32
1 PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN FINANCIAL INCLUSION DI INDONESIA Tesis Oleh: NOVIA NENGSIH 13.2.00.1.08.01.0038 Promotor: Prof. Dr. Ahmad Rodhoni, MM Konsentrasi: Ekonomi Islam SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M

PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

  • Upload
    vohanh

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

1

PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM

MENGIMPLEMENTASIKAN FINANCIAL INCLUSION

DI INDONESIA

Tesis

Oleh

NOVIA NENGSIH

13200108010038

Promotor

Prof Dr Ahmad Rodhoni MM

Konsentrasi

Ekonomi Islam

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H 2015 M

2

KATA PENGANTAR

Penulis menghaturkan puji dan syukur kepada Allah SWT berkat rahmat

dan petunjuk-Nya maka tesis dengan judul sbquoPeran Perbankan Syariah dalam

Mengimplementasikan Financial Inclusion di Indonesia‛ dapat diselesaikan

Sholawat dan salam semoga senantiasa disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada ayah dan ibunda tercinta Ayahanda Bukhori Muslim dan ibunda Zulmiati

yang selalu memberikan dukungan kepada penulis Kakak tercinta Ondrizal

Muslim yang selalu berkorban dan berjuang demi pendidikan penulis serta adik

tersayang Ramadhanil Muslim senyummu adalah semangatku

Penulisan tesis ini pada dasarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam memperoleh gelar Magister Agama bidang Ekonomi (MAEk) pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai

manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan tesis ini tentu memiliki

terbatasan Maka penulis tidak terlepas dari bantuan dan arahan dari berbagai pihak

pada penulisan tesis ini Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan serta

ucapan terimakasih kepada

1 Prof Dr Dede Rosyada MA selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

2 Prof Dr Masyukuri Abdillah MA selaku direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prof Didin

Saepudin MA selaku ketua program doktor Sekolah Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta serta Dr JM

Muslimin MA selaku ketua program Magister Sekolah Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3 Prof Ahmad Rodhoni MM selaku promotor penulis yang telah

membimbing mengarahkan dan memotivasi penulis untuk menjadi lebih

baik lagi dari sebelumnya

4 Para penguji Dr Euis Amalia MAg Dr M Arief Mufraini Lc MSi Dr

Yusuf Rahman MA Prof Dr Ahmad Rodoni MA Suparto MEd PhD

Dr JMgt Muslimin MA Prof Dr Kusmawan MBA Prof Dr Iik Arifin

Mansurnoor MA Dr Chaedar S Bamualim MA Dr Yeni Ratnayuningsih

MA Penulis ucapkan terima kasih atas bimbingan kritikan dan sarannya

sehingga tesis ini bisa lebih baik lagi

5 Para dosen penulis Prof Fathurrahman Djamil MA Prof Dr Azyumardi

Azra MA Prof Dr Suwito MA Prof Dr Kusmawan MBE Prof Dr Iik

Arifin Mansurnoor MA Dr Yusuf Rahman MA Prof Sri Edi Swasono

Prof Atho Muadzhar Suparto MEd PhD Dr Euis Amalia MA Dr

Anwar Abbas MA Dr Arief Mufraini LcMA dan Prof Dr Abudin Nata

MA

3

6 Bapak Muliaman D Hadad ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan

Bapak Rifki Ismal PhD selaku asisten direktur Bank Indonesia yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk penulis wawancarai meskipun di tengah

kesibukan aktivitas yang beliau jalani

7 Segenap jajaran Direksi BRI syariah Bank Syariah Bukopin dan Bank

Syariah Mandiri yang telah memberikan data dan bersedia penulis

wawancarai

8 Para senior dan sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan kepada

penulis

9 Teman-teman tercinta di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berbagi ilmu berbagi

keceriaan dan berbagi kisah dengan penulis

10 Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu Semoga

kebaikan selalu bersama kita semua

Pada akhir pengantar ini penulis mengharapkan saran dan masukan dari

para pembaca agar karya ini lebih baik lagi Semoga karya ini memberi kontribusi

positif terhadap perkembangan ilmu ekonomi terutama ekonomi Islam

Jakarta 10 November 2015

Novia Nengsih

4

ABSTRAK

Temuan utama penelitian ini adalah perbankan syariah memiliki potensi

besar dalam mengimplementasikan financial inclusion dibuktikan dengan

peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan peningkatan pembiayaan khususnya

pembiayaan mikro ditambah dengan adanya dana zakat dan dana sosial yang

memungkinkan untuk memberikan akses usaha kecil dan mikro Dukungan

kebijakan yang responsif dan sinergisitas para pemangku kepentingan

(stakeholders) membantu mempercepat pengimplementasian financial inclusion Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Demirguc Kunt Leora

Klapper dan Douglas Randall (2013) dalam penelitiannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among muslim adults bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di

perbankan dibandingkan non-muslim Penelitian ini mendukung penelitian

Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom dan Xiaochen Fu (2011) pada

penelitiannya the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries yang menyatakan bahwa

adanya instrumen redistribusi dalam ekonomi Islam seperti zakat infaq sedekah

dan wakaf akan mempercepat pengimplementasian financial inclusion Penelitian

ini juga memperkuat penelitian Franklin Allen Demirguc Kunt Leora Klapper

Maria Soledad dan Martinez Peria (2012) dalam the foundation of financial inclusion understanding ownership and use of formal account bahwa kebijakan-

kebijakan yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan

mendorong masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder Data

primer berupa hasil wawancara dengan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dan perbankan syariah Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

syariah tahun 2010-2014 dan hasil temuan dari berbagai sumber berupa data jurnal

buku dan lain sebagainya yang terkait dengan penelitian penulis Analisis data

kualitatif menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu

data reduction data display dan conclusion drawingverivication Penelitian ini

diperkuat dengan analisis data kuantitatif menggunakan teknik analisis laporan

antar keuanngan dan analisis rasio berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR

Keywords financial inclusion perbankan syariah kemiskinan

5

مستخلص financial) من ىذا املبحث أن املصارف اإلسالمية هلا قوة كبرية لتنفيذ التضمني املايل اىم

inclusion) خصوصا يف التمويل الصغريو ايضا بوجود لما فيها من التنمية ذات املعىن يف الصندوق والتمويلوكذلك أن التأييد القضية الصندوك الزكاة و االجتماعي يف اعطاء وصول املشاريع الصغرية و متناىية الصغري

ىذا التنفيذيف التسريعمحلة األسهم يساعدالتجاوبة و التعاون بني

( Leora Klapper)ولورا كالبري (Demirguumlccedil-Kunt)ىذه الرسالة توافق آراء دمريغوك كونت وتوافق أيضا وىي أن املسلمني أكثر فرصة من غريىم لتسجيل حق امللك يف املصارف(Douglas)ودوغالس

حيث قالوا إن أداة اإلعادة (Xiaochen Fu)آراء حممود حميي الدين وزمري إقبال وأمحد رستوم وشيوجني فو التوزيعية املوجودة يف االقتصاد اإلسالمي كإدارة الزكاة واإلنفاق والصدقة واألوقاف تساعد تطبيق التضمني املايل على

حيث قال إن القرارات (Franklin Allen)وال خيفى أيضا أن ىذه الرسالة تدعم رأي فرانكلني ألني وجو سريعومن جهة أخرى أن ىذه الرسالة اليت قررىا املهتمون هبا تساعد الفقراء واملساكني لتوصيلهم إىل املؤسسات املالية

الذي أرجع إىل إجراءات متنع املستضعفني والفقراء من (financial exclusion)تنقح مفهوم االستبعاد املايل احلصول على الصناديق الرمسية

فاملراجع األساسية وأما مصادر الرسالة فمراجع أساسية وثنوية حتليلالأما البحث فهو حبث وصفي واملراجع الثنوية ىي بيانات حاصلة من املقابلة مع رءاسة البنك اإلندونيسي واإلدارة املالية واملصارف اإلسالمية

ومستدركات من املصادر كالبيانات واجملالت والكتب واملراجع 2014-2010مالية للمصارف اإلسالمية سنة ( Miles )ميلسأما حتليل البيانات الوصفية فتستعمل الباحثة املنهج التحليلي الذي أنشأه ذات العالقة بالبحث

data )عرض البيانات( reduction data )اختزال البيانات وىي بثالث مراحل (Huberman ) ىوبريمانو

display) انتتاج و(conclusion) 2010وأما حتليل البيانات الكمية فبمقارنة البيانات املالية ونسبتها سنة-2014

الفقر- املصارف اإلسالمية - التضمني املايل الكلمات الدليلية

6

ABSTRACT

This study proved that Islamic banking had great potential in implementing

financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and

financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access

to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between

stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation

This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper

and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account

in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud

Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the

instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and

waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also

agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and

encourage the needy people having an access to financial institutions This research

refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the

needy people to gain accessing the formal financial system

This study was designed as a descriptive qualitative research The research

applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from

several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services

Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of

Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various

sources in the form of data journals books and several others sources related to

this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory

consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative

analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-

2014

Keywords financial inclusion Islamic banking poverty

7

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini

adalah sebagai berikut

A Konsonan

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s = ص

d = ض

t = ط

z = ظ

ع = lsquo

gh = غ

f = ؼ

q = ؽ

k = ؾ

l = ؿ

m = ـ

n = ف

h = ق

w = ك

y = م

B Vokal

1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dammah U U

8

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

ل Fathah dan ya Ai a dan i

ك Fathah dan wau Au a dan w

Contoh

haul حول Husain حسني

C Maddah

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا

Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي

Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو

D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata

sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)

Contoh

al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة

E Shaddah

Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu

huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu

Contoh

nazzala نزل

F Kata Sandang

Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika

diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis

sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik

menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah

seperti kata al-Rajulu (الرجل)

Contoh

al-Qalam القلم al-Shams الشمس

9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Pedoman Transliterasi

Abstrak Indonesia

Abstrak Inggris

Abstrak Arab

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A Latar Belakang 1

B Permasalahan 10

C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11

E Metodologi Penelitian 13

F Sistematika Penulisan 19

BAB II Diskursus Financial Inclusion

A Sistem Financial Inclusion 21

B Urgensi financial inclusion 34

C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36

BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah

A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46

B Simpanan di Perbankan Syariah 51

C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58

D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69

E Digital Financial Services 78

F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81

BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia

A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan

Syariah 86

B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99

C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102

D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111

BAB V Penutup

A Kesimpulan 113

B Saran 114

DAFTAR KEPUSTAKAAN 115

LAMPIRAN

10

Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134

Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135

Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136

Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137

Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143

INDEKS 151

BIODATA PENULIS 154

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 2: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

2

KATA PENGANTAR

Penulis menghaturkan puji dan syukur kepada Allah SWT berkat rahmat

dan petunjuk-Nya maka tesis dengan judul sbquoPeran Perbankan Syariah dalam

Mengimplementasikan Financial Inclusion di Indonesia‛ dapat diselesaikan

Sholawat dan salam semoga senantiasa disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada ayah dan ibunda tercinta Ayahanda Bukhori Muslim dan ibunda Zulmiati

yang selalu memberikan dukungan kepada penulis Kakak tercinta Ondrizal

Muslim yang selalu berkorban dan berjuang demi pendidikan penulis serta adik

tersayang Ramadhanil Muslim senyummu adalah semangatku

Penulisan tesis ini pada dasarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam memperoleh gelar Magister Agama bidang Ekonomi (MAEk) pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai

manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan tesis ini tentu memiliki

terbatasan Maka penulis tidak terlepas dari bantuan dan arahan dari berbagai pihak

pada penulisan tesis ini Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan serta

ucapan terimakasih kepada

1 Prof Dr Dede Rosyada MA selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

2 Prof Dr Masyukuri Abdillah MA selaku direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prof Didin

Saepudin MA selaku ketua program doktor Sekolah Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta serta Dr JM

Muslimin MA selaku ketua program Magister Sekolah Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3 Prof Ahmad Rodhoni MM selaku promotor penulis yang telah

membimbing mengarahkan dan memotivasi penulis untuk menjadi lebih

baik lagi dari sebelumnya

4 Para penguji Dr Euis Amalia MAg Dr M Arief Mufraini Lc MSi Dr

Yusuf Rahman MA Prof Dr Ahmad Rodoni MA Suparto MEd PhD

Dr JMgt Muslimin MA Prof Dr Kusmawan MBA Prof Dr Iik Arifin

Mansurnoor MA Dr Chaedar S Bamualim MA Dr Yeni Ratnayuningsih

MA Penulis ucapkan terima kasih atas bimbingan kritikan dan sarannya

sehingga tesis ini bisa lebih baik lagi

5 Para dosen penulis Prof Fathurrahman Djamil MA Prof Dr Azyumardi

Azra MA Prof Dr Suwito MA Prof Dr Kusmawan MBE Prof Dr Iik

Arifin Mansurnoor MA Dr Yusuf Rahman MA Prof Sri Edi Swasono

Prof Atho Muadzhar Suparto MEd PhD Dr Euis Amalia MA Dr

Anwar Abbas MA Dr Arief Mufraini LcMA dan Prof Dr Abudin Nata

MA

3

6 Bapak Muliaman D Hadad ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan

Bapak Rifki Ismal PhD selaku asisten direktur Bank Indonesia yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk penulis wawancarai meskipun di tengah

kesibukan aktivitas yang beliau jalani

7 Segenap jajaran Direksi BRI syariah Bank Syariah Bukopin dan Bank

Syariah Mandiri yang telah memberikan data dan bersedia penulis

wawancarai

8 Para senior dan sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan kepada

penulis

9 Teman-teman tercinta di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berbagi ilmu berbagi

keceriaan dan berbagi kisah dengan penulis

10 Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu Semoga

kebaikan selalu bersama kita semua

Pada akhir pengantar ini penulis mengharapkan saran dan masukan dari

para pembaca agar karya ini lebih baik lagi Semoga karya ini memberi kontribusi

positif terhadap perkembangan ilmu ekonomi terutama ekonomi Islam

Jakarta 10 November 2015

Novia Nengsih

4

ABSTRAK

Temuan utama penelitian ini adalah perbankan syariah memiliki potensi

besar dalam mengimplementasikan financial inclusion dibuktikan dengan

peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan peningkatan pembiayaan khususnya

pembiayaan mikro ditambah dengan adanya dana zakat dan dana sosial yang

memungkinkan untuk memberikan akses usaha kecil dan mikro Dukungan

kebijakan yang responsif dan sinergisitas para pemangku kepentingan

(stakeholders) membantu mempercepat pengimplementasian financial inclusion Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Demirguc Kunt Leora

Klapper dan Douglas Randall (2013) dalam penelitiannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among muslim adults bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di

perbankan dibandingkan non-muslim Penelitian ini mendukung penelitian

Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom dan Xiaochen Fu (2011) pada

penelitiannya the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries yang menyatakan bahwa

adanya instrumen redistribusi dalam ekonomi Islam seperti zakat infaq sedekah

dan wakaf akan mempercepat pengimplementasian financial inclusion Penelitian

ini juga memperkuat penelitian Franklin Allen Demirguc Kunt Leora Klapper

Maria Soledad dan Martinez Peria (2012) dalam the foundation of financial inclusion understanding ownership and use of formal account bahwa kebijakan-

kebijakan yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan

mendorong masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder Data

primer berupa hasil wawancara dengan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dan perbankan syariah Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

syariah tahun 2010-2014 dan hasil temuan dari berbagai sumber berupa data jurnal

buku dan lain sebagainya yang terkait dengan penelitian penulis Analisis data

kualitatif menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu

data reduction data display dan conclusion drawingverivication Penelitian ini

diperkuat dengan analisis data kuantitatif menggunakan teknik analisis laporan

antar keuanngan dan analisis rasio berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR

Keywords financial inclusion perbankan syariah kemiskinan

5

مستخلص financial) من ىذا املبحث أن املصارف اإلسالمية هلا قوة كبرية لتنفيذ التضمني املايل اىم

inclusion) خصوصا يف التمويل الصغريو ايضا بوجود لما فيها من التنمية ذات املعىن يف الصندوق والتمويلوكذلك أن التأييد القضية الصندوك الزكاة و االجتماعي يف اعطاء وصول املشاريع الصغرية و متناىية الصغري

ىذا التنفيذيف التسريعمحلة األسهم يساعدالتجاوبة و التعاون بني

( Leora Klapper)ولورا كالبري (Demirguumlccedil-Kunt)ىذه الرسالة توافق آراء دمريغوك كونت وتوافق أيضا وىي أن املسلمني أكثر فرصة من غريىم لتسجيل حق امللك يف املصارف(Douglas)ودوغالس

حيث قالوا إن أداة اإلعادة (Xiaochen Fu)آراء حممود حميي الدين وزمري إقبال وأمحد رستوم وشيوجني فو التوزيعية املوجودة يف االقتصاد اإلسالمي كإدارة الزكاة واإلنفاق والصدقة واألوقاف تساعد تطبيق التضمني املايل على

حيث قال إن القرارات (Franklin Allen)وال خيفى أيضا أن ىذه الرسالة تدعم رأي فرانكلني ألني وجو سريعومن جهة أخرى أن ىذه الرسالة اليت قررىا املهتمون هبا تساعد الفقراء واملساكني لتوصيلهم إىل املؤسسات املالية

الذي أرجع إىل إجراءات متنع املستضعفني والفقراء من (financial exclusion)تنقح مفهوم االستبعاد املايل احلصول على الصناديق الرمسية

فاملراجع األساسية وأما مصادر الرسالة فمراجع أساسية وثنوية حتليلالأما البحث فهو حبث وصفي واملراجع الثنوية ىي بيانات حاصلة من املقابلة مع رءاسة البنك اإلندونيسي واإلدارة املالية واملصارف اإلسالمية

ومستدركات من املصادر كالبيانات واجملالت والكتب واملراجع 2014-2010مالية للمصارف اإلسالمية سنة ( Miles )ميلسأما حتليل البيانات الوصفية فتستعمل الباحثة املنهج التحليلي الذي أنشأه ذات العالقة بالبحث

data )عرض البيانات( reduction data )اختزال البيانات وىي بثالث مراحل (Huberman ) ىوبريمانو

display) انتتاج و(conclusion) 2010وأما حتليل البيانات الكمية فبمقارنة البيانات املالية ونسبتها سنة-2014

الفقر- املصارف اإلسالمية - التضمني املايل الكلمات الدليلية

6

ABSTRACT

This study proved that Islamic banking had great potential in implementing

financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and

financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access

to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between

stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation

This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper

and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account

in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud

Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the

instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and

waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also

agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and

encourage the needy people having an access to financial institutions This research

refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the

needy people to gain accessing the formal financial system

This study was designed as a descriptive qualitative research The research

applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from

several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services

Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of

Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various

sources in the form of data journals books and several others sources related to

this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory

consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative

analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-

2014

Keywords financial inclusion Islamic banking poverty

7

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini

adalah sebagai berikut

A Konsonan

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s = ص

d = ض

t = ط

z = ظ

ع = lsquo

gh = غ

f = ؼ

q = ؽ

k = ؾ

l = ؿ

m = ـ

n = ف

h = ق

w = ك

y = م

B Vokal

1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dammah U U

8

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

ل Fathah dan ya Ai a dan i

ك Fathah dan wau Au a dan w

Contoh

haul حول Husain حسني

C Maddah

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا

Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي

Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو

D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata

sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)

Contoh

al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة

E Shaddah

Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu

huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu

Contoh

nazzala نزل

F Kata Sandang

Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika

diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis

sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik

menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah

seperti kata al-Rajulu (الرجل)

Contoh

al-Qalam القلم al-Shams الشمس

9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Pedoman Transliterasi

Abstrak Indonesia

Abstrak Inggris

Abstrak Arab

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A Latar Belakang 1

B Permasalahan 10

C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11

E Metodologi Penelitian 13

F Sistematika Penulisan 19

BAB II Diskursus Financial Inclusion

A Sistem Financial Inclusion 21

B Urgensi financial inclusion 34

C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36

BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah

A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46

B Simpanan di Perbankan Syariah 51

C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58

D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69

E Digital Financial Services 78

F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81

BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia

A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan

Syariah 86

B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99

C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102

D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111

BAB V Penutup

A Kesimpulan 113

B Saran 114

DAFTAR KEPUSTAKAAN 115

LAMPIRAN

10

Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134

Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135

Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136

Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137

Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143

INDEKS 151

BIODATA PENULIS 154

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 3: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

3

6 Bapak Muliaman D Hadad ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan

Bapak Rifki Ismal PhD selaku asisten direktur Bank Indonesia yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk penulis wawancarai meskipun di tengah

kesibukan aktivitas yang beliau jalani

7 Segenap jajaran Direksi BRI syariah Bank Syariah Bukopin dan Bank

Syariah Mandiri yang telah memberikan data dan bersedia penulis

wawancarai

8 Para senior dan sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan kepada

penulis

9 Teman-teman tercinta di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berbagi ilmu berbagi

keceriaan dan berbagi kisah dengan penulis

10 Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu Semoga

kebaikan selalu bersama kita semua

Pada akhir pengantar ini penulis mengharapkan saran dan masukan dari

para pembaca agar karya ini lebih baik lagi Semoga karya ini memberi kontribusi

positif terhadap perkembangan ilmu ekonomi terutama ekonomi Islam

Jakarta 10 November 2015

Novia Nengsih

4

ABSTRAK

Temuan utama penelitian ini adalah perbankan syariah memiliki potensi

besar dalam mengimplementasikan financial inclusion dibuktikan dengan

peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan peningkatan pembiayaan khususnya

pembiayaan mikro ditambah dengan adanya dana zakat dan dana sosial yang

memungkinkan untuk memberikan akses usaha kecil dan mikro Dukungan

kebijakan yang responsif dan sinergisitas para pemangku kepentingan

(stakeholders) membantu mempercepat pengimplementasian financial inclusion Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Demirguc Kunt Leora

Klapper dan Douglas Randall (2013) dalam penelitiannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among muslim adults bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di

perbankan dibandingkan non-muslim Penelitian ini mendukung penelitian

Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom dan Xiaochen Fu (2011) pada

penelitiannya the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries yang menyatakan bahwa

adanya instrumen redistribusi dalam ekonomi Islam seperti zakat infaq sedekah

dan wakaf akan mempercepat pengimplementasian financial inclusion Penelitian

ini juga memperkuat penelitian Franklin Allen Demirguc Kunt Leora Klapper

Maria Soledad dan Martinez Peria (2012) dalam the foundation of financial inclusion understanding ownership and use of formal account bahwa kebijakan-

kebijakan yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan

mendorong masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder Data

primer berupa hasil wawancara dengan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dan perbankan syariah Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

syariah tahun 2010-2014 dan hasil temuan dari berbagai sumber berupa data jurnal

buku dan lain sebagainya yang terkait dengan penelitian penulis Analisis data

kualitatif menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu

data reduction data display dan conclusion drawingverivication Penelitian ini

diperkuat dengan analisis data kuantitatif menggunakan teknik analisis laporan

antar keuanngan dan analisis rasio berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR

Keywords financial inclusion perbankan syariah kemiskinan

5

مستخلص financial) من ىذا املبحث أن املصارف اإلسالمية هلا قوة كبرية لتنفيذ التضمني املايل اىم

inclusion) خصوصا يف التمويل الصغريو ايضا بوجود لما فيها من التنمية ذات املعىن يف الصندوق والتمويلوكذلك أن التأييد القضية الصندوك الزكاة و االجتماعي يف اعطاء وصول املشاريع الصغرية و متناىية الصغري

ىذا التنفيذيف التسريعمحلة األسهم يساعدالتجاوبة و التعاون بني

( Leora Klapper)ولورا كالبري (Demirguumlccedil-Kunt)ىذه الرسالة توافق آراء دمريغوك كونت وتوافق أيضا وىي أن املسلمني أكثر فرصة من غريىم لتسجيل حق امللك يف املصارف(Douglas)ودوغالس

حيث قالوا إن أداة اإلعادة (Xiaochen Fu)آراء حممود حميي الدين وزمري إقبال وأمحد رستوم وشيوجني فو التوزيعية املوجودة يف االقتصاد اإلسالمي كإدارة الزكاة واإلنفاق والصدقة واألوقاف تساعد تطبيق التضمني املايل على

حيث قال إن القرارات (Franklin Allen)وال خيفى أيضا أن ىذه الرسالة تدعم رأي فرانكلني ألني وجو سريعومن جهة أخرى أن ىذه الرسالة اليت قررىا املهتمون هبا تساعد الفقراء واملساكني لتوصيلهم إىل املؤسسات املالية

الذي أرجع إىل إجراءات متنع املستضعفني والفقراء من (financial exclusion)تنقح مفهوم االستبعاد املايل احلصول على الصناديق الرمسية

فاملراجع األساسية وأما مصادر الرسالة فمراجع أساسية وثنوية حتليلالأما البحث فهو حبث وصفي واملراجع الثنوية ىي بيانات حاصلة من املقابلة مع رءاسة البنك اإلندونيسي واإلدارة املالية واملصارف اإلسالمية

ومستدركات من املصادر كالبيانات واجملالت والكتب واملراجع 2014-2010مالية للمصارف اإلسالمية سنة ( Miles )ميلسأما حتليل البيانات الوصفية فتستعمل الباحثة املنهج التحليلي الذي أنشأه ذات العالقة بالبحث

data )عرض البيانات( reduction data )اختزال البيانات وىي بثالث مراحل (Huberman ) ىوبريمانو

display) انتتاج و(conclusion) 2010وأما حتليل البيانات الكمية فبمقارنة البيانات املالية ونسبتها سنة-2014

الفقر- املصارف اإلسالمية - التضمني املايل الكلمات الدليلية

6

ABSTRACT

This study proved that Islamic banking had great potential in implementing

financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and

financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access

to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between

stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation

This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper

and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account

in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud

Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the

instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and

waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also

agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and

encourage the needy people having an access to financial institutions This research

refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the

needy people to gain accessing the formal financial system

This study was designed as a descriptive qualitative research The research

applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from

several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services

Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of

Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various

sources in the form of data journals books and several others sources related to

this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory

consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative

analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-

2014

Keywords financial inclusion Islamic banking poverty

7

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini

adalah sebagai berikut

A Konsonan

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s = ص

d = ض

t = ط

z = ظ

ع = lsquo

gh = غ

f = ؼ

q = ؽ

k = ؾ

l = ؿ

m = ـ

n = ف

h = ق

w = ك

y = م

B Vokal

1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dammah U U

8

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

ل Fathah dan ya Ai a dan i

ك Fathah dan wau Au a dan w

Contoh

haul حول Husain حسني

C Maddah

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا

Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي

Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو

D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata

sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)

Contoh

al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة

E Shaddah

Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu

huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu

Contoh

nazzala نزل

F Kata Sandang

Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika

diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis

sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik

menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah

seperti kata al-Rajulu (الرجل)

Contoh

al-Qalam القلم al-Shams الشمس

9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Pedoman Transliterasi

Abstrak Indonesia

Abstrak Inggris

Abstrak Arab

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A Latar Belakang 1

B Permasalahan 10

C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11

E Metodologi Penelitian 13

F Sistematika Penulisan 19

BAB II Diskursus Financial Inclusion

A Sistem Financial Inclusion 21

B Urgensi financial inclusion 34

C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36

BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah

A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46

B Simpanan di Perbankan Syariah 51

C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58

D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69

E Digital Financial Services 78

F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81

BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia

A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan

Syariah 86

B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99

C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102

D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111

BAB V Penutup

A Kesimpulan 113

B Saran 114

DAFTAR KEPUSTAKAAN 115

LAMPIRAN

10

Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134

Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135

Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136

Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137

Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143

INDEKS 151

BIODATA PENULIS 154

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 4: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

4

ABSTRAK

Temuan utama penelitian ini adalah perbankan syariah memiliki potensi

besar dalam mengimplementasikan financial inclusion dibuktikan dengan

peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan peningkatan pembiayaan khususnya

pembiayaan mikro ditambah dengan adanya dana zakat dan dana sosial yang

memungkinkan untuk memberikan akses usaha kecil dan mikro Dukungan

kebijakan yang responsif dan sinergisitas para pemangku kepentingan

(stakeholders) membantu mempercepat pengimplementasian financial inclusion Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Demirguc Kunt Leora

Klapper dan Douglas Randall (2013) dalam penelitiannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among muslim adults bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di

perbankan dibandingkan non-muslim Penelitian ini mendukung penelitian

Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom dan Xiaochen Fu (2011) pada

penelitiannya the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries yang menyatakan bahwa

adanya instrumen redistribusi dalam ekonomi Islam seperti zakat infaq sedekah

dan wakaf akan mempercepat pengimplementasian financial inclusion Penelitian

ini juga memperkuat penelitian Franklin Allen Demirguc Kunt Leora Klapper

Maria Soledad dan Martinez Peria (2012) dalam the foundation of financial inclusion understanding ownership and use of formal account bahwa kebijakan-

kebijakan yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan

mendorong masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder Data

primer berupa hasil wawancara dengan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dan perbankan syariah Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

syariah tahun 2010-2014 dan hasil temuan dari berbagai sumber berupa data jurnal

buku dan lain sebagainya yang terkait dengan penelitian penulis Analisis data

kualitatif menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu

data reduction data display dan conclusion drawingverivication Penelitian ini

diperkuat dengan analisis data kuantitatif menggunakan teknik analisis laporan

antar keuanngan dan analisis rasio berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR

Keywords financial inclusion perbankan syariah kemiskinan

5

مستخلص financial) من ىذا املبحث أن املصارف اإلسالمية هلا قوة كبرية لتنفيذ التضمني املايل اىم

inclusion) خصوصا يف التمويل الصغريو ايضا بوجود لما فيها من التنمية ذات املعىن يف الصندوق والتمويلوكذلك أن التأييد القضية الصندوك الزكاة و االجتماعي يف اعطاء وصول املشاريع الصغرية و متناىية الصغري

ىذا التنفيذيف التسريعمحلة األسهم يساعدالتجاوبة و التعاون بني

( Leora Klapper)ولورا كالبري (Demirguumlccedil-Kunt)ىذه الرسالة توافق آراء دمريغوك كونت وتوافق أيضا وىي أن املسلمني أكثر فرصة من غريىم لتسجيل حق امللك يف املصارف(Douglas)ودوغالس

حيث قالوا إن أداة اإلعادة (Xiaochen Fu)آراء حممود حميي الدين وزمري إقبال وأمحد رستوم وشيوجني فو التوزيعية املوجودة يف االقتصاد اإلسالمي كإدارة الزكاة واإلنفاق والصدقة واألوقاف تساعد تطبيق التضمني املايل على

حيث قال إن القرارات (Franklin Allen)وال خيفى أيضا أن ىذه الرسالة تدعم رأي فرانكلني ألني وجو سريعومن جهة أخرى أن ىذه الرسالة اليت قررىا املهتمون هبا تساعد الفقراء واملساكني لتوصيلهم إىل املؤسسات املالية

الذي أرجع إىل إجراءات متنع املستضعفني والفقراء من (financial exclusion)تنقح مفهوم االستبعاد املايل احلصول على الصناديق الرمسية

فاملراجع األساسية وأما مصادر الرسالة فمراجع أساسية وثنوية حتليلالأما البحث فهو حبث وصفي واملراجع الثنوية ىي بيانات حاصلة من املقابلة مع رءاسة البنك اإلندونيسي واإلدارة املالية واملصارف اإلسالمية

ومستدركات من املصادر كالبيانات واجملالت والكتب واملراجع 2014-2010مالية للمصارف اإلسالمية سنة ( Miles )ميلسأما حتليل البيانات الوصفية فتستعمل الباحثة املنهج التحليلي الذي أنشأه ذات العالقة بالبحث

data )عرض البيانات( reduction data )اختزال البيانات وىي بثالث مراحل (Huberman ) ىوبريمانو

display) انتتاج و(conclusion) 2010وأما حتليل البيانات الكمية فبمقارنة البيانات املالية ونسبتها سنة-2014

الفقر- املصارف اإلسالمية - التضمني املايل الكلمات الدليلية

6

ABSTRACT

This study proved that Islamic banking had great potential in implementing

financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and

financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access

to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between

stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation

This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper

and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account

in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud

Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the

instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and

waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also

agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and

encourage the needy people having an access to financial institutions This research

refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the

needy people to gain accessing the formal financial system

This study was designed as a descriptive qualitative research The research

applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from

several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services

Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of

Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various

sources in the form of data journals books and several others sources related to

this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory

consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative

analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-

2014

Keywords financial inclusion Islamic banking poverty

7

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini

adalah sebagai berikut

A Konsonan

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s = ص

d = ض

t = ط

z = ظ

ع = lsquo

gh = غ

f = ؼ

q = ؽ

k = ؾ

l = ؿ

m = ـ

n = ف

h = ق

w = ك

y = م

B Vokal

1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dammah U U

8

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

ل Fathah dan ya Ai a dan i

ك Fathah dan wau Au a dan w

Contoh

haul حول Husain حسني

C Maddah

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا

Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي

Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو

D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata

sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)

Contoh

al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة

E Shaddah

Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu

huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu

Contoh

nazzala نزل

F Kata Sandang

Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika

diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis

sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik

menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah

seperti kata al-Rajulu (الرجل)

Contoh

al-Qalam القلم al-Shams الشمس

9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Pedoman Transliterasi

Abstrak Indonesia

Abstrak Inggris

Abstrak Arab

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A Latar Belakang 1

B Permasalahan 10

C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11

E Metodologi Penelitian 13

F Sistematika Penulisan 19

BAB II Diskursus Financial Inclusion

A Sistem Financial Inclusion 21

B Urgensi financial inclusion 34

C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36

BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah

A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46

B Simpanan di Perbankan Syariah 51

C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58

D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69

E Digital Financial Services 78

F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81

BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia

A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan

Syariah 86

B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99

C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102

D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111

BAB V Penutup

A Kesimpulan 113

B Saran 114

DAFTAR KEPUSTAKAAN 115

LAMPIRAN

10

Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134

Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135

Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136

Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137

Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143

INDEKS 151

BIODATA PENULIS 154

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 5: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

5

مستخلص financial) من ىذا املبحث أن املصارف اإلسالمية هلا قوة كبرية لتنفيذ التضمني املايل اىم

inclusion) خصوصا يف التمويل الصغريو ايضا بوجود لما فيها من التنمية ذات املعىن يف الصندوق والتمويلوكذلك أن التأييد القضية الصندوك الزكاة و االجتماعي يف اعطاء وصول املشاريع الصغرية و متناىية الصغري

ىذا التنفيذيف التسريعمحلة األسهم يساعدالتجاوبة و التعاون بني

( Leora Klapper)ولورا كالبري (Demirguumlccedil-Kunt)ىذه الرسالة توافق آراء دمريغوك كونت وتوافق أيضا وىي أن املسلمني أكثر فرصة من غريىم لتسجيل حق امللك يف املصارف(Douglas)ودوغالس

حيث قالوا إن أداة اإلعادة (Xiaochen Fu)آراء حممود حميي الدين وزمري إقبال وأمحد رستوم وشيوجني فو التوزيعية املوجودة يف االقتصاد اإلسالمي كإدارة الزكاة واإلنفاق والصدقة واألوقاف تساعد تطبيق التضمني املايل على

حيث قال إن القرارات (Franklin Allen)وال خيفى أيضا أن ىذه الرسالة تدعم رأي فرانكلني ألني وجو سريعومن جهة أخرى أن ىذه الرسالة اليت قررىا املهتمون هبا تساعد الفقراء واملساكني لتوصيلهم إىل املؤسسات املالية

الذي أرجع إىل إجراءات متنع املستضعفني والفقراء من (financial exclusion)تنقح مفهوم االستبعاد املايل احلصول على الصناديق الرمسية

فاملراجع األساسية وأما مصادر الرسالة فمراجع أساسية وثنوية حتليلالأما البحث فهو حبث وصفي واملراجع الثنوية ىي بيانات حاصلة من املقابلة مع رءاسة البنك اإلندونيسي واإلدارة املالية واملصارف اإلسالمية

ومستدركات من املصادر كالبيانات واجملالت والكتب واملراجع 2014-2010مالية للمصارف اإلسالمية سنة ( Miles )ميلسأما حتليل البيانات الوصفية فتستعمل الباحثة املنهج التحليلي الذي أنشأه ذات العالقة بالبحث

data )عرض البيانات( reduction data )اختزال البيانات وىي بثالث مراحل (Huberman ) ىوبريمانو

display) انتتاج و(conclusion) 2010وأما حتليل البيانات الكمية فبمقارنة البيانات املالية ونسبتها سنة-2014

الفقر- املصارف اإلسالمية - التضمني املايل الكلمات الدليلية

6

ABSTRACT

This study proved that Islamic banking had great potential in implementing

financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and

financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access

to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between

stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation

This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper

and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account

in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud

Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the

instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and

waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also

agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and

encourage the needy people having an access to financial institutions This research

refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the

needy people to gain accessing the formal financial system

This study was designed as a descriptive qualitative research The research

applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from

several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services

Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of

Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various

sources in the form of data journals books and several others sources related to

this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory

consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative

analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-

2014

Keywords financial inclusion Islamic banking poverty

7

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini

adalah sebagai berikut

A Konsonan

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s = ص

d = ض

t = ط

z = ظ

ع = lsquo

gh = غ

f = ؼ

q = ؽ

k = ؾ

l = ؿ

m = ـ

n = ف

h = ق

w = ك

y = م

B Vokal

1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dammah U U

8

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

ل Fathah dan ya Ai a dan i

ك Fathah dan wau Au a dan w

Contoh

haul حول Husain حسني

C Maddah

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا

Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي

Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو

D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata

sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)

Contoh

al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة

E Shaddah

Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu

huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu

Contoh

nazzala نزل

F Kata Sandang

Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika

diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis

sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik

menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah

seperti kata al-Rajulu (الرجل)

Contoh

al-Qalam القلم al-Shams الشمس

9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Pedoman Transliterasi

Abstrak Indonesia

Abstrak Inggris

Abstrak Arab

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A Latar Belakang 1

B Permasalahan 10

C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11

E Metodologi Penelitian 13

F Sistematika Penulisan 19

BAB II Diskursus Financial Inclusion

A Sistem Financial Inclusion 21

B Urgensi financial inclusion 34

C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36

BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah

A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46

B Simpanan di Perbankan Syariah 51

C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58

D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69

E Digital Financial Services 78

F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81

BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia

A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan

Syariah 86

B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99

C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102

D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111

BAB V Penutup

A Kesimpulan 113

B Saran 114

DAFTAR KEPUSTAKAAN 115

LAMPIRAN

10

Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134

Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135

Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136

Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137

Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143

INDEKS 151

BIODATA PENULIS 154

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 6: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

6

ABSTRACT

This study proved that Islamic banking had great potential in implementing

financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and

financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access

to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between

stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation

This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper

and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account

in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud

Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the

instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and

waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also

agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and

encourage the needy people having an access to financial institutions This research

refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the

needy people to gain accessing the formal financial system

This study was designed as a descriptive qualitative research The research

applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from

several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services

Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of

Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various

sources in the form of data journals books and several others sources related to

this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory

consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative

analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-

2014

Keywords financial inclusion Islamic banking poverty

7

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini

adalah sebagai berikut

A Konsonan

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s = ص

d = ض

t = ط

z = ظ

ع = lsquo

gh = غ

f = ؼ

q = ؽ

k = ؾ

l = ؿ

m = ـ

n = ف

h = ق

w = ك

y = م

B Vokal

1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dammah U U

8

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

ل Fathah dan ya Ai a dan i

ك Fathah dan wau Au a dan w

Contoh

haul حول Husain حسني

C Maddah

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا

Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي

Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو

D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata

sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)

Contoh

al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة

E Shaddah

Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu

huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu

Contoh

nazzala نزل

F Kata Sandang

Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika

diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis

sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik

menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah

seperti kata al-Rajulu (الرجل)

Contoh

al-Qalam القلم al-Shams الشمس

9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Pedoman Transliterasi

Abstrak Indonesia

Abstrak Inggris

Abstrak Arab

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A Latar Belakang 1

B Permasalahan 10

C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11

E Metodologi Penelitian 13

F Sistematika Penulisan 19

BAB II Diskursus Financial Inclusion

A Sistem Financial Inclusion 21

B Urgensi financial inclusion 34

C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36

BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah

A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46

B Simpanan di Perbankan Syariah 51

C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58

D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69

E Digital Financial Services 78

F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81

BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia

A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan

Syariah 86

B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99

C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102

D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111

BAB V Penutup

A Kesimpulan 113

B Saran 114

DAFTAR KEPUSTAKAAN 115

LAMPIRAN

10

Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134

Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135

Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136

Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137

Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143

INDEKS 151

BIODATA PENULIS 154

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 7: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

7

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini

adalah sebagai berikut

A Konsonan

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s = ص

d = ض

t = ط

z = ظ

ع = lsquo

gh = غ

f = ؼ

q = ؽ

k = ؾ

l = ؿ

m = ـ

n = ف

h = ق

w = ك

y = م

B Vokal

1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dammah U U

8

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

ل Fathah dan ya Ai a dan i

ك Fathah dan wau Au a dan w

Contoh

haul حول Husain حسني

C Maddah

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا

Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي

Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو

D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata

sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)

Contoh

al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة

E Shaddah

Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu

huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu

Contoh

nazzala نزل

F Kata Sandang

Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika

diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis

sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik

menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah

seperti kata al-Rajulu (الرجل)

Contoh

al-Qalam القلم al-Shams الشمس

9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Pedoman Transliterasi

Abstrak Indonesia

Abstrak Inggris

Abstrak Arab

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A Latar Belakang 1

B Permasalahan 10

C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11

E Metodologi Penelitian 13

F Sistematika Penulisan 19

BAB II Diskursus Financial Inclusion

A Sistem Financial Inclusion 21

B Urgensi financial inclusion 34

C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36

BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah

A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46

B Simpanan di Perbankan Syariah 51

C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58

D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69

E Digital Financial Services 78

F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81

BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia

A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan

Syariah 86

B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99

C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102

D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111

BAB V Penutup

A Kesimpulan 113

B Saran 114

DAFTAR KEPUSTAKAAN 115

LAMPIRAN

10

Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134

Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135

Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136

Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137

Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143

INDEKS 151

BIODATA PENULIS 154

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 8: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

8

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

ل Fathah dan ya Ai a dan i

ك Fathah dan wau Au a dan w

Contoh

haul حول Husain حسني

C Maddah

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا

Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي

Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو

D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata

sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)

Contoh

al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة

E Shaddah

Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu

huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu

Contoh

nazzala نزل

F Kata Sandang

Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika

diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis

sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik

menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah

seperti kata al-Rajulu (الرجل)

Contoh

al-Qalam القلم al-Shams الشمس

9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Pedoman Transliterasi

Abstrak Indonesia

Abstrak Inggris

Abstrak Arab

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A Latar Belakang 1

B Permasalahan 10

C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11

E Metodologi Penelitian 13

F Sistematika Penulisan 19

BAB II Diskursus Financial Inclusion

A Sistem Financial Inclusion 21

B Urgensi financial inclusion 34

C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36

BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah

A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46

B Simpanan di Perbankan Syariah 51

C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58

D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69

E Digital Financial Services 78

F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81

BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia

A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan

Syariah 86

B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99

C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102

D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111

BAB V Penutup

A Kesimpulan 113

B Saran 114

DAFTAR KEPUSTAKAAN 115

LAMPIRAN

10

Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134

Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135

Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136

Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137

Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143

INDEKS 151

BIODATA PENULIS 154

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 9: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Pedoman Transliterasi

Abstrak Indonesia

Abstrak Inggris

Abstrak Arab

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A Latar Belakang 1

B Permasalahan 10

C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11

E Metodologi Penelitian 13

F Sistematika Penulisan 19

BAB II Diskursus Financial Inclusion

A Sistem Financial Inclusion 21

B Urgensi financial inclusion 34

C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36

BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah

A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46

B Simpanan di Perbankan Syariah 51

C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58

D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69

E Digital Financial Services 78

F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81

BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia

A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan

Syariah 86

B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99

C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102

D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111

BAB V Penutup

A Kesimpulan 113

B Saran 114

DAFTAR KEPUSTAKAAN 115

LAMPIRAN

10

Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134

Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135

Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136

Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137

Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143

INDEKS 151

BIODATA PENULIS 154

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 10: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

10

Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134

Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135

Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136

Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137

Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143

INDEKS 151

BIODATA PENULIS 154

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 11: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

11

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48

Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015

(Individual Islamic Banking Network) 49

Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi

(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50

Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54

Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and

Islamic Business Unit) 55

Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55

Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri

2010-2014 56

Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2-14 56

Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin

2010-2014 57

Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57

Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic

Comercial Bank and Islamic Business) 6

Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit) 62

Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial

Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62

Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63

Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63

Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64

Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic

commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of

Financing) 64

Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan

Pembiayaan 67

Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic

Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6

Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 12: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

12

2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit based on Type of Financing and Province) 68

Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic

Business Unit) 71

Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan

NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan

Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing

Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF

Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on

Province) 72

Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73

Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah

Bukopin 2010-2014 74

Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75

Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76

Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77

Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri

2010-2014 77

Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80

Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 13: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Financial Literacy 24

Gambar 22 Skor Financial Literacy 25

Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32

Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33

Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52

Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59

Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa

menurut Provinsi 70

Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000

penduduk dewasa per provinsi 78

Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85

Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87

Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89

Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93

Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95

Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan

Konsumen 96

Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97

Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 14: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

14

SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AFI Alliance for Financial Inclusion

BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin

BSM Bank Syariah Mandiri

BUS Bank Umum Syariah

CAR Capital Adequacy Ratio

CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C

Rajaratman

DTC Deposit Taking Company

FATF Financial Action Task Force

FDR Financing to Deposit Ratio

FIEG Financial Inclusion Experts Group

IDB Islamic Development Bank

IKI Indeks Keuangan Inklusif

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

KUR Kredit Usaha Rakyat

LKM Lembaga Keuangan Mikro

MoU Nota Kesepahaman Bersama

NPF Non Performing Financing

NSFI National Strategy for Financial Inclusion

OJK Otoritas Jasa keuangan

OKI Organisasi Kerjasama Islam

ROA Return on Assets

ROE Return on Equity

SME Small and Medium Sized Enterprise

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UUS Unit Usaha Syariah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 15: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

15

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan

krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok

Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi

kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman

utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih

dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di

Asia justru mengalami pertumbuhan

Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi

pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama

tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal

yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013

Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di

Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di

kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan

ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan

pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik

Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan

Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di

dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah

penduduk dunia2

Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik

perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan

perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3

Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses

masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap

lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index

1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri

Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan

oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di

Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi

Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119

2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛

Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank

Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 16: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

16

Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti

Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214

persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559

persen4

Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan

Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi

rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank

pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang

menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20

berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat

miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga

menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan

akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion

dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin

G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan

keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge

Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan

financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi

pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin

Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai

pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-

negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya

untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara

karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi

kemiskinan6

Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk

memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan

keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial

inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan

keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan

4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial

Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013

6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and

Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 17: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

17

kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya

yang terjangkau secara adil dan transparan8

Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap

layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan

rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008

juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan

menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik

dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam

menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang

terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada

saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah

komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai

jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas

pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung

excluded10

Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk

memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan

asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11

Tujuan lain dari financial inclusion

adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat

memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan

Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang

kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah

sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini

Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni

kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi

8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and

Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10

S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313

11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB)

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 18: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

18

perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan

makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12

Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan

budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun

konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga

memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan

manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran

yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan

populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor

formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi

dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini

bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan

merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan

keuangan formal

Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian

Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan

dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam

ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar

dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial

inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data

123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan

yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong

masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15

12

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13

Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and

Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)

httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1405 WIB) 14

Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use

of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218

15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding

Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No

6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal

16 Mei 2014 jam 1500 WIB)

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 19: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

19

Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang

tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait

keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat

menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim

Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius

dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur

serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah

instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16

Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank

Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)

sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama

ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan

(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta

masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat

besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17

Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan

BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi

UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak

memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan

Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada

kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan

penjamin18

Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719

Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman

16

Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB) 17

Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)

httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-

inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110 19

KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang

diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan

UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 20: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

20

Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007

tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga

pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah

dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan

kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi

penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi

perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit

kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20

Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan

KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga

bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan

condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga

collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan

pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum

dirasakan oleh masyarakat

Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses

terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah

sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa

keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk

dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian

Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta

unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-

UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan

mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa

(dominan) sektor usaha Indonesia ini

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk

Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh

perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya

pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal

(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum

terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai

tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21

20

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 110-111 21

Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se

Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)

httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI

+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23

et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on

epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank

ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 21: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

21

Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20

provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi

(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan

rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman

masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15

persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini

mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali

membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi

masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi

rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga

keuangan formal22

Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam

mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008

jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3

Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring

bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan

non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum

Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)23

Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu

bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998

2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini

sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat

Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran

perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini

Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya

financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni

pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan

masyarakat

Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank

syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya

dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril

sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga

mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan

global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap

terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem

bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa

22

Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta

Gramedia 2014) 5 23

Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013

wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 22: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

22

manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan

pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit

perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara

masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah

pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk

meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf

dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang

komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat

dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat

dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian

ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk

usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan

pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat

menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi

di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara

muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi

instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan

infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25

Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi

suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian

keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku

pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu

sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga

partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting

Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion

melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian

financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan

Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan

24

Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)

25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial

Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)

httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei

2014 jam 1524 WIB)

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 23: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

23

yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang

langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk

meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan

perbankan syariah

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh

pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran

perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)

dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis

lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah

Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah

pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank

Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja

dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan

mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum

syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun

terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia

B Permasalahan

1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan

a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan

jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih

jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia

Thailand Vietnam dan lain-lain

c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan

ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia

d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu

program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

2 Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal

a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 24: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

24

b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan

jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen

c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah

yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada

bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit

Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif

dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia

3 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa

pertanyaan penelitian

a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan

perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014

b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian

financial inclusion

c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion

2 Manfaat Penelitian

a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah

pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan

bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan

sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait

tentang financial inclusion

D Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion

Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa

krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 25: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

25

menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional

terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan

memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang

ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26

Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi

keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas

keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada

tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan

bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah

cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan

mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini

menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan

rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim

yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-

hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi

financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan

stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih

beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu

memperkuat sistem keuangan27

Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis

Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah

yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir

seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali

Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan

ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda

dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar

mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan

infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif

tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi

keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan

mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi

hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28

26

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 27

Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability

Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1335 WIB) 28

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 26: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

26

Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang

dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan

mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh

dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi

bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu

Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di

lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil

pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir

Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank

setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada

lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang

paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya

dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan

karakteristik individu29

Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa

Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor

keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat

dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di

Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia

yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan

Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat

inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan

negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan

negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5

sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01

Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih

baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat

faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa

mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan

memengaruhi inklusi keuangan30

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan

Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul

29

Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global

Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)

httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014

jam 1330 WIB) 30

Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan

Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)

httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 27: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

27

Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di

148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus

melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi

untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga

penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya

E Metodologi Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait

financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah

Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat31

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32

Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu

kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih33

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34

Penelitian

kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan35

2 Sumber dan jenis data

31

Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta

PT Bumi Aksara 2008) 157 32

Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75

33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34

Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2000) 6 35

John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed

(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 28: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

28

Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah

siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh

peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument

penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka

dinamakan data primer36

Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara

(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan berupa dokumen dan lain-lain37

Data primer kualitatif umumnya

berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38

Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk

mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam

mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara

kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna

mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank

Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun

terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta

berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan

keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui

pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini

digunakan untuk memperkuat data primer

3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian

a Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab

langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk

meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang

36

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77

37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis

Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 29: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

29

terhadap masa depannya39

Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu

bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi

yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan

penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh

Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian

organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami

pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangakan sebagai pengecekan anggota41

Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42

Sedangkan studi

literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku

artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain

terkait43

b Informan Penelitian

Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai

dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah

4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan

39

Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83

40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 192 41

Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja

Rosdakarya 2007) 186 42

Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23

43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 30: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

30

menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44

Penelitian ini menggunakan

analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif

a Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala

ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis

telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke

lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam

kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data dari pada setelah selesai pengumpulan data45

Miles dan Huberman

sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication

1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum

memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya

Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan

memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan

rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi

data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama

dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam

mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan

dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat

kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47

Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan

pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana

kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah

dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan

syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi

dan kendala financial inclusion

44

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta

Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245 46

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 246 47

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 247

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 31: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

31

2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles

dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling

sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks bersifat naratif48

3 Conclusion DrawingVerivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-

bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila

kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan

verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman

interpretasi logis49

b Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian

Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan

metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan

antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE

NPF dan FDR

Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang

dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari

hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke

periode yang lain50

Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis

dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua

peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari

masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing

kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya51

Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52

a Angka-angka dalam rupiah

48

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 249 49

Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung

Alfabeta 2009) 245-266 50

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105

Page 32: PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39503/1/NOVIA... · DI INDONESIA Tesis Oleh: ... Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan

32

b Angka-angka dalam persentase

c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah

d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase

Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan

berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini

James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan

tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53

Pemilihan analisis rasio

berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR

digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang

merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan

ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi

likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas

F Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah

sistematika penulisan sebagai berikut

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan

dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau

perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi

implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi

Islam

Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan

berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan

peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah

Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada

Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang

financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan

kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam

mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang direkomendasikan penulis

53

Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105