu saja realita seperti ini cukup membanggakan kita.

Mahalnya biaya pendidikan dan keterbatasan dana tetap menjadi

penghalang yang sangat dominan bagi perwujudan cita-cita suci masyarakat

tersebut. Banyak diantara mereka putus sekolah atau hanya sekedar tamat SLTP

(sebagai syarat bagi wajib pendidikan sembilan tahun), karena tidak memiliki

biaya sekolah. Padahal setiap warga Negara semestinya harus diberikan

kesempatan seluas-luasnya untuk mendapat pendidikan. Untuk itu diperlukan

usaha yang kontinyu dalam membangun sebuah sistem pendidikan, dimana semua

orang akan merasakan manfaatnya. Sekalipun dalam kondisi ekonomi terbatas.

Ironis memang, namun lebih ironis lagi ketika kegiatan belajar mereka

terhenti di saat mereka tidak lagi berada di dalam lembaga pendidikan formal.

Bagi mereka seakan-akan proses belajar hanya dipahami dan dapat dilakukan di

9 Soetarso. Praktek Pekerjaan Sosial Dalam Pembangunan Masyarakat, (Bandung : STKS,

1981), hal. 15.

Page 17: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

6

lembaga pendidikan formal saja. Ketika selesai atau keluar dari sekolah, maka

proses belajar pun selesai dan tidak dilakukan lagi. Untuk menindaklanjuti hal

tersebut, pemerintah diharapkan lebih fokus dan konsisiten dalam

mengembangkan pendidikan bagi masyarakat sehingga semua masyarakat

mengenyam pendidikan secara layak. Dari permasalahan tersebut membuat

penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai rencana apa saja yang

dilakukan pembimbing dalam merencanakan karir bagi anak putus sekolah.

Dalam menindaklanjuti hal tersebut, pemerintah diharapkan lebih fokus

dan konsisten dalam mengembangkan pendidikan bagi masyarakat sehingga

semua lapisan masyarakat dapat mengenyam pendidikan secara layak dan sesuai

dengan kebijakan yang telah dibuat yaitu PP Nomor 47 Tahun 2008 tentang

Wajib Belajar. Dari permasalahn tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti

lebih jauh mengenai kebijakan apa saja yang telah dilakuakan pembimbing dalam

meningkatkan karir bagi anak putus sekolah di Panti Sosial Karya Wanita

Yogyakarta. Sehingga dalam penulisan ini penulis mengambil judul “Peran

Pembimbing Dalam Merencanakan Karir Bagi Anak Putus Sekolah di Panti

Sosial Karya Wanita Yogyakarta”.

Page 18: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

7

C. Rumusan masalah

Berdasarkan penegasan judul dan latar belakang masalah tersebut, maka

rumusan masalahnya adalah:

Bagaimana kedudukan yang dilakukan oleh pembimbing dalam

merancang suatu pekerjaan bagi anak putus sekolah di Panti Sosial karya Wanita

Yogyakarta?

D. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan merupakan hal yang sangat penting sebagai dasar

landasan adanya masalah, serta solusi yang diharapkan. Maka penulis

mengharapkan adanya tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan yang hendak

dicapai adalah untuk menegetahui peran yang dilakukan oleh pembimbing dalam

merencanakan karir bagi anak yang mengalami putus sekolah tingkat SD, tingkat

SLTP, dan tingkat SLTA yang tinggal di Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta.

E. Kegunaan Penulisan

1. Secara teoritis

Penulisan ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan pemahaman

dan pengertian bagi pembaca mengenai pembimbing untuk anak sekolah dalam

merencanakan karir, serta dapat mengetahui sudah sesuai atau tidak pembinaan

tersebut. Sehingga skripsi ini dapat digunakan untuk memperkaya pengetahuan,

menambah dan melengkapi koleksi ilmiah terutama dalam bidang Bimbingan dan

Konseling Islam khususnya dalam perencanaan karir.

Page 19: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

8

2. Secara praktis

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi panti dan menjadi

acuan untuk penetapan kebijakan terutama dalam merencanakan karir bagi anak

putus sekolah di Panti Sosial Karya Wanita dan Lembaga Sosial lainnya.

F. Tinjauan Pustaka

Beberapa tulisan yang terdapat di beberapa buku dan skripsi, sebelumnya

penulis gunakan sebagai rujukan dan acuan sehingga dapat membantu dalam

penyelesaian skripsi ini, penulisan yang mengkaji tentang peran pembimbing

adalah:

Yuliati Hasanah, program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta,

tahun 2014 yang berjudul “Bimbingan Ketrampilan Kerja dalam Proses

Rehabilitasi Korban napza di Panti Sosial Pamardi Putra Yogyakarta”. Hasil

hasil penulisan ini adalah pemberian bimbingan ketrampilan kerja bagi korban

penyalahgunaan napza di Panti Sosial Pamardi Putra Yogyakarta yang bertujuan

menjaga dari kekambuhan yang menjadi salah satu penghantar kemajuan residen

dalam berkarir.10

Perbedaan antara skripsi tersebut dengan penulis yang dilakukan oleh

penulis adalah klien atau sasaran yang akan diteliti, jika dalam skripsi tersebut

meneliti korban napza, maka penulisan yang penulis lakukan adalah meneliti anak

10

Yuliati Hasanah, Bimbingan Ketrampilan Kerja dalam Proses Rehabilitasi Korban napza

di Panti Sosial Pamardi Putra Yogyakarta, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014)

Page 20: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

9

yang mengalami kasus putus sekolah, namun persamaannya adalah antara

keduanya sama-sama membahas tentang pembimbingan karir.

Endah Purwanti, Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga, melakukan penulisan

dengan judul “Rehabilitasi Sosial Terhadap Wanita Tuna Susila Di Panti Karya

Pamardi Raharjo Banjarnegara”. Hasil dari penulisan ini adalah membahas

tentang penyebab seseorang menjadi WTS dan pendampingan yang dilakukan

dalam upaya pemulihan kembali terhadap WTS, dengan menggunakan metode

deskriptif kualitatif yang meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan

subyek pihak lembaga (koordinator semua kegiatan) dan warga binaan,

sedangkan dalam skripsi yang penulis ajukan lebih menitikberatkan pada

pendampingan yang dilakukan pembimbing dalam merencanakan karir bagi anak

yang putus sekolah.11

Harwanto, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, melakukan penulisan tentang

“Tanggapan Para WTS Terhadap Pengajian Islam Di Panti Rehabilitasi Sosial

Karyaa Wanita Sidoarum”. Hasil dari penulisan ini adalah mendiskripsikan

tentang pelaksanaan pendampingan di PSKW, khususnya pada pendampingan

mental dibidang keagamaan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif

dengan subyek koordinasi kegiatan keagamaan dan para warga binaan di PSKW

Sidoarum. Selain itu hasil dari skripsi ini berupa gambaran tentang pelaksanaan

11

Endah Purwanti, “Rehabilitasi Sosial Terhadap Wanita Tuna Susila Di Panti Karya

Pamardi Raharjo Banjarnegara”, skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Yogyakarta, 2006.

Page 21: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

10

pendampingan di bidang keagamaan di PSKW Sidoarum.12

Sedangkan skripsi

yang penulis ajukan lebih membahas mengenai pelaksanaan pembinaan yang

dilakukan pembimbing dalam merencanakan karir bagi anak yang putus sekolah.

Dari ketiga penulisan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang peran

pembimbing pembimbing di PSKW Yogyakarta. Di mana tujuan penulisan dalam

skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang peran yang dilakukan oleh

pembimbing terhadap anak putus sekolah dalam merencanakan karir di PSKW

Yogyakarta.

G. Kerangka Teori

1. Peran

a. Pengertian Peran

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai

arti perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan di masyarakat.13

Sedangkan di dalam kamus Oxford

Dictionary diartikan yaitu tugas seseorang atau fungsi.14

Soejono

Soekamto menjelaskan bahwa peran adalah seperangkat tindakan yang

diharapkan dari seseorang pemilik status dalam masyarakat. Status

12

Harwanto, “Tanggapan Para WTS Terhadap Pengajian Islam Di Panti Rehabilitasi Sosial

Karya Wanita Sidoarum”, skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Yogyakarta, 2005.

13

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2005), hlm. 854

14

The Oxford Illustrated Dictionary, (Oxford University Press, 1982), hlm. 1466

Page 22: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

11

merupakan sebuah posisi dari suatu sistem sosial, sedangkan peran atau

peranan adalah pola perikelakuan yang terkait pada status tersebut.15

David bery dalam buku “Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi”

menjelaskan bahwa peran adalah sebagai seperangkat harapan yang

dikenakan pada individu yang mempunyai kedudukan sosial tertentu.16

Peran atau peranan (Role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan

(status). Apabila seseorang telah melaksanakan hak dan kewajiban sesuai

dengan kedudukannya maka ia telah menjalankan suatu peranan. Antara

peran dengan kedudukan tidak dapat dipisahkan, oleh karena yang satu

tergantung dengan yang lain dan sebaiknya juga demikian. Tidak ada

peran tanpa kedudukan dan tidak ada kedudukan tanpa peran.17

Maka

peran merupakan unsur dinamis dari suatu kedudukan atau posisi

sebagaimana dijelaskan dalam pengertian diatas. Pentingnya peranan

adalah karena ia mengatur perilaku seseorang, peranan menyebabkan

seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-

perbuatan orang lain sehinggga orang lain yang bersangkutan akan dapat

menyesuaikan perilaku sendiri dengan orang-orang sekelompoknya.18

15

Soejono Soekamto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: CV Rajawali, 1989), hlm. 33

16

David Bery, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: CV Rajawali, 1982), hlm. 99

17

Soejono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV Rajawali, 1982), hlm. 237

18

Ibid, hlm. 238

Page 23: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

12

b. Peran-Peran Pembimbing

Peran pembimbing adalah upaya yang dilakukan pembimbing

untuk membantu masyarakat, agar dapat berfungsi sosial dengan baik,

sehingga keberfungsian sosial dapat terpenuhi dalam kehidupan

bermasyarakat.19

Sedangkan pembimbing profesional adalah seorang yang

bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta. Memiliki

kompetensi dan profesi pekerjaan sosial dan kepedulian dalam pekerjaan

sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan dana atau

pengalaman praktik pembimbingan untuk melaksanakan tugas-tugas

pelayanan dan penanganan masalah sosial.20

Seorang pembimbing mempunyai peran-peran yang harus

dijalankannya, agar dapat membantu klien menjadi seorang yang lebih

baik dari sebelum mendapatkan penanganan pembimbing. Menurut Edi

Suharto yang mengacu pada Parcons, Jorgensen dan Hernandez (1994),

dalam menjalankan tugasnya, seorang pembimbing mempunyai peran-

peran yang harus dijalankan. Peran-peran pembimbing dalam

merencanakan karir anak putus sekolah adalah:21

19

Miftahul Huda, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial (Sebuah Pengantar),

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 28

20

Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Pasal 1 Ayat (4)

21

Edi Suharto, dkk: Pembimbing di Indonesia Sejarah dan Dinamika Perkembangan

(Yogyakarta: Samudra Biru, 2011), hlm. 155

Page 24: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

13

a. Sebagai Fasilitator

Memfasilitasi atau memungkinkan klien mampu melakukan

perubahan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Sebagai

fasilitator seorang pembimbing harus bertanggung jawab membantu

klien mengatasi masalah secara efektif.

b. Sebagai Mediator

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam peran pembimbing

sebagai mediator adalah meliputi kontrak perilaku, negosiasi,

pendamai pihak ketiga, serta berbagai macam konflik.

c. Sebagai Broker

Menghubungkan klien dengan barang-barang dan pelayanan

serta mengontrol kualitas barang dan pelayanan tersebut. Dengan

demikian ada kata kunci dalam pelaksanaan peran sebagai broker,

yaitu menghubungkan orang dengan lembaga-lembaga atau pihak-

pihak lainnya yang memiliki sumber-sumber yang diperlukan. Barang-

barang dan pelayanan seperti makanan, pakaian, obat-obatan, serta

perawatan kesehatan dan konseling.

d. Sebagai Pendidik

Salah satu masalah yang sering dihadapi klien adalah adanya

keterbatasan pengetahuan maupun skill dalam bidang tertentu yang

mengakibatkan klien berada dalam status kelompok masyarakat yang

kurang beruntung (disadvantage group). Pembimbing dapat berperan

Page 25: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

14

menjadi pendidik untuk menutupi kekurangan klien dalam hal

pengetahuan ataupun ketrampilan. Pembimbing bertindak sebagai

pendidik sehinga dapat meningkatkan keberfungsian sosial klien.

e. Sebagai Pemungkin

Peranan ini merupakan peran pembimbing yang sering

digunakan dalam profesinya karena peran ini menggunakan konsep

pemberdayaan dan difokuskan pada kemampuan, keahlian, kapasitas

dan kompetensi anak untuk menolong dirinya sendiri. Pada peranan ini

pembimbing berperan sebagai konselor berusaha untuk memberikan

peluang agar kebutuhan dan kepentingan anak dapat terpenuhi dan

terjamin, mengidentifikasikan tujuan, memfasilitasi untuk

berkomunikasi, serta memberikan peluang untuk pemecahan masalah

yang dihadapi anak. Warga binaan melakukan semaksimal mungkin

kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya agar dapat bermanfaat

dan dapat mengatasi permasalahakannya.22

2. Pembimbing

a. Pengertian Pembimbing

Secara etimologi pembimbing berasal dari kata “bimbing” yang

berarti pimpin atau tuntun,23

dengan mendapat awalan “pe” menjadi

22

Ibid., hlm. 156

23

Dewi S. Baharta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Surabaya: Bintang Terang 99, 1995),

hlm. 52

Page 26: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

15

pembimbing yang berarti orang yang membimbing, mengasuh dan

memimpin atau menuntun. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia

departemen P & K disebutkan arti pembimbing yaitu orang yang

membimbing, menuntun atau mengasuh.24

Dari penjelasan kata pembimbing di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa pembimbing adalah orang yang membimbing dan menuntun

seseorang yang dalam penulisan ini pembimbing yang membimbing dan

menuntun anak-anak putus sekolah di Panti Sosial untuk membantu

merencanakan karir dalam dirinya. Untuk menjadi seorang pembimbing

perlu kita melihat syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang

pembimbing. Menurut H. M Arifin, M.Ed, syarat-syarat yang harus

dipenuhi oleh pembimbing antara lain:

1) Berkepribadian menarik terhadap orang yang berada di lingkungan

sekitarnya khususnya terhadap anak asuh yang di bimbingnya.

2) Bertanggung jawab, memiliki rasa bakti yang tinggi serta loyalitas dan

konsekuen terhadap pekerjaan.

3) Yakin akan kebenaran agamanya, menghayati serta mengamalkannya

karena ia sebagai suri tauladan terutama bagi anak asuhnya.

4) Bersikap tanggap dan peka terhadap yang dibimbing.

24

Departemen P & K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm.

67

Page 27: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

16

5) Tangguh, sabar, serta ulet dan tidak lekas putus asa dalam menghadapi

kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.25

b. Bentuk-bentuk Pembimbingan

Pembimbingan ini dilakukan secara terintegrasi dan saling terkait

antara kegiatan yang satu dengan yang lain sesuai tingkat

permasalahnnya. Pembimbingan tersebut terdiri dari:26

1. Fisik dan kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjaga, memulihkan kesehatan

fisik berupa: SKJ, olahraga permainan, serta konsultasi kesehatan

secara individu atau kelompok.

2. Pendampingan mental dan spiritual

Mencangkup tentang: keimanan dan ketakwaan, kedisiplinan dan

kebersihan lingkungan, serta pembentukan sikap kerja yang baik

(jujur, ulet dan tekun).

25

M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1987), hlm. 51

26

Departemen Sosial, Bentuk-bentuk Pendampingan Sosial, (Yogyakarta: Dinas Sosial,

2002), hlm. 19

Page 28: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

17

3. Pelatihan ketrampilan

Berisi tentang orientasi terhadap beberapa jenis ketrampilan, teori

ketrampilan, praktek ketrampilan, pola dan teknik pemasaran, dan

kewirausahaan.

3. Merencanakan Karir.

a. Pengertian Merencanakan Karir

Sesuai yang telah dikemukakan oleh Ruslan A Gani bahwa

Bimbingan Karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan

terhadap individu, agar individu yang bersangkutan dapat mengenal

dirinya, memahami dirinya dan mengenal dunia kerja, merencanakan

masa depannya untuk menentukan pilihannya dan mengambil keputusan

bahwa keputusannya tersebut adalah yang paling tepat sesuai dengan

keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan

tuntutan karir/pekerjaan yang dipilihnya.27

Dewa Ketut Sukardi mengemukakan bahwa merencanakan karir

merupakan aspek khusus dari perencanaan hidup yang meliputi pola hidup

dan harapan yang berkaitan dengan penyesuaian individu secara

menyeluruh terhadap situasi hidup yang lainnya.28

27

Ruslan Abdul Gani, Bimbingan Karir, (Bandung: Penerbit Angkasa), hlm. 11

28

Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling Sekolah, (Jakarta: Bina

Aksara, 1988), hlm. 218

Page 29: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

18

Dengan demikian, merencanakan karir dapat diartikan sebagai

serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh individu secara terarah dalam

menilai diri sendiri dan lingkungan, menetapkan tujuan karir serta

menentukan alternatif-alternatif tindakan guna mencapai tujuan karir yang

diinginkan.

b. Tujuan Merencanakan Karir

Winkel menjelaskan bahwa tujuan merencanakan karir bagi siswa

terbagi dalam:

1) Tujuan jangka pendek

Yang termasuk tujuan jangka pendek adalah sertifikat yang

ingin diperoleh dalam rangka mempersiapkan diri memegang jabatan

atau karir tertentu dikemudian hari.

2) Tujuan jangka panjang

Tujuan jangka panjang meliputi gaya hidup yang ingin dicapai,

dan nilai-nilai kehidupan yang ingin direalisasikan dalam hidup.29

Sasaran dan tujuan bimbingan karir adalah agar siswa pada

akhirnya mampu mengambil keputusan dalam hubungannya dengan

29

Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan, (Yogyakarta:

Media Abadi, 2006), hlm. 638

Page 30: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

19

karir atau pekerjaan.30

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari merencanakan karir adalah agar siswa

mampu mengambil keputusan karir pekerjaan yang diinginkan. Selain

itu anak didik mampu menilai resiko yang mungkin ditimbulkan dari

keputusan yang telah dibuatnya.

c. Langkah Merencanakan Karir

Dewa Ketut Sukardi juga berpendapat bahwa penekanan

merencanakan karir bagi anak didik tertuju pada aspek proses kehidupan

jangka panjang. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh anak didik dalam

merencanakan karir adalah:

1) Menilai diri sendiri

Anak didik harus mampu mengenali dirinya sendiri dengan

meliputi: ketrampilan yang dimiliki, kelebihan dan kekurangan diri,

minat seta nilai-nilai yang diyakini pada dirinya.

2) Menilai lingkungan

Selain harus memahami kondisi dirinya, anak didik harus

memahami lingkungannya, antara lain: kondisi sosial ekonomi

30

Saring Marsudi, Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Surakarta:

Muhammadiyah University Press, 2010), hlm. 125

Page 31: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

20

keluarga, harapan keluarga, kesempatan karir yang tersedia (termasuk

prospek karir dimasa depan).

3) Menetapkan tujuan

Setelah mempertimbangkan kondisi diri dan lingkungannya

diharapkan anak didik mampu menetapkan tujuan karir sesuai dengan

apa yang diinginkannya.

4) Menyiapkan rencana-rencana

Pada langkah ini anak didik dapat merencanakan tentang

alternatif-alternatif tindakan yang harus ditempuh untuk mencapai

tujuan karirnya. Selain itu anak didik juga harus mempertimbangkan

tentang kemungkinan-kemungkinan adanya hambatan yang akan

dijumpai serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat

menunjang dalam pencapaian tujuan karir.31

4. Anak Putus Sekolah

a. Pengertian Anak Putus Sekolah

Putus sekolah adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari

suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar. Artinya adalah terlantarnya

anak dari sebuah lembaga pendidikan formal, yang disebabkan oleh

berbagai faktor, salah satunya kondisi ekonomi keluarga yang tidak

31

Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling Sekolah, hlm. 218

Page 32: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

21

memadai. Padahal ”anak adalah manusia yang akan meneruskan cita-cita

orang tuanya dan sebagai estafet untuk masa yang akan datang”.32

Ahmadi dan Uhbiyati mengemukakan bahwa pendidikan pada

hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja,

serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada

anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak mencapai

kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus.

Pendidikan dapat di tempuh melalui tiga jalur yaitu:

1) Pendidikan Formal

2) Pendidikan Non Formal

3) Pendidikan Informal 33

Lembaga pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan

bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik.

Menurut Djumhur dan Surya jenis putus sekolah dapat dikelompokkan

atas tiga yaitu:

1) Putus sekolah atau berhenti dalam jenjang

2) Putus sekolah di ujung jenjang

3) Putus sekolah atau berhenti antara jenjang34

32

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia,

2004), hlm. 42.

33

Ahmadi A dan Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), hlm. 70.

Page 33: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

22

Putus sekolah secara umum dapat diartikan sebagai orang/anak

ataupun si anak yang keluar dalam suatu sistem pendidikan sebelum

mereka menamatkan pendidikan sesuai dengan jenjang waktu sistem

persekolahan yang diikuti. Dengan demikian putus sekolah dapat pula

diartikan tidak tamat/gagal dalam belajar ketingkat lanjut.

b. Faktor-faktor penyebab anak putus sekolah

1) Faktor Lingkungan

a) Lingkungan keluarga

Menurut Buharudin Salam35

mengemukakan bahwa keluarga

merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama,

berlangsung secara wajar, dan informal serta melalui media

permainan. Keadaan keluarga berlainan satu sama lain. Ada

keluarga yang kaya, ada yang kurang mampu, ada keluarga yang

besar (banyak anggota keluarga), ada pula keluarga yang kecil.

Ada keluarga yang bercekcok dan gaduh dan sebagainya. Dalam

keluarga yang bermacam-macam seperti inilah yang membawa

pengaruh terhadap pendidikan dan minat sekolah anak.36

34

Surya Muhamad dan Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah, (Bandung: CV Ilmu,

1975), hlm. 179.

35

Bahruddin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 14.

36

M. Ngalim Purwanto, Psikolohi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),

hlm. 84

Page 34: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

23

b) Lingkungan sekolah

Ketika seorang anak mulai masuk sekolah, itu artinya ia telah

masuk kepada lingkungan masyarakat yang berbeda dengan

lingkungan masyarakat keluarga. Jamaludin37

mengatakan bahwa

ketika menuju sekolah seorang anak membawa beban-beban

emosional yang berpotensi menghalanginya untuk bersekolah. Jika

di sekolah mereka tidak mendapat pengarahan yang baik dan

bahkan dibenturkan dengan peraturan-peraturan yang keras maka

mereka akan melanggar peraturan-peraturan tersebut.

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan di mana

seseorang hidup, bergerak dan melakukan interaksi dengan orang

lain dan saling mempengaruhi. Lingkungan yang tidak baik akan

memberikan pengaruh yang tidak baik pula terhadap seorang anak,

apalagi anak berusia sekolah.

2) Faktor Ekonomi

Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orangtua

bekerja keras mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga perhatian

orang tua terhadap pendidikan cenderung terabaikan. Bahkan dinggap

37

Mahruf Syaikh Jamaludin, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta Timur: Pustaka Al

Kautsar, 2009), hlm. 156-157.

Page 35: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

24

meringankan beban orang tua anak di ajak untuk bekerja sehingga

meninggalkan bangku sekolah dalam waktu yang cukup lama.

3) Kurangnya minat bersekolah.

Anak usia wajib belajar semestinya menggebu-gebu ingin

menuntut ilmu pengetahuan namun sudah terpengaruh oleh

lingkungan yang kurang baik maka keinginan bersekolah seorang anak

secara tidak langsung sedikit demi sedikit akan berkurang, ditambah

lagi kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya,

kurangnya orang-orang terpelajar dalam pergaulan anak menyebabkan

seorang anak akan berhenti untuk bersekolah.

Upaya yang dilakukan lembaga pendidikan dalam mencegah

terjadinya anak putus sekolah diantaranya ada memberi motivasi,

motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang mengerakkan dan

menggarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.38

Secara

umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk

menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan

kemaunnya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh

hasil atau tujuan tertentu.39

38

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm.

80.

39

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),

hlm. 73.

Page 36: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

25

Untuk memahami dan mengetahui tentang faktor-faktor

penyebab anak putus sekolah dan upaya-upaya yang di lakukan oleh

Pembimbing yang ada di Panti Sosial Karya Wanita dalam

menghadapi anak putus sekolah. Dalam pembahasan ini dapat

diketahui ada beberapa faktor yang menyebabkan anak putus sekolah

di Panti Sosial Karya Wanita yakni diantaranya adalah faktor internal

dan eksternal. Dimana faktor internal merupakan faktor yang

berhubungan dengan apa yang ada dalam diri seorang anak, seperti

kurangnya minat atau motivasi seorang anak untuk sekolah. Selain

faktor yang berhubungan dengan apa yang ada dalam diri seorang

anak. Faktor motivasi seorang anak juga dapat disebakan oleh faktor-

faktor yang lain di luar dirinya.

1. Faktor ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua

Setiap keluarga mempunyai tingkatan ekonomi yang

berbeda-beda. Pada tingkatan ekonomi yang rendah tentunya

aktivitas utama adalah bagaimana untuk memenuhi kebutuhan

primer keluarga mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan tempat

tinggal. Untuk mendapatkan kebutuhan primer tersebut kegiatan

utama keluarga adalah berusaha sekuat mungkin untuk bekerja

setiap harinya mulai dari pagi sampai sore. Sehingga

menyebabkan terabaikannya kebutuhan sekunder yang seyogyanya

merupakan kebutuhan masa depan keluarga yang dalam hal ini

Page 37: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

26

adalah kebutuhan pendidikan keluarga khususnya untuk anak-

anaknya.Selain dari faktor ekonomi diatas tingkat pendidikan

orang tua juga berpengaruh pada pendidikan seorang anak.

2. Faktor Lingkungan Keluarga

Peranan lingkungan keluarga sangat berpengaruh pada

aktivitas kehidupan dalam pergaulan anak, kurangnya perhatian

orang tua menyebabkan anak perilakunya sering tidak terkontrol

sehingga membuat ia tak dapat mengendalikan diri berbuat

semaunya. Maka hal ini tentunya akan menimbulkan permasalahan

permasalahan yang mengakibatkan kesulitan pada diri anak

seperti, kesulitan dalam belajar yang mengakibatkan motivasi anak

untuk sekolah berkurang, hingga menyebabkan anak berhenti atau

putus sekolah.

3. Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang

terstruktur dan berjenjang yang mempunyai peraturan-peraturan

yang harus di patuhi. Dalam melaksanakan pendidikan sekolah

sebaiknya menghilangkan peraturan-peraturan keras karena hal ini

mengakibatkan motivasi seorang anak untuk sekolah akan

berkurang sehingga menyebabkan anak putus sekolah.

Page 38: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

27

H. Metode Penulisan

Tata cara yang akan penulis aplikasikan dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut:

1. Jenis Penulisan

Jenis penulisan ini adalah penulisan kualitatif. Penulisan kualitatif

adalah penulisan yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan

implementasi model secara kualitatif. Perspektif, strategi dan model yang

dikembangkan sangat beragam. Metodologi kualitatif didefinisikan sebagi

prosedur penulisan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamatai.40

Dalam bukunya Lexy J. Moleong penulisan kualitatif adalah

pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode

alamiah, dan dilakukan oleh orang atau penulis yang tertarik secara alamiah.

Penulis lain juga mendefinisikan penulisan kualitatif adalah penulisan yang

menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan

pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang

berkonteks khusus. 41

40

Basrowi & Suwandi, Memahami Penulisan Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.

20-21. 41

Lexy J. Moleong, Metode Penulisa Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),

hlm. 5

Page 39: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

28

2. Subyek dan Obyek Penulisan

Subyek penulisan ini merupakan semua orang yang menjadi

sumber/informasi yang dapat memberikan keterangan mengenai masalah

penulisan.42

Adapun subyek dalam penulisan ini adalah orang-orang yang akan

menjadi sumber informasi bagi penulis dalam mendapatkan data yaitu:

1. Ibu Srihartinovmi (Ibu Titin) sebagai pembimbing

2. Ibu Sri Rochimi sebagi pembimbing

3. Bapak Suyana selaku staf tata usaha

4. Tiga anak putus sekolah dari limapuluh warga binaan yang diberikan oleh

pembimbing untuk dijadikan subyek penulisan yaitu anak berinisial MR,

PA, dan YS yang ada di Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta.

Sedangkan obyek penulisan yaitu sesuatu yang diteliti serta apa saja

yang digali atau dicari dalam penulisan. Adapun yang dijadikan obyek dalam

penulisan ini adalah peran pembimbing dalam merencanakan karir bagi anak

putus sekolah.

3. Metode pengumpulan data.

Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam

penulisan, karena metode ini merupakan strategi untuk mendapatkan data yang

42

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penulisan Suatu Pengantar, (Jakarta : Bina Aksara 1998) ,

hlm. 91.

Page 40: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

29

diperlakukan.43

Penulisan ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Observasi

Observasi ialah metode, atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode

ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di

lapangan agar penulis memperoleh gambaran yang lebih luas tentang

permasalahan yang diteliti.44

Metode ini digunakan oleh penulis untuk mengamati, melihat, dan

mencatat data tentang pelaksanaaan kegiatan bimbingan yang dilakukan

oleh pembimbing dan guru ketrampilan untuk mengetahui sejauh mana

tingkat percaya diri anak putus sekolah dalam mengikuti bimbingan dalam

merencanakan karir di Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta.

Dalam metode ini penulis harus mampu berusaha agar dapat

diterima sebagai warga atau orang dalam responden, agar tidak

menimbulkan kecurigaan dari subyek penulisan. Metode observasi penulis

gunakan untuk melihat kondisi kerja yang merupakan sasaran yang tepat

43

Basrowi & Suwandi, Memahami Penulisan Kualitatif.., hlm. 93.

44

Basrowi & Dr. Suwandi, Memahami Penulisan Kualitatif.., hlm. 94.

Page 41: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

30

untuk mengamati lingkungan tempat bimbingan ketrampilan, K3

(Kesehatan dan Keselamatan Kerja), kesehatan dan kondisi fisik tempat

pelatihan kerja di lembaga. Penulis melakukan observasi pada lingkungan

pelatihan kerja warga binaan serta kondisi yang ada pada lembaga Panti

Sosial Karya Wanita Yogyakarta.

b. Wawancara.

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab antara penulis dengan pembimbing yang dikerjakan secara

sistematis berdasarkan pada tujuan penyelidik.45

Metode ini merupakan

salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam

penulisan deskriptif kualitatif.46

Dalam penulisan ini penulis

menggunakan metode bebas terpimpin, artinya pertanyaan-pertanyaan

yang telah disiapkan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang

ada namun tidak keluar dari pokok pembahasan. Wawancara ini dapat

dilakukan penulis dengan cara langsung dan tatap muka guna

mempermudah penulis mencari data tentang latar belakang anak putus

sekolah yang akan mendukungnya dalam mengikuti pembimbingan

merencanakan karir. Pertanyaan dalam wawancaara ini ditujukan kepada

45

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metodologi Survei, (Jakarta, LP3ES, 1984), Hlm.

108

46

Ibid, hlm. 216

Page 42: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

31

staf lembaga termasuk di dalamnya adalah dua Pembimbing, satu staf TU,

dan tiga anak putus sekolah yang telah direkomendasikan oleh

pembimbing di Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta.

Pada saat wawancara ini, penulis harus dapat memeberikan

keleluasaan kepada informan dalam memberikan penjelasan agar informan

tidak tertekan dengan wawancara, sehingga dalam pelaksanaan

wawancara perlu diciptakan suasana kekeluargaan dan diharapkan hasil

wawancara sesuai dengan apa yang penulis inginkan.penulis datang ke

lokasi lembaga dan mencari informan pewawancaraa yang telah penulis

tentukan dan dilakukan pada waktu jam kerja.

c. Dokumentasi.

Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data

yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan

bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang

sudah ada seperti, jumlah anak, luas tanah, dan sebagainya.47

Guba dan Lincoln mendifinisikan dokumen dan record adalah

sebagai berikut: Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun

oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa

47

Basrowi & Suwandi, Memahami penulisan Kualitatif.., hlm 158.

Page 43: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

32

atau menyajikan akunting, sedangkan dokumen adalah setiap bahan

tertulis ataupun film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena

adanya permintaan seorang penyidik.48

Dalam melaksanakan penulisan ini penulis menggunakan metode

dokumentasi dengan menyelidiki dokumen atau arsip-arsip yang dimiliki

pembimbing di Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta seperti dokumen

latar belakang berdirinya panti, peraturan-peraturan lembaga, dokumen

tentang warga binaan, jadwal kegiatan panti, dan apa yang terkait dengan

obyek yang dapat menunjang penulisan skripsi ini. Adapun teknik dari

metode dokumentasi ini diawali dengan menghimpun, memilih-milih dan

mengkategorisasikan dokumen-dokumen sesuai dengan tujuan dari

penulisan ini, kemudian menerangkan dan menafsirkan dengan tujuan

dapat memperkuat data.

d. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.49

Tujuannya adalah untuk

menyederhanakan data penulisan yang sangat besar jumlahnya melalui

informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami, atau dianalisis

48

Lexy J. Moleong, Metode Penulisan Kualitatif.., hlm 216

49

Suharsini Arikunto, Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineke Cipta,

1991), hlm. 234

Page 44: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

33

ini bertujuan untuk menarik kesimpulan penulisan yang telah

dilaksanakan.50

Metode ini bersifat menggambarkan, menguraikan dan menganalisa

data menurut hasil yang diperoleh penulis. Setelah data terkumpul melalui

beberapa metode yang digunakan kemudian diklarifikasikan dan

selanjutnya dianalisa. Analisa data yang digunakan dalam penulisan ini

adalah analisa deskriptif kualitatif yaitu penyajian data dalam bentuk

tulisan dan menerangkan apa adanya sesuai dengan data yang diperoleh

dari hasil penulisan.

Setelah semua data terkumpul, lalu disusun dan digambarkan

menurut apa adanya. Dari hasil pengolahan dan analisa data yang

berdasarkan wawancara, dokumentasi maupun observasi ini, diberikan

intrepetasi yang kemudian penulis gunakan sebagai dasar untuk menarik

kesimpulan terhadap masalah yang diteliti.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam memahami permasalahan yang diteliti, maka

penulis menggunakan sistematika pembahasan. Penulisan ini akan diselesaikan

dalam empat bab, diantaranya yaitu:

50

Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penulisan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1992), hlm. 89

Page 45: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

34

Pada bab I mendiskripsikan penegasan judul, latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, kajian pustaka, kerangka teori,

metode penulisan, dan sistematika pembahasan.

Pada bab II membahas mengenai gambaran umum anak putus sekolah

lembaga Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta yang diantaranya adalah profil

lembaga, letak geografis, sejarah, visi, misi, bentuk struktur.

Pada bab III berisi tentang hasil penulisan yang merupakan

jawaban/pembahasan dari rumusan masalah.

Dan yang terakhir adalah bab IV yang merupakan penutup dari penulisan

ini. Sehingga, dalam bab ini akan disimpulkan seluruh hasil dari penulisan yang

dilakukan, dan berisi saran-saran serta penutup.

Page 46: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

86

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam bab III, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut, bahwa kedudukan pembimbing dalam merancang pekerjaan bagi anak

putus sekolah di PSKW Yogyakarta yaitu: Pertama, sebagai mediator, yaitu

pembimbing mempunyai peran sebagai mediasi antar pembimbing dengan

warga binaan. Kedua, sebagai pendidik, yaitu pembimbing mempunyai peran

sebagai guru yang patut di contoh oleh anak didiknya. Ketiga, sebagi broker,

yaitu pembimbing mempunyai peran sebagai penghubung atau perantara.

Keempat, sebagai fasilitator, yaitu pembimbing mempunyai peran sebagai

pelengkap segala kebutuhan yang diperlukan warga binaan. Kelima, sebagai

pemungkin, yaitu pembimbing memungkinkan segala sesuatu apa yang

diinginkan warga binaan.

B. Saran-saran

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran

dengan maksud agar dalam pelaksanaan pembimbingan terhadap warga binaan

yang dilakukan oleh Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta pada masa yang

akan datang bisa menjadi lebih baik dan lebih meningkat:

Page 47: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

87

1. Bagi Pengelola Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta, sebaiknya tidak

hanya memeberikan pembimbingan pelayanan sosialnya hanya dengan

mengandalkan disiplin ilmu atau sistem yang telah dibangun oleh

Kementrian Sosial. Lebih dari itu dari pihak Lembaga juga bisa membangun

kebersamaan yang sangat hangat dengan semua warga binaan, terutama

warga binaanyang membutuhkan pendekatan tersendiri, sehingga tercipta

hubungan kekeluargaan yang baik dan dapat memberikan warna yang indah

dalam setiap upaya pembimbingan dalam mencapai keberhasilan.

2. Bagi pembimbing, sebaiknya memberikan sebuah penghargaan bagi setiap

warga binaan yang setiap bulannya member perubahan yang baik di setiap

wismanya. Sehingga warga binaan lebih betah dan senang menjalani

rutinitas di dalam panti.

3. Bagi anak putus sekolah, diharapkan mampu menerima materi yang

bervariasi sehingga dapat mengembangkan pemikiran sekaligus menangkap

metode-metode yang tepat dan efektif sehingga tidak menimbulkan rasa

bosan pada saat berada di kelas.

C. Kata Penutup

Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini walaupun disana-sini terdapat kekurangannya. Inilah

satu sisi yang tampak dari kelemahan penulis, sehingga penulis menyadari akan

keterbatasannya.

Page 48: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

88

Penulis juga sadar bahwa tulisan ini jauh sekali dari kesempurnaan,

karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Sebagai manusia

biasa tentu masih banyak kekurangan-kekurangan baik itu yang disadari

maupun yang tidak disadari, oleh karena itu tegur sapa dan saran yang sifatnya

sumbangan pemikiran dari para pembaca, penulis sangat harapkan demi usaha

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih banyak

kepada, Bapak Irsyadunnas, M.Ag selaku pembimbing yang telah sudi

memberikan masukan berupa saran-untuk kesempurnaan skripsi ini, dan rela

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi dan

perbaikan terhadap skripsi ini.

Semoga tulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya. Terutama dapat memberikan khasanah keilmuan

bagi jurusan Bimbingan dan Konseling Islam. Amin Ya Rabbal „Alamin.

Page 49: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

89

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Zani, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara,

1993

Abu Amadi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Semarang: CV Toha

Putera, 2003

Akhmad Muhaimin Azzet, Pendidikan yang Membebaskan Yogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2011.

Andi Mappiare AT, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: CV.

Rajawali, 1992

Bagong Suyatno, Masalah Sosial Anak, Jakarta : Kencana Prenada Media

Goup, 2010.

Basrowi & Suwandi, Memahami Penulisan Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta,

2009.

Dalil Soendoro, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: Amara book, 2002.

David Bery, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, Jakarta: CV Rajawali,

1982

Depag RI., Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, Jakarta : Dirjen Pembinaan

Kelembagaan Islam Direktorat Pembinaan PTAI, 1963.

Departemen P & K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1998

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2005

Departemen Sosial RI, Modul 1 Bimbingan Mental Sosial Dan Ketrampilan

Di Panti Sosial Karya Wanita, DEPSOS: TTH.

Departemen Sosial RI, Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Dan

Rehabilitasi Sosial Tuna Susila.

Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling Sekolah, Jakarta:

Bina Aksara, 1988

Dewi S. Baharta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Surabaya: Bintang Terang

99, 1995

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2006

Endah Purwanti, Rehabilitasi Sosial Terhadap Wanita Tuna Susila Di Panti

Karya Pamardi Raharjo Banjarnegara, (skripsi tidak diterbitkan), skripsi,

(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2006).

Fahmi Fadila, Pendampingan Terhadap Wanita Binaan Oleh Panti Sosial

Karya Wanita Yogyakarta, (skripsi tidak diterbitkan), skripsi, (Yogyakarta: UIN

Sunan Kalijaga Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2006).

Page 50: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

90

H. Syamsu Yusuf, Teori Kepribadian, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011.

Harwanto, Tanggapan Para WTS Terhadap Pengajian Islam Di Panti

Rehabilitasi Sosial Karyaa Wanita Sidoarum, (skripsi tidak diterbitkan), skripsi,

(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2005).

Isbandi Rukminto, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Jakarta :

FISIP UI Press, 2005.

Lexy J. Moleong, Metode Penulisa Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005.

M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,

Jakarta: Bulan Bintang, 1987

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007

Mohamad Fakry Gaffar, Perencanaan Pendidikan, Jakarta: Departemen

Pendidikan & Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1987.

Mutiara Sibarini Panggabean, Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002

Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern

English Press, 1991.

Profil Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta

Rahma, Bimbingan Karir Siswa, Malang: UIN Maliki Press, 2010

Raudlatul Hasanah, Kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta Dalam

Meningkatkan Jenjang Pendidikan Wajib Belajar Sampai Pendidian Menengah

Menurut Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, (skripsi

tidak diterbitkan), skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas

UIN Sunan Kalijaga, 2014).

Ruslan Abdul Gani, Bimbingan Karir, Bandung: Penerbit Angkasa

S. Narayana Rao, Konseling Psikologi, New Delhi: Tata MC. Graw ice,

Publishing Company Limited, 1981

Saring Marsudi, Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Surakarta:

Muhammadiyah University Press, 2010

Soejono Soekamto, Memperkenalkan Sosiologi, Jakarta: CV Rajawali, 1989

Soejono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: CV Rajawali, 1982

Soetarso, Praktek Pekerjaan Sosial Dalam Pembangunan Masyarakat,

Bandung : STKS, 1981.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penulisan Suatu Pengantar, Jakarta : Bina

Aksara 1998.

Sutoyo Imam Utoyo, Bimbingan Konseling Karir, Malang: PBB FUB UM,

1989

The Oxford Illustrated Dictionary, Oxford University Press, 1982

Wawancara dengan Bu Rini, pendamping Kegiatan Ketrampilan

Page 51: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

91

Wawancara dengan Ibu Indah, pendamping Budi Pekerti

Wawancara dengan Ibu Poppy, selaku pembimbing kesehatan mental

Wawancara dengan Ibu Rochimi, selaku pembimbing panti

Wawancara dengan Ibu Titin selaku pembimbing panti

Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan,

Yogyakarta: Media Abadi, 2006

Zastrow, The Practice Sosial Worker, USA: Brooks/Cole Publishing

Company, 1999.

Page 52: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban
Page 53: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

FOTO WAWANCARA ANAK PUTUS SEKOLAH

Page 54: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

PANDUAN WAWANCARA (Anak Putus Sekolah)

1. Bagaimana anda bisa masuk ke PSKW?

2. Siapa yang merekomendasikan anda masuk ke PSKW?

3. Apa yang anda rasakan ketika pertama kali masuk ke PSKW?

4. Pelayanan apa yang anda terima ketika pertama masuk ke PSKW?

5. Bagaimana latar pendidikan anda?

6. Mengapa anda tidak melanjutkan sekolah?

7. Apakah anda minder dengan latar belakang pendidikan anda?

8. Pendidikan atau pembinaan apa saja yang diberikan pihak panti?

9. Bagaimana sikap pembimbing dalam memberikan pembinaan tersebut?

10. Bagaimana pelaksanaan proses pembinaan tersebut?

11. Apa yang anda dapatkan dari mengikuti kegiatan tersebut?

12. Ketrampilan apa yang anda pilih di PSKW?

13. Apa motivasi anda memilih ketrampilan tersebut?

14. Apakah pekerja sosial selalu mendampingi warga binaan ketika pelaksanaan bimbingan

ketrampilan?

15. Kendala apa yang sering anda hadapi ketika mengikuti ketrampilan tersebut?

16. Apakah yang menjadi harapan anda setelah mengikuti bimbingan di PSKW?

17. Sudah berapa lama anda tinggal?

18. Bagaimana sosialisasi anda kepada teman-teman?

19. Apa yang anda dapat selama proses konseling ?

20. Manurut anda, selama mengikuti kegiatan di PSKW, apa harapan anda setelah keluar

dari pskw?

21. Bagaimana anda masuk ke pskw?

22. Kenapa putus sekolah?

23. Ambil jurusan apa anda di pskw?

24. Latar belakang keluarga anda seperti apa? (pekerjaan orangtua, berapa bersaudara)

25. Apakah yang mendorong anda memilih tinggal di pskw?

26. Apa yang menjadi harapan anda setelah mengikuti bimbignan di pskw?

27. Apakah anda menemui kesulitan ketika mengikuti bimbingan ?

28. Apa yang di dapat selama proses konseling?

Page 55: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

PANDUAN WAWANCARA (Pekerja Sosial)

1. Bagaimana pekerja sosial menanggapi semakin banyaknya anak yang putus skolah?

2. Bagaimana cara mendapatkan anaka putus sekolah dan kemudian dibawa ke PSKW?

3. Secara umum, apa yang mereka alami sehingga mereka memutuskan untuk putus

sekolah?

4. Bagaimana sikap orang tua yang anaknya diikutsertakan dalam pembinaan di PSKW?

Apakah ada penolakan ?

5. Pendampingan seperti apa yang diberikan oleh pekerja sosial khususnya kepada anak

yang putus sekolah?

6. Dalam pelaksanaan bimbingan ketrampilan, apa yang dilakukan pekerja sosial agar anak

putus sekolah ini tidak terpaksa melaksanakan bimbingan?

7. Hasil seperti apa yang diharapkan pekerja sosial terhadap pembinaan yang telah

diberikan kepada warga binaan?

8. Jika misal pembinaan kurang berhasil, apa yang dilakukan selanjutnya?

9. Hambatan seperti apa yang dialami pekerja sosial dalam memberikan pelayanan kepada

warga binaan khususnya bagi anak putus sekolah?

10. Bagaimana peran peksos dalam membantu merencanakan karir bagi anak putus

sekolah?

11. Apa saja bentuk peran yang diberikan pekerja sosial?

12. Kenapa anak putus sekolah perlu merencanakan karir?

13. Dimana tempat menyalurkan karir bagi anak putus sekolah setelah keluar dari panti?

Cari sendiri atau ada rekomendasi dari lembaga?

14. Berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi anak putus sekolah untuk merencanakan

karir?

15. Siapakah anak putus sekolah di PSKW ? (3 saja)

Page 56: PERAN PEMBIMBING DALAM MERENCANAKAN KARIR BAGI ANAK …digilib.uin-suka.ac.id/19630/1/11220032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · diklasifikasikan sehingga menggambarkan jawaban

CURRICULUM VITAE

Nama : Desta Ferliyan Saputri

Tempat, tanggal lahir : Sleman, 05 Desember 1992

Alamat Asal : RT 06/ RW 08, Dukuh Banyuraden Gamping

Sleman

Riwayat Pendidikan

1. SD Muhammadiyah Dukuh : Lulus Tahun 2005

2. SMP N 3 Gamping : Lulus Tahun 2008

3. SMK N 2 Godean : Lulus Tahun 2011

4. UIN Sunan Kalijaga : Lulus Tahun 2015

Nama Orang Tua

1. Ayah : Waluyantoro

2. Pekerjaan : Wirausaha

3. Ibu : Suli Asih

4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Yogyakarta, 27 November 2015

Penulis

Desta Ferliyan Saputri