Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN TAMAN BACA YAYASAN ISTANA BELAJAR ANAK BANTEN (ISBANBAN)
TERHADAP PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK-ANAK DI KEDAUNG
TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Disusun oleh:
RIZKIANINGSIH
NIM. 1113054100022
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
i
ABSTRAK
Rizkianingsih (1113054100022), Peran Taman Baca Yayasan
Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Terhadap
Perkembangan Perilaku Anak-anak di Kedaung Tangerang
Selatan
Penelitian ini mengkaji tentang Peran Taman Baca
Yayasan Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Terhadap
Perkembangan Perilaku Anak-anak di Kedaung Tangerang
Selatan, kemampuan berperilaku terutama dalam perilaku sosial
perlu di kembangkan sejak anak masih kecil, melalui peran
relawan di Taman Baca perkembangan perilaku anak-anak
berkembang dengan baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran
Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten Terhadap
Perkembangan Perilaku Anak-anak di Kedaung Tangerang
Selatan, dan untuk mengetahui pelaksanaan program Minggu
Belajar Terhadap Perkembangan Perilaku anak-anak di Taman
Baca lebih kepada Perkembangan Perilaku Sosial.
Berdasarkan hasil penemuan peneliti keberadaan Taman
Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten berperan penting
dalam perkembangan perilaku anak-anak di Kedaung Tangerang
Selatan karena Taman Baca tersebut tidak hanya berfungsi
sebagai Taman Baca saja tetapi dengan adanya para relawan yang
mengajarkan program Minggu Belajar membuat anak-anak di
Taman Baca berkegiatan bersama teman-teman yang lain,
mengenalkan keprofesian kepada anak-anak, dan menanamkan
nilai moral, akhlak serta attitude kepada anak-anak di Taman
Baca.
Kata Kunci : Peran Taman Baca, Perkembangan Perilaku
Anak-anak, Perilaku Sosial
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamiin puji syukur peneliti
panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, atas segala
nikmat yang telah diberikan. Sholawat serta salam senantiasa
kami haturkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad
Sholallahu Alaihi Wasallam beserta keluarga, dan para sahabat-
sahabatnya. Sehingga, peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul Peran Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten Terhadap Perkembangan Perilaku Anak-anak Di Kedaung
Tangerang Selatan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang wajib diselesaikan
guna memperoleh gelar Sarjana Sosial jurusan Kesejahteraan
Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Peneliti menyadari bahwa masih ada kekurangan dari
skripsi ini, maka kritik dan saran yang membangun akan peneliti
terima dengan senang hati. Peneliti juga menyadari bahwa tanpa
adanya bantuan dari pembimbing yang sudah memberikan
bimbingan, motivasi, pikiran, dan do‟a dari berbagai pihak yang
senantiasa memberikan dukungan dan dorongan. Sehingga,
peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dr Siti Napsiyah, MSW selaku Wakil Dekan
Bidang Akademik. Dr. Sihabudin Noor, MA
selaku Wakil Dekan Bidang Adiministrasi
Keuangan Umum. Drs. Cecep Castrawijaya, MA
selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku Ketua Program
Studi Kesejahteraan Sosial dan Hj. Nunung
Khoiriyah, MA selaku Sekretaris Program Studi
Kesejahteraan Sosial.
iii
3. Bapak Ahmad Zaky M.Si selaku Pembimbing
Skripsi peneliti, yang telah senantiasa
membimbing dan memberi arahan, memberi
dukungan serta dengan sabar dalam memberikan
bimbingan, sehingga peneliti mampu
menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan waktu, tenaga dan pikirannya dalam
mendidik dan memberikan ilmu dan wawasan
selama peneliti mengikuti perkuliahan.
5. Project Officer dan para Relawan Yayasan Istana
Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Tangerang
Selatan serta adik-adik binaan dan para orang tua
yang sudah sangat membantu peneliti untuk dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Bapak kandungku (Alm. Suparno Bin Parto Pardi)
semoga Allah Subhanahu Wa Ta‟ala melapangkan
kuburmu dan dijadikannya taman-taman Syurga
Aamiin. Ibu kandungku Titin Suprihatin yang
sudah lama tidak bertemu dengan anak-anakmu.
Tidak akan ada artinya hidup ini jika tanpa kalian
tapi aku kuat. Tugas akhir ini juga
kupersembahkan untuk kalian. Tiga dari lima anak
kalian sudah jadi Sarjana.
7. Kedua orang tua wali Bapak H. Mahadi Mansyur
dan Ibu Hj. Sukinah yang sudah memberikan
tempat tinggal dan biaya pendidikan serta
dukungan do‟a, juga menyemangati untuk
menyelesaikan tugas akhir ini. Maaf kalau masih
suka menyusahkan. Akhirnya Kiki lulus yaaaaaaaa
iv
8. Keluarga, kakak-kakakku Ayu Pertiwi S.Sos dan
Abdul Yasir Baasith S.Sos, Sukmahadi Nuriani
S.Sos dan Ivan Lilin Suryono S.Si, Sukmahadi
Romansha S.Sos dan Adisti Sakina Muchtar
S.Krim yang telah memberikan semangat dan
mendo‟akan peneliti agar cepat lulus.
9. Keponakan kesayanganku, Aidan Fathan Abrar,
Arsakha Rivan Wistara, Ryuzaki Abqary Aldrich,
Alula Farzana Ayunindya, Zaura Nurin Azkadina,
Arhab Atharrazka Al-Baasith yang sudah menjadi
penyemangat dan moodbooster peneliti.
10. Aziezul Rashid S.E, yang sudah sangat sabar
dalam menemani peneliti dan tempat berbagi
keluh kesah baik dalam senang maupun susah,
memotivasi peneliti agar cepat lulus, mendo‟akan,
serta membantu dalam proses pengerjaan tugas
akhir.
11. Ciwi-ciwi kesayangan, Meidi Kartikasari, Indah
Choirunnissa S.Sos, Kartika Al-aszhim S.Sos,
Enung Khoeriyyah S.Sos, Fitta Fauziah S.Sos,
yang telah memberikan warna dalam kehidupan
peneliti, menemani masa-masa perkuliahan,
memberikan semangat dan dukungan agar cepat
lulus.
12. Sahabat-sahabat SMA, Chairunnisa S.Si, Nofia
Anggraini S.E dan Mitha Suci Laswanty yang
sudah memberikan semangat dan menjalin
pertemanan sampai kapanpun.
13. Sahabat-sahabat SMP, Famelia Safitri S.E, Sandra
Adiwibowo S.I.Kom, Wilda Farhanah S.E.Sy yang
selalu menanyakan “bagaimana skripsinya?” dan
v
juga sudah memberikan support serta do‟a kepada
peneliti.
14. Nyotsky, Dina Nurul Fathonah S.Psi yang telah
mau direpotkan untuk membantu dan selalu
memberi semangat serta dukungan agar cepat
lulus.
15. Teman-teman Program Studi Kesejahteraan Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 yang sama-
sama berjuang untuk mendapatkan gelar Sarjana
Strata 1, terutama Ulfah Arsyul Mamlakah yang
sudah menyediakan tempat kostnya untuk peneliti
mengetik tugas akhir ini.
16. Seluruh The last fighter 2013 yang sudah bekerja
keras dalam menyelesaikan skripsi agar bisa lulus
di tengah pandemik COVID-19, terutama Rizkia
Indriyani, Muthoharoh, Aynadhiah Herlina, Aya
Mahalfa Putri, Ari Herlangga, Ichsan Kurnia,
Rachmat Jazuli, Ridwan Effendi.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang sudah membantu peneliti untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi
ini, masih terdapat banyak kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharap
kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
melengkapi skripsi ini. Sebagai akhir, semoga
Allah Subhanahu Wa Ta‟ala memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya bagi kita semua. Aamiin.
Jakarta, 09 Juni 2020
Peneliti
Rizkianingsih
NIM: 111305410002
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................... vi
BAB I ............................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Pembatasan Masalah ....................................................... 6
C. Rumusan Masalah ............................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ............................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ........................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ............................................................. 8
G. Metode Penelitian ........................................................... 10
1. Pendekatan Penelitian ................................................... 10
2. Jenis Penelitian ............................................................. 12
3. Subjek dan Objek Penelitian ........................................ 13
4. Tempat dan Waktu ....................................................... 13
6. Teknik Analisis Data ....................................................... 17
7. Sumber Data .................................................................... 18
8. Pedoman Penulisan Skripsi .............................................. 18
H. SISTEMATIKA PENULISAN ..................................... 18
BAB II ........................................................................................ 21
LANDASAN TEORI ................................................................. 21
vii
A. Pengertian Peran .............................................................. 21
B. Pengertian Anak ............................................................... 23
C. Pertumbuhan Anak .......................................................... 26
D. Perkembangan Anak ........................................................ 27
E. Prinsip-prinsip Perkembangan ....................................... 28
F. Fase-fase Perkembangan .................................................. 28
G. Perilaku Sosial .................................................................. 31
1. Pengertian Perilaku Sosial ............................................... 31
2. Pola Perilaku Sosial ......................................................... 32
H. Kerangka Berpikir .............................................................. 37
BAB III ....................................................................................... 38
PROFIL ...................................................................................... 38
YAYASAN ISTANA BELAJAR ANAK BANTEN ............... 38
VISI & MISI .............................................................................. 40
NILAI ......................................................................................... 40
TUJUAN .................................................................................... 41
PROGRAM ISBANBAN .......................................................... 41
I. Taman Baca .......................................................................... 41
2. Minggu Belajar .................................................................... 42
3. I Dreams .............................................................................. 43
STRUKTUR ORGANISASI ISBANBAN .............................. 45
PENDANAAN ........................................................................... 45
BAB IV ....................................................................................... 47
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................................... 47
A. Temuan Lapangan .............................................................. 47
viii
B. Program di Taman Baca ISBANBAN ................................ 63
1. Jenis Program ................................................................... 63
a. Minggu Belajar ................................................................ 63
b. I Dreams .......................................................................... 66
BAB V ......................................................................................... 69
PEMBAHASAN ........................................................................ 69
A. Peran Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten
(ISBANBAN) .......................................................................... 70
B. Pelaksanaan Program Minggu Belajar Terhadap
Perkembangan Perilaku Anak-anak di Taman Baca Yayasan
Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) ............................. 72
BAB VI ....................................................................................... 74
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 74
A. Simpulan ............................................................................. 74
B. Implikasi ............................................................................. 75
C. Saran ................................................................................... 76
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL 1.1 Sasaran Informan
DAFTAR TABEL 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
DAFTAR TABEL 2.2 Kerangka Berpikir
DAFTAR TABEL 3.1 Struktur Lembaga
DAFTAR TABEL 4.1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
DAFTAR TABEL 4.2 Data Anak
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap anak memiliki hak-hak yang diatur di dalam
undang-undang. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui
undang-undang yang mengatur pemenuhan hak-hak anak.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Pelindungan Anak. Bahwa anak adalah tunas,
potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan
bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan
sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi
bangsa dan Negara pada masa depan; Bahwa agar setiap
anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka
ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental
maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya
perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak
dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-
haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi.
(Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2002 Perlindungan Anak, 2002)
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan
yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam
diri individu dari mulai lahir sampai meninggal dunia.
Perkembangan manusia dapat terjadi secara
2
berkesinambungan muncul pada sekitar 20 tahun lalu.
Tetapi sebelumnya para ahli berpendapat bahwa setiap
tahap yang terjadi dalam perkembangan manusia saling
terpisah, karena dahulu para ahli memandang bahwa masa
anak-anak adalah masa yang terpisah dari masa remaja dan
masa dewasa. Masa anak-anak dipandang tidak memiliki
andil bagi tahap perkembangan masa remaja dan masa
dewasa (Wafiqni, t.t., hlm. 10)
Perkembangan anak mencakup beberapa aspek,
secara umum perkembangan anak usia dini mencakup fisik,
sosial, emosi, dan kognitif. Namun, beberapa ahli
mengembangkan menjadi aspek-aspek perkembangan yang
lebih rinci. Santrock menyatakan perkembangan anak usia
dini mencakup aspek perkembangan fisik, kognitif, sosial-
emosial, konteks sosial, moral, bahasa, identitas diri, dan
gender (kail, 2002, hlm. 5)
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak
mencakup delapan aspek yaitu: perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, perkembangan bahasa,
perkembangan sosial, perkembangan moral, perkembangan
emosional, perkembangan kepribadian, dan perkembangan
agama (kail, 2002)
Pada umumnya, taman baca Yayasan Istana Belajar
Anak Banten (ISBANBAN) berfokus pada pengelolaan
koleksi buku untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada
anak-anak. Kegiatan minggu belajar berfokus pada kegiatan
3
hari minggu pagi pada pengajaran yang dilakukan oleh
relawan muda, tiga konten utama program minggu belajar
adalah: Wawasan dan pendampingan pencapaian mimpi
anak, kreatifitas dan pengembangan potensi diri anak,
peningkatan kemampuan akademik anak. Layanan dan
kegiatan tersebut dapat memberikan peran penting kepada
anak-anak.
Taman Baca merupakan wadah membaca yang
suasananya di didesain terbuka seperti taman atau halaman
rumah dan bahan bacaannya bersifat ringan, praktis sesuai
dengan kebutuhan komunitas, agar kegiatan pembelajaran
menjadi sesuatu yang menyenangkan serta mendukung
metode belajar yang nyaman.
Taman baca menjadi salah satu faktor yang dapat
menumbuhkan minat baca anak dan tempat yang ideal
sebagai wahana belajar, bermain dan pengembangan minat
baca. Oleh karena itu, pengenalan taman baca ISBANBAN
pada anak sejak usia dini mewacanakan bahwa
menghadirkan buku pada anak-anak merupakan salah satu
upaya untuk menumbuhkan minat baca anak-anak. Dengan
tumbuhnya kebiasaan membaca ini dapat meningkatkan
kualitas hidup, kreatifitas, kemandirian, daya juang, dan
daya saing di masa yang akan datang. Sebagai upaya
meningkatkan minat baca, banyak dari kalangan mahasiswa
juga tergerak hatinya untuk memajukan dunia pendidikan
4
dengan mendirikan taman baca dengan tujuan
meningkatkan minat baca pada anak.
Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan
ISBANBAN memutuskan untuk mengabdi di Kelurahan
Kedaung dan bekerja sama dengan salah satu komunitas
peduli lingkungan yaitu EBIBAG (Eco Business Indonesia),
serta Karang Taruna dan masyarakat wilayah setempat.
EBIBAG sendiri merupakan usaha olahan tas ramah
lingkungan yang memberdayakan tenaga ibu-ibu rumah
tangga juga digunakan sebagai keuntungan dari
penjualannya untuk edukasi gaya hidup ramah lingkungan.
Kegiatan komunitas EBIBAG bernilai ekonomis
dan dipadukan dengan sisi pemberdayaan masyarakat dalam
setiap produk yang dihasilkan sehingga terciptanya
kesinambungan. Unsur pemberdayaan tersebut menjadi
jalan efektif untuk mengentaskan masalah sosial khususnya
kemiskinan, ketertinggalan pendidikan, dan perbaikan
kondisi lingkungan.
Dengan hadirnya ISBANBAN dan bekerja sama
melalui komunitas EBIBAG yang ingin mengentaskan
ketertinggalan pendidikan, ini menjadi salah satu
penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat terutama
yang memiliki anak usia dini dan sekolah dasar dengan
keterbatasan ekonomi, khususnya para orang tua yang
tergabung di dalam komunitas EBIBAG. Dalam hal ini
ISBANBAN memiliki peran sebagai penyediaan jasa
5
pelayanan membaca dengan cara menyediakan bahan
bacaan dan pendampingan belajar membaca bagi anak-anak
usia dini dan usia sekolah dasar dari keluarga yang kurang
mampu.
Taman baca ISBANBAN berlokasi di Tangerang
Selatan yang sebagian besar merupakan kota dengan segala
fasilitas maju dan mendukung, Kelurahan Kedaung menjadi
salah satu yang masih bisa dibilang belum sepenuhnya
mendapatkan fasilitas seperti wilayah lainnya di Kota
Tangerang Selatan. Berdasarkan kondisi permasalahan di
lingkungan Rw 015 Kelurahan Kedaung, banyak terlihat
rumah yang sangat tidak teratur dan juga jarak antara satu
rumah dengan rumah lainnya sangat padat. Serta banyak
ditemukan anak-anak yang berkelompok, berkumpul dan
bermain dengan teman sebayanya di berbagai sudut. Anak-
anak disana belum memiliki latar pendidikan yang
maksimal dan cukup baik.
Hal ini bisa dilihat dari sebagian anak yang sudah
duduk di Sekolah Dasar belum lancar membaca dan
berhitung, bahkan ada yang belum bisa membaca sama
sekali. Selain itu, tingkat perekonomian masyarakatnya
masih dalam kategori menengah kebawah, hal itu
diungkapkan oleh ketua Rukun Tetangga bahwa hampir
80% warganya adalah masyarakat pendatang yang ingin
mencari nafkah dan mengadu nasib di Ibu Kota, ada yang
6
bekerja menjadi buruh cuci, tukang ojek, tukang parkir, dan
buruh bangunan. (Pak Sulaiman, 9 Februari 2020)
Maka dari itu, peneliti sangat tertarik untuk
melakukan pembahasan dan penelitian secara lebih
mendalam mengenai gambaran “Peran Taman Baca
Yayasan Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN)
Terhadap Perkembangan Perilaku Anak-anak di Kedaung
Tangerang Selatan”.
B. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian maka
peneliti memberikan batasan permasalahan yang
dipaparkan dengan tujuan agar terhindar dari terjadinya
perluasan materi yang akan dibahas. Maka peneliti
memberikan batasan lingkup penelitian yang dilakukan
dan hanya memfokuskan bahasan pada:
Apa Peran Taman Baca Yayasan Istana Belajar
Anak Banten (ISBANBAN) terhadap perkembangan
perilaku dalam bersosialisasi dan dalam perilaku kegiatan
beragama anak-anak di Kedaung Tangerang Selatan. Apa
Program Minggu Belajar di Taman Baca Yayasan Istana
Belajar Anak Banten (ISBANBAN) sudah cukup efektif
terhadap perkembangan perilaku dalam bersosialisasi dan
perilaku kegiatan beragama anak-anak di Kedaung
Tangerang Selatan.
7
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah serta pengkajian
permasalahan dalam latar belakang diatas, maka peneliti
lebih memfokuskan perumusan masalah pada :
1. Bagaimana peran taman baca Yayasan Istana
Belajar Anak Banten (ISBANBAN) terhadap
perkembangan perilaku anak-anak di Kedaung
Tangerang Selatan?
2. Bagaimana pelaksanaan program Minggu
Belajar Yayasan Istana Belajar Anak Banten
(ISBANBAN) terhadap perkembangan
perilaku anak-anak di Kedaung Tangerang
Selatan?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Minggu
Belajar Yayasan Istana Belajar Anak Banten
(ISBANBAN) terhadap perkembangan perilaku
anak-anak di Kedaung Tangerang Selatan.
2. Untuk mengetahui peran taman baca Yayasan
Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN)
terhadap perkembangan perilaku anak-anak di
Kedaung Tangerang Selatan.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
8
1. Manfaat praktis
1) Memberikan masukan dan saran kepada setiap
orang tua untuk menanggapi berbagai masalah
lemahnya minat baca pada anak-anak.
2) Memberikan informasi tentang Yayasan Istana
Belajar Anak Banten (ISBANBAN) agar lebih
tertarik dan secara otomatis akan
meningkatkan minat baca anak-anak. Dan
diharapkan bisa menggiatkan anak-anak dalam
membaca, kebiasaan membaca dan
menyediakan akses buku bacaan berkualitas
untuk anak-anak.
2. Manfaat akademis
1. Secara akademis, hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
positif kepada jurusan Kesejahteraan Sosial
serta para mahasiswa, agar mendorong minat
membaca bagi masyarakat sebagai langkah
strategis dalam mencerdaskan kehidupan
masyarakat.
F. Tinjauan Pustaka
Untuk memudahkan dalam menyusun skripsi ini,
peneliti ingin memberikan rujukan terhadap tema yang
membahas dan juga yang memiliki kesamaan terhadap
pembahasan judul skripsi ini.
Karya Jurnal :
9
1. Judul : Peran Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) Bagi Anak- Anak Usia Dini
Nama : Agus Rusmana
Isi : Hasil Kajian meunjukkan bahwa
taman bacaan masyarakat yang ada di
lingkungan desa Narawita berperan sebagai
sumber belajar anak-anak usia dini, sumber
informasi bagi para orang tua dalam membina
anak usia dini, dan sarana rekreasi-edukasi
bagi masyarakat.
Karya Mahasiswa:
2. Judul : Peranan Taman Baca Kecamatan
Dalam Melayani Kebutuhan Belajar
Masyarakat Di Kelurahan Paropo, Kecamatan
Panakkukang Kota Makassar.
Nama : Ayu Pramawanti Rahman.
Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Isi : Pada Penelitian ini menjelaskan tentang
peranan apa saja yang dimiliki taman baca
panakukang dalam kebutuhan belajar
masyarakat, perubahan apa saja yang dirasakan
masyarakat. Penelitian ini juga memaparkan
bahwa di masyarakat membutuhkan peran
dibidang pendidikan, bidang sumber daya
manusia dan dibidang ekonomi.
Karya Mahasiswa:
10
3. Judul : Peran Komunitas Baca
Pandeglang Dalam Mengembangkan Minat
Baca Anak Melalui Storytelling.
Nama : Siti Humairoh Awalia`
Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Isi : Pada penelitian ini membahas
tentang pengembangan minat baca anak dilihat
dari perubahan minat baca anak setelah
kegiatan storytelling. Sebelum kegiatan
storytelling anak yang belum bisa membaca,
belum termotivasi membaca dan sudah
memiliki minat baca. Jadi penelitian ini
memfokuskan kepada kegiatan storytelling.
Skripsi yang akan saya buat jelas berbeda dengan
judul skripsi dan jurnal diatas, tinjauan diatas hanya
memfokuskan kepada peran taman baca pada anak usia
dini, peran taman baca terhadap masyarakat dan peran
komunitas baca tentang minat baca anak dan kegiatan
storytelling. Sedangkan skripsi yang akan peneliti tulis
adalah bagaimana peran taman baca yayasan istana belajar
anak banten terhadap perkembangan perilaku anak-anak
di kedaung tangerang selatan.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif di mana penelitian ini lebih
11
menekankan terhadap fakta-fakta dan data yang
ditemukan di lapangan untuk mendeskripsikan peristiwa
sosial yang terjadi tersebut secara mendalam berdasarkan
analisa atau interpretasi peneliti.
Menurut Denzin dan Lincoln (2009), pendekatan
kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada
pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang
terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan
subjek yang diteliti. (Noor, S.E., M.M, 2012, hlm. 33)
Schwandt mengatakan penelitian kualitatif pada
umumnya mencakup informasi tentang fenomena utama
yang dieksplorasi dalam penelitian, partisipan penelitian,
dan lokasi penelitian. Tujuan penelitian kualitatif juga
bisa menyatakan rancangan penelitian yang dipilih.
Tujuan ini ditulis dengang istilah-istilah “teknis”
penelitian yang bersumber dari bahasa penelitian
kualitatif. (Creswell W, 2010, hlm. 167)
Maka dari itu, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dalam melakukan penelitian ini berharap
didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data akurat
dan digambarkan secara jelas dari kondisi sebenarnya
mengenai Peran Taman Baca Yayasan Istana Belajar
Anak Banten (ISBANBAN) Terhadap Perkembangan
Perilaku Anak-anak di Kedaung Tangerang Selatan.
12
2. Jenis Penelitian
Dalam menggunakan jenis metode penelitian
kualitatif mempunyai sifat yang cenderung deskriptif,
naturalistik, dan berhubungan dengan sifat data yang
murni kualitatif. Yaitu, dengan menggambarkan suatu
kenyataan yang ada di masyarakat berdasarkan studi
kasus, observasi, dan historis.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
berusaha mendeskripsikan suatu gejala peristiwa, kejadian
yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana
adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui
penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendekripsikan
peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa
memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa
tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel)
bisa juga lebih dari satu variabel. (Noor, S.E., M.M, 2012,
hlm. 34–35)
Tujuan utama menggunakan jenis penelitian ini
adalah untuk menggabarkan sifat suatu keadaan yang
sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
(Sevilla, 2006, hlm. 71)
Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan,
maka dalam penelitian ini menggambarkan peran taman
baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN)
13
terhadap perkembangan perilaku anak-anak di Kedaung
Tangerang Selatan.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
project officer, relawan atau tenaga pengajar taman baca,
anak-anak pengunjung taman baca, dan orang tua anak
pengunjung taman baca, sedangkan objek penelitiannya
adalah peran Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten (ISBANBAN) dalam perkembangan perilaku
anak-anak di Kedaung Tangerang Selatan.
4. Tempat dan Waktu
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Kedaung
tepatnya berada di Jalan Aria Putra, Gang Swadaya 5, No.
45, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota
Tangerang Selatan, 15415.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada bulan Februari
2020 sampai dengan bulan April 2020. Penelitian ini akan
dilakukan dari jam 09.00-13.00 WIB.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti memerlukan
pengambilan data dan informasi yang dapat memperjelas dan
menjawab permasalahan ini. Teknik pengumpulan data ini
dilakukan dengan:
14
a. Wawancara
Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi
untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab
antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian.
Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini,
wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni
melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam
penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik
yang lain sebelumnya.
Karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja
hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang
telah diperoleh sebelumnya.
Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa
tahapan yang harus dilalui, yakni ; Mengenalkan diri,
menjelaskan maksud kedatangan, menjelaskan materi
wawancara, dan mengajukan pertanyaan.
Tabel 1.1 Sasaran Informan
No. Informan Jumlah Pertanyaan
yang diajukan
1. Project Officer 1 Peran apa yang
15
dilakukan oleh
yayasan istana
belajar anak
banten terhadap
perkembangan
perilaku anak-
anak.
2. Relawan 4 Pelajaran apa
saja yang
diberikan kepada
anak-anak taman
baca
ISBANBAN.
3. Orang tua 4 Manfaat taman
baca dan
program minggu
belajar.
4. Anak 4 Buku bacaan dan
kegiatan di
taman baca
ISBANBAN
b. Observasi
Observasi berasal dari Bahasa latin yang berarti
memperhatikan dan mengikuti. Memperhatikan dan
16
mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan
sistematis sasaran perilaku yang dituju (Banister 1994).
Cartwright & cartwright mendefinisikan sebagai suatu
proses melihat, mengamati dan mencermati serta
“merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan
tertentu. (Herdiansyah, 2012, hlm. 131)
Observasi selain wawancara, observasi juga
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi
hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan
pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran,
untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk
menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa
aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana
tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi
dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari
peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap objek penelitian. Beberapa informasi yang
diperoleh dari hasil observasi antara lain: ruang (tempat),
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau
peristiwa, waktu dan perasaan. (Noor, S.E., M.M, 2012,
hlm. 131)
17
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan
data kualitatif dengan melihat atau menganalisis
dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau
oleh orang lain tentang subjek. Dokumentasi merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif
untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek
melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang
ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan. (Noor, S.E., M.M, 2012, hlm. 143)
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi
juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk
surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata,
jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti
ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di
masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk
memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekedar
barang yang tidak bermakna.
6. Teknik Analisis Data
Peneliti dalam melakukan analisa data hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi, peneliti
menginterpretasikan data yang ada kemudian
menyimpulkan. Di mana peneliti menggunakan model
deskripsi analisis atau kualitatif deskriptif, yaitu cara
melaporkan data dengan menerangkan, memberi
18
gambaran dan mengkalisifikasikan data yang terkumpul
secara apa adanya.
7. Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif dari segi sumber data
ada dua jenis sumber data. Antara lain:
a. Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari informan penelitian, yaitu para relawan atau
pengajar Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten serta anak-anak lingkungan sekitar khususnya di
Kelurahan Kedaung yang sering mengunjungi tempat
tersebut.
b. Data sekunder adalah berupa catatan yang
diambil dari buku, skripsi, tesis, disertasi, artikel, buku
elektronik, jurnal, majalah, media massa dan karya ilmiah
lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
8. Pedoman Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah dalam menyusun penulisaN
skripsi, maka peneliti menggunakan teknik penulisan yang
didasarkan pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”
yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2017.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun hasil penelitian ini akan disusun ke dalam
enam bab. Antara lain:
19
BAB I adalah Pendahuluan yang menjelaskan
latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II adalah Kerangka Teori yang melandasi
pemikiran dalam menganalisa dari data-data yang
dikumpulkan. Kerangka Teori berkaitan dengan
konsentrasi penelitian Peran Taman Baca Yayasan Istana
Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Dalam
Perkembangan Perilaku Anak-anak Di Kedaung
Tangerang Selatan.
BAB III adalah Gambaran Umum Lembaga
yang terdiri dari sejarah berdirinya lembaga, tujuan
lembaga, visi dan misi lembaga struktur organisasi
lembaga, sasaran pelayanan, pendanaan, sarana dan
prasarana lembaga, nilai-nilai kelembagaan.
BAB IV adalah Hasil Penelitian dan Analisa
yang merupakan gabungan dari hasil pengumpulan data
untuk dianalisis melalui berbagai pendekatan-pendekatan
teori, khususnya dalam menganalisis sejauh mana Peran
Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten
BAB V adalah Pembahasan yang berisi berbagai
macam ulasan yang memiliki keterikatan maupun
hubungan antara latar belakang, teori dan rumusan
20
masalah, terutama teori-teori yang melandasi data-data
yang akan peneliti analisis.
BAB VI adalah Penutup yang memuat
kesimpulan, implikasi dan saran-saran penelitian.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang pengertian
peran, pengertian anak, pengertian pertumbuhan anak, pengertian
perkembangan anak, prinsip-prinsip perkembangan, fase-fase
perkembangan dan perilaku sosial.
A. Pengertian Peran
Menurut Friedman M (1998) peran adalah perilaku
yang diharapkan pada seseorag sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan baik secara formal maupun informal.
Peran didasarkan pada ketentuan dan harapan, peran yang
menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan
dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi
harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain
menyangkut peran-peran tersebut.
Adapun beberapa dimensi peran sebagai berikut:
a. Peran sebagai suatu kebijakan. Pengaruh
paham ini berpendapat bahwa peran
merupakan suatu kebijaksanaan yang tepat
dan baik untuk dilaksanakan.
b. Peran sebagai strategi. Penganut peran ini
mendalilkan bahwa peran merupakan suatu
strategi untuk mendapatkan dukungan dari
masyarakat.
22
c. Peran sebagai alat komunikasi. Peran
didayagunakan sebagai instrumen atau alat
untuk mendapatkan masukan berupa
informasi dalam proses pengambilan
keputusan. Persepsi dini dilandaskan oleh
suatu pemikiran bahwa pemerintahan
dirancang untuk melayani masyarakat,
sehingga pandangan dan preferensi dari
masyarakat tersebut adalah masukan yang
bernilai guna mewujudkan keputusan yang
responsif dan responsible.
d. Peran sebagai alat penyelesaian sengketa
peran didayagunakan sebagai suatu cara
untuk mengurangi atau meredam konflik
melalui usaha pencapaian konsensus dari
pendapat-pendapat yang ada. Asumsi yang
melandasi persepsi ini adalah bertukar
pikiran dan pandangan dapat meningkatkan
pengertian dan toleransi serta mengurangi
rasa ketidakpercayaan dan kerancuan
(Santosa, 2003).
Menurut peneliti, pengertian peran adalah sesuatu
yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam
situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-
harapan. Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita
dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan
23
dengan orang lain, komunitas sosial atau politik.
Kombinasi dimensi peran berpengaruh dalam
pembentukan perilaku seseorang dalam bersosialisasi,
dimana peran sebagai suatu kebijakan menjadikan
perilaku seseorang menjadi bijaksana, peran sebagai
strategi menjadikan perilaku seseorang mendapatkan
dukungan dari masyarakat, peran sebagai alat komunikasi
menjadikan perilaku seseorang mendapatkan masukan
berupa informasi dalam proses pengambilan keputusan,
dan peran sebagai alat penyelesaian sengketa menjadikan
perilaku seseorang yang dapat meredam konflik.
B. Pengertian Anak
Menurut pengetahuan umum yang dimaksud
dengan anak adalah seseorang yang lahir dari hubungan
pria dan wanita. Sedangkan yang diartikan dengan anak-
anak adalah seseorang yang masih dibawah usia tertentu
dan belum dewasa. Pengertian dimaksud merupakan
pengertian yang sering kali dijadikan pedoman dalam
mengkaji berbagai persoalan tentang anak. Oleh karena
itu dalam sumber lain dijelaskan bahwa anak adalah
keadaan manusia normal yang masih muda usia dan masih
menentukan identitasnya serta sangat labil jiwanya,
sehingga sangat mudah dipengaruhi lingkungannya.
Sementara itu menurut Romli Atmasasmita (Marsaid,
2015, hlm. 56) anak adalah seorang yang masih dibawah
umur dan belum dewasa serta belum menikah.
24
Anak menurut Undang-undang No. 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak, pengertian anak berdasarkan
Pasal 1 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan. (Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002 Perlindungan Anak, 2002)
Menurut Hurlock akhir masa anak-anak (late
childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba
saatnya individu menjadi matang secara seksual atau
remaja (6-12 tahun). Permulaan dan menjelang
berakhinya fase anak akhir ditandai oleh kondisi yang
sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan
penyesuaian sosial anak. Kondisi tersebut bisa berupa
emosi yang tinggi, katarsis emosional, perkembangan
kode moral, hubungan keluarga, dan perubahan
kepribadian. (Elizabeth Bergner Hurlock, t.t., hlm. 146)
Hurlock juga menyebutkan bahwa masa akhir
anak-anak dimulai saat memasuki kelas sekolah dasar.
Bagi sebagian anak, hal ini merupakan perubahan yang
cukup besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk
kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap,
nilai, dan perilaku. Sementara itu, untuk menyesuaikan
diri dengan tuntutan dan harapan baru dari kelas satu,
kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang;
25
anak mengalami gangguan emosional sehingga
mengalami masa-masa yang tidak nyaman dan kesulitan
untuk bekerja sama. (Elizabeth Bergner Hurlock, t.t.)
Pertumbuhan manusia mengalami fase-fase
perkembangan kejiwaan, untuk menentukan kriteria
seorang anak ditentukan atas dasar batas usia, juga dapat
dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan jiwa yang
dialaminya. Dalam hal fase-fase perkembangan seorang
anak mengalami tiga fase yaitu:
1. Masa kanak-kanak terbagi dalam :
a. Masa bayi, yaitu masa seorang anak
dilahirkan sampai umur dua tahun
b. Masa kanak-kanak pertama, yaitu anak umur
2-5 tahun
c. Masa kanak-kanak terakhir, yaitu Antara
umur 5-12 tahun.
2. Masa remaja, anatara umur 13-20 tahun. Masa
remaja adalah masa dimana perubahan cepat
terjadi dalam segala bidang pada tubuh dari luar
dan dalam, perubahan perasaan, kecerdasan,
sikap sosial, dan kepribadian.
3. Masa dewasa muda, Antara umur 21-25 tahun.
Pada masa dewasa muda ini, pada umumnya
masih data dikelompokkan kepada generasi
muda. Walaupun dari segi perkembangan
jasmani dan kecerdasan telah betu-betul
26
dewasa, pada kondisi ini anak sudah stabil.
Namun dari segi kemantapan dan ideologi
masih dalam proses kemantapan (Marsaid,
2015, hlm. 57).
Menurut peneliti, anak adalah seorang lelaki atau
perempuan yang belum dewasa dalam tahap kelahiran
atau belum mengalami masa pubertas. Menurut
Haditono (1992) anak adalah makhluk yang
membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat
bagi perkembangannya. Dari perspektif Augustinus
(1987) yang dipandang sebagai peletak dasar permulaan
psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama
dengan orang dewasa.
C. Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Anak
tidak saja menjadi besar secara fisik, tapi ukuran dan
struktur organ dalam tubuh dan otak meningkat.
Akibatnya ada pertumbuhan otak, anak tersebut memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat
dan berpikir. (Elizabeth. B Hurlock, t.t.)
Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang
teori-teori pertumbuhan dan perkembangan anak.
27
1) Kartini Kartono membagi masa
perkembangan dan pertumbuhan anak
menjadi 5, yaitu :
a. 0 sampai 2 tahun adalah masa bayi.
b. 1 sampai 5 tahun adalah masa kanak-
kanak.
c. 6 sampai 12 tahun adalah masa anak-
anak sekolah dasar.
d. 12 sampai 14 adalah masa remaja.
e. 14 sampai 17 tahun adalah masa pubertas
awal.
2) Aristoteles membagi masa perkembangan
dan pertumbuhan anak menjadi 3, yaitu :
a. 0 sampai 7 tahun adalah tahap masa anak
kecil.
b. 7 sampai 14 tahun adalah masa anak-
anak, masa belajar, atau masa sekolah
rendah.
c. 14 sampai 21 tahun adalah masa remaja
atau pubertas, masa peralihan dari anak
menjadi dewasa. (Kartono, 1979, hlm.
37)
D. Perkembangan Anak
Pekembangan dapat diartikan sebagai “perubahan
yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri
individu dari mulai lahir sampai mati” (The progressive and
continuous change in the organism from birth to death).
28
Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-
perubahan yang dialami individu atau organisme menuju
tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah)
maupun psikis (rohaniah)‟ (Yusuf LN, M.Pd, 2011, hlm. 15).
E. Prinsip-prinsip Perkembangan
Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah
yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang
hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus-menerus sejak
masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi,
intelegensi maupun sosial, satu sama lainnya saling
mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif
diantara aspek tersebut. Perkembangan terjadi secara teratur
mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan
merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya (Yusuf LN,
M.Pd, 2011, hlm. 17).
F. Fase-fase Perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan
atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang
diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.
Mengenai masalah pembabakan atau periodisasi perkembangan
ini, para ahli berbeda pendapat.
29
Aristoteles menggambarkan perkembangan
individu, sejak anak sampai dewasa itu ke dalam tiga
tahapan. Setiap tahapan lamanya tujuh tahun, yaitu:
Tahap I : Dari usia 0-7 tahun (masa anak
kecil atau masa bermain).
Tahap II : Dari usia 7-14 tahun (masa anak,
masa sekolah rendah).
Tahap III : Dari usia 14-21 tahun (masa
remaja/pubertas masa peralihan dari
usia anak menjadi orang dewasa).
Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir
sampai dewasa individu melewati empat tahapan, yaitu:
Tahap I : Dari usia 0-3 tahun Fullungs
(pengisian) periode 1 pada fase ini
anak kelihatan pendek gemuk.
Tahap II : Dari usia 3-7 tahun Streckungs
(rentangan) periode 1, pada periode
ini anak keliahatan langsing
(memanjang/tinggi).
Tahap III : Dari usia 7-13 tahun pengisisan
periode 2, pada masa ini anak
kelihatan pendek gemuk kembali.
Tahap IV : Dari usia 13-20 tahun rentangan
periode 2, pada periode ini anak
30
kembali kelihatan langsing (Yusuf
LN, M.Pd, 2011, hlm. 20–21).
Perbedaan perkembangan dan pertumbuhan terletak pada
beberapa hal antara lain (2015, hlm. 2–3)
Tabel 2.1 Perbedaan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan Perkembangan
Pertumbuhan merujuk
kepada perubahan
khususnya aspek fisik
Perkembangan berkaitan
dengan organisma sebagai
keseluruhan
Pertumbuhan merujuk
kepada perubahan dalam
ukuran yang menghasilkan
pertumbuhan sel atau
peningkatan hubungan
antar sel
Perkembangan merujuk pada
kematangan struktur dan
fungsi
Pertumbuhan merujuk
kepada perubahan
kuantitatif
Perkembangan merujuk pada
perubahan kuantitatif dan
kualitatif
Perumbuhan tidak
berlangsung seumur hidup
Perkembangan merupakan
proses yang berkelanjutan
Pertumbuhan mungkin
membawa atau tidak
membawa perkembangan
Perkembangan mungkin
terjadi tanpa pertumbuhan
31
Menurut peneliti, definisi antara pertumbuhan dan
perkembangan sangatlah berbeda walaupun kedua hal tersebut
berjalan secara bersamaan dalam kehidupan manusia.
Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran
dan struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan
fisik. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu
perubahan fungsional yang bersifat kualitatif , baik dari fungsi-
fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan
pengaruh lingkungan.
G. Perilaku Sosial
1. Pengertian Perilaku Sosial
Menurut Elizabeth Hurlock perilaku secara bahasa berarti
cara berbuat atau menjalankan sesuatu sesuai dengan sifat yang
layak bagi manusia. Secara sosial berarti segala sesuatu mengenai
masyarakat atau kemasyarakatan. Sedangkan secara istilah
diartkan sebagai berikut ini: Perilaku sosial adalah aktifitas fisik
dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam
rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lainyang sesuai
dengan tuntutan sosial. (Elizabeth Bergner Hurlock, 1972, hlm.
261). Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan,
sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang
lain.Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang
terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri
atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial. (Elizabeth
Bergner Hurlock, 1972, hlm. 262)
32
2. Pola Perilaku Sosial
Sebagian dari bentuk perilaku sosial yang berkembang
pada masa kanak-kanak awal, merupakan perilaku yang terbentuk
atas dasar landasan yang diletakan pada masa bayi. Sebagian
lainnya merupakan bentuk perilaku sosial baru yang mempunyai
landasan baru. Banyak di antara landasan baru ini dibina oleh
hubungan sosial dengan teman sebaya di luar rumah dan hal-hal
yang diamati anak dari tontonan televisi atau buku komik. Pola
perilaku dalam situasi sosial banyak yang nampak tidak sosial
atau bahkan anti sosial, tetapi masing-masing tetap penting bagi
proses sosialisasi. Landasan yang diletakkan pada masa kanak-
kanak awal akan menentukan cara anak menyesuaikan diri
dengan orang lain.
Pola perilaku sosial menurut Elizabeth B. Hurlock (1978)
terbagi atas dua kelompok, yaitu pola perilaku yang sosial dan
pola perilaku yang tidak sosial. Pola perilaku yang termasuk
dalam perilaku sosial adalah :
a. Kerja sama, sekelompok anak belajar bermain
atau bekerja bersama dengan anak lain sampai
mereka berumur 4 tahun. Semakin banyak
kesempatan yang mereka miliki untuk melakukan
sesuatu bersama-sama.
b. Persaingan, jika persaingan merupakan dorongan
bagi anak-anak untuk berusaha sebaik-baiknya, hal
ini akan menambah sosialisasi mereka. Jika hal itu
diekspresikan dalam pertengkaran dan
33
kesombongan, akan menyebabkan timbulnya
sosialisasi yang buruk.
c. Kemurahan Hati, kemurahan hati sebagaimana
terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatu
dengan anak lain, meningkat dan sikap
mementingkan diri sendiri semakin berkurang
setelah anak belajar bahwa kemurahan hati
menghasilkan penerimaan sosial.
d. Simpati, anak kecil tidak mampu berperilaku
simpatik sampai mereka pernah mengalami situasi
yang mirip dengan dukacita. Mereka
mengespresikan simpati dengan berusaha
menolong atau menghibur seseorang yang sedang
bersedih.
e. Empati, kemampuan meletakkan diri sendiri
dalam posisi orang lain dan menghayati
pengalaman orang tersebut. Hal ini hanya
berkembang jika anak dapat memahami ekspresi
wajah atau maksud pembicaraan orang lain.
f. Ketergantungan, ketergantungan terhadap orang
lain dalam hal bantuan,, perhatian, dan kasih
sayang mendorong anak untuk berperilaku dalam
cara yang diterima secara sosial. Anak berjiwa
bebas kekurangan motivasi ini.
g. Sikap Ramah, anak kecil memperlihatkan sikap
ramah melalui kesediaan melakukan sesuatu untuk
34
atau bersama anak atau orang lain dan
mengekspresikan kasih sayang kepada mereka.
h. Sikap Tidak Mementingkan Diri Sendiri, anak
yang mempunyai kesempatan dan mendapat
dorongan untuk membagi apa yang mereka miliki
dan yang tidak terus menerus menjadi pusat
perhatian keluarga, belajar memikirkan orang lain
dan berbuat baik untuk orang lain dan bukan
hanya memusatkan perhatian pada kepentingan
dan milik mereka sendiri.
i. Meniru, meniru seseorang yang diterima baik oleh
kelompok sosial, anak-anak mengembangkan sifat
yang menambah penerimaan kelompok terhadap
diri mereka.
j. Perilaku Kelekatan, dari landasan yang diberikan
pada masa bayi, yaitu ketika bayi mengembangkan
kelekatan yang hangat dan penuh cinta kasih
kepada ibu atau pengganti ibu, anak kecil
mengalihkan pola perilaku ini kepada anak atau
orang lain dan belajar membina persahabatan
dengan mereka (E. B. Hurlock, 1972, hlm. 239)
Adapun pola perilaku yang tidak sosial adalah perilaku
yang menunjukkan:
a. Negativisme, negativisme adalah perlawanan
terhadap tekanan dari pihak lain untuk berperilaku
tertentu. Ekspresi fisiknya mirip dengan ledakan
kemarahan, tetapi secara setahap demi setahap
35
diganti dengan penolakan lisan untuk menuruti
perintah.
b. Agresi, agresi adalah tindakan permusuhan yang
nyata atau ancaman permusuhan. Biasanya tidak
ditimbulkan oleh orang lain.
c. Pertengkaran, pertengkaran merupakan
perselisihan pendapat yang mengandung
kemarahan yang umunya dimulai apabila
seseorang melakukan penyerangan yang tidak
beralasan.
d. Mengejek dan Menggertak, mengejek
merupakan serangan secara lisan terhadap orang
lain, sedangkan menggertak merupakan
penyerangan serangan yang bersifat fisik.
e. Perilaku Yang Sok Kuasa, perilaku ini adalah
kecenderungan untuk mendominasi orang lain atau
menjadi "majikan".
f. Egosentrisme, hampir semua anak memiliki sifat
egosentrik. Dalam arti bahwa mereka cenderung
berpikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri.
g. Prasangka, landasan prasangka terbentuk pada
masa kanak-kanak awal yaitu ketika anak
menyadari bahwa sebagian orang berbeda dari
mereka dalam hal penampilan dan perilaku dan
bahwa perbedaan ini oleh kelompok sosial
dianggap sebagai tanda kerendahan. Bagi anak
kecil tidaklah umum mengekspresikan prasangka
36
dengan bersikap membedakan orang-orang yang
mereka kenal.
h. Antagonisme jenis kelamin, ketika masa kanak-
kanak berakhir, banyak anak laki-laki ditekan oleh
keluarga laki-laki dan teman sebaya untuk
menghindari pergaulan dengan anak perempuan
atau memainkan "permainan anak perempuan".
(Elizabeth Bergner Hurlock, 1972, hlm. 239)
Menurut peneliti, peningkatan perilaku sosial ada pada
masa kanak-kanak awal, karena disebabkan oleh
pengalaman sosial yang semakin bertambah dan masa
kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting dalam
menentukan perkembangan sosialisasi anak di kemudian
hari sehingga sangat perlu diperhatikan, khususnya di
perkembangan sosialnya agar anak dapat berkembang
menjadi anak-anak yang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan masyarakat.
37
H. Kerangka Berpikir
Tabel 2.2 Kerangka Berpikir
Melalui program Minggu Belajar yang diberikan oleh para
relawan terlihat adanya perkembangan perilaku anak di Kedaung
Tangerang Selatan, dan itu sangat dipengaruhi sekali bagaimana
saat mereka berinteraksi dan bagaimana keadaan lingkungan yang
mendukung serta memfasilitasinya dengan baik, seperti keadaan
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat disekelilingnya
dalam keadaan kondusif atau baik, maka akan sangat berpengaruh
sekali terhadap perkembangan perilaku seorang anak dalam
kehidupan sosial di masyarakatnya. Sehingga hadirnya
ISBANBAN di wilayah Kedaung Tangerang Selatan menjadi
fasilitas untuk suatu interaksi dan membentuk perkembangan
perilaku anak.
Hadirnya ISBANBAN di
Kedaung Tangerang Selatan
Relawan Memberi Pembelajaran
Perilaku Anak Tidak Baik
Perkembangan Perilaku Anak
Baik
Program Minggu Belajar
38
BAB III
PROFIL
YAYASAN ISTANA BELAJAR ANAK BANTEN
Yayasan Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN)
Foundation adalah yayasan sosial nirlaba yang dipimpin oleh
pemuda yang didirikan pada 10 Februari 2013. Tujuan pertama
yang terlihat adalah membantu anak-anak di keluarga kurang
mampu di daerah pedesaan Banten untuk mendapatkan akses ke
pendidikan yang unggul. ISBANBAN resmi berubah status dari
Komunitas menjadi Yayasan Istana Belajar Anak Banten.
Dinyatakan dengan Surat Keputusan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia No. AHU-0008514.AH.01.04 Tahun 2016
tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Yayasan Istana
Belajar Anak Banten. (Profile, t.t.)
Awal mula berdirinya Istana Belajar Anak Banten
sebagai sebuah komunitas pendidikan di Banten beranggotakan
relawan dari Forum OSIS Banten, Banten Muda Community dan
anak muda secara umum. Dan total relawan pertama ISBANBAN
adalah 15 orang. Minggu Belajar dan Taman Baca adalah
program pertama ISBANBAN.
Minggu Belajar merupakan Program pengajaran yang
dilakukan setiap hari minggu oleh para relawan kepada adik-adik
di desa binaan. Program ini dikhususkan untuk membantu
terdorongnya wawasan anak di pelosok desa Banten dan
39
menciptakan akses informasi terhadap pendidikan yang lebih
terakses.
Taman Baca merupakan program pembentukan taman
baca dengan menggalang donasi buku dari masyarakat
publik.Program ini dibentuk untuk menanggapi berbagai masalah
lemahnya minat baca dan literasi anak di pelosok desa Banten.
(Rekam Jejak, t.t.)
Pelatihan relawan pertama dari 6 Kabupaten/Kota se-
Provinsi Banten bernama Banten Youthcation 2014. Pelatihan
dihadiri oleh sekitar 40 relawan muda yang berasal dari Kota
Serang, Kab.Serang, Kab. Tangerang, Lebak, Cilegon, dan
Pandeglang. Banten Youthcation 2014 merupakan acara yang
mempertemukan anak muda di Banten untuk dilatih tentang
pembentukan taman baca. Bertempat di Kp. Sukamaju, Desa
Citasuk Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang-Banten
dengan konsep community living (tinggal bersama masyarakat
selama 2 hari 1 malam). Sepulang dari acara pelatihan, para
relawan yang telah dilatih mempersiapkan untuk pendirian taman
baca di 6 wilayah. Lalu kemudian Banten Youthcation 2014
adalah cikal bakal pertama kali ISBANBAN memperluas dampak
dengan membuat 6 chapter baru yaitu :
1. ISBANBAN Chapter Kota Serang,
2. ISBANBAN Chapter Kab.Serang,
3. ISBANBAN Chapter Kab. Tangerang,
4. ISBANBAN Chapter Lebak,
40
5. ISBANBAN Chapter Cilegon,
6. ISBANBAN Chapter Pandeglang.
VISI & MISI
Setiap Anak di Pedesaan Banten memperoleh Akses
Keunggulan Pendidikan, misinya menginspirasi kaum muda
membuat gerakan yang berkontribusi untuk memastikan bahwa
anak-anak yang tumbuh dalam keluarga kurang mampu
mendapatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk mengakses
keunggulan pendidikan
NILAI
1. Nilai Kepedulian : CARE & SHARE Berbagai hal yang
kami jalankan dalam organisasi berlandaskan kepada
kepedulian dan kemauan untuk berbagi kepada sesama.
2. Nilai Kerja: IMPACT & SUSTAINA Perwujudan cara
kerja yang kami lakukan di Isbanban Foundation dengan
tujuan untuk memberikan hasil kinerja yang berdampak
dan berkelanjutan.
3. Nilai Kerelawanan : RESPECT Singkatan (R) Reminder,
(E) Emphaty, (S) Special, (P) Powerful, (E) Engage, (C)
Collaboration, (T) Trust. Nilai-nilai RESPECT ini yang
kami jaga untuk menjaga semangat dan keterlibatan
relawan di Isbanban Foundation.
41
TUJUAN
Berdasarkan adanya berbagai masalah pendidikan di Banten,
ISBANBAN Foundation menetapkan sikapnya untuk menjadi
pelopor perubahan dalam menciptakan solusi. ISBANBAN
Foundation dalam menciptakan sebuah solusi maka dibutuhkan
sebuah tujuan. Kami berfokus salah satunya pada tujuan
pembangunan dunia (Sustainble Development Goals 2030 Poin 4
Pendidikan) dengan mempertimbangkan permasalahan lokal yang
ada. Maka terbentuklah 3 tujuan utama gerakan ISBANBAN
Foundation, yaitu :
1. Meningkatkan Akses Pendidikan anak di Pelosok Desa
Banten
2. Meningkatkan Literasi Minat Baca Anak di Pelosok Desa
Banten
3. Meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah Anak di
Sekolah di Pelosok Desa Banten. (Profile, t.t.)
PROGRAM ISBANBAN
I. Taman Baca
Berfokus pada pendirian taman baca sebagai upaya
peningkatan budaya minat baca untuk anak anak di pelosok
desa Banten. Hal pertama yang ISBANBAN Foundation
lakukan dalam membantu pendidikan anak di desa adalah
dengan membangun sebuah taman baca sebagai pusat belajar
dan membaca bagi anak-anak di desa. Dengan berdirinya
sebuah taman baca, anak-anak dapat berkumpul untuk
42
bersama mencari wawasan baru dari buku bacaan. Taman
baca juga digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar setiap
hari minggu yang dilakukan relawan kepada anak-anak di
desa. Sejak 10 Februari 2013 dinyatakan sebagai hari lahir
ISBANBAN Foundation dengan didirikannya taman baca
pertama ISBANBAN di Kp. Sukamaju, Desa Citasuk,
Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten. Sampai
saat ini ISBANBAN Foundation telah memiliki 14 taman
baca yang tersebar di 7 kabupaten/kota se- Banten dan lebih
dari 2000 koleksi buku di 14 taman baca yang kami dirikan.
Mendirikan sebuah taman baca diperlukan sebuah
gerakan donasi buku yang kami namakan „‟Gerakan Berbagi
Buku‟‟, sebuah program penggalangan donasi buku dalam
rangka meningkatkan budaya minat baca anak anak desa dan
mendorong wawasan anak yang lebih luas. (Istana Belajar
Anak Banten - We Are Youth-Led Non Profit Social
Foundation Focus on Helping Underprivilleged Children in
Rural Area of Banten to Attain Access an Excellence of
Education, t.t.)
2. Minggu Belajar
Berfokus pada pengajaran setiap hari minggu yang
dilakukan oleh relawan muda usia 18 - 25 tahun kepada anak
anak di desa binaan ISBANBAN Foundation. Program ini
dinamakan Minggu Belajar. 3 Konten utama minggu belajar
mengarah kepada :
43
1. Wawasan dan Pendampingan Pencapaian Mimpi Anak
2. Kreatifitas dan Pengembangan Potensi Diri Anak
3. Peningkatan Kemampuan Akademik Anak
Program Minggu Belajar telah dilaksanakan sejak
ISBANBAN Foundation berdiri pada tahun 2013. Selama 5
tahun program berjalan, telah turut serta 642 relawan muda
yang pernah turun ke desa untuk mengajar 455 anak-anak di
14 titik desa binaan ISBANBAN Foundation. Program
Minggu belajar dirancang untuk mencapai terciptanya akses
terhadap informasi, keterampilan dan wawasan anak-anak di
pelosok desa Banten.
3. I Dreams
Program ini dinamakan ISBANBAN Dream
Scholarship atau disebut I DREAMS. berfokus pada
pemberian beasiswa bagi anak anak yang lemah dalam
ekonomi namun memiliki potensi diri untuk dikembangkan.
Beasiswa diberikan dalam bentuk dana bantuan biaya
sekolah, pembelian seragam dan peralatan sekolah, serta
pembiayaan buku pelajaran sekolah. harapannya anak
penerima beasiswa yang disebut I Dreams scholarship dapat
terbantu berbagai kebutuhan sekolahnya dan harapan
besarnya dapat melanjutkan sekolah ke tingkatan yang lebih
tinggi. Selain pemberian dana beasiswa, akan diberikan juga
mentoring khusus persiapan lanjut sekolah yang meliputi
44
kemampuan komunikasi, bersosialisasi sampai pada pelatihan
penguasaan teknologi dan kewirausahaan. I Dreams adalah
upaya ISBANBAN Foundation untuk meningkatkan angka
partisipasi sekolah dan menurunkan tingkat putus sekolah di
Banten. Tahun 2018 terdapat 10 anak akan dibeasiswakan
hingga di jenjang Sekolah Menengah Pertama sampai 3 tahun.
45
STRUKTUR ORGANISASI ISBANBAN
Tabel 3 .1 Struktur Kelembagaan
(U. Komariyah, 11 Februari 2020)
PENDANAAN
ISBANBAN mendirikan business unit/social enterprise
pertama bernama Care Institute. Lembaga pelatihan
Pendiri
Panji Aziz Pratama, S.Kesos
Pemograman
Viriyanto
Project Officer
Shofan Amirudin
Koordinator Program
Aisyah Mutiara
Koordinator Relawan
Nurmia Sakinah
IT Officer
Muhammad Ikhsan,A.Md
Pemasaran
Hermala Dewi,S.Ikom
Graphic Design
Ridwal Sholeh Saputra
Foto & Videographer
Alam
HRD
Yosi Apriani,
S.Pd
Fundrising Officer
Uswatun Hasanah
Keuangan
Nisnur Novi Yuliani
Managing Director
Firmansyah, S.T
General Affair Office
Hani Ekatayu Bachri
Relawan Chapter Kedaung Tangerang Selatan
1. Firdha Aulia 5. Nabila 9. Uyun Komariyah
2. Ardhy Yuliawan 6. Dyna Prasetya 10. M. Yazid Bastomi
3. Khairunisa 7. Sarah Khumaira 11. Riko Rahman
4. Riris Eka Sari 8. Rifky Halim 12. Mutiara
Mayyasya
46
kepemimpinan dan kapasitas diri untuk kalangan remaja. Care
Institute melakukan perubahan model bisnis. Berawal dari
pelatihan secara tatap muka kepada audience, berubah menjadi
platform penyedia layanan pembicara professional dan event
management di Indonesia. Lebih dari 30 pembicara professional
ada di website www.careinstitute.id dan 3000 audience telah
menerima layanan e-ticket & event management melalui Care
Institute. ISBANBAN Foundation resmi bekerjasama dengan
Yayasan Paguyuban Ikhlas sebagai donor utama Yayasan Istana
Belajar Anak Banten selama periode 2018. ISBANBAN
memperkenalkan 3 business unit (social enterprise) :
1. CARE INSTITUTE : Platform penyedia pembicara
professional & event management di Indonesia
2. CARE STORE : Pusat penjualan official merchandise
ISBANBAN Foundation yang memiliki varian produk
seperti Kaos (Care Cloth). Berencana mengembangan
produk lainnya seperti Sepatu (Care Shoes), Note Book
(Care Book).
3. CARE POINTS : Platform poin redeem sebagai bentuk
apresiasi kepada orang yang telah memilih untuk
#PilihPeduli. Yang nanti poinnya dapat ditukar di Care
Store. (Rekam Jejak, t.t.)
47
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Temuan Lapangan
Pada bagian BAB IV ini akan diuraikan tentang hasil-
hasil peneliti yang diperoleh berdasarkan tindakan pengamatan
peneliti serta wawancara kepada 15 informan yang ditemukan di
lapangan saat sedang melaksanakan program kegiatan Minggu
Belajar di Yayasan Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN)
Tangerang Selatan.
Peneliti melakukan observasi ke Taman Baca
ISBANBAN dengan mengunjungi lokasi tersebut, dan mencari
informan yang sering berkunjung setiap hari minggu ke Taman
Baca ini, terutama informan yang sudah rutin mengikuti kegiatan
Minggu Belajar di Taman Baca ISBANBAN.
Bisa dikatakan program Minggu Belajar mengubah
perilaku anak-anak yang sebelumnya mereka masih berbicara
kasar ke sesama temannya, masih berkubu-kubu dalam berteman,
satu sama lain saling menghasut untuk tidak mendekati teman
yang lainnya, tidak sopan dan tidak menghormati sama orang
yang lebih tua termasuk awal-awal kedatangan relawan ke Taman
Baca. Bisa dikatakan semenjak ada Taman Baca ISBANBAN dan
program Minggu Belajar yang diajarkan oleh para relawan
membuat pusat kegiatan bermain anak-anak pindah ke Taman
Baca yang kemudian menjadi kegiatan belajar bersama atau
secara mandiri.
48
Dalam mencari informan peneliti mengambil khusus
kalangan anak-anak usia SD. Selain itu peneliti juga
mewawancarai Project Officer dan para relawan serta para orang
tua, ketua Rukun Tetangga dan Pemilik Bank Sampah sebelum
dijadikan Taman Baca ISBANBAN.
Pak Sulaiman menyampaikan tentang keadaan sebelum
datangnya ISBANBAN ke wilayah Rt 05 Rw 015 Kedaung
Tangerang Selatan sebagai berikut;
“Saya tanya kepemudaan disini siap enggak
dengan kedatangan ISBANBAN? Kalau
pemudanya siap saya juga siap, karena sebelum
ada ISBANBAN anak-anak disini setiap hari
minggunya ya hanya bermain saja enggak ada
tempat untuk belajar, karena dulu Taman Baca itu
adalah tempat ibu-ibu membuat kerajinan tangan
dari Bank Sampah setelah itu masuklah EBIBAG
(Eco Business Indonesia) barulah setelah itu
masuk ISBANBAN kesini ingin mendirikan
Taman Baca untuk anak-anak belajar.”
Pemilik Bank Sampah Bapak Iway mengatakan sebelum
adanya ISBANBAN mendirikan Taman Baca di rumahnya
sebagai berikut;
“Tadinya anak-anak tidak ada wadahnya mau
main juga masih gaada tempat, sesudah ada
ISBANBAN Alhamdulillah berbedalah antusias
anak-anak dari minat baca karena sebelumnya itu
minat baca disini masih kurang dan jauh sekali
bahkan untuk kumpul bermain dan melihat buku
itu gaada. Kalau sekarang ada jadi bedanya jauh
banget,anak-anak tadinya sebelum adanya Taman
Baca ya cuma main-main aja, latar belakang
masyarakat sini dari segi pendidikan itu memang
49
masih menengah kebawah ya karena memang kan
sosialnya masih kurang, dan masih awam lah
sebelum adanya Taman Baca masih belum terbuka
wawasannya, setelah ada Taman Baca ibu-ibunya
juga tau dan mendukung anak-anaknya untuk
datang ke Taman Baca, sudah mulai terbuka,
teknologi juga sudah mulai masuk. Rata-rata ya
memang perekonomian warga disini ya menengah
kebawah, sebelumnya juga bangunannya masih
jelek masih bambu-bambu dan tadinya saya buka
bank sampah dan kemudian datanglah bang Edi
EBIBAG yang mengajarkan pengelolaan sampah
diubah menjadi tas dari sampah-sampah plastik,
setelah itu berjalan kemudian bergabunglah
ISBANBAN ingin membuka Taman Baca setelah
beberapa tahun ISBANBAN mengabdikan diri
disini dengan para relawannya ya terlihat anak-
anak juga sudah ada perubahannya.”
Shofan Amirudin menyampaikan tentang latar belakang
berdirinya Taman Baca sebagai berikut;
“Bahwa tangsel ini kondisinya waktu itu
relawannya kurang begitu banyak pertama jadi
secara tidak langsung mereka kayak pengen cari
tempat s ekaligus orang yang bisa diajak
kolaborasi dan kebetulan kita pada saat itu ketemu
sama komunitas EBIBAG bang Edi Fajar,
ketemunya sih dari Instagram jadi kita saling tanya
kebetulan cocok jadi kita kerjasama untuk bikin
taman baca di Kedaung, alasannya kenapa milih
disana karena kita melihat di tangsel sendiri oh ini
tidak termasuk perkotaan banget ya, kita ngeliat
juga ekonomi disana ada beberapa anak yang
sampai putus sekolah dari SD dan juga kesadaran
masyarakat termasuk orang tua disana masih
kurang, ada beberapa anak yang yatim ya bisa
dibilang kategori masyarakat kalangan ekonomi
kebawah jadi itu beberapa alasannya”
50
Berdasarkan hasil wawancara dengan Project Officer
berdirinya Taman Baca didasari karena melihat keadaan di
Kedaung masih ada anak yang putus sekolah dan rendahnya
tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan, serta masyarakat
yang berada dikalangan ekonomi kebawah.
Sehingga sejak ISBANBAN hadir dan mendirikan Taman
Baca pada 22 November 2015 di Kedaung Tangerang Selatan
memang yang datang ke Taman Baca sebagian besar adalah anak-
anak dan sasarannya anak-anak usia PAUD sampai SD yang
berasal dari kalangan masyarakat ekonomi, hal ini juga dikatakan
relawan Aisyah Mutiara sebagai berikut;
“Kenapa PAUD sampai SD karena mungkin dari
pusatnya aku sih taunya sasarannya PAUD sampai
SD, kalau SMP keatas juga mereka kayak udah
dewasa gitu jadi untuk ikut kegiatan yang taman
baca udah gak tertarik, ada juga yang SD kelas 6
kayak malu yang lain masih kecil-kecil jadi dia
mundur sendiri, kalau dari RPP nya juga emang
dasarnya untuk PAUD sampai SD, kelas rendah
itu untuk usia PAUD, kelas sedang itu 1-3 SD dan
kelas tinggi 4-6 SD”. Disisi lain bahwa
“sebenarnya mereka mudah untuk di atur sebelum
dan sesudah menurut kita itu ada perubahan
sesudah minggu belajar atau istilahnya setahun ini
ada progress nya kelihatan” (Menurut relawan M.
Yazid Bastomi 2020)
Peran Taman Baca sebagai penghubung antara sumber
informasi dan ilmu pengetahuan kepada anak-anak dan
masyarakat, berikut hasil wawancara dengan Shofan Amirudin
sebagai Project Officer;
51
“intinya satu ingin memberikan akses pendidikan
untuk anak-anak kita dengan cara memberikan
beasiswa, kedua kita ingin meningkatkan kemampuan
literasi anak-anak. Jadi, dengan didirikannya taman
baca kita membudayakan membaca kepada anak-
anak dari setiap pertemuan yang kita lakukan dan
pendampingan teman-teman relawan juga. Jadi
harapannya seperti itu peningkatan kemampuan
literasi, kemudian yang ketiga, kepedulian dari
masyarakat serta pentingnya anak-anak untuk
mengingat dalam membaca, kemudian juga
kesadaran orang tua tentang pendidikan, dan yang
terakhir adalah keterlibatan pemuda, jadi gimana
caranya pemuda yang ada di Kelurahan Kedaung
peduli adik-adiknya, peduli akan masa depan
Kelurahannya sendiri karena adik-adik disini adalah
masa depan bagi Kelurahan Kedaung”
Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan sejauh mana
peran Taman Baca ISBANBAN terhadap perkembangan perilaku
anak-anak di Kedaung Tangerang Selatan, Shofan Amirudin
mengatakan bahwa;
“Oke, kita disana kan sudah dari 2015 akhir resmi dan
selesai di 2019 akhir kita disana kurang lebih hampir
4 tahun, nah kita disana melakukan beberapa
program. Kalau untuk yang sosial mungkin bisa saya
kasih contoh adalah waktu kemarin kita ngadain
ISBANBAN Children Festival atau pentas seni anak
yang menampilkan berbagai macam kesenian yang
anak-anak bisa tampilkan, disana kita membuat
sebuah acara yang anak-anak menampilkan sebuah
drama dan di dalam drama itu mereka memerankan
nilai moral yang ada dari drama tersebut yaitu
kepedulian terhadap sesama dan untuk keagamaan
contohnya lagi ada yang namanya semarak ramadhan
itu acara yang kita kemas memang sebenarnya isinya
adalah lomba-lomba terkait pengenalan agama
misalnya lomba adzan, kemudian lomba baca al-
52
qur‟an, dan lomba tentang pengetahuan agama cerdas
cermat dan sebagainya itu yang coba kita tanamkan
bahkan biasanya sebelum kita mengadakan kegiatan
minggu belajar karena disana islam semua ya kita
melakukan pembacaan do‟a terlebih dahulu, ya itu sih
hal-hal seperti itu”
Mengenai peran taman baca ISBANBAN terhadap
perkembangan perilaku anak-anak, relawan Aisyah Mutiara
mengatakan;
“Sosial mereka lebih deket sih jatohnya kaya ada
ikatan batin, terus udah kaya adik sendiri kalo disana
ya mungkin aku lebih ke arah mereka berperilaku dan
berkomunikasi antar sesama teman itu masih tidak
sewajarnya sesudahnya sudah dikurangi tapi masih
ada saja tidak 100% bisa hilang tapi sekitar 80%
berkurang, hal lain juga dikatakan (Riris Eka Sari)
Kalo di Sosial khususnya di Tangsel terbawa Culture
dari luar juga jadi masih ada apa ya masih ada kaya
kubu-kubuan sedikit. Kita juga berusaha ngasih tau
tidak gitu jangan begini, beda sih kalo kita ngajar di
sebuah pedalaman sama kota yang sudah hampir kota
di bilang kaya gitu Tangsel memang agak sulit sih
tapi kita berusaha coba kasih tau gimana baiknya
seperti apa gitu ke anak-anak”
Menurut orang tua yang anaknya mengikuti kegiatan
Minggu Belajar di Taman Baca ISBANBAN mengatakan bahwa;
“Perkembangan sosialnya baik sih selalu ngajak
temen buat gabung ke taman baca dan bermain
bareng-bareng, karena memang dari dulu saya
mengajarkan seperti itu, di aspek agama
perkembangannya alhamdulillah setiap abis maghrib
dia baca al-qur‟an, karena memang saya sebagai
orang tuanya ya punya target minimal salah satu anak
saya ada yang masuk pesantren gitu” (Baharudin).
Hal lain juga dikatakan (Ruminah) bahwa “Ya suka
53
bantuin saya di rumah apalagi kan arief punya adek
yang masih kecil, kalau abangnya sudah besar-besar
sudah pada SMA sama kuliah, sama temen-temennya
juga jarang berantem, kalau di agamanya
Alhamdulillah ada juga perkembangannya sholatnya
juga rajin.”
Anak-anak yang mengikuti kegiatan Minggu Belajar di
Taman Baca ISBANBAN mengaku senang membaca, seperti
yang dikatakan Ira Khaerunnisa bahwa;
“Iya saya suka, bikin saya jadi hobi baca kadang apa
yang temen saya baca jadi ikutan baca juga bareng-
bareng, baca buku komik, sama novel sama buku
bacaan anak-anak, buku pelajaran juga iya”
“Iya suka, karena ada cerita yang saya sukai dan
gambar-gambar di buku yang menarik, baca buku
komik sama novel paling sering aku baca” (M. Arief
Rifa‟i)
Kegiatan Minggu Belajar di Taman Baca dilakukan pada
hari minggu dan dimulai sejak pukul 09.00-12.00 WIB. Minggu
Belajar lebih mengarah ketiga fokus utama yaitu melakukan
wawasan dan pendampingan pencapaian mimpi anak, kreatifitas
dan pengembangan potensi diri anak, serta melakukan
peningkatan kemampuan akademik anak, dan berikut bentuk
kegiatan Minggu Belajar yang dikatakan Project Officer bahwa;
“Untuk bentuknya ini kurang lebih setiap tahun ada
perubahan karena menyesuaikan dengan
perkembangan yang ada terutama perkembangan
pendidikan, mungkin bisa diambil setahun kemarin
selama 2019 bahwa kita itu punya RPP (Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran) yang dimana itu berpatok
dengan tema-tema pembelajaran yang kita ambil, nah
bentuknya seperti apa, kita bagi menjadi tiga yaitu
54
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Di
pendahuluan kita biasanya sebelum memulai
pembelajaran otomatis adik-adik diminta untuk
berdoa dahulu bersama-sama yang dipimpin oleh
mereka sendiri, kemudian baca buku didampingi oleh
relawan terus setelah selesai baru adik-adik
dikumpulkan baru kita mulai kegiatan pembelajaran
yang diawali dengan mereview materi yang ada di
minggu sebelumnya. Setelah itu baru masuk ke
materi yang ada di minggu tersebut kalau materinya
sudah selesai lalu kita tutup dengan do‟a penutup”
Pernyataan relawan tentang kegiatan Minggu Belajar yang
dilakukan di Taman Baca, mengatakan sebagai berikut;
“Minggu belajar kita bikin RPP itu dipatokin sebulan
sekali nah dalem sebulan itu ada 4 minggu belajar
otomatis dan dalam 4 minggu belajar itu ini kita
terserah di sesuaikan dengan keadaan lingkungan
misalnya kita patokinnya 4 tema, pertama Fun
Science, Fun Math, Pendidikan Karakter, Permainan
Tradisional tadinya tapi itu yang di kasih sama Pusat
atau Management ISBANBAN cuma menyesuaikan
sama keadaan Taman Baca” (Aisyah Mutiara)
“Fun Science pertama, terus teka-teki Bahasa Inggris
gitu pokoknya sama Hand Made Kerajinan Tangan
terus sama pengenalan Profesi apa aja di luar yang
anak-anak pada tau umumnya ternyata masih ada
selain Dokter, Guru, Pembuat Hena, Pemain
Gamelan, Pemadam Kebakaran kaya gitu. Pada
umumnya anak-anak sudah tau jadi lebih tau lagi
lebih jauh lagi pengetahuan nya tentang ke profesian”
(Riris Eka Sari)
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
digunakan setiap minggunya berubah-ubah tergantung yang
diberikan dari ISBANBAN pusat, berikut salah satu contoh RPP
yang digunakan;
55
Tabel 4.1 RPP Langkah Pembelajaran
Kegiatan Inti
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Kaka
Relawan
Aktivitas Adik
Binaan
Apersepsi Kaka relawan
bertanya tentang
cerita beberapa
kartun yang
tayang di stasiun
televise
Adik binaan
menceritakan
kartun sesuai
dengan
pengetahuan adik
binaan
5 menit
Kaka relawan
menjelaskan
tema
pembelajaran
minggu belajar
dan memberikan
intruksi untuk
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
Adik binaan
mendengarkan
penjelasan dari
kaka relawan
Pementasan
Wayang
Kartun
Kaka relawan
menginstruksikan
adik binaan
untuk bermain
peran sesuai
dengan tokoh dan
teks yang
diberikan oleh
kaka relawan
Adik binaan
melakukan latihan
dan melakukan
pentas wayang
sesuai dengan
tokoh yang dibuat
20 menit
Penarikan
kesimpulan
(moral value)
Kaka relawan
bertanya tentang
nilai moral yang
terkandung dari
setiap cerita yang
telah dipentaskan
adik binaan
Adik binaan
menjawab
pertanyaan kaka
relawan sesuai
dengan
pengetahuan yang
sudah didapatkan
10 menit
Permainan
Rumah
kaka relawan
memberikan
Adik relawan
berkumpul sesuai
5 menit
56
Matematika instruksi kepada
adik relawan
untuk berkumpul
sesuai dengan
kelas
Kelas rendah :
0-TK
Kelas
Menengah : 1-
3 SD
Kelas Tinggi:
4-6 SD
kelas
Kaka relawan
memberikan
penjelasan
tentang cara
bermain rumah
matematika
Adik binaan
menyimak
penjelasan kaka
relawan
5 menit
Kaka relawan
membimbing
adik binaan
untuk bermain
rumah
matematika
Adik binaan
bermain bersama
teman sebaya
10 menit
Pemberian
penghargaan
Kaka relawan
memberikan
reward kepada
pemenang lomba
rumah
matematika
Adik binaan
menerima reward
dari kaka relawan
5 menit
Kegiatan Penutup
Langkah
Pembelajara
n
Kegiatan Pembelajaran Alokas
i
Waktu Aktivitas Kaka
Relawan
Aktivitas
Adik Binaan
Evaluasi Kaka relawan
menginstruksika
n adik binaan
Adik binaan
menulis
tentang
5 menit
57
untuk
menuliskan
kegiatan yang
telah dilakukan
dalam buku yang
diberikan kaka
relawan
kegiatan
minggu
belajar pada
buku yang
diberikan oleh
kaka relawan
Kaka relawan
menginstruksika
n adik binaan
untuk mengisi
biodata yang
telah disediakan
oleh kaka
relawan
Adik relawan
mengisi
biodata yang
dibantu oleh
kaka relawan
Kaka relawan
memberikan
arahan kepada
adik binaan
untuk
memberitaukan
tulisan tsb
kepada orang tua
tentang hasil
kegiatan hari ini
(dan tanda
tangan) serta
mengembalikan
nya pada kaka
relawan
Adik binaan
mendengarka
n penjelasan
dari kaka
relawan
5 menit
Kaka relawan
menutup
kegiatan belajar
dan meminta
adik binaan
untuk memimpin
doa dan salam
Adik binaan
melakukan
doa bersama
dan mengucap
salam
5 menit
Tabel 4.2 Data Anak
58
No. Nama Alamat Tempat Tgl
Lahir
Jenis
Kelamin
Usia Kls
1. Nazwah
Rahma
Syakila
Gg. Swadaya 6
RT 05/15,
Kedaung, Tangsel
Tangerang
Selatan
12-08-
2010
P 9 Th 3 Sd
2. Karima
Ramadhani
Gg. Swadaya 6
RT 05/15,
Kedaung, Tangsel
Jakarta 14-10-
2009
P 10
Th
4 Sd
3. Nur Azizah
Azahra
Jl. Masjid
Darussalam RT
03/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
16-12-
2008
P 11
Th
6 Sd
4. Bella
Falsaperia
Gg. Swadaya 6
RT 05/15,
Kedaung, Tangsel
Tangerang 10-03-
2009
P 11
Th
6 Sd
5. Shafa
Salsabila
Jl. Aria Putra RT
06/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
29-10-
2011
P 8 Th 2 Sd
6. Keisha
Suwaryo
A.B
Jl. Aria Putra RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
29-11-
2010
P 9 Th 3 Sd
7. Nayla
Rasyifa
Jl. Masjid
Darussalam RT
03/15, Kedaung,
Tangsel
Pandeglang 03-09-
2008
P 11
Th
6 Sd
8. Zahra
Tusyita
Gg. Bakti RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Jakarta 26-10-
2008
P 11
Th
6 Sd
59
9. Nazwa Nur
Duina
Jl. H. Kurtubi RT
03/15, Kedaung,
Tangsel
Kedaung 15-04-
2010
P 10
Th
2 Sd
10. M. Arif
Rifai
Jl. Aria Putra RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
22-03-
2009
L 11
Th
5 Sd
11. Siti Alia Jl. H. Kurtubi RT
03/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
14-02-
2011
P 9 Th 2 Sd
12. Muhammad
Nur
Gg. Swadaya RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
28-12-
2008
L 11
Th
6 Sd
13. Tri Azzahra
Haki
Jl. H. Kurtubi RT
03/15, Kedaung,
Tangsel
Jakarta 04-06-
2009
P 11
Th
5 Sd
14. Fitria
Ramadhani
Gg. Swadaya RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
08-09-
2009
P 10
Th
5 Sd
15. Zaskia Suci
Sakinah
Jl. Masjid
Darussalam RT
03/15, Kedaung,
Tangsel
Jakarta 08-10-
2009
P 10
Th
5 Sd
16. Rejka Tri
Legilia
Jl. Aria Putra RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Jakarta 15-09-
2011
P 8 Th 2 Sd
60
17. Achmad
Fadhilah
Jl. Aria Putra RT
03/15, Kedaung,
Tangsel
Pandeglang 24-10-
2009
L 10
Th
5 Sd
18 Maulana
Yoga
Saputra
Jl. Aria Putra RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang 16-03-
2009
L 11
Th
5 Sd
19. Surya
Ramadhan
Jl. Aria Putra RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Jakarta 10-10-
2009
L 10
Th
5 Sd
20. Kusdian
Junaedi
Jl. H. Kurtubi RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
11-07-
2010
L 9 Th 4 Sd
21. Aisyah
Azzahra
Jl. Aria Putra RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang 26-06-
2012
P 7 Th 1 Sd
22. Olsha
Ananda
Sahari
Jl. Masjid
Darussalam RT
03/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang 16-10-
2008
P 11
Th
6 Sd
23. Ira
Khaerunnisa
Jl. H. Kurtubi RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
23-01-
2008
P 12
Th
6 Sd
24. Averos
Alfatih
Jl. H. Kurtubi RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
11-10-
2008
L 11
Th
6 Sd
61
25. Anjani
Yunistyani
Jl. H. Kurtubi RT
05/15, Kedaung,
Tangsel
Tangerang
Selatan
07-01-
2011
P 9 Th 3 Sd
Tabel 4.3 Data Relawan Taman Baca Yayasan Istana Belajar
Anak Banten
No. Nama Lengkap Jenis Kelamin Domisili
1. Nurmia Sakinah Perempuan Tangerang
Selatan
2. Shofan
Amirudin
Laki-laki Tangerang
Selatan
3. Firdha Aulia Perempuan Tangerang
Selatan
4. Aisyah Mutiara Perempuan Tangerang
Selatan
5. Mutiara
Mayyasya
Perempuan Tangerang
Selatan
6. Nabila Perempuan Tangerang
Selatan
7. Andini Perempuan Tangerang
Selatan
8. Anisa Hafrida
Putri
Perempuan Tangerang
Selatan
9. Ardhy Yuliawan Laki-laki Jakarta Selatan
62
10. Khairunnisa Perempuan Tangerang
Selatan
11. Muhammad
Yazid Bastomi
Laki-laki Jakarta Selatan
12. Rifky Halim Laki-laki Tangerang
Selatan
13. Riko Rahman Laki-laki Tangerang
Selatan
14. Riris Eka Sari Perempuan Tangerang
Selatan
15. Rohmatul
Hikmah
Perempuan Tangerang
Selatan
16. Sarah Khumaira Perempuan Tangerang
Selatan
17. Tri Wijayanti Perempuan Tangerang
Selatan
18. Uyun
Komariyah
Perempuan Tangerang
Selatan
19. Dyna Prasetya Perempuan Tangerang
Selatan
20. Lu‟lu
Rihhadhatul
Aisy
Perempuan Tangerang
Selatan
21. Enny Zuita Perempuan Tangerang
Selatan
22. Naeli Choiria Perempuan Tangerang
Selatan
23. Arjuna
Apriliansyah
Laki-laki Tangerang
Selatan
63
B. Program di Taman Baca ISBANBAN
1. Jenis Program
Dalam pelaksanaan program Taman Baca ISBANBAN,
ada dua program yaitu Minggu Belajar dan I Dreams dan yang
paling diutamakan adalah program Minggu Belajar karena
berfokus pada pengajaran setiap hari minggu yang dilakukan
oleh relawan muda usia 18-25 tahun. Sedangkan I Dreams
adalah ISBANBAN Dream Scholarship yang berfokus pada
pemberian beasiswa bagi anak-anak yang mengalami kesulitan
ekonomi namun memiliki potensi diri untuk dikembangkan
dan beasiswa yang diberikan dalam bentuk dana bantuan biaya
sekolah, pembelian seragam dan peralatan sekolah serta
pembiayaan buku pelajaran sekolah.
a. Minggu Belajar
Minggu Belajar dipilih sebagai program di Taman Baca
ISBANBAN karena dirancang untuk mencapai terciptanya
akses terhadap informasi, keterampilan dan wawasan kepada
anak-anak di setiap desa binaan.
Kegiatan Minggu Belajar
24. Anggi
Asmawati
Perempuan Tangerang
Selatan
25. Firmansyah Laki-laki Tangerang
Selatan
64
Gambar 4.1 Kegiatan Minggu Belajar
Sumber: Hasil Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.2 Kegiatan Minggu Belajar
Sumber: Hasil Dokumentasi Peneliti
Menurut hasil wawancara dengan relawan tentang kegiatan
program Minggu Belajar adalah sebagai berikut;
“Proses membaca Alhamdulillah karena kita punya
program Literasi dan ada buku rapot anak-anak
yang literasi jadi sebelum anak-anak mulai
membaca belajar kita ada baca buku selama 5
65
menit atau 10 menit nanti anak itu minta di retail
atau cerita ulang apa yang abis kamu baca ke kita
misalkan kakak nanya ini apasih, tentang apasih,
ceritanya oh ini oh ini” (Riris Ekasari)
“Nah ini proses kegiatan membaca dulu tahun
2018-2019 itu kan ada rancangan pelaksanaan
pembelajaran cuma itu masih belum di terapkan
maksimal di 2018 itu makanya mereka anak-anak
yang dateng ke Taman Baca itu cuma sekedar,
main ngeliat-ngeliat buku tanpa mereka itu bacaan
nya apa terus pas tahun 2019 itu kita ngadain
program gimana caranya kita bisa ningkatin
literasi anak dengan cara kita adain setiap awal
minggu belajar sekitar 10 sampai 15 menit itu kita
ada baca buku lalu nanti setelah baca buku mereka
kita pancing untuk tadi baca buku apa jadi pertama
melatih untuk mereka bisa baca dan yang kedua
melatih mereka untuk percaya diri dan
komunikasi” (Aisyah Mutiara)
Menurut hasil wawancara dengan orang tua yang
anaknya mengikuti Minggu Belajar di Taman Baca
ISBANBAN, mengatakan bahwa;
“Ya bagus sih buat wawasan anak-anak karena kan
sering diajak jalan-jalan juga jadi buat kita orang
tua di kampung gak sesering kayak orang-orang
liburan jalan-jalan ngajak anak sama keluarganya,
jadi disini kita sebagai orang tua kebantu juga
dengan adanya Taman Baca dan anak saya juga
senang saya juga sebagai orang tua ikutan senang”
(Ruminah)
“Iya saya tau dan program-programnya juga tau
karena kan memang setiap minggunya di depan
halaman rumah saya” (Bahrudin)
66
b. I Dreams
I Dreams atau ISBANBAN Dream Scholarship, yang di latar
belakangi karena anak-anak penerima beasiswa secara garis besar
berada dalam kondisi ekonomi kurang mampu, namun memiliki
semangat yang tinggi untuk melanjutkan sekolah ke jenjang
berikutnya. Semoga program beasiswa ini mendorong semangat
dan harapan bagi anak-anak yang ekonominya kurang mampu
untuk menggapai mimpinya.
Secara sosial keberadaan Taman Baca ISBANBAN
memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar Taman Baca
khususnya di wilayah RW 015 Kedaung Tangerang Selatan,
karena ada nilai-nilai yang ditanamkan pada kegiatan minggu
belajar. Seperti yang dikatakan relawan dalam wawancara,
bahwa;
“Nilai-nilai nya nilai moral pasti ya lebih ke ini sih
misalnya kita nyikapin kepercayaan diri mereka
terus kita gimana caranya mereka disiplin dalam
arti kata nanti kaya kemarin latihan harus jam
segini ya nanti mereka datang terus komunikasi
juga, komunikasi kan mereka jujur disana juga
masih agak kasar omongannya gimana caranya
mereka di Taman Baca tidak boleh ngomong kasar
kaya gitu. Jadi kalo kemarin kita masih ada
Punishment istilahnya di tegur kok ngomong kaya
gitu lebih kesitu sih kalo misalkan untuk nilai-nilai
sekolah mereka udah tau kalo kita gimana caranya
dari sekolah ke kesenangan nya.” (Aisyah
Mutiara)
“Pertama keberanian, kejujuran sama akhlak sih
itu yang paling penting.” (Riris Ekasari)
67
“Kalo ISBANBAN ke Attitude sama ke
keterampilan dia mengolah suatu masalah terus
memecahkannya tapi macem-macem juga ada
yang di kerajinan-kerajinan, keterampilan umum,
keseluruhan sih kita menunjukan ke Attitude. (M.
Yazid Bastomi)
Menurut orang tua manfaat keberadaan Taman Baca
ISBANBAN, mengatakan bahwa;
“Manfaatnya baik pastinya, saya juga mengizinkan
halaman rumah saya dipakai untuk belajar,
membaca buat anak-anak disekitar lingkungan
rumah saya, ya kalau saya sih kan cuma lulusan
SD jadi gapapa rumah saya dipakai buat kebaikan
itu jadi amal juga buat saya.” (Bahrudin)
“Ya bagus sih jadi ada buat kesibukan anak-anak
daripada hari minggu cuma buat main-main aja,
sekarang kan semenjak ada Taman Baca anak-
anak setiap hari minggunya jadi membaca lah gitu,
jadi orang tua juga terbantu karena sama sekali
gak mengeluarkan biaya, jadi manfaatnya banyak
sekali anak saya si arief jadi tambah pinter.”
(Ruminah)
Sedangkan upaya ISBANBAN Tangerang Selatan dalam
mensosialisasikan kegiatan yang ada di Taman Baca kepada
masyarakat sekitar, Project Officer mengatakan bahwa;
“Kita ada kegiatan yang namanya Stake Holder
Meeting itu fungsinya adalah pertemuan relawan
dengan kepemudaan termasuk juga dengan
masyarakat baik Pak RT, Pak RW maupun orang
tua adik-adik dan tokoh agama. Dalam pertemuan
tersebut kita sosialisasi ngobrol bahwa oh
ISBANBAN mau dateng disini mau mengabdi
disini oh yaudah di acc nanti setelah enam bulan
berikutnya atau satu tahun berikutnya kita ngadain
pertemuan itu lagi untuk mengevaluasi kira-kira
ISBANBAN apa yang perlu diperbaiki dan
sebagainya kita lakukan hampir secara rutin setiap
68
satu tahun sekali dan juga kita setiap melakukan
kegiatan yang kayak tadi semarak ramadhan atau
ISBANBAN Children Festival itu kita selalu
memperlibatkan masyarakat baik dari sebelum
sampai pelaksanaan dan bahkan sesudah selesai,
kita selalu berkoordinasi dengan masyarakat
sosialisasi, dan orang tua pasti mereka kasih
masukan sih, mereka kasih masukan beberapa
contohnya oh gimana misalkan kalau kadang-
kadang belajarnya di mushollah supaya lebih luas
misalkan, jadi alhamdulillah orang tuanya juga
terbuka.” (Shofan Amirudin)
Peneliti mencermati mengenai keberadaan Taman Baca
Yayasan Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) mempunyai
manfaat yang sangat positif bagi perkembangan perilaku anak-
anak di wilayah Rw 015 Kelurahan Kedaung, karena anak-anak
mendapatkan pengajaran dari para relawan yang mendidik anak-
anak di setiap hari minggu, menanamkan keberanian,
kepercayaan diri, sopan santun, dan rasa hormat terhadap orang
yang lebih tua.
Dengan adanya Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten membantu para orang tua untuk mengembangkan minat
baca pada anak-anak, memperluas pengetahuan anak-anak
tentang pendidikan, dan memberikan akses buku-buku bacaan
yang layak kepada anak-anak.
69
BAB V
PEMBAHASAN
Pada Bab ini peneliti memaparkan terkait hasil penelitian
yang telah dilaksanakan berdasarkan temuan di lapangan dan
dikorelasikan dengan perkembangan perilaku sosial anak-anak
yang berlokasi di Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten (ISBANBAN).
Secara umum dari hasil penelitian yang peneliti lakukan
tentang adanya Peran Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten (ISBANBAN) di Kedaung Tangerang Selatan sebagai
fasilitator, karena relawan menjalankan tupoksinya berdasarkan
instruksi atau kurikulum dari ISBANBAN pusat baik kurikulum
dalam pembelajaran ataupun pembentukan karakter anak. Dan
juga untuk menumbuhkan minat baca anak dan menjadi tempat
untuk belajar, bermain dan pengembangan minat baca, serta
menghadirkan buku pada anak-anak merupakan salah satu upaya
untuk menumbuhkan minat membaca kepada anak-anak.
Latar sosial ekonomi masyarakat juga tergolong kalangan
ekonomi kebawah, sehingga kehadiran ISBANBAN juga dapat
membantu masyarakat atau orang tua yang anaknya mengikuti
70
kegiatan Minggu Belajar di Taman Baca karena sama sekali tidak
dipungut biaya, adanya Children Learning Visit kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di luar Taman Baca dengan
mengunjungi suatu tempat untuk memperkenalkan berbagai
macam keprofesian. Maka dari itu kegiatan-kegiatan yang ada di
Taman Baca diharapkan dapat menambah wawasan bagi anak-
anak. Dengan membiasakan membaca ini dapat meningkatkan
kualitas hidup, kreatifitas, kemandirian, daya juang, dan daya
saing di masa yang akan datang.
A. Peran Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten
(ISBANBAN)
Peran Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten
(ISBANBAN) untuk memberikan akses layanan bacaan bagi
anak-anak, meningkatkan kemampuan literasi anak-anak,
memberikan akses pendidikan, dan juga ingin menyadarkan
orang tua atau masyarakat tentang pentingnya pendidikan, dan
mendampingi pencapaian mimpi anak, kreatifitas dan
pengembangan potensi diri anak dan menjadikan kegiatan
pembelajaran sesuatu yang menyenangkan serta mendukung
metode belajar yang nyaman, karena para relawan sebagian besar
dari kalangan mahasiswa yang ingin memajukan dunia
pendidikan dengan mendirikan taman baca. Dan juga ingin
menyadarkan para orang tua akan pentingnya pendidikan,
menyadarkan para generasi muda di wilayah Kelurahan Kedaung
agar para anak mudanya juga terlibat dalam mengembangkan
Taman Baca dan peduli akan masa depan kelurahannya sendiri
71
karena adik-adik di Taman Baca adalah masa depan bagi
Kelurahan Kedaung. Peran Taman Baca dalam perkembangan
perilaku anak-anak adalah dengan menanamkan nilai-nilai
keberanian, kejujuran, akhlak, attitude, keterampilan, dan nilai
moral serta kepercayaan diri.
a. Minggu Belajar di Taman Baca Yayasan Istana Belajar
Anak Banten (ISBANBAN) dibagi menjadi tiga yaitu
kelas rendah untuk anak usia dini, sedang untuk anak SD
kelas 1-3 dan tinggi untuk anak SD kelas 4-6, juga
dilaksanakan sesuai RPP yang sudah dibuat dengan 4
tema yaitu Fun Science, Fun Math, Pendidikan Karakter
dan Permainan Tradisional. Tetapi jika RPP yang sudah
dibuat tidak bisa diterapkan di taman baca maka akan di
ubah lagi atau disesuaikan dengan keadaan, setiap minggu
belajar awalnya anak-anak disuruh membaca selama 10
sampai 15 menit lalu setelah mereka membaca buku anak-
anak akan diminta mengulang apa yang sudah dibaca oleh
para relawan untuk melatih mereka bisa membaca,
melatih komunikasi dan kepercayaan diri pada anak-anak.
Dan bentuk Minggu Belajar untuk chapter Tangerang
Selatan di bagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan,
materi dan penutup, pada pendahuluan sebelum memulai
kegiatan pembelajaran yang diawali dengan mereview
materi yang ada di minggu sebelumnya, setelah itu masuk
ke materi yang ada di minggu tersebut sesuai dengan RPP
72
yang sudah dibuat, lalu kalau materinya sudah selesai
akan ditutup dengan do‟a penutup.
b. I Dreams, ISBANBAN Dream Scholarship adalah
pemberian beasiswa kepada anak-anak yang berada dalam
kondisi ekonomi kurang mampu tetapi memiliki nilai
yang bagus di sekolah, kekurangan biaya untuk membeli
kebutuhan dan peralatan sekolah, seperti buku-buku
pelajaran, kelengkapan seperti seragam sekolah, tas dan
sepatu, serta kekurangan biaya untuk melanjutkan sekolah
ke jenjang yang lebih tinggi. ISBANBAN melihat jika ada
anak yang perlu dibantu dengan hanya satu kali saja
pemberian beasiswa selesai untuk pembayaran SPP dan
uang gedungnya belum lunas maka dibayarkan, ada juga
yang sistem pemberian beasiswanya berkelanjutan sampai
ada uang bulanan yang diberikan kepada anak yang
menerima beasiswa I Dreams yang dikelola oleh
ISBANBAN pusat, sehingga ada relawan yang tugasnya
memonitoring perkembangan anak dan mengkontrol
keuangannya.
B. Pelaksanaan Program Minggu Belajar Terhadap
Perkembangan Perilaku Anak-anak di Taman Baca Yayasan
Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN)
Berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian ini
maka pelaksanaan Program Minggu Belajar yang dilakukan di
Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten dapat terlihat
adanya perkembangan perilaku anak-anak di Kedadung
Tangerang Selatan terutama perkembangan dalam perilaku sosial.
73
Menurut teori perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis
seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka
memenuhi kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan
tuntutan sosial, melalui Minggu Belajar adanya keterlibatan anak-
anak melakukan aktifitas fisik dan psikis dalam berkegiatan di
Taman Baca bersama para relawan dan teman-teman lainnya.
Kegiatan yang dilakukan di Taman Baca sesuai dengan
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diberikan
ISBANBAN pusat, dan setiap minggunya selalu berganti-ganti,
pembelajaran yang diberikan oleh para relawan itu non formal
diluar dari pelajaran yang diberikan di sekolah, anak-anak
dibiasakan untuk membaca buku melalui buku-buku yang
tersedia di Taman Baca, anak-anak juga diajarkan untuk membuat
karya seni (Handy Craft), dan para relawan juga mengadakan
games yang menarik untuk menambah semangat anak-anak
ketika datang ke Taman Baca, sehingga Minggu Belajar dapat
memberikan hal-hal baru kepada anak-anak.
Oleh karena itu menurut hasil analisa peneliti dan apa
yang disampaikan informan kepada peneliti menunjukkan bahwa
dengan adanya Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten
berperan dalam perkembangan perilaku terhadap anak-anak di
Kedaung Tangerang Selatan, dan menambah minat membaca
anak-anak tumbuh dan senang akan membaca buku-buku yang
ada di Taman Baca, sehingga peran ISBANBAN tersebut sangat
penting terhadap perkembangan perilaku anak-anak.
74
BAB VI
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Taman Baca
Yayasan Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Terhadap
Perkembangan Perilaku Anak-anak di Kedaung Tangerang
Selatan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten di Kedaung
Tangerang Selatan merupakan tempat membaca bagi anak-
anak di Kelurahan Kedaung yang berada di wilayah Rw 015,
menjadi sebuah wadah kegiatan belajar bagi anak-anak,
membangkitkan dan meningkatkan minat baca anak-anak,
menyediakan buku bacaan yang bervariatif seperti buku
komik, novel, buku mata pelajaran, buku pengetahuan, buku
keagamaan, karya-karya sastra dan bahan bacaan lainnya.
Selain itu, kegiatan di Taman Baca bermacam-macam ada
perlombaan, ada permainan yang mengasah otak anak-anak,
ada Children Learning Visit kunjungan keprofesian ke tempat
75
pemadam kebakaran, ke rimbun CSR kampung konservasi
yang didampingi relawan untuk mengelola mengenalkan
tanaman dan tumbuhan, memberi makan hewan ternak, serta
menanam benih tanaman. Yayasan Istana Belajar Anak Banten
(ISBANBAN) berfokus untuk mengembangkan dampak dan
menjaga keberlanjutan berbagai programnya, segala hal yang
dilakukan ISBANBAN baik dari sisi pengembangan program
maupun manajemen operasional harus yang benar-benar
memiliki dampak secara berkelanjutan. Kehadiran
ISBANBAN telah memberi banyak harapan pada mimpi
puluhan anak-anak dari keluarga kurang mampu di setiap desa
binaannya untuk dapat mengejar berbagai mimpinya melalui
pendidikan. Pembentukan taman baca dan melakukan
pengajaran kepada anak-anak di setiap hari minggu, untuk
memberi harapan baru kepada mimpi anak-anak di setiap desa
binaan. ISBANBAN juga ingin menginspirasi anak muda
untuk melakukan sebuah pergerakan yang berkontribusi untuk
memastikan anak-anak yang berada dalam keluarga kurang
mampu ekonominya mendapatkan kesempatan pendidikan
sepanjang hayat untuk mengakses pendidikan dengan mutu
terbaik.
B. Implikasi
Dalam melakukan proses penelitian tentunya diharapkan
dapat merumuskan sebuah implikasi yang berguna untuk
penelitian selanjutnya. Berikut ini adalah implikasi dari hasil
penelitian.
76
Dengan adanya Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten (ISBANBAN) di Kedaung Tangerang Selatan berdampak
terhadap perkembangan perilaku anak-anak dalam mengikuti
kegiatan Minggu Belajar, bertambahnya kemampuan
keterampilan maupun pengetahuan membaca anak-anak,
kesadaran anak-anak untuk belajar, menambah kemampuan
potensi diri, dan kemampuan berkomunikasi dengan baik bagi
anak-anak di Taman Baca.
Secara praktis dan akademis tentunya penelitian ini akan
menjadi bahan tambahan serta wawasan baru mengenai
perkembangan perilaku anak baik itu untuk di kalangan peneliti,
akademisi, dan praktisi sosial khususnya civitas akademika di
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah
diuraikan maka saran untuk Taman Baca Yayasan Istana Belajar
Anak Banten yaitu:
1. Perlu menambahkan koleksi buku-buku pelajaran dan jumlah
bahan bacaan yang bervariasi demi menarik anak-anak untul
lebih giat datang mengunjungi Taman Baca
2. Memperluas cakupan wilayah desa binaan untuk Taman Baca
di wilayah Tangerang Selatan yang lain, agar anak-anak dari
keluarga ekonomi kurang mampu lainnya juga bisa mendapatkan
akses buku bacaan yang layak.
77
3. Untuk masyarakat khususnya kaum muda dan perangkat
Kelurahan Kedaung diharapkan lebih aktif dalam pelaksanaan
kegiatan agar bisa berjalan berkelanjutan dan bisa lebih
bermanfaat jika dikelola dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell W, J. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Metode Campuran (1 ed.). Pustaka
Pelajar.
Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitattif Untuk
Ilmu-llmu Sosial (3 ed.). Salemba Humanika.
Hurlock, Elizabeth. B. (t.t.). Perkembangan Anak Jilid 2.
Erlangga.
Hurlock, Elizabeth Bergner. (t.t.). Psikologi Perekembangan
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Erlangga.
78
Hurlock, Elizabeth Bergner. (1972). Child development (5th ed).
McGraw-Hill.
Istana Belajar Anak Banten—We Are Youth-Led Non Profit
Social Foundation Focus on Helping Underprivilleged
Children in Rural Area of Banten to Attain Access an
Excellence of Education. (t.t.). Istana Belajar Anak
Banten. Diambil 31 Mei 2020, dari
https://isbanban.org/program/view/taman-baca
kail, R. W. (2002). Advancess Child Development and Behavior
(Vol. 29). Elsevier Science.
Kartono, Dra. K. (1979). Psikologi Anak. Penerbit Alumni.
Komariyah, U. (2020, Februari 11). Kepengurusan Manajemen
Yayasan Istana Belajar Anak Banten [Surat].
Marsaid. (2015). Perlindungan Hukum Anak Pidana Dalam
Perspektif Hukum Islam. Maqasid Asy syariah.
Masganti Sit. (2015). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Perdana.
Noor, S.E., M.M, Dr. J. (2012). Metodologi Penelitian: Skripsi,
Tesis, Disetasi & Karya Ilmiah (2 ed.). Kencana.
79
Profile. (t.t.). Istana Belajar Anak Banten. Diambil 31 Mei 2020,
dari https://isbanban.org/about
Rekam Jejak. (t.t.). Istana Belajar Anak Banten. Diambil 31 Mei
2020, dari https://isbanban.org/about/milestone
Santosa, A. (2003). Peran Serta Masyarakat Dalam Mengelola
Lingkungan. Walhi.
Sevilla, Consuelo. G. (2006). Pengantar Metode Penelitian (1
ed.). UI PRESS.
Sulaiman, P. R. 05. (2020, Februari 9). Wawancara Mengenai
Sebelum dan Sesudah Adanya ISBANBAN [Surat].
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
Perlindungan Anak. (2002).
Wafiqni, N. (t.t.). Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD.
UIN PRESS.
Yusuf LN, M.Pd, Dr. H. S. (2011). Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja (1 ed.). PT. Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN FOTO
Kegiatan Semarak Ramadhan 2019/1440 H Acara 17 Agustus bersama anak karang taruna
Anak-anak yang sedang mengikuti Minggu Belajar Peneliti yang sedang melakukan wawancara
Sesudah mengikuti Minggu Belajar Para relawan yang sedang mengajar
LAMPIRAN FOTO
Beberapa koleksi buku di Taman Baca Beberapa koleksi buku dan angklung
Kegiatan lomba Semarak Ramadhan Anak-anak yang sedang menanam bibit tanaman
Anak-anak yang sedang mengikuti Anak-anak yang sedang ingin menggambar
children learning visit
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Project Officer Taman Baca
Nama :
TTL :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Umur :
1. Apa yang melatar-belakangi berdirinya Taman
Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten di
Kedaung Tangerang Selatan?
2. Kapan Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten didirikan dan diresmikan?
3. Siapa saja yang berperan dalam berdirinya Taman
Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten?
4. Apa visi, misi dan tujuan didirikannya Taman
Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten di
Kedaung Tangerang Selatan?
5. Siapa saja sasaran Taman Baca Yayasan Istana
Belajar Anak Banten?
6. Bagaimana peran yang dilakukan oleh Taman
Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten
terhadap perkembangan perilaku sosial dan agama
anak-anak di Kedaung Tangerang Selatan?
7. Bagaimana bentuk kegiatan Minggu Belajar di
Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten?
8. Bagaimana pendekatan yang dilakukan oleh
Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten
untuk menarik minat membaca pada anak-anak?
9. Bagaimana upaya Taman Baca Yayasan Istana
Belajar Anak Banten dalam mensosialisasikan
kegiatan Minggu Belajar kepada masyarakat di
Kedaung Tangerang Selatan?
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Relawan (Kakak Pengajar)
Taman Baca
Nama :
TTL :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Umur :
1. Sudah sejak kapan mengajar di Taman Baca Yayasan
Istana Belajar Anak Banten?
2. Mengapa relawan mau mengajar di Taman Baca
Yayasan Istana Belajar Anak Banten?
3. Bagaimana perasaan relawan saat mengajar anak-anak
di Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten?
4. Bagaimana proses kegiatan Minggu Belajar di Taman
Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten?
5. Mengapa minggu belajar dipilih sebagai salah satu
program di Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten?
6. Apa saja pelajaran Minggu Belajar yang diberikan
kepada anak-anak di Taman Baca Yayasan Istana
Belajar Anak Banten?
7. Apakah pelajaran yang diberikan sudah sesuai RPP
(Rancangan Perencanaan Pembelajaran)?
8. Mengapa sasaran Taman Baca Yayasan Istana Belajar
Anak Banten anak usia PAUD sampai SD dan
kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah?
9. Nilai-nilai apakah yang coba ditanamkan dari kegiatan
Minggu Belajar di Taman Baca Yayasan Istana
Belajar Anak Banten?
10. Bagaimana perubahan perilaku sosial dan agama
anak-anak sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan
Minggu Belajar di Taman Baca Yayasan Istana
Belajar Anak Banten?
11. Kendala apa saja yang dirasakan selama menjadi
relawan di Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten?
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Orang Tua (Anak) Pengunjung
Taman Baca
Nama :
TTL :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Umur :
1. Apa pekerjaan Bapak/Ibu?
2. Berapa penghasilan rata-rata Bapak/Ibu yang
didapatkan dalam sebulan?
3. Sudah berapa lama anak Bapak/Ibu senang membaca
di Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten?
4. Sejak usia berapa anak Bapak/Ibu dikenalkan dengan
membaca?
5. Apakah Bapak/Ibu sering mendampingi anak
membaca?
6. Upaya apa yang dilakukan Bapak/Ibu untuk
mendorong anak Bapak/Ibu untuk membaca?
7. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang program Minggu
Belajar di Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten?
8. Bagaimana perkembangan perilaku anak Bapak/Ibu
setelah secara rutin mengunjungi Taman Baca
Yayasan Istana Belajar Anak Banten?
9. Apakah ada perubahan berperilaku dalam aspek sosial
dan agama yang terlihat pada anak Bapak/Ibu?
10. Bagaimana manfaat Taman Baca Yayasan Istana
Belajar Anak Banten menurut Bapak/Ibu?
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Anak Pengunjung Taman Baca
Nama :
TTL :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Umur :
1. Apakah…….. suka membaca? Mengapa?
2. Apa yang paling sering…….baca?
3. Bagaimana……. mengetahui adanya Taman Baca
Istana Belajar Anak Banten?
4. Apakah setiap minggu……. secara rutin mengunjungi
Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak Banten?
5. Sudah berapa lama……. rutin datang ke Taman Baca
Yayasan Istana Belajar Anak Banten?
6. Mengapa…… senang datang ke Taman Baca Yayasan
Istana Belajar Anak Banten?
7. Apa saja kegiatan yang ada di Taman Baca Yayasan
Istana Belajar Anak Banten?
8. Kegiatan apa yang paling…… senangi?
9. Mengapa senang dengan kegiatan tersebut?
10. Apakah manfaat dan kesan setelah mengikuti kegiatan
yang ada di Taman Baca Yayasan Istana Belajar Anak
Banten?
11. Apa harapan setelah adanya Taman Baca Yayasan
Istana Belajar Anak Banten?
Laporan Hasil Observasi
Hari, Tanggal Kegiatan Observasi
Sabtu, 01
Februari 2020
Hari ini peneliti mengajukan surat
permohonan izin penelitian ke manajemen
ISBANBAN Tangerang Selatan dan bertemu
dengan Project Officer serta para Relawan
untuk pertama kalinya, mereka menjelaskan
bagaimana berdirinya Taman Baca Yayasan
Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN),
bagaimana anak-anak disana, apa saja
program yang ada di Taman Baca, dan
bagaimana kegiatan Minggu Belajar.
Minggu, 09
Februari 2020
Hari ini peneliti melakukan observasi
pertama di Taman Baca, bertemu dengan
Bapak Baharudin meminta izin untuk
melakukan penelitian karena beliau
merupakan warga Rw 015 Kelurahan
Kedaung yang halaman rumahnya
digunakan sebagai tempat untuk Taman
Baca, peneliti juga bertemu dengan Bapak
Sulaiman Ketua Rukun Tetangga 05
Kelurahan Kedaung untuk meminta izin
penelitian dan menanyakan bagaimana
keadaan sebelum dan sesudah adanya
Taman Baca, pekerjaan para orang tua anak
yang mengikuti Taman Baca, sebelum
adanya Taman Baca dulunya tempat yang
digunakan itu adalah pengolahan Bank
Sampah, yang diberdayakan oleh salah satu
dosen UIN Jakarta untuk membuat berbagai
macam kerajinan tangan dari bungkus-
bungkus kopi, bungkus sabun dan berbagai
macam lainnya, lalu datanglah EBIBAG
(Eco Business) yang mewadahi untuk
penjualan hasil dari kerajinan tangan yang
dibuat oleh para ibu-ibu disekitaran wilayah
Rt 05, kemudian hasil kerajinan tangan
dijual ke pasar luar negeri, kemudian sering
diliput oleh berbagai media elektronik,
kemudian datanglah ISBANBAN untuk
membuat Taman Baca yang bekerja sama
dengan EBIBAG.
Minggu, 23
Februari 2020
Hari ini peneliti melakukan observasi
kedua di Taman Baca, melihat kegiatan
anak-anak yang sedang mengikuti kegiatan
Minggu Belajar, anak-anak membaca buku
dan para relawan mendampingi anak-anak
untuk membaca buku, setelah itu melakukan
tarian lagu baby shark dan semua anak-anak
mengikuti gerakan menari bersama para
relawan, setelah itu anak-anak membuat
kertas origami yang dilipat-lipat menjadi
berbagai macam bentuk, setelah itu anak-
anak bernyanyi dan mengikuti permainan,
peneliti melihat anak-anak di Taman Baca
sangat akrab dengan para relawan bahkan
ada yang memeluk bermanja-manja, anak-
anak terlihat sangat ceria dan bersemangat
sekali, cuaca yang sangat terik juga tidak
mengalahkan semangat mereka untuk
berkegiatan di hari minggu, peneliti juga
disambut dengan hangat oleh anak-anak dan
para relawan, anak-anak di Taman Baca juga
sopan kalau melihat ada kakak-kakak
relawan yang baru datang, kegiatan hari itu
ditutup dengan acara makan bersama
komunitas Free Food Car.
Minggu, 15
Maret 2020
Hari ini peneliti melakukan observasi
ketiga di Taman Baca, melihat kegiatan
anak-anak tetapi tidak begitu banyak yang
datang dan hanya 5 orang anak yang datang,
tetapi anak-anak yang datang sangat antusias
dengan pelajaran yang diberikan oleh para
relawan, mereka belajar mencuci tangan
yang baik dan benar, mereka melakukan
kegiatan dengan membuat lingkaran dan
memulai games untuk melatih daya ingat
anak-anak, mengulang pelajaran yang sudah
diberikan, karena kebanyakan yang datang
adalah anak usia dini sehingga para relawan
juga selalu memberikan senyum kepada
anak-anak, membuat anak-anak agar tidak
malu untuk menjawab dan menjelaskan apa
yang sudah dipelajari, lalu anak-anak dan
para relawan melaksanakan kegiatan sholat
dzuhur berjamaah, setelah selesai ditutup
dengan do’a bersama-sama, dan para
relawan membantu anak-anak menyeberang
jalan untuk pulang kerumah masing-masing.
Selasa, 17
Maret 2020
Hari ini peneliti melakukan wawancara
lanjutan dengan Project Officer, dan
menjelaskan tentang peran Taman Baca
terhadap perkembangan perilaku anak-anak,
minggu belajar dilakukan setiap hari minggu
dari jam 09.00-13.00 WIB, kegiatan minggu
belajar dimulai dengan pendahuluan, lalu
masuk ke materi kemudian penutup, anak-
anak di Taman Baca dilatih untuk percaya
diri, diajarkan untuk menghormati orang
yang lebih tua, membuat anak-anak peduli
terhadap sesama seperti yang dilakukan saat
banjir Tangerang Selatan terjadi pada tahun
2019 mereka melakukan pentas dan
mengumpulkan dan bantuan untuk orang-
orang atau anak-anak yang rumahnya
terdampak banjir, diajarkan untuk tidak
melawan pada orang tua, anak-anak
diajarkan untuk lebih banyak bersyukur dan
tidak mengeluh, melalui minggu belajar
banyak hal-hal yang coba ditanamkan
kepada anak-anak di Taman Baca terutama
moral, akhlak dan attitude. Taman Baca juga
mengadakan kegiatan semarak ramadhan,
kunjungan anak-anak ke tempat keprofesian,
stake holder meeting kepada masyarakat
lingkungan Taman Baca setempat.