Upload
hoangmien
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP
SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN
Grace Elizabeth
Grace Elizabeth ([email protected])
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
Jl. KH. Noer Ali Kalimalang, Bekasi
ABSTRAK
Masa kini produk bubur kentang dapat ditemukan dalam bentuk siap saji untuk
kepraktisan dan penghematan waktu dalam pengolahannya. Quality Function
Deployment (QFD) adalah salah satu metode yang dapat membantu mencari
kesinambungan antara karakteristik bubur kentang siap saji dengan kepuasan para
konsumen sebagai salah satu strategi produsen menguasai pasar pengolahan bubur
kentang siap saji. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, diketahui prioritas
atribut karakteristik teknis bubur kentang siap saji yang harus terpenuhi dan
dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Atribut
karakteristik teknis tersebut, antara lain yaitu pada variabel bahan baku, yaitu jenis
komposisi, komposisi bahan baku, dan kualitas bahan baku. Selanjutnya disusul dengan
atribut mencantumkan komposisi pada kemasan, standar produksi yang berstandar ISO,
keadaan umum rasa, mencantumkan informasi nilai gizi pada kemasan, pengemasan
yang tidak mempengaruhi/dipengaruhi isi, keadaan umum warna, dan biaya
manufakturing.
Kata Kunci: Bubur kentang siap saji, Keinginan konsumen di Depok, Karakteristik teknis,
QFD.
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia pada awalnya mengenal kentang hanya sebagai bahan
tambahan dalam masakan dan kurang meminati sebagai bahan dasar masakan. Seiring
dengan perkembangan jaman saat ini kentang lebih banyak diolah sebagai bahan dasar
makanan dengan berbagai cara pengolahan dan resep agar menjadi suatu panganan yang
lebih menarik, menyehatkan dan banyak diminati. Kentang tidak lagi hanya dianggap
sebagai bahan pelengkap masakan, namun mulai digunakan sebagai bahan dasar
makanan.
Adanya sosialisasi progam pemerintah tentang penganekaragaman konsumsi
pangan berbasis sumber daya lokal yang bertujuan mengurangi konsumsi beras sesuai
dengan Peraturan Presiden nomor 22 tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian
nomor: 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang gerakan percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal turut, mendorong para produsen lebih lagi
berkreatifitas mengolah kentang agar menjadi panganan yang lebih diminati lagi dan
harapan jangka panjang dapat menjadi makanan pengganti nasi. Adanya gerakan
pemerintah untuk mengganti pola makan nasi pada orang Indonesia ini diharapkan akan
berdampak pada peningkatan penggunaan bahan makanan hasil potensi lokal,
mengurangi ketergantungan bahan konsumsi impor, dan menjaga kestabilan harga
bahan kebutuhan pokok, khususnya bahan makanan.
Kota Depok, sejak bulan Februari 2012 mensosialisasikan “Satu Hari Tanpa
Nasi” One Day No Rice (Ekonomi Depok, 2012). Sebagai langkah awal, pemerintah
Kota Depok berupaya untuk melakukan sosialisasi gerakan satu hari tanpa nasi di
lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari
dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sipil yang berkantor di
lingkup Balaikota mengganti pola konsumsi makannya dari nasi ke bahan pangan non
nasi, salah satunya kentang.
Dari segala jenis produk makanan berbahan dasar kentang yang beredar di
masyarakat, salah satu jenisnya adalah kentang yang dihaluskan hampir berbentuk
bubur yang lebih dikenal masyarakat dengan nama mashed potato. Masa kini produk
bubur kentang ini dapat ditemukan dalam bentuk siap saji untuk kepraktisan dan
penghematan waktu dalam pengolahannya.
Diperlukan suatu kesinambungan antara karakteristik bubur kentang siap saji
dengan kepuasan para konsumen sebagai salah satu strategi produsen menguasai pasar
pengolahan bubur kentang siap saji. Quality Function Deployment (QFD) adalah salah
satu metode yang dapat membantu memecahkan masalah ini. Diharapkan dengan
penerapan metode QFD ini dapat diketahui karakteristik produk bubur kentang siap saji
yang sesuai dengan keinginan konsumen. Penelitian benchmarking dilakukan dengan
menilai produk bubur kentang siap saji ternama yang sudah ada pasaran dan perbaikan
yang sesuai dengan keinginan konsumen. Berkaitan dengan hal-hal di atas adanya
penelitian ini dapat menjadi suatu masukkan ide yang baik bagi para produsen pengolah
bubur kentang siap saji, sebagai salah satu jenis olahan makanan pengganti nasi,
terutama untuk di daerah penelitian, yaitu kota Depok yang akhirnya dapat berdampak
di berbagai bidang lain seperti ekonomi dan kesehatan.
METODE PENELITIAN
Diagram Alir Penelitian Metode penelitian merupakan suatu proses berpikir yang sistematis yang terdiri
atas tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan. Metodologi penelitian yang digunakan
dalam penulisan Tugas Akhir ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
Identifikasi Masalah
Menentukan Tujuan Penelitian
Pengumpulan DataDilakukan dengan cara
penyusunan dan penyebaran
kuisioner
Mulai
Tinjauan Pustaka
Pengujian DataDilakukan dengan uji
validitas dan reliabilitas
Pengolahan Data dengan
Metode QFD
Analisis dan Perancangan Produk
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Langkah awal adalah dengan melakukan identifikasi masalah. Identifikasi
dilakukan untuk mencari permasalahan yang harus diselesaikan penulis, yaitu mencari
kepuasan konsumen akan pengolahan produk kentang. Identifikasi masalah dilakukan
bersamaan dengan tinjauan pustaka yang bertujuan untuk menunjang penelitian secara
teoritis dan berperan dalam pengumpulan informasi secara lengkap dalam memecahkan
permasalahan. Metode ini dilakukan dengan literatur-literatur atau buku-buku yang
berhubungan dengan objek yang dikaji dalam penulisan tugas akhir ini.
Berikutnya adalah melakukan pengumpulan data berupa suara konsumen yang
akan digunakan sebagai masukan dalam metode QFD. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara penyebaran kuisioner. Pengumpulan suara konsumen dilakukan dengan
teknik sampling non probabilitas sampling dengan metode aksidental sampling. Metode
aksidental sampling adalah teknik siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang cocok sebagai data. Sampel
yang dimaksud adalah responden konsumen produk bubur kentang. Kecocokan sebagai
sampel dititikberatkan pada responden yang menyukai produk bubur kentang.
Setelah dilakukan penyebaran kuesioner berikutnya dilakukan uji validitas dan
reliabilitas terhadap kuesioner penelitian dengan mengunakan software SPSS. Langkah
berikutnya adalah mengolah data dengan software QFD.
Setelah data dikumpulkan dan diolah, maka dilanjutkan dengan melakukan
analisis terhadap hasil yang diperoleh. Melalui tahap analisis dapat diperoleh
perancangan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kesimpulan adalah
rangkuman dari keseluruhan hasil yang telah diperoleh. Saran ditujukan perbaikan atau
masukan sebagai manfaat setelah dilakukannya penulisan tugas akhir ini.
Diagram Alir Pengolahan Data
Dengan tahapan tersendiri dalam pengolahan data menggunakan metode QFD.
Gambar 2 merupakan diagram alir langkah-langkah pengolahan data menggunakan
metode QFD dimulai dari langkah pengambilan data hingga diprosesnya data dengan
software QFD.
Pengumpulan Data AwalDilakukan dengan cara
penyusunan dan penyebaran
kuisioner pendahuluan
Mulai
Data
kuisioner=30
Ya
Tidak
Penelitian Utama
Dilakukan dengan cara penyusunan
dan penyebaran kuisioner utama/
lanjutan dari kuisioner pendahuluan
Tidak
Ya
Pengujian Penelitian UtamaDilakukan dengan uji
validitas dan reliabilitas
Data cukup?
Pengolahan Data dengan Metode QFD
Selesai
Gambar 2 Diagram Alir Proses Pengolahan Data
Data yang akan diolah dengan QFD diperoleh dengan cara penyebaran kuisioner.
Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengumpulan data awal atau
pendahuluan (jumlah data harus terkumpul sejumlah 30) yang dilanjutkan dengan
penelitian utama. Sampel yang tergolong sampel besar yang distribusinya normal adalah
sampel yang jumlahnya≥30 dan diambil secara random sederhana (Singarimbun, 1989).
Penelitian pendahuluan dan utama dilakukan dengan cara yang sama, yaitu penyebaran
kuisioner.
Penelitian pendahuluan dilakukan dengan menyebar kuesioner dan dengan
bentuk pertanyaan terbuka agar mendapatkan masukkan konsumen tentang atribut apa
saja dan karakteristik yang menjadi kebutuhan dan keinginan responden akan produk
bubur kentang. Pengujian kuesioner dilakukan secara acak di banyak tempat.
Berdasarkan data atribut-atribut yang didapat dari penelitian pendahuluan
selanjutnya dilakukan penelitian lanjutan atau utama yang dilakukan untuk penentuan
tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut-atribut tersebut. Kuesioner penelitian
utama dibagi menjadi dua, pada kuesioner penelitian I ditujukan menilai tingkat
kepentingan atribut-atribut produk bubur kentang yang diinginkan konsumen.
Kuesioner penelitian II untuk menilai kondisi karakteristik teknis produk. Adapun
penilaian adalah terhadap kondisi karakteristik teknik produk bubur kentang siap saji
yang telah beredar dipasaran dan keinginan atau harapan konsumen yang sebenarnya.
Penentuan ukuran sampel penelitian utama dilakukan dengan suatu rumus
perhitungan pengambilan sampel dari populasi. Rumus yang ditemukan oleh Slovin
(Herliansyah, 2008) ini memiliki persamaan:
n =21 Ne
N
Keterangan: n = Jumlah minimal sampel
N = Jumlah populasi e = Tingkat kesalahan
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap kuesioner penelitian I dengan
mengunakan software SPSS. Hal ini dilakukan untuk menguji apakah kuesioner benar
dapat menggambarkan tujuan dari penelitian atau apakah pertanyaan-pertanyaan yang
digunakan dalam kuesioner tersebut sudah cukup mudah dimengerti oleh responden
sehingga tidak menimbulkan kesalahan interpretasi dan juga konsisten bila pertanyaan
tersebut dijawab di waktu yang berbeda.
Langkah berikutnya adalah mengolah data dengan software QFD. Pengolahan
data yang dilakukan hanya pada tahap perencanaan produk. Tahap perencanaan produk
dilakukan untuk mengkonversi suara konsumen secara langsung terhadap persyaratan
teknis produk.
PEMBAHASAN
Hasil Kuesioner Pendahuluan
Kuesioner pendahuluan dibuat dalam bentuk pertanyaan terbuka agar
mendapatkan masukkan konsumen tentang atribut apa saja dan karakteristik yang
menjadi kebutuhan dan keinginan responden akan produk bubur kentang. Bentuk
pertanyaan terbuka, yaitu responden dapat dengan bebas menuliskan jawaban-jawaban
yang diinginkan mereka sesuai menjawab pertanyaan terbuka yang ada. Teknik
wawancara turut dilakukan bila peneliti menemukan jawaban yang kurang jelas yang
diisikan oleh responden. Kuesioner pendahuluan disebarkan kepada 30 responden.
Responden merupakan siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok,
yaitu dititikberatkan pada responden yang menyukai produk bubur kentang.
Melalui kuesioner pendahuluan diperoleh beberapa data karakteristik responden.
Data karakteristik responden yang dimaksud meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan,
dan intensitas konsumsi responden akan produk bubur kentang dalam 1 bulan.
Pengisian usia responden diisi secara bebas oleh responden. Berikutnya peneliti
melakukan pengelompokkan usia yang didasarkan atas kebutuhan kalori rata-rata
seseorang dalam kelompok usia yang dimaksud. Tabel 1 Persentase Kelompok Usia 30 Responden
No. Kelompok Usia
(Tahun)
Persentase
(%)
1. 10-12 0
2. 13-15 10
3. 16-18 20
4. 19-29 40
5. 30-49 30
7. ≥50 0
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden wanita lebih banyak daripada
responden pria. Pengelompokkan jenis pekerjaan berhubungan dengan daya beli
responden maupun pola makan terhadap produk. Seluruh responden merupakan orang-
orang yang menyukai produk bubur kentang. Namun dapat diketahui meskipun mereka
menyukai produk ini, intensitas komsumsi terhadap bubur kentang belum tentu menjadi
sangat sering. Dari 30 responden intensitas konsumsi bubur kentang didominasi tingkat
biasa saja dan sering.
Gambar 3 (a) Persentase Jenis Kelamin 30 Responden, (b) Persentase Jenis Pekerjaan 30
Responden
Gambar 4 Persentase Intensitas Komsumsi Produk Bubur Kentang 30 Responden
Data-data atribut yang diperoleh dari kuesioner pendahuluan keseluruhan
digunakan untuk menyusun kuesioner penelitian utama. Peneliti mengelompokkan suara
konsumen berdasarkan kelompok sekunder (variabel) dan tersier (atribut) yang telah
disuarakan oleh para responden.
Hasil Kuesioner Penelitian Utama
Kuesioner ini disusun berdasarkan kuesioner pendahuluan. Kuesioner penelitian
utama ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu kuesioner penelitian I ditujukan menilai tingkat
kepentingan atribut-atribut produk bubur kentang yang diinginkan konsumen.
Kuesioner penelitian II untuk menilai kondisi karakteristik teknis produk.
Responden kuesioner penelitian utama ini merupakan sampel penduduk yang
berada di kota depok dengan jumlah 1.816.132 jiwa (2011). Penentuan ukuran sampel
a b
penelitian utama dilakukan dengan suatu rumus perhitungan pengambilan sampel dari
populasi. Rumus ini memiliki persamaan:
n =21 Ne
N
Keterangan: n = Jumlah minimal sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan
Peneliti menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5%, sehingga diperoleh:
n =21 Ne
N
=
2)05,0(18136121
1813612
=399,911 400 responden
Dapat dikatakan jumlah 400 responden tersebut cukup mewakili populasi yang
ada. Melalui kuesioner penelitian utama diperoleh beberapa data karakteristik responden.
Data karakteristik responden yang dimaksud meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan,
dan intensitas konsumsi responden akan produk bubur kentang dalam 1 bulan.
Pengisian usia responden diisi secara bebas oleh responden. Berikutnya peneliti
melakukan pengelompokkan usia yang didasarkan atas kebutuhan kalori rata-rata
seseorang dalam kelompok usia yang dimaksud. Tabel 2 Persentase Kelompok Usia 400 Responden
No. Kelompok Usia
(Tahun)
Persentase
(%)
1. 10-12 1,25
2. 13-15 5
3. 16-18 18,25
4. 19-29 56,75
5. 30-49 18,5
7. ≥50 0,25
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden wanita lebih banyak daripada
responden pria. Pengelompokkan jenis pekerjaan berhubungan dengan daya beli
responden maupun pola makan terhadap produk. Seluruh responden merupakan orang-
orang yang menyukai produk bubur kentang. Namun dapat diketahui meskipun mereka
menyukai produk ini, intensitas komsumsi terhadap bubur kentang belum tentu menjadi
sangat sering. Dari 400 responden intensitas konsumsi bubur kentang didominasi
tingkat biasa saja.
Gambar 5 (a) Persentase Jenis Kelamin 400 Responden, (b) Persentase Jenis Pekerjaan 400
Responden
a b
Gambar 6 Persentase Intensitas Komsumsi Produk Bubur Kentang 400 Responden
Bobot Kepentingan pada Kuesioner Penelitian I
Pada kuesioner penelitian I responden diminta untuk menjawab pertanyaan
tertutup dengan cara memilih peringkat yang yang telah disediakan. Responden diminta
memberikan persepsinya terhadap kepentingan atribut-atribut produk bubur kentang
yang sudah disusun dalam kuesioner. Pemberian peringkat dilakukan dengan
menggunakan skala likert dari 1 sampai 5 dengan keterangan sebagai berikut:
1 = tidak penting 2 = kurang penting
3 = cukup penting 4 = penting 5 = sangat penting
Tingkat prioritas konsumen terhadap karakteristik konsumen didapatkan dengan
perhitungan rata-rata terhadap pilihan responden dalam kuesioner penelitian I.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap kuesioner penelitian I. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS ver 16.0. Melalui pengujian
diperoleh hasil bahwa atribut nomor 6 dan 20 tidak valid. Pendasaran validitas
dilakukan perbandingan pada tabel r (product moment) pada taraf signifikan 5%,
sebesar 0,098. Nilai r hasil data dilihat pada bilangan-bilangan yang terdapat pada
kolom corrected item-total correlation. Nilainya harus bernilai lebih besar dari r tabel.
Hasil pengujian secara lengkap dapat dilihat pada lampiran kedua.
Uji reliabilitas dilakukan dengan cara melihat bilangan-bilangan alpha if item
deleted. Nilainya harus lebih besar dari 0.7 sehingga dikatakan reliabel. Semakin
mendekati angka 1 dikatakan semakin reliabel. Meskipun dari hasil keseluruhan hasil
dikatakan reliabel, nomor 6 dan 20 dikeluarkan dari data atau tidak akan dipakai untuk
pengolahan yang selanjutnya.
Kuesioner Penelitian II
Kuesioner penelitian II dilakukan untuk menilai kondisi karakteristik teknis
produk. Karakteristik teknis produk didapat dari analisis produk yang berada di pasaran,
buku pedoman standar nasional Indonesia (SNI 4477: 1998) mengenai kentang kemasan,
Peraturan Menkes nomor 1168 tahun 1999 mengenai bahan tambahan makanan,
wawancara pihak yang berkompeten mengenai standar produk bubur kentang siap saji,
dan ahli masakan yang cukup paham mengenai produk bubur kentang. Responden
diminta untuk menilai kondisi karakteristik produk yang telah disusun tersebut dan
harapannya untuk perbaikan yang lebih baik.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan hasil dengan cara
menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dari data-data penelitian yang telah
dikumpulkan dengan menggunakan analisis QFD.
Dalam tahap pengolahan data ini dilakukan pengolahan data seperti pembobotan
tingkat hubungan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis, tingkat hubungan
antar karakteristik teknis, tingkat hubungan antar keinginan konsumen, persepsi dan
harapan konsumen terhadap produk bubur kentang siap saji (benchmarking), urutan
tingkat prioritas, dan usulan target perbaikan dari karakteristik teknis.
Hubungan Antara Keinginan Konsumen dengan Karakteristik Teknis
Penentuan hubungan antara keinginan konsumen dengan karakteristik teknis
dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Teknik yang
dilakukan adalah dengan cara mewawancarai para ahli.
Penilaian pembobotan dilakukan dengan menentukan nilai hubungan kuat,
sedang, lemah, atau tidak ada hubungan. Tabel 4.6 memperlihatkan penilaian hubungan. Tabel 3 Simbol Penilaian Hubungan Keinginan Konsumen dengan Karakteristik Teknis
Tingkat Kualitas Bobot Simbol
Kuat 9
Sedang 6
Lemah 3
Tidak ada hubungan 0 (kosong)
Penjelasan atau keterangan dari masing-masing simbol adalah sebagai berikut:
a. Kuat
Menunjukan hubungan antara keinginan konsumen dengan karakteristik teknis
sangat berpengaruh terhadap produk bubur kentang siap saji yang diinginkan. Dapat
dikatakan sebagai suatu faktor utama yang harus diperhatikan.
b. Sedang
Menunjukan hubungan antara keinginan konsumen dengan karakteristik teknis
mempengaruhi produk yang diinginkan. Namun pengaruhnya tidak terlalu besar
dibandingkan dengan hubungan kuat.
c. Lemah
Menunjukan bahwa hubungan antara keinginan konsumen dengan karakteristik
teknis tidak terlalu berpengaruh terhadap produk. Meski demikian tetap harus
diperhatikan dan tidak dapat dihilangkan karena merupakan bagian dari
pembentukan produk bubur kentang siap saji yang dikehendaki oleh konsumen.
d. Tidak ada hubungan
Menunjukan tidak ada pengaruh antara keinginan konsumen dengan karakteristik
teknis produk.
Hubungan Antar Karakteristik Teknis
Hubungan antar karakteristik teknis menunjukan pengaruh antara satu
karakteristik yang satu dengan yang lainnya. Hubungan antar karakteristik teknis ini
ditentukan oleh nilai sangat positif, positif, sangat negatif, dan negatif. Simbol,
hubungan, dan bobot untuk antar karakteristik teknis dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Simbol Hubungan Antar Karakteristik Teknis
Hubungan Bobot Simbol
Sangat positif 2
Positif 1
Tidak ada hubungan 0 (kosong)
Negatif -1
Sangat negatif -2
Penjelasan atau keterangan dari masing-masing simbol adalah sebagai berikut:
a. Sangat positif
Menunjukan bahwa perubahan yang terjadi pada suatu atribut karakteristik teknis
memberikan dampak positif terhadap atribut lainnya.
b. Positif
Menunjukkan perubahan atribut karakteristik teknis memberikan dampak positif
terhadap atribut karakteristik teknis yang lainnya, namun nilainya lebih rendah dari
hubungan sangat positif.
c. Tidak ada hubungan
Menunjukan perubahan atribut karakteristik teknik tidak memberikan dampak
apapun (atau sangat kecil nilainya sehingga dapat diabaikan) terhadap atribut lainnya.
d. Negatif
Menunjukan bahwa hubungan kebutuhan atribut karakteristik teknis yang satu akan
memberikan dampak negatif terhadap kebutuhan atribut karakteristik teknis lainnya,
namun nilainya lebih rendah dari hubungan sangat negatif.
e. Sangat negatif
Menunjukan bahwa perubahan yang terjadi pada suatu atribut karakteristik teknis
yang satu akan memberikan dampak negatif terhadap kebutuhan atribut karakteristik
teknis lainnya.
Hubungan Antar Keinginan Konsumen
Hubungan antar keinginan konsumen menunjukan pengaruh antara satu
karakteristik keinginan konsumen yang satu dengan karakteristik keinginan konsumen
yang lainnya. Hubungan antar konsumen ini ditentukan oleh nilai sangat positif, positif,
tidak ada hubungan, sangat negatif, dan negatif. Simbol dan penjelasan hubungan sama
dengan pada pembahasan Hubungan Antar Karakteristik Teknis di atas.
Penentuan Tingkat Kesulitan
Penentuan tingkat kesulitan menunjukan bobot atau tingkat kesulitan dalam
upaya merealisasikan perbaikan mutu karakteristik teknis dari produk bubur kentang
siap saji agar lebih memenuhi harapan konsumen agar produk menjadi lebih baik.
Penilaian terhadap tingkat kesulitan diperoleh dari pihak-pihak ahli yang cukup paham
akan produksi bubur kentang siap saji dengan teknik wawancara.
Sangat mudah artinya dalam merealisasikannya tidak ada kendala yang berarti
sama sekali. Mudah artinya dalam merealisasikannya kendala yang ada masih dapat
diatasi. Cukup sulit artinya dalam merealisasikannya memerlukan perhatian yang lebih
berarti karena akan banyak kendala yang timbul. Sulit artinya dalam merealisasikannya
terdapat berbagai kendala, sukar atau tidak dapat dikontrol serta sulit untuk ditingkatkan
agar lebih baik. Sangat sulit artinya dalam merealisasikannya sangat sulit bahkan ada
kemungkinan tidak dapat dilakukan.
Hasil Penyebaran Kuesioner Pendahuluan
Kuesioner pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan suara sekunder
(variabel) dan tersier (atribut) konsumen akan karakteristik bubur kentang siap saji yang
diinginkan. Teknik yang dilakukan adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner
maupun wawancara singkat bila ditemukan data yang kurang jelas.
Kuesioner pendahuluan dibuat dalam bentuk pertanyaan terbuka untuk benar-
benar mengumpulkan variabel dan atribut keinginan konsumen akan bubur kentang siap
saji karena penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga belum diketahui
variabel terkait. Hasilnya diperoleh 10 variabel dan 42 atribut.
Variabel Karakteristik Teknis
Terdapat 11 variabel dan 34 atribut karakteristik teknis. Data karakteristik teknis
ini berisikan mengenai standar-standar produk bubur kentang siap saji yang telah ada
saat ini. Data ini diperoleh dari beberapa sumber baik tulisan maupun wawancara
dengan pihak berkompeten di bidangnya terkait produk bubur kentang siap saji. Melalui
teknik ini juga diperoleh data mengenai kesulitan dalam upaya merealisasikan
perbaikan mutu karakteristik teknis dari produk bubur kentang siap saji.
Gambar 7 Hasil Pengolahan Rumah Kualitas
Weighted dan Relative Importance
Angka ini menunjukan prioritas dari atribut karakteristik teknis yang perlu
didahulukan dalam pengembangan produk bubur kentang siap saji. Berdasarkan angka
yang dapat dilihat pada weighted importance, nilai terbesar merupakan atribut yang
perlu diprioritaskan. Relative importance adalah bentuk diagram batangnya.
Technical Assesment dan Benchmarking
Technical assesment dan benchmarking dilakukan dalam upaya menghasilkan
produk yang lebih baik dari produk yang sudah ada pada saat ini. Hal yang dilakukan
adalah dengan meninjau kondisi perusahaan sendiri kemudian dilakukan perbandingan
dengan perusahaan pesaing. Dalam penelitian kali ini dilakukan dengan cara meninjau
terhadap kondisi produk yang sudah ada dan mengidentifikasi adanya perbaikan di masa
yang akan datang. Technical assessment dilakukan oleh produsen sendiri guna
memperbaiki produksinya, sedangkan benchmarking berdasarkan suara konsumen.
Persepsi merupakan penilaian konsumen terhadap produk yang sudah ada, sedangkan
harapan adalah rancangan produk baru.
Penilaian technical assessment dan benchmarking menggunakan lima skala
penilaian 1, 2, 3, 4, dan 5. Skala penilaian 1 mengartikan atribut yang menjadi penilaian
memiliki kondisi yang tidak diinginkan atau tidak puas, namun sebaliknya untuk skala
penilaian 5 mengartikan kondisi yang diinginkan atau memuaskan. Penilaian untuk
kondisi yang sudah ada saat kini dilambangkan dengan logo bangunan pabrik dan
bergaris hijau, sedangkan rancangan dilambangkan logo bola dunia dengan garis
berwarna merah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Variabel keinginan konsumen terhadap produk bubur kentang siap saji terdiri
dari 10 variabel dan 40 atribut. Kesepuluh variabel itu adalah tekstur, aroma saat
dihidangkan, kesan saat dikonsumsi, bahan tambahan pokok, rasa produk, jumlah,
bahan tambahan makanan, kemasan produk, bentuk kemasan, dan harga.
Variabel karakteristik teknis dari produk bubur kentang siap saji sejumlah 11
variabel dan 34 atribut. Kesebelas variabel itu adalah keadaan umum, kebersihan,bahan
baku, pilihan rasa, bahan tambahan, desain kemasan, standar produksi, manufakturing,
bentuk kemasan, pengemasan, dan kuantitas inti produk.
Atribut karakteristik teknis yang menjadi prioritas untuk dikembangkan, yaitu
pada variabel bahan baku, yaitu jenis komposisi, komposisi bahan baku, dan kualitas
bahan baku. Selanjutnya disusul dengan atribut mencantumkan komposisi pada
kemasan, standar produksi yang berstandar ISO, keadaan umum rasa, mencantumkan
informasi nilai gizi pada kemasan, pengemasan yang tidak mempengaruhi/dipengaruhi
isi, keadaan umum warna, biaya manufakturing dan lain-lain.
Saran
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai perancangan produk bubur
kentang siap saji yang memperhatikan suara konsumen. Untuk penelitian yang
selanjutnya, diharapkan dapat lebih lagi memperlengkapi variabel karakteistik, baik dari
segi teknis maupun konsumen agar dipeoleh hasil yang lebih detail dan lebih baik.
Lanjutan tahap pembentukan rumah kualitas dan penelitian perbandingan terhadap
perusahaan yang telah mengeluarkan produk juga disarankan agar lebih melengkapi
hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://ekonomidepok.blogspot.com/2012/02/gerakan-satu-hari-tanpa-nasi-one-day-
no.html
http://www.deptan.go.id/pedum2012/BKP/3.%20pedum-P2KP-bkp2012.pdf
http://hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_22_2009.pdf
Herliansyah, Yudhi. 2008. Populasi dan Sampling. Modul. Fakultas Ekonomi, Jurusan
Akutansi, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Singarimbun, M.. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta PT. Midas Surya Grafindo.