43
i Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16 Oleh: Elfira Maria Susana Kambali 712012067 TUGAS AKHIR Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar sarjana Sains Teologi (S.Si-Teol) Program Studi Teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

i

Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16

Oleh:

Elfira Maria Susana Kambali

712012067

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar sarjana

Sains Teologi

(S.Si-Teol)

Program Studi Teologi

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

ii

Page 3: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

iii

Page 4: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

iv

Page 5: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

v

Page 6: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas cinta kasih dan penyertaanNya yang selalu melimpah dalam kehidupan

penulis sampai saat. Secara khusus penulis panjatkan karena atas penyertaanNya

yang tak pernah berhenti mulai dari awal penulis menjalani masa pendidikan di

Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) sampai penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam

Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”.

Tugas Akhir ini ditulis untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si-Teol). Penulis menulis Tugas Akhir

ini dengan harapan karya tulis ini dapat diterima dan dapat membantu menambah

wawasan bagi semua orang tentang apa saja peran dari kaum perempuan dalam

gerakan reformasi gereja abad ke-16. Dalam seluruh rangkaian penulisan ini,

penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurnah sehingga diperlukan masukan dan saran agar kedepannya tulisan ini

dapat terus dikembangkan dengan lebih.

Salatiga, 12 Juni 2017

Penulis

Elfira Maria Susana Kambali

Page 7: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ............................................................ iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ................................................. iv

PERNYATAAN BEBAS ROYALITI DAN PUBLIKASI .......................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... ix

MOTTO .......................................................................................................... xi

ABSTRAK ...................................................................................................... xii

1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

1.4 Batasan Masalah ...................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 5

1.6 Metode Penelitian ..................................................................... 5

1.7 Sistematika Penulisan .............................................................. 6

2. Menggambarkan Konteks Masyarakat Eropa dan Faktor-faktor Baik

dalam Masyarakat maupun dalam Gereja .................................................. 6

2.1 Konteks Sosial Kehidupan Masyarakat ................................. 6

2.2 Konteks Teologis ...................................................................... 13

Page 8: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

viii

3. Peran dari Katherina Von Bora dan Marguerite OF Navarre dalam

Pergerakan Reformasi Gereja Abad ke-16.................................................. 16

3.1 Latar Belakang Kehidupan Perempua Abad pertengahan .. 16

3.2 Katherina Von Bora (1499-1550) ............................................. 20

3.3 Marguerite Of Navarre (1492-1549)........................................ 23

3.4 Analisis ....................................................................................... 25

4. Penutup

4.1 Kesimpulan ................................................................................ 27

4.2 Saran .......................................................................................... 28

Daftar Pustaka ................................................................................................ 30

Page 9: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan

bantuan, baik itu dalam bentuk keritik, saran, doa, bimbingan, motivasi, dan

semangat dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus karena atas penyertaannya dalam kehidupan

penulis dari awal penulis menjalani studi di Fakultas Teologi

Universitas Satya Wacana sampai dengan penulis dapat menyelesaikan

studi dengan baik.

2. Pdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo dan Feriningsih B.P Hagni,M.Th

yang menjadi dosen pembimbing penulis selam masa penulisan tulisan

akhir. Terimakasih atas waktu, ilmu dan motivasi yang selalu

diberikan kepada penulis. Mohon maaf jika selama proses penulisan

ada sikap dan perilaku yang kurang berkenan.

3. Dr. David Samiyono, yang adalah dosen wali penulis. Terima kasih

atas waktu selama ini, terima kasih atas motivasi-motivasi dan

dukungan yang diberikan selama ini sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan studi di Fakultas Teologi Universitas Satya Wacana.

4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Teologi. Terima kasih sudah

membagi ilmu, pengalaman serta motivasi kepada penulis selama

penulis menjalani proses perkuliahan agar terus maju dan menjadi

berkat bagi orang lain. Terimakasih buat Ibu Budi yang selalu sabar,

dan setia dalam membantu penulis dan mahasiswa ketika kami

mengalami masalah atau suatu hambatan dalam perkuliahan.

5. Keluarga tercinta. Alexs Kambali (Papa), Norwina Patara (Mama),

Febryanti Pricila Dobetris Kambali dan Juniho Rian Kambali. Terima

kasih banyak karena selalu ada buat saya, selalu mendukung saya di

saat saya jatuh, selalu memberikan semangat, doa dan motivasi untuk

saya agar bisa selesaikan studi dengan baik. Terlebih khusus buat papa

dan mama yang selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan

saya,sehingga saya dapat menyelesaikan studi di Salatiga. Dan mohon

Page 10: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

x

maaf jika selama ini saya selalu membuat papa dan mama kesal

dan marah dengan sikap dan prilaku yang salah. Terima Kasih

banyak papa dan mama. Hasil ini buat kalian.

6. Mama Lenda dan Bapa Johanes Leasa serta adik Elis keluarga di

Jaya Pura. Terimakasih atas waktu, dukungan, doa dan motivasi

serta perhatian kalian yang selama diberikan kepada saya.

Sehingga saya dapat menyelesaikan studi saya dengan baik.

7. Almendy Marchel Leasa yang selalu setia, memberikan semangat

serta selalu memberikan motivasi selama masa studi. Terima kasih

atas waktu dan kebersamaan yang ada selama ini, mohon maaf

apabila selama ini ada hal-hal yang kurang menyenangkan, dan

semangat terus dalam kuliah jangan lupa Tugas Akhir . Tuhan

Yesus Memberkati.

8. Inggrid, Lian, Osi, Eka, Chip, Putra, dan Jo. Terima kasih sudah

menjadi sahabat, saudara, teman selama saya studi di Fakultas

Teologi. Terimakasih atas dukungan, motivasi dan waktu

kebersamaan kita selama ini.

9. Teman-teman angkatan 2012. Terima kasih atas waktu selama ini

karena dengan kalian saya belajar banyak hal, serta saling

mendukung satu dengan yang lain. Tetap semangat dan sukses buat

kita semua.

10. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada saudara, keluarga

serta teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih sudah bersama dengan penulis selama ini yang selalu

memberikan arti dan warna dalam kehidupan penulis. Terima kasih

atas waktu serta motivasi dan doa yang selalu diberikan kepada

penulis. sekali lagi Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati kita

semua.

Page 11: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

xi

MOTTO

Awasilah Dirimu sendiri dan Awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam

semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan

menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkuan.

I Timotius 4:16

Page 12: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

xii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja peran perempuan-

perempuan dalam gerakan reformasi gereja abad ke-16, dan mampu

mendeskripsikan apa makna dari peran perempuan dalam gerakan reformasi

gereja abad ke-16 bagi kaum perempuan gereja masa kini. Penelitian ini ingin

menunjukkan apakah perempuan-perempuan dalam gerakan reformasi memiliki

peran dalam gerakan reformasi gereja abad ke-16, dan peran apa saja yang

dilakukan kaum perempuan dalam gerakan reformasi gereja abad ke-16.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yang bersifat

deskriptif dimana metode ini mampu menceritakan tentang sejarah pergerakan

reformasi, tetapi lebih kepada melihat peran perempuan yang selama ini

terabaikan yaitu bagaimana peran perempuan dalam gerakan reformasi gereja

abad ke-16.

Metode kualitatif ini dimaksudkan untuk mengerti dan memahami secara

mendalam tentang apa saja peran dari kaum perempuan dalam gerakan reformasi

gereja abad ke-16. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan

melakukan studi kepustakaan yaitu dengan mengkaji sumber-sumber yang ada

dari buku ataupun dari bahan bacaan yang terkait dengan topik. Hasil dari

penelitian ini adalah untuk menambah wawasan bagi semua orang tentang

pengetahuan sejarah peran perempuan dalam gerakan reformasi gereja abad ke-

16. Terlebih tulisan ini sangat berguna bagi kaum perempuan masa kini agar dapat

belajar dan termotifasi untuk menjadi perempuan yang mandiri, aktif dan kreatif

seperti yang dapat kita contohi dari perempuan-perempuan dalam gerakan

reformasi gereja abad ke-16.

Kata Kunci: Perempuan, gereja, peran, gerakan reformasi abad ke-16.

Page 13: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun depan, tepatnya pada tanggal 31 Oktober 2017 gerakan reformasi

yang terjadi di Eropa Barat pada abad ke-16 genap berusia 500 tahun. Peristiwa

besar yang terjadi dalam sejarah gereja yakni munculnya gerakan reformasi dari

Marthin Luther, Johanes Calvin, Ulrich Zwingli dan lain sebagainya. Pada intinya

adalah para reformator ini memprotes teologi dan pratek gereja yang mereka

pandang telah jauh menyimpang dari satu-satunya sumber informasi hidup iman

umat manusia yaitu kitab suci.1

Istilah “Reformasi” secara langsung memberikan kesan bahwa kekristenan

di Eropa Barat sedang diperbaharui. Tetapi istilah “Reformasi” tidak

dipergunakan untuk menjelaskan gerakan itu. Ada beberapa orang beranggapan

bahwa istilah lain lebih cocok untuk dikenakan dalam fenomena yang terjadi pada

abad ke-16. Dan pada awal abad ke-16, tampak jelas bahwa gereja di Eropa Barat

sekali lagi berada dalam keadaan yang sangat memerlukan pembaharuan.2

Tata gereja yang resmi benar-benar membutuhkan pembaharuan yang

menyeluruh karena sistem pemerintahan dalam gereja telah menjadi sangat tidak

efisien dan buruk. Sehingga moral para rohaniawan sering tampak lemah dan

menjadi sumber masalah bagi jemaat mereka.3

Di akhir abad pertengahan gereja telah berkembang begitu pesat sehingga

menjadi gereja yang merasa diri berhak mengendalikan kehidupan di bumi,

misalnya penjualan surat penghapusan dosa itu menunjukkan adanya upaya gereja

untuk mengubah ajaran sentral Alkitab tentang kebenaran. Akibatnya banyak

orang secara diam-diam merindukan pembaharuan gereja dalam kehidupan

masyarakat.4

Kehidupan mereka diwarnai oleh kekerasan, suap, pelanggaran asusila dan

kekuasaan politik yang sangat buruk. Keadaan gereja yang menyedihkan pada

1 E.Martasudjita,Pr,Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis Pastoral (Yogyakarta:

Kanisius,2005),55. 2 Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi (Jakarta: BPK Gunung

Mulia,2013),2. 3 Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi,3.

4 Ebenhaizer I Nubantimo and Irene Ludji, Mendiami Bumi Bersama Sang Lain (Salatiga:

UKSW,2015),56.

Page 14: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

2

awal abad ke-16 hanyalah sebagian kecil dari suatu masalah yang terjadi dalam

kehidupan iman kristen.5

Istilah “Reformasi” dipergunakan dalam banyak arti, karena itu perlu

dilihat perbedaan-perbedaannya. Ada empat unsur yang terdapat dalam definisi

tentang reformasi yaitu: Lutheranisme, Gerja Reformed yang disebut sebagai

“Calvinisme”, Reformasi Radikal yang disebut sebagai “Anababtisme” dan

Kontra-Reformasi atau reformasi katolik.6 Dalam artian yang luas, istilah

“Reformasi” dipergunakan untuk menunjuk pada keempat gerakan itu. Istilah itu

juga dipakai dalam arti terbatas untuk membicarakan “Reformasi Protestan” dan

tidak mencakup “Reformasi Katolik”. Istilah “Reformasi Magisterial” secara

bertahap dipakai untuk merujuk pada dua arti yaitu “Lutheranisme” dan “Gereja

Reformed” sedangkan istilah “Reformasi Radikal” merujuk pada arti yang ketiga

yaitu “ Anababtisme”.7

Timbulnya Reformasi tidak hanya berkaitan dengan krisis kepausan pada

akhir abad pertengahan, tetapi timbulnya reformasi juga berkaitan dengan krisis

rohani yang dialami oleh anggota-anggota gereja. Pada akhir abad pertengahan

sebenarnya kehidupan rohani tidak merosot, karena masih banyak orang yang

rajin dalam melaksanakan ibadah untuk meningkatkan imannya dengan barbagai

cara. Banyak juga yang menyatakan ketaatan mereka dalam bentuk yang lahiriah,

seperti penghormatan kepada orang-orang santo, berziarah, dan mengadakan

misa.8

Teologi gereja terjebak dalam diskusi-diskusi yang rumit, yang kurang

berkaitan dengan iman anggota-anggota gereja. Serta pelayan-pelayan dan

pemimpin-pemimpin gereja terlalu sibuk dengan hal-hal organisasi, dan

pemerintah gereja yang lamban dianggap menjadi halangan untuk pertumbuhan

kehidupan rohani.9

Beberapa pernyataan Luther sendiri tampak melawan pandangan

tradisional gereja. Karena itu upaya mereformasi gereja sebenarnya hendak

5 Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi,4.

6 Alister E..McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi,6.

7 Aliste E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi,7.

8 Christian de Jonge, Gereja Mencari Jawab (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2013),23.

9 Christian de Jonge, Gereja Mencari Jawab,24.

Page 15: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

3

mengangkat pembaharuan dalam gereja yang tidak saja menyangkut adat,

kebiasaan (luaran), tetapi dalam dogma dan struktur gerejawi.10

Sehingga gereja

merindukan sebuah struktur yang sederhana sama seperti pada zaman para rasul

dengan ajaran yang terpusat pada inti iman kristen seperti terdapat dalam Alkitab

dan tulisan-tulisan Bapa-bapa gereja kuno, seperti Agustinus.11

Dalam penulisan sejarah gerakan reformasi selama 500 tahun ini yang

selalu dilihat adalah peran dari kepeloporan kaum laki-laki yaitu Marthin Luther,

Johanes Calvin dan Ulrich Zwingli yang selalu disebut sebagai seorang pahlawan

yang memiliki jiwa keperkasaan dan jiwa pemberani. Semua tulisan ini

diceritakan secara terbuka dan sangat berkesan seakan-akan gerakan reformasi

gereja itu hanya dilakukan oleh kaum laki-laki saja, padahal yang diketahui

bersama bahwa disamping pergerakan reformasi yang dipelopori oleh kaum laki-

laki ada banyak nama peran dari kaum perempuan yaitu seperti :

Marguerite Of Navarre (1492-1549), Marie Dentire (1495-1561), Argula

Von Bora (1492-1554) dan Olympia Morata (1526-1555) serta isteri-isteri dari

para tokoh reformator yaitu Katherina Von Bora yang adalah isteri dari Marthin

Luther dan Idelette de Bure yang adalah isteri dari Johanes Calvin.12

Dari keenam

tokoh perempuan ini dapat dilihat bahwa mereka juga mampu untuk melakukan

gerakan reformasi dan upaya-upaya reformasi kecil-kecilan atau sebuah gerakan

yang bisa mereka lakukan. Karena itu melalui penuturan dalam sejarah gereja

reformasi abad ke-16 maka penulis melihat apakah memang perempuan tidak

berperan dalam gerakan reformasi? Karena tidak adil jika sejarah gerakan

reformasi itu hanya mengangkat atau bercerita tentang kaum laki-laki saja,

padahal yang diketahui juga dalam catatan-catatan sejarah reformasi gereja ada

banyak yang menyebutkan peran dari kaum perempuan.

Maka dari istilah penyebutan dan cerita sejarah yang ada, dapat dilihat

bahwa kaum perempuan juga memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah

gerakan reformasi tetapi karena cerita-cerita ini didiamkan selama bertahun-tahun

10

Jan S. Aritonang, Reformasi dari Dalam Sejarah Gereja Zaman Moderen (Yogyakarta:

Kanisius,2004),46. 11

Christian de Jonge, Gereja Mencari Jawab, 25. 12

Zakaria Ngelow,”Beberapa Perempuan Reformator “(Oaseintim,Lembaga

Pemberdayaan Praksis Pelayanan dan Kajian Teologi Kontekstual Indonesia Timur, Institute for

eastern ministry empowerment and contextual theology studies, Bossey Genewa, 9 Agustus 2016).

Page 16: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

4

maka setelah 500 tahun, sekarang sebagai seorang mahasiswa yang juga

mempelajari tentang pergerakan reformasi dan juga yang hidup dalam tradisi

teologi yang memulai menekankan kesetaraan gender maka dalam penulisan ini

penulis melihat apakah perempuan-perempuan tidak memiliki peran dalam

pergerakan reformasi oleh karena itu maka penulis ingin melakukan penelitian

tentang “ Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas maka penulis

merumuskan masalah dalam hal ini Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi

Gereja abad ke-16 adalah:

Apa saja peran perempuan pada zaman gerakan reformasi abad ke-

16?

Apa artinya peran perempuan dalam gerakan reformasi abad ke-16

dan makna apa yang akan diperoleh untuk kaum perempuan pada

zaman moderen?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan

penulisan ini adalah:

Mendeskripsikan peran perempuan-perempuan dalam pergerakan

refomasi gereja abad ke-16.

Mendeskripsikan apa makna dari peran perempuan dalam gerakan

reformasi gereja abad ke-16 bagi kaum perempuan gereja masa

kini.

1.4 Batasan Masalah

Untuk membatasi penulisan ini, maka penulis mengambil dua tokoh

perempuan dalam gerakan reformasi abad ke-16 yaitu:

Katherina Von Bora yang adalah isteri dari Marthin Luther yang

juga sering disebut sebagai “ Bintang Pagi dari Witenberg”. Alasan

penulis memilih Katherina Von Bora yaitu, karena dia adalah

seorang isteri dari salah satu tokoh reformator yang terkenal yaitu

Marthin Luther. Katherina Von Bora juga memiliki peran penting

Page 17: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

5

dibalik kesuksesan dari Marthin Luther dalam gerakan reformasi

gereja abad ke-16.

Marguerite Of Navarre yang adalah seorang ratu yang memiliki

gelar diplomat. Alasan penulis memilih Marguerite Of Navarre

yaitu, karena dia adalah salah satu tokoh perempuan reformasi

yang melindungi para reformator seperti Johanes Calvin, Gerard

Roussel, Lefevre d’Etaples dan Clement Marot. Sehingga sebagai

ucapan terimakasih Calvin memberikan sebuah buku tentantang

pendidikan agama kristen.

1.5 Manfaat Penulisan

Untuk menambah wawasan bagi penulis dan mahasiswa tentang

pengetahuan sejarah dalam hal ini peran perempuan dalam gerakan reformasi abad

ke-16. Dan Untuk perempuan-perempuan masa kini agar dapat belaja dan dapat

termotifasi dari kedua tokoh perempuan dalam gerakan reformasi gereja abad ke-16

yaitu, Katherina Von Bora dan Marguerite Of Navare.

1.6 Metode Penelitian

Dalam mencapai tujuan penulisan dan penelitian maka penulis

menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang bersifat deskriptif yang

menceritakan tentang sejarah pergerakan reformasi dalam hal ini Peran Perempuan

Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16. Karena dengan metode kualitatif ini

dapat membantu penulis untuk mengerti dan memahami secara mendalam tentang

apa saja yang ada dalam sebuah gerakan reformasi abad ke-16. Permasalahan

mengenai apa saja peran perempuan yang dilakukan pada waktu gerakan reformasi

abad ke-16, yaitu dengan melakukan kajian dari sumber-sumber yang ada agar dapat

menjawab setiap permasalahan, yaitu dengan melakukan kajian-kajian pustaka

sehingga metode kualitatif ini sangat diperlukan dalam sebuah penulisan.

Page 18: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

6

1.7 Sistematika Penulisan

Bagian I: Pendahuluan yang didalamnya dijelaskan tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

Bagian II: Menggambarkan konteks masyarakat Eropa dan faktor-faktor baik dalam

masyarakat secara politik ataupun dalam gereja.

Bagian III: Peran dari Katherina Von Bora dan Marguerite Of Navarre dalam

gerakan reformasi gereja abad ke-16.

Bagian IV: Kesimpulan tentang makna dari peran perempuan gerakan reformasi

gereja abad ke-16 dan saran bagi semua baik dalam keluarga, gereja dan

masyarakat.

II Menggambarkan Konteks Masyarakat Eropa dan Faktor-faktor Baik dalam

Masyarakat maupun dalam Gereja.

Dalam Gerakan Reformasi abad ke-16 yang terjadi di Eropa, merupakan

suatu peristiwa yang tidak lahir begitu saja. Ada berbagai macam dinamika yang

terjadi seperti dinamika sosial dan dinamika teologis yang sangat mempengaruhi

gerakan reformasi dari Luther, Calvin dan Zwingli. Untuk kebutuhan studi ini

maka penulis membagi menjadi dua pokok yaitu:

Pertama dari konteks sosial dalam kehidupan masyarakat Eropa

mulai dari faktor politik,ekonomi,ilmu pengetahuan dan kemajuan

teknologi.

Kedua dari konteks teologi yaitu masalah-masalah teologis atau

religious yang terjadi dalam gereja.

2.1 Konteks Sosial Kehidupan Masyarakat Eropa

Konteks masyarakat Eropa juga sangat mempengaruhi berlangsungnya

gerakan reformasi yang terjadi pada abad ke-16. Karena dapat dilihat bahwa

masyarakat Eropa pada abad pertengahan adalah masyarakat yang feodalisme,

sehingga sangat berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat Eropa.13

13

Zeffry.Alkatiri, Transisi Demokrasi di Eropa Timur: Blatik,Jerman Timur, Rumania

dan Balkan (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2016),27.

Page 19: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

7

Tatanan kehidupan masyarakat Eropa dikenal dengan tatanan kelas sosial

tertinggi yang senantiasa menjaga eksklusivitas atau membatasi hubungan dengan

kelas sosial yang rendah.14

Hal ini juga dapat dilihat bahwa masyarakat Eropa lebih dari lima puluh

merupakan “Kota Kerajaan” (Imperial Cities).15

Pada masa itu masyarakat Eropa

mengalami kemunduran intelektual, sehingga semua hal sangat dipengaruhi oleh

gereja baik dalam kehidupan sosial, politik,ekonomi, serta ilmu pengetahuan.

Juga dapat dilihat bahwa pada abad pertengahan kekuasaan gereja begitu

dominan dan sangat menentukan kehidupan masyarakat Eropa, sehingga gereja tidak

memberikan kebebasan berpikir yang menyebabkan kemunduran iptek.16

Sisi negatif

dari dominasi gereja yakni dari bidang sosial akan muncul golongan penguasa,

golongan menengah, dan golongan kelas buruh serta petani. Golongan penguasa

akan menjadi penguasa sehingga menimbulkan ketimpangan yang mengancam

stabilitas sosial. Maka dari sinilah timbul sebuah gerakan reformasi, yaitu keinginan

untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di

Eropa yang diketahui bahwa gerakan reformasi berawal dari satu lingkungan urban

(Zurich) dan mulai menyebar melalui suatu proses perdebatan umum didalam

konfederasi kota serta pusat-pusat lainnya seperti Jenewa dan St.Gallen yang

berhubungan dengan kota-kota dalam perjanjian yang disebut dengan perjanjian

internasional.17

Sehingga dari beberapa faktor dalam kehidupan masyarakat Eropa

juga sangat mempengaruhi berlangsungnya gerakan reformasi yang tejadi pada abad

ke-16

A. Politik

Istilah “Gereja” dan “Negara” merupakan dua istilah yang menunjuk

kepada dua lembaga yang dapat dibedakan dengan jelas. Ketika berbicara tentang

hubungan gereja dan negara berarti berbicara satu lembaga yang berurusan dengan

lembaga yang lain. Hal ini dilihat bahwa pada abad pertengahan pemahaman ini lain

dari sekarang, karena sejak abad ke-4 agama kristen menjadi agama resmi di

14

Fadly Rahman, Rijsttafel:Budaya Kuliner di Indonesia (Jakarta: PT Gramedia,2011),7. 15

Alister E.McGrath,Sejarah Pemikiran Reformasi,18 16

Emha. Sj, “Sejarah Eropa abad pertengahan”

siptatha.blogspot,april,23,2015,http://siptatha.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-Eropa-pada-masa-

abad-pertengahan.html. 17

Alister E. McGrath,Sejarah Pemikiran Reformasi,19.

Page 20: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

8

kekaisaran romawi dan seluruh masyarakat menjadi kristen sehingga pemerintah

banyak memiliki kerja sama yang menimbulkan satu gagasan bahwa negara harus

melindungi dan memajukan gereja.18

Pada tahun 1000 terjadi perang salib, antara Israel dan Palestina yang silih

berganti dikuasai oleh raja-raja Islam dan membuat masyarakat barat berusaha untuk

merebutnya. Perang salib ini menyebabkan terjadiya konflik dengan pedagang islam

dari Timur Tengah, sedangkan dampak positifnya yaitu adanaya kontak

kebudayaan. Sehingga membuat bangsa Eropa mulai terbuka dan mengakui

ketinggian kebudayaan Timur Tengah. Di Asia terjadi kontak perdagangan anatara

Barat dan Timur. Yang paling penting adalah perang salib bukan merupakan perang

agama, tetapi merupakan perang merebut kekuasaan.19

Dalam hal ini dapat dilihat juga bahwa sistem pemerintahan yang ada di

Eropa terbagi atas beberapa negara bagian yang juga hampir berdaulat, dan disetiap

negara memiliki kekuasaan yang ingin menguasai urusan agama yang ada di

wilayahnya saja misalnya negara-negara bagian yang terdiri atas satu kota misalnya

kota Jenewa dan juga negara yang memiliki satu wilaya misalnya Sachsen.20

Sehingga pada zaman yang sama khususnya di Spanyol, Portugal, Belanda, Inggris

dan Prancis merupakan negara-negara yang telah menganggap diri mereka menajadi

warga negara dari salah satu kota, atau dengan kata lain bahwa kesadaran akan

nasionalisme semakin berkembang. Dengan adanya semangat nasionalisme berarti

keinginan mereka untuk melepaskan diri dari ikatan kekuasaan spiritual ataupun

politik yang dijalankan oleh Romawi Katolik, yaitu dengan tujuan untuk

membentuk pemerintahannya sendiri.21

Misalnya saja di Inggris hak paus

mengangkat pejabat gereja telah dihapuskan, di Prancis hak paus menarik pajak dan

mengangkat pejabat juga sudah dihilangkan kemudian hakim sipil diberikan

wewenang penuh untuk mengatur persoalan keagamaan di wilayahnya.22

18

Christian d’Jonge, Gereja Mencari Jawab,12. 19

Emha.Sj, “Sejarah Eropa Pada abad pertengahan” 20

Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani (Jakarta: BPK Gunung

Mulia,2008),125. 21

Justo L. Gonzales, The Story Of Christianity volume 2 (San Francisco: Harper and

Row,1948), 10. 22

Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: Sejarah Filsafat Ideologi dan Pengaruhnya

terhadap dunia ke-3 (Jakarta: PT Bumi Aksara,2007),88.

Page 21: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

9

Di Jerman semangat nasionalisme termanifestasi dalam bentuk

pemberontakan terhadap paus tentang penjualan surat penghapusan dosa. Maka dari

sinilah perlawanan yang demikian kuat dari berbagai wilayah di Eropa terhadap

pusat pemerintahan katolik di Roma telah memberikan fondasi yang kokoh untuk

lahirnya sebuah gerakan reformasi. Dengan adanya gerakan reformasi berarti adanya

perubahan politik yang besar di Eropa dan negara-negara barat, yaitu runtuhnya

imperium Kristen di Barat (Westren Christendom) yang telah berkuasa cukup

panjang, dan terpecah ke dalam negara-negara yang bercorak nasional tanpa

memiliki pusat kekuasaan melalui lembaga kepausan Roma. serta membuka

kesadaran politik individu dan demokrasi politik masyarakat di Eropa, dan juga

memberikan hak-hak ketuhanan bagi para penguasa negara atau raja.23

B. Ekonomi

Dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Eropa sangat dikenal dengan

pertumbuhan ekonomi feodalisme yaitu suatu sistem dalam masyarakat yang

terdapat dua kelas sosial yaitu kelas penguasa atau tuan tanah dan kelas pekerja

yakni para budak. Dengan tidak adanya kesatuan mata uang dan hukum, maka setiap

pedagang sudah tidak dapat lagi berdagang dengan pedagang Roma, sehingga

hubungan ekonomi yang dulunya sudah ada menjadi berantakan. Sehingga banyak

masyarakat beralih kepada bentuk organisasi yang bertujuan untuk mempertahankan

hidup. Namun suatu tantangan lain timbul yaitu keharusan untuk mengecilkan

organisasi masyarakat yang ada, dan inilah yang dinamakan penghidupan ekonomi

tertututp dimana mampu bertahan selama berabad-abad.24

Krisis yang terjadi di kota-kota sejak akhir abad ke-14 dan abad ke-15

adalah suatu krisis bahan makanan yang berhubungan dengan kerusakan-kerusakan

dari apa yang disebut dengan maut hitam atau adanya penyakit sampar, yang

menyebabkan adanya krisis agrarian sehingga harga-harga gandum turun secara

drastis dalam periode 1450-1520, yang menyebabkan perpindahan penduduk daerah

pertanian, dan pekerja-pekeja agraris berimigrasi ke kota-kota dengan harapan dapat

23

Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: Sejarah Filsafat Ideologi dan Pengaruhnya

terhadap dunia ke-3,89. 24

Lia Ardaleni,”sistem perekonomian abad pertengahan

Romawi,Liaardaleni.blogspot,April,4,2012 accessed

April,20,2012,http://liaardaleni.blogspot.co.id/2014/04/sistem-perekonomian-abad-pertengahan-

html.

Page 22: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

10

memperoleh makanan dan pekerjaan. Tetapi karena tidak berhasil masuk dalam

gilde-gilde perdagangan maupun dewan-dewan kota, maka ketidakpuasanpun

muncul dalam masyarakat yang ada pada waktu itu.25

Adanya pengaruh lain yakni

pengaruh perkembangan kapitalisme perdagangan dan merkantalisme yang

demikian pesat tumbuh pada abad ke-14 sampai pada abad ke-16.26

Maka dari sini juga dapat dilihat bahwa dibalik kesusahan yang dialami,

mereka dapat bangkit dari keterpurukan sehingga kondisi ekonomi mereka sudah

mulai berubah dan secara ekonomi masyarakat Eropa sedang mengalami

perkembangan yang sangat besar, karena pada saat itu dilihat bahwa di Eropa

terlebih khusus yang ada di Jerman sedang mengalami fase transisi ekonomi.

Dimana dapat dilihat bahwa masyarakat sedang berusaha untuk berpindah dari

masyarakat froit ke masyarakat yang kapitalis.27

C. Ilmu Pengetahuan

Pada zaman yang sama khususnya masyarakat Eropa telah memiliki pola

pikir yang semakin maju, karena dengan adanya berbagai prestasi-prestasi yang

gemilang atas pengetahuan baru yang dikumpulkan sehingga mereka memperluas

pemikiran orang-orang Eropa dan dapat membangun atas pengetahuan baru yang

dikumpulkan tentang dunia ini.28

Adanya perubahan tentang dunia baru, misalnya penemuan benua-benua

baru dan adanya perjalanan ke negeri-negeri baru yang menjadi makin mungkin dan

sering,serta adanya perkembangan-perkembangan baru dalam bidang kesehatan

misalnya proses pengobatan, kemudian dalam dunia penidikan misalnya fisika dan

matematik.29

25

Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi,20. 26

Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: Sejarah Filsafat Ideologi dan Pengaruhnya

terhadap dunia ke-3,85 27

Elin Liani, Abad Pertengahan sampai munculnya Reformasi Gereja, Elin geuyizz blog,

oktober, 5, 2010, http://elingeuyizz.blogspot.co.id/2010/10/reformasi-gereja-1483-1546. 28

Robert R.Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran Dan Pratek Pendidikan Agama

Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2005), 266. 29

Justo L. Gonzales, The Story Of Christianity volume 2 (San Francisco: Harper and

Row,1948), 10.

Page 23: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

11

Ada seorang tokoh yang bernama Coper Nicus yang mengajarkan bahwa

bumi beredar mengelilingi matahari sampailah pada waktu itu ilmu pengetahuan

serta gereja mengajarkan bahwa bumilah pusat semesta alam. Sehingga kebudayaan

yang ada sudah tidak lagi menjadi milik orang-orang bangsawan tetapi sudah

menjadi milik semua orang.30

Dengan adanya ilmu pengetahuan yang semakin

berkembang muncullah sebuah gerakan yang bernama “Humanisme” yaitu sebuah

gerakan karena adanya ketidakpuasan sejumlah sarjana atas penyelewengan yang

nampak dalam gereja anatara lain sudah ada gerakan yang bermaksud

mempengaruhi gereja.31

Gerakan “Humanisme” ini muncul pada abad ke-15 di Italia dan sangat

disambut baik di tempat-tempat atau di kota-kota yang lain misalnya negara

Belanda. Dalam hal ini para kaum humanis memiliki tujuan untuk mempelajari

naskah-naskah kuno dalam bahas Yunani dan bahasa Ibrani serta mereka juga ingin

menggabungkan kesalehan yang berakar dalam iman kristen umat manusia yaitu

kemerdekaan dan kepentingan bagi dirinya sendiri, kehausan memperoleh

pengetahuan, dan usaha mencari gaya hidup yang digembleng sesuai dengan

keyakinan pribadi bukan yang ditentukan oleh kekuasaan lembaga insani yaitu

gereja.Adanya kemampuan membaca naskah kuno khususnya karya tulis Aristoteles

dalam bahasa aslinya, bukan lewat terjemahan dalam bahas latin yang dibuat dari

terjemahan bahasa Arab. Yang intinya adalah “ kembali pada sumber-sumber atau

dengan semboyan ad fonts” yaitu Alkitab bahasa Ibrani dan bahasa Yunani serta

karangan Bapa-bapa gereja32

D. Kemajuan Teknologi

Pada zaman yang sama dunia yang dinikmati para pemimpin gereja dan

masyarakat tergoncang dengan adanya penemuan dua macam teknologi yang

berdampak luar biasa, yaitu penemuan serbuk mesiu yang digunakan pada waktu

peperangan yang terjadi di Eropa Barat. Dan penemuan rahasia membuat kertas

sampai dengan penemuan mesin cetak yang memakai huruf-huruf lepas. Tetapi

waktu itu teknologi membuat kertas telah dipinjam oleh negara Cina yang sudah

30

H.Berkhof and I.H.Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2009), 119. 31

Robet R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran Dan Pratek Pendidikan Agama

Kristen, 268. 32

Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristen, 126.

Page 24: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

12

mengenal teknologi itu beberapa abad sebelumnya. namun masyarakat Cina tidak

menyadari tentang cara pemakaian mesin cetak itu. Sehingga dengan adanya

penemuan itu maka sangat membantu para reformator dalam hal ini Luther, Calvin

dan Zwingli untuk menyebar luaskan tulisan-tulisan mereka ke semua pelosok

tempat atau wilayah menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh masyarakat

Eropa, karena sebelumnya setiap buku harus ditulis dengan tangan dan

menggunakan bahan tulis yang terbuat dari kulit hewan, batang pohon dan juga

daun dari berbagai macam tumbuhan yang ada, sehingga membuat bahan tulis ini

dijual dengan harga yang sangat mahal, karena jika dilihat mulai dari menjilid

dengan bahan-bahan yang ada juga sangat terbatas. Tetapi dengan adanya penemuan

itu maka keadaanpun berubah seketika pada abad ke-12 dan abad ke-13 di Spanyol,

Italia, Prancis dan Jerman karena sudah beberapa orang telah memiliki pabrik

sendiri misalnya “pengolahan kertas menggunakan kain bekas”.33

Ada seorang tokoh yang bernama Yohanes Gutenberg, ia berhasil

membuat mesin cetak yang mempergunakan huruf lepas, memang pada saat itu

semua telah menggunakan mesin cetak tetapi masih ada yang menggunakan blok

kayu yang dicungkil sampai berbentuk huruf, tentu saja itu membutuhkan waktu

yang sangat lama dan juga memerlukan banyak tenaga sehingga itu hanya dapat

menghasilkan satu karya saja.Sedangkan mesin yang dibuat oleh Yohanes

Gutenberg ini bergantung pada tenaga manusia dan hasil karya cetakannya semakin

bertambah dan akibatnya harga jual juga terjangkau dan lebih murah sehingga

membuat semua orang dapat membeli dan membaca tanpa harus melihat status dan

golongan.34

33

Robet R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran Dan Pratek Pendidikan Agama

Kristen,267. 34 Robet R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran Dan Pratek Pendidikan Agama

Kristen,268.

Page 25: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

13

2.2 Konteks Teologis

Pada awal abad ke-16 sangat jelas bahwa gereja yang ada di Eropa barat,

sekali lagi berada dalam keadaan yang sangat memerlukan pembaharuan, karena

pada dekade ke dua abad ke-16 lahirlah sebuah gerakan baru yang disebut dengan

perpecahan gereja. Sehingga tampak jelas bahwa tata gereja yang resmi benar-benar

sedang membutuhkan pembaharuan karena sistem birokrasi kerajaan sangat tidak

efisien dan korup.Serta moral para rohaniawan sering tampak lemah sehingga

menjadi sumber skandal bagi jemaat pada saat itu.35

Terjadinya Perpecahan Paus

Dalam hal ini ada dua aspek perkembangan besar yang terjadi dalam

gereja abad pertengahan yang secara bersama-sama membuat definisi dan

pelaksanaan ortodoksi tidak mungkin dilakukan pada abad ke-16 yang pertama

adalah kewibawaan dari paus dipersoalkan melalui skisma besar, dan akibat-

akibatnya skisma besar terjadi pada tahun 1378-1417 sehingga membuat

perpecahan di Eropa Barat. Hal itu terjadi tepatnya pada saat kematian Gregorius

XI sehingga golongan Italia dipimpin oleh Urbanus VI dan golongan Prancis

dipimpin oleh Clement VI. Situasi ini terus berlanjut sampai 1417 ketika konsili

Constance memilih Martin V sebagai paus untuk satu periode yang singkat sekitar

tahun 1409.36

Kemudian dapat dilihat juga bahwa adanya kelemahan dari kepemimpinan

paus sejak tahun 1300, dan itu dilihat dari sistem pergantian kepemimpinan yang

menimbulkan berbagai macam peristiwa yang membuktikan adanya pemberitahuan

misalnya masa kepausan di Avignon pada tahun 1305-1377 dan itu menimbulkan

perpecahan yang besar dalam gereja barat, juga dilihat dalam kurun waktu yang

sama gereja ini dipimpin oleh 3 paus secara bersamaan pada tahun 1378-1417.37

Penjualan Surat Penghapusan Dosa

Adanya surat penghapusan dosa yang terjadi pada tahun 1517 di

perbatasan kerajaan Sachen yang dilakukan oleh Johann Tatzel. Penjualan surat

penghapusan dosa ini dilakukan untuk mengupulkan uang sehingga hasilnya dapat

35

Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi,2. 36

Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi,44 37

Eddy Kristiyanto,OFM,Reformasi Dari Dalam Sejarah Gereja Zaman

Moderen(Yogyakarta:Kanisius,2004),43.

Page 26: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

14

dibagi menjadi dua yaitu pertama dapat membayar hutang dari Albercht dan yang

kedua untuk pembangunan gereja Santa Petrus yang sangat megah dan indah.

Kegiatan penjualan surat penghapusan dosa ini dilakukan setelah adanya perjanjian

dari Leo X dan Albercht, tetapi perjanjian ini tidak diketahui oleh umat kristiani

yang diantaranya Marthin Luther. Sehingga banyak menimbulkan pertanyaan di

kalangan umat kristen, tetapi surat kuasa yang diberikan Albercht kepada para

penjual surat pengahapusan itu menimbulkan sangkaan bahwa setiap siksaan

dihadapan Allah dapat dihapusan bukan hanya siksaan tetapi juga setiap dosa umat

manusia,kepala penjual,Johan Tatzel mengadakan propaganda besar dan

mengosongkan dompet masyarakat Jerman untuk mengisi pundi-pundi Albercht

dan Leo X, syaratnya yaitu setiap pembeli harus mengaku dosanya kepada imam-

imam yang tidak mereka kenal maka dengan demikian pemeliharaan jiwa dan

sakramen pengakuan dosa telah dipermainkan begitu saja dengan tujuan

mendatangkan keuntungan bagi mereka.38

Sikap Moral dan Adanya Ekspleitasi Ekonomi serta minimnya

Pendidikan di kalangan Para Imam.

Kualitas dan moral para pemimpin serta hierarki dalam tata pemerintahan

kepemimpinan Roma yaitu, seperti kemewahan dan nepotisme misalnya beberapa

saudara dekat dari Paus yang masih sangat mudah bisa dijadikan kardinal. Serta ada

beberapa kejanggalan yang terjadi seperti:

Paus Sixtus IV yang mengangkat 6 saudara dekatnya untuk menjadi

kardinal yang diantaranya kardinal Petrus Riario yang meninggal karena

tidak mengontrol diri dalam mengatur pola makan dan minum serta

hafanafsu.

Innocentius VIII sebelum dipilih menjadi paus ia sudah mempunyai

sejumlah anak haram yang sudah diketahui secara umum.

Paus Alexander VI (alias Rodrigues de Borja) yang gemar mengoleksi

emas dan perempuan, dari sejumlah wanita lahirlah tujuh orang anak tetapi

dia masih bisa menjadi seorang imam dan kardinal. Dan selama ia menjadi

seorang imam ia juga pernah tidur dengan beberapa wanita yang

38

Berkhof and Enklaar, Sejarah Gereja, 127.

Page 27: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

15

melahirkan dua orang anak yaitu Yohanes dan Rodriques, yang lahir pada

hari-hari terakhir sebelum Alexander meninggal.

Bulla Paus yang mengesahkan Rodrigo,Yohanes dan anaknya yang lain

serta yang mengurus harta warisan, dan yang menemukan dokumen dengan

ungkapan seperti “ De Romano Pontifice Et Solute”. Dan ada juga seorang

gundik dengan kata lain selir dari Alexander VI yang bernama Vannozza

de’Cattaneis yang diabadikan pada satu pintu masuk Basilika Santo Markus

dekat Piazza Venezia.

Caesar Borgia yang dipanggil juga Valentinus pada usia 16 tahun dan

dijadikan kardinal sebelum ia menjadi seorang uskup.

Paus Yulis II juga tidak luput dari noda hitam berkenaan dengan tingkah

lakunya, serta Leo X yang adalah pelindung dari para artis, yang tidak

mempunyai sikap tanggung jawab, serta tidak berminat pada masalah-

masalah kerohanian dalam keagamaan. Kemerosotan moral dalam

kepemimpinan paus gereja katolik Roma merupakan salah satu tragedy

sejarah kepausan.39

dapat lihat juga bahwa dengan minimnya pendidikan

para imam-imam karena akibat kemiskinan yang terjadi,tetapi para klerus

atau atasan memiliki kekayaan yang sangat melimpah.40

Dari sini dapat dilihat bahwa memang bangunan fisik sejumlah gereja

sangatlah indah dan mengagumkan. Tetapi pada gilirannya kedangkalan dalam

hidup religious manusia tidak hanya terjadi dikalangan para pemimpin gereja baik

yang ada di Italia tetapi juga yang ada di negara Jerman. Tentu saja borok dan

kebusukan para pemimpin gereja dapat dilihat dari cara hidup para uskup dan

orang-orang terdekatnya,kerena mereka lebih cenderung mengumpulkan harta

kekayaan dibandingkan dengan melakukan ekaristi. Dan juga dilihat dari 140.000

imam yang diantaranya 15 juta penduduk dan kebanyakan imam yang tidak bisa

menikah. dan kemerosotan juga terlihat di dalam biara-biara rubiah atau suster

dimana para keluarga bangsawan mendesak putri-putri mereka untuk masuk

dalam biara yang disertai dengan para pembantu-pembantunya. dan adanya

39

Eddy Kristiyanto,OFM, Reformasi Dari Dalam Sejarah Gereja Zaman Moderen,44. 40

Th.Van den End, Harta dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas (Jakarta: BPK Gunung

Mulia,2008),147.

Page 28: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

16

perdebatan tentang percabulan dan pratik seks bebas atau sesuatu yang mereka

lakukan kecil-kecilan yang tidak dipandang sebagai dosa.41

Maka dari sinilah

dapat dilihat bahwa gerakan reformasi itu sangat mempengaruhi kehidupan

masyarakat Eropa pada abad ke-16 yaitu gerakan reformasi di kota-kota muncul

sebagai jawaban atas suatu desakan rakyat untuk mengadakan perubahan.

Misalnya ketidakpuasan dan kegelisahan diantara penduduk urban pada awal abad

ke-16 tidaklah murni bersifat keagamaan, tetapi ada faktor-faktor

sosial,politik,ekonomi,ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. 42

III. Peran dari Katherina Von Bora dan Marguerite Of Navarre dalam

Pergerakan Reformasi Gereja Abad ke-16.

Bebicara tentang perempuan berarti berbicara tentang bagaimana peran

dari kaum perempuan yang sering terabaikan dalam kultur umat manusia.

berhubungan dengan studi penelitian tentang peran perempuan dalam gerakan

reformasi, maka melalui tulisan ini penulis mau memperlihatkan bagaimana peran

kaum perempuan yang ada pada abad ke-16 yaitu:

o Pertama, peran dari Katherina Von Bora yang adalah isteri dari Marthin

Luther yang sering disebut “Bintang Pagi dari Witenberg”

o Kedua, peran dari Marguerite Of Navarre yang adalah ratu dari Navarre

yang merupakan kakak dari raja Francis I, yang juga memiliki gelar

diplomat.

Tetapi sebelum masuk dalam peran-peran perempuan pada abad ke-16,

kita harus melihat terlebih dahulu bagaimana kehidupan kaum perempuan yang

ada pada abad pertengahan yang sangat mempengaruhi kehidupan kaum

perempuan abad ke-16.

3.1 Latar Belakang Kehidupan Perempuan Abad Pertengahan

Dalam kehidupan kaum perempuan abad pertengahan merupakan sebuah

kehidupan yang sangat sulit dan menyedihkan, karena pada abad ini kaum

perempuan Eropa sering dianggap sebagai perempuan penyihir atau “Witchcraft”

yang artinya bertindak atas nafsu bukan rasio. Perempuan selalu dianggap

memiliki nafsu tertinggi jika dibandingkan dengan kaum laki-laki, sehingga pada

41

Eddy Kristiyanto,OFM, Reformasi Dari Dalam Sejarah Gereja Zaman Moderen,45. 42

Alister E.Mc.Grath, Sejarah Pemikiran Sosial Reformasi,22.

Page 29: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

17

abad ini kaum perempuan selalu dikejar serta dibunuh, dan pada abad inilah yang

disebut abad kelam bagi seluruh kaum perempuan Eropa saat itu.43

Kehidupan perempuan dalam masyarakat lama dipandang lebih rendah

dari pada kehidupan laki-laki, baik itu secara fisik ataupun akal. Sehingga tidak

diperbolehkan bagi kaum perempuan untuk belajar, karena perempuan dianggap

sebagai budak, tidak memiliki hak kepemilikan, tidak berhak mengurusi

keuangan, termasuk didalamnya mengajar dan mendidik anak-anaknya meskipun

bapakya telah meninggal.44

Pada abad pertengahan muncul pengaruh dari Aristoteles tentang peran

dari perempuan yaitu, hanya untuk melahirkan anak. Sedangkan kepintaran dan

ilmu pengetahuan hanya dapat ditonjolkan oleh kaum laki-laki, karena saat itu

perempuan dipandang sangat lemah dan tidak bisa melakukan apa-apa ini juga

merupakan sebuah pandangan yang disebabkan oleh belum berkembangnya ilmu

biologi. Hal ini sangat berpengaruh bagi kehidupan perempuan baik kehidupan

dalam masyarakat maupun kehidupan dalam gereja.45

Sehingga pada abad

pertengahan perempuan-perempuan tidak bisa membuat atau mengambil

keputusan-keputusan moral dengan benar, ditambah lagi dengan pernyataan dari

Thomas Aquinas yang mengatakan bahwa perempuan adalah manusia yang

cacat.46

Pada gerakan reformasi protestan abad ke-16, Marthin Luther juga

menyatakan bahwa peran dari perempuan adalah tinggal di rumah, duduk manis,

merawat rumah, serta mendidik anak-anak. Dari sinilah sikap perempuan itu

dilihat karena banyak perempuan merasa sangat tidak adil jika gereja juga masih

menolak hak-hak kaum perempuan.47

Sehingga pada abad ke-16 munculah sebuah gerakan reformasi dimana

banyak tokoh-tokoh gereja yang mau melakukan sebuah pembaharuan tentang

43

A.Setyo Wibowo,Manusia:Teka-teki yang mencari solusi

(Yogyakarta:Kanisius,2009),159. 44

Nawal Al-Sa’dawi and Hibah Rauf Izzat, Agama dan Moralitas (Jakarta:

Erlangga,2000),129. 45

E.G.Singgih,Apa Itu Teologi? Pengantar Ilmu Teolog (Jakarta: BPK Gunung

Mulia,2007),42. 46

Mariani Febriana, Perempuan dalam Lintasan Sejarah Kristen:”Ini Aku,Utuslah Aku”

(Sekolah Tinggi Teologi Jakarta,2002),50. 47

Simon and Christoper Danes, Masalah-masalah Moral Sosial Aktual dalam Prespektif

Iman Kristen (Yogyakarta: Kanisius,2000),190.

Page 30: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

18

pengajaran dan dogma dalam gereja, antara lain seperti pernikahan dan peran dari

kaum perempuan.48

Jadi dalam kehidupan budaya abad pertengahan sampai awal abad ke-16

yang masih berpegang pada budaya patriakhi yang memandang bahwa

perempuan adalah sosok yang lemah jika dibandingkan dengan laki-laki, sehingga

membuat kaum perempuan selalu mendapatkan posisi kedua yang tidak

diperbolehkan tampil didepan umum. Maka pada abad ke-16 inilah muncul

perempuan-perempuan yang mampu menerobos rintangan-rintangan atau

masalah-masalah yang ada selama ini, yang dimana selalu menyudutkan kaum

perempuan, dan perempuan-perempuan inilah yang mampu membuktikan kepada

semua masyarakat bahwa mereka juga bisa melakukan hal-hal tersebut. Memang

jika dilihat pada saat itu perempuan-perempuan ini kebanyakan merupakan

perempuan-perempuan yang berasal dari kelompok bangsawan tetapi yang harus

digaris bawahi bahwa mereka bukan hanya memanfaatkan status mereka sebagai

seorang bangsawan agar bisa tampil didepan umum. Tetapi mereka juga melatih

diri mereka sendiri dengan berbagai macam ilmu pengetahuan, belajar dan terus

membaca, sehingga mereka memiliki kepercayaan diri untuk bisa tampil didepan

publik karena tidak semua perempuan bangsawan pada waktu itu bisa tampil

sebagai perempuan pendobrak tradisi-tradisi yang ada. Ada juga perempuan-

perempuan bangsawan yang karena tidak dibekali dengan pendidikan mereka

tidak mempermasalahkan hal-hal tersebut. Maka dari masalah-masalah peran

perempuan yang masih diabaikan sampai saat ini membuat penulis ingin

memperlihatkan bahwa sebenarnya dalam gerakan reformasi itu ada tokoh-tokoh

perempuan yang mampu menerobos tembok-tembok pemisah antara laki-laki dan

perempuan dengan tindakan-tindakan mereka lepas dari status mereka yang

adalah kelompok bangsawan, tetapi yang harus dilihat bahwa mereka juga

memiliki keahlian, ketrampilan serta ilmu pengetahuan dan pendidikan seperti:

Di Inggris ada seorang ratu yang bernama Mary Tudor dan penerusnya

yang bernama Elizabeth I, mereka dapat menaklukkan monarki Inggris

dan bahkan telah menjadi seorang pemimpin yang religious. Dan pada

waktu itu dilihat bahwa mereka mampu melawan serangan dari Thomas

48

Febriana,Perempuan dalam Lintasan Sejarah Kriten: “Ini Aku,Utuslah Aku”,54.

Page 31: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

19

Becon yang mengatakan bahwa seharusnya kaum perempuan itu harus

takluk kepada kaum laki-laki, tetapi pada kenyataannya mereka mampu

mebuktikan bahwa mereka juga dapat menaklukan kaum laki-laki dan

dapat menjadi seorang pemimpin yang sangat berpengaruh, lebihkhusus

dengan ratu Elizabet I, yang merupakan seorang tokoh reformator

protestan di Inggris, dia juga disebut sebagai “The Most Masculine Of All

The Female Sovereings Of History.”49

Di Prancis ada beberapa tokoh perempuan reformator yaitu seperti, Lois

Of Savoy, dia adalah ibu dari raja Francis I, kemudian Jeanne d’Albert

yang adalah anak dari ratu Marguerite Of Navarre yang juga mampu

menghasilkan karya-karya tulis yang sangat berkualitas dalam masyarakat

Prancis.50

Marie Dentire, yang sering disebut sebagai “ Tongkat Kilat” atau “The

Lightning Rod” karena pada waktu itu dia mampu melakukan tindakan-

tindakan dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang provokatif,

sehingga pada waktu itu Marie juga sempat diminta oleh Calvin untuk

menulis kata pengantar dalam satu bukunya tentang khotbah. Dan yang

harus diketahui juga bahwa Marrie Dentire ini adalah salah satu tokoh

reformator perempuan yang namanaya tertulis di tembok Genewa.

Argula Von Grumbach, ia adalah seorang pendebat yang memiliki ciri

khas yang khusus sehingga dia sering disebut seorang pendepat yang

meledak-ledak seperti petasan. Dia terkenal karena pernah menulis surat

kepada para dosen universitas Ingolstadt dan dia juga mampu menantang

dengan penuh keprcayaan diri dan keyakinan, bahwa dia merasa perlu

ada yang bersuara atas ketidakadilan yang terjadi selama ini.

Olympia Morata, ia adalah seorang sarjana dan ia terkenal karena iman

kepercayaannya dan pengetahuannya yang sangat lauas.51

49

Patricia Crawford, Women and Religion In England: 1500-1720,(New York:

Routledge,2001), 33. 50

Febriana, Perempuan dalam Lintasan Sejarah Kristen,55. 51

Ngelow,”Beberpa Perempuan Reformator.”

Page 32: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

20

3.2 Katherina Von Bora (1499-1550)

Katherina Von Bora, lahir di Lippendorf Jerman, Pada tanggal 29 Januari

1499. Ia berasal dari keluarga bangsawan, ayahnya bernama Hans Von Bora dan

Ibunya bernama Anna Von Haubitz. Sejak usia 6 tahun ibunya telah meninggal,

dan ketika usia 10 tahun dia dikirimkan ke dalam biara di Nimschen.52

A. Kehidupan Sebagai Seorang Biarawati

Kehidupan Katherina Von Bora dihabiskan dalam biara, keadaan itu sudah

menjadi hal yang biasa bagi keluarga kaum bangsawan pada zaman itu untuk

mengirim anak-anak mereka masuk ke dalam biara dalam jangka waktu tertentu

atau untuk selamanaya.Tetapi ketika Katherina berumur 15 tahun dia dikirimkan

ke biara Benediktin di Brehna, yang memberikan pendidikan bagi gadis-gadis

muda,Katherina dikirim kedua kalinya bersama dengan bibinya di biara Cistercian

dari Marienthon di Nimschen. Dan ketika Katherina berumur 16 tahun barulah dia

mengambil sumpah untuk menjadi seorang biarawati.53

Pada awal 1520 mulailah tulisan-tulisan Luther masuk ke dalam rumah-

rumah biara sehingga ada beberapa suster di Nimschen sudah mulai gelisah dan

khawatir tentang hal itu, dan para susterpun mulai menyarankan Luther agar

keluar dan melarikan diri dari tempat itu.54

Tetapi berbeda dengan Katherina, karena pada saat itu kehidupan

Katherina diisi dengan menulis, belajar, serta membaca dan mengasa keahlian

lainnya. Sehingga pada umur 24 tahun Katherina mulai mempelajari tentang

tulisan-tulisan dari Marthin Luther dan ia mulai menerima tentang pengajaran

reformasi, dan Katherinapun mulai melakukan perubahan-perubahan tentang

pengajaran ataupun dogma tentang injil sejati Kristus Yesus sehingga

Katherinapun mulai perlahan-lahan meninggalkan ajaran-ajaran gereja katolik

Roma. Dan pada saat itu dia mulai memberanikan diri untuk dapat keluar dari

dalam biara bersama dengan ke 11 biarawati lainnya. Keputusan ini merupakan

52

Ronland H. Bainton, Women of the Reformation in Germany and Italy,(Baston: Beacon

Press, 1894),22. 53

Moses Christiant, Katherina Von Bora “ Wanita Yang

Tangguh”blogspot,April,23,2013. http://moseschristiant.blogspot.co.id/2013/04/katharina-von-

bora-wanita-tangguh-yang.html. 54

Ronland H. Bainton, Women of the Reformation in Germany and Italy,23.

Page 33: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

21

sesuatu yang tidak mudah karena ini merupakan keputusan yang sangat beresiko

bagi kaum biarawati, sebab ini memiliki hukum yaitu hukuman mati.55

Namun

Katherina bersama dengan teman-temannya berhasil melarikan diri dengan

bersembunyi di dalam kereta dan melarikan diri menuju Witenberg, dalam

perjalan Katherina mencoba menghubungi Luther untuk meminta bantuan,

sehingga pada saat itu Luther merasa harus bertanggung jawab penuh terhadap

Katherina dan teman-temannya, yaitu dengan cara Luther menempatkan mereka

di beberapa keluarga yang ada di Witenberg atau mereka harus menikah karena

tidak ada tempat untuk perempuan lajang dalam masyarakat pada waktu itu, dan

selama Katherina hidup di Witenberg dalam jangka waktu 2 tahun, Katherina

sudah mulai mengikuti pelatihan-pelatihan tentang bagaimana mengatur keuangan

ekonomi, serta peran dalam rumah tangga.56

B. Hidup Menjadi Seorang Isteri Tokoh Reformator

Dalam pelariannya, Katherina menjadi seorang wanita yang paling

menarik sehingga dia menjadi “incaran” para pria di antaranya seorang raja dari

Denmark yang kebetulan pada waktu itu sedang berada di Witenberg, dan raja

Denmark ini memberikan Katherina sebuah cicin emas. Bukan itu saja ada juga

para pria termasuk di dalamnya alumnus universitas Witenberg yang bernama

Jerome (Hieronymus), kemudian Baumgartner yang berasal dari Nuremberg dan

seorang pendeta yang bernama Dr Kaspar Glatz dari Orlamunde, tetapi semua pria

ini tidak berhasil memikat hati dari Katherina.57

Pada tanggal 13 juni 1524 Marthin Luther menikah dengan Katherina, di

hadapan para saksi yang di antaranya adalah teman-teman dari Marthin Luther

yaitu: Justus Joas, Johanes Bugenhagen dan lain-lain. Tetapi pernikahan yang di

lakukan oleh Marthin Luther dan Katherina ini memiliki tantangan yang sangat

menguji kehidupan iman dari Luther dan Katherina. Tetapi dapat dilihat bahwa

pernikahan yang dijalani oleh Luther dan Katherina merupakan sebuah contoh dan

menjadi tamparan keras terhadap pandangan tentang pengajaran pernikahan dalam

gereja katolik roma.58

dan waktu itu juga Luther dan Katherina sangat yakin dan

55

Christiant, Katherina Von Bora “ Wanita Yang Tangguh” 56

Ronland H. Bainton, Women of the Reformation in Germany and Italy,24. 57

Ronland H. Bainton, Women of the Reformation in Germany and Italy,25. 58

Ronland H. Bainton, Women of the Reformation in Germany and Italy,26.

Page 34: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

22

percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan mereka. Tuhan akan selalu

berada dengan mereka, sehingga berkat Tuhan akan selalu tercurah dalam

kehidupan keluarga mereka, kehidupan Luther selalu diisi dengan kebersamaan

dan cinta bersama dengan Katherina.59

Hal yang paling istimewa dari kehidupan Luther dan Katherina adalah

bagaimana seorang Luther menghargai isterinya sebagai tuan dalam rumah.

Ketikat di masa-masa sulit kehidupan Luther, Katherina selalu setia mendampingi

Luther dalam kesulitan seperti mengalami penyakit, depresi dan mengalami

masalah yang besar. Pada waktu itu juga Katherina memiliki ketrampilan khusus

seperti membuat obat, dan membuat ramuan-ramuan herbal, serta Katherina juga

bisa memijat, sehingga dia menjadi seorang dokter yang terkemuka dan sangat

terkenal di daerahnya. Kehidupan rumah tangga Luther dan Katherina ini selalu

ada dalam permasalahan yang berat tetapi kesetiaan Katherina adalah salah satu

penyemangat Luther untuk menghadapi setiap masalah yang ada.60

C. Katherina Von Bora Isteri yang Penuh tanggung Jawab dan Penyanyang

Setiap hari Katherina selalu bangun jam 4 pagi untuk mengerjakan

tanggung jawabnya sebagai seorang isteri, sehingga Luther menyembut isterinya

sebagai “Bintang Pagi dari Witenberg”. Karena kehidupan Katherina selalu diisi

dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan dapat menjadi contoh bagi perempuan-

perempuan pada waktu itu, seperti:

Katherina sangat rajin mengelola kebun sayuran dan tanaman bunga

anggrek, serta ia mampu membagi waktu antara mengurus suami,serta

mendidik anak-anak. Dan Katherina juga membantu Luther dalam

membiayai pembangunan sekolah TK sampai SMP

Katherina juga mampu menjalankan bisnis keluarga seperti bisnis

pengolahan kebun anggur, untuk dapat dijadikan minuman anggur yang

segar. Dari hasil bisnis itulah Katherina mampu membiayai dan membantu

gerakan reformasi.

Dan Katherina juga mampu merubah rumah mereka, menjadi sebuah

sekolah untuk pembentukan karakter anak-anakny.61

59

Ronland H. Bainton, Women of the Reformation in Germany and Italy,28. 60

Ronland H. Bainton, Women of the Reformation in Germany and Italy,29 61

Ronland H. Bainton, Women of the Reformation in Germany and Italy,30.

Page 35: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

23

3.3 Marguerite Of Navarre (1492-1549)

Marguerite adalah seorang yang berasal dari Navarre, dan Marguerite juga

merupakan kaka dari raja Francis I. Dua hal penting dalam kehidupannya yaitu,

mencintai Allah dan mencintai keluarganya. Marguerite ini adalah salah satu

perempuan pemberani yang selalu berani melakukan sesuatu, seperti

menyelamatkan masyarakat Prancis, karena demi negara Prancis Marguerite rela

melintasi lautan, gunung, bahkan dia mampu mengalahkan prajurit-pajurit laki-

laki pada saat itu. sehingga raja Franjis I, menyebut Marguerite dengan sebutan

“Ma Mignonne”, sehingga segala sesuatu selalu dipercayakan kepada

Marguerite.62

A. Hidup Sebagai Seorang Ratu

Kehidupan Marguerite berubah, semenjak Marguerite memutuskan

menikah dengan seorang raja dari Navarre sehingga pada saat itu Margueritepun

menjadi seorang ratu di Navarre, dan saat itu juga Marguerite bersama suaminya

mulai melakukan pembaharuan terhadap kota Navarre. Dan pada waktu itu

Marguerite juga sangat menyanyangi keluarganya temasuk anaknya yang bernama

Jane. Dalam kehidupan Marguerite selalu diisi dengan keagamaan, seperti

Marguerite selalu taat dan setia terhadap perintah Tuhan. Marguerite juga selalu

bertentangan dengan adiknya soal agama dan kepercayaan yang dianut mereka.

Dalam hal ini Marguerite selalu memiliki semangat dalam melakukan gerakan

reformasi dalam gerejanya di Navarre, sedangkan saudaranya raja Francis I ingin

mereformasikan gereja karena adanya tekanan dari pihak lain.63

Marguerite juga sudah mulai meyakinkan dirinya dan selalu percaya

bahwa dia bukan seorang pemimpin yang radikal. Ia juga tidak dapat

membenarkan sesuatu hal yang terjadi di dalam daerah kekuasaannya. Dan

Marguerite juga membantu kepala-kepala gereja atau pegawai-pegawai gereja

yang ada di Inggris untuk melakukan sebuah pembaharuan dalam gereja Katolik

yang ada di Inggris. Pada waktu yang bersamaan Marguerite juga menggunakan

kekuasaannya untuk membangun bidang ekonomi yang lebih baik dalam

daerahnya sendiri. Dan hal yang paling penting juga adalah Margueite adalah

62

Ronland H. Bainton,Women of the Reformation in France and England,(Baston:

Beacon Press,1894),13. 63

Ronland H. Bainto,Women of the Reformation in France dan England,14.

Page 36: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

24

sosok seorang perempuan yang masuk dalam kelompok Renaissance yang juga

mampu membaca tulisan-tulisan dari bahasa Italia dan tulisan Plato yang ditulis

dalam bahasa Yunani.64

Pada tahun 1521, tulisan-tulisan Luther mulai masuk kedalam masyarakat

Prancis dan tulisan-tulisan tersebut menggunakan bahasa asli prancis yang pada

waktu itu telah di buat di Strasbourg dan telah dikirim langsung ke Briconnet

sehingga dapat diterima oleh teman-temannya yang lain termasuk di dalamnya

Marguerite. Karya-karya Luther yang telah dibaca dan diterjemahkan dalam

bahasa Prancis itu adalah alkitab, dan buku-buku meditasi serta buku doa di

antaranya adalah doa Bapa Kami. Sehingga waktu itu Marguerite dapat menulis

puisinya sendiri yaitu berisi tentang ekspresi dari tiga prinsip karakteristik Luther

dan Calvin yaitu: keutamaan Alkitab,Pembenaran oleh iman, dan pemilihan

doktrin atau pengajaran.65

B. Perebutan Kekuasaan

Ada dua peristiwa penting yang terjadi yaitu pertama, terjadinya peristiwa

peperangan antara kaum petani di Jerman. Kemudian yang kedua adalah

perebutan kekuasaan atau penghapusan raja, sehingga membuat raja Francis I

ingin merebut kekuasaan di Italia utara yaitu Kaisar. Diketahui bahwa sauami

pertama Marguerite adalah seorang komandan dalam pasukan yang dipinpin oleh

saudaranya. Marguerite juga sangat yakin bahwa mereka akan memiliki

kemenangan yang gemilang karena Tuhan selalu bersama dengan mereka. Tetapi

pada bulan februari tahun 1525 raja Francis menjadi tahanan dan langsung di

bawah ke Spanyol.66

C. Marguerite Perempuan Pintar dan Bijaksana

Pada tahun 1531 ibu dari Margueritepun meninggal sehingga peran dari

Marguerite bertambah yaitu menjadi seorang penasehat. Peran dari Marguerite

sangat berat karena dia harus berhadapan dengan dua pokok permasalahan

terbesar yaitu agamanya dan budayanya sendiri. Dan pada waktu itu Calvin juga

menulis surat meminta pertolongan kepada Marguerite yang juga merupakan

teman dari tokoh-tokoh reformator yang diantaranya tokoh-tokoh reformator

64

Ronland H. Bainto,Women of the Reformation in France dan England,15. 65

Ronland H. Bainto,Women of the Reformation in France dan England,20. 66

Ronland H. Bainto,Women of the Reformation in France dan England,22.

Page 37: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

25

seperti Johanes Calvin, Gerard Roussel, Lefevre d’Etaples dan Clement Marot,

agar dapat bersembunyi dan mencari tempat yang labih aman bagi orang-orang

yang ada saat itu.67

Selama Marguerite berada dengan mereka, Margueritepun banyak belajar

dari kehidupan Calvin dan karya-karya tulis dari Calvin, dari sinilah Calvin dan

Margueritepun selalu bersama, baik itu dalam hal pengajaran-pengajaran Calvin

tentang dogma yang ada dalam gereja. Sehingga Calvin menganggap bahwa

Marguerite ini adalah sosok seorang perempuan dan teman yang pintar serta

saudara yang baik, sehingga Calvin memberikan hadiah untuk Marguerite sebuah

buku tentang pendidikan agama kristen.68

3.4 Analisis

Perempuan secara etimologis berasal dari kata “empu” yang berarti “tuan”

yaitu orang yang mahir atau berkuasa, kepala hulu yang paling besar serta

seseorang yang harus dihargai dan dihormati.69

Tetapi pada kenyataannya jika

dilihat dalam konteks perempuan yang ada diabad pertengahan mereka selalu

hidup dalam keterpurukan dan ketertindasan. Karena memang kehidupan budaya

abad pertengahan yang masih berpegang pada budaya patriakhi, yang memandang

perempuan adalah sosok yang lemah jika dibandingkan dengan laki-laki sehingga

membuat perempuan selalu mendapatkan posisi kedua dalam kehidupan

masyarakat dan tidak diperbolehkan kaum perempuan untuk tampil didepan

publik.

Dalam kondisi yang terpuruk dan dalam kondisi yang termajinalkan

membuat bebeapa tokoh perempuan pada abad ke-16 yang adiantaranya adalah

Katherina Von Bora dan Marguerite Of Navarre mencoba keluar untuk menerobos

rintangan-rintangan yang selama ini selalu menyudutkan kaum perempuan.

Memang jika dilihat pada saat itu perempuan-perempuan ini kebanyakan

merupakan perempuan yang berasal dari kelompok bangsawan dan isteri dari

tokoh reformator tetapi yang harus digaris bawahi bahwa mereka bukan hanya

memanfaatkan status mereka, tetapi mereka juga membekali diri dengan ilmu

67

Ronland H. Bainto,Women of the Reformation in France dan England,29. 68

Ronland H. Bainto,Women of the Reformation in France dan England,32. 69

Zaitunah Subhan, Qodrat Perempuan Taqdir atau Mitos (Yogyakarta: Pustaka

Pesantren, 2004), 1.

Page 38: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

26

pengetahuan, belajar, dan terus membaca sehingga mereka memiliki kepercayaan

diri untuk bisa tampil didepan publik. Jadi dari sinilah penulis melihat bahwa

perempuan-perempuan ini mampu keluar karena:

Pertama, perempuan-perempuan ini adalah perempuan-perempuan

keturunan bangsawan dan isteri dari seorang tokoh reformator, dilihat dari pola

pikir masyarakat saat itu, yang masih melihat faktor kedudukan dan jabatan, harta

dan kekayaan, serta budaya adalah merupakan hal yang terpenting dan harus

dimiliki oleh seseorang. Perempuan-perempu yang telah memiliki kedudukan dan

status sosial yang tinggi serta kehidupan ekonomi yang baik dan status yang

diterima ketika mereka menikah dengan tokoh reformator mengangkat kedudukan

kaum perempuan ini telah menjadi sebuah alasan yang mampu mendukung

mereka untuk keluar dari kurungan budaya patriakhi dan membuat mereka

mampu untuk berkarya lebih lagi dalam mendukung sebuah perubahan.

Kedua adalah pendidikan, karena selain faktor kedudukan, status sosial,

dan ekonomi yang cukup membantu para perempuan untuk keluar dari budaya

patriaki dan membuat mereka bebas melakukan sesuatu, faktor pendidikan pun

juga menjadi faktor yang sangat penting dalam mendukung gerakan perempuan

untuk menjadi perempuan yang bebas pada saat itu. Jika pendidikan yang telah

diterima oleh para perempuan bangsawan hanya diterima begitu saja tanpa

dikembangkan lebih lagi, maka sesungguhnya pendidikan tersebut juga tidak ada

gunanya. Untuk itulah Katherina Von Bora dan Marguerite Of Navarre yang

mengganggap pendidikan itu peting, akhirnya menggunakan dan memaksimalkan

ilmu yang diterima untuk digunakan sebagai pendukung didalam mereka

membantu adanya sebuah perubahan dalam gerakan reformasi pada saat itu.

Page 39: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

27

IV. Penutup

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan anilisa tentang peran perempuan dalam

gerakan reformasi abad ke-16, maka kesimpulan yang didapat adalah:

Gerakan reformasi gereja yang terjadi di Jerman tepatnya pada tanggal 31

oktober 1517, dan akan genap berusia 500 tahun pada tanggal 31 oktober

2017. Hal ini dapat dilihat bahwa gerakan reformasi merupakan salah satu

moment yang penting dalam gereja.

Gerakan reformasi ini tidak hanya berkaitan dengan krisis kepauasan pada

abad pertengahan, tetapi juga gerakan reformasi sangat berkaitan dengan

krisis sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi

yang dialami oleh semua anggota-anggota gereja dan seluruh kehidupan

masyarakat Eropa.

Kehidupan para tokoh reformator juga merupakan salah satu hal yang

paling penting misalnya, dilihat dari latar belakang kehidupan para tokoh

reformator yang sebenarnya memiliki seorang isteri, yaitu seperti Marthin

Luther yang isterinya bernama Katherina Von Bora dan Johanes Calvin

yang isterinya bernama Idelette de Bure. Pada hal jika mengikuti aturan

yang sebenarnya mereka tidak bisa menikah dan memiliki seorang isteri

karena mereka adalah seorang imam-imam dari gereja katolik.

Pada abad ke-16 ini adalah sebuah gerakan pembaharuan bukan hanya

pengajaran dan dogma yang dapat dilihat, tetapi yang juga dilihat adalah

munculnya gerakan-gerakan dari kaum perempuan serta peran-peran

mereka yang selama ini terabaikan, karena masih adanya pengaruh dari

budaya abad pertengahan tentang buadaya patriakhi yang memandang

perempuan lebih renadah dari pada laki-laki.

Dan yang perlu dilihat dalam kehidupan perempuan-perempuan reformator

abad ke-16 ini adalah perempuan-perempuan ini dapat bangkit melawan

tradisi-tradisi yang selama ini melekat dalam masyarakat Eropa, mereka

dapat membuktikan itu melalui tindakan-tindakan nyata mereka, bukan

hanya bermodalkan status mereka sebagai keturunan bangsawan saja tetapi

mereka juga membekali diri mereka dengan belajar dan terus membaca.

Page 40: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

28

Sehingga dari ilmu pengetahuan, ketrampilan serta keberanian yang

mereka miliki ini, mereka dapat membantu tokoh-tokoh reformator dalam

menjalankan sebuah pembaharuan dalam gereja dan masyarakat yang

sering disebut dengan gerakan reformasi gereja abad ke-16. Jadi tidak bisa

dipungkiri bahwa kesuksesan gerakan reformasi ini tidak lepas dari peran

perempuan-perempuan reformator, seperti Katherina Von Bora,

Margueirete Of Naverre, Mary Tudor, Elizabeth I, Lois Of Savoy, Jaene

d’Albert, Marie Dentire, Argula Von Grumbach dan yang terakhir

Olympia Morata.

4.2 Saran

Bagi orang tua agar mampu memberikan pendidikan yang baik kepada anak-

anak, bukan hanya bagi anak-anak laki-laki saja tetapi juga bagi anak-anak

perempuan. Karena perempuan juga memiliki kapasitas yang sama dengan

laki-laki dan itu juga dilihat dari sejarah gerakan reformasi yang

memperlihatkan bahwa dengan pendidikan maka perempuan juga mampu

melakukan sesuatu dengan cara mereka sendiri, dan dengan pendidikan juga

perempuan mampu melihat dunia luar dengan cara pandang mereka yang baru.

Untuk gereja yaitu bagaimana gereja mampu melihat kehidupan dari para

teolog perempuan yang selama ini telah terabaiakan. Dan bagaimana gereja

juga berani untuk menampilkan para perempuan-perempuan gerakan

reformator agar mampu memberikan semangat baru dalam kehidupan kaum

perempuan-perempuan gereja masa kini untuk berani menujukkan prestasi

yang mereka miliki, melakukan karya-karya untuk kemajuan gereja dimasa

depan.

Untuk masyarakat dalam hal ini pemerintah agar lebih memperhatikan

kehidupan dari kaum perempuan. Dalam hal ini mampu memberikan

perlindungan, memberikan kehidupan yang nyaman tanpa harus dibeda-

bedakan. Serta pemerintah juga harus mampu memberikan pendidikan

dengan membuka ruang atau lapangan pekerjaan bagi kaum perempuan,

membuka tempat-tempat pelatihan atau kursus agar mereka mampu keluar

dan melakukan sesuatu karya dengan cara pandang mereka sendiri.

Page 41: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

29

Bagi perempuan-perempuan yang hidup di zaman moderen ini harus berani

untuk keluar dari inferioritas dirinya dengan tidak perlu merasa rendah diri,

tetapi harus mampu dan bisa menunjukkan kelebihan-kelebihan yang ada

didalam diri seorang perempuan.

Maka untuk itu dapat disimpulkan bahwa ketika laki-laki dan perempuan

memiliki visi dan misi yang sama maka dunia akan berubah, tetapi jika hanya

laki-laki saja maka dunia belum tentu akan berubah sampai saat ini.

Page 42: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

30

DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri Zeffry. Transisi Demokrasi Di Eropa Timur: Blatik, Jerman

Timur, Rumania dan Balkan, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2016.

Aritonang.S Jan. Reformasi dari dalam Sejarah Gereja Zaman Moderen,

Yogyakarta:Kanisius,2004.

Boehlke R Robert. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Pratek Pendidikan

Agama kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia,2005.

Berkhof H. and I.H.Enklaar. Sejarah Gereja, Jakarta: Gunung Mulia,2009.

Bainton H. Ronland, Women Of The Reformation in Germany and Italy,

Baston: Beacon Press,1894.

Bainton H. Ronland, Women Of The Reformation in France and England,

Baston: Beacon Press,1894.

Crawford Patricia. Women and Religion In England: 1500-1720,New

York: Routledge,2001

End den Van Th. Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas, Jakarta:

BPK Gunung Mulia,2008.

Gonzalez L Justo. The Story of Christianity,San Francisco: Harper and

Row,1984.

Jonge de Christiaan. Gereja mencari jawab, Jakarta: BPK Gunung

Mulia,2013.

Lane Tony. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, Jakara: BPK

Gunung Mulia, 2008.

MC Grath E Aliester. Sejarah Pemikian Reformasi, Jakarta: BPK Gunung

Mulia,2013.

OFM Kristiyanto Eddy. Reformasi dari dalam Seajarah Geeja Zaman

Moderen, Yogyakarta: Kanisius,2004.

Pr.Matasudjita E. Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral,

Yogyakarta: Kanisius,2005.

Rahman Fadly. Rijsttafel: Budaya kuliner di Indonesia, Jakarta: PT

Gramedia,2011.

Singgih G.E. Apa Itu Teologi? Pengantar Ilmu Teolog, Jakarta: BPK

Gunung Mulia,2007.

Page 43: Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16...dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Gerakan Reformasi Gereja Abad ke-16”. Tugas Akhir

31

Sa’dawi and Hibbah Rauf Izzat. Agama dan Moralitas, Jakarta:

Erlangga,2000.

Simon and Christoper Danes. Masalah-masalah moral sosial, aktual

dalam prespektif iman kristen, Yogyakarta: Kanisius,2000.

Suban Zaitunah. Qodrat Perempuan Taqdir atau Mitos.

Yogyakarta:Pustaka Pesantren,2004.

Syam. Firdaus. Pemikiran Politik Barat: Sejarah,Filsafat,Ideologi, dan

Pengaruhnya terhadap dunia ke-3, Jakarta: PT. Aksara,2007.

Wibowo Setyo.A. Manusia: Teka-teki yang mencari solusi, Yogyakarta:

Kanisius,2009.

TESIS dan Makalah yang dipresentasi

Febriana Mariani. “Perempuan dalam Lintasan Sejarah Kristen: Ini

Aku,Utuslah Aku” Sekolah Tinggi Teologi, Jakarta:2002.

Ngelow Zakaria, “Beberapa Perempuan Reformator”. Oaseintim,Lembaga

pemberdayaan Praksis Pelayanan dan kajian Teologi Kontekstual Indonesia

Timur,Institute For eastern ministry empowerment and contextual theology

studies,Bossey Genewa Agustus 9, 2016.

BLOG

Ardaleni Lia. “Sistem Perekonomian Abad Pertengahan Romawi”,

liaardaleni.blogspot,April,4,2014,

http://liaardaleni.blogspot.co.id/2014/04/Sistem-Perekonomian-Abad-

Pertengahan.html.

Christiant Moses. “ Katherina Von Bora”Wanita Yang Tangguh”,

mosesChristiant.blogspot,April,23,2013,

http://mosesChristiant.blogspot.co.id/2013/04/Katherina-Von-Bora-Wanita-

Tangguh-Yang.html.

Liani Elin. “Abad Pertengahan Sampai Munculnya Reformasi Gereja”,

elingeuyizz.blogspot,Oktober,5,2010,

http://elingeuyizz.blogspot.co.id/2010/10/Reformasi-gereja-1483-1546.html.

SJ.Emha.”Sejarah Eropa Abad Pertengahan” siptatha.blogspot,

April,23,2015, http://siptatha.blogspot.co.id/2015/04/Sejarah-Eropa-Pada-Masa-

Abad-pertengahan.html.