9
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-1 ISBN 978-623-92050-0-3 Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu Proses dan Gerakan Repetitif (Studi Kasus: Industri Pengolahan Tahu Tradisional Kampung Krajan Surakarta) 1 st Anindya Ratna Lakhsita Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia [email protected] 2 nd Rahmaniyah Dwi Astuti Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia [email protected] 3 rd Bambang Suhardi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia [email protected] AbstrakIndustri Tahu Sari Murni merupakan salah satu industri tahu di Surakarta. Proses produksi tahu di industri ini menggunakan alat tradisional untuk menjaga kualitas dari tahu. Salah satu proses dari keseluruhan proses produksi mengandung beberapa gerakan repetitif yaitu pada proses pemotongan tahu. Selain itu, tingginya jumlah gerakan repetitif menyebabkan tingginya waktu proses pemotongan. Maka dari itu diperlukan adanya perancangan alat pemotong tahu yang bertujuan untuk mengurangi waktu proses pemotongan dan gerakan repetitif yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan perhitungan waktu baku untuk menghitung waktu yang diperlukan pada proses pemotongan menggunakan alat saat ini, penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool untuk menilai faktor risiko yang menjadi fokus kebutuhan perancangan alat, serta analisis gerakan menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan. Berdasarkan penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool, faktor risiko pengulangan, pergerakan lengan, serta kecepatan kerja menunjukkan pada level risiko medium. Sedangkan faktor risiko tekanan, postur lengan, dan postur genggaman tangan menunjukkan pada level risiko tinggi. Peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan adanya beberapa gerakan yang tidak efektif dan berulang pada proses pemotongan tahu. Perancangan alat pemotong tahu menggunakan metode NIDA (Need, Idea, Decision, and Action) menghasilkan alat pemotong tahu yang dapat memenuhi kebutuhan pada proses pemotongan tahu di Industri Tahu Sari Murni. KeywordsGerakan Repetitif, Perhitungan Waktu Baku, Assessment of Repetitive Tasks (ART) Tool, Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan, NIDA (Need, Idea, Decision, and Action) I. PENDAHULUAN Tahu merupakan makanan yang terbuat dari kedelai. Tahu sebagai salah satu produk olahan dari kedelai merupakan sumber protein yang sangat baik sebagai bahan substitusi bagi protein susu, daging, dan telur karena jumlah protein yang dikandungnya serta daya cernanya yang tinggi [1]. Tahu merupakan makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Terdapat peningkatan jumlah konsumsi tahu perkapita pada setiap tahunnya. Untuk 3 tahun terakhir, yaitu pada tahun 2016 sejumlah 0,151 kg, pada tahun 2017 sejumlah 0,157 kg, dan pada tahun 2018 sejumlah 0,158 kg [2]. Peningkatan permintaan tahu memicu perkembangan industri tahu di Indonesia. Industri Tahu Sari Murni merupakan salah satu produsen tahu yang bertempat di Kampung Krajan, Kecamatan Mojosongo, Kota Surakarta. Proses produksi tahu bersifat sederhana sehingga alat yang digunakan bersifat manual dan tradisional untuk menjaga kualitas tahu yang dihasilkan. Gerakan repetitif adalah aktivitas yang diulang setiap 15 detik dan lebih dari 4 kali per menit yang terjadi dalam lebih dari 50% dari waktu kerja keseluruhan [3]. Proses pemotongan tahu merupakan salah satu proses produksi tahu yang menghasilkan jumlah gerakan repetitif yang tinggi. Dengan menggunakan pisau potong dan penggaris kayu, maka proses pemotongan menghasilkan gerakan repetitif sejumlah 18 kali untuk memotong 1 loyang tahu. Pekerjaan dengan gerakan berulang dapat menimbulkan kebosanan. Kebosanan yang terjadi pada waktu singkat tidak memberikan pengaruh namun kemungkinan buruk yang terjadi adalah bila

Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15] II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15] II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-1

ISBN 978-623-92050-0-3

Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk

Mengurangi Waktu Proses dan Gerakan

Repetitif

(Studi Kasus: Industri Pengolahan Tahu

Tradisional Kampung Krajan Surakarta)

1st Anindya Ratna Lakhsita

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia

[email protected]

2nd Rahmaniyah Dwi Astuti

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia [email protected]

3rd Bambang Suhardi

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia

[email protected]

Abstrak—Industri Tahu Sari Murni merupakan

salah satu industri tahu di Surakarta. Proses produksi

tahu di industri ini menggunakan alat tradisional untuk

menjaga kualitas dari tahu. Salah satu proses dari

keseluruhan proses produksi mengandung beberapa

gerakan repetitif yaitu pada proses pemotongan tahu.

Selain itu, tingginya jumlah gerakan repetitif

menyebabkan tingginya waktu proses pemotongan.

Maka dari itu diperlukan adanya perancangan alat

pemotong tahu yang bertujuan untuk mengurangi

waktu proses pemotongan dan gerakan repetitif yang

dihasilkan. Penelitian ini menggunakan perhitungan

waktu baku untuk menghitung waktu yang diperlukan

pada proses pemotongan menggunakan alat saat ini,

penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool untuk

menilai faktor risiko yang menjadi fokus kebutuhan

perancangan alat, serta analisis gerakan menggunakan

peta tangan kiri dan tangan kanan. Berdasarkan

penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool, faktor

risiko pengulangan, pergerakan lengan, serta kecepatan

kerja menunjukkan pada level risiko medium.

Sedangkan faktor risiko tekanan, postur lengan, dan

postur genggaman tangan menunjukkan pada level

risiko tinggi. Peta tangan kiri dan tangan kanan

menunjukkan adanya beberapa gerakan yang tidak

efektif dan berulang pada proses pemotongan tahu.

Perancangan alat pemotong tahu menggunakan metode

NIDA (Need, Idea, Decision, and Action) menghasilkan

alat pemotong tahu yang dapat memenuhi kebutuhan

pada proses pemotongan tahu di Industri Tahu Sari

Murni.

Keywords—Gerakan Repetitif, Perhitungan Waktu

Baku, Assessment of Repetitive Tasks (ART) Tool, Peta

Tangan Kiri dan Tangan Kanan, NIDA (Need, Idea,

Decision, and Action)

I. PENDAHULUAN

Tahu merupakan makanan yang terbuat dari kedelai. Tahu sebagai salah satu produk olahan dari kedelai merupakan sumber protein yang sangat baik sebagai bahan substitusi bagi protein susu, daging, dan telur karena jumlah protein yang dikandungnya serta daya cernanya yang tinggi [1]. Tahu merupakan makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Terdapat peningkatan jumlah konsumsi tahu perkapita pada setiap tahunnya. Untuk 3 tahun terakhir, yaitu pada tahun 2016 sejumlah 0,151 kg, pada tahun 2017 sejumlah 0,157 kg, dan pada tahun 2018 sejumlah 0,158 kg [2]. Peningkatan permintaan tahu memicu perkembangan industri tahu di Indonesia.

Industri Tahu Sari Murni merupakan salah satu produsen tahu yang bertempat di Kampung Krajan, Kecamatan Mojosongo, Kota Surakarta. Proses produksi tahu bersifat sederhana sehingga alat yang digunakan bersifat manual dan tradisional untuk menjaga kualitas tahu yang dihasilkan.

Gerakan repetitif adalah aktivitas yang diulang

setiap 15 detik dan lebih dari 4 kali per menit yang

terjadi dalam lebih dari 50% dari waktu kerja

keseluruhan [3]. Proses pemotongan tahu merupakan

salah satu proses produksi tahu yang menghasilkan

jumlah gerakan repetitif yang tinggi. Dengan

menggunakan pisau potong dan penggaris kayu, maka

proses pemotongan menghasilkan gerakan repetitif

sejumlah 18 kali untuk memotong 1 loyang tahu.

Pekerjaan dengan gerakan berulang dapat menimbulkan kebosanan. Kebosanan yang terjadi

pada waktu singkat tidak memberikan pengaruh

namun kemungkinan buruk yang terjadi adalah bila

Page 2: Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15] II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-2

ISBN 978-623-92050-0-3

berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini

dapat menyebabkan stress bagi karyawan dan

berdampak pada penurunan kinerja [4]. Hal tersebut

ditandai dengan adanya ketidakseragaman hasil

potongan tahu. Tingginya gerakan repetitif juga

mengakibatkan tingginya waktu proses yang

dibutuhkan saat pemotongan.

Pekerjaan manual repetitif dalam industri dapat menimbulkan gangguan pada anggota tubuh bagian atas [5]. Assessment of Repetitive Tasks Tool diterapkan untuk menilai risiko yang ditimbulkan dari gerakan berulang terhadap anggota tubuh bagian atas [6]. Assessment of Repetitive Tasks Tool tepat digunakan untuk pekerjaan yang melibatkan gerakan pada anggota tubuh bagian atas, berulang setiap beberapa menit, dan diulang setiap 1-2 jam per hari atau per shift. Analisis studi gerak dan waktu juga diterapkan dalam penelitian ini. Analisis studi gerak dan waktu merupakan analisis yang tepat untuk mengurangi gerakan berulang dan untuk menghitung rata – rata waktu yang diperlukan pekerja untuk menyelesaikan tugas [7]. Studi gerakan digunakan untuk menganalisis beberapa gerakan badan pekerja/operator dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga diharapkan gerakan – gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau dihilangkan, sehingga dapat menghemat waktu kerja dan pemakaian fasilitas yang digunakan dalam pekerjaannya [8]. Peta tangan kiri-tangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk mengetahui gerakan – gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan dalam melakukan pekerjaan yang biasanya adalah proses perakitan [9]. Sedangkan studi waktu bertujuan untuk menentukan waktu yang diperlukan pekerja dengan tugasnya untuk menyelesaikan pekerjaan secara normal [10].

Untuk mengurangi waktu proses dan menyederhanakan pekerjaan dapat menggunakan alat bantu produksi [11]. Alat bantu produksi yang dirancang yaitu alat pemotong tahu. Dengan adanya alat pemotong tahu, maka dapat mempercepat proses pemotongan tahu dan hasil potongan tahu menjadi seragam. Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai perancangan alat pemotong tahu. Penelitian oleh Siboro et al menghasilkan alat pemotong tahu secara fisik [12]. Alat yang dihasilkan dapat meringkas gerakan dari proses pemotongan tahu dari 22 gerakan menjadi 2 gerakan sehingga dapat mempercepat proses pemotongan tahu. Penelitian oleh Wibowo et al menghasilkan alat pemotong tahu secara fisik yang dapat meningkatkan produktivitas industri tahu [13]. Serta penelitian oleh Izzhati yang menghasilkan rancangan alat pemotong tahu yang dirancang berdasarkan analisis RULA (Rapid Upper Limb Assessment) [14].

Metode perancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode NIDA. Metode NIDA terdiri dari 4 tahap (Need, Idea, Decision, dan Action). Tahap pertama yaitu seorang perancang menetapkan

dan mengidentifikasi kebutuhan, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide yang akan melahirkan alternatif untuk memenuhi kebutuhan lalu dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternative yang ada, sehingga perancang dapat memutuskan suatu alternatif yang terbaik. Dan pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15]

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan tahu di Industri Tahu Sari Murni Mojosongo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: kamera smartphone untuk merekam proses pemotongan tahu, Perhitungan Waktu Baku menggunakan Stopwatch Time Study untuk menentukan waktu standar yang diperlukan dalam proses pemotongan tahu, Peta Kerja: Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan untuk menggambarkan proses pekerjaan yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan pekerja secara detail dalam melakukan proses pemotongan tahu, Assessment of Repetitive Tasks Tool untuk menilai risiko dari anggota tubuh bagian atas yang diakibatkan oleh gerakan repetitif serta memperoleh informasi bagian yang mempunyai level risiko tinggi yang digunakan untuk menentukan kebutuhan rancangan alat, Wawancara dengan pemilik dan pekerja di Industri Tahu Sari Murni untuk menentukan kebutuhan rancangan alat, metode NIDA (Need, Idea, Decision, dan Action) sebagai metode perancangan alat, dan software Autodesk Inventor untuk merancang desain alat pemotong tahu. Objek dari penelitian ini yaitu aktivitas pada proses pemotongan tahu di Industri Tahu Sari Murni. Sedangkan responden dari penelitian ini yaitu pemilik dan pekerja di Industri Tahu Sari Murni. Diagram alir penelitian ditunjukkan pada Gambar. 1 sebagai berikut:

Mulai

Studi Lapangan

Penilaian Resiko Gerakan Repetitif pada

Aktivitas Pemotongan berdasarkan ART tool

Skor ART 12

Perhitungan Waktu Baku Proses

Pemotongan Tahu

Pengumpulan Data

Perancangan Peta Kerja: Peta Tangan Kiri

dan Tangan Kanan Aktivitas Pemotongan

Tahu

Perancangan Usulan Fasilitas Kerja:

Penyusunan Konsep Perancangan Tahapan NIDA:

1. Identifikasi Kebutuhan (Need)

2. Pembangkitan Ide (Idea)

3. Pengambilan Keputusan Rancangan (Decision)

4. Pembuatan Rancangan Fasilitas Kerja (Action)

Kesimpulan

Selesai

Page 3: Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15] II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-3

ISBN 978-623-92050-0-3

Gambar. 1. Diagram Alir Penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan yaitu berupa waktu proses pemotongan tahu di Industri Tahu Sari Murni yang ditunjukkan pada Tabel 1 berikut:

TABEL I. WAKTU PROSES PEMOTONGAN TAHU

Pengamatan

Ke-

Waktu

(s)

Pengamatan

Ke- Waktu (s)

1 21 11 25

2 21 12 25

3 21 13 26

4 21 14 27

5 22 15 30

6 22 16 32

7 23 17 32

8 23 18 33

9 24 19 34

10 24 20 34

Data waktu proses pemotongan tahu sejumlah 20

data dibagi menjadi 10 subgroup. Setelah pengumpulan data waktu proses

pemotongan tahu, lalu dilakukan uji keseragaman dan uji kecukupan data. Berikut adalah perhitungan uji keseragaman dan uji kecukupan data.

1) Uji Keseragaman Data: Uji keseragaman data

dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh sudah seragam, yang ditandai dengan tidak

adanya data keluar dari batasan (out of control) [16].

Gambar. 2 menunjukkan grafik hasil uji keseragaman

data.

Gambar. 2. Grafik Uji Keseragaman Data

Berdasarkan uji keseragaman data, data pengamatan yang telah diambil telah seragam.

2) Uji Kecukupan Data: Uji kecukupan data

dilakukan untuk menguji apakah data pengataman

telah mencukupi atau tidak [16].

𝑁′ = [40√𝑁 ∑ 𝑋𝑗

2− (∑ 𝑋𝑗)

2

∑ 𝑋𝑗

] (1)

𝑁′ = 7,1 Nilai dari N > N’, maka data pengamatan yang

diperoleh telah mencukupi.

B. Perhitungan Waktu Baku

Perhitungan waktu baku dilakukan untuk menentukan waktu standar dalam proses pemotongan 1 loyang tahu. Berikut adalah perhitungan waktu baku dari proses pemotongan tahu.

Waktu Siklus

𝑊𝑠 =∑ 𝑋𝑖

𝑁 (2)

𝑊𝑠 = 26,0 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Waktu Normal

𝑊𝑛 = 𝑊𝑠 𝑥 𝑝 (3)

Dengan nilai penyesuaian = 1,25

𝑊𝑛 = 32,5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Waktu Baku

𝑊𝑏 = 𝑊𝑛 𝑥100%

100%−𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒% (4)

𝑊𝑏 = 43,9 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Dengan faktor kelonggaran yang dijabarkan pada Tabel 2 berikut:

TABEL II. FAKTOR KELONGGARAN

No Faktor Kelonggaran

1 Tenaga yang dikeluarkan 6%

2 Sikap kerja 1%

3 Gerakan kerja 0%

4 Kelelahan mata 2%

5 Keadaan suhu tempat kerja 10%

6 Keadaan atmosfer 5%

7 Keadaan lingkungan yang baik 2%

Total 26%

Pada tenaga yang dikeluarkan termasuk dalam kategori sangat ringan, sikap kerja dengan berdiri di atas dua kaki, gerakan kerja yang normal, kelelahan mata termasuk dalam kategori pandangan yang terputus-putus, keadaan suhu tempat kerja yang tinggi, keadaan atmosfer yang cukup, serta siklus kerja yang berulang antara 0-5 detik.

C. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta tangan kiri dan tangan kanan dilakukan untuk menunjukkan gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri

20.00

22.00

24.00

26.00

28.00

30.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Uji Keseragaman Data

Xbar BKA BKB

Page 4: Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15] II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-4

ISBN 978-623-92050-0-3

dan tangan kanan secara detail. Peta tersebut ditunjukkan pada Tabel 3 di bawah ini:

TABEL III. PETA TANGAN KIRI-TANGAN KANAN

PETA TANGAN KIRI TANGAN KANAN

PEKERJAAN: MEMOTONG TAHU

SEKARANG USULAN

DIPETAKAN OLEH: ANINDYA RATNA L

Tangan

kiri

Jarak

(cm)

Waktu

(s)

Lam-

bang

Waktu

(s)

Jarak

(cm)

Tangan

kanan

Menun

ggu -

3

D RE

3

60 Menja

ngkau

Menun

ggu - D G -

Meme

gang

Memeg

ang 60 M M -

Memb

awa

Tangan

kiri

Jarak

(cm)

Waktu

(s)

Lam-

bang

Waktu

(s)

Jarak

(cm)

Tangan

kanan

Menga

rahkan 55

2

P M

2

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 55

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 55

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 50

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 50

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 45

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 45

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 40

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 40

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 35

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 35

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 30

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 30 1 P M 1 -

Memb

awa

Memeg

ang - H P 25

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 25

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 20

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 20

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 15

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 15

2

P M

2

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 30

Menga

rahkan

Memeg

ang - 1 H U 1 -

Memo

tong

Menga

rahkan 30

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 30

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 30

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 30

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 30 1 P M 1 -

Memb

awa

Tangan

kiri

Jarak

(cm)

Waktu

(s)

Lam-

bang

Waktu

(s)

Jarak

(cm)

Tangan

Kanan

Memeg

ang -

1

H P

1

30 Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 30 P M -

Memb

awa

Memeg

ang - H P 30

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 30

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 30

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 30

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 30

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 30

1

P M

1

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 30

Menga

rahkan

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Menga

rahkan 30

1

P M 0,5

0,5

2

- Memb

awa

Memeg

ang - H P 30

Menga

rahkan

Page 5: Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15] II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-5

ISBN 978-623-92050-0-3

Memeg

ang - H U -

Memo

tong

Memba

wa - 1 M M 1 -

Memb

awa

Memin

dahkan 30

1

M M

1

- Memb

awa

Menun

ggu 0 D RL -

Meleta

kkan

TOTAL 700 30 30 645

Pada peta tangan kiri dan tangan kanan di atas, lambang D menunjukkan delay, lambang RE menunjukkan reach, lambang G menunjukkan grasp, lambang M menunjukkan move, lambang H menunjukkan hold, lambang P menunjukkan position, lambang U menunjukkan use, dan lambang RL menunjukkan release.

Berdasarkan peta tangan kiri dan tangan kanan, proses pemotongan tahu menggunakan alat yang digunakan saat ini menghasilkan gerakan repetitif dan gerakan yang tidak efektif pada kedua tangan. Gerakan yang tidak efektif tersebut meliputi position sebanyak 18 kali, delay sebanyak 3 kali, dan hold sebanyak 35 kali. Selain itu, jarak yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan tidak seimbang.

D. Assessment of Repetitive Tasks Tool

Assessment of Repetitive Tasks Tool (ART Tool) bertujuan untuk menilai risiko pada anggota tubuh bagian atas (tangan dan lengan) yang ditimbulkan dari gerakan repetitif. Gambar. 3 menunjukkan form penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool.

Gambar. 3. Form Penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool

Form tersebut digunakan untuk menilai risiko dari tangan kiri dan tangan kanan pada postur proses pemotongan tahu. Gambar. 4 menunjukkan gambar

postur kerja dari proses pemotongan tahu untuk dinilai menggunakan ART Tool.

Gambar. 4. Postur Kerja Proses Pemotongan Tahu

Postur kerja tersebut kemudian dianalisis menggunakan Assessment of Repetitive Tasks Tool. Pada Tabel 4 menunjukkan hasil penilaian risiko penilaian berdasarkan Assessment of Repetitive Tasks Tool.

TABEL IV. HASIL PENILAIAN ASSESSMENT OF REPETITIVE TASKS

TOOL

Lembar Penilaian

Faktor Risiko Tangan Kiri Tangan Kanan

A1 Pergerakan lengan A3 A3

A2 Pengulangan A3 A3

B Tekanan R8 R8

C1

Postur

Kepala/Leher G0 G0

C2 Postur Punggung G0 G0

C3 Postur Lengan R4 R4

C4

Postur

Pergelangan G0 G0

C5

Postur

Genggaman

Tangan R2 G0

D1 Istirahat G0 G0

D2 Kecepatan Kerja A1 A1

D3 Faktor Lain G0 G0

Skor Aktivitas 21 19

D4 Pengali Durasi X 0,75 X 0,75

Exposure Score 15,75 14,25

Nilai akhir yang diperoleh dari penilaian tersebut lalu diinterpretasikan berdasarkan Gambar. 5 di bawah ini:

Page 6: Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15] II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-6

ISBN 978-623-92050-0-3

Gambar. 5. Interpretasi Nilai Akhir Assessment of Repetitive

Tasks Tool

Berdasarkan interpretasi nilai akhir, maka proses pemotongan tahu dengan alat yang saat ini digunakan menghasilkan level risiko medium pada kedua tangan.

E. Perancangan Alat Pemotong Tahu: Metode NIDA

Metode NIDA meliputi 4 tahap, yaitu perancangan kebutuhan, pembangkitan ide, penentuan desain alternatif, dan pembuatan alat.

1) Tahap 1: NEED: Pada tahap ini perancang

menentukan kebutuhan dari rancangan alat.

Kebutuhan tersebut diperoleh dari wawancara dengan

pemilik dan pekerja di Industri Tahu Sari Murni dan

faktor risiko dengan level medium dan tinggi

berdasarkan penilaian ART Tool. Tabel 5

menunjukkan hasil kebutuhan dari rancangan.

TABEL V. PENENTUAN KEBUTUHAN RANCANGAN

FASILITAS KERJA

Wawancara

dengan

Operator

Pemotongan

Penilaian Risiko dengan Assessment of

Repetitive Tasks Tool

Tangan Kiri Tangan Kanan Simbol

Warna

Alat pemotong

tahu yang

dapat

meminimalkan

waktu proses

pemotongan.

- Pengulangan

- Pergerakan

Lengan

- Kecepatan

Kerja

- Pengulangan

- Pergerakan

Lengan

- Kecepatan

Kerja

Alat pemotong

tahu yang

dapat

menghasilkan

potongan tahu

dengan ukuran

yang

diharapkan.

- Tekanan

- Postur

Lengan

- Postur

Genggaman

Tangan

- Tekanan

- Postur

Lengan

2) Tahap 2: IDEA: Pada tahap ini perancang

mengembangkan ide yang didapatkan dari kebutuhan

yang telah ditentukan. Ide dari rancangan alat ini

didapatkan dari kebutuhan serta penelitian terdahulu

mengenai perancangan alat pemotong tahu. Tabel 6

menunjukkan hasil ide yang dikembangkan.

TABEL VI. PENGEMBANGAN IDE RANCANGAN

BERDASARKAN KEBUTUHAN

Kebutuhan Fitur Alat

Alat pemotong tahu yang dapat

meminimalkan waktu proses

pemotongan.

Penggabungan fungsi pisau

potong dan penggaris

dengan jumlah dan ukuran

yang disesuaikan dengan

ukuran potongan tahu.

Alat pemotong tahu yang dapat

menghasilkan potongan tahu

dengan ukuran yang diharapkan.

Kisi – kisi antarplat

pemotong diberi jarak

sesuai dengan ukuran

potongan.

Alat pemotong tahu yang dapat

mengurangi jumlah gerakan

berulang.

Alat pemotong tahu didesain dengan menggabungkan fungsi pisau potong dan penggaris sehingga mempersingkat gerakan menjadi 1 kali gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan secara bersamaan.

Alat pemotong tahu yang dapat

mengurangi frekuensi dari

pergerakan lengan kanan dan

lengan kiri.

Alat pemotong tahu yang mudah

digunakan untuk semua pekerja.

Alat pemotong tahu

didesain sederhana.

Alat pemotong tahu tidak

memerlukan tekanan berlebih.

Tinggi dari alat pemotong

tahu disesuaikan dengan

tebal tahu papan.

Alat pemotong tahu yang saat

digunakan, postur lengan tidak

menjauhi badan pekerja.

Rancangan alat dilengkapi

dengan handle dengan

jarak yang tidak berjauhan

dengan badan pekerja.

Kebutuhan Fitur Alat

Alat pemotong tahu yang saat

digunakan tidak membentuk

postur “pinch or wide finger grip”

saat menggunakannya.

Rancangan alat dilengkapi

dengan handle yang

disesuaikan dengan

antropometri Indonesia

sehingga postur menjadi

“power grip”.

Selain dari kebutuhan, ide dikembangkan dari penelitian terdahulu mengenai perancangan alat pemotong tahu. Penelitian oleh Izzhati (2010) merancang alat pemotong tahu dengan mempertimbangkan RULA (Rapid Upper Limb Assessment). Alat pemotong tahu oleh Izzhati (2010) menggunakan tuas pada ujung alat. Dengan adanya tuas, saat pemotong diturunkan maka bagian alat pemotong di dekat tuas akan merusak hasil potongan tahu. Penelitian oleh Wibowo et al (2016) merancang alat pemotong tahu secara fisik yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas industri tahu. Namun dimensi alat pemotong tahu oleh Wibowo et al (2016) yang besar memerlukan area pemotongan yang luas. Selain itu, penelitian oleh Siboro et al (2017) merancang alat pemotong tahu yang dapat mempersingkat waktu pemotongan serta. Namun dengan menggunakan alat tersebut, maka proses

Page 7: Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15] II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-7

ISBN 978-623-92050-0-3

pemotongan masih menghasilkan gerakan repetitif yaitu 2 kali pemotongan secara horizontal dan vertikal.

Berdasarkan studi literatur tersebut, maka didapatkan gagasan prinsip kerja alat pemotong tahu yaitu dengan menggabungkan fungsi penggaris dan pisau. Rancangan fasilitas kerja terdiri dari plat dengan dimensi disesuaikan dengan dimensi tahu papan dan potongan tahu yang disusun secara vertikal dan horizontal. Rancangan fasilitas kerja digunakan dengan cara memposisikan alat terhadap tahu papan lalu menekan alat terhadap tahu papan.

3) Tahap 3: DECISION: Pada tahap ini

perancang memberikan alternatif rancangan alat

pemotong tahu lalu diputuskan rancangan yang

terpilih. Keputusan rancangan ditentukan oleh pekerja

di Industri Tahu Sari Murni sebagai operator

pemotongan tahu. Tabel 7 menunjukkan alternatif

desain alat pemotong tahu.

TABEL VII. ALTERNATIF DESAIN ALAT PEMOTONG TAHU

Desain 1 Desain 2

Desain 1

1. Desain alat pemotong tahu

dibuat sesuai dengan data

kebutuhan, yaitu

pengulangan.

2. Proses pemotongan dapat

dilakukan dalam satu kali

proses tanpa menggunakan

pisau dan penggaris.

3. Dapat menghasilkan tahu

dengan ukuran 52mm x

52mm.

4. Berbahan stainless steel

sehingga alat pemotong

bersifat kokoh dan hasil

pemotongan tepat sesuai

dengan ukuran yang

diharapkan.

5. Terdapat handle yang dapat

memudahkan dan memberi kenyamanan pada pekerja

dalam menggunakan alat.

6. Berbahan stainless steel

yang bersifat food grade

sehingga dapat menjaga

higienitas dan kualitas dari

tahu.

7. Kelemahan pada desain ini

yaitu pembuatannya yang

cukup rumit.

Desain 2

1. Desain alat pemotong tahu

dibuat sesuai dengan data

kebutuhan, yaitu

pengulangan.

2. Proses pemotongan dapat

dilakukan dalam satu kali

proses tanpa menggunakan

pisau dan penggaris.

3. Dapat menghasilkan tahu

dengan ukuran 52mm x

52mm.

4. Terdapat handle yang

dapat memudahkan dan

memberi kenyamanan

pada pekerja dalam

menggunakan alat.

5. Material yang digunakan

untuk alat bagian luar dan

handle yaitu kayu

sedangkan pemotong

berbahan senar nilon

sehingga biaya yang

dikeluarkan untuk

pembuatan alat pemotong

ini lebih murah.

6. Kelemahan pada desain ini

yaitu material yang terbuat

dari kayu sehingga dapat

mempengaruhi kebersihan

dan higienitas tahu. Selain

itu, pemotong tahu

menggunakan senar nilon,

sedangkan senar nilon

bersifat lentur sehingga

tahu yang dipotong

memungkinkan untuk

tidak terpotong secara

sempurna.

Berdasarkan wawancara terhadap pemilik dan operator pemotongan tahu di Industri Tahu Sari Murni, terpilih desain 1 sebagai rancangan alat pemotong tahu. Karena desain 1 berbahan stainless steel sehingga alat dapat digunakan dalam jangka panjang dan lebih kuat.

4) Tahap 4: ACTION: Pada tahap ini perancang

menentukan spesifikasi alat pemotong tahu untuk

dilakukan perancangan alat yang terpilih pada tahap

sebelumnya. Gambar. 6 menunjukkan desain alat

pemotong tahu yang terpilih.

Gambar. 6. Alat Pemotong Tahu

Spesifikasi alat pemotong:

1. Berbahan Stainless steel 304 yang bersifat food

grade.

2. Berukuran 531 x 531 x 1 mm.

3. Tinggi alat pemotong 50mm, dengan dimensi

30mm ke bawah dipipihkan agar bersifat

tajam.

4. Plat pemotong sebanyak 9 lembar sisi

horizontal dan 9 lembar sisi vertikal.

Desain dari handle alat pemotong tahu

ditunjukkan pada Gambar. 7 di bawah ini:

Page 8: Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15] II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-8

ISBN 978-623-92050-0-3

Gambar. 7. Handle Alat Pemotong Tahu

Spesifikasi handle:

Terbuat dari besi hollow dan plat stainless steel 304.

Besi hollow berbentuk round sehingga memudahkan genggaman tangan pekerja dalam menggunakan alat.

Dimensi dari lebar handle didapatkan dari dimensi lebar tangan berdasarkan data Antropometri Indonesia dengan persentil 95 (dimensi ruang).

Terdapat allowance 10mm untuk lebar handle.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis gerakan menggunakan Assessment of Repetitive Tasks Tool menunjukkan bahwa pekerjaan dengan gerakan berulang menimbulkan risiko pada anggota tubuh bagian atas. Proses pemotongan tahu dengan alat yang digunakan saat ini, yaitu penggaris kayu dan pisau potong, menimbulkan gerakan repetitif yang tinggi serta berisiko pada beberapa bagian tubuh. Faktor risiko yang memiliki level risiko medium yaitu pada pengulangan, pergerakan lengan, dan kecepatan kerja. Sedangkan tekanan, postur lengan, dan postur genggaman tangan berada pada level risiko tinggi. Peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan adanya ketidakseimbangan gerakan dan jarak yang dilakukan oleh kedua tangan operator saat melakukan proses pemotongan. Waktu baku yang diperlukan oleh operator dalam melakukan proses pemotongan yaitu 43,9 detik. Untuk menurunkan nilai risiko dan waktu proses pemotongan tahu, maka dilakukan adanya perancangan alat pemotong tahu. Dengan menggunakan metode NIDA diperoleh rancangan alat

pemotong tahu yang disesuaikan dengan kebutuhan di Industri Tahu Sari Murni.

DAFTAR PUSKTAKA

[1] Suhaidi, I. "Pengaruh Lama Perendaman Kedelai Dan Jenis Zat Penggumpal Terhadap Mutu Tahu." Sumatra Utara:

Universitas Sumatra Utara, 2003. [Online]. Available:

luk.tspili.ugm.ac.id. [Accessed July. 23, 2019]

[2] Badan Pusat Statistik. (2019, Juli 8). Rata-Rata Konsumsi per

Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan Makanan Penting, 2007-2018 [Online]. Available: Badan Pusat Statistik,

https://bps.go.id. [Accessed July. 23, 2019]

[3] A.J. Roodbandi, A. Choobineh, V. Feyzi, “The investigation of intra-rater and inter-rater agreement in Assessment of

Repetitive Task (ART) as an ergonomic method”, Occup Med Health Aff, vol. 3, no. 5, p. 1-5, 2015. [Online]. Available:

Research Gate, www.researchgate.net. [Accessed July. 23,

2019

[4] H. Leksono, A. U. M. C. Malang, “Kebosanan Kerja:

Peningkatan Stres dan Penurunan Kinerja karyawan dalam Spesialisasi Pekerjaan”, Jurnal JI Beka, vol. 8, no. 2, 2014.

[Online]. Available: https://lp2m.asia.ac.id. [Accessed July.

23, 2019]

[5] J. M. Muggleton, R. Allen, P. H. Chappell, “Hand and Arm Injuries Associated with Repetitive Manual Work in Industry:

A Review Of Disorders, Risk Factors and Preventive Measures”, Ergonomics, vol. 42, no. 5, p. 714-739, 1999.

[Online]. Available: Taylor and Francis Online,

https://www.tandfonline.com. [Accessed July. 23, 2019]

[6] Health and Safety Executive. (2014). Assessment of Repetitive

Tasks of The Upper Limbs (The ART Tool). [Online]. Available: http://www.hse.gov.uk/pubns/indg438.pdf.

[Accessed May. 23, 2019]

[7] S. Nallusamy, S. Muthamizhmaran, “Enhancement of Productivity and Overall Equipment Efficiency Using Time

and Motion Study Technique-A Review”, Advanced Engineering Forum , Vol. 14, p. 59-66, 2016. [Online].

Available: Research Gate, www.researchgate.net. [Accessed

July. 23, 2019]

[8] Y. Herlambang, A. B. Sriwarno, M. I. Drsas, “Penerapan

Micromotion Study Dalam Analisis Produktivitas Desain Peralatan Kerja Cetak Saring”, Jurnal Teknologi Informasi

dan Komunikasi (Tematik), vol. 2, no. 2, p. 26-34, 2015. [Online]. Available: Academia, www.academia.edu.

[Accessed July. 23, 2019]

[9] I.W.Sukania, “Perbaikan Metode Perakitan Steker Melalui Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan”, Karya Ilmiah Dosen

Teknik Industri, 2014. [Online]. Available: UNTAR Repository, http://repository.untar.ac.id/. [Accessed July. 23,

2019]

[10] A.T. Bon, D. Daim, “Time Motion Study In Determination Of Time Standard In Manpower Process”, 3rd Engineering

Conference on Advancement in Mechanical and Manufacturing for Sustainable Environment, p. 1-6, April

2010. [Online]. Available: CORE, https://core.ac.uk.

[Accessed July. 23, 2019]

[11] M. D. Singh, K. Shah Saurabh, B. Patel Sachin, B. Patel Rahul, P. Pansuria Ankit, “To Improve Productivity By Using

Work Study & Design A Fixture In Small Scale Industry”, International Journal on Theoretical and Applied Research in

Mechanical Engineering, vol. 1, no. 2, p. 75-81, 2012. [Online]. Available: Research Gate, www.researchgate.net.

[Accessed July. 23, 2019]

[12] B. A. H. Siboro, R. A. Siregar, A. Purbasari, “Perancangan Alat Pemotong Tahu Untuk Mengurangi Gerak dengan

Metode Motion Time Measurement (MTM)-Motion Time Study (Studi Kasus Pabrik Tahu Pak Joko)”, PROFISIENSI,

vol. 5, no. 2, 2018. [Online]. Available: Jurnal UNRIKA,

https://www.journal.unrika.ac.id. [Accessed July. 23, 2019]

Page 9: Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15] II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-9

ISBN 978-623-92050-0-3

[13] Y. M. Wibowo, R. R. P. Zendrato, B. I. A. Wicaksana, “Perancangan Alat Pemotong Tahu dan Rekayasa

Pemanfaatan Limbah Cair untuk Meningkatkan Produktivitas Industri Tahu”, Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan

Informasi, vol. 5, no. 1, p. 52-57, November 2016. [Online]. Available: TEKINFO, http://setiabudi.ac.id/tekinfo/.

[Accessed July. 23, 2019]

[14] D. N. Izzhati, “Pengembangan alat pemotong tahu yang ergonomis dengan menggunakan metode RULA”, Prosiding

SNST Fakultas Teknik, vol. 1, no. 1, 2010. [Online]. Available: Publikasi Ilmiah UNWAHAS,

https://www.publikasiilmiah.unwahas.ac.id/. [Accessed July.

23, 2019]

[15] M. Andriani, D. Dewiyana, E. Erfani, “Perancangan Ulang

Egrek yang Ergonomis Untuk Meningkatkan Produktivitas Pekerja Pada Saat Memanen Sawit”, JISI: Jurnal Integrasi

Sistem Industri, vol. 4, no. 2, p. 119-128, 2018. [Online]. Available: Jurnal UMJ, https://jurnal.umj.ac.id/. [Accessed

July. 23, 2019]

[16] A.L. Setyabudhi, “Perancangan Sistem Kerja Kompor Ekonomis Dengan Bahan Bakar Oli Bekas”, Jurnal Teknik

Ibnu Sina JT-IBSI, vol. 2, no. 1, 2017. [Online]. Available: Jurnal Online STT Ibnu Sina Batam, https://ojs.stt-

ibnusina.ac.id/. [Accessed July. 23, 2019]