88
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS KESEHATAN IBU DAN ANAK DI KOTA MAKASSAR IKHWANUDDIN Nomor Stambuk : 10564 315 08 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS

KESEHATAN IBU DAN ANAK DI KOTA MAKASSAR

IKHWANUDDIN

Nomor Stambuk : 10564 315 08

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS

KESEHATAN IBU DAN ANAK DI KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Politik

Disusun Dan Diajukan Oleh

IKHWANUDDIN

Nomor Stambuk : 10564 315 08

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

ABSTRAK

IKHWANUDDIN. 2015. Peran Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Status

Kesehatan Ibu dan Anak di Kota Makassar (dibimbing oleh Djuliati Saleh dan

Ihyani Malik).

Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu variabel

tercapainya tujuan pembangunan milenium. Berdasarkan hal tersebut, peneliti

terdorong untuk mencoba menggambarkan dan menjelaskan peran pemerintah

daerah dalam peningkatan status kesehatan ibu dan anak di kota makassar.

Jenis penelitian adalah desktriptif kualitatif dengan menjelaskan peran

pemerintah kota makassar dalam peningkatan status kesehatan ibu dan anak di kota

Makassar. Data peran pemerintah kota dikumpul dengan menggunakan instrumen

berupa; observasi dan dokumentasi serta dikembangkan dengan wawancara terhadap

informan. Informan penelitian sebanyak 9 orang.

Hasil penelitian menunjukkan peran langsung Pemerintah Kota Makassar

dalam peningkatan status kesehatan ibu dan anak di Kota Makassar belum dilakukan

secara maksimal, menyeluruh dan merata. Peran Pemerintah Kota tersebut

dipengaruhi oleh faktor; SDM, partisipasi masyarakat, sarana dan prasarana.

Kata kunci: Peran, Pemerintah Daerah, dan Peningkatan Status Kesehatan Ibu dan

Anak

Page 4: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Peran Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Status

Kesehatan Ibu dan Anak di Kota Makassar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Dra. Hj. Djuliati Saleh, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. Hj. Ihyani

Malik, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak A. Luhur Prianto S.IP, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat

dan bantuan, baik moril maupun materil.

Page 5: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini sangat bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 20 Januari 2015

Ikhwanuddin

Page 6: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan kesehatan yang merupakan salah satu domain

dalam Human Development Index berperan penting dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia suatu Negara. Empat dari seluruh komitmen yang

dicetuskan oleh negara-negara PBB dalam Millenium Development Goals

(MDGs) terkait erat dengan masalah kesehatan, terutama tentang Kesehatan Ibu

dan Anak. Program Kesehatan Ibu dan Anak menjadi sangat penting karena ibu

dan anak merupakan unsur penting pembangunan, hal ini mengandung pengertian

bahwa dari seorang ibu akan dilahirkan calon-calon penerus bangsa. Hingga saat

ini, Angka Kematian Ibu dan Anak masih menduduki peringkat tertinggi di Asia

walaupun telah mengalami penurunan setiap tahunnya.

Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan

Millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia

melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB) untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yaitu

menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan

angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyebaran

HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, kelestarian lingkungan hidup,

serta membangun kemitraan global dalam pembangunan. Sebagai salah satu

anggota PBB, Indonesia memiliki dan ikut melaksanakan komitmen tersebut.

Page 7: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Pembangunan secara umum sering diartikan sebagai upaya multidimensi

untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Tujuan MDGs

menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua

komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Empat

dari sasaran MDGs terkait secara langsung dengan peningkatan kesehatan

masyarakat.

Masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi di Indonesia diantaranya

adalah tingginya angka pertumbuhan penduduk, disparitas status kesehatan, beban

ganda penyakit, yang mana data epidemiologi menunjukkan terjadinya

peningkatan prevalensi penyakit, baik penyakit menular yang baru dan lama

maupun tidak menular, peningkatan kematian akibat kecelakaan, dan menurunnya

mutu kesehatan keluarga, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (Konas Jen X, 2003;

WHO Report, 2002).

Salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan pencapaian

pembangunan suatu Negara adalah Human Development Index (HDI)/ Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari tiga domain yakni kesehatan,

pendidikan, dan ekonomi. IPM Negara Indonesia berada di peringkat 108 dari 177

negara di dunia, lebih rendah dari negara-negara ASEAN lainnya seperti

Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand. Dari tahun ke tahun,

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi sebagai salah satu bagian dari

indikator IPM menurun landai dan masih menjadi masalah. Dari lima juta

kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu

meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan.

Page 8: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Kesehatan Ibu dan Anak sebagai bagian dari tujuan MDGs dikarenakan

masih tingginya Angka Kematian dan Kesakitan Ibu serta Angka Kematian Bayi

yang merupakan indikator kesehatan umum dan kesejahteraan masyarakat.

Populasi wanita di dunia pada umumnya akan lebih banyak dibandingkan

populasi laki-laki dikarenakan ekspektansi Usia Harapan Hidup wanita lebih

panjang daripada laki-laki. Usia Harapan Hidup sebagai indikator dalam menilai

derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.

Keterkaitan Tujuan MDGs yang ke-3, yaitu kesetaraan gender dan

pemberdayaan wanita dan tujuan MDGs yang ke-6 memerangi HIV / AIDS dan

penyakit menular lainnya terhadap Kesehatan Ibu dan Anak terutama dikaitkan

dalam perolehan pendidikan yang oleh seorang wanita, yang diharapkan akan

meningkatkan pengetahuan wanita tentang kesehatan, serta dengan demikian

mampu mengerti tentang penyakit HIV / AIDS maupun menular lainnya yang

membahayakan kesehatannya dan kesehatan anaknya.

Upaya mewujudkan pembangunan kesehatan tidak hanya dilakukan

melalui perbaikan pelayanan di bidang kesehatan, melainkan yang tidak kalah

pentingnya adalah upaya meningkatkan perbaikan gizi masyarakat. Masalah gizi

berakar dari kemiskinan, masalah ini tidak mungkin hanya dipecahkan oleh

nutritionst (ahli gizi), dan bukan semata-mata merupakan tanggung jawab

Kementrian Kesehatan, melainkan perlu melibatkan beberapa lintas sektor, baik

instansi pemerintah, LSM maupun perorangan. Salah satu faktor penghambat

yang menyebabkan menurun dan stagnannya cakupan perbaikan gizi, antara lain

dikarenakan belum optimalnya dukungan pemerintah, pemerintah daerah,

Page 9: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

masyarakat, LSM dan dunia usaha, jumlah dan kemampuan petugas dalam

pengelolaan program, serta lemahnya sistem informasi kesehatan. Tampak jelas

bahwa semua stakeholder saling bantu-membantu dalam pembangunan kesehatan

disesuaikan dengan peran masing-masing.

Pemerintah Kota Makasar telah melaksanakan berbagai program

pembangunan di semua sektor dalam upaya untuk meningkatkan Kualitas Sumber

Daya Manusia serta mempercepat pencapaian Target MDGs 2015 dan percepatan

pencapaian target RPJMD Kota Makassar tahun 2009 – 2014 yaitu Penurunan

Angka Kematian Ibu (AKI), Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), Prevalensi

Gizi Kurang dan Gizi Buruk. Untuk mempercepat pencapaian tersebut maka

Pemerintah Kota Makassar mencanangkan Tahun 2012 sebagai “Tahun

Kesehatan Gizi, Ibu dan Anak ” dengan tema “Menyelamatkan 1000 hari pertama

kehidupan”.

Kepala dinas kesehatan Makassar Naisyah Tun Azikin mengatakan,

pencanangan tahun kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui program

menyelamatkan seribu hari awal kehidupan. Memaksimalkan program tersebut,

Pemerintah Kota Makassar telah berkoordinasi dengan puskesmas, bidan, hingga

pos kesehatan masyarakat yang berada di tingkat kelurahan.

Bentuk koordinasinya melalui membangun pemahaman mengenai

sejumlah program yang telah dilaksanakan, seperti pembebasan biaya persalinan.

“Peran kelurahan dan kader kesehatan yang dibentuk kami harapkan lebih

ditingkatkan” harapnya.

Page 10: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Berdasarkan data kinerja kesehatan di Makassar, khususnya tingkat

kematian ibu dan bayi menurun. Pada tahun 2011, kematian ibu hanya 11,4 %,

dan angka kematian bayi mencapai 6,9 %. Jumlah tersebut berkontribusi positif

terhadap target pencapaian IPM kesehatan tahun 2011 yang mencapai 82 %.

Berdasarkan target MDGs, angka kematian ibu dan bayi hingga 2014 bisa

mencapai 0 %. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih jauh mengenai Peran Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Status

Kesehatan Ibu dan Anak di Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran pemerintah daerah dalam peningkatan status kesehatan ibu

dan anak di Kota Makassar?

2. Faktor apa yang mempengaruhi peningkatan status kesehatan ibu dan anak di

Kota Makassar?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka penelitian ini bertujuan

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui peran pemerintah daerah dalam peningkatan status

kesehatan ibu dan anak di Kota Makassar.

b. Untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi tercapainya peningkatan

status kesehatan ibu dan anak di Kota Makassar.

Page 11: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

2. Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang jelas

mengenai peran pemerintah daerah dalam peningkatan status kesehatan

ibu dan anak di kota makassar.

b. Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi

pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan operasional pembangunan

pelayanan di sektor kesehatan.

c. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan guna penyusunan

dan penyempurnaan pembangunan pelayanan di sektor kesehatan.

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baik bagi

peneliti maupun lembaga pendidikan dan untuk menambah kepustakaan

yang sudah ada.

e. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau

pedoman untuk penelitian selanjutnya.

Page 12: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Peran

Peranan berasal dari kata peran yang berarti sesuatu yang menjadi

bagian atau memegang pimpinan yang terutama. Peranan atau role juga

diartikan sebagai suatu kelakuan yang diharapkan dari oknum dalam antar

hubungan sosial tertentu yang berhubungan dengan status sosial tertentu.

Melihat pengertian ini, jika dikaitkan dengan pengertian peranan dalam

pemerintah daerah adalah tugas dan wewenang pemerintah daerah sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu supaya pemerintah dapat

melaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan maka harus

menjalankan peranannya. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan

oleh Soerjono Soekanto, Peranan adalah aspek dinamis dari kedudukan

tertentu (status) apabila seseorang melaksanakan hak-hak tertentu serta

kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan peranannya.

Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soerjono

Soekanto, sebagai berikut: Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang

dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat,

peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan bermasyarakat.

Page 13: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran

merupakan tugas dan fungsi seseorang untuk melaksanakan hak-hak tertentu

serta kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Oleh karena itu, dalam

konteks pembahasan ini maka peran dimaksudkan sebagai keterlibatan atau

keikutsertaan secara aktif Pemerintah Kota Makassar dalam suatu

pencapaian yang dilakukan terhadap Peningkatan Status Kesehatan Ibu dan

Anak pada Kota Makassar dalam rangka terwujudnya Makassar Sehat

Menuju Kota Dunia.

2. Pemerintah Daerah

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang pengertian

pemerintah itu sendiri. Istilah pemerintahan berasal dari kata pemerintah,

sedangkan pemerintah berasal dari kata perintah. Arti kata-kata tersebut

menurut Poerwardarminta, Pemerintah adalah perkataan yang bermaksud

menyuruh melakukan sesuatu.

Mengenai pengertian pemerintah, Bayu Suryaningrat mengatakan

bahwa pemerintah dapat diartikan sebagai badan yang tertinggi memerintah

sesuatu negara, sedangkan pengertian pemerintahan adalah perbuatan atau

cara atau urusan memerintah.

Pemerintah menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 perangkat

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta

pembantu-pembantunya. Pemerintah itu adalah suatu badan/lembaga negara

(statis). Sedangkan yang dilakukan pemerintah (dinamis) secara umum yang

Page 14: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

dimaksud dengan pemerintah adalah bagaimana caranya mengendalikan

suatu negara di dalam usahanya untuk mencapai tujuan negara.

Pada umumnya yang disebut pemerintah adalah suatu kelompok

individu yang mempunyai wewenang tertentu untuk melaksanakan

kekuasaan. Dengan demikian pemerintah suatu negara ini mempunyai hal

untuk mengatur dan mengurus urusannya sendiri atau rumah tangga

nasional dan memiliki kekuasaan untuk melaksanakan yang sifatnya

memaksa, apabila tersebut bersangkut paut dengan kepentingan negara.

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk

membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.

Pemerintah juga adalah organ yang berwenang memproses pelayanan publik

dan berkewajiban memproses pelayanan sipil bagi setiap orang melalui

hubungan pemerintahan, sehingga setiap anggota masyarakat yang

bersangkutan menerimanya pada saat diperlukan, sesuai dengan tuntutan

(harapan) yang diperintah.

Menurut Sarundajang, pemerintah daerah adalah suatu unit

organisasi pemerintahan berbasis geografis tertentu yang ada dalam suatu

negara berdaulat; misalnya, “provinsi” atau “negara bagian” sebagai unit

antara (intermediate unit) dan “kota” atau “distrik” sebagai unit dasar (basic

unit). Diketahui bahwa jenis pemerintahan daerah dibedakan oleh 2 variabel

utama yaitu tujuan (tujuan umum atau general purpose dan tujuan khusus

atau special purpose) dan representasi (perwakilan atau representative dan

nonperwakilan atau nonrepresentative). Namun jenis yang paling sering

Page 15: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

dijumpai di banyak negara di dunia adalah pemerintah daerah sebagai unit

perwakilan dengan tujuan umum. Artinya, pemerintah daerah memiliki

sekurang-kurangnya kepala daerah dan dewan perwakilan, dan bertujuan

menyelenggarakan pelayanan dan pengaturan umum di bidang

pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Pentingnya pemerintahan daerah merupakan konsekuensi logis dari

adanya perbedaan etnis, linguistik, agama, dan institusi sosial berbagai

kelompok masyarakat lokal di suatu negara. Fungsi pelayanan dan

pengaturan umum di bidang pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan, perlu didistribusikan secara sentral dan lokal, agar ia

benar-benar aspiratif baik terhadap kepentingan nasional maupun terhadap

tuntutan heterogenitas lokal tersebut. Adanya pemerintahan daerah akan

memperbesar akses setiap warga negara untuk berhubungan langsung

dengan pemimpinnya, dan sebaliknya, pimpinan daerah akan memperoleh

kesempatan yang luas untuk mengetahui sumber daya, masalah, kendala,

dan kebutuhan daerahnya, serta menghilangkan mekanisme pembuatan

keputusan yang kurang efisien. Di samping itu, unit daerah dengan populasi

yang relatif homogen akan lebih berpeluang untuk menghasilkan keputusan-

keputusan yang antagonistik dengan kondisi dan kebutuhan anggota

masyarakat yang dominan di wilayah tertentu.

Ada 2 jenis daerah unit dasar yang sering dijumpai yaitu daerah

perkotaan dan daerah perdesaan (di Indonesia berturut-turut dikenal sebagai

kotamadya dan kabupaten). Perbedaannya terletak pada jangkauan otoritas

Page 16: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

(misalnya pelayanan umum di daerah perkotaan yang karena populasinya

lebih padat relatif lebih luas ketimbang yang ada di daerah pedesaan) di

samping akses terhadap sumber daya (fasilitas, keuangan, dan aparat).

Namun demikian, persamaannya ialah bahwa masing-masing kota, pedesaan

atau perkotaan, mempunyai status hukum yang sama. Artinya, keduanya

diorganisasikan secara seragam dengan hak dan kewajiban setiap institusi

yang sama. Di Indonesia, Kabupaten membawahi kota-kota administrasi

dan kota-kota lainnya (kota kecamatan).

Kepala daerah merupakan figur inti untuk mengkoordinasi aspek-

aspek perwakilan dan administratif dari proses pemerintahan daerah. Di

banyak negara, ia dikenal sebagai walikota, tapi di negara lain ia disebut

manajer (di Indonesia, kepala daerah kabupaten disebut bupati). Yang

menarik untuk diketahui ialah sulitnya membuat generalisasi bahwa seorang

kepala daerah semata-mata adalah pimpinan ekseskutif, mengingat pada

negara-negara dengan sistem pemerintahan daerah yang menggunakan

komisi (eksekutif beranggota banyak) dijumpai adanya ketua komisi yang

sering merupakan kepalah daerah yang berasal dari dewan; jadi, kepala

daerah juga adalah ketua dewan.

Kalaupun kepala daerah adalah eksekutif tunggal, peranannya dalam

proses pemerintahan perwakilan ternyata juga cukup besar. Fungsi pokok

kepala daerah adalah koordinasi menyeluruh terhadap berbagai fungsi dan

pelaksanaan peraturan, namun dalam praktik ia memiliki pengaruh yang

pada proses pembuatan dan penerapan peraturan itu sendiri. Dari empat

Page 17: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

tahapan proses pembuatan peraturan daerah yaitu penciptaan gagasan,

pembahasan rancangan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan

keputusan. Maka kecuali tahap ketiga kepala daerah senantiasa

mendominasi sebagian besar tahapan proses pemerintahan perwakilan

daerah.

Sebagai puncak suatu piramida hierarki administratif, kepala daerah

bertugas menjalankan keseluruhan peraturan dan kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh badan perwakilan daerah atau oleh unit pemerintahan yang

lebih tinggi. Ini berarti bahwa ia memiliki kewenangan penuh untuk

membuat keputusan-keputusan yang diperlukan guna operasionalisasi dari

peraturan atau kebijaksanaan yang dibuat oleh dewan perwakilan atau

instansi yang lebih tinggi. Ruang lingkup tugas kepala daerah (chief

executive) yang banyak dijumpai, merupakan pencerminan dari statusnya

sebagai pemimpin eksekutif (local excecutive leader), antara lain dalam

mempersiapkan dan mengawasi penggunaan anggaran belanja daerah,

kegiatan dan efisiensi aparatur daerah, dan terkadang kegiatan kepolisian,

serta tugas-tugas yang secara langsung diberikan oleh pemerintah pusat.

Secara historis, asal usul dari struktur pemerintahan daerah yang kita

kenal saat ini berakar dari Eropa di abad ke-11 dan ke-12. Beberapa istilah

yang digunakan untuk pemerintahan daerah masih termasuk lama, berasal

dari Yunani dan Latin Kuno. Koinotes (komunitas) dan demos (rakyat atau

distrik) adalah istilah-istilah pemerintahan daerah yang digunakan di Yunani

sampai sekarang. Municipality (kota atau kotamadya) dan varian-variannya

Page 18: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

berasal dari istilah hukum Romawi municipium. City (kota besar), berasal

dari istilah Romawi civitas yang juga berasal dari kata civis (penduduk).

County (kabupaten) berasal dari comitates, yang berasal dari kata comes,

kantor dari seorang pejabat kerajaan (Norton, 1994).

Pada dasarnya, konsep-konsep pemerintahan daerah muncul dari

kesadaran bahwa “bahasa menunjukkan keyakinan dan praktik para pelaku-

pelaku politik” (Ball et al., 1989). Kata Perancis commune, bukan berarti

suatu organisasi yang dikendalikan oleh wakil-wakil rakyat terpilih

melainkan komunitas swakelola dari sekelompok penduduk suatu wilayah.

Ide mendasar tentang commune adalah “suatu pengelompokan alamiah dari

penduduk yang tinggal pada suatu wilayah tertentu, dengan kehidupan

kolektif yang dekat, dan memiliki kesamaan minat dan perhatian yang

bermacam-macam” (Bourjol & Bodard, 1984). Pengertian yang sama juga

digunakan di Italia dan negara-negara lain yang menggunakan istilah yang

sama. Di Indonesia, pengertian sejenis berlaku untuk “desa” yang

setidaknya sebelum pemberlakuan UU No. 5 Tahun 1979 tentang

Pemerintahan Desa dan UU No. 22 Tahun 1991 serta UU No. 32 Tahun

2004, bukan merupakan organisasi pemerintahan perwakilan tetapi lebih

sebagai suatu komunitas yang berkelompok secara alamiah pada suatu

wilayah tertentu dan dikendalikan oleh tradisi dan budaya yang berlaku dan

dipraktikkan penduduknya (Manan, 1994).

Dalam perkembangannya, pemerintah daerah kemudian dipandang

sebagai unit organisasi pemerintahan berbasis geografis tertentu yang ada

Page 19: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

dalam suatu negara berdaulat. Jenis pemerintahan ini termasuk unit

perantara (intermediate unit) seperti provinsi dan unit dasar (basic unit)

seperti kota besar (city), kotamadya (municipality), atau kabupaten (county

atau regency) dan dibeberapa negara berupa subkota (submunicipal).

Di Indonesia, konsep atau pengertian daerah yang terakhir

diberlakukan merujuk pada pemahaman sebagaimana terdapat dalam

Undang-Undang No.5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan

Daerah. Dalam Undang-Undang tersebut, istilah daerah secara teknis

dibedakan dari istilah wilayah, dalam hal yang pertama dipergunakan

manakala topik yang dibahas terkait dengan azas desentralisasi, sedang yang

kedua terkait dengan azas dekonsentrasi. Dengan kata lain, disebut daerah

apabila ia memiliki institusi-institusi untuk menyelenggarakan sendiri

(otonomi) urusan-urusan yang telah diserahkan pusat kepadanya. Dalam

konteks ini, desa dan kecamatan tidak dapat dikategorikan sebagai daerah

oleh karena desa tidak menjalankan otonomi atas urusan-urusan yang

diserahkan, sedang kecamatan sepenuhnya menjalankan tugas-tugas

dekonsentrasi (Manan, 1991, Utama; 1991). Ringkasnya, konsep

“pemerintahan daerah” menurut Undang-Undang No.5 Tahun 1974

mengacu pada suatu organisasi pemerintahan berbasis wilayah dan

penduduk tertentu yang berhak mengatur dan mengurus sendiri urusan-

urusan yang telah diserahkan kepadanya oleh pemerintahan diatasnya.

Sebagai suatu subbagian geografis dari suatu negara berdaulat,

pemerintah daerah berfungsi memberikan pelayanan umum dalam suatu

Page 20: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

wilayah tertentu. Pemerintah daerah memiliki semua atau sebagian besar

dari ciri-ciri yang meliputi wilayah yang dibatasi, suatu populasi, suatu

organisasi yang berkelanjutan, otoritas dan kekuatan untuk melaksanakan

kegiatan umum, kemampuan untuk menuntut dan dituntut, serta membuat

kontrak, menagih pajak dan retribusi, di samping hal-hal lain sebagai

kewenangan yang dilimpahkan oleh pemerintah diatasnya.

Di setiap negara di dunia, kewenangan untuk menjalankan fungsi

pelayanan umum didistribusikan secara sentral dan lokal (Maas, 1961).

Secara sentral, kewenangan telah dibagi berdasarkan kegiatan di berbagai

kementerian yang ada di ibukota. Di tingkat lokal, kewenangan dibagi

berdasarkan wilayah yang ada di berbagai pemerintahan daerah di seluruh

negara. Kedua sistem tersebut saling terkait dan melengkapi, sungguhpun

dalam praktik sering tumpang tindih dan saling bersaing. Di antara faktor

yang telah mendorong peningkatan distribusi kewenangan pusat ke daerah

ialah berkembangnya sistem komunikasi yang cepat dan langsung,

transportasi yang lebih baik, meningkatnya profesionalisme, tumbuhnya

asosiasi-asosiasi di samping tuntutan untuk merangsang pertumbuhan

ekonomi lebih tinggi, pelayanan lebih baik, serta kepemimpinan politik dan

administratif yang lebih efisien.

Manfaat seperti ini erat kaitannya dengan perbedaan yang ada di

antara masyarakat daerah yang terpencar. Misalnya, banyak dari provinsi

dan kota yang ada dewasa ini telah eksis dalam bentuk tertentu, sebelum

terbentuknya negara berdaulat di mana daerah tersebut menjadi bagiannya

Page 21: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

sekarang. Perbedaan yang berkaitan dengan latar belakang etnis, bahasa,

budaya dan agama, di samping institusi sosial dan pertimbangan politik

maupun administratif, pada umumnya merupakan indikator penting bagi

perlunya mempertahankan keberadaan sebuah daerah (Maas, 1961).

Kebutuhan untuk memanfaatkan institusi daerah pada dasarnya

disebabkan oleh adanya variasi dalam hal kepadatan penduduk, intensitas

kebutuhan, dan minimnya sumber daya yang tersedia pada masyarakat

(Norton, 1994). Dalam dua dekade terakhir, misalnya kepentingan potensial

pemerintah daerah telah meningkat sejalan dengan tuntutan yang semakin

besar terhadap pembangunan daerah dan peningkatan pelayanan. Di

samping itu, walaupun fenomena di atas mempengaruhi semua pemerintah

daerah, tuntutan pelayanan bagi yang ada di wilayah perkotaan makin

tinggi. Semakin besar hambatannya, semakin tidak dapat dihindarkan

masalah kriminalitas, pemukiman kumuh, jalanan yang bersesakan,

persediaan air yang tidak mencukupi, fasilitas kebersihan yang terbatas,

persekolahan yang tidak memuaskan, dan pengangguran.

Perbedaan dalam kondisi daerah, kebutuhan daerah, sumber daya

daerah, aspirasi daerah, dan bahkan prioritas daerah menuntut perlunya

diciptakan alat transformasi kebijaksanaan nasional yang efektif ke dalam

program daerah secara responsif dan bertanggung jawab. Kesulitan untuk

menjalankan serangkaian pelayanan kepada masyarakat daerah oleh

kementerian yang ada di pusat negara senantiasa dijumpai di negara mana

Page 22: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

pun di dunia ini. Bahkan, banyak pejabat dalam birokrasi nasional memiliki

pemahaman yang minim dalam hal keberagaman kondisi daerah.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Pemerintahan di Daerah menyatakan bahwa pemerintahan daerah terdiri

dari tiga tingkatan: wilayah Provinsi dan Ibukota Negara; wilayah

kabupaten dan Kotamadya; dan wilayah Kecamatan. Sedang wilayah

pemerintahan terendah adalah Desa sebagaimana diatur tersendiri dalam

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Desa. Namun dalam kaitan

dengan otonomisasi, dikenal hanya ada dua tingkatan pemerintahan daerah:

Daerah Tingkat I (Provinsi) dan Daerah Tingkat II (Kabupaten dan

Kotamadya), masing-masing dilengkapi dengan suatu badan perwakilan

yang dinamakan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I dan Tingkat

II. Hal ini sama dengan UU No. 22 Tahun 1999 atau penggantinya UU No.

32 Tahun 2004, di mana Daerah Otonom adalah Provinsi, Kabupaten dan

Kota (tidak ada lagi nomenklatur Daerah Tingkat I atau Daerah Tingkat II).

3. Peningkatan Status Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. (Pasal 1 butir 1 UU No. 36 Tahun 2009)

Istilah kesehatan didalam Undang-undang no. 9 tahun 1960, tentang

pokok-pokok, Bab I pasal 2 didefinisikan sebagai berikut: “Yang dimaksud

dengan kesehatan dalam undang-undang ini ialah keadaan yang meliputi

Page 23: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial dan bukan hanya keadaan

yang bebas dari penyakit, cacar dan kelemahan”.

Defenisi kesehatan tersebut sangat mirip dengan defenisi yang dianut

oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai berikut: “Health is defined as a

state of complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the

absence of disease or infirmity”.

Istilah ini telah sedikit berubah di dalam Undang-Undang Republik

Indonesia nomor: 23 tahun 1992 tentang kesehatan Bab 1 pasal 1 sebagai

berikut: “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis”.

Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam Tujuan Pembangunan

Millenium (MDGs), tepatnya pada tujuan 4 dan tujuan 5 yaitu Menurunkan

Angka Kematian Anak dan Meningkatkan Kesehatan Ibu. Program

Kesehatan Ibu dan Anak menjadi sangat penting karena ibu dan anak

merupakan unsur penting pembangunan, hal ini mengandung pengertian

bahwa dari seorang ibu akan dilahirkan calon-calon penerus bangsa yaitu

anak. Untuk mendapatkan calon penerus bangsa yang akan dapat

memberikan manfaat bagi bangsa maka harus diupayakan kondisi ibu dan

anak yang sehat.

Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu kepada jumlah kematian ibu

yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Laporan Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir memperkirakan Angka

Kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.

Page 24: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Bahkan WHO, UNICEF, UNFPA, World Bank memperkirakan Angka

Kematian Ibu yang lebih tinggi, yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup

(Trisnantoro L, 2011).

Untuk meningkatkan status kesehatan ibu, target yang ingin dicapai

MDGs adalah:

a. Menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar tiga-perempat antara tahun

1990-2015 dengan indikator tingkat kematian ibu (per 100.000) dan

kelahiran yang dibantu tenaga terlatih.

b. Menyediakan akses kesehatan reproduksi untuk semua pada tahun 2015

dengan indikator wanita menikah pada usia 15-49 tahun yang

menggunakan alat KB, tingkat kelahiran usia muda (per 1000

perempuan usia 15-19 tahun) dalam berkunjung ke fasilitas kesehatan,

serta kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (Stalke P, 2008).

Itulah sebabnya, tujuan ke empat MDGs adalah mengurangi jumlah

kematian anak. Targetnya adalah menurunkan angka kematian balita sebesar

dua-pertiganya antara tahun 1990 sampai dengan 2015. Ada empat indikator

mencapai target tersebut, yaitu:

a. Tingkat Kematian Anak (1-5 tahun) per 1.000

b. Tingkat Kematian Bayi (per 1.000)

c. Tingkat Imunisasi Campak (usia 12 bulan)

d. Tingkat Imunisasi Campak (usia 12-23 bulan) (Stalke P, 2008).

Page 25: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Target yang diharapkan dicapai pada tahun 2015 untuk Angka Kematian

Bayi adalah menurun menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup, dan untuk

Angka Kematian Balita menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup.

Program kesehatan yang terkait meningkatkan status kesehatan ibu

dan anak dapat diperoleh melalui pelayanan kesehatan seperti posyandu,

puskesmas, bidan desa, penyuluhan-penyuluhan kesehatan, dan sebagainya.

Masalah reproduksi memiliki dampak yang luas serta menyangkut

berbagai aspek kehidupan. Selain itu, dapat digunakan sebagai parameter

kemampuan Negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat. Kesehatan sistem reproduksi sangat erat kaitannya dengan

angka kematian ibu dan anak.

Pemerintah dan petugas kesehatan diharapkan memahami dan peduli

pada permasalahan-permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Untuk

mengatasi masalah kesehatan remaja, perlu pendekatan yang adolescent

friendly, baik dalam menyampaikan informasi Pelayanan Kesehatan Peduli

Remaja (PKPR), yang diharapkan menyediakan pelayanan kesehatan sesuai

dengan masalah dan kebutuhan remaja.

Ketimpangan yang sering terjadi di masyarakat awam Indonesia

adalah pemahaman tentang alur rujukan ini sangat rendah sehingga sebagian

mereka tidak mendapatkan pelayanan yang sebagaimana mestinya.

Masyarakat kebanyakan cenderung mengakses pelayanan kesehatan

terdekat atau mungkin paling murah tanpa memperdulikan kompetensi

institusi ataupun operator yang memberikan pelayanan. Hal ini merupakan

Page 26: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

salah satu akibat dari tidak berjalannya sistem rujukan kesehatan di

Indonesia.

Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk

bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama,

kedua, dan ketiga, dimana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-

sendiri namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila

pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat

primer maka tanggung jawab diserahkan ke tingkat pelayanan di atasnya,

demikian seterusnya.

Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi,

transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan

masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian

yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang

dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan adalah tidak ada keterlibatan

pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada

dukungan peraturan.

Hasil penelitian Murray dan Pearson bahwa penerapan sistem

rujukan merupakan elemen penting dalam menyukseskan program Safe

Motherhood di Negara-negara berkembang. Sistem rujukan harus

dipertimbangkan sebagai komponen penting dari sistem kesehatan secara

keseluruhan. Dengan demikian, sistem rujukan obstetri dapat digunakan

sebagai tolak ukur dalam menilai sistem pelayanan kesehatan ibu. Agar

sistem rujukan maternal dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan penyusunan

Page 27: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

strategi rujukan sesuai dengan sistem kesehatan dan kondisi masyarakat

setempat.

Masih tingginya Angka Kematian Ibu maupun masih rendahnya

jumlah ibu yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan disebabkan

kendala biaya sehingga diperlukan kebijakan terobosan untuk meningkatkan

persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.

Dalam upaya menjamin akses pelayanan persalinan yang dilakukan

oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB, maka

pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan meluncurkan upaya terobosan

berupa Jaminan Persalinan (Jampersal).

Jampersal dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial

bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan yang di dalamnya

termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB pasca

persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir.

Mengingat bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak

konstitusional sebagaimana amanat Amandemen Kedua UUD 1945 Pasal 28

ayat (1) huruf h dan Pasal 34 ayat (4), dan mempunyai sasaran seluruh

penduduk negeri tanpa terkecuali sejak konsepsi hingga lanjut usia serta

sebagai penentu kualitas sumber daya manusia. Dan merujuk UU No. 32

Tahun 2004 Pasal 13 dan Pasal 14 penanganan kesehatan merupakan urusan

yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun

Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun

Kabupaten/Kota harus dapat memenuhi hak-hak konstitusional bagi seluruh

Page 28: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

warga masyarakatnya, dalam bentuk pelayanan langsung kepada

masyarakat. Sesuai dengan PP No 38 Tahun 2007 maka urusan bidang

kesehatan yang menjadi urusan daerah, baik Daerah Provinsi maupun

Kabupaten/Kota. Penyuluhan, koordinasi, pendekatan, pembinaan, dan

pengendalian merupakan sebagian dari yang menjadi urusan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota.

a. Penyuluhan

Setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh

pelayanan kesehatan yang berkualitas termasuk pelayanan informasi.

Untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Kota Makassar,

Pemerintah Kota Makassar beserta dinas-dinas terkait, melakukan

penyebarluasan informasi kesehatan. Sosialisasi yang tak hanya

dilakukan di tiap fasilitas kesehatan (Posyandu, Puskesmas, Rumah

Sakit) melainkan juga di tiap fasilitas pendidikan, seperti di sekolah-

sekolah dan perguruan tinggi. Baik itu sosialisasi secara langsung,

misalnya melalui berbagai penyuluhan, pertemuan, lokakarya, seminar.

Maupun secara tidak langsung, misalnya dengan menggunakan media

informasi yang ada, baik itu koran, radio, televisi, internet. Secara

berkala hendaknya Pemerintah Kota Makassar senantiasa mengadakan

sosialisasi kepada masyarakat dengan cara menanamkan pola pikir dan

prilaku hidup bersih dan sehat. Mensosialisasikan seluruh program

kesehatan terkait dengan meningkatkan status kesehatan ibu dan anak

seperti program pelayanan kesehatan gratis, Tahun Kesehatan-Gizi Ibu

Page 29: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

dan Anak, Buku KIA, Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K), Kartu Menuju Sehat (KMS), Sistem

Rujukan Berjenjang.

Penyampaian materi dan pesan-pesan harus diberikan secara bertahap,

berulang-ulang dan bervariasi, sesuai dengan daya serap dan

kemampuan kelompok sasaran untuk melaksanakan perilaku yang

diharapkan. Materi dan pesan yang bervariasi tidak membosankan

sehingga penerima pesan tertarik dan senang dengan informasi yang

diterima. Perlu diolah sedemikian rupa agar akrab dengan kondisi dan

lingkungan kelompok sasaran melalui pemilihan bahasa, media, jalur

dan metode yang sesuai.

Pihak tenaga kesehatan seperti bidan dan kader kesehatan di

Puskesmas, Pustu, dan Posyandu hendaknya agar memberikan

informasi tentang antenatal care dan kehamilan lebih ditingkatkan pada

temu wicara (konseling). Selain itu, petugas KIA juga perlu

menghimbau keluarga ibu hamil untuk lebih memotivasi ibu hamil

memeriksakan kandungannya dan melahirkan di fasilitas kesehatan.

Peningkatan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan,

nifas, bayi dan balita. Penggunaan buku KIA, Konsep SIAGA(Siap,

Antar, Jaga), Penyediaan dana, transportasi, donor darah untuk keadaan

darurat, serta peningkatan penggunaan ASI Eksklusif.

b. Koordinasi

Page 30: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Koordinasi penting artinya dalam usaha pencapaian tujuan apapun,

sebab koordinasi mempunyai tujuan agar tidak terjadi tumpang tindih

dalam suatu pekerjaan. Koordinasi sangat diharapkan mulai dari tahap

persiapan/perencanaan, pelaksanaan bahkan penilaian, baik dari segi

motivasi maupun teknis dari masing-masing sektor. Koordinasi dan

pergerakan antara pusat dan daerah, antara provinsi dan kabupaten/kota,

antara kota dan kabupaten. Kerja sama lintas sektor, termasuk

pemerintah daerah dan legislatif. Pelaksanaan program melalui jejaring

yang sudah dibentuk di masing-masing sektor terkait.

Mengintegrasikan pelayanan KIA, KB, dan Gizi dalam satu komponen.

Pelaksanaan program mengikuti mengikuti asas-asas desentralisasi,

sedangkan pemerintah pusat hanya menetapkan kebijakan nasional.

Mendukung adanya komitmen, peraturan dan kontribusi pembiayaan

termasuk dengan berbagai pihak terkait. Peningkatan keterlibatan LSM,

organisasi profesi, swasta dan sebagainya.

Secara rinci koordinasi antar lembaga mencakup koordinasi Puskesmas

dengan Rumah Sakit Pemerintah, Puskesmas dengan Rumah Sakit

Swasta, Puskesmas dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit dengan

Dinas Kesehatan. Koordinasi antar profesi misal antara Dokter spesialis

dengan bidan dan dokter umum di Puskesmas dan di Rumah Bersalin,

antar dokter spesialis di Rumah Sakit, dan antara Kepala Dinas

Kesehatan dengan Kepala Rumah Sakit dan Kepala Puskesmas. Dalam

Page 31: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

hal koordinasi tersebut harus didukung dengan SOP atau Juknis

(Petunjuk Teknis) yang jelas.

Bila dilihat secara mendasar, kematian ibu dan bayi dipengaruhi oleh

berbagai faktor di antaranya sosial, ekonomi, demografi, geografi, dan

jangkauan pelayanan kepada masyarakat. Melalui kerjasama antara

tenaga kesehatan dengan keluarga, tokoh masyarakat, termasuk kader

kesehatan, diharapkan permasalahan pelayanan kesehatan secara

bertahap dapat ditanggulangi. Dengan demikian, permasalahan

kesehatan ibu hamil dan bayi bukan hanya dititikberatkan kepada

tenaga kesehatan saja, melainkan juga untuk partisipatif aktif keluarga

dan masyarakat melalui kemitraan. Upaya kesehatan harus dilakukan

secara terkoordinasi dan berkesinambungan melalui prinsip kemitraan

dengan pihak-pihak terkait serta harus membangkitkan dan mendorong

keterlibatan dan kemandirian.

c. Pendekatan

Tokoh masyarakat atau pemimpin informal sangat besar pengaruhnya

baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah. Dengan kata

lain pemimpin informal bisa menjembatani antara masyarakat dengan

pemerintah. Melihat keadaan demikian, usaha untuk meningkatkan

status kesehatan ibu dan anak tidak mengesampikan peran penting

tokoh masyarakat maupun pemimpin informal tersebut.

Mengenai hubungan antara pemerintah dengan tokoh masyarakat

dalam meningkatkan status kesehatan ibu dan anak tidak dapat

Page 32: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

dikesampingkan. Adapun caranya dengan mengadakan pendekatan-

pendekatan dengan tokoh masyarakatnya atau terjun langsung ke

lapangan bertemu dengan masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan

cara silaturahmi atau komunikasi sambung rasa dan lain sebagainya.

Dalam mewujudkan paradigma sehat, dikembangkan pelayanan

kesehatan dengan pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga adalah

suatu pendekatan yang memberdayakan potensi keluarga dalam

menangani masalah kesehatan keluarga secara mandiri, dengan

memperhatikan aspek fisik, biologis, sosial ekonomi dan budaya,

terutama kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, Pasangan Usia Subur,

tenaga kerja, dan usia lanjut.

Pendekatan keluarga untuk pemberdayaan keluarga antara lain

dilakukan dengan mengunjungi pasien resiko tinggi dan dilakukan KIE

(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) secara menyeluruh pada

keluarga. Metode pendidikan kesehatan dengan pendekatan keluarga

menggunakan proses pendidikan dua arah (metode sokratik) melalui

komunikasi intrapersonal, konseling dan negosiasi kepada keluarga

yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam

mengenali masalah dan melakukan pemecahan masalah secara mandiri.

d. Pembinaan

Seperti diketahui bahwa Dinas Kesehatan merupakan lembaga

pemerintah, sedangkan selain dari itu ada beberapa lembaga penunjang

atau yang membantu lembaga pemerintah yaitu lembaga

Page 33: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

kemasyarakatan. Mengingat betapa pentingnya lembaga tersebut,

pemerintah hendaknya memberi perhatian khusus dengan mengadakan

pembinaan terhadap lembaga kemasyarakatan. Pelaksanaan pembinaan

ini tentu saja harus melibatkan semua unsur, dimana camat melalui

koordinasi vertikal dibantu oleh Kepala Kelurahan mengarahkan dan

membina lembaga kemasyarakatan tadi, disamping itu melibatkan juga

semua komponen masyarakat.

Upaya kesehatan masyarakat harus memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya untuk mendukung peningkatan status kesehatan ibu dan anak

terutama upaya pendidikan kesehatan yang seimbang. Upaya

pendidikan kesehatan dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal

maupun nonformal, dengan memberdayakan para tenaga pendidik dan

pengelola pendidikan pada sistem pendidikan yang ada.

Pemberian pelayanan kesehatan remaja melalui penerapan Pelayanan

Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) atau pendekatan Pelayanan

Kesehatan Reproduksi Integratif di tingkat pelayanan dasar yang

bercirikan “peduli remaja” dengan melibatkan remaja secara penuh.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan remaja melalui integrasi materi

Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) ke dalam mata pelajaran yang

relevan dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler seperti

bimbingan dan konseling, Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat

(PKHS) dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Page 34: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional khususnya di

bidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip

bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan

subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan

dipolakan mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung

jawab. Keikutsertaan masyarakat dalam operasional pelayanan akan

meningkatkan efisiensi pelayanan dan akan memanfaatkan sumber daya

yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.

Dan upaya pemberdayaan keluarga, diharapkan masing-masing

keluarga bisa mengenali sendiri masalahnya, mampu mengatasi

masalahnya, serta mampu menggunakan potensi yang ada dalam

keluarga dan memanfaatkan peluang yang ada di lingkungannya

semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah mereka. Pemberdayaan

keluarga akan menghasilkan kemandirian keluarga, utamanya untuk

mengatasi masalah-masalah terkait meningkatkan status Kesehatan Ibu

dan Anak.

Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat

noninstruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

keluarga untuk mengindentifikasi masalah, merencanakan dan

melakukan pemecahan masalahnya, tanpa atau dengan bantuan pihak

lain, dengan memanfaatkan potensi keluarga dan fasilitas yang ada

masyarakat. Dalam rangka mengatasi masalah atau kasus, dimulai

Page 35: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

dengan mencari fakta dan informasi untuk menetapkan masalah dan

sebab masalah serta mengindentifikasi potensi individu dan keluarga,

merumuskan langkah-langkah intervensi melalui pendekatan keluarga

dengan pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan kemandirian.

e. Pengendalian

Membangun sistem pelayanan kesehatan melalui pelayanan kesehatan

dasar dan rujukannya serta melakukan pelayanan pro aktif dengan

mendekatkan pelayanan kepada sasaran. Melakukan survei / penelitian

untuk mengetahui permasalahan kesehatan dan tindak lanjutnya untuk

pemantapan pelayanan kesehatan. Melakukan monitoring dan evaluasi

program dilakukan berkala, terintegrasi dengan menggunakan

indikator-indikator pencapaian dalam periode tahunan maupun lima

tahunan.

Kegiatan pengendalian mencakup telaah penyelenggaraan kegiatan dan

hasil yang dicapai, baik itu telaah internal maupun telaah eksternal.

Telaah internal adalah telaah bulanan terhadap penyelenggaraan

kegiatan dan hasil yang dicapai oleh puskesmas dibandingkan dengan

rencana dan standar pelayanan. Telaah eksternal adalah telaah triwulan

terhadap hasil yang dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan tingkat

pertama serta sektor lainnya yang terkait.

B. Kerangka Pikir

Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui

jalan yang terjal. Upaya untuk meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Page 36: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

serta mempercepat pencapaian Target MDGs 2015 dan percepatan pencapaian

target RPJMD Kota Makassar tahun 2009–2014 yaitu Penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI), Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), Prevalensi Gizi

Kurang dan Gizi Buruk. Waktu yang tersisa hanya tinggal kurang lebih satu

tahun, tidak akan cukup untuk mencapai sasaran itu tanpa upaya-upaya yang luar

biasa.

Kejadian kematian ibu dan bayi yang terjadi pada saat persalinan, pasca

persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang

terus terjadi di negeri ini. Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Baru Lahir diperlukan upaya dan inovasi baru, tidak bisa dengan cara-cara biasa.

Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, penyebab

langsung kematian ibu hampir 90 persen terjadi pada saat persalinan dan segera

setelah persalinan. Sementara itu, risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat

adanya faktor keterlambatan, yang menjadi penyebab tidak langsung kematian

ibu. Ada tiga risiko keterlambatan, yaitu terlambat mengambil keputusan untuk

dirujuk (termasuk terlambat mengenali tanda bahaya), terlambat sampai di

fasilitas kesehatan pada saat keadaan darurat dan terlambat memperoleh

pelayanan yang memadai oleh tenaga kesehatan. Sedangkan pada bayi, dua

pertiga kematian terjadi pada masa neonatal (28 hari pertama kehidupan).

Penyebabnya terbanyak adalah bayi berat lahir rendah dan prematuritas, asfiksia

(kegagalan bernapas spontan) dan infeksi.

Pemerintah Kota Makassar diharapkan memiliki komitmen untuk terus

memperkuat sistem kesehatan. Pemerintah Kota Makassar diharapkan untuk

Page 37: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

mendukung peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan. Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan melalui Puskesmas

hendaknya diimbangi dengan ketersediaan Rumah Sakit Rujukan Regional yang

terjangkau dan berkualitas. Peran Pemerintah Kota Makassar sangat diharapkan

dalam implementasi upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi. Antara lain

melalui penguatan SDM, ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan, dan

penerapan tata kelola yang baik (good governance).

Mengingat bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak konstitusional

sebagaimana amanat Amandemen Kedua UUD 1945 Pasal 28 ayat (1) huruf h

dan Pasal 34 ayat (4), dan mempunyai sasaran seluruh penduduk negeri tanpa

terkecuali sejak konsepsi hingga lanjut usia serta sebagai penentu kualitas

sumber daya manusia. Dan merujuk UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 13 dan Pasal

14 penanganan kesehatan merupakan urusan yang wajib dilaksanakan oleh

Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, maka Pemerintah

Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota harus dapat memenuhi hak-hak

konstitusional bagi seluruh warga masyarakatnya, dalam bentuk pelayanan

langsung kepada masyarakat. Sesuai dengan PP No 38 Tahun 2007 maka urusan

bidang kesehatan yang menjadi urusan daerah, baik Daerah Provinsi maupun

Kabupaten/Kota. Penyuluhan, koordinasi, pendekatan, pembinaan, dan

pengendalian merupakan sebagian dari yang menjadi urusan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota.

Pemerintah Kota Makassar meliputi Walikota dan Perangkat Daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Dinas Kesehatan sebagai

Page 38: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

instansi penyelenggara pemerintah daerah di Bidang Kesehatan. Berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Pembentukan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Makassar dalam

daerah Kota Makassar, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

kewenangan yang dilimpahkan oleh Walikota, yaitu : merumuskan, membina,

dan mengendalikan kebijakan di bidang kesehatan meliputi pelayanan kesehatan,

pembinaan rumah sakit dan puskesmas, pemberantasan dan pencegahan

penyakit, kesehatan lingkungan dan peran serta masyarakat. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Kesehatan

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis di bidang pelayanan kesehatan,

pembinaan rumah sakit dan puskesmas, pemberantasan dan pencegahan

penyakit, kesehatan lingkungan dan peran serta masyarakat.

b. Penyusunan rencana dan program di bidang pelayanan kesehatan, pembinaan

rumah sakit dan puskesmas, pemberantasan dan pencegahan penyakit,

kesehatan lingkungan dan peran serta masyarakat.

c. Pelaksanaan pengendalian dan penanganan teknis operasional pelayanan

kesehatan, pembinaan rumah sakit dan puskesmas, pemberantasan dan

pencegahan penyakit, kesehatan lingkungan dan peran serta masyarakat.

d. Pemberian perizinan dan pelayanan umum di bidang kesehatan meliputi

pelayanan kesehatan, pembinaan rumah sakit dan puskesmas, pemberantasan

dan pencegahan penyakit, kesehatan lingkungan dan peran serta masyarakat.

Page 39: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

e. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan bidang

dan fungsinya.

Bagan Kerangka Pikir

C. Fokus Penelitian

Pentingnya fokus penelitian dalam kualitatif adalah untuk membatasi studi dan

bidang kajian penelitian. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut

dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum (Sugiyono,

Faktor

Mempengaruhi

Sarana &

Prasarana

SDM

Partisipasi

Masyarakat

Peran

Pemerintah

Penyuluhan

Koordinasi

Pendekatan

Pembinaan

Pengendalian

n

Peningkatan Status

Kesehatan Ibu dan Anak

Menurunnya Angka

Kematian Ibu Menurunnya Angka

Kematian Anak Menurunnya Angka

Gizi Buruk

Page 40: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

2006). Tanpa adanya fokus penelitian, maka penelitian akan terjebak pada

melimpahnya volume data yang diperolehnya di lapangan. Karena itu, fokus

penelitian memiliki peranan yang sangat penting dalam membimbing dan

mengarahkan jalannya penelitian.

Melalui fokus penelitian ini, suatu informasi di lapangan dapat dipilah-pilah

sesuai dengan konteks permasalahan. Sehingga rumusan masalah dan fokus

penelitian saling berkaitan karena permasalahan penelitian dijadikan acuan

penentuan fokus penelitian saling berkaitan karena permasalahan penelitian

dijadikan acuan penentuan fokus penelitian, meskipun fokus dapat berubah dan

berkurang sesuai dengan data yang ditentukan di lapangan. Penelitian ini lokus

pada Dinas Kesehatan Kota Makassar sebagai instansi penyelenggara pemerintah

daerah di bidang kesehatan dengan fokus penelitian pada penyuluhan, koordinasi,

pendekatan, pembinaan, dan pengendalian terkait Peningkatan Status Kesehatan

Ibu dan Anak di Kota Makassar.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Peran Pemerintah

Pemerintah Kota memiliki peran dalam meningkatkan kesehatan khususnya

kesehatan ibu dan anak sehingga tercipta masyarakat yang sehat, adapun

peran pemerintah yang dimaksud yaitu:

a. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat baik secara langsung

maupun tidak langsung. Mensosialisasikan seluruh program kesehatan

terkait dengan meningkatkan status kesehatan ibu dan anak seperti

Page 41: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

program dua anak lebih baik, program menyelamatkan 1000 hari

kehidupan, dll.

b. Mengadakan koordinasi dengan semua unsur terkait.

Koordinasi dengan semua unsur terkait dilakukan dengan cara

pendekatan, konsultasi, mencari informasi, dan kerjasama dengan

semua pihak. Berkoordinasi dengan Kecamatan, Kelurahan, Rumah

sakit, dan Puskesmas dalam upaya meningkatkan status kesehatan ibu

dan anak. Bentuk koordinasinya melalui membangun pemahaman

mengenai sejumlah program yang telah dilaksanakan, seperti

pembebasan biaya persalinan.

c. Mengadakan pendekatan terhadap masyarakat

Pendekatan terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan tiga cara

yaitu:

1) Pendekatan perorangan dengan mendatangi setiap rumah

penduduk sehingga dapat memberikan informasi yang bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

2) Pendekatan kelompok dengan mendatangi beberapa kelompok

masyarakat seperti Kader Posyandu dan Tokoh pemuda.

3) Pendekatan massa dengan mengumpulkan masyarakat yang

bertujuan sehingga tercipta rasa emosional antara pemerintah dan

masyarakat.

Page 42: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

d. Mengadakan pembinaan terhadap semua unsur terkait.

1) Dengan cara meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat akan pentingnya kesehatan gizi, ibu dan anak, serta

pengaruhnya terhadap peningkatan status kesehatan ibu dan anak

di masyarakat.

2) Bagaimana masyarakat bisa memiliki kemampuan untuk

mengatasi masalah mendasar yang berdampak terhadap masalah

kesehatan ibu dan anak. Serta melakukan pelatihan APN, PONED,

PONEK, manajemen asfiksia, dan manajemen puskesmas dalam

rangka meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

3) Adanya praktek langsung dari masyarakat dalam menjaga

kesehatan dan praktek langsung dari masyarakat dalam

menyukseskan program pemerintah dalam peningkatan status

kesehatan ibu dan anak seperti mengikuti program KB, Imunisasi,

dll.

4) Melakukan pembinaan terhadap puskesmas mengenai Pembenahan

manajemen fasilitas kesehatan, Pembenahan standar pelayanan

kesehatan ibu dan bayi baru lahir, Pembenahan kepatuhan

pelaksanaan pelayanan sesuai dengan SOP, Pembenahan sarana

dan prasarana sesuai dengan standar, Kalibrasi alat kesehatan /

laboratorium serta melakukan perawatan secara berkala.

Page 43: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

e. Pengendalian

Pengendalian lapangan dapat dilakukan dengan cara melakukan

segala upaya pencegahan yang dapat menjaga kondisi masyarakat

supaya tetap sehat. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan

melakukan pengawasan secara berkala ke Rumah Sakit dan

Puskesmas terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi

baru lahir yang sesuai dengan standar serta mengawasi pelaksanaan

sistem rujukan.

2. Peningkatan Status Kesehatan Ibu dan Anak

Peningkatan status kesehatan ibu dan anak yang dimaksud adalah

pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk perbaikan kesehatan dalam

meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan pada ibu dan anak yang lebih baik agar dapat

melindungi masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat

menimbulkan gangguan atau bahaya kesehatan sehingga menurunnya angka

kematian ibu, menurunnya angka kematian anak, dan menurunnya angka

gizi buruk.

Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu kepada jumlah kematian ibu yang

terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Angka Kematian

Anak (AKA) mengacu pada jumlah kematian anak yang terkait masalah

neonatal (asfiksia, BBLR, infeksi, dan lain-lain).

Dalam meningkatkan kesehatan ibu, jelas bahwa sangat besar peran serta

pemerintah kota Makassar. Pemerintah kota dapat memberikan distribusi

Page 44: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

kepada masyarakat akan pentingnya kesadaran dalam upaya peningkatan

kesehatan ibu dan anak di Kota Makassar. Keterlibatan tenaga kesehatan

seperti, dokter layanan primer (dokter umum), dokter spesialis (ahli

kandungan), dan bidan terutama.

Usaha Kesehatan Ibu dan Anak yang bergerak dalam pendidikan kesehatan,

pencegahan penyakit, penanggulangan, dan peningkatan kesehatan penting

sekali untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Kota Makassar.

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak bagian dari indikator peningkatan status

Kesehatan Ibu dan Anak dikarenakan masih tingginya Angka Kematian dan

Kesakitan Ibu serta Angka Kematian Bayi yang merupakan indikator

kesehatan umum dan kesejahteraan masyarakat.

Upaya mewujudkan peningkatan status kesehatan ibu dan anak tidak hanya

dilakukan dengan perbaikan pelayanan di bidang kesehatan, melainkan yang

tidak kalah pentingnya adalah upaya meningkatkan perbaikan gizi

masyarakat. Pemenuhan kebutuhan gizi dilakukan melalui perbaikan pola

konsumsi makanan, perilaku sadar gizi, aktifitas gizi, meningkatkan akses

dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi,

serta meningkatkan sistem kewaspadaan pangan dan gizi.

Peran serta pemerintah di dalam pemenuhan kebutuhan gizi dilakukan

dengan cara meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya gizi dan pengaruhnya terhadap peningkatan status kesehatan ibu

dan anak di masyarakat, sehingga masyarakat dapat memahami yang

dimaksud dengan gizi seimbang, selain itu juga pemerintah bertanggung

Page 45: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

jawab dalam angka kecukupan gizi, standar pelayanan gizi, dan standar

tenaga gizi pada berbagai tingkat pelayanan.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh

Dari beberapa peran yang dilaksanakan pemerintah, terdapat beberapa

faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan status kesehatan ibu dan

anak.

a. Sumber Daya Manusia (tenaga ahli), Tenaga kesehatan adalah setiap

orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan terampil sangat

diperlukan untuk memastikan ibu lahir selamat dan bayi sehat. Perlunya

komitmen yang tegas dari semua pihak mulai dari disiplin petugas

kesehatan sebagai lini terdepan.

b. Sarana dan prasarana kesehatan yang harus disediakan, khususnya

Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Pustu, dan Puskesmas Keliling.

c. Partisipasi masyarakat dalam usaha-usaha yang menunjang berhasilnya

peningkatan status kesehatan ibu dan anak.

Page 46: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam wilayah Pemerintah Kota Makassar dan yang

menjadi titik fokus yaitu Dinas Kesehatan Kota Makassar. Lokasi penelitian ini

dipilih dikarenakan Dinas Kesehatan merupakan instansi penyelenggara

pemerintah daerah di Bidang Kesehatan yang berwenang merumuskan dan

mengendalikan kebijakan di bidang kesehatan meliputi pelayanan kesehatan,

pembinaan rumah sakit dan puskesmas, pemberantasan dan pencegahan penyakit.

Waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih 2 bulan. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan September-November 2014.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus yaitu

dimana obyek/masalah yang dipilih dan diamati, kemudian dianalisis secara

menyeluruh sebagai suatu kesatuan yang terintegritas dengan tujuan akan

memperoleh informasi dari sejumlah informan yang dianggap dapat mewakili

populasi.

2. Tipe Penelitian

Tipe Penelitian adalah deskriptif-kualitatif bertujuan untuk

memberikan gambaran atau penjelasan tentang Peran Pemerintah Daerah

dalam Peningkatan Status Kesehatan Ibu dan Anak di Kota Makassar.

Disamping itu, menggambarkan dan menganalisis Faktor-Faktor Yang

Page 47: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Mempengaruhi Peran Pemerintah dalam Peningkatan Status Kesehatan Ibu

dan Anak di Kota Makassar.

C. Sumber Data

Data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data langsung yang diperoleh dari informan penelitian melalui hasil

wawancara dari informan serta hasil observasi. Sementara data sekunder

merupakan data yang bersumber dari dokumen-dokumen yang memiliki

keterkaitan dengan masalah dalam penelitian ini seperti literatur, jurnal ilmiah,

koran, dan majalah yang erat kaitannya dengan penelitian ini. Baik data primer

maupun data sekunder diperoleh melalui teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu metode pengumpulan data

dengan cara mengkaji berbagai informasi dan data melalui tulisan-tulisan

ilmiah, seperti buku-buku, makalah, dan yang lainnya yang mempunyai

relevansi dengan masalah yang dikaji / diteliti.

2. Penelitian lapangan (field research) yaitu metode pengumpulan data secara

langsung pada obyek yang diteliti. Untuk memperoleh data lapangan dalam

penelitian ini, digunakan teknik observasi, wawancara, dan penelusuran

dokumen :

a. Observasi yaitu mengamati langsung ke obyek penelitian untuk

mendengar dan melihat langsung berbagai peristiwa yang terjadi pada

obyek tersebut.

Page 48: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

b. Wawancara (interview) digunakan untuk pengumpulan data dan informasi

melalui wawancara langsung dengan informan.

c. Dokumentasi, yaitu dokumen yang didapat dari berbagai macam sumber,

tidak hanya dokumen resmi bisa juga melalui internet dan siaran televisi.

D. Informan Penelitian

Pemilihan informan dalam penelitian ini digunakan secara purposive,

dengan pertimbangan bahwa informan terpilih mempunyai pemahaman yang

berkaitan langsung dengan masalah penelitian guna memperoleh data dan

informasi yang lebih akurat. Informan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

No. Informan/Jabatan Jumlah

1 Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota

Makassar

1 orang

2 Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota

Makassar

1 orang

3 Bidang Bina Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas

Kesehatan Kota Makassar

1 orang

4 Bidan Puskesmas di Kota Makassar 3 orang

5 Masyarakat Kota Makassar yang Memiliki Balita 3 orang

Jumlah 9 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data diawali dengan pengurusan surat izin dari program

studi. Setelah mendapatkan surat izin selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan

dengan metode :

Page 49: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

1. Observasi yaitu mengamati langsung ke obyek penelitian untuk mendengar

dan melihat langsung berbagai peristiwa yang terjadi pada obyek tersebut.

Pengamatan langsung terhadap objek kajian yang sedang berlangsung untuk

memperoleh keterangan dan informasi sebagai data yang akurat tentang hal-

hal yang diteliti serta untuk mengetahui relevansi antara jawaban informan

dengan kenyataan yang ada, dengan melakukan pengamatan langsung yang

ada di lapangan yang erat kaitannya dengan objek penelitian.

2. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab

langsung pada pegawai pemerintahan dan masyarakat untuk mendapatkan

dukungan informasi. Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui dialog langsung antara

peneliti dengan para informan. Wawancara dilakukan dengan secara

mendalam dan terbuka. Data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari

informan tentang pengalaman, pendapat, pengetahuannya, dan gagasan yang

berkaitan erat dengan penelitian ini.

3. Dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui catatan yang

telah didokumentasi oleh instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian

ini. Dokumen dapat diperoleh dari berbagai sumber, tidak hanya dokumen

resmi bisa juga melalui internet dan siaran tv. Dokumen dapat dikatakan

dokumen primer, jika dokumen ini ditulis oleh orang yang langsung

mengalami suatu peristiwa. Dan dokumen sekunder, jika peristiwa dilaporkan

oleh orang lain yang selanjutnya didokumentasi oleh peneliti.

Page 50: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

F. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis data dalam metode

penelitian dengan menjawab rumusan masalah maka dengan menggunakan

analisis data deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:366), penelitian

deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi. Dengan kata lain tujuan penelitian deskriptif secara

sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat daerah tertentu.

Pedoman pada jenis penelitian deskriptif, dimana data terkumpul dengan tekhnik

wawancara dan dokumenter kemudian proses selanjutnya adalah penyederhanaan

melalui beberapa proses, baik pencatatan, pengetikan, penyuntingan agar mudah

dibaca dan dipahami serta upaya mencari jawaban atas permasalahan yang

dirumuskan. Setelah dilakukan pengumpulan data yang diperoleh dengan

menggunakan teknik kualitatif dengan menggunakan data yang tersedia.

Analisis data tersebut menunjukkan pada petunjuk makna, deskripsi dan

penempatan data pada konteksnya masing-masing serta seringkali melukiskan

kata-kata dalam bentuk yang sederhana.

G. Pengabsahan Data

Menurut Sugiyono (2009:366), teknik pengumpulan data triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Sugiyono

(2009:368), ada 3 macam triangulasi yaitu :

Page 51: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan dengan cara mengecek ulang

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang

berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara,

membandingkan antara apa yang dikatakan secara umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi dan membandingkan hasil wawancara dengan

dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan

observasi dan dokumentasi.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul

dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar,

belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih

kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan

dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau

teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga ditemukan kepastian datanya.

Page 52: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi atau Karakteristik Obyek Penelitian

Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan juga

merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia.

Secara geografis Kota Makassar terletak di Pesisir Pantai Barat bagian Selatan

Sulawesi Selatan, pada titik koordinat 119°24’17’38” Bujur Timur dan 5°8’6’19”

Lintang Selatan.

Secara administratif Kota Makassar mempunyai batas-batas wilayah yaitu

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa, Sebelah Utara berbatasan

dengan Kabupaten Maros, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros

dan Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar. Topografi pada umumnya

berupa daerah pantai. Letak ketinggian Kota Makassar berkisar 0,5 – 10 meter

dari permukaan laut.

Kota Makassar memiliki luas wilayah 175,77 km2 yang terbagi kedalam

14 Kecamatan dan 143 Kelurahan. Selain memiliki wilayah daratan, Kota

Makassar juga memiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis

pantai Kota Makassar. Adapun pulau-pulau di wilayahnya merupakan bagian

dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan Ujung Pandang dan Ujung Tanah. Pulau-

pulau ini merupakan gugusan pulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari

gugusan pulau-pulau Sangkarang atau disebut juga Pulau-pulau Pabbiring atau

lebih dikenal dengan nama Kepulauan Spermonde. Pulau-pulau tersebut adalah

Pulau Lanjukang (terjauh), Pulau Langkai, Pulau Lumu-lumu, Pulau Bone

Page 53: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Tambung, Pulau Kodingareng, Pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi,

Pulau Kodingareng Keke, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau Gusung dan

Pulau Kayangan (terdekat).

Keadaan Sarana Kesehatan Kota Makassar Tahun 2013

JENIS SARANA KESEHATAN JUMLAH

Puskesmas 39

Puskesmas Pembantu 43

Puskesmas Keliling 40

Rumah Sakit 20

Rumah Bersalin 13

Rumah Sakit Ibu dan Anak 15

Bidan Praktek Swasta 14

Balai Pengobatan/Klinik 32/69

Apotek 345

Toko Obat 43

Industri Obat Tradisional 1

B. Peran Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Status Kesehatan Ibu dan

Anak di Kota Makassar

Upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita, meningkatkan

status gizi masyarakat serta pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional bidang kesehatan

sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Kesehatan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014.

Page 54: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Untuk meningkatkan status kesehatan ibu, puskesmas dan jaringannya

serta rumah sakit rujukan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan, baik

yang bersifat promotif, preventif, maupun kuratif dan rehabilitatif. Upaya

tersebut berupa pelayanan kesehatan pada ibu hamil, pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan, penanganan komplikasi, pelayanan KB dan kesehatan

reproduksi.

Setiap ibu hamil diharapkan dapat menjalankan kehamilannya dengan

sehat, bersalin dengan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Oleh karena itu,

setiap ibu hamil harus dapat dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan untuk

mendapat pelayanan sesuai standar, termasuk deteksi kemungkinan adanya

masalah/penyakit yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan

janinnya.

Melihat kenyataan tersebut, maka pelayanan kesehatan harus

dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan berkualitas agar adanya

masalah/penyakit tersebut dapat dideteksi dan ditangani secara dini. Melalui

pelayanan kesehatan yang terpadu, ibu hamil akan mendapatkan pelayanan yang

lebih menyeluruh dan terpadu, sehingga hak reproduksinya dapat terpenuhi,

serta pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan secara lebih efektif dan efisien.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar

pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

terwujud. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kesehatan diselenggarakan

berdasarkan azas perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian serta adil

Page 55: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

dan merata dengan mengutamakan aspek manfaat utamanya bagi kelompok

rentan seperti ibu, bayi, anak, usia lanjut dan keluarga tidak mampu.

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan telah menggunakan

pendekatan pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu upaya menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Anak (AKA) sesuai dengan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-N). Guna memenuhi

harapan tersebut di atas, Pemerintah Pusat bekerjasama dengan WHO

mengembangkan program “safe motherhood” dan ”making pregnancy safer”

yang kemudian lebih dikenal dengan istilah MPS. Ada 4 strategi yang digunakan

untuk menciptakan kondisi persalinan yang aman antara lain dengan

meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan maternal,

meningkatkan hubungan lintas sektor, memberdayakan ibu dan keluarga, yang

terakhir adalah meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Diasumsikan mengatasi masalah kematian ibu dan anak dari aspek medis

dan manajemen pelayanan kesehatan bukanlah hal sulit diatasi. Hal yang sulit

adalah mengatasi masalah non medis seperti aspek sosial dan budaya. Terkait

dengan aspek sosial budaya, salah satu cara yang dinilai akan mempercepat

keberhasilan suatu kegiatan adalah dengan menggunakan pendekatan

pemberdayaan masyarakat.

Pemerintah Kota Makassar dalam upaya meningkatkan kualitas sumber

daya manusia, mempercepat pencapaian target MDG’s 2015 dan percepatan

pencapaian target RPJMD Kota Makassar tahun 2009-2014 yaitu penurunan

Angka Kematian Ibu (AKI), penurunan Angka Kematian Bayi (AKB),

Page 56: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Prevalensi Gizi Kurang dan Gizi Buruk mencanangkan pada tahun 2012 sebagai

Tahun Kesehatan-Gizi Ibu dan Anak dengan tema Menyelamatkan 1000 Hari

Pertama Kehidupan.

Pemerintah Kota Makassar telah mengeluarkan kebijakan melalui Perda

No. 7 Tahun 2009 tentang Pelayanan Kesehatan. Kebijakan tersebut hadir

menimbang bahwa kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia

dan unsur penunjang kesejahteraan umum yang harus diwujudkan oleh

pemerintah daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 serta mengoptimalkan pelayanan kesehatan

sesuai dengan kondisi perkembangan kebutuhan masyarakat. Pemerintah Kota

Makassar membebaskan biaya pelayanan kesehatan dasar bagi setiap penduduk

Kota Makassar. Pembebasan biaya pelayanan terkait meningkatkan status

kesehatan ibu dan anak meliputi pelayanan dasar kesehatan ibu dan anak (kia)

dan keluarga berencana (kb), pelayanan rawat inap persalinan, pemeriksaan

dokter, pengobatan dan konsultasi kesehatan, pemeriksaan tes kehamilan, serta

pelayanan kesehatan rawat jalan lanjutan dan pelayanan kesehatan rawat inap

lanjutan pada RSUD dibebaskan dari biaya rawat jalan dan rawat inap kelas III

setelah mendapatkan surat rujukan dari Puskesmas.

1. Penyuluhan

Penyuluhan ini penting mengingat peningkatan status kesehatan ibu

dan anak di suatu daerah berkaitan dengan pemahaman masyarakat

mengenai program dan mekanisme pelayanan kesehatan. Mengembangkan

Media Promosi Kesehatan dan teknologi Komunikasi, Informasi, dan

Page 57: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Edukasi (KIE). Pengembangan, desain dan pembuatan media promosi

kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerah dalam bentuk Poster, Lieflet,

Baliho/billboard, buku saku, spot TV, radio dan stiker. Melakukan metode

dan teknologi promosi kesehatan di masyarakat, melalui penyuluhan massa,

individu, dan kelompok. Melakukan penggerakan masyarakat untuk

berperan serta dalam Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat.

Pernyataan Dinas Kesehatan:

“Berkaitan dengan pencanangan Tahun Kesehatan Gizi Ibu dan

Anak pada tahun 2012, kami menggencarkan penyuluhan tentang

pentingnya menjaga kesehatan ibu dan anak, termasuk

meningkatkan gizi keluarga. Penyuluhan kesehatan rutin dilakukan

di setiap puskesmas dan posyandu yang ada di Kota Makassar.

Kami terus meningkatkan peran serta petugas di puskesmas dan

posyandu mengingat penyuluhan bisa sampai ke masyarakat

dikarenakan peranan besar bidan dan kader kesehatan”(IA, 28

Oktober 2014)

Hasil dari wawancara mendalam diperoleh bahwa upaya penyuluhan

yang dilakukan petugas kesehatan pada saat masyarakat memeriksakan

kehamilannya di Puskesmas

“kita langsung lakukan penyuluhan pada setiap pasien

memeriksakan kesehatan, juga kepada keluarga pasien yang ikut

mengantar...”(AL, 25 November 2014)

“pemeriksaan pertama ibu hamil langsung kita kasi buku KIA,

sudah ada disitu penjelasannya tanda-tanda bahaya dalam

kehamilan, nanti kalau kalau ada apa-apa kita suruh langsung

datang ke puskesmas...” (RD, 26 November 2014)

“penyuluhan kita lakukan secara langsung ke ibu hamil melakukan

pemeriksaan untuk pertama kali di puskesmas, kita jelaskan cara

menjaga kesehatan ibu dan kandungan” (YU, 27 November 2014)

Pengetahuan masyarakat tentang cara menjaga kesehatan saat hamil

dan program kesehatan pemerintah diperoleh dari beberapa sumber

informasi. Sebagian besar mendapatkan informasi langsung dari bidan di

Page 58: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

puskesmas, tetangga, dan dari media massa baik cetak maupun elektronik

seperti stiker, baliho, koran, radio, dan televisi. Sebagaimana yang

terungkap dari hasil wawancara berikut ini:

“...iye sudah dikasi tahu sama bidan, disuruh baca-baca ini buku

KIA terus dibawa kalau mau kontrol” (RSD, 25 November 2014)

“tetanggaku ji pertama tanyaka bilang gratismi melahirkan di

puskesmas, pas datangka periksa di puskesmas kutanya ibu suster

ternyata memang gratis”. (MRY, 26 November 2014)

“ya sudah jadi gini pernah kunonton di televisi...pidato Menteri

Kesehatan waktu hari kesehatan, yang kedua itu...pernah ku baca di

koran masalah program kesehatan pemerintah”(RSM, 27 November

2014)

Dari hasil wawancara dengan masyarakat, diakui bahwa mereka

mendapat informasi yang sangat terbatas terkait dengan kehamilan dan

persalinan. Penyuluhan hanya dilakukan secara perseorangan dan

kebanyakan diminta untuk membaca sendiri buku KIA. Diketahui bahwa

setiap ibu hamil diberi buku “Kesehatan Ibu dan Anak” oleh Puskesmas saat

pertama kali memeriksakan kehamilannya. Buku ini memuat berbagai

informasi yang diuraikan secara panjang lebar tentang kehamilan dan

persalinan, kemudian diharapkan setiap ibu dan suami serta orang tuanya

membaca buku tersebut.

Dari hasil pengamatan di lapangan, peneliti melihat penyuluhan

peraturan dan program-program kesehatan pemerintah kota Makassar

dilakukan menggunakan spanduk hanya dibeberapa puskesmas. Penyuluhan

program persalinan gratis melalui baligho, spanduk, dan banner rata-rata

hanya di RSP/puskesmas penyedia layanan persalinan. Adapun iklan di tv

daerah dengan durasi yang pendek hanya mengajak masyarakat

Page 59: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

mengunjungi fasilitas kesehatan. Di posyandu dalam hal pemberian

penyuluhan sudah jarang terjadi dan yang rutin diadakan hanyalah timbang

balita dan imunisasi.

Penyuluhan program kesehatan pemerintah belum dilakukan secara

optimal. Penyuluhan program kesehatan hanya dilakukan untuk

penyebarluasan informasi bahwa ada pelayanan kesehatan gratis yang

diberikan untuk seluruh ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir

tanpa pungutan biaya. Hal ini tidak diikuti dengan penyuluhan tentang apa

yang menjadi berhak diterima oleh pasien dan apa yang menjadi kewajiban

pasien. Penyuluhan program kesehatan seperti ini menyebabkan masyarakat

belum paham tentang isi program kesehatan yang ada.

2. Koordinasi

Menjalin kemitraan dan kerja sama lintas sektor, lintas program,

organisasi profesi, dan kemasyarakatan dalam menumbuhkembangkan

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat. Melakukan koordinasi dengan

instansi terkait seperti Tim Penggerak PKK dalam melaksanakan kegiatan

kesehatan. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Rumah Sakit

rujukan baik Rumah Sakit Provinsi maupun Rumah Sakit Swasta untuk

memperluas akses rujukan.

Peningkatan status kesehatan ibu dan anak bukan semata-mata kerja

Dinkes, melainkan perlu koordinasi yang melibatkan beberapa lintas sektor,

baik instansi pemerintah, LSM, organisasi profesi, dunia usaha dan

masyarakat. Untuk mampu mencegah adanya kondisi yang tidak diinginkan

Page 60: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

seperti resiko persalinan dan mampu menjalankan kegiatan sebagaimana

tersebut di atas, setiap organisasi seperti posyandu dalam melaksanakan

kegiatannya hendaknya menggalang kemitraan dengan berbagai lembaga

dan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dengan segenap

jajarannya.

Pernyataan Dinas Kesehatan:

“Kami telah berkoordinasi dengan unsur Dinas Kesehatan

Propinsi Sulawesi Selatan, Perguruan Tinggi bidang Kesehatan,

DPRD Kota Makassar, Muspida Kota Makassar, TP PKK Kota

Makassar, SKPD, Camat dan Lurah se Kota Makassar, Puskesmas,

TP. PKK Kec. & TP. PKK Kelurahan, Para Kader, Tim ADB, Tim

Nice Pusat, Kemenkes dan Bappenas” (WA, 28 Oktober 2014)

“Pencanangan tahun kesehatan ibu dan anak dengan tema

menyelamatkan seribu hari pertama kehidupan, memaksimalkan

program tersebut Pemerintah Kota Makassar telah berkoordinasi

dengan Puskesmas, Bidan, hingga Posyandu yang berada di tingkat

kelurahan. Bentuk koordinasinya melalui membangun pemahaman

mengenai sejumlah program yang telah dilaksanakan seperti

pembebasan biaya persalinan” (HA, 28 Oktober 2014)

Informan mengungkapkan bahwa koordinasi antara Dinas Kesehatan,

Puskesmas dan Posyandu dilakukan dalam bentuk pertemuan atau rapat

koordinasi.

“koordinasi Dinas Kesehatan bentuknya rapat koordinasi

dengan seluruh kepala puskesmas di makassar, koordinasi sama

tokoh masyarakat, sama RT, RW, kelurahan biasa diadakan

pertemuan di kecamatan, koordinasi dengan kader posyandu itu

nanti di posyandu saat pelayanan...” (AL, 25 November 2014)

“kita dipanggil pertemuan di dinas membahas perkembangan

cakupan pelayanan di puskesmas dan posyandu, koordinasi dengan

kelurahan dan kecamatan sama bentuknya rapat, kita diundang ke

kecamatan bahas data masyarakat yang mendapat layanan

kesehatan” (RD, 26 November 2014)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja sama lintas sektor telah

dilakukan sejak lama, namun koordinasi tersebut kebanyakan sifatnya non

Page 61: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

formal. Koordinasi sangat ditentukan oleh pembentukan jejaring resmi yang

disepakati bersama sehingga dalam melakukan komunikasi terjalin

hubungan yang kuat. Ada pun formalitas dengan penerbitan SK Pemerintah

Daerah dirasakan sangat penting sebagai payung hukum serta sarana

evaluasi.

Koordinasi yang dilakukan antara Dinas Kesehatan dan Puskesmas

selama ini hanya dalam bentuk pertemuan atau rapat yang membahas

pemahaman mengenai perkembangan dan capaian program kesehatan.

Koordinasi yang membahas penggunaan dan ketersediaan bahan habis

pakai. Rapat koordinasi yang hanya bersifat pemantauan dan evaluasi.

Itupun masih seringnya terjadi kondisi dimana beberapa Rumah Sakit

Pembantu/Puskesmas Plus kehabisan barang habis pakai seperti oksigen dan

surat berbadan sehat.

Koordinasi dalam meningkatkan status kesehatan ibu dan anak mulai

dari Puskesmas, Bidan sampai proses rujukan dan penanganan di Rumah

Sakit. Belum adanya koordinasi yang mengintegrasikan informasi

ketersediaan pelayanan kesehatan antar fasilitas kesehatan serta ambulans

rujukan di tiap RSP/PUSKESMAS penyedia pelayanan persalinan sebagai

wujud koordinasi aktif dan rutin antara fasilitas kesehatan.

Komunikasi terintegrasi antara puskesmas dan Rumah Sakit di kota

Makassar belum dibangun dalam proses rujukan kegawatdaruratan. Tidak

ada koordinasi antara Dinas Kesehatan kota Makassar, puskesmas, dan

Rumah Sakit dalam melakukan rujukan pasien dengan keadaan

Page 62: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

gawatdarurat. Diperlukan mekanisme koordinasi yang jelas terkait

komunikasi dalam proses rujukan kegawatdaruratan. Masyarakat

mendapatkan konfirmasi ketersediaan pelayanan Rumah Sakit rujukan

seperti keberadaan dokter, ketersediaan alat, ketersediaan tempat tidur,

ketersediaan obat, dll.

Koordinasi antar level rujukan maupun dengan Dinas Kesehatan

memerlukan pemanfaatan sarana komunikasi yang dapat menyediakan

informasi yang cepat ke masyarakat. Komunikasi sebagai wujud koordinasi

antar fasilitas kesehatan memerlukan adanya hotline di rumah sakit dan

dinas kesehatan yang bisa dihubungi 24 jam dalam mendukung pelayanan

rujukan kegawatdaruratan agar tidak terjadi keterlambatan dalam

penanganan keadaan darurat persalinan. Dan agar tidak ada lagi warga

Makassar yang meninggal setelah mengelilingi 5 Rumah Sakit di Kota

Makassar karena IGD (Instalasi Gawat Darurat) penuh.

3. Pendekatan Terhadap Masyarakat

Pendekatan sebagai upaya untuk membangun kesehatan masyarakat

dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan

potensi yang dimiliki serta upaya untuk mengembangkannya.

Menggerakkan masyarakat dan memberi informasi yang jelas tentang

program kesehatan serta manfaatnya bagi masyarakat sendiri. Keterlibatan

masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan

evaluasi.

Page 63: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Mengkomunikasikan inovasi di bidang kesehatan kepada

masyarakat. Pengembangan berpikir kreatif dimana masyarakat diajak untuk

berpikir kreatif, bisa mencari solusi atas masalah yang dihadapinya. Setiap

individu terikat dengan lingkungan sosialnya sehingga kegiatan

pemberdayaan akan lebih efisien jika diterapkan kepada masyarakat

khususnya kepada mereka yang diakui masyarakat setempat sebagai

panutan atau tokoh masyarakat. Menciptakan hubungan yang akrab dengan

masyarakat karena suasana akrab akan memperlancar kegiatan

pemberdayaan masyarakat. Memberikan suasana bahwa akan terjadi

perubahan, perbaikan mutu dan kualitas hidup baik diri, keluarga, dan

masyarakatnya.

Menggerakkan masyarakat dengan meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk terlibat aktif mengembangkan upaya pengorganisasian

masyarakat dalam proses pembangunan kesehatan. Upaya membangun

kesadaran kritis masyarakat merupakan awal dari kegiatan pengorganisasian

masyarakat, dimana masyarakat diajak untuk berpikir menyadari hak dan

kewajibannya di bidang kesehatan. Terbentuknya kader kesehatan dan

lembaga berbasis masyarakat sebagai representasi peran serta masyarakat

dalam menggerakkan masyarakat yang lain untuk melakukan kegiatan

dibidang kesehatan.

Banyak potensi masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk

kesehatan. Potensi tersebut antara lain dapat berupa pimpinan

masyarakatnya, organisasi sosial kemasyarakatan, dana dan sarana

Page 64: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

masyarakat, pengetahuan dan teknologi tepat guna yang dikuasai oleh

masyarakat serta potensi yang berupa kemampuan masyarakat untuk

mengambil keputusan. Masyarakat tidak sadar bahwa banyak potensi yang

dapat dikembangkan. Ketidaksadaran ini membuat masyarakat tidak pernah

melakukan identifikasi sumberdaya potensi yang ada di lingkungan

sekitarnya. Walau demikian, secara langsung ataupun tidak, dalam

kenyataan sehari-hari mereka sudah memanfaatkan keberadaan beberapa

potensi yang ada.

Memanfaatkan keperdulian tokoh masyarakat setempat untuk

terlibat dalam kegiatan Posyandu. Keberadaan tokoh masyarakat dinilai

sangat menunjang pelaksanaan kegiatan Posyandu. Kontribusi tokoh

masyarakat dalam mendukung kegiatan Posyandu.

Pernyataan Dinas Kesehatan:

”kami telah melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat

seperti Ketua RW dan Ketua RT melalui pertemuan yang membahas

program Dinas Kesehatan dan keaktifan Kader Posyandu dalam

memberdayakan Posyandu” (IA, 28 Oktober 2014)

“Dinas Kesehatan dalam upaya mendorong keaktifan Posyandu,

menggelar sejumlah lomba Posyandu dan Kelurahan Siaga. Dinkes

Kota Makassar menggandeng BKB dan TP PKK Kota Makassar

bersama mengadakan lomba. Lomba kesehatan ini merupakan

agenda tahunan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan

Nasional yang jatuh tiap tanggal 12 November” (IA, 28 Oktober

2014)

Informan mengungkapkan bahwa bidan dan petugas kesehatan dalam

melakukan pendekatan ke masyarakat bekerja sama dengan kader posyandu

“... kita kan sudah sibuk pelayanan segala macam ya, jadi kita

arahkan kader posyandu yang mengunjungi rumah pasien yang tidak melanjutkan kontrol kesehatan kehamilannya untuk dibujuk

agar datang ke puskesmas...” (AL, 25 November 2014)

Page 65: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

“... upaya pendekatan dengan masyarakat agar memeriksakan

kesehatannya ke puskesmas dengan bekerjasama dengan kader

posyandu untuk mengajak minimal tetangganya yang tidak

memeriksakan kehamilannya untuk datang ke puskesmas...” (RD, 26

November 2014)

Peran serta masyarakat dalam mewujudkan peningkatan status

kesehatan sangatlah penting. Wujud nyata bentuk peran serta masyarakat

antara lain berkembangnya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM), misalnya Posyandu. Kesadaran dan peran aktif masyarakat Kota

Makassar di Posyandu tidak terlepas dari dukungan Dinas Kesehatan Kota

Makassar barsama Instansi terkait dari lintas sektor yang saling bersinergi

mendorong meningkatnya jumlah Posyandu yang sebelumnya berada pada

level Pratama dan Madya, meningkat menjadi Purnama dan Mandiri.(Profil

Kesehatan Makassar, 2013)

Hal ini menggambarkan upaya Dinas Kesehatan mendorong

keterlibatan aktif masyarakat menjadi kader posyandu dan aktif mengurus

posyandu. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam mengelola dan

menyelenggarakan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Namun kenyataan

dilapangan menunjukkan keberadaan posyandu belum merata di Kota

Makassar. Keberadaan kader kesehatan di kota Makassar belum merata di

tiap RW.

Pendekatan dengan tokoh masyarakat seperti Ketua RW dan Ketua

RT melalui pertemuan yang membahas program Dinas Kesehatan dan

keaktifan Kader Posyandu dalam memberdayakan Posyandu tidak dilakukan

secara rutin. Kondisi dilapangan menunjukkan bahwa keterlibatan tokoh

Page 66: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

masyarakat dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk

menjadi kader posyandu dan memberdayakan posyandu tidak rutin.

Keterlibatan aktif masyarakat menjadi kader posyandu lebih kepada

dorongan dari petugas kesehatan. Keterlibatan tokoh masyarakat

menggerakkan masyarakat hanya diawal saja.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat

terhadap sarana pelayanan kesehatan tidak serius. Dinas kesehatan belum

melakukan kunjungan rumah sebagai upaya pendekatan keluarga untuk

menyadarkan dengan memberikan informasi mengenai sarana pelayanan

kesehatan lebih baik dibanding upaya-upaya tradisional yang tidak

mendukung kesehatan. Saat ini Dinas Kesehatan menghimbau masyarakat

untuk mengunjungi sarana pelayanan kesehatan baru melalui media tv

daerah.

4. Pembinaan

Pembinaan masyarakat bidang kesehatan, secara umum ditujukan

pada meningkatnya kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang

kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam

meningkatkan status kesehatannya. Secara khusus ditujukan pada

meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan,

meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan,

pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh masyarakat dan terwujudnya

pelembagaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Membangun

Page 67: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan di

masyarakat.

Meningkatkan peran masyarakat dalam menciptakan kesehatan bagi

lingkungan masyarakat di sekitarnya. Memberdayakan dan mengorganisir

masyarakat agar secara sadar ikut berpartisipasi dalam peningkatan derajat

kesehatan. melaksanakan peningkatan pengetahuan kader posyandu dan

tokoh masyarakat terhadap Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM). Melakukan pembinaan teknis kegiatan dalam menghadapi

masalah kesehatan di masyarakat..

Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan petugas kesehatan

baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit melalui berbagai orientasi,

workshop, lokakarya promosi kesehatan. pelatihan yang menyegarkan

pengetahuan yang pernah diperoleh sebelumnya dan diperkenalkan pada

metode-metode penanganan penyakit komplikasi yang relatif baru.

Melakukan upaya-upaya peningkatan kemampuan dan kapasitas kader

posyandu terhadap Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat.

Untuk keberhasilan penyelenggaraan berbagai upaya pemberdayaan

masyarakat bidang kesehatan lebih difokuskan pada meningkatnya

perubahan perilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan

sehat, meningkatnya kemandirian masyarakat dalam sistem peringatan dini,

penanggulangan dampak kesehatan akibat bencana, serta terjadinya wabah /

KLB, meningkatnya keterpaduan pemberdayaan masyarakat bidang

kesehatan dengan kegiatan yang berdampak pada generasi mendatang.

Page 68: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Meningkatnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)

sehingga masyarakat mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang

dihadapi secara mandiri dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) dengan lingkungan yang kondusif melalui pembinaan

pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang terintegrasi dan bersinergi

oleh pemangku kepentingan terkait.

Pernyataan Dinas kesehatan

“kami baru saja telah melakukan pelatihan konseling menyusui.

Pelatihan dengan mengikutkan 1 petugas kesehatan dan 1 kader

kesehatan perwakilan tiap puskesmas. Pelaksanaannya dibagi 4

angkatan dan dilaksanakan 5 hari setiap angkatan. Kami harapkan

setelah pelatihan, kader kesehatan mampu memberikan konseling

kepada masyarakat” (HT, 28 Oktober 2014)

Pembinaan dari Dinas Kesehatan ke petugas kesehatan belum

dilakukan secara rutin dan menyeluruh. Salah satu informan menyebutkan

pernah mendapatkan pelatihan , sedangkan informan yang lain mendapatkan

penjelasan terkait peraturan baru dari kepala puskesmas.

“...selama ini pembinaan yang rutin belum ada, pertahun begitu

belum ada, baru-baru ada pelatihan konseling menyusui langsung

dari Dinas Kesehatan...” (AL, 25 November 2014)

“...pembinaan dari dinkes biasa ada, biasa juga ada pembinaan kalo

pas ada lokmin, kepala puskesmas yang menjelaskan tentang

peraturan baru dari dinkes, kalau pembinaan rutin belum ada...”

(RD, 26 November 2014)

“tidak ada pembinaan tiap tahun, tiba-tibaji biasa langsung ada

orang dari dinas menjelaskan harusmi begini tidak bolehmi

begitu...” (YU, 27 November 2014)

Mengembangkan Kelurahan Siaga, Dinas Kesehatan melaksanakan

kegiatan pembinaan Model Operasional Desa Siaga (MODS) yang

dilaksanakan di seluruh kelurahan atau sebanyak 143 kelurahan karena

Page 69: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

seluruh kelurahan sudah terbentuk forum kelurahan siaga.(Profil Kesehatan

Makassar, 2013)

Dalam upaya meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak telah

dilakukan berbagai program dan kegiatan diantaranya kerjasama

pendampingan kegiatan USAID terkait peningkatan status kesehatan ibu

dan anak. Disamping itu juga pembinaan di posyandu, program perencanaan

persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), LSM serta masyarakat pada

umumnya, dan dikembangkannya kelas ibu hamil dengan meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil dan keluarganya dalam

memperoleh pelayanan kesehatan paripurna.

Peneliti melihat pelatihan dan pembinaan hanya dilakukan sekali

dalam setahun. Pelatihan sekali setahun ini hanya dengan 1 tema seperti

konseling asi eksklusif. Pelatihan hanya mengikutkan perwakilan dari tiap

puskesmas dan posyandu.

Posyandu sebagai lembaga berbasis masyarakat, yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Prinsip bekerja bersama antar

masyarakat di Posyandu mulai dari menghadiri kegiatan, menangani

masalah kesehatan, sampai melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan.

Peneliti melihat keterlibatan masyarakat dalam Posyandu masih sebatas

pada pelaksanaan Posyandu. Partisipasi masyarakat di Posyandu nampak

hanya terlibat pada kegiatan pelayanan kesehatan. Masyarakat tidak terlibat

Page 70: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

dalam pengidentifikasi masalah-masalah yang ada dan menetapkan

alternatif pemecahan masalah.

Adapun beberapa kegiatan terkait dengan upaya pemberdayaan yang

dilakukan di Posyandu. Kegiatan seperti meningkatkan pengetahuan

masyarakat, kemampuan untuk cepat mengambil keputusan, meningkatkan

pengetahuan tentang tanda bahaya dalam kehamilan, meningkatkan

pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan dan meningkatkan pengetahuan

tentang bahaya upaya-upaya tradisional yang tidak mendukung kesehatan

ibu dan bayinya tidak terlihat di Posyandu. Yang terlihat hanyalah kegiatan

timbang bayi dan imunisasi.

Bila melihat prinsip pemberdayaan, dimana setiap Posyandu diharap

mampu mengembangkan kemandirian untuk melaksanakan kegiatan dan

mengatasi masalah kesehatan di lingkungannya. Kondisi di Makassar

menunjukkan bahwa sebagian besar Posyandu belum mandiri dalam

menjalankan kegiatannya termasuk dalam mengembangkan

kemampuannya. Pengelolaan dan penyelenggaraan Posyandu masih dengan

dukungan teknis dari petugas kesehatan.

5. Pengendalian

Melakukan monitoring kegiatan secara berkala untuk mengetahui

permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Monitoring mulai

dari mengenali tanda-tanda awal yang mengarah pada masalah kesehatan

lalu melakukan upaya pencegahan maupun menanggulangi. Melakukan

evaluasi kegiatan melalui analisis data sehingga diketahui pencapaian

Page 71: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

indikator kegiatan dan bisa memberikan alternatif pemecahan masalah.

Membuat laporan hasil kegiatan triwulan dan kegiatan tahunan. Melakukan

evaluasi terhadap pengembangan Media Promosi Kesehatan dan teknologi

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi.

Menjamin tersedianya informasi kesehatan yang akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan serta penyediaan unit pengaduan masyarakat.

Menjamin peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan

masyarakat. Menjamin pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat seperti Posyandu dan Kelurahan Siaga.

Tenaga kesehatan (baik difasilitas pelayanan kesehatan pemerintah,

swasta, dan UKBM lainnya) yang memberikan pelayanan antenatal di

wilayah kerja puskesmas, sebaiknya melaporkan rekapitulasi hasil

pelayanan antenatal terpadu setiap awal bulan ke puskesmas atau

disesuaikan dengan kebijakan daerah masing-masing. Puskesmas

menghimpun laporan rekapitulasi dari tenaga kesehatan di wilayah kerjanya

dan memasukkan ke dalam register Kohort Ibu untuk keperluan pengolahan

dan analisa data serta pembuatan laporan PWS KIA. Hasil pengolahan dan

analisa data dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota setiap akhir

bulan.

Sementara itu grafik PWS KIA digunakan oleh puskesmas untuk

memantau pencapaian target dan melihat tren pelaksanaan pelayanan

antenatal terpadu serta digunakan untuk pertemuan dengan lintas sektor.

Dinas kesehatan kabupaten/kota menghimpun hasil pengolahan dan analisa

Page 72: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

data dari seluruh puskesmas di wilayahnya untuk keperluan pengolahan dan

analisa data serta pembuatan grafik PWS KIA tingkat kabupaten/kota setiap

bulan. Hasil pengolahan dan analisa data dilaporkan ke dinas kesehatan

provinsi setiap bulan. Sementara itu grafik PWS KIA digunakan oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota untuk memantau pencapaian target dan melihat

tren pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu.

Upaya pengendalian dinas kesehatan dengan monitoring, pelaporan,

dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dan secara berkala

“... ya pelaporan tersebut dilaporkan secara berkala dan

berjenjang, mengevaluasi proses berjalannya program, sehingga

jika ada sesuatu yang terjadi yang dapat menghambat program

....”(WA, 28 Oktober 2014)

“.... mekanisme pelaporan di puskesmas mencatat sesuai format

yang berlaku dan melaporkan secara rutin secara bulanan dan

triwulan ke Dinas Kesehatan...” (WA, 28 Oktober 2014)

Dari hasil wawancara mendalam dengan petugas kesehatan di

puskesmas diketahui bahwa pemantauan proses pelaksanaan program

kesehatan oleh puskesmas dilakukan langsung oleh dinas kesehatan dan

pelaporan hasil pelaksanaan program kesehatan oleh puskesmas diserahkan

tiap satu bulan sekali ke dinas kesehatan.

“... pemantauan dari dinas itu tidak terjadwal, tiba-tiba saja

langsung datang, kalau disini evaluasi hampir tiap bulan, saat akhir

bulan atau awal bulan, pas datang orang dari dinas kita adakan lagi

pertemuan, jadi biasa itu sebulan kita lakukan dua kali pertemuan,

yang dilaporkan ke dinas itu cakupan-cakupan dan pemakaian

barang habis pakai tiap satu bulan, kalau PWS KIA itu tiap satu

tahun...” (AL, 25 November 2014)

“... selama ini kita pantau tiap saat ya, kita catat semuanya, tiap

akhir bulan kita adakan pertemuan, evaluasi semua kegiatan

sebulan terakhir, yang rutin dievaluasi terkait cakupan-cakupan dan PWS KIA...” (RD, 26 November 2014)

Page 73: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

“... kita di puskesmas mencatat seluruh pelaksanaan kegiatan, baru

dilaporkan ke dinkes, dievaluasi semua laporan di dinkes,

cakupannya sudah tercapai atau belum...” (YU, 27 November 2014)

Dalam pelaporan kendalanya ada pada pengolah data yang tidak

cepat dan tepat dalam mengevaluasi kebutuhan program. Upaya mendukung

pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan pencatatan dan pelaporan

penyelenggaraan program kesehatan secara rutin setiap bulan. Data dan

laporan dari pustu dan posyandu direkap (diolah dan dianalisa) di

puskesmas dan selanjutnya dikirim ke Dinas Kesehatan.

Saat ini pengumpulan data di puskesmas sebagian besar masih

dikerjakan secara manual, dengan melakukan pencatatan pada buku-buku

registrasi dan mengisi beberapa jenis formulir. Metode ini tidak efisien dari

sisi waktu dan tenaga karena seringkali terjadi pengulangan pekerjaan yang

sama untuk beberapa formulir yang berbeda. Masih sedikit puskesmas yang

menggunakan komputer untuk mengolah data, apalagi memanfaatkan data

bagi kepentingan kepentingan pengambilan keputusan.

Sebenarnya sebagian besar puskesmas telah memiliki komputer,

namun penggunaannya dalam sistem informasi puskesmas belum optimal,

lebih banyak untuk membuat laporan. Disamping itu keterbatasan

kemampuan dalam menggunakan komputer juga menjadi hambatan dalam

komputerisasi sistem informasi puskesmas.

Data dan informasi yang terintegrasi di kabupaten/kota berasal dari

puskesmas yang diolah dengan system pencatatan dan pelaporan puskesmas

atau SIMPUS KIA GIZI sehingga kualitas data dan informasi di puskesmas

Page 74: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

menjadi sangat penting kedudukannya dalam pengambilan keputusan di

tingkat kabupaten/kota, provinsi dan tingkat nasional. Data dan informasi

yang tersedia diharapkan dapat berperan sebagai health intelligence.

Diharapkan integrasi antara puskesmas dengan dinas kesehatan bisa

dilakukan dengan cara elektronik dengan memanfaatkan teknologi

pengiriman data yang ada misalnya dengan menggunakan flash disk, dengan

email ataupun kalau memungkinkan dengan menggunakan jaringan terpadu

online antara dinas kesehatan dan puskesmas.

Kurangnya akurasi data awal dan kurangnya ketepatan waktu untuk

pelaporan dan evaluasi data. Validitas data yang terkirim dari tingkat

posyandu, pustu, Puskesmas ke Dinas Kesehatan kurang. Data-data dan

informasi tidak terintegrasi dengan baik. Kurangnya koordinasi antara

puskesmas dan Dinas Kesehatan berdampak seringnya terjadi kondisi

dimana beberapa Rumah Sakit Pembantu / Puskesmas Plus kehabisan

barang habis pakai seperti oksigen dan surat berbadan sehat.

Data Dinas Kesehatan belum sepenuhnya dianggap dapat

menggambarkan kenyataan yang ada mengingat data yang dipantau hanya

diperoleh dari Puskesmas. Data yang diperoleh merupakan data sarana

(Facilitated Based) yang hanya didapatkan dari Sarana Pelayanan

Kesehatan yang ada. Karenanya diperlukan upaya pengumpulan data yang

lebih akurat dan bersumber langsung dari masyarakat (Community Based).

Page 75: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

C. Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Status Kesehatan Ibu dan Anak

di Kota Makassar

1. Sarana dan Prasarana

Dalam upaya untuk memperluas jangkauan dan mutu pelayanan

kesehatan, memungkinkan pelayanan kesehatan ibu dan anak ditunjang oleh

unit pelayanan kesehatan yang dekat dan merata dalam bentuk Rumah Sakit,

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu dan

Satuan Pelayanan Kesehatan Swasta dalam bentuk Poliklinik / Balai

Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak, serta Rumah Bersalin.

Pernyataan Dinas Kesehatan :

“tiap tahun kami mendapatkan pos anggaran untuk rehabilitasi

Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Peningkatan infrastruktur

kesehatan diupayakan secara berkesinambungan setiap

tahunnya”(HT, 28 Oktober 2014)

Informan mengungkpkan bahwa adanya sarana di puskesmas sudah

baik dan bagus. namun dari informan mengatakan bahwa terkadang

mengalami kekurangan alat karena pasien banyak.

“sebenarnya sudah cukup lengkap, tapi kalau dari segi jumlah

masih kurang, sesuai dengan SPM memang minimal 2 buah, tapi

kadang kami memerlukan 3 sampai 4 buah alat karena pasien yang

ingin melahirkan banyak”(AL, 25 November 2014)

“... disini sudah dilengkapi Bilik ASI sama Pojok Ramah Anak, jadi

masyarakat seperti ibu hamil dan balita akan merasa nyaman saat

mengantri di puskesmas...”(RD, 26 November 2014)

“sarananya sudah sesuai dengan SPM, apalagi terbukti sudah

menerima sertifikat ISO karena dianggap telah memberlakukan

pelayanan kesehatan berstandar internasional...”(YU, 27 November

2014)

Pemerintah Kota Makassar dalam berupaya melakukan pemenuhan

kelengkapan sarana dan mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas pelayanan

Page 76: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

dengan mendekatkan fasilitas pelayanan kesehatan ke masyarakat.

Pemerintah Kota Makassar memiliki RSUD Daya, 39 Puskesmas, 43

Puskesmas pembantu, 40 Puskesmas Keliling yang tersebar di 14

Kecamatan, delapan Puskesmas di antaranya telah memberikan pelayanan

rawat inap, sekaligus unit gawat darurat 24 jam serta telah menyediakan

pelayanan persalinan normal. Kedelapan Puskesmas yang dimaksud adalah

Puskesmas Pattingalloang, Minasa Upa, Barranglompo, Bara-baraya, Batua,

Kassi-kassi, Ujung Pandang Baru, dan Mamajang (Dinas Kesehatan

Makassar, 2013).

Dalam hal fasilitas kesehatan, tahun ini Dinas Kesehatan Kota

Makassar mendapatkan pos anggaran untuk rehabilitasi total 2 Puskesmas

antara lain di Puskesmas Mamajang dan Andalas serta 2 Pustu. Peningkatan

infrastruktur kesehatan dilakukan secara berkesinambungan setiap tahunnya.

Namun, ada beberapa Puskesmas dan Pustu telah di reformasi menjadi

Rumah Sakit Pembantu/Puskesmas Plus dan Puskesmas hingga saat ini

belum difungsikan sebagaimana mestinya karena belum ada anggaran

pengadaan alat.

Jumlah Posyandu yang ada di Kota Makassar sebanyak 972 dengan

rincian Pratama 0 posyandu, Madya 200 posyandu, Purnama 466 posyandu,

Mandiri 306 posyandu (Dinas Kesehatan Makassar, 2012). Di Kota

Makassar setidaknya 200 posyandu tidak aktif melayani masyarakat karena

kendala sumber daya manusia dan ketiadaan alat (Telstarfm, 2012).

Page 77: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Mengenai pelaksanaan SOP (Standar Operasional Prosedur) di

beberapa fasilitas kesehatan terbukti sudah menerima sertifikat ISO

9001:2008 karena dianggap telah memberlakukan pelayanan kesehatan

berstandar ISO (Internasional Standar Operasional). Yakni berupa

penyimpanan obat yang sesuai dengan standar suhu yang ditetapkan,

penjagaan masa kadaluwarsa, pemenuhan gudang obat berstandar

internasional serta tingkat sumber daya tenaga kesehatan sehingga

menghasilkan pelayanan yang maksimal. Namun dilapangan peneliti melihat

di RSP/Puskesmas Kassi-kassi sebagai salah satu penerima sertifikat ISO

merujuk pasiennya karena persediaan oksigennya habis.

2. Sumber Daya Manusia

Jumlah kelayakan sumber daya manusia (aktor pelaksana) sangat

menentukan kinerja pengimplementasian pelayanan kebijakan(Grinddle

dalam wibawa). Jumlah SDM yang dimiliki oleh organisasi untuk

mengimplementasikan suatu kebijakan akan mempengaruhi kapasitas suatu

organisasi tersebut dalam menjalankan misinya untuk mewujudkan tujuan

organisasi (Goggin et.al, 1990).

Jumlah SDM yang harus disediakan oleh suatu organisasi agar dapat

menjalankan tugasnya sangat tergantung pada tugas yang harus

dilakukannya. Semakin kompleks suatu kebijakan maka semakin banyak

pula jumlah SDM yang harus disediakan untuk menjalankan tugas

mengimplementasikan kebijakan. Sementara itu, jika kebijakan harus

Page 78: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

diimplementasikan sederhana maka semakin sedikit pula jumlah SDM yang

diperlukan (Purwanto& Sulistiastuti, 2012).

Pernyataan Dinas Kesehatan:

“Pemerataan tenaga kesehatan saat ini sulit dilakukan karena

jumlah tenaga medis yang terbatas. Kendati demikian, upaya

pemerataan tenaga kesehatan di wilayah Makassar tetap menjadi

perhatian kami. Setiap tahun terdapat tenaga kesehatan yang

memasuki masa pensiun, sedangkan untuk perekrutan kuota terbatas.

Solusi awal adalah mutasi tenaga kesehatan secara berkala di tiap

puskesmas”(HT, 28 Oktober 2014)

Informan mengungkapkan bahwa bidan dan petugas kesehatan di

puskesmas sudah baik dan bagus. Namun ada informan mengeluhkan bahwa

mereka tidak diberi tau secara jelas manfaat dan caranya.

“... bagus ji tawwa disini, itu cuma ka tidak terlalu dimengerti toh

apa ini yang dilakukan...”(ibu Fb, 25 November 2014)

“... bagus pelayanannya karna kalau mau di apa-apa begitu na kasi

tau tawwa apa mau na lakukan kalo disiniki’ melahirkan” (ibu St, 26

November 2014)

“...ee ka kalo begini mungkin bagusji tawwa disini,ka mungkin

begini memangji ka tidak di tau ki juga toh...”(ibu Mi, 27 November

2014)

Ketersediaan tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur penting

dalam percepatan pembangunan kesehatan. Tercatat sebanyak 1283 SDM

Kesehatan di Kota Makassar yang tersebar pada 39 Puskesmas, 1 Rumah

Sakit Umum Daerah dan Dinas Kesehatan, adapun pengelompokan SDM

Kesehatan berdasarkan jenis ketenagaan jika dirinci : 25 dokter spesialis,

132 dokter umum, 131 kesehatan masyarakat, 235 bidan, 484 tenaga

keperawatan, 68 tenaga gizi.(Dinas Kesehatan Makassar, 2013)

Sebaran tenaga kesehatan di Kota Makassar berdasarkan tempat

tugas. Dari jumlah 1283 orang tenaga kesehatan, 1026 bertugas di

Page 79: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

puskesmas, 188 di RSUD dan 69 lainnya di Dinas Kesehatan Kota

Makassar. Jumlah tersebut belum termasuk tenaga non kesehatan yang juga

bertugas pada sarana kesehatan. Sebagian besar tenaga kesehatan bertugas di

Puskesmas.(Dinas Kesehatan Makassar, 2013)

Puskesmas merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan

masyarakat dan kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya

manusia yang dimiliki. Dari 1026 tenaga kesehatan yang bertugas di

Puskesmas jika dirinci : 115 dokter umum, 5 dokter spesialis, 204 bidan, 386

perawat, 61 tenaga gizi, dan 78 orang tenaga kesehatan masyarakat. (Dinas

Kesehatan Makassar, 2013)

Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan di fasilitas

kesehatan Pemerintah Kota Makassar masih minim. Rata-rata tenaga medis

di Pustu hanya tiga orang dan bukan tenaga tetap. Para tenaga medis tersebut

merupakan tenaga perbantuan dari Puskesmas.

Idealnya, jumlah tenaga medis di puskesmas pembantu berjumlah

enam orang. Tenaga medis yang minim tersebut disiasati dengan dibuatkan

jadwal pelayanan tertentu untuk melayani kebutuhan kesehatan masyarakat

dan jika terjadi masalah khusus Pustu harus mengeluarkan rujukan ke

puskesmas. Sehingga tidak heran jika pelayanan kesehatan di sebagian

puskesmas maupun pustu tidak maksimal.

Belum lagi tenaga medis yang masa kerjanya memasuki masa

pensiun. Penambahan tenaga medis melalui penerimaan PNS sangat terbatas.

Jatah yang diberikan Badan Kepegawaian Nasional (BKN) masih sedikit.

Page 80: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Untuk mengatasi masalah tersebut Dinas Kesehatan Kota Makassar

berkoordinasi dengan DPRD Makassar untuk mengadakan penambahan

tenaga medis dengan melakukan pengangkatan tenaga honorer.

Pengembangan sumber daya manusia dalam hal ini bidan sebagai

petugas pelayanan persalinan di Kota Makassar untuk jumlah belum

mencukupi. Upaya lain dalam kaitannya dengan bidan yang belum memiliki

kualifikasi pelatihan APN, semua informan utama dan informan triangulasi

memberi pendapat sama bahwa belum ada pelatihan bagi bidan di Kota

Makassar.

3. Partisipasi Masyarakat

Peran serta masyarakat dalam mewujudkan peningkatan derajat

kesehatan masyarakat amatlah penting. Wujud nyata bentuk peran serta

masyarakat antara lain muncul dan berkembangnya Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), misalnya Posyandu. Posyandu

merupakan wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yang memberikan

layanan 5 kegiatan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan P2 Diare)

dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Kesadaran dan peran

aktif masyarakat Kota Makassar dalam wahana Posyandu tidak terlepas dari

dukungan Dinas Kesehatan Kota Makassar bersama Instansi terkait dari

lintas sektor yang saling bersinergi mendorong meningkatnya jumlah

Posyandu yang sebelumnya berada pada level Pratama dan Madya,

meningkat menjadi Purnama dan Mandiri. (Profil Kesehatan Makassar,

2013)

Page 81: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Pernyataan Dinas Kesehatan:

“diharapkan peran serta dari segenap masyarakat membantu

mensukseskan program kesehatan yang dijalankan pemerintah.

Kesadaran dan peran aktif masyarakat Kota Makassar dalam

memberi dukungan Dinas Kesehatan Kota Makassar bersama

Instansi terkait dari lintas sektor yang saling bersinergi mendorong

meningkatnya status kesehatan ibu dan anak”(IA, 28 Oktober 2014)

Beberapa upaya yang dilakukan oleh kader posyandu di Makassar

penuh dengan inovasi dan tidak kenal lelah. Misalnya bagaimana kader

posyandu di Pattingalloan telah melibatkan pegawai Kantor Urusan Agama

(KUA) dalam kampanye KIA. Di Cendrawasih kader posyandu berinovasi

dengan berinisiatif membuat posyandu bunda yang mendapatkan bantuan

dari pihak swasta. Posyandu yang dikelola secara mandiri oleh kader

posyandu memberikan pelayanan antara lain pelayanan 4 kali seminggu,

melayani tensi darah, penyuluhan, pelayanan KB, penimbangan badan, dan

mengukur tinggi badan. Di Batua, kader posyandu kerja sama petugas

kesehatan membuka kelas ibu hamil dan kelas ibu menyusui. Setiap

posyandu membutuhkan sedikitnya lima tenaga sukarela (kader kesehatan),

yang akan dibantu seorang petugas puskesmas dan idealnya pelayanan

posyandu dibuka dua kali sebulan.(Kopel, 2013)

Page 82: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya penulis mencoba

menyimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:

1. Peran Pemerintah Kota Makassar dalam meningkatkan status kesehatan ibu

dan anak dilihat dari :

Penyuluhan belum dilakukan secara optimal, baik dari segi intensitas

maupun kualitas. Masyarakat mendapatkan penjelasan hanya ketika

mengunjungi sarana pelayanan kesehatan. Pelaksanaan koordinasi hanya

dilakukan dengan Puskesmas dalam bentuk pertemuan atau rapat yang

bersifat pemantauan dan evaluasi. Upaya pendekatan yang dilakukan Dinas

Kesehatan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam

pembangunan kesehatan belum optimal. Baru sebatas mendorong

keterlibatan masyarakat menjadi Kader Posyandu dan belum dalam

meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan.

Pembinaan hanya mengikutkan perwakilan dari tiap puskesmas dan

posyandu. Pelatihan hanya dilakukan sekali dalam setahun dengan 1 tema

yaitu konseling asi eksklusif. Data yang digunakan untuk mengawasi

program kesehatan belum sepenuhnya dianggap dapat menggambarkan

kenyataan yang ada, mengingat data yang dipantau hanya diperoleh dari

Puskesmas.

Page 83: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

2. Faktor yang mempengaruhi Pemerintah Kota Makassar dalam

meningkatkan status kesehatan ibu dan anak :

Keadaan sarana kesehatan di Kota Makassar dalam jumlah dan

distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombak

pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Sampai dengan akhir tahun

2013, jumlah Puskesmas di Kota Makassar sebanyak 39 unit, dengan rincian

Puskesmas Perawatan sejumlah 8 unit dan Puskesmas non perawatan 31

unit. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat,

Puskesmas dibantu satu atau beberapa Puskesmas Pembantu sebanyak 43

unit. Telah ada 11 puskesmas dengan pelayanan berstandar ISO 9001-2008.

Dan juga memiliki 1 Rumah Sakit Umum Daerah dan 40 Puskesmas

Keliling.

Ketersediaan tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur penting

dalam percepatan pembangunan kesehatan. Sebaran tenaga kesehatan di

Kota Makassar berdasarkan tempat tugas yaitu : 1283 orang tenaga, 1026

bertugas di puskesmas, 188 di RSUD, dan 69 lainnya di Dinas Kesehatan

Kota Makassar. Dari 1026 tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas

jika dirinci : 115 dokter umum, 5 dokter spesialis, 204 bidan, 386 perawat,

61 tenaga gizi, 78 orang tenaga kesehatan masyarakat.

Partisipasi Masyarakat seperti yang dilakukan kader posyandu aktif

dalam mengelola dan mengoperasikan posyandu dan sebagian masyarakat

masih kurang berpartisipasi dalam usaha-usaha yang menunjang berhasilnya

peningkatan status kesehatan ibu dan anak.

Page 84: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

B. Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh tersebut di atas, maka penulis akan

mengemukakan beberapa saran yang kiranya dapat menunjang dan membantu

upaya meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Kota Makassar yaitu:

1. Diharapkan dalam pemberian penyuluhan menyentuh seluruh lapisan

masyarakat tanpa terkecuali. Menjelaskan secara keseluruhan apa yang hak

dan apa yang menjadi kewajiban masyarakat.

2. Mengoptimalkan koordinasi dan kerjasama dengan Rumah Sakit Rujukan

dengan mengembangkan Sistem Komunikasi Rujukan sehingga masyarakat

mendapatkan konfirmasi ketersediaan pelayanan seperti keberadaan dokter,

ketersediaan alat, ketersediaan tempat tidur, ketersediaan obat, dll.

3. Perlu dikembangkan pelayanan kesehatan dengan pendekatan keluarga.

Melakukan upaya-upaya peningkatan kemampuan keluarga seperti

melakukan kunjungan rumah untuk menyadarkan dengan memberikan

informasi mengenai pentingnya memahami pembangunan kesehatan dengan

upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.

4. Pembinaan sepenuhnya harus mampu menjangkau seluruh anggota

masyarakat. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat dan

keluarga mengatasi permasalahan kesehatan. Pembinaan hendaknya

dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal.

5. Mengumpulkan data dengan akurat dan cepat bersumber langsung dari

masyarakat dan keseluruhan sarana pelayanan kesehatan agar dapat

Page 85: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

melakukan upaya pencegahan permasalahan kesehatan dimasyarakat.

Diharapkan integrasi antara seluruh sarana pelayanan kesehatan dengan

dinas kesehatan bisa dilakukan dengan cara elektronik dengan

memanfaatkan teknologi pengiriman data. Menggunakan jaringan terpadu

online antara dinas kesehatan dan keseluruhan sarana pelayanan kesehatan,

baik rumah sakit provinsi maupun rumah sakit swasta.

6. Melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Provinsi dan Rumah Sakit

Swasta untuk memperluas akses jejaring rujukan.

Page 86: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Daftar Pustaka

Ball, T., J. Farr, and R.L. Hanson. 1989. Political Innovation and Conceptual

Change. Cambridge University Press.

Bourjol, M., and S. Bodard. 1984. Droits et lebertes des collectivites territoriales.

Paris: Mason.

Depkes RI. 2006. Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui Kemitraan.

Jakarta : Depkes RI.

--------------. 2004. Mengembangkan Program Komunikasi yang Efektif. Jakarta :

Depkes RI.

--------------. 1995. Strategi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan Ibu dan

Anak. Jakarta : Depkes RI.

Dhanasari. 2000. Manajemen Pelayanan Puskesmas Peduli Keluarga. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Makassar. 2013. Profil Kesehatan Kota Makassar. Makassar :

Dinas Kesehatan Kota Makassar.

Dinkes Propinsi Jawa Tengah. 2004. Panduan Analisa Kasus melalui Pendekatan

Keluarga. Semarang : Dinkes Propinsi Jawa Tengah.

------------------------------------. 2004. Pedoman Upaya Kesehatan melalui

Pendekatan Keluarga Bagi Petugas Puskesmas. Semarang : Dinkes Propinsi

Jawa Tengah.

JEN. 2003. Penanggulangan Penyakit dalam Upaya Peningkatan Kesehatan

Keluarga di Era Otonomi Daerah. Dalam Konas JEN X di Batu, 30 Januari-1

Februari 2003. Malang: KPSE, FK UNIBRAW.

Kanwil Depkes Jateng. 2000. Pedoman Upaya Kesehatan melalui Pendekatan

Keluarga. Semarang.

Kopel. 2013. Pengelolaan Manajemen Puskesmas dalam Menjamin Persalinan

Aman, Inisisasi Menyusu Dini (IMD dan Asi Eksklusif. Makassar

Maas, A. 1961. Area and Power: A Theory of Local Government. Illinois: Free Press.

Manan, B. 1994. Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945. Jakarta:

Pembangunan.

Mardikanto, T dan Poerwoko Soebiato. 2013. Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik. Cetakan Kedua. Bandung : Alfabeta.

Mill, J.S. 1957. Representative Government. London: Everyman’s Library Edition.

Page 87: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Murniati. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal Oleh Ibu Hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Norton, A. 1994. International Handbook of Local and Regional Government : Hauts

Edusard Edgar Publishing Co.

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Pembentukan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Makassar.

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Pelayanan

Kesehatan di Kota Makassar.

Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Prasetyawati A.E. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium

Development Goals (MDGs). Cetakan Pertama. Yogyakarta : Nuha Medika.

Purwanto & Sulistiastuti. 2012. Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan

Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Grava Media.

Radio smart fm. Makassar Canangkan Tahun Kesehatan Ibu dan Anak.

http://makassar.radiosmartfm.com/jurnal-makassar/3163 makassar-

canangkan-tahun-kesehatan-ibu-dan-anak.html. Diakses pada tanggal 8

Desember 2012.

Radio telstar fm. Dinas Kesehatan Aktifkan 927 Posyandu.

http://www.telstarfm.com/berita-info/lintasan-102.7/1756/dinas-kesehatan-

aktifkan-927-posyandu.html. Diakses pada tanggal 29 Desember 2013.

Sarundajang, S.H. 2011. Pemerintahan Daerah di Berbagai Negara. Cetakan Ketiga.

Jakarta: Kata Hasta Pustaka.

Soekanto, S. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Stalke, P. 2008. Millenium Development Goals. Cetakan Kedua.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan

Keempat, Penerbit : Alfabeta, Bandung.

Surjaningrat, B. 1985. Pemerintahan Administrasi Desa dan Kelurahan, Aksara

Baru, Jakarta.

Trisnantoro, L. 2011. Outlook Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (MDG4 & MDG5)

2011-2014.

Page 88: PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN STATUS …

Undang –Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Undang –Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.