Upload
vohanh
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM
MENGIMPLEMENTASIKAN FINANCIAL INCLUSION
DI INDONESIA
Tesis
Oleh
NOVIA NENGSIH
13200108010038
Promotor
Prof Dr Ahmad Rodhoni MM
Konsentrasi
Ekonomi Islam
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H 2015 M
2
KATA PENGANTAR
Penulis menghaturkan puji dan syukur kepada Allah SWT berkat rahmat
dan petunjuk-Nya maka tesis dengan judul sbquoPeran Perbankan Syariah dalam
Mengimplementasikan Financial Inclusion di Indonesia‛ dapat diselesaikan
Sholawat dan salam semoga senantiasa disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada ayah dan ibunda tercinta Ayahanda Bukhori Muslim dan ibunda Zulmiati
yang selalu memberikan dukungan kepada penulis Kakak tercinta Ondrizal
Muslim yang selalu berkorban dan berjuang demi pendidikan penulis serta adik
tersayang Ramadhanil Muslim senyummu adalah semangatku
Penulisan tesis ini pada dasarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam memperoleh gelar Magister Agama bidang Ekonomi (MAEk) pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai
manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan tesis ini tentu memiliki
terbatasan Maka penulis tidak terlepas dari bantuan dan arahan dari berbagai pihak
pada penulisan tesis ini Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan serta
ucapan terimakasih kepada
1 Prof Dr Dede Rosyada MA selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Prof Dr Masyukuri Abdillah MA selaku direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prof Didin
Saepudin MA selaku ketua program doktor Sekolah Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta serta Dr JM
Muslimin MA selaku ketua program Magister Sekolah Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Prof Ahmad Rodhoni MM selaku promotor penulis yang telah
membimbing mengarahkan dan memotivasi penulis untuk menjadi lebih
baik lagi dari sebelumnya
4 Para penguji Dr Euis Amalia MAg Dr M Arief Mufraini Lc MSi Dr
Yusuf Rahman MA Prof Dr Ahmad Rodoni MA Suparto MEd PhD
Dr JMgt Muslimin MA Prof Dr Kusmawan MBA Prof Dr Iik Arifin
Mansurnoor MA Dr Chaedar S Bamualim MA Dr Yeni Ratnayuningsih
MA Penulis ucapkan terima kasih atas bimbingan kritikan dan sarannya
sehingga tesis ini bisa lebih baik lagi
5 Para dosen penulis Prof Fathurrahman Djamil MA Prof Dr Azyumardi
Azra MA Prof Dr Suwito MA Prof Dr Kusmawan MBE Prof Dr Iik
Arifin Mansurnoor MA Dr Yusuf Rahman MA Prof Sri Edi Swasono
Prof Atho Muadzhar Suparto MEd PhD Dr Euis Amalia MA Dr
Anwar Abbas MA Dr Arief Mufraini LcMA dan Prof Dr Abudin Nata
MA
3
6 Bapak Muliaman D Hadad ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
Bapak Rifki Ismal PhD selaku asisten direktur Bank Indonesia yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk penulis wawancarai meskipun di tengah
kesibukan aktivitas yang beliau jalani
7 Segenap jajaran Direksi BRI syariah Bank Syariah Bukopin dan Bank
Syariah Mandiri yang telah memberikan data dan bersedia penulis
wawancarai
8 Para senior dan sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis
9 Teman-teman tercinta di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berbagi ilmu berbagi
keceriaan dan berbagi kisah dengan penulis
10 Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu Semoga
kebaikan selalu bersama kita semua
Pada akhir pengantar ini penulis mengharapkan saran dan masukan dari
para pembaca agar karya ini lebih baik lagi Semoga karya ini memberi kontribusi
positif terhadap perkembangan ilmu ekonomi terutama ekonomi Islam
Jakarta 10 November 2015
Novia Nengsih
4
ABSTRAK
Temuan utama penelitian ini adalah perbankan syariah memiliki potensi
besar dalam mengimplementasikan financial inclusion dibuktikan dengan
peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan peningkatan pembiayaan khususnya
pembiayaan mikro ditambah dengan adanya dana zakat dan dana sosial yang
memungkinkan untuk memberikan akses usaha kecil dan mikro Dukungan
kebijakan yang responsif dan sinergisitas para pemangku kepentingan
(stakeholders) membantu mempercepat pengimplementasian financial inclusion Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Demirguc Kunt Leora
Klapper dan Douglas Randall (2013) dalam penelitiannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among muslim adults bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di
perbankan dibandingkan non-muslim Penelitian ini mendukung penelitian
Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom dan Xiaochen Fu (2011) pada
penelitiannya the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries yang menyatakan bahwa
adanya instrumen redistribusi dalam ekonomi Islam seperti zakat infaq sedekah
dan wakaf akan mempercepat pengimplementasian financial inclusion Penelitian
ini juga memperkuat penelitian Franklin Allen Demirguc Kunt Leora Klapper
Maria Soledad dan Martinez Peria (2012) dalam the foundation of financial inclusion understanding ownership and use of formal account bahwa kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan
mendorong masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder Data
primer berupa hasil wawancara dengan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan perbankan syariah Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan
syariah tahun 2010-2014 dan hasil temuan dari berbagai sumber berupa data jurnal
buku dan lain sebagainya yang terkait dengan penelitian penulis Analisis data
kualitatif menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu
data reduction data display dan conclusion drawingverivication Penelitian ini
diperkuat dengan analisis data kuantitatif menggunakan teknik analisis laporan
antar keuanngan dan analisis rasio berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR
Keywords financial inclusion perbankan syariah kemiskinan
5
مستخلص financial) من ىذا املبحث أن املصارف اإلسالمية هلا قوة كبرية لتنفيذ التضمني املايل اىم
inclusion) خصوصا يف التمويل الصغريو ايضا بوجود لما فيها من التنمية ذات املعىن يف الصندوق والتمويلوكذلك أن التأييد القضية الصندوك الزكاة و االجتماعي يف اعطاء وصول املشاريع الصغرية و متناىية الصغري
ىذا التنفيذيف التسريعمحلة األسهم يساعدالتجاوبة و التعاون بني
( Leora Klapper)ولورا كالبري (Demirguumlccedil-Kunt)ىذه الرسالة توافق آراء دمريغوك كونت وتوافق أيضا وىي أن املسلمني أكثر فرصة من غريىم لتسجيل حق امللك يف املصارف(Douglas)ودوغالس
حيث قالوا إن أداة اإلعادة (Xiaochen Fu)آراء حممود حميي الدين وزمري إقبال وأمحد رستوم وشيوجني فو التوزيعية املوجودة يف االقتصاد اإلسالمي كإدارة الزكاة واإلنفاق والصدقة واألوقاف تساعد تطبيق التضمني املايل على
حيث قال إن القرارات (Franklin Allen)وال خيفى أيضا أن ىذه الرسالة تدعم رأي فرانكلني ألني وجو سريعومن جهة أخرى أن ىذه الرسالة اليت قررىا املهتمون هبا تساعد الفقراء واملساكني لتوصيلهم إىل املؤسسات املالية
الذي أرجع إىل إجراءات متنع املستضعفني والفقراء من (financial exclusion)تنقح مفهوم االستبعاد املايل احلصول على الصناديق الرمسية
فاملراجع األساسية وأما مصادر الرسالة فمراجع أساسية وثنوية حتليلالأما البحث فهو حبث وصفي واملراجع الثنوية ىي بيانات حاصلة من املقابلة مع رءاسة البنك اإلندونيسي واإلدارة املالية واملصارف اإلسالمية
ومستدركات من املصادر كالبيانات واجملالت والكتب واملراجع 2014-2010مالية للمصارف اإلسالمية سنة ( Miles )ميلسأما حتليل البيانات الوصفية فتستعمل الباحثة املنهج التحليلي الذي أنشأه ذات العالقة بالبحث
data )عرض البيانات( reduction data )اختزال البيانات وىي بثالث مراحل (Huberman ) ىوبريمانو
display) انتتاج و(conclusion) 2010وأما حتليل البيانات الكمية فبمقارنة البيانات املالية ونسبتها سنة-2014
الفقر- املصارف اإلسالمية - التضمني املايل الكلمات الدليلية
6
ABSTRACT
This study proved that Islamic banking had great potential in implementing
financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and
financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access
to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between
stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation
This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper
and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account
in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud
Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the
instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and
waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also
agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and
encourage the needy people having an access to financial institutions This research
refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the
needy people to gain accessing the formal financial system
This study was designed as a descriptive qualitative research The research
applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from
several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services
Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of
Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various
sources in the form of data journals books and several others sources related to
this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory
consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative
analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-
2014
Keywords financial inclusion Islamic banking poverty
7
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut
A Konsonan
b = ب
t = ت
th = ث
j = ج
h = ح
kh = خ
d = د
dh = ذ
r = ر
z = ز
s = س
sh = ش
s = ص
d = ض
t = ط
z = ظ
ع = lsquo
gh = غ
f = ؼ
q = ؽ
k = ؾ
l = ؿ
m = ـ
n = ف
h = ق
w = ك
y = م
B Vokal
1 Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah A A
Kasrah I I
Dammah U U
8
2 Vokal Rangkap
Tanda Nama Gabungan Huruf Nama
ل Fathah dan ya Ai a dan i
ك Fathah dan wau Au a dan w
Contoh
haul حول Husain حسني
C Maddah
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا
Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي
Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو
D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata
sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)
Contoh
al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة
E Shaddah
Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu
huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu
Contoh
nazzala نزل
F Kata Sandang
Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika
diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis
sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik
menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah
seperti kata al-Rajulu (الرجل)
Contoh
al-Qalam القلم al-Shams الشمس
9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pedoman Transliterasi
Abstrak Indonesia
Abstrak Inggris
Abstrak Arab
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A Latar Belakang 1
B Permasalahan 10
C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11
E Metodologi Penelitian 13
F Sistematika Penulisan 19
BAB II Diskursus Financial Inclusion
A Sistem Financial Inclusion 21
B Urgensi financial inclusion 34
C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36
BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah
A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46
B Simpanan di Perbankan Syariah 51
C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58
D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69
E Digital Financial Services 78
F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81
BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia
A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan
Syariah 86
B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99
C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102
D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111
BAB V Penutup
A Kesimpulan 113
B Saran 114
DAFTAR KEPUSTAKAAN 115
LAMPIRAN
10
Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135
Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136
Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137
Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143
INDEKS 151
BIODATA PENULIS 154
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
2
KATA PENGANTAR
Penulis menghaturkan puji dan syukur kepada Allah SWT berkat rahmat
dan petunjuk-Nya maka tesis dengan judul sbquoPeran Perbankan Syariah dalam
Mengimplementasikan Financial Inclusion di Indonesia‛ dapat diselesaikan
Sholawat dan salam semoga senantiasa disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada ayah dan ibunda tercinta Ayahanda Bukhori Muslim dan ibunda Zulmiati
yang selalu memberikan dukungan kepada penulis Kakak tercinta Ondrizal
Muslim yang selalu berkorban dan berjuang demi pendidikan penulis serta adik
tersayang Ramadhanil Muslim senyummu adalah semangatku
Penulisan tesis ini pada dasarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam memperoleh gelar Magister Agama bidang Ekonomi (MAEk) pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai
manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan tesis ini tentu memiliki
terbatasan Maka penulis tidak terlepas dari bantuan dan arahan dari berbagai pihak
pada penulisan tesis ini Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan serta
ucapan terimakasih kepada
1 Prof Dr Dede Rosyada MA selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Prof Dr Masyukuri Abdillah MA selaku direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prof Didin
Saepudin MA selaku ketua program doktor Sekolah Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta serta Dr JM
Muslimin MA selaku ketua program Magister Sekolah Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Prof Ahmad Rodhoni MM selaku promotor penulis yang telah
membimbing mengarahkan dan memotivasi penulis untuk menjadi lebih
baik lagi dari sebelumnya
4 Para penguji Dr Euis Amalia MAg Dr M Arief Mufraini Lc MSi Dr
Yusuf Rahman MA Prof Dr Ahmad Rodoni MA Suparto MEd PhD
Dr JMgt Muslimin MA Prof Dr Kusmawan MBA Prof Dr Iik Arifin
Mansurnoor MA Dr Chaedar S Bamualim MA Dr Yeni Ratnayuningsih
MA Penulis ucapkan terima kasih atas bimbingan kritikan dan sarannya
sehingga tesis ini bisa lebih baik lagi
5 Para dosen penulis Prof Fathurrahman Djamil MA Prof Dr Azyumardi
Azra MA Prof Dr Suwito MA Prof Dr Kusmawan MBE Prof Dr Iik
Arifin Mansurnoor MA Dr Yusuf Rahman MA Prof Sri Edi Swasono
Prof Atho Muadzhar Suparto MEd PhD Dr Euis Amalia MA Dr
Anwar Abbas MA Dr Arief Mufraini LcMA dan Prof Dr Abudin Nata
MA
3
6 Bapak Muliaman D Hadad ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
Bapak Rifki Ismal PhD selaku asisten direktur Bank Indonesia yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk penulis wawancarai meskipun di tengah
kesibukan aktivitas yang beliau jalani
7 Segenap jajaran Direksi BRI syariah Bank Syariah Bukopin dan Bank
Syariah Mandiri yang telah memberikan data dan bersedia penulis
wawancarai
8 Para senior dan sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis
9 Teman-teman tercinta di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berbagi ilmu berbagi
keceriaan dan berbagi kisah dengan penulis
10 Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu Semoga
kebaikan selalu bersama kita semua
Pada akhir pengantar ini penulis mengharapkan saran dan masukan dari
para pembaca agar karya ini lebih baik lagi Semoga karya ini memberi kontribusi
positif terhadap perkembangan ilmu ekonomi terutama ekonomi Islam
Jakarta 10 November 2015
Novia Nengsih
4
ABSTRAK
Temuan utama penelitian ini adalah perbankan syariah memiliki potensi
besar dalam mengimplementasikan financial inclusion dibuktikan dengan
peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan peningkatan pembiayaan khususnya
pembiayaan mikro ditambah dengan adanya dana zakat dan dana sosial yang
memungkinkan untuk memberikan akses usaha kecil dan mikro Dukungan
kebijakan yang responsif dan sinergisitas para pemangku kepentingan
(stakeholders) membantu mempercepat pengimplementasian financial inclusion Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Demirguc Kunt Leora
Klapper dan Douglas Randall (2013) dalam penelitiannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among muslim adults bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di
perbankan dibandingkan non-muslim Penelitian ini mendukung penelitian
Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom dan Xiaochen Fu (2011) pada
penelitiannya the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries yang menyatakan bahwa
adanya instrumen redistribusi dalam ekonomi Islam seperti zakat infaq sedekah
dan wakaf akan mempercepat pengimplementasian financial inclusion Penelitian
ini juga memperkuat penelitian Franklin Allen Demirguc Kunt Leora Klapper
Maria Soledad dan Martinez Peria (2012) dalam the foundation of financial inclusion understanding ownership and use of formal account bahwa kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan
mendorong masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder Data
primer berupa hasil wawancara dengan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan perbankan syariah Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan
syariah tahun 2010-2014 dan hasil temuan dari berbagai sumber berupa data jurnal
buku dan lain sebagainya yang terkait dengan penelitian penulis Analisis data
kualitatif menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu
data reduction data display dan conclusion drawingverivication Penelitian ini
diperkuat dengan analisis data kuantitatif menggunakan teknik analisis laporan
antar keuanngan dan analisis rasio berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR
Keywords financial inclusion perbankan syariah kemiskinan
5
مستخلص financial) من ىذا املبحث أن املصارف اإلسالمية هلا قوة كبرية لتنفيذ التضمني املايل اىم
inclusion) خصوصا يف التمويل الصغريو ايضا بوجود لما فيها من التنمية ذات املعىن يف الصندوق والتمويلوكذلك أن التأييد القضية الصندوك الزكاة و االجتماعي يف اعطاء وصول املشاريع الصغرية و متناىية الصغري
ىذا التنفيذيف التسريعمحلة األسهم يساعدالتجاوبة و التعاون بني
( Leora Klapper)ولورا كالبري (Demirguumlccedil-Kunt)ىذه الرسالة توافق آراء دمريغوك كونت وتوافق أيضا وىي أن املسلمني أكثر فرصة من غريىم لتسجيل حق امللك يف املصارف(Douglas)ودوغالس
حيث قالوا إن أداة اإلعادة (Xiaochen Fu)آراء حممود حميي الدين وزمري إقبال وأمحد رستوم وشيوجني فو التوزيعية املوجودة يف االقتصاد اإلسالمي كإدارة الزكاة واإلنفاق والصدقة واألوقاف تساعد تطبيق التضمني املايل على
حيث قال إن القرارات (Franklin Allen)وال خيفى أيضا أن ىذه الرسالة تدعم رأي فرانكلني ألني وجو سريعومن جهة أخرى أن ىذه الرسالة اليت قررىا املهتمون هبا تساعد الفقراء واملساكني لتوصيلهم إىل املؤسسات املالية
الذي أرجع إىل إجراءات متنع املستضعفني والفقراء من (financial exclusion)تنقح مفهوم االستبعاد املايل احلصول على الصناديق الرمسية
فاملراجع األساسية وأما مصادر الرسالة فمراجع أساسية وثنوية حتليلالأما البحث فهو حبث وصفي واملراجع الثنوية ىي بيانات حاصلة من املقابلة مع رءاسة البنك اإلندونيسي واإلدارة املالية واملصارف اإلسالمية
ومستدركات من املصادر كالبيانات واجملالت والكتب واملراجع 2014-2010مالية للمصارف اإلسالمية سنة ( Miles )ميلسأما حتليل البيانات الوصفية فتستعمل الباحثة املنهج التحليلي الذي أنشأه ذات العالقة بالبحث
data )عرض البيانات( reduction data )اختزال البيانات وىي بثالث مراحل (Huberman ) ىوبريمانو
display) انتتاج و(conclusion) 2010وأما حتليل البيانات الكمية فبمقارنة البيانات املالية ونسبتها سنة-2014
الفقر- املصارف اإلسالمية - التضمني املايل الكلمات الدليلية
6
ABSTRACT
This study proved that Islamic banking had great potential in implementing
financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and
financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access
to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between
stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation
This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper
and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account
in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud
Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the
instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and
waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also
agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and
encourage the needy people having an access to financial institutions This research
refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the
needy people to gain accessing the formal financial system
This study was designed as a descriptive qualitative research The research
applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from
several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services
Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of
Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various
sources in the form of data journals books and several others sources related to
this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory
consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative
analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-
2014
Keywords financial inclusion Islamic banking poverty
7
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut
A Konsonan
b = ب
t = ت
th = ث
j = ج
h = ح
kh = خ
d = د
dh = ذ
r = ر
z = ز
s = س
sh = ش
s = ص
d = ض
t = ط
z = ظ
ع = lsquo
gh = غ
f = ؼ
q = ؽ
k = ؾ
l = ؿ
m = ـ
n = ف
h = ق
w = ك
y = م
B Vokal
1 Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah A A
Kasrah I I
Dammah U U
8
2 Vokal Rangkap
Tanda Nama Gabungan Huruf Nama
ل Fathah dan ya Ai a dan i
ك Fathah dan wau Au a dan w
Contoh
haul حول Husain حسني
C Maddah
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا
Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي
Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو
D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata
sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)
Contoh
al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة
E Shaddah
Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu
huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu
Contoh
nazzala نزل
F Kata Sandang
Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika
diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis
sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik
menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah
seperti kata al-Rajulu (الرجل)
Contoh
al-Qalam القلم al-Shams الشمس
9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pedoman Transliterasi
Abstrak Indonesia
Abstrak Inggris
Abstrak Arab
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A Latar Belakang 1
B Permasalahan 10
C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11
E Metodologi Penelitian 13
F Sistematika Penulisan 19
BAB II Diskursus Financial Inclusion
A Sistem Financial Inclusion 21
B Urgensi financial inclusion 34
C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36
BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah
A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46
B Simpanan di Perbankan Syariah 51
C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58
D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69
E Digital Financial Services 78
F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81
BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia
A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan
Syariah 86
B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99
C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102
D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111
BAB V Penutup
A Kesimpulan 113
B Saran 114
DAFTAR KEPUSTAKAAN 115
LAMPIRAN
10
Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135
Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136
Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137
Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143
INDEKS 151
BIODATA PENULIS 154
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
3
6 Bapak Muliaman D Hadad ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
Bapak Rifki Ismal PhD selaku asisten direktur Bank Indonesia yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk penulis wawancarai meskipun di tengah
kesibukan aktivitas yang beliau jalani
7 Segenap jajaran Direksi BRI syariah Bank Syariah Bukopin dan Bank
Syariah Mandiri yang telah memberikan data dan bersedia penulis
wawancarai
8 Para senior dan sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis
9 Teman-teman tercinta di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berbagi ilmu berbagi
keceriaan dan berbagi kisah dengan penulis
10 Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu Semoga
kebaikan selalu bersama kita semua
Pada akhir pengantar ini penulis mengharapkan saran dan masukan dari
para pembaca agar karya ini lebih baik lagi Semoga karya ini memberi kontribusi
positif terhadap perkembangan ilmu ekonomi terutama ekonomi Islam
Jakarta 10 November 2015
Novia Nengsih
4
ABSTRAK
Temuan utama penelitian ini adalah perbankan syariah memiliki potensi
besar dalam mengimplementasikan financial inclusion dibuktikan dengan
peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan peningkatan pembiayaan khususnya
pembiayaan mikro ditambah dengan adanya dana zakat dan dana sosial yang
memungkinkan untuk memberikan akses usaha kecil dan mikro Dukungan
kebijakan yang responsif dan sinergisitas para pemangku kepentingan
(stakeholders) membantu mempercepat pengimplementasian financial inclusion Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Demirguc Kunt Leora
Klapper dan Douglas Randall (2013) dalam penelitiannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among muslim adults bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di
perbankan dibandingkan non-muslim Penelitian ini mendukung penelitian
Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom dan Xiaochen Fu (2011) pada
penelitiannya the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries yang menyatakan bahwa
adanya instrumen redistribusi dalam ekonomi Islam seperti zakat infaq sedekah
dan wakaf akan mempercepat pengimplementasian financial inclusion Penelitian
ini juga memperkuat penelitian Franklin Allen Demirguc Kunt Leora Klapper
Maria Soledad dan Martinez Peria (2012) dalam the foundation of financial inclusion understanding ownership and use of formal account bahwa kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan
mendorong masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder Data
primer berupa hasil wawancara dengan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan perbankan syariah Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan
syariah tahun 2010-2014 dan hasil temuan dari berbagai sumber berupa data jurnal
buku dan lain sebagainya yang terkait dengan penelitian penulis Analisis data
kualitatif menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu
data reduction data display dan conclusion drawingverivication Penelitian ini
diperkuat dengan analisis data kuantitatif menggunakan teknik analisis laporan
antar keuanngan dan analisis rasio berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR
Keywords financial inclusion perbankan syariah kemiskinan
5
مستخلص financial) من ىذا املبحث أن املصارف اإلسالمية هلا قوة كبرية لتنفيذ التضمني املايل اىم
inclusion) خصوصا يف التمويل الصغريو ايضا بوجود لما فيها من التنمية ذات املعىن يف الصندوق والتمويلوكذلك أن التأييد القضية الصندوك الزكاة و االجتماعي يف اعطاء وصول املشاريع الصغرية و متناىية الصغري
ىذا التنفيذيف التسريعمحلة األسهم يساعدالتجاوبة و التعاون بني
( Leora Klapper)ولورا كالبري (Demirguumlccedil-Kunt)ىذه الرسالة توافق آراء دمريغوك كونت وتوافق أيضا وىي أن املسلمني أكثر فرصة من غريىم لتسجيل حق امللك يف املصارف(Douglas)ودوغالس
حيث قالوا إن أداة اإلعادة (Xiaochen Fu)آراء حممود حميي الدين وزمري إقبال وأمحد رستوم وشيوجني فو التوزيعية املوجودة يف االقتصاد اإلسالمي كإدارة الزكاة واإلنفاق والصدقة واألوقاف تساعد تطبيق التضمني املايل على
حيث قال إن القرارات (Franklin Allen)وال خيفى أيضا أن ىذه الرسالة تدعم رأي فرانكلني ألني وجو سريعومن جهة أخرى أن ىذه الرسالة اليت قررىا املهتمون هبا تساعد الفقراء واملساكني لتوصيلهم إىل املؤسسات املالية
الذي أرجع إىل إجراءات متنع املستضعفني والفقراء من (financial exclusion)تنقح مفهوم االستبعاد املايل احلصول على الصناديق الرمسية
فاملراجع األساسية وأما مصادر الرسالة فمراجع أساسية وثنوية حتليلالأما البحث فهو حبث وصفي واملراجع الثنوية ىي بيانات حاصلة من املقابلة مع رءاسة البنك اإلندونيسي واإلدارة املالية واملصارف اإلسالمية
ومستدركات من املصادر كالبيانات واجملالت والكتب واملراجع 2014-2010مالية للمصارف اإلسالمية سنة ( Miles )ميلسأما حتليل البيانات الوصفية فتستعمل الباحثة املنهج التحليلي الذي أنشأه ذات العالقة بالبحث
data )عرض البيانات( reduction data )اختزال البيانات وىي بثالث مراحل (Huberman ) ىوبريمانو
display) انتتاج و(conclusion) 2010وأما حتليل البيانات الكمية فبمقارنة البيانات املالية ونسبتها سنة-2014
الفقر- املصارف اإلسالمية - التضمني املايل الكلمات الدليلية
6
ABSTRACT
This study proved that Islamic banking had great potential in implementing
financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and
financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access
to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between
stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation
This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper
and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account
in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud
Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the
instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and
waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also
agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and
encourage the needy people having an access to financial institutions This research
refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the
needy people to gain accessing the formal financial system
This study was designed as a descriptive qualitative research The research
applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from
several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services
Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of
Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various
sources in the form of data journals books and several others sources related to
this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory
consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative
analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-
2014
Keywords financial inclusion Islamic banking poverty
7
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut
A Konsonan
b = ب
t = ت
th = ث
j = ج
h = ح
kh = خ
d = د
dh = ذ
r = ر
z = ز
s = س
sh = ش
s = ص
d = ض
t = ط
z = ظ
ع = lsquo
gh = غ
f = ؼ
q = ؽ
k = ؾ
l = ؿ
m = ـ
n = ف
h = ق
w = ك
y = م
B Vokal
1 Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah A A
Kasrah I I
Dammah U U
8
2 Vokal Rangkap
Tanda Nama Gabungan Huruf Nama
ل Fathah dan ya Ai a dan i
ك Fathah dan wau Au a dan w
Contoh
haul حول Husain حسني
C Maddah
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا
Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي
Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو
D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata
sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)
Contoh
al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة
E Shaddah
Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu
huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu
Contoh
nazzala نزل
F Kata Sandang
Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika
diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis
sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik
menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah
seperti kata al-Rajulu (الرجل)
Contoh
al-Qalam القلم al-Shams الشمس
9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pedoman Transliterasi
Abstrak Indonesia
Abstrak Inggris
Abstrak Arab
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A Latar Belakang 1
B Permasalahan 10
C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11
E Metodologi Penelitian 13
F Sistematika Penulisan 19
BAB II Diskursus Financial Inclusion
A Sistem Financial Inclusion 21
B Urgensi financial inclusion 34
C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36
BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah
A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46
B Simpanan di Perbankan Syariah 51
C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58
D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69
E Digital Financial Services 78
F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81
BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia
A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan
Syariah 86
B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99
C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102
D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111
BAB V Penutup
A Kesimpulan 113
B Saran 114
DAFTAR KEPUSTAKAAN 115
LAMPIRAN
10
Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135
Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136
Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137
Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143
INDEKS 151
BIODATA PENULIS 154
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
4
ABSTRAK
Temuan utama penelitian ini adalah perbankan syariah memiliki potensi
besar dalam mengimplementasikan financial inclusion dibuktikan dengan
peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan peningkatan pembiayaan khususnya
pembiayaan mikro ditambah dengan adanya dana zakat dan dana sosial yang
memungkinkan untuk memberikan akses usaha kecil dan mikro Dukungan
kebijakan yang responsif dan sinergisitas para pemangku kepentingan
(stakeholders) membantu mempercepat pengimplementasian financial inclusion Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Demirguc Kunt Leora
Klapper dan Douglas Randall (2013) dalam penelitiannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among muslim adults bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di
perbankan dibandingkan non-muslim Penelitian ini mendukung penelitian
Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom dan Xiaochen Fu (2011) pada
penelitiannya the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries yang menyatakan bahwa
adanya instrumen redistribusi dalam ekonomi Islam seperti zakat infaq sedekah
dan wakaf akan mempercepat pengimplementasian financial inclusion Penelitian
ini juga memperkuat penelitian Franklin Allen Demirguc Kunt Leora Klapper
Maria Soledad dan Martinez Peria (2012) dalam the foundation of financial inclusion understanding ownership and use of formal account bahwa kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan
mendorong masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder Data
primer berupa hasil wawancara dengan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan perbankan syariah Data sekunder berupa laporan keuangan perbankan
syariah tahun 2010-2014 dan hasil temuan dari berbagai sumber berupa data jurnal
buku dan lain sebagainya yang terkait dengan penelitian penulis Analisis data
kualitatif menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu
data reduction data display dan conclusion drawingverivication Penelitian ini
diperkuat dengan analisis data kuantitatif menggunakan teknik analisis laporan
antar keuanngan dan analisis rasio berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR
Keywords financial inclusion perbankan syariah kemiskinan
5
مستخلص financial) من ىذا املبحث أن املصارف اإلسالمية هلا قوة كبرية لتنفيذ التضمني املايل اىم
inclusion) خصوصا يف التمويل الصغريو ايضا بوجود لما فيها من التنمية ذات املعىن يف الصندوق والتمويلوكذلك أن التأييد القضية الصندوك الزكاة و االجتماعي يف اعطاء وصول املشاريع الصغرية و متناىية الصغري
ىذا التنفيذيف التسريعمحلة األسهم يساعدالتجاوبة و التعاون بني
( Leora Klapper)ولورا كالبري (Demirguumlccedil-Kunt)ىذه الرسالة توافق آراء دمريغوك كونت وتوافق أيضا وىي أن املسلمني أكثر فرصة من غريىم لتسجيل حق امللك يف املصارف(Douglas)ودوغالس
حيث قالوا إن أداة اإلعادة (Xiaochen Fu)آراء حممود حميي الدين وزمري إقبال وأمحد رستوم وشيوجني فو التوزيعية املوجودة يف االقتصاد اإلسالمي كإدارة الزكاة واإلنفاق والصدقة واألوقاف تساعد تطبيق التضمني املايل على
حيث قال إن القرارات (Franklin Allen)وال خيفى أيضا أن ىذه الرسالة تدعم رأي فرانكلني ألني وجو سريعومن جهة أخرى أن ىذه الرسالة اليت قررىا املهتمون هبا تساعد الفقراء واملساكني لتوصيلهم إىل املؤسسات املالية
الذي أرجع إىل إجراءات متنع املستضعفني والفقراء من (financial exclusion)تنقح مفهوم االستبعاد املايل احلصول على الصناديق الرمسية
فاملراجع األساسية وأما مصادر الرسالة فمراجع أساسية وثنوية حتليلالأما البحث فهو حبث وصفي واملراجع الثنوية ىي بيانات حاصلة من املقابلة مع رءاسة البنك اإلندونيسي واإلدارة املالية واملصارف اإلسالمية
ومستدركات من املصادر كالبيانات واجملالت والكتب واملراجع 2014-2010مالية للمصارف اإلسالمية سنة ( Miles )ميلسأما حتليل البيانات الوصفية فتستعمل الباحثة املنهج التحليلي الذي أنشأه ذات العالقة بالبحث
data )عرض البيانات( reduction data )اختزال البيانات وىي بثالث مراحل (Huberman ) ىوبريمانو
display) انتتاج و(conclusion) 2010وأما حتليل البيانات الكمية فبمقارنة البيانات املالية ونسبتها سنة-2014
الفقر- املصارف اإلسالمية - التضمني املايل الكلمات الدليلية
6
ABSTRACT
This study proved that Islamic banking had great potential in implementing
financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and
financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access
to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between
stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation
This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper
and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account
in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud
Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the
instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and
waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also
agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and
encourage the needy people having an access to financial institutions This research
refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the
needy people to gain accessing the formal financial system
This study was designed as a descriptive qualitative research The research
applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from
several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services
Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of
Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various
sources in the form of data journals books and several others sources related to
this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory
consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative
analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-
2014
Keywords financial inclusion Islamic banking poverty
7
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut
A Konsonan
b = ب
t = ت
th = ث
j = ج
h = ح
kh = خ
d = د
dh = ذ
r = ر
z = ز
s = س
sh = ش
s = ص
d = ض
t = ط
z = ظ
ع = lsquo
gh = غ
f = ؼ
q = ؽ
k = ؾ
l = ؿ
m = ـ
n = ف
h = ق
w = ك
y = م
B Vokal
1 Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah A A
Kasrah I I
Dammah U U
8
2 Vokal Rangkap
Tanda Nama Gabungan Huruf Nama
ل Fathah dan ya Ai a dan i
ك Fathah dan wau Au a dan w
Contoh
haul حول Husain حسني
C Maddah
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا
Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي
Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو
D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata
sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)
Contoh
al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة
E Shaddah
Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu
huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu
Contoh
nazzala نزل
F Kata Sandang
Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika
diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis
sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik
menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah
seperti kata al-Rajulu (الرجل)
Contoh
al-Qalam القلم al-Shams الشمس
9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pedoman Transliterasi
Abstrak Indonesia
Abstrak Inggris
Abstrak Arab
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A Latar Belakang 1
B Permasalahan 10
C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11
E Metodologi Penelitian 13
F Sistematika Penulisan 19
BAB II Diskursus Financial Inclusion
A Sistem Financial Inclusion 21
B Urgensi financial inclusion 34
C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36
BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah
A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46
B Simpanan di Perbankan Syariah 51
C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58
D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69
E Digital Financial Services 78
F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81
BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia
A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan
Syariah 86
B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99
C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102
D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111
BAB V Penutup
A Kesimpulan 113
B Saran 114
DAFTAR KEPUSTAKAAN 115
LAMPIRAN
10
Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135
Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136
Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137
Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143
INDEKS 151
BIODATA PENULIS 154
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
5
مستخلص financial) من ىذا املبحث أن املصارف اإلسالمية هلا قوة كبرية لتنفيذ التضمني املايل اىم
inclusion) خصوصا يف التمويل الصغريو ايضا بوجود لما فيها من التنمية ذات املعىن يف الصندوق والتمويلوكذلك أن التأييد القضية الصندوك الزكاة و االجتماعي يف اعطاء وصول املشاريع الصغرية و متناىية الصغري
ىذا التنفيذيف التسريعمحلة األسهم يساعدالتجاوبة و التعاون بني
( Leora Klapper)ولورا كالبري (Demirguumlccedil-Kunt)ىذه الرسالة توافق آراء دمريغوك كونت وتوافق أيضا وىي أن املسلمني أكثر فرصة من غريىم لتسجيل حق امللك يف املصارف(Douglas)ودوغالس
حيث قالوا إن أداة اإلعادة (Xiaochen Fu)آراء حممود حميي الدين وزمري إقبال وأمحد رستوم وشيوجني فو التوزيعية املوجودة يف االقتصاد اإلسالمي كإدارة الزكاة واإلنفاق والصدقة واألوقاف تساعد تطبيق التضمني املايل على
حيث قال إن القرارات (Franklin Allen)وال خيفى أيضا أن ىذه الرسالة تدعم رأي فرانكلني ألني وجو سريعومن جهة أخرى أن ىذه الرسالة اليت قررىا املهتمون هبا تساعد الفقراء واملساكني لتوصيلهم إىل املؤسسات املالية
الذي أرجع إىل إجراءات متنع املستضعفني والفقراء من (financial exclusion)تنقح مفهوم االستبعاد املايل احلصول على الصناديق الرمسية
فاملراجع األساسية وأما مصادر الرسالة فمراجع أساسية وثنوية حتليلالأما البحث فهو حبث وصفي واملراجع الثنوية ىي بيانات حاصلة من املقابلة مع رءاسة البنك اإلندونيسي واإلدارة املالية واملصارف اإلسالمية
ومستدركات من املصادر كالبيانات واجملالت والكتب واملراجع 2014-2010مالية للمصارف اإلسالمية سنة ( Miles )ميلسأما حتليل البيانات الوصفية فتستعمل الباحثة املنهج التحليلي الذي أنشأه ذات العالقة بالبحث
data )عرض البيانات( reduction data )اختزال البيانات وىي بثالث مراحل (Huberman ) ىوبريمانو
display) انتتاج و(conclusion) 2010وأما حتليل البيانات الكمية فبمقارنة البيانات املالية ونسبتها سنة-2014
الفقر- املصارف اإلسالمية - التضمني املايل الكلمات الدليلية
6
ABSTRACT
This study proved that Islamic banking had great potential in implementing
financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and
financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access
to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between
stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation
This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper
and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account
in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud
Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the
instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and
waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also
agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and
encourage the needy people having an access to financial institutions This research
refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the
needy people to gain accessing the formal financial system
This study was designed as a descriptive qualitative research The research
applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from
several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services
Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of
Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various
sources in the form of data journals books and several others sources related to
this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory
consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative
analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-
2014
Keywords financial inclusion Islamic banking poverty
7
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut
A Konsonan
b = ب
t = ت
th = ث
j = ج
h = ح
kh = خ
d = د
dh = ذ
r = ر
z = ز
s = س
sh = ش
s = ص
d = ض
t = ط
z = ظ
ع = lsquo
gh = غ
f = ؼ
q = ؽ
k = ؾ
l = ؿ
m = ـ
n = ف
h = ق
w = ك
y = م
B Vokal
1 Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah A A
Kasrah I I
Dammah U U
8
2 Vokal Rangkap
Tanda Nama Gabungan Huruf Nama
ل Fathah dan ya Ai a dan i
ك Fathah dan wau Au a dan w
Contoh
haul حول Husain حسني
C Maddah
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا
Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي
Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو
D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata
sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)
Contoh
al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة
E Shaddah
Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu
huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu
Contoh
nazzala نزل
F Kata Sandang
Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika
diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis
sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik
menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah
seperti kata al-Rajulu (الرجل)
Contoh
al-Qalam القلم al-Shams الشمس
9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pedoman Transliterasi
Abstrak Indonesia
Abstrak Inggris
Abstrak Arab
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A Latar Belakang 1
B Permasalahan 10
C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11
E Metodologi Penelitian 13
F Sistematika Penulisan 19
BAB II Diskursus Financial Inclusion
A Sistem Financial Inclusion 21
B Urgensi financial inclusion 34
C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36
BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah
A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46
B Simpanan di Perbankan Syariah 51
C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58
D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69
E Digital Financial Services 78
F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81
BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia
A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan
Syariah 86
B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99
C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102
D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111
BAB V Penutup
A Kesimpulan 113
B Saran 114
DAFTAR KEPUSTAKAAN 115
LAMPIRAN
10
Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135
Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136
Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137
Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143
INDEKS 151
BIODATA PENULIS 154
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
6
ABSTRACT
This study proved that Islamic banking had great potential in implementing
financial inclusion it was indicated by a significant increase in funding and
financing especially microfinance Zakat funds and social funds can provide access
to small and micro enterprise The responsive policy support and synergy between
stakeholders helped the acceleration of financial inclusion implementation
This research was similiar to the study of Demirguc Kunt Leora Klapper
and Douglas which stated that Muslims are more likely to have an official account
in banks compared to non-Muslims This study was also in line with Mahmoud
Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom and Xiaochen Fu who declared that the
instruments of economic redistribution in Islam such as zakagth infagtq sadaqoh and
waqaf will accelerate the implementation of financial inclusion The study also
agreed with Franklin Allen et All which stated that the policies will help and
encourage the needy people having an access to financial institutions This research
refused the concept offinancial exclusion which refers to processes that prevents the
needy people to gain accessing the formal financial system
This study was designed as a descriptive qualitative research The research
applied with primary and secondary data sources The primary data obtained from
several interviews with the stafs of Indonesian Banks Indonesia Financial Services
Authority and the Islamic Banking Secondary data collected from the reports of
Islamic Banking financial statements since 2010-2014 and resulted from various
sources in the form of data journals books and several others sources related to
this study The qualitative data analyzed by using Miles and Hubermanrsquos theory
consisted three major steps data reduction data display dan conclusion drawingverivication While quantitative data analyzed by using comparative
analysis of financial statements and financial ratio analysis over the period of 2010-
2014
Keywords financial inclusion Islamic banking poverty
7
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut
A Konsonan
b = ب
t = ت
th = ث
j = ج
h = ح
kh = خ
d = د
dh = ذ
r = ر
z = ز
s = س
sh = ش
s = ص
d = ض
t = ط
z = ظ
ع = lsquo
gh = غ
f = ؼ
q = ؽ
k = ؾ
l = ؿ
m = ـ
n = ف
h = ق
w = ك
y = م
B Vokal
1 Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah A A
Kasrah I I
Dammah U U
8
2 Vokal Rangkap
Tanda Nama Gabungan Huruf Nama
ل Fathah dan ya Ai a dan i
ك Fathah dan wau Au a dan w
Contoh
haul حول Husain حسني
C Maddah
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا
Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي
Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو
D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata
sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)
Contoh
al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة
E Shaddah
Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu
huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu
Contoh
nazzala نزل
F Kata Sandang
Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika
diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis
sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik
menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah
seperti kata al-Rajulu (الرجل)
Contoh
al-Qalam القلم al-Shams الشمس
9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pedoman Transliterasi
Abstrak Indonesia
Abstrak Inggris
Abstrak Arab
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A Latar Belakang 1
B Permasalahan 10
C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11
E Metodologi Penelitian 13
F Sistematika Penulisan 19
BAB II Diskursus Financial Inclusion
A Sistem Financial Inclusion 21
B Urgensi financial inclusion 34
C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36
BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah
A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46
B Simpanan di Perbankan Syariah 51
C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58
D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69
E Digital Financial Services 78
F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81
BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia
A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan
Syariah 86
B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99
C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102
D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111
BAB V Penutup
A Kesimpulan 113
B Saran 114
DAFTAR KEPUSTAKAAN 115
LAMPIRAN
10
Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135
Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136
Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137
Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143
INDEKS 151
BIODATA PENULIS 154
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
7
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut
A Konsonan
b = ب
t = ت
th = ث
j = ج
h = ح
kh = خ
d = د
dh = ذ
r = ر
z = ز
s = س
sh = ش
s = ص
d = ض
t = ط
z = ظ
ع = lsquo
gh = غ
f = ؼ
q = ؽ
k = ؾ
l = ؿ
m = ـ
n = ف
h = ق
w = ك
y = م
B Vokal
1 Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah A A
Kasrah I I
Dammah U U
8
2 Vokal Rangkap
Tanda Nama Gabungan Huruf Nama
ل Fathah dan ya Ai a dan i
ك Fathah dan wau Au a dan w
Contoh
haul حول Husain حسني
C Maddah
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا
Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي
Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو
D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata
sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)
Contoh
al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة
E Shaddah
Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu
huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu
Contoh
nazzala نزل
F Kata Sandang
Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika
diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis
sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik
menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah
seperti kata al-Rajulu (الرجل)
Contoh
al-Qalam القلم al-Shams الشمس
9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pedoman Transliterasi
Abstrak Indonesia
Abstrak Inggris
Abstrak Arab
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A Latar Belakang 1
B Permasalahan 10
C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11
E Metodologi Penelitian 13
F Sistematika Penulisan 19
BAB II Diskursus Financial Inclusion
A Sistem Financial Inclusion 21
B Urgensi financial inclusion 34
C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36
BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah
A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46
B Simpanan di Perbankan Syariah 51
C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58
D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69
E Digital Financial Services 78
F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81
BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia
A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan
Syariah 86
B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99
C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102
D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111
BAB V Penutup
A Kesimpulan 113
B Saran 114
DAFTAR KEPUSTAKAAN 115
LAMPIRAN
10
Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135
Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136
Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137
Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143
INDEKS 151
BIODATA PENULIS 154
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
8
2 Vokal Rangkap
Tanda Nama Gabungan Huruf Nama
ل Fathah dan ya Ai a dan i
ك Fathah dan wau Au a dan w
Contoh
haul حول Husain حسني
C Maddah
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan alif agt a dan garis di atas ػػػػا
Kasrah dan ya igt i dan garis di atas ػػػػي
Dammah dan wau ugt u dan garis di atas ػػػػو
D Tarsquo Marbugttah (ة) Transliterasi tarsquo marbugttah ditulis dengan sbquoh‛ baik dirangkai dengan kata
sesudahnya maupun tidak contoh marrsquoah (مرأة) madrasah ( مدرسة)
Contoh
al-Madigtnat al-Munawwarah املدينةاملنورة
E Shaddah
Shaddahtashdigtd pada transliterasi ini dilambangkan dengan huruf yaitu
huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu
Contoh
nazzala نزل
F Kata Sandang
Kata sandang sbquoالـ‛ dilambangkan berdasarkan huruf yang mengikutinya jika
diikuti huruf shamsiyah maka ditulis sesuai huruf yang bersangkutan dan ditulis
sbquoal‛ jika diikuti dengan huruf qamariyah Selanjutnyaال ditulis lengkap baik
menghadapi al-Qamariyah contoh kata al-Qamar (القمر) maupun al-Shamsiyah
seperti kata al-Rajulu (الرجل)
Contoh
al-Qalam القلم al-Shams الشمس
9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pedoman Transliterasi
Abstrak Indonesia
Abstrak Inggris
Abstrak Arab
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A Latar Belakang 1
B Permasalahan 10
C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11
E Metodologi Penelitian 13
F Sistematika Penulisan 19
BAB II Diskursus Financial Inclusion
A Sistem Financial Inclusion 21
B Urgensi financial inclusion 34
C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36
BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah
A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46
B Simpanan di Perbankan Syariah 51
C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58
D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69
E Digital Financial Services 78
F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81
BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia
A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan
Syariah 86
B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99
C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102
D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111
BAB V Penutup
A Kesimpulan 113
B Saran 114
DAFTAR KEPUSTAKAAN 115
LAMPIRAN
10
Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135
Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136
Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137
Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143
INDEKS 151
BIODATA PENULIS 154
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pedoman Transliterasi
Abstrak Indonesia
Abstrak Inggris
Abstrak Arab
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A Latar Belakang 1
B Permasalahan 10
C Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan 11
E Metodologi Penelitian 13
F Sistematika Penulisan 19
BAB II Diskursus Financial Inclusion
A Sistem Financial Inclusion 21
B Urgensi financial inclusion 34
C Financial Inclusion dalam ekonomi Islam 36
BAB III Financial Inclusion pada Perbankan Syariah
A Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah 46
B Simpanan di Perbankan Syariah 51
C Pembiayaan di Perbankan Syariah 58
D Rasio Keuangan Perbankan Syariah 69
E Digital Financial Services 78
F Peluang Memperluas Financial Inclusion di Perbankan Syariah 81
BAB IV Sinergisitas Implementasi Financial Inclusion di Indonesia
A Strategi Bank Indonesia tentang Financial Inclusion melalui Perbankan
Syariah 86
B Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Financial Inclusion melalui Perbankan Syariah 99
C Strategi Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Financial Inclusion 102
D Perkembangan Implementasi Financial Inclusion di Perbankan Syariah 111
BAB V Penutup
A Kesimpulan 113
B Saran 114
DAFTAR KEPUSTAKAAN 115
LAMPIRAN
10
Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135
Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136
Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137
Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143
INDEKS 151
BIODATA PENULIS 154
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
10
Lampiran I Hasil Wawancara 125 Lampiran II Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 134
Lampiran III Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 135
Lampiran IV Laporan Keuangan BRI Syariah 2010-2014 136
Lampiran V Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Jenis Penggunaan dan Provinsi ndash Maret 2015 137
Lampian VI Total Pembiayaan Dana Pihak Ketiga dan FDR Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan KotaKabupaten Maret 2015 138 GLOSARIUM 143
INDEKS 151
BIODATA PENULIS 154
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
11
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Jaringan Kantor Perbankan Syariah 48
Tabel 32 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - Maret 2015
(Individual Islamic Banking Network) 49
Tabel 33 Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat syariah berdasarkan Lokasi
(Number of Islamic Rural Bank based on Location) 50
Tabel 34 Prinsip Produk Pendanaan 54
Tabel 35 Komposisi DPK ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Depositor Funds Composition of Islamic Comercial Bank and
Islamic Business Unit) 55
Tabel 36 Jumlah Rekening DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (number of account in Depositor Funds of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 55
Tabel 37 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Mandiri
2010-2014 56
Tabel 38 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2-14 56
Tabel 39 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT Bank Syariah Bukopin
2010-2014 57
Tabel 310 Perkembangan Dana Pihak Ketiga PT BRI Syariah 2010-2014 57
Tabel 311 Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah ndash Maret 2015 (Percentage of FDR Islamic
Comercial Bank and Islamic Business) 6
Tabel 312 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah(financing composition of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit) 62
Tabel 313 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan jenis Penggunaan (financing of Islamic commercial
Bank and Islamic Business Unit based on type of usage) 62
Tabel 314 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 63
Tabel 315 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 63
Tabel 316 Perkembangan Pembiayaan BRI Syariah 2010-2014 64
Tabel 317 Pembiyaan ndash Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasarkan Golongan Pembiayaan (financing of Islamic
commercial Bank and Islamic Business Unit based on type of
Financing) 64
Tabel 318 Pembiyaan PT Bank Syariah Bukopin berdasarkan Golongan
Pembiayaan 67
Tabel 319 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (number of account in Financing of Islamic
Comercial Bank and Islamic Business Unit) 6
Tabel 320 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
berdasakan Golongan PiutangPembiayaan dan Provinsi ndash Maret
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
12
2015 (Financing of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit based on Type of Financing and Province) 68
Tabel 321 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Financial Ratios of Islamic Comercial Bank and Islamic
Business Unit) 71
Tabel 322 Total Aset Gross Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR dan
NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasakan
Provinsi ndash Maret 2015 (Total of Gross Assets Financing
Depositor Funds percentage of FDR and percentage of NPF
Islamic Comercial Bank and Islamic Business Unit based on
Province) 72
Tabel 323 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Bukopin 2010-2014 73
Tabel 324 Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin 2010-2014 74
Tabel 325 Ikhtisar Keuangan BRI syariah 2010-2014 75
Tabel 326 Analisis Rasio Laporan Keuangan BRI syariah 2010-2014 76
Tabel 327 Ikhtisar Keuangan Bank Syariah Mandiri 2010-2014 77
Tabel 328 Analisis Rasio Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
2010-2014 77
Tabel 329 Layanan Syariah (Office Channeling) 80
Tabel 41 Karakteristik Kelompok Sasaran 90
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Financial Literacy 24
Gambar 22 Skor Financial Literacy 25
Gambar 23 Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 24 Dimensi Akses Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 32
Gambar 25 Dimensi Penggunaan Indeks Keuangan Inklusif (IKI) 33
Gambar 31 The Use of Savings in Indonesia 52
Gambar 32 Level of Credit Usage in Indonesia 59
Gambar 33 Peta Rasio DPK dan Kredit per 1000 Penduduk Dewasa
menurut Provinsi 70
Gambar 34 Peta rasio jumlah kantor pelayanan bank per 100000
penduduk dewasa per provinsi 78
Gambar 41 Sinergisitas Financial Inclusion 85
Gambar 42 Diagram kebijakan financial inclusion 87
Gambar 43 Diagram kebijakan financial inclusion 89
Gambar 44 National Strategi Financial Inclusion 93
Gambar 45 Keuangan Inklusif dan Stabilitas Sistem Keuangan 95
Gambar 46 Perluasan Pilar Financial Inclusion Perlindungan
Konsumen 96
Gambar 47 Journey keuangan Inklusif 97
Gambar 48 Lima Pilar Financial Inclusif 101
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
14
SINGKATAN
ADB Asian Development Bank
AFI Alliance for Financial Inclusion
BOPO Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional BSB Bank Syariah Bukopin
BSM Bank Syariah Mandiri
BUS Bank Umum Syariah
CAR Capital Adequacy Ratio
CRC Committe On Financial Inclusion under the chairmanship of C
Rajaratman
DTC Deposit Taking Company
FATF Financial Action Task Force
FDR Financing to Deposit Ratio
FIEG Financial Inclusion Experts Group
IDB Islamic Development Bank
IKI Indeks Keuangan Inklusif
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
KUR Kredit Usaha Rakyat
LKM Lembaga Keuangan Mikro
MoU Nota Kesepahaman Bersama
NPF Non Performing Financing
NSFI National Strategy for Financial Inclusion
OJK Otoritas Jasa keuangan
OKI Organisasi Kerjasama Islam
ROA Return on Assets
ROE Return on Equity
SME Small and Medium Sized Enterprise
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UUS Unit Usaha Syariah
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
15
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Krisis keuangan global yang terjadi tahun 1998 krisis tahun 20081 dan
krisis di Eropa tahun 2011 telah membuat industri perbankan Eropa anjlok
Padahal bank-bank sangat berperan dalam perekonomian kapitalis Sistem ekonomi
kapitalis sangat bersandar pada kredit dan bank merupakan sumber pinjaman
utama Keadaan perekonomian ini membuat kekuatan perekonomian dunia beralih
dari Barat ke Timur khususnya Asia Saat terjadinya krisis ini beberapa negara di
Asia justru mengalami pertumbuhan
Jhong Wha Lee dalam penelitiannya menggunakan kerangka akuntansi
pertumbuhan menemukan bahwa negara berkembang di Asia tumbuh pesat selama
tiga dekade terakhir terutama karena pertumbuhan yang kuat pada akumulasi modal
yang mencapai 60l persen pada tahun 2012 dan 66 persen pada tahun 2013
Pertumbuhan di Asia juga didukung oleh tingkat konsumsi yang sangat besar di
Asia Tenggara dan adanya pemulihan ekonomi ringan di Cina Negara-negara di
kawasan Asia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah perlambatan
ekonomi global Cina India dan Indonesia tetap bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonominya masing-masing dengan kekuatan konsumsi domestik
Salah satu faktor tingginya tingkat konsumsi yang terjadi di Cina India dan
Indonesia adalah jumlah populasi negara tersebut hampir setengah dari penduduk di
dunia yaitu sekitar 28 miliar penduduk atau sekitar 40 persen dari jumlah
penduduk dunia2
Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi salah satunya didukung oleh sektor keuangan baik
perbankan maupun non-bank Pembangunan sektor perbankan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelayanan
perbankan seperti pemberian kredit bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi3
Pertumbuhan ekonomi Asia ternyata belum didukung oleh akses
masyarakat terhadap lembaga keuangan Akses masyarakat Indonesia terhadap
lembaga keuangan juga masih rendah Berdasarkan data dari World Bank Global Financial Inclusion Index 2011 memaparkan bahwa Financial Inclusion Index
1Krisis yang terjadi di Eropa pada bulan Oktober 2008 menyebabkan hasil industri
Eropa menurun drastis Di Perancis hasil industri turun 72 persen dibandingkan dengan
oktober 2007 Di Swedia hasil industri turun 71 persen di Italia turun 67 persen di
Yunani turun 45 persen dan di Jerman turun 21 persen Lihat Abu Faiz dan Oni Noviandi
Menyongsong Sistem Ekonomi Anti Krisis (Bogor Pustaka Thariqul Izzah 2009) 119
2Jhong-Wha Lee sbquoEconomic Growth in Asia Determinants and Prospects‛
Science Direct Volume 24 Issue 2 (Maret 2012) 101ndash113 3Xiaoqiang Cheng dan Hans Degryse sbquoThe Impact of Bank and Non Bank
Financial Institutions on Local Economic Growth in China‛ Journal of Financial Sevices Research Volume 37 Issue 2-3 (2010) 179-199
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
16
Indonesia hanya 196 persen Ini masih jauh di bawah negara-negara lain seperti
Malaysia 667 persen Philipina 265 persen Thailand 777 persen Vietnam 214
persen India 352 persen China 638 persen Rusia 482 persen dan Brazil 559
persen4
Masyarakat memiliki hambatan dalam mengakses lembaga keuangan
Tingginya unbankable people disebabkan karena gap kemiskinan antar provinsi
rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi asymmetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank
pada sektor mikro dan terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan Inilah yang
menjadi alasan urgennya pengimplementasian financial inclusion5 Pada KTT Pittsburgh bulan September 2009 para pemimpin G20
berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat
miskin Disini diluncurkan G20 Financial Inclusion Experts Group (FIEG) dan juga
menyepakati model Small and Medium Sized Enterprise (SME) untuk mendapatkan
akses pembiayaan dari perbankan serta memperkuat regulasi financial inclusion
dan perlindungan konsumen Pada KTT Toronto bulan Juni 2010 para pemimpin
G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan
keuangan bagi masyarakat miskin dan meluncurkan G20 SME finance challenge
Pada KTT Toronto sektor swasta juga dihimbau ikut andil dalam mewujudkan
financial inclusion Para pemimpin G20 juga mendukung satu prinsip Inklusi Keuangan Inovatif yang bertujuan untuk membentuk landasan dan rencana aksi
pragmatis untuk meningkatkan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin
Hasil kesepakatan dalam KTT negara G-20 menetapkan financial inclusion sebagai
pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di negara-
negara anggotanya Negara yang memiliki masalah terkait kemiskinan berupaya
untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif Hal ini menjadikan financial inclusion salah satu fokus pembangunan pada sektor keuangan di berbagai negara
karena sistem keuangan yang baik dapat mendorong pertumbuhan dan mengurangi
kemiskinan6
Rajalaxmi Kamath menulis dalam artikelnya yang berjudul financial inclusion vis-agrave-vis social banking bahwa financial inclusion adalah proses untuk
memastikan akses kredit yang tepat waktu dan memadai serta memberikan layanan
keuangan kepada kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah7 Financial
inclusion juga diartikan sebagai proses untuk memastikan akses produk dan layanan
keuangan yang dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya dan
4Demirguc Kuntetal sbquoGlobal Findex Database 2014 Measuring Financial
Inclusion Around the World‛ Policy Research Working Paper Vol 1 (2015) 7255 5Bank Indonesia Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion November 2013
6Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 7Rajalaxmi Kamath sbquoFinancial Inclusion Vis AgraveVis Social Banking‛ Economic and
Political Weekly Vol 42 No 15 (April 2007) 1334-1335
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
17
kelompok-kelompok yang berpenghasilan rendah pada khususnya dengan biaya
yang terjangkau secara adil dan transparan8
Menurut CRC (Committe on Financial Inclusion under the chairmanship of C Rajaratman) mendefinisikan financial inclusion sebagai proses akses terhadap
layanan keuangan dan kredit yang tepat waktu dan memadai yang dibutuhkan oleh
kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat lemah dan kelompok berpenghasilan
rendah dengan biaya yang terjangkau World Bank dan European Commision 2008
juga mendefenisikan bahwa financial inclusion merupakan suatu kegiatan
menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan baik
dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam
menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan9 Financial inclusion juga
dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan perbankan dengan biaya yang
terjangkau untuk kelompok berpenghasilan rendah Defenisi ini sangat tepat pada
saat pemberian kredit pada masyarakat yang membutuhkan Kredit adalah
komponen yang sangat penting namun financial inclusion juga mencakup berbagai
jasa keuangan lainnya seperti tabungan asuransi pembayaran dan fasilitas
pengiriman uang oleh sistem keuangan formal untuk orang-orang yang cenderung
excluded10
Financial inclusion bertujuan mendorong unbankable people untuk
memiliki akses ke sistem keuangan formal sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mengakses jasa keuangan mulai dari tabungan pembayaran pembiayaan
asuransi dan berbagai jasa keuangan lainnya11
Tujuan lain dari financial inclusion
adalah agar setiap lapisan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah dapat
memiliki akses dengan mudah dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan
Kemudahan akses masyarakat terhadap sistem perbankan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara Financial inclusion juga bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial menyelamatkan masyarakat kecil dari jerat utang
kepada rentenir akibat tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan di wilayah
sekitar mereka serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
peningkatan kemampuan individu dalam mengelola keuangannya Dalam hal ini
Bank Indonesia mengeluarkan 23 butir kebijakan yang meliputi lima aspek yakni
kebijakan penguatan stabilitas moneter kebijakan mendorong peran intermediasi
8Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin (November 2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 9Rajaram Dasgupta sbquoTwo Approaches to Financial Inclusion‛ Economic and
Political Weekly Vol 44 No 2627 (Juni 2009) 41-44 10
S Mahendra Dev sbquoFinancial Inclusion Issues and Challenges‛ Economic and Political Weekly Vol 41 No 41 (Oktober 2006) 4310-4313
11Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB)
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
18
perbankan kebijakan meningkatkan ketahanan perbankan penguatan kebijakan
makro prudensial serta penguatan fungsi pengawasan12
Financial inclusion mempromosikan penghematan dan mengembangkan
budaya menabung meningkatkan akses kredit baik kewirausahaan maupun
konsumsi dan juga memungkinkan mekanisme pembayaran yang efisien sehingga
memperkuat basis sumber daya lembaga keuangan yang mampu memberikan
manfaat ekonomi sebagai sumber daya dan tersedianya mekanisme pembayaran
yang efisien dan alokatif Bukti empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan
populasi penduduk yang besar belum mempunyai akses yang luas terhadap sektor
formal lembaga keuangan dan juga menunjukkan rasio kemiskinan yang lebih tinggi
dan ketimpangan yang lebih tinggi Dengan demikian financial inclusion hari ini
bukanlah merupakan pilihan tetapi menjadi sebuah keharusan dan perbankan
merupakan pendorong utama untuk implementasi financial inclusion13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan defenisi financial inclusion adalah proses untuk memberikan akses layanan keuangan formal kepada unbankable people Unbankable people merupakan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung yang belum tersentuh atau belum memiliki akses kepada layanan
keuangan formal
Urgensi implementasi financial inclusion terlihat dari beberapa penelitian
Demirguc-Kunt etal dalam penelitiaannya Islamic finance and financial inclusion measuring use of and demand for formal financial services among Muslim adults menyatakan bahwa orang muslim lebih mungkin memiliki akun resmi di perbankan
dibandingkan non-muslim Dengan adanya instrumen-instrumen redistributif dalam
ekonomi Islam seperti zakat infaq sadaqah maka orang muslim berpotensi besar
dalam melakukan financial inclusion14 Franklin Allen etal dalam penelitiannya the foundations of financial
inclusion understanding ownership and use of formal accounts menggunakan data
123 negara dan lebih dari 124000 orang menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan akan membantu dan mendorong
masyarakat miskin untuk memiliki akses ke lembaga keuangan15
12
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan Lisensi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 13
Kamalesh Shailesh C Chakrobarty ‛Financial Inclusion and Banks Issues and
Perspective‛ RBI Monthly Bulletin November (2011)
httprbidocsrbiorginrdocsBulletinPDFs02SEPC1111FLpdf (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1405 WIB) 14
Demirguc-Kunt etal sbquoIslamic Finance and Financial Inclusion Measuring Use
of and Demand for Formal Financial Services among Muslim Adults‛ Review of Middle East Economics and Finance Volume 10 Issue 2 (Agustus 2014) 177ndash218
15Franklin Allen etal sbquoThe Foundations of Financial Inclusion Understanding
Ownership and Use of Formal Accounts‛ World Bank Policy Research Working Paper No
6642 (2012) httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2188803 (Diakses tanggal
16 Mei 2014 jam 1500 WIB)
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
19
Mahmoud Mohieldin etal dalam penelitian the role of Islamic finance in enhancing financial inclusion in organization of Islamic cooperation (OIC) countries mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi di negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kesenjangan ini terkait
keuangan mikro syariah dan instrumen redistribusi tradisional Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengimplementasian instrumen ekonomi konvensional dapat
menyebabkan kemiskinan dan ketidakmetaraan ekonomi di negara-negara muslim
Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara muslim yang serius
dalam mengimplementasikan financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan dan fokus pada peningkatan infrastruktur
serta dukungan regulasi yang kuat Instrumen syariah yang dimaksud adalah
instrumen redistributif seperti zakat sadaqah wakaf dan qard al-Hasagtn16
Financial inclusion di Indonesia baru di luncurkan pada tahun 2010 Bank
Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial Inclusion (NSFI)
sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan Selama
ini 32 atau 76 juta penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan
(financial exclusion) Selain itu 60-70 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) juga belum memiliki akses terhadap perbankan Padahal hampir 53 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat
besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan17
Implementasi financial inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengembangan
BMT (Baitul Magtl wa al-tamwigtl) KUR adalah skema kredit usaha khusus bagi
UMKM dan koperasi yang telah memenuhi standar kelayakan usaha namun tidak
memiliki agunan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan
Melalui program KUR pemerintah berupaya meningkatkan akses UMKM kepada
kredit usaha dari perbankan dengan cara meningkatkan kapasitas perusahaan
penjamin18
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 november 200719
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman
16
Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role Of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (Desember 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB) 17
Deasy Puspita Rini sbquoReview Kajian Mingguan LiSEnSi Financial Inclusion‛ Lisensi UIN Jakarta (25 Desember 2013)
httpslisensiuinjktwordpresscom20131225review-kajian-mingguan-lisensi-financial-
inclusion (Diakses 23 Mei 2015 jam 1255 WIB) 18
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110 19
KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan
UKM dipimpin oleh presiden RI Lihat Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta Gramedia 2014) 110
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
20
Bersama (MoU) antara pemerintah dan dunia perbankan pada 9 Oktober 2007
tentang penjaminan kreditpembiayaan kepada UMKM dan Koperasi Terdapat tiga
pilar utama dalam pelaksanaan program KUR yaitu (1) Pemerintah Pemerintah
dalam hal ini mendorong membantu dan mendukung penyaluran dan penjaminan
kredit (2) Lembaga Penjamin Bertindak sebagai wakil pemerintah dan menjadi
penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan (3) Perbankan Institusi
perbankan bertindak selaku lembaga penerima jaminan yang menyalurkan kredit
kepada UMKM dan koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing20
Program KUR ternyata belum bisa menyelesaikan masalah financial exclusion Masyarakat masih kesulitan untuk mendapat pinjaman KUR disebabkan
KUR disalurkan melalui perbankan konvensional Perbankan sebagai lembaga
bisnis masih menggunakan analisa 5C (character capacity collateral capital dan
condition of economic) dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga
collateral selalu menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
pembiayaan KUR Efek KUR yang dicanangkan pemerintah ternyata belum
dirasakan oleh masyarakat
Ide financial inclusion pada dasarnya adalah membuka seluasnya akses
terhadap jasa keuangan bagi masyarakat khususnya masyarakat golongan bawah
sebagai golongan unbankable people Melihat rendahnya tingkat akses jasa
keuangan Indonesia maka isu financial inclusion menjadi sangat relevan untuk
dimunculkan dan dioptimalkan Dengan struktur pelaku usaha dalam perekonomian
Indonesia yang didominasi oleh unit usaha mikro dan kecil yang mencapai 512 juta
unit atau mencapai 9991 dari pelaku usaha di Indonesia (data Kemenkop-
UMKM) maka tentu saja isu financial inclusion ini diharapkan sektor keuangan
mampu menjawab dan melayani kebutuhan akses jasa keuangan segmen raksasa
(dominan) sektor usaha Indonesia ini
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Bank 60 penduduk
Indonesia meminjam uang namun hanya 26 yang meminjam dari bank atau
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Secara spesifik hanya 17 yang dilayani oleh
perbankan sisanya dilayani oleh lembaga keuangan semi-formal (9) Selebihnya
pinjaman yang didapatkan oleh penduduk Indonesia berasal dari sektor informal
(34) yaitu dari tetangga teman dan keluarga Sementara penduduk yang belum
terlayani masih juga relatif besar yaitu 40 dimana 60 dari kelompok ini dinilai
tidak layak mendapatkan pinjaman karena tergolong miskin dan sangat miskin 21
20
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 110-111 21
Akmaluddin Suangkupon etal sbquoDirektori Produk Kredit dan Tabungan se
Kalimantan Tengah‛ Unit Akses Keuangan dan UMKM KPBI Provinsi Kalimantan Tengah (2014)
httpsbooksgooglecoidbooksid=aMq9BgAAQBAJamppg=PA1amplpg=PA1ampdq=survei+UI
+tentang+orang+yang+punya+akun+di+bankampsource=blampots=zejYj7adYAampsig=qPC1fE23
et96h8fcFcEkB876uewamphl=idampsa=Xampei=aXxhVZuvIpSSuASPsIOQDAampredir_esc=yv=on
epageampq=survei20UI20tentang20orang20yang20punya20akun20di20bank
ampf=false (Diakses 24 Mei 2015 Jam 1446 WIB)
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
21
Penelitian Otoritas Jasa keuangan (OJK) tahun 2013 melalui survei di 20
provinsi dengan 8000 responden mengungkap relatif rendahnya literasi
(pemahaman) keuangan masyarakat Indonesia Kondisi ini sejalan dengan
rendahnya tingkat inklusi keuangan warga Dalam hal literasi tingkat pemahaman
masyarakat atas perbankan sekitar 22 persen jasa asuransi 18 persen pegadaian 15
persen lembaga pembiayaan 7 persen dan pasar modal 4 persen Hasil-hasil ini
mengandung pesan bahwa tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia kecuali
membuat program dan kebijakan untuk meningkatkan akses keuangan bagi
masyarakat miskin yakni program dan kebijakan yang dapat menjadi solusi bagi
rumah tangga miskin yang kesulitan mendapatkan dukungan kredit dari lembaga
keuangan formal22
Perbankan syariah merupakan lembaga penting dalam
mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Jika kita flashback ke 2008
jumlah pemain industri perbankan syariah saat itu masih berjumlah 155 yaitu 3
Bank Umum Syariah (BUS) 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 124 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kini jumlah itu semakin meningkat seiring
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk-produk keuangan
non-bunga Pada Desember 2013 saja Indonesia telah memiliki 11 Bank Umum
Syariah (BUS) 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 16 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)23
Ini merupakan bukti konkrit bahwa perbankan syariah mampu
bertahan dan tumbuh meskipun di tengah instabilitas ekonomi seperti krisis 1998
2008 dan krisis yang melanda Eropa 2011 silam Perkembangan secara kuantitas ini
sudah tersebar dari pusat hingga ke daerah sehingga bisa dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
Makin meluasnya jangkauan perbankan syariah menunjukkan peran
perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi rakyat negeri ini
Perbankan syariah akan tampil sebagai garda terdepan atau lokomotif terwujudnya
financial inclusion Ini pula yang menjadi misi dasar dan utama syariah yakni
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat
Optimisme ini dibangun berdasarkan beberapa faktor Pertama bank
syariah lebih dekat kepada sektor rill karena produk yang ditawarkan khususnya
dalam pembiayaan senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor ril
sehingga dampaknya lebih lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Kedua tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharagtr) sehingga
mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis keuangan
global Secara makro perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional Ketiga sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
22
Nusron Wahid Keuangan Inklusif Membongkar Hegemoni Keuangan (Jakarta
Gramedia 2014) 5 23
Bank Indonesia sbquoStatistik Perbankan Syariah per Desember 2013
wwwojkgoiddlphpi=2688 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1329 WIB)
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
22
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak baik bagi pemilik dana selaku deposan
pengusaha selaku debitor maupun pihak bank selaku pengelola dana24
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoud Mohieldin Zamir Iqbal Ahmed Rostom Xiaochen Fu dengan judul The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries menyatakan bahwa prinsip-prinsip inti Islam sangat dekat dengan financial inclusion Isu financial inclusion di perbankan syariah menjadi solusi kredit
perbankan konvensional melalui instrumen redistribusi kekayaan antara
masyarakat Penggunaan instrumen pembiayaan kepada keuangan mikro syariah
pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah dan asuransi mikro untuk
meningkatkan akses keuangan Instrumen redistributif seperti al-Sadaqagth Wagtqaf
dan qard al-Hasagtn merupakan pelengkap untuk menawarkan pendekatan yang
komprehensif untuk memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi yang sehat
dan kuat Instrumen yang ditawarkan oleh Islam memiliki akar sejarah yang kuat
dan telah diterapkan sepanjang sejarah di berbagai komunitas Muslim Penelitian
ini mengidentifikasi kesenjangan saat ini yang ada pada setiap negara Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yaitu keuangan mikro syariah dan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah serta keadaan instrumen redistribusi tradisional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam menawarkan seperangkat instrumen dan
pendekatan yang tidak konvensional jika diimplementasikan dengan baik dapat
menyebabkan penurunan kemiskinan dan menghilangkan ketidakmetaraan ekonomi
di negara-negara muslim Oleh karena itu para pembuat kebijakan di negara-negara
muslim yang konsen dalam isu financial inclusion harus memanfaatkan potensi
instrumen syariah untuk mencapai tujuan ini dan fokus pada meningkatkan
infrastruktur dan regulasi keuangan untuk pengentasan kemiskinan25
Implementasi financial inclusion melalui perbankan syariah akan menjadi
suatu hal yang mustahil tanpa adanya sinergisitas dari pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian
keuangan Bank Indonesia sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pihak yang mengawasi perbankan dan lembaga keuangan dan masyarakat itu
sendiri Sebagai sebuah komitmen nasional maka pengimplementasian financial inclusion memerlukan koordinasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah swasta serta masyarakat umum) Dukungan kementerianlembaga
partisipasi swasta serta masyarakat sipil sangat penting
Perbankan syariah sebenarnya sudah lama menerapkan financial inclusion
melalui produk-produknya tetapi hal itu belum optimal Pengimplementasian
financial inclusion menjadi hal yang urgen dalam rangka pengentasan kemiskinan
Pengimplementasian financial inclusion membutuhkan sebuah lembaga keuangan
24
Hendy Herijanto Selamatkan perbankan Indonesia demi Perekonomian Indonesia (Jakarta Expose PT Mizan Publika 2013)
25Mahmoud Mohieldin etal sbquoThe Role of Islamic Finance in Enhancing Financial
Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries‛ World Bank Policy Research Working Paper No 6642 (December 2011)
httppapersssrncmeiomsol3paperscfmabstract_id=1974851 (Diakses tanggal 16 Mei
2014 jam 1524 WIB)
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
23
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat karena didukung oleh produk-produknya yang
langsung bersentuhan dengan sektor rill Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
perbankan syariah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya Sejauh
pengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang mencoba melihat peran
perbankan syariah serta sinergisitas pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders) yang penulis maksudkan adalah Bank Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Penelitian ini akan penulis
lakukan pada 3 bank umum syariah yaitu Bank Syariah Bukopin Bank Syariah
Mandiri dan BRI Syariah Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai bank pemerintah
pertama berdasarkan prinsip syariah Bank Syariah Bukopin dipilih sebagai Bank
Umum Syariah keterwakilan bank swasta nasional sedangkan BRI Syariah sengaja
dipilih sebagai salah satu perbankan syariah yang cukup sukses pada pembiayaan
mikronya Pemilihan bank-bank syariah ini juga dikarenakan tiga Bank Umum
syariah ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun
terakhir dan diharapkan mampu mewakili 12 Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia
B Permasalahan
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan
a Indonesia merupakan negara yang memiliki market share besar dengan
jumlah penduduk yang tinggi tetapi masih banyak terjadi financial exclucion
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 dari jumlah orang dewasa Ini masih
jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia
Thailand Vietnam dan lain-lain
c Tingginya angka unbankable people berakibat rendahnya pertumbuhan
ekonomi dan lambatnya pengurangan angka kemiskinan Indonesia
d Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
e Belum optimalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai salah satu
program pemerintah dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
2 Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas khusunya persoalan financial inclusion di Indonesia maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
a Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim tetapi market share perbankan syariah sampai masih di bawah 5 persen
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
24
b Data world bank tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat financial inclusion di Indonesia hanya 196 persen dari jumlah orang dewasa dan
jumlah nasabah perbankan syariah hanya dibawah 5 persen
c Financial inclusion sebagai sebuah konsep yang dibuat oleh pemerintah
yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) namun belum ada
bukti nyata pengimplementasian financial inclusion bahkan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sebagai salah satu program pemerintah juga tidak efektif
dalam mewujudkan financial inclusion di Indonesia
3 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia Dari rumusan masalah ini maka muncul beberapa
pertanyaan penelitian
a Bagaimana implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Bagaimana strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Bagaimana strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
a Menganalisis implementasi financial inclusion dilihat dari pertumbuhan
perbankan syariah selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014
b Menganalisis strategi perbankan syariah dalam mengimplementasian
financial inclusion
c Menganalisis strategi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion
2 Manfaat Penelitian
a Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah kazanah
pengetahuan dalam hal financial inclusion dan menjadi suatu acuan
bagi berbagai pihak dalam mengimplementasikan financial inclusion b Secara praktis diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan
sumber pengetahuan bagi praktisi regulator dan berbagai pihak terkait
tentang financial inclusion
D Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang financial inclusion
Alfred Hannig dan Stefan Jansen dalam penelitiannya yang berjudul financial inclusion and financial stability current policy issues menyatakan bahwa
krisis keuangan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa inovasi keuangan dapat
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
25
menghancurkan perekonomian Respon regulator nasional dan internasional
terhadap krisis keuangan telah menjadi upaya global untuk memperbaiki dan
memperketat peraturan keuangan Namun pada saat merancang peraturan yang
ketat sangat penting untuk menghindari reaksi terhadap inklusi keuangan26
Alfred Hannig dan Stefan Jansen lebih lanjut menjelaskan bahwa inklusi
keuangan memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan stabilitas
keuangan Hal ini karena financial inclusion hanya menimbulkan risiko pada
tingkat institusional tetapi tidak pada masyarakat umum Bukti menunjukkan
bahwa pada saat krisis keuangan penabung dan peminjam berpenghasilan rendah
cenderung mempertahankan perilaku keuangan mereka yaitu menjaga tabungan
mereka di tempat yang aman dan membayar kembali pinjaman mereka Hal ini
menunjukkan bahwa penabung dan penerima pinjaman dari kalangan berpendapatan
rendah tidak menimbulkan resiko apapun terhadap lembaga keuangan Risiko lazim
yang selalu ditakuti oleh lembaga keuangan dapat dikelola dengan alat kehati-
hatian dikenal dengan perlindungan konsumen yang lebih efektif Biaya potensi
financial inclusion dikompensasikan dengan manfaat dinamis untuk meningkatkan
stabilitas keuangan dari waktu ke waktu melalui sistem keuangan yang lebih
beragam Inovasi yang bertujuan mengatasi pengucilan keuangan dapat membantu
memperkuat sistem keuangan27
Bintan Badriatul Ummah dengan penelitiannya yang berjudul sbquoAnalisis
Inklusi Keuangan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia‛ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah
yang ditunjukkan dengan nilai indeks inklusi keuangan kurang dari 03 Hampir
seluruh provinsi di Indonesia memiliki tingkat inklusi keuangan rendah kecuali
Jakarta Dilihat dari pendekatan sosial ekonomi ukuran perekonomian dan
ketimpangan pendapatan mempengaruhi positif tingkat inklusi keuangan Berbeda
dari hipotesis penelitian ketimpangan pendapatan yang semakin lebar
mengakibatkan inklusi keuangan di Indonesia semakin tinggi Dari pendekatan
infrastruktur jumlah pengguna telepon seluler dan internet mempengaruhi positif
tingkat inklusi keuangan di Indonesia Ketimpangan pendapatan dengan inklusi
keuangan memiliki hubungan satu arah dimana ketimpangan pendapatan
mempengaruhi inklusi keuangan di Indonesia tetapi tidak sebaliknya Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi seperti money mobile dapat mengurangi
hambatan geografis sehingga meningkatkan inklusi keuangan28
26
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 27
Alfred Hannig and Stevan Jansen sbquoFinancial Inclusion and Financial Stability
Current Issues‛ ADBI Working Paper no 259 (Desember 2010)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=1729122 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1335 WIB) 28
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
26
Demirguc Kunt dan Leora Klapper dalam penelitiannya measuring financial inclusion the global findex database memberikan analisis pertama dari Global Financial Inclusion (Global Findex Database) yang mengukur bagaimana orang
dewasa di 148 negara menyimpan meminjam melakukan pembayaran dan
mengelola risiko Data menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa di seluruh
dunia memiliki akun di lembaga keuangan formal meskipun akun penetrasi
bervariasi di seluruh daerah berdasarkan pendapatan dan karakteristik individu
Selain itu 22 persen dari orang dewasa melaporkan telah menyimpan uangnya di
lembaga keuangan formal dalam 12 bulan terakhir dan 9 persen mengambil
pinjaman baru dari bank atau lembaga keuangan mikro dalam satu tahun terakhir
Setengah dari orang dewasa di seluruh dunia tetap tidak memiliki rekening bank
setidaknya 35 persen dari mereka melaporkan hambatan terhadap akses pada
lembaga keuangan agar diselesaikan melalui kebijakan pemerintah Hambatan yang
paling umum dilaporkan adalah biaya tinggi jarak fisik dan kurangnya
dokumentasi yang tepat meskipun ada yang signifikan perbedaan antar daerah dan
karakteristik individu29
Bintan Badriatul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keterkaitan Inklusi Keuangan dengan pembangunan di Asia menyatakan bahwa
Inklusi keuangan saat ini menjadi fokus utama pembangunan dalam sektor
keuangan di berbagai negara Dengan sistem keuangan yang inklusif masyarakat
dapat mengakses jasa keuangan dengan mudah Meskipun pertumbuhan ekonomi di
Asia memiliki tren meningkat namun masih banyak masyarakat di kawasan Asia
yang belum dapat mengakses jasa keuangan Dengan menggunakan perhitungan
Index of Financial Inclusion yang dikembangkan oleh Sarma (2008) maka tingkat
inklusi keuangan di suatu negara dapat diketahui khususnya di Asia Dari delapan
negara yang diteliti dari tahun 2004-2011 Jepang dan Korea Selatan merupakan
negara yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi yaitu 09 dan O5
sedangkan Pakistan berada di posisi terendah dengan indeks rata-rata sebesar 01
Dengan demikian akses dan pelayanan jasa keuangan di Jepang dan Korea lebih
baik dibandingkan dengan negara lain Regresi Tobit digunakan untuk melihat
faktor pembangunan yang mempengaruhi inklusi keuangan Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita dan jumlah populasi di desa
mempengaruhi inklusi keuangan sedangkan pengangguran tidak signifikan
memengaruhi inklusi keuangan30
Peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang keterkaitan financial inclusion dengan stabilitas keuangan seperti yang dilakukan Alfred Hannig dan
Stefan Jansen Financial inclusion dan pembangunan di Asia serta financial inclusion dan pemerataan pendapatan seperti yang dilakukan Bintan Badriatul
29
Demirguc Kunt and Leora Klapper sbquoMeasuring Financial Inclusion the Global
Findex Database‛ Research Working Paper No 6025 (April 2012)
httppapersssrncomsol3paperscfmabstract_id=2043012 (Diakses tanggal 16 Mei 2014
jam 1330 WIB) 30
Bintan Badriatul Ummah sbquoAnalisis Inklusi Keuangan dan Pemerataan
Pendapatan di Indonesia‛ IPB Repository (2015)
httprepositoryipbacidhandle12345678974715 (Diakses 23 Mei 2015 jam 1346 WIB)
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
27
Ummah Demirguc Kunt dan Leora Klapper mengukur index financial inclusion di
148 negara mayoritas muslim tetapi belum ada penelitian yang secara khusus
melihat pengimplementasian financial inclusion melalui perbankan syariah apalagi
untuk kasus di Indonesia Tesis ini mengambil posisi bagaimana peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia sehingga
penelitian ini akan sangat berbeda dari penelitian sebelumnya
E Metodologi Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisi peran perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta menganalisis strategi Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merumuskan kebijakan terkait
financial inclusion Bank syariah yang dimaksud disini adalah Bank Syariah
Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif Sukardi menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat31
Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu32
Lebih lanjut Irawan Soehartono menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah34
Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan35
2 Sumber dan jenis data
31
Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya (Jakarta
PT Bumi Aksara 2008) 157 32
Sumadi Suryabrata Metodologi Penelitian (Jakarta Rajawali Pers 2010) 75
33Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 35 34
Lexy J Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2000) 6 35
John W Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantatif dan Mixed
(Yogyakarta Pustaka Pelajar 2009) 4
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
28
Penulis menggunakan data primer dan data sekunder Data yang sudah
siapdipublikasikan oleh instansi terkait dan langsung dapat dimanfaat oleh
peneliti disebut data sekunder Data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa instrument
penelitian seperti kusioner wawancara observasi dan sebagainya maka
dinamakan data primer36
Data primer yang penulis maksud adalah data hasil wawancara
(interview) Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen dan lain-lain37
Data primer kualitatif umumnya
berupa variasi-variasi persepsi bisa dari responden atau pelanggan38
Wawancara langsung dilakukan kepada pihak Bank Indonesia Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan perbankan syariah Wawancara dimaksudkan untuk
mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
mengimplementasikan financial inclusion di perbankan syariah Wawancara
kepada pihak Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan dilakukan guna
mengetahui strategi BI dan OJK dalam merumuskan kebijakan terkait financial inclusion Wawancara kepada pihak perbankan syariah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan bank syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Sumber sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah) selama lima tahun
terakhir yaitu 2010-2014 sumber-sumber dari buku jurnal artikel serta
berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis Laporan
keuangan Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah
digunakan untuk menganalisa implementasi financial inclusion melalui
pertumbuhan perbankan syariah selama lima tahun terakhir Data sekunder ini
digunakan untuk memperkuat data primer
3 Teknik Pengumpulan Data dan Informan Penelitian
a Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
wawancara studi literatur yang relevan pengamatan dan observasi di lapangan
Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada informan penelitian Wawancara adalah alat yang baik untuk
meneliti pendapat keyakinan motivasi perasaan dan proyeksi seseorang
36
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 76-77
37Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 157 Lihat juga Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
38Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis
Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 22
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
29
terhadap masa depannya39
Menurut Singarimbun wawancara adalah salah satu
bagian terpenting dalam survey Tanpa wawancara akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada informan
penelitian Data seperti ini merupakan tulang punggung penelitian survey40
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itumaksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba antara lain mengkonstruksi mengenai orang kejadian
organisasi perasaan motivasi tuntutan kepedulian dan lain-lain kebulatan
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan dating memverifikasi mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi) dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangakan sebagai pengecekan anggota41
Observasi yaitu metode yang digunakan dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan42
Sedangkan studi
literatur dilakukan dengan mempelajari bahan tertulis berupa buku-buku
artikel-artikel yang tercantum dalam jurnal dan majalah ilmiah dan sumber lain
terkait43
b Informan Penelitian
Informan penelitian adalah sumber data yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pihak Bank Indonesia ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan pihak perbankan syariah
4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Interpretasi dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan
39
Hendri Tanjung dan Abrista Devi Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta Gramata Publishing 2013) 83
40Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 192 41
Lexi J Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung PT Remaja
Rosdakarya 2007) 186 42
Danang Sunyoto Metodologi Penelitian Ekonomi Alat Statistik amp Analisis Output Komputer (Yogyakarta Caps 2011) 23
43 Irawan Soehartono Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung Rosdakarya 2008) 34
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
30
menghunbungkan kembali hasilnya dengan teori44
Penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan diperkuat dengan analisis data kuantitatif
a Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dala
ha ini Nasution sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengatakan bahwa analisis
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian Dalam
kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data45
Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh46
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman yaitu data reduction data display dan conclusion drawingverivication
1 Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci Mereduksi data berarti merangkum
memilih hal pokok menfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya
Dalam situasi sosial tertentu peneliti dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan dan
rumah tinggalnya Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi Dalam mereduksi
data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan Dalam bidang manajemen dalam
mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas metode kerja tempat
kerja interaksi antara pengawas dengan yang diawasi serta hasil pengawasan47
Dalam analisis terhadap data perbankan syariah penulis memfokuskan
pada simpanan pembiayaan khususnya pembiayaan mikro zakat dana
kebajikan dan strategi lainnya yang mungkin digunakan perbankan syariah
dalam mengimplementasikan financial inclusion serta hambatan perbankan
syariah dalam financial inclusion Analisis terhadap data dari Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penulis fokuskan pada regulasi strategi
dan kendala financial inclusion
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi Metodologi Penelitian Survei (Jakarta
Pustaka LP3ES 2008) 263-264 45
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245 46
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 246 47
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 247
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
31
2 Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya Miles
dan Huberman sebagaimana dikutip Sugiyono mengatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks bersifat naratif48
3 Conclusion DrawingVerivication
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel Pengambilan kesimpulan dan
verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dengan pemahaman
interpretasi logis49
b Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk memperkuat hasil penelitian
Analisis data kuantitatif berupa analisis laporan keuangan menggunakan
metode analisis horizontal (dinamis) dengan teknik analisis perbandingan
antara laporan keuangan dan analisis rasio keuangan berupa CAR ROA ROE
NPF dan FDR
Menurut Kasmir analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan periode 2010-2014 Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu period eke
periode yang lain50
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis
dengan membandingkan laporan keuangan pada beberapa periode minimal dua
peride atau lebih Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya51
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat anatara lain52
a Angka-angka dalam rupiah
48
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 249 49
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD (Bandung
Alfabeta 2009) 245-266 50
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 69 51
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 70 52
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 71
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105
32
b Angka-angka dalam persentase
c Kenaikan dan penurunan jumlah rupiah
d Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase
Selain analisis perbandingan antar laporan analis rasio keuangan
berupa CAR ROA ROE NPF dan FDR juga dilakukan dalam penelitian ini
James C Van Horne mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan akan memperlihatkan
tingkat kesehatan suatu perusahaanperbankan53
Pemilihan analisis rasio
berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
menyesuaikan dengan keperluan penelitian ini Analisis NPF dan FDR
digunakan untuk menganalisis dana simpanan dan penyaluran pembiayaan yang
merupakan salah satu poin penting financial inclusion analis CAR ROA dan
ROE digunakan untuk melihat kinerja perbankan syariah dalam memenuhi
likuiditasnya dan tingkat kemampuan menghasilkan laba dari aset dan ekuitas
F Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami tulisan ini maka dibuatlah
sistematika penulisan sebagai berikut
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan tujuan
dan kegunaan penelitian penelitian terdahulu yang relevan metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Diskursus financial inclusion disini akan dibahas diskursus atau
perdebatan teori financial inclusion dengan financial exclusion dan urgensi
implementasi financial inclusion serta financial inclusion dalam ekonomi
Islam
Bab III Financial inclusion pada perbankan Syariah Disini akan
berbicara mengenai perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah saving in islamic bank financing in islamic bank digital financial services dan
peluang memperluas financial inclusion di perbankan syariah
Bab IV Sinergisitas implementasi financial inclusion di Indonesia Pada
Bab ini akan dijelaskan strategi Bank Indonesia merumuskan kebijakan tentang
financial inclusion dan strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan
kebijakan tentang financial inclusion serta strategi perbankan syariah dalam
mengimplementasikan financial inclusion Bab V adalah bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan penulis
53
Kasmir Analisis Laporan Keuangan (Jakarta Rajawali Press 2014) 104-105