7
PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU-A A. Peranan Vektor terhadap Kesehatan Manusia Arthropoda secara umum mempunyai peran terhadap kesehatan manusia. 1. Menularkan atau memindahkan penyakit disebut vektor 2. Menyebabkan penyakit (parasit atau agent) 3. Mengandung dan menghasilkan zat racun (toksin) 4. Menimbulkan dan menyebabkan gangguan (nuisance) 5. Menimbulkan rasa takut atau ngeri (entomophobia) Vektor adalah arthtopoda yang dapat memindahkan atau menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan (suspectible host). Vektor dapat menyebarkan agen dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke manusia atau hewan lain yang rentan melalui kotoran, gigitan, dan cairan tubuhnya, atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada makanan. Vektor dapat memindahkan atau menularkan agent penyakit yang berada di dalam atau pun yang menempel dan terdapat di bagian luar tubuh vektor tersebut. Suatu makhluk hidup terutama manusia dapat tertular penyakit melalui vektor yang membawa agent penyakit, misalnya dengan menggigit dan menghisap darah dari NAMA : SITI NUR KARIMA

Peranan Vektor Terhadap Kesehatan Manusia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Peranan Vektor Terhadap Kesehatan Manusia

Citation preview

NAMA: SITI NUR KARIMANIM: P17333114402PRODI: D-IV Kesehatan Lingkungan

PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU-A

A. Peranan Vektor terhadap Kesehatan ManusiaArthropoda secara umum mempunyai peran terhadap kesehatan manusia. 1. Menularkan atau memindahkan penyakit disebut vektor2. Menyebabkan penyakit (parasit atau agent)3. Mengandung dan menghasilkan zat racun (toksin)4. Menimbulkan dan menyebabkan gangguan (nuisance)5. Menimbulkan rasa takut atau ngeri (entomophobia)Vektor adalah arthtopoda yang dapat memindahkan atau menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan (suspectible host). Vektor dapat menyebarkan agen dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke manusia atau hewan lain yang rentan melalui kotoran, gigitan, dan cairan tubuhnya, atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada makanan.Vektor dapat memindahkan atau menularkan agent penyakit yang berada di dalam atau pun yang menempel dan terdapat di bagian luar tubuh vektor tersebut. Suatu makhluk hidup terutama manusia dapat tertular penyakit melalui vektor yang membawa agent penyakit, misalnya dengan menggigit dan menghisap darah dari orang yang sakit lalu kepada orang yang rentan, sehingga ia pun dapat tertular dan menjadi sakit. Mekanisme penularan penyakit oleh vektor terbagi menjadi dua macam, yaitu penularan penyakit melalui vektor secara mekanik dan penularan penyakit melalui vektor secara biologis.1. Penularan MekanikPenularan mekanik berlangsung karena kuman penyakit terbawa dengan perantaraan alat-alat tubuh vektor. Kuman penyakit dalam tubuh serangga tidak bertambah banyak ataupun berubah bentuk. Pada penularan penyakit melalui vektor secara mekanik, maka agen dapat berasal dari tinja, urine maupun sputum penderita hanya melekat pada bagian tubuh vektor dan kemudian dapat dipindahkan pada makanan atau minuman pada waktu hinggap/menyerap makanan tersebut.Contoh : - Lalat Tabanus melalui probosisnya menularkan basil Anthrax dan Trypanosoma evansi- Lalat rumah (Musca domestica) dengan perantara kaki dan badannya, mularkan telur cacing dan bakteri

2. Penularan BiologisPenularan biologis berlangsung dengan bertindak sebagai tuan rumah (host), berarti adanya kelanjutan hidup kuman penyakit yang dipindahkan. Penularan penyakit melalui vektor secara biologis, agen harus masuk ke dalam tubuh vektor melalui gigitan ataupun melalui keturunannya. Selama dalam tubuh vektor, agen berkembang biak atau hanya mengalami perubahan morfologis saja, sampai pada akhirnya menjadi bentuk yang infektif melalui gigitan, tinja atau cara lain untuk berpindah ke pejamu potensial. Pada penularan penyakit melalui vektor secara biologis, perubahan bentuk atau perkembangbiakan agen dibedakan sebagai berikut: a. Propagative transmissionAgen berkembang biak di dalam tubuh vektor tanpa mengalami perubahan stadium. Contoh : Yersinia pestis (agen pes) di dalam tubuh pinjal (flea) Xenopsylla cheopis. Pinjal sebagai vektor bisa mati oleh Yersinia pestis.

b. Cyclo propagative transmission Agen mengalami perubahan stadium dan perkembangbiakan di dalam tubuh vektor. Contoh : Plasmodium (agen malaria) di dalam tubuh nyamuk Anopheles.

c. Cyclo developmental transmission Agen mengalami perubahan stadium hingga mencapai stadium infektif di dalam tubuh vektor tetapi tidak mengalami perkembangbiakan. Contoh : Cacing filaria di dalam tubuh nyamuk dengan genus Mansonia dan Anopheles, serta spesies nyamuk Culex quinquefasciatus.

d. Transovarian/Hereditary (keturunan)Generasi yang terkena infeksi tidak menularkan penyakit pada manusia, tetapi menularkan pada anaknya. Penularan terjadi melalui generasi berikutnya. Contoh: Penyakit Scrub thypus yang disebabkan oleh Ricketsia tsutsugamushi dari tikus Trombicula akamushi (sejenis tungau atau mites)

B. Peranan vektor terhadap mekanisme penularan penyakit1. Penyakit dengan Dua Faktor KehidupanMekanisme penularan penyakit dengan dua factor kehidupan terdiri dari manusia dan arthropoda. Penyakit tersebut disebabkan oleh arthropoda atau serangga itu langsung bukan karena virus, bakteri, protozoa, cacing, ataupun jamur. Contohnya: entomophobia, infestasi, gigitan dan sengatan serangga, atau cairan beracun, misalnya lebah.

2. Penyakit dengan Tiga Faktor KehidupanMekanisme penularan penyakit dengan tiga factor kehidupan terdiri dari manusia, agent, dan vektor. Penyakit tersebut disebabkan oleh vektor yang membawa agent yang kemudian ditularkan atau dipindahkan kepada host. Vektor membawa penyakit dapat dalam bentuk udara, air, dan makanan, yang kemudian disebut sebagai air-borne disease, water-borne disease, dan food-borne disease.

3. Penyakit dengan Empat Faktor KehidupanMekanisme penularan penyakit dengan empat factor kehidupan terdiri dari manusia, agent, vektor, dan hewan lain, dapat juga disebut zoonosis, yaitu penyakit yang mengenai binatang (tuan rumahnya) dan dapat dipindahkan ke manusia. Contoh: yellow fever dan penyakit pes.

Daftar PustakaIskandar, Adang dkk. 1985. Pedoman Bidang Studi Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu. Jakarta: Depkes RI.Soemarto. 1994. Diktat Entomologi Kesehatan. Bandung: AKL-APK.

Websitehttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=79269&val=4897http://www.sridianti.com/peranan-serangga-dalam-kehidupan.html