Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANCANGAN SITUS PENCARIAN HUNIAN SEWA SEMENTARA
BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH KOTA
SALATIGA
SKRIPSI
DISUSUN OLEH
VINCENTIUS KEVIN KURNIAWAN
682015006
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2019
PERANCANGAN SITUS PENCARIAN
HUNIAN SEWA SEMENTARA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI WILAYAH KOTA SALATIGA
1) Vincentius Kevin Kurniawan,
2) Frederik Samuel Papilaya
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)
Abstract
In this era ,developing Geographic Information System (GIS) applications has been
facilitated by the existence of software as a service-based information management providers.
This available technology is also balanced with the emergence of new needs from the
community. One of the needs that we will discuss in this study is the need of the community in
finding shelter or often called dormitory, in some cities one of which is Salatiga. The
residence is intended to stay in a relatively long period of time. Then, came the idea to utilize
the platform that has been provided by one of the geographical-based information
management application providers, namely Google In its product called Cloud Platform. To
find out whether the facilities provided by Google can be utilized in the use of residential
searches, the idea is to design a geographic-based application that aims to implement an
available platform for storing and searching residential data. The use of the platform aims to
facilitate the creation of a residential search information system without having to go to great
lengths in carrying out system development. To prove whether the platform can be utilized in
making a Geographic Information System, it will be continued into the design.
Keyword: Geographic Information System, Platform, residential.
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Infromasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
1. PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau juga yang dikenal sebagai Geographic
Information System (GIS) akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang signifikan seiring
kemajuan teknologi informasi. SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang
menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan informasinya tentang peta tersebut (data
atribut) yang dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi, analisa,
memperagakan dan menampilkan data spasial untuk menyesuaikan perencanaan, mengolah
dan meneliti permasalahan misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam
sebuah database. Penggunaan data geografis ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah di
segala bidang.
Pada era ini pembuatan aplikasi sistem informasi geografis juga sudah dipermudah
dengan adanya penyedia – penyedia layanan pengelola informasi berbasis software as a
service. Teknologi yang telah tersedia ini juga di imbangi dengan munculnya kebutuhan –
kebutuhan baru dari masyarakat. Salah satu kebutuhan yang akan kita bahas dalam penelitian
ini adalah kebutuhan masyarakat dalam mencari hunian tempat tinggal sementara atau yang
sering disebut kost, di beberapa kota salah satunya adalah kota Salatiga. Penacarian hunian ini
bertujuan untuk tinggal dalam kurun waktu yang terbilang panjang. Tujuan untuk tinggal
tersebut biasanya antara lain yaitu dengan tujuan berkerja di lokasi tertentu atau sedang
menjalani pendidikan atau juga ada beberapa alasan – alasan lainnya. Maka dari itu muncul
ide untuk memanfaatkan platform yang telah disediakan oleh salah satu penyedia aplikasi
pengelola informasi berbasis geografis yaitu Google Dalam produknya yang bernama Google
Cloud Platform.
Ide untuk membuat rancangan aplikasi berbasis geogafis ini bertujuan agar dapat
mengetahui apakah platform yang telah disediakan Google tersebut dapat dimanfaatkan dalam
penggunaan pencarian Hunian. Penggunaan platform tersebut bertujuan untuk memudahkan
pembuatan sistem informasi pencarian hunian tanpa harus bersusah payah dalam melakukan
pembangunan sistem. Untuk membuktikan apakah platform dapat dimanfaatkan dalam
pembuatan Sistem Informasi Geografis maka akan dilanjutkan kedalam perancangan.
2. LANDASAN TEORI
Rancangan pembangunan sistem menggunakan Platform as a Service telah digunakan
oleh berbagai developer di dunia. Pada umumnya mereka menggunakan platform sebagai
sarana login kedalam sistem dengan mengambil data pengguna web yang telah tersimpan
pada penyimpanan awan. Perancangan ini didukung oleh jurnal tentang Pembangunan
Layanan Platform as a Servie yang meneliti tentang dukungan sistem pembangunan
Komputasi Awan [1]. Komputasi awan atau cloud computing menurut definisi dari NIST
(National Institute of Standard Technology) merupakan model yang memberikan akses segala
macam (ubiquitous), yang nyaman dan akses jaringan sesuai kebutuhan pada kumpulan
sumber daya komputasi yang dapat dikonfigurasi dari sisi jaringan, server, penyimpanan,
aplikasi dan layanannya) sehingga bisa ditetapkan secara cepat dengan usaha manajemen
seminimal mungkin. [2] Komputasi awan meliputi komputasi, perangkat lunak, akses data
dan layanan penyimpanan yang tidak memerlukan pengetahuan pengguna akhir (end-user)
terhadap lokasi fisik dan konfiguasi dari sistem yang diberikan pada layanan. Komputasi
awan juga merupakan tren dunia teknologi informasi saat ini yang memindahkan proses
komputasi yang awalnya dari komputer desktop atau PC ke perangkat pusat data yang besar.
[3] Platform as a service (PaaS) adalah salah satu jenis layanan dari cloud computing. PaaS
merupakan sebuah layanan perangkat lunak perantara pada lingkungan cloud untuk
memfasilitasi berjalannya program aplikasi. Pengguna hanya harus memiliki hak akses
kedalam layanan untuk menggunakannya. Pengguna tidak perlu melakukan update atau
pemeliharaan terhadap layanan aplikasi, karena layanan yang diberikan dan difasilitasi ini
merupakan tanggung jawab dari para provider atau penyedia layanan. [4]
Google Spread Sheets merupakan salah satu komponen platform as a services dalam
aplikasi Google Cloud yang berkerja penyimpanan data dalam sebuah tabel, sama halnya
seperti microsoft excel yang kita umumnya digunakan sehari hari. Spread sheets memiliki
fitur tambahan lainnya dari google yang tidak hanya dibatasi dengan kemampuannya seperti
excel, yaitu dukungan fungsi query dan regex. Aplikasi ini juga disediakan bahasa
pemrograman yang disebut GAS (Google App Script) yang di eksekusi secara remote di dalam
Google Cloud. GAS adalah bahasa javascript cloud scripting yang menyediakan kemudahan
otomasi perintah untuk seluruh produk google dan layanan pihak ketiga lainnya. [5]
Gambar 2: Google Spread Sheets [6]
Google Fusion Tables Merupakan sistem manajemen penyimpanan data di dalam
cloud Google Drive. Penyimpanan data ini sudah memiliki kolaborasi, integrasi, dan
persyaratan penggunaan dari berbagai domain. Fusion tables bukan merupakan sistem basis
data tradisional yang berfokus pada SQL dan pemrosesan transaksi. Sebaliknya hanya
berfokus pada penggabungan manajemen data dan kolaborasi. Menggabungkan beberapa
sumber data, diskusi tentang data, query, visualisasi, dan penerbitan web. Fusion tables
merupakan sebuah tabel yang dapat diisikan oleh data dan dapat diterjemahkan kedalam
sebuah peta. Tabel ini juga dapat di integrasikan dengan Cloud Service lain yang telah
disediakan google, salah satunya adalah Google spread sheets, yang berperan sebagai
penyimpanan data dalam bentuk sebuah tabel sederhana. [7]
Gambar 3: Google Fusion Table [8]
3. METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian terdapat beberapa tahap - tahap penelitian, berikut yaitu Latar
belakang, landasan teori, pengumpulan data, analisa sistem, implementasi sistem, dan
kesimpulan. Metode analisis data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu metode analisis
data kualitatif dimana data didapat dari hasil wawancara terhadap para calon pengguna
aplikasi. Kemudian hasil wawancara tersebut akan diolah sebagai kebutuhan dari sistem yang
dirancang. Berikut adalah proses dari tahapan penelitian.
Gambar 4: Tahapan Penelitian
Pada tahapan pertama, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa peneliti ingin melakukan pembuatan rancangan sistem yang
berbasis informasi geografis. Mengimplemantasikan platform as a service ke dalam sistem
yang akan dibuat. Membuktikan bahwa penggunaan platform dalam pembuatan sistem
informasi geografis merupakan pilihan termudah dalam pembangunan aplikasi.
Memperlihatkan bagaimana sebuah platform cloud service dapat bekerja menjadi sebuah
fungsi utama dalam sebuah sistem. Kemudian tahapan kedua yaitu landasan teori, dimana
pada tahapan ini peneliti mempelajari jurnal maupun buku yang berhubungan dengan
perancangan sistem informasi geografis dan mengutip sebagai teori dasar dari perancangan
yang dibuat. Teori – teori tersebut juga menjadi akar dari penelitian dan perancangan yang
dilakukan. Peneliti hanya mengambil teori yang dapat di impelementasikan terhadap
perancangan sistem yang dilakukan. Teori yang di ambil juga dapat menjelaskan apa saja
yang digunakan sebagai alat untuk membangun sistem informasi geografis ini.
Lalu pada tahapan ketiga peneliti melakukan pengumpulan data melalui pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data ini bertujuan untuk dijadikan analisis kebutuhan data di dalam
sistem. Data – data tentang kebutuhan ini di ambil dari jawaban para responden yang
berjumlah 10 orang secara acak. Berikut merupakan hasil dari jawaban pada pertanyaan “Hal
- hal apa sajakah yang ingin diketahui sebagai pengguna aplikasi pencarian Hunian” yaitu
Harga, alamat, jenis hunian, luas kamar, fasilitas, dan posisi kamar mandi. Kemudian jawaban
para responden tersebut akan dijadikan data kebutuhan pengguna, dan akan memiliki sebuah
tabel khusus dalam sistem.
Kemudian pada pertanyaan kedua merupakan tentang data fasilitas apa saja yang
ingin di ketahui oleh calon pengguna sistem. berikut adalah jawaban tentang fasilitas –
fasilitas tersebut yang terdiri dari tempat parkir, ranjang tidur, lemari pakaian, meja, kursi,
ruang tamu, televisi, internet, ruang belajar, dapur, kulkas, dispenser, laundry, dan water
heater. Jawaban dari kedua pertanyaan tersebut telah menghasilkan satu buah tabel yaitu
Tabel Hunian yang menjadi tempat meyimpan informasi tentang hunian, mulai dari harga
sampai dengan fasilitas. Tabel ini merupakan tabel dimensi yang memiliki kunci utama id
hunian. Yang dimana tabel ini akan terhubung dengan tabel lain melalui tabel fakta.
Tahap ke empat, pada tahap ini peneliti melakukan perancangan sistem dengan
metode SDLC Prototype. Pada langkah pertama Prototype model peneliti melakukan analisa
kebutuhan sebagai perencanaan pembuatan rancangan. Yang kemudian menghasilkan
beberapa tabel berelasi satu sama lain. Tabel tersebut merupakan isi dari sistem yang akan
beroperasi dan juga merupakan tempat tersimpannya data - data dari sistem tersebut.
Gambar 5: Prototype Model [9]
Lalu peneliti memodelkan kebutuhan kebutuhan sistem, mulai dari repositori sampai
dengan kebutuhan spesifikasi sistem. Kemudian langkah kedua peneliti melakukan
pembuatan sistem beserta data – datanya. Terdapat tiga buah tabel dimensi dan sebuah tabel
fakta yang saling berhubungan satu sama lain di dalam sistem. Relasi dari tabel tersebut
merupakan sirkulasi dari data pada saat sistem bekerja. Pada tahap pembuatan data sistem ini
peneliti telah melakukan berbagai cara untuk menghilangkan redudansi data dan juga telah
melakukan generalisasi pada sistemnya. Kemudian pembuatan fungsi utama sistem, namun
pembuatan yang dilakukan peneliti hanya pada fingsi utama dari sistem informasi yang
dibuat. Lalu tahap terakhir yang dilakukan peneliti adalah testing, hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah penerapan Platform as a service kedalam sistem dapat berjalan dengan
baik atau tidak.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam menggambarkan disain untuk membangun sistem informasi ini, digunakan
pemodelan use case. Pada gambar 6 merupakan gambar diagram use case sistem yang
disusun sesuai dengan kebutuhan pada Analisis Sistem. Sistem memiliki tiga pengguna yaitu
admin, pemilik hunian, dan pencari hunian. Admin memiliki hak akses dalam menyeleksi
data. Pada sistem ini admin akan menjaga kebenaran data yang di inputkan oleh user lain,
maka dari itu admin memiliki hak akses penuh dalam (create, read, update, delete) data
hunian dan juga data pelanggan. Pelanggan dalam sistem ini terdiri dari dua yaitu pemilik
hunian sewa dan pencari hunian sewa. Pemilik hunian sewa memiliki hak akses CRUD data
hunian sewa di dalam sistem, namun data yang di inputkan ataupun di update akan melewati
prosedur validasi data yang dilakukan oleh admin untuk menjaga kebenaran data sehingga
menjadi informasi yang akurat. Kemudian pengguna terakhir adalah pencari hunian. Pencari
hunian hanya memiliki hak akses untuk melihat informasi tentang hunian dan melakukan
pemesanan hunian melalui sistem.
Gambar 6: Use Case Diagram
Rancangan sistem logis akan digambarkan melalui empat diagram, yaitu Class
diagram, use case diagram, activity diagram, dan deployment diagram. Dapat dilihat di
dalam class diagram merupakan gambaran dari data - data yang ditampilkan dan dibutuhkan
di dalam sistem, seperti tabel database yang berada dalam analisis sistem. namun pada class
diagram ini juga menggambarkan kontrol sistem terhadap batasan data yang akan ditampilan
(view).
Gambar 7: Class Diagram
Pada gambar 8 digunakan untuk menejlaskan pendaftaran hunian sewa yang dilakukan
pengguna pemilik hunian. Proses dimulai dari pemilik hunian yang melakukan login kedalam
sistem, jika login gagal maka akan ada peringatan login gagal dan bisa mengulang login
kembali. Jika login sukses, pengguna akan masuk ke halaman menu utama, kemudian
pengguna dapat menginput data hunian setelah melakukan klik pada pilihan daftarkan hunian.
Setelah menginput data hunian dan menyimpan, pemilik hunian akan dihadapkan dengan
tampilan data yang telah di simpan kedalam sistem sebagai prosedur pengecekan data. Bila
data yang di inputkan memiliki kesalahan maka pemilik hunian dapat mengedit data tersebut
lalu menyimpan kembali. Aktifitas Pendaftara Hunian ini dapat berlaku dilakukan apabila
pengguna telah terdaftar sebagai Pemilik Hunian.
Gambar 8: Activity Diagram Pendaftaran Hunian Sewa
Pada gambar 9 menerangkan pemcarian hunian sewa yang dilakukan oleh pengguna
pencari hunian. Proses dimulai dari menu utama sistem yang di akses tanpa login. Proses ini
dilakukan tanpa harus melakukan login karena bila pengguna umum yang hanya melalukan
pencarian huian tidak diwajibkan melakukan login kedalam sistem. di dalam sistem pengguna
akan memasukan kriteria hunian yang kemudian data hunian akan diseleksi melalui sistem
dan kemudian sistem akan menampilkan hunian yang telah terseleksi sesuai dengan kriteria
yang di inputkan.
Klik Daftarkan
Hunian
Menginput
Data Hunian
Klik Simpan
Data Salah
Data Benar
Klik Login
Memasukan Username
& Password
Menampilkan Menu
Pendaftaran Hunian
Menampilkan Data
yang telah tersimpan
Menampilkan
Tampilan Login
Menampilkan
Menu Utama
Request
Request
Request Menu
Request Menu
Menyimpan
Koordinat Lokasi
Menampilkan
Point Lokasi
Menyimpan
Data
Autentifikasi
Username atau Password salah
Ya
DatabaseGoogle Cloud PlatformSistem : Pengguna
Gambar 9: Activity Diagram User Mencari Hunian Sewa
Pada gambar 10 user Pencari Hunian melakukan pemesanan hunian melalui sistem.
Cara untuk dapat melakukan pemesanan ini, pengguna diwajibkan melakukan login kedalam
sistem yang telah digambarkan melalui gambar 8 diagram pendaftaran hunian sewa. Setelah
pengguna melakukan pemesanan, sistem akan menyimpan pesanan yang diteruskan kepada
pengguna pemilik hunian untuk diterima.
Gambar 10: Activity Diagram User Memesan Hunian Sewa
Melihat Data
Klik Data Point
Klik Pesan
Hunian
Menampilkan
Data
Menampilkan
Data
Request
Request
Tidak
Ya
Menampilkan
Point-point Lokasi
Mengambil
Point Lokasi
Menampilkan
Point Lokasi
Mengambil
Data
Menyimpan
Pesanan
DatabaseGoogle Cloud PlatformSistem : Pencari Hunian
Pada gambar 11 merupakan gambaran dari proses pemetaan sistem. Dimana user
Menggunakan applikasi web browser untuk mengakses situs pencarian Hunian Sewa
Sementara. Kemudian pencarian yang dilakukan di dalam situs akan dikerjakan oleh web
engine yang dimiliki Google Maps API yang telah terkoneksi dengan Google Cloud Platform
dan server penyimpanan data. Lalu data akan di ambil dari kedua penyimpanan tersebut dan
dikembalikan ke tampilan situs pencarian Hunian sebagai hasil dari pencarian.
Gambar 11: Deployment Diagram
Pada tahap terakhir ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang terdapat
didalam program, apakah sudah bekerja sesuai dengan tugasnya. Pengetesan dilakukan
dengan metode black box testing. Pengujian black box merupakan pengujian yang
tidak perlu mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi pada sistem (cara sistem
bekerja/ logika dalam sistem). Pengujian ini hanya terjadi pada input dan output yang
terjadi melalui perangkat lunak. Namun pada pengujian ini hanya dilakukan terhadap
fungsi utama pada perangkat lunak.
Gambar 12 adalah pengujian terhadap Input data. Pada halaman penginputan
data. Kita memasukan data kedalam formulir yang telah disediakan. Pengimputan data
tersebut harus dimasukan secara lengkap tanpa ada kolom yang tersisa. Bila data yang
di inputkan tidak lengkap maka kotak pada formulir akan berwarna merah dan tidak
menginputan data kedalam database. Penginputan lokasi longitude dan latitude tidak
Web
Server
Web
Device
PC
Admin
Web
Browser
Internet
DB
Server
Google Cloud
Platform
dilakukan secara manual melainkan hanya drag and drop di dalam layer peta yang
telah disediakan di sebelah kanan formulir.
Gambar 12: Penginputan Data
Setelah data informasi hunian di inputkan, lalu perangkat lunak meminta kita
agar menyertakan gambar di formulir pada page berikutnya. Yang kemudian gambar
tersebut juga akan dikirim kedalam database untuk dijadikan informasi hunian.
Kemudian pengujian berikutnya adalah pada Gambar 13. Pengujian terhadap
sistem pencarian lokasi yang ada pada perangkat lunak. Sistem pencarian lokasi
tersebut bertujuan dimana ketika pengguna ingin mencari sebuah hunian, maka
pengguna tersebut telah memiliki gambaran lokasi hunian yang diminati. Pengujian ini
dilakukan dengan cara pertama yaitu melakukan hold, move and release untuk
mencari lokasi spesifik terhadap peta pada halaman pencarian hunian. Kemudian cara
kedua adalah zoom in and zoom out pada halaman peta. Lalu kemudian cara terakhir
adalah memasukan nama jalan atau lokasi spesifik di dalam kolom search box yang
telah di sediakan di bagian atas halaman. Berikut merupakan gambar dari hasil
pemasukan lokasi spesifik di kolom pencarian. Titik oranye merupakan data dari peta.
Marker berwarna oranye merupakan hasil pencarian lokasi spesifik dari search box.
Gambar 13: Pencarian Lokasi
Kemudian pengujian terakhir yang dilakukan adalah pengujian terhadap view
information terhadap hasil yang telah di inputkan yang dapat dilihat pada gambar 14.
Pengujian ini dilaksanakan dengan dilakukannya klik terhadap titik oranye yang
terdapat di dalam peta yang kemudian titik tersebut akan menampilkan informasi dari
lokasi tersebut. Berikut adalah perubahan pada halaman bila pengguna melakukan klik
terhadap point lokasi.
Gambar 14: Informasi Hunian sekilas
Setelah pengguna melakukan klik terhadap point tersebut yang mengakibatkan
munculnya informasi sekilas seperti gambar di atas, pengguna juga bisa melakukan
klik terhadap preview gambar pada tautan biru yang tercantum pada informasi hunian.
Kemudian pengguna juga dapat melakukan full preview dan akan masuk ke halaman
baru yang juga disertai dengan halaman booking hunian pada aplikasi. Berikut
merupakan gambar halaman preview and booking pada gambar 15.
Gambar 15: Tampilan informasi penuh
Pengujian sistem menggunakan black box testing ini dapat dinyatakan berhasil
dengan hasil pengujian seperti pada Tabel 1. Penginputan data yang telah dilakukan
pada pengujian pertama telah berhasil diterima oleh Google Sheets melalui akses API.
Berikutnya dilanjutkan dengan Pencarian Lokasi yang berhasil mengeluarkan output
nama tempat beserta lokasi spesifik. Lalu yang terakhir adalah berhasilnya sistem
dalam menampilkan data berupa informasi Hunian mulai dari penampilan sekilas,
hingga penampilan informasi secara penuh dan spesifik.
Menu Berhasil Tidak Berhasil
Input Data Hunian ✓ -
Data Tersimpan dalam Sheets ✓ -
Pencarian Lokasi (searchbox) ✓ -
Informasi Hunian Sekilas ✓ -
Informasi Hunian Penuh ✓ -
Tabel 1: Hasil Pengujian Fungsi Sistem
Dari seluruh pengujian sistem yang dilakukan, penggunaan platform as a
service dapat dinyatakan berjalan sesuai dengan keinginan dan bekerja seperti yang
telah digambarkan pada rancangan. Mulai dari penginputan data, pencarian lokasi,
serta melihat data, semua berjalan dengan lancar. Sistem dinyatakan Tidak ada error
yang menyebabkan kegagalan sistem saat bekerja.
5. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan tahap yang berawal dari munculnya ide, kemudian pemodelan
sistem, perancangan sistem, dan pengujian sistem. Maka dapat disimpulkan bahwa
melakukan pembangunan sistem informasi geografis dengan memanfaatkan platform
as a service yang telah disediakan oleh pihak ketiga merupakan sarana yang sangat
layak untuk dilaksanakan. Karena pembangunan sistem dengan memanfaatkan
platform dapat menekan biaya pembangunan, juga dapat menghemat banyak waktu.
Para pihak penyedia juga menawarkan fitur – fitur lain yang dapat kita gunakan
kedalam sistem bilamana kita ingin melakukan pengembangan aplikasi.
Platform as a serfice merupakan sarana yang baik untuk dijadikan fitur didalam
sistem, namun penggunaan platform as a service ini dibatasi dengan memori
penyimpanan yang kecil. Maka untuk menangani masalah tersebut saran peneliti yang
dapat digunakan di penelitian berikutnya adalah adanya pemisahan terhadap platform
dengan memori penyimpanan sistem. Saran berikutnya adalah sistem pencarian pada
situs ini juga dapat lebih dikembangkan dengan adanya penyeleksian kategori dalam
mesin pencarian. Penambahan fitur – fitur tambahan juga dapat membuat fungsi
sistem menjadi lebih maksimal.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] R. M. I. d. B. A. P. Putu Wiramaswara Widya, “Rancang Bangun Layanan Platform as a Service
untuk Mendukung Sistem Pengembangan Aplikasi Berbasis Komputasi Awan,” TEKNIK POMITS,
vol. 02, no. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-41482-5111100012-Paper.pdf, p. 2, 2013.
[2] N. I. O. S. a. Technology, “The NIST Definition of cloud computing,” NIST JOURNAL, p. P.05, 2014.
[3] K. M. Yashpalsinh Jadeja, Cloud Computing - Concepts, Architecture and Challenges,, IEEE
[ICCEET], 2012.
[4] Google, “GoogleMap Platform,” Google, 3 May 2018. [Online]. Available:
https://cloud.google.com/blog/products/maps-platform/introducing-google-maps-platform.
[Diakses 2 11 2018].
[5] I. Hill, Google Drive, Docs, Sheets, and Slides, Washington: Google, 2016.
[6] Wikipedia, “Wikipedia,” [Online]. Available:
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Google_Sheets_Screenshot.png. [Diakses 19 12 2018].
[7] A. Halevy dan R. Shapley, Google Fusion Tables: Data Management, Integration and Collaboration
in the Cloud, Washington: Google, 2009.
[8] A. Halevy dan R. Shapley, Google Fusion Tables, Washington: ACM, 2009.
[9] R. S. Pressman, “A Practitioners Approach,” dalam Software Engineering : A Practitioners
Approach, Roger S. Pressman, p. 43.