Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN PERSIJA PERS DALAM MEMBANGUN OPINI
PUBLIK PERSIJA JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Pernanda Priatna
NIM. 11140510000206
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019 M
i
ABSTRAK
Pernanda Priatna
Peran Persija Pers Dalam Membangun Opini Publik Persija
Jakarta.
Persija pers ingin membuat alternatif baru untuk pemberitaan
Persija Jakarta dalam membentuk pemberitaan yang sehat dan
berimbang. Banyak berita negatif dalam pemberitaan Persija,
terlebih di akhir 2018. Dalam hal ini peran Persija pers sangat
dibutuhkan untuk pemberitan yang berimbang. Persija Jakarta
memandang perlu peran media untuk membantu pencintraan
Persija Jakarta di media. Persija pers dianggap memiliki peran
penting dalam membangun opini publik Persija Jakarta untuk
menepis pemberitaan yang kurang menguntungkan Persija
Jakarta.
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini
mempertanyakan bagaimana peran Persija Pers dalam
pembentukan opini publik Persija Jakarta? Apa peran Persija Pers
dalam membangun Persija Jakarta?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode deskriptif. Teori yang digunakan ialah teori
Peran Groes, Masing, dan A.W McEachern. Subjek penelitian
adalah Persija Jakarta sebagai pihak yang aktif dalam dunia sepak
bola. Adapun objek penelitiannya ialah Persija pers sebagai pihak
yang membangun opini publik Persija Jakarta.
Hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa Persija pers telah
membagun opini publik cukup baik dengan pemberitaan yang
berimbang, sehingga masyarakat pencinta sepak bola Jakarta
selalu menunggu informasi yang diterbikan oleh para wartawan
Persija pers. Selain itu, Persija pers juga menjalakan fungsi
jurnalistik karena tetap menjaga independensinya dan Persija
Jakarta tidak pernah melakukan intervensi atau meminta
pembuatan berita yang tidak berimbang
Kata kunci: Peran, Persija Pers, Opini Publik, Persija
Jakarta.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala berkah, rahmat
serta hidayah-Nya yang tiada pernah terputus, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Persija Pers
dalam Membangun Opini Publik Persija Jakarta.” Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi muhammad SAW karena
perjuangannya ia dapat membimbing kita dari zaman kegelapan
menuju zaman terang-benderang.
Ketika menyusun laporan ini, peneliti mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Suparto M.Ed, Ph.d., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sihabudin Noor, MA, Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Kholis Ridho M.Si selaku Ketua Program Studi Jurnalistik,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A., selaku Sekretaris Program
Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
6. Ade Masturi, MA, sebagai dosen Pembimbing Akademik
Jurnalistik A.
7. Ali Irfani, M.HI, sebagai dosen Pembimbing Skripsi.
8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Seluruh staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
10. Ibunda tercinta, Farida Husnaini yang selalu mendidik kami
dari kecil dan memberi motivasi luar biasa dan mendoakan
peneliti agar diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
11. Abang tercinta, Perdana Priatna yang sudah memberikan
dukungan baik moral dan moril kepada peneliti.
12. Penyemangat Uum Arum Sari yang telah membantu
menyelsesaikan skripsi ini dengan batuan doa.
13. Keluarga besar Jurnalistik angkatan 2014.
14. Keluarga besar Jakmania Koordinator Wilayah Pamulang
(Orange South Tangerang) , Korwil Juned, Iyunk, Rival,
Rizal Unpam, Rizal Priuk, Nana Saidin.
15. Manajemen Persija Jakarta yang telah membantu dan
memberikan data hingga masukan terhadap penelitian ini.
16. Sahabat tercinta, Muzaki, Fiqi Agus, Aab, Desi, Ejon, Arif,
Rizal, Fahkri, Aryo, Wilda, Amimatul yang sudah
memebantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
iv
17. Teman-teman seperjuangan Badan Pengeurus Harian
Jakampus UIN 2017-2018, Ricky, Ibad, Alvin, Fahmi, Ias
Meha dan Andika.
18. Keluarga besar Jakampus UIN yang menjadi rumah kedua
selama di kampus. Terimakasih atas ilmu yang sudah
diberikan kepada peneliti. Terlebih khusus untuk Bung
Semplo, Bang Takmir, Bang Bedul, Miftah, Bang Bayu,
Bang Bekam, Renaldi dan Kawan Kawan yang tidak bisa
disebutkan satu persatu peneliti bisa merasakan pelajaran
berharga dalam hidup ini.
19. Keluarga besar Redaksi Jacatra.Net yang telah memberikan
ilmu tentang kejurnalistkan, trimaksih Bang Raka, Segaf,
Gerry, Harry, Imamiot, Bekam, Andri, Mpok Memei. Dan
kawan kawan yang selalu bersama Persija
20. Terimakasih kepada kawan-kawan Ikatan Remaja Musholla
Al-Barokah. Ahmad, Abed, Rudi, Bang Nana, Ustad Latif,
Slamet. Yang selalu ada saat peneliti membutuhkan
bimbingan dalam hal keagamaan.
v
Akhir kata, penulis sangat terbuka dalam menerima kritik
maupun komentar yang membangun dari pembaca. Peneliti
berharap agar skripsi ini dapat berguna untuk semua pihak yang
membutuhkan. Waalaikumsalam Wr. Wb.
Ciputat, Desember 2019
Pernanda Priatna
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................... 1
B. Batasan Masalah .................................................... 6
C. Rumusan Masalah .................................................. 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................ 7
1. Tujuan Penelitian ............................................... 7
2. Manfaat Penelitian ............................................. 7
E. Metodologi Penelitian ........................................... 7
F. Tempat dan Waktu Penelitian ............................. 8
G. Subjek dan Objek Penelitian ............................... 8
H. Teknik Pengumpulan Data .................................. 9
I. Teknik Analisis Data ............................................. 10
J. Tinjauan Pustaka ................................................... 10
K. Sistematika Penulisan ............................................ 12
BAB II KAJIAN TEORI ................................................... 14
A. Opini ........................................................................ 14
B. Opini Publik ............................................................ 18
C. Peran ....................................................................... 22
D. Peran Pers .............................................................. 25
E. Perkembangan Pers di Indonesia ........................ 29
vii
F. Media Massa .......................................................... 37
G. Media Cetak ........................................................... 42
H. Surat Kabar ........................................................... 43
I. Berita ....................................................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM......................................... 34
A. Sejarah Pers Indonesia…………………………... 48
B. Sejarah Persija Jakarta ......................................... 51
C. Profil Persija Pers .................................................. 56
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................. 59
A. Strategi Peran Persija Pers dalam Membentuk Opini
Publik ..................................................................... 59
1. Persija Pers sebagai Medium Informasi ............. 59
2. Persija Pers sebagai Medium Koordinasi ........... 65
3. Persija Pers sebagai Medium Kritik ................... 68
B. Harapan Masyarakat Persija Jakarta Terhadap
Persija Pers………………………………………. 71
1. Opini Publik Terhadap Persija Pers...…………. 72
2. Peran dan Fungsi Pemberitaan Persija Pers ...... 78
BAB V PENUTUP .............................................................. 82
A. Kesimpulan ............................................................. 82
B. Saran ...................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Persija Pers
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pemberitaan Negatif tentang The Jackmania
Gambar 4.1 Informasi Pertandingan Persija Jakarta
Gambar 4.2 Informasi Kegiatan Persija Jakarta
Gambar 4.3 Informasi Bursa Transfer Pemain Persija Jakarta
Gambar 4.4 Persija Pers sebagai Medium Koordinasi
Gambar 4.5 Persija Pers sebagai Medium Kritik
Gambar 4.6 Persija Pers Membangun Opini Publik Persija Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang banyak
digemari sebagian penduduk dunia. Salah satunya negara
Indonesia. Banyak hal dalam sepak bola yang kemudian menjadi
daya tarik untuk menonton pertandingannya atau memainkannya.
Sepak bola mengajarkan kita untuk saling berkerja sama,
menjaga sportivitas, dan saling menghargai lawan serta unsur-
unsur lainnya yang kemudian menjadikan sepak bola menjadi
olahraga yang sangat menghibur dan enak dilihat.
Pertumbahan organisasi-organisasi sepak bola di Indonesia
hingga tahun 1930 semakin marak yang dapat dilihat dari
terbentuknya organisasi sepak bola yang dibentuk oleh kaum oud
holland seperti bandung voetbalclub di bandung.
Orang-orang Tionghoa pun membentuk organisasi sepak
bola sepeti tiong hoa un toing hwee dan union makes strength.
Sementara pribumi tidak mau ketinggalan dalam membentuk
organisasi sepak bola. Maka lahirlah organisasi sepak bola kaum
pribumi seperti; persatuan sepak bola mataram, javasche voetbal
bond, soerabhaiasche indonesische voetbal bond dan
voetbalbond indonesische jacatra (VIJ). VIJ lahir pada tanggal
28 November 1928 yang pada akhirnya nama VIJ diganti Persija
(persatuan sepak bola Indonesia Jakarta) ditahun 1950.1
1 Soewono “Kedudukan Politik dan Olahraga” dalam Prismano.4 tahun VII
(Jakarta,1978) hal.26
2
Sebelum mengganti nama ke Persija, VIJ berhasil merebut
empat piala liga perserikatan Indonesia pada tahun 1931, 1933,
1934, dan 1938. Hingga VIJ mengganti nama ke Persija Jakarta
pada tahun 1950. Enam gelar piala Liga Perserikatan dan liga
Indonesia berhasil dimasukkan kelemari trofi Persija.
Pemberitaan mengenai Persija tidak terlepas dari peranan
media dari era perserikatan hingga sekarang. Pemberitaan Persija
pertama kali di media cetak pada tahun 1938 di surat kabar
Pemandangan. Hingga ditahun 2000-an suporter Persija Jakarta
mendirikan portal berita online dengan nama JakOnline di tahun
2001 sebagai wadah pemberitan khusus untuk pecinta Persija
Jakarta dan The Jakmania.
Pada dasarnya peran tidak bisa dipisahkan dengan status
kedudukan, walapun kedudukan berbeda, akan tetapi saling
berhubungan antara satu dengan yang lain ibarat dua sisi mata
uang yang berbeda.2 Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan
berperan apabila mampu memainkan perannya dengan baik
sesuai dengan statusnya di masyarakat. Dalam hal ini, Persija
pers memiliki kedudukan untuk dapat bermain peran sesuai
dengan statusnya sebagai pemberi informasi.
Di 20 Oktober 2017 para pewarta dari berbagai media
khususnya di Jakarta mendirikan organisasi yang menaungi
pemberitanan Persija Jakarta
(Persija Pers) terbentuk di jakarta melalui pemilihan dan
diadakan dikantor Persija. Keberadaan Persija pers seperti
2 Sarlinto Wirawan Sarwono, Teor-teori Pisikologi Sosial, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2001), Cet Ke-8, h. 214.
3
menambah alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang diinginkan. Meskipun segmentasi dari media
cetak maupun online sangat spesifik, tetapi pesan yang
disampaikan langsung tertuju pada target sasaran, karena suporter
Persija mencari informasi sesuai apa yang mereka inginkan.
Persija pers ingin membuat alternatif baru untuk pemberitaan
Persija Jakarta dalam membentuk pemberitaan yang sehat dan
berimbang. Banyak berita negatif dalam pemberitaan Persija,
terlebih di akhir 2018. Dalam hal ini peran Persija pers sangat
dibutuhkan untuk pemberitan yang berimbang.
Secara gamblang peneliti telah menjelaskan sejarah
perkembangan pers di Indonesia sejak masa kolonialisme
Belanda hingga era reformasi saat ini. Saat pergantian rezim
sistem yang berlaku terhadap pers di Indonesia pun turut berganti.
Pers memiliki beberapa peran dan fungsi melalui medianya baik
cetak, audio, audio visual, maupun portal berita berbasis internet.
Fungsi tersebut meliputi lima elemen yakni informasi, edukasi,
koreksi, rekreasi, dan mediasi. Namun peneliti hanya membahsa
tiga dari dari lima elemen tersebut yakni informasi, koreksi dan
mediasi sebagai bahan analisis peneliti.
Kelima fungsi tersebut dapat kita temukan pada negara yang
menganut paham demokrasi. Fungsi pertama pers adalah
menyampaikan informasi secara cepat kepada masyarakat.
Meskipun demikian informasi yang dipublikasikan harus
memenuhi kriteria seperti benar, akurat, aktual, faktual, penting
atau menarik, lengkap, jelas, jujur, relevan, etis, bermanfaat dan
wajib berimbang (cover both side). Fungsi kedua adalah sebagai
4
sarana pembelajaran sehinga pelbagai informasi yang
disebrluaskan pers hendaknya dalam kerangka mendidik. Sebagai
pilar keempat demokrasi kehadiran pers memiliki fungsi sebagai
pengawas atau mengontrol keekuasan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. 3
Sebagai penganut paham demokrasi pers di Indonesia
mengemban tugas sebagai pengawaspemerintah dan masyarakat
(watchdog function). Pers senantiasa menyalak ketika melihat
berbagai penyimpangan dan ketidakadilan dalam suatu
masyarakat atau negara. Meskipun demikian pers bukan hakim
yang berhak memvonis atau jaksa yang berhak melakukan
tuntutan dan dakwaan. Dalam menjalankan fungsi kontrol sosial
pers harus tunduk pada aturan yang berlaku. Pers tidak kebal
hukum dan bukan sebagai hukum itu sendiri.4
Fungsi keempat pers adalah menghibur. Pers di Indonesia
harus memerankan dirinya sebagai wahana rekreasi bagi seluruh
lapisan masyarakat. Hal tersebut memiliki makna apa pun pesan
rekreatif yang disajikan tidak boleh bersifat negatif. Pers harus
jadi sahabat setia pembaca yang menyenangkan.
Fungsi terakhir pers di Indonesia sesusai literatur komunikasi
dan jurnalistik yang berlaku secara universal adalah mediasi atau
penghubung. Pers mampu menghubungkan berbagai peristiwa
yang terjadi di berbagai belahan bumi lain dengan kita. Karena
3 Sedia William Barus, Petunjuk Teknis Menulis Berita, h.18
4 Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 34
5
pers kita dapat mengetahui aneka peristiwa yang terjadi dalam
waktu yang singkat, bahkan bersamaan.5
Sementara itu kita telah mengetahui pers di Indonesia terbagi
dalam beberapa periode seperti masa sebelum kemerdekaan,
masa orde lama, orde baru, dan orde reformasi. Pada masa
sebelum kemerdekaan pers di Indonesia kental dengan nafas
perjuangan, ketika itu pers menjadi alat perjuangan bangsa
Indonesia. Hal itu terus terjadi pada awal kemerdekaan Indonesia.
Memasuki tahun 1950 euforia kebebasan pers berujung pada
terjebaknya persdalam pergulatan politik. Pada era itu Pers di
Indonesia berperan sebagai juru bicara partai politik dalam
menjalankan kepentingannya. Hal tersebut merupakan buntut
pemberitaan pers yang terlalu tajam mengkritik kebijakan
pemerintah.
Gambar 1.1 Pemberitaan Negatif tentang The Jackmania
5 Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 35
6
Berdasarkan berita-berita tersebut, persija memandang perlu
peran media untuk membantu pencintraan Persija Jakarta di
media. Persija pers dianggap memiliki peran penting dalam
membangun opini publik Persija Jakarta untuk menepis
pemberitaan yang kurang menguntungkan Persija Jakarta.
Maka dari itu, peneliti ingin membuat penelitian yang
berjudul, “Peran Persija Pers dalam Membangun Opini Publik
Persija Jakarta.”
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka
peneliti membatasi proses pembentukan Persija Pers dari
di Persija Jakarta. Penulis membatasi ruang lingkup
masalah hanya pada Peran Persija Pers Dalam
Membentuk Opini Publik Persija Jakarta.
2. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan dan mempermudah
mencari data, maka penulis merumuskan masalah
penelitian ini sebagai berikut :
a. Apa saja fungsi Persija pers dalam membangun opini
publik bagi Persija Jakarta?
b. Bagaimana harapan masyarakat terhadap Persija Pers?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian ini:
a. Mengetahui bagaimana peran Persija Pers dalam
pembentukan opini publik Persija Jakarta.
b. Mengetahui peran Persija Pers dalam membangun
Persija Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi
kontribusi dalam ilmu komunikasi khususnya yang
terkait dengan media olahraga.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran informasi yang bermanfaat bagi peneliti
berikutnya yang akan datang, terkait Media dan
Persija
Untuk melengkapi penulusuran kolesi skripsi pada
perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan juga perpustakaan umum UIN Syahid
Jakarta, sehubungan dengan belum adanya penelitian
khusus tentang media dan Persija Jakarta.
D. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian menggunakan metodologi
kualitatif deskriptif. Dengan mengamati kasus dari berbagai
8
sumber data yang digunakan untuk meneliti, menguraikan dan
menjelaskan secara komprehesif, berbagai aspek, individu
dan kelompok suatu program,organisasi atau peristiwa secara
sistemmatis.6
Dengan menggunakan metodelogi kualitatif deskriktif
berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau
karekteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat.7 Ciri
lain dalam metedologi kualitatif deskriktif ialah titik berat
pada observasi dan suasana ilmiah (naturalistic setting).
Peneliti bertindak sebagai pengamat. Peneliti hanya membuat
kategori prilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam
buku observasinya. Dengan Susana alamiah yang
dimaksudkan bahwa peneliti terjun ke lapangan .8
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor Persija Pers, Rasuna
Said Kuningan, pada 27 Agustus 2019 – 04 Desember 2019.
F. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah Persija Jakarta sebagai pihak
yang aktif dalam dunia sepak bola. Adapun objek
penelitiannya ialah Persija pers sebagai pihak yang
membangun opini publik Persija Jakarta.
6 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
2017), h 102 7 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, ( Bandung: PT.
Remaja Rosda karya, 2005), h.22 8 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, h.25
9
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data, yaitu:
a. Observasi
Merupakan kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu
utamanya. Sedangkan yang dimaksud metode observasi
adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi yang akan digunakan dalam
penelitian. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun
melalui penelitian panca indra.9
b. Wawancara
Merupakan sebuah proses memperoleh sebuah
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanggungjawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan wawancara.10
Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data dari
sumber tentang masalah yang diteliti. Wawancara ini
dilakukan secara bebas, tetapi menggunakan pedoman
wawancara agar pertanyaan terarah. Peneliti mengajukan
wawancara kepada Taufiq Ardyansyah S.Si (wartawan
senior sekaligus pendiri Persija Pers) Gerry Putra S.Psi
(Pemimpin Redaksi Jacatra.net) Junaidi abdillah (The
9 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitaif, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2005), h.134 10
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitaif, h.126
10
Jakmania) Dwi Putra Saptanto Muharram S.Ikom
(Manajemen Persija Jakrata)
c. Dokumentasi
Merupakan proses pengumpulan dan pengambilan
data berdasarkan tulisan tulisan-tulisan berbentuk Koran,
catatan dokumentasi atapun foto. Peneliti berhasil
mengumpulkan beberapa data berupa foto dan rekaman
wawancara.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data yakni proses pengumpulan data dan
mengurutkan ke dalam pola pengumpulan data. Karena dalam
teori Burhan Bungin analisis data merupakan bagian yang
sangat penting dalam metode ilmiah, karena dalam analisis
data tersebut dapat diberikan arti dan makna yang berguna
untuk memecahkan masalah penelitian.11
Setelah data
terkumpul, langkah selanjutnya adalah penelitian
menganalilis data dengan menyususn kata-kata kedalam
tulisan yang lebih luas
I. Tinjauan Pustaka
Menurut Baharudin Nur Tanjung dan Ardial, kajian
pustaka adalah telaah yang dilaksanakan untuk memecah
suatu masalah yang pada dasarmya bertumpu pada
penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan
pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya
11
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitaif, h.131
11
dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi
dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan
demgan cara baru dan atau untuk keperluan baru, sebagai
dasar untuk melakukan dedukasi dari pengetahuan yang telah
ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan
sebagai dasar pemecah masalah baru.12
Penelitian ini memiliki beberapa kemiripan dengan
skripsi lain yang mencoba menganalisis tentang pembentukan
dan tahap tahap perkembangan Media di Persija Jakarta.
Kajian pustaka berisi tentang referensi penelitian yang telah
ada sebelumnya, mempunyai tema yang hampir sama dengan
tema peneliti teliti. Berikut referensi peneliti terdahulu:
a. Sejarah dan perkembang Persija Jakarta, “PERSIJA
(1970-1980), DINAMIKA PERKEMBANGAN SEPAK
BOLA DI JAKARTA,” oleh Dody Dwi Adilhaksono,
Universitas Indonesia pada tahun 2012, skripsi ini
membahas tentang perkembangan Persija Jakarta pada
Tahun 1970-1980
b. Skripsi berjudul, “Aktivitas keagamaan The Jakmania
dalam Membentuk Citra positif Suporter,” dibuat oleh
Muhammad Imanudin pada tahun 2018. Skripsi ini
membahas supporter Persija Jakarta yang tidak bisa
dilepaskan dalam pembentukan tim Media Persija.
12
Baharudin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Proposal, Skripsi Dan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi
Penulis Artikel Ilmiah, (Medan: Kencana 2005), h.2
12
c. Skripsi berjudul, “Peran Media Relations dalam
Meningkatkan Citra PT. Mizan Publika,” dibuat oleh
Komarudin pada tahun 2015. Skripsi ini membantu
peneliti untuk mengetahui tentang peran media terhadap
sesuatu institusi.
d. Skripsi berjudul, “ Peran dakwah Hizbut Tahrir Indonesia
di lingkungan mahasiswa UIN Syahid Jakarta,” dibuat ole
Aat Yuliayawati pada tahun 2012. Skripsi ini membantu
peneliti untuk mengetahui teori peran terhadap organisasi.
Meskipun teori yang dipakai sama-sama teori
peran, namun objek peneltiannya berbeda. ini perbedaa
yang mendasar antara penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya. Belum ada yang meneliti tentang Peran
Persija Pers dalam Membagun Opini Publik Persija
Jakarta.
Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti ingin
menggambarkan bagaimana peran Pesija pers dalam
membangun opini publik Persija Jakarta dan faktor apa
saja yang mengaharuskan ada Persija pers. Perbedaan
yang medasar dari penelitian ini dengan penelitian lain
adalah objek penelitiannya yaitu Persija pers.
J. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Penulisan mulai dengan pendahuluan yang merupaka Bab
I, yaitu terdiri atas ; Latar Belakang Masalah, Batasan
Masalah dan Rumusan, tinjauan dan Manfaat penelitian,
13
Tinjauan Pustaka, Metodelogi Penelitian, Sistematika
Penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Selanjutnya penulis menempatkan tinjauan teori pada bab
berikut ini yakni meliputi; pengertian dan tahapan-tahapan
strategi, peran dan opini publik.
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab ke-tiga penulis menggambarkan sejarah Persija
dan profil Persija. Profil Persija Pers dan stuktur organisasi
Persija Pers pertama kali terbentuk hingga sekarang.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ke-empat ini, mencakup tentang analisis peran
dan opini publik Persija Pers.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan Saran.
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Opini
1. Pengertian Opini
Istilah opinion yang diterjemahkan menjadi “opini”
didefinisikan oleh Cutlip dan Center diartikan sebagai
pengekspresian suatu sikap mengenai persoalan yang
mengandung pertentangan. Opini juga diartikan sebagai
pendapat atau pandangan tentang suatu persoalan.1 Ketika
seseorang beropini terhadap suatu permasalahan yang
sama akan menimbulkan penilaian yang berbeda, hal itu
dikarenakan opini memiliki sifat subyektif yang artinya
menurut pandangan sendiri-sendiri.1
Opini merupakan kata yang berarti tanggapan atau
jawaban terhadap sesuatu persoalan yang dinyatakan
berdasarkan kata-kata, bisa juga berupa perilaku, sikap,
tindakan, pandangan, dan tanggapan. Sedangkan pendapat
lain mengatakan opini adalah ekspresi sikap dengan
melalui jawaban positif untuk informan yang mendukung,
jawaban netral dan negatif untuk jawaban yang tidak
mendukung, artinya apabila sesorang beropini positif
tandanya orang tersebut mendukung, dan apabila
seseorang beropini negatif artinya orang tersebut menolak.
1Abdullah, Press Relation,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.14
15
2. Tahap-tahap Pembentukan Opini
Asal mula pembentukan opini terletak dalam sebuah
persoalan yang menimbulkan perselisihan yang memiliki
potensi untuk berkembang menjadi isu yang akan
menangkap perhatian orang banyak. Sebenarnya setiap
orang memiliki keluhan dan harapan yang banyak
menimbulkan perselisihan. Akan tetapi, seperti yang
dikemukakan Davison,”suatu isu mulai berakar hanya jika
dikomunikasikan dari satu orang ke orang kedua, yang
kemudian dilanjutkan dalam percakapan sendiri”.2 Suatu
isu menjadi umum jika permasalahannya menyebabkan
dampak negatif kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
Tahap pertama pempublikasian sebuah layanan ialah
munculnya emoticon pada media sosial yang memiliki
potensi menjadi isu. Yang kedua ialah emoticon yang
muncul pada media sosial tersebut menggambarkan
sebuah budaya pada golongan yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang ada. Hal tersebut merangsang
komunikasi melalui saluran massa, interpersonal, dan
organisasi, maka terbukalah fase ketiga yakni
pembentukan sebuah opini.
3. Karakteristik Opini
Opini merupakan cara individu mengekspresikan
informasi yang diperoleh berdasarkan pada pemahaman
individu itu sendiri sehingga dapat ditarik suatu
2 Dan Nimmo, Komunikasi Politik; khalayak dan efek, (Bandung,
Rosdakarya, 2001), h. 20
16
kesimpulan, individu menyadari adanya kehadiran suatu
stimulus, namun individu itu menginterpretasikan
stimulus tersebut. Dalam definisi ini mengandung makna :
a. Opini itu tergantung pada sensasi-sensasi yang
didasarkan pada informasi sensori dasar. Yang
dimaksud dengan informasi dasar adalah informasi
yang sesungguhnya terjadi sampai pada alat indera
kita. Untuk membuat sesuatu agar lebih bermakna
diperlukannya adanya keterlibatan aktif dengan
aktifitas indrawi yang berhubungan dengan
pengamatan interpretasi.
b. Sensori-sensori itu menimbulkan interpretasi agar
persepsi dapat terjadi. Menurut Deddy Mulyana dalam
bukunya “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, pada
dasarnya opini atau cara pandang manusia terjadi
menjadi dua, yaitu :
1) Opini terhadap objek Opini
Setiap dalam menilai suatu objek atau isu
permasalahan tidak selalu sama. Terkadang dalam
mengopinikan permasalahan, sesorang dapat
melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera
seseorang menipu diri orang tersebut, hal tersebut
disebabkan karena:
a) Kondisi yang mempengaruhi pandangan
seseorang, seperti keadaan cuaca yang
membuat orang melihat fatamorgana,
pembiasan cahaya seperti dalam peristiwa
17
ketika seseorang melihat tongkat yang
dimasukkan kedalam air terlihat bengkok
padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus. Hal
inilah yang disebut ilusi.
b) Latar belakang pengalaman yang berbeda
antara seseorang dengan orang lain.
c) Budaya yang berbeda.
d) Suasana psikologis yang berbeda juga
membuat perbedaan persepsi seseorang dengan
orang lain dalam mempersepsi suatu objek
atau isu permasalahan.
2) Opini manusia terhadap persepsi sosial
Opini sosial adalah proses menangkap arti
objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang
dialami seseorang dalam lingkungan orang
tersebut. Menurut Bremm dan Kassin opini
manusia adalah penilaian-penilaian yang terjadi
dalam upaya manusia memahami orang lain.
Opini sosial merupakan sumber penting dalam
pola interaksi antar manusia, karena opini sosial
seseorang menentukan hubungan seseorang
dengan orang lain.3
Untuk memahami opini seseorang dan publik
tersebut, menurut R. P. Abelson bukanlah perkara
3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h.171
18
mudah, karena mempunyai kaitan yang erat
dengan4:
a) Kepercayaan dengan sesuatu (belief)
b) Apa yang sebenarnya dirasakan atau menjadi
sikapnya (attitude)
c) Persepsi (perception), yaitu suatu proses
memberikan makna, yang berakar dari
berbagai faktor, yakni latar belakang budaya,
kebiasaan dan adat-istiadat yang dianut
seseorang atau masyarakat, pengalaman masa
lalu seseorang/kelompok tertentu menjadi
landasan atas pendapat atau pandangannya dan
nilai-nilai yang dianut (moral, etika, dan
keagamaan yang dianut atau nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat).
Berita-berita dan pendapat-pendapat yang
berkembang yang kemudian mempunyai pengaruh
terhadap pandangan seseorang. Bisa diartikan berita-berita
yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini
masyarakat.
B. Opini Publik
1. Pengertian Opini Publik
Istilah opini publik dapat dipergunakan untuk
menandakan setiap pengumpulan pendapat yang
4 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi,
h.66
19
dikemukakan individu-individu. Menurut Santoso
Sastropoetro istilah opini publik sering digunakan untuk
menunjuk kepada pendapat-pendapat kolektif dari
sejumlah besar orang.5
Secara etimologi opini publik adalah terjemahan dari
bahasa Inggris yaitu public opinion. Sementara public
opinion berasal dari bahasa latin yaitu opinari dan
publicus. Opinari mempunyai arti fikir atau menduga
sedangkan publicus artinya adalah milik masyarakat luas.
Secara sederhana opini bisa diartikan pendapat. Tapi
setidaknya ada sebuah ekspresi dari pendapat tersebut
baik secara verbal maupun non- verbal. Selama pendapat
itu belum di ekspresikan maka saat itu pendapat itu adalah
pendapat pribadi. Menurut Leonard W. Dood, suatu isu
baru dikatakan sebagai opini publik setelah masyarakat
mengungkapkannya.6
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan
kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi
terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi,
seperti pembicaraan-pembicaraan pribadi berantai,
melalui desas-desus, melalui surat kabar, radio, televisi
dan film. Alat-alat penghubung ini memungkinkan
“publik” mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih
5Santoso Sastropoetro, Pendapat Publik, Pendapat Umum, dan
Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1990), h. 49 6Hafied Cangara, Komunikasi politik, Konsep, Teori, dan Strategi,
(Jakarata: Raja Grafindo Persada,2009), h.158
20
besar jumlahnya. Publik dapat didefinisikan sebagai
sejumlah orang yang mempunyai minat, kepentingan, atau
kegemaran yang sama.
Publik dimengerti sebagai bentuk koordinasi kolektif
yang memiliki tiga hal, yaitu: pertama, identitas lebih
kurang sama. Kedua, setuju atas diagnostik masalah
(sebab, tanggung jawab, dan pemecahan). Ketiga, ikut
terlibat untuk suatu upaya kolektif. Jadi, opini selalu
kontekstual terkait dengan budaya dan dinamika
perdebatan7.
Dalam hal ini, mengapa opini publik perlu
diungkapkan. Karena selama tidak diungkapkan tidak
akan terjalin sebuah komunikasi dan selamanya pendapat
itu ada dalam diri.
Sebenarnya antara sikap dan pernyataan mempunyai
arti yang berbeda. Sikap ada dalam diri seseorang,
sedangkan pernyataan merupakan keluar dari diri
seseorang. Tapi ada kesinambungan antara sikap dan
pernyataan dalam menghadapi suatu persoalan atau situasi
tertentu.Menurut Leonard W. Dood pendapat umum
adalah sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, dimana
mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang
sama.8
7 Haryatmoko, “Mengarahkan Opini Publik”, kliping harian Kompas,
Edisi 2 Februari 2009 8 Nikmah Hadiati S, Opini Publik, (Pasuruan: Lunar Jaya,2012), h.5
21
Menurut Dra. Djoenaesih S. Sunarjo, ciri-ciri opini itu
adalah9:
a. Selalu diketahui dari pernyataan pernyataannya;
b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak
pendapat;
c. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar
2. Perkembangan Opini Publik
Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwa
opini publik merupakan serapan dari bahasa Inggris
public opinion. Pada awalnya opini publik banyak dikenal
dan dipakai pada akhir abad ke-18 di Eropa dan Amerika
Serikat. pemakaian istilah itu terutama berkaitan dengan
kehidupan sosial pada masa itu. Istilah opini publik.
Dalam arti modern pertama kali digunakan oleh
Machiavelli. Ia mengatakan bahwa orang yang bijaksana
tidak akan mengabaikan opini publik mengenai soal-soal
tertentu, seperti pendistribusian jabatan dan kenaikan
jabatan. Sementara Rosseau pernah mengatakan bahwa
opini publik sebagai “ratu dunia”, karena opini public
tidak dapat ditaklukkan oleh raja-raja di zaman otoritarian
pada abad ke-17 dan ke-18, kecuali ketika opini publik
mau dibeli dan menjadi budak para raja. Dan ia juga
mengatakan bahwa hukum harus bersumber dari
kehendak umum.
9 Djonaesih S. Sunarjo, Opini Publik, (Yogyakarta : Liberty, 1984), h.
24
22
Kemajuan ilmu, teknologi dan ekonomi pasar pada
akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19 mendorong
timbulnya kesadaran yang luas bahwa yang terjadi
disekitarnya. Lebih-lebih suatu peristiwa yang
mengandung pertentangan.
Pendidikan mahasiswa yang bisa dikatakan jenjang
yang lebih tinggi memacu mereka untuk berfikir lebih
kritis terhadap suatu permasalahan yang sedang terjadi,
lebih-lebih permasalahan tersebut sudah menyangkut
kepentingan mahasiswa atau mereka menganggap
masalah tersebut termasuk urusan mereka.
C. Peran
Dalam kamus besar bahwa Indonesia, peran berarti
perangkat tingkat laku yang diharapkan dan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan di masyarakat.10
Pada dasarnya
peran tidak bisa dipisahkan dengan status kedudukan,
walapun kedudukan berbeda, akan tetapi saling berhubungan
antara satu dengan yang lain ibarat dua sisi mata uang yang
berbeda.11
Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan berperan
apabila mampu memainkan perannya dengan baik sesuai
dengan statusnya di masyarakat. Sedangkan Groes, Masing,
10
Pusat Bahasa, Kamus Basar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2008), h. 1051. 11
Sarlinto Wirawan Sarwono, Teor-teori Pisikologi Sosial, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet Ke-8, h. 214.
23
dan A.W McEachern, sebagai mana dikutip oleh David Berry,
mendefinisikan peran yaitu sebagai berikut.
"Peran berfungsi sebagai seperangkat harapan-harapan
yang di kenakan pada individu yang menempati kedudukan
sosial tertentu. Menurutnya pula bahwa harapan-harapan
tersebut merupakan imbangan-imbangan dari norma-norma
sosial. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peranan-
peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam
masyarakat, maksudnya; kita diwajibkan untuk melakukan
hal-hal yang diharapkan oleh "masyarakat" di dalam
pekerjaan kita, di dalam keluarga dan di dalam peranan-
peranan lainnya."12
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat dikatakan
seorang berperan apabila telah memiliki status di masyarakat.
Di dalam status tersebut terdapat tugas-tugas yang
sebelumnya disusun berdasarkan harapan-harapannya, namun
harus sesuai harapan masyarakat. Sehingga, apabila dalam
tugas-tugasnya yang semula disesuaikan dengan harapan
orang atau lembaga yang berperan kemudian tidak sesuai
harapan masyarakat, maka dapat dikatakan belum berhasil.
Dalam teorinya, Biddle dan Thomas seperti yang dikutip
Sarlito W Sarwono membagi peristilahkan teori peran dalam
empat golongan, yaitu: 13
1. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.
2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.
3. Kedudukan orang-orang yang berperilaku.
12
David Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 1983), h. 99-100. 13
Sarlinto Wirawan Sarwono, Teori-teori Pisikologi Sosial, (Jakarta:
Rajawali Pers, 1984), h. 234.
24
4. Kaitan antara orang dan perilaku.
Jadi peran adalah seperangkat tindakan atau perbuatan
atas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang
berkedudukan di masyarakat dalam suatu peristiwa atau
keadaan yang sedang terjadi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Berikut ini hal-hal terkait dengan peran:
1. Subjek dan target
Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi
sosial dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan sebagai
berikut:
a. Subjek (perilaku): yang itu orang yang sedang
berperilaku menuruti suatu peran tertentu.
b. Target (sasaran): yaitu orang yang mempunyai
hubungan dengan aktor dan perilakunya.14
Aktor maupun target dapat berupa individu maupun
kelompok yang saling berhubungan. Scord dan Backman
menyatakan bahwa actor menempati posisi sebagai pusat
(focalposition) sedangkan target menempati posisi
pedoman dari posisi pusat tersebut (counter position).15
Dengan demikian aktor dan target merupakan partner
dalam melakukan suatu peran.
Dengan demikian expectation (harapan) norm (norma),
performace (wujud perilaku), evaluation (penilaian) dan
sanction (sanksi) saling berkaitan dalam perilaku peran.
Harapan dan norma merupakan segala sesuatu yang berisi
14
Sarlinto Wirawan Sarwono, Teori-teori Pisikologi Sosial, h. 234. 15
Sarlinto Wirawan Sarwono, Teori-teori Pisikologi Sosial, h. 235.
25
harapan atau keinginan masyarakat tentang perilaku yang
menyertai suatu peran. Kemudian muncullah wujud perilaku
sebagai realisasi dari harapan dan norma tersebut. Sehingga
timbullah penilaian dan sanksi terhadap perilaku yang telah
diwujudkan tersebut.
D. Peran Pers
Segala aktivitas jurnalisme televisi, memang terkait
dengan dunia layar kaca. Dari layar kaca itu, kita melihat
bagaimana presenter mengawali pemberitaan televisi. Layar
kaca menjadi jendela pemirsa pada berbagai peristiwa yang
terjadi. Para kru jurnalistik televisi membawa pemirsa berada
di depan suatu peristiwa. Maka itulah, persiapan
pemberitaannya memiliki nilai dan menarik untuk ditonton
siapa saja.
“Apa yang membuat headline di dalam pemberitaan
surat kabar tidak selalu akan (berita yang sama) berada di
posisi puncak siaran berita televisi”, ungkap Bob long,
veteran berita televisi lokal (Downie JR. & Kaiser, 2002: 167-
169), “Kita berkewajiban untuk membuat berita,” tambah
Long, tetapi dirinya tidak sanggup mengabaikan kehadiran a
wonderful piece of video pada saat hal itu muncul. Ia
memberi contoh rekaman adegan baku hantam antara manajer
lama dan manajer baru di suatu stasiun televisi Taiwan
setelah pergantian pemilik perusahaan, “Kita harus
mendapatkan rekaman itu dan kita harus menyajikannya di
26
televisi”, tegas Long. “Adegan itu begitu mempesona. Bukan
sesuatu yang buruk dan kita membutuhkan tidak lebih dari 20
detik untuk menayangkannya. Tetapi kita akan menyedotnya
dari langit, memantulkannya kembali melalui tiga satelit, dan
menghabiskan satu ton uang untuk keperluan itu”.
Long memiliki aspirasi yang tinggi terhadap stasiun
televisi tempatnya bekerja, WRC. Tetapi ia menghadapi
kendala sumber daya yang terbatas dari sebuah stasiun
televisi lokal. Aspirasinya sangat dibatasi kebutuhan untuk
merauo laba yang dituntut NBC, the station’s owner.
Kesuksesan program berita WRC, beritanya yang hanya
merupakan pecahan kecil untuk ukuran staf wartawan surat
kabar kota besar. Long memiliki 4 orang untuk desk berita
konsumen dan seorang produser berita medis yang
menyediakan the “news-you-can-use” features – yang bagi ia
tidak mempunyai wartawan investigative yang berdedikasi.
“Aku akan senang sekali untuk menambah sebuah tim
investigasi, yang terdiri dari 3 orang. Akan tetapi, hal itu akan
menjadi satu pelaporan yang paloing mahal ntuk
dilakukan.”16
Jika ia disuruh menyingkirkan pasukannya yang ada, ia
akan habis-habisan menentang. Sebagian besar staf
wartawannya, secara umum, bertugas untuk menghasilkan
satu dua berita setiap harinya: untuk subyek apapun yang
sedang ini.
16
Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Obor
Indonesia, 2004), h. 122.
27
Perangkat-perangkat jurnalisme televisi memang cukuo
kompleks. Setiap stasiun televisi berita harus mampu
mengatasi keterbatasan waktu dan SDM, biaya-biaya dan
godaan teknologi, mampu menyajikan kekuatan video yang
dramatis, mampu memenangkan kompetisi dalam menyajikan
kekuatan video yang dramatis, mampu memenangkan
kompetisi dalam menarik perhatian pemirsa, dan tidak
dipenuhi tekanan dari station’s owner yang menuntut
keuntungan yang luar biasa.
Selain itu, ialah penciptaan tatanan mekanisme
redaksional yang kondusif bagi pengemasan berita melalui
isolosi unik yang terjadi di studio televisi, ruang kontrol,
bahkan di ruang berita, terhadap dunia di sekelilingnya.
Kombinasi berbagai unsur itu, bila tidak disiapkan dengan
baik, sering kali menyebabkan lahirnya pemberitaan yang
lemah, buruk, dan menyesatkan. Menghasilkan suatu
penyimpangan realitas.
Berbagai stasiun televisi yang tidak menyiapkan
perangkat dan tatanan kerja redaksional yang baik akan
sedikit sekali melakukan pelaporan yang orisinil, tidak
mampu mengakselerasi isu-isu penting yang terjadi di
masyarakat. Para pengaruh dan produser berita meragukan
ketertarikan dan kesabaran pemirsa untuk menyaksikan
berita-berita yang lebih panjang dan rumit. Mereka lebih
memburu peristiwa-peristiwa yang dengan mudah didapat
tayangan langsungnya. Mereka tidak memiliki kesiapan untuk
28
menguntit tayangan berita yang berdurasi lebih panjang dan
mempunyai kerumitan materi.
Sebagai gantinya, berbagai televisi lokal di AS, lebih
memburu peristiwa kejahatan, berita bencana, ramalan cuaca,
olah raga, kesehatan, berita konsumen, dan hiburan. Semua
itu mendominasi siaran pemberitaan. Para pengarah berita
meyakini bahwa subyek-subyek ini menarik bagi kebanyakan
pemirsa. Pada gilirannya, menarik para pemasang iklan yang
mengisi kebutuhan stasiun televisi akan keuntungan
(persentase dari total pendapatan yang ditetapkan sebagai
keuntungan) hingga 40 sampai 50%, bahkan lebih.
Melengkapi lingkaran setan tersebut, tujuan merauo
keuntungan sebesar mungkin berarti juga menjaga jumlah staf
berita seminimal mungkin. Hal ini, antara lain, yang
menyebabkan keterbatasan wartawan televisi yang bertugas
setiap harinya. Mereka hanya punya sedikit waktu meliput
berita pemerintah, politik, bisnis, pendidikan, lingkungan,
atau isu-isu sosial yang mempengaruhi kehidupan orang-
orang di masyarakat yang mereka layani. Subyek-subyek ini
jadi tidak ditangani secara serius. Berbagai subyek tersebut
dipandang bukanlah hal akan menarik perhatian pemirsa dan
tidak akan mengajak para pemasang iklan berdatangan.
Dalam keadaan demikian, perangkat redaksional berita
televisi yang tidak memiliki kesiapan yang baik kerap
dihambat berbagai keterbatasan, khususnya bila mereka ingin
mengerjakan liputan yang bagus pada waktu yang
dibutuhkan. Maka, mereka seringkali harus membuat pilihan
29
yang terbaik diantara yang terburuk. Mereka tidak bisa
memberikan pemirsa segala hal yang ingin mereka berikan.
Mereka sering hanya manjadi penyuplai berita ke sekian, dari
berbagai media yang menyampaikan berita kepada pemirsa.
Mereka bahkan berharap para pemirsanya telah membaca
koran pagi dan mendengarkan radio. Para pekerja jurnalisme
televisi hanya mengambil berita yang memiliki pengaruh
yang paling kuat, dan di saat itulah, mereka membuatnya
menjadi berita terbaik yang dapat mereka kerjakan.
Manajemen redaksional televisi memang memiliki
perangkat dan mekanisme redaksional tertentu. Selain format
pembuatan berita televisi yang cukup rumit teknologinya, di
dalam persiapan penayangannya juga memiliki karakteristik
kerja tertentu.17
E. Perkembangan Pers di Indonesia
Masa kolonialisme Belanda di Indonesia ternyata
memiliki peran terhadap dunia pers di tanah air. Berdasarkan
sejumlah literasi, surat kabar sudah ada di Indonesia tahun
1744 saat Gubernur Jenderal Van Imhoff memimpin Jakarta.
Pada era itu orang-orang Belanda mengelola surat kabar
di Jakarta dengan nama Bataviasche Nowvelles. Surat kabar
tersebut hanya mampu bertahan selama dua tahun. Kemudian
pada 1776, penguasa Belanda menerbitkan Vendu Niews di
Batavia yang menjadi ibukota VOC pada masa itu. Koran
kedua di Indonesia yang terbit hingga tahun 1809 itu lebih
17
Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, h. 123-124.
30
fokus pada berita pelelangan. Penduduk Betawi menyebut
koran itu sebagai surat lelang hingga tahun 1860.
Memasuki abad 19 surat kabar milik Belanda masih
menjadi surat kabar utama di Indonesia. Surat kabar
berbentuk koran tersebut sudah jelas membawakan suara
pemerintahan kolonial Belanda. Para pembaca koran-koran
tersebut adalah orang Belanda dan beberapa kelompok kecil
bangsa pribumi yang mengerti bahasa Belanda.18
Sementara itu surat kabar milik kaum pribumi mulai
terbit pada 1854 melalui majalah Bianglala di Weltevreden-
Batavia). Selanjutnya di kota Surakarta Bromartani mulai
beredar pada tahun 1885. Kemudian pada tahun 1856 Soerat
Kabar Bahasa Melajoe terbit di Kota Pahlawan, Surabaya.
Surat Kabar pertama milik bangsa Indonesia adalah
Medan Prijaji yang terbit tahun 1907 di Kota Bandung.
Awalnya surat kabar bentukan R.M. Tirtoadisuryoni
berbentuk mingguan, kemudian berubah menjadi harian sejak
1910. Medan Prijaji hanya mampu bertahan selama lima
tahun, 1907 hingga 1912. Pada masa jayanya, ketika sudah
terbit harian, surat kabar yang menjadi pelopor pers nasional
ini dapat mencapai tiras hingga 2.000 eksemplar. Pendirinya,
Tirtoadisuryo, dianggap sebagai orang pertama yang
meletakkan dasar-dasar jurnalistik modern di Indonesia. 19
18
Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 19. 19
Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 20.
31
Pers nasional makin berkembang setelah lahir organisasi
massa serta gerakan kebangsaan dan keagamaan. Setiap
organisasi dan gerakan tersebut turut menerbitkan media yang
menjadi alat perjuangan mereka. Hal itu juga membuat para
pemimpin bangsa ini pernah berkecimpung dalam dunia pers.
Salah satunya adalah Abdoel Rivai. Tulisannya sangat
terkenal tajam mengkritik penjajahan Belanda, dan oleh
Adinegoro, Rivai diberi gelar sebagai “Bapak Jurnalistik
Indonesia”.20
Media massa pada masa sebelum kemerdekaan memang
menjadi alat perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu yang
menyebabkan pers di masa penjajahan mendapat tekanan dari
pemerintah kolonial Belanda. Proklamasi kemerdekaan
Indonesia, Jumat, 17 Agustus 1945, menjadi babak baru
perkembangan pers di Tanah Air. Pada awal kemerdekaan
Indonesia pers nasional semakin jelas menunjukan jati dirinya
sebagai pers perjuangan.
Bagi pers saat itu, tak ada tugas paling mulia kecuali
mengibarkan merah putih setinggi-tingginya.21
Pers nasional
menikmati kemerdekaan dengan bebas dari berbagai tekanan
pada awal kemerdekaan. Hal itu menstimulasi munculnya
surat kabar baru di beberapa kota besar di Indonesia seperti
Merdeka, terbit di Jakarta pada 1 oktober 1945. Selain itu di
Kota Pelajar, Yogyakarta, Kedaulatan Rakyat tahun 1945.
20
Haris Sumaradia, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005),
h. 18 21
Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 20.
32
Selanjutnya di Kota Surabaya terbit Jawa Pos tahun
1949 dan Surabaya Post tahun 1953. Kemudian di Semarang
terbit Suara Merdeka tahun 1950. Sedangkan di Kota
Bandung terbit Pikiran Rakyat tahun 1956, dan sebagainya.22
Suasana bebas kehidupan pers pada era itu membuat partai
politik berlomba-lomba menerbitkan media. Sejak 1950
muncul media Harian Abadi yang berkiblat pada Masjumi,
selain itu ada Suluh Indonesia milik PNI. Kemudian Duta
Masyarakat milik Partai Nahdlatul Ulama, Pedoman milik
PSI, dan Harian Rakjat milik Partai Komunis Indonesia.
Hal itu membuat pers Indonesia lebih banyak
memerankan diri sebagai corong kepentingan partai politik.
Masa itu adalah masa dimana pers Indonesia dengan sadar
menjadi juru bicara dan berperilaku seperti partai politik.
Dalam era tersebut, pers terjebak dalam pola sektarian. Secara
filosofis pers tidak mengabdi kepada kebenaran untuk rakyat,
melainkan kepada kemenangan untuk para pejabat partai.
Suasana bebas kehidupan pers tersebut hanya
berlangsung selama 14 tahun, selama masa demokrasi liberal
(1945-1959). Pada masa itu pers Indonesia disebut juga pers
merdeka. Pergolakan politik Indonesia tahun 1959 hingga
1965 juga berpengaruh pada pers Indonesia. Kala itu sistem
Demokrasi Indonesia berhaluan pada sistem Demokrasi
Terpimpin sehingga terjadi pembatasan terhadap kehidupan
22
Sudirman Tebba, Jurnalistik baru, h. 19.
33
pers. Masa kemerdekaan pers yang bebas berubah menjadi
sistem persotoriter.
Setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 pemerintah
secara berkala membuat peraturan yang lebih mengetatkan
pengawasan terhadap pers. Terlebih saat pihak penguasa
mewajibkan seluruh surat kabar dan majalah di Indonesia
memiliki surat ijin terbit (SIT). Akibatnya sejumlah surat
kabar menghentikan penerbitannya, seperti Harian Abadi,
Harian Pedoman, Nusantara, Kengpo, Pos Indonesia, dan
lain-lain.
Kondisi pengekangan terhadap pers mengendur ketika
Orde Baru lahir tahun 1966. Angin kebebasan pers bisa
dirasakan karena Pemerintah sangat bersahabat dengan pers.
Meskipun demikian masa indah yang dirasakan pers saat itu
hanya bersifat sementara. Sejarah tidak pernah alpa, terlebih
saat mencatat peristiwa pembredelan mingguan Mahasiswa
Indonesia dan 11 penerbitan pers umum, paska peristiwa
malapetaka lima belas Januari (Malari) tahun 1974.
Pembredelan dilakukan dengan cara mencabut surat izin
cetak (SIC) oleh Komando pemulihan keamanan dan
ketertiban (Kopkamtib) dan surat izin terbit (SIT) oleh
Kementerian Penerangan, terjadi setelah peristiwa itu: Harian
Nusantara pada 16 Januari; Harian Suluh Berita di Surabaya
19 Januari; Mingguan dari Bandung, Mahasiswa Indonesia,
20 Januari; Harian KAMI, Indonesia Raya, Abadi, The
Jakarta Times, serta Mingguan Wenang dan Pemuda
Indonesia 21 Januari; Harian Pedoman serta Mingguan
34
Ekspres 24 Januari; dan Harian Indonesia Pos di Makassar
pada 2 Februari.23
Pers Pancasila merupakan sebutan bagi pers Indonesia
saat Orde Baru berkuasa selama 32 tahun. Pers Pancasila
meupakan gabungan antara teori pers Kenyataan tersebut
menunjukan, kemerdekaan yang diraih secara ideologis dan
politis dalam era reformasi sejak 1998 di Indonesia, tidak
serta merta mengantarkan pers nasional pada zaman
keemasan. Bila dianalisis, mereka belum memiliki tiang
penyangga utama yang kokoh sebagai syarat mutlak pendirian
bangunan pers: idealisme, komersialisme, profesionalisme.24
1. Fungsi dan Peran Pers di Indonesia
Secara gamblang peneliti telah menjelaskan sejarah
perkembangan pers di Indonesia sejak masa kolonialisme
Belanda hingga era reformasi saat ini. Saat pergantian
rezim sistem yang berlaku terhadap pers di Indonesia pun
turut berganti. Pers memiliki beberapa peran dan fungsi
melalui medianya baik cetak, audio, audio visual, maupun
portal berita berbasis internet. Fungsi tersebut meliputi
lima elemen yakni informasi, edukasi, koreksi, rekreasi,
dan mediasi. Namun peneliti hanya membahsa tiga dari
dari lima elemen tersebut yakni informasi, koreksi dan
mediasi sebagai bahan analisis peneliti.
23
Tempo, data diakses pada 14 Oktober 2019 Pukul 12.45 WIB, dari
https://nasional.tempo.co/amp/544903/usai-malari-banyak-media-dibredel 24
Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 27
35
Kelima fungsi tersebut dapat kita temukan pada
negara yang menganut paham demokrasi. Fungsi pertama
pers adalah menyampaikan informasi secara cepat kepada
masyarakat. Meskipun demikian informasi yang
dipublikasikan harus memenuhi kriteria seperti benar,
akurat, aktual, faktual, penting atau menarik, lengkap,
jelas, jujur, relevan, etis, bermanfaat dan wajib berimbang
(cover both side). Fungsi kedua adalah sebagai sarana
pembelajaran sehinga pelbagai informasi yang
disebarluaskan pers hendaknya dalam kerangka mendidik.
Sebagai pilar keempat demokrasi kehadiran pers memiliki
fungsi sebagai pengawas atau mengontrol keekuasan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Sebagai penganut paham demokrasi pers di Indonesia
mengemban tugas sebagai pengawaspemerintah dan
masyarakat (watchdog function). Pers senantiasa
menyalak ketika melihat berbagai penyimpangan dan
ketidakadilan dalam suatu masyarakat atau negara.
Meskipun demikian pers bukan hakim yang berhak
memvonis atau jaksa yang berhak melakukan tuntutan dan
dakwaan. Dalam menjalankan fungsi kontrol sosial pers
harus tunduk pada aturan yang berlaku. Pers tidak kebal
hukum dan bukan sebagai hukum itu sendiri.25
Fungsi keempat pers adalah menghibur. Pers di
Indonesia harus memerankan dirinya sebagai wahana
25
Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 34
36
rekreasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut
memiliki makna apa pun pesan rekreatif yang disajikan
tidak boleh bersifat negatif. Pers harus jadi sahabat setia
pembaca yang menyenangkan.
Fungsi terakhir pers di Indonesia sesusai literatur
komunikasi dan jurnalistik yang berlaku secara universal
adalah mediasi atau penghubung. Pers mampu
menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi di
berbagai belahan bumi lain dengan kita. Karena pers kita
dapat mengetahui aneka peristiwa yang terjadi dalam
waktu yang singkat, bahkan bersamaan.26
Sementara itu kita telah mengetahui pers di Indonesia
terbagi dalam beberapa periode seperti masa sebelum
kemerdekaan, masa orde lama, orde baru, dan orde
reformasi. Pada masa sebelum kemerdekaan pers di
Indonesia kental dengan nafas perjuangan, ketika itu pers
menjadi alat perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu terus
terjadi pada awal kemerdekaan Indonesia.
Memasuki tahun 1950 euforia kebebasan pers
berujung pada terjebaknya persdalam pergulatan politik.
Pada era itu Pers di Indonesia berperan sebagai juru bicara
partai politik dalam menjalankan kepentingannya. Hal
tersebut merupakan buntut pemberitaan pers yang terlalu
tajam mengkritik kebijakan pemerintah.
26
Haris Sumaradia, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h. 35
37
F. Media Massa
1. Definisi dan Karakteristik Media Massa
Istilah "media massa" merujuk pada alat atau cara
terorgansiasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan
dalam jarak jauh kepada banyak orang atau khalayak
dalam jangka waktu yang ringkas. Media massa bukan
sekedar alat semata-mata melainkan juga institusional
dalam masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun
kesepakatan-kesepakatan lain.27
Media massa (mass media) adalah saluran atau cara
pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat
berupa surat kabar, video, CD-Rom, komputer, TV, radio
dan sebagainya.28
Menurut Kurt Lang dan Gladys Angel
Lang. Media massa memaksa perhatian pada isu-isu
tertentu. Media massa membangun citra publik tentang
figur-figur politik. Media massa secara konstan
menghadirkan objek-objek yang menunjukkan apa yang
hendaknya dipertimbangkan, diketahui, dan dirasakan
individu-individu dalam masyarakat.29
27
Nurani Soyomakti, Pengantar Ilmu komunikasi (Jogjakarta: AR-Ruzz
Media, 2010), h.98 28
Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi dan Aplikasi (Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika, 2008), h.41 29
Warner J. Severin dan James Tankard, Teori Komunikasi : Sejarah
Metode dan Terapan dalam Media Massa (Jakarta: Persada Media Group,
2007), h. 264
38
2. Fungsi Media Massa
Beberapa para ahli mengemukakan fungsi dari media
massa. Menurut Jay Black dan Federick C. Whitney
(1988) fungsi dari media massa antara lain.30
a. To infrom (menginformasikan)
b. To entertaint (memberi hiburan)
c. To persuade (membujuk)
d. Transmission of the culture (transmisi budaya)
3. Fungsi Pers
a. Fungsi Memberi Informasi
Di awal telah disebutkan bahwa dalam
masyarakat yang terbuka terhadap informasi, atau
informasi menjadi kebutuhannya, media massa (pers,
radio, TV, film, dan media baru) berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Informasi tidak hanya
didasari menjadi kebutuhan masyarakat di negara
berkembang, melainkan terlebih juga bagi masyarakat
negara maju sebagai upaya mempertahankan
keunggulan serta memperkokoh pengaruh dan
hegemoni di era persaingan global yang kian tajam.
Sesungguhnya berita-berita yang dimuat di
berbagai media itu mengandung informasi yang sangat
kaya. Untuk mengejar ketertinggalan negara-negara
berkembang para pakar pernah memperkenalkan
“jurnalistik pembangunan” atau “komunikasi
30
Nurdin. Pengantar Teori Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 64.
39
pembangunan.” Jurnalistik pembangunan
menitikberatkan penyebarluasan informasi pada upaya
untuk mengubah karakter masyarakat tradisional
menjadi terbuka terhadap pembaruan (agent of social
of change). Itu sebabnya ada pakar yang menyebut
pers sebagai agen perubahan.
b. Fungsi Mendidik
Masih sejalan sengan fungsi informatif,
jurnalisme juga digunakan sebagai fungsi mendidik.
Informasi itu disampaikan secara edukatif atau
mendidik. Berita yang bertebaran di media massa
sangat kaya dengan informasi yang mendidik karena
mampu meningkatkan kecerdasan dan pekerti
masyarakat. Selain berita-berita langsug (straight
news), informasi yang lebih kaya lagi dapat diperoleh
dari ulasan-ulasan berita atau laporan yang mendalam
(depth news atau interpretative reporting), tajuk
rencana, artikel opini, dan kolom.
Bahkan beberapa media secara khsuus memang
dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran dan
pendidikan. Dalam dunia komunikasi dikenal istilah
instructional media seperti instructional television dan
instructional radio. Untuk keperluan pengajaran
misalnya sekolah/kuliah jarak jauh. Dulu Indonesia
pernah memiliki televisi pendidikan seperti TPI
(Televisi Pendidikan Indonesia) sebelum berpindah
tangan kepada kaum pemodal. Sertidaknya program
40
utama media pendidikan adalah menyiarkan materi
atau bahan-bahan pendidikan dan pengajaran.
c. Fungsi Menghibur
Fungsi hiburan jurnalisme atau media massa
tampak jelas dari isi medianya, yang mencakup berita,
laporan, foto, dan artikel mengenai gaya hidup, cerita
bersambung, cerpen, konser music, dunia tari, dunia
mode, karikatur, feature (karangan khas), humor,
kehidupan artis atau selebriti, film, dan lain-lain.
Selain itu, dalam surat kabar atau majalah yang
dikenal serius sekalipun tidak jarang dijumpai tulisan
atau karangan yang ditulis oleh orang yang selera
humornya tinggi sehingga enak dibaca, reflektif,
ringan, segar, penuh warna, lucu, dan penting untuk
diketahui.
Peran media elektronik dalam dunia hiburan
lebih menonjol lagi dengan tayangan-tayangan, film
cerita alias sinetron, music pop, drama, komedia
situasi, dan banyak lagi yang lain. Kita perlu tahu
kemuliaan peran media massa yang utama justru
terletak pada kemampuannya menyajikan hiburan
yang sekaligus mendidik sehingga dapat
mengembangkan kebudayaan.31
31
Sedia William Barus, Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta:
Erlangga, 2010), h.17
41
d. Fungsi Kontrol
Fungsi pokok media atau pers di negara-negara
demokrasi adalah mengadakan fungsi kontrol sosial
atau pengawasan masyarakat. Demikian besar
pengaruhnya dalam masyarakat di suatu negara
sehingga pers dalam melaksanakan fungsi kontrolnya
itu sering disebut sebagai kekuatan keempat. Hal ini
diambil dari tiga pilar kekuasaan negara, yaitu
Eksekutif (Pemerintahan), Legislatif (Parlemen), dan
Yudikatif (Peradilan).
Di negara-negara liberal pers sering dianggap
sebagai pengembang tugas mengawal demokrasi. Pers
dianggap sebagai penegak nilai-nilai demokrasi.
Karena melaksanakan tugas sebagai pengawal
demokrasi itulah, dituntut adanya iklim kebebasan
pers. Tanpa hal itu sangat tidak mungkin pers mampu
melaksanakan fungsinya itu dengan benar. Kebebasan
pers dalam jurnalisme masa kini tidak hanya
menyangkut tentang kebebasan menyiarkan atau tidak
suatu berita, melainkan juag lebih menyangkut tentang
kebebasan mendapatkan informasi. Seperti yang
tercantum dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
di Bab Hak Asasi Manusia, kebebasan memperoleh
dan mencari informasi diakui sebagai bagian dari hak
asasi manusia.
Sebagai aturan pelaksaan dari hak mendapatkan
informasi inilah, disusun konsep UU No. 14 Tahun
42
2008 tentang dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang
informasi dan transaksi Elektronik yang sama-sama
dikeluarkan pada bulan April 2008 Kebebasan
Memperoleh Informasi Publik.
Dengan demikian, kebebasan pers menuntut
adanya keterbukaan semua pihak agar segala koreksi,
pengawasan, dan kritik yang disampaikan bisa
mencapai tingkat objektivitas yang tinggi, jujur,
berimbang, dan laporan yang berupa both side
coverage dapat dilaksanakan. Walau kebebasan
merupakan iklim yang diperlukan pelaksanaan tugas
dan fungsi pers bukan berarti dapat berbuat semaunya
dalam menjalankan tugas profesinya.
Wartawan di dalam menjalankan profesinya juga
harus terikat dan dibatasi oelh setidak-tidaknya empat
hal, yaitu teori jurnalistik, nilai-nilai sosial yang hidup
dalam masyarakat, kode etik jurnalistik, dan berbagai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku (hukum
positif).32
G. Media Cetak
Arti harfiah bahasa Indonesia "cetak" ialah cap. Acuan.
Makna harfiah ini belum cukup memastikan, karena itu kita
masih perlu mengacu kepada kosa kata inggrisnya. Dalam
bahasa inggris,cetak yang berkaitan dengan produksi media
cetak yaitu press. Press berarti mesin untuk mencetak buku,
32
Sedia William Barus, Petunjuk Teknis Menulis Berita, h.18
43
media, surat kabar. Adapun thepress adalah surat kabar,
media dan juga para wartawan, termasuk wartawan dan
jurnalis (editor) media elektronik baik radio maupun TV.33
Untuk menjangkau khalayak yang relatif heterogen,
komunikasi membutuhkan media massa, yaitu sasaran teknis
yang memungkinkan terlaksananya komunikasi massa
tertentu. Yang dimaksud dengan media cetak adalah sarana
media massa yang dicetak dan diterbitkan secara berkala
seperti surat kabar, majalah, dan tabloid.34
H. Surat Kabar
1. Sejarah Singkat Surat Kabar
Surat kabar merupakan media massa tertua
dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Surat
kabar mengandung isi yang sangat beragam berupa
editorial, berita, sasaran, komik, opini, teka-teki silang,
iklan dan data surat kabar sangat penting bagi kehidupan
manusia dan sebagai medium yang terus beradaptasi
dengan gaya hidup yang selalu berubah.35
33
R. Masri Sareb Putra, Media Cetak: Bagaimana media merancang
dan memproduksi, (Jogjakarta: Graha Ilmu,2007), cet. ke-1 34
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pusaka, 2001), cet ke-3, h.726 35
Jhon Vivian, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Kencana, 2008), h.
72
44
I. Berita
1. Definisi Berita
Secara etemologi dalam Bahasa Inggris, berita (news)
berasal dari kata new (baru) jadi berita adalah peristiwa-
pristiwa atau hal yang baru. Sedangkan dikalangan
wartawan ada yang mengartikan news sebagai singkatan
dari: north (utara), east (timur), west (barat), dan south
(selatan).
Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari
keempat penjuru angin tersebut, lapangan dari mana-
mana, dari berbagai tempat di dunia. Prof Mitchel V.
Charnley dalam bukunya "Reporting" mendefinisikan
berita sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau opini
yang mengandung hal yang menarik minat atau penting,
atau kedua-keduanya, bagi sejumlah besar penduduk.36
Konsep dasar dari news atau berita adalah "apa-apa
yang diberikan oleh wartawan dan termuat dalam media",
artinya berita adalah informasi yang bersifat objektif
kadang bersifat subjektif.37
Keunggulan sebuah berita
banyak di tentukan oleh apakah berita mempunyai alat
nilai, walapun terkadang bersifat subjektif, tergantung
siapa yang melihat dan memanfaatkannya.
Berita merupakan suatu sajian utama sebuah media
massa di samping views (opini). Mencari bahan berita lalu
36
Onong Uchjaha Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 130-131 37
Indiwan Seto Wahju Wibowo, Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta:
LPJA Pres Jakarta, 2006), h. 39
45
menyusun merupakan tugas pokok wartawan dan
bagaimana redaksi penerbitan pers (media massa).38
Pada dasarnya berita adalah sebuah laporan mengenai
segala sesuatu (fakta atau opini) yang menarik atau
penting bagi pembaca dan di sampaikan tepat waktu.
Maksud dari "segala sesuatu" disini adalah apa yang
dilaporkan itu penting dan menarik, dan harus
disampaikan tepat waktu.39
Jadi, berita tidak lain dan tidak
lain dan tidak bukan adalah peristiwa yang dilaporkan.
Namun, Parakitri T Simbolon dalam bukunya yang
berjudul Vademekum Wartawan mengatakan bahwa
secara teknis berita baru muncul hanya setelah dilaporkan.
Segala hal yang diperoleh di lapangan dan masih akan
dilaporkan, belum merupakan berita. Hasil dilapangkan
itu masih merupakan peristiwa yang dilaksanakan oleh
wartawan.40
Warren Breed (1956), dalam buku Denis McQuail
menyebutkan karakteristik umum berita yang disusun
dengan beberapa istilah yang menguraikan berita: 'layak
jual', 'dangkal', 'objektif', 'berorientasi tindakan', 'menarik',
'(cukup berbeda) ',' bijaksana'.41
38
Asep Samsul M, Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, cet-6
(Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 2005), h.3 39
Wibowo, Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta: LPJA Press Jakarta,
2006), h. 40 40
Parakitri T Simbolon, Vademakum Wartawan (Jakarta: Kepustakaan
Gramedia, 1997), h. 88 41
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, cet-4
(Jakarta: Erlangga, 1996), h. 191
46
2. Nilai Berita dalam Media Massa
Nilai sebuah berita ditentukan oleh seberapa jauh
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhinya. Untuk
mengetahui apakah suatu kejadian memiliki nilai berita
atau tidak, dapat dilihat dari unsur-unsur dibawah ini:42
a. Penting (significance) mempunyai pengaruh yang
besar terhadap kehidupan orang banyak atau kejadian
mempunyai akibat atau dampak yang luas bagi
khalayak pembaca.
b. Besaran (magnitute): sesuatu yang besar dari segi
jumlah nilai, atau angka besar hitungnya sehingga
menjadi sesuatu yang berarti dan menarik untuk
diketahui banyak orang.
c. Kebaruan (timeliness): membuat peristiwa yang baru
saja terjadi. Karena kejadiannya yang belum lama, hal
ini menjadi aktual atau masih hangat dibicarakan
khalayak umum.
d. Kedekatan (praximity): memiliki kedekatan jarak
(geografis) ataupun emosional dengan pembaca.
e. Ketermukaan (prominece): suatu peristiwa yang
menyangkut orang terkenal atau yang dikenal
masyarakat.
f. Sentuhan manusiawi (human interest): suatu yang
menyentuh rasa kemanusiaan menggugah hati dan
minat.
42
Sedia Wiling Barus, Jurnalistik Petujuk Praktis Menukis Berita
(Jakarta: Erlangga, 2010), h. 31-32
47
Selain itu Suhaimi dan Ruli Nasrullah dalam bukunya
yang berjudul bahasa jurnalistik mengatakan bahwa tidak
semua fakta, peristiwa, kejadian, atau fenomena bisa
dijadikan berita. Meliput dan menulis berita harus
memperlihatkan beberapa elemen berita yang dijadikan
sebuah peristiwa itu memiliki daya tarik.43
43
Suhaimi dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.31
48
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Pers Indonesia
Pada saat Gubernur Jendral Verenigde Oost Indische
Compagnie (VOC), Jan Pieterszoen Coen ingin menyampaikan
berbagai informasi dagang kepada anak buahnya yang tersebar di
berbagai tempat, ia meminta para schrijfer (juru tulis)
menuliskannya dalam selebaran yang dinamai Memorie der
Nouvelles, kemudian mengedarkannya di kalangan pegawai
VOC. Para julis itu harus menuliskan berulang-ulang sejak tahun
1615.
Penerbitan surat kabar pertama di Jawa Baratdianggap
sebagai pers putih sebab surat kabarnya “dari dan untuk kulit
putih”. VOC sebagai pembawa budaya barat hanya
memperhatikan kepentingan mereka sepanjang tidak menentang
kebijakan VOC.
Pada masa Gubernur Jendral VOC Van Imhoff,
diterbitkan surat kabar resmi pertama, Bataviasche Nouvelles
pada tanggal 7 Agustus 1744, oleh pedagang VOC Jan Erdmans
Jondens, isinya terutama berita-berita kapal, pengangkatan dan
pemberhentian pejabat VOC, peraturan-peraturan pemerintah di
Belanda dan VOC sendiri, ditambah berita-berita singkat dari
berbagai tempat di mana ada pangkalan VOC (mulai dari
Nusantara hingga Tanjung Harapan di Afrika Selatan).
Tetapi Heren XVII (Tuan-tuan 17), para pemilik modal
VOC di Belanda, tidak suka dengan isi surat kabar ini yang
dipandang merugikan VOC, sehingga dilarang terbit pada tanggal
20 November 1745 (meski baru berhenti terbit pada tanggal 20
Juni 1746) karena perintah larangan dari kerajaan Belanda lambat
diterima di Batavia. Inilah kisah pembredelan pers pertama,
setelah 30 tahun Batavia tanpa surat kabar, pada tahun 1776 terbit
mingguan Vendu Nieuws yang bertahan cukup lama, yaitu
hingga kompeni (VOC dibubarkan pada tahun 1799. Surat kabar
49
yag disebut-sebut “Surat Lelang” ini bisa bertahan lama karena
isinya hanya advertensi dan sedikit berita.
Gubernur Jendral Daendels, Sang Reformis, pada tahun
1810 membidani surat kabar Bataviasche Koloniale Courant yang
berisi berita berbagai kebijakan “Mas Galak” (sebutan dari orang
Indonesia untuk Daendels) itu, termasuk pengumuman pemberian
pangkat militer kepada elite-elite pribumi (patih, bupati, dan lain-
lain). Pada masa pemerintahan interregnum Inggris, Letnan
Gubernur Thomas Stamford Raffles yang menggantikan posisi
Daendels, Bataviasche Koloniale Courant berganti nama
menjadiJava Government Gazette (1811-1815). Pemerintahan
Inggris berakhir tahun 1816 dan pemerintahan kembali ke tangan
Belanda. Pada tahun ini, Java Government Gazette berganti nama
menjadi Bataviasche Courant dan pada tahun 1827 diubah lagi
namanya menjadi Javasche Courant.
Pemerintah Hindia – Belanda mewarisi sifat otokratis
VOC, sehingga pers swasta baru muncul pada pertengahan abad
ke 19, yang dibatasi dengan ketat melalui Drukpers Reglement
tahun 1856 memberlakukan sensor preventif, kemudian diubah
tahun 1906 menjadi sensor represif. Hingga akhir abad ke 19
surat kabar putih ini berhaluan politik netral.
“Pada peralihan abad ke 19, 20, muncul surat kabar-surat
kabar yang memuat berita politik, bahkan yang bersikap kritis
terhadap pemerintah kolonial Belanda. Kebebasan pers
mengakibatkan delik pers. Pengadilan terhadap wartawan
menjadi hal biasa sehingga timbul ungkapan “seorang redaktur
surat kabar di daerah jajahan selalu bekerja dengan satu kakinya
di penjara.”
Beberapa surat kabar putih yang pernah terbit di Jawa
Barat antara lain : Tjerimai (1887), De Noordkust (1913),
Cheribonsche (1918) di Cirebon; Preanger Bode (1895),
mingguan yang bertahan sangat lama hingga menembus masa
penjajahan. Nicork Express (1914), mingguan De Indische Post
(1920-1939) di Bandung; Bataviaasch Nieuwsblad di Batavia
(dengan redaktur seorang Indo – Belanda, F. K. H. Zalberg, pada
50
tahun 1907 muncul E. F. E. Douwes Dekker), Soekaboemipost
(1918), De Preanger Post (1922) di Sukabumi; De Archipel Post
(1917); De Buitenzorg Post (1922) di Bogor.
Ada juga surat kabar dan majalah bersifat khusus, seperti
mingguan bisnis De Bedrijfscourant (1915) di Sukabumi,
Weekblad van de Handelsvereeniging (1920) di Bandung,
majalah bulanan pariwisata The Garoet Express and Tourist
Guide Geillustreerd Weekblad di Garut. Di Bandung ada
dwibulanan militer De Indische Legerkrant (1919). Koran untuk
tentara ini menarik, harga langganannya untuk perwira tinggi f 1,-
per kuartal, untuk perwira menengah f 0,50, sedangkan untuk
kopral dan prajurit gratis. Pada tahun 1940 di Bandung William
Booth menerbitkan Strijd Kreet, surat kabar resmi untuk tentara
Hindia-Belanda yang menginduk ke London. Masih ada lagi De
Indo – Europeanen (1922) yang diterbitkan Serikat Buruh kereta
Api di Bandung, Harian Katolik De Koerier (1938) di Batavia,
dan Bantam (1923) surat kabar gratis berisi iklan terbit di
Rangkasbitung Kereside nan Banten”. (Lubis : 2006).
Keadaan berubah signifikan saat Harian De Indische
Telegraaf (1924) di Bandung muncul dalam edisi pagi dan sore,
kecuali hari Minggu dan hari libur. Pada akhir tahun ini muncul
pesaingnya, Preanger – Post. Menjelang penjajahan Belanda
berakhir masih ada surat kabar yang diterbitkan, yaitu Indisch
Weekblad (1941), Indie Bode (1942) di Bandung. Setelah
kemerdekaan, masih ada media cetak berbahasa Belanda. Pada
tahun 1946 di Bogor masih terbit surat kabar Buitenzorg’s
Dagblad.
Pada akhir abad ke 20 wartawan dan pemilik percetakan
atau pengusaha surat kabarnya umumnya adalah orang-orang
Belanda, Indo Belanda, dan sedikit orang Cina Peranakan ada
pula orang pribumi ikut di dalamnya sebagai wartawan dan
redaksi kemudian melahirkan Pers Cina Peranakan Melayu.
Terbit juga surat kabar berbahsa Melayu yang
dikelompokkan antara surat kabar yang diterbitkan kaum Cina
51
Peranakan yang menggunakan bahasa Cina dan surat kabar yang
diterbitkan orang pribumi dan orang Belanda.
Surat kabar pertama yang diterbitkan kaum Cina
Peranakan adalah Li Podi Sukabumi pada tanggal 12 Januari
1901 (berakhir tahun 1907). Pada tahun 1903 terbit kabar
Perniagaan (kemudian menjadi Perniagaan) yang diusahakan
kaum opsir Tionghoa di Batavia; mingguan Tionghoa Wie Sin
Ho (1905) di Bogor; dan Sin Po (1910) di Batavia yang pada
tahun 1912 berubah menjadi Harian. Pada tahun 1928,
Perniagaan dipimpin seorang mahasiswa bernama Oh Sien Hong,
dan pada tanggal 1 Juli 1930, Perniagaan diganti namanya
menjadi Siang Po.
Masih ada terbitan lain, yaitu Keng Po (1923), Sin Bin
(1925-1926), dan Hong Po (1939) di Batavia. Kiauw Po (1930)
dan tahun 1932 berganti nama menjadi Sumanget di Bandung;
Asia (1933) di Sukabumi, dan mingguan Bin Po (1933-
1934)”.(Lubis : 2006).
Orang pribumi dan Indo pun menerbitkan surat kabar
berbahasa Melayu, Pers Melayu ini ditujukan untuk kalangan
pribumi. Redaksi dipegang pribumi atau Indo – Eropa, begitu
juga wartawan-wartawan dan pengusaha penerbitannya. Usaha
ini dimulai dengan Soerat Chabar Betawie (1858), Pemberita
Betawie (1874), Taman Sari (1898), Pancaran Warta (1901),
Bintara Hindia (1901) di Batavia; Mingguan Pengadilan (1897)
yang diterbitkan De Vries & Fabricius di Bandung, dan
Mingguan Pewarta Prajangan (1898) di Bandung.1
B. Sejarah Persija Jakarta
Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia
Jakarta) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang
1 http://www.kompasiana.com/kikipadwiryanto/sejarah-awal-pers-
indonesia_54f35754745513a42b6c7069 diakses pada tanggal 25 Desember 2019 puku 14:00 WIB
52
berbasis di Jakarta. Persija saat ini berlaga di Liga Super
Indonesia. Persija didirikan pada 28 November 1928, dengan
cikal bakal bernama VoetbalbondIndonesishjacatra (VIJ).
VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan
Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan
keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan
PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April
1930. Pada tahun 1950 VIJ resmi mengganti namanya
menjadi Persija Jakarta.
Klub ini mendapatkan perhatian yang besar dari mantan
Gubernur Jakarta, Sutiyoso, yang merupakan Pembina
Persija. Bang Yos, begitu sapaan akrab Sutiyoso pada tahun
1997 juga merupakan aktor dibalik pergantian warna
kebesaran Persija dari merah ke oranye. Kelompok
pendukungnya bernama The Jakmania.
Saat ini Persija dilatih oleh Edson Taraves dibantu oleh
asisten Sudirman dan Antonio Claudio, Ahmad Fauzi
sebagai pelatih kiper dan Sansan Susanpur sebagai pelatih
fisik.
Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah
VIJ (VoetbalbondIndonesischeJacatra). Pasca-Republik
Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti
nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia
Jakarta).
Pada saat itu, NIVU (NederlandschIndischVoetbalUnie)
sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain,
53
VBO (Voetbalbond Batavia enOmstreken) sebagai bond
(perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.
Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan
berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau harus
bubar. Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak
kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya merembet
ke anggotanya, antara lain VBO.
Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan
pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan
menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija.
Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija.
Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan
pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija
"baru" itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa. Inilah
hasilnya: Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951),
Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan Persija
(Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua
pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka
Selatan, Jakarta.
Prestasi Persija banyak meraih gelar juara pada era
perserikatan 10 gelar mampu mereka koleksi dilemari. Era
perserikatan mungkin masa keemasan persija Jakarta beda
dengan era liga Indonesia.
Perserikatan
Tahun 1931, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (1)
Tahun 1933, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (2)
54
Tahun 1934, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (3)
Tahun 1938, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (4)
Tahun 1954, Juara Perserikatan (5)
Tahun 1964, Juara Perserikatan (6)
Tahun 1973, Juara Perserikatan (7)
Tahun 1975, Juara Perserikatan, Bersama PSMS Medan
(8)
Tahun 1979, Juara Perserikatan (9)
Tahun 1990, Peringkat Ke-10 Perserikatan
Divisi utama Liga Indonesia
Tahun 1995, Peringkat Ke-13 Divisi Utama Wilayah
Barat
Tahun 1996, Peringkat Ke-14 Divisi Utama Wilayah
Barat
Tahun 1997, Peringkat 10 Divisi Barat
Tahun 1998, Kompetisi Tidak Selesai
Tahun 1999, Semifinalis
Tahun 2000, Semifinalis
Tahun 2001, Juara Liga Indonesia
Tahun 2002, 8 Besar Liga Bank Mandiri
Tahun 2003, Peringkat 8 Liga Bank Mandiri
Tahun 2004, Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
Tahun 2005, Runner-Up Liga Indonesia
Tahun 2006, 8 Besar Liga Indonesia
Tahun 2007, Semifinalis Liga Indonesia
55
Di era sepak bola modern pesija Jakarta harus puasa
gelar selama hampir 17 tahun lamanya, tetapi persija Jakarta
tetap bertahan di Liga 1 dan tidak pernah turun kasta pada
2018 Persija Jakarta mampu menjuarai liga Indonesia.
Samapai saat ini persija Jakarta menjadi peraih gelar juara
tebanyak di Indonesia dengan raihan 11 Juara Liga.
Liga 1
Musim 2008 - 2009, Peringkat 7 Liga Super Indonesia
Musim 2009 - 2010, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
Musim 2010 - 2011, Peringkat 3 Liga Super Indonesia
Musim 2011 - 2012, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
Musim 2012 - 2013, Peringkat 11 Liga Super Indonesia
Musim 2013 - 2014, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
Musim 2014 - 2015, Peringkat 11 Liga Super Indonesia
(Liga diberhentikan)
Musim 2016, Peringkat 14 Torabika Soccer
Championship A 2016
Musim 2017, Peringkat 4 Liga 1
Musim 2018, Juara Liga 1
Piala Indonesia
Tahun 2005, Runner-Up Copa Indonesia
Tahun 2006, Copa Indonesia Juara 3
Tahun 2007, Copa Indonesia Juara 3
56
Persija mampu merebut gelar juara pertama kali di
kompetisi pramusim yang diselengarakan oleh PSSI bertema
piala Persiden. Dengan mengalahkan Bali United pada Final
2018 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta
Piala Presiden
Tahun 2015, Fase Grup
Tahun 2017, 8 Besar
Tahun 2018, Juara Piala Presiden 2018
Tahun 2019, 8 Besar
Setelah menjuari liga Indonesia persija Jakarta mendapat
kesempatan bermain dilevel internasional. Mereka mamapu
menembus semifnal Zona ASEAN Pada gelaran Piala Asia.
Internasional
Tahun 1973, Juara Quoch Khanh Saigon Cup/Ho Chi
Minh City Cup Vietnam
Tahun 2000, 2001, Juara Brunei Invitation Cup Brunei
Darussalam
Tahun 2018, Juara Bost Fix Super Cup Malaysia
Tahun 2018, Semifinalis Zona ASEAN AFC Cup 2018
Tahun 2019, Fase Grup Zona ASEAN AFC Cup 2019
A. Profil Persija Pers
Awal Persija pers terbentuk untuk mewadahi para
wartawan yang sering mencari berita Persija yang
57
sebelumnya kesulitan dan tidak ada kordinasi dalam
menginformasikan agenda dan kegiatan Persija Jakarta.
Sebelum adanya Persija pers para wartawan mencari
informasi melalu pemain atau staff pelatih Persija Jakarta.
Pada Februari 2017 Persija Jakarta kedatangan Direktur
baru yang memimpin Persija Jakarta bagi Gede Widiade.
Direktur baru ini menyatakan bahwa Persija harus lebih
dekat dan bersahabat dengan media tepat tanggal 20 Februari
2017 diselengarakan pemilihan ketua Persija Pers di kantor
Persija Jakarta dan terpilih wartawan dari harian Jawapos,
Taufiq Ardyansyah.
Setalah pembentukan struktur organisasi Persija pers,
para wartawan pencari berita Persija sangat terkordinir untuk
memperoleh informasi seputar Persija saat latihan,
pertandinga kandang maupun tandang. Beberapa wartawan
(anggota Persija pers) mendapatkan kesempatan ikut
rombongan pemain berseta official team dipertangdian laga
tandang Persija Jakarta. 2
2 Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di
Graha 20: Pena JawaPos
58
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Persija Pers
Pelindung
Media Offcer Persija
Ketua Persija Pers
Taufik Ardiansyah (Jawa Pos)
Wakil Ketua
M. Harry Prasetya (Bola
Sport)
Bendahara
Khairul Umam (Rakyat Merdeka)
Bidang Litbang
Abdul Susila
(TopSkor)
M. Robbani (Bola
Sport)
Bidang Sosial
M. Agung Elang P.
(Trubus)
Gerry Anugrah P.
(Bolalob)
Bidang Olahraga
Erriko Wardewantoro
(TV One)
Segaf Abdullah (Bola
Sport)
Koordinator Liputan
Aziz Arriyadh (ANTV)
Koordinator Fotografer
Ferry Setiawan (SuperBall)
59
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Peran Persija Pers dalam Membentuk Opini
Publik
Di Indonesia, menurut Undang-Undang Pers no. 40
tahun 1999, pers mempunyai beberapa fungsi.1 Pers
mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol sosial.
Fungsi-fungsi pers yang termaktub dalam undang-
undang itu pun dilakukan oleh banyak media massa. Dalam
hal ini, oleh Persija Pers. Persija Pers, menurut peneliti telah
melakukan fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol internal terhadap klub Persija Jakarta,
tentu melalui pemberitaan-pemberitaannya yang kritis.
1. Persija Pers sebagai Medium Informasi
Berbagai kegiatan dilakukan Pesija Pers untuk
menyampaikan informasi terkait klub Persija Jakarta.
Seperti memberitakan pertandingan Persija Jakarta,
memberitakan kegiatan setiap pemain, bursa transfer, dan
lain-lain.2
Adapun Contoh Berita pertandingan Persija Jakarta
sebagai medium informasi. Informasi pertandingan persija
disampaikan oleh salah satu media daring Bolasport.com:
1Undang-Undang Pers no.40 tahun 1999 Pasal 3.
2Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di
Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat
60
Gambar 4.1 Informasi Pertandingan Persija Jakarta
Persija Pastikan Menjamu Semen Padang di
Stadion Patriot Chandrabhaga
BOLASPORT.COM - Persija Jakarta memastikan laga
tunda pekan ke-10 Liga 1 2019 kontra Semen
Padang akan digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota
Bekasi, Rabu (16/10/2019).
Sebelumnya, Persija Jakarta sempat diragukan tak bakal
mendapat izin menggelar pertandingan kandang
melawan Semen Padang di sekitaran Jakarta.
Selain karena situasi politik yang sedang tak kondusif di
Ibu Kota, laga tersebut juga berdekatan dengan pelantikan
Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan
Wakil Presiden RI pada 20 Oktober 2019.
61
Kini, Persija sudah mendapat sinyal positif bahwa laga
kontra Semen Padang tetap akan digelar sesuai rencana.
"Alhamdulilah jadi kabar baik ketika kami mendapatkan
izin bermain di Bekasi tanggal 16 (Oktober) mendatang,"
kata asisten pelatih Persija, Sudirman, dikutip dari laman
resmi klub.
"Jika tidak mendapat izin tanggal 16 Oktober, latihan
yang terlalu panjang juga kurang bagus," ujarnya
menambahkan.
"Latihan terlalu panjang tetapi tidak bertanding itu kurang
baik juga saya pikir," katanya lagi.
Panpel Macan Kemayoran pun sudah merilis harga tiket
untuk pertandingan tersebut dengan kisaran Rp75 ribu-
Rp200 ribu.
Ini akan menjadi pertandingan pertama Sandi Darman
Sute cs dalam 19 hari terakhir.
Kali terakhir mereka bertanding terjadi pada laga jamuan
Borneo FC, di Stadion Segiri, Samarinda, Jumat
(27/9/2019).
62
Saat itu Persija takluk 0-1 lewat gol semata wayang yang
dicetak oleh Lerby Eliandry pada menit ke-66.3
Adapun Contoh berita kegiatan permain Persija
Jakarta diluar pertandingan sebagai medium informasi.
Kegiatan para pemain persija termasuk pemberitaan yang
menarik untuk para supporter.
Gambar 4.2 Informasi Kegiatan Persija Jakarta
Selama Ramadan, Para Pemain Persija Diminta Selalu
Buka Puasa Bersama di Mes
Persija akan kembali latihan pada Minggu (28/5/2017).
Latihan Persija itu berbeda dari yang sebelumnya. Pada
Minggu nanti, Macan Kemayoran berlatih malam.
3BOLA SPORT, diakses pada 27 Oktober 2019 Pukul 15.09 WIB dari
https://www.bolasport.com/read/311883678/persija-pastikan-menjamu-semen-
padang-di-stadion-patriot-chandrabhaga?page=2
63
Latihan dipindah ke malam agar para pemain Persija yang
beragama Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan
lancar. Sebab, akan sangat memberatkan jika latihan
digelar sebelum waktu berbuka.
Untuk memperlancar program latihan, Teco meminta
semua pemain berbuka puasa bersama di mes. “Latihan
selama bulan puasa digelar mulai pukul 19.30. Sebelum
latihan, semua pemain berkumpul di mes untuk berbuka
puasa bersama,” kata Teco di Lapangan Sutasoma, Jumat
(26/5/2017) pagi.
Teco menambahkan, saat berbuka puasa, para pemainnya
dilarang untuk makan banyak. Sebab, waktu berbuka
sangat dekat dengan latihan. Hal itu dilakukan agar para
pemainnya bisa berkonsentrasi ketika berlatih
“Kita bicara kepada pemain jangan makan terlalu berat.
Nanti setelah latihan selesai baru bisa makan lagi,” tutur
Teco.4
Adapun Contoh berita bursa transfer pemain sebagai
medium informasi. Pemberitaan mengenai bursa transfer
yang diberitakan persija pers juga dinanti para pembaca
4 JACATRA, di akses pada 27 Oktober 2019 Pukul 16.54 dari
https://jacatra.net/p/1490-selama-ramadan--para-pemain-persija-diminta-
selalu-buka-puasa-bersama-di-mes
64
dari kalangan suporter. Selain dapat membentuk opini
publik, persija pers juga dapat menjaga fakta tentang
kegiatan klub sepak bola persija.
Gambar 4.3 Informasi Bursa Transfer Pemain Persija
Jakarta
Persija Upayakan Gaet Satu Pemain Lokal Lagi
Bola.com, Jakarta - Mesin Persija Jakarta semakin
panas di bursa transfer paruh musim Shopee Liga 1 2019.
Setelah meresmikan Alexandre Luiz Xandao, tim
berjulukan Macan Kemayoran ini akan kedatangan satu
legiun asing dan satu pemain lokal.
Satu legiun asing itu rencananya akan diperkenalkan pada
akhir pekan ini. Sementara sosok pemain lokal itu ialah
Fachruddin Aryanto, bek Madura United.
65
Fachruddin bakal bergabung dengan Persija
Jakarta pada awal pekan depan setelah membela Madura
United melawan Kalteng Putra, Minggu (1/9/2019).
Seakan tidak puas dengan tambahan tiga amunisi, Persija
Jakarta masih bernegosiasi dengan pemain lokal. Kisi-
kisinya, sang pemain pernah memperkuat Timnas
Indonesia era Luis Milla Aspas pada 2017-2018.
"Masih dalam proses. Mudah-mudahan dapat pemain
yang ini," kata Chief Executive Officer (CEO) Persija
Jakarta, Ferry Paulus kepada wartawan5
2. Persija Pers sebagai Medium Kordinasi
Tidak hanya sebagai medium informasi, Persija Pers
juga berperan sebagai medium kordinasi. Misalnya,
Persija Pers melakukan tahap kordinasi untuk para
wartawan melakukan peliputan latihan sebelum
pertandingan. Perlu diketahui, klub Persija Jakarta
menggunakan markas TNI AU di Halim, Jakarta untuk
melakukan latihan sepak bola. Wartawan yang akan
meliput latihan acap kali kesulitan untuk akses masuk ke
dalam lapangan. Untuk itu, ketua Persija Pers
berkordinasi dengan manajeman Persija Jakarta untuk
5BOLA, di akses pada 27 Oktober 2019 Pukul 23.12 WIB, dari
https://www.bola.com/indonesia/read/4051440/persija-upayakan-gaet-satu-
pemain-lokal-lagi
66
mempermudah wartawan melakukan akses peliputan
Persija Jakarta di Halim.
Selanjutnya, kordinasi juga dilakukan saat peliputan
pertandingan resmi. Panitia pelaksana (Panpel)
pertandingan selalu menyampaikan kepada Persija Pers
tentang teknis di lapangan. Seperti izin pertandingan dari
pihak stadion maupun keamanan. Panpel juga selalu
mengimbau kepada Persija Pers untuk terus melakukan
kordinasi untuk peliputan bagi wartawan yang tidak
mempunyai id card resmi liga untuk melakukan izin
liputan di stadion saat pertandingan laga kandang Persija
Jakarta.6
Kordinasi juga dilakukan dalam hal peliputan.
Kordinator liputan menyebarkan informasi hasil
wawancara dari manajeman, staff pelatih, dan pemain
kepada wartawan yang ingin menulis berita tentang
Persija jakarta secara akurat. Panitia pelaksana
memberikan pernyataan mengenai perizinan pertandingan
persija yang dikutip jacatra.net:
6 Wawancara Dwi Putra Saptanto Muharram, 8 Oktober 2019, 13:00 –
15:00 WIB, Di kantor Persija Jakarta, Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.
67
Gambar 4.4 Persija Pers sebagai Medium Koordinasi
Keputusan Laga Persija Vs Persela Hari Ini
Diumumkan
Jacatra - Ketua Panpel Persija Jakarta, Haen Rahmawan,
mengatakan ada kemungkinan laga kontra Persela
Lamongan ditunda. Pihaknya saat ini sedang menunggu
keputusan dari kepolisian untuk memberikan informasi
lebih lanjut.
Sejatinya laga Persija kontra Persela akan digelar di
Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Rabu
(2/10/2019). Pertandingan pekan ke-22 Liga 1 2019 itu
terancam ditunda karena dikabarkan ada aktivitas yang
mengundang orang banyak berbarengan laga Persija
melawan Borneo FC.
“Rekomendasi dari pihak kepolisian setempat baru keluar
besok (hari ini, red) diizinkan atau tidaknya. Kami masih
menunggu itu,” kata Haen Rahmawan.
68
Sebelumnya, Panpel Persija ingin mengelar laga tersebut
di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat. Akan tetapi,
setelah berkoordinasi dengan kepolisian setempat, mereka
menyarankan agar laga itu digelar di Stadion Wibawa
Mukti.
Panpel Persija sudah mengirimkan surat untuk
menggunakan stadion berkapasitas 35 ribu penonton itu.
Kabar terbaru, kemungkinan besar laga itu batal digelar
karena ada pihak kepolisian tidak memberikan izin
keamanan.7
3. Persija Pers Sebagai Medium Kritik
Persija pers juga berperan untuk mengritik persija
Jakarta. Kritik yang dibuat oleh Persija Pers untuk
membangun tim lebih baik sehingga kontrol terhadap
Persija Jakarta seimbang. Ketika persija mengalami
kesulitan untuk menang persija pers membantu untuk
menyarankan kepada manajeman untuk melakukan
pembenahan dari pelatih hingga pemain.8
Banyak yang mengapresiasi persija pers dalam
mengeritik manajeman secara elgan melalui pemberitaan-
7JACATRA, di akses pada 27 Oktober 2019 Pukul 22.30 WIB dari
https://jacatra.net/p/1764-keputusan-laga-persija-vs-persela-hari-ini-
diumumkan 8Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di
Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat.
69
pemberitaan yang mengapsirasikan pubik persija ketika
persija kesulitan di kompetisi liga Indonesia. Seperti yang
terjadi tahun 2017 persija terpuruk didasar klasmen liga
Indonesia saat itu pelatih kepala persija Jakarta
mendapatkan kritikan dari supporter di setiap laga
kandang maupun tandang.
Tidak hanya memberitakan hal positif di persija.
Persija pers juga membantu para supporter untuk
meniakan berita bernanda kritik terhadap manajeman
persija melalui pemberitaan-pemberitaan mengenai
supporter persija Jakarta.9
Gambar 4.5 Persija Pers sebagai Medium Kritik
Dari kritikan yang membagun akhirnya persija
Jakarta berhasil menjuari liga Indonesia pada tahun 2018.
Manajeman selalu mengapersiasi kepada persija pers
9SPORT DETIK, diakses pada 27 Oktober 2019 Pukul 13.08 WIB dari
https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-4689312/persija-menjamu-
badak-lampung-jadi-ajang-kritik-the-jak-kepada-manajemen.
70
karena sudah memantu mengontrol tim persija Jakarta
dari tulisan-tulisan pemberitaannya.
Di tahun ketiganya persija pers tetap mengeritik
dalam tulisan-tulisan nya melalui pemberitaan di berbagai
media olahraga setalah mundurnya dua pelatih kepala
persija Jakarta di tahun 2019. Persija Jakarta saat ini
mengalami penurunan performa di setiap pertandingannya
membangun kritik diawali oleh kepedulian wartawan
terhadap persija Jakarta.10
Bagi media yang menjadi bagian media persija pers
sangat beruntung karena dengan adanya persija pers
informasi yang didapat selalu cepat dan akurat dan
informasi yang didapatkan bisa langsung disebar luaskan
kepada masyarakat.11
Pemberitaan persija cukup massif, berbeda dengan
sebelum adanya persija pers publik persija kesulitan
mencari berita apa yang merka mau dan bisa diterima
dengan baik. Banyak yang meminta agar persija pers terus
bertahan mengawal persija Jakarta.12
10
Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di
Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat 11
Wawancara Gerry Anugrah Putra, 6 Oktober 2019, 15:00 – 17:00
WIB, Di Kantor Redaksi Jacatra.net, Cempaka Putih Jakarta Pusat. 12
Wawancara Gerry Anugrah Putra, 6 Oktober 2019, 15:00 – 17:00
WIB, Di Kantor Redaksi Jacatra.net, Cempaka Putih Jakarta Pusat.
71
B. Harapan Masyarakat Persija Jakarta terhadap Persija
Pers
Persija pers mampu berperan sebagai dari bagian persija
Jakarta. ketika ada agenda acara manajeman persija Jakarta
dan supporter The Jakmania persija pers turut ambil bagian
sehingga bisa berjalan bersama dalam satu rangkaia. Para
suppoerter sangat bertrimakasih dengan adanya persija pers.13
Media sosial sangat berpengaruh terhadap
penyebarluasan berita tentang Persija Jakarta, banyak para
supporter mencari berita persja maelalui media sosialnya
masing-masing. Untuk pemberitaannya sendiri sangat
ditunggu bagi suporter Jakarta.14
Respon dari berbagai kalangan mengakui bahwa peran
persija pers sangat berpengaruh terhadap pemberitaan persija
dan banyak yang menanti berita-berita yang akurat dan
terpercaya.15
“Menurut saya peran persija pers sangat membantu untuk
para supporter persija Jakarta mencari informasi tentang persija
Jakarta. Dewasa ini pemberitaan sangat mudah diakses melalui
internet yang dapat terhubung di setiap gawai” tutur korwil
pamulang.16
13
Wawancara Junaidi Abdillah, 3 Oktober 2019, 20:00 – 23:00 WIB, Di
Sekertariat The Jakmania Pamulang, Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan. 14
Wawancara Junaidi Abdillah, 3 Oktober 2019, 20:00 – 23:00 WIB, Di
Sekertariat The Jakmania Pamulang, Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan. 15
Wawancara Junaidi Abdillah, 3 Oktober 2019, 20:00 – 23:00 WIB, Di
Sekertariat The Jakmania Pamulang, Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan. 16
Wawancara Junaidi Abdillah, 3 Oktober 2019, 20:00 – 23:00 WIB, Di
Sekertariat The Jakmania Pamulang, Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan.
72
Adanya Persija Pers sangant membantu pecinta sepak bola
Jakarta dalam mencari informasi tentang perkembangan yang ada
terhadap Persija Jakarta secara cepat dan akurat. Mereka terbantu
dengan kehadiran Persija Pers dua tahun belakangan ini.
1. Opini Publik Terhadap Persija Pers
Bagi manajeman Persija Jakarta, adanya Persija Pers
sangat membantu untuk mengenalkan persija Jakarta terhadap
masyarakat umum dan mengetahui persija Jakarta lebih
mendalam dengan adanya persija pers bagi manajeman tidak
hanya sekedar rekan media tapi sudah dianggap sebagi bagian
persija Jakarta dengan sebutan pemain ke 13.17
Sebagai mitra persija Jakarta, persija pers selalu
melakukan hal pemberitaan positf terhadap tim yang berjuluk
macan kemayoran. Pemain ke 13 ini selalu menunjukkan
bahwa media sangat berperan sekali terhadap sebuah tim
besar di indonesia apa lagi ketika persija membutukan
publikasi meraka salalu bergerak cepat dalam mebuat berita.18
Persija pers tetap independen dan tidak terikat apapun
dengan persija Jakarta. Persija Jakarta selalu menghargai apa
yang ditulis dan tidak diintervensi dalam hal pemberitaan oleh
manajemen persija Jakarta karena kritik yang membangun
sebuah tim selalu dihargai.
17
Wawancara Dwi Putra Saptanto Muharram, 8 Oktober 2019, 13:00 –
15:00 WIB, Di kantor Persija Jakarta, Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.. 18
Wawancara Dwi Putra Saptanto Muharram, 8 Oktober 2019, 13:00 –
15:00 WIB, Di kantor Persija Jakarta, Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan...
73
Bagi publik persija media adalah sebagai alat kontrol
yang sangat baik untuk membangun opini publik Persija
Jakarta. Mereka merasa terbantu karena setiap keritikan yang
supporter lakukan selalu dibuatkan pemberitaan yang kritik
itu sampai kepihak manajeman persija Jakarta.
Tidak ada nilai minus yang didapatkan oleh persija pers.
Karena Persija pers salalu mejaga independesinya sebagai
media yang berperan sebagai mitra persija Jakarta. Mereka
selalu menantikan berita apa yang keluar dari persija pers hari
ini dan esok karena bagi mereka persija adalah sebuah
kebanggan.19
Persija pers bagi mereka media yang membantu persija
dalam mempublikasi tentang pemain dan info pertandingan
seperti halnya info terlkait, Bagian penting bagi masyarakat
pencinta sepak bola Jakarta sangat terbantu dengan adanya
izin pertandingan.
Persija pers sangat membantu Persija Jakarta dalam
mempublikasikan tentang pemain dan info pertandingan,
seperti perizinan pertandingan.20
Maka dari itu, persija pers
merupakan bagian penting bagi masyarakat pencinta sepak
bola Jakarta.
Mereka berharap persija pers bisa menjadi benteng
umtuk menepis berita miring terkait bentrok atau macet di
19
Wawancara Dwi Putra Saptanto Muharram, 8 Oktober 2019, 13:00 –
15:00 WIB, Di kantor Persija Jakarta, Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.. 20
https://www.bolasport.com/read/311883678/persija-pastikan-
menjamu-semen-padang-di-stadion-patriot-chandrabhaga?page=2 diakses pada
tanggal 27 Oktober 2019
74
Jakarta. Banyak media yang sering mengkambinghitamkan
supporter Jakarta terkait insiden diluar lapangan yang sering
dijadikan berita miring.
Gambar 4.6 Persija Pers Membangun Opini Publik
Persija Jakarta
Kronologi Bobotoh Diselamatkan Jakmania di Persija vs
Persib
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu Bobotoh, Hedi Hidayat,
bersyukur diselamatkan The Jakmania pada laga Persija
Jakarta vs Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung
Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Rabu (10/7).
Kepada CNNIndonesia.com, Hedi menceritakan kronologi
ketika ia dievakuasi dan diamankan sekelompok Jakmania di
GBK. Hedi menuturkan, keberangkatannya ke Jakarta atas
dasar fanatisme yang mungkin terlalu berlebihan. Namun, ia
75
mengaku fanatisme itu juga dibarengi dengan akal sehat
dengan mengetahui konsekuensi dan risiko yang bakal
diterima.
Kebetulan, Hedi memiliki teman yang sudah dianggapnya
sebagai saudara di Jakarta, tepatnya di daerah Cawang,
Jakarta Timur. Ia mengaku enjoy dan tidak panik karena ia
sudah mengantongi tiket pertandingan Persija melawan Persib
yang dibelinya secara online.
"Sejak pagi saya bertolak ke GBK sambil jalan-jalan ke area
stadion mempersiapkan otak agar tidak jenuh dan down di
saat sore menjelang. Sehabis bada dzuhur saya pergi ke
stadion dari luar sampai area terus masuk dan duduk di
tribune tidak ada kendala," kata Hedi.
Selama berada di tribune, Hedi mengaku sebenarnya takut,
tapi ia melawan rasa takut itu. Ia juga tahu kalau sebenarnya
ada banyak Bobotoh lain di tribune GBK kala itu, namun ia
bersikap bodo amat dan pura-pura tidak kenal untuk
mengamankan dirinya supaya tidak mati konyol.
Hedi juga tidak sempat berfoto-foto di dalam stadion karena
ia sadar jika wallpaper handphone-nya gambar Persib.
Persoalan muncul selepas babak pertama selesai dengan
banyaknya keributan di tribune, dan tangga menunju tribune.
76
Namun, ia sama sekali tidak tersentuh dari aksi yang
disebutnya sweeping.."
Puncaknya menit 70 teman saya meninggalkan saya di tribune
dan handphone saya dibawa. Jadi saya pas ditinggal cuman
ada uang di saku saja, identitas lain ditinggal di rumah teman
saya."
Hedi yang memakai baju berwarna merah polos dan jaket
merah merasa gelisah jelang akhir babak kedua atau setelah
Persija mencetak gol melalui Marko Simic di menit 75.
"Saya langsung dirangkul dan diamankan oleh Korlap
[Koordinator Lapangan] sekitar 3-4 orang. Mungkin dia
sudah tahu [saya Bobotoh], dari awal lihat dan pantau saya
terus."
"Mereka menangkap saya di tangga pas keadaan belum ramai,
karena saya keluar tribune menit 85 dan saya diapit seperti
saya teman mereka untuk menghindari kecurigaan The Jak
yang lain terhadap saya," ungkap Hedi, Bobotoh berusia 25
tahun itu.
Setelah itu, Korlap The Jakmania langsung memintanya turun
dan keluar dari area stadion. "Dia [Korlap] sempat bilang,
'Ngeyel lu orangnya. Dibilangin jangan ke sini malah ke sini.
Makanya gua liatin terus elu, tapi elu gak macem-macem.
77
Muka lu enggak keliatan Bobotoh' sambil di bawa keluar
sampai pintu awal masuk," jelasnya
"Mereka [The Jakmania] memang baik, dewasa tapi tidak
tahu mungkin ya, yang jelas saya bersyukur karena Allah
masih menghendaki saya untuk melanjutkan kehidupan ini,"
imbuhnya.
Hedi mengaku sangat syok dan tidak ingat lagi apa yang
terjadi setelahnya sambil jalan keluar mencari temannya. Di
tengah pikirannya yang tak keruan diselimuti rasa takut, ia
sempat berhenti di pos satpam untuk makan dan
menenangkan diri.
Hedi menegaskan, langkah kakinya ke GBK tak lain karena
kecintannya untuk Persib. Bukan untuk eksistensi ataupun apa
yang ramai diungkapkan di media sosial saat ini.
"Karena mendukung Persib panggilan hati bukan hanya
sekadar eksistensi. Dan mungkin kalau bukan karena cinta,
sudah lama saya tinggalkan," ucapnya lagi.
Hedi berharap semoga saat Persija melakukan laga tandang ke
Bandung di putaran kedua Liga 1 2019 nanti, Persib dan
Bobotoh bisa menjamu suporter lawan lebih baik.
78
"Harapan saya semoga kedua suporter lebih baik dan tidak
termakan berita hoaks di media sosial yang belum benar
adanya. Biar waktu yang menjawab lebih baik ke depannya,"
tutup Hedi.
Sebelumnya, operator kompetisi Liga 1 2019 dan kepolisian
sepakat tidak mengizinkan suporter tim tamu hadir karena
masalah keamanan. Sebab, rivalitas kedua suporter kerap
melibatkan bentrok bahkan seringkali memakan korban
nyawa.
Beruntung, Jakmania tidak melanjutkan budaya kekerasan di
tribune stadion meski suporter tim tamu melanggar aturan.
Pada laga tersebut, Persib berhasil menahan imbang 10
pemain Persija Jakarta lantaran Novri Setiawan dikartu
merah. Macan Kemayoran unggul lebih dulu berkat gol
Marko Simic sebelum disamakan Artur Gevorkyan dan
memaksa laga berakhir imbang 1-1.21
2. Peran dan Fungsi Pemberitaan Persija Pers
Fungsi pokok media atau pers di negara-negara
demokrasi adalah mengadakan fungsi kontrol sosial atau
pengawasan masyarakat. Demikian besar pengaruhnya dalam
21
CNN Indonesia, diakses pada 27 Oktober 2019 Pukul 08.54 WIB dari
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20190712162345-142-
411639/kronologi-bobotoh-diselamatkan-jakmania-di-persija-vs-persib.
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.
79
masyarakat di suatu negara sehingga pers dalam
melaksanakan fungsi kontrolnya itu sering disebut sebagai
kekuatan keempat. Hal ini diambil dari tiga pilar kekuasaan
negara, yaitu Eksekutif (Pemerintahan), Legislatif (Parlemen),
dan Yudikatif (Peradilan).
Di negara-negara liberal, pers sering dianggap sebagai
pengembang tugas mengawal demokrasi. Pers dianggap
sebagai penegak nilai-nilai demokrasi. Karena melaksanakan
tugas sebagai pengawal demokrasi itulah, dituntut adanya
iklim kebebasan pers. Tanpa hal itu sangat tidak mungkin
pers mampu melaksanakan fungsinya itu dengan benar.
Kebebasan pers dalam jurnalisme masa kini tidak hanya
menyangkut tentang kebebasan menyiarkan atau tidak suatu
berita, melainkan juah lebih menyangkut tentang kebebasan
mendapatkan informasi. Seperti yang tercantum dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 di Bab Hak Asasi
Manusia, kebebasan memperoleh dan mencari informasi
diakui sebagai bagian dari hak asasi manusia.
Sebagai aturan pelaksaan dari hak mendapatkan
informasi inilah, disusun konsep UU No. 14 Tahun 2008
tentang dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang informasi dan
transaksi Elektronik yang sama-sama dikeluarkan pada bulan
April 2008 Kebebasan Memperoleh Informasi Publik.
Dengan demikian, kebebasan pers menuntut adanya
keterbukaan semua pihak agar segala koreksi, pengawasan,
dan kritik yang disampaikan bisa mencapai tingkat
objektivitas yang tinggi, jujur, berimbang, dan laporan yang
80
berupa both side coverage dapat dilaksanakan. Walau
kebebasan merupakan iklim yang diperlukan pelaksanaan
tugas dan fungsi pers bukan berarti dapat berbuat semaunya
dalam menjalankan tugas profesinya. Wartawan di dalam
menjalankan profesinya juga harus terikat dan dibatasi oelh
setidak-tidaknya empat hal, yaitu teori jurnalistik, nilai-nilai
sosial yang hidup dalam masyarakat, kode etik jurnalistik, dan
berbagai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
(hukum positif).22
Peran media untuk membangun persija sangat besar
pengauhnya karena itu media sangat penting dalam berperan
untuk menginformasikan secara detail kegiatan suatu klub
sepak bola yang berada di Jakarta sehingga persija Jakarta
sangat terbantu dengan adanya Persija pers .
Peran media terhadap persija untuk membantu
manajeman membagikan tentang kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki persija. Banyak yang sangat dihasilkan untuk
membentuk sebah tim sepak bola yang sangat kuat. “Jadi
fungsi secara umum persija pers ya alat kontrol persija itu
sendir” ujar Taufiq Ardyansyah.23
Bagi manajeman persija pers sudah berhasil menjadi
bagian terpenting untuk mempublikasi dan memberitakan
terkait persija Jakarta. Dengan pemberitaan persija pers
berdampak kepada fans persija untuk mencari tau kendala apa
22
Sedia William Barus, Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga,
2010), h. 18. 23
Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di Graha
Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat
81
yang sedang dihadapi persija Jakarta. Peran persija pers
mendongkrak performa tim hingga pada tahun 2018 setelah
dua tahun berdirinya persija pers, persija Jakarta berhasil
meraih gelar juara setaelah 17 tahun lamanya berpuasa gelar
liga Indonesia.
Dampak kehadiran Persija pers sangat besar berpengaruh
ketika wartawan mengenal satu sama lain dari berbagai media
di Jakarta. Sebelumnya adanya persija pers manajeman
persija harus menghubungi para wartawan satu persatu untuk
menginfokan terkait peliputan yang menjadi kendala terbesar
bagi manajeman persija Jakarta.24
Sebelum adanya persija pers, kurangnya kordinasi
terhadap wartawan yang ingin melakukan kegiatan peliputan
yang menyebabkan wartawan tidak dapat infomasi yang
akurat. Sehingga sering kali banyak pemberitaan miring
terhadap Persija Jakarta.
Komunikasi yang sangat kurang baik terkadang
membuat kekeliruan terhadap wartawan, banyak wartawan
kesulitan medapatkan informasi yang akurat. Sehingga Persija
Jakarta memutuskan membuat perkumpulan untuk wartawan
yang sering meliput Persija Jakarta 25
Banyak wartawan yang menyambut baik persija Jakarta,
banyak pihak yang diuntungkan dengan adanya persija pers,
informasi yang didapatkan sangat akurat sehingga
24
Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di
Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat 25
Wawancara Taufiq Ardiynsyah, 1 Oktober 2019, 00 – 23:00 WIB, Di
Graha Pena JawaPos. Palmerah Jakatra Barat
82
memudahkan komunikasi antara media dan manajeman
Persija Jakarta menjadi lebih sejalan dalam pemberitaan
tentang Persija Jakarta. 26
26
Wawancara Dwi Putra Saptanto Muharram, 8 Oktober 2019, 13:00 –
15:00 WIB, Di kantor Persija Jakarta, Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan..
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarakan dari hasil penelitian yang telah peneliti
lakukan didapatkan beberapa kesimpulan yang berkenaan
dengan peran Persija pers dalam membagun opini publik
Persija Jakarta. Peneliti menemukan bermacam-macam peran
dan opini publik yang terbentuk antara lain:
1. Persija pers sangat berpengaruh dalam memberitakan
persija Jakarta. Dengan adanya persija pers sebagai alat
kontrol terhadap persija Jakarta untuk mengetahui
bagaimana perkembangan persija Jakarta dalam
membangun sebuah tim yang sangat kuat.
2. Persija pers menyebarkan berita yang sangat akurat yang
didapat langsung dari manajemen Persija Jakarta,
sehingga dapat dipercaya kebenarannya dan dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Persija pers menjadi benteng dalam pemberitaan miring
yang bisa merugikan pihak Persija Jakarta, dengan cara
terus memberitakan citra positif terkait Persija Jakarta
yang tetap sesuai kode etik jurnalistik.
4. Persija pers menjadi alternatif baru dalam pemberitaan
bagi Supporter Persija Jakarta yang ingin mengetahui
perkembangan Tim baik di luar dan di dalam lapangan.
Media berperan untuk menjadi pemberi informasi yang
sangat bagi masyarakat, bisa juga sebagai alat untuk
83
membangun opini dalam suatu perusahaan sehingga peran
media sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Infomasi
yang akurat menjadi salah satu pilihan untuk membaca berita
tersebut.
Berdasarkan analisis penulis, Peran Persija pers
membagun opini publik cukup baik dengan pemberitaan yang
berimbang sehingga masyarakat pencinta sepak bola Jakarta
selalu menunggu informasi yang diterbikan oleh para
wartawan Persija pers.
Menjadi medium informasi terhadap wartawan yang ikut
dalam perkumpulan Persija pers untuk mempermudah dalam
memlakukan kegiatan peliputan untuk mencari informasi
Persija Jakarta dan mengkordinasi para wartawan.
Persija pers menjalakan fungsi jurnalistik karena tetap
menjaga independensi karena persija tidak pernah melakukan
intervensi atau meminta pembuatan berita yang tidak
berimbang.
B. Saran
Secara keseluruhan peran Persija pers dalam
membangun opini publik Persija Jakarta dan The Jakmania
sudah cukup baik. namun ada beberapa kekurangan di
antaranya:
1. Sebagaian pencinta Persija Jakarta belum mengetahui
bahwa Persija pers itu bukan media redaksi melainkan
kumpulan para wartawan yang sering meliput agenda
Persija Jakarta, maka dari itu diharapkan pihak
84
manajemen Persija Jakarta dan elemen Persija pers dapat
memberikan edukasi kepada publik Persija Jakarta dengan
baik dan benar.
2. Informasi yang disampaikan oleh Persija pers harus sesuai
dengan kode etik jurnalistik. Sehingga pencinta sepok
bola Jakarta bisa medapatkan berita yang benar.
3. Diharapkan persija pers dapat menjadi alternatif
pembanding pemberitaan yang bernuansa positif terkait
persija Jakarta diantara media mainstream.
85
DAFTAR PUSTAKA
Kriyantono, Rachmat. (2017). Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Jakarta.
Rachmat, Jalaluddin. (2005). Metode Penelitian Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Bungin, Burhan. (2005). Metode Penelitian Kualitaif. Jakarta:
Prenada Media Group.
Nur Tanjung, Baharuddin, dan Ardial. (2005). Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (proposal, skripsi dan tesis) dan
mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah. Medan:
Kencana.
Abdullah. (2001). Press Relation. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nimmo, Dan. (2001). Komunikasi Politik; Khalayak dan Efek.
Bandung: Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media
Komunikasi.
Hadiati S, Nikmah. (2012). Opini Publik. Pasuruan: Lunar Jaya.
S. Sunarjo, Djonaesih. (1984). Opini Publik. Yogyakarta: Liberty.
Sumaradia, Haris. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan
Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional.
86
Sumaradia, Haris. (2005). Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam
Indonesia.
Pusat Bahasa. (2008). Kamus Basar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sarlinto Wirawan Sarwono. (2001). Teori-Teori Pisikologi
Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Berry, David. (1983). Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Vivian, Jhon. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.
Soyomakti, Nurani. (2010). Pengantar Ilmu komunikasi.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
H. Turner, Lynn. (2008). Pengantar Teori Komunikasi dan
Aplikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
J. Severin, Warner, dan James, Tankard. (2007). Teori
Komunikasi: Sejarah Metode dan Terapan Dalam Media
Massa. Jakarta: Persada Media Group.
Nurdin. (2007). Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Putra, R. Masri Sareb. (2007). Media Cetak: Bagaimana Media
Merancang dan Memproduksi. Jogjakarta: Graha Ilmu.
Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pusaka.
Effendy, Onong Uchjaha. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat
Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
87
Wibowo, Indiwan Seto Wahju. (2006). Dasar-Dasar Jurnalistik.
Jakarta: LPJA Press.
Romli, Asep Samsul M. (2005). Jurnalistik Praktis untuk
Pemula. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wibowo. (2006) Dasar-Dasar Jurnalistik. Jakarta: LPJA Press
Jakarta.
Simbolon, Parakitri T. (1997). Vademakum Wartawan. Jakarta:
Kepustakaan Gramedia.
McQuail, Denis. (1996). Teori Komunikasi Massa: Suatu
Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Wiling Barus, Sedia. (2010). Jurnalistik Petujuk Praktis Menukis
Berita. Jakarta: Erlangga.
Suhaimi, dan Nasrullah, Rulli. (2000). Bahasa Jurnalistik.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
Undang-Undang Pers no.40 tahun 1999 Pasal 3.
WEBSITE
http://forzaPersija.blogspot.com/2012/01/profil-Persija-
jakarta.html?m=1 diakses pada tanggal 15 Oktober 2019.
https://www.bolasport.com/read/311883678/persija-pastikan-
menjamu-semen-padang-di-stadion-patriot-
chandrabhaga?page=2 diakses pada tanggal 27 Oktober
2019.
88
https://jacatra.net/p/1490-selama-ramadan--para-pemain-persija-
diminta-selalu-buka-puasa-bersama-di-mes diakses pada
tanggal 27 Oktober 2019.
https://www.bola.com/indonesia/read/4051440/persija-upayakan-
gaet-satu-pemain-lokal-lagi diakses pada tanggal 27
Oktober 2019.
https://jacatra.net/p/1764-keputusan-laga-persija-vs-persela-hari-
ini-diumumkan. diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.
https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-
4689312/persija-menjamu-badak-lampung-jadi-ajang-
kritik-the-jak-kepada-manajemen. diakses pada 27 Oktober
2019.
https://www.bolasport.com/read/311883678/persija-pastikan-
menjamu-semen-padang-di-stadion-patriot-
chandrabhaga?page=2 diakses pada tanggal 27 Oktober
2019.
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20190712162345-142-
411639/kronologi-bobotoh-diselamatkan-jakmania-di-
persija-vs-persib. diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.
ARTIKEL
Tim Tempo. “Usai Malari, Banyak Media Yang Dibredel”.
Artikel diakses pada 14 Oktober 2019.
89
Haryatmoko. (Edisi 2 Februari 2009). “Mengarahkan Opini
Publik”, Kliping Harian Kompas.
WAWANCARA
Wawancara Pribadi dengan Taufiq Ardyansyah, sebagai Ketua
Persija Pers di Gedung Graha Pena Jawa Pos, Palmerah,
Jakarta Selatan, pada 1 Oktober 2019.
Wawancara Pribadi dengan Dwi Putra Saptanto Muharram,
sebagai Manajemen Persija Jakarta di Kantor Persija
Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, pada 8 Oktober 2019.
Wawancara Pribadi dengan Junaidi Abdillah, sebagai
Koordinator Wilayah The Jakmania Pamulang di
Sekretariat The Jakmania Serua Indah, Ciputat, pada 3
Oktober 2019.
Wawancara Pribadi dengan Gerry Putra, sebagai Pemimpin
Redaksi Jacatra.net di Kantor Redaksi Jacatra.net, Cempaka
Putih, Jakarta Pusat, pada 6 Oktober 2019.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
Peran Persija Pers Dalam Membangun Opini Publik Persija
Jakarta
Waktu Wawancara : Selasa, 1 Oktober 2019
Tempat Wawancara : Gedung Graha Pena, Jawa Pos, Palmerah,
Jakarta Barat
Pewawancara : Pernanda Priatna
Informan : Taufiq Ardyansyah S.Si (Ketua Persija
Pers)
Tema : Untuk mengetahui cara Persija pers membagun opini
publik
1. Bagaimana Persija pers dalam memberitakan Persija?
Persija pers itu dibentuk bulan Februari tahun 2017,
tujuannya itu untuk mengkoordinir-mengkoordinir wartawan
dan media yang meliput Persija. Jadi kami berinisiatif
(wartawan) buat paguyuban untuk bersilaturhami antara
wartawan Persija. Nah waktu itu momen nya diambil pas
2017 beralih manajemen dari pak Ferry ke pak Gede, jadi
waktu itu di anggap waktu yang tepat karena pak Gede itukan
yang sangat welcome sama media, menggandeng dan
merangkul temen-temen media. Enak diajak diskusi jadi kita
merasa kalo ada suatu paguyuban temen-temen media yang
meliput persija buat ada wadahnya untuk Persija pers.
Soalnya, berita Persija sebenarnya ga ada aturan baku
karena di dalam Persija pers itu banyak media seperti
jawapos, bolasport, topskor, bolalob, vivanews dan rakyat
merdeka ya kita ga ada aturan baku untuk soal isu atau
pemberitaan soalnyakan masing-masing media itu masing-
masing angel dan dari redaksinya berbeda.
Jadi Persija pers itu engga menyentuh perangelan, yang
di sentuh itu kordinasi dan peliputan jadi awal-awal Persija
dipegang pak Gede itukan tempat latihan pindah dari
Sawangan ke Halim Perdana Kusuma. Masuk Halim Perdana
Kusuma agak sulit karena itu komplek militer (TNI AU) nah
disinilah peran Persija pers waktu itu turun tangan karena ga
mungkin wartawan izin satu-satu jadi harus ada kolektif
akhirnya pengurus Persija pers meminta ke manajemen dan
ke TNI AU untuk melakukan peliputan latihan persija.
Jadi kita ga pernah mengintervensi perangelan dan
semua ga harus berita A kita lebih ke arah peliputan.
Selanjutnya kita ada kordinasi untuk peliputan laga tandang
persija media-media yang sering aktif meliput Persija dapet
keistimewaan untuk melakukan laga tanda bersama
manajemen dan pemain Persija kita membikin jadwal dari
berbagai media itu yang menyusun Kordinator dari Persija
pers itu sendiri.
Saat laga tandang wartawan di wajibkan itu perskon H-1
pertandingan untuk memperoleh informasi dan berbagi
informasi secara cepat dan akurat kepada pengurus Persija
pers dan anggota Persija Pers yang tidak ikut ketika Persija
melakukan laga tandang.
2. Bagaimana tantangan dan tujuan Persija pers?
Tantangan, sebagai pemain ke 13 setelah suporter
(Jakmania) bahasa pak Gede waktu jadi direktur utama
Persija. Jadi pak Gede itu berfikir sebuah klub sepakbola itu
harus punya semua ga bisa juga kalo punya tim aja tapi ga
punya suporter tapi ga didukung media ga bisa dan ga bisa
juga sebuah tim punya suporter tanpa media.
Nah tantangan yang dihadapi persija pers adalah
konsisten dan bersinergi dengan elemen seperti klub dan
suporter. Persija pers itu percaya sebuah tim sepakbola akan
bisa juara kalo semua elemen itu bersinergi. Tim bermain
bagus didukung oleh suporter dan media kolaborasi itu
berhasil ketika di tahun 2018 ketika Persija menjadi juara di 3
kompetisi internasional dan nasional. Tantangan kita itu harus
konsisten menjaga ritme dari kedua pihak itu.
3. Bagaimana sebelum dan sesudah ada Persija Pers?
Sebelum dan sesudah ada Persija pers, jadi sebelum itu
kordinasi dan komunikasi itu kurang baik jadi media ga ada
yg tau persija itu kapan latihan jadi media nyari tau sendiri
melalui pelatih dan pemain akhirnya kita memutuskan untuk
membuat grup What’s Aap untuk mencari informasi yang
akurat dari klub Persija melalui media offcer Persija.
4. Adakah sangkut pautan dengan manajemen Persija
Jakarta?
Fungsi kita untuk kontroling kalo Persija lagi bagus ya
kita suport kalo Persija lagi jelek ya kita kritisi. Dulu ketika
Persija lagi terpuruk karena pelatih kita menekan pelatih itu
untuk mundur dari jabatan pelatih dari persija tapi ketika itu
pelatih bisa menjawab kritik kita dengan baik dan kita suport
kembali. Jadi fungsi secara umum Persija pers ya alat kontrol
Persija itu sendiri.
5. Apa fungsi Persija pers untuk Persija?
Fungsi kita untuk kontroling kalo persija lagi bagus ya
kita suport kalo Persija lagi jelek ya kita kritisi. Dulu ketika
Persija lagi terpuruk karena pelatih kita menekan pelatih itu
untuk mundur dari jabatan pelatih dari persija tapi ketika itu
pelatih bisa menjawab kritik kita dengan baik dan kita suport
kembali. Jadi fungsi secara umum Persija pers ya alat kontrol
Persija itu sendiri.
6. Bagaimana respon publik Persija Jakarta dengan adanya
Persija pers?
Respon publik Persija (Jakmania) positif ya karena
selama dua tahun ini ga ada komplen apa-apa tentang berita
yang kami buat. Kita bersinergi dengan cara masing-masing
Jakmania mensuport dengan cara bernyanyi dan kita
mensuport dengan cara menulis.
7. Bagaimana awal berdirinya Persija pers?
Awal berdiri februari 2017 waktu itu wartawan senior
ada ketua PSSI pers. Kita bertemu dengan pak Gede CEO
Persija waktu itu kita menyampaikan harus ada ikatan kuat
antara media dan Persija. Akhirnya pak Gede sependapat dan
akhirnya dibentuk lah Persija pers di supervisi oleh PSSI pers
dan sebagi sub PSSI pers. Akhirnya kita melakukan
pemilihan saat itu saya terpilih sebagai ketua Persija pers
sampai saat ini.
PEDOMAN WAWANCARA
Peran Persija Pers Dalam Membangun Opini Publik Persija
Jakarta
Waktu Wawancara : Selasa, 8 Oktober 2019
Tempat Wawancara : Kantor Persija Jakarta, Kuningan, Jakarta
Selatan
Pewawancara : Pernanda Priatna
Informan : Dwi Putra S. Muharram (Manajemen
Persija Jakarta)
Tema : untuk mengetahui bagaimana peran Persija pers utuk
Persija Jakarta
1. Bagaimana Persija Pers dalam memberitakan Persija?
Persija pers sengaja kita bentuk sebenarnya bukan dari
manajemen tapi dari temen-temen wartawan yang sering
liput persija untuk mempermudah akses dan membentuk lah
sebuah sesuatu komunitas yang bernama Persija pers.
Di Persija pers itu sama seperti popja seperti PSSI pers
dan DPR pers yang rutin yang meliput kegiatan kegiatan
yang mereka. Persija pers itu bisa dibilang wartawan
eksklusif jadi karena mereka sering meliput Persija jadi kita
istimewakan dari berbagai akses untuk liputan dan siaran
pers kita.
Banyak yg kita kasih ke persija pers seperti hasil
perskonpress, link Web, foto, video resmi Persija Jakarta kita
utamakan temen-temen yang sering meliput Persija itu
apresiasi kita terhadap temen-temen Persija pers. Kalo
dampak dari Persija sendiri cukup bagus adanya persija pers
disaat Persija Jakarta butuh masukan selalu input kita
bagaimana cari jalan keluar dan masalah publikasi dari
temen-temen media yang sangat siap untuk mensuport kita.
2. Adakah sangkut pautnya dengan manajemen Persija
Jakarta?
Kaga ada sangkut paut bagi manajemen wartawan adalah
wartawan kita tidak pernah mengintervensi mereka dalam hal
pemberitaan kalo emang Persija harus dikritik ya mereka
kritik.
3. Apa fungsi Persija Pers untuk Persija?
Alat kontrol bagi Persija Jakarta dengan pemikiran
wartawan. Ini klub ibukota semua pusat media ada disini.
Jadi kalo Persija menang atau kalah Persija tetap besar
namanya. Kalo ada sedikit pemberitaan miring dan tidak
sesuai fakta manajemen langsung ngirim surat ke media
tersebut jadi tidak ada orang 3 lagi untuk mrmperkeruh berita
miring.
4. Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah adanya
Persija Pers dalam memberitakan Persija Jakarta?
Seiring berjalan nya waktu yang sekarang serba online
dan tv dengan adanya Persija pers bisa saling sharing untuk
info Persija di grup Persija pers. Sebelum adanya Persija pers
kita sedikit kesulitan karena harus nelpon wartawan satu satu
dan ngirim surat keredaksi. dengan adanya Persija pers kita
langsung share aja informasi terkait Persija seperti latihan
dan lainnya, dulu wartawan selalu jemput bola terus mencari
informasi sendiri sendiri sekarang cukup nunggu dikantor
tunggu info dari media officer. Dan yang pasti dengan
adanya Persija pers menambah relasi antara wartawan dan
saling mengenal satu sama lain.
5. Berapa berita yang masuk?
Setiap hari kita rilis berita melalui Web resmi Persija
Jakarta tiga. Dari Persija pers sendiri per wartawan nya atau
media bisa lima berita mau kita libur pun selalu ada berita
untuk Persija. Karena kita selalu wawancara staff pelatih dan
pemain.
6. Respon manajemen dari berita-berita Persija Pers?
Dari jajaran manajemen, media officer dan pelatih
sangat beruntung memiliki Persija pers bisa dibilang
wartawan Persija itu paling banyak dari klub - klub lainnya
di Indonesia. Respon kita pasti positif dan kita berusaha
untuk menjaga silaturahmi dengan wartawan salah satu saat
kita sedang melakukan laga tandang diluar Jakarta kita ajak
beberapa wartawan yang sering aktif meliput persija kita ajak
mereka untuk berpengalaman untuk meliput Persija diluar
Jakarta jadi respon kita posisi dari direktur kita harus
menjaga silaturahmi atau mitra Persija pers. Sekarang media
adalah salah satu firstlinenya suatu perusahaan.
7. Ada kritik membangun untuk Persija Jakarta?
Kemarin kita baru mengganti pelatih disitu banyak kritik
kritik. Jadi peran Persija pers jadi bahan kita juga untuk
evaluasi gimana menerapkan diskusi dengan jajaran saat kita
rapat dan kita tidak pernah menutup mata kepada wartawan
Persija pers. Kita butuh mereka karena banyak ke untungan
dari mereka yang bisa kita ambil bukan hanya dari
pemberitaan saja tapi kritik kritik membangun dari Persija
pers.
8. Sejauh ini apa sih kendala media yang harus diperbaiki?
Persija tidak pernah ada permasalahan dengan media
manapun. Semoga wartawan bisa mencari sisi sisi lain dari
Persija. Misalnya pemain cidera kita putus kontrak namun
tetap kita urus dan tanggung biaya pengobatan dan masa
pemulihan cideranya kadang berita tidak sebanding dengan
kenyataannya.
PEDOMAN WAWANCARA
Peran Persija Pers Dalam Membangun Opini Publik Persija
Jakarta
Waktu Wawancara : Kamis, 3 Oktober 2019
Tempat Wawancara : Sekretariat The Jakmania Pamulang,
Serua Indah, Ciputat)
Pewawancara : Pernanda Priana
Informan : Junaidi Abdillah (Koor. Wilayah The
Jakmania Pamulang)
Tema : untuk mengetahui pendapat publik tentang Persija pers
1. Bagaimana Persija pers dalam memberitakan Persija
Jakarta?
Menurut gue peran Persija pers sangat membantu untuk
masyarakat pencinta Persija beritanya di tunggu banget sama
Jakmania. Apalagi media sekarang semakin canggih ya berita
Persija pers sangat ditunggu sama Jakmania.
2. Perbedaan pemberitaan Persija antara media di Persija
pers?
Kalo gue bilang ga ada perbedaan berita dari anggota
Persija pers, satu sumber sejalan juga sama kepengurusan
Jakmania sama manajemen, kita juga suka duduk bareng
bersamaan pengurus jakmania dan manajemen Persija.
Sangat berperan untuk pemberitaan Persija itu sendiri.
3. Apakah Persija pers membantu untuk mencari info
tentang Persija?
Sangat membantu, Persija pers itu untuk mencari info
Persija. Gue sebagai publik Persija dan masuk ke
kepengurusan sebagai Koordinator wilayah Pamulang dan
gue dapet banyak info dan info dari kepengurusan Jakmania
sama jadi sangat banget update buat gue mencari berita
Persija.
4. Dari kapan nonton Persija?
Gue nonton bola dari 2001 pertama kali Persija juara,
kalo ditanya perbedaan sangat jauh ya dari sekarang dari
2001 sampai 2008 itu apa 2009 ya kalo ga salah gue itu
selalu nyari berita kalo ga di koran atau ga di TV gue selalu
pentengin berita-berita olahraga tentang Persija nyari infonya
juga agak susah dan sekarang adanya Persija pers sangat
membantu apa lagi jaman udah canggih ya ada internet kaya
gini.
5. Perbedaan pemberitaan Persija sebelum dan sesudah ada
Persija pers?
Masalah berita sekarang jauh banget bedanya udah
cukup update dan maju lah sebelumnya susah yang tadi gue
bilang harus mantengin TV.
6. Apa kekurangan Persija pers?
Yang kurang dari persija pers itu dalam pemberitaan
Persija namanya manusia yang ga sempurna kadang
beritanya itu suka naik duluan atau suka kalah cepet dari
manajemen pemberitaannya yang gue tau dulu sejalan
kadang manajemen duluan ya naikin tapi berita nya agak
lama naiknya mungkin dari narasumber nya atau hal teknis
lainnya. Kadang juga simpang siur juga beritanya dari
manajemen Persija atau pengurus pusat Jakmania.
7. Pandangan terhadap Persija Jakarta?
Pandangan gue terhadap Persija pers sangat membantu
kalo ada sedikit berita miring terhadap Persija, Persija pers
ini selalu meluruskan bukan membela atau semakin
memojokkan Persija gue liat si persija pers ini nyari info
yang bener-bener update, namanya media ada aja ye tapi
yang gue tau persija pers ini sangat akurat kok.
8. Harapan untuk Persija pers?
Harapan gue sebagai publik Persija pers ga berenti disini
aja. Terus berjalan adanya Persija pers itu awalnya dari pak
gw, gue juga tau ya orang orangnya media (wartawan)
sebelum adanya Persija pers. Mungkin adanya Persija pers
ngebantu banget Jakmania untuk mencari info persija. Kalo
bisa lebih di fokusin lagi dan lebih diperbaiki lagi untuk
kedepannya. Apa lagi persija pers ini sangat membantu
Persija Jakarta ketika mendapatkan berita heboh atau miring
tolong direvisi bukan nya untuk melawan dan memojokan
media lain.
Kebanyakan yang gue tau Persija itu sangat di pojokin
banget sama orang-orang yang ga suka Persija. Disini
fungsinya Persija pers membantu Persija ketika berita miring
itu ada. Semoga kedepannya persija pers berlanjut untuk
beritanya terupdate itu aja sih.
PEDOMAN WAWANCARA
Peran Persija Pers Dalam Membangun Opini Publik Persija
Jakarta
Waktu Wawancara : Minggu, 6 Oktober 2019
Tempat Wawancara : Kantor Redaksi Jacatra.net, Cempaka
Putih, Jakarta Pusat
Pewawancara : Pernanda Priatna
Informan : Gerry Putra S.Psi (Pemimpin Redaksi
Jacatra.net)
Tema : Untuk mengetahui pendapat pimpinan media terhadap
wartawan yang tergabung dengan Persija pers
1. Bagaimana Persija Pers dalam memberitakan Persija
Jakarta?
Perannya cukup masif, banyak media yang sudah gabung di
grup Persija.
2. Harapan untuk Persija Pers?
Harapan Persija pers dapat terus memberitakan persija
sehingga semua supporter atau masyarakat tau tentang info
Persija. Info yang dibagikan sifatnya fair bisa kritis dan
mendukung.
3. Gimana pemberitaan Persija dari zaman ke zaman?
Tahun 70 sudah cukup banyak info tentang berita yang
juga sudah masif, membedakan hanya untuk yang sekarang
lebih terorganisir dalam memberitakan saja. Apalagi
didukung teknologi yang lebih cepat dalam menyebarkan
informasi.
4. Berita apa yang sampai saat ini diingat?
Berita yang memberitakan persija juara karena saat itu
Harian Merdeka benar-benar mengambarkan suasana
pertandingan, karena membuat saya bisa ikut larut dalam
suasana pertandingan meskipun saya tidak menyaksikan
pertandingannya saat itu.
5. Sebagai Pemred tau ga sih pemberitaan pertama kali
tentang Persija?
Berita pertama Persija setahu saya sudah ada mungkin tahun
1930.
6. Bagaimana tujuan awalnya ikut Persija pers?
Awalnya lewat obrolan, membicarakan wadah untuk
Persija pers dengan tujuan untuk dapat lebih mudah dalam
menginfokan agenda dari Persija, mempermudah temen-
temen media.
7. Bagaimana respon sebagai Pemred?
Ada beragam respon dari masyarakat mengenai Persija
pers, ada yang mengkritik ada yang berterimakasih atas info
yang diberikan tentang Persija. Hal itu juga mungkin yang
bisa dijadikan Persija pers dapat terus berkembang.