132
PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA (Studi Kasus Pasien Rumah Sakit Polisi Pusat R.S. S1ukanto Jakarta) Oleh: Siti Nur Azizah NIM.105070002353 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1429 H/2008 M

PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM

MANAJEMEN STRES WANITA PENDERITA

KANKER PAYUDARA

(Studi Kasus Pasien Rumah Sakit Polisi Pusat R.S. S1ukanto Jakarta)

Oleh:

Siti Nur Azizah NIM.105070002353

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

1429 H/2008 M

Page 2: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM

MANAJEMEN STRES WANITA PENDERITA KANKEF! PAYUDARA (Studi

Kasus Pasien Rumah Saki! R. S. Sukanto· Jakarta) telah diajukan dalam

munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 11 Agustus 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

I

Jakarta, 11 Agustus 2008

Sidang Munaqasyah,

Pembantu Dnkan/ Dekan/

Ketua , 'rangkap Anggota

Penguji I,

NIP. 1502387~73

Anggota:

./ "" Ha1tati, M.Si

159:38

Pembimbing II

Neoeo[b~ti:M s;, Pe; NIP. 150300679

Page 3: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

J{Ufup akg,n fe6ifi incfafi jifta 6erniaftna untuft orang Cain clan /i.g{uarfla

Page 4: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

1(arya ini ftu . ..... persem6ahftan hanya untuft mu . .. .

<Bapak.,:Mmnah ftu . ....... .

7.(f tik..r;i ftu tatap awan . ..

. . . terukj.rindah se6uah nama idaman

7.(ftifta ftu Ei.hat tanah ...... tergores jefas se6uah nama nan ramah

7.(ftifta ftu tengok.,fem6aran risalah

... tertata rapi se6uah nama yang dicfam6a

... nama yang penufi k.§tau[acfanan

... nama yang telafi mengor6anftan am6ang 6atas liidup cfan matinya

.. . yang merelaftan masa 6afiagianya untuftftu

... yang sefa[u mem6im6ing ftu

<Dia-lah <Bapaft:Mamali ftu .. ... .

Page 5: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

ABSTRAKSI

(C) Siti Nur Azizah

(A) Fakultas Psikologi (B) Agustus 2008

(0) Peranan Dukungan Sosial Terhadap Manajemen Sires Pada Wanita Penderita kanker Payudara

(E) 125 Halaman (termasuk lampiran) (F) Saal ini, kanker payudara merupakan jenis kanker yang banyak

diderita oleh wanita di Indonesia karenanya kanker payudara sering disebut sebagai mimpi buruk bagi kaum wanita. Menerima diagnosa menderita kanker payudara merupakan suatu peristiwa yang mengejutkan, menakutkan bahkan traurnatis bagi penderita maupun orang-orang yang dekat dengan penderita. Masalah-masalah yang berkaitan dengan penyakit secara fisik, sosial dan psikologis harus dihadapi oleh penderita kanker payudara. Dalam menghadapi masalah-masalah tersebut, penderita kanker payudara umumnya mengalami sires. Sires dapat berakibat buruk apabila penderita tidak mampu berespon dengan tepat dalam mengatasi sires. Dampak dari stres pada penderita kanker payudara yang tidal< diharapkan terjadi, misalnya depresi berkepanjangan dan menarik diri. Untuk membatasi dampak negatif dari stres adalah melalui manajemen sires. Manajemen stress adalah upaya yang dilakukan individu untuk mengontrol atau mengurangi stres. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambran dukungan social yang dipersepsikan wanita penderita kanker payudara dalam menjalankan menejemen stress yang dilakukannya. Penelitian ini menggunakan teori peran dukungan sosial sebagai stress-buffer. Hasil yang diperoleh, dari pengambilan data yang dilakukan dengan metode studi kasus terhadap tiga subyek penelitian, menunjukkan bahwa wanita yang menderita kanker payudara yang menerima dukungan sosial dan mempersepsikan kebutuhan itu sesuai dengan kebutuhannya dapat membantu dalam menjalankan manajemen sires yang dilakukannya. Berdasarkan hasil penelitian disarankan hendaknya keluarga penderita sebagai lingkungan terdekat lebih meningkatkan dukungan; dokter sebelum memberitahu hasil diagnosis kepada pasien yang menderita kanker payudara harus terlebih dahulu melakukan sosialisasi tentang penyakit kanker payudara dan pengobatannya agar ketika pasien menerima dioagnosis seperti itu tidak ada rasa ketakutan atau cemas; pemerintah juga harus aktif dalam memberikan sosialisasi

Page 6: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

tentang penyakit kanker payudara dan pengobatannya serta informasi yang jelas tentang keringanan biaya bagi keluarga yang tidak mampu. Selain peran dukungan sosial, wanita yang menderita kanker , payudara memenej stresnya dengan melakukan berbagai kegiatan, sehingga mereka tidak terus menerus memikirkan penyakitnya. Hal lain yang dilakukan adalah berpikir positif dan yakin pada diri sendiri bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan baik.

(G) Daftar Bacaan: 40 bacaan (1976-2008)

Page 7: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

KATA PENGANTAR

Al hamdulillah, segala puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT

yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul "Peranan Dukungan Sosial Terhadap

Manajemen Sires Pada Wanita Penderita Kanker Payudara".

Shalawat dan salam penulis tujukan kepada pembawa risalah yang haq,

yang telah menyeberangkan umat manusia dari lembah kHhinaan menuju

alam yang penuh rahmat, beliau adalah Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini merupakan hasil perjalanan studi penulis selama kuliah di Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan dibuat untuk memenuhi syarat

akhir perkuliahan dalam rangka memperoleh gelar sarjana Strata Satu (SI)

bidang Psikologi. Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak

lepas dari saran, bantuan, motivasi dan bimbingan dari semua pihak. Untuk

itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus

merangkap sebagai dosen pembimbing I, lbu Ora. Hj. Netty Hartati,

M.Si. Terima kasih ibu karena sudah meluangkan waktu dan

pikirannya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Page 8: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

2. lbu Neneng Tati Sumiati, M.Si., Psi., dosen pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu dan pikirannya serta kesabarannya

sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

3. Seluruh stat bagian pendidikan dan penelitian rumah sakit Polisi Pusat

R.S. Sukanto Jakarta atas kerjasamanya. Pembimbing penelitian

lapangan penulis, ibu Evi Miranti, S.Psi., M.Psi., terima kasih bu .. atas

waktu dan kerjasamanya.

4. Kepada semua responden, penulis haturkan banyal< terima kasih

karena beliau-beliau inilah akhirnya penulis dapat menyelesail~an

skripsi ini. Mudah-mudahan tali silaturrahmi kita tetE1p berjalan dan

penulis doakan semoga cepat sembuh dan bisa kernbali beraktifitas

tanpa penyakit (amin).

5. Kepada orangtuaku bapak Muhamad Harun dan mamah Nur Hidayati,

yang tiada henti-hentinya mencurahkan kasih sayang dan do'anya

kepada penulis serta kucuran dana yang ta' terhitung berapa

banyaknya, penulis haturkan banyak terima kasih dan mohon maaf

belum bisa menjadi anak yang baik untuk kalian. Kebahagiaan bapak

dan mamah adalah segalanya untuk penulis, bapak dan mamah

adalah sumber motivasi yang kuat dan tujuan hidup untuk penulis

ketika penulis down, I Love U Soo Much mah n pa'.

6. Kakaku Anita Harun dan bang Epo Pringadi Butar-Butar, yang selalu

mencurahkan kasih sayangnya untuk penulis, mamah, bapak, dan

Page 9: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

lukman dan selalu memberikan motivasi kepada penulis, terima kasih

atas semuanya, serta adikku Muhammad Lukamnul Hakim, yang

selalu berdoa dan selalu sayang kepada penulis dan ta' lupa untuk

keponakanku yang lucu dan imut Zalfa Putri Butar-13utar yang selalu

membuat penulis merasa ceria dan bahagia, cepat besar ya sayang,

semoga kelak kamu menjadi anak yang pintar dan sholehah. Untuk

tanteku (Nur Laila) yang baik banget, yang selalu rnencurahkan kasih

sayang dan doanya untuk penulis juga untuk om HHndri dan keluarga

besar di Kola. Terima kasih yah!. Maaf penulis belum bisa memberikan

yang terbaik untuk kalian semua.

7. Kepada keluarga besar bapak M. Djazim, terutama untuk mba Rini

terima kasih untuk dukungan dan segala bantuannya, berkat beliau

inilah penulis dapat melakukan penelitian di Rumkit R.S. Sukanto. Ta'

lupa juga untuk Bhara Juli Prasetio yang selalu memberikan do'a dan

sayangnya kepada penulis serta memberikan bantuan kepada penulis

baik moril maupun materil demi selesainya skripsi ini. Maaf penulis

belum bisa membalas semua kebaikan keluarga besar bapak. Semoga

Allah SWT selalu melindungi keluarga ini (amien).

8. Kepada semua teman-teman angkatan 2004 terutarna anak B (lpeh,

Agra, Diyan, Vina, Ochil, Djazim dkk), kadang dengan merekalah

penulis dapat tertawa, disanalah letak keharmonisan kami dan

harapan penulis tali silaturrahmi ini tidak akan pernah terputus.

Page 10: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

9. Teman-teman yang penuh dengan kehangatan, Aniz dan Owchie.

Mereka inilah sahabat yang selalu setia mendengarkan keluh kesah

penulis, kebahagiaan penulis adalah jika tertawa bersama mereka.

Do'a dan harapan penulis semoga Allah SWT selalu mempersatukan

kami, amieenn.

10. Teman-teman baik penulis yang selalu memberikan semangatnya dan

bantuannya demi selesainya skripsi ini. Terima kasih untuk Ali Akbar,

Kholil, dan Imam. Terima kasih banyak alas apa yang kalian lakukan

untuk skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua

(Amin).

11. Seluruh staf akademik dan perpustakaan Fakultas Psikologi UIN

Jakarta, terutama kepada bu Syariah, bu' Sri, bu' Faozah, dan pa'

Yordanish yang telah memberikan bantuannya kepa1da penulis dalam

hal nilai maupun surat menyurat.

Mudah-mudahan segala bantuan dan partisipasinya mendapat imbalan

dan balasan dari Allah SWT. Ahkirnya, penulis berharap semoga skripsi

ini clapat bermanfaat bagi penulis khususnya clan bagi pembaca pada

umumnya. Amien.

Jakarta, 11 Agustus 2008

Penulis

Page 11: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Daftar lsi

HALAMAN JUDUL. ............................................................ .

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN...... .................. ............... ............ iii

MOTTO ............................................................................... iv

DEDIKASI....... .. ... . .. ... .. . . . ..... .. ... .. . .. . . .. .. ....... .. . ... . .. ......... ..... v

ABSTRAKSI.................................................................... ... vi

KAT A PENGANT AR............................................................ viii

DAFT AR ISi. ....................................................................... xii

DAFT AR T ABEL.................................................................. xv

Bab I. PENDAHULUAN ........................................................ 1-18

A. Latar belakang masalah... ... ... .. . ... ... ... . .. ... .. . ... ... .. . ... ... .. 1

B. ldentifikasi masalah.... .. ... ... ... ... ... .. . . .. . .. .. . . .. . .. .. ... . ... . .. . 14

C. Batasan dan rumusan masalah... ... ...... ... ......... ... .......... 15

D. Tujuan penelitian......... ... ......... ...... ... ...... ... ... ... ... ... ..... 16

E. Manfaat penelitian...... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17

F. Sistematika penulisan... ... ...... ... ......... ... ...... ... ............. 17

Bab II. LANDASAN TEORI................................................... 19-58

A. Kanker Payudara... ...... ... ......... ......... ......... ... ... ... ....... 19-26

1. Definisi kanker Payudara...... ...... ... ... ...... ... ... ...... ..... 19

2. Faktor resiko terkena kanker payudara... ... ...... ...... ..... 20

Page 12: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

3. Terapi kanker payudara... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ...... 21

4. Reaksi-reaksi psikologis penderita kanker payudara. .. ... 23

B. Manajemen Stres... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... .... 26-47

1. Pengertian stress................................................... 26

2. Penilaian terhadap stress.............................. . . . . . . . . . . 29

3. Sumber stress....................................................... 31

4. Dimensi stress...................................................... 35

5. Pengertian manajemen stress.................................. 38

6. Teknik manajemen stress........................................ 39

C. Dukungan Sosial...................................................... .. 48-58

1. Pengertian dukungan sosial..................................... 48

2. Bentuk-bentuk dukungan sosial.............................. .. 49

3. Sumber dukungan sosial. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. 52

4. Pe ran dukungan sosial dalam manajemen stres.......... .. 55

Bab Ill. METODOLOGI PENELITIAN . . ..... .. ...... .. .. .. . . . ... . .. ... .... 59-67

A. Pendekatan dan metode penelitian ................................. 59

B. Metode pengumpulan data........................................... 60

1. Wawancara... ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... . .. . .. ... ... .. 60

2. Observasi ............................................................. 62

3. Ala! bantu pengumpulan data .................................... 62

C. Subyek Penelitian ........................................................... 63

Page 13: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Daftar Tabel

A. 1. Keterangan identitas subyek. .... .... .... .. ..... ........ .... .. ... .... .. .. 68

A. 2. Gambaran riwayat penyakit subyek... .. .. .......... .. . .... ...... .. .. 70

a. 1. Manajemen Stres ............................................................... 98

b. 1. Dukungan Sosial...... .. . .......... ... ... ........................................ 102

Page 14: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

A. Latar Belakang

BABI

PENDAHULUAN

1

Kanker payudara merupakan kanker yang sering dijumpai dalam masyarakat

Indonesia. Pada tahun 2007, penderita kanker tertinggi cli Indonesia adalah

kanker payudara yang diikuti oleh kanker leher rahim. Berdasarkan data

Globocan, International Agency for Research on Cancer(IARC) Th. 2002,

kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada

perempuan (insidens rate 38 per 100.000 perempuan). lnsidens kanker di

Indonesia masih belum diketahui secara pasti karena belum ada registrasi

kanker berbasis populasi yang dilaksanakan. Tetapi berclasarkan data

Globocan, IARC 2002, didapatkan estimasi insidens kanker payudara di

Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan. Yang memprihatinkan, jumlah

penderitanya terus bertambah. Lembaga lnternasional Riset Kanker (IARC)

rnemperkirakan, jumlah kematian akan mernbengkak jadi 17 juta per tahun

pada 2030 -naik 7 juta dari angka sekarang. Sedangkan jumlah yang

didiagnosis menderita kanker akan bertarnbah tiga kali lipat menjadi 75 juta

jiwa (www.gatra.com). Hingga saat ini, frekuensi kanker payudara mencapai

angka 20 persen dari seluruh penyakit kanker. Pada tahun 2007 menurut

data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tercatat setiap tahun terdapat tujuh

Page 15: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

juta penderita kanker payudara dan lima juta orang diantaranya meninggal

akibat mengidap penyakit tersebut (pdpersi.co.id). Mengutip data yang

disampaikan Menteri Kesehatan Siti Fadilah, kanker payudara di Indonesia

berada di urutan keenam penyebab kematian (www.pitapink.com).

2

Karena kanker payudara merupakan jenis kanker yang banyak diderita oleh

wanita di Indonesia karenanya kanker payudara sering disebut sebagai

mimpi buruk bagi kaum wanita. Tetapi sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi,

apabila kita memberikan perhatian yang cukup terhadap kesehatan diri kita.

Dengan deteksi dan diagnosa dini serta penanganan se!Jera, maka kanker

payudara bukan lagi suatu vonis kematian ( Unit Uji Kesehatan dan Deteksi

Dini kanker dan lnstalasi Radiodiagnostik). Menurut Tindarbumi (1995) pada

wanita indonesia, usia rawan untuk terkena kanker payudara adalah di atas

30 tahun dan resikonya semakin tinggi sampai usia 50 tahun.

Kanker payudara ditanggapi serius oleh wanita yang menderitanya, karena

mengalami kerusakan bahkan kehilangan organ payudara merupakan

konsekuensi yang sulit diterima. Payudara merupakan bagian tubuh yang

memiliki arti khusus bagi wanita, karena mempunyai nilai estetika, merupakan

simbol dari feminitas, serta menjadi pembeda antara pria dan wanita dewasa

dalam penampilan atau peran di masyarakat (Aristiati Adji, 1997).

Page 16: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

3

Melihat pada makna payudara bagi wanita, menerima diagnosis tumor ganas

pada payudara merupakan suatu peristiwa yang mengejutkan, menakutkan,

bahkan traumatis bagi penderita maupun orang yang dekat dengannya.

Kondisi ini membutuhkan perhatian besar dalam penan~1anannya secara

medis atau sosial-psikologis (dalam Aristiati Adji, 1997).

Sehubungan dengan penyakitnya, penderita kanker payudara menghadapi

masalah-masalah dalam menjalani kehidupannya. Masalah-masalah tersebut

antara lain adalah masalah perubahan fisik yang terjadi, masalah yang

berkaitan dengan seksual, masalah dampak kemoterapi (Kaplan, Sallis Jr &

Patterson, 1993).

Penyakit kanker dan berbagai masalah yang harus dihadapi penderita

selama sakit dapat menimbulkan stres bagi penderita. Khusus bagi wanita

penderita kanker payudcira, kehadiran stres tidak dapat dipungkiri lagi. Hal ini

didukung oleh penelitian dari Veiwordt ( dalam Stoll, 1979) bahwa penyakit

yang menyebabkan perubahan fisik mengakibatkan strei> yang lebih besar

bagi wanita, sedangkan penyakit ketidakberdayaan lebih berpengaruh

terhadap pria.

Page 17: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

4

Lazarus & Folkman (dalam Cohen, 1992) menyatakan bahwa individu dapat

mengalami stres bila ia menilai bahwa ia tidak sanggup lagi atau tidak punya

sumber daya yang cukup untuk mengatasi masalahnya. Sebagai contoh,

pandangan terhadap makna payudara bagi wanita berpengaruh terhadap

bagaimana penderita menilai penyakitnya sebagai stressor. Menurut

Senescu (dalam Stoll, 1979), semakin penderita kanker memandang penting

organ tubuh yang terserang kanker, maka semakin besar pengaruhnya

terhadap melemahnya harga diri (self-esteem) bila organ tersebut rusak atau

hilang. Selanjutnya, bila kondisi itu terus berlangsung maka penderita akan

kehilangan harga dirinya, dan menjadi depresi.

Stres dijelaskan sebagai :

........ . the process of appraising events as threatf.ming, challenging or

harmful, and responding to such events on physiological emotional, cognitive,

or behavioral level (Feldman 1989)

Dalam definisi ini, individu dapat mengalami stres bila ia menghadapi

peristiwa yang dinilainya mengancam, menentang atau membahayakan.

Dalam hal ini penderita kanker payudara menghadapi peristiwa yang

dinilainya dapat mengancam atau membahayakan dirinya dan keluarganya.

Ancaman yang mungkin dirasakan adalah kematian, kehilangan payudara,

berpenampilan tidak menarik dan aktifitas sosial lainnya rnenjadi terhambat.

Page 18: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Dalam menghadapi penyakitnya, penderita mungkin mengeluarkan reaksi

takut, cemas atau depresi.

Tak mengherankan, dari sebuah penelitian di Amerika Serikat yang

melibatkan 236 perempuan yang didiagnosis menderita kanker payudara,

ditemukan hampir 50 persen dari mereka mengalami gangguan emosional

atau rnenunjukkan gejala kelainan kejiwaan, seperti depresi dan post­

traumatic stres disorder (PTSD). Mayoritas mengalami problem kejiwaan

menengah hingga gangguan emosional berat sebanyak 41 persen. Semua

atau 100 persen pasien ketika dipaparkan hasil diagnosisnya langsung

dilanda cemas. Kemudian 96 persen menyatakan khawatir memikirkan

ketidakjelasan perawatan yang akan dijalaninya dan yang merasa cemas

akan terjadinya perubahan fisik mencapai 81 persen (Koran Tempo, 2006).

Respon orang terhadap sumber stres sangat beragam, s;uatu rentang

waktu bisa tiba-tiba jadi pencetus sires yang temporer. R:eaksi kita

terhadap pencetus stres dapat digolongkan dalam dua k:ategori psikologis

dan fisiologis. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber sires

tidak bisa diramalkan, sebagairnana perbedaan suasana hati dan emosi

kita dapat menimbulkan beragam reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah

sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk dikt~ndalikan.

5

Page 19: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Di tingkat fisiologis, respon orang terhadap sumber stre~; ini tergantung

pada beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap

orang itu dalam menanggapi stres tersebut (www.e-psikologi.com).

Bukti menunjukkan bahwa penderita kanker payudara yang

mempertahankan semangat juang melawan penyakit mendapatkan has ii

pengobatan yang Jebih baik daripada pasien yang meny1erah dan putus asa

terhadap penyakitnya (Pettingale, 1985). Penelitian terhadap pasien kanker

yang ditindaklanjuti setelah 10 tahun mendapati pasien yang marah saat

didiagnosis dan mempunyai semangat untuk melawan penyakit

menunjukkan tingkat bertahan hidup yang lebih tinggi dibandingkan pasien

yang menerima penyakit dengan menahan diri atau memendam

perasaaan. Keinginan yang kuat untuk melawan penyakit dapat membantu

meningkatkan katahanan hidup.

Dari penjelasan di alas, maka penyakit kanker payudara dapat digolongkan

sebagai stressor atau peristiwa yang menimbulkan sires pada seseorang.

Dalam kondisi individu mengeluarkan respon-respon untuk mengurangi

atau mengontrol slresnya, respon yang tepal dapat mengembalikan kondisi

individu menjadi normal alau lebih baik, sedangkan respon yang kurang

6

Page 20: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

tepat dapat memperburuk kondisi individu (Lazarus dan Folkman dalam

Steptoe, 1991 ).

Penderita kanker payudara perlu diarahkan untuk mengeluarkan respon­

respon yang tepat dalam menghadapi stres, sehingga ia dapat

menyesuaikan diri dengan kondisinya (misalnya dengan terus menjalani

pengobatan dan melakukan aktifitas yang sesuai). Kesembuhan total

mungkin sulit dicapai namun penderita kanker dapat diusahakan terhindar

dari akibat yang lebih fatal seperti munculnya gangguan--gangguan mental

depresi, perasaan berdosa, bahkan kecenderungan untuk bunuh diri

(Ahmad Muhidin, 2004).

7

Stres yang dialami penderita kanker payudara harus dapat dibedakan

jenisnya, apakah stres sebagai eustres (yang berdampal< positif) atau distres

(yang berdampak negatif). Stres a!<an berarti negatif atau positif tergantung

pada persepsi dan pengalaman individu terhadap stres yang dihadapi. Ada

yang memandangnya sebagai tantangan (positif) sehingga membuat individu

melakukan usaha dan ada pula yang menganggap sebagai hal yang negatif

yang dapat mengancam dan menghambat tindakan individu tersebut (Selye

dalam Rice, 1998).

Page 21: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Sebagai sumber motivasi, stres dapat memacu kreativitas individu, maka

yang harus dilakukan bukanlah menghilangkan seluruh stres tetapi

membatasi dampak negatif dari stres. Upaya untuk mernbatasi dampak

negatif stres adalah rnelalui manajemen stres (Greenberg, 2002).

8

Dengan menyadari bahwa stres yang dirasakan individu dapat dikontrol dan

dikurangi, maka individu tidak perlu lagi menyadari masalah atau tekanan

yang datang kepadanya dengan lari dari kenyataan atau menyalahkan orang

lain bahkan dirinya sendiri, melainkan dapat dihadapi dengan langsung dan

berusaha menguasainya dengan mengelola respon stres yang datang.

Menurut Greenberg (2002), manajemen stres merupakan suatu intervensi

yang dilakukan individu untuk mengontrol sumber stres agar tidak

menimbulkan konsekuensi-konsekuensi negatif. Penekanan individu disini

adalah karena kerusakan yang ditimbulkan pada awalnya berpengaruh pada

individu, maka penyebab dan proses untuk mengatasi stres pun bermula

pada tingkat individu itu sendiri untuk mengenali ragam gejala dan pola reaksi

terhadap stres yang dialaminya.

Untuk mempermudah manajemen stres Greenberg (2002), menggunakan

suatu model stres yang terdiri dari beberapa fase yaitu situasi, persepsi,

gugahan emosi dan gugahan fisiologis, serta konsekuensi. Fase-fase ini

Page 22: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

terjadi secara berurutan yang berarti suatu fase baru akan terbentuk setelah

fase-fase sebelumnya dialami oleh individu.

Ditambahkan pula, bahwa individu dapat melakukan intervensi dalam setiap

fase model stres. lntervensi yang diberikan pada salah :satu fase akan

memperkecil dampak negatif dari stres, antara lain melalui intervensi

terhadap situasi, intervensi terhadap persepsi, relaksasi dan olahraga

rekreasi.

9

Suatu keberhasilan dalam manajemen stres penderita kanker payudara tidak

terlepas dari adanya dukungan sosial dari berbagai pihak. Dukungan sosial

sangat diperlukan penderita kanker payudara untuk tetap bertahan hidup

dan keluar dari penderitaannya. Dukungan yang paling utama datang dari

orang-orang yang paling dekat dengannya sampai pada pemerintah.

Dukungan sosial dapat berasal dari keluarga, teman, tetangga dan lembaga

swadaya masyarakat (LSM) yang terkait ataupun tokoh masyarakat maupun

agama.

Penelitian dari Spiegel dkk (1989) terhadap sejumlah pasien kanker payudara

yang sud ah metastasis (sel-sel kanker sudah mengalami penyebaran)

menunjukkan bahwa kelompok wanita yang diberi dukungan sosial dapat

Page 23: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

bertahan hidup satu setengah tahun lebih lama daripada yang tidak

mendapatkan dukungan.

Dukungan sosial dapat dijelaskan sebagai:

.. .. perceived comfort, caring, esteem or help person receives from

other people or groups (Sarafino, 1990)

Manurut definisi di atas, dukungan sosial adalah persepsi individu akan

kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan oleh

orang lain atau kelompok lain. lnteraksi yang positif bagi pasien kanker

adalah adanya perhatian dan penerimaan. Dengan kedua hal ini pasien

dapat beradaptasi terhadap berbagai rasa ketidaknyamanan dan

ketidakmampuan yang dialaminya.

Dukungan yang paling penting datang dari keluarga, Dulcungan keluarga

adalah sikap tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang

sakit. Keluarga terdiri atas suami, isteri, anak dan untuk Indonesia dapat

meluas mencakup saudara dari kedua belah pihak (Rahcmati & Sukardi,

2002). Peran keluarga dalam hal ini adalah besar, namun tidak mudah.

10

Page 24: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

11

Friedman (1998), menyatakan bahwa keluarga berfungsi sebagai sistem

pendukung bagi anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang

yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan

jika diperlukan. Fungsi dukungan keluarga adalah; dukungan informasional,

dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukun9an emosional.

Dinyatakan dalam Sheridan & Radmacher (1992), mengurus penderita

kanker dapat dianggap sebagai tugas yang paling sulit, bahkan bagi orang

yang paling dekat dengan pasien sekalipun.

Kesulitan itu terletak pada cara memberikan respon yanfl tepat terhadap

penderita. Beberapa peneliti (dalam Manne & Zaurta, 1989) menyatakan

bahwa mungkin saja terjadi masalah dalam interaksi penderita dengan

keluarga, teman dan tenaga medis yang mengakibatkan penderita merasa

tidak rnendapatkan dukungan.

Dukungan sosial dibagi menjadi dua bagian, yaitu dukungan sosial yang

aktual atau nyata dan dukungan sosial yang dipersepsikan. Secara lebih

jelasnya, Cobb (dalam Veil, 1992) menjelaskan dukungan sosial yang

dipersepsikan adalah efek dari hubungan yang membentuk keyakinan

bahwa: (1) ia merupakan anggota suatu jaringan komunilcasi dan hubungan

yang saling menguntungkan, dimana ia dapat bergantuno kepada jaringan

tersebut; (2) ia dicintai dan diperhatikan; (3) ia dihargai dan dinilai tinggi oleh

Page 25: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

orang lain. Pada penderita kanker, jenis dukungan sosial tertentu menjadi

sangat berarti dalam mengatasi masalah penyakit, pengobatan, dan

kemungkinan menghadapi kematian.

12

Pengaruh dukungan sosial sebagai sumber interpersonal yang berfungsi

melindungi individu dari akibat negatif tingkat stres yan~1 tinggi, ternyata tidak

selamanya memberikan dampak positif pada orang yan~1 mendapatkannya

(Kulik & Mahler dalam Sheridan & Radmacher, 1992). Meskipun dukungan

sosial telah diberikan kepada individu, belum tentu diper.sepsikan individu

sebagai hal yang mendukung oleh penderita (Sarason, 1983; Taylor, 1999).

Hal ini berkaitan dengan efektifitas dukungan sosial, kamna konsep

dukungan sosial menunjukkan kualitas hubungan dan interaksi sosial yang

dirasakan secara subyektif oleh penderita (Ahmad Muhiclin, 2004).

Pada kasus penderita kanker payudara, faktor yang kemungkinan clapat

menghambat efektivitas dukungan sosial adalah adanya reaksi penolakan

(denial) pada penderita. Setelah seseorang mengetahui dirinya menderita

kanker, muncul gangguan emosional dan pengembangan sikap penolakan

sebagai upaya melawan tekanan psikologis akibat penyakitnya (Viney dalam

Ahmad Muhidin, 2004). Para penderita tidak ber.sedia meimberitahukan

keadaan dirinya pada orang lain (mages & Mendelsohn dalam Sarafino,

1994). Penderita akan berusaha menghindari dan melupakan hal-hal yang

Page 26: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

berhubungan dengan penyakitnya (Morris dalam Ahmad Muhidin, 2004),

termasuk menghindari kontak sosial dan keterlibatan orang-orang terdekat

(anggota keluarga dan teman).

Penderita merasa canggung dan kebingungan dengan kondisi yang

dihadapinya, terutama jika keadaan tubuhnya menjadi sE~makin buruk dan

memprihatinkan (Mages & mendelsohn dalam Sarafino, 1994), sehingga

keterlibatan orang lain akan dapat memperberat keadaannya.

13

Fenomena dukungan sosial pada penderita kanl<er payudara dalam rangka

mengurangi atau mengontrol stres (manajemen stres) yang mereka lakukan

menarik perhatian peneliti untuk mengetahui gambaran penerimaan

dukungan sosial yang dipersepsikan penderita kanker payudara yang mereka

terima dapat berperan dalam manajemen stres yang mereka lakukan.

Apalagi dengan kompleksnya masalah psikologis yang dialami penderita

kanker payudara terutama adanya reaksi penolakan penderita dengan

menghindari kontak sosial dan keterlibatan orang-orang lterdekat seperti

anggota keluarga dan teman. Hal inilah yang mendasari peneliti melakukan

penelitian untuk mengetahui gambaran penerimaan dukungan sosial yang

dipersepsikan oleh penderita dalam manajemen stres yang dilakukannya. Hal

ini menjadi sebuah fenomena yang sangat menarik untuk ditellti, karena

Page 27: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

14

jumlah angka kejadian kasus penderita kanker payudarn yang semakin tinggi

pada wanita yang masih produktif yang selama ini menjalani penyakitnya

dengan penuh kecemasan (Tjindarbumi, 2000). Akhirnya penulispun

memberi judul skripsi ini dengan "Peranan Dukungan Sosial Terhadap

Manajemen Stres Pada Wanita Penderita Kanker Payudara" (Studi

Kasws Pasien Rumah Sakit Polisi Pusat R. S. Sukanto Jakarta)

B. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam

penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Peristiwa-peristiwa apa saja yang menimbulkan stres pada penderita

kanker payudara?

b. Bagaimana penderita kanker payudara menilai peristiwa-peristiwa yang

dialaminya sebagai stressorbagi dirinya?

c. Jenis dukungan sosial apa yang diberikan oleh significant others terhadap

penderita kanker payudara dalam usaha untuk mengatasi atau

mengontrol stresnya?

d. Bagaimana penderita kanker payudara menilai dukungan sosial sebagai

sesuatu yang bermanfaat dalam mengatasi atau mengontrol stresnya?

Page 28: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

15

Agar penelitian ini tidak mengalami pelebaran dan tetap fokus pada masalah

yang diungkap, maka penelitian ini dibatasi dengan meneliti peranan

dukungan sosial terhadap manajemen stres pada wanita penderita kanker

payudara.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang berkaitan dengan judul penelitian

diberi batasan sebagai berikut:

a. Dukungan sosial yang dimaksud adalah dukungan sosial yang

dipersepsikan pasien berdasarkan interpretasinya terhadap perilaku­

perilaku orang lain (keluarga, teman, dokter atau lembaga-lembaga sosial

yang terkait).

b. Stres yang dimaksud adalah reaksi fisik dan mental dari tubuh terhadap

situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan,

membahayakan, dan merisaukan seseorang.

c. Manajemen stres yang dimaksud adalah respon-respon yang dikeluarkan

individu sebagai usaha untuk mengurangi stres atau mengonful, atau

menghambat konsekuensi negatif dari stres.

d. Kategori dari subyek penelitian adalah wanita penderita kanker payudara

yang berusia 30-50 tahun yang sudah menikah dan mempunyai anak, dan

penyakitnya berada dibawah stadium IV (sel-sel kanker belum mengalami

Page 29: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

penyebaran yang meluas, masih dalam tahapan yang memungkinkan

kesembuhan) pada saat didiagnosis.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan dalam masalah ini adalah "bagaimana peranan dukungan

sosial yang dipersepsikan oleh wanita penderita kanker payudara dalam

manajemen stres yang dilakukannya?"

D. Tujuan Penelitian

16

Secara umum penelitian ini ditunjukkan untuk mendapatkan gambaran

mengenai peran dukungan sosial yang dipersepsikan yang diterima penderita

kanker payudara dalam manajemen stres yang dilakukannya dalam

menghadapi permasalahan yang timbul akibat penyakit yang dideritanya

dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup penderita agar menjadi lebih baik.

Secara khusus penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran

manajemen stres yang dilakukan oleh penderita dalam menghadapi

permasalahannya yang timbul akibat penyakit yang dideritanya dan melihat

pula gambaran dukungan sosial yang dipersepsikan penderita kanker

payudara yang mereka terima.

Page 30: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

17

E. Manfaat Penelitian

Secara akademik, menambah ilmu pengetahuan dan penelitian ini berguna

untuk menambah wacana dan kajian tentang dukungan :sosial dan

manajemen stres pada wanita penderita kanker payudara. Selain itu hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ba.gi para pasien,

keluarga, tenaga medis maupun lembaga-lembaga terka.it yang selalu

berinteraksi dengan pasien, bahwa perilaku-perilaku yang muncul dalam

interaksi personal dapat berpengaruh terhadap kesehata:n pasien. Dengan

kemampuan membedakan antara perilaku yang berpengaruh positif dengan

yang negatif, maka keluarga dan tenaga medis dapat berinteraksi secara

optimal dengan penderita.

Secara praktis, penelitian ini memberikan informasi dan masukan kepada

seluruh pihak yang berkecimpung dalam menanggulangi penyakit kanker

pc.yudara dan wanita-wanita pengidap kanker payudara untuk mengurangi

atau mengontrol stresnya.

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab dan sub-sub

bab yang digambarkan sebagai berikut:

Bab I : Merupakan bab pendahuluan yang didalamnya terdiri dari : latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan

Page 31: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

A. Kanker Payudara

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Definisi kanker payuadara

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak

normal,cepat dan tidak terkendali. (http://www.mediasehat.com).

Kanker payudara (carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma

yang ganas yang berasal dari parenchyma.

Anatomi Payudara (www.pfizerpeduli.com)

Profil Payudara:

A. Duktus

B. Lobules

C. Bagian duktus yang dilatasi untuk menahan susu

D. Puting susu

19

E. Jaringan lemak (www.pfizerpeduli.com)

F. Otot Pektoralis mayor

G. Dinding dada,Tulang rusuk

Page 32: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

20

Pembesaran

A. Sel-sel duktus normal

B. Membran dasar

C. Lumen (Pusat duktus)

2. Faktor risiko terkena kanker payudara

Sampai saat ini para ahli masih belum tahu secara pasti penyebab dari

kanker payudara, sehingga sulit bagi kita untuk mencegah timbulnya penyakit

itu. Namun demikian, ada usaha-usaha untuk rnengidentifikasikan factor­

faktor yang dimiliki oleh kelompok wanita dengan risiko tinggi terkena kanker

payudara, yaitu (www.pfizerpeduli.com):

a. Merniliki anggota keluarga yang menderita kanker payudara (ibu, nenek,

saudara perempuan).

b. Menstruasi pertama pada usia muda, menopause yang terlarnbat.

c. Wanita yang tidak punya anak, atau melahirl<an anak pertama pada usia >

30 tahun.

d. Pernah terdapat tumor I kanker payudara sebelumnya.

e. Mendapatkan terapi pengganti hormon jangka panjang.

f. Faktor-faktor lain: obesitas I konsumsi tinggi lemak, konsumsi alkohol

berlebih, mutasi genetik.

Page 33: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Walaupun telah disebutkan kelompok wanita dengan risiko tinggi terhadap

kanker payudara, bukan berarti kelompok wanita yang tidak termasuk di

dalamnya terbebas dari penyakit kanker payudara. Seltzer (1987)

mengatakan bahwa kelompok wanita yang tidal< tergolong di alas tetap

memiliki risiko terserang penyakit ini, oleh karenanya penting bagi semua

wanita untuk melaksanakan pemeriksaan payudara sendiri secara teratur.

3. Terapi kanker payudara

21

Tujuan utama dari pengobatan kanker adalah untuk menyembuhkan

penyakit, untuk membebaskan pasien dari kanker selamanya. Hal ini dapat

terjadi apabila seluruh neoplasma berhasil ditemukan dan diangkat (Guyton;

Laszlo; dalam Sarafino, 1990). Jika hanya sebagian dari kanker terangkat,

gejala-gejala penyakit yang tampaknya telah hilang akan muncul lagi

kemudian. Kesulitan untuk menyatakan secara pasti penyebaran sel-sel

kanker menempatkan penderita dalam suasana ketidakpastian, ballkan

setelah pengangkatan tumor, apakah penderita sudah terbebas sepenuhnya

dari tumor atau belum terbebas.

Pengobatan terhadap kanker payudara dapat mengikuti cara-cara terapi

kanker pada umumnya. Dalam hal ini dikenal dengan terapi stadium dini dan

terapi stadium lanjut (www.mediasehat.com).

Page 34: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

22

a. Terapi stadium dini

Stadium dini berhubungan dengan ukuran tumor yang ditemukan. Apabila

ukuran tumor semakin kecil, semakin besar jaringan payudara yang dapat

diselamatkan. Saat ini teknik operasi telah memungkinkan hal tersebut,

yaitu yang disebut breast conserving treatment (BCT). Dengan sedikitnya

jaringan payudara yang diangkat, secara kosmetik payudara dapat

dipertahankan. Menilai adanya penjalaran kanker payudara pada kelenjar

getah bening ketiak juga merupakan bagian dari teknik operasi ini, yang

pemeriksaannya disebut prosedur sentinel. l<ekambuhan dengan metode

ini 5-10 persen dalam dua tahun pertama sehingga diperlukan control

teratur. Apabila terdapat kekambuhan, dilakukan pengangkatan payudara

seluruhnya dalam rangka penyelamatan (salvage). Ada kecenderungan

para pakar menggunakan kemoterapi pada pasien kanker payudara usia

muda mengingat sifat sel yang lebih agresif.

b. Terapi stauium lanjut

Jika tumor sudah berukuran diatas 5cm, pilihan operasi menjadi lebih

sempit, yaitu pengangkatan seluruh payudara dan ke!enjar getah bening

ketiak. Penyinaran atau radiasi menjadi pilihan apabila telah terdapat Iuka

yang tidak bisa kering. Pada stadium lanjut terdapat k.emungkinan sel

kanker telah menyebar ke organ lain. Kemungkinan ini sebenarnya dapat

diketahui dengan temuan yang disebut factor prognostic, seperti status

kelenjar getah bening regional.

Page 35: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

4. Reaksi-reaksi psikologis penderita kanker payuadara

Reaksi psikologis yang dialami pasien kanker pada tahap lanjut umumnya

sama, walaupun ada yang berkaitan khusus dengan lokasi tertentu tempat

tumor itu tumbuh (Lederberg, Holland dan Massie, 1989). Hampir semua

pasien kanker dihadapkan pada dampak terburuk dari penyakitnya ini.

Beberapa peneliti yang mengkhususkan pada penderita kanker payudara

menemui berbagai reaksi psikologis yang muncul dari pasien kanker

payudara, yaitu marah, depresi, takut, perasaan bersalah, penolakan, dan

kecemasan (Seltzer, 1987; Stoll, 1979).

23

Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut reaksi-reaksi psikologis tersebut, yaitu:

a. Penolakan (Denial)

pasien merasa tidak percaya dengan menolak kenyataan yang ada.

"Denial" sebagai suatu reaksi psikologis memiliki dua makna, yaitu positif

dan negatif. Bagi sebagian pasien kanker payudara, 'denial' dapat

membantu mereka untuk mempertahankan pandangan positif terhadap

situasi yang sedang dihadapi dan membantu mereka menikmati hidup

(Seltzer, 1987). Beberapa peneliti (dalam Stoll, 1979) mendukung

pendapat bahwa 'denial' terhadap suatu penyakit dapat berfungsi sebagai

pelindung. Sisi negatifnya adalah apabila reaksi ini muncul pada tahap

awal kanker, dimana pasien menyangkal menderita k;anker sehingga

Page 36: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

menunda atau menolak upaya pengobatan (Seltzer, 1987; Geer, dalam

Stoll, 1979).

b. Kecemasan (Anxiety)

24

Menurut Stoll (1979) kecemasan sebagai suatu reaksi terhadap penyakit

biasanya dihubungkan dengan kondisi awal dalam perkembangan suatu

penyakit, munculnya gejala-gejala yang tidak terduga dan dimulainya

suatu pengobatan. Hal ini tampak semakin jelas ketika muncul pemikiran­

pemikiran akan ketidakpastian dalam penyembuhan penyakit (Lederberg,

Holland & Massie, 1989; Stoll, 1979). McGuire (dalam Stoll, 1979) yang

meneliti sekelompok penderita kanker payudara menyatakan, bahwa

kecemasan muncul pada awal ditemukannya benjolan pada payudara

pasien, semakin meningkat setelah kunjungan ke do~;ter yang

menyarankan mereka untuk menjalani mastektomi.

c. Marah (Anger)

Reaksi umum pada penderita kanker payudara ketika menerima diagnosis

adalah perasaan marah. Pasien marah atas nasib yang mereka terima,

merasa tidak sepantasnya ia menerima hukuman begitu berat sedangkan

orang lain tidak mengalaminya (Seltzer, 1987). Kadang-kadang

kemarahan pasien menjadi tidak terkontrol dan dapat mengancam

keharmonisan hubungan antara pasien dengan keluarga atau orang lain

yang menjadi sasaran kemarahannya, seperti dokter atau perawat

(Seltzer, 1987; Stoll, 1979). Dalam proses pengembalian stabilitas emosi

Page 37: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

25

pasien, reaksi marah ini perlu untuk dikendalikan. Salah satu yang

dianjurkan adalah dengan mengekspresikan marah ini dan berusaha

untuk mengatasinya dengan dibantu oleh dokter atau psikolog (Senescu,

dalam Stoll, 1979).

d. Takut (Fear)

Perasaan takut yang dialami pasien kanker payudara berkaitan dengan

hal-hal nyata dan masalah-masalah yang harus diatasi. Perasaan takut

tersebut pada penderita kanker payudara antara lain menyangkut

penderitaan fisik, takut kehilangan payudara, takut kehilangan cinta dari

pasangan atau teman dekat, takut dalam menjalani hubungan sosial,

takut untuk bergantung pada orang lain, dan takut apabila suatu saat anak

perempuannya akan mengalami hal yang sama (Seltzer, 1987; Twycross

& Lack, 1990). Ada pasien yang mengatasi rasa takutnya dengan baik,

narnun ada pula yang rnenjadi sernakin tenggelarn deilarn perasaan itu.

Bayangan rnereka lebih buruk dari kenyataan yang mungkin dihadapi,

sehingga mereka sering sulit tidur dan diganggu oleh mimpi-mimpi buruk.

e. Depresi

Ketakutan, kecemasan dan kemarahan menunjang munculnya depresi.

Depresi ini berbeda dengan depresi kronis yang diternui pada pasien­

pasien psikiatri (Seltzer, 1987). Selain itu, hilangnya harga diri pada

pasien kanker juga dapat menjadi indikasi dari gejala depresi (senesce

dalam Stoll, 1979). Bagi pasien kanker, depresi berkaitan dengan rusak

Page 38: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

26

atau hilangnya organ tubuh tertentu yang terserang kanker. Organ tubuh

tersebut memiliki arti penting bagi pasien yang berpengaruh pada harga

dirinya. Semakin besar nilai kepentingan organ tersebut maka semakin

berpengaruh terhadap penurunan harga dirinya (Seniescu, dalam Stoll,

1979)

f. Perasaan bersalah (Guilt)

Reaksi ini sangat jarang terjadi pada penderita kanker payudara. Ada

beberapa orang yang berpikir bahwa sakit yang dideritanya ini akibat dari

pikiran atau perbuatannya yang buruk di masa lalu. Wanita yang

menderita kanker payudara ini juga dapat merasa bersalah, bahwa dirinya

sudah tidak sempurna lagi dimata suaminya (Seltzer, 1987).

B. Manajemen stres

Sebelum membahas tentang manajemen stres, maka akan dibahas terlebih

dahulu tentang stres.

1. Pengertian stres

Setiap individu mengalami berbagai peristiwa atau situasi dalam

kehidupannya. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat ditanggapi secara berbeda­

beda oleh individu tergantung pada makna peristiwa itu baginya atau

konsekuensi yang mungkin diterima individu dari adanya peristiwa itu. Suatu

peristiwa mungkin dapat berarti positif, tapi dapat juga berarti negatif bagi diri

Page 39: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

individu. Sesuatu yang bersifat negatif tentunya tidak diharapkan dan dapat

berdampak kurang menyenangkan bagi individu sehing~1a dapat

menimbulkan stres pada individu tersebut (Aristiati Adji, 1997).

27

Stres merupakan efek (hasil) dari proses stres yang terjadi, sedangkan yang

menyebabkan stres disebut stressor (Selye, dalam Sheridan & radmacher,

1992). Jadi stressoradalah segala sesuatu dalam lingkungan yang

memberikan tuntutan terhadap individu (Feldman, 1989; Sheridan &

Radmacher, 1992). Stressordapat bersifat fisik, psikososial atau yang

sifatnya umum seperti bencana alam, kebakaran atau pmang (Lazarus,

1976). Untuk dapat menjadi stressor, suatu peristiwa harus dipersepsi dan

dievaluasi melalui proses penilaian (Patterson & Neufeld, 1989).

Lebih lanjut stres dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep penilaian

terhadap peristiwa di lingkungan yang berpotensi menimbulkan stres karena

dapat mengancam atau membahayakan individu. Berikult ini definisi stres

yang menggambarkan hal di atas:

Stress is the process of appraising events as threatening, challenging or

harmful, and responding to such events on physiological emotional, cognitive,

or behavioral /eve/ (Feldman 1989)

Page 40: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Penilaian menjadi suatu yang penting dalam keseluruhan proses stres,

karena melalui proses persepsi dan evaluasi ini individu mampu berespon

secara emosi, serta menentukan bagaimana penyesuaian terhadap situasi.

Sedangkan stres menurut Lazarus dan Folkman adalah:

28

Psychological stress is: particular relationship between the person and the

environment that is appraised by the person as taxing or exceeding his or her

resources and endangering his or her well-being (Lazan1s dan Folkman,

1984).

Mc Nerney dan Greenberg (1984), menyebutkan stres s13bagai reaksi fisik,

mental dan kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan,

mengejutkan, membingungkan, membahayakan, dan meirisaukan seseorang.

Sedangkan Menurut Hardjana (1994) stres sebagai keaclaan atau kondisi

yang tercipta bila transaksi seseorang yang mengalami s;tres membuat orang

yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan atau kondisi

dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari definisi di atas adalah bahwa stres

merupakan suatu kondisi ketika individu mempersepsikairi adanya tuntutan

lingkungan yang tidak sesuai dengan sumber daya yang dimiliki dan proses

ketika individu berespon untuk menyesuaikan dengan tuntutan tersebut.

Page 41: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

29

2. Penilaian terhadap stres

Penilaian dalam proses stres dapat melalui dua tahapan yaitu penilaian

primer dan penilaian sekunder. Penilaian primer merupakan proses kognitif

dalam mengevaluasi stressordan bagaimana kondisi kesejahteraan individu

ketika menghadapi stressor tersebut. Penilaian sekunder merupakan proses

kognitif dalam mengevaluasi kemampuan individu dan bagaimana

menggunakan sumber daya yang ada untuk mengatasi atau mengontrol sires

(Lazarus; dalam Kutash dkk, 1981; dalam Sheridan & Radmacher, 1992).

a. Penilaian primer

Dalam penilaian primer, peristiwa dievaluasi sebagai sesuatu yang tidak

relevan, lemah-positif atau menekan (Lazarus & Folkman, dalam Sheridan

& Radmacher, 1992). Suatu peristiwa dinilai tidak releivan dalam

menimbulkan stres individu bila peristiwa itu tidak berdampak terhadap

kesejahteraan individu. Peristiwa yang lemah-positif, dapat digolongkan

sebagai peristiwa yang memiliki nilai menantang bagi individu karena

pada peristiwa itu ada kesempatan untuk mempertahankan kesejahteraan

atau meningkatkan kemammpuan individu (Lazarus 8, Folkman, dalam

Patterson & Neufeld, 1989; dalam Sheridan & Radmacher, 1992).

Contohnya, seseorang yang akan menjalani operasi menilai situasi itu

mengancam dan dapat membahayakan jiwanya bila operasi tidak

berhasil namun jika operasi itu berhasil berarti ia dapat menunjukkan

Page 42: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

mengahadapi masalah penampilan, ia mencoba untuk mencari

pemecahannya dengan berusaha sendiri atau minta nasihat dari orang

lain bagaimana mengatasi masalahnya itu.

3. Sumber stres

31

Ada banyak hal yang menimbulkan stres, baik itu berupa tuntutan lingkungan

fisik ataupun sosial yang dapat menimbulkan stres. Atwater (1998),

menjelaskan yang termasuk sumber stres psikologis ada1lah frustasi, konflik,

anxietas, dan tuntutan. Hanya saja Atwater tidak membedakan antara frustasi

dan ancaman. Berikut ini akan dijelaskan berbagai sumber stres menurut

Atwater (1998):

a. Konflik

Stres dapat muncul akibat individu berada dibawah tekanan, dan harus

berespon secara simultan terhadap dua atau lebih incompatible force, seperti

konflik untuk mengekspresikan atau menekan dorongan seksual atau

dorongan agresi. Kurt Lewin (1935) (dalam Atwater, 1988; dan dalam

Lazarus, 1969) membagi tipe-tipe konflik ini menjadi:

1) Approach-approach conflict

Konflik ini melibatkan dua altematif yang sama-sama menyenangkan

atau positif.

Page 43: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Contohnya adalah penderita kanker payudara harus memilih apakah

akan menjalani operasi pembedahan atau tidak. Konflik ini biasanya

mudah dan cepat diselesaikan.

2) Avoidance- approach conflict

32

Konflik ini melibatkan dua altrernatif yang sama-sama tidak

menyenangkan. Konflik ini lebih sulit dari approach-approach conflict

dan biasanya memakan waktu lama dan membutuhkan banyak energi

untuk menyelesaikannya.

Contohnya adalah seorang wanita yang masih produktif menderita

kanker payudara harus memutuskan apakah akan melakukan

pengangkatan organ tubuh yang menjadi identitasnya (payudara) atau

mempertahankan organ tubuhnya itu dengan risiko penyakit kanker

tersebut menyebar pada bagian tubuh yang lain.

3) Approach- avoidance conflict

Konflik yang mempunyai tujuan menyenangkan dan tidak

menyenangkan.

Contohnya adalah ingin menyembuhkan penyakit kanker dengan

kemoterapi tetapi pengobatan itu dapat menyebabkan rambut rontok

serta rasa tidak nyaman pada tubuh karena mual atau ingin muntah.

Page 44: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

4) Double approach-avoidance conflict

lndividu dihadapkan pada dua alternatif yang salath satunya harus

dipilih, masing-masing alternatif memiliki konsekuensi positif dan

negatif.

33

Contohnya adalah pasangan yang baru menikah harus memutuskan

akan mempunyai anak atau tidak. Mempunyai anak, konsekuensi

positifnya adalah tidak kesepian. Sedangkan kom1ekuensi negatifnya

adalah anak dapat mengurangi keintiman suami-isteri, waktu luang

berkurang. Tidak memiliki anak juga memiliki kom;ekuensi, yaitu

positif, karir tidak terganggu, waktu untuk bersama pasangan lebih

banyak, sedangkan konsekuensi negatifnya adalah dianggap tidak

sempurna.

b. Frustrasi

Atwater (1988) mengemukakan bahwa frustrasi merupakan salah satu

sumber stres psikologis. Frustrasi terjadi karena terhalangnya motif atau

tujuan, atau terhalangnya usaha yang sedang dilakuk;an.

c. Anc:aman

Lazarus (1969) membedakan istilah frustasi dengan ancaman. Ancaman

hampir sama dengan frustrasi, namun ancaman belum terjadi. Ancaman

adalah antisipasi terhadap sesuatu yang membahayakan, yang akan

terjadi pada masa yang akan datang. Contohnya adalah ketakutan

menderita kanker, karena sejarah keluarga ada yang rnenderita kanker.

Page 45: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Ancaman menyebabkan stres karena individu membayangkan akan

mengalami frustrasi pada masa yang akan datang, atau akan adanya

suatu ancaman atau tuntutan yang tidak dapat ia atasi pada masa yang

akan datang.

d. Anxietas (anxiety)

Lazarus (1969) menbedakan axiety sebagai reaksi terhadap stres, dan

axiety sebagai intervening variable yaitu suatu keadaan hipotesis yang

mengarahkan pada suatu kondisi. Anxiety sebagai intervening variable,

berperan penting karena merupakan signal, yang memperingatkan

individu akan adanya bahaya.

34

Contoh, individu mungkin membaca, bahwa banyak makanan yang

diproses dengan menggunakan zat kimia tertentu, hal ini akan membuat

individu lebih berhati-hati dalam memilih makanan karena zat tersebut

dapat mempengaruhi kesehatannya dimasa datang. Sebenarnya tidak

ada bahaya langsung yang akan mengancam kesehatan fisik, tapi

cenderung membuat individu menjadi anxious, dan self protective.

Anxiety pada tahap ringan hingga sedang, dapat membuat indivu menjadi

lebih dewasa dan responsive terhadap situasi yang dapat

membahayakannya, tapi anxiety yang berlebihan dapat merusak

performance individu (Atwater, 1988).

Page 46: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

e. Tuntutan

Tuntutan dapat berasal dari dalam diri atau dari luar diri atau kombinasi

keduanya. Tuntutan dari dalam dapat berupa ambisi pribadi, sebagai

contoh seorang penderita kanker payudara berambisi ia ingin sembuh

dari penyakitnya agar dapat kembali hidup normal. Sedangakn tuntutan

dari luar, adalah bahwa individu harus mengikuti aturan terapi secara

benar dan teratur.

4. Dimensi stres

35

Pandangan orang terhadap stres berbeda-beda, tergantung pada persepsi

dan pengalaman mereka terhadap stres yang dihadapi. Ada yang melihatnya

sebagai tantangan (positif) sehingga rnembuat individu rnelakukan suatu

usaha, dan adapula yang melihatnya sebagai hal yang negatif yang dapat

mengancam dan menghambat tindakan individu tersebuft (Selye, dalam

Sheridan & Radmac11er, 1992). Oleh karena itu, stres me1miliki dimensi positif

dan negatif. Benhard (dalam Atwater, 1983), Sheridan & Radmacher (1992),

dan Turner & Helms (dalam Anindyajati, 2001), mengemukakan dimensi

positif dan negatif dari stres, yaitu eustress dan distress.

Page 47: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

36

a. Eustress

Merupakan stres yang positif. Eustress ini muncul pada saat ada

perubahan reaksi tubuh untuk menghasilkan sesuatu yang berguna.

Menurut Selye (dalam Sheridan & Radmacher, 1992) stres seperti ini

dapat mendorong fungsi seseorang dalam area-area tertentu. Pada

kondisi eustress, suatu situasi yang potensial menimbulkan stres (stress

opportunity) menimbulkan respons pada diri individu untuk menghindari

stres dengan cara membangun pertahanan diri individu, sehingga ia

mampu bertahan terhadap sumber stres, dan tidak menjadi tertekan,

bahkan siap menghadapi kemungkinan sumber stres yang lain.

Sebagai contoh, seorang pasien didiagnosis menderita kanker payudara

dan ia menuntut dirinya harus sembuh dari penyakitnya. Tuntutan

tersebut mendorongnya untuk menjalani berbagai macam pengobatan,

memperhatikan kondisi tubuhnya agar tidak kelelahan sehingga dapat

menjalani pengobatan. Usahanya tersebut menambah kepercayaan

dirinya untuk sembuh dari penyakitnya, sehingga kehidupan yang

dijalaninya tidak membuatnya tertekan atau cemas bElrlebihan.

Page 48: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

kanker, dan kondisinya sangat tertekan. Kondisi yan!~ demikian menjadi

rentan terhadap sumber stres lainnya dan mudah mengalami stres.

38

Selain dua dimensi stres di atas, Dohrenwend (dalam Sheridan &

Radmacher, 1992) menyatakan bahwa banyak peristiwa yang penuh dengan

stres (stressful event) yang dapat diatasi tanpa banyak menimbulkan

pengaruh yang disebut sebagai efek netral (neutral effect).

5. Pengertian manajemen stres

Telah dibahas sebelumnya stres memiliki tidak hanya dimensi negatif tetapi

juga dimensi positif, maka yang harus dilakukan bukanlah menghilangkan

seluruh stres tetapi membatasi dampak negatif dari stres. Upaya untuk

membatasi dampak negatif dari stres adalah melalui manajemen stres

(Greenberg, 2002)

Hal di atas sejalan dengan pengertian manajemen stres menurut

Davidson & Neale (1997) mendefinisikan stres sebagai "A rang of

psychological procedures that help people control and reduce theirs stress or

anxiety".

Page 49: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

39

Dari pengertian di atas, manajemen stres diartikan seba9ai serangkaian

prosedur psikologis untuk mengontrol dan mengurangi stres. Kemampuan

seseorang untuk melakukan manajemen stres sangat dibutuhkan sehingga

dapat mengubah stres yang berdampak negatif menjadi stres yang

berdampak positif bagi dirinya sendiri dan pada akhirnya akan menimbulkan

kualitas hidup yang lebih baik.

Selanjutnya menurut Greenberg (2002), manajemen stres merupakan suatu

intervensi yang dilakukan individu untuk mengontrol sumber stres agar tidak

menimbulkan konsekuensi-konsekuensi negatif. Disamping individu dapat

melakukan intervensi dalam setiap fase dalam model stn'ls. lntervensi yang

diberikan pada salah satu fase akan memperkecil dampaik negatif dari stres.

6. Telmik manajemen stres

Dari berbagai teknik manajemen stres, penelitian ini akan menggunakan

teknik manajemen stres yang diajukan oleh Greenberg (1;999) dengan

pertimbangan lebih terperinci dalam mengkategorikan manajemen stres.

Menurut Greenberg (2002), teknik manajemen stres merupakan intervensi

yang dilakukan pada model stres. Greenberg (2002) menjelaskan mengenai

model stres untuk mempermudah pemahaman mengenai terjadinya stres,

Page 50: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

yang terdiri dari beberapa fase, yaitu situasi, persepsi, gugahan emosi,

gugahan fisiologis, dan konsekuensi.

40

Fase-fase ini terjadi secara berurutan, yang dimulai den!Jan suatu situasi

yang mengganggu keseimbangan kehidupan individu. Setiap individu belum

tentu memberikan respon yang sama terhadap situasi yang sama. Hal ini

terjadi karena setiap orang mempersepsikan situasi yan1i sama secara

berbeda-beda. Perbedaan individu dalam berespon terhadap stres

tergantung pada banyak hal seperti keadaan emosi pada saat individu

menerima stressor.

Jika individu mempersepsikan semua situasi sebagai keadaan yang dapat

menimbulkan stres, maka yang terjadi kemudian adalah munculnya respon

dalam bentuk gugahan (arousal). Gugahan ini pertama-t3ma muncul dalam

bentuk gugahan emosional seperti takut, marah, perasaan tidak aman,

frustrasi, dan mudah tersinggung. Gugahan emosi ini akan diikuti dengan

timbulnya gugahan fisiologis pada individu, seperti otot menjadi tegang, sakit

kepala, peningkatan tekanan darah dan gula darah, detak jantung menjadi

lebih cepat dan gangguan pencernaan. Apabila gugahan fisiologis ini terjadi

berkepanjangan, akan menjadi krosnis dan pada akhirnya akan

menyebabkan penyakit yang diderita menjadi lebih parah. Gugahan-gugahan

tersebut akan membawa berbagai konsekuensi dalam kehidupan individu.

Page 51: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Memburuknya hubungan interpersonal adalah konsekuensi negatif stres,

selain bertambah parahnya penyakit yang dideritanya.

41

lntervensi menurut Greenberg (2002) adalah upaya yan11 dilakukan untuk

menghambat konsekuensi negatif dari stres. lntervensi dapat dibagi menjadi

intervensi situasi, intervensi persepsi, ralaksasi dan olahraga rekreasi

(Greenberg,2002).

a. lntervensi terhadap situasi (life-situasion intervention)

Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh individu adalah melalui

intervensi terhadap situasi yang merupakan sumber s;tres. Manajemen

stres yang baik dimulai dengan mengontrol sumber stres seminim

mungkin. Jika sumber stress dapat dikontrol, individu tidak

mempersepsikan situasi tersebut sebagai sesuatu yang mengancamnya,

sehingga individu dapat terhindar dari efek negatif stres. lntervensi

terhadap situasi merupakan sumber stres dengan me,lakukan berbagai

kegiatan.

b. lntervensi terhadap persepsi (perception intervention)

Ketika individu tidak mampu mengontrol sumber stres dan mempunyai

persepsi bahwa situasi tersebut mengancam dirinya, maka yang harus

dilakukannya adalah intervensi terhadap persepsinya, agar tidak muncul

gugahan emosional yang negatif yang ada pada dirinya. Upaya ini

Page 52: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

42

dinamakan intervensi terhadap persepsi (perception intervension). Melalui

intervensi terhadap persepsi ini, individu diharapkan dapat mengubah

persepsi buruknya terhadap suatu situasi yang merupakan sumber stres,

sehingga dampak negatif stres dapat dikurangi.

lntervensi ini terdiri dari berbagai teknik, antara lain memilih perhatian,

menggunakan humor, meningkatkan keyakinan diri, rnengurangi

kecemasan, dan menikmati hidup (Greenberg, 2002) ..

1) Memilih perhatian

Teknik ini dimulai dengan menyadari bahwa tiap situasi mempunyai

dua sisi, yaitu sisi negatif dan positif. Perhatian kemudian lebih

difokuskan hanya pada sisi positif dari situasi ters1ebut, tanpa berusaha

menyangkal adanya sisi negatif.

2) Menggunakan humor

Humor dapat dianggap rnembawa perubahan psikologis dan fisiologis.

Melalui tertawa terjadi peningkatan aktifitas otot, sistem pernafasan,

detak jantung, dan sirkulasi udara. Perubahan ini akan diikuti oleh

keadaan relaks yang menyebabkan sistem pemafasan, detak jantung,

dan otot kembali normal. Sementara secara psikoiogis, humor akan

mengurangi ketegangan, stres dan kemarahan yang dialami oleh

individu. Melalui humor, situasi yang merupakan sumber stres tidak

dipersepsikan sebagai situasi yang mengancam dan membahayakan

tetapi merupakan suatu hal yang lucu dan menggeilikan.

Page 53: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

43

3) Meningkatkan keyakinan diri

Jika seseorang tidak yakin kepada dirinya, maka ia akan lebih mudah

dipengaruhi oleh orang lain atau pemikiran negatif dari dalam dirinya.

Karena itu keyakinan seseorang bahwa ia mampu mengontrol sumber

stres akan membantunya mengurangi dampak negatif stres.

Keyakinan pada dirinya erat kaitannya dengan harga diri (self-esteem).

Harga diri merupakan hal yang esensial dalam manajemen stres.

Harga diri mengacu pada seberapa besar seseorang menghargai

dirinya sendiri. lndividu yang memiliki harga diri yang rendah mudah

mengalami stres karena ia tidak memiliki pemikiran yang positif

terhadap dirinya sendiri, dan tidak bertindak tegas. Harga diri dapat

dipelajari dan diubah. Dalam intervensi ini, individu pertama-tama

harus menyadari kekurangan atau kelemahan yang ada pada dirinya

telah dapat diatasi, maka akan lebih mampu men~1atasi masalah yang

ada.

4) Mengurangi kecemasan

Kecemasan (anxiety) merupakan ketakutan yang tidak realistis yang

dapat mengakibatkan gugahan fisiologis dan diikuti gejala-gejala

perilaku menghindar. Untuk mengatasi kecemasan dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Cara yang paling sederhana untuk mengatasi

kecemasan, antara lain:

Page 54: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

a) Reliabeling, yaitu memberikan lebel baru yang lebih positif

terhadap stimulus yang dianggap sumber stre1:;.

b) Self-talk, yaitu upaya meyakinkan diri sendiri bahwa konsekuensi

dari situasi tersebut tidak seburuk yang diduga.

44

c) Thought stopping, yaitu menghentikan pemikiran negatifterhadap

suatu stimulus dilingkungan yang dianggap sumber stres secara

tiba-tiba.

d) Rational thinking, yaitu berusaha berpikir secara rasional tentang

sumber stres dan segala konsekuensinya.

e) Systematic desensitization, yaitu berusaha berpikir secara rasional

tentang sumber stres dan segala konsekuensinya.

5) Menikmati hidup

Hidup akan terasa lebih indah jika dinikmati. Untul< dapat menikmati

hidup yang harus dilakukan adalah menghayati setiap kegiatan yang

dilakukan dengan keyakinan bahwa suatu kegiatan atau peristiwa

tidak akan terulang lagi dimasa yang akan datang .. Dengan demikian,

akan timbul pula kesadaran bahwa setiap kegiatan yang berharga

akan melakukan kegiatan tersebut sebaik mungkin. Pada akhirnya,

suatu kegiatan atau peristiwa yang merupakan surnber stres tidak

akan membawa konsekuensi negatif.

Page 55: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

46

segala sesuatu yang terjadi ditempat tersebut melalui perumpamaan,

maka ia akan semakin relaks.

2) Meditasi, bertujuan untuk mengontrol perhatian sehingga individu

dapat memfokuskan perhatiannya. Meditasi pada dasarnya adalah

pemusatan perhatian, perasaan, dan kemampuan disertai pernafasan

yang diatur dan sistematis.

3) Relaksasi progresif (progressif relaxation). Merupakan teknik yang

menggunakan perenggangan otot-otot untuk mencapai keadaan

santai. Dalam teknik ini oto-otot dikontraksi, kemudian membuatnya

menjadi relaks. Kemudian bergerak secara progre:ssif dari satu

kelompok otot kekelompok lain. Tujuan dari latiha1n kontraksi otot-otot

adalah untuk mengenai bagaimana rasanya jika otot mengalami

ketegangan. Sementara latihan relaksasi bertujuan untuk dapat

menggunakannya dengan tepat ketika dirasakan munculnya

ketegangan pada otot tertentu. lntinya adalah individu menjadi peka

terhadap otot yang tegang dan dapat melakukan relaksasi terhadap

otot yang tegang tersebut.

4) Biofeedback, merupakan teknik yang dapat memberikan informasi

secara langsung tentang apa yang terjadi pada tubuh. Teknik ini

dilakukan jika individu kurang memiliki kepekaaan terhadap perubahan

fisiologis yang terjadi pada tubuhnya, sehingga dibutuhkan alat bantu

untuk meningkatkan kepekaannya. Dalam teknik ini diukur respon

Page 56: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

fisiologis tubuh terhadap stres dan memungkinkan individu untuk

melakukan relaksasi yang tepat untuk membantu tubuh kembali ke

kondisi normal. Akan tetapi teknik ini masih sangat jarang digunakan

karena membutuhkan tenaga ahli dan peralatan yang tidak murah,

sehingga melakukan teknik ini dibutuhkan biaya yang cukup mahal.

5) Teknik relaksasi lainnya, terdapat pula jenis relaksasi selain yang

disebutkan diatas, seperti yoga dan latihan pernafasan.

d. Olahraga rekreasi

47

Gugahan fisiologis yang terjadi terus menerus akan menimbulkan dampak

negatif bagi individu. Untuk dapat menghindari dampak negatif dari stres,

sangat perlu suatu upaya mempertahankan kebugara1n tubuh, antara lain

melalui olahraga rekreasi atau olahraga yang dilakukan sekedar untuk

menjaga kebugaran tubuh, bukan olahraga untuk mencapai suatu

prestasi. Berbagai jenis olahraga rekreasi yang dapat dilakukan, seperti

jogging dan jalan pagi.

Olahraga dapat meningkatkan kesehatan fisil< dan ps!kologis. Untuk

kesehatan fisik, olahraga dapat meningkatkan paru-paru dan jantung,

menjaga tekanan darah dan meningkatkan ketahanan tubuh. Sedangakan

untuk psikologis, olahraga dapat membuat pil<iran menjadi fres sehingga

dapat berpikir positif.

Page 57: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

48

C. Dukungan Sosial

1. Pengertian dukungan sosial

Banyak ahli yang mendefinisikan dukungan sosial, diantaranya adalah

Sarafino (1990) yang menyatakan bahwa adanya dukun9an sosial berarti

adanya penerimaan dari orang atau sekelompok orang terhadap individu

yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan,

dihargai dan ditolong (dalam Smet, 1994) . Definisi serupa juga diutarakan

oleh Sarason (1983), ia menekankan adanya orang lain yang dapat

diandalkan kemampuan dan kehadirannya jika individu dalam keadaan yang

memerlukan bantuan dan orang tersebut menunjukkan bahwa ia peduli,

menyayangi dan menghargai individu. Gottlieb (dalam Smet, 1994)

mendefinisikan dukungan sosial secara operasional yaitu bahwa dukungan

sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal yang diberikan

oleh suatu jaringan sosial tersebut dan mernpunyai manfaat perilaku bagi

pihak penerirna.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan dukungan sosial adalah pernberian bantuan dalam berbagai bentuk

seperti perhatian, kasih sayang, penilaian, dan nasehat yang berdampak

positif bagi individu. Dukungan sosial didapatkan individu dari hubungannya

dengan orang lain dalam suatu jaringan sosial yang dapat diandalkannya.

Page 58: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

49

Dukungan terbagi menjadi dua bagian, yaitu dukungan sosial yang aktual

atau nyata dan dukungan sosial yang dipersepsikan. Secara lebih jelasnya,

Cobb (dalam Veiel, 1992) menjelaskan dukungan sosial yang dipersepsikan

adalah efek dari hubungan yang membentuk keyakinan bahwa: (1) ia

merupakan anggota suatu jaringan komunikasi dan hubungan yang sating

menguntungkan, dimana ia dapat bergantung kepada jaringan tersebut; (2) ia

dicintai dan diperhatikan; (3) ia dihargai dan dinilai tinggi oleh orang lain

2. Bentuk-bentuk dukungan sosial

Selain memberikan definisi, para ahli juga menguraikan bentuk-bentuk dari

dukungan sosial diantaranya adalah House (dalam Smet, 1994) dan Cobb

(dalam Veiel, 1992).

Pembagian bentuk dukungan sosial dari para ahli ini mirip satu sama lain dan

sating melengkapi. Berdasarkan pembagian bentuk-bentuk dukungan sosial

yang telah mereka uraikan, ada lima bentuk umum, yaitu (Cobb, dalam Veil,

1992):

a. Dul<Ungan emosi (emotional support)

Dul<ungan emosi mengacu pada bantuan yang berbentuk dorongan yang

membesarkan hati, kehangatan dan kasih sayang. Dukungan ini

dikatakan melibatkan perhatian, rasa percaya dan empati. Beberapa ahli

Page 59: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

rnelihatnya sebagai suatu bentuk tingkah laku yang rnenurnbuhkan

perasaan nyarnan dan rnernbuat individu percaya bahwa ia dihorrnati,

dihargai, dicintai dan rnerasa arnan. House (dalarn smet, 1994)

rnenyatakan bahwa dukungan ernosi rnencakup ungkapan ernpati,

kepedulian dan perhatian terhadap individu. Oapat disirnpulkan bahwa

dukungan ernosi lebih rnenitikberatkan pada dukunga1n yang berupa

ungkapan perasaan seorang individu terhadap orang lain.

b. Dukungan penghargaan (esteem support)

House rnenyatakan bahwa dukungan penghargaan terjadi lewat

ungkapan penghargaan atau penilaian positif untuk individu, dorongan

maju dan semangat, atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan

individu, dan perbandingan positif individu dengan orang lain (dalam

Smet, 1994). Pada dukungan penghargaan dititikberatkan pada adanya

ungkapan penilaian yang positif atas individu dan penerimaan individu

apa adanya. Bentuk dukungan ini membentuk perasaan dalam diri

individu bahwa ia berharga, mampu dan berarti.

50

c. Dukungan instrumental/material (instrumentaVmaterial support)

Dul<Ungan material ini mengacu pada penyediaan barang dan jasa yang

dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang secara

praktis. Tennasuk bennacam-macam aktifitas seperti menyediakan

bantuan, meminjamkan atau memberikan uang. Wills (dalam Orford,

Page 60: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

1992) menyimpulkan bahwa dukungan ini sangat releivan untuk orang

dengan pendapatan rendah.

d. Dukungan informasi (informational support)

51

Menurut House (dalam Smet 1994) dukungan informasi memilki dua

bentuk, yaitu dukungan informasi atau mengajarkan suatu keterampilan

yang dapat memberikan solusi atas suatu masalah, misalnya berupa

petunjuk, nasehat atau penghargaan. Bentuk lainnya yaitu dukungan

informasi yang berupa dukungan penilaian (appraisal support) yang

melibatkan informasi sehingga dapat membantu seseiorang dalam menilai

kemampuan dirinya seperti dengan memberikan umpan balik atas

keterampilan yang dimiliki individu. Jadi dukungan informasi adalah

dukungan yang diberikan dengan cara memberikan informasi baik berupa

nasehat, saran, umpan balik atau cara-cara yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah.

e. Dukungan persahabatan (companionship support)

Dukungan persahabatan merupakan suatu interaksi sosial yang positif

dengan orang lain dimana individu dapat menghabiskan waktu dengan

individu lain dalam suatu akitivitas sosial dan hiburan. Menurut Orford

( 1992) hal ini dapat menurunkan stres karena dapat memenuhi kebutuhan

individu akan afiliasi dan kontak dengan orang lain sehingga tidak

membuatnya terlarut dalam kekhawatiran atas masalah yang dihadapi

serta dapat membantu menciptakan suasana hati yang positif.

Page 61: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

52

Bentuk dukungan yang diperlukan dan diterima individu tergantung pada

keadaan dan situasi stres yang dihadapinya. Misalnya, dukungan

instrumental akan lebih efektif untuk masalah yang membutuhkan bantuan

nyata seperti kemiskinan. Sedangkan dukungan informatif akan lebih

bermanfaat jika individu memiliki kekurangan pengetahuan atau keterampilan

dan dalam keadaan yang sangat tidak pasti tentang persoalan yang dihadapi

individu seperti prognosis penyakit yang be rat ( dalam Smet, 1994)

3. Sumber dukungan sosial

Sumber-sumber dukungan sosial dikelompokkan oleh Gottlieb (1993)

berdasarkan penelitian para ahli mengenai dukungan sosial, yaitu dukungan

sosial dapat berasal dari:

a. Orang-orang sekitar individu yang termasuk kalangan non-profesional

(significant others), seperti: keluarga, teman dekat atau rekan kerja.

b. Professional, seperti psikolog atau dokter.

c. Kelompok-kelompok dukungan sosial (social support group).

Hubungan dengan kalangan non-profesional merupakan hubungan yang

menempati bagian terbesar dari kehidupan seorang individu dan menjadi

sumber dukungan sosial yang sangat potensial. Menurut Gottlieb (1983)

konstribusi yang mereka berikan terhadap kesejahteraan individu berbeda

dengan konstribusi dari kalangan professional. Hal ini dikarenakan antara

Page 62: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

53

individu dengan kalangan non-profesional lebih mudah diperoleh, bebas dari

biaya finansial dan berakar pada keakraban yang cukup lama. Selain itu

dukungan ini dapat terjadi melalui cara pemberian yang bervariasi, mulai dari

pemberian berupa material sampai hanya sekedar menjadi pendengar yang

baik.

Kalangan professional juga dapat menjadi dukungan sosial bagi individu.

Suatu penelitian yang dilakukan Carey (dalam Taylor, 1986) terungkap

bahwa dokter dan perawat dapat menjadi sumber dukungan sosial bagi

pasien kanker menghadapi ambiguitas dan ketakutan yang dirasakannya.

Sumber dukungan sosial lain yang juga bermanfaat bagi individu adalah

kelompok-kelompok dukungan sosial (Taylor dkk, 1996). Kelompok

pendukung (support group) merupakan suatu kelompok kecil yang

melibatkan interaksi langsung dari para anggotanya, menekankan pada

partisipasi individual yang hadir secara sukarela yang bertujuan untuk secara

bersama-sama mendapatkan pemecahan masalah dalarn menolong

anggota-anggota kelompok menghadapi masalahnya se11a menyediakan

dukungan emosi kepada para anggotanya.

Pada umumnya para anggota dari sebuah kelompok pendukung memiliki

masalah yang serupa, misalnya sama-sama menderita kanker payudara. Hal

ini menjadi alasan tersendiri bagi individu yang memiliki rnasalah serupa

Page 63: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

54

untuk bergabung dalam kelompok tersebut. lndividu-individu yang berada

dalam keadaan yang sama atau pernah mengalami keadaan yang serupa

dengan yang dialami oleh target penerima dukungan sosial, dipersepsikan

lebih mampu untuk rnemberikan dukungan sosial yang dibutuhkan. Keadaan

ini terjadi karena mereka lebih dapat menunjukkan sikap empati kepada

target penerima dukungan sosial.

Hal di atas diperkuat oleh hasil penelitian Dakof dan Taylor (dalam Cohen,

1992) menunjukkan bahwa pada kelompok individu yangi mengalami trauma

atau penderitaan seperti pasien kanker, dukungan emos~ dan harga diri

sangatlah dipertukan dalam mengurangi atau mengontrol sires sedangkan

dukungan informasi dan materi dianggap kurang mampu. Walaupun

dernikian, Cohen juga rnenyatakan bahwa penelitian lain ditemukan bahwa

pada sebagian pasien kanker dukungan informasi dari pihak medis (dokter)

sangatlah dihargai.

Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa adanya dukungan sosial

terutama dukungan emosional yang diterima pada saat penderita menjalani

diagnosis dan pengobatan dapat mernbantu penyesuaian diri penderita

terhadap penyakit kanker payudara (Meyerowitz's dalam Gottlieb, 1983).

Meyerowitz's dalam buku yang sama mengemukakan balhwa sumber-sumber

dukungan pada penderita kanker payudara diperoleh dani dokter dan profesi

Page 64: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

kesehatan lainnya, dari suami dan keluarga, serta dari p1~nderita lain yang

mempunyai permasalahan yang sama dengan penderita.

55

Pada penderita kanker, jenis dukungan berarti yang paling banyak

dikemukakan adalah dukungan emosional yang mencakup pernyataan cinta

kasih sayang, keprihatinan, membesarkan hati, dan pennertian (Dunkel &

Schetter dalam Ahmad Muhidin, 2004). Sedangkan bantuan informasi

tentang penyakitnya membantu bila yang memberikannya adalah profesi ahli

di bidangnya. Dukungan lain berupa dukungan materil dan harga diri dari

anggota keluarga, terutama yang berhubungan dekat se1::ara emosional

seperti suami, anak, ibu, dan bapak akan sangat dibutuhkannya.

4. Peran dukungan sosial terhadap manajemen stres

Kebanyakan ahli psikologi akan setuju bahwa dukungan sosial merupakan

faktor penting dalam manajemen sires. Dukungan sosial dianggap peran

positif dalam usaha mengurangi atau mengontrol sires. Beberapa peneliti

mengemukakan pandangan bahwa dukungan sosial dapat meringankan

dampak negatif stres pada individu. Pandangan ini dikenal dengan istilah the

stress-bufffering model (Cohen & Wills, dalam Sheridan<!. Radmacher, 1992).

Dalam pendangan ini dinyatakan bahwa stres dapat mengakibatkan

kesehatan individu memburuk, namun dengan adanya hubungan sosial yang

Page 65: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

dijalin individu dengan orang disekitarnya, maka dampak stres itu dapat

dikurangi (Kaplan, Sallis Jr. & Patterson, 1993).

56

Hal di atas dijelaskan oleh Thoits {dalam Cutrona & Russel, 1990) yang

menyatakan bahwa ada interaksi-interaksi interpersonal tertentu yang dapat

memaksimalkan usaha individu dalam mengurangi atau mengontrol stres.

lnteraksi interpersonal yang dipersepsikan individu dapait meringankan atau

membantu mengatasi masalah, akan sangat berarti bagi individu tersebut.

Wethington & Kessler (dalam Kessler, 1992) menyatakan bahwa apabila

individu merasa bahwa ia mendapat dukungan sosial, maka ia akan

menganggap bahwa situasi yang menekan sesuatu tidak mengancam atau

menekan dirinya. Jadi persepsi akan tersedianya dukungan sosial berperan

penting dalam manajemen stres individu (Cohen, 1992).

Model dukungan sebagai stress-buffer dapat dijelaskan rnelalui konsep

kesesuaian antara kebutuhan dan dukungan sosial. PenE~litian terdahulu dari

Cohen & McKay dan Cohen & Willis (dalam Cohen, 1992) mengungkapkan

bahwa stress-buffering hanya akan terjadi apabila terdapat kesesuaian

antara kebutuhan, yang dibutuhkan individu dalam situasi stres, dengan

tersedianya dukungan sosial tertentu (dalam fungsi/ bentuk tertentu) yang

dipersepsikan oleh individu. Misalnya memiliki seseorang yang dapat

Page 66: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

memahami kesedihan dan kekhawatiran, akan sangat berarti bagi individu

yang baru saja kehilangan pasangannya.

57

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa mengetahui hal-hal yang menjadi

kebutuhan individu dalam menghadapi sires adalah hal yang sangat penting.

Hobfoll, Stroebe (dalam Cohen, 1992) menyatakan bahwa stressoradalah

suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau kehilangan.

Selanjutnya, muncul tuntutan dalam diri individu untuk mengatasi atau

mengganti kerugian atau kehilangan tersebut.

Cutrona (dalam Cohen, 1992: Cutrona & Russel, 1990) melihat sifat peristiwa

yang menimbulkan stres (stressor) sebagai acuan untuk menentukan

dukungan sosial yang sesuai. Peristiwa yang dapat dikontrol membutuhkan

dukungan nyata atau informasi, agar individu dapat mengendalikan

kemunculannya dan akibat yang ditimbulkannya. Peristiwa yang tidak dapat

dikontrol lebih membutuhkan dukungan emosi, untuk membantu individu

mengatasi perasaan-perasaan emosi negatif (tidak menyenangkan) yang

muncul dari peristiwa tersebut. Contoh dari peristiwa yang tidak dapat

dikontrol adalah menderita penyakit kronis, seperti kanker.

Dukungan sosial yang dipersepsikan denganobaik dan mampu memenuhi

kebutuhan yang dituntut dalam situasi stres, akan membanltu mengurangi

dan mengontrol dampak negatif stres tersebut. Sikap lingkungan yang selalu

Page 67: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

58

memberi dukungan sosial akan memberikan kesan positif dalam diri individu.

Dalam hal ini akan terbentuk persepsi bahwa di lingkungannya tersedia

dukungan sosial bilamana individu membutuhkan dukun9an tersebut bisa

didapatkan. Persepsi berdasarkan pengalaman masa lalu ini akan membantu

individu ketika mengahadapi situasi yang menekan, ia merasa siap dan

cukup memiliki sumber daya untuk mengatasi atau men9ontrol stres itu

(Cohen, 1992).

Dukungan sosial yang diterima secara positif oleh individu dapat dirasakan

pengaruhnya secara langsung oleh individu sehingga ernosinya dapat stabil

kembali, juga harga dirinya kembali menguat dengan berkurangnya

pandangan atau perasaan negatif tentang diri sendiri. Namun, dukungan

sosial dapat diterima secara negatif bila perilaku atau sikap dari lingkungan

tidak dipersepsikan sebagai sesuatu yang mendukung oleh individu, maka

stres akan dirasakan lebih berat (Cohen, 1992).

Page 68: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

BAB Ill

METODOLOGI PENELITIAN

59

Dalam melaksanakan suatu penelitian, metode penelitian merupakan bagian

yang sangat penting dan sangat menentukan sukses atau tidaknya suatu

penelitian tersebut, sebab metode penelitian merupakan panduan bagi

peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian.

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan

dukungan sosial yang dipersepsikan yang diterima pendi~rita kanker

payudara dalam manajemen stres yang dilakukannya. Untuk menjawab

permasalahan dalam penelitian ini digunakan pendekata1ri kualitatif, dirnana

dengan pendekatan ini akan rnernungkinkan peneliti rnempelajari isu-isu

secara mendalam dan rnendetail yang dirasakan individu rnengenai topik

yang diangkat.

Bodgan dan Taylor (1975) rnendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang rnenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

rnaupun lisan dari orang-orang yang perilakunya diarnati.

Page 69: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

60

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif

dengan studi kasus. Metode penelitian deskriptif sebagai kegiatan yang

meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab

pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yan£1 sedang berjalan

dari pokok penelitian. Studi kasus dipandang sebagai strategi yang cocok

untuk jenis penelitian yang menempatkan peneliti hanya memiliki sedikit

peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan fokus

penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam

kehidupan nyata (Yin, 2003)

B. Metode Pengumpulan Data

Metode kunci yang umumnya banyak dipakai dalam pem:ilitian kualitatif

dengan pendekatan studi kasus adalah wawancara dan observasi. Dengan

wawancara dan observasi diharapkan peneliti mendapatkan data yang

mendalam sehingga dapat memberikan gambaran mengenai apa yang

dirasakan oleh individu berhubungan dengan topik yang diangkat.

1. Wawancara

Kerlinger (1986) mendefinisikan wawancara sebagai berikut

''A face to face interpersonal role situation which one person, the

interviewer, ask a person being interviewed, the respondent, question

designed to obtain answerpertinent to the research pmblem".

Page 70: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Sedangakan rnenurut Marshall dan Rossman (1989) wawancara adalah

" ... a method of data collection that may describe as an interaction

involving the interviewee, the purpose of which is to obtain valid and

reliable information".

Mengacu kepada dua definisi di atas, wawancara dilakukan oleh dua

pihak yaitu pewawancara yang rnengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang rnernberikan jawaban atas pertanyaan dalarn

penelitian tersebut guna rnendapatkan inforrnasi tentang perrnasalahan

yang diteliti.

61

Wawancara dianggap sebagai salah satu sumber informasi yang sangat

penting dan esensial bagi pendekatan studi kasus, karena dapat

rnengangkat pengalarnan, pendapat, perasaan, pengetahuan individu

yang khas sehubungan dengan topik yang diangkat (Yin, 2003).

Dengan rnenggunakan wawancara peneliti dapat berhubungan langsung

dengan subyek penelitian yang diarahkan untuk mernaharni perspektif

subyek tersebut terhadap kehidupan, pengalarnan atau situasi yang

seperti rnereka ungkapkan dengan kata-kata rnereka sendiri. Jadi data

yang didapat rnerupakan data yang benar-benar natural dan tidak dibuat-

Page 71: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

buat, yang digunakan untuk mengerti tingkah laku yang kompleks dari

subyek tanpa adanya praduga terlebih dahulu.

2. Observasi

Untuk memperkaya data-data yang didapat dari wawancara dilakukan

observasi sebagai metode penunjang. Observasi merupakan metode

pengumpulan data esensial dalam penelitian, terutama pada penelitian

kualitatif. Observasi sering kali bermanfaat memberikan informasi

tambahan (Yin, 2003) yaitu dengan mendapatkan gambaran terperinci

mengenai kegiatan, perilaku, tindakan individu serta proses interaksi

sosial selama wawancara.

Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

setting atau situasi lingkungan pada saat wawancara dan juga

mendeskripsikan sikap dan tingkah laku subyek selama wawancara itu

sendiri. Peneliti melakukan observasi kepada setiap subyek selama

berjalannya wawancara untuk memperoleh data yang lebih kaya akan

topik yang diteliti.

3. Alat bantu pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menyiapkan sebuah pedoman wawancara

yang disusun berdasarkan teori atau konsep yang telah peneliti

62

Page 72: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

63

ungkapkan pada bab landasan teori. Pedoman wawa1ncara ini berfungsi

untuk mengingatkan peneliti akan aspek-aspek yang harus dibahas,

sekaligus sebagai daftar pengecek apakah aspek-aspek tersebut telah

dibahas dan ditanyakan. Pedoman wawancara ini ju£1a berguna untuk

menjamin tercapainya tujuan dari wawancara dan untuk memastikan

peneliti memperoleh semua informasi yang dibutuhkan dari setiap obyek.

Pedoman wawancara ini bersifat umum, mencantumkan aspek-aspek

yang perlu ditanyakan tanpa menentukan urutannya secara baku, dan

dapat berkembang selama berjalannya wawancara. Selain pedoman

wawancara, alat bantu lainnya adalah tape recorder, untuk merekam hasil

pembicaraan selama wawancara. Hal ini dilakukan tentunya dengan izin

dari setiap subyek. Tape recorderdigunal<an untuk memastikan peneliti

dapat mendengarkan kembali dan kemudian menganalisis seluruh hasil

pembicaraan tanpa ada yang terlewat sehingga didapatkan informasi

yang utuh dari setiap subyel<.

C. Suli>yek Penelitian

1. Karakteristik subyek

Mengingat penelitian ini mempunyai masalah dan tujuan seperti yang

telah diuraikan sebelumnya, maka karakteristik subyek yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 73: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

64

a. Usia subyek penelitian

Batasan usia yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia antara

30-50 tahun. Alasan peneliti menggunakan batasan usia ini karena

seorang wanita dalam usia ini masih produktif.

b. Stadium penyakit kanker payudara yang diderita

Subyek yang digunakan adalah wanita yang penyakit kanker

payudaranya berada pada stadium dibawah IV, artinya pada saat

penelitian penyakit subyek berada pada stadium I, II, atau Ill. Hal ini

dikarenakan sel-sel kanker belum mengalami penyebaran yang

meluas, masih dalam tahapan yang memungkinka1n kesembuhan.

c. Pendidikan

Subyek minimal lulus SMA atau sederajat. Hal ini agar memudahkan

peneliti dalam berkomunikasi dengan subyek.

d. Sudah berkeluarga

Subyek yang digunakan adalah wanita penderita kanker payudara

yang sudah berkeluarga, alasan ini ditetapkan karena segala tindakan

yang akan dilakukannya, terlebih dahulu akan mempertimbangkan

kebahagiaan keluarga. Dukungan keluarga merupakan hal yang

paling penting untuk penderita kanker payudara dalam

memanajemenkan stresnya.

Page 74: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

65

2. Jumlah subyek

Menurut Strauss (1990) dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif,

tidak ada aturan yang pasti mengenai jumlah subyek yang harus dipenuhi.

Jumlah subyek sangat bergantung pada apa yang ingin diketahui peneliti,

tujuan peneliti, konteks saat itu, apa yang dianggap bermanfaat dan dapat

dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia. Sulitnya

mendapatkan orang yang bersedia menjadi subyek penelitian, karena

masalah penelitian yang cukup sensitif, membuat jumlah subyek menjadi

terbatas, yaitu 3 (tiga) subyek. Diharapkan ketiga subyek cukup dapat

menggambarkan peran dukungan sosial dalam mengurangi atau

mengontrol stres pada penderita kanker payudara.

3. Teknik pengambilan sampel

Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Dalam purposive

sampling pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat­

sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan

ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Ciri-ciri

atau sifat-sifat tersebut telah ditetapkan, seperti yann telah dibahas pada

sub bab karakteristik subyek yaitu wanita yang usianya 30-50 tahun,

stadium penyakit dibawah stadium IV, sudah berkeluarga, dan pendidikan

minimal SMA atau sederajat.

Page 75: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

D. Prosedur Penelitian

1. T ahap persiapan

66

Persiapan dalam penelitian ini meliputi persiapan pedoman wawancara dan

sumber data.

a. Membuat pedoman wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam

melakukan wawancara.

b. Membuat lembar observasi.

c. Membuat lembar kesediaan sebagai subyek penelitian.

d. Menyediakan tape recorder dan kaset kosong untuk merekam hasil

wawancara.

2. Tahap pelaksanaan

a. Penelitian ini dimulai pada pertengahan .Juni 2008 sampai

pertengahan Juli 2008.

b. Membuat kesepakatan dengan subyek mengenai kesediaan subyek

untuk diwawancara.

c. Menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat dan disetujui

oleh dosen pembimbing sebagai acuan dalam melakukan wawancara.

d. Melakukan wawancara sesuai dengan tanggal dain tempat yang telah

disepakati bersama.

Page 76: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

67

e. Berdasarkan hasil wawancara kemudian dibuat laporannya secara

verbatim untuk mempermudah proses analisa dan dilakukan analisis

deskripstif.

E. Prosedur Analisa Data

Data yang diperoleh dari penelitian yang menggunakan metode kualitatif

merupakan kata-kata. Untuk itulah dibutuhkan ke hati-hatian dalam

melakukan analisis agar tidak menyimpang dari tujuan p1enelitian.

Analisis data menurut Patton (Moloeng, 2001) adalah proses pengatur urutan

data, mengorganisasikan kedalam satu pola, kategori dan uraian dasar.

Untuk melakukan analisis terhadap data hasil penelitiain ini, akan dilakukan

cara-cara sebagai berikut:

1. Mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman suara menjadi bentuk

tertulis secara verbatim.

2. Mengkategorikan data yang relevan dengan permasalahan.

3. Membuat analisis antar subyek secara keseluruhan dan membandingkan

tiap subyek untuk masing-masing kategori.

4. Membuat kesimpulan dari seluruh data yang merupakan jawaban dari

pertanyaan penelitian.

Page 77: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

68

BABIV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Subyek

Dalam bagian ini akan dijelaskan data-data mengenai identitas pribadi dan

riwayat penyakit subyek yang berkaitan dengan permasalahan penelitian,

sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih baik mengenai subyek-

subyek dalam penelitian ini.

T abel. A. 1. Keterangan ldentitas Pribadi Subyek

Kasus I Kasus II Kasus Ill

Nam a NH AH MH

Usia 47 tahun 37 tahun 32 tahun

Agama Islam Islam Islam

Suku Bangsa Indonesia Indonesia Indonesia

Pendidikan SPG SMK SMK

Aktifita/Pekerjaan Pegawai Negeri lbu rumah tangga Tenaga Kerja Sipil (PNS) WAnita (TKW)

Usia Perkawinan 21 tahun 17 lahun 12 tahun

Pekerjaan Suami Karyawan Swasta Buruh Buruh

Jumlah Anak 2; perempuan 3; laki-laki (1), 2; Laki-laki dan dan laki-laki perempuan (2) perempuan

Pendidikan Anak Akademi (2) SMK(1), SMP(2), SD

Page 78: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

69

j Hobby/Kegemaran I Membaca J Memasak I Memasak

Kedua subyek penelitian yang diwawancarai sudah mernasuki masa dewasa

tengah, sedangkan satu orang subyek berada pada masa dewasa awal.

Ketiga subyek menganut agama yang sama. Tingkat pendidikan ketiga

subyek yang lulus sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah

kejuruan (SMK) cukup berpengaruh positif dalam kelancaran jalannya

wawancara. NH lulusan sekolah pendidikan guru, sedan9akan AH dan MH

lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Ketiga subyek mempunyai pekerjaan yang berbeda, NH sebagai pegawai

negeri sipil (PNS) yang ditugaskan mengajar taman kanak-kanak (TK) di

perumahan polri di daerah Tanjung Priuk, AH seorang ibu rumah tangga

selain itu ia berjualan gado-gado didepan rumahnya, sedangkan MH seorang

tenaga kerja wanita (TKW) sebagai pembantu rumah tangga yang bekerja di

Singapura. Semenjak payudara MH membesar, MH sudah tidak bekerja lagi

sebagai TKW di Singapura. MH diberhentikan oleh majikannya karena

penyaldt yang ia derita.

Masing-masing subyek memiliki kegemaran atau hobi yang dilakukan untuk

mengisi waktu luang. NH senang membaca karena ia berprofesi sebagai

guru maka ia harus rajin membaca sehingga informasi yang ia peroleh dari

Page 79: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

70

membacanya bisa disampaikan kepada anak didiknya. /\H dan MH senang

memasak untuk keluarga, AH juga setiap hari diharuskan memasak sayur-

sayuran untuk campuran gado-gadonya, sedangkan MH selain memasak

untuk keluarga, sebagai pembantu rumah tangga diwajibkan memasak setiap

hari untuk majikannya.

Tabel. A. 2. Gambaran Riwayat Penyakit Gubyek

Kasus I Kasus Iii Kasus Ill Nam a NH AH MH

Awai diagnosis

Usia Subyek 45 tahun 37tahun 31 tahun

Usia Suami 49tahun 43 tahun 40 tahun

Usia Anak-anak 17 tahun (1), 16 16 tahun (1), 12 10 tahun (1), 8 tahun (2) tahun (2), 2 tahun tahun (2)

(3) Stadium II II Ill A

Sejarah Keluarga Tidakad<i Tidakada Ada

Terapi Medis

pembedahan 2006 (1), Mei 2008 Juli 2008 September 2007(2), 2008 (3)

Alternatif Obat-obat Herbal Obat Tradisio111al Obat Tradisional (sampai sekarang) (sampai

sekarana) Pasca teraoi Kondisi sekarana Cukuo baik Cukuo baik Cukuo baik Kontrol Rutin 1 bulan sekali 1 bulan sekali -

Page 80: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

71

Kedua subyek pada awal menerima diagnosis kanker payudara berada pada

masa dewasa tengah, sedangkan satu orang subyek berada pada dewasa

awal. Ketiganya sedang dalam masa aktif menjalani kegiatan-kegiatan

disamping sebagai ibu rumah tangga. Anak NH berusia 17 tahun dan 16

tahun, anak AH berusia 16 tahun, 12 tahun, dan 2 tahun, sedangkan anak

MH berusia 10 tahun dan 8 tahun. NH dan AH ketika didiagnosis dokter

menderita kanker payudara berada pada stadium II, sedangkan MH berada

pada stadium Ill A. Nenek MH juga menderita kanker payudara yang karena

penyakit itu akhirnya beliau meninggal. NH dan AH tidak mempunyai sejarah

keluarga yang menderita penyakit tersebut. Terapi medis yang dijalani ketiga

subyek adalah operasi pembedahan. Setelah pembedahan mereka tidak

mengalami terapi medis lainnya seperti penyinaran atau kemoterapi. Mereka

hanya menggunakan terapi non medis, NH meminum obat-obatan herbal

sedangkan AH dan MH meminum obat-obatan tradisional. Selain mereka

rnelakukan terapi secara alamiah dengan meminum obat-obatan tradisional

dan herbal, mereka juga secara rutin untuk kontrol kesehatan diri mereka ke

dokter sesuai dengan anjuran dokter, NH dan AH kontrol 1 bulan sekali

sedangkan MH belum melakukan kontrol karena MH bam tercatat sebagai

pasien di rumah sakit tersebut dan baru menjalani pengobatan secara medis.

Page 81: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

72

Efek dari NH meminum obat-obat herbal adalah dapat rnelunakkan benjolan

di payudaranya. Sebelum minum obat-obat herbal itu, benjolan yang ada di

payudara NH terasa nyeri, setelah minum obat herbal itu rasa nyerinya

berkurang, sedangkan AH setelah minum obat tradisional, benjolan di

payudara yang sebelumnya keras kini sudah tidak keras lagi. Namun, MH

belum merasakan efek menghilangkan rasa nyeri dari obat-obatan tradisional

yang diminumnya.

Ketiga kondisi subyek pada saat ini masih belum baik. Dari hasil pemeriksaan

dokter belum dapat memastikan apakah sel kanker payudara akan tumbuh

lagi atau tidak. Masing-masing subyek masih tetap menjaga kesehatannya

dengan menjaga gizi makanan maupun hal-hal yang dianggap menjadi

pantang bagi mereka.

B. Gambaran dan Analisis Hasil Per Kasus

a. Kasus I (NH)

1. Gambaran Kasus NH

NH seorang ibu dengan 2 orang anak, anak pertama berusia 20 tahun

berjenis kelamin perempuan sedangkan anak kedua laki-laki yang berusia 19

tahun. Latar belakang pendidikan NH adalah SPG (sekolah pendidikan guru),

pekerjaan suaminya saat ini sebagai karyawan swasta disebuah perusahaan

yang bergerak dibidang pelayaran. Menurut NH, dia sangat menikmati

Page 82: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

73

pekerjaannya sebagai guru taman kanak-kanak di sebuah komplek

perumahan polri di daerah Tanjung Priuk.

Awai pertama ia mengetahui bahwa ada kelainan di payudaranya adalah

pada setiap menstruasi, payudara NH terasa nyeri sekali. NH mengompres

payudaranya dengan handuk dan air hangat, ketika NH mandi, NH

menyabuni payudaranya, sejak itulah NH tahu bahwa di payudaranya ada

benjolan sebesar bola bekel yang kecil. NH pun bergegas lari kerumah orang

tuanya yang tidak jauh dari rumahnya. NH mengatakan k:epada ibunya,

"ma di payudaraku ada benjolan, coba mama pegang .... (ibunya memegang payudara NH), ini benjolan apa yah ma? (tanya NH pada ibunya) mudah-mudahan si ga apa-apa"

lbu NH langsung menyuruh NH periksa ke dokter hari itu juga. Mereka pun

bersiap ke dokter di daerah Cilincing. Dokter mengatakan "ini tumor yang

secepatnya harus diangkaf'. Pada tahun 2006 NH menjalani operasi

pengangkatan tumor (pembedahan) yang pertama di RS Sukanto. Setahun

kemudian di daerah yang sama tumbuh benjolan lagi, untuk kali ini

benjolannya sebesar bola kasti lebih besar dari yang pertama. Pada saat

inilah dokter mendiagnosis bahwa NH menderita kanker payudara stadium II.

Pada saat benjolan ini tumbuh kembali pada daerah yang sama NH merasa

takut dan cemas sekali, NH bingung apa sebenarnya penyakit ini, apakah ini

Page 83: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

74

tumor atau kanker, NH pun tidak tahu persis perbedaan antara tumor dengan

kanker. NH bergegas memeriksakan dirinya ke dokter seorang diri.

Sesarnpainya di rumah sakit NH langsung bertanya pada dokter apa

sesungguhnya penyakit yang ia derita, dokter hanya menjawab "ini tidak apa-

apa, ini penyakit yang bisa diobati dan dihi/angkan", tetapi NH tahu bahwa

dokter hanya ingin membesarkan hatinya. NH berpikir bahwa penyakit yang

ia derita sangat serius, tidak mungkin kalau hanya biasa saja. Keluar dari

ruangan dokter, muka NH terlihat pucat dan sesekali ia menghapus air

matanya. Sesampainya di rumah NH lalu mengumpulkan seluruh keluarga

dan menceritakan hasil diagnosis dokter kepada keluarganya.

"Keluarga pada nangis semua, padahal pada waktu itu saya sudah berusaha untuk tidak nangis, saya mencoba untuk terlihat tenang dan saya berusaha untuk tidak membuat mereka sedih. Karena saya melihat mereka nangis dan memeluk saya akhimya air mafo ini ke/uar juga bahkan jadi saya yang paling kejer mungkin karena saya ka/i yah yang menga/ami penyakit ini"'

Pada bulan September 2007 pembedahan yang kedua dilaksanakan di RS.

Sukanto. Setahun kemudian tahun 2008 ditempat yang sama pula benjolan

itu muncul kembali, kini benjolan itu sebesar bola sepak takraw. Dan akan

dioperasi kembali pada juli 2008. Saat-saat inilah NH merasa benar-benar

pasrah dan bersyukur pada Allah karena ia diberikan cobaan seberat ini.

Page 84: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

75

" ... apapun yang Allah berikan untuk saya, saya ikhlas menerimanya. Apapun yang terjadi, entah itu sembuh atau saya kembali kepada-Nya. lnnalillahi Wa Inna llahi Rajiun .... Segala sesuatu akan kembali kepada­Nya. Saya hanya berharap mudah-mudahan keturunan saya tidak ada yang menderita penyakit ini, cukup Allah beril<an ke'Pada saya saja (NH menangis tersenggul<-senggul<) ".

Pada saat seperti ini dukungan dari anak-anak sangat membantu. Anak-anak

NH selalu berkata,

"mamah pasti sembuh ko ..... asa/kan mamah rajin sho/at, berdoa dan sela/u periksa ke dokter, aku juga al<an minta sama Allah untuk angkat penyakit mamah, supaya kita tetap berkumpu/. Pokoknya mamah pasti sembuh ..... aku yakin baget mamah bisa sembuh ..... mamah yang semangat dan harus sabar .... "

Ketika NH didiagnosis menderita tumor hingga kanker payudara stadium II, ia

merasakan dukungan sosial dari semuanya, yang disebutnya sebagai

dukungan moril, yang kuat dari keluarga dan lingkungan sosialnya. Seluruh

keluarga sangat mendukung sekali NH untuk kembali menjalani pembedahan

untuk yang ketiga kalinya. Dukungan anak-anak sangat bernilai sekali untuk

NH, karena suami NH bekerja di pelayaran jadi beliau jarang pulang, operasi

pertama yang dijalani NH, suaminya tidak mendampingi, hanya anak-anak

yang selalu berada dekat disampingnya. Untuk operasi yang kedua suaminya

juga tidak mendampinginya karena kesibukan pekerjaan. Waiau demikian NH

tetap merasa bahwa suaminya sangat mendukungnya, b;3gi NH walaupun

suaminya tidak berada disampingnya beliau (suami NH) tetap memberikan

Page 85: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

76

dukungan yang luar biasa baik moril maupun materil. Dukungan dari anak-

anak dipersepsikan oleh NH sebagai ungkapan kasih sayang, cinta kasih dan

bantuan yang nyata dari seorang anak untuk ibunya.

"Anak-anak sangat mengerti kondisi saya, mereka tidak ma/u dengan kondisi saya ini. Mereka selalu menjaga saya, menyayangi saya dan merawat saya dengan kasih sayangnya bahkan jika saya ingin mencuci pakaian mereka sela/u bi/ang mamah jangan nyuci, mamah istirahat aja biar aku yang nyuci. Saya sangat bersyukur punya anak-anak seperti mereka (NH menghapus air matanya) ........ ".

Bagi NH, peran keluarga sangat penting untuk memberikan motivasi baginya.

Dukungan dari keluarga tidak perlu diungkapkan dengan kata-kata, namun

NH dapat merasakannya dalam sikap dan perilaku yang mereka tunjukkan

kepada NH pada saat ini.

Pemahaman yang jelas tentang penyakit dan pengobatannya sangat

membantu terciptanya dukungan sosial dari keluarga yang dapat diterima

posistif oleh penderita. Menurut NH, keluarga harus bersatu dalarn

menghadapi masalah saya ini. Oleh karena itu, NH rnerasa tidak rnengerti

ketika suatu hari anaknya berbicara bahwa penyakit kanker payudara dapat

mernatikan orang. lnforrnasi ini didapat anak NH dari teman sekolahnya.

"Ketika anak saya bilang seperti itu saya /angsung marah, saya bilang orang yang ngomong ke kamu itu Allah atau dokter yang bisa memvonis seperti itu ..... "

Page 86: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

77

NH langsung memberikan pengertian kepada anaknya, "bahwa takdir ibunya

berada di tangan Allah" dan anak NH mengerti, ia pun langsung meminta

maaf pada NH, dengan adanya pemahaman tentang penyakit ini maka akan

tercipta kondisi yang saling menguatkan. Sehingga NH tidak merasa takut.

"Tapi sebenamya saya tidak takut sih dengan penyakit ini. Perasaan takut udah saya Jewati saat dokter mendiagnosis saya du/u dan saya menjalani pembedahan yang kedua. Pokoknya saya hanya bisa berusaha dan berdoa dan segala sesuatunya saya kembalikan Jagi sama Allah. Operasi atau pembedahan yang saya lakukan dan saya mau ke dokter aja namanya udah usaha sekarang tingga/ ikhtiar .. .. "

NH mengahargai sekali perhatian keluarganya yang tanpa diminta mau

bersusah payah memberikan segenap jiwa raganya untuk merawat NH. NH

tidak mempedulikan penampilannya, walaupun payudaranya saat ini besar

sebelah, ia seolah-olah tidak merasakan itu. Untuk masalah pakaian NH

selalu mencari pakaian yang besar agar payudaranya tid;3k nampak besar

sebelah. Kalaupun terlihat payudaranya besar sebelah jik:a ada orang yang

bertanya maka NH akan menjawabnya sesimpel mungkin. Berkat dukungan

dari semuanya, masalah-masalah yang dihadapi NH bisa teratasi semuanya.

"Saya nih kalau Jagi stres jalan-jalan aja sama anak. Kemana aja yang penting sama anak, pokonya saya berusaha ini juga demi keluarga terutama anak-anak. Anak-anak juga sela/u bikin saya bahagia. Biasanya setiap minggu pagi saya dan anak-anak jalan santai disekitar komplek aja. Tapi kalau lagi merenung sendirian sa,va mikir aja Allah Maha Tahu ko ...... orang sehat aja bisa meninggal apa/agi saya .... tidak ada yang bisa berkehendak selain Allah"

Page 87: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

78

Lingkungan sosial NH juga sangat berperan dalam memberikan dukungan,

terutama dukungan informasi dan moril .

"mereka tuh semuanya pada ngasih informasi pengobatan altematif untuk saya, saya minum obat herbal ini juga ditunjukin sama teman, kebetulan teman juga ada yang pun ya penyakit yang sama seperti saya, sekarang dia juga masih menjalani pengobatan tetapi dibantu juga sama obat-obatan herbal ini ( rumput mutiara, keladi tikus, bidara upas, dan kunir putih), katanya sih ini untuk menghilangkan nyeri, jadi saya minum obat ini 2 jam setelah minum obat dari dokter".

NH sangat beruntung punya lingkungan keluarga dan lin!;ikungan sosial

yangdimilikinya. Teman-teman di kantor selalu memberik:an informasi

pengobatan alternatif dan mereka semua selalu bikin NH tertawa, ketemu

sama anak-anak didik di sekolah juga membuat hati NH bahagia. Menurut

NH, tingkah anak-anak didiknya itu lucu, jadi NH suka tertawa sendiri.

Teman-teman di kantor NH juga sering mengajak NH untuk jalan-jalan, ketika

pulang mengajar, mereka mengajak NH belanja,

"biasa ibu-ibu kerjaannya pu/ang ngajar belanja dulu, tapi saya senang, saya anggap itu penghilang stres".

NH sangat menghindari sekali pikiran yang mengarah kepada nasibnya dan

tentang penyakitnya. Ketika ada terlintas di pikiran NH tentang penyakit,

maka NH akan bergegas bergerak mengerjakan sesuatu, menonton TV atau

membersihkan rumah. Paling sulit ketika NH ingin tidur, selalu saja ada

Page 88: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

79

terlintas di pikiran NH tentang penyakitnya tetapi biasanya NH selalu berpikir

positif bahwa NH akan sembuh dari penyakitnya," Allah pasti tau apa yang

saya inginkan dan rasakan". Anak-anak NH juga sangat membantu, setiap

NH sedang sendiri maka anak-anak NH langsung mendt:!kati NH dan

mengajak NH berbicara. Anak-anak NH tidak akan membiarkan NH melamun

sendiri.

NH tidak pernah mengalami putus asa untuk tetap sembuh dari penyakitnya.

NH sangat membutuhkan dukungan sosial dari berbagai pihak agar cita-

citanya sembuh dari penyakitnya ini dapat terwujud.

"Saya ingin sekali keluar dari penderitaan ini dan ke•mba/i hidup normal seperti du/u. Bercanda dan beraktifitas tanpa beban dan tanpa kehati­hatian".

NH seorang yang sangat pekerja keras. Dalam kondisi s:akit pun NH tetap

berusaha mengajar, walaupun NH sebagai PNS yang setiap bulannya

menerima gaji pokok tetapi NH tidak pernah melalaikan waktu mengajamya.

Bagi NH,

" ..... ... mengajar ada/ah penting, tidak ada waktu untuk santai. Demi anak-anak murid di seko/ah dan demi pekerjaan selama saya mampu untuk berangkat saya akan berangkat untuk mengajar ...... waktu sangat berarti untuk saya. Mengajar juga penghi/ang stres l>agi saya /<arena

Page 89: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

disana saya akan ketemu dengan teman-teman dan anak-anak yang /ucu-/ucu."

NH mengungkapkan bahwa sebagai seorang yang punya penyakit kanker

80

payudara inginnya masalahnya tidak ingin diketahui oleh orang lain. Tetapi itu

mustahil karena tanpa kita bicarapun orang akan tahu bahwa kita punya

penyakit di payudara. Secara fisik orang yang menderita kanker payudara

akan terlihat. Payudara kita tidak normal melainkan besar sebelah. Tetapi ia

berusaha menerima dan tidak memikirkan perkataan dan perbuatan orang

lain. Walaupun ada kekecewaan jika orang lain bertindak dan berkata kurang

enak, ia tidak membawanya kedalam pikiran yang menyusahkan dirinya. NH

tidak ingin diistimewakan karena sakitnya ini. Kalau segala sesuatu masih

dapat dikerjakannya sendiri, maka NH akan mengerjakannya sendiri. Bahkan

pada saat ini anak NH sedang ujian di kampusnya NH be~rada di ruang

perawatan seorang diri tanpa ditemani siapapun. Menurut NH, orang dengan

penyakit seperti ini seharusnya banyak kegiatan, jangan banyak melamun,

sehingga pikirannya tidal< ke penyakitnya, nanti lagi sakit begini tambah sakit

kalau selalu memikirkan penyakit ini.

Page 90: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

81

2. Analisis Kasus NH

Manajemen stres yang NH lakukan adalah dengan melakukan berbagai

kegiatan. NH menilai bahwa dengan mengajar setiap hari, itu membuat NH

lupa akan penyakit yang ia derita. Hal yang dilakukan NH sesuai dengan apa

yang dikemukan oleh Greenberg (2002) bahwa dengan melakukan kegiatan

maka sumber stres dapat dikontrol seminim mungkin. NH menyadari bahwa

penyakit yang diderita sangat serius dan penyakit itu dapat mematikan, tetapi

NH selalu berpikir positif bahwa apa yang dialami adalah bagian dari ujian

yang diberikan Allah. NH merasa bahwa ini adalah cobaan yang dikemudian

hari akan selesai dengan baik, /nna/ilahi wa Inna /lahi rajiun, segala ssuatu

akan kembali kepada Allah SWT.

NH merasakan dukungan yang begitu luar biasa dari anak-anaknya terutama

dukungan emosi. Anak-anak NH sangat membantu NH dalam melakukan

aktifitas yang tidak dapat NH lakukan. Kasih sayang dan cinta kasih yang

diberikan anak-anak NH sangat bernilai positif untuk penyembuhan

penyakitnya, NH menganggap bahwa ini adalah cinta kasih anak terhadap

ibu yang telah mengandung dan membesarkannya. Dukungan penghargaan

serta informasi juga NH rasakan yang datang dari rekan-rekan NH dimana

NH mengajar. Semua dukungan yang NH terima dapat b(~rpengaruh positif

dalam penyembuhan penyakit NH terutama penyembuhan mental NH yang

sedang dalam keadaan down karena penyakit yang NH derita.

Page 91: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

82

b. Kasus II (AH)

1. Gambaran Kasus AH

AH seorang ibu yang mempunyai 3 orang anak yang masih membutuhkan

perhatiannya. Anak AH yang pertama kini mau menginjak SMA, anak kedua

mau menginjak SMP sedangkan anak bungsunya baru berusia 2 tahun.

Suami AH seorang supir angkutan umum, dulu suami AH bekerja di

perusahaan swasta karena sakit akhirnya suami AH memutuskan untuk

keluar dari pekerjaannya. Suami AH menderita penyakit Hernia akut, setiap

1 O menit sekali ia pasti buang air kecil. Hingga sekarang penyakitnya belum

pernah diobati, hanya obat-obat tradisional saja yang ia rninum. kehidupan

ekonomi AH sederhana, AH dan suami serta ketiga anaknya masih tinggal

bersama orangtua suami AH. Pekerjaan AH sehari-hari adalah berjualan

gado-gado di depan rumahnya.

AH mulai menyadari bahwa ada benjolan di payudaranya, ketika ia sedang

menyusui anak bungsunya tiba-tiba payudara AH terasa nyeri. AH langsung

mengambil uang dan dikeriklah bagian yang terasa nyeri itu. Tiba-tiba AH

merasakan ada yang aneh dari payudaranya. Payudara AH ada benjolan

sebesar kelereng. Pada saat itu AH mengira itu hanya benjolan karena AH

sedang menyusui dan mungkin kecapean. Lalu AH memt>eri benjolan itu

dengan beras kencur dan setiap ingin diolesi beras kencur sebelumnya

dikompres memakai handuk dan air hangat.

Page 92: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

83

Semakin hari benjolan itu semakin besar. AH panik dan takut, ia bingung

benjolan apa ini. Selama 2 bulan AH tidak menceritakan tentang benjolan itu,

karena semakin besar maka AH memutuskan untuk menceritakan tentang

benjolan itu kepada suaminya. Suami AH langsung menyuruh AH untuk

periksa ke dokter tetapi AH tidak mau karena AH masih takut dan ragu.

Setiap hari suaminya terus membujuknya untuk ke dokte•r, suaminya selalu

memberi masukan dan terus memberi semangat,

Ayo bu ... periksa ke dokter, demi anak-anak perjalanan hidup ibu masih panjang, ibu ga kenapa-kenapa ko, itu hanya penyakit biasa. /bu percaya sama saya".

Sebelum tidur suami AH selalu mengatakan seperti itu. Setelah 4 bulan

akhirnya AH memutuskan untuk periksa ke dokter. Awalnya AH periksa ke

puskesmas terdekat lalu puskesmas menyuruh AH untuk: periksa ke RS.

Dharmais. Esok harinya AH pergi ke RS Dharmais diantar sang suami serta

anak bungsunya. Dokter RS Darmais hanya bilang bahwa,

"di payudara saya ada benjolan karena air susu yang tersumbat, saya percaya saja sama dokter. Akhimya saya pun diperiksa dan diambil darahnya serta jaringan payudara saya".

Satu minggu laporan penyakit AH baru dapat dilihat hasilnya. AH dan suami

kembali ke RS Dharmais untuk mengambil hasil penyakit AH. Suami AH

Page 93: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

84

meminta penjelasan dokter tentang hasil itu. Dokter hanya bilang bahwa itu

memang penyumbatan yang harus segera diangkat. AH tidak mau untuk

dioperasi, AH hanya minum obat-obatan tradisional (lidah buaya dan kunyit).

Semakin hari semakin besar benjolan itu, AH masih ragu tentang diagnosis

dokter RS Dharmais. AH dan suaminya lalu pergi berobat di RS. Sukanto dan

membawa hasil laporan penyakit AH ke RS tersebut.

Terkejut AH mendengarkan penjelasan dokter itu. Awalnya dokter RS.

Sukanto juga bilang bahwa di payudara AH ada benjolan karena

penyumbatan air susu, namun setelah berbicara lama akhirnya dokter pun

sampai pada pembicaraan hasil laporan penyakit AH. Dokter itu bilang AH

menderita penyakit kanker payudara stadium II.

"Pada waktu itu saya pucat, mau nangis ga bisa, perasaannya takut, bingung pokonya campur aduk deh .... bener-bener mimpi buruk banget buat saya, saya berharap ini mimpi tapi eh temyata beneran (AH terlawa). Saya tidak mengerli maksud dokter apa, kenapa dokter bi/ang penyakit ini terla/u berbelit-belit, ya tapi saya maklum, mungkin begitu cara dokter menyampaikan berita kepada pasiennya, supaya psiennya itu juga ga terlalu takut kali yah".

Dukungan dari suami AH ketika itu benar-benar luar biasa, suami AH tiada

henti-hentinya memberikan dukungan moril, dokter pun demikian. Dokter

memberikan penjelasan tentang penyakit kanker payudara ini. Didalam

ruagan dokter, suami AH dan dokter terus memberikan semangat untuk AH.

Page 94: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

85

"Saya ga tau tuh mereka semuanya ngomong apa. Saya ga nyambung diajak ngomong, namanya juga lagi panik. Jadi pikirannya ga fokus".

Pulang dari RS dalam perjalanan AH mengngis terus, sesampainya di rumah,

orangtua AH menanyakan tentang penyakit AH, karena AH masih dalam

keadaan down maka suami AH yang menjelaskannya. Keluarga AH

memberikan semangat yang luar biasa,

"mereka nangis dan satu-persatu memeluk saya, dimu/ai dari ibu saya, saudara-saudara sampai pada anak-anak saya, dan setiap orang berkata pasti saya sembuh, karena ributnya di rumah saya, akhimya tetangga-tetangga pada datang ke rumah, dan meneka semua juga pada empati sama saya. Mereka juga bilang "yang sabar ya bu .... pasti sembuh ko". Alhamdu/il/ah semuanya pada berespon positif untuk saya".

Malam harinya setelah diagnosis dokter, AH tidak bisa tidur. AH menangis

terus, selalu memikirkan nasib dirinya ke depan,

"saya bilang waktu itu sama Allah, "Ya Allah apa dosa saya, ka/au Engkau memberikan ini pada saya, ambil saja nyawa saya, jangan membuat saya menderita di dunia". Semua rasa pada waktu itu saya rasakan".

AH benar-benar merasa putus asa sekali pada waktu itu. Suami AH yang

selalu ada untuknya. Dukungan moril dari segenap keluarga AH sangat AH

rasakan. Semuanya menyarankan agar AH segera dioperasi. Selama 2 bulan

suami dan keluarga membujuk AH untuk melakukan operasi.

Page 95: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

86

"saya tuh mikir, bukannya saya ga mau operasi, tetapikan saya orang yang ga mampu, duit dari mana saya operasi. Di RS Dhannais kata dokter untuk biaya operasi kira-kira Rp. 13.000.000 be/um kamar dan obat-obatan. Uang dari mana, anak-anak mau pada daftar sekolah, suami kerjanya juga cuma supir dan dia sakit aja ga pemah berobat, masa saya tiba-tiba sakit begini langsung berobat. Selain itu juga saya ga mau payudara saya di apa-apain, saya takut payudara saya diambi/".

Tanpa sepengetahuan AH suami AH berinisiatif meminta1 surat keterangan

tidak mampu dari RT setempat dan dari Departemen Kei;ehatan RI. Surat-

surat l<eterangan tidak mampu sudah siap semuanya, suami AH

membicaraka masalah ini pada AH bahwa AH operasi tidak dipungut biaya

tetapi untuk obat-obat tertentu yang harus mengeluarkan biaya. Tak diduga

keluarga AH pun diam-diam mengumpulkan biaya untuk pengobatan AH.

"semuanya A/hamduli//ah, mereka membantu saya sekali, ketika saya sedang susah semuanya mengu/urkan tangan. Bukan hanya ke/uarga, tetangga-tetangga pun ikut memberikan sumbangan berupa duit untuk pengobatan saya, kalau ada tetangga yang dateng ke rumah saya, bukannya ngasih buah atau makanan ini ma/ah duit. Alhamdulilah setelah di hitung-hitung dapet banyakjuga (AH tersipu malu)".

Sebelum operasi dimulai, AH perlu memeriksakan diri ke dokter. Selama AH

eek up ke dokter payudara AH yang satu selalu diganjal memakai celana

anak AH yang bungsu agar terlihat sama.

"setiap saya eek up pasti saya ganjel payudara yang• satu pake celana anak saya. Pas saya sampai ke dokter, saya bilang ke dokter sambil malu-ma/u. Tetapi doktemya ngertiin banget, sedikitpun dia tidak terlawa

Page 96: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

87

dengan apa yang saya lakukan itu. Mungkin karena dia dokter jadi udah ngerti kali yah".

Suami AH tidak pernah mempermasalahkan apapun yang AH lal<ukan, demi

kesehatan AH suami AH rela mengorbankan apa saja yang ia punya. Setiap

kali AH berobat suami AH selalu menemaninya.

"Bersyukur banget saya punya suami kaya dia, biarpun tampangnya ga/ak tapi hatinya baik banget. Saya pengin ngabdi sama dia seumur hidup saya, membalas semua kebaikannya. Ka/au l>isa, setelah saya sembuh total, saya pengin banget dia l>erobat, gantian saya yang urus semuanya".

6 bulan kemudian tepatnya mei 2008, AH menjalani operasi pembedahan di

RS. Sul<anto. Karena pertimbangan biaya dan jarak anta1ra rumah AH dan

rumah sal<it del<at serta AH sudah mengantongi surat l<eterangan tidak

mampu maka AH dan suami memutuskan untuk menjala11i pembedahan di

rumah sakit tersebut. Payudara AH ketika itu sebesar bola l<asti. Suami dan

keluarga setia menunggu AH di luar ruang operasi. Kini AH sedang menjalani

terapi non rnedis, banyak informasi yang AH peroleh dari tetangga-tetangga

AH tentang pengobatan herbal. Setelah menjalani operasi pembedahan AH

rutin eek up ke RS. Sukanto dan RS. Dharmais. AH berniat ingin menjalani

terapi medis seperti l<emoterapi di RS Dharmais, untuk itu AH juga sering eel<

up kondisinya di rumah sal<it tersebut. Di RS. Dharmais AH rnenjalani terapi

Page 97: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

dan eek up juga tidak dipungut biaya karena terdaftar seloagai keluarga

kurang mampu.

Anak-anak AH menjadi penyemangat hidup AH, setiap kali bercanda dan

berkumpul dengan mereka menjadi obat penghibur hati. Setiap kali AH

memikirkan penyakitnya, ia langsung bangkit dan mengerjakan sesuatu.

Lingkungan AH juga selalu mendukung AH untuk selalu lberpikir positif.

Setiap kali AH memikirkan penyakit dan nasibnya, ia selalu berkata "pasti

akan sembuh". Setiap pagi suami AH selalu mengajaknya jalan-jalan di

sekitar kampung tempat mereka tinggal.

"setiap pagi saya jalan sama suami keli/ing kampung, setiap saya ketemu tetangga pasti mereka bilang 'Jalan-ja/an bu, syukur deh biar badannya tambah sehaf'. Tetangga saya mah baik-baik, terus ga pemah ngejauhin saya wa/aupun saya punya penyakit begini atau ngomongin saya, mereka ma/ah ngebantu saya".

88

Kondisi fisik AH sekarang turun hingga 10 kg. Kini setelah pembedahan AH

ingin berat badannya kembali seperti dulu. Namun AH pesimis karena

mungkin itu tidak akan terjadi. AH sembuh saja sudah mEirasa bersyukur. AH

sekarang lebih optimis menjalani hidup dan rajin minum obat-obatan

tradisional. Keluarga dan tetangga AH selalu mengingatkan AH untuk terus

Page 98: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

89

minum obatan-obatan itu, bahkan mereka semua yang mencarikan lidah

buaya dan memarut kunyitnya agar air kunyit itu dapat diminum AH.

Menurut AH, ia sangat bersyukur karena ia masih diberikan kesempatan

hidup dan nikmat yang belum tentu orang mendapatkannya. AH berharap

penyakit itu tidak muncul kembali setelah ia menjalani p•embedahan dan

terapi tradisional serta eek up yang rutin ke dokter. AH tidak ingin

menyusahkan keluarga dan tetangga-tetangga yang suclah membantunya

baik moril maupun materil.

Dalam hal ini yang sangat berperan adalah suami AH, yang selalu menjadi

penyemangat ketika AH dalam keadaan down. Suami f\.H juga selalu berkata

bahwa tanpa payudara pun ia siap menerima apa adanya asalkan AH

sembuh dan menemani sepanjang hidupnya. Disamping suami, keluarga clan

tetangga-tetangganya, AH merasakan kenyamanan dalam hidup tanpa

beban karena mereka semua mempunyai hati yang baik dan selalu

menghibur serta membantu AH ketika sedang kesusahan.

Sesungguhnya AH masih khawatir tentang penyakitnya ini karena dokter RS

Dharmais mengatakan payudara AH harus diangkat agar sel kankernya mati,

tetapi AH tidak mau, menurut AH payuclara sangat penting baginya. AH ingin

Page 99: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

90

mencoba obat-obatan yang ia minum sekarang. AH berharap ia sembuh total

dan tidak muncul lagi benjolan itu sehingga payudaranya tidak perlu diangkat.

2. Analisis Kasus AH

Manajemen yang AH lakukan adalah dengan tetap berjualan gado-gado. AH

menganggap bahwa dengan berjualan gado-gado maka ia akan bertemu

dengan banyak orang dan lupa akan penyakitnya itu, selain itu juga AH

berharap akan mendapatkan informasi tentang pengobatan alternatif untuk

penyembuhan penyakitnya itu tanpa harus menjalani pengobatan medis.

Jalan-jalan santai dipagi hari dengan maksud berbelanja ke pasar juga AH

manfaatkan sebagai olah raga agar AH menghirup udara pagi dan membantu

penyembuhan penyakitnya. AH akan melakukan segala macam aktifitas

sehingga lupa bahwa ia menderita penyakit yang serius. Setiap kali terlintas

dipikiran AH tentang penyakitnya itu, ia selalu bergegas rnelakukan sesuatu

dan memikirkan hal-hal lain yang tidak berhubungan den!Jan penyakitnya itu.

Dukungan materi sangat AH harapkan dalam penyembuhan penyakitnya.

Dukungan materi AH dapatkan dari pernerintah karena AH termasuk dalam

daftar keluarga yang tidak rnarnpu. Selain dari pemerintah, tetangga-tetangga

sekitar ternpat AH tinggal juga sangat mernberikan dukungan berupa rnateri.

Selain materi AH juga rnerasakan bahwa dukungan penghargaaan sangat

bernilai positif untuknya, dengan tetangga-tetangga AH tidak rnenjauhinya

Page 100: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

91

dan selalu membeli gado-gadonya, bagi AH itu merupak:an suatu

penghargaan yang sangat tinggi, dengan mereka bersikap seperti itu berarti

mereka tidak merasa jijik dengan gado-gado buatannya.

c. Kasus Ill (MH)

1. Gambaran kasus MH

MH bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura. la sudah

bekerja hampir 3 tahun, karena kebutuhan ekonomi maka MH bekerja

sebagai TKW, suami MH hanya sebagai buruh pabrik. Penghasilan suami

MH tidak mencukupi kebutuhan hidup mereka. Anak-anak MH tinggal

bersama suami dan sesekali tinggal bersama orangtua IVIH yang tinggal

berada dekat di rumah MH. Setiap bulannya MH mengirimkan uang untuk

kebutuhan suami dan anak-anak.

Pertengahan tahun 2007, payudara MH terasa nyeri pada saCJt menstruasi,

MH pikir ini hanya hal biasa. Ketika payudara tersenggol rasanya sangat

nyeri sekali. MH mandi, tidak disengaja pada saat MH membasuh

payudaranya, ia menemukan benjolan sebesar kelereng. MH tidak

menghiraukan benjolan itu tetapi ketika disentuh terasa sakit, MH pikir itu

hanya benjolan biasa.

Page 101: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

92

Semakin hari benjolan itu semakin membesar dan semakin sakit bila

disenggol. MH menceritakan hal ini kepada teman seperjuangannya yang

bekerja satu rumah dengannya, temannya pun menyarankan MH untuk

memeriksakan diri ke dokter. ketika itu MH bingung karena itu dinegeri orang

dan MH tidak fasih menggunakan bahasa di sana. Kebingungan ini MH

ceritakan kepada temannya itu. Teman MH menyuruh MH untuk bilang

kepada majikan mereka tentang penyakit MH itu. MH takut karena

majikannya sangat galak, walaupun tidak pernah main tangan (mukul) tetapi

bicaranya sangat kasar. Akhirnya teman MH yang berbic:ara kepada

majikannya itu. MH pun diantar kerumah sakit,

"mungkin dasar orang pelit kali ya dan itu orang kej;~m banget sama saya, saya ga tau dokter ngomong apa sama dia tentang hasi/ penyakit saya ini, karena waktu itu saya disuruh dia untuk nunggu diluar ruangan. Saya cuma dikasih obat untuk diminum supaya nyeri saya ilang".

Obat yang diberikan itu MH minum setiap hari, hasilnya rnemang rasa nyeri

itu berkurang tetapi benjolan itu makin besar. Selain minum obat dari dokter

saya selalu makan sayur, karena keterbatasan bahasa maka MH tidak

mengerti apa yang sebenarnya ada dalam payudaranya dan obat tradisional

apa yang harus MH minum.

Page 102: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

93

Makin hari benjolan itu makin besar, sebesar bola kasti, lalu besar sebesar

labu. Setiap obat dari dokter habis, MH selalu diberikan majikannya obat

yang sama tanpa tindakan medis apapun. Tepatnya awal 2008 MH

dipulangkan ke tempat yayasan dimana pada waktu itu rnajikan MH meminta

MH bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumahnya. Pada waktu itu

benjolan itu sudah besar, sebesar labu. MH pergi ke Sin9apura dengan jalur

legal maka dari itu ketika MH dipulangkan ke pihak yayasan, pihak tersebut

bertanggung jawab atas diri MH dengan memberikan MH pengobatan secara

gratis. Sebelum MH dipulangkan ke Indonesia, MH menjalani pemeriksaan di

sebuah rumah sakit di Singapura, hasil disgnosis dokter menyatakan MH

menderita kanker payudara stadium Ill A. Sangat terkejut sekali MH

mendengarkan hasil diagnosis dokter.

MH membayangkan bahwa ia tidak akan selamat seperti neneknya dulu.

Nenek MH juga menderita penyakit yang sama, informasi itu MH dapatkan

dari ibunya, karena pada saat sang nenek meninggal MHI masih kecil, jadi

MH tidak mengetahui apa-apa. MH menangis sepanjang perjalanan, hanya

pihak yayasan yang menghibur hatinya. MH tidak tahu nasibnya ke depan

akan seperti apa, yang ada dipikiran MH hanya keluarga di kampung

halaman tercinta. Saat-saat seperti ini MH merasa sendiri, tidal< ada keluarga

yang menemaninya, MH merasa sangat membutuhkan k.eluarga untuk

menguatkan hati dan menemaninya.

Page 103: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

94

MH terbang dari Singapura ke Indonesia, setibanya di Indonesia ia langsung

di bawa ke RS. Sukanto untuk menjalani perawatan medis dan operasi

pembedahan secepatnya. Keluarga MH belum mengetahui bahwa MH

berada di Indonesia dan menderita penyakit mematikan itu.

"keluarga saya be/um tau ka/au saya ada di Indonesia. Saya bingung ngasih tau mereka, saya takut nanti mereka panik. Saya memutuskan untuk menjalani ini seorang diri saja. Saya ga mau merepotkan mereka, kasian mereka".

Seluruh pengobatan MH ditanggung pemerintah. MH merasa bersyukur

karena pemerintah mau menanggung seluruh pengobatannya. Hal ini yang

dibutuhkan MH, selain moril, materil juga sangat dibutuhl<an MH karena MH

tidak rnampu untuk membayar semua pengobatan ini.

''Alhamduli/ah pemerintah masih peduli sama orang keciJ' seperti saya ini".

Kini MH bingung memikirkan bagaimana selanjutnya kehidupan nantinya,

"saya bingung dan saya ga tau apa yang akan tetjadi dengan saya, apakah saya akan meninggal atau hidup dan ketemu sama ke/uarga saya di kampung. Saya juga bingung, jika saya masih hidup terus saya pulang tanpa payudara gimana saya menceritakan sama keluarga saya terutama suami apakah ia akan menerima saya atau nanti saya ma/ah dituduh yang bukan-bukan, waduh pokonya binguna banget deh".

MH sangat pesimis ia bisa sembuh total dan dapat bertahan hidup lebih

lama, karena pengalaman yang ia punya ketika waktu sang nenek menderita

Page 104: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

95

penyakit yang sama dan tidak dapat diselamatkan, maka kecil sekali MH

dapat bertahan hidup lebih lama. Besarnya payudara MH membuat MH

merasa sangat minder ketika ia harus berhadapan dengan orang, MH malu

karena kekurangannya itu. Payudara MH juga membuat MH pusing, karena

bebarmya yang berat dan besar sehingga untuk melakukan kegiatan juga

terharnbat dan jika tersentuh rasanya sakit sekali,

"ini (menunjukkan payudaranya) ka/au kesenggol kenceng aja, bisa pecah niy, mangkanya saya hati-hati banget. Ka/au sekiranya saya mau melakukan sesuatu susah saya minta bantuan sama suster di rumah sakit ini. A/hamdulillah sustemya baik-baik jadi memka sering menolong saya".

MH rajin sekali sholat, sholat lima waktu dan sholat sunnah. Menurut MH

sholat tempat ia mengeluarkan keluh kesahnya sama Allah dan sekaligus

penyegar hati. Sehabis MH sholat, MH selalu merasakan hidupnya tidak

seberat beban (berat payudaranya) yang ia bawa. Hidup terasa indah dan

nikmat untuk MH, sholatjuga penghilang stres untuk MH ..

Sesungguhnya gerakan sholat membuat payudara MH teirasa sakit karena

pasti tersenggol, tetapi MH yakin "Allah tidak akan memberikan cobaan diluar

batas kemampuannya".

"setiap wudhu saya ditemenin sama suster, suster juga sering ngajak saya ngobrol, saya kan bosen disini sendirian jadi saya ngobrol saja sama suster atau sama pasien yang /ainnya, tuker-tuker pikiran".

Page 105: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

96

Dari setiap obrolan yang dilakukan MH dengan suster, dokter ataupun pasien

yang lainnya membuat semangat hidup MH bertambah clan menambah

kepercayaan diri MH bahwa ketika pulang nanti kelurga akan menerima MH

apa adanya.

"enak tuker pikiran sama mereka, setiap hari mereka kasih semangat untuk saya. Saya seneng ketemu sama mereka-ms•reka semua. Ketika mereka tau saya sedang nangis pasti mereka memberikan pikiran yang positif untuk saya, paling sering ketika saya sedang shofat, setiap saya berdoa pasti saya nangis, terus pasien yang sebelah saya se/afu baik banget sama saya".

Dukungan moril, harga diri, persahabatan, dan informasi yang MH rasakan

hanya MH dapatkan dari suster, dokter dan pasien rumah sakit lainnya.

Sedangkan pemerintah banyak memberikan dukungan berupa materi,

sedangkan keluarga MH tidak memberikan dukungan apa-apa karena

ketidaktahuan mereka.

Setiap kali MH mengeluh sakit di payudaranya yang pertama kali ia panggil

adalah suster, sedangkan untuk sekarang MH menjalani perawatan di rumah

sakit ketika MH sedang dalam keadaan down maka yang: pertama lcali ia ajak

bicara adalah pasien di sebelah tempat tidurnya. MH melakukan ini agar ia

terlepas dari beban hatinya dan tetap berpikir positif. MH meminum obat-

Page 106: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

97

obatan tradisional (kunyit) yang diberikan oleh keluarga pasien di sebelah

tempat tidurnya. MH merasa bersyukur berada dekat mereka semua.

"Keluarga yang disebe/ah saya ini (sambil menunjuk ke arah pasien yang berada tepat di samping tempat tidumya) bail<~baik banget, setiap dia ngejengukin ibunya, pasti saya juga dibawakan makanan dan setiap hari mereka bawa kunyit untuk saya minum".

2. Analisis kasus MH

Apapun yang MH lakukan dalam memenej stresnya adalah dengan sholat

lima waktu. Menurut MH, sholat adalah tempat MH mencurahkan segala

keluh l<esah yang ada sehingga MH selalu ikhlas menerima apapun yang

terjadi dan selalu berpikir bahwa Allah itu maha adil dan sayang pada dirinya.

Selain itu juga, sholat adalh olah raga baginya, karena gerakan-gerakan

sholat membuat fisiknya terasa sehat tanpa penyakit.

Dukungan mc.teri sangat dibutuhkan, MH mendapatkan diukungan itu dari

pemerintah. Dukungan emosi, penghargaan, informasi, dan persahabatan

MH rasakan hanya dari orang-orang yang baru MH kenal. Dukungan itu tidak

banyak berpengaruh pada MH, MH sangat membutuhkan dukungan dari

keluarganya dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.

Walaupun harapan MH tidak terpenuhi (dukungan dari keluarga) namun MH

tetap bersyukur karena orang-orang yang baru dikenalnya sangat

Page 107: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

98

membantunya dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya

(penyakit kanker payudara).

C. Analisis Hasil Antar Kasus

a. Manajemen Stres

Setiap peristiwa memberikan arti tertentu pada masing-masing subyek. Pada

penelitian ini, peristiwa-peristiwa yang menimbulkan stres (stressor) bagi

subyek diawali sejak dirasakannya benjolan pada payudara subyek yang

kemudian menjadi lebih nyata setelah menerima diagnosis dokter bahwa ia

mengidap penyakit kanker payudara.

Banyak cara yang dilakukan subyek untuk mengontrol stres yang

dirasakannya. Berikut ini gambaran yang dilakukan para subyek dalam

memenej stresnya.

Tabel. a. 1. Manajemen Stres

lntervensi terhadap lntervensi I Olah raga I situasi terhada1> oerseosi . Kasus I (NH) Melakukan berbagai Berpikir positif Setiap pagi hari,

kegiatan (mengajar, bahwa ia akan NH berjalan membersihkan rumah) sembuh dari mengelilingi

penyakit yang komplek dideritanya rumahnya dengan

ditemani anak-anak NH

Page 108: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

100

"sholat ada/ah obat hati yang paling mujarab, sholc1t se/a/u memberi ketenangan untuk batinnya sehingga ia juga selalu bersyukur atas karunia yang diberikan Allah untuknya. Sholatjuga o/ahraga untuk dirinya yang semakin hari semakin kurus saja. Sebrmamya gerakan sholat menyiksa dirinya karena psti payudaranya akan tersentuh dan itu membuatnya merasa sakit. Tapi MH yakin, al/ah tidak akan menguji dirinya diatas kemampuannya".

Manajemen stres yang dilakukan NH dan AH adalah dengan melakukan

berbagai kegitan sedangkan MH dengan sholat. Selain dengan berbagai

kegiatan, ketiga subyek selalu berpikir positif tentang dirinya bahwa "mereka

akan sembuh".

Untuk tetap menjaga kebugaran fisik, setiap hari NH dan AH selalu jalan

santai dipagi hari dengan ditemani keluarga, sedagkan rnenurut MH, hanya

sholatlah yang bisa ia lakukan untuk tetap menjaga kebugaran hati, pikiran,

dan fisiknya.

Berikut ini kutipan yang terus diungkapkan dari para s.:.ib~1ek dalam menjalani

kehidupannya setelah didiagnosis dokter,

"setiap ada terlintas dipikiran saya tentang penyakit ini maka saya harus mengalihkan pikiran itu ke ha/-hal lain sepelti memikirkan pekeljaan atau saya langsung bergerak melakukan aktifitas lainnya". (NH)

"dalam kondisi sakit saya tetap beljua/an gado-gado agar setiap hari saya berinteraksi dengan tetangga agar tidak memikirkan penyakit itu.

Page 109: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

101

Banyak melakukan kegiatan merupakan a/at yang saya anda/kan untuk menghilangkan pikiran-pikiran tentang penyakit itu" .. (AH)

" dengan sholatlah saya lebih merasa tenang, dan ciengan sholatlah saya bisa menge/uarkan seluruh apa yang ada dihati ini." (MH)

Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disirnpulkan bahwa

rnelakukan berbagai kegiatan serta selalu berpikir positif tentang penyakitnya

akan rnendorong tirnbulnya rasa percaya diri (optimis) pada penderita kanker

payudara bahwa mereka akan kernbali hidup sehat tanpa beban apapun

(kanker payudara) dan memperbaiki kualitas hidup mereka rnenjadi lebih

baik.

b. Dukungan Sosial

Dalarn kasus penderita kanker payudara dalam penelitian ini, peran

dukungan sosial dapat dirasakan juga oleh rnasing-rnasing subyek walaupun

dalam kondisi yang ber!:>eda-beda. Dukungan sosial dirai;akan sebagai

sesuatu yang memberikan perasaan yang positif, pengakuan atau bantuan

terhadap diri seseorang sehingga ia merasa dicintai atau diperhatikan oleh

lingkungannya (Gottlieb, 1984).

Dukungan sosial dapat dirasakan atau diterima oleh seseorang dalam

beberapa bentuk (emosi, penghargaan, materi, informasi, dan rnateri). Pada

Page 110: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

102

pasien penderita kanker dukungan emosi ternyata dirasakan lebih efektif.

Dukungan emosi yang diterima seseorang dapat menimbulkan rasa nyaman,

rasa aman karena ia merasa diperhatikan atau dikasihi.

Tabel. b. 1. Dukungan Sosial

Emosi Penghargaan Materi lnformasi Persahabatan

Kasus I Didapat NH Didapatkan Didapat dari Didapatkan Didapatkan (NH) dari anak- dari seluruh suami dari dokter NH dari

anak keluarga, ten tang teman-teman tetangga dan pengobat NH dimana teman-teman an medis NH mengajar ditempat NH seclangkan mengajar, dan obat-obatan dokter traclisional

didapatkan NH dari teman NH yang mengalami penyakit yang sama denaan NH

Kasus Didapat Didapatkan Did a pat Didapatkan Didapatkan II (AH) kanAH dari AH dari kanAH dari AH dari AH dari

suami seluruh pemerintah dokterdan lingkungan AH keluarga dan dan tetangga lingkungan tinggal tetangga- AH AH tetangga dimanaAH tinggal, dan dokter

Kasus DidapatMH Didapatkan Pemerintah Dokter Orang-orang Ill (MH) dari orang MH dari yang baru MH

yang baru pasien yang kenal MH kenal berada dekat (suster, disebelah MH,

Page 111: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

103

dokter dan suster, dan pasien dokter I sebelah MH

Pada penelitian ini nampak dukungan emosi berperan penting pada kasus

ketiga subyek. Perasaan aman dan nyaman itu datangnya dari keluarga, dari

suami, anak atau orang lain yang baru dikenal. Seperti dalam kutipan berikut:

"yang sangat membantu saya adalah anak-anak, anak-anak siap menerima saya apa adanya dan tidak malu dengan kondisi sya itu merupakan kebahagiaan yang /uar biasa. Mereka sangat membantu saya da/am ha/ apapun, setiap saya membutuhkan mereka, mereka dengan kasih sayangnya siap membantu saya, ini adalah ungkapan kasih sayang anak kepada ibunya". (Subyek NH)

"Suami adalah sega/anya bagi saya, dia penyemangat hidup saya, demi saya dia relakan jiwa raganya yang sebenamya juga memerlukan perhatian. Dia tidak pemah mengeluh sama saya tentang penyakitnya, padahal saya tahu bahwa penyakitnya itu sangat mtmyiksa untuknya. Hidup, kasih sayangnya semuanya dia serahkan untuk saya demi kesembuhan saya ini". (subyek AH)

Suami dan anak sebagai orang terdekat bagi subyek, menjadikan dukungan

sosial yang diberikan sangat berpengaruh bagi peningkatan harga diri atau

kepercayaan diri subyek.

-i

Page 112: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

104

MH dengan jelas menyatakan bahwa:

"Suami atau anak itu memang sangat berarti memberikan dukungan, tapi kalau seperti saya ini, suami, anak-anak dan keluarga besar ada dikampung semua dan mereka ga tahu kalau saya sakit, mau gimana lagi?. Orang-orang yang cinta sama saya wa/aupun bukan keluarga, mereka sangat membantu. Terutama dokter, karena beliau inilah saya nanti betharap akan sembuh, harapan hidup saya, saya serahkan sama Allah dan juga dokter. pasien yang lain juga suster juga sangat membantu saya, mereka ada ketika saya sedang kesusahan melakukan sesuatu dan sedang dalam kondisi yang tidak baik". (Subyek MH)

Perhatian dan penghargaan dapat juga datang dari orang yang tadinya tidak

memiliki hubungan kedekatan dengan kita, seperti dokte1r atau suster.

Seorang pasien, apalagi dengan penyakit berat seperti kanker tentunya

mengharapkan ada perhatian dari doktemya. Hail ini bisa membuat tenang

dan percaya pada pengobatan yang dijalani, seperti yang dialami oleh ketiga

subyek.

"Dokter-dokter di rumah sakit sini (RS. Sukanto) baik-baik semuanya"

Dukungan dari teman-teman dapat membantu seseoran~1 merasa nyaman

dan dihargai atau merasa dianggap sebagian dairi kelompoknya.

"Dukungan dari temen-temen ditempat kerja yang saya rasakan paling besar ada/ah dukungan infonnasi dan moril. Sampa.i sekarang pun setiap saya ketemu sama mereka, mereka se/a/u bilang 'bagaimana kondisi ibu, kami semua se/a/u mendoakan ibu, mereka se/alu membantu saya jika saya kesulitan dalam me/akukan aldifdas, selain itu

Page 113: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

105

juga mereka selalu memberikan informasi tentang pengobatan altematif yang baik." (Subyek NH)

"Da/am keadaan sakit saya masih jualan gado-gado, bayangin saya ngulek dengan payudara besar sebelah, tetapi tetangga-tetangga ga jifik beli gado-gado saya, gado-gado saya ramai seperti biasanya, ma/ahan mereka kadang yang membantu saya. Tetangga-tetangga juga tidak menjauhi saya ma/ahan mereka semua sering membantu saya dalam pengobatan ini, mereka memberikan sumbangan untuk saya, dan pada akhimya saya bisa operasi juga berkat mereka". (Subyek AH)

"Alhamdulilah saya masuk rumah sakit ini ketemu sama orang-orang baik, dokter yang baik dan juga suster yang se/a/u menolong saya. Wa/aupun mereka tau saya ga bayar di rumah sakit ini dan mereka tau saya TKW tapi mereka semuanya memperlakukan :saya dengan baik, setiap ada ke/uhan pasti saya ditanggapi oleh dokter dengan ramah". (SubyekMH)

Dukungan informasi akan lebih baik jika didapatkan dari orang yang ahli

dibidangnya. Selain itu, subyek juga mendapatkan dukungan nyata dari

orang-orang dalam jaringan sosialnya. Dukungan nyata ini membantu subyek

dalam menjalani perannya di rumah tangga, aktifitas lainnya ataupun dalam

pengobatan. Dukungan ini bisa didapatkan dari saudara kandung, anak-anak,

suami atau bahkan orang yang tak dikenal sekalipun.

"Anak-anak sangat mengerti sekali, ketika saya ingin mencuci pakaian, mereka tidak mengizinkan saya, justru saya disuruh istirahat sama mereka, saya tidak bo/eh mengeljakan pekeljaan rumah". (Subyek NH)

Page 114: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

106

"waktu saya operasi suami yang menunggu saya siang ma/am, waktu se/esai operasi saya tidak boleh banyak bergerak, jadi dia (suami) yang melayani saya". (Subyek AH)

"Setiap saya ingin sho/at, suster selalu membantu saya untuk mengambil air wudhunya dan setiap saya susah ingin melakukan sesuatu suster atau pasien disebelah saya selalu membantu saya". (Subyek MH)

Dalam menjalankan peran di rumah atau di masyarakat, penderita kanker

payudara dalam penelitian ini tidak ingin diistimewakan. Sikap orang lain

dalam menunjukkan empati tidak harus tampil secara berlebihan. Mereka

justru lebih senang bila sikap orang lain biasa-biasa saja, tidak menganggap

mereka seperti orang sakit,

"sebenamya saya ga mau ada orang lain tau kalau saya sakit, nanti saya dikasianin sama orang. Mangkanya selagi saya mampu mengerjakan saya kerjakan aja sendiri tanpa bantuan orang lain". (SubyekNH)

"saya ga mau orang tau kalau saya sakit, mangkanya setiap saya periksa ke dokter, payudara saya, saya ganjel biar sama besamya. Saya ga mau nanti dimobil atau ketemu orang seo/ah-olah saya minta dikasianin, kaya dikasih tempat duduk yang /ega atau diistimewakan". (SubyekAH)

Pada kasus NH ada dukungan sosial yang dapat menambah beban atau

stres. Hal ini tampak pada pemberian informasi dan emoi>i dari keluarga atau

Page 115: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

107

orang lain yang ditakutkan ataupun tidak membantu pemecahan masalah

yang dihadapinya, seperti yang dituturkannya,

"tiba-tiba anak saya begitu masuk ruangan dimana saya dirawat langsung ngomong 'ka/au penyakit kanker bisa mematikan, mangkanya mamah harus ja/ani terapi yang dibilangin dokter, biar cepet sembuh', yang tadinya saya optimis jadi takut deh, saya tau anak saya sebenarnya pengin menyemangati saya supaya saya harus tetap sembuh dan hidu buat mereka, cuma saya ga suka cara bicara dia yang seperti itu, ibu saya juga kalo datang kerumah sakit terus nangis saya paling benci sekali, kadang itu yang membuat saya lemah ... "

Jadi, perilaku atau sikap yang diberikan orang lain tidak selamanya

dipersepsikan positif oleh penderita kanker payudara dalam penelitian ini.

D. Peran Dukungan Sosial Dalam Manajemen Stres Penderita Kanker

Payudara

Peran positif yang dimiliki dukungan sosial dalam proses stres adalah

sebagai stress-buffer. Seseorang yang menerima dukun11an sosial dan

rnernpersepsikan kebutuhan itu sesuai dengan kebutuhannya dapat

rnengontrol atau mengurangi stresnya atau tidak lagi menilai suatu peristiwa

sebagai suatu stressor. Dukungan sosial sebagai stress-.buffer akan

rnelindungi penderita kanker payudara dari darnpak stres yang lebih berat,

dibandingkan bila ia tidak mendapatkan dukungan sosiat Efek langsung

dukungan sosial yang dapat dirasakan oleh penderita kanker payudara dalarn

Page 116: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

108

penelitian ini adalah meningkatnya harga diri, rasa percaya diri, mengurangi

perasaan sedih, takut, cemas dan sebagai sumber infom1asi.

Pada NH peran dukungan tampak ketika anak-anaknya selalu membantunya

pada saat ia mengalami kesulitan untuk beraktifitas, dan selalu memberikan

keceriaan ketika ia sedih, juga tidak membiarkannya melamun sendirian.

Dengan anak-anak NH bersikap seperti itu NH merasa lebih tenang dan

selalu berpikir positif karena menurut NH itu membantunya dalam

penyembuhan mentalnya akibat penyakit yang dideritanya. Begitu juga

dengan AH yang mendapatkan dukungan dari suaminya ketika ia merasa

takut akan penyakitnya, suami AH selalu setia mendampingi untuknya.

Dukungan itu juga diberikan suami AH ketika AH memutuskan tetap ingin

berjualan gado-gado agar ia tidak larut dalam kesedihan dan selalu bertemu

dengan orang banyak sehingga ia lupa dengan penyakit yang ia derita. AH

merasa dicintai dan dibutuhkan. Sedangkan MH mendapatkan dukungan dari

orang-orang yang baru ia kenal pada saat ia menjalani perawatan di rumah

sakit Sukanto. Dukungan yang paling tampak adalah ketika ia ingin ke kamar

mandi atau wudhu, suster atau pasien yang lainnya selalu membantunya,

dan itu membuatnya merasa tidak sendirian.

Page 117: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

A. Kesimpulan

BABV

KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

110

Pada umumnya wanita yang menderita kanker payudara yang menerima

dukungan sosial dan mempersepsikan kebutuhan itu sesuai dengan

kebutuhannya dapat membantu dalam menjalankan manajemen stres yang

dilakukannya.

Semua subyek merasakan dukungan sebagai sesuatu yang membantu

mereka dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan

penyakit kanker payudara. Dukungan sosial yang diberikan dari lingkungan

berupa dukungan emosi, harga diri, informasi, materi, percaya diri atau

memunculkan semangat atau keinginan yang kuat untuk dapat mengatasi

penyakitnya dengan usaha dan tekad dalam diri sendiri.

Selain peran dukungan sosial wanita yang menderita kanker payudara

memenej stresnya dengan melakukan berbagai kegiatan, sehingga mereka

tidak terus menerus memikirkan penyakitnya. Hal lain yang dilakukan adalah

berpikir positif dan yakin pada diri sendiri bahwa cobaan yang mereka alami

dapat mereka lewati dengan baik.

Page 118: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

B. Diskusi

Hasil penelitian ini menggambarkan mengenai fase-fase penderita dalam

menghadapi penyakitnya, perilaku yang dapat mengarahkan penderita

mencari jalan pemecahan masalah yang terbaik bagi dirinya dalam usaha

untuk mengurangi beban atau stres yang dihadapinya, dan dukungan

informasi dari orang yang berkompeten.

111

Penderita kanker payudara dengan kondisi sakit parah yang bisa

mengakibatkan kematian awalnya akan 'denial', menolak keberadaan

penyakit yang dideritanya. Awalnya penderita ingin mengelak dan tidak mau

mempercayai bahwa dirinya sakit yang serius. Penghayatan penderita pada

fase penerimaan, mereka mulai mendekatkan diri dalam hal-hal yang bersifat

religius. Kecemasan dan ketakutan akan masa depan diramalkan, serta

melemahnya harga diri sebagai dampak dari penyakit yang dialaminya,

menempatkan pende.-ita ke dalam fase depresi. Pada fase ini (depresi)

penderita dapat melakukan berbagai aktifitas agar depresi tidak terjadi secara

berlebihan. Sedangkan fase marah tidak tampak pada ketiga subyek, mereka

menyadari bahwa apa yang dideritanya merupakan sesuatu yang harus

dihadapi. Hal ini dipengaruhi oleh pemahaman dan penghayatan akan

kekuasaan Tuhan. Faktor religius inilah yang mendorong penderita untuk

sampai pada fase penerimaan dan kepasrahan.

Page 119: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

112

Dukungan keluarga penting dalam pemulihan mental penderita kanker

payudara. Namun, pada salah satu subyek merasakan bahwa kehadiran

keluarga menambah sires yang dirasakannya. Dukungan informasi yang

jelas dari orang yang berkompeten, sangat membantu penderita dalam

menghadapi penyakitnya yang dirasakan berat. Oleh karena itu peran dokter

yang mau menjelaskan penyakit dan bersikap mendukung dalam

menghadapi problematik penderita terhadap penyakit yang dideritanya

menjadi sangat penting, disamping dukungan sosial yang bersifat nyata,

seperti pelayanan. Hal ini berkaitan dengan kesediaan pasien untuk

mengikuti keseluruhan pengobatan yang harus dijalaninya.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Seltzer dkk (1987) tentang reaksi psikologis yang muncul dari pasien saat

didiagnosis menderita kanker payudara yaitu, adanya pemolakan "denial",

kecemasan, takut, dan depresi. Manajemen stres yang clikemukan oleh

Greenberg (2002) juga sesuai dengan hasil penelitian ini yang rnenyatakan

bahwa dengan rnelakukan berbagai kegiatan rnaka stres dapat dikontrol

seminirn mungkin dan berpikir positif dapat rnengurangi dampak negatif dari

stres. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Cohen (1992) bahwa dukungan sosial yang dipersepsikc:1n dengan baik dan

mampu mernnuhi kebutuhan yang dituntut dalam situasi stres, akan

mernbantu mengurangi dan mengontrol dampak negatif tstres tersebut.

Page 120: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

18

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan

penelitian ini

Bab II : Merupakan kajian teori yang terdiri dari : Kanker payudara, definisi

kanker payudara, faktor resiko terkena kanker payudara, terapi,

reaksi-reaksi psikologi penderita kanker payudara. Stres,

pengertian, Penilaian terhadap stres, sumber·-sumber stres,

dimensi stres; Manajemen stres, pengertian, teknik manajemen

stres (intervensi); Dukungan Sosial; pengertian, bentuk-bentuk

dukungan sosial, sumber dukungan sosial; Peran dukungan sosial

dalam manajemen stres.

Bab Ill : Menerangkan metodologi penelitian yang terdiri dari: pendekatan

dan metode penelitian, metode pengumpulan data, subyek

penelitian, prosedur penelitian, dan prosedur analisa data.

Bab IV : Hasil penelitian yang terdiri dari: gambaran urnum subyek

penelitian, gambaran dan anlisa kasus, kasus I, II, Jll, dan analisis

hasil antar kasus.

Bab V : Penutup yang berisi: Kesimpulan, diskusi, dan saran.

Page 121: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

114

DAFT AR PUST AKA

Afidatul, Khairiah. (2006). Manajemen Stres Pada Janda Akibat Perceraian (Skripsi). Jakarta: Fakultas Psikologi UIN.

Aristiati, Adji. (1997). Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker Payudara (Studi Kasus pada Beberapa Penderita di Jakarta) (Skripsi), Depok: Fakultas Psikologi UI.

Ahmad, Muhidin. (2004). Hubungan Dukungan Sosial d€mgan Kecemasan Pada Penderita Kanker Payudara Dalam menjalani Pengobatan (Skripsi). Depok: Fakultas Psikologi UI.

Atwater, E. (1983). Psychology Of Adjusment: Personal Growth In A Changing World. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.

Baron, R. S. & Cutrona, C. E. (1990). Social Support and Immune Function Among Spouse of Cancer Patients. Journal of Personality and Social Psychology. Vol 59. (2).

Cohen, S. (1992). Stress, Social Support, and Disorder. In. H. 0. F. Veiril & lJ. Baumann. (eds). Meaning and Measurement of Social Support. New York: Hemisphere Publish Corp.

Dakof, G. A. & Taylor, S. E. (1990). Victims' Perceptions of Social Support: What Is Helpful From Whom?. Journal of Personality and Social Support Psychology. Vol. 58. (1).

Davison, C. Gerald. (2006). Psikologi Abnormal Edisi Ke-9. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gottlieb, B. H. (1984). Social Support Strategies, Guidelines for Mental Health Practice. London: Sage Publications.

Greenberg, J. S. (2002). Compherensive Stress Management. Boston: WCB McGraw-Hill.

Helena, Rosmauli. (2005). Kondisi Stres Emosional & Penyesuaian Diri Pada Wanita Penderita Kanker Payudara (skripsi). Depok: Fakultas Psikologi UI.

Page 122: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

Kaplan, R. M. Sallis Jr, J. F. & Patterson, T. L. (1993). Health and Human Behavior. New York: McGraw-Hill.Inc.

l15

Karlinger, F. N. (1990). Asas-asas Penelitian Behavioral.. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Kristi, Poerwandari. (1998). Pendekatan Kua/itatif Oaa/am Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3 UI.

Lazarus, R. S. (1976). Patterns of Adjustment. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.

Moleong, Lexy. (1998). Metodelogi Penelitian Kua/itatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Off Set.

Nevid, S. Jeffrey. Rathus, A. Spencer & Greene, Beverly. (2003). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.

Niven, Neil. (2002). Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perawat & Profesional Lain. Jakarta: Buku Kedokteran.

Patterson, R. J. & Neufeld, R. W. J. 1989. The Stress Response and Parameters of Stressful Situation. New York: John Wiley & Sons.

Ramli, M. (1989). Kanker Payudara dan Permasa/ahannya. Maka/ah dipresentasikan pada Simposium Umum: Masalah Kanker dalam Keluarga. FKUI. Jakarta.

Russell, L. Michael. (1988). Stress Management For Chronic Disease. Toronto: Pergamon Press.

Sarafino, E. P. (1990). Health Psychology: Biophysical Interactions. Toronto: John Willey & Sons.

Santrock, W. John. (1995). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi Ke-5 Ji/id II. Jakarta: Erlangga.

Sarason, B. R. Sarason, I. G. & Piere, G. R. (1990). Social Support: An lnteractional View. New York: John Willey & Sons.

Siti, Soraya. (2006). Peranan Dukungan Sosial terhadap Peri/aku Coping Pada /bu Yang Memi/iki Anak HIV/AIDS (Skripasi) .• Jakarta: Fakultas Psikologi UIN.

Page 123: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

116

Smeth, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grnsindo.

Smith, W. Timothy & Micassio, M. Perry. (1995). Managing Chronic Illness, A Biopsychosocial Perpective. Washington De: American Psychological Assosiation.

Stoll, B. A. (1979). Mind and Cancer Prognosis. New York: John Willey & Sons.

Sumadi, Suryabrata. (1992). Metodelogi Penelitian. Edisi Ke7. Jakarta: Rajawali Press.

Tjindarbumi, D. (1994). Reevaluasi Faktor-faktor Prognostik yang Mempengaruhi Harapan Hidup (Expectancy of Life) dan Ketahanan Hidup (Survival of Life) Penderita Kanker Payudara Stadium Operabe/. Makalah. Jakarta.

Yin, Robert K. (2003). Studi Kasus (Design & Metode) Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press.

Yosep, lyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. R~efika Aditama.

Brosur Rumah Sakit Kanker Dharmais tentang Kanker Payudara. 2008

Koran Tempo, Senin, 20 November 2006

Sinar Harapan. 2007

www.pitapink.com

www.e-psikologi.com

www.mediasehat.com

www.pfizerpeduli.com

www.gatra.com

Page 124: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

nor lp ..

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARI F lllDA YATULLAll .JAKARTA

FAKULTAS PSJKOLOGI Kcrta fVJ11k1i No.5 Lircndcu Jakarta Scl:itau 15419 Tclp. (021) 7433060 Fax. 74714714

Un.Ol/F7/KM.OJ.3/ 7 (] 12008 .Jakart:i, 17 .!uni 2008

: Perrnoho11aJ1 lzin J>enelilian

Kepada Yth. Kepala Rumah Sakit Pol Pus RS. Sukanto Brig. Jen Pol. Dr. M. Aidi Rawas Jakarta Timur

Assa/amu 'a/aikum Wr. Wb.

Dengan hormat, kami sampaikan bahwa :

Na n1 a Nomor Pokok Semester Tahun Akademik Program

Siti Nur Azizah 105070002353 VIII (Delapan) 2007/2008 Strata 1 (S-1)

Mahasiswa tersebut sedang menulis skripsi yang be1judul : "Pcranan Dukungan Sosilll Tcrhadap Manajcmcn Sires P:1da Wanita Pcndcrita Kankcr Payuclara" yang bersangkutan perlu melakukan Penelitian di lembaga yang Bapalc/Ibu/Saudara pimpin.

Sehubungan dengan itu kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/ Saudara untuk memberikan data maupun informasi yang diperlukan oleh mahasiswa tersebut.

Demikian atas perhatian dan kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'a/aikum Wr. Wb.

A.n. Dekan Jlembantu Dekan

. <Bidang~nik

4R" ~~"'ili NIP. 15023*7;h M.Sif.

Tembusan: l .Dekan Fakultas Psikologi

TTTl.T C'1 •• _ •• !.L"TT!.1- •• -~--11-L y_i__

Page 125: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

db PUSAT KEDOKTERAN DAN KESEllATAN POLJd

RUMAH SAK!T KEPOLJSJAN PUSAT R.S. SUKANTO JI. Raya Bogar Kramat Jati Jakarta Timur 13510

No.Pol. Klasifikasi Lampiran Perihal

Tembusan:

13 I 4'~ I VI I 2008 I Rspolpus BIA SA

: Jawaban Pcrmohonan Izin Penelitian

Jakarta, 2c. Juni 2008

Kepada

Yth. DEKAN FAK. PSIKOLOGJ UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA

di

Jakarta.

I. Rujukan Surat Dckan Fakullas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: Un.0 I I F7 I KM.O 1.3 I 7 I 7 I 2008 tanggal I 7 Juni 2008 pcrihal perm<)honan izin ~clifian. '

2. Sehubungan dcngan hal tersebut di atas, pihak Rumkitpolpus R.S.Sukanto memberikan izin penelitian Mahasiswa Semester VIII Fakultas Psikologi Univcrsitas Islam Ncgcri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta a.n. Siti Nur Azizah/ NP 105070002353 untuk melakukan observasi dan wawancara di Ruang Mahoni I Rumkitpolpus R.S. Sukanto dalam rangka pcnyusunan Skripsi dengan judul: "Peranan Dukungan Sosial Terhadap Manajemcn Stres Pada Wanita Penderita Kankcr Payudara", pada bulan Juni 2008, dcngan bimbingan Evi Miranti, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

3. Demikian untuk menjadi maklum.

Karumkitoolpus R.S. Sukanto

Page 126: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

RUMA I I SAKIT KEPOLISIAN PU SAT R.S.SUK -\NTO DEPARTEMEN SUM8ER DAY A MANUSIA DAN Pl: NELITIA]':

I.

3.

NOTA-DINAS NO. POL : BI ND - %l:z_ I VI/ 2008 /Dept SDMT

Kc pad a Yth. Kalak. Mahoni I

Dari Kadcp SDMT

Perihal Izin Observasi dan Wawancara

Rujukan: a. Surat Dekan Fakultas Psikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta Nomor: Un.01 I F7 I

KM.01.3 I 717 I 2008 tanggal 17 Juni 2008 pcrihal permohonan izin penelitian. b. Disposisi Karumkitpolpus R.S. Sukanto No. Agenda: B/498/VI/2008/Rspolpus

tanggal 25 Juni 2008 perihal Acc.

Schuhu11ga11 dcngan hal tcrschut di alas, kami mohon kcsediaannya memberikan izin kcpada Mahasiswa Semester VIII Fakultas p,ikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarii' Ilidayatullah Jakarta a.n. Siti Nur Aziz.ih/ NP 105070002353 untuk melakukan obscrvasi dan wawancara di Ruang Mahoni I Rumkitpolpus R.S. Sukanto dalam rangka pcnyusunan Skripsi dengan judul: "Peranan Dukungan Sosial Terhadap Manajemen Stres Pada Wanita Penderita Kankcr Payudara", pad:, bulan Juni 2008, dengan bimbingan Evi Miranti. S.Psi., M.Psi., Psilwlog.

lk111ikian 11n111k 111cnjatli ni;1kl11nl.

Jakarta, '26 Juni 2008

KADEPfuMT

YA MW, Sp.BS, DFM, MM ES POL NRP 53030 I J 3

Page 127: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

LAMPIRAN I

DAT A KONTROL

A. IDENTIT AS PRIBADI

!. Usia 2. Suku Bangsa 3. Agama 4. Pendidikan Terakhir 5. Pekerjaan

a. Lama bekerja b. Penghasilan

6. Pernikahan a. Lama menikah b. Pendidikan terakhir suami c. Pekerjaan suami d. Penghasilan suami perbulan e. Jumlah anak f. Pendidikan anak

7. Latar Belakang Keluarga Subyek a. Jumlah saudara b. pekerjaan orang tua

8. Aktifitas I kegemaran Subyek

B. RIWAYAT PENYAKIT

1. a. Usia pada awal diagnosis b. Usia suami c. Usia anak-anak

2. Stadium a. Pada saat diagnosis b. Saat ini

3. Terapi yang dijalani, kapan dan lamanya

4. Pengobatan lain (non-medis) yang pernah dijalani, kapan dan lamanya

5. Kondisi setelah menjalani terapi 6. RS tempat menjalani terapi dan

terakhir kontrol

Page 128: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

LAMPIRAN II

PEDOMAN WAWANCARA

A. WAWANCARA AWAL 1. Bagaimana anda mengetahui ada kelainan dipayudara anda? 2. Bagaimana reaksi (emosi, fisik, tindakan) anda setelah mengetahui

ada kelainan tersebut? 3. Siapa orang yang anda percaya untuk pertma kali mengetahui

masalah ini? Bagaimana reaksinya? 4. Bagaimana anda memutuskan untuk memeriksak:an diri ke dokter atau

rumah sakit? 5. Apa yang anda ketahui tentang penyakit kanker, khususnya kanker

payudara saat itu? 6. Bagaimana reaksi anda ketika mendengar diagnosa kanker dari

dokter? 7. Bagaimana anda memberitahu pasangan atau keluarga anda

mengenai penyakit ini? Dan bagaimana reaksi mereka? 8. Bagaimana anda memutuskan untuk menjalani perawatan secara

medis? 9. Apa yang anda ketahui tentang perawatan penyakit kanker payudara

saat itu?

B. STRES & MANAJEMEN STRES 1. Apa pandangan anda tentang payudara bagi seorang wanita? 2. Bagaimana menurut anda pandangan rnasyarakat tentang payudara

bagi seorang wanita? 3. Bagaimana pandangan anda tentang perawatan rnedis yang harus

dijalani sehubungan dengan penyakit ini? (penyinaran, sitostatika, pernbedahan)

4. Bagaimana perasaan anda dalarn menghadapi penyakit dan proses perawatannya?

5. Apa yang anda bayangkan akan terjadi pada diri anda sehubungan dengan penyakit ini?

6. Kesulitan-kesulitan apa yang rnenurut anda akan terjadi dan mengganggu anda sehubungan dengan penyakit ini? (probe: dalarn hubungan dengan suarni, anak, rurnah tangga, pekerjaan, di lingkungan tetangga atau oragnisasi sosial)

7. Bagaimana anda menilai kesulitan-kesulitan itu dapat rnengganggu perasaan atau aktifitas anda?

Page 129: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

8. Apakah anda merasa dapat mengatasi kesulitan-kesulitan itu? Mengapa dan bagaimana?

9. Bagaimanakah sikap dari lingkungan, ketika anda dalam kesulitan? 10.Apakah anda merasa lingkungan anda dapat diandalkan untuk

membantu masalah-masalah anda? Bagaimana pengalaman anda sebelumnya dalam peristiwa lain?

11. Bagaimana perasaan anda terhadap peristiwa-peristiwa yang muncul sehubungan dengan penyakit ini?

12.Apakah ada perasaan marah, kecewa, tidak percaya, sangat tertekan, sangat sedih, menarik diri dari lingkungan, atau anda merasa tidak memiliki penyakit berat? (probe)

13.Apakah ada perasaan tidak dicintai, tidak diperhatikan, mudah tersinggung, atau tidak berharga? (probe)

14.Apakah ada perasaan tertantang, terancam, atau takut kehilangan? (terhadap apa? (probe)

15. Bagaimana and a mengatasi perasaan-perasaan tersebut? Apakah ada usaha untuk mencari bantuan atau dukungan dari luar?

16. Bagaimanakah perasaan atau kondisi anda setelah berusaha dan mendapatkan dukungan?

17. Dari semua kesulitan-kesulitan yang anda rasakan karena penyakit ini apa yang anda lakukan untuk mengontrol semuanya agar tidak berdampak negatif untuk anda?

18.Apa kegiatan yang sekarang anda lakukan untuk mengurangi atau mengontrol stres yang datang karena penyakit ini?(probe)

C. DUKUNGAN SOSIAL 1. siapa saja yang anda anggap memiliki hubungan kedekatan (intim,

akrab, sayang) dengan anda? 2. Siapa yang anda percaya bila anda ingin membicarkan masalah­

masalah anda atau hal-hal yang sifatnya pribadi anda? 3. Seberapa sering anda merasa membutuhkan mereka untuk

membicarakan masalah-masalah anda? 4. Seberapa sering anda membicarakan masalah anda-anda dengan

mereka? 5. Bagaimanakah respon mereka saat itu? (probe: mendengarkan,

mengerti, empati, simpati, disayang atau diperhatikan) 6. respon-respon seperti apakah yang dapat membuat anda merasa

dimengerti, diperhatikan, disayang? 7. Pernahkah anda merasa kecewa terhadap sikap atau tindakan

mereka? Sikap atau tindakan yang seperti apa?

Page 130: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

8. Dalam menghadapi penyakit ini, bantuan dan dukungan apa yang anda harapkan? (probe: materi, informasi, emosi, esteem, kedekatan dengan orang lain)

9. Siapa saja yang anda harapakan untuk memberikan bantuan atau dukungan terhadap apa? (pasangan, anak, teman, dokter, perawat, LSM terkait, keluarga lain)

10. Bagaimanakah pandangan anda terhadap bantuan atau dukungan yang diberikan? Apakah anda merasa puas/ terpEmuhi?

11. Bagaimanakah anda mendapatkan bantuan atau dukungan? (probe: diberikan atau diminta)

12.Bagaimana perasaan anda bila mendapatkan dukungan dengan meminta terlebih dahulu dibandingkan dengan diberikan dukungan tanpa harus meminta?

13.Bagaimanakah perasaan anda, berada diantara keluarga, temen, lingkungan? (probe: dihargai, disayang, diperhatilcan,tenang, dekat atau sebaliknya)

14.Adakah yang lebih penting diantara perasaan-perasaan itu? Yang mana dan mengapa?

15. Adakah saat-saat yang tepat atau tidak tepat bagi1 anda untuk menerima bantuan orang lain?

16.Apakah ada orang yang paling tepat untuk memberikan bantuan tertentu?

17. Siapa yang memberikan semangat kepada anda ketika anda dalam keadaan lemah tak berdaya?

18.Siapa yang mendukung anda ketika anda menjalani pengobatan untuk penyembuhan penyakit anda?

19. Siapa yang memberikan informasi kepada anda tE~ntang pengobatan yang anda jalani?

20. Siapa yang membiayai seluruh pengobatan anda?

Page 131: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

LAMPIRAN Ill

Surat Pengantar Penelitian

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan kasih

sayang-Nya sehingga kita masih diberikan kelancaran dalam beraktifitas.

Sebagai mahasiswi Psikologi, saya Siti Nur Azizah berrnaksud mengadakan

penelitian tentang "Peranan Dukungan Sosial Terhadap Manajemen Stres

Pada Wanita Penderita Kanker Payudara". Penelitian yang saya lakukan

ini adalah hanya untuk memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar

sarjana Stara Satu (SI) dalam bidang psikologi.

Sehubungan dengan itu saya membutuhkan pa1tisipasi ibu untuk menjawab

pertanyaan sesuai dengan apa yang ibu alami dan rasakan.

Data pribadi dan jawaban ibu akan dijaga kerahasiaann)'a, tidak akan

disebarluaskan dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian

saja tanpa menyebutkan nama.

Atas kerjasama dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh.

Jakarta, Juni 2008

Siti Nur Azizah

Page 132: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MANAJEMEN STRES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16327/1/SITI NUR... · bahwa cobaan yang mereka alami dapat mereka lewati dengan

LAMPIRAN IV

Nama lnisial

Jenis Kelamin

Usia

Pekerjaan

Stadium Penyakit

Surat Pernyataan Kesediaa1!!

Menyatakan kesediaannya menjadi responden dalam penelitian yang

dilakukan saudari Siti Nur Azizah, mahasiswi Fakultas IPsikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan judul "Peranan Dukungan Sosial Terhadap

Manajemen Stres Pada Wanita Penderita Kanker Palrudara".

Jakarta, .......................... 2008

(Tanda Tangan)