12
PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN BUDIDAYA NENAS DI DESA TANGKIT BARU KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI Mario Zulhadi Amrullah 1) , Ratnawati Siata 2) , Edison 2) 1. Alumi Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi, 2. Staf Pengajar Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 08 Februari – 08 Maret 2018. Pada penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif/kuantitatif untuk mengetahui peranan penyuluh lapangan terhadap penerapan budidaya nenas dengan mengunakan analisis uji chi square. Jumlah populasi adalah 880 orang dan Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus slovin, yaitu sebanyak 89 orang. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari lapangan dengan cara observasi dan wawancara. Kemudian hasil analisis menunjukkan bahwa peranan Penyuluh Pertanian budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. memperoleh hasil secara konferhensip 69,664% terhadap kegiatan perumuskan rencana kerja, membina kelompok tani, rekomendasi dan saran budidaya nenas, memecahkan masalah petani, membuat laporan kerja, sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian dalam kegiatan perumusan rencana kerja (70,56%), Pembinaan Kelompok Tani (52,64%), Rekomendasi dan Saran Budidaya nenas (75,04%) Memecahkan Masalah (75,0%) dan membuat laporan kerja (75,64%). Terdapat hubungan yang nyata antara peranan penyuluh pertanian dengan penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Kata kunci: Pertanian, Penyuluh Pertanian, dan Penerapan Budidaya Nenas ABSTRACT The aim of the study was to determine the role of agricultural extension workers in the application in the village of Tangkit Baru, Sungai Gelam District, Muaro Jambi Regency. This research was conducted from February 8 - March 08 2018. In this study also carried out descriptive analysis / analysis to determine the role of field extension agents on the application of cultivation by using chi square analysis. The population is 880 people and the sample sample uses the Slovin formula, which is 89 people. The sampling method in this study uses a purposive method. The data in this study are sourced from the surface by means of work and interviews. Then the results of the analysis show that the role of Agricultural Extension in Tangkit Baru Village, Sungai Gelam District, Muaro Jambi Regency. The advantage of tangible results is 69.664% for the activities of formulating work plans, fostering farmer groups, recommendations and suggestions from the workforce, solving problems of farmers, making work reports, while partially the role of agricultural extension workers in the formulation of work plans (70.56%), Coaching Farmers Group (52.64%), Recommendations and Suggestions for pineapple cultivation (75.04%) Solving Problems (75.0%) and making work reports (75.64%). The relationship between the role of agricultural extension workers and the application of cultivation in Tangkit Baru Village, Sungai Gelam District, Muaro Jambi Regency. Keywords: Agriculture, Agricultural Extension, and Application of Pineapple Cultivation

PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

  • Upload
    phamdan

  • View
    235

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN BUDIDAYA NENAS DI DESA TANGKIT BARU KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

Mario Zulhadi Amrullah1), Ratnawati Siata2), Edison2)

1. Alumi Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi, 2. Staf Pengajar Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

[email protected] ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 08 Februari – 08 Maret 2018. Pada penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif/kuantitatif untuk mengetahui peranan penyuluh lapangan terhadap penerapan budidaya nenas dengan mengunakan analisis uji chi square. Jumlah populasi adalah 880 orang dan Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus slovin, yaitu sebanyak 89 orang. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari lapangan dengan cara observasi dan wawancara. Kemudian hasil analisis menunjukkan bahwa peranan Penyuluh Pertanian budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. memperoleh hasil secara konferhensip 69,664% terhadap kegiatan perumuskan rencana kerja, membina kelompok tani, rekomendasi dan saran budidaya nenas, memecahkan masalah petani, membuat laporan kerja, sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian dalam kegiatan perumusan rencana kerja (70,56%), Pembinaan Kelompok Tani (52,64%), Rekomendasi dan Saran Budidaya nenas (75,04%) Memecahkan Masalah (75,0%) dan membuat laporan kerja (75,64%). Terdapat hubungan yang nyata antara peranan penyuluh pertanian dengan penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

Kata kunci: Pertanian, Penyuluh Pertanian, dan Penerapan Budidaya Nenas

ABSTRACT

The aim of the study was to determine the role of agricultural extension workers in the application in the village of Tangkit Baru, Sungai Gelam District, Muaro Jambi Regency. This research was conducted from February 8 - March 08 2018. In this study also carried out descriptive analysis / analysis to determine the role of field extension agents on the application of cultivation by using chi square analysis. The population is 880 people and the sample sample uses the Slovin formula, which is 89 people. The sampling method in this study uses a purposive method. The data in this study are sourced from the surface by means of work and interviews. Then the results of the analysis show that the role of Agricultural Extension in Tangkit Baru Village, Sungai Gelam District, Muaro Jambi Regency. The advantage of tangible results is 69.664% for the activities of formulating work plans, fostering farmer groups, recommendations and suggestions from the workforce, solving problems of farmers, making work reports, while partially the role of agricultural extension workers in the formulation of work plans (70.56%), Coaching Farmers Group (52.64%), Recommendations and Suggestions for pineapple cultivation (75.04%) Solving Problems (75.0%) and making work reports (75.64%). The relationship between the role of agricultural extension workers and the application of cultivation in Tangkit Baru Village, Sungai Gelam District, Muaro Jambi Regency. Keywords: Agriculture, Agricultural Extension, and Application of Pineapple Cultivation

Page 2: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

PENDAHULUAN

Provinsi Jambi mempunyai potensi lahan gambut yang cukup baik mengingat potensi lahan yang dimiliki masih cukup luas yaitu sekitas 24,15 ribu ha, dan di daerah yang memiliki potensi tanah gambut diantaranya adalah Kabupaten Muaro Jambi. Selama ini lahan gambut tersebut lebih merupakan lahan tidur yang tidak tergarap. Dengan demikian pemanfaatan lahan gambut melalui pengembangan budidaya nenas dapat menjadi salah satu upaya penting dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Muaro Jambi merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi komoditas hortikultura di Provinsi Jambi. Kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Muaro Jambi akan memanfaatkan secara optimal potensi buah nanas tangkit. Sebagai gambaran, nenas tangkit merupakan rumpun nenas yang telah dilepas sebagai komoditas unggulan daerah dengan nomor SK: 103/kpts/tp.240/3/2000. Luas wilayah memiliki potensi kurang lebih 800 Ha. Luasan yang telah diolah sebanyak 596 Ha oleh 13 gabungan kelompok tani (gapoktan). Kabupaten Muaro Jambi memiliki lahan gambut yang sangat potensial untuk pengembangan budidaya nenas yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Sungai Gelam di Desa Tangkit Baru. Berikut data jenis tanaman, luas panen, produksi, dan rata-rata produksi sebagai berikut. Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Nenas Kabupaten di Provinsi Jambi Tahun

2016

Sumber :Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikutura, 2017

Tabel 1. menunjukkan bahwa Luas Panen dan tingkat Produktivitas pada setiap kabupaten /kota di Provinsi Jambi merupakan yang tertinggi diantara kabupaten/kota lainya dan juga merupakan kabupaten dengan luas panen nenas terbesar. Pada tahun 2016 Kabupaten Muaro Jambi mencapai Produktivitas 1616,42 Ton/Ha dengan luas panen 570,26 Ha.

Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha)

Produksi (Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

Kerinci 0,01 1.50 150

Merangin 0,20 21,40 107

Sarolangun 0,06 6,60 110

Batanghari 0,19 16,80 88,42

Muaro Jambi 570,26 218.601,9 383,33

Tanjabtim 0,63 115,40 183,17

Tanjabbar 0,38 73,80 194,2

Tebo 0,03 4,60 153,3

Bungo 0,07 17,30 247

Kota Jambi 0 0 0 Sungai Penuh 0 0 0

Total 571,83 218.589 1616,42

Page 3: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Nenas Kecamatan di Kabupaten Muaro

Jambi Tahun 2016

Sumber :Badan Pusat Statistik, 2017

Tabel 2. Menunjukkan bahwa kecamatan sungai gelam memiliki persensi luas panen terbesar yaitu 99,95 % dari total luas panen di Kabupaten Muaro Jambi dengan produktivitas 383,496 Ton/Ha dan tabel tersebut juga menunjukan bahwa dari kecamatan jambi luar kota dan taman rajo hanya memiliki luas panen yang tidak mencapai 1 Ha. Dari beberapa desa yang ada di kecamatan sungai gelam terdapat satu desa yang berbudidaya nenas, dimana desa tersebut merupakan sentra produksi buah nenas di provinsi jambi yaitu desa tangkit baru. Dari data yang diperoleh dijelaskan bahwa tahun ketahun terjadi fluktuasi produktivitas. Untuk lebih tepatnya dapat dijelaskan pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Luas Tanam, Produksi dan Produktivitas Buah Nenas di Desa Tangkit Baru Tahun 2018

Kecamatan Luas Panen (Ha)

Produksi (Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

Sekernan 0 0 0

Maro Sebo 0 0 0

Jambi Luar Kota 0,2 7,7 38,5

Mestong 0 0 0

Sungai Bahar 0 0 0

Sungai Gelam 570 218.593 383,49

Kumpeh Ulu 0 0 0

Kumpeh 0 0 0

Taman Rajo 0,06 1,2 20

Total 570,26 218.601,9 441,996

Tahun Luas Panen (Ha)

Produksi (Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

2013 820 30.784 37,54

2014 830 67.170 80,9

2015 845 144.487 170,992

2016 850 156.088 183,63

2017 850 218.593 254,16

Page 4: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

Sumber :BPP Kecamatan Sungai Gelami, 2018 Tabel 3 dapat dilihat bahwa produktivitas buah nenas di desa tangkit baru dari tahun

2013-2017 terjadi peningkatan yang cukup besar dengan luas tanam yang bertambah dari tahun ke tahun. Luas tanam nenas didesa tangkit baru yakni pada tahun 2013 seluas 820 Ha dengan produktivitas 37,54 Ton/Ha, tahun 2014 terjadi penambahan luas tanam 10 Ha dimana produktivitas juga meningkat 100 % dari tahun sebelumnya, tahun 2015 luas tanam meningkat 15 Ha dengan produktivitas meningkat lebih 100% dari tahun sebelumnya yakni 90,07 Ha, tahun 2016 luas tanam meningkatk sebesar 5 Ha dengan produktivitas 7,39% yaitu sebesar 12,64 Ton/Ha dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2017 tidak mengalami penambahan luas dari tahun sebelunya dan tetapi terjadi peningkatan produktivitas sebesar 40% dari tahun sebelumnya yaitu 257,16 Ton/Ha.

Desa Tangkit Baru dikenal dengan penghasil nenas terbesar di Kabupaten Muaro Jambi. Desa Tangkit baru awalnya merupakan rawa lebak (gambut) yang hampir semua lahannya tergenang air. Komoditi nenas merupakan komoditi utama mata pencaharian masyarakat tangkit baru karena harganya yang stabil dan besarnya jumlah produksi nenas yang berhasil dicapai petani, ini tidak terlepas dari peranan penyuluh pertanian dalam membimbing petani dalam hal : pengolahan tanah, penggunaan bibit, pemupukan, pengairan, dan perlindungan tanaman. Budidaya nenas adalah adanya kegiatan pengolahan terdiri dari saat tanaman mulai tanam sampai panen, dalam aplikasinya tergambar melalui besarnya jumlah produksi dicapai petani dalam pengolahan budidayanya.

Kegiatan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru adalah kegiatan budidaya semi modern karena desa ini terletak tidak jauh dari Kota Jambi. Kota Jambi penuh dengan inovasi pertanian karena banyak penyuluh yang berkunjung ke Desa Tangkit Baru untuk transfer teknologi budidaya nenas (Nenas dibutuhkan warga kota Jambi sebagai panganan). Penyuluh pertanian di Desa Tangkit Baru bertugas dalam membina 13 kelompok tani. Tabel 4. Perkembangan Kelompok Tani Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam

Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018

Desa No Nama Kelompok Tani

Tahun Berdiri

Jumlah anggota

Ket

1 2 3 4 5 6

1 Masagena* 2008 25 2 Mandiri* 2008 25 3 Subur 4* 2008 30 4 Serumpun

sirih* 2008 30

5 Jaya makmur*

2008 25

6 Usaha bersama*

2008 30

7 Usaha bersama**

2013 25

8 Jaya bersama

2008 30

9 Sawari gading

2008 30

10 Makmur 2015 13

Page 5: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

bersama** 11 Siturue** 2014 25 12 Nenas

makmur 2008 30

13 Pada Elo 2008 25

Sumber : BP4K Kecamatan Sungai Gelam, 2016 Ket : * = Kelompok Tani lama **= Kelompok Tani Baru

Tabel.4 memperlihatkan terdapat 13 kelompok yang mengusahakan komoditi nenas di Desa Tangkit Baru, diantaranya teradapat 10 kelompok tani lama, dan 3 kelompok tani baru. Dalam menjalankan program seorang penyuluh pertanian terdapat tanggapan tentang penyuluh sekarang tidak melaksanakan tugas yang diembanya dan di desa tangkit baru terdapat beberapa kendala yaitu petani merupakan petani yang berganti dan luas wilayah semakin berkurang dan dengan adanya fluktuasi dalam produktivitas dan diduga terdapat peranan penyuluh pertanian dalam penerapan budidaya nenas di desa tersebut.

Berdasarkan uraian di atas,permasalahan yang ingin di jawab pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi dan bagaimana hubungan antara peranan penyuluh pertanian dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini ditujukan untuk (1) Untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi, (2) Untuk mengetahui hubungan antara peranan penyuluh pertanian dalam penerapan Budidaya Nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

METODE PENELITIAN

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian dalam penerapan Budidaya Nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive. Untuk menentukan jumlah populasi sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus dari Slovin / Taro Yamane dalam nazir (2005) sebagai berikut:

n = N Nd2+1

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d2 = Tingkat Presisi ( 10%) Tabel 5. Jumlah Sampel Rukun Tetangga dan Jumlah KK Desa Tangkit Baru Yang Di Ambil

Dalam Penelitian

Desa Nama Rukun Tetangga

Jumlah KK

Tangkit Baru 01 107 02 104 03 112 04 110 05 98

Page 6: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

06 86 07 78 08 85 09 46 10 54

Jumlah 880 KK

Sumber :Kantor Desa Tangkit Baru, 2016 Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan budidaya nenas. Data yang di tabulasi dan

persentase dari variable-variabel yaitu diamati. Selanjutnya untuk mengetahui peranan penyuluhan dalam hubunganya dengan penerapan budidaya nenas dengan melakukan analisa secara deskriptif. Dan uji Chi square kontingensi 2x2 sebagai berikut :

x2=

Adapun tabel sebagai berikut : Analisis uji Chi-square dengan kontingensi 2x2 Tabel 6. Model Uji Chi-Square Kontingensi 2x2

Pelaksanaan Kegiatan

Tujuan Kegiatan Jumlah

Tinggi Rendah

Tinggi A C A + C

Rendah B D B+ D

Jumlah A + B C + D N

Keterangan : N = Jumlah sampel NA = Jumlah sampel yang peranan penyuluh dengan kategori tinggi NB + Jumlah sampel yang peranan penyuluh dengan kategori rendah Kaidah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : Nilai X2 dengan derajat bebas (db) = (b-1) (k-1) = 2 pada tingkat kepercayaan 95% adalah 5,99 dalam pengujian nilai X2 hitung dibanding dengan X2 tabel dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Terima H0, tolak H1 jika nilai X2 hitung < X2 tabel 2. Tolak H0, terima H1 jika nilai X2 hitung > X2 tabel Dimana: H0 = Tidak terdapat hubungan antara peranan penyuluh dengan tingkatan penerapan budidaya

nanas. H1 = Terdapat hubungan antara pelaksanaan peranan penyuluh dengan tingkatan penerapan

budidaya nanas. Selanjutnya untuk melihat keeratan hubungan digunakan uji korelasi kontingen (C) denga formula sebagai berikut

Dimana : X2 = X2 Hitung n = Jumlah Sampel C = Koefisien kontingensi

= 0,816

Page 7: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

Dimana C = J ketentuan sebagai berikut : Rendah = 0 – 0,272 Sedang = 0,273 – 0,408 Tinggi = 0,409 – 0,816

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penerapan Budidaya Petani Dalam Mengusahakan Tanaman Nenas Pengalaman berusahatani merupakan salah satu hal yang penting bagi petani nenas dalam keterampilan dan mengolah usahataninya. Pada umunya semakin lama berusahatani maka semakin terampil petani tersebut dalam mengelola usahataninya. Pengalaman berusahatani merupakan hal yang sangat penting selain itu ditunjang oleh usia petani itu sendiri dan dalam penelitian ini merupakan salah satu bagian dari aspek kognitif. Sebagian besar petani reponden berpengalaman dalam menerapkan teknologi budidaya tersebar berada pada kisaran 7-9 tahun sebanyak 50%. Dengan pengalaman budidaya dengan baik serta akan berpengaruh positif terhadap adopsi inovasi teknologi, luas lahan yangi diusahakan dalam budidaya nenas sebanyak 47,7 % dengan luas lahan 1ha,43,2% dengan luas 0,5 ha dan 9,1 % dengan luas lahan

1,5 ha. Frekuensi rata-rata

kepemilikan lahan

antara 0,5-1 ha, dan

dilihat status kepemilikan lahan tidak banyak yang mengarap dan yang lebih dari 1,5 ha. Menurut Hermanto (1998), menyatakan bahwa luas lahan akan berpengaruh terhadap sumber dan distribusi pendapatannya. distribusi hasil produksi petani responden tertinggi pada selang 3-4 ton sebesar 47,7% dan selanjutnya pada selang 1-2 ton sebesar 43,2 %. Dengan hasil produksi yang diperoleh petani masih bisa ditingkatkan kembali produksi dengan cara memakai budidaya nenas yang benar sesuai anjuran, maka hasil produksi petani akan meningkatkan dan maksimal. Tabel 7. Frekuensi Jawaban Petani Responden Berdasarkan Kemampuan

PenyuluhRekomendasi dan Saran Usahatani dalam Penerapan Budidaya Sumber: Hasil Olah Data 2018 Dari Tabel 7 menjelaskan bahwa rekomendasi menyebarkan informasi pertanian dan budidaya sesama petani dengan jumlah responden 67 atau 75,04 % adalah tinggi, sementara yang menyatakan rekomendasi penyebaran informasi rendah dipetani adalah 22 atau 24,96% responden. Rekomendasi penyebaran informasi pertanian dan budidaya suatu lingkungan masyarakat tetapi banyak juga hal yang membuat informasi pertanian dan teknologi dalam suatu masyarakat tersebut kurang baik hal ini dikarenakan seseorang bersikap atau bertindak kurang baik sehingga mengganggu penerapan budidaya tersebut.

Rekomendasi dan Saran Usaha

Frekuensi (Orang)

Persentase (%)

1 2 3

Rendah 22 24,96

Tinggi 67 75,04

Jumlah 89 100

Page 8: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

Tabel 8. Frekuensi Jawaban Petani Responden Berdasarkan Kemampuan Penyuluh Mmecahkan Masalah Petani dalam Penerapan Budidaya

Sumber: Hasil

Olah Data 2018 Dari Tabel 8 menjelaskan bahwa banyaknya petani nenas di daerah penelitian yang

menyatakan berpengaruh dalam budidaya nenas dapat memenuhi terselenggaranya usaha kegiatan petani dalam pemecahan masalah yaitu sebesar 67 responden atau 75,04% dan hanya 22 responden atau 24,04% yang meyatakan tidak berpengaruh dalam membantu terselenggara usaha kegiatan petani dengan pemecahan masalah. Petani nenas melakukan usahanya tentu harus bisa mengatasi masalah dengan baik

Tabel 9. Frekuensi Jawaban Petani Responden Berdasarkan Kemampuan Penyuluh Membuat

Laporan Kerja dalam Penerapan Budidaya Sumber: Hasil Olah Data 2018 Dari Tabel 9 dapat dijelaskan bahwa petani yang menyatakan mendengar laporan kerja penyuluh sebanyak 67 orang atau 75,04% dan 22 atau 24,96% petani kurang perhatian terhadap birokrasi BPP (Badan Penyuluh Pertanian).

Tabel 10. Analisis Uji Chi Square Hubungan Peranan penyuluh dalam Merumuskan Rencana Kerja Dalam Penerapan Budidaya Nenas di Desa Tangkit Baru

Merumuskan Rencana Kerja

Tingkat Penerapan Budidaya Nenas

Jumlah

Tinggi Rendah

Memecahkan Masalah Petani

Frekuensi (Orang)

Persentase (%)

1 2 3

Rendah 22 24,96

Tinggi 67 75,04

Jumlah 89 100

Membuat Laporan Kerja Frekuensi (Orang)

Persentase (%)

1 2 3

Rendah 22 24,96

Tinggi 67 75,04

Jumlah 89 100

Page 9: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

Rendah 8 14 22 Tinggi 49 18 67

Jumlah 57 32 89

Sumber: Hasil Olah Data 2018 Dari hasil analisis statistic non parametric dengan menggunakan chi-square (χ2), dimana

diperoleh nilai (χ2) sebesar 9,724 lebih besar dari pada (χ2) table (3,841) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) hal ini menyatakan H1 diterima dan H0 ditolak berarti terdapat hubungan yang nyata antara peranan penyuluh merumuskan rencana kerja dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru. Derajat keeratan hubungan sebesar 0,442, artinya tingkat keeratan peranan penyuluh merumuskan rencana kerja dalam penerapan budidaya nenas di golongkan kuat karena terletak antara 0,353-0,707. Serta untuk melihat adanya hubungan atau tidak di peroleh nilai thitung sebesar 10,397, dengan db= 1 tingkat kepercayaan 95% ttabel = 1,988. Maka dapat diambil keputusan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak karena thitung ˃ ttabel = 10,397 ˃ 1,988 artinya terdapat keeratan hubungan yang nyata antara peranan penyuluh dalam merumuskan rencana kerja dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru. Tabel 11. Analisis Uji Chi Square Hubungan Peranan penyuluh dalam Membina Kelompok Tani

Dalam Penerapan Budidaya Nenas di Desa Tangkit Baru

Pembina Kelompok Tani

Tingkat Penerapan Budidaya Nenas

Jumlah

Tinggi Rendah Rendah 12 18 30 Tinggi 45 14 59

Jumlah 57 32 89

Sumber: Hasil Olah Data 2018 Dari hasil analisis statistic non parametric dengan menggunakan chi-square (χ2), dimana

diperoleh nilai (χ2) sebesar 11,36 lebih besar dari pada (χ2) table (3,841) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) hal ini menyatakan H1 diterima dan H0 ditolak berarti terdapat hubungan yang nyata antara peranan penyuluh membina kelompok tani dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru. Derajat keeratan hubungan sebesar 0,475, artinya tingkat keeratan peranan penyuluh membina kelompok tani dalam penerapan budidaya nenas di golongkan kuat karena terletak antara 0,353-0,707. Serta untuk melihat adanya hubungan atau tidak di peroleh nilai thitung sebesar 10,599, dengan db= 1 tingkat kepercayaan 95% ttabel = 1,988. Maka dapat diambil keputusan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak karena thitung ˃ ttabel = 10,599 ˃ 1,988 artinya terdapat keeratan hubungan yang nyata antara peranan penyuluh dalam membina kelompok tani dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru. Tabel 12. Analisis Uji Chi Square Hubungan Peranan penyuluh dalam Rekomendasi dan Saran

Perbaikan Budidaya Dalam Penerapan Budidaya Nenas di Desa Tangkit Baru

Rekomendasi dan Saran Perbaikan Budidaya

Tingkat Penerapan Budidaya Nenas

Jumlah

Tinggi Rendah Rendah 16 20 36 Tinggi 41 12 53

Jumlah 57 32 89

Sumber: Hasil Olah Data 2018 Dari hasil analisis statistic non parametric dengan menggunakan chi-square (χ2), dimana

diperoleh nilai (χ2) sebesar 9,767 lebih besar dari pada (χ2) table (3,841) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) hal ini menyatakan H1 diterima dan H0 ditolak berarti terdapat

Page 10: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

hubungan yang nyata antara peranan penyuluh rekomendasi dan saran budidaya dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru. Tabel 13. Analisis Uji Chi Square Hubungan Peranan penyuluh dalam Memecahkan Masalah

Petani Dalam Penerapan Budidaya Nenas di Desa Tangkit Baru

Memecahkan Masalah Petani

Tingkat Penerapan Budidaya Nenas

Jumlah

Tinggi Rendah Rendah 9 16 25 Tinggi 48 16 64

Jumlah 57 32 89

Sumber: Hasil Olah Data 2018 Dari hasil analisis statistic non parametric dengan menggunakan chi-square (χ2), dimana

diperoleh nilai (χ2) sebesar 11,87 lebih besar dari pada (χ2) table (3,841) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) hal ini menyatakan H1 diterima dan H0 ditolak berarti terdapat hubungan yang nyata antara peranan penyuluh memecahkan masalah petani dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru. Tabel 14. Analisis Uji Chi Square Hubungan Peranan penyuluh Membuat Laporan Kerja Dalam

Penerapan Budidaya Nenas di Desa Tangkit Baru

Membuat Laporan Kerja

Tingkat Penerapan Budidaya Nenas

Jumlah

Tinggi Rendah Rendah 11 18 29 Tinggi 46 14 60

Jumlah 57 32 89

Sumber: Hasil Olah Data 2018 Dari hasil analisis statistic non parametric dengan menggunakan chi-square (χ2), dimana

diperoleh nilai (χ2) sebesar 12,73 lebih besar dari pada (χ2) table (3,841) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) hal ini menyatakan H1 diterima dan H0 ditolak berarti terdapat hubungan yang nyata antara peranan penyuluh membuat laporan kerja dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru.

Tabel 15. Analisis Uji Chi Square Hubungan Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Penerapan

Budidaya Nenas di Desa Tangkit Baru

Peranan Penyuluh Pertanian

Tingkat Penerapan Budidaya Nenas

Jumlah

Tinggi Rendah Rendah 11 18 29 Tinggi 46 14 60

Jumlah 57 32 89

Sumber: Hasil Olah Data 2018 Dari hasil analisis statistic non parametric dengan menggunakan chi-square (χ2), dimana

diperoleh nilai (χ2) sebesar 20,14 lebih besar dari pada (χ2) table (3,841) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) hal ini menyatakan H1 diterima dan H0 ditolak berarti terdapat hubungan yang nyata antara peranan penyuluh dalam penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru.

KESIMPULAN

Page 11: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

Berdasarkan hasil penelitian peranan penyuluh pertanian dalam penerapan budidaya nenas yang dilakukan dilapangan, maka dari uraian hasil penelitian yang dilakukan dilapangan, maka diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya Penyuluh Pertanian budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. memperoleh hasil secara konferhensip 69,664% terhadap kegiatan perumuskan rencana kerja, membina kelompok tani, rekomendasi dan saran budidaya nenas, memecahkan masalah petani, membuat laporan kerja, sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian dalam kegiatan perumusan rencana kerja (70,56%), Pembinaan Kelompok Tani (52,64%), Rekomendasi dan Saran Budidaya nenas(75,04%) Memecahkan Masalah (75,0%) dan membuat laporan kerja (75,64%), Terdapat hubungan yang nyata antara peranan penyuluh pertanian dengan penerapan budidaya nenas di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi dan Ketua Jurusan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini. Selain itu ucapan terima kasih juga diucapkan untuk Kepala Desa dan responden yang telah ikut serta membantu dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham H.Maslow. 1995. Motivasi dan Keperibadian (Teori Motivasi Dengan Pendekatan Hierarki Kebutuhan Manusia), PT.PBP,Jakarta. Anonim. 1992. Pembangunan Pertanian Provinsi Jambi, Kantor Wilayah Departemen Pertanian

Provisi Jambi. Aulia, Arvenia. 2010. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Terhadap Penerapan Panca

Usahatani Padi Sawah di Desa Muara Singoan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.

Batubara, Shigit. 2017. Hubungan Sikap Petani Terhadap Penerapat Teknik Budidaya Kopi Liberika Tungkal Komposit (LIBKUM) Di Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.

Eriska, Evi. 2015. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Terhadap Penerapan Panca Usahatani Jagung Oleh Petani Di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.

Siregar, Hadrian. 2002. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Jakarta Kartasapoetra, 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS. Surakarta. Mosher,AT. 1987. Menggerak dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta Parulian, Ricardo. 2009. Hubungan Pelaksanaan Tugas PPL dengan Peningkatan Produksi

Usahatani Padi di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muara Bulian. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.

Patong, Dahlan. 1992. Penyuluhan Pertanian dan Panca Usahatani. IPB Press. Bogor Pitojo,S. 2000. Budidaya Kesemek. Yogyakarta. Kanisius Rukmana, Rahmat. 1996. Budidaya Nenas dan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta. Suprapto. Tommy dan Fahriannoor. 2004 .Komunikasi Penyuluhan dalam Teori dan Praktek. Arti

Bumi dan Intaran. Yogyakarta Singarimbun. Masri dan Efendi. 1983. Metode Penelitian Survey. LP3PS. Jakarta Syahrial. 2009.Dasar-Dasar Sosiologi. Graha Ilmu. Yogyakarta

Page 12: PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN …repository.unja.ac.id/5156/1/2.Jurnal Mario Zulhadi Amrullah D1B012128.pdf · sedangkan secara parsial memperlihatkan penyuluh pertanian

Syahyuti. 2003. Bedah Konsep Kelembagaan, Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian Petanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Utami. 2013. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Klompok Tani di Muaro Jambi. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Jambi. Van Den Ban. 1999. Penyuluh Pertanian. Kanisius. Yogyakarta Wiriaatmaja. 2002. Pokok-pokok penyuluh pertanian. Yasaguna. Jakarta